makalah p2k3

26
PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA MAKALAH Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dibina oleh Bapak Djoko Kustono Oleh: Sadam Basiran 140513601026 UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Upload: sadambasiran

Post on 05-Jan-2016

20 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

makalah P2K3

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah p2k3

PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

MAKALAHDisusun untuk memenuhi tugas matakuliah

Keselamatan dan Kesehatan Kerjayang dibina oleh Bapak Djoko Kustono

Oleh:

Sadam Basiran 140513601026

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK MESINPROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

Oktober 2015

Page 2: Makalah p2k3

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan

Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.

Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk

maupun pedoman bagi pembaca dalam ilmu keselamatan dan kesehatan kerja.

Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan

dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk

maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman

yang penulis miliki sangat kurang. Oleh kerena itu penulis harapkan kepada para

pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk

kesempurnaan makalah ini.

Malang, 11 Oktober 2015

Penulis

ii

Page 3: Makalah p2k3

DAFTAR ISI

HalKATA PENGANTAR................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang................................................................................... 1

1.2 Tujuan................................................................................................ 1

BAB II : PEMBAHASAN.......................................................................... 3

2.1 Pengertian P2K3................................................................................. 2

2.2 Dasar Hukum P2K3........................................................................... 2

2.3 Tujuan dan Pembentukan dan Pelaksanaan P2K3............................. 2

2.4 Syarat Pembentukan P2K3................................................................. 3

2.5 Syarat Keanggotaan P2K3................................................................. 4

2.6 Struktur Organisasi P2K3.................................................................. 5

2.7 Program Kerja P2K3.......................................................................... 9

2.8 Peran dan Fungsi P2K3...................................................................... 10

2.9 Langkah-langkah Pembentukan P2K3............................................... 10

BAB III : PENUTUP.................................................................................. 12

3.1 Kesimpulan........................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 13

iii

Page 4: Makalah p2k3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam usaha untuk peningkatan keselamatan kerja dalam suatu industri,

pemerintah republik Indonesia dalam hal ini mengharuskan semua perusahaan

untuk membentuk suatu badan yang membantu perusahaan dalam bidang

kesehatan dan keselamatan kerja. Badan ini merupakan bipartit yaitu usaha yang

saling mendukung antara pengusaha dan karyawannya. Dalam hal ini diperkuat

melalui UU No.1 1970 pada pasal 10.

Sebagaimana yang kita ketahui keselamatan dan kesehatan kerja

merupakan hal yang penting bagi suatu perusahaan karena dampak terjadinya

suatu kecelakaan kerja tidak hanya merugikan karyawan tetapi juga perusahaan

secara langsung. Karena itu sudah selayaknya semua perusahaan menyambut baik

usaha pemerintah ini.

Dalam membentuk suatu Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (P2K3) diperlukan suatu panduan yang teruang dalam suatu Manual P2K3.

Dibawah ini akan di jelaskan cara-cara dan struktur minimal yang ada dalam

manual P2K3 yang dapat dikembangkan sesuai dengan keadaan perusahaan.

1.2 Tujuan

1. Menjelaskan pengertian P2K3.

2. Menjelaskan dasar hukum yang melandasi P2K3.

3. Menjelaskan tujuan pembentukan dan pelaksanaan P2K3.

4. Mendeskripsikan syarat pembentukan P2K3.

5. Mendeskripsikan syarat keanggotaan P2K3.

6. Menjelaskan struktur organisasi P2K3.

7. Menjelaskan program kerja P2K3.

8. Menjelaskan peran dan fungsi P2K3.

9. Menjelaskan langkah-langkah pembentukan P2K3.

1

Page 5: Makalah p2k3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian P2K3

Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) ialah suatu

badan yang dibentuk disuatu perusahaan untuk membantu melaksanakan dan

menangani usaha-usaha keselamatan dan kesehatan kerja yang keanggotaannya

terdiri dari unsur pengusaha dan tenaga kerja. Dewan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja ialah suatu badan yang dibentuk baik di Pusat dan Wilayah-

wilayah untuk memberikan saran dan perimbangan kepada pemerintah tentang

usaha-usaha keselamatan dan kesehatan kerja.

2.2 Dasar Hukum P2K3

Sebagai dasar hukum pembentukan, susunan, dan tugas Panitia Pembina

Keselamatan dan Kesehatan kerja ialah Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang

Keselamatan Kerja pasal 10 ayat (1), (2) dengan peraturan pelaksanaannya yaitu :

1. Keputusan Menteri Tenaga kerja No. KEP-125/MEN/82 tentang Dewan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional, Dewan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Wilayah dan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan

Kerja, yang disempurnakan dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.

KEP-155/MEN/84.

2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP-04/MEN/87 tentang Panitia

Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli

Keselamatan Kerja.

2.3 Tujuan Pembentukan dan Pelaksanaan P2K3

Setiap kegiatan dan aktivitas panitia Pembina keselamatan dan kesehatan

kerja selalu memiliki maksud dan tujuan tertentu dan pada umumnya ditujukan

pada peningkatan produktivitas perusahaan secara menyeluruh.

Usaha keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mempunyai tujuan

umum dan tujuan khusus.

Tujuan umum yaitu :

2

Page 6: Makalah p2k3

1. Perlindungan terhadap tenaga kerja yang berada ditempat kerja agar selalu

terjamin keselamatan dan kesehatannya sehingga dapat diwujudkan

peningkatkan produksi dan produktivitas kerja.

2. Perlindungan setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja agar selalu

dalam keadaan selamat dan sehat.

3. Perlindungan terhadap bahan dan peralatan produksi agar dapat dipakai dan

digunakan secara aman dan efisien.

Sedangkan secara khusus antara lain :

1. Mencegah dan atau mengurangi kecelakaan, kebakaran, peledakan dan

penyakit akibat kerja.

2. Mengamankan mesin, instalasi, pesawat, alat kerja, bahan baku dan bahan hasil

produksi.

3. Menciptakan lingkungan dan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan

penyesuaian antara pekerja dengan manuasi atau manusia dengan pekerjaan.

2.4 Syarat Pembentukan P2K3

Permenaker No. PER-04/MEN/1987 tentang P2K3 serta Tata Cara

Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja Pasal 2, mensyaratkan bahwa setiap tempat

kerja dengan kriteria tertentu pengusaha atau pengurus WAJIB membentuk P2K3.

Kriteria tempat kerja dimaksud ialah:

1. Tempat kerja dimana pengusaha wajib membentuk P2K3 atau pengurus

mempekerjakan 100 orang atau lebih;

2. Setiap tempat kerja dengan criteria tertentu, pengusaha atau pengurus wajib

membentuk P2K3. Kriteria yang dimaksud adalah :

Tempat kerja dengan ≥ 50 orang pekerja

Tempat kerja dengan < 50 orang (tingkat bahaya sangat besar)

Kelompok tempat kerja (centra industri kecil) dimana dipekerjakan < 50

orang

3. Panitia Pembina keselamatan dan Kesehatan Kerja dibentuk oleh pengusaha

atau pengurus dan disahkan oleh Menteri tenaga kerja atau pejabat yang

ditunjukkan.

3

Page 7: Makalah p2k3

Terdapat beberapa hal penting sebagai dasar pertimbangan pada saat

pembentukan P2K3. Tujuan pembentukan P2K3 harus dapat menjamin bahwa

organisasi yang akan dibentuk merupakan perwakilan seluruh komponen yang ada

di tempat kerja. Konsultasi antara pihak manajemen dengan pekerja harus terfokus

pada pengembangan struktur P2K3 yang betul-betul sesuai dengan kebutuhan

tempat kerja atau perusahaan. Pada saat memutuskan kebutuhan organisasi P2K3

yang sesuai dengan tempat kerja atau perusahaan dan dapat memenuhi tuntutan

peraturan perundangan, hal-hal yang harus difikirkan antara lain adalah :

1. Besar kecilnya tempat kerja atau perusahaan

2. Jenis operasional dan pengaturan tempat kerja

3. Potensi bahaya dan tingkat resiko yang ada di tempat kerja

4. Calon-calon anggota dari setiap kelompok kerja yang akan mengisi struktur

organisasi

5. Ukuran ideal organisasi yanag dapat bekerja secara efektif

2.5 Syarat Keanggotaan P2K3

1. Keanggotaan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja terdiri atas

unsur pengusaha dan tenaga kerja yang susunannya terdiri dari atas ketua,

sekretaris dan anggota.

2. Sekretaris Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah Ahli

Keselamatan dan Kesehatan Kerja yg sudah mendapatkan penujukan dari

Menteri atau Petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja di perusahaan.

3. Ketua P2K3 ialah Pimpinan Perusahaan atau salah satu Pimpinan Perusahaan

yang ditunjuk (khusus untuk kelompok perusahaan/centra industri).

4. Jumlah dan susunan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah

sebagai berikut :

Perusahaan yang mempunyai tenaga kerja 100 (seratus) orang atau lebih,

jumlah anggota sekurang-kurangnya 12 (dua belas) orang terdiri dari 6

(enam) orang mewakili pengusaha/pimpinan perusahaan dan 6 (enam) orang

mewakili tenaga kerja.

Pengusaha yang mempunyai tenaga kerja 50 (lima puluh) orang sampai 100

(seratus) orang, jumlah anggota sekurang-kurangnya 6 (enam) orang terdiri

4

Page 8: Makalah p2k3

dari 3 (tiga) orang mewakili pengusaha/pimpinan perusahaan dan 3 (tiga)

orang mewakili tenaga kerja.

Perusahaan yang mempunyai tenaga kerja 50 (lima puluh), dengan tingkat

risiko bahaya sangat berat jumlah anggota sekurang-kurangnya 6 (enam)

orang terdiri dari 3 (tiga) orang mewakili pengusaha/pimpinan perusahaan

dan 3 (tiga) orang mewakili tenaga kerja.

Kelompok perrusahaan yang mempunyai tenaga kerja kurang 50 (lima

puluh) untuk setiap anggota kelompok, jumlah anggota sekurang-kurangnya

6 (enam) orang terdiri dari 3 (tiga) orang mewakili pengusaha/pimpinan

perusahaan dan 3 (tiga) orang mewakili tenaga kerja.

2.6 Struktur Organisasi P2K3

1. Bentuk Organisasi dan Kepengurusan

Suatu organisasi P2K3 dapat mempunyai banyak variasi tergantung pada

besarnya, jenisnya bidang, bentuknya kegiatan dari perusahaan dan sebagainya.

Kepengurusan dari pada organisasi P2K3 terdiri dari seorang Ketua, Wakil Ketua,

seorang atau lebih Sekretaris dan beberapa anggota yang terdiri dari unsur

pengusaha dan pekerja.

Ketua dijabat oleh salah seorang Pimpinan Perusahaan (Presdir/Direktur) yang

mempunyai kewenangan dalam menetapkan kebijaksanaan di perusahaan.

Sekretaris dijabat oleh ahli K3/Petugas K3 (Safety Officer) atau calon yang

dipersiapkan untuk menjadi Petugas K3.

Para anggota terdiri dari wakil unit-unit kerja yang ada dalam perusahaan dan

telah memahami permasalahan K3 (akan mendapat pelatihan khusus dari

Depnaker). Anggota P2K3 :

Ditunjuk untuk mewakili pekerja & manajemen

Mewakili departemen/lokasi/divisi perusahaan

Penunjukannya berdasarkan: sukarela, pemilihan oleh pekerja atau serikat

pekerja, dan tanggung jawab (Safety Rep/Coordinator)

Bisa rotasi/bergiliran atau diganti sesuai kondisi.

Kepmenaker No. 4 tahun 1987 tentang Panitia Pembina K3 dan tata cara

Penunjukan Ahli K3 pasal 3 , struktur organisasi P2K3 terdiri dari :

5

Page 9: Makalah p2k3

1. Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja yang susunannya

terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota.

2. Sekretaris P2K3 ialah ahli Keselamatan Kerja dari perusahaan yang

bersangkutan.

3. P2K3 ditetapkan oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuknya atas usul dari

pengusaha atau pengurus yang bersangkutan.

Gambar 2.1 Struktur Orangisasi P2K3

Keterangan :

Ketua : Direksi

Management Representative : Direktur Operation

Sekretaris : HSE Coordinator

Anggota tetap : HSE Field officer

Anggota tidak tetap, merupakan anggota tambahan bergilir dan anggotanya

disesuaikan dengan focus kegiatan K3 pada tahun berjalan. Anggota tidak tetap

ditunjuk oleh manajemen secara bergilir minimal untuk waktu 6 bulan, khususnya

untuk :

perwakilan manajemen : Kepala Bagian/Departemen

perwakilan karyawan : Kepala regu

6

Page 10: Makalah p2k3

petugas K3 khusus : safety officer lapangan

2. Tugas-Tugas Pengurus P2K3

Tugas-tugas Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan anggota-anggota harus

diuraikan secara jelas dalam pembagian tugas (Job Discription) sebagai berikut :

1. Ketua

Menetapkan jadwal dan memimpin semua rapat pleno P2K3 atau menunjuk

anggota untuk memimpin rapat pleno.

Menentukan langkah, policy demi tercapainya pelaksanaan program-

program P2K3.

Mempertanggung jawabkan pelaksanaan K3 di perusahaan kepada

Depnaker melalui perusahaan.

Mengesahkan hasil rapat P2K3 dan mendelegasikan tugas pada anggota.

Mempertanggung jawabkan program-program P2K3 dan pelaksanaannya

kepada Direksi.

Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program-program K3 di

perusahaan.

2. Wakil Ketua

Sebagai wakil dari ketua dalam melaksanakan tugas-tugasnya dalam hal

ketua berhalangan.

3. Sekretaris

Membuat undangan rapat dan membuat notulennya.

Mengelola administrasi surat-surat P2K3.

Mencatat data-data yang berhubungan dengan K3.

Memberikan bantuan/saran-saran yang diperlukan oleh seksi-seksi, demi

suksesnya program-program K3.

Membuat laporan ke departemen-departemen yang bersangkutan mengenai

adanya tindakan tidak aman (unsafe act) dan kondisi tidak aman (unsafe

condition) di tempat kerja.

Menyebarluaskan hasil rapat kepada semua anggota P2K3.

Membantu ketua dalam pemantauan pelaksanaan programprogram atau

rekomendasi dari P2K3.

4. Anggota

7

Page 11: Makalah p2k3

Melaksanakan program-program dan bertanggung jawab hasil pelaksanaan

yang telah ditetapkan sesuai dengan lingkup kerja/bagian/seksi masing-

masing.

Melaporkan kepada ketua atas kegiatan yang dilaksanakan.

Menghadiri undangan untuk kegiatan rapat P2K3.

Berpartisipasi aktif dalam kegiatan rapat tersebut baik dalam hal

penyampaian saran atau alternatif solusi K3 dan masalahmasalah K3

(laporan bahaya, kecelakaan, dll).

3. Tugas dan Tanggungjawab Tim P2K3

1. Tugas

a. Ikut serta secara aktif berpartisipasi serta mendorong orang lain dalam

menegakan peraturan umum K3 dan prosedur K3.

b. Ikut serta dan mendorong orang lain dalam penanggulangan bahaya

kebakaran, baik pencegahan maupun pemadaman kebakaran.

c. Ikut serta aktif mencegah terjadinya kecelakaan.

d. Secara aktif memberikan laporan dan informasi tentang adanya keadaan

yang dapat membahayakan keselamatan perusahaan maupun yang dapat

mencelakakan manusia.

2. Kewajiban

a. Seluruh karyawan yang ditunjuk diwajibkan mengikuti latihan

pemadaman kebakaran serta latihan K3 yang diselenggarakan oleh seksi

K3.

b. Dalam hal terjadinya kecelakaan kerja, diwajibkan memberi pertolongan

pertama sesuai dengan prosedur keselamatan kerja tentang pertolongan

pertama.

c. Dalam hal terjadinya kebakaran, maka setiap anggota P2K3 dan karyawan

lainnya yang ditunjuk berkewajiban untuk memadamkan kebakaran sesuai

prosedur keselamatan kerja tentang penanggulangan bahaya kebakaran.

d. Setiap karyawan tanpa kecuali harus memelihara kebersihan lingkungan

kerjanya sehingga tercipta tempat kerja yang rapih, bersih dan

menggairahkan.

8

Page 12: Makalah p2k3

Dalam hal pelanggaran terhadap peraturan umum dan prosedur K3, setiap

anggota P2K3 berkewajiban turut serta memberikan tegoran kepada setiap

karyawan yang melakukan pelanggaran. Mencatat pelanggar, bagian/biro dimana

karyawan tersebut bekerja dan melaporkan kepada sekretaris P2K3 dan atasan

langsung pelanggar.

2.7 Program Kerja P2K3

1. Safety Meeting merupakan rapat yang membahas mengenai keseluruhan

elemen sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Rapat ini dihadiri

oleh tim P2K3 (pegawai pengawas keselamatan dan kesehatan kerja),

perwakilan dari setiap satuan kerja dan jajaran manajemen untuk membahas

perjalanan, perbaikan dan peluang peningkatan berkelanjutan dari sistem

manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.

2. Inventarisasi permasalahan K3 adalah dokumen – dokumen tentang

permasalahan terkait keselamatan dan kesehatan kerja serta sumber – sumber

yang berpotensi membahayakan para pekerja.

3. Identifikasi dan inventarisasi sumber bahaya adalah mengidentifikasi dan

menginventarisasi sumber bahaya yang berpotensi menimbulkan penyakit

akibat kerja maupun kerugian lainnya di tempat kerja.

4. Penerapan norma K3 adalah salah satu program kerja P2K3 yang memastikan

bahwa perusahaan benar-benar menerapkan norma-norma K3 dengan

meningkatkan kesadaran, partisipasi dan tanggung jawab menciptakan perilaku

K3 sehingga K3 benar-benar menjadi budaya.

5. Inspeksi/safety patrol adalah mengadakan piket patroli harian yang berfungsi

untuk memantau kondisi operasional yang berlangsung selama jam kerja.

6. Penyelidikan dan analisa kecelakaan yaitu petugas P2K3 melakukan

penyelidikan dan analisis penyebab kecelakaan yang terjadi di perusahaan. Dan

selanjutnya petugas P2K3 memberikan rekomendasi kepada pihak top

manajemen untuk mencegah kecelakaan terjadi kembali.

7. Pendidikan dan latihan meliputi melakukan training safety untuk karyawan

disemua tingkatan dan sesuai dengan kepentingan (didalam atau diluar

perusahaan), memberikan pendidikan dalam bentuk: memasang spanduk-

9

Page 13: Makalah p2k3

spanduk K3, Membuat film-film tentang K3, buletin & majalah tentang K3,

serta melakukan seminar didalam atau diluar perusahaan dengan mengundang

tenaga ahli K3.

8. Prosedur dan tata cara evakuasi yaitu membuat prosedur dan tata cara evakuasi

dalam keadaan darurat yang efektif dan efisien.

9. Catatan dan data K3 adalah kegiatan P2K3 untuk senantiasa menghimpun data

dan membuat catatan serta laporan terkait penerapan K3 di perusahaan.

10. Laporan pertanggungjawaban adalah laporan atas hasil kegiatan P2K3 yang

dibuat oleh ketua P2K3.

2.8 Peran Dan Fungsi P2K3

1. Peran pokok Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)

sebagai badan pertimbangan di tempat kerja ialah memberikan saran dan

pertimbangan baik diminta maupun tidak kepada pengusaha/pengurus tempat

kerja yang bersangkutan mengenai masalah-masalah keselamatan dan

kesehatan kerja.

2. Fungsi Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) ialah menghimpun

dan mengolah segala data dan atau permasalahan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) di tempat kerja yang bersangkutan, serta mendorong

ditingkatkannya penyuluhan, pengawasan, latihan dan penelitian Keselamatan

dan Kesehatan Kerja

2.9 Langkah-Langkah Pembentukan P2K3

Untuk dapat pembentukan organisasi P2K3 yang baik perlu suatu langkah-

langkah efektif yang dimulai dari tahap persiapan dan dilanjutkan dengan tahap

pelaksanaan pembentukan.

Tahap persiapan : Internal perusahaan harus mempersiapkan pembentukan P2K3

yang meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Membuat Kebijakan K3. Pengurus harus terlebih dulu menggariskan dan

menjalankan pokok-pokok kebijakan K3 secara umum dan menetapkan

maksud tujuan untuk membentuk P2K3. Kebijakan K3 tersebut lazin disebut

sebagai “SAFETY AND HEALTH POLICY”.

10

Page 14: Makalah p2k3

2. Perlu dilakukan pembinaan dan latihan secara terus menerus untuk peningkatan

kinerja K3.

3. Pengawasan dan pelaksanaan semua ketentuan K3 yang telah digariskan.

4. Perlu penyediaan anggaran operasional yang cukup.

5. P2K3 berfungsi sebagai penggerak dilaksanakannya K3 di perusahaan,

Kebijakan K3 harus dituangkan secara tertulis. Hal ini penting bagi semua

pihak yang terkait dengan K3 perusahaan dan beberapa alasan penting seperti:

Mempermudah pelaksanaan kebijakan K3 yang telah ditetapkan.

Mempermudah para pengawas K3 perusahaan melaksanakan kebijakan

tersebut

Mempermudah para pekerja untuk mematuhi peraturan K3 beserta instruksi-

instruksi teknisnya, dll.

Inventarisasi calon anggota P2K3.

Tahap Pelaksanaan Pembentukan :

1. Membentuk P2K3

Setelah pengurus berhasil mendapatkan dan menyusun calon anggota P2K3,

maka langkah berikutnya adalah melakukan pembentukan P2K3 secara resmi.

2. Melaporkan ke Disnakertrans setempat

Selanjutnya pimpinan perusahaan atau pengurus menyampaikan usulan

pembentukan P2K3 kepada Menteri Tenaga Kerja melalui Dinas atau Kantor

yang membidangi ketenagakerjaan setempat untuk mendapatkan pengesahan

dari Menteri atau pejabat yang ditunjuk sesuai peraturan yang berlaku.

BAB III

PENUTUP

11

Page 15: Makalah p2k3

3.1 Kesimpulan

Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) merupakan

suatu badan yang dibentuk dalam perusahaan untuk membantu melaksanakan dan

menangani keselamatan dan kesehatan kerja yang anggotanya terdiri dari unsur

pengusaha dan tenaga kerja. P2K3 ini sangat penting dan harus ada di Perusahaan

supaya dapat membantu mengawasi tenaga kerja supaya tenaga kerja dapat

bekerja dengan aman dan nyaman serta terjaga dalam bahaya yang mungkin

mencederai tenaga kerja ditempat kerja. Selain itu P2K3 didasari dasar hokum

yang mengatur UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja Pasal 10 ayat 1

dan 2 dengan pengaturan pelaksanaan keputusan menteri tenaga kerja.

Program Kerja P2K3 terdiri dari Safety meeting (membahas keseluruhan

elemen system manajemen K3), inventarilisasai permasalahan K3 (dokumen-

dokumen yang berisi permasalahan-pemasalahan K3), identifikasi dan

inventrarilisasi sumber daya yang menimbulkan PAK dan kerugian lainnya di

tempat kerja, penerapan norma K3 yang harus dipatuhi, pendidikan dan pelatihan

K3, prosedur dan tata cara evakuasi, catatan dan data K3 serta laporan

pertanggungjawaban P2K3. Dari semua program Kerja P2K3 ini yang sudah

dibuat diharapkan fungsi P2K3 dalam menghimpun dan mengolah segala data dan

atau permasalahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja yang

bersangkutan, serta mendorong ditingkatkannya penyuluhan, pengawasan, latihan

dan penelitian Keselamatan dan Kesehatan Kerja berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

12

Page 16: Makalah p2k3

Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan, Dirjen

Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja. (1994 / 1995)

Proyek Pengembangan Kondisi Lingkungan Kerja dan Perlindungan

Tenaga Kerja, Pembinaan Operasional P2K3 – Modul 3, Undang-undang

No. 1 Tahun 1970, Keselamatan Kerja Depnaker.

Isti Qomarya, Rizka. 2013. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

(Online). https://id.scribd.com/doc/147470911/MAKALAH-P2K3 diakses

11 Oktober 2015

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 4 Tahun 1987.

Silalahi, B.N.B. dan Silalahi, R.B. 1995. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja. PT. Pustaka Binaman Pressindo: Jakarta.

Tim Penulis. 2013. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Universitas Sriwijaya: Palembang.

SOAL

13

Page 17: Makalah p2k3

1. Dalam langkah-langkah pembentukan P2K3 terdapat tahap persiapan yang

harus dilakukan perusahaan yaitu pembuatan kebijakan, sebutkan macam-

macam kebijakan tersebut.

2. Jelaskan pengertian anggota tidak tetap dalam struktur organisasi P2K3.

3. Hal apa saja yang harus dipertimbangkan dalam memutuskan kebutuhan

organisasi P2K3 yang sesuai dengan tempat kerja atau perusahaan dan

dapat memenuhi tuntutan peraturan perundangan?

JAWABAN

1. Terdapat empat kebijakan yang dibuat perusahaan dalam tahap persiapan

pembentukan P2K3, yaitu:

Mempermudah pelaksanaan kebijakan K3 yang telah ditetapkan.

Mempermudah para pengawas K3 perusahaan melaksanakan kebijakan

tersebut.

Mempermudah para pekerja untuk mematuhi peraturan K3 beserta

instruksi-instruksi teknisnya, dll.

Inventarisasi calon anggota P2K3.

2. Anggota tidak tetap pada struktur organisasi P2K3 merupakan anggota

tambahan bergilir. Anggota tidak tetap ditunjuk oleh manajemen secara

bergilir minimal untuk waktu 6 bulan, khususnya untuk :

perwakilan manajemen : Kepala Bagian/Departemen

perwakilan karyawan : Kepala regu

petugas K3 khusus : safety officer lapangan

3. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memutuskan kebutuhan

organisasi P2K3 yang sesuai tuntutan peraturan perundangan, yaitu:

Besar kecilnya tempat kerja atau perusahaan

Jenis operasional dan pengaturan tempat kerja

Potensi bahaya dan tingkat resiko yang ada di tempat kerja

Calon-calon anggota dari setiap kelompok kerja yang akan mengisi

struktur organisasi

Ukuran ideal organisasi yanag dapat bekerja secara efektif

14