draft

Upload: denykycoutvito

Post on 02-Mar-2016

22 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kkkl

TRANSCRIPT

STANDAR

PELAYANAN

RUMAH SAKIT JIWA

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN MEDIK 2009DAFTAR ISI

Kata Pengantar

SK Menteri Kesehatan RI

Daftar Isi

I. Administrasi dan Manajemen

II. Pelayanan Medis

III. Pelayanan Gawat Darurat Psikiatrik

IV. Pelayanan Elektromedik ...............................................................................................

V. Pelayanan Psikiatri Intensif ..........................................................................................

VI. Pelayanan Keperawatan................................................................................................VII. Pelayanan Psikologi

VIII. Pelayanan Rehabilitasi Psikososial...............................................................................

IX. Pelayanan Farmasi

X. Pelayanan Laboratorium

XI. Pelayanan Gizi

XII. Rekam Medis dan Manajemen Informasi Kesehatan

XIII. Pelayanan Kesehatan Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana

XIV. Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit Jiwa

XV. Pemeliharaan Sarana

XVI. Pelayanan Lain..............................................................................................................

XVII. Perpustakaan

I. ADMINISTRASI DAN MANAJEMENStandar I. Falsafah dan Tujuan

Pimpinan bertanggung jawab bahwa hak pasien dilindungi dan kebutuhannya dipenuhi.

Kriteria:1.1Rumah Sakit Jiwa mempunyai visi, misi, nilai dan tujuan.

1.2 Rumah Sakit Jiwa mempunyai informasi tertulis bagi masyarakat tentang keadaan umum Rumah Sakit Jiwa, jenis pelayanan yang tersedia, biaya (tarif) pelayanan, hak serta kewajiban pasien.

1.3Rumah Sakit Jiwa mempunyai ketentuan tertulis yang mengatur tentang identifikasi pasien.Standar 2. Administrasi dan Pengelolaan

Adanya ketetapan dan peraturan perundang-undangan sebagai dasar hukum untuk mencapai visi, misi dan tujuan.

Kriteria:

2.1 Rumah Sakit Jiwa mempunyai struktur organisasi dan tata kerja (SOTK) sesuai dengan peraturan yang berlaku.

2.2 Semua peraturan, kebijakan dan ketetapan sudah diketahui dan dilaksanakan oleh semua unsur di Rumah Sakit Jiwa.

2.3 Ada upaya pengendalian efisiensi terhadap penggunaan sumber daya yang ada di Rumah Sakit Jiwa2.4 Perjanjian kerja tertulis antara pimpinan Rumah Sakit Jiwa dan pihak ketiga sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Standar 3. Staf dan Pimpinan

Adanya pelimpahan kewenangan dari pemilik Rumah Sakit Jiwa kepada pimpinan untuk mengelola Rumah Sakit Jiwa dengan baik.

Kriteria:

3.1Pimpinan Rumah Sakit Jiwa membuat peraturan/ketetapan tertulis yang mengatur pelimpahan kewenangan dalam pengelolaan sumber daya di Rumah Sakit Jiwa.

3.2 Pimpinan Rumah Sakit Jiwa membuat kebijakan tentang pelayanan medis yang dibuat secara tertulis dilaksanakan secara benar diinformasikan secara luas kepada semua staf medis yang terkait serta dilakukan peninjauan/ penyempurnaan secara berkala.

3.3 Pimpinan Rumah Sakit Jiwa mempunyai dokumen/file kepegawaian lengkap.

3.4 Pimpinan Rumah Sakit Jiwa membuat ketetapan tertulis yang mengatur tentang pembinaan pegawai

3.5 Pimpinan Rumah Sakit Jiwa men etapkan hospital by law dan medical staff by law

3.6. Rumah Sakit Jiwa mempunyai jadwal tetap untuk menyelenggarakan pertemuan berkala pada tingkat pimpinan, dewan pengawas, tingkat manajemen menengah, tingkat Komite, staf medis fungsional (SMF), instalasi instalasi, satuan pengawas internal (SPI) dan pada tingkat pelaksana.

Standar 4. Fasilitas dan Peralatan

Pemilik, pimpinan dan manajemen bertanggung jawab mengenai sarana dan peralatan sehingga dapat mencapai tujuan Rumah Sakit Jiwa sesuai dengan falsafah dan tujuan.

Kriteria:

4.1 Pemilik/pimpinan Rumah Sakit Jiwa menetapkan master plan Rumah Sakit Jiwa, sebagai acuan untuk mengembangkan Rumah Sakit Jiwa yang berlaku untuk paling sedikit lima tahun.

4.2Ada program/rencana kerja memuat kegiatan pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana dan peralatan Rumah Sakit Jiwa.

Standar 5. Kebijakan dan Prosedur

Adanya kebijakan dan prosedur tertulis untuk membina dan meningkatkan kemampuan manajemen Rumah Sakit Jiwa termasuk melindungi dan memenuhi kebutuhan pasien (patient safety).

Kriteria:

5.1 Kebijakan dan prosedur piagam kerjasama terlulis antara pimpinan Rumah Sakit Jiwa dengan institusi pendidikan atau institusi lain yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya dan fasilitas Rumah Sakit Jiwa sebagai lahan pendidikan atau pelayanan, termasuk penelitian.

5.2 Kebijakan dan prosedur komunikasi formal antara pimpinan Rumah Sakit Jiwa dengan komite medik.

5.3 Kebijakan dan prosedur tertulis tentang penyelesaian masalah etik.

5.4 Kebijakan dan prosedur tertulis tentang pelayanan psikososial dan spiritual (kerohanian) pasien di Rumah Sakit Jiwa5.5Kebijakan tertulis tentang Persetujuan Tindakan Medik (Informed Consent) dan dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku..

Standar 6. Pengembangan Staf dan Program Pendidikan

Pimpinan bertanggung jawab mengenai pendidikan berkelanjutan, orientasi dan program pelatihan staf untuk menjaga kemampuan dan meningkatkan pelayanan sesuai kebutuhan

Kriteria:

6.1Ada program pendidikan berkelanjutan, orientasi dan pelatihan bagi staf.

6.2 Rumah Sakit Jiwa mempunyai unit kerja yang diberikan tugas, fungsi dan tanggung jawab mengelola program pendidikan/pelatihan dan penelitian bagi semua pegawai Rumah Sakit Jiwa.

Standar 7. Evaluasi dan Pengendalian Mutu

Pimpinan menyusun dan menetapkan program pengendalian mutu yang efektif di Rumah Sakit Jiwa.

Kriteria:

7.1Adanya kebijakan tertulis pengendalian/peningkatan mutu pelayanan di Rumah Sakit Jiwa

7.2 Pimpinan menghadiri pertemuan secara teratur dalam bidang manajemen dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Jiwa

7.3 Adanya program khusus pengendalian mutu yang direncanakan dan dilaksanakan.

7.3 Ada sumber daya yang mendukung pengendalian mutu (tim kendali mutu).

7.4 Adanya program evaluasi secara tertulis terhadap kepuasan pelanggan7.5 Adanya dokumentasi dan pelaporan program pengendalian mutu.

II. PELAYANAN MEDIS

Standar 1. Falsafah dan Tujuan

Pelayanan medis harus disediakan dan diberikan kepada pasien sesuai dengan ilmu pengetahuan kedokteran jiwa mutakhir yang dimiliki, serta memanfaatkan kemampuan dan fasilitas Rumah Sakit Jiwa secara optimal. Setiap jenis pelayanan medis harus sesuai dengan masing-masing standar pelayanan medis profesi. Tujuan pelayanan medis ialah mengupayakan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara optimal melalui pendekatan bio-psiko-sosial.Kriteria:

1.1Setiap pelayanan medis diberikan sesuai dengan standar pelayanan medis profesi.

Standar 2. Administrasi dan Pengelolaan

Direktur utama dan Direktur lain berfungsi sebagai administrator. Fungsi administrator diantaranya:

a. Membuat kebijakan dan melaksanakannya.

b. Mengintegrasikan, merencanakan dan mengkoordinasikan pelayanan.

c. Melaksanakan pengembangan staf , pendidikan, / pelatihan dan penelitian.

d. Melakukan pengawasan Standar pelayanan termasuk mediko-legal.

Kriteria:

2.1Ada unit kerja yang dipimpin oleh kepala instalasi atau kepala unit pelayanan yang berfungsi sebagai:a.Pengatur administrasi

b.Pengatur kegiatan profesi

c.Koordinator pengembangan staf

2.2 Ada komite medik yang mengadakan pertemuan berkala, memberikan pertimbangan strategis kepada pimpinan rumah sakit dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit jiwa.2.3 Ada SMF yang dipimpin oleh kepala SMF yang berfungsi sebagai:a.Pengatur kegiatan profesi

b.Koordinator pengembangan staf

c.Pengawas kualitas pelayanan agar sesuai dengan standar profesi.

Standar 3. Staf dan PimpinanPenetapan staf dan hak/kewajibannya ditentukan oleh Direktur Rumah Sakit Jiwa.

Kriteria:

3.1 Ada pengorganisasian dari semua staf medis ke dalam unit fungsional sesuai tugas dan fungsi Rumah Sakit Jiwa disertai dengan uraian tugas secara tertulis dari staf medik.

3.2 Ada ketetapan tertulis tentang seleksi dan penempatan semua staf medik ke dalam unit fungsional.

3.3 Ada mekanisme/proses pemilihan dan penetapan dari pimpinan unit fungsional yang membawahi staf medik sesuai tugas dan fungsinya.

3.4 Staf medik berperan aktif dalam membuat pedoman terapi dan formularium, standar prosedur operasional (SPO), clinical pathway, dan lain-lain.Standar 4. Fasilitas dan PeralatanFasilitas yang cukup harus tersedia bagi staf medik sehingga dapat tercapai tujuan dan fungsi pelayanan yang optimal.

Kriteria:

4.1 Tersedia ruangan pertemuan dan sarana komunikasi multi media bagi staf medik untuk memperlancar pelaksanaan tugas-tugas anggota staf medik.

4.2Tersedia tenaga administrasi yang membantu komite medik dan staf medik untuk memperlancar tugas sehari-hari.

Standar 5 Kebijakan dan Prosedur

Staf medik berperan serta dalam pengembangan kebijakan, langkah-langkah dasar, keputusan, dan peraturan, serta pelaksanaan pelayanan medis yang sesuai dengan standar pelayanan medis profesi, dalam hal:

5.1 Ada kebijakan/ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis yang harus menjadi acuan pokok bagi semua staf medik dalam melaksanakan tugas sehari-hari.

5.2 Ada kebijakan bahwa staf medik membantu Direktur Rumah Sakit Jiwa merencanakan persediaan fasilitas dan peralatan pelayanan medik.

5.3 Ada mekanisme untuk menangani masalah etik kedokteran.

5.4 Ada kebijakan dan mekanisme untuk mengawasi/memonitor dan mengevaluasi penerapan dari standar pelayanan medis/standar profesi di Rumah Sakit Jiwa.

5.5 Direktur melibatkan kepala unit kerja dan kepala SMF dalam persiapan dan manajemen anggaran.'

5.6 Dokter program pendidikan spesialis kedokteran jiwa dalam memberikan pelayanan medik bertanggung jawab kepada kepala SMF PsikiatriStandar 6. Pengembangan Staf dan Program PendidikanPimpinan Rumah Sakit Jiwa dan staf medik selalu menunjukkan komitmen dalam mendorong pengembangan profesional berkelanjutan.dan penelitian dibidang kesehatan jiwaKriteria:

6.1Ada analisis kebutuhan jenis peralatan medik psikiatrik dalam rangka pengembangan pelayanan medik Rumah Sakit Jiwa yang dibuat secara periodik.

6.2Ada program pendidikan pelatihan spesialistik dan pengembangan profesional berkelanjutan serta penelitian sesuai dengan kebutuhan pelayanan medik Rumah Sakit Jiwa.

Standar 7. Evaluasi dan Pengendalian Mutu

Pimpinan Rumah Sakit Jiwa harus melaksanakan evaluasi pelayanan dan pengendalian mutu.

Kriteria:

7.1Ada program/kegiatan peningkatan dan pengendalian mutu pelayanan medik yang ditetapkan oleh pimpinan Rumah Sakit Jiwa.

7.2 Ada pertemuan berkala secara formal antara pimpinan Rumah Sakit Jiwa dan komite medik untuk membahas, merencanakan dan mengevaluasi pelayanan medik serta upaya peningkatan dan pengendalian mutu pelayanan medik.

7.3 Ada laporan data/statistik pelayanan medik Rumah Sakit Jiwa.

III. PELAYANAN GAWAT DARURAT PSIKIATRIKStandar 1. Falsafah dan TujuanInstalasi/ unit gawal darurat psikiatri dapat memberikan pelayanan kegawatdaruran psikiatri kepada masyarakat sesuai dengan standar.

Kriteria:1.1Rumah Sakit Jiwa menyelenggarakan pelayanan kegawatdaruratan psikiatrik secara terus menerus selama 24 jam, 7 hari dalam seminggu.

1.2 Ada instalasi/unit Gawat Darurat yang tidak terpisah secara fungsional dari unit pelayanan lainnya di Rumah Sakit Jiwa.

1.3Ada kebijakan/peraturan/prosedur tertulis tentang pasien yang tidak tergolong akut gawat akan tetapi datang untuk berobat di Instalasi/Unit Gawat Darurat Psikiatri.

1.4 Adanya evaluasi tentang fungsi instalasi/Unit Gawat Darurat Psikiatri disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

1.5 Adanya pendidikan dan penelitian yang berhubungan dengan fungsi instalasi/unit gawat darurat psikiatrik.

Standar 2 Administrasi dan PengelolaanInstalasi/Unit Gawat Darurat Psikiatri harus dikelola dan diintegrasikan dengan instalasi/unit lainnya di Rumah Sakit Jiwa.

Kriteria:2.1Ada psikiater atau dokter terlatih dan bersertifikat yang masih berlaku sebagai kepala instalasi/Unit Gawat Darurat Psikiatri yang bertanggung jawab atas pelayanan di Instalasi/Unit Gawat Darurat Psikiatri.

2.2 Ada perawat terlatih dan bersertifikat yang masih berlaku sebagai penanggung jawab

pelayanan keperawatan.

2.3Ada program penanggulangan korban masal. bencana (disaster plan) terhadap kejadian di dalam Rumah Sakit Jiwa 2.4 Ada ketentuan tertulis tentang manajemen informasi medik (prosedur) rekam medik.

2.5. Ada ketentuan tertulis tentang indikasi pasien yang dirujuk ke Rumah Sakit lain serta.

ketentuan tertulis tentang pendamping pasien yang dirujuk2.6.Pasien dengan kegawatdaruratan yang membahayakan diri sendiri atau orang lain harus selalu diobservasi dan dipantau ketat oleh tenaga terampil.

2.7Tenaga cadangan harus diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan.2.8. Ada jadwal jaga harian bagi konsulen, dokter dan perawat serta petugas non medis yang bertugas di instalasi / unit gawat darurat psikiatri. 2.9. Ada ketentuan tentang pengadaan peralatan obat-obat kegawatandaruratan psikiatri sesuai dengan standar prosedur operasional kegawatdaruratan psikiatri yang berlaku.2.10Pasien yang dipulangkan harus mendapat petunjuk dan penjelasan yang lengkap mengenai penyakit dan penatalaksanaan selanjutnya.

2.11 Rekam medik harus disediakan untuk setiap kunjungan.

Pengertian:Sistem yang optimum adalah bila rekam medik instalasi / unit gawat darurat menyatu dengan rekam medik Rumah Sakit Jiwa. Rekam medik harus dapat melayani selama 24 jam. Bila hal ini tidak dapat diselenggarakan setiap pasien harus dibuatkan rekam medik sendiri. Rekam medik untuk pasien minimal harus mencantumkan:

a.Tanggal dan waktu datang

b.Catalan penemuan klinik, laboratorium, dan radiologik,

c.Pengobatan dan tindakan yang jelas dan tepat serta waktu keluar dari unit gawat darurat.

d. Identitas dan tanda tangan dari dokter yang menangani.

2.12Ada bagan/struktur organisasi tertulis disertai uraian tugas semua petugas lengkap dan sudah dilaksanakan dengan baik.

Standar 3 Staf dan PimpinanInstalasi// unit gawat darurat harus dipimpin oleh psikiater atau dokter terlatih dan bersertifikat yang masih berlaku, dibantu oleh tenaga perawatan dan tenaga lainnya yang telah mendapat pelatihan penatalaksanaan kegawatdaruratan psikiatiKriteria:3.1Jumlah. jenis dan kualifikasi tenaga yang tersedia di instalasi/unit gawat darurat psikiatri harus sesuai dengan kebutuhan pelayanan.

3.2Instalasi / Unit Gawat Darurat psikiatri harus mempunyai bagan organisasi (organogram) yang dapat menunjukkan hubungan antara staf medik, perawat, dan penunjang medis serta garis otoritas. dan tanggung jawab.

3.3Instalasi/unit Gawat Darurat psikiatri harus ada bukti tertulis tentang pertemuan staf yang dilakukan secara tetap dan teratur membahas masalah pelayanan kegawatdaruratan psikiatri dan langkah pemecahannya.

3.4 Rincian tugas tertulis sejak penugasan harus selalu ada bagi tiap petugas.

3.5 Pada saat mulai diterima sebagai tenaga kerja harus diberikan orientasi dan pengenalan lapangan.

3.6 Harus ada program penilaian untuk kerja sebagai umpan balik untuk seluruh staf

3.7 Harus ada daftar nama petugas. alamat dan nomor telephone.

Standar 4. Fasilitas dan PeralatanFasilitas yang disediakan di instalasi/unit gawat darurat psikiatrik harus menjamin efektifitas dan efisiensi bagi pelayanan kegawatdaruratan dalam waktu 24 jam, 7 hari seminggu secara terus menerus.

Kriteria:4.1Di instalasi gawat darurat harus ada petunjuk dan informasi yang jelas bagi masyarakat sehingga menjamin adanya kemudahan, kelancaran dan ketertiban dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

a.Letak unit/instalasi harus diberi petunjuk jelas sehingga dapat dilihat dari jalan di dalam maupun di luar Rumah Sakit Jiwa.

b.Ada kemudahan bagi kendaraan roda empat dari luar untuk mencapai lokasi instalasi/ UGD di Rumah Sakit Jiwa. dan kemudahan transportasi pasien dari dan ke UGD dari arah dalam Rumah Sakit Jiwa.

c.Ada pemisahan tempat pemeriksaan dan tindakan sesuai dengan kondisi penyakitnya.

d.Besarnya Rumah Sakit Jiwa menentukan perlu tidaknya:

1) Ruang kantor untuk kepala. staf. dan lain-lain.

2) Ruang pembersihan dan ruang pembuangan

3) Ruang rapat dan ruang istirahat

4) Kamar mandi

e.Ada sistem komunikasi untuk menjamin kelancaran hubungan antara unit gawat darurat dengan:

1) unit lain di dalam dan luar Rumah Sakit Jiwa

2) RS dan sarana kesehatan lainnya

3) Pelayanan ambulan

4) Unit pemadam kebakaran

5) Konsulen

4.2 Tersedia alat dan obat untuk kegawatdaruratan psikiatri sesuai dengan standar prosedur operasional instalasi / unit gawat darurat psikiatri yang berlaku.

Standar 5 Kebijakan dan ProsedurHarus ada kebijakan dan standar prosedur operasional tertulis di instalasi / unit gawat darurat yang selalu ditinjau dan disempurnakan dan ditempatkan pada lokasi yang mudah dilihat oleh seluruh petugas.

Kriteria:5.1Ada petunjuk tertulis/standar prosedur operasional (SPO) untuk menangani:

kasus gaduh gelisah kasus agresifitas dan tindak kekerasan

kasus percobaan bunuh diri (tentamen suicide) kasus delirium

kasus kegawatdaruratan akibat gangguan penggunaan zat

kasus sindrom neuroleptik maligna

kasus korban kekerasan seksual

kasus penganiayaan anak

kasus kegawatdaruratan di ruang rawat inap.

5.2 Ada prosedur medis tertulis yang antara lain berisi:

- tanggungjawab dokter

- batasan tindakan medik-protokol medis untuk kasus-kasus tertentu yang membahayakan diri sendiri atu orang lain 5.3 Ada standar prosedur operasional mengenai penggunaan obat untuk kegawatdaruratan psikiatri.

Standar 6. Pengembangan Staf dan Program PendidikanInstalasi/Unit Gawat Darurat psikiatri dapat dimanfaatkan untuk pendidikan dan pelatihan (in-house training) dan pengembangan profesi berkelanjutan (continuing professional development) Kriteria:6.1 Ada program orientasi/pelatihan bagi petugas baru yang bekerja di instalasi / unit gawat darurat psikiatri.

6.2 Ada program tertulis tiap tahun tentang peningkatan keterampilan bagi tenaga di Instalasi/Unit Gawat Darurat psikiatri.

6.3 Ada latihan dan simulasi secara teratur bagi petugas Instalasi/Unit GawatDarurat dalam keadaan menghadapi berbagai bencana (disaster)

6.4 Ada program tertulis setiap tahun bagi peningkatan ketrampilan dalam bidang kegawatdarauratan psikiatri untuk pegawat Rumah Sakit Jiwa.

Standar 7. Evaluasi dan Pengendalian MutuAda upaya secara terus menerus menilai kemampuan dan hasil pelayanan instalasi/unit gawat darurat psikiatri.

Kriteria:7.1Ada data dan informasi mengenai:

jumlah kunjungan

kecepatan pelayanan (response time) Kepuasan pelanggan

Pola penyakit (10 terbanyak) Pasien terkendali di Gawat Darurat psikiatri kurang dari 48 jam

7.2Instalasi/Unit Gawat darurat psikiatri harus menyelenggarakan evaluasi terhadap pelayanan kasus gawat darurat psikiatri minimal satu kali dalam setahun.

IV. PELAYANAN ELEKTROMEDIKStandar 1. Falsafah dan TujuanPenyelenggaraan pelayanan elektromedik yang aman dan tepat bagi pasien sesuai dengan standar yang ditetapkan

Kriteria:1.1Dokumen tertulis yang memuat falsafah dan tujuan pelayanan elektromedik harus mencerminkan peran Rumah Sakit Jiwa dan harus menjadi acuan pelayanan elektromedik serta diketahui oleh semua unit lain. Dokumen ini harus selalu tersedia untuk semua petugas elektromedik.1.2Tujuan pelayanan elektromedik rumah sakit jiwa adalah :

a.Pelayanan rutin dari internal rumah sakit maupun permintaan dari luar rumah sakit jiwa, Prtaktek dokter luar RSJ.b.Memberikan pelayanan elektromedis bermutu dan aman c. Menyelenggarakan pelayanan elektromedik berdasarkan etika profesi

d.Mengembangkan pelayanan di bidang elektromedik sesuai perkembangan ilmu dan teknologi 1.3Pimpinan rumah sakit jiwa harus mendorong partisipasi staf pelayanan elektromedik dalam keputusan-keputusan yang menyangkut peran dan fungsinya.

Standar 2. Administrasi dan PengelolaanPelayanan elektromedik diselenggarakan dan diatur demi berlangsungnya pelayanan elektromedik yang effisien, aman dan bermutu berdasarkan fasilitas yang ada dan standar pelayanan yang universal

Kriteria:2.1Pelayanan elektromedik rumah sakit jiwa dikelola dan diorganisir oleh tenaga elektromedik, perawat terlatih bersertifikat

2.2 Adnya bagan organisasi yang menggambarkan uraian tugas, fungsi, wewenang dan tanggungjawab, hubungan koordinasi didalam maupun diluar pelayanan elektromenik yang ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit, dan diketahui oleh setiap tenaga pelaksana

2.3. Adanya uraian tugas tertulis untuk setiap petugas yang mencakup :

a. Kualifikasi sesuai jabatan

b. Garis komando

c. Fungsi dan tanggungjawab

d. Penilaian staf

2.4 Bagan organisasi dan pembagian tugas dapat direvisi setiap tiga tahun dan diubah bila terdapat : :

a.Perubahan kepegawaian

b.Perubahan standar pelayanan

c.Perubahan peran rumah sakit jiwa

d.Perubahan atau pengurangan pelayanan

2.5Staf elektromedik terlibat dalam pertemuan perencanaan

2.6Laporan tindakan elektromedik harus terdokumentasi dengan rinci. Laporan berisikan :

a. Nomor rekam medik

b. Identifikasi pasien (Nama, umur, jenis kelamin)

c. Nama dokter yang meminta

d. Lembar persetujuan tindakan medik

Standar 3. Staf dan Pimpinan

Penyelenggaran pelayanan elektromedik rumah sakit jiwa dipimpin oleh seorang tenaga elektromedik atau tenaga kesehatan yang terlatih di bidang elektromedik.

Kriteria:

3.1 Adanya pertemuan rutin dengan pimpinan dan seluruh unit/ bagian rumah sakit jiwa untuk menjamin adanya hubungan kerja yang baik.

3.2Pimpinan pelayanan elektromedik membuat laporan untuk pengawasan dan perencanaan.

3.3Pimpinan pelayanan elektromedik membuat laporan keuangan pelayanan elektromedik

Standar 4. Fasilitas dan Peralatan

Tersedia Fasilitas fisik dan peralatan yang cukup , efesien, bersih, aman untuk kegiatan pelayanan elektromedik

Kriteria:

4.1 Tersedianya fasilitas ruangan, perlengkapan, peralatan dan alur kerja yang efesien

dan aman untuk pelayanan :

4.2. Fasilitas ruangan :

a. Dapat menerima pasien termasuk dengan tempat tidur

b. Penerangan ruangan yang memenuhi standar cahaya ruangan kerja

c. Suhu dan kelembaban kamar yang memenuhi standar kerja yang nyaman

d. Ruangan pemulihan

e. Ruangan penunggu

4.3 Perlengkapan :

a. Meja kerja untuk penerimaan pasien

b. Tempat tidur dengan alat penyesuaian tinggi rendah dan kemiringan

c. Bantal kepala keras (yang berlapis bahan lunak)

d. Tali berbahan kulit lebar untuk mengikat(?)

e. Tersedianya alat pertolongan pertama pada keadaan gawat darurat

4.4Peralatan

a. Peralatan elektromedik memenuhi standar keamanan

b. Adanya lembar kontrol, kalibrasi, tanggal servis, perbaikan

Standar 5. Kebijakan dan ProsedurPelayanan elektromedik rumah sakit jiwa dilakukan berdasarkan kebijakan dan standar operasional prosedur (SOP) untuk setiap kegiatannya secara keseluruhan mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan pemulangan pasien serta pelaporan, yang mengguanakan metode yang memenuhi persyaratan mutu untuk memperoleh hasil terapi yang efesien dan aman bagi pasien.

Kriteria:5.1 Adanya kebijakan dan prosedur yang tertulis untuk mengatur pelayanan elektromedik dalam mencapai tujuan, Standar operasional prosedur tentang pelayanan elektromedik meliputi :

a. Persiapan pasien pra tindakan

b. Pra medikasi

c. Efek samping tindakan

d. kejadian yang tidak diinginkan Setelah tindakan

e. Pemulihan

f. Pemulangan

5.2 Kebijakan dan prosedur dapat ditinjau kembali sesuai dengan kebutuhan

5.3 Petugas yang memberikan pelayanan elektromedik harus mengetahui kebijakan dan prosedur pelayanan elektromedik harus mengetahui kebijakan dan prosedur pelayanan elektromedik

5.4 Pelayanan elektromedik dilakukan oleh petugas elektromedik dilakukan oleh petugas elektromedik dengan didampingin oleh dokter (?)

Standar 6. Pengembangan Staf dan Program PendidikanMutu pelayanan elektromedik senantiasa dipelihara dan ditingkatkan dengan menyelenggarakan kegiatan pengembangana staf dan pelatihan mengenai manajemen dan teknis di bidang elektromedik bagi semua tenaga pelaksana elektromedik

Kriteria:6.1 Program tertulis yang dimaksud mencakup orientasi, pelatihan dan program pelayanan elektromedik.

6.2 Pendidikan yang berkelanjutan mengenai kemajuan di bidang elektromedik hendaknya di berikan kepada semua staf

6.3 Tersedianya sumber pengetahuan guna mengikuti perkembangaan keelektromedik baik nasional maupun internasional.

Standar 7. Evaluasi dan Pengendalian MutuPenilaian kinerja pelayanan elektromedik rumah sakit jiwa dilakukan berdasarkan prosedur baku evaluasi dan pengendalian mutu dengan melaksanakan program pemantapan mutu internal sebagai persyaratan untuk mengikuti program pemantapan mutu eksternal

Kriteria:7.1 Unit terlibat penuh pada program pengendalian mutu dan jaminan mutu keseluruhan

7.2 Pelayanan yang diselenggarakan dipantau dan dievaluasi secara teratur dan berkesinambungan 7.3 Kegiatan pengendalian mutu adalah sebagai berikut :

a. Pemantauan : mendapat informasi secara rutin tentan aspek-aspek penting dalam hal

pemberian pelayanan elektromedik

b. Pengkajian terhadap informasi tersebut diidentifikasi masalah-masalah penting dalam pemberian

pelayanan dan kemungkinan untuk perbaikan

c. Pemecahan masalah /tindakan didokumentasikan

d. Evaluasi efektivitas tindakan pemecahan masalah, dievaluasi untuk mendukung pengembangan jangka panjang.

e. Umpan balik hasil dari kegiatan-kegiatan tersebut secara teratur dikomunikasi kepada staf dan pegawai instalasi / unit

7.4 Dokumentasikan kegiatan pengendalian mutu yang lengkap disimpan dan dijamin kerahasiannya dari pegawai dan pasien 7.5 Adanya dokumentasi kegiatan pengendalian mutu mencakup tenaga, dana , sarana yang lengkap untuk mencapai peningkatan mutu secara keseluruhan V. PELAYANAN PSIKIATRI INTENSIF

Standar 1. Falsafah dan Tujuan

Penyelenggaraan pelayanan psikiatri intensif yang aman dan bermartabat bagi pasien sesuai dengan standar yang ditetapkan .

Kriteria:

1.1 Dokumen tertulis yang memuat falsafat dan tujuan pelayanan psikiatri intensif harus mencerminkan peran Rumah Sakit Jiwa dan harus menjadi acuan pelayanan psikiatri intensif serta di ketahui oleh semua unit lain. Dokumen ini harus selalu tersedia untuk semua pertugas psikiatri intensif.

1.2 Tujuan pelayanan psikiatri intensif Rumah Sakit Jiwa adalah :.

1.2.1 Pelayanan rutin pelayanan internal rumah sakit maupun permintaan dari luar rumah

sakit jiwa, praktek dokter luar RSJ).

1.2.2 Memberikan pelayan psikiatri intensif bermutu dan aman.

1.2.3 Menyelenggarakan pelayanan intensif berdasarkan etika profesi

1.2.4 Mengembangkan pelayanan intensif sesuai perkembangan ilmu dan teknologi.

1.3 Pimpinan Rumah Sakit Jiwa harus mendorong partisipasi staf pelayanan psikiatri intensif dalam keputusan-keputusan yang menyangkut peran dan fungsinya.

Standar 2. Administrasi dan Pengelolaan

Pelayanan psikiatri intensif diselenggarakan dan diatur demi bertangsungnya pelayanan yang edesien, aman dan bermutu berdasarkan fasilitas yang ada dan standar pelayanan yang universal.

Kriteria:

2.1Pelayanan psikiatri intensif rumah sakit jiwa di kelolah dan diorganisir oleh psikiatri atau dokter umum yang mendapat pelatihan di bidang psikiatri intensif.

2.2 Adanya bagan organisasi yang menggambarkan uraian tugas, fungsi,wewenang dan tanggungjawab, hubungan koordinasi di dalam maupun di luar pelayanan psikiatri intensif yang ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit, dan di ketahui oleh setiap tenaga pelaksana.

2.3 Adanya uraian tugas tertulis untuk setiap petugas yang mencakup :

2.3.1 Kualifikasi sesuai jabatan

2.3.2 Garis Komando

2.3.3 Fungsi dan tanggungjawab

2.3.4 Penilaian staf

2.4 Bagan organisasi dan pembagian tugas dapat direvisi setiap tiga tahun dan diubah

bila terdapat :

a. Perubahan kepegawaian

b. Perubahan standar pelayanan

c. Perubahan peran rumah sakit jiwa

d. Perubahan atau pengurangan pelayanan

2.5 Staf psikiatri intensif terlibat dalam pertemuan perencanaan

2.6. Laporan tindakan psikiatri intensif harus terdokumentasi dengan rinci. Laporan berisikan

a. Nomor rekam medik

b. Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin)

c. Nama dokter yang diminta

d. Lembar persetujuan tindakan medik.

Standar 3. Staf dan Pimpinan

Penyelenggaraan pelayanan psikiatri intensif rumah sakit jiwa dipimpin oleh seorang psikiatri atau dokter umum yang terlatih di bidang psikiatri intensif .

Kriteria:

3.1 Ada pertemuan rutin dengan pimpinan dan seluruh unit / bagan rumah sakit jiwa untuk menjamin adanya hubungan kerja yang baik

3.2 Pimpinan pelayanan psikiatri intensif membuat laporan untuk pengawasan dan perencanaan.

3.3 Pimpinan pelayanan pskiatri intensif membuat laporan keuangan pelayanan psikiatri intensif.

Standar 4. Fasilitas dan PeralatanTersedianya fasilitas fisik dan peralatan yang cukup, efesien, bersih, aman untuk kegiatan pelayanan psikiatri intensif.

Kriteria:

4.1 Tersedianya fasilitas ruangan, perlengkapan, dan alur kerja yang efesien dan aman untuk pelayanan :

a. Fasilitas ruangan

b. Dapat menerima pasien termasuk dengan tempat tidur

c. Ruangan yang cukup luasnya sesuai kebutuhan per meter persegi

Jendela dengan kaca fiber yang transparan sehingga petugas dapat mengamati dari

luar kamar.

d. Dinding kamar yang dilapisi oleh bahan pelindung yang dapat menghindar cedera benturan

e. Langit-langit yang tinggi sehingga tidak dapat diraih oleh pasien untuk menghindari

dari kecelakaan

f. Penerangan ruangan yang memenuhi standar cahaya ruangan kerja

g. Suhu dan kelembaban kamar yang memenuhi standar kamar yang nyaman

h. Sarana kamar mandi, kakus,

i. Ruangan penunggu keluarga

4.2 Perlengkapan :

a. Meja serba guna untuk makan, periksa

b. Tempat tidur yang terfiksir di lantai agar tidak dapat di pindahkan

c. Bantal kepala keras ( Yang berlapis bahan lunak)

d. Tali berbahan kulit yang lebar untuk mengikat

e. Tersedianya alat pertolongan pertama pada gawat darurat

4.3 Peralatan :

a. Peralatan psikiatri intensif memenuhi standar keamanan

b. Adanya lembaran untuk cacatan perkembangan

Standar 5 Kebijakan dan Prosedur

Pelayanan psikiatri intensif rumah sakit jiwa dilakukan berdasarkan kebijakan dan standar operasional prosedur (SOP) untuk setiap kegiatannya secara keseluruhan mulai dari pasien masuk, pelaksanaan rawatan, dan pemindahan pasien serta pelaporan, yang menggunakan metode yang memenuhi persyaratan mutu untuk memperoleh hasil terapi yang efesien dan aman bagi pasein

Kriteria:

5.1Adanya kebijakan dan presedur yang tertulis untuk mengatur pelayanan psikiatri intensif dalam mencapai tujuan. Standar operasi prosedur tentang pelayanan psikiatri insensif meliputi :

a. Persiapan pasien pra tindakan

b. Pra medikasi

c. Efek samping tindakan

d. Kejadian yang tidak diinginkan

e. Setelah tindakan

f. Pemulihan

g. Pemulangan

5.5Kebijakan dan prosedur dapat ditinjau kembali sesuai dengan kebutuhan

5.6Petugas yang memberikan pelayanan psikiatri intensif harus mengetahui kebijakan dan prosedur pelayanan psikiatri intensif

5.7 Pelayanan psikiatri intensif dilakukan oleh petugas psikiatri intensif dengan didampingan oleh dokter

Standar 6. Pengembangan Staf dan Program Pendidikan

Mutu pelayanan psikiatri intensif senantiasa dipelihara dan ditingkatkan dengan menyelenggarakan kegiatan pengembangan staf dan pelatihan mengenai manajemen dan teknis di bidang psikiatri intensif bagi semua tenaga pelaksana psikiatri intensif

Kriteria:

6.1Program tertulis dimaksud mencakup orientasi, pelatihan dan program pelayanan psikiatri intensif.

6.2Pendidikan yang berkelanjutan mengenai kemajuan di bidang psikiatri intensif hendaknya diberikan kepada semua staf

6.3 Tersedianya sumber pengetahuan guna mengikuti perkembangan keelektromedikan baik nasional maupun internasional.

Standar 7. Evaluasi dan Pengendalian Mutu

Penilaian kinerja pelayanan psikiatri intensif rumah sakit jiwa dilakukan berdasarkan prosedur baku evaluasi dan pimpinan Rumah Sakit Jiwa harus melaksanakan evaluasi pelayanan dan pengendalian mutu.

Kriteria:

7.1Unit terlibat penuh pada program pengendalian mutu dan jaminan mutu keseluruhan.

7.2 Pelayanan yang diselenggarakan dipantau dan dievaluasi secara teratur dan berkesinambungan

7.3 Kegiatan pengendalian mutu adalah sebagai berikut :

a. Pemantauan : mendapatkan informasi secara rutin tentang aspek aspek penting

dalam hal pemberian pelayanan psikiatri intensif

b. Pengkajian terhadap informasi tersebut diidentifikasi masalah-maslah penting dalam

pemberian pelayanan dan kemungkinan untuk perbaikan

c. Pemecahan masalah/tindakan didokumentasikan

d. Evaluasi efektivitas tindakan pemecahan maslah, dievaluasi untuk mendukung

pengembangan jangka panjang

e. Umpan balik hasil dari kegiatan-kegiatan tersebut secara teratur dikomunikasikan

kepada staf dan pegawai instalasi / unit

7.4 Dokumentasikan kegiatan pengendalian mutu yang lengkap disimpan dan dijamin

kerahasiannya dari pegawai dan pasien

7.5 Adanya dokumentasi kegiatan pengendalian mutu mencakup tenaga, dana, sarana yang

lengkap untuk mencapai peningkatan mutu secara keseluruhan.

VI. PELAYANAN KEPERAWATANStandar 1. Falsafah dan TujuanPelayanan keperawatan diorganisasi dan dikelola agar dapat memberikan asuhan keperawatan jiwa yang optimal bagi pasien sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Kriteria:1.1Dokumen tertulis yang memuat falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan harus mencerminkan peran Rumah Sakit Jiwa, dan harus menjadi acuan pelayanan kperawatan serta diketahui oleh semua unit lain. Dokumen ini harus selalu tersedia untuk semua petugas keperawatan.1.2Setiap unit keperawatan dapat mengembangkan sendiri tujuan khusus pelayanan keparawatan 1.3 Bagan straktur organisasi harus memperlihatkan secara jelas garis komando, tanggung jawab, kewenangan serta hubungan kerja dalam pelayanan keperawatan dan hubungan dengan unit lain.1.4 Uraian tugas tertulis harus diberikan kepada setiap petugas, dan paling sedikit mencakup hal-hal sebagai berikut:a.Kualifikasi yang dibutuhkan untuk jabatan petugas yang bersangkutan.b.Garis kewenanganc. Fungsi dan tanggung jawab

d.Frekuensi dan jenis penilaian kemampuan stafe. Masa kerja dan kondisi pelayanan,1.5Dokumen falsafah dan tujuan bagan struktur organisasi serta uraian tugas, dikembang-kan/disempurnakan sekurang-kurangnya setiap tiga tahun, mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan jiwa serta perkembangan pelayanan rumah sakit.jiwa1.6Pertemuan berkala staf keperawatan diadakan sekurang-kurangnya setiap bulan untuk mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan asuhan keperawatan. Hasil pertemuan harus dicatat dan disimpan dengan baik.1.7 Rumah Sakit Jiwa yang digunakan sebagai lahan praktek oleh institusi pendidikan perawat harus mempunyai perjanjian kerjasama tertulis yang memuat hak dan kewajiban kedua belah pihak.Standar 2. Administrasi dan PengelolaanPendekatan sistematik yang digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan yang berorientasi pada kebutuhan pasien.Kriteria:2.1Asuhan keperawatan mengacu kepadn standar praktek keperawatan yang berlaku dan ditujukan pada pasien dan atau keluarganya.2.2 Perawat bertanggung jawab terhadap semua aspek pemberian asuhan keperawatan

2.3. Rencana asuhan keperawatan disusun berdasarkan diagnosis keperawatan.2.4 Catatan asuhan keperawatan yang meliputi:

a.Pengkajian keperawatan

b.Diagnosid keperawatan

c.Rencana keperawatan

d.Rincian dan tindakan keperawatan yang diberikan

e.Evaluasi dan

f.Rencana kepulangan pasien (resume keperawatan),

Dibuat dan disimpan menyatu dengan rekam medik pasien.

2.5Tenaga keperawatan harus menghormati hak dan kewajiban pasien serta mematuhi kode etik perawat.

2.6Dalam pelaksanaan penelitian keperawatan, perawat harus memperhatikan hak dan kewajiban pasien serta mematuhi kode etik perawat.

Standar 3. Staf dan Pimpinan

Pelayanan keperawatan dikelola untuk mencapai tujuan pelayanan.

Kriteria:

3.1 Pelayanan keperawatan dipimpin oleh seorang tenaga perawat teregistrasi dan mempunyai kualifikasi manajer.

3.2Kepala keperawatan mempunyai kewenangan dan bertanggung jawab terhadap berfungsinya pelayanan keperawatan.

3.3Pendelegasian tugas diberikan kepada staf yang mampu bila pengelola keperawatan berhalangan.

3.4 Setiap perawata harus mempunyai izin praktek perawat.

3.5Jumlah dan jenis tenaga keperawatan disesuaikan dengan standar ketenagaan, fungsi Rumah Sakit Jiwa dan kebutuhan pasien.

3.6Pencatatan dan statistik pendayagunaan tenaga perawaat digunakan untuk kepentingan pelayanan keperawatan yang mencakup jumlah, kualifikasi tenaga dan sistem penugasan.

3.7Program pendidikan dan pelatihan dilaksanakan oleh tenaga keperawatan yang mempunyai kualifikasi guru dan atau pembimbing klinik.

3.8 Penilaian kinerja tenaga perawat mengacu kepada uraian tugas dan digunakan untuk peningkatan karier serta pendayagunaan tenaga secara optimal. Catatan penilaian harus bersifat rahasia dan tersedia bagi yang bersangkutan.

3.9 Tenaga keperawatan melakukan pemeriksaan pelayanan kepearwatan (nursing audit)

Standar 4. Fasilitas dan Peralatan

Fasilitas dan peralatan yang memadai harus tersedia untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan.

Kriteria:4.1 Tempat dan peralatan bagi tenaga perawat tersedia untuk melaksanakan tugas pengelolaan di setiap unit pelayanan keperawatan.

4.2Sarana. prasarana dan fasilitas peralatan tersedia sesuai standar peralatan keperawatan. di setiap unit pelayanan keperawatan.

4.3Penggunaan dan pemeliharaan peralatan khusus dilakukan oleh tenaga perawat terlatih.

Standar 5. Kebijakan dan ProsedurKebijakan dan prosedur tertulis yang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan prinsip praktek keperawatan yang konsisten dengan tujuan pelayanan keperawatan. harus tersedia di setiap unit pelayanan keperawatan.

Kriteria:5.1 Kepala keperawatan bertanggung jawab dalam perumusan serta pelaksanaan kebijakan dan prosedur keperawatan.

5.2 Staf keperawatan (tenaga pelaksana) harus dilibatkan dalam perumusan kebijakan dan prosedur keperawatan.

5.3 Tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan standar praktek keperawatan dan etika profesi didokumentasikan sebagai bukti pelaksanaan tugas tenaga perawat.

5.4 Hak dan kewajiban perawat dan bidan berfungsi sebagai penentu batasan ruang lingkup dan tanggung jawab perawat.

5.5 Prosedur tetap keperawatan (SOP) meliputi:

a.Prinsip-prinsip yang mendasari prosedur

b.Garis besar prosedur dan

c.Fleksibilitas prosedur. harus tersedia dan berfungsi sebagai pedoman kerja.

5.6 Kebijakan dan prosedur keperawatan harus konsisten dengan kebijakan dan prosedur dari pelayanan-pelayanan lain dalam Rumah Sakit Jiwa.

5.7 Dokumen kebijakan dan prosedur harus diberi identitas waktu berlaku. mudah diperoleh dan digunakan sebagai acuan/rujukan dokumen tersebut disempurnakan sekurang-kurangnya tiap tiga tahun.

5.8 Dokumen kebijakan dan prosedur keperawatan meliputi:

a. Prosedur asuhan keperawatan

b.Ketenagaan.

c.Peralatan dan

d. Cara penanggulangan kedaruratan. di tiap unit pelayanan keperawatan serta dipahami oleh semua tenaga pearawat.

5.9Tenaga pearawat dilibatkan pada perencanaan. pengambilan keputusan dan perumusan kebijakan Rumah Sakit Jiwa. khususnya yang berkaitan dengan pelayanan pasien dan kegiatan keperawatan.

5.10Sistem dokumentasi kejadian kecelakaan, kesalahan, keluhan pasien, dan tindakan yang diambil unluk mengidentifikasi dan mengatasi masalah tersebut harus tersedia dan dipahami oleh semua tenaga perawat.

Standar 6. Pengembangan Staf dan Program PendidikanProgram pengembangan staf dan pendidikan keperawatan berkesinambungan harus disusun dan dilaksanakan (tersedia) agar setiap staf keperawatan dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya.

Kriteria:6.1 Program pengembangan staf dikoordinasi oleh seorang tenaga keperawatan tere-gistrasi. Bila tidak ada koordinator purna waktu, maka peran koordinator dapat dicantumkan dalam uraian tugas jabatan lain.

6.2 Tujuan program orientasi dan pelatihan harus mengacu pada efektifitas pelayanan keperawatan.

6.3 Program orientasi bagi staf perawat yang baru dan bagi tenaga pearawat yang baru ditempatkan (mutasi) pada unit pelayanan keperawatan khusus (bidang khusus) harus tersedia dan dilaksanakan.

Program orientasi bagi tenaga perawat yang baru, meliputi:

a.Struklur organisasi

b.Kebijakan dan prosedur RSJ serta pelayanan keperawatan

c.Sistem penugasan perawat dan standar praktek keperawatan

d.Prosedur penilaian kinerja tenaga perawate.K-3 RS (prosedur pengamanan Rumah Sakit Jiwa)

f.Teknik pertolongan hidup dasar (basic life support)

6.4 Program pendidikan dan pelatihan, meliputi:

a. Kesempatan bagi staf untuk mengembangkan, mempertahankan dan meningkatkan ketrampilan.

b. Pemanfaatan tenaga profesional dan sumber daya lain

c. Memberi informasi perkembangan mutakhir dalam praktek keperawatan

d. Meningkatkan pengetahuan yang dibutuhkan dalam program pengendalian mutu.

6.5 Pelaksanaan program pengembangan staf, pendidikan dan pelatihan tenaga keperawatan harus didokumentasikan.

Standar 7. Evaluasi dan Pengendalian MutuPelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan yang bermutu, dan terlibat secara terus menerus dalam program pengendalian mutu di Rumah Sakit Jiwa.

Kriteria:7.1 Program pengendalian mutu pelayanan keperawatan dibuat dan diiengkapi dengan dokumen rencana pelaksanaannya.

7.2 Program pengendalian mulu pelayanan keperawatan melipiiti:

a.Pclayanan keperawatan terhadap Standar yang telah ditetapkan.

b.Penampilan kinerja semua tenaga keperawatan

c.Proses dan hasil pelayanan keperawatand.Pendayagunaan sumber daya dan Rumah Sakit Jiwa.

7.3 Program pengendalian mutu pelayanan keperawatan dikoordinir oleh tenaga keperawatan teregislrasi.7.4 Kegiatan pengendalian mutu pelayanan keperawatan meliputi:a Pemantauan: pengumpulan informasi secara rutin tentang pemberian pelayanan yang penting.

b. Pengkajian: pengkajian secara periodik tentang informasi tersebut pada butir (a) untuk mengidentifikasi masalah penting dalam pemberian pelayanan dan kemungkinan untuk mengatasinya.

c. Evaluasi: keefektifan tindakan yang diambil harus dievaluasi untuk dimanfaatkan dalam jangka panjang.

d. Umpan balik: hasil kegiatan dikomunikasikan kepada staf secara teratur.7.5 Pelaksanaan kegiatan program pengendalian mutu mencakup proses dan hasil harus didokumentasikan.7.6 Hasil pelaksanaan kegiatan program pengendalian mutu dipublikasikan, dilaporkan kepada semua staf tenaga keperawatan7.7 Efektivitas program pengendalian mutu dinilai dan dievaluasi secara teratur.VII. PELAYANAN PSIKOLOGIStandar 1. Falsafah dan TujuanPelayanan psikologi diorganisasi dan dikelola agar dapat memberikan bantuan psikologik yang optimal bagi pasien sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Kriteria:1.1Dokumen tertulis yang memuat falsafah dan tujuan pelayanan psikologi klinis harus mencerminkan peran Rumah Sakit Jiwa, dan harus menjadi acuan pelayanan psikologi klinis serta diketahui oleh semua unit lain. Dokumen ini harus selalu tersedia untuk semua petugas pelayanan psikologi.1.2Setiap unit pelayanan psikologi dapat mengembangkan sendiri tujuan khusus pelayanan psikologi1.3 Bagan straktur organisasi harus memperlihatkan secara jelas garis komando, tanggung jawab, kewenangan serta hubungan kerja dalam pelayanan psikologi dan hubungan dengan unit lain.1.4 Uraian tugas tertulis harus diberikan kepada setiap petugas pada pelayanan psikologi, dan paling sedikit mencakup hal-hal sebagai berikut:a.Kualifikasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan pelayanan psikolog.b.Garis kewenanganc. Fungsi dan tanggung jawab

d.Frekuensi dan jenis penilaian kemampuan stafe. Masa kerja dan kondisi pelayanan,1.5Dokumen falsafah dan tujuan bagan straktur organisasi dan uraian tugas, dikembang-kan/disempurnakan sekurang-kurangnya setiap tiga tahun, mengikuti kemajuan ilmu psikologi serta perkembangan pelayanan rumah sakit jiwa.1.6Pertemuan berkala pada pemberi pelayanan psikologi diadakan sekurang-kurangnya setiap bulan untuk mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan pelayanan. Hasil pertemuan harus dicatat dan disimpan dengan baik.1.7 Rumah Sakit Jiwa yang digunakan sebagai lahan praktek pelayanan psikologi oleh berbagai institusi pendidikan harus mempunyai perjanjian kerjasama tertulis yang memuat hak dan kewajiban kedua belah pihak.Standar 2. Administrasi dan PengelolaanPendekatan sistematik yang digunakan untuk memberikan pelayanan psikologi yang berorientasi pada kebutuhan pasien.Kriteria:2.1Pelayanan Psikologi mengacu kepada standar prosedur operasional yang berlaku di rumah sakit jiwa.2.2 Pemberi pelayanan psikologi terhadap aspek bantuan psikologik2.3 Rencana pelayanan psikologi merupakan bagian dari rencana penatalaksanaan pelanggan secara menyeluruh2.4 pasien serta mematuhi kode etik masing Pemberi

pelayanan psikologi pelayanan psikologi menghormati hak dan kewajiban masing profesi.Standar 3. Staf dan Pimpinan

Pelayanan psikologi dikelola untuk mencapai tujuan pelayanan optimal.

Kriteria:

3.1 Pelayanan psikologi dikelola oleh seseorang yang memiliki latar belakang dari berbagai disiplin ilmu seperti Psikolog Klinis, Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa, Dokter Umum bersertifikat, Perawat bersertifikat

3.2Kepala unit pelayanan psikologi mempunyai kewenangan dan bertanggung jawab terhadap berfungsinya pelayanan psikologi.

3.3Pendelegasian tugas diberikan kepada staf yang mampu bila pengelola unit pelayanan psikologi berhalangan.

3.4 Setiap profesi yang memberikan layanan psikologi harus memiliki sertifikat sesuai standar kompetensi masing-masing disiplin ilmu dan memiliki ijin praktek yang masih berlaku. 3.5Jumlah dan jenis tenaga pemberi layanan psikologi disesuaikan dengan standar ketenagaan, fungsi Rumah Sakit Jiwa dan kebutuhan pasien.

3.6Pencatatan dan statistik pendayagunaan tenaga yang digunakan untuk kepentingan pelayanan psikologi, mencakup jumlah, kualifikasi tenaga dan sistem penugasan.

3.7Program pendidikan dan pelatihan dilaksanakan oleh tenaga pemberi layanan psikologi yang mempunyai kualifikasi sebagai pembimbing klinik 3.8 Penilaian kinerja tenaga pemberi layanan psikologi mengacu pada uraian tugas dan digunakan untuk peningkatan karier serta pendayagunaan tenaga secara optimal. Catatan penilaian harus bersifat konfidensial dan tersedia bagi yang bersangkutan.

3.9 Tenaga pemberi layanan psikologi memberikan pelayanan evaluasi psikologik, evaluasi

psikiatrik, intervensi psikososial yang meliputi konseling, psikoterapi, terapi keluarga, terapi kelompokStandar 4. Fasilitas dan Peralatan

Fasilitas dan peralatan yang memadai harus tersedia untuk mencapai tujuan pelayanan psikologi.

Kriteria:4.1 Tempat dan peralatan bagi pemberi layanan psikologi tersedia untuk melaksanakan tugas pengelolaan di unit pelayanan psikologi.

4.2Sarana. prasarana dan fasilitas peralatan tersedia sesuai standar peralatan layanan psikologi di setiap unit pelayanan psikologi.

Standar 5. Kebijakan dan ProsedurKebijakan dan prosedur tertulis yang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan prinsip pelayanan psikologi harus konsisten dengan tujuan penatalaksanaan menyeluruh dan tersedia di setiap unit pelayanan rumah sakitKriteria:5.1 Kepala unit pelayanan psikologi bertanggung jawab dalam perumusan serta pelaksanaan kebijakan dan prosedur pelayanan psikologi.

5.2 Staf pelayanan psikologi harus dilibatkan dalam perumusan kebijakan dan prosedur pelayanan psikologi.

5.3 Tindakan layanan psikologi yang dilakukan harus sesuai dengan standar prosedur operasional dan etika profesi serta didokumentasikan sebagai bukti pelaksanaan tugas tenaga pemberi layanan psikologi.

5.4 Hak dan kewajiban pemberi layanan psikologi berfungsi sebagai penentu batasan ruang lingkup dan tanggung jawab masing-masing profesi.

5.5 Prosedur tetap pelayanan psikologi yang meliputi: prinsip-prinsip dasar prosedur, garis besar prosedur dan fleksibilitas prosedur, harus tersedia dan berfungsi sebagai pedoman kerja.

5.6 Kebijakan dan prosedur psikologi harus konsisten dengan kebijakan dan prosedur pelayanan-pelayanan lain dalam Rumah Sakit Jiwa.

5.7 Dokumen kebijakan dan prosedur harus diberi identitas waktu berlaku. mudah diperoleh dan digunakan sebagai acuan/rujukan. Dokumen tersebut harus disempurnakan sekurang-kurangnya tiap tiga tahun.

5.8 Dokumen kebijakan meliputi:

a. Prosedur pelayanan psikologi

b.Ketenagaan.

c.Peralatan

5.9Tenaga pemberi layanan psikologi dilibatkan pada perencanaan. pengambilan keputusan dan perumusan kebijakan Rumah Sakit Jiwa. khususnya yang berkaitan dengan pelayanan psikologi.

Standar 6. Pengembangan Staf dan Program PendidikanProgram pengembangan staf dan pendidikan pemberi layanan psikologi yang berkesinambungan harus disusun dan dilaksanakan (tersedia) agar setiap staf pelayanan psikologi dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya.

Kriteria:6.1 Program pengembangan staf dikoordinasi oleh pengelola layanan psikologi. Bila tidak ada pengelola purna waktu, maka peran pengelola dapat dicantumkan dalam uraian tugas jabatan lain.

6.2 Tujuan program orientasi dan pelatihan harus mengacu pada efektifitas pelayanan psikologi.

6.3 Program orientasi bagi staf pemberi layanan psikologi yang baru harus tersedia dan dilaksanakan.

Program orientasi di atas meliputi:

a.Struktur organisasi

b.Kebijakan dan prosedur RS serta pelayanan psikologi c.Sistem penugasan pemberi layanan psikologi dan standar praktek masing-masing profesid.Prosedur penilaian kinerja tenaga pelayanan psikologi 6.4 Program pendidikan dan pelatihan, meliputi:

a. Pemberian kesempatan bagi staf untuk mengembangkan, mempertahankan dan meningkatkan ketrampilan.

b. Pemanfaatan tenaga profesional dan sumber daya lain

c. Memberi informasi perkembangan mutakhir dalam praktek layanan psikologi

d. Meningkatkan pengetahuan yang dibutuhkan dalam program pengendalian mutu.

6.5 Pelaksanaan program pengembangan staf, pendidikan dan pelatihan tenaga pelayanan psikologi harus didokumentasikan.

Standar 7. Evaluasi dan Pengendalian MutuPelayanan psikologi menjamin adanya pelayanan yang bermutu, menyeluruh dan berkesinambungan dalam program pengendalian mutu di Rumah Sakit Jiwa.

Kriteria:7.1 Program pengendalian mutu pelayanan psikologi dibuat dan dilengkapi dengan dokumen rencana pelaksanaannya.

7.2 Program pengendalian mutu pelayanan psikologi meliputi:

a.Pelayanan psikologi sesuai Standar yang telah ditetapkan.

b.Penampilan kinerja semua tenaga pelayanan psikologic.Proses dan hasil pelayanan psikologid.Pendayagunaan sumber daya dan Rumah Sakit Jiwa.

7.3 Program pengendalian mutu pelayanan psikologi dikoordinir oleh pengelola pelayanan psikologi 7.4 Kegiatan pengendalian mutu pelayanan psikologi meliputi:a Pemantauan: pengumpulan informasi secara rutin tentang pemberian pelayanan yang penting.

b. Pengkajian: pengkajian secara periodik tentang informasi tersebut pada butir (a) untuk mengidentifikasi masalah penting dalam pemberian pelayanan dan kemungkinan untuk mengatasinya.

c. Evaluasi: efektivitas tindakan yang diambil harus dievaluasi untuk dimanfaatkan dalam jangka panjang.

d. Umpan balik: hasil kegiatan dikomunikasikan kepada staf secara teratur.7.5 Pelaksanaan kegiatan program pengendalian mutu mencakup proses dan hasil harus didokumentasikan.7.6 Hasil pelaksanaan kegiatan program pengendalian mutu diinformasikan kepada semua staf pelayanan psikologi.7.7 Efektivitas program pengendalian mutu dinilai dan dievaluasi secara teratur.VIII. PELAYANAN REHABILITASI PSIKOSOSIALStandar 1. Falsafah dan TujuanPelayanan rehabilitasi psikososial diorganisasi dan dikelola agar dapat memberikan pelayanan rehabilitasi psikososial yang optimal bagi pasien sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Kriteria:1.1Dokumen tertulis yang memuat falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan harus mencerminkan peran Rumah Sakit Jiwa, dan harus menjadi acuan pelayanan rehabilitasi psikososial serta diketahui oleh semua unit lain. Dokumen ini harus selalu tersedia untuk semua petugas keperawatan.1.2Setiap unit pelayanan rehabilitasi psikososial dapat mengembangkan sendiri tujuan khusus pelayanan keparawatan 1.3 Bagan straktur organisasi harus memperlihatkan secara jelas garis komando, tanggung jawab, kewenangan serta hubungan kerja dalam pelayanan rehabilitasi psikososial dan hubungan dengan unit lain.1.4 Uraian tugas tertulis harus diberikan kepada setiap petugas, dan paling sedikit mencakup hal-hal sebagai berikut:a.Kualifikasi yang dibutuhkan untuk jabatan petugas yang bersangkutan.b.Garis kewenanganc. Fungsi dan tanggung jawab

d.Frekuensi dan jenis penilaian kemampuan stafe. Masa kerja dan kondisi pelayanan,1.5Dokumen falsafah dan tujuan bagan struktur organisasi serta uraian tugas, dikembang-kan/disempurnakan sekurang-kurangnya setiap tiga tahun, mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi rehabilitasi psikososial serta perkembangan pelayanan rumah sakit.jiwa1.6Pertemuan berkala staf pelayanan rehabilitasi psikososial diadakan sekurang-kurangnya setiap bulan untuk mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan asuhan keperawatan. Hasil pertemuan harus dicatat dan disimpan dengan baik.Standar 2. Administrasi dan PengelolaanPendekatan sistematik yang digunakan untuk memberikan pelayanan rehabilitasi psikososial yang berorientasi pada kebutuhan pasien.Kriteria:2.1pelayanan rehabilitasi psikososial mengacu kepadn standar prosedur operasional yang berlaku dan ditujukan pada pasien dan atau keluarganya.2.2 Perawat bertanggung jawab terhadap semua aspek pemberian asuhan keperawatan

2.3. Rencana pelayanan rehabilitasi psikososial disusun berdasarkan...2.4 Catatan asuhan keperawatan yang meliputi:

a.Pengkajian keperawatan

b.Diagnosid keperawatan

c.Rencana keperawatan

d.Rincian dan tindakan keperawatan yang diberikan

e.Evaluasi dan

f.Rencana kepulangan pasien (resume keperawatan),

Dibuat dan disimpan menyatu dengan rekam medik pasien.

2.5Tenaga keperawatan harus menghormati hak dan kewajiban pasien serta mematuhi kode etik perawat.

2.6Dalam pelaksanaan penelitian keperawatan, perawat harus memperhatikan hak dan kewajiban pasien serta mematuhi kode etik perawat.

Standar 3. Staf dan Pimpinan

Pelayanan keperawatan dikelola untuk mencapai tujuan pelayanan.

Kriteria:

3.1 Pelayanan keperawatan dipimpin oleh seorang tenaga perawat teregistrasi dan mempunyai kualifikasi manajer.

3.2Kepala keperawatan mempunyai kewenangan dan bertanggung jawab terhadap berfungsinya pelayanan keperawatan.

3.3Pendelegasian tugas diberikan kepada staf yang mampu bila pengelola keperawatan berhalangan.

3.4 Setiap perawata harus mempunyai izin praktek perawat.

3.5Jumlah dan jenis tenaga keperawatan disesuaikan dengan standar ketenagaan, fungsi Rumah Sakit Jiwa dan kebutuhan pasien.

3.6Pencatatan dan statistik pendayagunaan tenaga perawaat digunakan untuk kepentingan pelayanan keperawatan yang mencakup jumlah, kualifikasi tenaga dan sistem penugasan.

3.7Program pendidikan dan pelatihan dilaksanakan oleh tenaga keperawatan yang mempunyai kualifikasi guru dan atau pembimbing klinik.

3.8 Penilaian kinerja tenaga perawat mengacu kepada uraian tugas dan digunakan untuk peningkatan karier serta pendayagunaan tenaga secara optimal. Catatan penilaian harus bersifat rahasia dan tersedia bagi yang bersangkutan.

3.9 Tenaga keperawatan melakukan pemeriksaan pelayanan kepearwatan (nursing audit)

Standar 4. Fasilitas dan Peralatan

Fasilitas dan peralatan yang memadai harus tersedia untuk mencapai tujuan pelayanan rehabilitasi psikososial

Kriteria:4.1 Tempat dan peralatan bagi tenaga perawat tersedia untuk melaksanakan tugas pengelolaan di setiap unit pelayanan keperawatan.

4.2Sarana. prasarana dan fasilitas peralatan tersedia sesuai standar peralatan keperawatan. di setiap unit pelayanan keperawatan.

4.3Penggunaan dan pemeliharaan peralatan khusus dilakukan oleh tenaga perawat terlatih.

Standar 5. Kebijakan dan ProsedurKebijakan dan prosedur tertulis yang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan prinsip praktek keperawatan yang konsisten dengan tujuan pelayanan keperawatan. harus tersedia di setiap unit pelayanan keperawatan.

Kriteria:5.1 Kepala keperawatan bertanggung jawab dalam perumusan serta pelaksanaan kebijakan dan prosedur keperawatan.

5.2 Staf keperawatan (tenaga pelaksana) harus dilibatkan dalam perumusan kebijakan dan prosedur keperawatan.

5.3 Tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan standar praktek keperawatan dan etika profesi didokumentasikan sebagai bukti pelaksanaan tugas tenaga perawat.

5.4 Hak dan kewajiban perawat dan bidan berfungsi sebagai penentu batasan ruang lingkup dan tanggung jawab perawat.

5.5 Prosedur tetap keperawatan (SOP) meliputi:

a.Prinsip-prinsip yang mendasari prosedur

b.Garis besar prosedur dan

c.Fleksibilitas prosedur. harus tersedia dan berfungsi sebagai pedoman kerja.

5.6 Kebijakan dan prosedur keperawatan harus konsisten dengan kebijakan dan prosedur dari pelayanan-pelayanan lain dalam Rumah Sakit Jiwa.

5.7 Dokumen kebijakan dan prosedur harus diberi identitas waktu berlaku. mudah diperoleh dan digunakan sebagai acuan/rujukan dokumen tersebut disempurnakan sekurang-kurangnya tiap tiga tahun.

5.8 Dokumen kebijakan dan prosedur keperawatan meliputi:

a. Prosedur asuhan keperawatan

b.Ketenagaan.

c.Peralatan dan

d. Cara penanggulangan kedaruratan. di tiap unit pelayanan keperawatan serta dipahami oleh semua tenaga pearawat.

5.9Tenaga pearawat dilibatkan pada perencanaan. pengambilan keputusan dan perumusan kebijakan Rumah Sakit Jiwa. khususnya yang berkaitan dengan pelayanan pasien dan kegiatan keperawatan.

5.10Sistem dokumentasi kejadian kecelakaan, kesalahan, keluhan pasien, dan tindakan yang diambil unluk mengidentifikasi dan mengatasi masalah tersebut harus tersedia dan dipahami oleh semua tenaga perawat.

Standar 6. Pengembangan Staf dan Program PendidikanProgram pengembangan staf dan pendidikan keperawatan berkesinambungan harus disusun dan dilaksanakan (tersedia) agar setiap staf keperawatan dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya.

Kriteria:6.1 Program pengembangan staf dikoordinasi oleh seorang tenaga keperawatan tere-gistrasi. Bila tidak ada koordinator purna waktu, maka peran koordinator dapat dicantumkan dalam uraian tugas jabatan lain.

6.2 Tujuan program orientasi dan pelatihan harus mengacu pada efektifitas pelayanan keperawatan.

6.3 Program orientasi bagi staf perawat yang baru dan bagi tenaga pearawat yang baru ditempatkan (mutasi) pada unit pelayanan keperawatan khusus (bidang khusus) harus tersedia dan dilaksanakan.

Program orientasi bagi tenaga perawat yang baru, meliputi:

a.Struklur organisasi

b.Kebijakan dan prosedur RSJ serta pelayanan keperawatan

c.Sistem penugasan perawat dan standar praktek keperawatan

d.Prosedur penilaian kinerja tenaga perawat

e.K-3 RS (prosedur pengamanan Rumah Sakit Jiwa)

f.Teknik pertolongan hidup dasar (basic life support)

6.4 Program pendidikan dan pelatihan, meliputi:

a. Kesempatan bagi staf untuk mengembangkan, mempertahankan dan meningkatkan ketrampilan.

b. Pemanfaatan tenaga profesional dan sumber daya lain

c. Memberi informasi perkembangan mutakhir dalam praktek keperawatan

d. Meningkatkan pengetahuan yang dibutuhkan dalam program pengendalian mutu.

6.5 Pelaksanaan program pengembangan staf, pendidikan dan pelatihan tenaga keperawatan harus didokumentasikan.

Standar 7. Evaluasi dan Pengendalian MutuPelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan yang bermutu, dan terlibat secara terus menerus dalam program pengendalian mutu di Rumah Sakit Jiwa.

Kriteria:7.1 Program pengendalian mutu pelayanan keperawatan dibuat dan diiengkapi dengan dokumen rencana pelaksanaannya.

7.2 Program pengendalian mulu pelayanan keperawatan melipiiti:

a.Pclayanan keperawatan terhadap Standar yang telah ditetapkan.

b.Penampilan kinerja semua tenaga keperawatan

c.Proses dan hasil pelayanan keperawatand.Pendayagunaan sumber daya dan Rumah Sakit Jiwa.

7.3 Program pengendalian mutu pelayanan keperawatan dikoordinir oleh tenaga keperawatan teregislrasi.7.4 Kegiatan pengendalian mutu pelayanan keperawatan meliputi:a Pemantauan: pengumpulan informasi secara rutin tentang pemberian pelayanan yang penting.

b. Pengkajian: pengkajian secara periodik tentang informasi tersebut pada butir (a) untuk mengidentifikasi masalah penting dalam pemberian pelayanan dan kemungkinan untuk mengatasinya.

c. Evaluasi: keefektifan tindakan yang diambil harus dievaluasi untuk dimanfaatkan dalam jangka panjang.

d. Umpan balik: hasil kegiatan dikomunikasikan kepada staf secara teratur.7.5 Pelaksanaan kegiatan program pengendalian mutu mencakup proses dan hasil harus didokumentasikan.7.6 Hasil pelaksanaan kegiatan program pengendalian mutu dipublikasikan, dilaporkan kepada semua staf tenaga keperawatan7.7 Efektivitas program pengendalian mutu dinilai dan dievaluasi secara teratur.IX. PELAYANAN FARMASI

Standar 1. Falsafah dan Tujuan

Pelayanan Farmasi Rumah Sakit Jiwa adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit Jiwa yang menyeluruh, berorientasi kepada pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa bertanggung jawab terhadap penyediaan, penyimpanan, dan pendistribusian perbekalan farmasi di Rumah Sakit Jiwa tersebut.

Kriteria:

1.1 Tercantumnya falsafah dan tujuan tertulis pelayanan farmasi dan kegiatan lainnya.

Pengertian:

Tujuan pelayanan farmasi ialah:

a. Melaksanakan pelayanan farmasi yang optimal, baik dalam keadaan biasa maupun

dalam keadaan gawat darurat, sesuai dengan keadaan pasien maupun fasilitas yang

tersedia. b. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan prosedur kefarmasian

dan etik profesi.

c. Menyelenggarakan KIE mengenai kefarmasiand. Melakukan pengawasan obat berdasarkan aturan-aturan yang berlaku.e. Melakukan dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa dan evaluasi

pelayanan.f. Melakukan penelitian dan pengembangan di bidang kefarmasian

1.2 Pelayanan farmasi meliputi penyediaan dan distribusi semua perbekalan farmasi. pelayanan farmasi klinik serta membuat informasi dan menjamin kualitas pelayanan yang berhubungan dengan perbekalan farmasi.

Pengertian:

a. Perencanaan dan pengadaan perbekalan farmasi. b. Pembuatan obat termasuk pengemasan kembali. c. Penyimpanan perbekalan farmasi.

d. Distribusi dan penyerahan untuk pasien rawat jalan dan inap. e. Penyelenggaraan pelayanan farmasi klinik yang meliputi penyiapan. pencampuran. penyampaian obat. pemantauan obat dalam hal dosis. indikasi efek samping. perhitungan kadar dan harga.

f. Penyediaan informasi dan edukasi bagi staf medik. tenaga kesehatan dan pasien. g. Pemantauan terapi obat dan pengkajian penggunaan obat. h. Pelayanan perbekalan farmasi untuk kegiatan medis dan perawatan tertentu, diruangan dan di dalam Rumah Sakit Jiwa.

Standar 2. Administrasi dan Pengelolaan

Pelayanan diselenggarakan dan diatur demi berlangsungnya pelayanan farmasi yang efisien dan bermutu. berdasarkan fasilitas yang ada dan standar pelayanan keprofesian yang universal.

Kriteria:

2.1 Adanya bagan organisasi yang menggambarkan uraian tugas. fungsi. wewenang, dan tanggung jawab serta hubungan koordinasi di dalam maupun di luar pelayanan farmasi yang ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit.

2.2 Bagan organisasi dan pembagian tugas dapat direvisi kembali setiap tiga tahun dan diubah bila terdapat hal:

a.Perubahan pola kepegawaian

b.Perubahan standar pelayanan farmasi

c.Perubahan peran Rumah Sakit Jiwad.Penambahan atau pengurangan pelayanan

2.3 Kepala instalasi farmasi harus terlibat dalam perencanaan manajemen dan penentuan anggaran serta penggunaan sumber daya.

2.4 Instalasi farmasi harus menyelenggarakan rapat pertemuan untuk membicarakan masalah-masalah dalam meningkatkan pelayanan farmasi. Hasil pertemuan tersebut disebar-luaskan dan dicatat untuk disimpan.

2.5 Adanya Komile/Panitia Farmasi dan Terapi di Rumah Sakit dan Apoteker instalasi Farmasi Rumah Sakit menjadi sekretaris komite.

2.6 Adanya komunikasi yang tetap dengan dokter dan perawat, serta selalu berpartisipasi dalam rapat yang membahas masalah medis dan keperawatan atau rapat antar bagian atau konferensi dengan pihak lain yang terkait.

2.7 Hasil penilaian/pencatatan kinerja staf didokumentasikan secara konfidensial dan hanya digunakan oleh alasan yang mempunyai wewenang untuk itu.

2.X Dokumentasi yang rapi dan rinci dari pelayanan farmasi dan dilakukan evaluasi terhadap pelayanan farmasi setiap tiga tahun.

2.9 Kepala instalasi farmasi harus terlibat langsung dalam perumusan segala keputusan yang berhubungan dengan pelayanan farmasi dan penggunaan obat.

Pengertian:Apoteker harus terwakili di setiap komite yang multi disiplin dan tim dimana masalah

farmasi dibicarakan.

Standar 3. Staf dan PimpinanPelayanan farmasi diatur dan dikelola dcmi terciptanya tujuan pelayanan.

Kriteria:o. 1 Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa dipimpin oleh Apoteker.3.2 Pelayanan farmasi diselenggarakan dan dikelola oleh apoteker yang mempunyai pengalaman minimal dua tahun di bagian farmasi rumah sakit.

3.3 Apoteker telah terdaftar di Depkes dan mempunyai surat ijin kerja.

3.4 Pada pelaksanaannya apoteker dibantu oleh tenaga ahli madya farmasi (D-3) dan tenaga menengah farmasi (AA).

3.5 Kepala instalasi farmasi bertanggung jawab terhadap segala aspek hukum dan peraturan-peraturan farmasi baik terhadap pengawasan distribusi maupun administrasi barang farmasi.

3.6 Setiap saat harus ada apoteker di tempat pelayanan untuk menyelenggarakan dan melakukan pengawasan pelayanan farmasi dan harus ada pendelegasian wewenang yang bertanggung jawab bila berhalangan.

3.7 Adanya uraian tugas bagi staf dan pimpinan farmasi.

3.8 Adanya staf farmasi yang jumlah dan kualifikasinya disesuaikan dengan kebutuhan.

3.9 Apabila ada pelatihan kefarmasian bagi mahasiswa fakultas farmasi atau tenaga farmasi lainnya maka harus ditunjuk apoteker yang memiliki kualifikasi.

3.10Penilaian terhadap staf teknis dilakukan berdasarkan tugas yang terkait dengan pekerjaan fungsional yang diberikan dan juga pada penampilan kerja yang dihasilkan dalam meningkatkan mutu pelayanan.

Standar 4. Fasilitas dan PeralatanHarus tersedia ruangan dan fasilitas untuk mendukung penyelenggaraan pelayanan kefarmasian di RSJ

!

Kriteria:4.1 Tersedianya fasilitas penyimpanan perbekalan farmasi yang menjamin semua

perbekalan farmasi tetap dalam kondisi .yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan spesifikasi masing-masing perbekalan farmasi dan sesuai dengan peraturan.

Pengertian:

a. Fasilitas harus direncanakan agar memenuhi persyaratan keamanan. pencahayaan,

suhu, kelembaban. dan dapat diawasi. b. Adanya lemari pendingin untuk perbekalan farmasi yang harus disimpan dingin(2 - 8) yang ditunjuk oleh monitor. c.Adanya lemari penyimpanan khusus untuk obat yang bersifat adiktif (narkotika

dan psikotropika tertentu), untuk menjamin keamanan setiap penggunaannya d. Adanya lemari/rak penyimpanan yang cukup jumlahnya sehingga dapat

menjamin terlaksananya sistem penyimpanan yang baik (First In First Out (FIFO). e. Ada lemari penyimpan obat di ruangan untuk kebutuhan di luar jam kerja. f. Ada lemari/rak penyimpan bahan-bahan berbahaya dan mudah terbakar. g. Ada ruangan khusus/terpisah untuk penerimaan resep dan persiapan obat.

4.2 Tersedianya fasilitas produksi obat yang memenuhi standar.

4.3 Tersedianya fasilitas untuk pendistribusian obat.

4.4 Tersedianya fasilitas pemberian informasi dan edukasi. 4.5 Tersedianya fasilitas untuk penyimpanan arsip resep.

4.6 Ruangan apoteker harus memiliki tempat penyimpanan obat yang baik sesuai dengan peraturan dan tata cara penyimpanan yang baik.

Standar5. Kehijakan dan Prosedur

Semua kebijakan dan prosedur yang ada harus tertulis dan dicantumkan tanggal dikeluarkannya peraturan tersebut. Peraturan dan prosedur yang ada harus mencerminkan standar pelayanan farmasi mutakhir. yang sesuai dengan. peraturan dan tujuan daripada pelayanan farmasi itu sendiri.

Kriteria:

5.1 Kriteria kebijakan dan prosedur dibuat oleh kepala instalasi dan Komite Farmasi dan

Terapi semua para apoteker.

5.2 Obat hanya dapat diberikan setelah mendapat pesanan dari dokter dan apoteker

menganalisa secara kefarmasian5.3 Kebijakan dan prosedur tertulis harus mencantumkan beberapa hal berikut:a. Macam obat yang dapat diberikan oleh perawat atas perintah dokter,

b. Label obat yang memadai

c. Daftar obat yang tersedia

d. Gabungan obat parenteral dan labelnya

e. Pencatatan dalam rekam farmasi pasien beserta dosis obat yang diberikan.

f. Pengadaan dan penggunaan obat di Rumah Sakit Jiwag. Pelayanan perbekalan farmasi untuk pasien rawat inap. rawat jalan, karyawan

dan pasien tidak mampu. h. Pengelolaan perbekalan farmasi yang meliputi perencanaan. pengadaan. penerimaan pembuatan/produksi, penyimpanan. pendistribusian dan penyerahan. i. Pencatatan. pelaporan dan pengarsipan mengenai pemakaian obat dan efek

samping obat bagi pasien rawat inap dan rawat jalan serta pencatatan penggunaan obat

yang salah dan atau dikeluhkan pasien.

j. Pengawasan mutu pelayanan dan pengendalian perbekalan farmasi.k. Pemberian informasi oleh apoteker kepada pasien dan keluarga dalam penggunaan dan

penyimpanan obat serta berbagai aspek pengetahuan tentang obat demi meningkatkan

derajat kepatuhan dalam penggunaan obat,l. Pemantauan terapi obat dan pengkajian penggunaan obat. m. Apabila ada sumber daya farmasi lain disamping instalasi maka secara organisasi

dibawah koordinasi instalasi farmasi. n. Prosedur penarikan / penghapusan obat o. Pengaturan persediaan dan pesanan p. Cara pembuatan obat yang baik

q. Penyebaran informasi mengenai obat yang bermanfaat kepada staf

r. Masalah penyimpanan obat, yang sesuai dengan pengaturan/undang-undang.

s. Pengamanan pelayanan farmasi dan penyimpanan obat harus terjamin.

t. Peracikan. penyimpanan, dan pembuangan obat-obat sitotoksik

u. Prosedur yang harus ditaati bila terjadi kontaminasi lerhadap staf.

5.4 Harus ada sistem yang mendokumentasikan penggunaan obat yang salah, dan atau dikeluhkan pasien. Pencatatan di atas penting untuk rnemperbaiki kesalahan dan mengatasi masalah obat

5.5 Kebijakan dan prosedur harus konsisten terhadap sistem pelayanan rumah sakit lainnya.

Standar 6. Pengembangan Staf dan Program Pendidikan

Setiap staf di Rumah Sakit Jiwa harus mempunyai kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya.

Kriteria:

6.1 Apoteker memberikan masukan kepada pimpinan dalam menyusun program pengembangan staf.

6.2 Staf yang baru mengikuti program orientasi sehingga mengetahui tugas dan tanggung jawab.

6.3 Adanya mekanisme untuk mengetahui kebutuhan pendidikan bagi staf

6.4 Setiap staf diberikan kesempatan yang sama untuk mengikuti pelatihan dan program pendidikan berkelanjutan.

Pengertian:

Apabila tidak ada fasilitas untuk menunjang pendidikan staf maka dapat diadakan koordinasi dengan sektor yang mempunyai sektor pendidikan.

6.5 Staf harus secara aktif didorong untuk mengikuti program yang diadakan oleh organisasi profesi. perkumpulan, dan institusi terkait.6.6 Penyelenggaraan pendidikan dan penyuluhan meliputi: a. Penggunaan obat dan penerapannya b. Pendidikan berkelanjutan bagi staf farmasi c. Praktikum farmasi bagi siswa/mahasiswa farmasi dan sarjana farmasi.

Standar 7. Evaluasi dan Pengendalian MutuPelayanan farmasi harus mencerminkan kualitas pelayanan kefarmasian yang bermututinggi melalui cara pelayanan farmasi Rumah Sakit Jiwa yang baik.

Kriteria:

7.1 Pelayanan farmasi dilibatkan dalam program pengendalian mutu pelayanan rumah sakit jiwa7.2 Mutu pelayanan farmasi harus dievaluasi secara periodik terhadap konsep kebutuhan. proses, dan hasil yang diharapkan. demi memmjang peningkatan mutu pelayanan.

Pengertian:

a. Pengkajian penggunaan obat secara berkala dipakai untuk mengetahui apakah

obat dan barang farmasi telah diberikan secara rasional. b. Evaluasi proses berdasarkan masukan dan keluaran farmasi Rumah Sakit Jiwa. c. Peninjauan kembali sumber daya Rumah Sakit Jiwa seperti peralatan komputer, dan

lain-lain

7.3 Apoteker dilibatkan dalam merencanakan program pengendalian mutu.

7.4 Kegiatan pengendalian mutu mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Pemantauan : pengumpulan semua informasi yang penting yang berhubungan

dengan pelayanan farmasi. b. Penilaian: penilaian secara berkala untuk menentukan masalah-masalah

pelayanan dan berupaya untuk memperbaiki. c. Tindakan : bila masalah-masalah sudah dapat ditentukan maka harus diambiltindakan untuk memperbaikinya dan didokumentasi. d. Evaluasi: efektivitas tindakan harus dievaluasi agar dapat diterapkan dalam,

program jangka panjang. e. Umpan balik: hasil tindakan harus secara teratur diinformasikan kepada staf.

X. PELAYANAN LABORATORIUM

Standar 1. Falsafah dan Tujuan

Penyelenggaraan pelayanan laboratorium klinik Rumah Sakit Jiwa (dan laboratorium medis lainnya) secara profesional dan bermutu, sesuai dengan kebutuhan pasien.

Kriteria:1.1 Penyelenggaraan pelayanan laboratorium klinik Rumah Sakit Jiwa mempunyai tujuan yang mengacu kepada tujuan pelayanan Rumah Sakit Jiwa Tujuan pelayanan laboratorium klinik Rumah Sakit Jiwa ialah:

a. Pelayanan rutin maupun darurat

b. Melakukan pemeriksaan laboratorium klinik bermutu secara keseluruhan. baik

pemeriksaan rutin maupun khusus, terhadap bahan dari manusia berupa darah,

urine, feces dan cairan tubuh lainnya. c. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan laboratorium klinik berdasarkan etika

profesi. d. Menyelenggarakan pelayanan di bidang diagnostik dengan cara memberikan

dan melakukan interpretasi hasil laboratorium klinik yang bermanfaat untuk

pengelolaan pasien. e. Mengembangkan metoda pemeriksaan laboratorium klinik sesuai dengan

perkembangan ilmu dan tekaologi berdasarkan hasil penelitian.

1.2 Pimpinan Rumah Sakit Jiwa hams mendorong partisipasi staf laboratorium dalam

keputusan-keputusan yang menyangkut peran dan fungsitiya.

Pengertian:Partisipasi dapat berupa:

a. Pimpinan .laboratorium harus membuat kesepakatan dengan staf medis dan

pejabat Rumah Sakit Jiwa mengenai seleksi pertama dari pemeriksaan laboratorium.

berikut pemeriksaan lanjutan. dan interpretasinya. b. Partisipasi dalam kegiatan bclajar berkelanjutan dan penilaian faktor -faktor yang

berhubungan dengan perawatan pasien di Rumah Sakit Jiwa. seperti .......

c. Berkomunikasi dengan pimpinan RS dan ikut serta pada rapat tim medis di RS.

pada pertemuan antar unit, dan pada pertemuan dengan instansi luar yang terkait. d. Menghadiri dan berpartisipasi dalam pertemuan pertemuan secara (teratur. baik

antar unit maupun pihak luar).

1.3 RSJ yang tidak mempunyai pelayanan laboratorium sendiri atau yang bclum dapat memberikan pelayanan yang lcngkap hcndaknya mengusahakan laboratorium klinik yang baik serta pelayanan diagnostik lainnya seccpat mungkin sesuai dengan kebutuhan pelayanan.

Fasilitas-fasilitas trsebut harus mempunyai standar yang ditetapkan dalam Buku Standar Pelayanan Rumah Sakit Jiwa ini.Pengertian:Bila pemberitahuan hasil pemeriksaan dilakukan melalui telepon atau telex dari

laboratorium di luar RSJ. harus ada mekanisme untuk ... guna menjamin identitas pasien serta ketelitian dari laporan itu dan catatan laporan yang asli harus diterima dalam waktu yang singkat.

Standar 2. Administrasi dan Pengelolaan

Penyelenggaraan pelayanan laboratorium klinik menggunakan sistem administrasi dan pengelolaan bcrupa bagan organisasi dan ...kerja bagi semua klasifikasi tenaga pelaksana serta sistem pelaporan, pencatatan yang disimpan rapi.

Kriteria:

2.1 Ada bagan organisasi dan uraian tugas untuk setiap jabatan yang memuat tugas atau kewcnangan setiap tenaga pelaksana serta hubungan kerja dengan unit pelayanan lain. Bagan organisasi dan uraian tugas ini diketahui oleh setiap tenaga pelaksana.

a. dalam pelayanan laboratorium

b. di antara petugas administrasi. penanggung jawab medis serta kepala laboratorium.

c. dengan unit/bagian lain khususnya mereka yang meminta pelayanan laboratorium yang cfisien baik dalam keadaan gawat maupun yang biasa.

2.2 Hasil pemeriksaan laboratorium dilaporkan secara lengkap, tepat waktu, serta ada arsipnya.

2.3 Ada pencatatan harian yang akurat dan lengkap

2.4 Penyiinpanan arsip hasil pemeriksaan laboratorium sesuai dengan SOP.

2.5. Harus ada laporan harian dan spesimen yang dikirim dan spesimen harus diberi nomor atau identifikasi dengan baik.

Pengertian:

Laporan berisi paling sedikit informasi-informasi sebagai berikut:

a.nomor unit laboratorium. nomor rekam medik, dan identifikasi lain.

b.identifikasi pasien (nama. umur. kelamin).

c.nama dokter.

d.tanggal spesimen diambil.

c.tanggal spesimen diterima.

f.tanggal spesimen diperiksa dan oleh siapa,

g.keadaan tiap spesimen yang tidak memenuhi syarat,

h.pemeriksaan atau prosedur pelaporan.

2.6. Laporan dan duplikasi harus disimpan rapi.

Standar 3, Staf dan Pimpinan

Penyelenggaraan pelayanan laboratorium klinik RS dipimpin oleh seorang dokterspesialis patologi klinik atau apabila tidak dimungkinkan / tidak ada dokter spesialis patologi klinik pelayanan laboratorium dipimpin oleh dokter umum yang telah inendapal pelatihan mengenai manajemen dan tekais di bidang laboratoriuni klinik. Staf Inbonitorium klinik RS terdiri dari tenaga analis, tenaga administrasi, dan icnaga lain inituk menunjang a pekerjaan laboratorium klinik Rumah Sakit Jiwa. ,

Kriteria:

3.1 Pertimbangan hams diberikan bila ada suif senior.

3.2 Pertemuan rutin yang harus diadakan untuk menjatnin adanya hubungan, baik dalam .

pelaynnan laboratorium maupun dengan unit pelayanan lain dari Rumah Sakit Jiwa.

Standar 4. Fasilitas dan Peralatan

Pelayanan laboratorium klinik menggunakan mangan, perlengkapan, peralatan, dan bahan pemeriksaan serta sarana pembuangan limbah laboratorium klinik yang memenuhi persyaratan untuk melakukan pekerjaan dengan aman dan efisien.

Kriteria:

4.1 Adanya ruangan, perlengkapan, peralatan, dan persediaan yang memadai untuk fiingsi pelayanan.

4.2 Adanya meja kerja yang adekuat dan baik untuk tempat bahan/spesimen dan cukup

untuk peralatan dan reagensia.

4.3. Ruang kerja harus diatur sedemikian rupa sehingga mencegah masalah di bidang

transportasi dan komunikasi serta harus cukup terang. 4.4 Pelengkapan dan peralatan harus cukup

a. tersedianya sumber air, sumber listrik yang baik dan aman

b. yang stabil dan dapat dimonitor, serta temperatur kamar yang memenuhi

persyaratan. c. bahan-bahan cair yang mudah terbakar harus disimpan di tempat yang aman.

4.5 Peraturan khusus harus dibuat untuk menghindari bahaya fisik, kimiawi, dan biologis.

Standar 5. Kebijakan dan Prosedur

Pelayanan laboratorium klinik Rumah Sakit Jiwa dilakukan berdasarkan kebijakan dan prosedur baku (SOP) untuk setiap kegiatan secara keseluruhan sejak dari persiapan spesimen, pemeriksaan spesimen. sampai dengan pelaporan hasil pemeriksaan, serta menggunakan metoda yang memenuhi persyaratan mutu untuk memperoleh hasil pemeriksaan klinik yang dapat dipercaya dan tepat waktu serta bermanfaat untuk pengelolaan pasien.

Kriteria:

5.1 Adanya kebijakan dan prosedur yang tertulis untuk mengatur pelayanan Inboratorium dalam mencapai tujuan.

Pengertian:

a. Di ...pelayauan tertentu dapat diselenggarakan pelayanan laboratorium khusus yang merupakan bagian dari laboratorium pusat.

b. Kebijakan dan prosedur harus mencakup pernyataan yang berhubungan setidaknya dengan kebutuhan pelayanan, pengumpulan spesimen, prosedur pemeriksaan, 5.2 Kebijjikan dan prosedur dapat ditinjau kembali dan paling sedikit dapat diperbarui tiap tiga tahun.

5.3 Petugas diharapkan mengetahui dan mengikuti kebijakan dan prosedur yang berlaku.

5.4 Persyaratan, pelayanan, permintaan, dan keperluan untuk laboratorium harus meliputi nama pasien. nama dokter. permintaan pemeriksaan, tanggal permintaan tiba di laboratorium. kebutuhan penanganan khusus. riwayat singkat. dan dan obat yang diberikan pada pasien.

5.5 Pengumpulan spesimen;

Harus ada prosedur tertulis mengenai cara pengumpulan spesimen untuk menjamin mutu spesimen.

Prosedur ini harus disetujui oleh kepala unit atau supervisor dan termasuk hal berikul:

a. Permintaan pemeriksaan

b. Slandar dan metode khusus untuk mengumpulkan dan menerima spesimen termasuk

prosedur khusus.

c. Identifikasi, cara dan tempat penyimpanan spesimen yang tepat.d. Spesimen yang tidak memenuhi syarat harus dinilai dengan cermat dan mungkin '

dapat dibuang. Kalau dibuang, kepada yang mengirim harus diberitahu secepat

mungkin tentang alasan-alasan penolakan. -

5:6 'Prosedur Pemeriksaan

Semua pemeriksaan yang dilakukan pada pelayanan laboratorium harus dilakukan oleh

petugas yang cakap dengan mempergunakan prosedur yang telah ditetapkan. Uraian yang

lengkap harus tersedia untuk tiap prosedur pemeriksaan termasuk sumber reagensia, standar,

dan prosedur kalibrasi.

Pengertian:

Penjelasan ini harus tersedia bagi teknisi laboratorium dalam kartu arsip, buku catatan atau bagan kerja yang memuat referensi yang sesuai.

Setiap prosedur hendaknya ditinjau kembali paling lambat dalam setahun oleh kepala unit atau supervisor. Daftar mengenai teknik yang dipergunakan oleh laboratorium dan informasi mengenai daftar nilai nominal hasil pemeriksaan laboratorium harus tersedia bagi staf medis dan sebaiknya juga tertulis di dalam laporan pemeriksaan.

Standar 6. Peiigembangan Staf dan Program Pendidikan

Mutu pelayanan laboratorium klinik senantiasa dipelihara dan ditingkatkan dengan menyelenggarakan kegiatan pengembangan staf dan pelatihan mengenai manajemen dan teknis di bidang laboratorium klinik bagi semua tenaga pelaksana laboratorium klinik.

Kriteria:

6.1 Program tertulis yang dimaksud mencakup orientasi, pelatihan dan program pelayanan laboratorium.

6.2 Pendidikan yang berkelanjutan mengenai kemajuan di bidang laboratorium hendaknya diberikan kepada semua staf. Menyediakan kepustakaan yang baik. termasuk buku dan majalah kedokteran terbaru.Pengertian:Hal ini dapat meneakupi:

a. program latihan di Rumah Sakit Jiwab. penyediaan literatur profesional

c. bantuan untuk mengikuti konferensi/kongres;

Standar 7. Evaluasi dan Pengendalian MutuPenilaian kinerja pelayanan laboratorium klinik Rumah Sakit Jiwa dilakukan berdasarkan prosedur baku evaluasi dan pengendalian mutu dengan melaksanakan program pemantapan mutu internal sebagai persyaratan untuk mengikuti program pemantapan mutu eksternal.

Kriteria:

7.1 Semua laboratorium harus mengikuti semua program pengendalian mutu eksternal yang telah diakui untuk menjamin ketepatan data.

7.2 Penilaian mutu internal harus mencakup semua aspek pelayanan laboratorium. Semua staf seharusnya terlibat dalam studi-studi dan berperan serta dalam reneana untuk mengatasi setiap masalah.

Pengertian:

a. Kepala bagian atau supervisor harus memeriksa laporan dan pemeriksaan-pemeriksaan untuk menilai kualitas pekerjaan di laboratorium. Penggunaan dari peralatan dan perlengkapan harus dinilai berulang kali untuk menjamin bahwa peralatan tersebut dapat berfungsi setiap saat. Suatu sistem pengendalian mutu yang efektif meneakup program .... preventif dan korektif. Laporan-laporan yang tepat harus ada dari setiap bagian peralatan, meliputi tanggal inspeksi pengesahan dan evaluasi uji coba serta laporan kerusakan.

b. harus ada program uji coba dan kesahihan pemeriksaan yang baru dan kalibrasi ulang terhadap semua ..., reagen dan sistem evaluasi tabung ... dan pengawasan yang teratur dari hasil yang diperoleh dengan menggunakan contoh standar. Perlengkapan mesin otomatis harus direkalibrasi dan dicek sesuai dengan petunjuk pabrik.

c. Semua reagen padat dan cairan, dan standar harus tersedia, disimpan dan secara periodik diperiksa untuk menjamin komposisi dan hasil permeriksaan. Semua bahan kimia dan .... harus diberi label dan label tersebut tersetut harus diisi keterangan tambahan dan peringatan yang dibutuhkan. Hasil pemeriksaan dengan bahan kimia dan reagen harus dipantau melalui pemeriksaan paralel atau preparat yang diketahui kualitasnya.

d. Patologi klinik

Harus ada data untuk dokumentasi hasil pemeriksaan yang rutin dan jadwal rekalibrasi, setiap kali pemeriksaan harus dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan dengan contoh referensi/standar. Harus ada batas toleransi untuk melanjutkan pemeriksaan, demikian pula batas normal hasil pemeriksaan

f. Hematologi

Prosedur pengawasan kualitas untuk menjamin ketelitian pemeriksaan Hb, jumlah sel dan pemeriksaan langsung lain harus dilaksanakan lebih dari satu kali sehari. Pemerikasaan untuk mengetahui kelainan hemostatik harus dilaku-kan dengan pembanding dan pemeriksaan waktu prothrombin umumnya dilaku-kan duplo. Semua usapan darah yang penting harus disimpan paling sedikit satu tahun.

h. Tiap reagen baru harus diuji dalam hubungannya paralel dengan reagen yang telah diketahui reaksinya sebclum reagen yang baru tersebut dipakai secara rutin.

7.3 Kriteria konduite staf harus ditetapkan oleh kepala laboratorium sesudah berkonsultasi dengan para anggota staf.

7.4 Penilaian konduite staf mempunyai fungsi mendidik dan anggota staf hendakaya

menerima hasil penilaian tersebut sesuai dengan peratuan perundangan yang berlaku (PP No. 30 Tentang hak dan kewajiban pegawai negeri).

XI. PELAYANAN GIZI

Standar 1. Falsafah dan TujuanPelayanan gizi diselenggarakan secara terintegrasi dengan unit pelayanan lain di Rumah Sakit Jiwa, agar dicapai pelayanan gizi yang optimal dan penyelenggaraan makanan yang bermutu tinggi.

Kriteria:1.1 Adanya tujuan tertulis, serta petunjuk yang obyektif. dalam kegiatan pelayanan gizi.

1.2 Sasaran pelayanan gizi adalah pasien rawat inap, pasien rawat