pembangunan daerah dan · web viewpada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi...

161
PEMBANGUNAN DAERAH DAN TRANSMIGRASI

Upload: others

Post on 20-Jan-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

PEMBANGUNAN DAERAH DAN

TRANSMIGRASI

Page 2: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas
Page 3: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

BAB VIII

PEMBANGUNAN DAERAH DANTRANSMIGRASI

A. PENDAHULUAN

Upaya-upaya pembangunan daerah secara terencana dan sistematis pada dasarnya telah dimulai sejak awal masa Orde Baru, melalui berbagai kebijaksanaan serta strategi beserta langkah-langkahnya. Kebijaksanaan dan rencana-rencana pembangunan tersebut dilaksanakan oleh pemerintah bersama masyarakat melalui berbagai sektor pembangunan yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita), yang kini telah memasuki tahun ketiga Repelita VI dalam Pembangunan Jangka Panjang tahap kedua (PJP II).

Angka-angka indikator pembangunan menunjukkan bahwa selama dua tahun Repelita VI upaya-upaya pembangunan daerah telah

VIII/3

Page 4: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

banyak menghasilkan kemajuan dalam segenap aspek kehidupan bangsa, terutama peningkatan kesejahteraan masyarakat di seluruh daerah, yang tercermin pula dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat. Hasil pembangunan daerah meliputi bidang ekonomi, kesejahteraan sosial, ketersediaan prasarana, kemampuan keuangan daerah dan kelembagaan.

Dari sisi perekonomian, struktur perekonomian daerah di seluruh propinsi semakin menunjukkan adanya keseimbangan antara sektor- sektor pertanian, industri, dan jasa. Selain itu, laju pertumbuhan ekonomi yang diukur dari laju pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) serta PDRB per kapita secara konsisten menunjukkan hasil yang menggembirakan di seluruh propinsi. Hasil ini juga menunjukkan bahwa tingkat pemerataan pendapatan masyarakat antar wilayah secara nasional mengalami kemajuan.

Indikator kesejahteraan penduduk juga menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya seperti kenaikan tingkat melek-huruf, penurunan tingkat kematian bayi, dan kenaikan tingkat harapan hidup. Peningkatan ini sejalan dengan semakin meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat dan semakin baiknya kualitas hidup masyarakat secara fisik di seluruh daerah.

Sementara itu, keuangan pemerintah daerah juga semakin, menunjukkan kemandirian dengan meningkatnya penerimaan daerah dari bagi-hasil pajak bumi dan bangunan (PBB), serta pajak-pajak daerah lainnya yang menjadi sumber pendapatan-

VIII/4

Page 5: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

asli daerah (PAD) sebagai akibat dari meningkatnya kegiatan perekonomian daerah. Penerimaan PBB daerah untuk seluruh daerah tingkat I terlihat meningkat dari Rpl.686,9 miliar pada tahun 1994/95 menjadi Rpl.909 miliar pada tahun 1995/96. Sementara itu, PAD Tingkat I secara nasional meningkat dari Rp3.010 miliar pada tahun 1994/95

Page 6: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

menjadi Rp3.025 miliar pada tahun 1995/96 (Tabel VIII-1 dan Tabel VIII-2). Peningkatan ini menunjukkan semakin baiknya kemampuan keuangan pemerintah daerah dalam pembiayaan pembangunan di daerahnya khususnya dalam mengemban tugas-tugas otonomi yang dimilikinya.

Selain itu, pembangunan prasarana dan sarana di masing-masing propinsi juga mengalami peningkatan. Melalui Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I, misalnya pada tahun 1995/96 berhasil ditingkatkan jalan propinsi sepanjang 3.737 kilometer, penggantian dan rehabilitasi jembatan sepanjang 12.571,8 meter, serta kegiatan operasi dan pemeliharaan pada jaringan irigasi seluas 4.832.437 hektare dan daerah rawa seluas 1.110.563 hektare. Dengan semakin meningkatnya ketersediaan dan kualitas prasarana dan sarana tersebut, percepatan pertumbuhan perekonomian daerah terus diupayakan.

Pembangunan daerah tingkat II adalah seluruh kegiatan pembangunan yang berlangsung di daerah tingkat II, yang dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat, yang meliputi kegiatan pembangunan yang menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah tingkat II, terutama dalam penyelenggaraan pelayanan terhadap masyarakat, serta koordinasi pelaksanaan pembangunan di daerah beserta pengendaliannya. Strategi pembangunan daerah yang memadukan pertumbuhan dan pemerataan pada dasarnya mempunyai tiga arah baru pembangunan. Pertama, pemihakan dan pemberdayaan masyarakat. Kedua, pemberian otonomi dan pendelegasian wewenang dalam pengelolaan pembangunan di daerah, dan ketiga, modernisasi melalui penajaman dan pemantapan arah dari perubahan struktur sosial ekonomi dan budaya masyarakat.

Sejalan dengan pemberian otonomi dan pendelegasian wewenang kepada daerah tingkat II telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah

VIII/5

Page 7: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

Nomor 8 Tahun 1995 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah Kepada 26 Daerah Tingkat II Percontohan yang pencanangannya telah dilakukan pada tanggal 25 April 1995. Dengan demikian tugas dan tanggung jawab daerah tingkat II menjadi semakin bertambah nyata, karena segala urusan yang diserahkan menjadi tanggung jawab dari pemerintah daerah tingkat II.

Untuk mendukung pelaksanaan pembangunan daerah tingkat II telah dilaksanakan berbagai program kegiatan pembangunan untuk meningkatkan kemampuan aparatur pemerintah daerah tingkat II, keuangan daerah tingkat II, prasarana dan sarana, pengembangan kegiatan usaha masyarakat, sumber daya alam dan lingkungan hidup, penataan ruang daerah tingkat II, serta penanggulangan kemiskinan.

Peningkatan kemampuan aparatur pemerintah daerah tingkat II dilaksanakan melalui peningkatan kelembagaan, antara lain dengan mengatur kedudukan, tugas dan fungsi dinas daerah tingkat II. Selain itu juga dilakukan penyesuaian eselon untuk menserasikan beban tugas, wewenang, dan tanggung jawab pejabat di daerah yang semakin meningkat. Untuk meningkatkan kualitas aparatur pemerintah daerah telah dilaksanakan berbagai kegiatan pelatihan, yaitu teknik manajemen perencanaan pembangunan, latihan keuangan daerah, dan juga kursus keuangan daerah, serta dilakukan pula pembangunan prasarana fisik pamong praja.

VIII/6

Page 8: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

Kemajuan keuangan daerah dicapai melalui penggalian PAD, penggalian PBB maupun peningkatan bantuan pusat kepada derah dalam bentuk Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II. Penerimaan PAD dan PBB daerah tingkat II ,pada umumnya telah semakin meningkat dari tahun ke tahun (Tabel VIII-3). Hal ini menunjukkan semakin meningkatnya kemampuan daerah dalam pembiayaan pembangunan. Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II penggunaan-

Page 9: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

nya ditujukan untuk membiayai kegiatan yang merupakan lingkup tugas dan tanggung jawab daerah tingkat II yang bersangkutan dan disesuaikan dengan prioritas masing-masing daerah. Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II terdiri dari bantuan umum dan bantuan khusus. Besar bantuan umum ditentukan berdasarkan jumlah penduduk, luas wilayah, dan jumlah pulau. Pada tahun 1995/96 besar Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II atas dasar jumlah penduduk adalah sebesar Rp5.000,- per kapita. Untuk daerah yang berpenduduk di bawah jumlah minimum yang ditentukan diberikan bantuan sebesar Rpl miliar. Bantuan atas dasar perhitungan luas wilayah adalah sebesar Rp20 ribu per km2. Di samping itu dalam bantuan umum juga terdapat komponen bantuan rencana umum tata ruang daerah tingkat II, pembangunan perkotaan, dan pemugaran perumahan perdesaan. Sedangkan bantuan khusus terdiri dari 6 komponen, yaitu bantuan pemugaran pembangunan pasar kecamatan, bantuan rehabilitasi SD dan Madrasah Ibtidaiyah, bantuan penghijauan, bantuan peningkatan jalan daerah tingkat II, bantuan rehabilitasi dan pemeliharaan Puskesmas, dan bantuan perencanaan pemantauan pengawasan.

Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II pada tahun 1995/96 secara keseluruhan telah digunakan untuk berbagai kegiatan membangun dan memelihara jalan, jembatan, pengairan, dan kegiatan-kegiatan pembangunan lainnya seperti penataan ruang daerah, prasarana kota, dan perbaikan lingkungan perdesaan. Di samping telah meningkatkan prasarana dan sarana pembangunan di daerah, penggunaan bantuan pembangunan daerah ini juga telah menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat.

Dalam mendukung pelaksanaan pembangunan daerah maka perhatian terhadap pembangunan desa juga semakin ditingkatkan dan diarahkan. Pembangunan desa adalah seluruh kegiatan pembangunan yang berlangsung di desa dan meliputi seluruh aspek kehidupan

VIII/7

Page 10: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

masyarakat, dilaksanakan secara terpadu dengan mengembangkan swadaya gotong-royong. Pembangunan desa diarahkan pada upaya peningkatan kemampuan didukung dengan adanya Bantuan Pembangunan Desa atau Inpres desa. Bantuan ini diberikan kepada seluruh desa dengan jumlah bantuan per desa yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pembangunan desa dilaksanakan antara lain melalui peningkatan kemampuan sumber daya manusia, penguatan kelembagaan beserta unsur-unsur pengembangan masing-masing desa, serta meningkatkan berbagai kegiatan pembangunan desa, yang dilaksanakan secara terpadu dengan program pembangunan daerah dan program pembangunan sektoral lainnya.

Selain dari Bantuan Pembangunan Desa, dalam upaya menanggulangi kemiskinan telah diberikan bantuan langsung kepada masyarakat miskin yang berada di desa-desa tertinggal.

Program utama penanggulangan kemiskinan ini adalah program Inpres Desa Tertinggal (IDT). Tujuan dari program ini adalah memberdayakan masyarakat miskin di desa tertinggal melalui kegiatan usaha produktif. Dalam pelaksanaan program IDT masyarakat dibantu dan dibina oleh para pendamping, baik pendamping lokal, pendamping yang berasal dari Kader Pembangunan Desa ataupun pendamping khusus yaitu sarjana pendamping purna waktu (SP2W). SP2W ditempatkan di desa-desa tertinggal parah. Untuk menunjang pelaksanaan program IDT mulai tahun 1995/96 telah dilaksanakan kegiatan pembangunan prasarana

VIII/8

Page 11: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

pendukung desa tertinggal, dengan tujuan untuk mendukung pengembangan sektor ekonomi di desa tertinggal dalam hal pembangunan prasarana. Sasaran kegiatan ini adalah mengangkat dan memberdayakan masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan agar menjadi sejahtera dan memiliki ketrampilan serta mandiri.

Page 12: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

Sarnpai dengan tahun 1993/94 program transmigrasi berhasil menyediakan lapangan kerja baru bagi sekitar 1,5 juta kepala keluarga (KK) transmigran serta dapat menghidupi lebih kurang 8 juta jiwa. Sebagian besar lapangan kerja tersebut disediakan oleh pemerintah melalui pembukaan 0,9 juta hektare lahan pertanian pangan dan 0,8 juta hektare lahan pertanian komoditas lainnya, sedangkan sebagian lapangan kerja lainnya disediakan pada bidang nonpertanian. Pada tahun 1995/96 luas lahan yang dibuka sekitar 44.364 hektare atau menurun 3,2 persen dari tahun 1994/95. Penurunan ini disebabkan oleh berkurangnya pembukaan lahan usaha I, yang sebagian di antaranya dilaksanakan secara bertahap dalam dua tahun anggaran. Namun demikian pembukaan lahan pekarangan menunjukkan kenaikan yang cukup berarti yaitu sebesar 15,6 persen dari tahun sebelumnya, sehingga jumlah penduduk yang dipindahkan pada tahun 1995/96 mengalami peningkatan sebanyak 11.922 KK atau 18,5 persen dari jumlah yang dipindahkan pada tahun 1994/95.

Secara nasional, pembangunan transmigrasi juga telah turut mendukung upaya peningkatan swasembada pangan. Produksi beras dari permukiman transmigrasi di Sulawesi Tengah mencapai sekitar 96 persen dari total produksi beras di propinsi tersebut. Di propinsi Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Selatan, peranan permukiman transmigrasi dalam produksi beras mendekati 50 persen dari produksi beras di masing-masing propinsi. Adapun daerah transmigrasi di 18 propinsi lainnya, walaupun peranannya dalam mendukung swasembada pangan tidak sebesar ketiga propinsi tersebut, produksi -nya cenderung terus meningkat dari waktu ke waktu. Selain itu, pembangunan transmigrasi telah dapat meningkatkan produksi komoditas ekspor, terutama kelapa sawit dan karet.

VIII/9

Page 13: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

Pembangunan transmigrasi telah memberi sumbangan yang berarti dalam menunjang perwujudan Wawasan Nusantara serta meningkatkan ketahanan nasional melalui pembentukan desa baru. Sampai dengan tahun 1993/94 telah terbentuk 1.931 desa baru yang berasal dari permukiman transmigrasi yang tersebar di 21 propinsi di luar Jawa, dan masih dibina sekitar 553 unit permukiman transmigrasi (UPT) yang meliputi sekitar 200.000 KK transmigran.

Selain hasil yang telah dicapai tersebut di atas, transmigrasi telah membantu mengurangi masalah kependudukan di daerah asal sebagai akibat tekanan penduduk yang berlebihan. Di samping itu, pembangunan transmigrasi memberikan pilihan tempat tinggal dan usaha kepada penduduk yang terkena proyek pembangunan, seperti pembangunan Waduk Gajah Mungkur, Waduk Karangkates, dan Waduk Kedung Ombo, serta penduduk yang terkena bencana alam. Di luar pulau Jawa, pembangunan transmigrasi juga telah dapat membantu menyelesaikan permasalahan penduduk di daerah yang menjadi lokasi proyek pembangunan, antara lain Koto Panjang di Riau dan Rimbo Datar di Sumatera Barat yang merupakan daerah genangan akibat pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA Koto Panjang).

Penduduk yang bertransmigrasi pada tahun 1995/96 berjumlah 76.322 KK atau meningkat sebesar 18,5 persen dari tahun 1994/95. Peningkatan ini juga dipengaruhi oleh besarnya jumlah peserta transmigrasi swakarsa mandiri (TSM) yang menunjukkan semakin besarnya minat dan partisipasi masyarakat dalam program transmigrasi.

Page 14: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

VIII/10

Page 15: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

B. PEMBANGUNAN DAERAH

1. Sasaran, Kebijaksanaan, clan Program Repelita VI

Dalam Repelita VI sasaran pembangunan daerah adalah berkembangnya otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi, dan bertanggung jawab dengan titik berat pada daerah tingkat II; meningkatnya kemandirian dan kemampuan daerah dalam menyelenggarakan pembangunan di daerah; tercapainya sasaran pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah untuk lebih menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi antardaerah, antarkawasan, serta antarkota dan desa; makin terkoordinasinya pembangunan antar sektor dan antara pembangunan sektoral dan pembangunan daerah; meningkat dan makin selarasnya peranan daerah perkotaan dan perdesaan dalam pembangunan nasional dan daerah dalam menyeimbangkan pertumbuhan antarwilayah; meningkatnya taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, termasuk makin berkurangnya jumlah penduduk miskin dan desa tertinggal di perkotaan dan perdesaan; meningkatnya partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan; makin mantapnya lembaga perekonomian di daerah, mulai dari perdesaan; tersedianya rencana tata ruang yang efektif, operasional dan diketahui masyarakat luas; meningkatnya mutu lingkungan hidup yang mendukung pembangunan daerah yang berkelanjutan; berkembangnya budaya daerah seiring dengan berkem-bangnya nilai budaya baru akibat kemajuan dalam masyarakat; dan berkembangnya pemanfaatan teknologi dalam pembangunan daerah.

Dalam mewujudkan sasaran pembangunan daerah tersebut, dalam Repelita VI juga dikembangkan berbagai kebijaksanaan, yang antara lain adalah meningkatkan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah, memantapkan penyelenggaraan urusan yang telah menjadi urusan otonomi daerah, baik tingkat I maupun tingkat II; meningkat-

VIII/11

Page 16: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

kan kemampuan aparatur, kelembagaan dan keuangan pemerintah daerah; meningkatkan keserasian pertumbuhan antardaerah, antara lain dengan memacu pertumbuhan ekonomi dan mengurangi. kesenjangan antardaerah dengan mengembangkan potensi sesuai dengan kondisi daerah; meningkatkan keterpaduan pembangunan sektoral dan daerah dalam rangka memacu pertumbuhan melalui pemerataan, dan dengan menciptakan keterkaitan fungsional antardaerah, antarwilayah, antarkota, antardesa, dan antara kota dan desa.

Kebijaksanaan lain yang seiring adalah meningkatkan pelayanan kepada masyarakat untuk mendorong kegiatan ekonomi daerah dengan memberikan kemudahan dan deregulasi di daerah tingkat I dan II untuk menciptakan iklim usaha yang makin baik, meningkatkan investasi, ekspor nonmigas, peranan dan pertumbuhan usaha menengah dan kecil, termasuk koperasi dan penciptaan lapangan kerja; mengembangkan partisipasi aktif masyarakat, termasuk pengembangan peranan wanita dan pemuda dalam pembangunan yang dilaksanakan dengan mendorong dan membina organisasi kemasyarakatan, organisasi wanita dan pemuda, lembaga perekonomian rakyat termasuk koperasi, lembaga tradisional, dan lembaga kemasyarakatan lainnya; memantapkan penggunaan perangkat penataan ruang dalam pembangunan daerah sedemikian rupa sehingga pemanfaatan ruang dalam mengisi pembangunan di daerah dilakukan secara optimal dan berkelanjutan; mengembangkan budaya daerah dalam rangka memperkuat jati diri bangsa serta menunjang pembangunan nasional, antara lain di bidang pendidikan dan kepariwisataan; dan mengembangkan pemanfaatan teknologi dengan mengembangkan kemampuan sumber daya manusia.

Dalam rangka melaksanakan kebijaksanaan pembangunan daerah tingkat I dilaksanakan program pembangunan daerah tingkat I yang mencakup antara lain peningkatan kemampuan aparatur pemerintah

VIII/12

Page 17: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

daerah tingkat I, program peningkatan kemampuan keuangan pemerintah daerah tingkat I, program peningkatan prasarana dan sarana, program pengembangan dunia usaha, program pengembangan kawasan khusus, serta program peningkatan kualitas sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Dalam rangka melaksanakan kebijaksanaan pembangunan daerah tingkat II dilaksanakan program peningkatan kemampuan aparatur pemerintah daerah tingkat II, program peningkatan kemampuan keuangan daerah tingkat II, program peningkatan prasarana dan sarana, program pengembangan kegiatan usaha masyarakat, program penanggulangan kemiskinan di daerah tingkat II, program peningkatan kualitas sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta program penataan ruang daerah.

Kebijaksanaan dan langkah-langkah pembangunan desa dalam Repelita VI dilaksanakan melalui berbagai program pembangunan desa yang meliputi pemantapan kelembagaan pemerintah desa; pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan; pengembangan keswadayaan masyarakat; pengembangan perekonomian desa; pengembangan prasarana dan sarana di desa; dan penanggulangan kemiskinan.

Sesuai kebijaksanaan untuk meningkatkan pemerataan antar g o l o n g a n m a s y a r a k a t , pada tahun kedua Re pe l i t a VI upaya penanggulangan kemiskinan melalui program Inpres Desa Tertinggal (IDT) terus dilanjutkan.

2. Pelaksanaan dan Hasil Pembangunan Tahun Kedua Repelita VI

Sebagaimana dalam tahun pertama Repelita VI, berdasarkan

VIII/13

Page 18: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

kebijaksanaan dan langkah-langkah serta program-program yang disusun untuk mencapai sasaran-sasaran dalam Repelita VI, dalam tahun kedua Repelita VI dilaksanakan kegiatan-kegiatan pembangunan yang meliputi Pembangunan. Daerah Tingkat I, Pembangunan Daerah Tingkat II, Pembangunan Desa, Pembangunan Desa Tertinggal, dan Transmigrasi. Kegiatan-kegiatan dan hasil-hasil pembangunan tersebut diuraikan satu persatu di bawah ini.

a. Pembangunan Daerah Tingkat I

Pembangunan daerah tingkat I meliputi semua kegiatan pembangunan yang dilaksanakan di wilayah daerah tingkat I , baik -oleh pemerintah maupun masyarakat. Pada tahun 1995/96, pembangunan daerah tingkat I dilaksanakan untuk menjawab tantangan pembangunan daerah tingkat I pada Repelita VI seperti antara lain meningkatkan kemampuan aparatur pemerintah, memacu pertumbuhan daerah, menyerasikan pertumbuhan ekonomi antar daerah, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan peranserta masyarakat dalam pembangunan, serta melaksanakan pembangunan daerah yang berwawasan lingkungan. Sebagai upaya menjawab tantangan tersebut, dilaksanakan pembangunan daerah tingkat I yang meliputi program-program peningkatan kemampuan aparatur pemerintah daerah tingkat I, peningkatan kemampuan keuangan daerah tingkat I, peningkatan prasarana dan sarana, pengembangan dunia usaha di daerah, pengembangan kawasan khusus, serta peningkatan kualitas sumber daya alam dan lingkungan hidup.

1) Program Peningkatan Kemampuan Aparatur Pemerintah Daerah Tingkat I

Pelaksanaan upaya peningkatan kemampuan aparatur pemerintah

VIII/14

Page 19: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

daerah tingkat I pada tahun kedua Repelita VI pada intinya adalah .melanjutkan kebijaksanaan yang telah berjalan pada tahun pertama Repelita VI dengan tetap mengupayakan perbaikan dan penyempurnaan. Ketersediaan tenaga ahli perencana di Bappeda Tingkat I telah makin mantap dan merupakan tenaga tetap yang tangguh dan semakin dapat diandalkan. Upaya menjamin ketersediaan tenaga perencana dilakukan antara lain melalui penyebaran sarjana baru yang ditempatkan di beberapa daerah, dan melalui program peningkatan kemampuan perencanaan yaitu kursus program perencanaan nasional (PPN) yang telah dilaksanakan sejak tahun 1972 bekerjasama dengan Universitas Indonesia. Pada tahun 1995/96, melalui kursus PPN telah dilatih sebanyak 137 orang.

Secara keseluruhan, pada tahun kedua Repelita VI telah diselenggarakan 5 jenis pendidikan dan pelatihan (diklat), yaitu diklat akademis, diklat penjenjangan, diklat teknis fungsional, diklat persiapan pegawai dan diklat luar negeri (Tabel VIII-5).

Diklat akademis meliputi pendidikan di Institut Ilmu Pemerintahan (IIP), Akademi Pemerintahan Dalam Negeri/Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN/STPDN), dan program-program S1, S2 dan S3 di beberapa universitas negeri. Sampai dengan akhir Repelita V berjumlah 8.636 orang, sedangkan jumlah peserta pada tahun 1994/95 adalah 1.792 orang, dan pada tahun 1995/96 sebanyak 1.568 orang.

Diklat penjenjangan yang sebelumnya bernama Sekolah Pimpinan Administrasi Tingkat Dasar (SEPADA), Sekolah Pimpinan Administrasi Tingkat

Page 20: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

Lanjutan (SEPALA), dan Sekolah Pimpinan Administrasi Tingkat Madya (SEPADYA) diubah menjadi diklat Administrasi Umum (ADUM), Diklat Administrasi Umum Lanjutan (ADUMLA), Sekolah Pimpinan Administrasi Tingkat Pertama

VIII/l5

Page 21: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

(SPAMA), Sekolah Pimpinan Administrasi Tingkat Menengah (SPAMEN) dan Sekolah Pimpinan Administrasi Tingkat Tinggi (SPATI). Jumlah keseluruhan peserta yang mengikuti diklat penjenjangan selama tahun 1994/95 sebanyak 7.091 orang, dan pada tahun 1995/96 sebanyak 5.198 orang.

Sistem informasi manajemen Departemen Dalam Negeri (SIMDAGRI) yang dimulai pada tahun 1991/92 dikembangkan di daerah-daerah dengan membentuk kantor pengolahan data elektronik (KPDE) di masing-masing daerah tingkat I sebagai bagian dari pengembangan sistem informasi manajemen daerah (SIMDA) yang merupakan sub-sistem SIMDAGRI. Pada tahun kedua Repelita VI, pengembangan SIMDAGRI dilanjutkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan pembangunan melalui pembangunan sistem komunikasi departemen dalam negeri (SISKOMDAGRI) dan aplikasi sistem informasi kependudukan (SIMDUK), serta sistem informasi manajemen kepegawaian RI (SIMKRI).

2) Program Peningkatan Kemampuan Keuangan Pemerintah Daerah Tingkat I

Untuk melaksanakan pembangunan daerah senantiasa diperlukan dana yang cukup besar. Kebutuhan dana tersebut dipenuhi melalui investasi dana masyarakat serta investasi pemerintah melalui APBN dan APBD. Karena keterbatasan kemampuan keuangan daerah, dan dalam rangka mengupayakan keselarasan pembangunan sektoral dan pembangunan daerah serta peningkatan pemerataan pembangunan daerah, diberikan bantuan pembangunan kepada daerah, yang di antaranya adalah bantuan pembangunan kepada daerah tingkat I. Bantuan pembangunan daerah ini memegang peranan yang besar dalam meningkatkan kemampuan keuangan pemerintah daerah.

VIII/16

Page 22: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

Sebagaimana pada tahun pertama Repelita VI (1994/95) peranan Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I dalam pengeluaran pembangunan anggaran pendapatan dan belanja daerah tingkat I (APBD I) pada tahun kedua Repelita VI (1995/96) menurun, yaitu dari rata-rata 44,9 persen pada tahun 1994/95 menjadi 41,7 persen, meskipun secara nominal jumlah bantuan terus bertambah. Mengecilnya peranan bantuan ini dalam APBD I menunjukkan semakin meningkatnya kemampuan pemerintah daerah tingkat I dalam meningkatkan pendapatan asli daerahnya (Tabel VIII-7).

Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I telah banyak membantu daerah dalam membiayai kebutuhan pembangunan sesuai dengan prioritas pembangunan sektoral dan lintas sektoral di daerah. Sektor -sektor prioritas yang pembangunannya dilaksanakan melalui Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I, sampai dengan tahun kedua Repelita VI adalah sektor perhubungan dan pariwisata; sektor aparatur pemerintah dan pengawasan; sektor perumahan dan permukiman; sektor pertanian; sektor pendidikan, generasi muda, kebudayaan dan kepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa; serta sektor subsidi pembangunan kepada daerah bawahan (Tabel VIII-8).

Sebagaimana dilakukan dalam tahun pertama Repelita VI (1994/95), untuk lebih meningkatkan kemampuan keuangan daerah tingkat I, pada tahun kedua Repelita VI (1995/96) terus dilakukan penyempurnaan terhadap kriteria alokasi Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I. Penyempurnaan ini terlihat dari adanya tambahan bantuan untuk komponen Bantuan Operasi dan Pemeliharaan Pengairan yang merupakan wewenang daerah tingkat I. Kegiatan operasi dan pemeliharaan pengairan ini akan terus dikaji untuk lebih meningkatkan efisiensi dan efektivitasnya serta sesuai dengan aturan pengalihan kewenangan dalam bidang yang bersangkutan.

VIII/17

Page 23: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

Sumber penerimaan keuangan pemerintah daerah tingkat I lainnya selain Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I dan Pendapatan Ash Daerah (PAD) adalah penerimaan Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak yang sebagian besar berasal dari PBB (Pajak Bumi dan Bangunan). Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 47 Tahun 1985, bagian penerimaan PBB untuk daerah tingkat I adalah sebesar 16,2 persen dari jumlah seluruh pungutan PBB. Penerimaan PBB untuk daerah tingkat I meningkat dari sebesar Rp103,6 miliar pada akhir Repelita IV menjadi Rp412,3 miliar pada akhir Repelita V. Jumlah penerimaan PBB secara keseluruhan pada tahun 1993/94 adalah Rpl.485,9 miliar, sedangkan pada tahun 1994/95 menjadi Rpl.686,9 miliar atau meningkat sebesar 13,5 persen, dan kemudian pada tahun 1995/96 meningkat menjadi Rpl.909,0 miliar atau meningkat sebesar 13,1 persen dari tahun sebelumnya.

3) Program Peningkatan Prasarana dan Sarana

Sebagaimana pada tahun pertama Repelita VI, pelaksanaan program peningkatan prasarana dan sarana pada tahun kedua Repelita VI diarahkan untuk menunjang pengembangan kawasan khusus dan membuka keterisolasian daerah-daerah yang terpencil dan terbelakang. Kegiatan peningkatan prasarana dan sarana yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah tingkat I mencakup peningkatan jaringan jalan propinsi dan jaringan irigasi. Peranan bantuan peningkatan jalan propinsi (BPJP) bagi pengembangan perekonomian masyarakat terbukti amat besar. Dengan bantuan ini, kondisi jalan propinsi semakin baik, sehingga pelayanan jasa angkutan barang dan penumpang dari pusat-pusat produksi ke pusat-pusat pemasaran domestik dapat dipercepat dan telah mendorong pertumbuhan perekonomian daerah. Selain itu, BPJP telah mendorong kegiatan usaha masyarakat dalam bidang jasa konstruksi, baik di bidang sumber daya manusia, maupun penyediaan peralatan konstruksi di daerah.

VIII/18

Page 24: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

Jika pada tahun pertama Repelita VI (1994/95) telah dialokasikan dana BPJP sebesar Rp405,6 miliar, dan mencapai hasil fisik berupa p e n i n g k a t a n jalan p r o p i n s i s e p a n ja n g 3.081 k i lom et e r , s e r t a penggantian dan rehabilitasi jembatan sepanjang 13.285,5 meter, maka pada tahun kedua Repelita VI (1995/96) dengan dialokasikan dana sebesar Rp430,6 miliar dan berhasil meningkatkan jalan propinsi sepanjang 3 . 73 7 kilometer, serta mengganti dan merehabi l i t a s i jembatan sepanjang 12.571,8 meter (Tabel VIII-9).

Sementara itu kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi dan rawa pada tahun 1995/96 dilaksanakan di areal seluas 5.943.000 hektare, yang terdiri dari daerah irigasi seluas 4.832.437 hektare dan daerah rawa seluas 1.110.563 hektare. Untuk mendukung kegiatan ini yang pada dasarnya merupakan tugas dan tanggungjawab pemerintah daerah, sejak tahun 1995/96 oleh pemerintah pusat diberikan Bantuan Operasi dan Pemeliharaan Pengairan yang merupakan bagian dari Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I. Upaya ini terus dijalankan disamping peningkatan prasarana pengairan agar mampu dioperasikan secara efektif melalui kegiatan sektoral (dana APBN).

4) Program Pengembangan Dunia Usaha di Daerah

K e g i a t a n dunia usaha di daerah sangat b e r p e r a n dalam peningkatan pertumbuhan perekonomian daerah. Sejalan dengan kebijaksanaan pemerintah untuk mendorong lebih besar lagi kegiatan dunia usaha di daerah terus diupayakan mengkoordinasikan kegiatan dunia usaha antara lain dengan adanya Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD). Peranan BKPMD dalam mengembangkan dunia usaha semakin besar, sejak dikeluarkannya Paket Kebijaksanaan 23 Oktober 1993, yang pada prinsipnya memberikan kewenangan yang lebih besar kepada daerah dalam perizinan kegiatan dunia usaha di daerah.

VIII/19

Page 25: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

Perencanaan penanaman modal di daerah harus mengacu kepada Rencana Tata Ruang Wilayah. Untuk itu, sebagai penunjang peren-canaan pengembangan investasi di daerah, upaya melengkapi dan memasyarakatkan perangkat tata ruang telah ditingkatkan.

Pengembangan dunia usaha di daerah yang dilaksanakan melalui berbagai kebijaksanaan telah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi daerah secara tidak langsung ditunjuk-kan oleh meningkatnya penerimaan pajak daerah dalam APBD tingkat I. Realisasi penerimaan pajak daerah setiap tahun cenderung mening-kat, dan peranannya dalam pendapatan asli daerah adalah sebagai penyumbang terbesar. Penerimaan pajak daerah pada akhir Repelita V (1993/94) adalah sebesar Rpl.663,8 miliar. Hal itu berarti pening-katan sebesar 154 persen atau pertumbuhan rata-rata 20,5 persen pertahun dari akhir Repelita IV. Pada tahun 1994/95, penerimaan pajak daerah meningkat menjadi Rp2.378,6 miliar atau meningkat sebesar 42,9 persen dibandingkan dengan realisasi penerimaan pajak daerah tahun 1993/94. Selanjutnya pada tahun 1995/96 penerimaan pajak daerah diperkirakan sebesar Rp2.362,8 miliar.

5) Program Pengembangan Kawasan Khusus

Program pengembangan kawasan khusus terutama dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi kemiskinan di daerah-daerah yang relatif tertinggal. Di Propinsi Daerah Istimewa Aceh misalnya, program ini telah berhasil mengem-bangkan pengolahan dan pemasaran kopi, pengembangan irigasi dan pembangunan jalan desa. Di Propinsi Kalimantan Selatan dilaksana-kan pengembangan berbagai usaha pertanian dan perikanan. Di Pro-pinsi Jawa Timur dilakukan kegiatan konservasi tanah dan air dan usaha dibidang peternakan. Di Propinsi Jawa Barat dilaksanakan penyempurnaan dan peningkatan kemampuan administrasi pemerintah

VIII/20

Page 26: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

daerah tingkat I. Di Propinsi Bengkulu dilakukan pengembangan perkebunan kelapa unggul lokal, kapulogo, dan coklat. Di Propinsi Timor Timur telah dilaksanakan kegiatan pemanfaatan lahan tidur yang difokuskan pada pertanian rakyat, pengembangan jambu mete dan kopi, pengembangan kawasan industri ternak sapi potong, serta peningkatan keterampilan nelayan dan pengelolaan hutan.

Selain itu, melanjutkan kebijaksanaan pada tahun pertama Repe-lita VI telah dilakukan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dalam rangka kerjasama ekonomi subregional, yaitu yang meliputi: (1) Se-gitiga Pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Thailand (IMT-GT), yang secara khusus melibatkan Propinsi Daerah Istimewa Aceh dan Suma-tera Utara; (2) Segitiga Pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Singapura (IMS-GT) atau lebih dikenal dengan Sijori (Singapura-Johor-Riau); dan (3) Wilayah Pertumbuhan Brunei Darussalam-Indonesia-Malay-sia-Philipina (BIMP-EAGA), yang melibatkan beberapa propinsi di Sulawesi dan Kalimantan.

Sebagai kelanjutan upaya pada tahun pertama Repelita VI, dalam kerjasama IMT-GT telah disepakati 5 sektor unggulan yang akan dikembangkan yaitu pertanian dan perikanan, transportasi, industri dan energi, telekomunikasi dan pariwisata serta perdagangan. Bebe-rapa sektor unggulan tersebut, sebagian telah mulai melaksanakan kegiatannya seperti jalur penerbangan Banda Aceh-Penang, pemba-ngunan pabrik es di Sabang, pabrik moulding di Banda Aceh, pembangunan hotel di Medan, pengembangan perkebunan kelapa sawit, kawasan industri serta industri pengolahan kayu di Sumatera Barat. Sementara itu IMS-GT telah menyelengarakan pertemuan para pengusaha dari ketiga subwilayah IMS-GT di Johor Baru Malaysia.

VIII/21

Page 27: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

6) Program Peningkatan Kualitas Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

Dalam rangka, mempertahankan dan meningkatkan kualitas sumber daya alam dan lingkungan hidup dilakukan upaya penghutanan kembali (reboisasi) dengan penanaman jenis pohon yang sesuai dengan kondisi daerah. Kegiatan reboisasi telah dilaksanakan sejak Repelita I. dengan mengadakan kegiatan rehabilitasi kawasan lindung melalui penyediaan bibit dan peningkatan jumlah dan kemampuan petugas teknis lapangan. Pada tahun 1995/96 upaya reboisasi dilanjutkan di 26 propinsi yang meliputi areal seluas 36.880 hektare. Juga telah dilaksanakan pelatihan bagi petugas lapangan penghijauan sebanyak 6.162 orang, dan petugas lapangan reboisasi sebanyak 934 orang. Kegiatan reboisasi juga telah menciptakan lapangan kerja dan sumber pendapatan baru bagi masyarakat daerah kritis, dan mengurangi tingkat kemerosotan produktivitas tanah. Melalui program ini telah diselesaikan pula Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi di semua propinsi. Rincian pelaksanaan reboisasi dan penataan ruang dijelaskan lebih lanjut dalam Bab X (Lingkungan Hidup, Penataan Ruang dan Pertanahan).

b. Pembangunan Daerah Tingkat II

Pembangunan daerah tingkat II pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan, potensi, serta aspirasi masyarakat, sehingga dapat menanggulangi masalah di masing-masing daerah. Dengan melaksanakan program-program pembangunan tersebut telah diciptakan dan diperluas lapangan kerja, serta ditingkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan. Sejalan dengan meningkatnya peran aktif masyarakat yang tercermin dengan adanya pelimpahan wewenang dan tangung jawab kepada daerah tingkat II, maka sejak tahun pertama Repelita VI telah ditingkatkan kemampuan aparatur dan

VIII/22

Page 28: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

keuangan pemerintah daerah tingkat II, serta berbagai program pendukungnya, seperti prasarana dan sarana, kegiatan usaha masyarakat, sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta penataan ruang daerah tingkat II. Di samping itu, telah pula dilaksanakan upaya penanggulangan kemiskinan, sebagai salah satu program terpenting dalam Repelita VI.

1) Program Peningkatan Kemampuan Aparatur Pemerintah Daerah Tingkat II

Peningkatan kemampuan aparatur pemerintah daerah tingkat II dilaksanakan melalui peningkatan kelembagaan, antara lain untuk menyerasikan beban tugas, wewenang, dan tanggungjawab pejabat di daerah yang semakin meningkat, dilakukan penyesuaian eselon yaitu sekretaris wilayah daerah tingkat II menjadi eselon II dan pejabat kepala dinas di daerah tingkat II menjadi eselon III.

Dalam upaya meningkatkan kualitas aparatur pemerintah daerah tingkat II, telah dilaksanakan pendidikan dan pelatihan teknik manajemen perencanaan pembangunan (TMPP) yang diselenggarakan di empat perguruan tinggi negeri yaitu Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh, Universitas Indonesia di Jakarta, Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta dan Universitas Hasanuddin di Ujung Pandang. Selain itu diselenggarakan pula kursus keuangan daerah (KKD) dan latihan keuangan daerah (LKD) melalui kerja sama antara Departemen Dalam Negeri, Departemen Keuangan, dan Universitas Indonesia, dengan bantuan Pemerintah Inggris. Sampai dengan tahun 1993/94, melalui program pelatihan TMPP ini telah dilatih sebanyak 1.229 orang pegawai Bappeda Tingkat II dari seluruh Indonesia. Pada tahun 1994/95 jumlah peserta program TMPP sebanyak 120 orang. Sedangkan pada tahun 1995/96 jumlah pegawai Bappeda Tingkat II yang mengikuti TMPP adalah sebanyak 115 orang. Latihan KKD dan

VIII/23

Page 29: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

LKD terutama diarahkan untuk meningkatkan kemampuan aparatur di bidang keuangan daerah, khususnya bagi aparat dinas pendapatan dan aparat bagian keuangan sekretariat wilayah daerah tingkat II. Pelatihan KKD dan LKD untuk setiap tahunnya diikuti oleh sekitar 165 orang, sampai dengan tahun 1995/96 telah diikuti 1.504 orang peserta.

Dalam rangka pembangunan prasarana fisik kelembagaan, sampai dengan tahun terakhir Repelita V, telah dibangun dan direhabilitasi sebanyak 2.060 kantor camat, 1.528 rumah jabatan camat, 26 kantor walikotamadya, 9 rumah jabatan walikotamadya, 257 kantor bupati, 125 rumah jabatan bupati, dan 10 gedung kantor catatan sipil, serta penyempurnaan 4 kantor camat; 1 kantor walikotamadya, 7 kantor bupati, 1 rumah jabatan bupati, dan 3 kantor catatan sipil. Upaya tersebut dilanjutkan, dan pada tahun 1994/95 telah dibangun dan direhabilitasi 23 kantor bupati, 3 kantor walikotamadya, 29 kantor camat, 7 kantor catatan sipil dan 1 kantor walikota administratif. Sedangkan pada tahun 1995/96 telah dibangun dan direhabilitasi 5 kantor camat, 10 kantor walikotamadya, 52 kantor bupati, 2 rumah jabatan bupati, 2 kantor Itwilkab, 6 kantor PMD dan 2 kantor Sospol kabupaten.

2) Program Peningkatan Kemampuan Keuangan Pemerintah Daerah Tingkat II

Berbagai kegiatan telah dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kemampuan keuangan pemerintah daerah tingkat II melalui Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II, yang terdiri atas bantuan umum dan bantuan khusus.

Bantuan umum ini telah digunakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan fisik, yaitu berbagai jenis prasarana dan sarana seperti

VIII/24

Page 30: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

prasarana jalan dan jembatan, pengairan, terminal bus, pelabuhan sungai, pasar desa, serta berbagai macam prasarana lingkungan permukiman, seperti saluran air limbah, bangunan pengendali banjir, persampahan, dan lain-lain. Pada tahun pertama Repelita VI, kriteria alokasi bantuan ini disempurnakan dengan menambahkan kriteria luas wilayah dan jumlah pulau. Selain itu bantuan yang semula terpisah dari Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II yang merupakan bantuan khusus (Bantuan Rehabilitasi Pasar, IPJK, dan Bantuan Penghijauan) dimasukkan ke dalam Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II yang diarahkan (specific block grant). Jumlah bantuan umum pada tahun 1995/96 telah mencapai Rpl.127,5 miliar (Tabel VIII-10). Sedangkan untuk bantuan pembangunan daerah tingkat II secara keseluruhan adalah sebesar Rp2.525,3 miliar. Upaya ini telah menghasilkan penambahan kesempatan kerja yang sangat mendorong peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat dan perkembangan sosial masyarakat (Tabel VIII-11).

Selain itu, mulai tahun 1994/95 pemerintah daerah tingkat II juga menerima bagian PBB sebesar 74,8 persen dari jumlah PBB yang diterima di daerah tingkat II yang bersangkutan.

3) Program Peningkatan Prasarana dan Sarana

Peningkatan prasarana dan sarana dalam pembangunan daerah tingkat II telah dilakukan antara lain melalui peningkatan prasarana pendidikan dan peningkatan prasarana perhubungan.

Dalam rangka peningkatan prasarana pendidikan, di samping pembangunan baru SD, dilaksanakan juga rehabilitasi SD dan Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS). Pada tahun pertama Repelita VI (1994/95) dengan dana sebesar Rp250,0 miliar telah direhabilitasi 7.455 unit SD. Sedangkan pada tahun 1995/96 dialokasikan dana

VIII/25

Page 31: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

sebesar Rp250,0 miliar untuk merehabilitasi 10.247 unit SD. Dengan demikian sampai dengan tahun 1995/96 telah direhabilitasi sebanyak 233.085 unit SD (Tabel VIII-12 dan Tabel VIII-13).

Dalam rangka memperluas jaringan jalan kabupaten terutama di luar Jawa, pada tahun 1993/94 dialokasikan dana sebesar Rp967,62 miliar untuk peningkatan jalan sepanjang 14.400 kilometer dan jembatan sepanjang 27.069 meter. Pada awal Repelita VI dialokasikan dana sebesar Rp967,62 miliar untuk peningkatan jalan sepanjang 40.379,9 kilometer dan jembatan sepanjang 28.198 meter. Sedangkan pada tahun kedua Repelita VI (1995/96) telah dialokasikan dana sebesar Rp997,62 miliar untuk peningkatan jalan sepanjang 22.870 kilometer dan jembatan sepanjang 25.185,2 meter (Tabel VIII-14 dan Tabel VIII-15).

4) Program Pengembangan Kegiatan Usaha Masyarakat

Pengembangan kegiatan usaha masyarakat dilaksanakan antara lain melalui Bantuan Pembangunan dan Pemugaran Pasar. Pada tahun 1993/94 diberikan Bantuan Pembangunan dan Pemugaran Pasar berupa hibah dana pembangunan sebesar Rp5,0 miliar untuk membangun sebanyak 47 pasar kecamatan yang tersebar di propinsi-propinsi luar pulau Jawa dan Bali. Pada tahun pertama Repelita VI (1994/95) telah dialokasikan pula dana sebesar Rp5,0 miliar untuk membangun 47 pasar. Sedangkan pada tahun 1995/96 telah dialokasikan dana sebesar Rp6,0 miliar untuk membangun 60 pasar. Dengan demikian sampai dengan tahun 1995/96 telah dibangun 2.713 pasar yang tersebar di 27 propinsi.

VIII/26

Page 32: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

5) Program Penanggulangan Kemiskinan

Pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan melalui Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II dilakukan melalui kegiatan yang dapat meningkatkan penyediaan lapangan kerja di berbagai faktor, dan diarahkan pada proyek-proyek yang dapat menyerap tenaga kerja dan menyediakan kebutuhan prasarana dan sarana dasar, terutama di desa-desa tertinggal. Uraian lebih lanjut dapat dilihat pada pembahasan mengenai pembangunan desa tertinggal.

6) Program Peningkatan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

Program peningkatan sumber daya alam dan lingkungan hidup diupayakan antara lain melalui penghijauan dan konservasi tanah. Sampai dengan tahun 1994/95 sudah dilakukan penghijauan dan konservasi tanah seluas 5.225.027 hektare yang tersebar di 26 propinsi. Sedangkan sampai dengan tahun 1995/96 kegiatan penghijauan dan konservasi tanah mencapai 5.747.881 hektare tersebar di 26 propinsi.

Pelaksanaan penghijauan dan konservasi tanah dilaksanakan melalui penanaman hutan rakyat, pembuatan petak percontohan/ demplot pengawetan tanah, pembuatan dam pengendali/bangunan konservasi, dan penyuluhan kepada masyarakat. Penanaman hutan rakyat pada tahun 1995/96 telah dilaksanakan meliputi 99.233 hektare, sehingga sampai dengan tahun kedua Repelita VI pelaksanaan pembangunan hutan rakyat telah mencakup areal seluas 618.848 hektare. Sampai dengan tahun kedua Repelita VI sudah dilakukan pembuatan petak percontohan/demplot pengawetan tanah sebanyak 10.738 unit. Pada tahun 1995/96 telah dibuat dam pengendali/penahan sebanyak 421 unit sehingga sampai dengan tahun kedua Repelita VI

VIII/27

Page 33: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

sudah dilakukan pembuatan dam pengendali/penahan sebanyak 7.054 unit. Secara rinci hasil-hasil pelaksanaan penghijauan dan konservasi tanah dapat dilihat pada Bab X (Lingkungan Hidup, Penataan Ruang dan Pertanahan).

Berbagai kegiatan penghijauan dan konservasi tanah tersebut telah menghasilkan manfaat dalam menciptakan lapangan kerja dan sumber pendapatan baru bagi masyarakat di daerah kritis, mengurangi tingkat kemerosotan produktivitas tanah, menambah sumber pendapatan baru dari hutan rakyat, dan menjamin ketersediaan sumber air.

7) Program Penataan Ruang Daerah Tingkat II

Dalam rangka penataan ruang daerah tingkat II, pada awal Repelita VI (1994/95) dialokasikan dana sebesar Rp5,0 miliar untuk menyusun dan menyempurnakan 28 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dan 5 Rencana Tata Ruang Wilayah Kotamadya. Mulai tahun 1995/96 komponen bantuan tata ruang ditangani melalui bantuan umum pembangunan daerah tingkat II. Pada tahun tersebut telah dilakukan penyusunan dan penyempurnaan 3 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten serta penyusunan 23 Rencana Detail Tata Ruang Kawasan dengan yang menggunakan dana sebesar Rp2,99 miliar. Di samping itu, pada tahun 1995/96 juga telah dilaksanakan kegiatan penyiapan materi teknis rencana tata ruang 243 kabupaten.

c. Pembangunan Desa

Dalam upaya menjawab berbagai tantangan pembangunan desa dalam PJP II, kebijaksanaan dan langkah pembangunan desa dalam Repelita VI ini dilaksanakan antara lain melalui peningkatan kemampuan sumber daya manusia, penguatan kelembagaan beserta

VIII/28

Page 34: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

unsur-unsur pengembangan masing-masing desa, serta peningkatan keterpaduan berbagai kegiatan pembangunan desa, yang dilaksanakan secara terpadu dengan program pembangunan daerah dan program pembangunan sektoral lainnya. Keterpaduan tersebut diupayakan untuk meningkatkan keterkaitan pelaksanaan keseluruhan program sehingga mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional.

Dalam tahun 1995/96 program ini meliputi upaya-upaya pemantapan kelembagaan pemerintah desa; pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan; pengembangan keswadayaan masyarakat; pengembangan perekonomian desa; pengembangan prasarana dan sarana di desa; dan penanggulangan kemiskinan.

1) Program Pemantapan Kelembagaan Pemerintah Desa

Pada awal Repelita VI telah dilakukan pemantapan kelembagaan pemerintah desa antara lain dengan meningkatkan jumlah bantuan ke setiap desa/kelurahan dari Rp5,5 juta per desa pada akhir Repelita V menjadi Rp6,0 juta pada tahun pertama Repelita VI (Tabel VIII-16). Peningkatan jumlah bantuan-tersebut seiring dengan diberikannya perhatian yang lebih besar untuk meningkatkan pembinaan anak dan remaja di desa/kelurahan.

Jumlah bantuan desa sejak akhir Repelita V terus meningkat dari sebesar Rp390,2 miliar pada tahun 1993/94 menjadi sebesar Rp423,2 miliar pada tahun 1994/95 dan sebesar Rp425,9 miliar pada tahun 1995/96 (Tabel VIII-17).

Di samping itu, diberikan pula bantuan untuk meningkatkan peranserta masyarakat melalui upaya peningkatan dayaguna kelembagaan desa, pembinaan lembaga ketahanan masyarakat desa (LKMD) dan penyelenggaraan Bulan Bakti LKMD. Sistem pendataan

VIII/29

Page 35: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

desa dilaksanakan dengan menggunakan profil desa/kelurahan yang divisualisasikan dalam bentuk peta desa yang memuat potensi desa/kelurahan, tingkat perkembangan dan batas-batas desa. Pembinaan LKMD juga lebih dimantapkan dengan menggunakan beberapa indikator keberhasilan LKMD, yaitu jumlah pengurus, struktur organisasi, program kerja, dan fungsi LKMD. Berdasarkan keempat indikator keberhasilan tersebut ditetapkan 3 (tiga) kategori LKMD, yaitu kategori I dengan bobot penilaian kurang dari 700, kategori II dengan bobot penilaian 700-900, dan kategori III dengan bobot penilaian lebih besar dari 900. Upaya pembinaan LKMD diarahkan pada pencapaian sasaran berkurangnya jumlah LKMD kategori I dan kategori II. Penyelenggaraan Bulan Bakti LKMD yang merupakan krida pembangunan bagi masyarakat, dilaksanakan setiap bulan Maret bersamaan dengan penyusunan rencana musyawarah pembangunan desa (Musbangdes).

Selanjutnya dalam rangka memantapkan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pembangunan di tingkat kecamatan melalui unit daerah kerja pembangunan (UDKP), pada tahun 1994/95 yang dilanjutkan pada tahun 1995/96 dipilih satu lokasi kecamatan di masing-masing daerah tingkat II, untuk dikembangkan dan dimanfaatkan forum diskusi UDKP-nya.

2) Program Pendidikan Pelatihan dan Penyuluhan

Dalam tahun 1994/95 telah diselenggarakan pelatihan kader pembangunan desa (KPD) pada desa-desa tertinggal untuk 103.165 orang dan pelatihan kepada Ketua LKMD kategori II untuk 103.565 orang. Pelaksanaan pelatihan tersebut dilakukan dan diarahkan pada 20.633 desa tertinggal dalam rangka meningkatkan keterampilan masyarakat dalam pengelolaan dan pembinaan kelompok masyarakat yang dikategorikan miskin.

VIII/30

Page 36: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

Tahun 1995/96 telah diselenggarakan pelatihan kepada Ketua LKMD kategori II untuk 64.402 orang. Mulai tahun 1995/96 juga telah dimulai pelaksanaan pelatihan perencanaan partisipasi pembangunan masyarakat desa (P3MD) untuk 48.417 orang pengurus LKMD, dalam rangka peningkatan pembinaan aparat LKMD bagi peningkatan keterampilan masyarakat yang dikategorikan miskin.

Sementara itu, telah dilaksanakan latihan-latihan pembangunan desa terpadu (PDT) yang sampai dengan akhir Repelita V telah diikuti oleh 769 orang pelatih PDT tingkat propinsi, 6.342 orang pelatih PDT tingkat kabupaten/kotamadya, dan 33.750 orang pembina teknis KPD/ LKMD tingkat kecamatan. Selanjutnya pelatihan PDT dilaksanakan melalui Program Inpres Desa Tertinggal yang membutuhkan kesiapan dan kemampuan aparat pemerintah di daerah tingkat I dan daerah tingkat II, serta kader teknis fungsional di tingkat desa dan kelurahan. Sampai dengan tahun anggaran 1994/95 telah dilaksanakan pelatihan PDT yang diikuti oleh 103.165 orang, dan sampai dengan tahun 1995/96 telah dilatih sebanyak 103.403 orang yang terdiri dari unsur PMD, diklat, dan sektor (Tabel VIII-18).

3) Program Pengembangan Keswadayaan Masyarakat

Pengembangan keswadayaan masyarakat dilakukan melalui penumbuhan kelompok-kelompok kegiatan masyarakat untuk dapat memecahkan masalah secara bersama-sama. Kegiatan tahun 1994/95 dilakukan dengan merancang instrumen identifikasi untuk mengenali kelompok-kelompok masyarakat perdesaan di 400 desa/kelurahan; terbinanya KPD dalam menggerakkan kelompok masyarakat pada desa-desa swadaya, swakarya dan swasembada; terbentuknya kelompok kerja kegiatan (Pokjatan) LKMD yang dibina oleh Tim Pembina LKMD di wilayah desa kritis, minus dan terbelakang, serta terbinanya partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa/ kelurahan.

VIII/31

Page 37: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

Pada tahun 1995 LKMD diberikan peranan yang lebih besar dalam pelaksanaan kegiatan pemeliharaan prasarana pendukung desa tertinggal di Jawa dan Madura yang dilakukan oleh masyarakat melalui wadah LKMD dengan didampingi oleh seorang konsultan pendamping untuk setiap lima desa. Untuk luar Jawa, masyarakat ikut terlibat dalam bentuk pengadaan tenaga kerja, bahan lokal dan sebagian pekerjaan dari prasarana yang dapat dilaksanakan oleh LKMD.

Berkenaan dengan tingkat perkembangan LKMD, pada tahun kedua Repelita VI, tingkat perkembangan LKMD kategori III telah mencapai 31.864 LKMD, atau mencapai sekitar 65,8 persen dari seluruh jumlah desa dan kelurahan yang ada.

4) Program Pengembangan Perekonomian Desa

Pengembangan perekonomian desa dilaksanakan melalui pembinaan koperasi unit desa (KUD), lembaga keuangan/perkreditan, dan lembaga pemasaran perdesaan. Dalam rangka menumbuhkembangkan usaha ekonomi desa dilakukan pelatihan praktek kerja lapangan usaha ekonomi desa (PPKL-UED) di beberapa desa dengan cara ikut bekerja (magang) pada kegiatan usaha ekonomi yang ada dan pemberian modal usaha yang disesuaikan dengan jenis usaha yang akan dilakukan dengan cara bergulir.

Pada tahun 1995/96 telah dilakukan kegiatan perintisan penumbuhan 622 usaha ekonomi desa simpan pinjam (UED-SP) yang pelaksanaannya VIII/32

Page 38: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

dilakukan secara selektif dengan melakukan pelatihan 157 orang tenaga asistensi untuk pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan UED-SP, pelatihan kepada 1.866 calon pengelola UED-SP, dan pemberian bantuan modal sebesar Rp6,5 juta/UED-SP kepada 332 UED-SP di desa non IDT.

Page 39: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

5) Program Pengembangan Prasarana dan Sarana di Desa

Pengembangan prasarana dan sarana di desa dilakukan dengan mengidentifikasi pembangunan prasarana dan sarana perhubungan desa, identifikasi peran masyarakat dan terbentuknya unit pengelola sarana (UPS) dan kelompok pengelola sarana (KPS) dalam penentuan kebutuhan prasarana dan sarana perhubungan, serta tersusunnya rencana pembangunan desa bidang prasarana dan sarana perhubungan desa. Di samping itu, diberikan juga bantuan untuk perbaikan perumahan dan permukiman, serta sanitasi lingkungan dan air bersih.

Dalam tahun 1995/96 telah dilakukan perbaikan perumahan dan permukiman di 3.406 desa pada 148 kabupaten/kotamadya, serta penyehatan lingkungan dan air bersih di 2.344 desa pada 201 kabupaten di 26 propinsi (Tabel VIII-19). Program ini untuk desa-desa IDT telah diperluas seperti dapat dilihat pada uraian di bagian berikutnya.

6) Program Penanggulangan Kemiskinan

Penanggulangan kemiskinan dilaksanakan dengan berbagai kegiatan yang diarahkan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat miskin. Pada tahun 1994/95 kegiatan dilakukan melalui bantuan bagi kegiatan PKK yang besarnya Rp1 juta untuk masing-masing desa. Dana ini digunakan untuk menunjang 10 program pokok PKK dan untuk usaha peningkatan pendapatan keluarga PKK. Di samping itu, untuk meningkatkan perekonomian desa, juga diberikan bantuan untuk kegiatan usaha ekonomi desa (UED) yang merupakan bagian dari bantuan peningkatan peran serta masyarakat yang terdapat dalam Bantuan Pembangunan Desa. Program penanggulangan kemiskinan uraiannya dilanjutkan di bawah ini.

VIII/33

Page 40: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

d. Pembangunan Desa Tertinggal

Program Inpres Desa Tertinggal (IDT) merupakan upaya untuk menumbuhkan dan memperkuat kemampuan masyarakat miskin serta meningkatkan taraf hidupnya dengan membuka keterisolasian dan mengembangkan kesempatan berusaha. Program IDT diarahkan pada pengembangan kegiatan sosial ekonomi untuk mewujudkan kemandirian masyarakat miskin di desa tertinggal, dengan menerapkan prinsip-prinsip gotong-royong, keswadayaan, dan partisipasi, serta menerapkan semangat dan kegiatan kooperatif. Kegiatan sosial ekonomi yang dikembangkan adalah kegiatan produksi dan pemasaran dengan pemasyarakatan dan pemanfaatan teknologi yang tepat terutama yang cumber dayanya tersedia di lingkungan masyarakat setempat.

Mulai awal Repelita VI program IDT dilaksanakan dengan pemberian bantuan dana bergulir sebesar Rp20 juta untuk setiap desa tertinggal, penyiapan masyarakat dan aparat melalui berbagai pelatihan, pengerahan tenaga pendamping, dan pembangunan prasarana dan sarana perdesaan.

Pada tahun 1995/96 dialokasikan bantuan dana untuk 22.094 desa tertinggal sebesar Rp441,9 miliar. Dalam rangka mendukung pemantauan, pengendalian dan pelaporan pelaksanaan program IDT juga disediakan dana bantuan operasional bagi aparat di tingkat desa/ kelurahan, kecamatan, pemerintah daerah tingkat II dan pemerintah daerah tingkat I. Biaya operasional pemantauan (BOP) yang dialokasikan pada tahun 1995/96 adalah sebesar Rp31,8 miliar. Jumlah bantuan dana BOP untuk' pemerintah daerah tingkat I ditentukan sebesar Rp20.000 per desa/kelurahan, pemerintah daerah tingkat II sebesar Rpl00.000 per desa/kelurahan, kecamatan sebesar Rp500 .000 pe r desa /ke lu rahan , dan Rp600 .000 un tuk t i ap

VIII/34

Page 41: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

desa/kelurahan. Mulai tahun 1995/96 untuk desa-desa yang dikategorikan desa terpencil mendapatkan tambahan dana BOP yaitu sebesar Rp300.000 per desa dan Rp100.000 untuk setiap kecamatan yang mempunyai desa terpencil (Tabel VIII-20).

Sampai dengan awal Mei 1996 jumlah desa/kelurahan yang telah mencairkan bantuan dana program IDT adalah sebanyak 14.254 desa atau 69,39 persen. Sementara kelompok masyarakat (pokmas) yang telah menggunakan dana program IDT untuk kegiatan sosial ekonomi secara kumulatif sampai dengan tahun 1995/96 sebanyak 106.930 pokmas yang mencakup .2,8 juta anggota KK atau kurang lebih sekitar 14 juta jiwa (Tabel VIII-21).

Kegiatan sosial ekonomi yang dilakukan oleh pokmas dapat dibedakan atas usaha pertanian tanaman pangan dan hortikultura, peternakan, perikanan, perkebunan, industri kecil dan kerajinan, jasa dan perdagangan. Di samping itu, dana program IDT digunakan sebagai modal usaha baru dan menambah modal usaha yang sudah ada. Sebagai hasil perkembangan kegiatan sosial ekonomi pokmas, maka sampai dengan Mei 1996 dana bantuan program IDT yang telah dikembalikan kepada kelompok masyarakat mencapai Rp173,3 miliar yang mencakup 25 propinsi di luar Maluku dan Irian Jaya.

Pelatihan bagi aparat dan tokoh masyarakat tingkat kecamatan dan tingkat desa dilakukan melalui pelatihan pembangunan desa terpadu (PDT) yang terdiri dari unsur-unsur Departemen Dalam Negeri, Departemen Pertanian (penyuluh pertanian lapangan atau PPL dan penyuluh pertanian spesialis atau PPS), Departemen Sosial (petugas sosial kecamatan atau PSK dan karang taruna), dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (Petugas Lapangan KB atau PLKB). Penyelenggaraan pelatihan tingkat desa meliputi pelatihan bagi kader pembangunan desa (KPD) dan pelatihan bagi pengurus

VIII/35

Page 42: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

LKMD Kategori I dan Kategori II. Tujuan pelatihan KPD adalah memberikan pemahaman tentang pembangunan desa dengan keswadayaan masyarakat, pelaksanaan kegiatan program IDT, pencatatan dan pelaporan kegiatan program IDT, tehnik pengembangan usaha ekonomi desa, dan pendayagunaan teknologi tepat guna. Pelatihan KPD ini diikuti oleh 5 orang untuk setiap desa.

Dalam rangka menunjang pelaksanaan program IDT di 3.942 desa tertinggal dengan kategori parah telah dipersiapkan sarjana pendamping purna waktu (SP2W) yang terdiri dari petugas sosial kecamatan (PSK) dari Departemen Sosial, tenaga kerja mandiri profesional (TKMP) dari Departemen Tenaga Kerja, sarjana penggerak pembangunan perdesaan (SP3) dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, dan Sarjana Alumni Penerima Beasiswa Supersemar dari keluarga mahasiswa dan alumni penerima beasiswa supersemar (KMA-PBS). Setelah dilakukan pelatihan dan pembekalan, tenaga SP2W ditempatkan di desa-desa tertinggal di berbagai propinsi. Dalam rangka menunjang program IDT, mulai tahun anggaran 1995/ .96 dilaksanakan kegiatan pembangunan prasarana pendukung desa tertinggal (P3DT). Kegiatan ini diarahkan untuk mendukung pengembangan sektor ekonomi di desa tertinggal dalam hal pembangunan prasarana. Sasaran yang akan dituju dari program P3DT ini adalah mengangkat dan memberdayakan masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan agar menjadi sejahtera dan memiliki keterampilan serta mandiri. Prasarana pendukung desa tertinggal meliputi pembangunan jalan, jembatan, tambatan perahu serta prasarana air bersih dan sanitasi (fasilitas mandi, cuci, kakus atau MCK).

Pada tahun 1995/96 pembangunan prasarana pendukung desa tertinggal untuk Pulau Jawa dan Madura ditujukan bagi desa-desa tertinggal dengan kategori parah sebanyak 415 desa dengan bantuan

VIII/36

Page 43: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TABEL VIII — 1REALISASI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

MENURUT PROPINSI DATI I1993/94, 1994/95 — 1995/96

(juta rupiah)

Propinsi/ Repelita VIDaerah Tingkat I 1993/94 1994/95 1995/96 1)

1 . Daerah Istimewa Aceh 63.139,44 61.985,76 63.474,802 . Sumatera Utara 90.193,62 101.554,59 118.066,653 . Sumatera Barat 20.002,01 22.859,86 24.336,484. Riau 89.654,11 103.106,85 122.067,695. Jambi 35.427,66 31.105,91 36.992,89

6. Sumatera Selatan 105.723,48 112.889,49 102.616,257. Bengkulu 5.323,62 5.029,85 8.597,738. Lampung 20.243,67 23.574,30 26.144;479. DKI Jakarta 163.157,41 218.282,05 288.351,94

10. Jawa Barat 154.777,47 182.515,89 224.232,0311. Jawa Tengah 74.812,79 85.050,93 96.952,2212 Dl Yogyakarta 9.639,59 13.341,40 15.401,7813. Jawa Timur 124.506,89 150.485,24 184.022,2814. Kalimantan Barat 21.022,25 30.431,27 31.750,3515. Kalimantan Tengah 69.757,05 71.798,87 73.398,9116. Kalimantan Selatan 58.503,63 59.269,54 69.341,8617. Kalimantan Timur 160.821,97 155.605,49 153.168,5418. Sulawesi Utara 11.381,99 12.242,37 14.452,8919. Sulawesi Tengah 10.545,39 13.520,32 13.210,7320. Sulawesi Selatan 49.137,64 64.779,49 66.198,4621. Sulawesi Tenggara 7.157,28 9.446,66 9.883,7722. Bali 16.126,04 18.386,64 19.495,4923. Nusa Tenggara Barat 9.609,43 10.617,02 12.071,0524. Nusa Tenggara Timur 16.285,52 18.913,60 19.832,6625. Maluku 26.505,97 29.094,47 26.598,7626. Irian Jaya 66.101,33 72.592,95 78.902,1627 Timor Timur 6.342,17 8.377,76 9.451,42

Jumlah 1.485.899,41 1.686.858,56 1.909.014,24

1) Angka sementara

VIII/37

Page 44: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TABEL VIII — 2REALISASI PENDAPATAN ASLI DAERAH TINGKAT I

1993/94, 1994/95 — 1995/96

(juta rupiah)

Propinsi/ Repelita VIDaerah Tingkat I 1993/94 1994/95 1995/96 ~)

1 . Daerah Istimewa Aceh 27.112,14 32.643,44 33.687,402 . Sumatera Utara 84.768,17 124.141,38 126.573,603 . Sumatera Barat 29.241,05 44.926,33 40.546,904 . R i a u 55.379,28 75.972,68 55.016,405 . J a m b i 13.765,87 21.285,89 15.331,706 . Sumatera Selatan 38.511,51 54.441,06 56.865,107 . Bengkulu 7.247,16 10.948,95 10.311,408 . Lampung 24.076,93 36.303,55 31.747,009 . DKI Jakarta 993.655,81 1.316.884,65 1.420.052,30

10 . Jawa Barat 240.877,35 349.516,53 373.027,1011 . Jawa Tengah 148.351,63 211.577,95 211.559,5012 . Dl Yogyakarta 27.985,57 39.081,20 35.921,6013 . Jawa Timur 235.381,72 339.829,32 274.000,0014 . Kalimantan Barat 17.595,38 25.656,25 25.913,5015 . Kalimantan Tengah 7.996,01 11.266,01 10.106,8016 . Kalimantan Selatan 21.807,34 28.746,53 34.342,5017 . Kalimantan Timur 54.502,57 59.213,49 49.631,1018 . Sulawesi Utara 21.177,75 19.720,45 19.078,5019 . Sulawesi Tengah 10.840,29 13.348,74 14.671,4020 . Sulawesi Selatan 41.565,52 59.389,96 61.399,7021 . Sulawesi Tenggara 7.383,48 9.189,15 9.352,3022 . B a l i 41.619,44 63.084,07 53.520,2023 . Nusa Tenggara Barat 10.798,90 14.946,39 14.007,6024 . Nusa Tenggara Timur 14.831,31 17.520,47 18.822,2025 . Maluku 8.444,37 11.323,39 11.493,4026 . Irian Jaya 10.358,54 13.767,73 13.323,3027 . Timor Timur 4.511,70 5.598,35 5.350,50

Jumlah 2.199.786,79 3.010.323,91 3.025.653,00

1) Angka rencana

VIII/38

Page 45: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TABEL VIII -3REALISASI PENDAPATAN ASLI DAERAH TINGKAT II MENURUT PROPINSI

1989/90-1993194

(juta rupiah)

R e p e l i t a VTingkat

PertumbuhanPropinsi/ Rata2/th

Daerah Tingkat I 1989/90 1990/91 1991/92 1992,93 1993/94 1989/90-1993/94(%)

1 . Daerah Istimewa Aceh 6.123,03 7.879,11 8.729,68 10.999,71 12.018,89 18,372 . Sumatera Utara 32.789,96 40.439,60 46.071,43 54300,35 62.214,14 17,363 . Sumatera Barat 14.244,31 15.549,25 17.870,96 21290,00 24.456,30 14,474 . R i a u 6.617,72 7.349,05 7.905,42 9.255,34 12538,77 17,325 . J a m b i 3.671,62 4477,52 6.109,00 6.299,17 8.046,39 21,676 . Sumatera Selatan 11254,45 14372,71 19.343,90 21.944,79 22.010,39 18,267 . Bengkulu 2.882,49 3.537,81 3.746,04 3.617,22 4.730,28 13,188 . Lampung 9327,12 11352,45 11.124,77 12314,10 16.208,41 14,819 . Jawa Barat 99.678,41 131.052,48 159.976,20 188495,32 223.183,84 22,33

10 . Jawa Tengah 89385,77 108.177,13 119.657,63 136.092,44 156.127,56 14,9611 . Dl Yogyakarta 9336,34 10.737,58 14.016,82 16.128,59 19589,85 20,3512 . Jawa Timur 86.012,93 110.963,45 128.999,83 145.834,67 168.292,70 18,2713 . Kalimantan Barat 8.090,26 9.907,83 10334,52 11240,95 12390,60 11,2514 . Kalimantan Tengah 2.431,06 2.663,83 6.192,89 4.277,68 4.725,75 18,0815 . Kalimantan Sela tan 6.822,09 7.607,71 8.659,77 11.918,20 13.998,86 19,6916 . Kalimantan Timur 12220,14 16277,98 22.641,82 26.539,34 30.281,94 25,4717 . Sulawesi Utara 8.733,38 10.024,10 11.205,20 11.938,57 14.714,83 13,9318 . Sulawesi Tengah 3290,82 4237 ,77 5.429,40 5.085,93 5.725,63 14,851 9 . Sulawesi Selatan 21.570,29 23.905,74 28.773,19 31.545,54 37.614,12 14,9120 . Sulawesi Tenggara 2.010,16 300234 3.598,44 3.702,61 4.669,46 23,4621 . B a I i 19302,52 24.646,87 31.028,55 35.193,17 49.280,05 26,4122 . Nusa Tenggara Barat 6342,79 7.777,63 10.223,92 12.730,83 12.931,82 19,4923 . Nusa Tenggara Timur 7.884,29 8.206,18 10.111,84 10.616,70 12.767,08 12,812 4 . Maluku 3.862,10 5.109,84 5.461,26 5.845,18 6.684,60 14,7025 . Irian Jaya 3243,47 5.259,41 6.811,04 8.019,87 7.648,37 23,9226 . Timor Timur 792,86 979,57 1.256,73 1.519,93 1.695,79 20,93

Jumlah 477.920,40 595.594,93 705.280,25 806.746,25 944.546,42 18,57

Keterangan : Data Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tingkat II terlambat 1 - 2 tahun (menunggu perhitungan APBD)

VIII/39

Page 46: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TABEL VIII – 4PERKEMBANGAN JALAN KABUPATEN/KOTAMADYA DAN JALAN PROPINSI

1971 DAN 1995

..) = Data tidak tersedia

VIII/40

Page 47: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TABEL VIII -5HASIL PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI(BADAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI)

1993/94, 1994/95— 1995/96

Repelita VIJenis Diktat 1993/94 1994/95 1995/96

1. Diklat Akademis 1.527 1.792 1.568

2. Diklat Penjenjangan 3.999 7.091 5.198

3. Diktat Teknis Fungsional 5.984 1.998 2.829

4. Diklat Persiapan Pegawai — 838

5. Diklat Luar Negeri 120 135

Jumlah Peserta (orang) 11.630 10.881 10.568

VIII/41

Page 48: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TABEL VIII — 6PERKEMBANGAN BANTUAN UMUM PEMBANGUNAN DATI I

1993/94, 1994/95 — 1995/96

(juta rupiah)

Propinsi/ Repelita V Repelita VIDaerah Tingkat I 1993/94 1994/95 1995/96 1)

1. Daerah Istimewa Aceh 28.055,5 28.323,5 28.323,52. Sumatera Utara 28.954,2 29.247,2 29.300,83. Sumatera Barat 27.333,3 27.986,7 27.573,94. R i a u 30.216,4 30.673,7 30.673,75. J a m b i 27.947,7 27.688,0 28,206,26. Sumatera Selatan 31.026,9 31.221,3 31.555,27. Bengkulu 26.091,5 26.270,1 26.187,38. Lampung . 26.951,5 26.998,4 27.123,19. DKI Jakarta 25.036,2 25.039,4 25.039,9

10. Jawa Barat 27.436,9 27.778,0 27.590,611. Jawa Tengah 26.903,3 27.049,7 26.952,912. Daerah Ist. Yogyakarta 25.173,3 25.190,1 25.191,213. Jawa Timur 27.643,5 27.875,3 27.875,314. Kalimantan Barat 33.098,5 33.805,6 33.808,415. Kalimantan Tengah 33.484,2 34.156,0 34.213,816. Kalimantan Selatan 27.040,2 27.259,6 27.192,117. Kalimantan Timur 36.663,9 37.146,4 37.686,418. Sulawesi Utara 26.422,5 26.141,4 26.649,319. Sulawesi Tengah 28.753,0 29.183,6 28.802,320. Sulawesi Selatan 28.446,8 28.749,0 28.749,021. Sulawesi Tenggara 27.104,0 26.661,2 27.288,422. B a l i 25.305,2 25.333,7 25.338,023. Nusa Tenggara Barat 26.111,7 26.210,6 26.209,224. Nusa Tenggara Timur 27.614,2 27.872,6 27.841,025. M a l u k u 29.729,1 29.470,3 29.672,226. Irian Jaya 48.150,2 50.176,6 48.688,027. Timor Timur 25.806,4 25.892,4 25.876,5

Pembinaan 500,0 758,7 550,7

J u m l a h 783.000,0 790.159,0 790.159,0

1) Angka Sementara

VIII/42

Page 49: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TABEL VIII – 7GAMBARAN SUMBER ANGGARAN PEMBANGUNAN DALAM APBD TINGKAT I

DAN KONTRIBUSI INPRES DATI I TERHADAP ANGGARAN PEMBANGUNANSELURUH INDONESIA

1993/94, 1994/95 – 1995/96(juta rupiah)

Page 50: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara

VIII/43

Page 51: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TABEL VIII - 8PERKEMBANGAN BELANJA PEMBANGUNAN MASING-MASING SEKTOR

DALAM APBD TINGKAT I

1994/95 - 1995/96

Repelita VIS e k t o r 1994/95 1995/96

(Juta Rp) % (Juta Rp) %

1. Industri 14.051,9 0,51 18.469,4 0,582. Pertanian dan Kehutanan 111.775,8 4,05 117.978,8 3,683. Sumberdaya Air dan Irigasi t) 148.531,7 5,38 180.438,1 5,624. Tenaga Kerja 12.931,8 0,47 16.663,9 0,525. Perdagangan, Pengembangan Dunia Usaha

112.840,0 4,09 128.539,8 4,00dan Koperasi

6. Transportasi 2) 776.130,5 28,12 829.693,4 25,857. Pertambangan dan Energi 20.481,5 0,74 23.942,7 0,758. Pariwisata dan Telekomunikasi Daerah

42.999,3 1,56 51.647,8 1,619. Pembangunan Daerah dan Transmigrasi

264.167,5 9,57 262.873,9 8,1910. Lingkungan Hidup dan Tata Ruang 45.775,4 1,66 60.461,2 1,8811. Dikbudnas, Kepercayaan Thd TYME, Pemuda

156.439,5 5,67 192.037,2 5,98dan Olah Raga

12. Kependudukan dan Keluarga Berencana

3.521,2 0,13 4.289,5 0,1313. Kesehatan, Kesejahteraan Sosial, Peranan

104.091,1 3,77 130.782,1 4,07Wanita, Anak dan Remaja

14. Perumahan dan Pemukiman 139.261,0 5,05 187.827,5 5,8515. A g a m a 47.528,1 1,72 53.524,2 1,6716. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 73.974,6 2,68 77.362,8 2,4117. H u k u m 7.325,9 0,27 8.848,6 0,2818. Aparatur Pemerintah dan Pengawasan 3)

360.542,6 13,06 469.281,6 14,6219. Politik, Penerangan, Komunikasi dan Media Massa

35.695,5 1,29 43.427,3 1,3520. Keamanan dan Ketertiban Umum 24.808,4 0,90 32.863,0 1,0221. Subsidi Pembangunan kpd Daerah Bawahan

255.535,7 9,26 317.081,5 9,8822. Proyek Lanjutan 1.376,0 0,05 1.987,7 0,06

J u m l a h 2.759.785,0 100,00 3.210.021,9

100,00

1) Termasuk Bantuan Operasi dan Pemeliharaan Pengairan2) Termasuk Bantuan Peningkatan Jalan Propinsi3) Termasuk Bantuan Pemantauan dan Pengawasan

VIII/44

Page 52: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TABEL VIII - 9PERKEMBANGAN JUMLAH BANTUAN PENINGKATAN JALAN PROPINSI1993/94, 1994/95 - 1995/96Repelita VI

1993/94 1994/95 1995/96 1)Propinsi/ Jumlah Hasil Fisik Jumlah Hasil Fisik Jumlah Hasil Fisik

Daerah Tingkat 1 Bantuan(Juta Rp.)

Jalan(Km)

Jembatan

Bantuan(Juta Rp.)

Jalan(Km)

Jembatan

Bantuan

Jalan(Km)

Jembatan

1. Daerah Istimewa Aceh 8.871,2 39,0 796,0 7.999,6 44,3 445,0 10244,9 58,4 310,02. Sumatera Utara 11.896,8 67,8 1.121,4 9.127,1 67,5 732,5 10381,1 148,2 474,03. Sumatera Barat 5.475,7 27,5 0,0 6.172,3 49,1 104,0 9.091,0 115,0 210,04. R i a u 12.991,2 59,7 175,0 10.454,9 39,5 225,0 12386,8 403,1 920,05. J a m b i 15.087,1 111,0 0,0 13.745,3 129,5 40,0 14596,5 254,0 0,06. Sumatera Selatan 24.770,3 361,1 440,0 19.689,3 297,0 306,0 20.908,6 189,4 137,07. Bengkulu 10.967,9 93,2 250,0 10.005,8 31,8 240,0 11.625,3 60,0 94,08. Lampung 10.235,7 160,8 575,0 15.289,6 90,0 539,0 17.760,2 141,2 707,09. DKI Jakarta 6.800,0 0,0 68,0 3.000,0 0,0 68,0 3.000,0 2,5 0,0

10. Jawa Barat 20.248,5' 100,6 340,0 17.940,0 111,6 221,0 19.050,9 87,0 170,011. Jawa Tengah 20.704,6 145,0 933,0 17.005,0 70,1 938,0 18.058,0 61,9 454,012. Daerah Ist. Yogyakarta 2.573,4 5,8 81,9 2.020,8 12,5 49,6 2.146,0 13,4 40,013. Jawa Timur 16.123,7 109,5 675,9 13319,4 59,4 424,0 13.941,9 84,8 324,014. Kalimantan Barat 23.038,4 132,6 622,0 22332,6 141,7 396,8 23.715,5 136,1 807,715. Kalimantan Tengah 19.962,3 72,0 120,0 20.258,0 73,5 470,0 21512,4 137,3 159,016. Kalimantan Selatan 8.968,1 94,0 275,0 9.434,5 109,2 405,0 10.018,7 56,6 530,017. Kalimantan Timur 11527,9 137,6 357,0 11.369,6 210,8 258,0 12.202,5 209,6 154,018. Sulawesi Utara 16.674,9 158,8 795,6 17.624,8 245,2 620,2 18.667,6 103,2 1.007519. Sulawesi Tengah 25.366,1 203,6 763,5 25.622,9 189,4 781,0 25.476,5 264,9 553,020. Sulawesi Selatan 14.624,3 102,3 687,0 14.996,9 94,5 758,0 15.925,6 85,1 482,021. Sulawesi Tenggara 15.276,0 164,4 188,0 15.247,8 157,6 190,0 16.192,0 146,8 235,022. B a l i 6.731,4 36,6 122,5 6.644,8 58,1 82,5 7.056,3 59,8 71,023. Nusa Tenggara Barat 13.552,4 75,7 198,0 14.018,6 87,3 897,0 17.542,8 264,3 1.461524. Nusa Tenggara Timur 21.097,7 197,1 285,0 37.021,1 349,0 594,9 30.159,2 337,9 577,125. M a l u k u 24.762,4 165,8 730,0 25.647,0 159,1 840,0 27.235,2 155,1 1.460,026. Irian Jaya 19.741,4 113,0 647,0 21.117,8 104,5 820,0 22.425,5 103,0 554,027. Timor Timur 16.570,7 185,1 558,0 17.281,1 98,8 1.840,0 18.351,3 58,5 680,0

Pusat 2) 1.000,0 1.053,5 967,9

Jumlah 405.640,0 3.119,6

11.804,8

405.640,0 3.081,0

13.285,5

430.640,0

3.737,0 12.571.8

1) Angka sementara2) Kegiatan Penunjang

VIII/45

Page 53: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TABEL VIII—10PERKEMBANGAN BANTUAN UMUM

PEMBANGUNAN DATI II1993/94, 1994/95 — 1995/96

(juta rupiah)

Repelita VINo. Daerah Tingkat I/

Propinsi 1993/94 1) 1994195 2) 1995/96

1. Daerah Istimewa Aceh 22.828,4 23.393,5 24.511,02. Sumatera Utara 61.807,5 61.145,7 64.332,03. Sumatera Barat 25.636,0 28.740,7 28.770,0

4 . R i a u 19.460,7 24.243,6 25.070,95 . J a m b i 11.220,8 14.264,1 13.877,5

6. Sumatera Selatan 35.376,3 41.353,4 42.335,47. Bengkulu 33.894,9 35.433,7 36.213,3

8 . Lampung 7.582,7 8.248,1 8.274,09. DKI Jakarta 43.087,1 44.883,7 45.930,8

10 Jawa Barat 196.800,9 201.169,3 204.964,011. Jawa Tengah 150.717,5 159.445,6 158.335,8

12. DI Yogyakarta 16.042,9 16.098,0 15.957,8

13. Jawa Timur 182.984,1 180.510,4 180.920,114. Kalimantan Barat 18.768,1 22.934,0 23.551,415. Kalimantan Tengah 9.091,8 13.348,6 13.466,016. Kalimantan Selatan 15.689,8 17.622,3 17,914,9

17. Kalimantan Timur 13.693,2 17.530,9 18.364,618. Sulawesi Utara 14.390,0 16.830,9 17.059,519. Sulawesi Tengah 9.094,4 12.414,8 13.264,020. Sulawesi Selatan 38.566,0 45.521,7 45.570,021. Sulawesi Tenggara 7.692,0 9.887,9 10.173,8

2 2 . B a l i 15.613,8 16.654,0 16.572,22 3 . Nusa Tenggara Barat 17.885,2 20.575,1 20.452,024. Nusa Tenggara Timur 17.738,3 21.141,2 21.533,025. M a l u k u 11.477,4 14.830,4 15.435,626. Irian Jaya 10.834,2 23.760,3 23.933,527. Timor Timur 13.090,0 14.170,5 14.937,4

8.536,3 6.527,5 5.764,8

1) Termasuk Bantuan untuk Penyusunan RUTR Dati II dan Pengembangan Perkotaan2) Termasuk Bantuan Kepulauan, Penyusunan RUTR, Pengembangan

Perkotaan, Pemugaran Perumahan Permukiman Perdesaan3) Peralatan dan Kegiatan Penunjang

VIII/46

Page 54: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TABEL VIII — 11HASIL FISIK PELAKSANAAN PROYEK—PROYEKBANTUAN PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT II

1993/94, 1994/95 — 1995/96

Uraian Satuan 1993/94 1994/95 1995/96 2)

A. Hasil Fisik proyek 6.951,01)

14.409,0 24.525,01. Jalan

Volume Fisik km 42.418,0 45.814,7 40.689,0Jumlah Proyek proyek 4.868,0 1) 4.861,0 6.559,0

2. JembatanVolume Fisik m 6.642,0 5.449,8 27.370,0Jumlah Proyek proyek 127,0 487,0 2.216,0

3. PengairanJumlah Proyek proyek 134,0 421,0 263,0

4. Lain—lainJumlah Proyek proyek 1.822,0 8.640,0 15.487,0

B. Kesempatan Kerja orang 686.400,0 720.450,0 1.080.625,0

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara

VIII/47

Page 55: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TABEL VIII — 12PERKEMBANGAN JUMLAH BANTUAN REHABILITASI SD DAN MI

1993/94, 1994/95 — 1995/96

(juta rupiah)

Repelita VINo. Daerah Tingkat I/

Propinsi 1993/94 1994/95 1995/96

1. Daerah Istimewa Aceh 6.657,9 4.983,0 3.999,32 . Sumatera Utara 34.003,2 15.083,0 12.773,83 . Sumatera Barat 9.071,4 6.745,0 5.730,8

4 . R i a u 8.068,1 4.844,0 5.395,2 5 . J a m b i 8.934,2 3.761,0 3.175,0

6 . Sumatera Selatan 8.863,3 8.765,0 8.429,3 7 . Bengkulu 2.092,2 7.220,0 7.571,9

8 . Lampung 7.627,5 2.208,0 2.077,69 . DKI Jakarta 3.316,6 5.927,0 3.329,7

10 . Jawa Barat 48.585,3 43.569,0 46.000,011 . Jawa Tengah 50.523,3 37.903,0 39.091,312 . DI Yogyakarta 3.663,7 3.648,0 4.451,913 . Jawa Timur 47.600,6 42.000,0 34.600,414 . Kalimantan Barat 5.968,0 5.530,0 6.611,215 . Kalimantan Tengah 17.928,6 3.853,0 4.189,916 . Kalimantan Selatan 12.158,9 5.349,0 5.096,917 . Kalimantan Timur 8.784,4 3.084,0 2.754,118 . Sulawesi Utara 6.077,8 4.406,0 4.598,019 . Sulawesi Tengah 6.814,8 3.955,0 4.238,120 . Sulawesi Selatan 17.455,2 11.622,0 11.526,621 . Sulawesi Tenggara 4.521,3 2.561,0 3.540,9

22 . B a l i 3.377,2 4.042,0 4.861,323 . Nusa Tenggara Barat 4.519,8 4.660,0 3.777,024 . Nusa Tenggara Timur 11.487,1 5.853,0 12.828,025. M a l u k u 5.643,3 3.938,0 4.887,526 . Irian Jaya 13.438,0 3.096,0 3.208,927 . Timor Timur 5.918,5 1.395,0 1.026,2

Pembinaan 228,8

Jumlah 363.100,1 250.000,0 250.000,0

VIII/48

Page 56: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TABEL VIII — 13HASIL FISIK BANTUAN REHABILITASI SD & MI

1993/94, 1994/95 — 1995/96

(sekolah)

Repelita VINo. Daerah Tingkat 1/

Propinsi 1993/94 1994/95 1) 1995/96 2)

1.

Daerah Istimewa Aceh 933 — 2262 . Sumatera Utara 8.629 988 6883 . Sumatera Barat 2.544 — 6074 . R i a u 599 240 1605 . J a m b i 1.799 486 1736 . Sumatera Selatan 2.640 475 3147 . Bengkulu 271 133 1128 . Lampung 1.639 169 5159 . DKI Jakarta 878 241 110

10 . Jawa Barat 7.351 — 68011

.Jawa Tengah 9.541 777 2.396

12 . DI Yogyakarta 794 32 12913 . Jawa Timur 18.732 2.304 25714 . Kalimantan Barat 869 — 22815 . Kalimantan Tengah 4.497 — —16 . Kalimantan Selatan 1.845 367 28617 . Kalimantan Timur 990 — 1.90518 . Sulawesi Utara 524 368 47719 . Sulawesi Tengah 1.358 — 19520 . Sulawesi Selatan 2.869 —21 . Sulawesi Tenggara 998 158 16822. B a l i 697 291 31923 . Nusa Tenggara Barat 1.133 — —24 . Nusa Tenggara Timur 1.419 — —25. M a l u k u 928 368 21026 . Irian Jaya 861 9 2727 . Timor Timur 304 49 65

Jumlah 75.642 7.455 10247

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara

VIII/49

Page 57: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TABEL VIII—14PERKEMBANGAN JUMLAH BANTUAN PENINGKATAN

JALANKABUPATEN / KOTAMADYA1993/94, 1994/95 — 1995/96

(juta rupiah)

Repelita VINo. Daerah Tingkat

I/Propinsi

1993/94 1994/95 1) 1995/96 2)

1 . Daerah Istimewa Aceh

55.154,2 50.152,2 50.000,02 . Sumatera Utara 52.605,3 51.197,5 51.000,03 . Sumatera Barat 34.591,5 33.086,4 33.000,04 . R i a u 38.183,4 38.498,2 43.000,05 . J a m b i 29.264,0 29.775,2 31.000,06 . Sumatera Selatan 54.073,9 53.143,5 54.000,07 . Bengkulu 23.394,4 22.750,3 17.000,08 . Lampung 17.941,9 16.547,9 23.000,09 . DKI Jakarta 5.000,0 3.000,0 2.500,0

10 . Jawa Barat 59.660,2 55.437,3 54.000,011 . Jawa Tengah 51.154,2 44.949,1 41.900,012 . DI Yogyakarta 9.852,6 7.837,4 7.000,013 . Jawa Timur 63.518,3 58.462,8 56.000,014 . Kalimantan Barat 47.264,4 49.603,8 54.000,015 . Kalimantan Tengah 30.325,4 31.281,9 37.000,016 . Kalimantan Selatan 28.529,2 28.692,3 30.000,017 . Kalimantan Timur 31.954,7 30.862,9 36.000,018 . Sulawesi Utara 27.080,1 27.350,8 30.000,019 . Sulawesi Tengah 22.522,4 22.970,1 26.000,020 . Sulawesi Selatan 54.742,0 53.277,8 53.000,021 . Sulawesi Tenggara 23.093,2 19.332,0 21.000,022. B a l i 13.279,5 8.529,4 9.000,023 . Nusa Tenggara

Barat22.210,6 19.628,5 22.000,0

24 . Nusa Tenggara Timur

42.087,9 54.514,9 54.000,025. M a l u k u 22.660,1 22.640,1 28.000,026 . Irian Jaya 70.937,8 73.790,5 80.000,027,. Timor Timur 25.539,0 26.887,1 30.000,0

PUSAT 3) 11.000,0 33.420,2 24.220,0

Jumlah 967.620,0 967.620,0 997.620,0

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara3) Peralatan dan Kegiatan Penunjang, didalamnya

VIII/50

Page 58: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

termasuk untukpenyelenggaraan penerimaan tenaga kerja teknik untuk Dati IIdan pelatihan tenaga lainnya

Page 59: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TABEL VIII - 15HASIL FISIK BANTUAN PENINGKATAN JALAN KABUPATEN / KOTAMADYA

1993/94, 1994/95 - 1995/96

Repelita VI

No. Daerah Tingkat 1/ 1993/94 1994/95 1) 1995/96 2)

2)Propinsi Jalan Jembatan

(km) (m)Jalan(km)

Jembatan(m)

Jalan(km)

Jembatan(m)

1. Daerah Istimewa Aceh 922,0 2.250,0 1.426,4 2.035,0 1.580,0 1.541,02 . Sumatera Utara 692,0 1.182,0 3.036,0 1.225,0 2.335,0 720,63 . Sumatera Barat 596,0 773,0 3.128,5 779,0 464,0 771,0

4 . R i a u 438,0 2.085,0 908,9 1.651,0 976,0 1.665,05.. J a m b i 409,0 736,0 1.323,5 944,0 402,0 1.110,06 . Sumatera Selatan 343,0 544,0 923,5 1.296,0 674,0 2.731,57 . Bengkulu 803,0 2.045,3 1.367,9 1.475,0 216,0 523,08 . Lampung 286,0 266,0 1.261,9 437,0 380,0 340,09 . DKI Jakarta 27,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

10 Jawa Barat 644,0 467;0 9.094,8 506,0 390,0 474,111 . Jawa Tengah 720,0 824,0 1.802,8 359,0 605,0 654,312 . DI Yogyakarta 145,0 154,0 305,0 177,0 99,0 206,013 . Jawa Timur 841,0 707,0 1.750,6 736,0 779,0 662,914 . Kalimantan Barat 769,0 2.425,0 1.013,7 5.432,0 1.374,0 3.023,015 . Kalimantan Tengah 418,0 1.552,0 329,3 1.403,0 550,0 372,016 . Kalimantan Selatan 534,0 1.667,0 1.899,0 1.779,0 1.187,0 1.806,817 . Kalimantan Timur 442,0 708,0 881,9' 655,0 990,0 699,018 . Sulawesi Utara 603,0 432,0 1.851,0 994,0 1:113,0 521,019 . Sulawesi Tengah 437,0 1.427,0 600,6 1.117,0 585,0 1.498,020 . Sulawesi Selatan 979,0 288,0 1.517,6 553,0 1.130,0 606,021 . Sulawesi Tenggara 479,0 1.143,0 1.408,6 1.432,0 1.257,0 286,022. B a l i 218,0 115,0 404,3 123,0 141,0 75,023 . Nusa Tenggara Barat 433,0 417,0 990,0 475,0 1.020,0 346,524 . Nusa Tenggara Timur 944,0 958,0 2.005,3 1.213,0 2.473,0 1.426,525. M a l u k u 316,0 263,0 248,0 509,0 672,0 659,026 . Irian Jaya 704,0 3.130,0 755,8 2.524,0 1.088,0 2.278,027 . Timor Timur 258,0 511,0 145,0 369,0 390,0 189,0

Jumlah 14.400,0 27.069,3 40.379,9 28.198,0 22.870,0 25.185,2

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara

VIII/51

Page 60: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TABEL VIII — 16PERKEMBANGAN JUMLAH DESA DAN

BANTUAN PEMBANGUNAN DESA1993/94, 1994/95 — 1995/96

Repelita VI

No. Uraian Satuan 1993/94 1994/95 1995/96

1. Jumlah Desa desa 63.721 63.920 64.367

2. Bantuan tiap desa Rp ribu 5.500 6.000 6.000

3. Jumlah Bantuan : Rp ribu 390.218.000 423.273.000 425.955.000a Bantuan Langsung Rp ribu 350.465300 383.520.000 386202.000b Bantuan Penguatan

Kelembagaan :— Bantuan Penguatan LKMD Rp ribu 20.673.000 9.655.050— Pemantapan UDKP Rp ribu — 6.175300

c Peningkatan PeransertaMasyarakat Rp ribu 7360.000 7.674.000

d Bantuan Pengendalian danPengelolaan Tingkat.Prop/Kab/Kodya Rp ribu 2.867.445 4.234.965 4.306.020

e Bantuan Nadia!' JuaraPerlombaan Desa Rp ribu 1.669.500 1.674.000 1.692.000

f Pembangunan di tingkatKecamatan Rp ribu 1.840.000 2.877.750 3.263.150

g Pengendalian dan Pendayagunaanbantuan di pusat Rp ribu 1.870.055 2.619.285 1.992.580

VIII/52

Page 61: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas
Page 62: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TABEL VIII — 17PERKEMBANGAN BANTUAN PEMBANGUNAN DESA

1993/94, 1994/95 — 1995/96(juta rupiah)

No. Daerah Tingkat I/ Repelita VIPropinsi 1993/94 1994/95 1995/96

1.

Daerah Istimewa Aceh 30.704,3 35.864,3 34.782,52 . Sumatera Utara 31.671,6 34.714,3 34.394,33 . Sumatera Barat 18.933,8 16.418,6 14.177,3

4 . Riau 6.609,7 7.918,0 7.999,15 . Jambi 7.424,6 7.133,6 7.259,06 . Sumatera Selatan 14.247,9 16.905,7 16.957,57 . Bengkulu 6.112,7 6.988,0 7.108,88 . Lampung 10.091,6 11.809,7 12.078,49 . DKI Jakarta 1.776,4 1.768,1 1.954,1

10 . Jawa Barat 40.675,0 45.753,7 47.036,211 . Jawa Tengah 48.440,0 55.080,6 55.893,512 . DI Yogyakarta 2.965,7 2.951,6 3.170,513 . Jawa Timur 48.082,0 54.556,4 55.692,414 . Kalimantan Barat 21.327,0 9.130,0 9.140,815 . Kalimantan Tengah 6.659,6 7.895,3 7.737,816 . Kalimantan Selatan 13.726,2 14.223,9 14.205,917 . Kalimantan Timur 6.454,3 7.584,4 7.403,318 . Sulawesi Utara 7.885,9 9.082,2 9.475,919 . Sulawesi Tengah 7.404,6 8.824,2 8.728,120 . Sulawesi Selatan 9.462,7 12.635,7 15.590,421 . Sulawesi Tenggara 4.675,9 5.420,2 5.531,722. Bali 3.824,4 4.103,1 4.381,023 . Nusa Tenggara Barat 3.313,9 3.775,4 4.038,824 . Nusa Tenggara Timur 9.865,0 11.634,2 11.489,825 . Maluku 8.923,0 10.241,8 9.808,226 . Irian Jaya 12.516,3 14.968,9 14.635,327 . Timor Timur 4.573,9 3.272,2 3.292,3

Pusat 1) 1.870,1 2.619,3 1.992,6

Jumlah 390.218,1 423.273,0 425.955,0

1) Kegiatan penunjang

VIII/53

Page 63: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TABEL VIII - 18PERKEMBANGAN HASIL LATIHAN

PEMBANGUNAN DESA TERPADU (LPDT)1993/94, 1994/95 - 1995/96

(orang)

No. Daerah Tingkat I/ . Repelita VIPropinsi 1993/94 1994/95 1995/96

1)

1 . Daerah Istimewa Aceh

710 11.375 11.3892 . Sumatera Utara 1.215 6.820 6.8263 . Sumatera Barat 515 3.500 3.504

4 .Riau 390 2.300 2.3085 . Jambi 270 1.375 1.3836 . Sumatera Selatan 505 3.575 3.585

7 .Bengkulu 155 1.640 1.649

8 .Lampung 385 3.225 3.229

9 . DKI Jakarta - 55 5810 . Jawa Barat 2.630 7.800 7.81511 . Jawa Tengah 2.660 12.195 12.21012 . DI Yogyakarta 365 555 56813 . Jawa Timur 3.035 9.845 9.85714 . Kalimantan Barat 540 2.625 2.64315 . Kalimantan Tengah 410 3.480 3.49716 . Kalimantan Selatan 545 2.840 2.84817 . Kalimantan Timur 365 2.525 2.53418 . Sulawesi Utara 425 1.805 1.81119 . Sulawesi Tengah 310 3.005 3.01420 . Sulawesi Selatan 925 3.275 3.27821 . Sulawesi Tenggara 320 1.635 1.644

22.Bali 255 490 50923 . Nusa Tenggara

Barat295 625 629

24 . Nusa Tenggara Timur

570 2.340 2.343 25.

Maluku 280 4.060 4.06126 . Irian Jaya 585 8.640 8.64527 . Timor Timur 310 1.560 1.566

Jumlah 18.970 103.165 103.403

1) Angka

Sementara VIII/54

Page 64: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TABEL VIII — 19PERKEMBANGAN JUMLAH LOKASI

PEMUGARAN PERUMAHAN DANLINGKUNGAN DESA TERPADU (P2LDT)

1993/94, 1994/95 — 1995/96

Repelita VINo. Daerah Tingkat I/

Propinsi 1993/94 1994/95 1) 1995/96 2)

1.

Daerah Istimewa Aceh 216 85 2842 . Surr.uera Utara 271 106 3243 . Sumatera Barat 168 98 1674. Pw.0 114 46 1085 . Jambi 182 40 516 . Sumatera Selatan 259 81 2007 . Bengkulu 127 40 748 . Lampung 124 72 1349 . DKI Jakarta

10 . Jawa Barat 185 183 10011 . Jawa Tengah 208 255 10012 . DI Yogyakarta 98 31 3213 . Jawa Timur 215 203 10014 . Kalimantan Barat 133 77 13515 . Kalimantan Tengah 131 83 16616 . Kalimantan Selatan 134 87 8717 . Kalimantan Timur 132 58 8918 . Sulawesi Utara 118 141 2519 . Sulawesi Tengah 118 72 3020 . Sulawesi Selatan 128 129 7121 . Sulawesi Tenggara 108 48 11222 . Bali 93 20 8523 . Nusa Tenggara Barat 105 16 3224 . Nusa Tenggara Timur 102 59 20025 . Maluku 66 95 8026 . Irian Jaya 37 192 22027 . Timor Timur 59 40 400

Jumlah 3.631 2.357 3.406

1)Mulai tahun 1994/95 tidak ada ketentuan jumlah rumah per lokasi P2LDT

VIII/55

Page 65: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

2)Angka Sementara

Page 66: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TABEL VIII – 20REKAPITULASI ALOKASI DANA BANTUAN LANGSUNG DAN

BANTUAN OPERASIONAL DAN PEMANTAUAN (BOP) PROGRAM INPRES DESA TERTINGGAL 1)1994/95 – 1995/96

1) program IDT dimulai pada tahun 1994/952) Angka Diperbaiki

VIII/56

Page 67: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TABEL VIII – 21DATA PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM INPRES DESA TERTINGGAL

1994/1995 – 1995/96

VIII/57

Page 68: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TABEL VIII – 22REALISASI PEMBANGUNAN PRASARANA PENDUKUNG DESA TERTINGGAL

TAHUN ANGGARAN 1995/1996

1) Angka Sementara

VIII/58

Page 69: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

sebesar Rp120 juta setiap desa. Sedang untuk propinsi di luar Jawa dan Bali ditujukan pada desa-desa tertinggal dengan kategori potensial dan produktif sebanyak 1.644 desa dengan dana sebesar Rp130 juta setiap desa.

Jumlah dana yang disalurkan melalui program P3DT tahun anggaran 1995/96 sebesar Rp258,450 miliar, mencakup 25 propinsi di Indonesia kecuali D.K.I. Jakarta dan Bali, 124 kabupaten, 450 kecamatan dan 2.059 desa. Dalam pelaksanaan program P3DT tahun anggaran 1995/96 telah berhasil dibangun jalan sepanjang 6 .0 00 ,50 km, jembatan 17.064 meter, tambatan perahu 310 unit, air bersih 5.113 dan MCK (sanitasi) 1.848 unit (Tabel VIII-22).

C. TRANSMIGRASI

1. Sasaran, Kebijaksanaan, dan Program Repelita VI

Dalam Repelita VI sasaran pembangunan transmigrasi adalah meningkatkan minat masyarakat untuk bertransmigrasi swakarsa mandiri; mempermudah akses pasar terhadap produk daerah transmigrasi; meningkatkan pendapatan transmigran yang secara tak langsung meningkatkan tabungan transmigran untuk perluasan usaha; dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah transmigrasi terutama dalam bidang pendidikan dan kesehatan.

Target penempatan transmigran baru dalam Repelita VI adalah sekitar 600.000 kepala keluarga (KK) yang terdiri atas 350.000 KK transmigran umum (TU) dan transmigran swakarsa berbantuan (TSB), dan 250.000 KK transmigran swakarsa mandiri (TSM). Untuk itu perlu dibuka permukiman transmigran baru sekitar 1.200 unit dengan luas lahan pertanian sekitar 500.000 hektar; dan dibangun 350.000

VIII/59

Page 70: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

unit rumah lengkap dengan sarana air bersih dan fasilitas umum untuk memenuhi kebutuhan para transmigran.

Pokok-pokok kebijaksanaan yang diterapkan untuk memenuhi sasaran di atas adalah mengarahkan transmigrasi ke kawasan timur Indonesia (KTI), mendukung pengembangan wilayah, membantu mengentaskan penduduk dari kemiskinan, mendorong tumbuhnya transmigrasi swakarsa mandiri, mengembangkan agrobisnis, agroindustri, dan usaha lain di daerah transmigrasi, meningkatkan efisiensi dan efektivitas kelembagaan transmigrasi, dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia serta memanfaatkan iptek.

Pembangunan transmigrasi dalam Repelita VI dilaksanakan melalui dua program pokok yaitu program pengembangan permukiman dan lingkungan transmigrasi dan program pengerahan dan pembinaan transmigran. Selain kedua program pokok tersebut, pembangunan transmigrasi ditunjang beberapa program lainnya yaitu program penelitian dan pengembangan transmigrasi, program pembinaan anak dan remaja, program pembinaan pemuda, program peranan wanita, program pengembangan informasi transmigrasi, dan program pendidikan, pelatihan dan penyuluhan transmigrasi.

2. Pelaksanaan dan Hasil Pembangunan Tahun Kedua Repelita VI

Dalam dua tahun pertama Repelita VI pembangunan transmigrasi secara umum dapat mencapai sasaran yang ditetapkan. Upaya-upaya perbaikan yang dilaksanakan secara terus menerus sejak beberapa tahun terakhir sedikit banyak telah memperbaiki kinerja pelaksanaan transmigrasi secara keseluruhan.

VIII/60

Page 71: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

a. Program Pokok

1) Program Pengembangan Permukiman dan Lingkungan Transmigrasi

Sebagai salah satu program pokok, program pengembangan permukiman dan lingkungan transmigrasi mencakup kegiatan-kegiatan pembuatan rencana pembangunan permukiman transmigrasi baru, pembangunan prasarana dan sarana fisik permukiman, pembukaan lahan, pembangunan perumahan dan fasilitas umum serta pengembangan permukiman yang sudah ada dengan melakukan pemeliharaan prasarana dan sarana pada unit permukiman transmigrasi sebelum diserahkan kepada pemerintah daerah.

Dalam tahap perencanaan diupayakan agar pengembangan permukiman transmigrasi dikaitkan dengan keadaan, masalah, tantangan dan peluang pembangunan daerah bersangkutan yang sesuai dengan rencana tata ruang daerah. Lokasi Unit Permukiman Transmigrasi harus memenuhi syarat aksesibilitas, kelayakan usaha, kelayakan permukiman, dan terkait dengan pusat-pusat pertumbuhan serta memenuhi analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal). Di lokasi yang terpilih dibuat rencana teknis satuan permukiman (RTSP) sebagai acuan dalam pelaksanaan penyiapan dan pengelolaan permukiman, serta penyelesaian masalah tanah seperti pengukuran batas keliling, pemindahan hak pengelolaan dengan instansi terkait. Penyiapan RTSP ini dilaksanakan satu tahun atau lebih sebelum permukiman yang bersangkutan dibuka dan siap ditempati oleh transmigran.

Pada tahun-tahun kedua Repelita VI sebanyak 135 UPT telah dibuka dan sejumlah 32 desa yang kurang penduduknya telah dikembangkan untuk dapat menampung sekitar 50.000 KK TU dan

VIII/61

Page 72: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TSB. Disamping itu beberapa unit permukiman transmigrasi yang sudah dibuka pada tahun-tahun sebelumnya dikembangkan lagi untuk menampung sekitar 27.000 KK TSM. Pembukaan permukiman transmigrasi baru pada tahun 1994/95 dan 1995/96 telah diarahkan ke kawasan timur Indonesia (KTI) sesuai dengan kebijaksanaan Repelita VI Sekitar 190 unit permukiman (69%) dari seluruh permukiman transmigrasi yang dibuka selama dua tahun pertama Repelita VI berada di KTI. Propinsi-propinsi yang mempunyai banyak permukiman transmigrasi barn adalah Irian Jaya dan Kalimantan Barat di KTI, serta Riau dan Sumatera Selatan di kawasan barat Indonesia (KBI).

Prasarana yang dibangun antara lain adalah jalan penghubung/ poros untuk memberikan aksesibilitas UPT dengan daerah lainnya yang sudah berkembang. Jalan penghubung menghubungkan permukiman yang dibuka dengan jalan kabupaten atau propinsi, atau menghubungkan permukiman transmigrasi dengan desa atau pusat pertumbuhan yang terdekat. Pada tahun 1995/96 pembangunan jalan di permukiman transmigrasi mencapai sekitar 3.359 kilometer yang tersebar di seluruh permukiman, atau naik sekitar 51 persen dibanding tahun pertama Repelita VI. Sementara itu jembatan yang dibangun mencapai panjang sekitar 9.200 meter (Tabel VIII-23). Dengan demikian pada tahun kedua Repelita VI di setiap permukiman baru telah dibangun sekitar 25 kilometer jalan dan 68 meter jembatan. Dibandingkan dengan pembangunan jalan penghubung/poros pada akhir Repelita V, jalan yang dibangun pada tahun 1995/96 meningkat cukup besar.

Pembangunan prasarana permukiman seperti jembatan disesuai-kan dengan perkembangan areal transmigrasi. Pada tahap awal jembatan yang dibangun berupa jembatan kayu, dengan memanfaatkan kayu yang tersedia di lapangan. Selanjutnya sesuai dengan

VIII/62

Page 73: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

perkembangan ekonomi unit permukiman transmigrasi, jembatan-jembatan kayu diganti dengan jembatan semi permanen/permanen dari beton atau baja yang pelaksanaannya dikaitkan dengan upaya pemeliharaan jalan. Pada tahun 1995/96 jumlah jalan dan jembatan yang dipelihara masing-masing sepanjang 366 kilometer dan 2.108 meter (Tabel VIII-24).

Fasilitas yang disediakan bagi setiap KK transmigran secara umum adalah lahan pekarangan (LP) dan lahan usaha I (LU I) masing-masing seluas 0,5 hektare yang sudah dibuka dan lahan usaha II (LU II) seluas 1,0 hektare untuk pengembangan usaha yang harus dibuka sendiri oleh transmigran. Pada beberapa pola permukiman transmigrasi luas lahan yang dibuka bervariasi sesuai dengan kebutuhannya, misalnya pada pola Perkebunan Inti Rakyat Transmigrasi (PIR-Trans) seluruh lahan dibuka baik LP, LU I, maupun LU II. Lahan LU I dan LU II yang dibuka dibangun menjadi kebun plasma seluas 2,0 hektare per kepala keluarga. Pada pola ini pembukaan, penanaman dan pemeliharaan kebun plasma dibiayai dari kredit yang harus dibayar oleh transmigran dengan hasil panen kebunnya. Pada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas 16.696 hektare. Untuk LU I terjadi penurunan sebesar 23,8 persen. Hal ini disebabkan oleh proses pembukaan LU I untuk beberapa lokasi dilaksanakan secara bertahap dalam dua tahun anggaran. Pada tahun 1995/96 luas lahan yang dibuka di KTI sekitar 32.635 hektare atau sekitar 74 persen dari seluruh luas lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi pada tahun itu (Tabel VIII-25). Dalam tahun terakhir Repelita V sekitar 63 persen lahan dibuka di kawasan timur. Dengan demikian proporsi lahan yang dibuka di KTI pada awal Repelita VI telah semakin meningkat. Sehingga dapat disebutkan bahwa pembukaan LP dan LU I selain menambah areal produksi dan luas panen pada propinsi yang

VIII/63

Page 74: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

bersangkutan juga telah ikut menyumbang produksi pangan di daerah bersangkutan, serta produksi pangan nasional.

Untuk setiap kepala keluarga transmigran dibangunkan sebuah rumah. Selain itu pada setiap UPT dibangun juga fasilitas umum. Fasilitas umum yang dibangun di unit pemukiman transmigrasi meliputi balai desa, balai pengobatan/puskesmas pembantu, rumah ibadah, dan gudang penyimpanan pangan serta sarana produksi (saprodi). Pada tahun 1995/96 jumlah rumah transmigran yang dibangun mencapai 65.185 unit, dan fasilitas umum dan rumah petugas yang dibangun masing-masing mencapai 132 buah puskesmas pembantu, 283 buah rumah ibadah, dan 285 buah gudang serta 285 unit rumah petugas (Tabel VIII-26, Tabel VIII-27, Tabel VIII-28, Tabel VIII-29, Tabel VIII-30).

Setelah transmigran menetap sekitar dua tahun di permukiman transmigrasi, kepada mereka diberikan sertifikat hak milik atas, tanah yang diberikan sesuai dengan kapling masing-masing. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum bagi pemilikan lahannya. Selama tahun 1995/96 telah dapat diselesaikan perkaplingan terhadap sekitar 89.430 hektare lahan yang terdiri atas 41.070 hektare lahan pekarangan dan 48.360 hektare lahan usaha atau masing-masing mengalami peningkatan sekitar 77 persen, 330 persen dan 18 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya (Tabel VIII-31). Setelah selesai dikapling dan dibagikan kepada transmigran, kapling-kapling lahan tersebut dibuatkan sertifikat hak milik. Pada dua tahun pertama Repelita VI dapat diselesaikan sertifikat hak milik untuk sekitar 220.478 bidang atau rata-rata 110.239 bidang per tahun. Setiap kepala keluarga transmigran rata-rata menerima 3 buah sertifikat hak milik tanah yaitu masing-masing untuk sertifikat lahan pekarangan, lahan usaha I dan lahan usaha II.

VIII/64

Page 75: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

2) Program Pengerahan dan Pembinaan Transmigran

Program Pengerahan dan Pembinaan Transmigran sebagai salah-satu program pokok subsektor transmigrasi mencakup pelaksanaan pengerahan transmigran dari daerah asal untuk ditempatkan di permukiman transmigrasi, proses pemindahan transmigran dan selanjutnya pelaksanaan pembinaan transmigran.

Sebelum dilaksanakan kegiatan pengerahan transmigran, terlebih dahulu dibuat rencana pengerahannya yang antara lain meliputi pemilihan wilayah asal talon transmigran serta penentuan jumlah penduduk yang akan dipindahkan dari masing-masing wilayah. Selanjutnya diberikan penerangan dan penyuluhan tentang transmigrasi untuk meningkatkan motivasi penduduk agar mau bertransmigrasi; dilaksanakan pendaftaran, seleksi dan dokumentasi; diselenggarakan pendidikan dan pelatihan; diikuti pengadaan perlengkapan, peralatan dan logistik; serta penyediaan sarana angkutan dan fasilitas transito. Kegiatan-kegiatan tersebut bertujuan untuk memperoleh calon transmigran yang siap diberangkatkan ke daerah tujuan. Selain di daerah asal yaitu Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, di daerah penerima juga dilakukan kegiatan penerangan, penyuluhan dan motivasi untuk mendapatkan calon transmigran dalam rangka alokasi permukiman penduduk daerah transmigrasi (APPDT), yang biasanya sekitar 20 persen dari daya tampung permukiman transmigrasi yang dibangun.

Dalam Repelita V dan sebelumnya upaya peningkatan penyelenggaraan transmigrasi lebih ditekankan pada hal-hal yang bersifat fisik seperti perbaikan prasarana, peningkatan kualitas penyiapan lahan, penyediaan sarana air bersih dan lain-lain. Sementara itu sesuai dengan kebijaksanaan Repelita VI, sumber daya manusia transmigrasi sebagai subyek pembangunan lebih ditingkatkan

VIII/65

Page 76: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

lagi kualitas dan kemampuannya. Keberhasilan pembangunan transmigrasi tidak lagi dipandang hanya tergantung pada kualitas permukiman yang dibuka tetapi yang lebih penting adalah kemampuan transmigran dalam mengelola permukiman dan lahan usahanya. Untuk mendapatkan transmigran yang berkualitas dilakukan seleksi terhadap calon yang berminat dan selanjutnya diberikan pelatihan-pelatihan teknis yang sesuai untuk mengelola lahan di daerah baru, yang kondisi lingkungannya relatif lebih sukar dibandingkan dengan di daerah asalnya. Persiapan yang dilakukan antara lain berupa pemberian informasi umum mengenai keadaan permukiman yang akan ditempati kepada seluruh calon transmigran dan keluarganya. Sebagian calon transmigran yang dianggap mampu menjadi kader bagi pengembangan masyarakat transmigran di daerah transmigrasi diberikan pelatihan yang lebih intensif mengenai berbagai keterampilan yang sesuai dengan kondisi permukiman yang akan ditempati.

Sejak tahun pertama Repelita VI pelatihan calon transmigran di daerah asal terus ditingkatkan. Jika pada akhir Repelita V jumlahnya bare mencapai 2.640 orang atau sekitar 11,8 persen dari transmigran yang diberangkatkan dari Jawa, pada dua tahun pertama Repelita VI jumlahnya mencapai rata-rata sekitar 9.480 orang per tahun atau sekitar 19,1 persen dari transmigran yang diberangkatkan (Tabel VIII-32). Selain itu pelaksanaan pelatihan semakin disebarkan ke daerah sesuai dengan daerah asal pemberangkatan transmigran. Pada akhir Repelita V jumlah transmigran yang dilatih di Jakarta (pusat) masih sekitar 30 persen, sementara VIII/66

Page 77: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

dalam dua tahun pertama Repelita VI jumlahnya hanya sekitar 897 orang atau sekitar 9,4 persen, selebihnya tersebar di 7 propinsi daerah asal lainnya. Setelah calon transmigran selesai dilatih, mereka diberangkatkan ke daerah tujuan dengan menggunakan angkutan darat, kapar taut atau pesawat udara ke tempat tujuannya masing-masing.

Page 78: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

Pada tahun 1995/96 jumlah penempatan transmigran mencapai sekitar 76.322 KK yang terdiri dari 26.375 KK transmigran umum, 22.947 KK transmigran swakarsa berbantuan dan sekitar 27.000 KK transmigran swakarsa mandiri (Tabel VIII-33). Jumlah penempatan transmigran ini meningkat sebesar 18,5 persen dibanding tahun 1994/95. Namun jika dibandingkan dengan penempatan transmigran pada tahun 1993/94, realisasi tahun 1995/96 ini meningkat sebesar 54,4 persen. Hal ini disebabkan adanya transmigran swakarsa mandiri yang realisasinya mencapai sekitar 35,4 persen dari seluruh penempatan transmigran pada tahun 1995/96, naik dari tahun 1994/95 yang baru mencapai sekitar 23,3 persen. Secara keseluruhan, realisasi penempatan tahun 1995/96 ini mencapai sekitar 99,1 persen dari sasaran yang ditetapkan sebesar 77.000 KK.

Semakin meningkatnya peran TSM seperti disebutkan di atas sesuai dengan arah kebijaksanaan dalam Repelita VI. Dengan TSM maka sumber daya yang berasal dari pemerintah dapat lebih dikonsentrasikan pada pencapaian pelaksanaan TU dan TSB baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Dengan dibangunnya permukiman TU dan TSB yang makin berkualitas diharapkan dapat menjadi daya tarik bagi berkembangnya TSM. Untuk itu upaya penyebarluasan informasi mengenai peluang kerja di daerah transmigrasi terus dimantapkan sehingga sasaran penyebaran penduduk melalui transmigrasi dapat lebih mudah untuk diwujudkan.

Keikutsertaan penduduk setempat dalam pembangunan transmigrasi diwujudkan dalam bentuk alokasi penempatan penduduk daerah transmigrasi (APPDT) dan pelaksanaan permukiman kembali. Selain itu dilakukan pula upaya penataan permukiman penduduk di sekitar permukiman transmigrasi yang dibangun. Pada tahun terakhir Repelita V jumlah APPDT, pemukiman kembali penduduk dan penataan transmigran swakarsa mencapai sekitar 46,1 persen dari

VIII/67

Page 79: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

seluruh transmigran yang ditempatkan pada periode tersebut. Sementara dalam tahun 1995/96 mencapai sekitar 22,5 persen. Menurunnya proporsi APPDT, pemukiman kembali penduduk dan penataan transmigran swakarsa antara lain karena mulai Repelita VI penataan transmigran swakarsa dimasukkan kedalam TSM. Jika TSM dan APPDT digabungkan, pada dua tahun pertama Repelita VI jumlahnya mencapai sekitar 55,5 persen. Kenyataan ini menunjukkan bahwa transmigrasi bukan hanya memecahkan masalah kependudukan di Jawa saja tetapi juga merupakan usaha menata permukiman penduduk setempat yang kondisi sosial ekonominya tidak lebih baik dari transmigran yang berasal dari Jawa.

Sejak tahun pertama Repelita VI kegiatan memukimkan perambah hutan dilaksanakan secara lebih terkoordinasi antara Departemen Transmigrasi dan PPH dengan Departemen Kehutanan. Kerjasama antara kedua departemen untuk meningkatkan penanganan perambah hutan diwujudkan melalui proyek peningkatan program perambah hutan melalui dana reboisasi (P4HDR). Dengan demikian selain didukung dana APBN penanganan perambah hutan juga dibiayai oleh, dana reboisasi. Di permukiman transmigrasi para perambah hutan mempunyai hak dan kewajiban yang sama seperti para transmigran lainnya. Jumlah perambah hutan yang dimukimkan di permukiman transmigrasi pada tahun 1994/95 berjumlah sekitar 18.433 KK, yang meliputi perambah hutan berasal dari Jawa sejumlah 1.870 KK dan yang berasal dari daerah transmigrasi sejumlah 16.563 KK. Sementara itu pada tahun 1995/96 jumlah perambah hutan yang ditempatkan VIII/68

Page 80: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

menjadi 15.721 KK, yang meliputi perambah hutan dari Jawa sekitar 1.500 KK dan yang berasal dari daerah transmigrasi sekitar 14.221 KK termasuk yang ditangani melalui P4HDR.

Peranan propinsi-propinsi di Jawa dalam mendatangkan transmigran masih tetap paling besar yaitu hampir mencapai sekitar 40

Page 81: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

persen dari seluruh transmigran yang dipindahkan pada tahun 1994/95 dan sekitar 35,6 persen pada tahun 1995/96. Propinsi lainnya seperti Bali, NTB dan NTT hanya berperan sekitar 7,3 persen pada tahun 1994/95 dan sekitar 6,6 persen pada tahun 1995/96. Sisanya merupakan APPDT (Tabel VIII-34). Peranan APPDT ternyata makin besar yang mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah transmigran yang berasal dari Jawa pada awal Repelita VI. Hal ini membuktikan telah semakin disadarinya peranan trasmigrasi dalam pengembangan wilayah oleh penduduk sekitar. Walaupun jumlah penduduk yang dipindahkan dari Jawa relatif lebih besar dibandingkan dengan Bali, NTB dan NTT, tetapi jika dilihat dari penyelesaian masalah kependudukan di daerah asal, maka pemindahan transmigran dari Bali, NTB dan NTT menjadi sangat berarti, walaupun jumlahnya relatif kecil.

Penyebaran penempatan transmigrasi yang sudah semakin merata pada awal Repelita VI diupayakan agar tetap seimbang. Hal ini terlihat dari penyebaran antarpropinsi penerima transmigrasi pada dua tahun pertama Repelita VI. Dari 21 propinsi penerima transmigran pada tahun 1994/95 terdapat 3 propinsi yang menerima transmigran kurang dari seribu KK yaitu Sulawesi Utara, NTB dan NTT, demikian juga pada tahun 1995/96. Pada akhir Repelita V terdapat enam propinsi yang menerima transmigran kurang dari 1.000 KK. Beberapa propinsi seperti Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Irian Jaya merupakan propinsi yang menerima transmigran paling besar. Pada akhir Repelita V jumlah yang ditempatkan di lima propinsi tersebut mencapai 26.678 KK transmigran atau sekitar 54 persen dari seluruh penempatan transmigran tahun itu (Tabel VIII-35). Dalam tahun kedua Repelita VI jumlah yang ditempatkan di lima propinsi mencapai sekitar 34.905 KK atau sekitar 45,7 persen dari seluruh penempatan transmigran. Penurunan yang terjadi di kelima propinsi tersebut disebabkan

VIII/69

Page 82: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

peranan propinsi-propinsi lainnya yang semakin meningkat. Di Riau dan Kalimantan Barat, jumlah transmigran swakarsa mandiri lebih besar dari transmigran umum. Hal ini disebabkan karena di kedua propinsi tersebut banyak terdapat permukiman transmigrasi pola perkebunan (PIR-Trans) yang banyak diminati oleh para calon transmigran.

Rencana penempatan transmigran dalam suatu permukiman diharapkan dapat diselesaikan dalam satu tahun anggaran. Jika hal ini tidak dapat dilaksanakan maka penempatan transmigran dilaksanakan secara bertahap sampai daya tampung permukiman terpenuhi seluruhnya. Jika penempatan transmigran dalam suatu permukiman dapat berlangsung dalam satu tahun anggaran, maka pembinaan terhadap transmigran dapat dilaksanakan secara hampir bersamaan, dengan perlakuan yang relatif hampir sama. Namun demikian jika penempatan transmigran pada suatu permukiman memakan waktu lebih dari satu tahun anggaran maka perlakuan pembinaan akan berbeda tergantung dari lama waktu mereka berada di permukiman. Pada umumnya setiap tahun terdapat transmigran yang dibina untuk tahun pertama, kedua dan seterusnya sampai tahun kelima. Jumlah transmigran yang dibina pada tahun pertama Repelita VI mencapai sekitar 250.575 KK yang terdiri dari transmigran baru sejumlah 64.400 KK dan transmigran lama sejumlah 186.175 KK (Tabel VIII-36). Pada tahun terakhir Repelita V jumlah transmigran yang dibina mencapai sekitar 247.690 KK.

Di bidang ekonomi pola pembinaan disesuaikan dengan pola usaha yang dikembangkan di permukiman bersangkutan seperti, tanaman pangan, perkebunan, tambak, nelayan, jasa industri, dan hutan tanaman industri transmigrasi. Di tahun-tahun awal penempatan pembinaan diarahkan untuk mengembangkan lahan pekarangan dan lahan usaha I, dan input-input yang diberikan kepada transmigran

VIII/70

Page 83: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

dikaitkan dengan usaha peningkatan produksi lahan pekarangan dan lahan usaha I, tersebut. Agar penggunaan input-input memberikan nilai tambah yang besar kepada transmigran maka diberikan bimbingan intensif yang dilakukan oleh penyuluh pertanian lapangan (PPL). Pada beberapa tahun terakhir, pembinaan bidang pertanian dibantu juga oleh tenaga kerja pemuda mandiri profesional (TKPMP) yang berpendidikan sarjana.

Tahapan selanjutnya adalah pengelolaan pasca panen dan upaya pemasaran. Pembentukan kelompok usaha bersama (KUB) secara bertahap ditingkatkan menjadi koperasi unit desa (KUD). Untuk membantu KUD lebih cepat terbentuk dan berperan dalam pengelolaan perekonomian areal transmigrasi maka TKPMP bidang koperasi diperbantukan selama sekitar 2 tahun untuk pengembangannya.

Untuk meningkatkan sumber daya manusia transmigran maka diberikan pelatihan yang meliputi pelatihan keterampilan pertanian dan non pertanian. Seperti halnya di daerah asal, jumlah transmigran yang dilatih di daerah penerima ditingkatkan secara berarti. Pada tahun 1995/96 jumlah transmigran yang dilatih mencapai sekitar 23.387 orang yang terdiri dari pelatihan bidang pertanian sejumlah 7.770 orang, non pertanian sejumlah 4.817 orang dan temu karya sejumlah 10.800 orang, meningkat hampir 30 persen dari tahun 1994/95 (Tabel VIII-37). Peningkatan yang cukup besar ini diharapkan dapat lebih meningkatkan kualitas sumber daya manusia transmigran. Dalam Repelita VI selain jumlah yang dilatih bertambah cukup besar, jenis pelatihan diprioritaskan pada keterampilan-keterampilan untuk mendukung usaha tani. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya memperkokoh basis usaha tani transmigran untuk mengembangkan agribisnis dan agroindustri. Selain itu mulai tahun pertama Repelita VI dilaksanakan pelatihan melalui temu karya yang

VIII/71

Page 84: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

dimaksudkan untuk memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi transmigran dalam mengelola permukimannya.

Di samping pembinaan ekonomi, pembinaan di bidang sosial yang meliputi aspek, kesehatan, pendidikan, dan pembentukan institusi sosial tidak pula dilupakan. Kegiatan pembinaan kesehatan sudah dilakukan sejak transmigran berangkat dari daerah asalnya dan dilanjutkan setelah mereka tiba di daerah tujuan. Pada waktu seleksi di daerah asal, kesehatan calon transmigran dan keluarganya sudah diperiksa secara bertahap mulai dari desa sampai di transito pemberangkatan. Hal ini dimaksudkan agar pengobatan terhadap calon transmigran yang memerlukan dapat dilakukan sedini mungkin. Pelayanan kesehatan ini dilanjutkan di permukiman transmigrasi. Pelayanan dilaksanakan petugas transmigrasi bersama-sama dengan instansi kesehatan di daerah dengan menyediakan berbagai jenis obat-obatan yang diperlukan di lokasi pemukiman transmigrasi dan mengerahkan tenaga kesehatan yang ada di daerah. Kerjasama dengan dinas kesehatan ABRI dilakukan untuk mengatasi kekurangan tenaga paramedis dan dokter pada tahap awal penempatan. Maka penempatan tenaga paramedis ABRI di permukiman transmigrasi dilaksanakan pada tahap awal penempatan sampai tenaga paramedis yang definitif dapat disediakan. Selain pelayanan kesehatan secara mum dilakukan juga pelayanan keluarga berencana (KB) bagi pasangan transmigrasi usia subur dengan cara melanjutkan pelayanan terhadap akseptor KB yang sudah menjalani program KB di daerah asal.

Program pengerahan dan pembinaan transmigrasi turut pula mendukung program wajib belajar sembilan tahun. Kegiatan pembinaan pendidikan diprioritaskan pada penyediaan prasarana dan sarana pendidikan. Jika pada tahun-tahun sebelumnya gedung SD yang dibangun melalui dana Inpres disediakan satu tahun setelah penempatan transmigran, maka mulai Repelita VI penyediaannya

VIII/72

Page 85: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

dilaksanakan bersamaan dengan penempatan transmigran, dengan koordinasi perencanaan yang semakin ditingkatkan. Dengan demikian dapat dicegah ketidaksesuaian lokasi pembangunan gedung SD dengan lokasi permukiman transmigrasi yang membutuhkan. Sementara belum tersedia gedung SD pada satu permukiman transmigrasi maka balai desa yang sejak awal telah tersedia di lokasi digunakan sebagai sekolah darurat. Dengan demikian di permukiman baru pendidikan anak-anak transmigran dapat terjamin. Untuk pendidikan lanjutan dibangun satu sekolah lanjutan pertama pada setiap satu kawasan permukiman yang terdiri dari 4 sampai 5 unit permukiman transmigrasi, sedangkan untuk sekolah lanjutan atas disesuaikan dengan kebutuhan lapangan.

Kendala pembinaan pendidikan antara lain adalah terhambatnya pengangkatan guru barn yang berasal dari transmigran dan masalah perpindahan guru dari daerah asal ke daerah transmigrasi. Untuk mengatasi kedua kendala tersebut sudah diambil langkah-langkah penyelesaian baik yang menyangkut persyaratan administrasi maupun persyaratan teknis dengan instansi terkait. Dengan peyelesaian tersebut guru-guru yang berasal dari transmigran dapat segera diangkat menjadi guru tetap, demikian juga dengan guru yang berpindah dari daerah asal ke daerah transmigrasi dapat tetap menerima haknya secara berkesinambungan.

Pembinaan di bidang sosial budaya diarahkan pada upaya penyediaan sarana bagi tumbuhnya interaksi positif antara para pendatang dan penduduk setempat. Interaksi ini diharapkan dapat terjadi dengan menyelenggarakan acara kesenian, pemutaran film, kegiatan olahraga dan lain-lain. Semakin berkembang dan tumbuhnya interaksi positif akan menumbuhkan semangat saling menghargai budaya yang berbeda antara transmigran pendatang dan budaya penduduk sekitar permukiman baru, meningkatkan kehidupan dan

VIII/73

Page 86: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

toleransi beragama, menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial, mengembangkan peranan wanita, anak dan pemuda, serta menumbuhkan peran serta masyarakat baik transmigran maupun masyarakat sekitar dalam kegiatan pembangunan.

Proses penyerahan pengelolaan wilayah kepada pemerintah daerah dilaksanakan secara bertahap. Pada tahap awal diupayakan pembentukan institusi sosial desa secara lengkap. Setelah terbentuk aparat desa definitif maka penyelenggaraan pemerintahan dan administrasi desa dapat berjalan dengan baik. Selanjutnya dibentuk lembaga sosial seperti LKMD, koperasi dan sebagainya. Dengan lengkapnya perangkat desa maka unit permukiman transmigrasi telah dapat diserahkan kepada pemerintah daerah.

b. Program Penunjang

Ada beberapa program penunjang selain kedua program pembangunan seperti diuraikan diatas yang memberikan dukungan bagi keberhasilan pelaksanaan transmigrasi secara keseluruhan. Program-program tersebut yaitu program penelitian dan pengembangan transmigrasi, program pembinaan anak dan remaja, program pembinaan pemuda, program peranan wanita, program pengembangan informasi transmigrasi, dan program pendidikan, pelatihan dan penyuluhan transmigrasi.

1) Program Penelitian dan Pengembangan Transmigrasi

Pengkajian dan penelitian berbagai kebijaksanaan sangat penting dalam membantu pelaksanaan pembangunan transmigrasi Secara umum kegiatan ini dapat dibagi menjadi dua yaitu pertama melakukan pengkajian kebijaksanaan yang telah dilaksanakan sebagai umpan balik bagi perbaikan-perbaikan selanjutnya, dan kedua membuat

VIII/74

Page 87: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

penelitian terapan yang dapat dilaksanakan di lapangan bagi kepentingan pengembangan transmigrasi. Pada tahun terakhir Repelita V telah dilaksanakan pengkajian dan penelitian meliputi sekitar 14 aspek permasalahan menyangkut pelaksanaan transmigrasi oleh sekitar 50 peneliti dan teknisi penelitian dan rekayasa (litkayasa). Sedangkan dalam dua tahun pertama Repelita VI dilaksanakan penelitian terhadap sekitar 52 aspek permasalahan. Penelitian-penelitian tersebut dilaksanakan oleh sekitar 52 orang peneliti dan litkayasa yang sebagian besar berpendidikan sarjana S-1 dan beberapa sarjana S-2 dan S-3. Untuk pengujian di lapangan tersedia satu balai penelitian yang berada di Bengkulu yang mendukung penelitian dan pengembangan pertanian daerah transmigrasi. Selain itu dikembangkan kerjasama dengan berbagai lembaga penelitian, perguruan tinggi dan lembaga swasta yang berhubungan dengan pelaksanaan transmigrasi.

2) Program Pembinaan Anak dan Remaja

Program pembinaan anak dan remaja bertujuan menanamkan nilai-nilai keagamaan dan nilai-nilai luhur budaya bangsa dan jiwa kemandirian. Pelaksanaannya dikaitkan dengan kegiatan pendidikan luar sekolah oleh masyarakat sendiri dengan bimbingan dari petugas -petugas UPT, Berta kegiatan pramuka sebagai kegiatan ekstra kurikuler di sekolah.

3) Program Pembinaan Pemuda

Program ini pada tahun terakhir Repelita V telah berhasil membina karang taruna dan membimbing keterampilan para pemuda dan membentuk 35 KUB dengan berbagai kegiatan usaha produktif. Pada dua tahun pertama Repelita VI kegiatan-kegiatan tersebut dilanjutkan lagi dengan pembentukan sekitar 265 KUB dan pembinaan karang taruna yang teratur.

VIII/75

Page 88: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

4) Program Peranan Wanita

Dalam tahun terakhir Repelita V pelaksanaan program peranan wanita antara lain telah berhasil melatih dan meningkatkan kemampuan sejumlah 1.754 orang wanita transmigran sebagai dukun bayi, kader di bidang fasilitator PKK, KB dan tutor paket B, dan berbagai keterampilan lainnya. Selain kegiatan-kegiatan tersebut secara periodik diberikan pula pembinaan PKK di 21 propinsi. Pada tahun 1994/95 dan 1995/96 telah dilaksanakan kegiatan penyuluhan peningkatan ASI di 19 UPT, peningkatan keterampilan wanita di bidang pengolahan hasil pertanian bagi sekitar 975 orang, dan pelatihan peningkatan kepemimpinan, penyuluhan hukum dan UU perkawinan bagi sekitar 330 orang wanita transmigran.

5) Program Pengembangan Informasi Transmigrasi

Program ini berupaya menyediakan informasi yang diperlukan dalam penyelenggaraan transmigrasi, melalui pengembangan dan penyempurnaan sistem informasi transmigrasi yang meliputi informasi sosial ekonomi daerah asal transmigran, daerah tujuan, kondisi sumber daya alam, produksi, pemasaran, permodalan, dan transportasi. Pada tahun 1994/95 kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain pembuatan sistem pelaporan yang terintegrasi dari unit permukiman transmigrasi sampai di tingkat pusat yang mulai diterapkan pada tahun 1995/96.

6) Program Pendidikan, Pelatihan dan Penyuluhan Transmigrasi

Program ini dalam tahun terakhir Repelita V telah berhasil melaksanakan pelatihan penjenjangan/struktural bagi 378 orang pegawai, pelatihan teknis operasional/fungsional bagi 1.157 orang dan

VIII/76

Page 89: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

pelatihan administrasi dan manajemen bagi 405 orang. Dengan demikian jumlah aparatur transmigrasi yang telah dilatih dalam berbagai jenis pelatihan pada tahun terakhir Repelita V mencapai sejumlah 1.940 orang. Pada tahun pertama Repelita VI telah dilatih sekitar 5.197 orang pegawai terdiri dari pelatihan penjenjangan 277 orang, pelatihan teknis operasional 4.198 orang, pelatihan fungsional 541 orang dan pelatihan prajabatan 191 orang. Pada tahun kedua Repelita VI telah dilatih sejumlah 2.340 orang terdiri dari pelatihan penjenjangan 182 orang, pelatihan teknis operasional 1.539 orang dan pelatihan fungsional 619 orang.

Perkembangan pembangunan transmigrasi dewasa ini telah sedemikian Iuas. Kegiatannya melibatkan berbagai pihak mulai dari instansi pemerintah baik di pusat maupun daerah sampai organisasi kemasyarakatan, pengusaha swasta, perguruan tinggi dan lain-lain. Dampaknya terhadap berbagai aspek diluar masalah penyebaran penduduk terus-menerus diperhatikan misalnya upaya untuk turut mendukung masalah pengurangan kemiskinan, upaya meningkatkan pemerataan pembangunan antardaerah, memperkokoh integrasi masyarakat dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, yang pada gilirannya semakin meningkatkan ketahanan nasional.

VIII/77

Page 90: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TABEL VIII - 23PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN DI

PERMUKIMAN TRANSMIGRASI1993/94,1994/95 - 1995/96

Repelita VI

Propinsi 1993/94 1994/95 1995/961)

Daerah Tingkat I Jalan(km)

Jembatan

(m)

Jalan(km)

Jembatan

(m)

Jalan(km)

Jembatan

(m)

1. Daerah Istimewa Aceh 70,6 209,0 75,5 105,0 53,3 220,02. Sumatera Utara 10,0 30,0 9,1 103,5 50,8 96,03. Sumatera Barat 52,9 139,0 103,8 432,7 28,4 212,04. Riau 237,9 373,0 208,6 327,0 316,8 1.294,05. Jambi 48,6 137,3 187,7 514,6 136,4 186,06. Sumatera Selatan 191,6 2.845,0 228,9 423,0 105,6 587,07. Bengkulu 39,0 378,4 40,3 225,0 94,9 292,08. Lampung 67,0 395,0 49,5 196,0 78,8 424,09. Kalimantan Barat 277,0 984,0 290,4 609,0 758,2 670,0

10. Kalimantan Tengah 78,4 373,3 99,5 362,0 304,2 959,0I I. Kalimantan Selatan 102,9 453,0 54,2 369,0 163,9 618,512. Kalimantan Timur 67,6 191,0 96,4 55,0 221,6 541,013. Sulawesi Utara - - 15,0 -14. Sulawesi Tengah 75,0 252,6 96,4 280,0 145,4 234,015. Sulawesi Selatan 65,6 188,0 60,2 291,0 53,0 791,016. Sulawesi Tenggara 46,3 1.129,0 89,8 381,3 142,0 142,017. Maluku 93,0 329,9 132,0 392,0 112,5 321,018. Irian Jaya 177,2 606,0 320,8 1.365, 3 470,8 1.242,019. Nusa Tenggara Barat 33,2 65,0 3,0 - 20,7 100,020. Nusa Tenggara Timur 34,5 70,0 41,0 127,0 44,3 207,02I. Timor Timur 38,2 - 38,5 12,0 78,8 65,0

Jumlah 1.806,4

9.148,5 2.225,6 6.570,4 3.395,4

9.201,5

I) Angka sementara

Page 91: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

VIII/78

Page 92: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TABEL VIII – 24PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN DI PERMUKIMAN TRANSMIGRASI

1993/94, 1994/95 – 1995/96

Page 93: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

1) Angka sementara

VIII/79

Page 94: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TABEL VIII – 25PEMBUKAAN LAHAN UNTUK TRANSMIGRASI

1993/94, 1994/95 – 1995/96(ha)

1) Angka sementara2) LP : Lahan Pekarangan3) LUI: Lahan Usaha I

VIII/80

Page 95: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TABEL VIII - 2 6PEMBANGUNAN RUMAH TRANSMIGRAN DAN JAMBAN

KELUARGA1993/94, 1994/95 - 1995/96

(buah)

Propinsi RepDaerah Tingkat I 1993/94 1994/951) 1995/96

2)

1. Daerah Istimewa Aceh 1.524 2.053 1.9982. Sumatera Utara 810 900 1.1003. Sumatera Barat 2.317 2.472 9604. Riau 7.753 7.069 7.5325. Jambi 2331 3321 2.9526. Sumatera Selatan 5.749 4.472 2.6007. Bengkulu 598 1.537 13778. Lampung 2.383 1.064 1.1809. Kalimantan Barat 8.045 6.262 8.934

10. Kalimantan Tengah 5347 5.430 7.73611. Kalimantan Selatan 3.028 2.986 3.11512. Kalimantan Timur 6.232 6.064 4.47213. Sulawesi Utara 155 200 9014. Sulawesi Tengah 3.232 2.600 2.38115. Sulawesi Selatan 1.658 1.791 84916. Sulawesi Tenggara 1.118 2.185 2.79517. Maluku 2.477 3.123 2.57818. Irian Jaya 6.023 6.749 9.13619. Nusa Tenggara Barat 798 436 35020. Nusa Tenggara Timur 530 620 80021. Timor Timur 1.250 1.950 2.250

Jumlah 63358 63.284 65.185

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara

VIII/81

Page 96: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TABEL VIII — 27PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU

DI PERMUKIMAN TRANSMIGRASI1993/94, 1994/95 — 1995/96

(buah)

Propinsi Repelita VIDaerah Tingkat I 1993/94 1994/95 1995/9

61)

1. Daerah Istimewa Aceh 4 4 22. Sumatera Utara 2 3 33. Sumatera Barat 2 5 14. Riau 12 15 135. Jambi 5 8 56. Sumatera Selatan 11 12 27. Bengkulu 3 2 28. Lampung 4 — 19. Kalimantan Barat 19 3 22

10. Kalimantan Tengah 4 13 1511. Kalimantan Selatan 2 2 712. Kalimantan Timur 11 13 413. Sulawesi Utara — 114. Sulawesi Tengah 7 3 1015. Sulawesi Selatan 5 5 316. Sulawesi Tenggara 4 6 617. Maluku 6 8 418. Irian Jaya 15 13 2319. Nusa Tenggara Barat — 120. Nusa Tenggara Timur — 321. Timor Timur 4 4

Jumlah 122 119 132

1) Angka sementara

VIII/82

Page 97: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TABEL VIII — 28PEMBANGUNAN RUMAH IBADAHDI PERMUKIMAN TRANSMIGRASI

1993/94, 1994/95 — 1995/96(buah)

Repelita VIPropinsi

Daerah Tingkat I 1993/94 1994795 1995/961)

1. Daerah Istimewa Aceh 8 16 102. Sumatera Utara 5 6 83. Sumatera Barat 7 10 44. Riau 24 30 255. Jambi 11 16 106. Sumatera Selatan 28 29 97. Bengkulu 8 13 128. Lampung 6 5 29. Kalimantan Barat 35 4 49

10. Kalimantan Tengah 4 25 2811. Kalimantan Selatan 11 4 1612. Kalimantan Timur 28 32 713. Sulawesi Utara — — 114. Sulawesi Tengah 17 13 1915. Sulawesi Selatan 11 9 416. Sulawesi Tenggara 11 14 1317. Maluku 14 15 9

18. Irian Jaya 32 29 4419. Nusa Tenggara Barat — — 120. Nusa Tenggara Timur 5 — 221. Timor Timur 9 6 10

Jumlah 274 276 283

1) Angka sementara

VIII/83

Page 98: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TABEL VIII — 29PEMBANGUNAN GUDANG

DI PERMUKIMAN TRANSMIGRASI1993/94,1994/95 — 1995/96

(buah)

Propinsi Repelita VIDaerah Tingkat I 1993/94 1994/95 1995/96

1)

1. Daerah Istimewa 10 16 92. Sumatera Utara 5 4 63. Sumatera Barat 5 12 24. Riau 24 30 245. Jambi 13 16 106. Sumatera Selatan 27 28 97. Bengkulu 8 13 128. Lampung 6 5 49. Kalimantan Barat 34 6 49

10. Kalimantan Tengah 11 25 2811. Kalimantan Selatan 13 4 1612. Kalimantan Timur 28 32 1113. Sulawesi Utara 2 — 114. Sulawesi Tengah 12 15 1715. Sulawesi Selatan 9 9 416. Sulawesi Tenggara 11 14 1617. Maluku 13 15 818. Irian Jaya 29 26 4619. Nusa Tenggara

Barat3 — 1

20. Nusa Tenggara Timur

5 — 421. Timor Timur 9 8 8

Jumlah 277 278 285

1) Angka sementara

VIII/84

Page 99: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TABEL VIII— 30PEMBANGUNAN RUMAH PETUGASDI PERMUKIMAN TRANSMIGRASI

1993/94,1994/95 — 1995/96(buah)

Repelita VIPropinsi 1993/

941994/95 1995/9

61)

1. Daerah Istimewa Aceh 9 16 92. Sumatera Utara 4 6 73. Sumatera Barat 6 8 24. Riau 24 30 245. Jambi 10 16 106. Sumatera Selatan 26 28 77. Bengkulu 5 13 118. Lampung 5 5 49. Kalimantan Barat 30 6 49

10. Kalimantan Tengah 2 26 2811. Kalimantan Selatan 12 4 1612. Kalimantan Timur 30 32 1113. Sulawesi Utara 1 — 214. Sulawesi Tengah 14 12 2015. Sulawesi Selatan 10 9 416. Sulawesi Tenggara 10 13 1517. Maluku 12 16 818. Irian Jaya 27 26 4519. Nusa Tenggara Barat 2 — 120. Nusa Tenggara Timur 4 — 421. Timor Timur 8 8 8

Jumlah 251 274 285

1) Angka sementara

VIII/85

Page 100: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TABEL VIII – 31PELAKSANAAN PERKAPLINGAN UNTUK TRANSMIGRAN

1993/94, 1994/95 – 1995/96(ha)

1) Angka sementara2) LP = Lahan Pekarangan3) LU = Lahan Usaha

VIII/86

Page 101: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TABEL VIII — 32JUMLAH TRANSMIGRAN YANG DILATIH DAN DIDIDIK

DI DAERAH ASAL1993/94, 1994/95 — 1995/96

(orang)

Repelita VIPropinsi 1993/94 1994/9

51995/96 t)

Daerah Tingkat I p 2) NP 3) PDU 4) PDT 5) PDU PDT

1. DKI Jakarta Raya 823 150 297

180 180 2402. Jawa Barat 200 — 15

02.20

91.525 360

3. Jawa Tengah 240 150 2.160 420 3.000 3004. DI Yogyakarta 150 30 72

0120 270 60

5. Jawa Timur 417 150 1.980 210 1.590 1506. Bali 60 60 12

0150 240 120

7. Nusa Tenggara Barat 60 90 360

450 900 2708. Nusa Tenggara Timur 60 — — — 200 30

Jumlah 2.010

630 5.787 3.739

7.905 1.530

1) Angka sementara2) P : Bidang Pertanian3) NP: Bidang Non—Pertanian4) PDU : Pelatihan Dasar Umum5) PDT : Pelatihan Dasar Teknis

VIII/87

Page 102: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TABEL VIII— 33JUMLAH TRANSMIGRAN UMUM DAN TRANSMIGRAN SWAKARSA

1993/94, 1994/95 — 1995/96

(KK)

Repelita VIJenis 1993/941) 1994/95 1995/96 2)

1. Transmigran Umum (TU) 19.412 23.676 26.375

2. Transmigran Swakarsa 30.028 25.724 22.947

3.

Berbantuan (TSB)

Transmigrasi Swakarsa 15.000 27.000Mandiri (TSM)

Jumlah 49.440 64.400 76322

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara

VIII/88

Page 103: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TABEL VIII — 34JUMLAH TRANSMIGRAN YANG DIPINDAHKAN

1993/94, 1994/95 — 1995/96(kk)

Propinsi Daerah Tingkat I Repelita VIDaerah Asal 1993/94

1)1994/95 1995/96

2)

1. DKI Jakarta Raya 1.160 1.459 1.7832. Jawa Barat 5.785 7.093 7.6413. Jawa Tengah 6.605 7.503 7.9934. DI Yogyakarta 2.035 2.003 1.7185. Jawa Timur 6.752 7.727 7.9896. Bali 1.634 1.500 1.3277. Nusa Tenggara Barat 1.902 2.222 2.4658. Nusa Tenggara Timur 784 963 1.2699. APPDT/Pemukiman Kembali/

Penataan Transmigrasi Swakarsa 3)

22.783 18.930 17.13710. TSM 4) 15.000 27.000

Jumlah 49.440 64.400 76.322

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara3) APPDT = Alokasi Pemukiman Penduduk Daerah Transmigrasi, untuk pemukiman

kembali termasuk transmigrasi lokal di Lampung4) TSM = Transmigrasi swakarsa mandiri, dilaksanakan mulai Repelita VI

VIII/89

Page 104: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TABEL VIII – 35JUMLAH TRANSMIGRAN YANG DITEMPATKAN

1993/94, 1994/95 – 1995/96(KK)

1) Angka sementara2) TU = Transmigrasi Umum3) TSB = Transmigrasi Swakarsa Berbantuan4) TSM = Transmigrasi Swakarsa Mandiri

VIII/90

Page 105: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TABEL VIII - 36JUMLAH TRANSMIGRAN YANG DIBINA

1993/94, 1994/95 - 1995/96(KK)

Repelita VIPropinsi 1993/94 1994/95 1995/961)

Daerah Tingkat I TL TB TL TB TL 2) TB 3)

1. Daerah Istimewa Aceh 6.245 1.465 5.456 2.265 5.508 1.1292. Sumatera Utara 4.140 510 3.410 1.000 3.643 9003. Sumatera Barat 4.833 2.017 5567 2212 6.200 6.3624. Riau 35.820 5.829 30.014 7539 26.314 8805. Jambi 11.942 2.185 11.330 4.871 11.618 2.8526. Sumatera Selatan 24.735 5.283 21.151 4.022 22388 2.2247. Bengkulu 6.921 598 4321 2.450 4.063 1.3778. Lampung 10.000 2.183 10.160 3.264 8.914 8439. Kalimantan Barat 23.440 6274 20.860 6.709 17.540 7.723

10. Kalimantan Tengah 11.042 3.405 9.713 3.996 11.921 4.91711. Kalimantan Selatan 5.818 2.089 5.657 2.309 6.033 2.92012. Kalimantan Timur 9.741 4.043 9.981 4.033 11.992 337213. Sulawesi Utara 1.221 155 1376 340 687 5614. Sulawesi Tengah 8.162 2.832 9329 3.164 9.803 2.26115. Sulawesi Selatan 10338 1217 7.220 2.441 6.941 69916. Sulawesi Tenggara 3.116 1.010 3.829 1.943 4.667 1.63417. Maluku 4.411 1.604 5530 2.805 8.673 1.99418. Irian Jaya 12.869 5249 17.088 6.756 18.940 4.52919. Nusa Tenggara Barat 1.706 562 1.903 686 2.178 20020. Nusa Tenggara Timur 600 230 830 595 1.445 80021. Timor Timur 950 700 1.450 1.000 2305 1.650

Jumlah 198.250 49.440 186.175 64.400 191.973 49322

1) Angka sementara2) TL = Transmigran Lama3) TB = Transmigran Baru

VIII/91

Page 106: PEMBANGUNAN DAERAH DAN · Web viewPada tahun 1995/96 lahan yang dibuka di permukiman transmigrasi meliputi sekitar 44.364 hektare terdiri dari LP seluas 27.668 hektare dan LU I seluas

TABEL VIII – 37JUMLAH TRANSMIGRAN YANG DILATIH DAN DIDIDIK DI DAERAH

PENERIMA1993/94, 1994/95 – 1995/96

(orang)

1) Angka sementara2) P = Pelatihan Bidang Pertanian3) NP = Pelatihan Bidang Non Pertanian4) TK = Temu Karya

VIII/92