file · web viewselama melaksanakan penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari...

36
MAKALAH TUNAGRAHITA Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus Dosen Pengampu : Susilawati, M.Pd Disusun Oleh : Dendy Trendyansyah (140641132) Rizkha Rohmayana (140641116) Syeh Nurhidayat (140641119) Kelompok 3 Kelas: SD14.A4 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Upload: hoangtu

Post on 04-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: file · Web viewSelama melaksanakan penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari kesulitan dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Namun atas

MAKALAH

TUNAGRAHITA Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Anak

Berkebutuhan Khusus

Dosen Pengampu : Susilawati, M.Pd

Disusun Oleh :

Dendy Trendyansyah (140641132)

Rizkha Rohmayana (140641116)

Syeh Nurhidayat (140641119)

Kelompok 3

Kelas: SD14.A4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON

2017

Page 2: file · Web viewSelama melaksanakan penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari kesulitan dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Namun atas

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah swt.karena berkat

hidayah dan inayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah hasil observasi

bimbingan anak berkebutuhan khusus. Makalah tentang konsep anak tunagrahita

dan layanan bimbingannya ini bertujuan agar pembaca mengetahui tentang

pengertian anak tunagrahita, ciri-ciri anak dengan tunagrahita serta penyebab anak

tunagrahita. Selain itu pembaca juga bisa mengetahui metode pembelajaran untuk

anak tunagrahita serta alternatif layanan bimbingannya serta dalam makalah ini

juga menyajikan hasil observasi kelompok kami di SLB. Untuk itu, dalam

makalah hasil observasi mata kuliah Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus ini

kami sajikan secara sederhana dan bervariasi. Dengan penyajian seperti itu,

diharapkan kita dapat memunculkan generasi yang bisa membangun bangsa agar

lebih maju dan sejahtera dengan ilmu pengetahuan yang didapatnya dari

pendidikan.

Selama melaksanakan penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari

kesulitan dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Namun atas bantuan bimbingan

serta pengarahan dari berbagai pihak akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah

ini. Maka dari itu, dengan rendahan hati kami ucapkan terimakasih kepada yang

terhormat Ibu Susilawati, M.Pd selaku dosen mata kuliah Bimbingan Anak

Berkebutuhan Khusus.

Agar makalah ini lebih memenuhi tuntutan pendidikan, kami sangat

mengharapkan keikhlasan dari rekan pendidik, pengguna, dan pencinta ilmu untuk

memberikan saran atau masukan yang bersifat konstruktif. Karena partisipasi dan

keterlibatan rekan-rekan itulah tugas makalah kita ini akan lebih bermanfaat lagi

bagi kecerdasan generasi bangsa ini.

Cirebon, Maret 2017

Penyusun

Page 3: file · Web viewSelama melaksanakan penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari kesulitan dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Namun atas

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................2

C. Tujuan........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian anak tunagrahita.......................................................................3

B. Ciri-ciri anak tunagrahita...........................................................................4

C. Klasifikasi anak tunagrahita......................................................................5

D. Faktor penyebab anak tunagrahita.............................................................6

E. Upaya pencegahan anak tunagrahita.........................................................9

F. Metode pembelajaran anak tunagrahita.....................................................10

G. Beberapa alternative layanan bimbingan untuk anak tunagrahita.............11

BAB III LEMBAR OBSERVASI

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................22

B. Saran..........................................................................................................22

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: file · Web viewSelama melaksanakan penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari kesulitan dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Namun atas

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah anak tunagrahita atau anak dengan hambatan intelektual mungkin

masih asing bagi pendengaran meskipun bukan tidak mungkin setiap hari

berhadapan dengan salah seorang siswa yang sebenarnya mengalami

ketunagrahitaan. Tunagrahita ialah istilah yang digunakan untuk anak yang

memiliki perkembangan intelegensi yang terlambat. Setiap klasifikasi selalu

diukur dengan tingkat IQ mereka, yang terbagi menjadi tiga kelas yakni

tunagrahita ringan, tunagrahita sedang dan tunagrahita berat.

Banyak terminologi (istilah) yang digunakan untuk menyebut mereka yang

kondisi kecerdasannya di bawah rata-rata. Dalam bahasa Indonesia, istilah

yang pernah digunakan, misalnya lemah otak, lemah ingatan, lemah pikiran,

terbelakang mental, retardasi mental, cacat grahita, dan tunagrahita. Dalam

bahasa asing (Inggris) dikenal dengan beberapa istilah, yaitu mental

retardation, mental deficiency,  mentally handcapped, feebleminded dan lain-

lain.

Kata “mental” dalam peristilahan di atas adalah fungsi kecerdasan

intelektual, dan bukan kondisi psikologi. Adapun peristilahan di Indonesia

mengenai penyandang tunagrahita, mengalami perkembangan, yaitu lemah

pikiran, lemah ingatan, digunakan sekitar tahun 1967, terbelakang mental,

digunakan sejak tahun 1967 hingga tahun 1983, tunagrahita digunakan sejak

tahun 1983 hingga sekarang dan diperkuat dengan terbitnya Peraturan

Pemerintah No. 72/1991 tentang Pendidikan Luar Biasa.

Semua istilah yang digunakan disebabkan oleh perbedaan latar belakang

keilmuan dan kepentingan para ahli yang mengemukakannya. Namun, semua

istilah tersebut tertuju pada pengertian yang sama yaitu menggambarkan

kondisi terlambat dan terbatasnya perkembangan kecerdasan seseorang

sedemikian rupa jika dibandingkan dengan rata-rata atau anak pada umumnya

disertai dengan keterbatasan dalam perilaku penyesuaian. Kondisi ini

berlangsung pada masa perkembangan. Untuk lebih memahami tentang anak

Page 5: file · Web viewSelama melaksanakan penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari kesulitan dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Namun atas

tunagrahita maka kami mengangkat tema makalah ini mengenai anak

tunagrahita serta layanan bimbingannya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian anak tunagrahita?

2. Apa sajakah ciri-ciri anak tunagrahita?

3. Apa sajakah klasifikasi anak tunagrahita?

4. Apa sajakah faktor penyebab anak tunagrahita?

5. Apa sajakah upaya pencegahan ketunagrahitaan?

6. Bagaimana metode pembelajaran anak tunagrahita?

7. Apa sajakah alternatif layanan bimbingan untuk anak tunagrahita?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penyusunan makalah ini

bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apa pengertian anak tunagrahita,

2. Untuk mengetahui apa sajakah ciri-ciri anak tunagrahita,

3. Untuk mengetahui apa sajakah klasifikasi anak tunagrahita,

4. Untuk mengetahui apa sajakah faktor penyebab anak tunagrahita,

5. Untuk mengetahui apa sajakah upaya pencegahan ketunagrahitaan;

6. Untuk mengetahui bagaimana metode pembelajaran anak tunagrahita,

7. Untuk mengetahui apa sajakah alternatif layanan bimbingan untuk anak

tunagrahita.

Page 6: file · Web viewSelama melaksanakan penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari kesulitan dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Namun atas

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Anak Tunagrahita

Tunagrahita termasuk dalam golongan anak berkebutuhan khusus (ABK).

Pendidikan secara khusus untuk penyandang tunagrahita lebih dikenal dengan

sebutan sekolah luar biasa (SLB). Pengertian tunagahita pun bermacam-

macam. Tunagrahita merupakan asal dari kata tuna yang berarti “merugi”

sedangkan grahita yang berarti “pikiran”. Tunagrahita merupakan kata lain

dari Retardasi Mental (Mental Retardation) yang artinya terbelakang mental.

Tunagrahita ialah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang

mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata. Istilah lain untuk

tunagrahita ialah sebutan untuk anak penurunan kemampuan atau

berkurangnya kemampuan dalam segi kekuatan, nilai, kualitas, dan kuantitas.

Pengertian lain mengenai tunagrahita ialah cacat ganda. Seseorang yang

mempunyai kelainan mental, atau tingkah laku akibat kecerdasan yang

terganggu. Istilah cacat ganda yang digunakan karena adanya cacat mental

yang dibarengi dengan cacat fisik. Misalnya cacat intelegensi yang mereka

alami disertai dengan keterbelakangan penglihatan (cacat mata). Ada juga

yang disertai dengan gangguan pendengaran.

Namun, tidak semua anak tunagrahita memiliki cacat fisik. Contohnya

pada tunagrahita ringan. Masalah tunagrahita ringan lebih banyak pada

kemampuan  daya tangkap yang kurang. Secara global pengertian tunagrahita

ialah anak berkebutuhan khusus yang memiliki keterbelakangan dalam

intelegensi, fisik, emosional, dan sosial yang membutuhkan perlakuan khusus

supaya dapat berkembang pada kemampuan yang maksimal.

Berbagai definisi telah dikemukakan oleh para ahli. Salah satu definisi

yang diterima secara luas dan menjadi rujukan utama ialah definisi yang

dirumuskan Grossman (1983) yang secara resmi digunakan AAMD

(American Association on Mental Deficiency) sebagai berikut.“Mental

retardaction refers to significantly subaverage general Intellectual

functioning resulting in or adaptive behavior and manifested during the

Page 7: file · Web viewSelama melaksanakan penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari kesulitan dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Namun atas

developmental period”. Artinya, ketunagrahitaan mengacu pada fungsi

intelektual umum yang secara nyata (signifikan) berada di bawah rata-rata

(normal) bersamaan dengan kekurangan dalam tingkah laku penyesuaian diri

dan semua ini berlangsung (termanifestasi) pada masa perkembangannya.

Berdasarkan uraian diatas maka tunagrahita adalah anak berkebutuhan

khusus yang memiliki keterbelakangan dalam intelegensi dibawah rata-rata

(normal), fisik, emosional, dan sosial yang berlangsung pada masa

perkembangannya serta membutuhkan perlakuan khusus supaya dapat

berkembang pada kemampuan yang maksimal.

B. Ciri-Ciri Anak Tunagrahita

Ciri-Ciri anak tunagrahita dapat dilihat dari segi :

1. Fisik (Penampilan):

a. Hampir sama dengan anak normal

b. Kematangan motorik lambat

c. Koordinasi gerak kurang

d. Anak tunagrahita berat dapat terlihat.

2. Intelektual:

a. Sulit mempelajari hal-hal akademik.

b. Anak tunagrahita ringan, kemampuan belajarnya paling tinggi setaraf

anak normal usia 12 tahun dengan IQ antara 50 – 70.

c. Anak tunagrahita sedang kemampuan belajarnya paling tinggi setaraf

anak normal usia 7, 8 tahun IQ antara 30 – 50

d. Anak tunagrahita berat kemampuan belajarnya setaraf anak normal

usia 3 – 4 tahun, dengan IQ 30 ke bawah.

3. Sosial dan Emosi

a. Suka menyendiri

b. Mudah dipengaruhi

c. Kurang dinamis

d. Kurang pertimbangan/kontrol diri

e. Kurang konsentrasi

Page 8: file · Web viewSelama melaksanakan penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari kesulitan dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Namun atas

f. Tidak dapat memimpin dirinya maupun orang lain.

4. Bahasa

Perbendaharaan kata anak tunagrahita sangat terbatas terutama kata

yang tidak umum (istilah asing atau abstrak). Pada anak yang

tunagrahitaannya semakin berat banyak yang mengalami gangguan

bicara disebabkan cacat artikulasi dan problem dalam pembentukan

bunyi. Oleh karena itu anak tunagrahita sulit di ajak bicara.

5. Kepribadian

Anak tunagrahita tidak percaya akan kemampuannya, tidak mampu

mengontrol dan mengarahkan dirinya sehingga lebih banyak bergantung

pada orang lain. Selain itu, anak tunagrahita kesulitan mengorganisasi

keadaan dirinya, terutama pada anak tunagrahita yang kategori berat. Hal

ini ditunjukan dengan kemampuannya dalam berjalan dan berbicara pada

usia dewasa, sikap gerak langkahnya kurang serasi, pendengaran dan

penglihatannya tidak dapat difungsikan dengan baik, kurang peka

terhadap perasaan sakit, bau yang tidak enak, serta makanan yang tidak

enak.

C. Klasifikasi Anak Tunagrahita

Terdapat berbagai jenis klasifikasi anak tunagrahita. Berdasarkan

klasifikasi akademi tunagrahita sesuai dengan dasar pengelompokannya.

Suparno, dkk (2007) mengemukakan beberapa klasifikasi tunagrahita

berdasarkan sudut pandang medis (tipe klinis), sudut pandang pendidikan,

dan sudut pandang sosiologis.

1. Klasifikasi tunagrahita dalam sudut pandang medis

Klasifikasi dari sudut pandang medis (tipe klinis) ini terlihat pada

anatomi dan fisiologis yang mengalami penyimpangan. Kelompok tipe

klinis diantaranya:

a. Down Syndrom (Mongoloid)

Anak tipe ini biasa disebut kembar dunia karena kesamaan cirri-

ciri fisik yang menyerupai orang Mongol yaitu mata sipit dan miring,

lidah tebal dan terbelah-belah serta biasanya menjulur keluar, telinga

Page 9: file · Web viewSelama melaksanakan penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari kesulitan dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Namun atas

kecil, tangan kering, semakin dewasa kulitnya semakin kasar, pipi

bulat,bibir tebal dan besar, tangan bulat dan lemah, kecil, tulang

tengkorak dari mata hingga belakang tampak pendek.

b. Kretin

Anak tipe kretin nampak seperti orang cebol dengan ciri fisik

badan pendek, kaki tangan pendek, klit kering, tebal dan keriput,

rambut kering, kuku pendek, dan tebal.

c. Hydrocephalus

Penyandang hydrocephalus memiliki kepala yang sangat besar.

Gejala yang nampak adalah semakin membesarnya Cranium

(tengkorak kepala) yang disebabkan oleh semakin bertambahnya atau

bertimbunnya cairan cerebro-spinal pada kepala. Cairan ini member

tekanan pada otak besar (cerebrum) yang menyebabkan degradasi

(kemunduran) pada fungsi otak.

d. Microcephalus, macrocephalus, brachicephalus, dan schaphocephalus

Istilah-istilah tersebut menunjukan kelainan bentuk dan ukuran

kepala yaitu Microcephalus (bentuk ukuran kepala yang kecil), normal

brachicephalus (bentuk kepala yang melebar), dan schaphocephalus

(memiliki ukuran kepala yang panjang sehingga menyerupai menara).

e. Rusak otak (Brain Damage)

Kerusakan otak (Brain Damage) berpengaruh terhadap berbagai

kemampuan yang dikendalikan oleh susunan saraf pusat. Kerusakan

saraf pusat dapat menyebabkan gangguannkecerdasan, gangguan

pengamatan, gangguan tingkah laku, gangguan perhatian dan

gangguan motorik.

f. Cerebral Palsy (kelompok kelumpuhan otak)

Kelumpuhan pada otak akan mengganggu fungsi kecerdasan.

Disamping itu kemungkinan mengganggu pusat koordinasi gerak,

sehingg kelainan cerebral palsy selain mengalami gangguan

kecerdasan juga mengalami gangguan koordinasi gerak . gangguan

koordinasi gerak menjadi kajian bidang penganganan tunadaksa,

Page 10: file · Web viewSelama melaksanakan penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari kesulitan dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Namun atas

sedangkan gangguan kecerdasan menjadi kajian bidang penanganan

tunagrahita.

2. Klasifikasi tunagrahita dari sudut pandang pendidikan

Klasifikasi tunagrahita dalam kemampuannya mengikuti pendidikan

menurut kalangan American Education (Moh. Amin 1995:21)

mengelompokkan menjadi educable mentally retarded, trained mentally

retarded dan totally/costudial dependent yang diterjemahkan dalam bahasa

Indonesia: mampu didik, mampu latih, dan perlu rawat. Pengelompokan

tersebut sebagai berikut:

a. Mampudidik

Kelompok anak ini setingkat Mild, Borderline, Marginally

dependent, moron dan debil. IQ anak mampudidik berkisar 50/55 –

70/75. Pada umumnya kondisi fisiknya tidak berbeda dengan anak

normal lainnya. Mereka masih bisa di didik (diajarkan) membaca,

menulis, berhitung. Dan jika diberi bimbingan secara maksimal,

kemampuannya setara atau dapat menyelesaikan pendidikan setingkat

kelas 6 SD. Anak mampudidik setelah dewasa masih memungkinkan

untuk dapat bekerja mencari nafkah, dalam bidang yang tidak

memerlukan banyak pemikiran. Tunagrahita mampudidik umumnya

tidak disertai dengan kelahiran fisik baik sensori maupun motoris,

sehingga kesan lahirlah anak mampudidik tidak berbeda dengan anak

normal sebaya.

b. Mampulatih

Kelompok anak ini setingkat dengan Morderate, semi dependent,

imbesil. Anak-anak ini memiliki tingkat kecerdasan IQ berkisar 20/25

– 50/55. Pada kondisi fisiknya sudah dapat terlihat perbedaan dengan

anak normal, tetapi ada sebagian anak tunagrahita yang mempunyai

fisik normal. Anak mampu latih masih bisa latih membaca, menulis

dan berhitung akan tetapi tingkatannya lebih sulit dari anak yang

mampu didik. Jika diberi bimbingan secara maksimal, kemapuannya

setara atau dapat menyelesaikan pendidikan setingkat kelas 3 SD.

Page 11: file · Web viewSelama melaksanakan penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari kesulitan dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Namun atas

Anak mampu latih hanya mampu dilatih dalam keterampilan mengurus

diri sendiri dan aktivitas kehidupan sehari-hari.

c. Perlurawat

Kelompok anak tipe ini termasuk totally dependent or profoundly

mentally retarded, severe, idiot. Tingkat kecerdasan IQ kurang dari 25.

Dalam kegiatan sehari-hari mereka membutuhkan bantuan orang lain

(perlurawat). Intelegensinya tidak mampu menerima pendidikan secara

akademis. Sebagian besar dari kelompok anak ini tidak dapat bergerak

atau sangat terbatas dalam geraknnya dan hanya mampu

mengandalkan komunikasi verbal yang belum sempurna. Jika diberi

bimbingan secara maksimal, kemampuannya setara anak 3 tahun.

Anak ini hanya mampu dilatih pembiasaan (conditioning) dalam

kehidupan sehari-hari. Seumur hidupnya tidak dapat lepas dari orang

lain.

3. Klasifikasi tunagrahita dari sudut pandang Sosiologis

Klasifikasi yang berpandangan sosiologis memandang tunagrahita

dalam kemampuannya secara mandiri di masyarakat, atau peran yang

dapat dilakukan di lingkungan masyarakat. Klasifikasi tersebut menurut

AAMD (Amin: 1995) adalah sebagai berikut:

a. Tunagrahita ringan

Tingkat kecerdasan (IQ)mereka berkisar 50-70. Dalam

penyesuaian sosial maupun bergaul, mampu menyesuaikan diri pada

lingkungan sosial yang lebih luas dan mampu melakukan pekerjaan

setingkat semi terampil.

b. Tunagrahita sedang

Tingkat kecerdasan (IQ) mereka berkisar anatara 30-50. Mampu

melakukan keterampilan mengurus diri sendiri (self-helf), mampu

mengadakan adaptasi sosial di lingkungan terdekat, dan mampu

mengerjakan pekerjaan rutin yang perlu pengawasan atau bekerja di

tempat kerja terlindung (sheltered work-shop).

Page 12: file · Web viewSelama melaksanakan penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari kesulitan dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Namun atas

c. Tunagrahita berat dan sangat berat

Mereka memiliki tingkat kecerdasan (IQ) kurang dari 30. Mereka

sepanjang kehidupannya selalu tergantung bantuan dan perawatan

orang lain. Ada yang masih mampu dilatih mengurus diri sendiri dan

berkomunikasi secara sederhana dalam batas tertentu.

D. Faktor Penyebab Anak Tunagrahita

Seseorang menjadi tunagrahita disebabkan oleh berbagai faktor yakni

sebagi berikut:

1. Prenatal

Faktor prenatal adalah faktor yang terjadi sebelum masa kelahiran. Faktor-

faktor yang berpengaruh pada perkembangan janin sehingga

memungkinkan tumbuh menjadi anak tunagrahita diantaranya:

a. Keturunan yaitu terkena galaktosemia atau yang dikenal umum sebagai

penyakit kuning.

b. Pembelahan kromosom yang tidak sesuai.

c. Pada saat hamil, ibu termasuk peroko berat, mengalami depresi berat,

mengalami kecelakaan waktu hamil (benturan), kekurangan gizi,

pemakaian obat-obatan (napza), dan terkena campak, diabetes, infeksi

tubella (cacar).

2. Natal

Faktor-faktor penyebab pada saat melahirkan diantaranya proses ibu

melahirkan yang sudah terlalu lama dapat mengakibatkan kekurangan

oksigen pada bayi. Selain hal itu berbagai faktor lain seperti penggunaan

alat kedokteran (misalnya tang), tulang panggul ibu yang terlalu kecil, bayi

lahir premature, dan bayi lahir sungsang juga menjadi penyebab kerusakan

pada otak dan menyebabkan tunagrahita pada seorang anak.

3. Pasca natal

Faktor pasca natal adalah faktor yang terjadi pada masa setelah kelahiran

atau pada masa perkembangan awal anak. Adapun penyebabnya adalah

sebagi berikut:

Page 13: file · Web viewSelama melaksanakan penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari kesulitan dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Namun atas

a. Anak mengalami kecelakaan (jatuh mengani bagian kepala) sehingga

mengenai saraf pusat di otak.

b. Anak mengalami gizi buruk, busung lapar, demam tinggi yang disertai

kejang-kejang.

c. Radang selaput otak (meningitis) dapat menyebabkan seorang anak

menjadi tunagrahita.

E. Upaya Pencegahan Timbulnya Ketunagrahitaan

Beberapa alternatif upaya pencegahan timbulnya ketunagrahitaan adalah

sebagai berikut :

1. Diagnostik prenatal

Adalah suatu usaha yang dilakukan untuk memeriksa kehamilan. Dengan

usaha ini diharapkan dapat ditemukan kemungkinan adanya kelainan-

kelainan pada janin, baik berupa kelainan kromosom maupun kelainan

enzim yang diperlukan bagi perkembangan janin. Seandainya ditemukan

adanya kelainan, maka tindakan selanjutnya diserahkan kepada ibu hamil

atau keluarganya atau pertimbangan-pertimbangan dari dokter ahli dalam

masalah tersebut.

2. Imunisasi

Dilakukan terhadap ibu hamil maupun anak-anak balita. Dengan

imunisasi ini dapat mencegah timbulnya penyakit-penyakit yang

menganggu perkembangan bayi/anak.

3. Tes darah

Dilakukan terhadap pasangan-pasangan yang akan menikah untuk

menghindari kemungkinan menurunkan benih-benih yang berkelainan.

4. Pemeliharaan kesehatan

Terutama bagi ibu-ibu hamil. Hal ini terutama menyangkut pemeriksaan

kesehatan selama hamil, penediaan gizi/nutrisi serta vitamin yang

memadai, menghindari radiasi, dan sebagainya.

5. Program KB

Diperlukan untuk mengatur kehamilan dan menciptakan keluarga yang

sejahtera baik dalam segi fisik maupun psikis. Keluarga kecil lebih

Page 14: file · Web viewSelama melaksanakan penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari kesulitan dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Namun atas

memungkinkan terbinanya hubungan afeksi yang relative lebih baik serta

terjaminnya kebutuhan fisik yang relative lebih baik pula.

6. Sanitasi lingkungan

Yaitu mengupayakan terjaganya suatu lingkungan yang bersih dan sehat,

sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit-penyakit yang

membahayakan perkembangan anak.

7. Penyuluhan genetic

Yaitu suatu usaha mengkomunikasikan berbagai informasi yang

berkaitan dengan masalah genetika dan masalah-masalah yang

ditimbulkannya. Ini dapat dilakukan melalui media cetak, elektronik,

maupun secara langsung melalui posyandu atau klinik-klinik kesehatan.

8. Tindakan operasi

Diperlukan terutama bagi kelahiran dengan resiko tinggi untuk mencegah

kelainan-kelainan yang ditimbulkan pada waktu kelahiran.

F. Metode Pembelajaran Untuk Anak Tunagrahita

1. Tunagrahita ( C )

Untuk anak SLB-C atau mampu didik metode pengajaran yang dapat

digunakan adalah metode ceramah oleh guru seperti pada tingkat Sekolah

Dasar lainnya. Dalam hal ini guru menerangkan materi yang diajarkan.

Setelah itu guru dapat melakukan tanya jawab dengan murid sehingga

murid lebih mampu untuk mengerti apa yang diajarkan. Guru juga bisa

menggunakan alat peraga untuk beberapa pelajaran agar anak lebih tertarik

untuk belajar dan mampu untuk mengingat lebih baik materi

pembelajarannya. Setiap minggunya juga dapat dibuat pelaporan kinerja

sehingga guru dapat mengetahui perkembangan anak secara baik juga

memberikan reward bagi anak yang berkembang dengan baik dan disiplin

dalam kelas.

2. Tunagrahita ( C 1 )

Untuk anak SLB-C1 atau mampu latih metode pengajaran yang dapat

digunakan adalah ceramah secara efektif dengan menggunakan kontak

mata yang baik, isyarat, juga suara yang jelas. Guru dapat membangun

Page 15: file · Web viewSelama melaksanakan penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari kesulitan dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Namun atas

komunikasi yang baik dengan murid sehingga murud merasa nyaman saat

belajar. Karena mereka merupakan murid yang mampu didik maka harus

disediakan berbagai alat untuk menunjang pembelajaran mereka.

G. Beberapa Alternatif Layanan Bimbingan Untuk Anak Tunagrahita

Anak tunagrahita walaupun mengalami hambatan intelektual, dapat

mengaktualisasikan potensinya asalkan mereka diberi kesempatan untuk

mengikuti pendidikan dengan pelayanan khusus. Melalui pelayanan ini

mereka akan mampu melaksanakan tugasnya sehingga dapat memiliki rasa

percaya diri dan harga diri. Hal yang paling penting dalam pendidikan anak

tunagrahita adalah memunculkan harga diri sehingga mereka tidak menarik

diri dan masyarakat tidak mengisolasi anak tunagrahita karena mereka

terbukti mampu melakukan sesuatu.

Layanan pendidikan anak tunagrahita secara umum dialkukan di beberapa

tempat. Selain itu, anak tunagrahita juga memerlukan fasilitas yang akan

dialkukan untuk bina diri.

1. Sekolah untuk anak tunagrahita

Adapun layanan pendidikan tunagrahita dilakukan dibeberapa tempat,

yaitu:

a. SLB-C

SLB-C merupakan SLB yang dikhususkan untuk penyandang

tunagrahita. Lamanya waktu belajar. SLB-C yaitu jenjang: TKLB C

(1-3 tahun), SDLB C (mininmal 6 tahun), SLTPLB C (minimal 3

tahun), dan SMLB C (minimal 3 tahun). Dalam satu kelas maksimal

10 anak dengan pembimbing atau pengajar guru khusus dan teman

sekelas yang dianggap sama kemampuannya (tunagrahita). Kegiatana

belajar mengajar sepanjang hari penuh di kelas khusus. Untuk anak

tunagrahita ringan dapat bersekolah di SLB-C, sedangkan anak

tunagrahita sedang dapat bersekolah di SLB-C1.

Page 16: file · Web viewSelama melaksanakan penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari kesulitan dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Namun atas

b. SDLB

Anak tunagrahita dapat disekolahkan di SDLB. SDLB merupakan SD

yang menyelenggarakan pendidikan khusus dengan berbagai macam

jenis kelainan yaitu tunanetra, tunarungu, tunagrahita, dan tunadaksa.

c. Guru kunjung

Kegiatan pembelajaran dapat dialkukan dengan mendatangkan guru

khusus di rumah anak tunagrahita, di rumah sakit, ataupun sebuah

temapt anak tunagrahita berkumpul dan belajar bersama. Kegiatan ini

dilakukan secara kontinu misalnya 1 minggu 2 kali karena jauh dari

SLB atau sekolah inklusi.

d. Sekolah terpadu/ inklusi

Sekolah regular yang menggabungkan ABK dengan anak normal

dalam satu sekolah baik dalam bentuk kelas biasa, kelas biasa dengan

ruang khusus ataupun kelas khusus di sekolah reguler.

2. Layana khusus untuk anak tunagrahita

Layanan pendidikan secara khusus untuk anak tunagrahita lebih di

arahkan pada pendekatan individual dan pendekatan remidiatif.

Pendekatan individual didasarkan pada assessment kemampuan anak

untuk mengembangkan sisa potensi yang ada dalam dirinya.

Layanan pendidikan khusus meliputi latihan sensomotorik, terapi

bermain dan okupasi, dan latihan mengurus dirinya sendiri. Tujuan

utama layana pendidikan bagi anak tunagrahita relative sama dengan

fasilitas pendidikan untuk anak SD dan TK reguler. Fasilitas

ppendidikan lebih diarahkan untuk latihan sensomotorik dan

pembetulan motorik halus. Walaupun demikian fasilitas yang berkaitan

dengan pembinaan motorik kasar juga perlu disediakan secara

memadai.

Secara umum fasilitas pendidikan yang harus disesuaikan dengan

karakteristik anak tunagrahita adalah:

a. Fasilitas pendidikan yang berkaitan dengan latihan sensomotorik

diantaranya:

Page 17: file · Web viewSelama melaksanakan penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari kesulitan dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Namun atas

1. Visual, dengan menyediakan berbagai bentuk benda dengan

aneka warna.

2. Perabaan dan motorik tangan dengan menyediakan crayon

untuk mewarnai dan kertas lipat.

3. Pembau, menyediakan parfum, minyak telon, minyak kayu

putih untuk merangsang indra pembau anak.

4. Koordiansi, menyediakan menara gelang dan puzzle.

b. Fasilitas pendidikan yang berkaitan dengan aktivitas kehiduapn

sehari-hari (activity daily leaving) yaitu permainan yang

mendukung kemandirian anak melalui latihan lebersihan diri

seperti:

1. Latihan mandi

2. Latihan gosok gigi

3. Latihan berpakaian

4. Latihan memakai sepatu

5. Bermain dengan mobil-mobilan dan lainnya.

c. Fasilitas pendidikan yang berkaitan dengan latihan motorik kasar di

antaranya dapat beruap terapi okupasi dengan menggunakan bola

kecil, latihan bolabesar, permainan keseimbangan, dan lainnya.

Dengan berbagai keterampilan yang dikembangkan diharapkan

kemampuan anak tunagrahita dapat meningkat.

Page 18: file · Web viewSelama melaksanakan penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari kesulitan dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Namun atas

BAB III

LEMBAR OBSEVASI

KEGIATAN KUNJUNGAN KE SEKOLAH LUAR BIASA

MATA KULIAH : BIMBINGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Kelompok : KELOMPOK 3

Kelas : SD14.A4

Nama Anggota Kelompok : - DENDY TRENDIANSYAH (140641132)- RIZKHA ROHMAYANA (140641116)- SYEH NURHIDAYAT (140641119)

Hari/Tanggal pelaksanaan observasi : Sabtu, 25 Maret 2017

Pukul : 08.00 s.d 11.00

A. Identitas Sekolah

Nama Sekolah : SLB AL- ZAKIYAH KLANGENAN

Alamat Sekolah : Jl. Nyimas Endang Geulis Desa/ Kecamatan

Klangenan Kbupaten Cirebon 45156

Nama Kepala Sekolah : Umarhum SP.d

Nama Narasumber : Asep Kholiludin Jusuf

Jabatan Narasumber : Guru Kelas / Kepala Sekolah

Kategori Sekolah : SLB Negeri / Swasta bagian ABC

Jumlah Siswa di Sekolah : 74 siswa

Jumlah siswa di kelas yang di observasi : 4 siswa

B. Lembar Isian Wawancara

Page 19: file · Web viewSelama melaksanakan penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari kesulitan dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Namun atas

1. Makna anak Tunagrahita *

Anak Tunagrahita adalah anak yang mengalami kelainan dari segi emosional

yang memiliki kemampuan dibawah rata-rata, dibawah rata-rata normal. Anak

tunagrahita dibagi menjadi 3 bagian:

- Anak tunagrahita ringan (IQ 70-80 max 90), mengenal konsep tentang

dirinya dan lingkungan rumah.

- Anak tunagrahita sedang (IQ 50-60)

- Anak tunagrahita berat (IQ 40 kebawah)

2. Ciri-ciri anak Tunagrahita *

a. Fisik (lengkapi dengan foto)

- Bentuk mata sipit

- Bentuk wajah mongol (Down Syndrome)

- Bentuk tubuh biasanya pendek

b. Psikologis

- Merasa minder/ kurang percaya diri.

- Kurang bisa beradaptasi dengan lingkungan.

- Menyendiri.

- Memiliki dunianya sendiri.

3. Faktor-faktor yang penyebab anak .Tunagrahita *

- Prenatal (sebelum lahir)

Yaitu terjadi pada waktu bayi masih ada dalam kandungan, penyebabnya

seperti: campak, diabetes, cacar, virus tokso, juga ibu hamil yang

kekurangan gizi, pemakai obat-obatan (naza) dan juga perokok berat.

- Natal (waktu lahir)

Proses melahirkan yang sudah terlalu lama, dapat mengakibatkan

kekurangan oksigen pada bayi, juga tulang panggul ibu yang terlalu kecil.

Dapat menyebabkan otak terjepit dan menimbulkan pendarahan pada otak

(anoxia), juga proses melahirkan yang menggunakan alat bantu (penjepit,

tang).

Page 20: file · Web viewSelama melaksanakan penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari kesulitan dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Namun atas

- Pos Natal (sesudah lahir)

Pertumbuhan bayi yang kurang baik seperti gizi buruk, busung lapar,

demam tinggi yang disertai kejang-kejang, kecelakaan, radang selaput otak

(meningitis) dapat menyebabkan seorang anak menjadi ketunaan

(tunagrahita).

4. Kegiatan pembelajaran dan metode pembelajaran untuk anak Tunagrahita *

Untuk metode pembelajaran bagi anak tunagrahita sama seperti anak

normal lainnya yaitu menggunakan metode ceramah, metode ceramah disini

tidak berlangsung lama serta harus menggunakan bahasa dan pengucapan

yang jelas. Selain menggunakan metode ceramah dalam pembelajarannnya

pun menggunakan pendekatan individual (face to face) untuk mengetahui

karakter masing-masing anak tunagrahita.

5. Kelebihan atau potensi yang dapat dikembangkan pada anak Tunagrahita *

Kelebihan atau potensi pada anak tunagrahita ini disesuaikan dengan bakat

masing-masing anak dan kelebihan itu masih bisa digali khususnya bagi

tunagrahita ringan dan sedang, seperti:

- Menjahit

- Menggambar

- Mewarnai

- Menyanyi

6. Hal yang harus diperhatikan dalam mendidik anak Tunagrahita *

Dalam mendidik anak tunagrahita disesuaikan dengan kondisi anak, serta

suasana belajarnya pun harus kondisional terstruktur.

7. Penanganan atau layanan bimbingan untuk anak Tunagrahita *

(medis, pendidikan, agama, dll)

a. Dari segi medis:

- Terapi bicara

- Terapi gerak

Page 21: file · Web viewSelama melaksanakan penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari kesulitan dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Namun atas

b. Dari pendidikan: mulai belajar dari jam 07.30 s/d 09.30, untuk hari sabtu

di adakannya olahraga.

c. Dari segi agama: hari jumat dilaksanakan sholat jumat dan sholat duha di

masjid.

8. Temuan atau catatan lain

Untuk anak tunagrahita berat ada guru pembimbing khusus (GPK) yang

didatangkan kerumah. Sedangkan untuk tunagrahita berat kebetulan tidak ada

dan tidak ditangani oleh SLB AL-ZAKIYAH.

Page 22: file · Web viewSelama melaksanakan penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari kesulitan dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Namun atas

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tunagrahita ialah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang

mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata. Ciri-ciri anak

tunagrahita dapat dilihat dari segi fisik (penampilan), intelektual, sosial dan

emosi, bahasa dan kepribadian. Beberapa penyebab ketunagrahitaan yang

sering ditemukan yakni baik prenatal hingga pasca natal. .

Metode pembelajaran untuk anak tunagrahitapun berbeda baik bagi anak

tunagrahita (C) maupun tunagrahita (C1). Adapun beberapa alternatif layanan

bimbingan untuk anak tunagrahita yaitu dari mulai sekolah untuk anak

tunagrahita hingga layanan khususnya yang melatih keterampilan. Dengan

berbagai keterampilan yang dikembangkan diharapkan kemampuan anak

tunagrahita dapat meningkat. Akan tetapi prosesnya membutuhkan waktu

yang tidak singkat dan harus dilaksanakan secara terprogram dan

berkelanjutan dengan melibatkan berbagai tenaga ahli pendidikan (guru),

kesehatan (dokter), terapis, psikolog, dan tentunya orang tua.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini semoga para pembaca lebih mengetahui

mengenai anak berkebutuhan khusus terutama anak tunagrahita serta dapat

memahami layanan bimbingan untuk anak tunagrahita.

Page 23: file · Web viewSelama melaksanakan penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari kesulitan dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Namun atas

LAMPIRAN

Page 24: file · Web viewSelama melaksanakan penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari kesulitan dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Namun atas
Page 25: file · Web viewSelama melaksanakan penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari kesulitan dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Namun atas

DAFTAR PUSTAKA

Asep Yana. 2013. Karakteristik Anak Tunagrahita. [online]. Tersedia: http://asepyana666.blogspot.co.id/2013/03/karakteristik-anak-tunagrahita.html. [25 Maret 2017].

Diah Prita. 2014. Bimbingan Bagi Anak Tunagrahita. [online]. Tersedia: http://diahprita.blogspot.co.id/2014/12/bimbingan-bagi-anak-tunagrahita.html. [25 Maret 2017.

Raditya. 2014. Hakikat Anak Tunagrahita dan Faktor Penyebabnya. [online]. Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/9573/2/bab%202%20-10103247002.pdf [26 Maret 2017].

Rossa Turpuk G. 2008. “Anak Tunagrahita dan Perkembangannya” dalam FT UI. Jakarta.

Susilawati, dkk. 2017. Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus. Cirebon: UMC Press.