draft akhir - disnakertrans.bantenprov.go.id · sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja...
TRANSCRIPT
PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
KAWASAN PEMERINTAHAN PROVINSI BANTEN Jl. Syech Nawawi Al-Bantani Palima Kota Serang
Telp. (0254) 267111/267112
DRAFT AKHIR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan YME, bahwa pembuatan Rencana Strategis (Renstra) bidang Ketenagakerjaan, Ketransmigrasian dan Kependudukan untuk tahun 2012 – 2017 telah dapat diselesaikan.
Pembuatan Rencana Strategis tahun 2012 – 2017 ini merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam kerangka Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Pemerintah Provinsi Banten, khususnya dalam pembangunan di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian. Pembangunan di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian pada tahun 2012 – 2017 difokuskan pada upaya penguatan paradigma pengembangan layanan ketenagakerjaan, ketransmigrasian dan kependudukan, yang diwarnai oleh Perda Nomor : 3 Tahun 2008, Pergub Nomor : 26 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Banten
Demikian Rencana Strategis (Renstra) ini dibuat untuk memberikan arahan sebagai acuan dalam penyelenggaraan Program Pembangunan di bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian.
Serang, Agustus 2012.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Provinsi Banten
DR. Erik Syehabudin, MM Pembina Utama Muda
NIP. 19600828 198712 1001
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................... i
Daftar Isi ........................................................................................................ iii
Daftar Tabel / Diagram .................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang ..................................................................... 1 B. Pengertian ........................................................................... 7 C. Maksud dan Tujuan .............................................................. 15 D. Landasan Penyusunan Renstra .............................................. 16 E. Tata Urutan Penulisan .......................................................... 18 F. Asumsi ................................................................................ 19
BAB II LAYANAN KETENAGAKERJAAN DAN KETRANSMIGRASIAN A. Struktur Organisasi .............................................................. 25 B. Tugas Pokok dan Fungsi ....................................................... 27 C. Gambaran Sumber Daya Organisasi ....................................... 43
1. Sumber Daya Manusia ................................................... 43 2. Sarana Prasarana .......................................................... 48 3. Anggaran Pendukung ..................................................... 51
BAB III ISUE STRATEGIS BIDANG KETENAGAKERJAAN DAN KETRANSMIGRASIAN. A. Variabel Penyumbang Pengangguran ..................................... 60 B. Isue Strategis..…………………………….. 61
BAB IV VISI, MISI TUJUAN & SASARAN, KEBIJAKAN & STRATEGI ORGANISASI. A. Visi dan Misi ........................................................................ 64 B. Tujuan dan Sasaran Organisasi ............................................. 67 C. Kebijakan dan Strategi Organisasi .......................................... 74
BAB V RENCANA PROGRAM & KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK
SASARAN & PENDANAAN INDIKATIF. A. Rencana Program dan Kegiatan ............................................ 83 B. Indikator Kinerja Utama ....................................................... 92 C. Kelompok Sasaran ............................................................... 97 D. Pendanaan Indikatif ............................................................. 102
BAB VI INDIKATOR KINERJA RENCANA STRATEGIS DI BIDANG KETENAGAKERJAAN DAN KETRANSMIGRASIAN.
A. Indikator Kinerja Umum ...................................................... 108 B. Indikator Kinerja Standart Pelayanan Minimal (SPM) ............. 111
BAB VII PENUTUP .................................................................................. 119
Lampiran – lampiran.
DAFTAR TABEL / DIAGRAM
Diagram : 1.1. Komposisi Pegawai Disnakertrans Prov. Banten menurut Jenis Jabatan s/d Pebruari 2012.
Tabel : 1.2. Kekuatan Pegawai Disnakertrans Prov. Banten per Unit Kerja Berdasarkan Jenis Kelamin dan Jenis Jabatan keadaan Pebruari
2009.
Diagram : 1.3. Komposisi Pegawai Disnakertrans Prov. Banten Menurut
Golongan s/d. Pebruari 2012.
Tabel : 1.4. Kekuatan Pegawai Disnakertrans Prov. Banten per Unit Kerja
berdasarkan Golongan s/d Pebruari 2012.
Diagram : 1.5. Kompisisi Pegawai Disnakertrans Prov. Banten menurut Pendidikan s/d Pebruari 2009.
Tabel : 1.6. Kekuatan Pegawai Disnakertrans Prov. Banten per Unit Kerja berdasarkan Tingkat Pendidikan s/d Pebruari 2012.
Diagram : 1.7. Komposisi Pegawai Disnakertrans Prov. Banten menurut Jenis Jabatan Fungsional s/d bulan Pebruari 2012.
Tabel : 1.8. Rekapitulasi Sumbangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun 2012.
Tabel : 1.9. Rekapitulasi Sumbangan Pendapatan Asli daerah (PAD) tahun 2012.
Tabel : 1.10. Rekapitulasi Anggaran Pembangunan Sumber Dana APBD Tahun 2011 dan 2012.
Tabel : 1.11. Dukungan Anggaran Pembangunan dari dana Dekonsentrasi, Pembantuan dan Sentralisasi dari APBN Tahun 2011.
Tabel : 1.12. Dukungan Anggaran Pembangunan dari Dana Dekonsentrasi, Pembantuan dan Sentralisasi dari APBN Tahun 2012.
BAB. I. PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang.
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 3 Tahun 2008
tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Banten, maka bidang Kerenagakerjaan dan Transmigrasi yang semula masih menginduk
pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Provinsi Banten yang sekarang sudah terpisah menjadi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten pada masa
awal pembentukan banyak dilakukan penyesuaian dalam hal sumber daya manusia, sarana dan perasarana kerja, tupoksi serta struktur kerja, serta RPJMD
2012-2017 yang sedang disusun karena itu diperlukan penyusunan Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten Tahun 2012-2017,
sehingga dapat memberikan pengaruh dalam kelancaran pelaksanaan program
dan kegiatan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.
Masalah Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian di Provinsi Banten
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yang penting adalah masih sulitnya
arus masuk investasi asing, perilaku proteksionis sejumlah daerah-daerah lain
dalam menerima warga transmigrasi, iklim investasi, pasar global, berbagai
”regulasi” dan perilaku birokrasi yang kurang kondusif bagi pengembangan usaha,
serta ”tekanan” kenaikan upah ditengah krisis ekonomi global. Masalah lain yang
tidak kalah pentingnya adalah kesadaran dan perilaku hidup masyarakat yang
sering kali kurang mendukung terhadap penciptaan lapangan kerja atau ”tidak
ramah” terhadap tenaga kerja lain. Masalah ketenagakerjaan dan ketransmigrasian
secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan berbagai masalah
termasuk kemiskinan, ketidakmerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi,
urbanisasi dan stabilitas politik.
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten merupakan unsur
pelaksana Pemerintah Provinsi Banten yang mempunyai tugas membantu
Gubernur melaksanakan kewenangan desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas
pembantuan di bidang tenaga kerja dan transmigrasi. Sesuai dengan tugas dan
fungsinya, tantangan pembangunan di bidang tenaga kerja dan transmigrasi yang
diemban oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten dalam
periode 2012-2017 secara umum meliputi: perluasan dan pengembangan
jangkauan perluasan kesempatan kerja dan peningkatan kualitas produktivitas
tenaga kerja. Disamping itu, tantangan internal untuk terus meningkatkan
kompetensi dan profesionalisme SDM aparat, juga merupakan tantangan tersendiri
yang harus diperhatikan. Maka Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Banten 2012-2017 perlu dipertajam dan difokuskan kembali
agar lebih mampu menjadi pedoman pelaksanaaan dalam mengatasi persoalan
Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian di Provinsi Banten.
Permasalahan.
Permasalahan – permasalahan yang timbul dan dihadapi dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
1). Bidang Ketenagakerjaan.
Kompleksitas permasalahan di Bidang Ketenagakerjaan secara umum
masih ditandai dengan relatif rendahnya kualitas tenaga kerja baik dari segi
pendidikan formal maupun ketrampilannya. Dampaknya tingkat produktivitas
tenaga kerja menjadi rendah yang berakibat pada posisi tawar (bargaining
position) rendah, tingkat upah yang rendah, sering terjadinya perselisihan
hubungan industrial, pemutusan hubungan kerja (PHK) dan rendahnya
jaminan kesejahteraan purna kerja bagi pekerja. Pada sisi lain perkembangan
tuntutan pasar kerja dan persaingan industri di pasar global dimana
penggunaan teknologi dan informasi sebagai unggulan disamping factor
ekonomis, menuntut kebutuhan tenaga kerja yang memiliki komponen
professional yang mengarah pada standar kualifikasi tenaga kerja berbasis
knowledge, skill dan attitude (KSA) serta, ketrampilan sosial (social
skill). (Masukan Kadis agar ditambah dengan “Metal”) Pasar kerja di masa
datang juga menuntut adanya jaminan kondisi iklim ketenagakerjaan yang
kondusif, harmonis dan dialogis yang berdampak suasana hubungan
industrial yang ramah dan adanya kepastian dalam usaha dan investasi.
2). Bidang Ketransmigrasian.
Jumlah penduduk Banten yang semakin banyak setiap tahunnya
bertambah ± 849.358 pertahunnya harus dicarikan solusinhya, Banten
merupakan daerah penyanggah ibukota dan tujuan pencari kerja, kondisi
tersebut membawa dampak sosial masyarakat Banten dengan ditandainya :
banyaknya pengangguran, tingginya tingkat kemiskinan, dan tingginya
tingkat kriminalitas di sisi lain masih banyaknya daerah diluar pulau jawa
yang masih kekurangan penduduk (tingkat kepadatan penduduk rendah)
untuk itu program ketransmigrasian merupakan program strategis yang harus
terus menerus dilaksanakan dan ditingkatkan, sekaligus membuka lahan baru
didaerah lain dibidang pertanian menuju swasembada pangan.
Tugas Pokok dan Fungsi
Tugas dan Fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi merupakan unit
kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten yang mempunyai tugas membantu
Gubernur dalam melaksanakan urusan pemerintah daerah berdasarkan azas
otonomi daerah dan tugas pembantuan di bidang tenaga kerja dan transmigrasi.
Dalam rangka penyelenggaraan tugas tersebut, maka fungsi Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten adalah sebagai berikut:
1. Menyusun rencana strategis dinas berdasarkan rencana strategis pemeriintah
daerah;
2. Perumusan kebijakan teknis dibidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi sesuai
rencana strategis dinas;
3. Pembinaan dan penyelenggaraan serta koordinasi bidang Pelatihan dan
Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
4. Pembinaan dan penyelenggaraan serta koordinasi bidang Transmigrasi;
5. Pembinaan dan pengembangan serta koordinasi bidang pengawasan
hubungan industrial dan jaminan social ketenagakerjaan;
6. Pembinaan dan penyelenggaraan serta koordinasi bidang pengawasan
ketenagakerjaan;
7. Pelaksanaan dan koordinasi kegiatan dinas;
8. Pembinaan dan penyelenggaraan administrasi ketatausahaan;
9. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas lingkungan Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi; (Masukan P Sihombong Unit Pelaksana Keterampilan)
10. Pelaksanaan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.
B. Pengertian
Dibidang Ketenagakerjaan.
1. Penduduk usia Kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun keatas;
2. Angkatan Kerja adalah Penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) baik yang
bekerja maupun yang mencari pekerjaan (menganggur);
3. Penganggur adalah Penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari
pekerjaan atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru, atau penduduk yang
tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan
(discouraged worker) atau penduduk tidak mencari pekerjaan karena sudah
diterima bekerja atau mempunyai pekerjaan tetapi belum bekerja;
4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah Perbandingan antara jumlah
angkatan kerja dan jumlah seluruh penduduk usia kerja;
5. Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) adalah Indikasi tentang penduduk usia
kerja yang termasuk dalam kelompok pengangguran, atau prosentase orang
yang bekerja terhadap jumlah penduduk yang termasuk angkatan kerja;
6. Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) adalah Prosentase yang mengidentifikasikan
besarnya penduduk usia kerja yang bekerja atau sementara tidak bekerja di
suatu negara atau wilayah, atau prosentase orang yang bekerja terhadap
jumlah penduduk yang termasuk angkatan kerja;
7. Pencari Kerja adalah Angkatan kerja yang sedang menanggur dan mencari
pekerjaan namun yang sudah bekerja tetapi ingin pndah atau alih pekerjaan
yang dinyatakan dengan aktivitasnya mendaftarkan diri kepada pelaksana
pelayanan penempatan tenaga kerja atau melamar pekerjaan kepada pemberi
kerja;
8. Tenaga Kerja adalah Setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat;
9. Penganggur Muda adalah Tenaga kerja kelompok umur 15-25 tahun yang
belum bekerja dan baru memasuki pasar kerja untuk mencari pekerjaan;
10. Setengah penganggur adalah orang yang bekerja tidak penuh (< 35
jam/minggu) dan masih bersedia menerima pekerjaan tambahan. Juga orang
yang bekerja penuh tetapi mendapatkan pendapatan sangat rendah dan orang
yang bekerja dengan pendidikannya atau ketrampilannya tidak sesuai dengan
jabatannya.
11. Tempat Kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap dimana tenaga bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga
kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber bahaya.
12. Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang mempekerjakan tenaga
kerja dengan tujuan mencari untung atau tidak, baik milik swasta maupun milik
negara.
13. Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan adalah Pegawai Teknis berkeahlian khusus
dari Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
14. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian
dari sistem manajemen secara keseluruhan yang pelaksanaannya terintregrasi
dengan sistem manajemen perusahaan.
15. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) adalah kelembagaan
K3 di perusahaan bertugas membantu pimpinan perusahaan dalam penerapan
keselamatan kerja, hygiene perusahaan dan keselamatan kerja.
16. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah usaha pencegahan terhadap
kecelakaan, kebakaran, peledakan, PAK, pertolongan pertama pada kecelakaan
dan usaha-usaha penyelamatan.
17. Penyidik adalah Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia atau Pejabat Pegawai
Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusu oleh undang-undang untuk
melakukan penyidikan.
18. Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara
yang diatur dalam undang-undang untuk mencari dan mengumpulkan bukti
yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan
guna menemukan tersangkanya.
19. Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil
tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan
penyidikan tindak pidana sesuai undang-undang yang menjadi dasar hukumnya
masing-masing dan dalam pelaksanaan tugasnya berada dibawah Koordinasi
dan Pengawasan Penyidik Polri.
Masukan Pa Sudirwan Kota Tng 8 Indikator SPM harus masuk dan Indikator
Kenerja Utama (IKU)
Dibidang Ketransmigrasian.
1. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk secara sukarela untuk
meningkatkan kesejahteraan dan menetap diwilayah pengambangan
transmigrasi atau lokasi permukiman transmigrasi;
2. Wilayah pengembangan transmigrasi yang selanjutnya disebut WPT adalah
wilayah potensial yang ditetapkan sebagai pengembangan permukiman
transmigrasi untuk mewujudkan pusat pertumbuhan wilayah yang baru sesuai
dengan rencana tata ruang wilayah;
3. Lokasi permukiman transmigrasi yang selanjutnya disebut LPT adalah lokasi
potensial yang ditetapkan sebagai permukiman transmigrasi untuk mendukung
pusat pertumbuhan wilayah yang sudah ada atau yang sedang berkembang
sesuai dengan rencana tata ruang wilayah;
C. Maksud dan Tujuan.
Penyusunan Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten
2012-2017 dimaksudkan untuk memberikan arah dan pedoman penyusunan
program strategis pembangunan bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian
selama 5 (lima) tahun ke depan dalam rangka mendukung pencapaian tujuan dan
sasaran agenda pembangunan Pemerintah Provinsi Banten.
Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten 2012 - 2017
bertujuan untuk mewujudkan peningkatan kinerja pelayanan di bidang
ketenagakerjaan dan ketransmigrasian. Di Tingkat Pemerintah Provinsi lebih
diarahkan pada upaya perluasan kesempatan kerja untuk mengurangi
pengangguran, peningkatan kualitas dan perlindungan terhadap tenaga kerja,
menjaga kondisi hubungan industrial yang harmonis.
D. Landasan Penyusunan Renstra.
Landasan Penyusunan Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Provinsi Banten mengacu pada :
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 15 Tahun 1997 tentang
Ketransmigrasian; (pa yan: Sudah rubah dengan UUD ....)
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 23 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4010);
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan;
4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah;
6. Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 39 Tahun 2004 tentang
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri;
7. Peraturan Pemerintah Nomor : 38 Tahun 2007 tentang pembagian Urusan
Pemerintah Antara Pemerintah Pusat, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupatan/Kota;
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 8 Tahun 2008 Tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusuan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah;
9. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor : 7 Tahun 2006 tentang Pokok-
pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Banten; (yan jun: Apakah
diperlukannya ?)
10. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor : 3 Tahun 2008 tentang
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Banten;
11. Peraturan Daerah Provinsi Banten tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Provinsi Banten 2012– 2017;
12. Peraturan Gubernur Nomor 26 Tahun 2008 tentang Urian Tugas dan Tata
Kerja Dinas Daerah Provinsi Banten;
13. Peraturan Gubernur Nomor : 122 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan
Kependudukan Provinsi Banten.
E. Tata Urutan Penulisan.
Dalam penulisan Rencana Strategis (Renstra) bidang ketenagakerjaan,
ketransmigrasi dan kependudukan Provinsi Banten tahun 2012-2017, terbagi
dalam 7 BAB, dengan Sistimatika sebagai berikut :
1. BAB I. Pendahuluan yang berisikan Latar Belakang, Pengertian, Maksud dan
Tujuan, Landasan Penyusunan, Tata Urutan Penulisan dan Asumsi;
2. BAB II. Layanan di Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian yang
berisikan Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi dan Gambaran
Sumber Daya Organisasi yang meliputi Sumber Daya Manusia, Sarana dan
Prasarana dan Anggaran Pendukung;
3. BAB III. Isue Strategis di Bidang Ketenagakerjaan, Ketransmigrasi dan
Kependudukan yang berisikan Informasi, kejadian, fenomena terkini yang
memiliki pengaruh langsung terhadap kinerja organisasi atau Faktor-faktor
internal maupun eksternal yang eksistensinya mempengaruhi secara langsung
terhadap kinerja organisasi.
4. BAB IV. Berisikan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Organisasi dan Strategi serta
Kebijakan Organisasi.
5. BAB V. Berisikan Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja Program
dan Kegiatan, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif.
6. BAB VI. Menjelaskan tentang Indikator Kinerja Rencana Strategis Bidang
Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian yang meliputi ; uraian program /
kegiatan, sasaran, volume dan indikator kinerja (input, proses, output,
outcome, benefit dan impact).
7. BAB VII. Berisikan kata penutup dari pemaparan Rencana Strategis Bidang
Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian di Provinsi Banten.
F. Asumsi
Asumsi adalah situasi diluar kendali Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Provinsi Banten atau keadaan yang lebih tepat disediakan pihak lain dalam proses
pembangunan. Namun, situasi tersebut berpengaruh pada pencapaian tujuan
pembangunan Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian di Provinsi Banten. Asumsi-
asumsi tersebut :
1. Kebijakan Pemerintah dalam pelaksanaan program wajib belajar dan program
pendidikan dan latihan kepada masyarakat yang kontribusinya terhadap
peningkatan kualitas / kopetensi calon tenaga kerja;
2. Kebijakan pemerintah dibidang ketransmigrasian dalam era otonomi daerah
saat ini sangat dipengaruhi oleh kesiapan dan kesungguhan pemerintah
provinsi dan kabupaten / kota daerah tujuan transmigrasi, hal ini sangat
berpengaruh terhadap animo serta program ketransmigrasian yang dilakukan
oleh Pemerintah Provinsi Banten;
3. Kebijakan pemerintah Pusat di bidang Ketenagakerjaan.
Tugas pokok dan fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten
sebagian besar adalah tugas dekonsentrasi, sehingga kebijakan Pemerintah
Pusat sangat mempengaruhi pelaksanaan program pembangunan
Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian di Provinsi Banten.
4. Situasi Politik Dalam dan Luar Negeri.
Penyediaan lapangan kerja, perluasan usaha karena investasi baru,
penempatan tenaga kerja ke luar negeri serta penggunaan Tenaga Kerja
Warga Negara Asing Pendatang (TKWNAP) sangat rentan terhadap pengaruh
situasi politik baik di Dalam maupun di Luar Negeri.
5. Dampak Informasi dan Arus Globalisasi.
Berkembangnya arus informasi dan arus globalisasi memberi dampak besarnya
tuntutan kebebasan berserikat bagi pekerja/buruh, demokratisasi dan HAM
yang sering menimbulkan gejolak buruh yang dapat mengganggu kondisi
hubungan industrial yang harmonis, kondusif dan ramah usaha.
7. Situasi Ekonomi Makro.
a. Perkembangan kebijakan moneter diantaranya penekanan laju inflasi,
peningkatan investasi, peningkatan pendapatan Negara, pengendalian
suku bunga dan kebijakan fiskal (perpajakan).
b. Adanya kebijakan WTO, pengembangan kawasan ekonomi baru di ASEAN,
Asia Pasifik (AFEC), Eropa dan Amerika Latin.
c. Dampak Krisis Keuangan Global.
Adanya krisis keuangan global berdampak terutama pada perusahaan yang
bahan baku dari luar negeri dan pasar hasil produksinya ke dalam negeri
atau luar negeri.
BAB. II. LAYANAN KETENAGAKERJAAN DAN KETRANSMIGRASIAN
Berdasarkan : (a). UUD 1945, (b). UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah
daerah, (c). UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, (d). UU Nomor 15 Tahun
1997 tentang ketransmigrasian dan (e). UU Nomor 23 Tahun 2006 tentang
kependudukan maka penyelenggaraan pemerintahan, baik pusat maupun daerah harus
selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dan berkembang
dimasyarakat. Pemerintah pusat dan daerah dalam menyusun kebijakan harus
memperhatikan urusan layanan wajib yang mengatur jenis dan mutu pelayanan dasar
secara minimal.
Keterkaitan dengan layanan dasar dibidang ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian, telah ditetapkan standar pelayanan minimal melalui Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor : Per.15/Men/X/2010 tentang
standart pelayanan Minimal bidang Ketenagakerjaan, untuk sementara waktu khusus
dibidang ketanagakerjaan, pelayanan dasar dibidang ketenagakerjaan ini harus
disesuaikan dengan kebutuhan, prioritas dan kemampuan keuangan nasional dan
daerah. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transimigrasi telah mengeluarkan 5 (lima)
jenis pelayanan dasar dan 8 (delapan) indikator untuk pelayanan dasar
ketenagakerjaan, yang meliputi :
1. Pelayanan Pelatihan Kerja, lingkup indikator pelayanan minimal adalah :
a. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi;
b. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat;
c. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan. 2. Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja, lingkup indikator pelayanan minimal adalah
:
- Besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan.
3. Pelayanan Perselisihan Hubungan Industrial, lingkup indikator pelayanan minimal
adalah :
- Besaran Kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB)
4. Pelayanan Kepesertaan Jamsostek, lingkup indikator pelayanan minimal adalah :
- Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek 5. Pelayanan Pengawasan Ketenagakerjaan, lingkup indikator pelayanan minimal adalah
a. Besaran Pemeriksaan Perusahaan;
b. Besaran Pengujian Peralatan di Perusahaan.
Adapun urusan pilihan adalah :
6. Bidang Pembinaan Penyiapan Permukiman dan Penempatan Transmigrasi, lingkup
indikator layanan minimal adalah :
a. Pemberian Fasilitasi Perpindahan serta Penempatan Transmigran,
b. Pembinaan calon transmigran sesuai dengan tingkat kopetensi yang dibutuhkan / dikembangkan.
B. Struktur Organisasi.
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten terbentuk
berdasarkan pelaksanaan Peraturan Darah Provinsi Banten Nomor 3 Tahun 2008
yang kemudian ditetapkan melalui Peraturan Gubernur No.26 Tahun 2008 tentang
uraian tugas dan tata kerja dinas Provinsi Banten, maka struktur organisasi Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten dapat diuraikan sebagai berikut :
Dinas Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten terdiri dari :
a). Kepala Dinas.
b). Sekretaris, membawahi :
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian ;
2. Sub Bagian Keuangan;
3. Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan ;
c). Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja, membawahi :
1. Seksi Pelatihan dan Produktivitas;
2. Seksi Penempatan Tenaga Kerja Dalam dan Luar Negeri;
3. Seksi Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja;
d). Bidang Transmigrasi, membawahi :
1. Seksi Fasilitasi Perpindahan;
2. Seksi Pengerahan dan Penempatan Transmigrasi;
3. Seksi Pembinaan Pasca Penempatan;
e). Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, membawahi :
1. Seksi Lembaga Hubungan Industrial, Penyelesaian Perselisihan;
2. Seksi Pengupahan dan Jaminan Sosial;
3. Seksi Pemasyarakatan Hubungan Industrial dan Perselisihan Kerja;
f). Bidang Pengawas Ketenagakerjaan :
1. Seksi Norma Kerja;
2. Seksi Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
3. Seksi Perlindungan Tenaga Kerja Perempuan dan Anak;
g). Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas;
h). Jabatan Fungsional.
B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI.
1. Sekretariat, mempunyai tugas :
a. Membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan perumusan rencana
program dan kegiatan, mengkoordinasikan, monitoring, urusan administrasi umum dan kepegawaian, keuangan, serta perencanaan
evaluasi dan pelaporan.
b. Untuk melaksanakan tugas mempunyai fungsi :
1) Penyusunan rencana program dan kegiatan sesuai bidang tugasnya;
2) Perumusan kebijakan, pedoman, standarisasi, koordinasi, pembinaan dan pengembangan administrasi umumdan kepegawaian, keuangan
serta evaluasi dan pelaporan;
3) Perumusan aturan, pembinaan, pengembangan pelaksanaan
administrasi umum dan kepegawaian, keuangan serta evaluasi dan pelaporan;
4) Pelaksanaan evaluasi, supervisi dan pelaporan kebijakan standarisasi program administrasi umum dan kepegawaian, keungan serta evalop;
5) Penyiapan data dan bahan urusan administrasi umum dan
kepegawaian, keungan serta evaluasi dan pelaporan;
6) Pengelolaan urusan administrasi umum dan kepegawaian, keungan
serta evaluasi dan pelaporan;
7) Pelaksanaan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.
c. Dalam melaksanakan fungsi sebagai berikut :
1) Menyusun rencana kerja kesekertariatan dinas;
2) Menyiapkan bahan kebijakan, pedoman, standarisasi, dan pelayanan;
3) Menyiapkan bahan pembinaan dan pengembangan;
4) Menyiapkan bahan administasi;
5) Menyiapkan bahan program dan kegiatan;
6) Meyiapkan bahan kegiatan kesekertariatan, perlengkapan kerumahtanggan, perpustakaan, kehumasan dan penyusunan
program;
7) Menyiapkan bahan kegiatan pengelolaan keuangan;
8) Menyiapkan bahan adminstrasi kepegawaian;
9) Melaksanakan koordinasi, integasi, sinkronisasi dan simplifikasi dalam
melaksanakan tugas;
10) Melaksanakan pembuatan laporan tugas dan fungsi;
11) Melaksanakan tugas lain sesuai fungsi dan tugasnya.
2. Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian, mempunyai tugas :
a. Melaksanakan penyimpanan, administrasi surat menyurat, kearsiapan,
perlengkapan, rumahtangga, kepustakaan, kehumasan, administrasi kepegawaian dan pengelolaan inventaris barang dan aset dinas;
b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada poin (a)
mempunyai tugas pokok sebagai berikut
1) Menyusun rencana kerja subbag umum dan kepegawaian;
2) Melaksanakan administrasi ketatausahaan dinas;
3) Melaksanakan urusan rumahtangga dinas;
4) Melaksanakan kearsiapan dan pengelolaan kepustakaan;
5) Melaksaankaan penyusunan rencana kebutuhan barang dinas;
6) Melaksanakan pengelolaan inventaris barang dan aset dinas;
7) Melaksanakan pengelolaan kebersiahan, ketertiban nda keamanan
kantor;
8) Melaksanakan fungsi kehumasan;
9) Melaksanakan penyiapan bahan pembinaan dan adminstrasi
kepegawaian lingkup dinas;
10) Melaksanakan pembuatan laporan tugas dan funsinya;
11) Melaksanakan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.
3. Subbag Keuangan
a. Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rencana anggaran, pembukuan, verifikasi dan perbendaharaan dinas;
b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada poin (a) mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
1) Menyusun rencana kerja subbag keuangan;
2) Melaksanakan penyiapan rencana anggaran pembiayaan kegiatan
lingkungan dinas;
3) Melaksanakan penyiapan bahan pembayaran dan pengeluaran
anggaran belanja dinas sumber APBD maupun APBN;
4) melaksanakan kegiatan pembendaharaan;
5) melaksanakan pembayaran gaji pegawai;
6) melaksanakan pembukuan penerimaan dan pengeluaran keuangan;
7) melaksanakan administrasi pemungutan, pelaporan dan penyetoran pajak-pajak;
8) melaksanakan penyiapan data, perhitungan anggaran dan belanja dinas;
9) menyusun laporan pertanggungjawaban pengelolaan dinas;
10) melaksanakan pengawasan administrasi kebendaharawanan lingkup
dinas;
11) melaksaakan pembuatan laporan tugas dan fungsinya;
12) Melaksanakan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.
4. Subbag Program, Evaluasi dan Pelaporan
a. Melaksanakan penyiapan perumusan program/kegiatan, evaluasi dan
pelaporan.
b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada poin (a)
mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
1) Menyusun rencan kerja subbag;
2) Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rencana strategis
(Renstra) Dinas;
3) Melaksanakan penyiapan bahan rencana anggaran belanja dinas dari
sumber APBD maupun APBN;
4) Melaksanakan penyiapan bahan program dan kegiatan dinas;
5) Melaksanakan penyiapan bahan pengumpulan indikator keberhasilan dinas;
6) Melaksanakan penyusunan rencana kerja tahunan kedalam program
kegiatan;
7) Melaksanakan fasilitasi program dan kegiatan dinas dari pemerintah
pusat untuk provinsi dan kab/kota;
8) Melaksanakan penyiapan bahan petunjuk pelaksanaan kegiatan dinas;
9) Melaksanakan penyiapan bahan dalam rangka mendukung dan membantu penyelenggaranan kegiatan dinas;
10) Melaksanakan pengelolaan dan pelaporan pelaksanaan pembangunan yang bersumber dari dana APBD/APBN;
11) Melaksanakan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan pembangunan anggaran APBD/APBN;
12) Melaksanakan pembuatan laporan tugas dan fungsinya
13) Melaksanakan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.
5. Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja
a. Melaksanakan pembinaan, koordinasi, evaluasi dan perumusan kebijakan
teknis operasional dibidang pelatihan dan penempatan tenaga kerja
b. Melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada poin (a)
mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
1) Perumusan kebijakan teknis operasional bidang Lapenta;
2) penyusunan pedoman pengaturan standarisasi pelatihan dan
produktivitas, penempatan tenaga kerja dalam dan luar negeri,perluasan dan pengembangan kesempatan kerja;
3) pembinaan, pengembangan dan pelaksanaan Lapenta;
4) mengkoordinasikan dan sinkronisasi kegiatan bidang lapenta;
5) pelaksanaan program dan kegiatan bidang lapenta;
6) pelaksanaan evaluasi, supervisi dan pelaporan kebijakan standarisasi
program dan kegiatan bidang lapenta;
7) pelaksanaan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.
c. Melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada poin (a) mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
1) menyusun rencana kerja bidang lapenta;
2) menyiapkan bahan perumusan kebijakan taknis operasional dibidang
lapenta;
3) menyiapkan bahan pembinaan dan pengambangan dibidang lapenta;
4) menyiapkan bahan pengandalian teknis program dibidang lapenta;
5) menyiapkan bahan perumusan kebijakan pembinaan dan pengendalian
teknis bidang lapenta;
6) melaksanakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplafikasi dalam
melaksanakan tugas’
7) melaksanakan pembuatan laporan tugas dan fungsinya;
6. Seksi Pelatihan dan Produktivitas
a. Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis operasional
kegiatan bidang pelatihan dan produktivitas
b. Melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada poin (a)
mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
1) menyusun rencana kerja seksi;
2) melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan dibidang
pelatihan kerja, kerjasama dan kelembagaan serta pengukuran produktivitas tenaga kerja, sertifikasi kopetensi dan akreditasi lembaga
dan sarana pelatihan kerja, peningkatan bidang pelatihan kerja dan
bidang produktivitas tenaga kerja lainnya, serta penerbitan izin tertentu
atau rekomendasi di bidang ketenagakerjaan;
3) melaksanakan penyiapan bahan penyusunan standar, pedoman, norma,
kriteria dan prosedur di bidang pelatihan kerja, standarisasi pengawasan pelaksanaan sertifikasi kopetensi dan akreditasi lembaga
dan sarana pelatihan kerja, peningkatan bidang pelatihan kerja dan bidang produktivitas tenaga kerja lainnya, dan penerbitan izin tertentu
atau rekomendasi bidang ketenagakerjaan, serta melaksanakan;
4) Melaksanakan penyiapan bahan evaluasi analisis produktivitas regional
dan sektoral, promosi, kerjasama dan kelambagaan produktivitas dan informasi pemagangan;
5) melaksanakan penyiapan bahan bimbingan teknis dan mengevaluasi pelatihan dan pengukuran produktivitas tenaga kerja, peningkatan
bidang pelatihan kerja dan bidang produktivitas tenaga kerja lainnya;
6) melaksanakan penyiapan bahan evaluasi uji coba program pelatihan
berbasis kompetisi dan sertifikasi, serta pengawasan pelaksanaan sertifikasi kompetensi dan akreditasi lembaga dan sarana pelatihan
kerja;
7) menyiapkan penerbitan perizinan/pendaftaran lembaga dan sarana
pelatihan kerja, serta penerbitan rekomendasi perizinan magang ke luar
negeri;
8) melaksanakan pernyiapan bahan bimbingan teknis, pembinaan,
permberdayaan, pengembangan sistem dan metode lembaga dan sarana pelatihan kerja, serta pelayanan pelatihan dan pengukuran
produktivitas tenaga kerja;
9) menyiapkan bahan konsultasi, koordinasi dan kerjasama dengan unit
kerja lain baik pemerintah, swasta maupun organisasi lainnya dalam
pembinaan dan peningkatan pelatihan kerja dan produktivitas tenaga
kerja, serta pemagangan;
10) melaksanakan penyiapan bahan pembinaan, monitoring, evaluasi dan
pendataan instruktur dan pengelola latihan tingkat provinsi;
11) melaksanakan pembuatan laporan tugas dan fungsinya;
12) melaksanakan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.
7. Seksi Penempatan Tenaga Kerja Dalam dan Luar Negeri
a. Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis operasioanal kegiatan penempatan tenaga kerja dalam dan luar negeri;
b. Melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada poin (a) mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
1) menyusun rencana kerja seksi;
2) melaksanakan penyiapan bahan rumusan kebijakan dibidang sistem
dan penyebarluasan informasi pasar kerja,penempatan tenaga kerja dalam dan luar negeri, bimbingan jabatan, penerbitan dan
pengendalaian izin tertentu atau rekomendasi bidang ketenagakerjaan, pengesahan RPTKA, subtansi perjanjian kerja, penampatan TKI ke luar
sekala provinsi;
3) melaksanakan penyiapan bahan penyusunan standar,pedoman, norma,
kriteria dan prosedur di bidang sistem dan penyebarluasan informasi
pasar kerja, penempatan tenaga kerja dalam dan luar negeri, bimbingan jabatan, penerbitan dan pengendalaian izin tertentu atau
rekomendasi bidang ketenagakerjaan, pengesahan RPTKA, subtansi perjanjian kerja penempatan TKI ke luar negeri skala provinsi;
4) melaksanakan penyiapan bahan pengolahan dan penyusunan data sistem dan penyebarluasan informasi pasar kerja bursa kerja di wilayah
provinsi, dan penyebarluasan sistem informasi penempatan TKI;
5) melaksanakan penyiapan bahan pemberian pelayanan informasi pasar
kerja dan bimbingan jabatan kepada pencari kerja dan pengguna tenaga kerja skala provinsi;
6) melaksanakan penyiapan bahan penerbitan dan pengendalian izin pendirian lembaga bursa kerja / lembaga penempatan tenaga kerja
swasta (LPTKS) dan lembaga penyuluh dan bimbingan jabatan sekala provinsi;
7) penyiapan bahan penerbitan rekomendasi untuk perizinan pendirian LPTKS dan lembaga penyuluh dan bimbingan jabatan yang akan
melakukan kegiatan, penerbitan Surat Persetujuan Penempatan (SPP) AKAD sekala provinsi, penerbitan IMTA perpanjangan untuk TKA yang
lokasi kerjanya lintas kab/kota dalam 1 (satu) provinsi, dan penerbitan perijinan pendirian kantor cabang di wilayah provinsi dan rekomendasi
perpanjangan Surat Izin Pelaksanaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS), serta penerbitan izin tempat penampungan
calon TKI di wilayah provinsi;
8) melaksanakan penyiapan bahan rekomendasi kepada swasta dalam
penyelenggaraan pameran bursa kerja/job fair sekala provinsi;
9) melaksanakan penyiapan bahan pengesahan Rencana Penggunaan
Tenaga Kerja Asing (RPTKA) perpanjangan yang tidak mengandung
perubahan jabatan, jumlah orangm, dan lokasi kerjanya dalam 1 (satu) wilayah provinsi;
10) melaksanakan penyiapan bahan penyusunan hasil verifikasi pendokumentasian TKI di wilayah provinsi;
11) melaksanakan penyiapan bahan sosialisasi subtansi perjanjian kerja penempatan TKI ke luar negeri sekala provinsi;
12) melaksanakan penyiapan bahan pengewasan penyetoran dana perlindungan TKI di wilayah provinsi;
13) melaksanakan penyiapan bahan pembinaan, pengawasan penempatan
dan perlindungan TKI di wilayah provinsi;
14) melaksanakan penyiapan bahan fasilitasi pelaksanaan perjanjian
kerjasama bilateral dan multilateral penempatan TKI yang pelaksanaannya di wilayah provinsi;
15) melaksanakan penyiapan bahan fasilitasi kepulangan TKI di pelabuhan debarkasi di wilayah provinsi;
16) melaksanakan penyiapan bahan fasilitasi penyelenggaraan Pembekalan Akhir Pemberangkatan (PAP);
17) melaksanakan penyiapan bahan fasilitasi dan pembinaan penempatan bagi pencari kerja penyendang cacat, lansia dan perempuan sekala
provinsi;
18 melaksanakan penyiapan bahan monev penempatan TKI ke luar negeri
yang berasal dari wilayah provinsi, serta penggunaan TKA yang lokasi kerjanya lebih dari 1 (satu) lintas kab/kota dalam wilayah provinsi;
19) melaksanakan penyiapan bahan pembinaan, evaluasi, monitoring dan pendataan jabatan fungsional pengantar kerja tingkat provinsi banten;
20) melaksanakan penyiapan bahan pembinaan, evaluasi, monitoring penyebarluasan informasi pasar kerja;
21) melaksanakan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan kebijakan di
bidang sistem dan penyebarluasan informasi pasar kerja, penempatan tenaga kerja dalam dan luar, bimbingan jabatan, penerbitan dan
pengendalaian izin tertentu atau rekomendasi bidang ketenegakerjaan, pengesahaan RPTK, substansi perjanjian kerja penempatan TKI ke luar
negeri skala provinsi;
22) Melaksanakan pembuatan laporan tugas dan fungsinya;
23) melaksanakan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.
8. Seksi Pelaruasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja
a. Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis operasioanal kegiatan perluasan dan pengembangan kesempatan kerja;
b. Melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada poin (a) mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
1) Menyusun rencana kerja seksi;
2) Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan dibidang
pembinaan dan penerapan Tenaga Kerja Mandiri (TKM), Teknologi Tepat Guna (TTG), Padat Karya, Tenaga Kerja Sukarela (TKS) dan
kerjasama, Usama Mandiri, Sektor Informal, serta pembinaan dan penerapan perluasan dan pengembangan kesempatan kerja lainnya
skala provinsi;
3) melaksanakan penyiapan bahan penyusunan standar, pedoman, norma,
kriteria dan prosedur dibidang pembinaan dan penerapan tenaga kerja Mandiri (TKM), Teknologi Tepat Guna (TTG), Padat Karya, Tenaga
Kerja Sukarela (TKS) dan kerjasama, Usama Mandiri, Sektor Informal, serta pembinaan dan penerapan perluasan dan pengembangan
kesempatan kerja lainnya skala provinsi;
4) Melaksanakan penyiapan bahan pembinaan dan penempatan TKM,
TTG, Usaha Mandiri, Sektor Informal, Padat Karya dan kerjasama skala
provinsi;
5) melaksanakan penyiapan bahan penerbitan rekomendasi izin
operasional Tenaga Kerja Sukarela (TKS) Luar Negeri, TKS Indonesia, Lembaga Sukarela Indonesia yang akan beroperasi lebih dari 1 (satu)
Kab/Kota dalam satu provinsi;
6) melaksanakan penyiapan bahan pembinaan, pengendalian, dan
pengawasan pendayagunaan TKS dan lembaga sukarela sekala provinsi;
7) melaksanakan penyiapan bahan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi pelaksanaan program pendayagunaan TKM, Usaha Mandiri dan sektor
informal serta program padat karya sekala provinsi;
8) melaksanakan penyiapan bahan bimbingan teknis dibidang pembinaan
dan penerapan tenga kerja mandiri (TKM), Teknologi Tepat Guna (TTG), Padat Karya, Tenaga Kerja Sukarela (TKS) dan kerjasama,
Usaha Mandiri Sektor Informal, serta pembinaan dan penerapan perluasan dan pengembangan kesempatan kerja lainnya skala provinsi;
10) melaksanakan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan kebijakan dibidang pembinaan dan penerapan tenaga kerja mandiri (TKM),
Teknologi Tepat Guna (TTG), Padat Karya, Tenaga Kerja Sukarela (TKS) dan kerjasama, Usaha Mandiri Sektor Informal, serta pembinaan
dan penerapan perluasan dan pengembangan kesempatan kerja lainnya skala provinsi;
11) melaksanakan penyiapan bahan konsultasi, koordinasi dan kerjasama dengan unit kerja lain baik pemerintah, swasta maupun organisasi
lainnya dalam pembinaan dan peningkatan perluasan dan
pengembangan kesempatan kerja;
12) melaksanakan pembuatan lepoaran tugas dan fungsinya;
13) melaksanakan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.
9. Bidang Transmigrasi
a. Melaksanakan pembinaan, koordinasi, evaluasi dan perumusan kebijakan teknis operasional dibidang transmigrasi;
b. Melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada poin (a)
mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
1) perumusan kebijakan teknis operasional didang fasilitasi perpindahan,
pengerahan dan penempatan transmigrasi, dan pembinaan pasca penemptan;
2) penyusunan pedoman pengaturan fasilitasi perpindahan, pengerahan dan penemptan trasmigrasi, dan pembinaan pasca transmigrasi;
3) pembinaan, pengembangan dan pelaksanaan kegiatan dibidang fasilitasi perpindahan, pengerahan dan penemptan trasmigrasi, dan
pembinaan pasca transmigrasi;
4) mengkoordinasikan dan sinkronisasi kegiatan dibidang fasilitasi
perpindahan, pengerahan dan penemptan trasmigrasi, dan pembinaan pasca transmigrasi;
5) pelaksanaan program dan kegiatan dibidang fasilitasi perpindahan, pengerahan dan penemptan trasmigrasi, dan pembinaan pasca
transmigrasi;
6) pelaksanaan evaluasi, supervisi dan pelaporan kebijakan standarisasi
program kegiatan bidang fasilitasi perpindahan, pengerahan dan penemptan trasmigrasi, dan pembinaan pasca transmigrasi;
7) pelaksanaan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.
c. dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada poin (b), mempunyai tugas sebagai berikut :
1) menyusun rencana kerja bidang;
2) menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis operasional dibidang
fasilitasi perpindahan, pengerahan dan penemptan trasmigrasi, dan pembinaan pasca transmigrasi;
3) menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan dibidang, fasilitasi
perpindahan, pengerahan dan penemptan trasmigrasi, dan pembinaan pasca transmigrasi;
4) melaksanakan pengendalian teknis program dibidang fasilitasi perpindahan, pengerahan dan penemptan trasmigrasi, dan pembinaan
pasca transmigrasi;
5) menyiapkan bahan perumusan kebijakan pembinaan dan pengendalian
teknis dibidang fasilitasi perpindahan, pengerahan dan penemptan trasmigrasi, dan pembinaan pasca transmigrasi;
6) melaksanakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi dalam melaksanakan tugas;
7) melaksanakan pembuatan laporan tugas dan fungsinya;
8) melaksanakan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.
10. Seksi Fasilitasi Perpindahan
a. melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis operasioanal
kegiatan fasilitasi perpindahaan;
b. Melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada poin (a)
mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
1) menyusun rencana kerja seksi;
2) melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan dibidang
pendaftaran dan seleksi Pelatihan Dasar Umum (PDU);
3) melaksanakan penyiapan bahan penyusunan standar, norma
pedoman,kriteria dan prosedur dibidang pendaftaran dan seleksi Pelatihan Dasar Umum (PDU);
4) melaksanakan penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan pendaftaran dan seleksi Pelatihan Dasar Umum (PDU);
5) melaksanakan penyiapan bahan mediasi kerjasama perpindahan
transmigrasi;
6) melaksanakan penyiapan bahan fasilitasi bimbingan teknis, dan
pelayanan perpindahan/pemberangkatan transmigrasi;
7) melaksanakan penyiapan baha pengendalian dan supervisi pelaksanaan
pengerahan dan fasilitasi perpindahan transmigrasi;
8) melaksanakan penyiapan bahan kegiatan dibidang fasilitasi
perpindahaan dab penempatan transmigrasi;
9) melaksanakan penyiapan bahan konsultasi, koordinasi dan kerjasama
dengan unit kerja terkait;
10) melaksanakan pembunaan pembuatan laporan tugas dan fungsinya;
11) melaksanakan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.
11. Seksi Pengerahan dan Penempatan Transmigrasi
a. melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis operasional kegiatan Pengerahan dan Penempatan Transmigrasi;
b. Melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada poin (a) mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
1) penyusunan rencana kerja seksi;
2) menyusun bahan rumusan kebijakan teknis dibidang pengerahan dan
penempatan tradansmigrasi;
3) melaksanakan penyiapan bahan penyusunan standar, norma pedoman,kriteria dan prosedur dibidang pengerahan dan penempatan
serta pembekalan transmigrasi;
4) melaksanakan koordinasi pelaksanaan pengerahan dan penempatan
serta pembekalan transmigrasi;
5) melaksanakan mediasi kerjasama perpindahaan transmigran yang
serasi dan seimbang dengan daya dukung alam dan daya tampung;
6) memfasilitasi bimbingan teknis penempatan transmigran;
7) melaksanakan penyiapan baha pengendalian dan supervisi pelaksanaan pengerahan dan penempatan transmigran;
8) melaksanakan bimbingan teknis dan melaksanakan evaluasi pelaksanaan kebijakan dibidang pengerahan dan penempatan
transmigran;
9) melaksanakan penyiapan bahan konsultasi, koordinasi dan kerjasama
dengan unit kerja terkait;
10) menyusun bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan yang berkaiatan
dengan pelaksanaan tugas;
11) melaksanakan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.
12. Seksi Pembinaan Pasca Penempatan
a. melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis operasional
kegiatan pembinaan pasca penempatan;
b. Melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada poin (a)
mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
1) menyiapkan rencana kerja seksi;
2) menyusun perumusan kebijakan dibidang pembinaan, pasca
penempatan dan adaptasi bagi transmigran;
3) melaksanakan penyiapan bahan penyusunan standar, norma
pedoman,kriteria dan prosedur dibidang pembinaan, pasca penempatan dan adaptasi bagi transmigran;
4) melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyiapan bahan
sinkronisasi dan pengusulan rencana pengembangan masyarakat dan kawasan transmigrasi skala provinsi;
5) melaksanakan koordinasi pengembangan usaha, pelaksanaan peningkatan kapasitas SDM dan masyarakat, pemeliharaan dan
pengembangan infrastuktur di WPT dan LPT skala provinsi, serta koordinasi pelaksanaan penyerasian pengembangan masyarakat dan
kawasan WPT dan LPT dengan wilayah sekitar pro LPT skala provinsi, serta koordinasi pelaksanaan penyerasian pengembangan masyarakat
dan kawasan WPT dan LPT dengan wilayah sekitar provinsi;
6) melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi penyajian data dan informasi
tentang perkembangan WPT dan LPT skala provinsi;
7) menyusun pengusulan calon WPT dan LPT yang dapat dialihkan
tanggungjawabsulan calon WPT dan LPT yang dapat dialihkan tanggungjawab pembinaan khususnya dalam skala provinsi;
8) melaksanakan pengendalian dan supervisi pelaksanaan pengembangan masyarakat dan kawasan transmigrasi skala provinsi;
9) melaksanakan kegiatan dibidang pembinaan pasca penampatan transmigrasi lainnya skala provinsi;
10) melaksanakan bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan kebijakan
dibidang pembinaan, pasca penempatan dan adaptasi bagi transmigran;
11)melaksanakan konsultasi, koordinasi dan kerjasama dengan unit kerja dalam dan pembinaan dan peningkatan pembinaan pasca penempatan
transmigrasi;
12) mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas;
13) melaksanakan pembuatan laporan tugas dan fungsinya;
14) melaksanakan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.
13. Bidang Hubungan Indutrial dan Jaminan Sosial Ketanagakerjaan
a. Mempunyai tugas pokok membantu Kadis dan melaksanakan pembinaan,
koordinasi, evaluasi dan perumusan kebijakan teknis operasioanal dibidang hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan;
b. Melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada poin (a) mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
1) perumusan kebijakan teknis operasional bidang lembaga hubungan industrial, penyelesaian perselisihan, pengupahan dan jaminan sosial,
pemesyarakatan hubungan industrial dan perselisihan kerja;
2) penyusunan pedoman pengaturan standarisasi lembaga hubungan
industrial, penyelesaian perselisihan, pengupahan dan jaminan sosial, pemesyarakatan hubungan industrial dan perselisihan kerja;
3) pembinaan, pengembangan, dan pelaksanaan lembaga hubungan industrial, penyelesaian perselisihan, pengupahan dan jaminan sosial,
pemesyarakatan hubungan industrial dan perselisihan kerja;
4) pengkoorinasikan dan sinkronisasi kegiatan bidang lembaga hubungan
industrial, penyelesaian perselisihan, pengupahan dan jaminan sosial, pemesyarakatan hubungan industrial dan perselisihan kerja;
5) pelaksanaan program dan kegiatan bidang lembaga hubungan
industrial, penyelesaian perselisihan, pengupahan dan jaminan sosial, pemesyarakatan hubungan industrial dan perselisihan kerja;
6) pelaksanaan evaluasi,supervisi dan pelaporan kebijakan standarisasi programdan kegiatan bidang lembaga hubungan industrial,
penyelesaian perselisihan, pengupahan dan jaminan sosial, pemesyarakatan hubungan industrial dan perselisihan kerja;
7) pelaksanaan pembuatan laporan tugas dan fungsinya;
8) pelaksanaan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.
c. dalam melaksanakan fungsi sebaimana dimaksud pada poin (b) kepala bidang hubungan insutrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan mempunyai
tugas sebagai berikut :
1) menyusun rencana kerja bidang;
2) menyusun bahan rumusan kebijakan teknis operasional bidang lembaga hubungan industrial, penyelesaian perselisihan, pengupahan dan
jaminan sosial, pemesyarakatan hubungan industrial dan perselisihan kerja;
3) menyusun rumusan bahan pengaturan, lembaga hubungan industrial, penyelesaian perselisihan, pengupahan dan jaminan sosial,
pemesyarakatan hubungan industrial dan perselisihan kerja;
4) menyelenggarakan koordinasi kegitan lembaga hubungan industrial,
penyelesaian perselisihan, pengupahan dan jaminan sosial, pemesyarakatan hubungan industrial dan perselisihan kerja;
5) monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan lembaga hubungan industrial, penyelesaian perselisihan, pengupahan dan jaminan sosial,
pemesyarakatan hubungan industrial dan perselisihan kerja;
6) menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian kegiatan, pengawasan
hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan;
7) meningkatkan koordinasi dan pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan;
8) melaksanakan koordinasi dengan unit kerja dan satuan kerja terkait;
9) melaksanakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simpifikasi dalam
pelaksanaan tugas;
10) melaksanakan pembuatan lapoaran tugas dan fungsinya;
11) melaksakan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.
14. Seksi Lembaga Industrial, Penyelesaian Perselisihan
a. Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis operasiaonal
kegiatan lembaga hubungan industrial, penyelesaian perselisihan;
b. Melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada poin (a)
mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
1) menyusun rencana kerja seksi;
2) menyusun perumusan kebijakan dibidang organisasi pekerja/buruh dan pengusaha, kelembagaan hubungan industrial, penyelenggaraan
pencegahan dan penyelesaian perselisihan, mogok kerja dan penutupan perusahaan, pemberdayaan kelembagaan, selaku penyelesaian
perselisihan hubungan industrial skala provinsi;
3) melaksanakan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan
prosedur dibidang organisasi pekerja/buruh dan pengusaha, kelembagaan hubungan industrial, penyelenggaraan pencegahan dan
penyelesaian perselisihan, mogok kerja dan penutupan perusahaan, pemberdayaan kelembagaan, selaku penyelesaian perselisihan
hubungan industrial skala provinsi;
4) menyusun laporan hasil koordinasi untuk disampaikan kepada
pemerintah atas hasil pencatatan organisasi pengusaha dan organisasi
pekerja/buruh, dan atas hasil pelaksanaan verifikasi kenggotaan Serikat Pekerja (SP)/Serikat Buruh (SB) skala provinsi;
5) menyusun bahan penetapan organisasi pengusaha dan organisasi pekerja/buruh skala provinsi untuk duduk dalam lembaga-lembaga
ketenagakerjaan provinsi berdasarkan hasil verifikasi;
6) mempersiapkan pendaftaran dan seleksi calon hakim ad-hoc pengadilan
hubungan industrial, serta menyusun formasi, pendaftaran dan seleksi calon mediator, dan konsiliator di wilayah provinsi;
7) melaksanakan pencegahan dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial, mogok kerja, dan penutupan perusahaan skala provinsi;
8) melaksanakan pembinaan pelaksanaan sistem, kelembagaan dan pelaku hubungan industrial skala provinasi;
9) melaksanakan pembinaan SDM dan lembaga penyelesaian perselisihan di luar pengadialan skala provinsi;
10) melaksanakan bimbingan teknis dan pengevaluasian pelaksanaan kebijakan dibidang organisasi pekerja/buruh dan pengusaha,
kelembagaan hubungan industrial, penyelenggara pencegahan dan penyelesaian perselisiahan, mogok kerja dan penutupan perusahaan,
pemberdayaan kelembagaan, perilaku penyelesaian perselisihan hubungan industrial skala provinsi;
11) melaksanakan konsultasi, koordinasi dan kerjasama dengan unit kerja lain baik pemeriintah, swasta maupun organisasi lainnya dalam
pembinaan dan peningkatan kelembgaan dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial;
12) melaksanakan koordinasi dengan unit kerja dan satuan kerja terkait;
13) melaksanakan pembuatan laporan tugas dan fungsinya;
14) melaksanakan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.
15. Seksi Pengupahan dan Jaminan Sosial
a. melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis operasioanal
kegiatan pengupahan dan jaminan sosial;
b. Melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada poin (a)
mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
1) menyusun rencana kerja;
2) menyusun perumusan kebijakan dibidang pengupahan, dan jaminan sosial tenaga kerja, fasilitas kesejahteraan tenaga kerja dalam dan luar
hubungan kerja, serta analisis dan informasi jaminan sosial, kesejahteraan ketenagakerjaan dan pengupahan;
3) melaksanakan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur dibidang pangupahan, dan jaminan sosial tenaga kerja,
fasilitas kesejahteraan tenaga kerja dalam dan luar hubungan kerja, serta analisis dan informasi jaminan sosial, kesejahteraan
ketenagakerjaan dan pengupahan;
4) menyiapkan bahan dan data penyusunan dan penempatan upah
minimum provinsi, kab/kota, dan penyiapan laporannya untuk disampaikan kepada menteri yang bertangung jawab di bidang
ketenagakerjaan;
5) melaksanakan bimbingan aplikasi pengupahan lintas kab/kota dalam 1
(satu) provinsi, serta penyelenggaraan dibidang pengupahan, jaminan
sosial dan kesejahteraan tenaga kerja lainnya dalam skala provinsi
6) menyusun hasil koordinasi pembinaan kepersertaan jaminan sosial
tenaga kerja, dan melaksanakan fasilitas dan kesejahteraan tenaga kerja skala provinsi;
7) melaksanakan bimbingan teknis dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan dibidang pengupahan, dan jaminan sosial tenaga kerja,
fasilitas, kesejahteraan tenaga kerja dalam dan luar hubungan kerja,
serta analisis dan informasi jaminan sosial, kesejahteraan
ketenagakerjaan dan pengupahan;
8) melaksanakan konsultasi, koordinasi dan kerjasama dengan unit kerja
baik pemerintah, swasta maupun organisasi lainnya dalam pembinaan dan peningkatan pengupahan, jaminan sosial dan kesejahteraan tenaga
kerja;
9) melaksanakan koordinasi dengan unit kerja dan satuan kerja terkait;
10) melaksanakan pembuatan laporan tugas dan fungsinya;
11) melaksanakan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.
16. Seksi Pemasyarakatan Hubungan Industrial dan Perselisihan Kerja
a. melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis operasional
kegiatan pemasyarakatan hubungan industrial dan perselisihan kerja;
b. Melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada poin (a)
mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
1) menyusun rencana kerja seksi;
2) menyusun perumusan kebijakan dibidang organisasi pekerja/buruh, dan pengusaha, pemasyarakatan hubungan industrial dan syarat kerja,
peraturan perusahaan dan perjanjian kerja bersama, PKWT dan perjanjaian kerja penyerahan sebagai pelaksanaan pekerjaan kepada
perusahaan lain, serta penerbitan rekomendasi tertentu;
3) melaksanakan penyusunan standar, norma, pedoman, kreteria dan prosedur dibidang organisasi perkerja/buruh dan pengusaha,
pemasyarakatan hubungan industrial dan syarat kerja, peraturan perusahaan dan perjanjian kerja bersama, PKWT dan perjanjaian kerja
penyerahan sebagai pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain, serta penerbitan rekomendasi tertentu;
4) melaksanakan pendaftaran perjanjian kerja bersama (PKB), serta
pendaftaran perjanjian pekerjaan antara pengusaha pemberi kerja dengan pengusaha penyedia jasa pekerja/buruh yang skala berlakunya
lebih dari 1 (satu) kab/kota dalam 1 (satu) provinsi;
5) memfasilitasi penyusunan serta pengesahan peraturan perusahaan
yang skala berlakunya lebih dari 1 (satu) kab/kota dalam 1 (satu) provinsi;
6) melaksanakan pencatatan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) pada perusahaan yang skala berlakunya lebih dari 1 (satu) kab/kota
dalam 1 (satu) provinsi;
7) menyiapkan penerbitan rekomendasi pencabutan izin operasional 1
(satu) kab/kota dalam 1 (satu) provinsi;
8) melaksanakan bimbingan teknis dan mengevaluasi pelaksanaan
kebijakan di bidang hubungan industrial dan syarat kerja, peraturan perusahaan dan perjanjian kerja bersma, PKWT dan perjanjian kerja
pengerjaan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain, serta menerbitkan rekomendasi tertentu;
9) melaksanakan konsultasi, koordinasi dan kerjasama dengan unit kerja lain baik pemerintah, swasta maupun organisasi lainnya dalam
pembinaan dan peningkatan pemasyarakatan hubungan industrial dan
syarat kerja;
10) mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas;
11) melaksanakan pembuatan laporan tugas dan fungsinya;
12) melaksanakan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya;
17. Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan
a. Mempunyai tugas pokok membantu Kadis dan melaksanakan pembinaan,
koordinasi, evaluasi dan perumusan kebijakan teknis operasioanal dibidang Pengawasan Ketenagakerjaan;
b. Melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada poin (a) mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
1) perumusan kebijakan teknis operasional bidang norma kerja, norma keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan tenaga kerja
perempuan dan anak;
2) menyusun pedoman pengaturan standarisasi dibidang norma kerja,
norma keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan tenaga kerja perempuan dan anak;
3) pembinaan dan pengaturan norma kerja, norma keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan tenaga kerja perempuan dan anak;
4) pengkoordinasikan dan sinkronisasi kegiatan bidang norma kerja, norma keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan tenaga kerja
perempuan dan anak;
5) pelaksanaan program dan kegiatan bidang norma kerja, norma
keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan tenaga kerja perempuan dan anak;
6) melaksanakan evaluasi, supervisi dan pelaporan kebijakan standarisasi
program dan kegiatan bidang norma kerja, norma keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan tenaga kerja perempuan dan anak;
7) pelaksanaan pembuatan laporan tugas dan fungsinya;
8) pelaksanaan tugas lain sesuai fungsinya.
c. dalam melaksanakan fungsi sebaimana dimaksud pada poin (b) kepala bidang Pengawasan Ketenagakerjaan mempunyai tugas sebagai berikut :
1) menyusun rencana kerja bidang;
2) menyiapkan bahan rumusan kebijakan teknis operasional bidang
norma kerja, norma keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan tenaga kerja perempuan dan anak;
3) menyusun rumusan pembinaan dan bimbingan teknis operasional norma kerja, norma keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan
tenaga kerja perempuan dan anak;
4) menyusun rumusan rencana pengaturan norma kerja, norma
keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan tenaga kerja perempuan dan anak;
5) menyusun rencana rumusan model norma kerja, norma keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan tenaga kerja perempuan dan anak;
6) menyelenggarakan kegiatan dibidang norma kerja, norma keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan tenaga kerja perempuan dan anak;
7) memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan;
8) menyusun rumusan standarisasi norma kerja, norma keselamatan dan
kesehatan kerja, perlindungan tenaga kerja perempuan dan anak;
9) melaksanakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi dalam pelaksanaan tugas;
10) melaksanakan pembuatan laporan tugas dan fungsinya;
11) melaksanakan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.
18. Seksi Norma Kerja
a. melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis operasioanal kegiatan norma kerja;
b. Melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada poin (a) mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
1) menyusun rencana kerja seksi;
2) menyusun perumusan kebijakan dibidang norma kerja dan hubungan ketenagakerjaan, norma jaminan sosial tenaga kerja dan
pemberdayaan pengawasan, serta dibidang norma ketenagakerjaan lainnya;
3) melaksanakan penyusunan standar, norma, pedoman, kreteria dan prosedur dibidang norma kerja dan hubungan ketenagakerjaan, norma
jaminan sosial tenaga kerja dan pemberdayaan pengawasan, serta dibidang norma ketenagakerjaan lainnya;
4) melaksanakan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan norma kerja dan hubungan ketenagakerjaan, kecelakaan kerja dan kematian,
jaminan hari tua dan pemeliharaan kesehatan;
5) melaksanakan penanganan kasus/melakuakan penyediaan terhadap
pengusahaan yang melanggar norma kerja dan hubungan ketenagakerjaan, kecelakaan kerja dan kematian, jaminan hari tua dan
pemeliharaan kesehatan;
6) mengumpulkan, mengolah dan menyiapkan kajian dan perekayasaan
bidang norma kerja dan hubungan ketenagakerjaan, kecelakaan kerja dan kematian, jaminan hari tua dan pemeliharaan kesehatan;
7) menyusun data dan bahan pemeriksaan/pengujian terhadap
perusahaan dan obyek pengewasan ketenagakerjaan sesuai skala provinsi dan rencana kerja tahunan;
8) mengolah dan penyeiapan data dan bahan penerbitan/rekomendasi (izin) terhadap obyek pengawasan ketenagakerjaan;
9) menyusun usulan calon pegawai pengawas ketenagakerjaan, dan usulan kertu Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) bidang
ketenagakerjaan, serta usulan perbitan kartu legitimasi bagi pengawas
ketenagakerjaan skala provinsi kepada pemerintah;
10) mendata dan menyusun pengusulan calon peserta diklat pengawasan
ketenagakerjaan skala provinsi;
11) melaksanakan kerjasama dengan pusat dalam menyelenggarakan diklat
teknis pengawas ketenagakerjaan;
12) melaksanakan pelayanan dand pelatihan serta pengembangan bidang
norma kerja dan hubungan ketenagakerjaan, kecelakaan kerja dan kematian, jaminan hari tua dan pemeliharnaan kesehatan yang bersifat
strategis skala provinsi;
13) melaksanakan bimbingan teknis dan mengevaluasi pelaksanaan
kebijakan dibidang norma kerja dan hubungan ketenagakerjaan, norma jaminan sosial tenaga kerja dan pemberdayaan pengawasan, serta
bidang norma ketenagakerjaan lainnya skala provinsi;
14) melaksanakan konsultasi, koordinasi dan kerjasama dengan unit kerja
lain baik pemerintah dan atau swasta dalam pembinaan dan peningkatan pengawasan norma ketenagakerjaan dan pemberdayaan
pengawasan;
15) melaksanakan koordinasi dengan unit/satuan kerja terkait;
16) mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan kegiatan;
17) melaksanakan pembutan laporan tugas dan fungsinya;
18) melaksanakan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.
19. Seksi Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja
a. melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis operasioanal
kegiatan norma keselamatan dan kesehatan kerja;
b. Melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada poin (a)
mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
1) menyusun rencana kerja seksi;
2) menyusun perumusan kebijakan dibidang pengawasan mekanik, kontruksi bangunan, instalasi listrik, penanggulangan
kebakaran,kesehatan tenaga kerja, pengendalian lingkungan kerja, pembinaan kelembagaan dan keahlian keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja, serta dibidang norma keselamatan dan kesehatan kerja lainnya skala provinsi;
3) melaksanakan penyusunan standar, norma, pedoman, kreteria dan prosedur bangunan, instalasi listrik, penanggulangan
kebakaran,kesehatan tenaga kerja, pengendalian lingkungan kerja, pembinaan kelembagaan dan keahlian keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja, serta dibidang norma keselamatan dan kesehatan kerja lainnya skala provinsi;
4) mengumpulkan, mengolah dan menyiapkan kajian dan perekayasaan bidang norma hygiene perusahaan, ergonomi, kesehatan dan
keselamatan kerja yang bersifat strategis skala provinsi;
5) melaksanakan penerapan Sistem Managemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) skala provinsi;
6) melaksanakan koordinasi dan audit SMK3 skala provinsi;
7) menyiapkan pemberian izin tertentu atau rekkomendasi dibidang norma
keselamatan dan kesehatan kerja;
8) melaksanakan kebijakan dibidang pengawasan teknik, pesawat uap dan
bejana tekan, kontruksi bangunan, isntalasi listrik, penanggulangan kebakaran, kesehatan tenaga kerja, pengendalian lingkungan kerja,
pembinaan kelembagaan dan keahlian keselamatan dan kesehatan
kerja lainnya skala provinsi;
9) melaksanakan pelayanan dan pelatihan serta pengembangan bidang,
norma keselamatan dan kesehatan kerja yang bersifat stategis skala provinsi;
10) melaksanakan bimbingan teknis dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan bidang pengawasan mekanik, pesawat uap dan bejana tekan,
kontruksi bangunan, isntalasi listrik, penanggulangan kebakaran, kesehatan tenaga kerja, pengendalian lingkungan kerja, pembinaan
kelembagaan dan keahlian keselamatan dan kesehatan kerja lainnya skala provinsi;
11) melaksanakan konsultasi, koordinasi dan kerjasama dengan unit kerja lain baik pemerintah dan atau swasta dalam pembinaan dan
peningkatan pengawasan norma keselamatan dan kesehatan kerja;
12) melaksanakan koordinasi dengan unit kerja dan satuan kerja terkait;
13) melaksanakan pembutan laporan tugas dan fungsinya;
18) melaksanakan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.
20. Seksi Perlindungan Tenaga Kerja Perempuan dan Anak
a. melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis operasioanal kegiatan perlindungan tenaga kerja perempuan dan anak;
b. Melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada poin (a) mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
1) menyusun rencana kerja seksi;
2) menyusun perumusan kebijakan dibidang perlindungan tenaga kerja
perempuan dan tenaga kerja anak serta kelembagaan tenga kerja perempuan dan anak skala provinsi, serta dibidang perlindungan
tenaga kerja perempuan dan anak lainnya skala provinsi;
3) melaksanakan penyusunan pedoman, standar, norma kriteria dan
prosedur dibidang perlindungan tenaga kerja perempuan dan tenaga kerja anak serta kelembagaan tenaga kerja perempuan dan anak skala
provinsi, serta dibidang perlindungan tenaga kerja perempuan dan anak lainnya skala provinsi;
4) melaksanakan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan dibidang penghapusan diskriminasi dan pemberdayaan tenaga kerja perempuan,
penghapusan pekerja terburuk untuk anak dan penanggulangan tenaga kerja anak, serta melaksanakan kerjasama lembaga dan penanganan
norma tenaga kerja perempuan dan tenaga kerja anak lainnya skala provinsi;
5) melaksanakan bimbingan teknis dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan dibidang penghapusan diskriminasi dan pemberdayaan
tenaga kerja perempuan, penghapusan pekerjaan terburuk untuk anak dan penanggulangan tenaga kerja anak, serta kerjasama lembaga dan
penanganan pelanggaran norma tenaga kerja perempuan dan
anaklainnya skala provinsi;
6) melaksanakan konsultasi, koordinasi dan kerjasama dengan unit kerja
lain baik pemerintah dan atau swasta dalam pembinaan dan peningkatan pengawasan norma kerja perempuan dan anak;
7) melaksanakan koordinasi dengan unit kerja dan satuan kerja terkait;
8) mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas;
9) melaksanakan pembuatan laporan pelaksanaan tugas;
10) melaksanakan pembuatan laporan tugas dan fungsinya;
11)melaksanakan tugas lain sesuai fungsinya
C. GAMBARAN SUMBERDAYA ORGANISASI :
1). Sumber Daya Manusia.
Jumlah pegawai Disnakertrans keadaan bulan April 2012 sebanyak 170
orang, dengan rincian kreteria sebagai berikut :
Berdasarkan Struktural (Eselon), Staf, Fungsional dan TKS :
Eselon II : 1 orang.
Eselon III : 6 orang.
Eselon IV : 18 orang.
Staf PNS : 61 orang.
Fungsional : 18 orang
Tenaga Kerja Sukarela (TKS) : 58 orang
TKS BLKI Tangerang : 9 orang
Berdasarkan Tingkat Pendidikan :
S-3 : 1 orang
S-2 : 15 orang.
S-1 : 70 orang.
D-III : 5 orang.
D-II : 1 orang
SLTA : 12 orang.
Berdasarkan Golongan :
Golongan IV : 13 orang.
Golongan III : 81 orang.
Golongan II : 9 orang.
Menurut pembagian tugas pada unit organisasi (Pegawai PNS)
adalah :
Kepala Dinas : 1 orang. Sekretariat : 16 orang. Bidang Lapenta : 17 orang. Bidang Transmigrasi : 11 orang. Bidang HI dan Jamsostek : 13 orang. Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan : 14 orang. Unit Pelaksana Teknis BLKI : 32 orang. Menurut pembagian tugas pada unit organisasi (Pegawai Non-PNS/TKS) adalah :
Sekretariat : 27 orang. Bidang Lapenta : 10 orang. Bidang Transmigrasi : 7 orang. Bidang HI dan Jamsostek : 4 orang. Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan : 10 orang. Unit Pelaksana Teknis BLKI : 9 orang.
Diagram 1.1
Komposisi Pegawai Disnaketrans Prov. Banten Menurut Jenis Jabatan (s/d Juli 2012)
Struktural
Fungsional
Staf
Staf, 61 Struktural, 25
Fungsional,18
Sumber : Subbag Umum dan Kepegawaian, 2012.
Tabel 1.2
Kekuatan Pegawai Disnaketrans Prov. Banten per Unit Kerja Berdasarkan Jenis Kelamin dan Jenis Jabatan keadaan Juli 2012
L P STRUKT. FUNGS. STAF1 Disnakertrans Prov. Banten. 95 34 21 50 1292 UPT BLKI Tangerang 31 10 4 18 10 41
126 44 25 18 60 170
JML
JUMLAH
JENIS JABATANJENIS KELAMINNO UNIT KERJA
Sumber : Subbag Umum dan Kepegawaian, 2012.
Diagram 1.3
Komposisi Pegawai Disnaketrans Prov. Banten Menurut Golongan (s/d Jili 2012)
Tabel 1.4
Sumber : Subbag Umum dan Kepegawaian, 2012.
Tabel 1.4 Kekuatan Pegawai Disnaketrans Prov. Banten per Unit Kerja
Berdasarkan Golongan (s/d Pebruari 2012)
I II III IV1 Disnakertrans Prov. Banten - 9 81 14 104
0 9 81 14 104JUMLAH
GOLONGANJMLNO UNIT KERJA
Sumber : Subbag Umum dan Kepegawaian, 2012.
Diagram 1.5 Komposisi Pegawai Disnaketrans Prov. Banten
Menurut Pendidikan (s/d Pebruari 2012)
0
20
40
60
80
100
Golongan IIGolongan IIIGolongan IV
II III IV 9
81
14
Diagram 1.5
Sumber : Subbag Umum dan Kepegawaian, 2012.
Tabel 1.6
Kekuatan Pegawai Disnaketrans Prov. Banten per Unit Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan (s/d Pebruari 2012)
SMA DIPL S1 S2 S31 Disnakertrans Prov. Banten 12 6 70 15 1 104
12 6 70 15 1 104JUMLAH
TINGKAT PENDIDIKANJMLNO UNIT KERJA
Sumber : Subbag Umum dan Kepegawaian, 2012.
2). Sarana dan Prasarana.
Guna mendukung peningkatan pelayanan kepada masyarakat, Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten memiliki 1 (satu) Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Balai Latihan Kerja, yaitu :
- UPT Balai Latihan Kerja Tangerang;
Selain itu, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten
memiliki unit layanan khusus yang memberi layanan langsung kepada
masyarakat. Unit layanan khusus tersebut :
a. Layanan Terpadu Satu Atap, melayani tentang perijinan-perjinan TKI ;
(Tidak Termasuk IMTA)
SD
SLTP
SLTA
DIPLOMA
SARJANA (S.1).
PASCASARJANA (S.2).
PASCASARJANA (S3).
DIPL 5,77 %. 2,92 %
SLTA . 11,54 %
S2. 14,42 %
S.1 67,31%
S3. 0,96 %
b. Jaringan Internet Layanan Bursa Kerja One line (BKOL), yang melayani
informasi lowongan kerja dan informasi pasar kerja; (B Dede : BKOL
Masuk kedalam tupoksi Penempatan)
3). Anggaran Pendukung Bidang Ketenagakerjaan dan
Ketransmigrasian.
a. Dukungan Anggaran Pembangunan APBD Prov. Banten .
Di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian di Banten
membutuhkan dukungan anggaran baik yang bersumber dari APBD
maupun APBN. Besarnya dukungan anggaran tersebut karena
kompleksnya permasalahan dalam menjaga iklim ketenagakerjaan yang
kondusif serta besarnya jumlah angkatan kerja dan penganggur yang ada
di Banten.
Jumlah anggaran pembangunan APBD pada tahun 2011 sebanyak
Rp. 20.901.163.630,- yang terbagi atas Belanja Tak Langsung sebesar
Rp. 6.281.163.630,- dan Belanja Langsung sebesar Rp. 14.620.000.000,-
Sedang jumlah anggaran pembangunan APBD pada tahun 2012
sebanyak Rp. 19.917.335.533,- dengan rincian Belanja Tak Langsung
sebesar Rp. 7.417.335.533,- dan Belanja Langsung sebesar Rp.
12.500.000.000,- mengalami penurunan sebesar Rp. 983.828.097,-
(4,71%)
Tabel 1.10 Rekapulasi Anggaran Pembangunan Sumber Dana APBD Tahun 2011 dan 2012.
No
Uraian Tahun Anggaran
2011 – 2012 2011 2012 Ket
1 2 3 4 5
1. Belanja Tak Langsung- Belanja Pegawai
- Tambahan Penghasilan PNS
6.281.163.630,-
7.417.335.533,-
2. Belanja Langsung 14.620.000.000,- 12.500.000.000,-
Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Pemerintahan
3.854.804.890,- 4.918.207.150,-
Program Kualitas Kelembagaan, Produktivitas dan Perlindungan Tenaga Kerja
5.489.780.000,- 4.553.750.000,-
Program Peningkatan Perluasan Kesempatan Kerja dan Berusaha
5.275.415.110,- 3.028.042.850,-
Jumlah 20.429.496.457,- 19.917.335.533,- - 4,71 %.
b. Dukungan Anggaran Pembangunan dari Dekonsentrasi APBN. Tabel 1.11 : Dukungan Anggaran Pembangunan dari Dana Dekosetransi, Pembantuan dan
Sentralisasi dari APBN Tahun 2011.
No
Program Dekon Perbantuan Sentral Jumlah
1
Program Pembinaan dan Penempatan Kerja
1.180.073.000,-
-
-
1.180.073.000,-
2
Program Pembinaan Pelatihan Produktivitas
3.392.012.000,-
-
-
3.392.012.000,-
3
Program Pembinaan Pengawasan Tenaga Kerja
1.164.862.000,-
-
-
1.164.862.000,-
4
Program Pembangunan Kawasan Transmigrasi
3.325.202.000,-
-
3.325.202.000,-
5
Program Pembinaan
1.125.000.000,-
-
-
1.125.000.000,-
Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
JUMLAH 6.861.947.000,- 3.325.202.000,- 10.187.149.000,-
Tabel 1.12 : Dukungan Anggaran Pembangunan dari Dana Dekosetransi, Pembantuan
dan Sentralisasi dari APBN Tahun 2012.
No
Program Dekon Perbantuan Sentral Jumlah
1
Program Pembinaan dan Penempatan Kerja
2.283.161.000,-
-
-
2.283.161.000,-
2
Program Pembinaan Pelatihan Produktivitas
6.369.142.000,-
-
-
6.369.142.000,-
3
Program Pembinaan Pengawasan Tenaga Kerja
2.179.501.000,-
-
-
2.179.501.000,-
4
Program Pembangunan Kawasan Transmigrasi
2.184.770.000,-
-
2.184.770.000,-
5
Program Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
1.284.780.000,-
-
-
1.284.780.000,-
JUMLAH 12.116.584.000,- 2.184.770.000,- 14.301.354.000,-
BAB. III ISUE STRATEGIS
BIDANG KETENAGAKERJAAN DAN KETRANSMIGRASIAN.
Ancaman baby booming atau meledaknya jumlah bayi di Indonesia akan terjadi
bila pertumbuhan penduduk tidak terkendali, prediksi pada tahun 2015 penduduk
Indonesia mencapai ± 255,5 juta jiwa (Tahun 2007 ± 226 juta jiwa) proyeksi BPS. Saat ini
penduduk Banten (Desember 2011) ± 10,6 juta jiwa dan diprediksi pada tahun 2017
akan mencapai ± 14 juta jiwa, dengan jumlah penduduk tersebut maka pada tahun
2017 Banten akan mengalami peningkatan kepadatan penduduk dari ± 926 jiwa / Km²
pada tahun 2012 akan menjadi ± 1.296 jiwa / Km² pada tahun 2017 hal demikian
sudah melampaui batas ideal kepadatan penduduk Banten yaitu 900 jiwa / Km².
Secara makro, pertumbuhan ekonomi Banten 2 (dua) tahun terakhir kondisi rata-
rata 6% pertahun. Besarnya pertumbuhan ekonomi tersebut belum mampu mengatasi
persoalan kemiskinan, pengangguran, ketimpangan wilayah dan ketimpangan
pendapatan serta pertambahan penduduk. Jumlah penduduk miskin masih berjumlah
629.962 KK (5,93%) dari jumlah penduduk Banten dan jumlah penganggur per
Agustus 2011 sebanyak 680.464 orang sebagai akibat terbatasnya kesempatan kerja
yang ada dibanding angkatan kerja yang ada (supply and demand) serta dampak
rendahnya investasi, PHK dan situasi hubungan industrial yang belum kondusif. Belum
lagi bertambahnya penganggur tersebut disumbang oleh kualifikasi angkatan kerja yang
masih belum dapat bersaing di pasar kerja dan lemahnya informasi pasar kerja.
Faktor lain yang menjadi isue penting dibidang ketenagakerjaan dalam kerangka
pasar global adalah perubahan jenis dan aktivitas pekerjaan. Perubahan tersebut
ditandai dengan berakhirnya jenis / macam pekerjaan tradisional menuju jenis / macam
pekerjaan modern (the end of the tradisional job to modern job). Perubahan tersebut
ditunjukkan dengan gambaran sebagai berikut :
1. Dari orientansi pada produksi (produktion orientied) menuju pekerjaan yang
berdasarkan pada pengetahuan (knowledge based work).
2. Dari pekerjaan yang dilakukan secara individu (individual oriented) menuju
pekerjaan tim (team work kolaboration).
3. Dari pekerjaan yang membutuhkan koordinasi (coordinative job) menuju
pekerjaan yang menekankan pada kemandirian (self managing & self direction).
A. Variabel Penyumbang Kemiskinan dan Pengangguran.
Dari uraian diatas, setidaknya ada beberapa variabel sebagai unsur pokok
penyebab tingginya angka kemiskinan dan angka pengangguran di Banten adalah
sebagai berikut :
1. Jumlah penduduk Banten yang terus bertambah dan kondisi saat ini sudah
mencapai 10.632.137 Orang, lahan usaha terbatas, kepadatan penduduk mulai
meningkat ( ± 926 orang / Km² ).
2. Pengendalian Pertumbuhan penduduk ( > 1 % / th ).
3. Peningkatan Pertumbuhan ekonomi ( rata² 6 % / th).
4. Kualitas Angkatan Kerja (> 60% Lulusan SD ke bawah).
5. Informasi Pasar Kerja masih tradisional / manual.
6. Kopetensi yang dimiliki tidak sesuai dengan pasar kerja.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Mengah Daerah (RPJMD) tahun
2012-2017, Pemerintah Banten berencana mengembangkan pembangunan
Infastruktur Kawasan dan Wilayah pada koridor ekonomi Jawa dan Sumatera
(MP3EI), bidang Ketehanan Pangan, bidang kemiskinan dan pengangguran,
bidang penidikan dan kesehatan, dan bidang reformasi birokrasi dan tata kelola
pemerintahan.
B. Isue Strategis di Bidang Nakertrans.
1. Dibidang Ketenagakerjaan.
Hasil koordinasi lintas instansi yang membidangi ketenagakerjaan di Kab
/ Kota se Banten, setidaknya ada 4 (empat) isu strategis yang berkembang
dimasyarakat yang berhubungan dengan kebutuhan layanan di bidang
ketenagakerjaan, yaitu :
a). Pengangguran muda / terdidik terus meningkat;
b). Krisis global membawa dampak tutupnya industri dan lahan usaha yang
berakibat PHK;
c). Meningkatnya TKI / TKW yang dipulangkan ke Indonesia;
d). Sumber Daya Manusia yang rendah;
e). Terbatasnya kesempatan kerja;
f). Perlindungan dan kesejahteraan Pekerja serta Hubungan Industrial
yang kurang harmonis.
2. Dibidang Ketransmigrasian.
a). Pertumbuhan penduduk Banten pada tahun 2011 sudah mencapai
10.632.137 Orang mengalami kenakian dari tahun sebelumnya
9.782.779 orang jadi mengalami kenaikan sebesar 849.358 orang dan
ini akan terus meningkat dari tahun ketahun kerena Provinsi Banten
salah satunya sudah menjadi tujuan pencari kerja;
b). Masyarakat kurang beruntung (miskin) menghadapi masalah
ketimpangan struktur penguasaan dan pemilikan tanah/lahan usaha
serta ketidak pastian dalam penguasaan pemilikan lahan pertanian,
kehidupannya sangat dipengaruhi oleh aksesnya terhadap tanah dan
kemampuan mobilitas anggota keluarganya untuk bekerja diatas tanah
/ lahan pertanian yang semakin kecil.
c). Kemiskinan dan pengangguran meningkat mendorong tingginya animo
masyarakat untuk bertransmigrasi.
d). Di era otonomi, penyelenggaraan transmigrasi amat ditentukan oleh
daerah tujuan, untuk itu perlu di bangun Kerja Sama Antar Daerah
(KSAD), yang tertuang dalam MoU antara daerah pengirim dan daerah
tujuan.
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN,
STRATEGI DAN KEBIJAKAN ORGANISASI
A. Visi dan Misi
Dalam menyusun visi dan misi Disnakertrans tidak terlepas dari visi dan misi
Pemerintah Provinsi Banten, untuk itu sebelum memasuki visi dan misi
Disnakertrans disajikan pula visi dan misi Pemerintah Provinsi Banten 2012-
2017adalah sebagai berikut :
Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Banten 2012-2017
Visi :
” Bersatu Mewujudkan Masyarakat Banten Sejahtera Berlandaskan
Iman dan Taqwa”
Visi ini sangat relevan dengan semangat membangun Banten kedepan
sebagaimana diharapkan oleh para tokoh pendiri Provinsi Banten.
Bearsatu Mewujudkan menunjukan besarnya komitmen rakyat Banten untuk
selalu menumbuhkembangkan suasana yang rukun, damai dan harmonis untuk secara
bersama mewujudkan rakyat Banten yang makin mampu, mandiri dan sejahtera.
Rakyat Banten Sejahtera merupakan cerminan suatu keadaan ideal yang
diidam-idamkan masyarakat Banten yaitu menunjukan jati diri masyarakat Banten yang
mampu dan mandiri.
Iman dan Taqwa merupakan persyaratan mutlak untuk dapat terwujudnya
kehidupan yang agamis dengan toleransi yang kuat dalam menjalankan syariat
agamanya masing-masing. Sehingga diharapkan selalu mendapatkan kemaslahatan dan
keberkahan.
Pencapaian Visi tersebut dilakukan secara terencana dan bertahap sesuai
dengan dinamika pembangunan yang terjadi. Penerapan skala prioritas pembangunan
ditetapkan dengan mempertimbangkan beberapa hal, antara lain capaian
pembangunan sebelumnya, potensi daerah, kebutuhan pelayanan dasar, kondisi
infrastruktur, rona lingkungan, serta budaya masyarakat.
Beberapa misi yang telah ditetapkan untuk pencapaian visi pembangunan
tersebut adalah :
1. Peningkatan pembangunan infrastuktur wilayah mendukung pengembangan
kawasan dan wilayah berwawasan lingkungan. Ditunjukan untuk konektifitas
pengembangan wilayah dan kawasan guna percepatan dan perluasan pembangunan
ekonomi serta meningkatkan layanan dasar masyarakat dan peningkatan daya saing
daerah dengan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan;
2. Pemantapan iklim investasi yang kondusif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ditujukan untuk
meningkatkan kualitas pertumbuhan dan pemetaan perekonomian daerah dalam
rangka mempercepat peniingkatan kesejahteraan masyarakat;
3. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia yang religius, cerdas dan berdaya saing
dalam kerangka penguatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ditujukan untuk
mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, agamis dan berdaya saing;
4. Penguatan semangat kebersamaan antar pelaku pembangunan dan sinergitas
pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota yang selaras, serasi dan seimbang.
Ditujukan untuk mewujudkan banten rukun, damai, membangun kebersamaan yang
sinergis antara pusat-daerah beserta stakeholders dalam menjalankan peran dan
fungsinya masing-masing secaera terintegrasi;
5. Peningkatan mutu dan kinerja Pemerintah Daerah yang berwibawa menuju tata
kelola pemerintahan yang baik dan bersih. Ditujukan untuk meningkatkan kinerja
penyelenggara pemerintahan daerah yang efektif, efisien dan akuntabel dalam
rangka meningkatkan pelayanan publik.
Dalam upaya mengimplementasikan visi dan misi tersebut, telah pula
ditetapkan kebijakan-kebijakan pembangunan sebagai pedoman dalam melaksanakan
program pembangunan kedepan. Secara garis besar kebijakan umum tersebut
dikelempokan menjadi Kebijakan pembangunan Sektoral dan Kebijakan
Pembangunan Kewilayahaan.
Kebijakan pembangunan sektoral disesua ikan menurut urusan pemerintahan
yang meliputi 25 (dua puluh lima) urusan wajib dan 8 (delapan) urusan pilihan.
Kebijakan tiap sektor ditetapkan berdasarkan urgensi, capain kinerja masing-masing
sektor sesuai dengan urusan pemerintahan yang dilayani.
Sedangkan kebijakan pembangunan kewilayahan ditetapkan mengacu kepada
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Runga Wilayah
Nasional dan Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 2 Tahun 2011 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten tahun 2010-2030 serta karakteristik daerah
masing-masing yang diimplementasikan dalam kawasan strategis Nasional, kawasan
strategis Provinsi dan kawasan starategis Kabupaten/Kota. Dalam tataran wilayah kerja
dan fungsinhya, Provinsi Banten dibagi menjadi 3 (tiga) wilayah kerja Pembangunan
yaitu :
1. Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) I meliputi Kab. Tangerang, Kota Tangerang
dan Kota Tangerang Selatan yang diarahkan sebagai daerah pembangunan industri,
jasa, perdagangan, pertanian dan permukiman;
2. Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) II meliputi Kab. Serang, Kota Serang dan Kota
Cilegon yang diarahkan pada pengembangan pendidikan, pergudangan, industri,
parawisata, jasa, perdagangan dan pertanian;
3. Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) III meliputi Kab. Pandeglang dan Kab. Lebak
yang diarahkan untuk pengambangan kehutanan, pertanian, pertambangan,
kelautan dan perikanan, dan parawisata.
Sedangkan Misi yang berkaitan dengan urusan Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Banten dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan
pelaksanaan pembangunan daerah adalah :
Misi Kedua : Pemantapan Iklim Investasi yang kondusif untuk medorong pertumbuhan
ekonomi daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pertumbuhan dan pemerataan
perekonomian daerah dalam rangka mempercepat peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Misi Kedua : Pemantapan Iklim Investasi yang Kondusif untuk Mendorong
Pertumbuhan Ekonomi Daerah dan Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pertumbuhan dan pemetaan
perekonomian daerah dalam rangka mempercepat peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Untuk mewujudkan agenda pembangunan tersebut diatas maka ditetapkan Visi
Disnakertrans adalah :
“Terwujudnya Perlindungan, Produktivitas Tenaga Kerja dan
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat”.
Untuk mencapai visi tersebut diatas maka ditetapkan Misi Disnakertrans adalah
sebagai berikut :
1. Pembinaan dan pengembangan tenaga kerja yang menyeluruh dan terpadu
untuk meningkatkan kompetensi dan kemandirian kerja ;
2. Peningkatan pelayanan penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan
kerja melalui pemberdayaan potensi ekonomi daerah serta mengisi peluang kerja
di dalam dan ke luar negeri ;
3. Peningkatan kesejahteraan pekerja dan perlindungan tenaga kerja, dalam segala
aspek serta memfasilitasi terlaksananya hubungan industrial yang dinamis dan
dialogis ;
4. Peningkatan dan perluasan jaringan kemitraan dalam rangka penyelesaian
berbagai permasalahan ketenagakerjaan, dan ketransmigrasian;
5. Pengembangan kemampuan aparatur di bidang ketenagakerjaan, dan
ketransmigrasian;
6. Peningkatan koordinasi dan kerjasama dalam mengatur dan melaksanakan
kewenangan ketenagakerjaan antara Pemerintah Pusat, Propinsi dan Kab / Kota
;
8. Pengarahan dan penempatan masyarakat sesuai dengan daya dukung alam dan
daya tampung lingkungan;
B. Tujuan dan Sasaran Organisasi.
a. Terwujudnya tenaga kerja yang memiliki kompetensi untuk mengisi kesempatan
kerja Dalam dan Luar Negeri ;
b. Terwujudnya perluasan jejaring informasi lowongan kerja di berbagai media ;
c. Terwujudnya penempatan tenaga kerja di Dalam dan ke Luar Negeri ;
d. Terwujudnya pengembangan kesempatan kerja usaha mandiri dan padat karya
produktif ;
e. Terwujudnya hubungan industrial yang harmonis dan perbaikan syarat kerja ;
f. Terwujudnya peningkatan perlindungan hak-hak dasar pekerja / buruh dan
khususnya bagi pekerja perempuan dan anak ;
g. Terwujudnya peningkatan kerjasama fungsional dalam penyediaan informasi dan
perencanaan tenaga kerja di Daerah ;
h. Terwujudnya pengembangan kemampuan Aparatur Ketenagakerjaan di Propinsi
dan Kab / Kota ;
i. Terwujudnya peningkatan sarana dan prasarana pelayanan ketenagakerjaan
pada UPT BLKI;
p. Terwujudnya kemandirian dan integrasi transmigran dan masyarakat sekitarnya
melalui tahap penyesuaian, pemantapan dan pengembangan di permukiman
transmigrasi yang layak huni, layak usaha, layak berkembang dan layak
lingkungan.
Sedangkan sasaran kegiatan organisasi dalam Rencana Strategis (Renstra)
tahun 2012-2017 adalah :
a. Sasaran untuk mencapai terwujudnya tenaga kerja yang memiliki kompetensi
untuk mengisi kesempatan kerja Dalam dan Luar Negeri, dilakukan dengan
sasaran kegiatan :
Pelatihan MTU untuk UPT BLKI;
Pelatihan Pemagangan ;
Penyuluhan, Akreditasi dan Sertifikasi ;
Pelatihan Pengukuran Produktivitas ;
Pelatihan Institusional untuk UPT Pelatihan Kerja Swadana ;
Pelatihan Ketrampilan calon TKI.
b. Sasaran untuk mencapai perluasan jejaring informasi lowongan kerja di
berbagai media adalah :
Pengembangan jejaring informasi pasar kerja melalui Teknologi Informasi
dengan BKK di Perguruan Tinggi, Sekolah Menengah, Lembaga Pelatihan
Kerja Swasata, Lembaga Penempatan Swasta dan Dinas Kab / Kota ;
Penyelenggaraan Job Fair pada Bursa Pasar Kerja Terbuka secara rutin,
terjadwal di Dinas Prov, Kab / Kota dan UPT BLKI;
Peningkatan fungsi Lembaga Layanan Bursa Kerja melalui Pengembangan ”
Bursa Kerja One Line (BKOL) ”.
c. Sasaran untuk mencapai terwujudnya penempatan tenaga kerja di Dalam dan ke
Luar negeri, adalah :
Pelayanan penempatan dan perlindungan TKI ke Luar Negeri ;
Penempatan tenaga kerja Dalam Negeri (AKL dan AKAD) ;
Peningkatan pelayanan perjinan melalui Lelayanan Terpadu Satu Atap
(LTSP).
d. Sasaran untuk mencapai terwujudnya pengembangan kesempatan kerja usaha
mandiri dan padat karya produktif, adalah :
Bimbingan pemanduan wirausaha baru (WUB) bagi tenaga kerja mandiri
terdidik dan non terdidik ;
Penerapan teknologi tepat guna, padat karya dan perluasan kerja sistim
padat karya produktif serta pola dampingan dana bergulir ;
Pelaksanaan padat karya fisik dan produktif pada daerah miskin dan padat
pengangguran.
e. Sasaran untuk mencapai hubungan industrial yang harmonis dan perbaikan iklim
syarat kerja, adalah :
Pemberdayaan hubungan industrial ;
Fasilitas penyelesaian perselisian dan pembinaan hubungan industrial ;
Perbaikan syarat kerja dan sistem pengupahan.
f. Sasaran untuk meningkatkan perlindungan hak-hak dasar pekerja / buruh dan
khususnya bagi pekerja perempuan dan anak, adalah :
Penilaian pelaksanaan K3 dan SMK3 di perusahaan ;
Pengawasan penempatan TKI dan TKWNAP ;
Pengujian kesehatan tenaga kerja dan lingkungan kerja ;
Sosialisasi dan pengawasan Jamsostek ;
Perlindungan pekerja perempuan dan anak.
g. Sasaran untuk mencapai terwujudnya kerjasama fungsional dalam penyediaan
Informasi dan perencanaan tenaga kerja di Daerah, adalah :
Forum koordinasi kebijakan dan program ketenagakerjaan melalui program
Mitra Praja Utama (MPU) dan Koordinasi dengan Lembaga Ketenagakerjaan
Pusat, Propinsi dan Kab / Kota ;
Pendataan angkatan kerja, kesempatan kerja, penganggur dan pencari kerja
terdaftar ;
Pendataan perusahaan dan pekerja / buruh ;
Penyusunan Rencana Tenaga Kerja Daerah (RTKD) ;
Penyusunan program pembangunan ketenagakerjaan Tahunan, Jangka
Menengah dan Jangka Panjang.
h. Sasaran untuk mencapai meningkatnya kompetensi Aparatur
Ketenagakerjaan, adalah :
Peningkatan kualitas/kuantitas pejabat fungsional ketenagakerjaan ;
Pengembangan profesi jabatan fungsional ketenagakerjaan ;
Pengembangan kemampuan SDM aparatur untuk peningkatan layanan
kepada masyarakat ;
i. Sasaran untuk mencapai meningkatnya sarana dan prasarana pelayanan
ketenagakerjaan pada Unit Pelayanan Teknis (UPT), adalah :
Renovasi sarana gedung pelatihan di UPT BLKI ;
Pengadaan peralatan dan mesin di UPT BLKI;
Pembangunan asrama siswa UPT BLKI.
j. Sasaran untuk meningkatnya bidang ketransmigrasian, adalah :
Peningkatan partisipasi, kerjasama antar pemerintah daerah asal dengan
pemerintah daerah tujuan (penempatan) melalui KSAD dan forum KIE ;
Tersedianya Data Informasi potensi lokasi transmigrasi (LPT/WPT);
Perencanaan Teknis Permukiman dan Perpindahan dalam kawasan potensi
SDM calon transmigrasi penempatan daerah asal (TPA) ;
Estándar Pelayanan Minimal/prima Perpindahan dan Penempatan
Transmigran ;
Pembinaan, pengembangan sosial ekonomi yang mandiri bagi masyarakat
transmigran dan masyarakat sekitanya.
C. Kebijakan dan Strategi Organisasi.
Dalam rangka terwujudnya pelayanan ketenagakerjaan guna meningkatkan
kualitas dan daya saing tenaga kerja dalam agenda penanggulangan pengangguran
dan perbaikan iklim ketenagakerjaan harus dilakukan secara holistic dan terpadu,
maka upayanya dimulai dari tahap sebelum bekerja, pada saat bekerja dan setelah
bekerja (pre-in-post employment), hal tersebut dilakukan dalam kerangka menjamin
kesempatan kerja yang sama (equal opportunities) sebagaimana amanat UU No. 13
tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, UU 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah
serta keputusan menteri tenaga kerja dan transmigrasi tentang standart pelayanan
minimal (SPM) yang wajib diberikan pemerintah kepada masyarakat di bidang
ketenagakerjaan.
Di bidang ketransmigrasian sebagaimana amanat UU No. 15 Tahun 1997
tentang Ketransmigrasian, bahwa kebijakan umum yang ditempuh adalah :
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perlindungan, penataan dan
persebaran masyarakat sesuai dengan daya dukung alam dan daya tampung
lingkungan untuk mendorong percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah
strategis, cepat tumbuh dan berkembang dalam penciptaan peluang usaha.
a). Arah Kebijakan.
Untuk mewujudkan visi dan misi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
maka ditetapkan arah kebijakan yang telah disesuaikan dengan agenda
pembangunan dan prioritas pembangunan Banten antara lain meliputi :
1). Arah kebijakan dibidang perluasan lapangan kerja.
Sasaran perluasan lapangan kerja adalah meningkatnya jumlah lapangan
kerja, baik fomal maupun informal, dipedesaan dan perkotaan terutama
angkatan kerja bagi penduduk miskin korban PHK, baik laki–laki maupun
perempuan yang terukur dalam : (a) menurunnya tingkat pengangguran
terbuka, (b) menurunnya angka setengah penganggur, (c) meningkatnya
kualitas dan produktivitas tenagakerja, (d). meningkatnya pengawasan dan
perlindungan bagi tenaga kerja, serta keharmonisan dalam hubungan
industrial.
3). Arah kebijakan bidang standar pelayanan minimal/prima.
Keterkaitan dengan layanan dasar dibidang ketenagakerjaan, telah
ditetapkan standar pelayanan minimal melalui Peraturan Mentri Tenaga
Kerja dan Taransmigrasi Nomor 15 Tahun 2010 tentang standart
pelayananan Minimal Bidang Ketenagakerjaan, pelayanan dasar dibidang
ketenagakerjaan ini harus disesuaikan dengan kebutuhan, prioritas dan
kemampuan keuangan nasional dan daerah. Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transimigrasi telah mengeluarkan 5 (lima) jenis pelayanan dan 8
(delapan) indikator untuk pelayanan dasar ketenagakerjaan, yang meliputi :
(a). Pelayanan Pelatihan Kerja, lingkup indikator pelayanan minimalnya
adalah :
(1). Besaran tenaga kerja yang mendapatkan Pelatihan berbasis
kompetensi;
(2). Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis
masyarakat.
(3). Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan
kewirausahaan.
(b). Pelayanan Penempatan Tanaga Kerja, lingkup indikator layanan
minimal adalah : Besaran Penempatan Tanaga Kerja yang
ditempatkan.
(c). Pelayanan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, lingkup
indikator layanan minimal adalah : Besaran Kasus yang diselesaikan
dengan Perjanjian Bersama (PB).
(d). Pelayanan Kepesertaan Jamsostek, lingkup indikator minimal adalah :
Besaran Pekerja/Buruh yang menjadi peserta program Jamsostek.
(e). Pelayanan Pengewasan Ketenagakerjaan, lingkup indikator layanan
minimal adalah :
(1). Besaran Pemeriksaan Perusahaan;
(2). Besaran Pengujian Peralatan di Perusahaan
(e). Urusan Pilihan Bidang Pengerahan dan Penempatan Transmigrasi,
lingkup indikator layanan minimal adalah :
(1). Layanan informasi peluang berusaha di kawasan LPT dan WPT
serta pada wilayah PWSCT termasuk di kawasan Kota Terpadu Mandiri,
(2). Pemberian Fasilitasi Perpindahan serta Penempatan Transmigran,
(3). Pembinaan pasca penempatan dan Pelatihan calon transmigran
sesuai dengan tingkat kopetensi yang dibutuhkan /
dikembangkan.
Kebijakan tersebut diwujudkan dalam :
1. Terwujudnya penempatan tenaga kerja di dalam dan ke luar negeri ;
2. Terwujudnya perluasan jejaring informasi pasar kerja di berbagai media;
3. Terwujudnya pengembangan kesempatan kerja usaha mandiri dan padat
karya produktif ;
4. Terwujudnya tenaga kerja yang memiliki kompetensi untuk mengisi
kesempatan kerja dalam dan luar negeri ;
5. Terwujudnya hubungan industrial yang harmonis dan perbaikan syarat kerja
;
6. Terwujudnya peningkatan perlindungan hak-hak dasar pekerja/buruh dan
khususnya bagi pekerja perempuan dan anak ;
7. Terwujudnya peningkatan kerjasama fungsional dalam penyediaan
informasi dan perencanaan tenaga kerja di daerah ;
8. Terwujudnya pengembangan kemampuan SDM aparatur dan Tenaga
Fungsional ketenagakerjaan di Propinsi dan Kab / Kota ;
9. Terwujudnya peningkatan sarana dan prasarana pelayanan
ketenagakerjaan pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) BLKI;
10. Terwujudnya fasilitasi pelayanan perpindahan dan penempatan transmigran
dilokasi WPT dan LPT ;
11. Terwujudnya kemandirian dan integrasi masyarakat transmigran dengan
sekitarnya melalui tahap penyesuaian, pemantapan dan pengembangan
transmigran di daerah asal dan daerah tujuan.
b). Strategi Organisasi.
Arah Pembangunan di bidang ketenagakerjaan, ketransmigrasian dan
dalam rencana strategi (Renstra) tahun 2012-2017, didukung oleh strategi
pelaksanaan, yang meliputi upaya :
1. Penciptaan lapangan kerja di dalam dan di luar negeri melalui
pengembangan informasi pasar kerja, penyuluhan bimbingan jabatan,
pengembangan wirausaha mandiri bagi angkatan kerja muda dan
pengembangan padat karya produktif ;
2. Revitalisasi dan renovasi sarana prasarana dan peningkatan kualitas SDM
dan kuantitas instruktur UPT. Balai Latihan Kerja serta pendayagunaan
Lembaga Pelatihan Swasta untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas
tenaga kerja berbasis kompetensi ; dan bertaraf internasional.
3. Mengembangkan hubungan industrial yang harmonis dan perbaikan syarat
kerja ;
4. Peningkatan kualitas dan kuantitas petugas pengawas ketenagakerjaan
untuk peningkatan perlindungan, kesehatan dan keselamatan kerja serta
perlindungan terhadap pekerja anak serta petugas fungsional
ketenagakerjaan lainnya ;
5. Memperkuat jejaring kerjasama antara pemerintah pusat, propinsi dan
kab/kota dalam penyusunan perencanaan tenaga kerja dan pelaksanaan
standar pelayanan minimal di bidang ketenagakerjaan;
8. Mendorong pelaksanaan Transmigrasi Swakarsa Mandiri (TSM) dan
Transmigrasi Swakarsa Berbantuan (TSB) pada wilayah strategis dan cepat
tumbuh.
BAB. V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK
SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF.
A. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN.
I. RENCANA PROGRAM.
a. Bidang Ketenagakerjaan.
Fokus arah kebijakan pembangunan ketenagakerjaan diimplementasikan
dalam bentuk program prioritas utama, meliputi :
1). Program Pengambangan Kelembagaan, Hubungan
Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja.
Program ini bertujuan untuk perbaikan syarat kerja dan sistim
pengupahan, pemberdayaan lembaga hubungan industrial serta fasilitasi penyelesaian perselisihan dan pembinaan hubungan
industrial serta peningkatan profesionalisme tenaga pengawas ketenagakerjaan, perlindungan tenaga kerja perempuan, tenaga
kerja anak, pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
2). Program Produktivitas, Perluasan Kesempatan Kerja dan
Berusaha
Program ini bertujuan untuk menciptakan perluasan kesempatan
kerja baik sektor formal maupun sektor informal secara
remunerative, produktif, layak dan sejahtera baik dalam maupun di luar negeri serta mendorong peningkatan pelayanan penempatan
formal untuk kebutuhan pasar kerja di dalam dan luar negeri.
3). Program Peningkatan Keterampilan Tenaga Kerja
Program ini bertujuan untuk mendorong pembentukan tenaga kerja yang memiliki karakter, mampu dalam mengantisipasi perubahan
teknologi dan persyaratan kerja serta untuk mengisi lapangan kerja
didalam maupun luar negeri melalui peningkatan kualitas SDM dan
optimalisasi penyelenggaraan pelatihan di UPT-BLKI yang akan ditingkatkan dan bertaraf internasional.
4). Program Peningkatan Kualitas Tata Kelola Pemerintah
Daerah.
Merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas SDM aparatur dalam
rangka peningkatan pelayanan publik dengan bentuk kegiatan yang dilakukan, antara lain berupa kegiatan peningkatan pelayanan oleh
pejabat struktural dan fungsional di lingkungan Dinas dan UPT BLKI maupun pelaksana pelayanan kepada masyarakat berupa kegiatan
administrasi keuangan, kepegawaian, umum dan perencanaan penyusunan program.
5). Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Perkantoran
dan Kapasitas Aparatur.
Merupakan upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat
dengan menyediakan sarana dan prasarana gedung, peralatan
kantor dan sarana pendukung lainnya untuk kelancaran dan
kenyamanan pelayanan kepada masyarakat.
6). Penyadiaan Data Pembangunan Daerah
Merupakan upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat dalam
rangka penyediaan data dan informasi ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian (Bank Data SKPD) untuk kelancaran dan
kemudahan masyarakat dalam memperoleh informasi.
b. Bidang Ketransmigrasian.
1). Program Penyiapan, Pengarahan dan Pembinaan Transmigrasi.
(a). Program ini bertujuan untuk mendapatkan animo calon transmigran yang memiliki kemampuan, pengetahuan dan
ketrampilan yang sesuai dengan kebutuhan dan keahlian yang dibutuhkan guna pengembangan dan pelaksanaan kegiatan
didaerah penempatan.
(b). Program ini bertujuan untuk menjembatani kepentingan
daerah asal (pengirim) maupun daerah tujuan (penerima) yang tertuang dalam perjanjian formal (MoU). Kerja sama ini sangat
bermanfaat sebagai sarana saling berbagi pengalaman (sharing of experiences), manfaat (sharing of benefits) dan saling
memikul tanggung jawab pembiayaan pembangunan (sharing of burdens) terutama untuk pembangunan dan pemeliharaan
sarana dan prasarana yang menuntut skala economi tertentu agar efisien untuk masing-masing daerah.
II. KEGIATAN.
a. Bidang Ketenagakerjaan.
1. Program Pengambangan Kelembagaan, Hubungan Industrial
dan Perlindungan Tenaga Kerja. di Implemantasikan dalam kegiatan :
1). Peningkatan Pengawasan Norma Ketenagakerjaan;
2). Peningkatan Pengawasan Norma Keselamatan dan
Kesejahteraan Kerja (K3);
3). Peningkatan Pengawasan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Perempuan dan Anak;
4). Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Tenaga Kerja;
5). Fasilitasi Penempatan UMP;
6). Peningkatan Pemasyarakatan Hubungan Industrial dan Syarat
Kerja;
2. Program Produktivitas, Perluasan Kesempatan Kerja dan
Berusaha
di implemantasikan dalam kegiatan :
1). Pelatihan Produktivitas dan Peningkatan Keterampilan Pencari Kerja dan Tanaga Daerah;
2). Rekrutmen dan Seleksi Pemagangan ke Jepang;
3). Penyebarluasan Informasi Bursa Tenaga Kerja;
4). Pengambangan Kelembagaan Produktivitas dan Pelatihan Kewirausahaan;
3. Program Peningkatan Keterampilan Tenaga Kerja
di implementasikan dalam kegiatan :
1). Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Bagi Pencari Kerja BLKI Provinsi Banten;
2). Sosialisasi BLKI, Penyusunan Kurikulum dan Penempatan Hasil Lulusan BLKI Provinsi Banten;
4. Program Peningkatan Kualitas Tata Kelola Pemerintah
Daerah.
1). Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Disnakertrans Provinsi Banten;
2). Penyusunan Lapoaran Kinerja Keuangan dan Aset SKPD;
5. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Perkantoran dan
Kapasitas Aparatur.
di implementasikan dalam kegiatan :
1). Penyediaan Barang/Jasa Perkantoran Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten;
2). Pengedaan Sarana dan Prasana Aparatur Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten;
3). Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten;
4). Penyediaan Barang/Jasa Perkantoran BLKI Provinsi Banten;
5). Pengadaan Sarana dan Prasarana Aparatur pada BLKI Provinsi
Banten;
6). Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Aparatur
pada BLKI Provinsi Banten.
6. Penyadiaan Data Pembangunan Daerah
1). Penyusunan Data dan Informasi Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Banten.
b. Bidang Ketransmigrasian. 1. Program Penyaiapan, Pengarahan dan Pembinaan
Transmigrasi
Di implemantasikan dalam kegiatan :
1). Pengerahan dan Fasilitasi Perpindahan serta Penempatan
Transmigrasi;
2). Fasilitasi Perpindahaan Transmigrasi;
3). Pembinaan Pasca Penempatan Transmigrasi.
B. INDIKATOR KINERJA UTAMA.
a). Bidang Ketenagakerjaan. 1). Program Peningkatan Kelembagaan, Hubungan Industrial dan Perlindungan
Kenaga Kerja.
No Kegiatan Indikator Kinerja / Orang
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1. Peningkatan Pengawasan Norma Ketenagakerjaan
175 Prs
200 prs
225 prs
250 prs
275 prs
300 prs
2. Peningkatan Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesejahteraan Kerja (K3)
70 0rg
100 org
110 org
120 org
130 org
140 org
3. Peningkatan Pengawasan dan Perlindungan Tenaga Kerja Perempuan dan Anak
32 prs
60 prs
80 prs
100 prs
150 prs
200 prs
4. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Tenaga Kerja
80 org 100 org 100 org 120 org 120 org 150 org
5. Fasilitasi Penetapan UMP
584 0rg 600 org 650 org 600 org 650 org 700 org
6. Peningkatan Pemasyarakatan Hubungan Industrial dan Syarat Kerja
85 org 90 org 95 org 100 org 110 org 120 org
2). Program Produktivitas, Perluasan Kesempatan Kerja dan Berusaha.
No Kegiatan Indikator Kinerja / Orang 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1.
Pelatihan Produktivitas dan Peningkatan Keterampilan Pencari Kerja dan Tenaga Daerah
64 org
100 org
150 org
200 org
250 org
300 org
2. Rekrutmen dan Seleksi Pemegangan Ke Jepang
80 org 100 org 120 org 140 org 175 org 200 org
3. Penyebarluasan Informasi Bursa Tenaga Kerja
30.000 org 35.000 org 40.000 org 45.000 org 50.000 org 55.000 org
4.
Pengembangan Kelembagaan Produktivitas dan Pelatihan Kewirausahaan
8.640 HOK
11.520
HOK
11.520
HOK
14.400
HOK
14.400
HOK
17.280
HOK
3). Program Peningkatan Keterampilan Tenaga Kerja.
No Kegiatan Indikator Kinerja / Orang
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1. Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Bagi Pencari Kerja.
208 org
208 org
240 org
272 org
336 org
400 org
2. Sosialisasi BLKI, Penyusunan Kurikulum dan Penempatan Hasil Lulusan BLKI Provinsi Banten
19 sklh 19 sklh 25 sklh 35 sklh 45 sklh 50 sklh
b). Bidang Ketransmigrasian. Program Penyiapan, Pengerahan dan Pembinaan Transmigrasi
No Kegiatan Indikator Kinerja / Orang
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1. Pengerahan dan Fasilitasi Perpindahaan serta Penemptan Transmigrasi.
175 KK
175 KK
175 KK
175 KK
175 KK
175 KK
2. Fasilitasi Perpindahaan Transmigrasi
175 KK 175 KK 175 KK 175 KK 175 KK 175 KK
3. Pembinaan Pasca Penemptan Transmirasi
155 KK 165 KK 175 KK 185 KK 190 KK 200 KK
C. KELOMPOK SASARAN.
a). Bidang Ketenagakerjaan.
1). Program Peningkatan Kelembagaan, Hubungan Industrial dan Perlindungan Kenaga Kerja.
No Kegiatan
Kelompok Sasaran
1.
Peningkatan Pengawasan Norma Ketenagakerjaan
Pegawai Pengawas, Pengguna Tenaga Kerja, Pekerja dan Perusahaan se-Provinsi Banten
2. Peningkatan Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesejahteraan Kerja (K3)
Aparatur Pemerintah, Pengguna Tenaga Kerja, Pekerja dan Perusahaan
3. Peningkatan Pengawasan dan Perlindungan Tenaga Kerja Perempuan dan Anak
Aparatur Pemerintah, Pengguna Tenaga Kerja, Pekerja dan Perusahaan
4. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Tenaga Kerja
Aparatur Pemerintah, Serikat Pekerja dan Serikat Buruh
5. Fasilitasi Penetapan UMP
Pekerja dan Perusahaan
6. Peningkatan Pemasyarakatan Hubungan Industrial dan Syarat Kerja
Perusahaan dan Pekerja
2). Program Produktivitas, Perluasan Kesempatan Kerja dan Berusaha.
No Kegiatan Kelompok Sasaran
1. Pelatihan Produktivitas dan Peningkatan Keterampilan Pencari Kerja dan Tenaga Daerah
Pengangguran serta angkatan kerja baru daerah
2. Rekrutmen dan Seleksi Pemegangan Ke Jepang
Pencari Kerja di 8 Kab/Kota se-Provinsi Banten
3. Penyebarluasan Informasi Bursa Tenaga Kerja
Petugas Ketenagakerjaan Provinsi dan Kab/kota, Pencari Kerja dan Perusahaan
4.
Pengembangan Kelembagaan Produktivitas dan Pelatihan Kewirausahaan
Masyarakat Penganggur dan Pengangguran d sekitar lokasi
3). Program Peningkatan Keterampilan Tenaga Kerja.
No Kegiatan Kelompok Sasaran
1. Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Bagi Pencari Kerja.
Masyarakat Pencari Kerja
2. Sosialisasi BLKI, Penyusunan Kurikulum dan Penempatan Hasil Lulusan BLKI Provinsi Banten
Aparatur, Sekolah-sekolah dan pencari kerja
b). Bidang Ketransmigrasian.
Program Penyiapan, Pengerahan dan Pembinaan Transmigrasi
No Kegiatan Kelompok Sasran
1.
Pengerahan dan Fasilitasi Perpindahaan serta Penemptan Transmigrasi.
Aparatur Pemerintah dan Masyarakat Transmmigrasi
2. Fasilitasi Perpindahaan Transmigrasi
Aparatur Pemerintah dan Masyarakat Transmmigrasi
3. Pembinaan Pasca Penemptan Transmirasi
Aparatur Pemerintah dan Masyarakat Transmmigrasi
D. PENDANAAN INDIKATIF. a). Bidang Ketenagakerjaan.
1). Program Pengembangan Kelembagaan, Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja
No Indikator Kinerja Program
Pendanaan Indikatif ( Rp. ) dalam ribuan
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1. Tingkat Hubungan Industrial, Kesejahteraan Pekerja dan Perlindungan Tenaga Kerja (%)
3.407.700 1.000.000 1.107.000 1.259.000 1.404.000 1.559.000
2). Program Peningkatan Produktivitas, Perluasan, Kesempatan Kerja dan
Berusaha
No Indikator Kinerja Program
Pendanaan Indikatif ( Rp. ) dalam ribuan
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1. Tingkat Pengangguaran Terbuka 0,5% setiap tahunnya (%)
1.857.857 4.000.000 4.430.000 5.036.000 5.616.000 6.235.000
3). Program Peningkatan Keterampilan Tenaga Kerja
No Indikator Kinerja Program
Pendanaan Indikatif ( Rp. ) dalam ribuan
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1. Cakupan Kegiatan Peningkatan Keterampilan dan Kesempatan Tenaga Kerja
1.030.000 2.000.000 2.215.000 2.518.000 2.808.000 3.117.000
b). Bidang Ketransmigrasian. 1). Program Penyiapan, Pengerahan dan Pembinaan Transmigrasi
No Indikator Kinerja Program
Pendanaan Indikatif ( Rp. ) dalam ribuan
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1. Cakupan Penyiapan, Pelayanan, Pembinaan dan Kebutuhan Masyarakat Transmigrasi serta Meningkatnya Pendapatan Perkapita Masyarakat (KK)
1.120.185 1.000.000 1.107.000 1.259.000 1.404.000 1.559.000
2. Capaian Fasilitasi Perpindahan dan Penempatan Transmigrasi
BAB. VI. INDIKATOR KINERJA RENSTRA DI BIDANG KETENAGAKERJAAN DAN
KETRANSMIGRASIAN.
A. INDIKATOR KINERJA UMUM.
Indikator Kinerja Rencana Strategis Bidang Ketenagakerjaan menggunakan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang ketenagakerjaan yang mengatur jenis
dan mutu pelayanan dasar secara minimal yang harus dipenuhi oleh Pemerintah
Daerah. Dasar Hukum penggunaan indikator kinerja sesuai standart pelayanan
minimal adalah UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, UU Nomor
13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun
2005 tentang penyusunan dan penerapan standart pelayanan minimal dan
Permendagri Nomor 6 tahun 2007 tentang petunjuk teknis penyusunan dan
penerapan standart pelayanan minimal.
Prinsip Standart Pelayanan Minimal (SPM) sebagai indikator kinerja bidang
ketenagakerjaan antara lain :
1. Disusun sebagai alat untuk menjamin akses dan mutu pelayanan dasar di
bidang ketenagakerjaan kepada masyarakat secara baik dan merata.
2. Disesuaikan dengan perkembangan, kebutuhan prioritas dan kemampuan
keuangan nasional dan daerah serta kemampuan kelembagaan dan personil
daerah dalam bidang ketenagakerjaan.
3. Ruang lingkup SPM bidang ketenagakerjaan sebanyak 9 indikator capaian
dengan penetapan resiko minimal / terkecil yang dapat dilaksanakan di Prov,
Kab dan Kota.
Secara umum indikator kinerja rencana strategis bidang ketenagakerjaan di
Banten tahun 2012-2017 sesuai sasaran program dengan rincian :
a. Terwujudnya tenaga kerja yang memiliki kompetensi untuk mengisi
kesempatan kerja Dalam dan Luar Negeri;
b. Terwujudnya perluasan jejaring informasi lowongan kerja di berbagai media;
c. Terwujudnya penempatan tenaga kerja di Dalam dan ke Luar Negeri;
d. Terwujudnya pengembangan kesempatan kerja usaha mandiri dan padat
karya produktif ;
e. Terwujudnya peningkatan upah minimum Kabupaten / Kota dan Jaminan
kesejahteraan pekerja/buruh ;
f. Terwujudnya peningkatan perlindungan hak-hak dasar pekerja/buruh
khususnya pekerja perempuan dan anak ;
g. Terwujudnya peningkatan kerjasama fungsional dalam penyediaan informasi
dan perencanaan tenaga kerja di Daerah ;
h. Terwujudnya pengembangan kemampuan Aparatur Ketenagakerjaan di
Propinsi dan Kabupaten / Kota ;
i. Terwujudnya peningkatan sarana dan prasarana pelayanan
ketenagakerjaan pada UPT Pelatihan Kerja.
Dengan demikian mempertimbangkan kondisi perekonomian tahun 2011 -
2012 dimana kontribusi terhadap indikator kinerja bidang ketenagakerjaan berupa
Penurunan Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) sebesar 13,68% dan
10,74 % dengan asumsi rata-rata peningkatan angkatan kerja sebesar 0,5% per
tahun dan berdasar asumsi trend pasar kerja di Indonesia (ILO 2007), dengan
rata-rata pertumbuhan ekonomi 6% per tahun maka penyerapan tenaga kerja
baru + 40.000 s/d 45.000 orang per tahun. Dengan demikian rencana capaian
indikator kinerja TPT tahun 2012-2017 sebagai berikut :
(Tabel.1.56).
No Indikator Kinerja Umum Tahun
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 Pertumbuhan ekonomi 6,0-6,45% 6,5-6,7% 6,6-6,8% 6,7-6,8,% 6,8-6,9% 6,8-7,0%
2 TPT (Tingkat Penganggur Terbuka) 10,74 % 10,24 % 9,74 % 9,24 % 8,74 % 8,24 %
*) Proyeksi tahun 201-20172,.
Target sumbangan dari program ketenagakerjaan yang bersumber dari
dana APBD dan APBN untuk pengurangan pengangguran selama tahun 2012-
2017 sebagai berikut : (Tabel.1.7).
No Program 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 Antar Kerja Lokal (AKL)
2 Antar Kerja Antar Daerah (AKAD)
3 Antar Kerja Antar Negara (AKAN)
4 Penempatan Siswa BLKI 848 928 1.040 1.152 1.296 1.440
5 Perluasan Kesempatan Kerja
Jumlah
B. INDIKATOR KINERJA STANDART PELAYANAN MINIMAL (SPM).
Berdasar ruang lingkup Standart Pelayanan Miniman (SPM) sebagai
indikator kinerja bidang ketenagakerjaan secara rinci meliputi subbidang dan
pelayanan sebagai berikut :
1. Pembinaan pelatihan dan produktivitas tenaga kerja, pelayanan dasar
yang wajib berupa : Pelaksanaan pelatihan kerja.
Definisi Operasional :
a. Pelatihan kerja merupakan keseluruhan kegiatan untuk memberi,
memperoleh, meningkatkan serta mengembangkan kompetensi kerja,
produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat ketrampilan dan
keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau
pekerjaan.
b. Indikator pelayanan berupa porsentase jumlah orang yang dilatih sesuai
kapasitas latihan di lembaga latihan dibanding dengan jumlah orang yang
mendaftar pelatihan di lembaga latihan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun
dengan ukuran konstanta 70%. (Tabel.1.58).
No Pelaksanaan Pelatihan Kerja
Indikator Kinerja
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Trgt Trgt Knrj SPM
Trgt Trgt Knrj SPM
Trgt Trgt Knrj SPM
Trgt Trgt Knrj SPM
Trgt Trgt Knrj SPM
Trgt Trgt Knrj SPM
Jumlah orang yang dilatih (target kinerja SPM 70 %)
848
594
926
648
1.040
728
1.152
806
1.296
907
1.440
1.008
Jumlah orang yang mendaftar pelatihan (target kinerja SPM 70 %).
950
665
1.100
770
1.200
840
1.300
910
1.450
1.015
1.650
1.155
2. Penempatan tenaga kerja, pelayanan dasar yang wajib, pelayanan dasar
yang wajib berupa : 1) Pelayanan Informasi Pasar Kerja, 2) Penempatan
Tenaga Kerja di dalam Negeri dan 3) Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri.
Definisi Operasional :
a. Penempatan tenaga kerja adalah usaha untuk mempertemukan pencari
kerja dengan pemberi kerja agar pencari kerja dapat memperoleh
pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya serta
pemberi kerja dapat memperoleh tenaga kerja sesuai dengan
kebutuhannya.
b. Informasi pasar kerja adalah kegiatan yang memberikan keterangan
mengenai kebutuhan tenaga kerja dan persediaan tenaga kerja serta
keterangan – ketrangan yang berhubungan denagan pasar kerja.
c. Indikator pelayanan % jumlah penempatan tenaga kerja melalui
pelaksanaan job fair. (Tabel.1.59).
No Pelayanan Penempatan
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Trgt
Trgt Kinrj SPM
Trgt
Trgt Kinrj SPM
Trgt
Trgt Kinrj SPM
Trgt
Trgt Kinrj SPM
Trgt
Trgt Kinrj SPM
Trgt
Trgt Kinrj SPM
1
Pelaksanaan job fair (target kinerja 80 %).
Jumlah penempatan tenaga kerja dari job fair. (*)
447
358
653
522
865
692
1.062
850
1.271
1.017
1.460
1.168
Jumlah pencari kerja yang terdaftar di job fair. (**).
7.600
6.080
7.500
6.000
7.500
6.000
7.400
5.920
7.400
5.920
7.300
5.840
2
Penempatan TK dalam negeri (target kinerja 90%).
Jumlah penempatan dalam negeri (penempatan formal & perluasan kerja). (***)
5.110
4.599
6.650
5.985
7.015
6.314
8.375
7.538
8.790
7.911
8.790
7.911
Jumlah pencari kerja yang terdaftar. (****).
15.330
13.797
19.950
17.955
21.045
18.941
25.125
22.613
26.370
23.733
26.370
23.733
3
Penempatan TK luar negeri (target kinerja 95%).
Jumlah penempatan luar negeri.
60.000
57.000
70.000
66.500
70.000
66.500
80.000
76.000
90.000
85.500
90.000
85.500
Jumlah pencari kerja yang terdaftar. (*****).
716.223
680.412
760.120
722.114
780.533
741.506
800.061
760.058
819.420
778.449
840.208
798.198
Keterangan :
* % penempatan pencaker melalui JMF diasumsikan meningkat sehingga angka penempatan
menunjukkan kenaikan.
** Jumlah pencaker yang terdaftar di JMF diansumsikan menurun karena fungsi Bursa Kerja & Wajib
Lapor Lowongan dari perusahaan diharapkan sudah berjalan dengan baik sehingga membantu
IPK secara lebih optimal.
*** Penempatan dalam negeri yang terakomodatif melalui kegiatan yang dilaksanakan Disnakertrans
Provinsi Banten (dana APBD & APBN/Dekon).
**** Berdasarkan kapasitas pencaker Kab/Kota yang bisa terakomadir melalui kegiatan yang
dilaksanakan oleh Disnakertrans Provinsi Banten (dana APBD & APBN/Dekon) dengan asumsi
jumlah pencaker yang terdaftar adalah 3 kali lipat dari jumlah pencaker yang terakomodir dalam
kegiatan di Provinsi.
***** Pencaker yang terdaftar di 8 Kab/Kota .
3. Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja, pelayanan dasar
yang wajib berupa : 1) Pembinaan kelembagaan hubungan industrial dan
syarat - syarat kerja dan 2) Pemerantaraan / mediasi perselisihan hubungan
industrial.
Definisi Operasional :
a. Hubungan industrial adalah suatu system hubungan yang terbentuk antara
para pelaku dalam proses produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari
unsur pengusaha, pekerja / buruh dan pemerintah yang didasarkan pada
nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.
b. Perselisihan hubungan industrial merupakan perbedaan pendapat yang
mengakibatkan pertentangan antara pengusaha atau gabungan
pengusaha dengan pekerja/buruh atau serikat pekerja / buruh karena
adanya perselisihan mengenai hak, kepentingan, PHK atau perselisihan
antar serikat pekerja / buruh dalam satu perusahaan.
c. Mediasi hubungan industrial adalah penyelesaian perselisihan hak,
kepentingan dan PHK dan perselisihan antar serikat pekerja / buruh dalam
satu perusahaan melalui musyawarah yang ditengahi oleh seorang atau
lebih mediator yang netral.
Mediator hubungan industrial adalah pegawai instansi pemerintah yang
bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan yang memenuhi syarat - syarat sebagai
mediator yang ditetapkan oleh menteri yang bertugas memberi mediasi dan mempunyai
kewajiban memberi anjuran tertulis kepada para pihak yang berselisih untuk
menyelesaikan perselisihan hak, kepentingan, PHK dan perselisihan antar serikat
pekerja/buruh hanya dalam satu perusahaan. (Tabel.1.60).
No
Pelaksanaan Hubungan
Industrial dan Jamsos
Indikator Kinerja
2010 2010 2011 2012 2013 2014
Trgt Tgrt Kinj SPM
Trgt Tgrt Kinj SPM
Trgt Tgrt Kinj SPM
Trgt Tgrt Kinj SPM
Trgt Tgrt Kinj SPM
Trgt Tgrt Kinj SPM
1
Pembinaan Lembaga Hub. Industrial (target kinerja 100%).
Jumlah pembinaan lembaga Hubungan Industrial. (*)
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
Jumlah lembaga Hubungan Industrial (LKS Bipartit).
884
884
1.140
1.140
1.396
1.396
1.652
1.652
1.908
1.908
2.164
2.164
2
Penyelesaian Perselisihan (target kinerja 100%).
Jumlah penyelesaian perselisihan HI mediasi.(**)
15
15
18
18
21
21
24
24
27
27
30
30
Jumlah perselisihan HI yg terfdaftar.(***)
15
15
18
18
21
21
24
24
27
27
30
30
Keterangan :
* Pembinaan yang dilaksanakan oleh Disnakertrans Provinsi Banten & terbatasnya pada pembinaan lintas Kab/Kota sesuai UU No. 13/2003 trntang Ketenagakerjaan.
** Penyelesaian perselisihan lintas Kab/Kota yang diselesaikan di Disnakertrans Prov. Banten .
*** Kasus perselisihan lintas Kab/Kota yang masuk ke Disnakertrans Prov. Banten . (Jumlah kasus perselisihan & penyelesaian harus sama karena dalam UU 13/2003 diatur bahwa perselisihan harus selesai dalam waktu 30 hari).
4. Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan, pelayanan dasar yang wajib
berupa : 1). Pengawasan norma ketenagakerjaan, 2). Pengawasan
Norma kerja perempuan dan anak, 3). Pengawasan norma keselamatan dan
kesehatan kerja.
Definisi Operasional :
a. Pengawasan ketenagakerjaan merupakan upaya mengawasi dan
menegakkan peraturan perundangan di bidang ketenagakerjaan.
b. Pengawasan norma kerja perempuan dan anak merupakan upaya
mengawasi dan menegakkan aturan perundangan di bidang
ketenagakerjaan.
Pengawasan norma K3 merupakan upaya mengawasi dan menegakkan
peraturan perundangan khususnya norma K3 di bidang ketenagakerjaan.
(Tabel.1.61).
No Pembinaan pengawasan ketenagakerjaan
Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013 2014
1
Jml pengawasan norma kerja x 100% Jumlah perusahaan
28,34
30,46
32,60
34,90
36,80
38,20
2
Jml kasus pelang.nk.perp&anak x100% Jumlah perusahaan
10,29
11,30
12,70
13,90
14,60
15,00
3
Jml kasus pelang.norma K3 x 100% Jumlah perusahaan
7,27
7,20
7,15
7,12
7,11
7,00
BAB VII.
P E N U T U P
Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan penduduk maka sasaran utama
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Banten Tahun 2012-2017 adalah
menurunkan jumlah penduduk miskin, menciptakan lapangan kerja dan mampu
mengurangi pengangguran terbuka dengan didukung oleh stabilitas ekonomi yang tetap
terjaga.
Untuk mencapai sasaran tersebut maka prioritas dan arah kebijakan dalam
Rencana Strategis (Renstra) dibidang Ketenagakerjaan, Ketransmigrasian dan
Kependudukan ditujukan pada upaya perbaikan iklim ketenagakerjaan dengan
pengembangan kebijakan pasar tenaga kerja yang fleksibel, penciptaan kesempatan
kerja baru dan penataan Hubungan Industrial yang harmonis dan konduksif bagi
peningkatan produktivitas serta investasi.
Strategi dan kebijakan yang ditempuh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Provinsi Banten dalam 5 (lima) tahun ke depan pada prinsipnya perlu memperkuat visi
Banten , dengan tetap tidak mengabaikan pencapaian standar layanan minimal (SPM)
dibidang ketenagakerjaan, ketransmigrasian dan kependudukan. Upaya yang dilakukan
dengan cara :
1. Memanfaatkan peluang pasar kerja yang tersedia baik di dalam maupun ke pasar
kerja di luar negeri.
2. Mendayagunakan tenaga kerja serta pemanfaatan potensi sumber daya lokal
untuk mendorong terciptanya kesempatan kerja baru sektor informal.
3. Memfasilitasi terselenggaranya hubungan industrial yang harmonis serta
peningkatan profesionalisme tenaga kerja pengawas ketenagakerjaan untuk
peningkatan produktivitas, menarik investasi baru dan menjaga iklim
ketenagakerjaan yang konduksif.
Pada akhirnya, penyusunan Rencana Strategis (Renstra) 2012-2017di bidang
ketenagakerjaan, ketransmigrasian dan kependudukan dapat terselesaikan, demi
kesempurnaannya maka kami mohon saran masukan untuk perbaikan dan
penyempurnaan lebih lanjut.
Demikian Renstra ini tersusun sebagai acuan dan pedoman dalam pelaksanaan
program dan kegiatan lima tahun kedepan semoga bermanfaat dan terima kasih.