draf permen - standar isi sma - ver 11 mei

100
115 Standar Isi untuk Sekolah Menengah Pertama (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Kelompok A 1. Mata Pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 1.1 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti a. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dimaksudkan untuk meningkatkan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari secara individual maupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, santun, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial demi mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya standar

Upload: kreshna-aditya

Post on 31-Oct-2015

507 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Draf Peraturan Menteri Pendidikan - Standar Isi - Sekolah Menengah Atas - Versi 11 Mei

TRANSCRIPT

115

Standar Isi untuk Sekolah Menengah Pertama (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

Kelompok A 1. Mata Pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 1.1 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti a. Latar Belakang

Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat

manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu

kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa

pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi

nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah

keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan di lingkungan keluarga,

sekolah dan masyarakat.

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dimaksudkan untuk

meningkatkan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan

berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral.

Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan

penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut

dalam kehidupan sehari-hari secara individual maupun kolektif

kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya

bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang

aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk

Tuhan.

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti diberikan dengan mengikuti

tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk

mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak

mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi

pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, santun, harmonis dan produktif, baik

personal maupun sosial demi mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup

di dunia dan akhirat. Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya standar

116

kompetensi sesuai dengan jenjang persekolahan yang secara nasional

ditandai dengan ciri-ciri:

1. lebih menitik beratkan pencapaian kompetensi secara utuh selain

penguasaan materi;

2. mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan

yang tersedia; dan

3. memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan

untuk mengembangkan strategi dan program pembelajaran sesuai

dengan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya pendidikan.

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti diharapkan menghasilkan

manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak,

serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya

dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu

diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan

perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup

lokal, nasional, regional maupun global.

Pendidik diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran

sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar. Peran semua unsur

sekolah, orang tua siswa dan masyarakat sangat penting dalam mendukung

keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam.

Terkait dengan hal-hal tersebut, perlu disusun Kompetensi Mata

Pelajaran (KMP) Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang harus

dikuasai oleh lulusan SMA/MA. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar

penyusunan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran PAI dan Budi Pekerti

Sekolah/Madrasah tersebut.

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA/MA bertujuan

untuk:

1. menumbuhkembangkan aqidah melalui pemberian, pemupukan, dan

pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan,

serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi

manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya

117

kepada Allah SWT demi mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup

di dunia dan akhirat; dan

2. mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak

mulia yang ditunjukkan dalam perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), responsip dan

proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam, serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia.

c. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMA/MA

meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1. Al-Qur’an dan Hadis;

2. Aqidah;

3. Akhlak;

4. Fiqih; dan

5. Sejarah dan Peradaban Islam.

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti menekankan keseim-

bangan, keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia dengan

Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia

dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.

d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

SMA/MA meliputi:

1. Membaca, menulis, menerjemahkan, dan menjelaskan kandungan Al-

Qur’an surat-surat pilihan dan Hadits terkait, serta mengamalkan

ajarannya dalam kehidupan sehari-hari;

2. Mengamalkan keimanan dan ibadah dengan pemahaman sesuai ajaran

agama Islam;

3. Membiasakan perilaku mulia yang meliputi kerja keras, kontrol diri,

prasangka baik, perpakaian islami, persaudaraan, semangat menuntut

ilmu, toleransi, berpikir kritis, taat aturan, bersikap demokratis, saling

118

menasehati dalam kebaikan, menjauhkan diri dari khamr, narkoba, judi,

pergaulan bebas, dan zina;

4. Mengambil pelajaran dari sejarah peradaban Islam masa kejayaan dan

masa modern (th 1800 M - sekarang), perkembangan Islam di Indonesia

serta menganalisis faktor-faktor kemajuan dan kemunduran peradaban

Islam;

5. Membiasakan hidup rukun dan damai intra-umat dan antar-umat

beragama selaras dengan wawasan Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI).

119

1.2 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti a. Latar Belakang

Agama memiliki peran dan fungsi yang amat penting dalam kehidupan

umat manusia. Agama berfungsi sekurang-kurangnya sebagai pemberi

identitas dan penuntun moral. Karena itu agama menjadi pemandu dalam

upaya untuk mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, bermartabat,

tetapi juga menuntun kepada sikap dan perilaku adil, damai dan peduli.

Menyadari peran agama yang amat penting bagi kehidupan umat manusia

maka pendidikan agama serta internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan

setiap pribadi ditempuh melalui pendidikan agama baik di lingkungan

keluarga, sekolah maupun komunitas agamawi masing-masing. Sekolah

dengan demikian bukan satu-satunya konteks di mana pendidikan agama

terjadi, dan karena itu tidak semua hal harus disajikan di sekolah agar tidak

terjadi pengulangan pokok-pokok yang sama dalam konteks lainnya.

Pendidikan agama dimaksudkan untuk meningkatkan potensi manusia

seutuhnya khususnya dimensi spiritual, sehingga membentuk peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa dan berakhlak mulia. Dengan demikian, peserta didik dapat

menghargai kehidupan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, keadilan,

perdamaian, dan kasih. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan,

pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-

nilai tersebut dalam kehidupan individual maupun kolektif/kemasyarakatan.

Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan untuk

optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya

mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.

Penerapan Kompetensi Dasar di mata pelajaran Pendidikan Agama

Kristen, sangat tepat dalam rangka menerapkan pendekatan dalam

Pendidikan Agama Kristen yang memungkinkan tercapainya internalisasi

nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan peserta didik pada jenjang Pendidikan

Dasar dan Menengah. Kompetensi Dasar disajikan sesuai dengan tingkat

perkembangan intelektual, emosional, dan moral anak didik sehingga

memberikan ruang kepada keunikan masing-masing individu.

Kompetensi Dasar pendidikan agama Kristen lebih merupakan

penuntun dalam membimbing peserta didik berjumpa dengan Tuhan yang

120

maha pengasih dalam Yesus Kristus. Dengan demikian peserta didik dapat

merespons kasih Tuhan dengan cara mengasihi Tuhan melalui kasihnya

kepada sesama dan pemeliharaan atas alam ciptaan Tuhan yang

diekspresikan dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik belajar mengenal

dan bersekutu dengan Allah secara akrab karena sesungguhnya Allah itu

ada dan selalu ada dan berkarya dalam hidup mereka sebagai sahabat.

Hakikat Pendidikan Agama Kristen seperti yang tercantum dalam hasil

Lokakarya Strategi Pendidikan Agama Kristen di Indonesia tahun 1999

adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan kontinu dalam rangka

mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh

Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Allah di dalam Yesus Kristus

yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap sesama dan

lingkungan hidupnya. Dengan demikian, setiap orang yang terlibat dalam

proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen memiliki tanggung jawab

untuk mewujudkan tanda-tanda Kerajaan Allah dalam kehidupan pribadi

maupun dalam kehidupan bersama.

Pada dasarnya Pendidikan Agama Kristen dimaksudkan untuk

menyampaikan kabar baik (euangelion = injil), tentang Allah yang mahakasih,

baik sebagai pencipta, pemelihara, penyelamat serta pembaharu manusia

dan seluruh ciptaan-Nya, maupun nilai-nilai Kristiani yang pokok sebagai

penuntun kehidupan moral dan etis. Dengan demikian, pengembangan

Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Kristen pada Pendidikan Dasar dan

Menengah mengacu kepada pokok kepercayaan Kristiani yang mendasar

tentang Allah dan karya-Nya, serta nilai-nilai Kristiani yang patut diterapkan

dalam kehidupan keseharian peserta didik.

Berdasarkan pemahaman tersebut, maka rumusan Kompetensi Dasar

Pendidikan Agama Kristen di sekolah dibatasi hanya pada aspek yang

secara substansial mampu mendorong terjadinya transformasi dalam

kehidupan peserta didik, sehingga mereka dapat menghayati dan

mengamalkan nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan sehari-hari.

Fokus Kompetensi Dasar berpusat pada pengalaman konkret peserta

didik (life centered). Artinya, pembahasan Kompetensi Dasar didasarkan

pada pengalaman konkret peserta didik mulai dari lingkungan paling dekat:

keluarga (orang tua), tetangga, teman bermain, sekolah, komunitas iman,

121

masyarakat, dan lingkungan alamnya. Iman dan nilai-nilai Kristiani berfungsi

sebagai cahaya yang menerangi tiap sudut kehidupan manusia.

Terkait dengan hal-hal tersebut, perlu disusun Kompetensi Mata

Pelajaran (KMP) Pendidikan Agama Kristen yang harus dikuasai oleh lulusan

SMA. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar

(KD) pelajaran Pendidikan Agama Kristen.

b. Tujuan Mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti di SMA

bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Mengenal dan mengimani Allah yang maha pengasih yang menciptakan,

memelihara manusia, alam semesta dan isinya, serta yang

menyelamatkan dalam Yesus Kristus.

2. Merespons kasih Allah dengan cara bersyukur baik melalui ibadah yang

benar, maupun melalui penerapan nilai kasih, menghormati dan

menyayangi orang tua, dan sesama dalam lingkungan konkretnya.

3. Memiliki kepekaan yang tinggi terhadap penderitaan sesama,

memperjuangkan demokrasi, keadilan, dan hak asasi manusia.

4. Bertanggung jawab dalam mengembangkan dan memanfaatkan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

5. Menghayati imannya secara bertanggung jawab dalam konteks

masyarakat yang majemuk.

.

c. Ruang Lingkup Ruang lingkup Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti di SMA

meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1. Allah dan karya-karya-Nya sebagai pencipta, pemelihara, penyelamat

dalam Yesus Kristus, serta pembaharu melalui Roh Kudus.

2. Nilai-nilai Kristiani:

a. menjunjung tinggi nilai-nilai pergaulan remaja Kristiani;

b. bertanggung jawab mengembangkan dan menggunakan ilmu

pengetahuan dan teknologi secara bertanggung jawab;

c. bersikap jujur dan anti keserakahan;

122

d. bersikap terbuka dan toleran dalam pergaulan hidup dalam konteks

masyarakat majemuk;

e. menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia;

f. berdisiplin, bekerja keras dan peduli lingkungan;

g. memperlihatkan buah Roh dalam kehidupannya.

Karena jenjang pendidikan SMA merupakan jenjang terakhir dalam

pendidikan dasar dan menengah serta persiapan memasuki perguruan tinggi,

maka sebagai klimaks dari Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Kristen di

SMA, peserta didik dibimbing untuk mampu menjadi pembawa kabar baik:

dengan menjadi pembawa damai sejahtera dalam kehidupan pribadi,

keluarga, gereja, masyarakat dan bangsa.

d. Kompetensi Mata Pelajaran

Kompetensi mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi

Pekerti di SMA meliputi:

Mewujudkan perilaku Kristiani dalam pergaulan hidup sebagai remaja.

1. Menjelaskan dasar etis mengenai tanggung jawab mengembangkan dan

menggunakan IPTEK.

2. Mengembangkan sikap kritis terhadap perkembangan IPTEK.

3. Bersikap kritis terhadap gaya hidup konsumerisme dan hedonisme.

4. Mewujudkan sikap dan praktik hidup rukun/damai dengan sesama umat

seagama dan antar umat beragama dalam konteks NKRI

123

1.3 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti a. Latar Belakang

Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat

manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu

kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari bahwa peran

agama amat penting bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi agama

dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh

melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun

masyarakat.

Pendidikan Agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik

menjadi manusiayang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa

dan berakhlak mulia serta peningkatan potensi spiritual. Akhlak mulia

mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan

Agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman,

dan penanaman nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan individual ataupun

kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada

akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki

manusiayang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai

makhluk Tuhan.

Pendidikan Agama Katolik adalah usaha yang dilakukan secara

terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan

kemampuan peserta didik untuk memperteguh iman dan ketaqwaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran Gereja Katolik, dengan tetap

memperhatikan penghormatan terhadap agama lain dalam hubungan

kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan

persatuan nasional.

Dari pengalaman dapat dilihat bahwa apa yang diketahui

(pengetahuan, ilmu) tidakselalu membuat hidup seseorang sukses dan

bermutu. Tetapi kemampuan, keuletan dan kecekatan seseorang untuk

mencernakan dan mengaplikasikan apa yang diketahui dalam hidup nyata,

akan membuat hidup seseorang sukses dan bermutu. Demikian pula dalam

kehidupan beragama. Orang tidak akan beriman dan diselamatkan oleh

apayang ia ketahui tentang imannya, tetapi terlebih oleh pergumulannya

bagaimana ia menginterpretasikan dan mengaplikasikan pengetahuan

124

imannya dalam hidup nyata sehari-hari. Seorang beriman yang sejati

seorang yang senantiasa berusaha untuk melihat, menyadari dan

menghayati kehadiran Allah dalam hidup nyatanya, dan berusaha untuk

melaksanakan kehendak Allah bagi dirinya dalam konteks hidup nyatanya.

Oleh karena itu Pendidikan Agama Katolik di sekolah merupakan salah

satuusaha untuk memampukan peserta didik menjalani proses pemahaman,

pergumulan dan penghayatan iman dalam konteks hidup nyatanya. Dengan

demikian proses/pendekatan ini mengandung 4 unsur yaitu: penyajian fakta/

pengalaman manusiawi, pengidentifikasi nilai-nilai luhur dari fakta,

penegasan nilai religius/iman menurut ajaran agama Katolik seperti terdapat

dalam Kitab Suci, dokumen ajaran Gereja, dan tradisi katolik,serta diakhiri

dengan pilihan untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai iman yang ditawarkan.

Oleh karena hal-hal tersebut di atas dan dengan memperhatikan

kompetensi inti (KI) yang terdapat dalam standar kompetensi lulusan, perlu

disusun kompetensi mata pelajaran (KMP) pelajaran agama katolik yang

harus dikuasai oleh lulusan SMA. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar

penyusunan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran agama Katolik.

b. Tujuan Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti pada dasarnya bertujuan

agar peserta didik memiliki kemampuan untuk membangun hidup yang

semakin beriman. Membangun hidup beriman Kristiani berarti membangun

kesetiaan pada Injil Yesus Kristus, yang memiliki keprihatinan tunggal, yakni

Kerajaan Allah. Kerajaan Allah merupakan situasi dan peristiwa

penyelamatan: situasi dan perjuangan untuk perdamaian dan keadilan,

kebahagiaan dan kesejahteraan, persaudaraan dan kesetiaan, kelestarian

lingkungan hidup, yang dirindukan oleh setiap orang dari pelbagai agama

dan kepercayaan.

c. Ruang Lingkup Ruang lingkup pembelajaran mencakup empat aspek yang telah

dibahas di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Keempat aspek

ini akan dibahas semakin mendalam sesuai tingkat kemampuan pemahaman

125

peserta didik pada jenjang Sekolah Menengah Atas. Keempat aspek itu

adalah sebagai berikut:

1. Pribadi peserta didik

2. Yesus Kristus

3. Gereja

4. Kemasyarakatan

d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi

Pekerti di SMA merupakan standar umum minimal yang meliputi: dasar-

dasar umum ajaran iman Katolik yang harus diketahui, dihayati dan

diamalkan para peserta didik. Oleh karenanya, untuk meningkatkan

kompetensi mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti dapat

membuka peluang bagi pengayaan lokal sesuai kebutuhan sekolah setempat

bertolak dari 4 ruang lingkup/aspek tersebut di atas. Kompetensi mata

pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di SMA meliputi:

1. Memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan hatinurani secara

bertanggung jawab

2. Memiliki sikap kritis terhadap berbagai berbagai pengaruh dan gaya

hidup berdasarkan prinsip iman kristiani kepada Allah Bapa, Putera, dan

Roh Kudus.

3. Mempertahankan iman kepada Allah Bapa, Putera, dan Roh Kudus

dengan perbuatan-perbuatan baik dalam hidup sehari-hari

4. Memahami Gereja Katolik sebagai Lembaga agama yang menyampaikan

kebenaran-kebenaran Kristiani dan memperjuangkan nilai-nilai Kerajaan

Allah

5. Mampu membedakan sumber ajaran Kristiani berupa Kitab Suci, Ajaran

Gereja, dan tradisi.

6. Mampu menyusun doa-doa sesuai prinsip liturgi Katolik

7. Memperjuangkan nilai-nilai kerjaaan Allah (kebenaran, perdamaian,

Keadilan dan Cinta Kasih) dalam masyarakat seperti yang diajarkan oleh

Gereja Katolik, terutama melalui ajaran-ajaran sosial gereja.

126

1.4 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti a. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat

manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan suatu

kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari bahwa peran

agama amat penting bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi agama

dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh

melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun

masyarakat.

Pendidikan Agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

dan berakhlak mulia serta peningkatan potensi spritual. Akhlak mulia

mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan

Agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman,

dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut

dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan

potensi spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai

potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan

martabatnya sebagai makhluk Tuhan.

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti adalah usaha yang dilakukan

secara terencana, bertahap dan berkesinambungan dalam rangka

mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memperteguh keimanan

dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, serta

peningkatan potensi spiritual sesuai dengan ajaran agama Hindu. Jadi

pendidikan agama diharapkan juga agar peserta didik memiliki kemampuan

untuk meyakini keberadaan Tuhan, mampu hidup bersama sebagai

komunitas masyarakat yang baik dan mampu memanfaatkan potensi dirinya

dengan baik untuk memanfaatkan ciptaan Tuhan (berupa dunia ini) untuk

kehidupannya yang lebih baik, dalam rangka mencapai tujuan hidupnya

(Mokshartham dan Jagadhita)

Pendekatan yang semestinya digunakan dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti guna mencapai tujuan sebagai

tersebut di atas adalah pendekatan kontektual, dalam arti peserta didik

diarahkan untuk memahami tema-tema pembelajaran yang mengambil

127

contoh terkait dengan kehidupan sehari-hari. Dengan demikian maka

peserta didik secara tidak langsung akan tergiring pada kenyataan bahwa

ilmu agama adalah sesungguhnya ilmu yang harus bisa diaplikasikan dan

benar-benar bermakna untuk hidup kita sehari-hari.

Terkait dengan hal-hal tersebut dan dengan memperhatikan

Kompetensi Inti (KI) yang diberikan dalam Standar Kompetensi Lulusan,

perlu disusun Kompetensi Mata Pelajaran (KMP) Pendidikan Agama Hindu

dan Budi Pekerti yang harus dikuasai oleh lulusan SMA. KMP ini selanjutnya

dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti sekolah tersebut.

b. Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui Mata Pelajaran Pendidikan

Agama Hindu dan Budi Pekerti di tingkat SMA adalah sebagai berikut:

1. Menumbuh kembangkan dan meningkatkan kualitas Sradha dan Bhakti

kehadapan Brahman, dan seseorang menyadari hakekat kehidupannya

di jagat raya ini.

2. Mewujudkan insan Sadhu-Gunawan (bersusila dan berguna untuk

kehidupan)

3. Membangun insan yang toleran yang gemar mewujudkan kerukunan.

4. Memantapkan pelaksanaan ibadah agama secara sadar baik untuk

pribadi maupun kelompok

5. Mewujudkan insan yang memahami kandungan ajaran yang tertera

dalam kitab suci Weda

6. Meningkatkan kesadaran akan peran penting sejarah perkembangan

Agama Hindu dalam kontek kehidupan di masa yang akan datang

c. Ruang Lingkup Ruang lingkup pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti di tingkat

SMP meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1. Tattwa

2. Susila

3. Acara

4. Weda

128

5. Sejarah Agama Hindu

d. Kompetensi Mata Pelajaran Adapun kompetensi yang diharapkan dari pembelajaran Pendidikan

Agama Hindu dan Budi Pekerti di tingkat SMA adalah agar para peserta didik

mampu:

1. Menyadari Eksistensi Brahman/Tuhan, Alam semesta dan keberadaan

Manusia

2. Menyadari dan mengamalkan dengan sadar ajaran yang berfungsi

membangun pribadi yang positif dan negatif

3. Menyadari, mengamalkan ajaran yang mengarahkan untuk hidup rukun,

harmonis, dan damai

4. Menyadari dan mengamalkan ajaran ibadah keagamaan dengan benar

5. Menyadari secara komprehenship kandungan ajaran kitab suci weda

6. Menyadari dan mampu memetik hikmah sejarah perkembangan Agama

Hindu baik secara nasional maupun internasional

129

1.5 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti a. Latar Belakang

Agama berperan sangat penting dalam menghadapi proses perubahan

(anicca) kehidupan umat manusia. Agama menjadi petunjuk jalan dalam

upaya mewujudkan kehidupan yang selaras, damai, bermartabat, dan

bermakna. Kesadaran terhadap pentingnya peran agama bagi kehidupan

umat manusia maka faktor pendukung proses internalisasi nilai-nilai universal

dalam kehidupan merupakan kebutuhan, yang harus ditempuh melalui

pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Pendidikan adalah penerusan nilai, pengetahuan, kemampuan, sikap

dan tingkah laku; dalam pengertian yang luas pendidikan adalah hidup itu

sendiri, sebagai proses menyingkirkan kebodohan dan mendewasakan diri

menuju kesempurnaan. Masalah sentral pendidikan dalam pandangan

Buddha adalah penderitaan manusia. Penderitaan bersumber pada

keinginan yang rendah (tanha), keinginan sendiri timbul tergantung pada

faktor lain yang mendahuluinya. Buddha menempatkan kebodohan (avijja)

dalam rumusan rangkaian sebab musabab yang saling bergantungan

(paticcasamuppada), di urutan pertama.

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti merupakan proses

internalisasi (paratoghosa) yang dilakukan secara bertahap dalam rangka

mengembangkan potensi peserta didik agar dapat memahami nilai-nilai

ajaran Buddha, menerapkannya dalam kehidupan, sehingga meperoleh

kemajuan spiritual. Pendidikan diperoleh dari terminologi 'sikkha' (education)

secara umum merupakan proses latihan, belajar, mempelajari,

pengembangan, dan pencapaian penerangan. Secara natural termasuk

latihan moral yang tinggi (síla), konsentrasi (samadhi), dan kebijaksanaan

atau pengetahuan (pañña). Secara holistik berhubungan dengan

pengembangan fisik (kaya bhavana), pengembangan sosial (sila bhavana),

pengembangan mental (citta bhavana), dan pengembangan intelektual

(panna bhavana) sehingga menghasilkan keluaran teman yang baik

(kalyanamitta).

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di Sekolah mengacu

kepada Ajaran Sakyamuni Buddha (Buddha Gautama) yang terdapat dalam

Kitab Suci Tripitaka (Tipitaka). Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti

130

memiliki karakteristik pokok yaitu penguasaan pengetahuan secara

komprehensif (Pariyatti), mempraktikan hasil yang dipelajari menjadi

pedoman dalam berperilaku sehari-hari (Pariyatti), dan pencapaian atau

pencerahan (Pativedha). Diharapkan dapat diselenggarakan menggunakan

pendekatan dan metode yang sesuai dengan karakteristik dan

perkembangan peserta didik.

Terkait dengan hal-hal tersebut dan dengan memperhatikan

Kompetensi Inti (KI) yang diberikan dalam Standar Kompetensi Lulusan,

perlu disusun kompetensi mata pelajaran (KMP) Pendidikan Agama Buddha

dan Budi Pekerti yang harus dikuasai oleh lulusan SMA. KMP ini selanjutnya

dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran Pendidikan

Agama Buddha dan Budi Pekerti sekolah tersebut.

b. Tujuan Mata pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di SMA

bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami konsap-konsep dasar agama Buddha yang berhubungan

dengan pemecahan masalah secara individu, sosial, dan isu-isu global.

2. Menganalisa berbagai fenomena dan kejadian berdasarkan proses kerja

hukum Empat Kebenaran Mulia, Hukum Karma dan Kelahiran Kembali,

Tiga Corak Universal, dan Sebab Akibat yang Saling Bergantungan.

3. Mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya yang memahami,

menghayati, mengamalkan/menerapkan Dharma kontektual sesuai Kitab

Suci Tripitaka (Tipitaka) dalam kehidupan sehari-hari.

4. Melaksanakan pengembangan batih dalam kehidupan sehari-hari.

c. Ruang Lingkup Mata pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di SMP

meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1. Keyakinan (Saddha)

2. Perilaku/moral (Sila)

3. Meditasi (Samadhi)

4. Kebijaksanaan (Panna).

5. Kitab Suci Agama Buddha Tripitaka (Tipitaka)

131

6. Sejarah

d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi

Pekerti Meliputi:

1. Mendeskripsikan sejarah penulisan, ruang lingkup dan intisari Tripitaka

2. Mengidentifikasi ciri khas agama Buddha, merumuskan peranan Agama

Buddha dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya.

3. Merumuskan peranan kehidupan beragama dan tujuan hidup

berdasarkan agama Buddha.

4. Menalar berbagai fenomena kehidupan sebagai akibat proses kerja

hukum tertib kosmis (niyama)

5. Menganalisa berbagai fenomena dan kejadian berdasarkan proses kerja

hukum Empat Kebenaran Mulia, Hukum Karma dan Kelahiran Kembali,

Tiga Corak Universal, dan Sebab Akibat yang Saling Bergantungan.

6. Merumuskan puja terkait dengan budaya, dan mempraktikkan puja dan

doa dalam kehidupan sehari-hari,

7. Mengembangkan perilaku disiplin dengan berkata, berbuat dan

penghidupan benar.

8. Mengembangkan konsentrasi dengan melakukan usaha, perhatian, dan

konsentrasi Benar sebagai praktik dari Jalan Mulia Berunsur Delapan

9. Mengembangkan pandangan dan pikiran benar sebagai pelaksanaan

Jalan Mulia Berunsur Delapan.

10. Memahami aspek-aspek dan pengklasifikasian sila, prinsip-prinsip

normatif serta kriteria baik dan buruk suatu perbuatan.

11. Mengembangkan perilaku ramah lingkungan dan responsif sebagai

bentuk kepedulian lingkungan

12. Mengembangkan perilaku gotong royong, kerjasama, cinta damai, dan

proaktif sebagai bentuk kepedulian sosial.

13. Mendeskripsikan konsep alam semesta dan alam-alam kehidupan.

14. Mendeskripsikan konsep makhluk-makhluk suci sebagai hasil

pengembangan dan pemurnian batin.

15. Mengatasi masalah-masalah kehidupan sesuai dengan ajaran Buddha

132

16. Mempraktikkan meditasi perhatian penuh (mindfulness) dalam kehidupan

sehari-hari.

17. Memahami sejarah perkembangan agama zaman Mataram kuno,

Sriwijaya, Majapahit, masa penjajahan, dan kemerdekaan sehingga

memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.

133

1.6 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti a. Latar Belakang

Agama memiliki peran dan fungsi yang amat penting dalam kehidupan

umat manusia. Sekurang-kurangnya agama berfungsi sebagai pemberi

identitas dan menjadi penuntun moral. Karena itu agama menjadi pemandu

dalam upaya untuk mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna,

bermartabat, tetapi juga menuntun kepada sikap dan perilaku adil, damai dan

peduli. Menyadari peran agama amat penting bagi kehidupan umat manusia

maka pendidikan agama serta internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan

setiap pribadi ditempuh melalui pendidikan agama baik pendidikan di

lingkungan keluarga, sekolah maupun komunitas keagamaan masing-

masing. Sekolah dengan demikian bukan satu-satunya tempat pendidikan

agama terjadi, dan karena itu tidak semua hal harus disajikan di sekolah agar

tidak terjadi pengulangan dari pokok-pokok yang sama dalam konteks

lainnya.

Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi manusia

seutuhnya khususnya dimensi spiritual, sehingga membentuk peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa dan berakhlak mulia. Dengan demikian peserta didik dapat

menghargai kehidupan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran,keadilan,

perdamaian, dan kasih-sayang. Peningkatan potensi spritual mencakup

pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta

pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual maupun

kolektif/kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada

akhirnya bertujuan untuk optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia

yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk

Tuhan.

Penerapan Kompetensi Dasar di mata pelajaran Pendidikan Agama

Khonghucu mendukung tercapainya internalisasi nilai-nilai dalam agama

Khonghucu dalam kehidupan peserta didik pada jenjang pendidikan

menengah. Kompetensi Dasar disajikan dengan cara menyesuaikan tingkat

perkembangan intelektual, emosional, dan moral anak didik karenanya

memberikan ruang kepada keunikan masing-masing individu.

134

Kompetensi Dasar pendidikan Agama Khonghucu lebih merupakan

penuntun dalam membimbing peserta didik dalam upaya pencarian dan

perjumpaan dengan Tuhan yang Maha Esa. Dengan demikian peserta didik

dapat merespons Karunia Tuhan (Tian Ming) dengan cara menjalankan

perintahNya (Cheng Ming) melalui pelayanan dan pengabdian kepada

sesama manusia (Shi ren er shi Tian) dan pemeliharaan dan pelestarian atas

alam semesta dan isinya sebagai ciptaan Tuhan.

Hakikat pendidikan agama Khonghucu adalah usaha yang dilakukan

secara terencana dan kontinu dalam rangka mengembangkan kemampuan

peserta didik agar dengan semangat membina diri dapat dinyatakan dalam

kehidupan sehari-hari terhadap sesama dan lingkungan hidupnya. Dengan

demikian, setiap orang yang terlibat dalam proses pembelajaran agama

Khonghucu memiliki tanggungjawab untuk mewujudkan kebahagiaan dan

kesentosaan dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan bersama.

Pada dasarnya pendidikan agama Khonghucu dimaksudkan untuk

menyampaikan ajaran agama Khonghucu secara utuh dan jelas agar peserta

didik dapat hidup didalam Jalan Suci Tuhan sebagai penuntun kehidupan

moral dan etis. Dengan demikian, pengembangan Kompetensi Dasar

pendidikan agama Khonghucu pada Pendidikan Dasar dan Menengah

mengacu kepada Kitab Suci Si Shu dan Wu Jing serta tata agama yang

disusun oleh Dewan Rohaniwan Matakin. Materi Pendidikan agama

Khonghucu bukan bersumber pada tradisi Tionghua dan tidak dicampur-aduk

dengan tradisi Tionghua, tetapi juga tidak untuk menentang tradisi Tionghua

yang bernilaii positip.

Fokus Kompetensi Dasar berpusat pada pengalaman konkrit peserta

didik (life centered). Artinya, pembahasan Kompetensi Dasar didasarkan

pada pengalaman konkrit peserta didik mulai dari lingkungan paling dekat:

keluarga (orang tua), tetangga, teman bermain, dan sekolah. Terkait dengan

hal-hal tersebut, perlu disusun Kompetensi Mata Pelajaran (KMP) agama

Khonghucu yang harus dikuasai oleh lulusan Sekolah Menengah Atas. KMP

ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran

Agama Khonghucu di sekolah.

135

b. Tujuan Mata pelajaran Agama Khonghucu dan Budi pekerti di SMA bertujuan

agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Peserta didik mengimani adanya Tian yang maha Esa yang menciptakan

alam semesta dan isinya, mengatur dan memelihara serta menjaga agar

yang tidak lurus tetap diluruskan sesuai kodratnya 2. Peserta didik berdisiplin, bermoral berakhlak mulia, mempunyai rasa

peduli kepada orang lain dalam keluarga dan masyarakat, rajin belajar

hormat kepada guru dan mampu bekerja sama dengan teman-temannya.

3. Peserta didik mempunyai rasa tanggungjawab dan mampu memelihara

lingkungan hidup di sekitarnya.

4. Peserta didik meyakini kedudukan Nabi Khongcu sebagai Utusan Tuhan

atau Genta Rohani untuk memperbaiki kehidupan manusia

5. Peserta didik berbakti kepada orang tua, menyayangi saudarak

menghargai persahabatan, dan hidup rukun dengan tetangga dan

lingkungannya

6. Peserta didik meyakini kebenarani Kitab Si Shu Wu Jing untuk membina

kehidupan manusia

7. Peserta didik percaya adanya Roh dan Nyawa

8. Peserta didik memahami fungsi dan manfaat keberadaan kelenteng di

berbagai kota.

9. Peserta didik memahami fungsi dan manfaat kegiatan berbagai upacara

keagamaan Khonghucu di kelenteng

10. Peserta didik memahami perbagai kelompok agama yang lain dalam

masyarakatnya

c. Ruang Lingkup Mata pelajaran Agama Khonghucu dan budi pekerti di SMA meliputi

aspek-aspek sebagaii berikut:

1. Keimanan agama Khonghucu

2. Jalan Suci Junzi

3. Kitab Suci agama Khonghucu

4. Sejarah Suci agama Khonghucu

5. Tata ibadah agama Khonghucu

136

d. Kompetensi Mata Pelajaran

Kompetensi mata pelajaran Agama Khonghucu dan Budi Pekerti di

SMA meliputi:

1. Mengenal Watak Sejati atau Xing yaitu Ren, Yi, Li, Zhi.

2. Melaksanakan delapan langkah pembinaan diri sesuai dengan isi kitab

Da Xue bab utama.

3. Berbakti kepada orang tua, menyayangi saudara, menghormati undang-

undang negara, dan melakukan kewajiban sebagai warganegra yang

baik.

4. Melakukan ibadah secara teratur sesuai dengan waktu yang telah

ditetapkan di rumah, Litang, atau Miao (kelenteng).

5. Mengenal riwayat nabi Khongcu dan murid-muridnya.

6. Mengenal para shenming dan perbuatan baiknya.

7. Mengenal simbol suci agama Khonghucu.

8. Mengenal tata upacara ibadah di kelenteng.

9. Mengenal tata ibadah dan kebaktian di Litang.

10. Memahami isi kitab suci.

11. Mengenal sejarah dan kebudayaan Indonesia dan sejarah agama

Khonghucu di Indonesia.

12. Mengenal Ba De atau Delapan Kebajikan.

13. Mengenal Lima Kebajikan dan empat pantangan.

14. Mengenal para Nabi Purba dan karyanya.

15. Mengenal cara memberi salam dan memberi hormat menurut agama

Khonghucu.

137

2. Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

a. Latar Belakang

Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta

didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten

untuk mengawal dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI). Hakikat NKRI adalah negara kebangsaan modern. Negara

kebangsaan modern adalah negara yang pembentukannya didasarkan pada

semangat kebangsaan --atau nasionalisme-- yaitu pada tekad suatu

masyarakat untuk membangun masa depan bersama di bawah satu negara

yang sama walaupun warga masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras,

etnik, atau golongannya. [Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha

Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan

Kemerdekaan Indonesia (PPKI), Jakarta: Sekretariat Negara Republik

Indonesia, 1998].

Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta

didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten

untuk mengawal dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI). Hakikat NKRI adalah negara kebangsaan modern. Negara

kebangsaan modern adalah negara yang pembentukannya didasarkan pada

semangat kebangsaan --atau nasionalisme-- yaitu pada tekad suatu

masyarakat untuk membangun masa depan bersama di bawah satu negara

yang sama walaupun warga masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras,

etnik, atau golongannya. [Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha

Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan

Kemerdekaan Indonesia (PPKI), Jakarta: Sekretariat Negara Republik

Indonesia, 1998].

Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat

kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945), perlu ditingkatkan secara terus

menerus untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang NKRI.

Secara historis, negara Indonesia telah diciptakan sebagai Negara Kesatuan

dengan bentuk Republik.

138

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang

berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha

Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan

kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. [Pembukaan UUD NRI 1945]

Dalam perkembangannya sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sampai

saat ini, rakyat Indonesia telah mengalami berbagai peristiwa yang

mengancam keutuhan negara. Untuk itu diperlukan pemahaman yang

mendalam dan komitmen yang kuat serta konsisten terhadap prinsip dan

semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD NRI 1945. Konstitusi

Negara Republik Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh komponen

bangsa Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.

Indonesia harus menghindari sistem pemerintahan otoriter yang

memasung hak-hak warga negara untuk menjalankan prinsip-prinsip

demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Kehidupan yang demokratis di dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan

keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintahan, dan organisasi-organisasi

non-pemerintahan perlu dikenal, dipahami, diinternalisasi, dan diterapkan

demi terwujudnya pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi. Selain itu, perlu

pula ditanamkan kesadaran bela negara, penghargaan terhadap hak asasi

manusia (HAM), kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup,

tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak,

serta sikap dan perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan

warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan

kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang memiliki rasa

kebangsaan dan cinta tanah air, cerdas, terampil, dan berkarakter yang

diamanatkan oleh Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia 1945.

Terkait dengan hal-hal tersebut, perlu disusun Kompetensi Mata

Pelajaran (KMP) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang harus

dikuasai oleh lulusan SMA/MA. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar

139

penyusunan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Pendidikan Pancasila

dan Kewarganegaraan di sekolah tersebut.

b. Tujuan Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan bertujuan

agar peserta didik dapat:

1. berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan;

2. berpartisipasi aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas

dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-

korupsi;

3. bersikap positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya; dan

4. berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi

dan komunikasi.

c. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan mencakup komponen-komponen sebagai berikut:

1. persatuan dan kesatuan bangsa

2. norma, hukum dan peraturan

3. hak asasi manusia

4. kebutuhan warga negara

5. konstitusi negara

6. kekuasan dan politik

7. Pancasila

d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarga-

negaraan meliputi: 1. menerapkan hidup rukun, damai, dan bersatu dalam keberagaman

140

karakteristik individu sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa;

2. memahami dan menerapkan hidup tertib, jujur, disiplin, bertanggung

jawab, santun, peduli, toleran, kasih sayang, dan percaya diri dalam

berinteraksi di rumah dan di sekolah berdasarkan Pancasila;

3. menampilkan perilaku jujur, disiplin, senang bekerja keras dan anti

korupsi dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan nilai-nilai Pancasila;

4. memahami dan menghargai keutuhan Negara Kesatuan Republik

Indonesia, Pancasila dan UUD NRI 1945, undang-undang, peraturan,

kebiasaan, adat istiadat, kebiasaan, dan keputusan bersama

berdasarkan nilai-nilai Pancasila;

5. memahami dan menghargai Indonesia sebagai bangsa yang beragam

dalam suku, agama, ras, budaya, gender dalam bingkai Bhinneka

Tunggal Ika;

6. memahami kerangka umum dan isi pokok UUD NRI 1945 dan

pelaksanaan demokrasi konstitusional meliputi perlindungan dan

pemajuan HAM, perlindungan dan penegakan hukum, pelaksanaan

pemilu, hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan

daerah, sistem hukum dan peradilan nasional dan internasional;

7. memahami dan menghargai semangat kebangsaan, nasionalisme dan

patriotisme dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;

dan

8. memahami dan mengevaluasi sistem pemerintahan, politik luar negeri,

dan hubungan Indonesia dengan negara tetangga.

141

3. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia a. Latar Belakang

Bahasaberperan sangat penting dan sentral dalam perkembangan

intelektual, sosial, dan emosional peserta didik sekaligus merupakan sarana

untuk mencapai keberhasilan dalam mempelajari semua mata pelajaran.

Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya,

budayanya, dan budaya orang lain. Selain itu, pembelajaran bahasa menjadi

sarana pembentukan karakter peserta didik seperti jujur, disiplin, tanggung

jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif,

dan proaktif dalam mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi

dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan

serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam

dirinya.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk mencapai

peningkatan kemampuan peserta didik berkomunikasi dalam bahasa

Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta

menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

Kompetensi mata pelajaran (KMP) Bahasa Indonesia merupakan

kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang terdiri atas keterampilan

berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis), kebahasaan,

kesastraan, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar

kompetensi mata pelajaran ini merupakan indikator bagi peserta didik dalam

mencapai pemahaman dan kemampuan merespons situasi lokal, regional,

nasional, dan global.

Berkenaan dengan hal itu, perlu disusun kompetensi mata pelajaran

(KMP) Bahasa Indonesia yang harus dimiliki oleh lulusan SMA/MA. KMP ini

selanjutnya menjadi dasar dalam penyusunan kompetensi dasar (KD)

pelajaran Bahasa Indonesia pada jenjang tersebut.

b. Tujuan Tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah peserta didik dapat:

1. berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang

berlaku, baik secara lisan maupun tulis;

2. menghargai bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa

negara;

142

3. menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa

negara dengan penuh kebanggaan;

4. memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan

kreatif untuk berbagai tujuan;

5. menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan nilai-nilai

pendidikan karakter, kemampuan intelektual, serta kematangan

emosional dan sosial;

6. menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,

memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan berbahasa; dan

7. menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah

budaya dan intelektual manusia Indonesia.

c. RuangLingkup

Mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakupi komponen keterampilan

berbahasa, kebahasaan, dan kesastraan yang meliputi aspek-aspek:

1. menyimak,

2. berbicara,

3. membaca,

4. menulis,

5. kebahasaan,

6. kesastraan, dan

7. kesantunan berbahasa.

Pada akhir pendidikan di SMA/MA, peserta didik diharapkan telah

membaca sekurang-kurangnya lima puluh buku sastra dan nonsastra

d. Kompetensi Mata Pelajaran

1. Keterampilan Berbahasa

a. Menyimak

Memahami wacana lisan yang berupa berita, laporan hasil

observasi, prosedur kompleks, negosiasi, saran, pidato, wawancara,

diskusi, seminar, iklan, editorial/opini, dan pembacaan karya sastra

berbentuk puisi lama (pantun, syair, dsb.), puisi baru, cerita rakyat,

drama, cerpen, dan penggalan novel.

143

b. Berbicara

Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran,

perasaan, dan informasi dalam kegiatan menyampaikan berita,

laporan hasil observasi/hasil penelitian, prosedur kompleks, negosiasi,

saran, berpidato, berwawanara, berdiskusi, bercerita, serta

mengomentari pembacaan puisi lama (pantun, syair, dsb.), puisi

baru,cerita rakyat, cerpen, penggalan novel, dan pementasan drama

dengan bahasa yang baik dan benar serta santun.

c. Membaca

Menggunakan berbagai teknik membaca untuk memahami teks

nonsastra yang berbentuk grafik, tabel, artikel, tajuk rencana, teks

pidato, laporan hasil observasi/penelitian, prosedur kompleks,

negosiasi, saran, editorial/opini, serta teks sastra berbentuk puisi

lama (pantun, syair, dsb.), puisi baru, puisi kontemporer, hikayat,

novel, biografi, cerpen, drama, karya sastra lain berbagai angkatan

dan sastra Melayu klasik.

d. Menulis

Menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan

pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk teks naratif, deskriptif,

ekspositoris, argumentatif, teks pidato, proposal, surat dinas, surat

dagang, rangkuman, ringkasan, notulen, laporan hasil

observasi/penelitian, prosedur kompleks, negosiasi, saran,

ediotorial/opini, resensi, karya ilmiah (makalah, artikel, dsb.), dan

berbagai teks sastra berbentuk puisi, cerpen, drama, kritik, dan esai

dengan ejaan yang tepat dan kalimat yang baik, benar, dan efektif.

2. Kebahasaan

Memahami dan dapat menggunakan berbagai komponen

kebahasaan yang meliputi bunyi bahasa, fonem, morfem, kata, frasa,

klausa, kalimat dengan baik dan benar dalam wacana lisan dan tulis.

3. Kesastraan

Memahami bentuk-bentuk sastra dan unsur-unsurnya yang meliputi

puisi (lama, baru, kontemporer), prosa (cerpen, novel, roman), prosa lirik,

dan drama; serta dapat menciptakan berbagai bentuk sastra dan

mengapresiasinya.

144

4. Kesantunan Berbahasa

Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan

santun dan penuh toleran, responsif, proaktif sesuai dengan budaya

nasional Indonesia sebagai cermin budi pekerti yang luhur.

145

4. Mata Pelajaran Matematika a. Latar Belakang

Roger Bacon (1214-1294) berpendapat bahwa “mathematics is the

door and the key to the sciences”. Dewasa ini peran Matematika dalam

kehidupan modern telah sangat universal, berperan pada hampir semua

aspek kehidupan manusia, telah menjadi bahasa pengetahuan, dan

mendasari perkembangan teknologi modern, serta mempunyai peran penting

dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan

pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh

perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori

peluang dan matematika diskrit. Untuk membentuk manusia berwatak dan

berkepribadian yang menguasai dan mencipta teknologi di masa depan,

diperlukan penguasaan dan pemahaman atas matematika yang kuat sejak

dini.

Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta

didik mulai dari sekolah dasar, untuk membekali peserta didik dengan

kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, inovatif dan kreatif, serta

kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik

dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan

informasi untuk hidup lebih baik pada keadaan yang selalu berubah, tidak

pasti, dan sangat kompetitif. Dalam melaksanakan pembelajaran

matematika, diharapkan bahwa peserta didik harus dapat merasakan

kegunaan belajar matematika.

Mata pelajaran Matematika dapat menjadi mata pelajaran yang

menyenangkan dan memikat ketika siswa mendapat kesempatan untuk

bermatematika secara kreatif. Ketika siswa menemukan sendiri pemahaman

dari perspektif yang sesuai dengan kebutuhannya ia akan terdorong untuk

menemukan lebih jauh dan tidak harus terbatas pada yang diajarkan dalam

kelas.

Kompetensi mata pelajaran Matematika dalam dokumen ini disusun

sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan

tersebut di atas. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan

kemampuan peserta didik dalam menggunakan matematika untuk

146

pemecahan masalah serta mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan

menggunakan kertas dan pensil maupun media modern yang lain.

Pendekatan pembelajaran matematika melalui pemecahan masalah

merupakan fokus utama dalam pembelajaran yang mencakup masalah

tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal,

dan masalah yang dapat diselesaikan dengan berbagai cara. Untuk

meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan

keterampilan memahami masalah, membuat model matematika,

menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya.

Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya

dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual

problem) atau sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki siswa. Dengan

mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing

untuk menguasai fakta, konsep, prinsip, dan ketrampilan lebih lanjut di

matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah

diharapkan menggunakan media pembelajaran yang sederhana maupun

media pembelajaran yang berbasis teknologi informasi dan

komunikasi.seperti komputer.

Terkait dengan hal-hal tersebut, perlu disusun Kompetensi Mata

Pelajaran (SKMP) Matematika yang harus dikuasai oleh lulusan SMA/MA.

SKMP ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD)

pelajaran Matematika di sekolah

b. Tujuan Mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik dapat:

1. menumbuhkembangkan kemampuan berpikir kritis, logis, analitik dan

kreatif, kemampuan pemecahan-masalah, dan kemampuan

mengkomunikasikan gagasan serta budaya bermatematika;

2. memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep

dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,

efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah;

3. menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika;

147

4. mengembangkan sikap menghargai kegunaan matematika dalam

kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam

mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam

pemecahan masalah di kehidupan sehari-hari (dunia nyata);

5. mengembangkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dalam

matematika dan pembelajarannya.

c. Ruang Lingkup Mata pelajaran Matematika pada jenjang SMA/MA memuat materi

tentang:

1. Bilangan dan Pola: operasi pangkat logaritma, barisan hingga dan tak

hingga, deret hingga dan tak hingga.

2. Aljabar dan Relasi: relasi dan fungsi, persamaan dan pertidaksamaan,

sistem persamaan dan sistem pertidaksamaan, fungsi suku banyak,

fungsi trigonometri, fungsi pangkat dan logaritma, matriks, program

linear.

3. Geometri dan Pengukuran: geometri bidang datar, geometri ruang,

pengukuran jark dan sudut dalam ruang, hampiran, perbandingan

trigonometri.

4. Statistika dan Peluang: pengolahan data, penyajian data, ukuran

pemusatan dan penyebaran, mencacah, frekuensi, peluang, distribusi

peluang.

5. Kalkulus: limit, turunan, integral tentu dan tak tentu.

d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Matematika di SMA/MA meliputi:

1. Memiliki kemampuan berpikir kritis, logis, analitik dan kreatif, kemampuan

pemecahan-masalah, dan kemampuan mengkomunikasikan gagasan

serta budaya bermatematika

2. Menghargai nilai-nilai dan kegunaan matematika dalam kehidupan, ilmu

pengetahuan dan teknologi

3. Memiliki rasa ingin tahu dan percaya diri dalam belajar dan

menggunakan matematika.

148

4. Menggunakan teknologi secara tepat dan efektif untuk memecahkan

masalah serta memahami gagasan matematika.

5. Memahami bilangan real dan operasi penjumlahan, pengurangan,

perkalian, pembagian, dan sifat–sifat pada operasi tersebut.

6. Memahami fakta, konsep, sifat, dan keterampilan aljabar yang meliputi

bentuk-bentuk aljabar, persamaan linier, pertidaksamaan linier, himpunan

dan operasinya, fungsi dan grafiknya, barisan bilangan, barisan

aritmetika, barisan geometri, sistem persamaan linear, serta mampu

menerapkannya dalam konteks matematika, dalam menyelesaikan

masalah, serta dalam kehidupan sehari-hari.

7. Memahami fakta, konsep, sifat, dan keterampilan geometri meliputi

menggunakan sistem koordinat atau bahasa arah dan jarak untuk

menyatakan posisi dan jarak; menggunakan vektor dan operasi vektor

dalam menyatakan posisi, menentukan sudut dan jarak, luas dan volume;

menggunakan gagasan transformasi dan kesimetrian untuk menyelidiki

karakteristik bangun datar maupun ruang, dan juga menyelidiki sifat-sifat

fungsi.

8. Memahami dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan:

penyajian dan pengolahan data (ukuran pemusatan, ukuran penyebaran,

dan ukuran letak dari data tunggal).

9. Memahami konsep ruang sampel, peluang kejadian, dan mampu

menggunakannya dalam pemecahan masalah.

149

5. Mata Pelajaran Sejarah Indonesia a. Latar Belakang

Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang

asal-usul dan perkembangan serta peranan masyarakat di masa lampau

berdasarkan metode dan metodologi tertentu. Terkait dengan pendidikan di

sekolah dasar hingga sekolah menengah, pengetahuan masa lampau

tersebut mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih

kecerdasan, membentuk sikap, watak dan kepribadian peserta didik.

Mata pelajaran Sejarah telah diberikan pada tingkat pendidikan dasar

sebagai bagian integral dari mata pelajaran IPS, sedangkan pada tingkat

pendidikan menengah diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri. Mata

pelajaran Sejarah memiliki arti strategis dalam pembentukan watak dan

peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia

Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Materi sejarah:

1. mengandung nilai-nilai kepahlawanan, keteladanan, kepeloporan, patriot-

isme, nasionalisme, dan semangat pantang menyerah yang mendasari

proses pembentukan watak dan kepribadian peserta didik;

2. memuat khasanah mengenai peradaban bangsa-bangsa, termasuk

peradaban bangsa Indonesia. Materi tersebut merupakan bahan

pendidikan yang mendasar bagi proses pembentukan dan penciptaan

peradaban bangsa Indonesia di masa depan;

3. menanamkan kesadaran persatuan dan persaudaraan serta solidaritas

untuk menjadi perekat bangsa dalam menghadapi ancaman disintegrasi

bangsa;

4. sarat dengan ajaran moral dan kearifan yang berguna dalam mengatasi

krisis multidimensi yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari; dan

5. berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung

jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan

hidup.

Berkenaan hal tersebut di atas, perlu disusun Kompetensi Mata

Pelajaran (KMP) Sejarah yang harus dimiliki oleh lulusan SMA/MA. KMP ini

selanjutnya dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran

Sejarah di sekolah tersebut.

150

b. Tujuan Mata Pelajaran Sejarah Indonesia bertujuan:

1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan

tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan

masa depan.

2. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara

benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi

keilmuan.

3. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap

peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa

lampau.

4. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya

bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses

hingga masa kini dan masa yang akan datang.

5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari

bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang

dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional

maupun internasional.

c. Ruang Lingkup Ruang Lingkup mata pelajaran Sejarah Indonesia meliputi aspek-

aspek berikut:

1. Prinsip dasar ilmu sejarah;

2. Peradaban awal masyarakat dunia dan Indonesia;

3. Perkembangan negara-negara tradisional di Indonesia;

4. Indonesia pada masa penjajahan;

5. Pergerakan kebangsaan; dan

6. Proklamasi dan perkembangan negara kebangsaan Indonesia.

d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Sejarah Indonesia meliputi:

1. Memahami ruang lingkup ilmu sejarah secara sederhana;

2. Menggunakan prinsip-prinsip dasar penelitian sejarah secara umum;

3. Menganalisis masa pra-aksara dan masa aksara pada masyarakat

151

Indonesia; dan

4. Menganalisis kehidupan awal masyarakat di Indonesia meliputi

peradaban awal, asal-usul dan persebaran manusia di wilayah

nusantara/Indonesia.

152

6. Mata Pelajaran Bahasa Inggris a. Latar Belakang

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual,

sosial, emosional, dankarakter peserta didik dan merupakan penunjang

keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa

Inggrisdiharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya,

dan budaya orang lain. Selain itu, pembelajaran Bahasa Inggrisjuga

membantu peserta didik mampu mengemukakan gagasan dan perasaan,

berpartisipasi dalam masyarakat, dan bahkan menemukan serta

menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan

tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi,

pikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan

budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah

kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau

menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat

keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan

menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk menanggapi

atau menciptakan wacana dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu,

mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan

keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan

berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu.

Tingkat literasi mencakup performative, functional, informational, dan

epistemic. Pada tingkat performative, orang mampu membaca, menulis,

mendengarkan, dan berbicara dengan simbol-simbol yang digunakan. Pada

tingkat functional, orang mampu menggunakan bahasa untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari seperti membaca surat kabar, manual atau

petunjuk. Pada tingkat informational, orang mampu mengakses pengetahuan

dengan kemampuan berbahasa, sedangkan pada tingkat epistemic orang

mampu mengungkapkan pengetahuan ke dalam bahasa sasaran.

Pembelajaran bahasa Inggris di SMP/MTs ditargetkan agar peserta

didik dapat mencapai tingkat functional yakni berkomunikasi secara lisan dan

tulis untuk menyelesaikan masalah sehari-hari, sedangkan untuk SMA/MA

diharapkan dapat mencapai tingkat informational karena mereka disiapkan

153

untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Tingkat literasi

epistemic dianggap terlalu tinggi untuk dapat dicapai oleh peserta didik

SMA/MA karena bahasa Inggris di Indonesia berfungsi sebagai bahasa

asing.

Terkait dengan hal-hal tersebut, perlu disusun Kompetensi Mata

Pelajaran (KMP) Bahasa Inggris yang harus dikuasai oleh lulusan SMA/MA.

KMP ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD)

pelajaran Bahasa Inggris.

b. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMA/MA bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulis

untuk mencapai tingkat literasi informational.

2. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk

meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global.

3. Mengembangkan pemahaman peserta didik tentang keterkaitan antara

bahasa dengan budaya.

c. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris di SMA/MA meliputi:

1. kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau

menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat

keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan

menulis secara terpadu untuk mencapai tingkat literasi informational;

2. kemampuan memahami dan menciptakan berbagai teks: recount,

narrative, procedure, descriptive, news item, report, exposition,

explanation, discussion, dan review. Gradasi bahan ajar tampak dalam

penggunaan kosa kata, tata bahasa, dan langkah-langkah retorika;

3. kompetensi pendukung, yakni kompetensi linguistik (menggunakan tata

bahasa dan kosa kata, tata bunyi, tata tulis), kompetensi sosiokultural

(menggunakan ungkapan dan tindak bahasa secara berterima dalam

berbagai konteks komunikasi), kompetensi strategi (mengatasi masalah

yang timbul dalam proses komunikasi dengan berbagai cara agar

154

komunikasi tetap berlangsung), dan kompetensi pembentuk wacana

(menggunakan piranti pembentuk wacana).

d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Bahasa Inggris pada jenjang

SMA/MA meliputi:

1. Menyimak

Memahami makna dalam wacana lisan interpersonal dan

transaksional, secara formal maupun informal, dan dalam bentuk

recount, narrative, procedure, descriptive, news item, report, exposition,

explanation, discussion, dan review, dalam konteks kehidupan sehari-

hari yang dapat memberikan kontribusi terbentuknya pribadi yang

berkarakter luhur.

2. Berbicara

Mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana interpersonal

dan transaksional, secara formal maupun informal, dan dalam bentuk

recount, narrative, procedure, descriptive, news item, report, exposition,

explanation, discussion, dan review, dalam konteks kehidupan sehari-

hari yang dapat memberikan kontribusi terbentuknya pribadi yang

berkarakter luhur.

3. Membaca

Memahami makna dalam wacana tertulis secara formal maupun

informal, dalam bentuk recount, narrative, procedure, descriptive, news

item, report, exposition, explanation, discussion, dan review, dalam

konteks kehidupan sehari-hari yang dapat memberikan kontribusi

terbentuknya pribadi yang berkarakter luhur.

4. Menulis

Mengungkapkan makna secara tertulis, secara formal maupun

informal, dalam bentuk recount, narrative, procedure, descriptive, news

item, report, exposition, explanation, discussion, dan review, dalam

konteks kehidupan sehari-hari yang dapat memberikan kontribusi

terbentuknya pribadi yang berkarakter luhur.

155

Kelompok B 1. Mata Pelajaran Seni Budaya a. Latar belakang

Pendidikan Seni Budaya diberikan di sekolah karena memiliki keunikan,

kebermaknaan, dan kebermanfaatan dalam upaya membentuk keperibadian

peserta-didik menjadi manusia yang utuh sebagaimana yang terkristalisasi

dalam rumusan kompetensi inti. Keunikan, kebermaknaan, dan

kebermanfaatan pendidikan Seni Budaya terletak pada cirinya yang khas

yang tidak dimiliki oleh mata pelajaran lain yakni pada pemberian

pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berapresiasi dan

berekspresi/berkreasi. Dalam praktiknya, pendidikan seni budaya terlaksana

melalui bidang seni rupa, seni musik, seni tari dan seni teater. Bidang seni

rupa, seni musik, seni tari dan seni teater, memiliki kekhasan tersendiri

sesuai dengan kaidah keilmuan masing-masing. Dalam pendidikan seni

budaya, aktivitas berkesenian harus menampung kekhasan tersebut yang

tertuang dalam pemberian pengalaman untuk mengembangkan kemampuan

konsepsi, apresiasi, dan kreasi

Pendidikan Seni Budaya memiliki sifat multilingual, multidimensional,

dan multikultural. Multilingual bermakna pengembangan kemampuan

mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti

bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya.

Multidimensional bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi

konsepsi, apresiasi, dan kreasi/rekreasi dengan cara memadukan secara

harmonis unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika. Sifat multikultural

mengandung makna pendidikan seni budaya menumbuhkembangkan

kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam budaya Nusantara

(meliputi budaya daerah setempat dan daerah lain dalam wilayah Indonesia)

dan Mancanegara. Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap demokratis

yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab serta toleran dalam

masyarakat dan budaya yang majemuk.

Materi pembelajaran Seni Budaya yang bersifat teori (fakta, konsep,

kaidah, dan teori) tidak diberikan secara terpisah, tetapi terpadu dalam

kegiatan mengapresiasi karya seni dan berkreasi seni. Hal ini dimaksudkan

agar pendidikan seni budaya tidak terjerumus ke arah pembelajaran yang

156

bersifat kognitif.

Terkait dengan hal-hal tersebut perlu disusun Standar Isi yang

selanjutnya akan dijadikan acuan dalam merumuskan Kompetensi Dasar

mata pelajaran dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik,

kemampuan awal, dan karakteristik mata pelajaran.

b. Tujuan

Mata pelajaran Seni Budaya berorientasi pada pencapaian

Kompetensi Inti yang meliputi aspek spiritual, sosial, pengetahuan, dan

keterampilan melalui pencapaian tujuan berikut ini:

1. memahami konsep dan pentingnya seni budaya;

2. menampilkan sikap apresiatif terhadap seni budaya;

3. mengungkapkan pengalaman estetik melalui kreasi/rekreasi seni budaya;

4. menampilkan peran serta dalam seni budaya.

c. Ruang Lingkup Ruang Lingkup Mata Pelajaran Seni Budaya mencakup:

1. Seni Rupa

Aspek konsepsi (pemahaman), apresiasi (pencerapan dan

penanggapan terhadap gejala estetik seni rupa) dan aspek kreasi

(penciptaan karya seni rupa serta penyajiannya dalam bentuk pameran di

kelas/sekolah).

2. Seni Musik

Aspek konsepsi (pemahaman), apresiasi (pencerapan dan

penanggapan terhadap gejala estetik seni musik) dan aspek kreasi

(penciptaan karya seni musik serta penyajiannya dalam bentuk

pementasan di kelas/sekolah).

3. Seni Tari

Aspek konsepsi (pemahaman), apresiasi (pencerapan dan

penanggapan terhadap gejala estetik karya seni tari) dan aspek kreasi

(penciptaan karya seni tari serta penyajiannya dalam bentuk pementasan

di kelas/sekolah

4. Seni Teater

157

Aspek konsepsi (pemahaman), apresiasi (pencerapan dan

penanggapan terhadap gejala estetik karya seni teater) dan aspek kreasi

(penciptaan karya seni teater serta penyajiannya dalam bentuk

pementasan di kelas/sekolah

Di antara keempat bidang seni yang ditawarkan minimal diajarkan satu

bidang seni sesuai dengan kemampuan sumberdaya manusia serta fasilitas

yang tersedia. Pada sekolah yang mampu menyelenggarakan pembelajaran

lebih dari satu bidang seni, peserta didik diberi kesempatan untuk memilih

bidang seni yang akan diikutinya.

d. Kompetensi Mata Pelajaran

Kompetensi Seni Budaya yang harus dimiliki oleh peserta-didik untuk

bidang seni rupa mencakup: 1. memiliki pengetahuan kesenirupaan yang memungkinkan peserta-didik

mengapresiasi dan mengekspresikan diri (berkreasi) melalui seni rupa

sesuai dengan tingkat usia sekolah menengah atas.

2. mengapresiasi (mencerap, dan menanggapi) karya seni rupa Nusantara

(seni rupa yang tumbuh dan/atau berkembang serta diakui sebagai

kekayaan budaya tradisi/daerah di Indonesia) khususnya dan seni rupa

Indonesia pada umumnya, baik yang merupakan seni rupa terapan

maupun seni rupa murni, yang diamati secara langsung atau melalui

media rekam; dan

3. mengekspresikan diri melalui karya seni rupa terapan dan seni rupa

murni dengan memanfaatkan teknik dan corak seni rupa

Nusantara/Indonesia serta menyajikan karya tersebut dalam bentuk

pameran di kelas maupun di sekolah.

Kompetensi Seni Budaya yang harus dimiliki oleh peserta-didik untuk

bidang seni musik mencakup:

1. memiliki pengetahuan kesenimusikan yang memungkinkan peserta-didik

mengapresiasi dan mengekspresikan diri (berkreasi) melalui seni musik

sesuai dengan tingkat usia sekolah menengah atas;

2. mengapresiasi (mencerap, dan menanggapi) karya seni musik Nusantara

(seni musik yang tumbuh dan/atau berkembang serta diakui sebagai

kekayaan budaya tradisi/daerah di Indonesia) khususnya, lagu wajib, dan

158

seni musik Indonesia pada umumnya, yang diamati secara langsung atau

melalui media rekam; dan

3. mengekspresikan diri melalui karya seni musik vokal dan instrumen

dengan menampilkan/merekreasi karya seni musik Nusantara

khususnya, lagu wajib, dan seni musik Indonesia pada umumnya dalam

bentuk penampilan di kelas maupun penampilan/pementasan di sekolah.

Kompetensi Seni Budaya yang harus dimiliki oleh peserta-didik untuk

bidang seni tari mencakup:

1. memiliki pengetahuan yang memungkinkan peserta-didik mengapresiasi

dan mengekspresikan diri (berkreasi) melalui seni tari sesuai dengan

tingkat usia menengah atas.

2. mengapresiasi (mencerap dan menanggapi) karya seni tari Nusantara

(seni tari yang tumbuh dan/atau berkembang serta diakui sebagai

kekayaan budaya tradisi/daerah di Indonesia) khususnya dan seni tari

Indonesia pada umumnya, yang diamati secara langsung atau melalui

media rekam; dan

3. mengekspresikan diri melalui karya seni tari dengan

menampilkan/merekreasi karya seni tari Nusantara khususnya dan seni

tari kreasi Indonesia pada umumnya dalam bentuk pemeragaan di kelas

maupun pementasan di sekolah.

Kompetensi Seni Budaya yang harus dimiliki oleh peserta-didik untuk

bidang seni teater mencakup:

1. memiliki pengetahuan yang memungkinkan peserta-didik mengapresiasi

dan mengekspresikan diri (berkreasi) melalui seni teater sesuai dengan

tingkat usia sekolah menengah atas.

2. mengapresiasi (mencerap dan menanggapi) karya seni teater Nusantara

(seni teater yang tumbuh dan/atau berkembang serta diakui sebagai

kekayaan budaya tradisi/daerah di Indonesia) khususnya dan seni teater

Indonesia pada umumnya, yang diamati secara langsung atau melalui

media rekam; dan

3. mengekspresikan diri melalui karya seni teater dengan menampilkan/

merekreasi karya seni tari Nusantara khususnya dan seni teater kreasi

Indonesia pada umumnya dalam bentuk pementasan di kelas maupun

pementasan di sekolah

159

2. Mata Pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

a. Latar Belakang

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk

mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak,

keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas

emosional, tindakan moral, pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan

bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang

direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

nasional.

Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang

berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan

yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam

berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan

kesehatan yang terpilih dan dilakukan secara sistematis. Pembekalan

pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan

pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup

sehat dan bugar sepanjang hayat.

Pendidikan memiliki sasaran pedagogis, oleh karena itu pendidikan

kurang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan,

karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk

mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alami berkembang searah

dengan perkembangan zaman.

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk

mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik,

pengetahuan dan penalaran, pemanduan bakat istimewa, penghayatan nilai-

nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan

pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan

perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Ini berarti bahwa

Pendidikan Jasmani adalah pendidikan manusia seutuhnya yang diperoleh

160

melalui segala bentuk aktivitas jasmani yang mengacu kepada konsep

pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Terkait dengan hal-hal tersebut di atas perlu disusun Kompetensi Mata

Pelajaran (KMP) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang harus

dikuasai oleh lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah

Tsanawiyah (MTs). SKL ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan

Kompetensi Dasar (KD) pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan di sekolah tersebut.

b. Tujuan

Mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

bertujuan agar peserta didik dapat:

1. Memiliki karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang

terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan;

2. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab,

kerjasama, percaya diri dan demokratis;

3. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang

bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang

sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki

sikap yang positif.

4. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya

pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup

sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih;

5. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih

baik;

6. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar; 7. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri,

orang lain, dan lingkungan.

c. Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan

kesehatan untuk jenjang SMA/MA adalah sebagai berikut:

1. Permainan dan olahraga

2. Aktivitas pengembangan

161

3. Aktivitas senam

4. Aktivitas ritmik

5. Aktivitas air

6. Pendidikan luar kelas

7. Pendidikan kesehatan dan keselamatan

d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan di SMA/MA meliputi:

1. Memiliki karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang

terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan;

2. Menerapkan kebiasaan hidup bugar, bersih, aman, sehat fisik, sehat

mental dan sehat sosial yang dapat dimanfaatkan untuk memecahkan

masalah lingkungan serta kehidupan sehari-hari;

3. Memanfaatkan berbagai informasi tentang hidup bersih, aman, dan

bugar;

4. Menerapkan sikap kompetitif, sportif, dan prestatif melalui aktivitas

jasmani yang terkandung di dalam pembelajaran pendidikan jasmani,

olahraga dan kesehatan yang dapat ditransfer ke dalam kehidupan

sehari-hari;

5. Menunjukkan kemampuan berbagai macam aktivitas motorik

(permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan diri, aktivitas

senam, aktivitas ritmik, aktivitas air, pendidikan luar kelas, dan

kesehatan) yang dapat dimanfaatkan dalam memecahkan masalah

lingkungan dan kehidupan sehari-hari.

162

3. Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan

a. Latar Belakang Mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan merupakan pembentuk

kompetensi dasar keterampilan yang sangat diperlukan oleh peserta didik

SMU/MA. Mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan ditujukan untuk

membangun kapasitas personal peserta didik agar mampu berkiprah secara

riil dalam kehidupan sehari-hari, dan diharapkan dapat menghasilkan “produk

dan kegiatan” yang bernilai ekonomi. Berkembangnya ragam keterampilan

manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan sehari hari, pada dasarnya

menjadi tuntutan yang harus diantisipasi oleh setiap peserta didik SMU/MA.

Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan menjadi sangat urgen bagi

peserta didik untuk mendapatkan keterampilan teknis-teknologis lanjut

sebagai bekal mereka dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran Prakarya

dan Kewirausahaan mencakup materi Kerajinan, Rekayasa, Budidaya dan

Pengolahan, yang kesemuanya diorientasikan untuk membekali peserta didik

agar mampu memperoleh nilai tambah ekonomi yang dapat menunjang

kehidupan sehari-hari..

Mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan diajarkan sebagai salah

satu mata pelajaran terpisah, yang cakupan materinya disesuaikan dengan

kebutuhan guna membentuk kompetensi keterampilan. Alokasi waktu

pembelajarannya adalah 2 jam per minggu, selama 3 tahun (kelas X, XI dan

XII).

b. Tujuan

Mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan bertujuan agar peserta

didik:

1. Mensyukuri karunia Tuhan YME atas anugerah kekayaan ragam prakarya

dan luasnya lapangan berwirausaha di wilayah NKRI

2. Menunjukan perilaku jujur, percaya diri, mandiri, toleran, disiplin dan

beranggung jawab dalam menerapkan keterampilan prakarya dalam

berwirausaha.

3. Menunjukkan rasa bangga terhadap produk kerajinan, rekayasa,

budidaya dan pengolahan bahan organik dan anorganik yang berasal dari

NKRI.

163

4. Memahami aneka bahan organik dan anorganik yang dapat dimanfaatkan

untuk prakarya

5. Memahami dasar-dasar keterampilan kerajinan, rekayasa, budidaya dan

pengolahan

6. Menerapkan keterampilan yang berupa kerajinan, rekayasa, budidaya

dan pengolahan dalam bentuk produk yang dibutuhkan dalam kehidupan

sehari-hari.

c. Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran Prakarya dan kewirausahaan untuk

jenjang SMA/MA adalah sebagai berikut:

1. Kait hubung antara mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan dengan

kebutuhan sehari-hari peserta didik sebagai anggauta masyarakat

sekaligus sebagai umat Tuhan YME yang wajib memiliki keterampilan

hidup yang bernilai ekonomi.

2. Bahan-bahan tekstil dan limbahnya, bahan lunak dan keras sebagai

bahan dasar membuat produk kerajinan yang dapat menghasilkan nilai

tambah, yang menyangkut keindahan, memudahkan dalam kehidupan

maupun menghasilkan produk kerajinan yang bisa bernilai ekonomi

3. Perangkat keras untuk komunikasi, alat kontrol, pembangkit listrik serta

rekayasa inovatif;

4. Perangkat keras untuk budidaya tanaman holtikultura, tanaman hias, ikan

hias dan ikan konsumsi, unggas peternak dan pedaging

5. Perangkat keras untuk pengolahan bahan nabati hewani dan untuk

pengawetannya, serta pengolahan bahan nabati dan hewani untuk

produk kesehatan

6. Pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan yang bisa menjadikan

peserta didik memperoleh nilai spiritual dan sosial, yang mana

daripadanya dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya kepada

Tuhan YME, menciptakan keindahan, memberi kemudahan dalam

kehidupan masyarakat di lingkungannya.

164

d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan pada

jenjang SMA/MA meliputi:

1. Mengenali bahan industri tekstil dan limbahnya, konsep dan prosedur

kerja kerajinan tekstil, kerajinan dari bahan lunak dan keras, selanjutnya

mendisain dan mengemas kerajinan etnik dalam fungsi hias dan pakai

serta memanfaatkan limbahnya sebagai produk kerajianan

2. Menggunakan bahan tekstil, bahan lunak dan keras dan limbahnya untuk

merancang dan memodifikasi barang-barang kerajinan tekstil yang

bermanfaat dan bernilai ekonomi.

3. Memahami prinsip dasar alat komunikasi, alat kontrol, pembangkit listrik,

serta rekayasa inovatif; Memahami konsep dan prosedur berbudidaya

tanaman hias dan holtikultura, ikan hias dan ikan konsumsi, unggas

ternak dan pedaging; Memahami konsep dan prosedur pengolahan

bahan nabati dan hewani dan pengawetannya, serta pengolahan bahan

nabati dan hewani untuk produk-produk kesehatan.

4. Menggunakan pemahaman konsep dan prosedur dasar rekayasa,

budidaya dan pengolahan untuk memproduk barang barang yang bisa

dimanfaatkan, dan bernilai ekonomi.

165

Kelompok C: Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 1. Mata Pelajaran Matematika

a. Latar Belakang Roger Bacon (1214-1294) berpendapat bahwa “mathematics is the

door and the key to the sciences”. Dewasa ini peran Matematika dalam

kehidupan modern telah sangat universal, berperan pada hampir semua

aspek kehidupan manusia, telah menjadi bahasa pengetahuan, dan

mendasari perkembangan teknologi modern, serta mempunyai peran penting

dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan

pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh

perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori

peluang dan matematika diskrit. Untuk membentuk manusia berwatak dan

berkepribadian yang menguasai dan mencipta teknologi di masa depan,

diperlukan penguasaan dan pemahaman atas matematika yang kuat sejak

dini.

Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta

didik mulai dari sekolah dasar, untuk membekali peserta didik dengan

kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, inovatif dan kreatif, serta

kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik

dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan

informasi untuk hidup lebih baik pada keadaan yang selalu berubah, tidak

pasti, dan sangat kompetitif. Dalam melaksanakan pembelajaran

matematika, diharapkan bahwa peserta didik harus dapat merasakan

kegunaan belajar matematika.

Mata pelajaran Matematika dapat menjadi mata pelajaran yang

menyenangkan dan memikat ketika siswa mendapat kesempatan untuk

bermatematika secara kreatif. Ketika siswa menemukan sendiri pemahaman

dari perspektif yang sesuai dengan kebutuhannya ia akan terdorong untuk

menemukan lebih jauh dan tidak harus terbatas pada yang diajarkan dalam

kelas.

Kompetensi mata pelajaran matematika dalam dokumen ini disusun

sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan

tersebut di atas. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan

166

kemampuan peserta didik dalam menggunakan matematika untuk

pemecahan masalah serta mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan

menggunakan kertas dan pensil maupun media modern yang lain.

Pendekatan pembelajaran matematika melalui pemecahan masalah

merupakan fokus utama dalam pembelajaran yang mencakup masalah

tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal,

dan masalah yang dapat diselesaikan dengan berbagai cara. Untuk

meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan

keterampilan memahami masalah, membuat model matematika,

menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya.

Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya

dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual

problem) atau sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki siswa. Dengan

mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing

untuk menguasai fakta, konsep, prinsip, dan ketrampilan lebih lanjut di

matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah

diharapkan menggunakan media pembelajaran yang sederhana maupun

media pembelajaran yang berbasis teknologi informasi dan

komunikasi.seperti komputer.

Terkait dengan hal-hal tersebut, perlu disusun Kompetensi Mata

Pelajaran (KMP) Matematika yang harus dikuasai oleh lulusan SMA/MA.

KMP ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD)

pelajaran Matematika di sekolah

b. Tujuan Mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik dapat:

1. menumbuhkembangkan kemampuan berpikir kritis, analitik dan kreatif,

kemampuan pemecahan-masalah, dan kemampuan mengkomunikasikan

gagasan serta budaya bermatematika;

2. memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep

dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,

efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah;

167

3. menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika;

4. mengembangkan sikap menghargai kegunaan matematika dalam

kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam

mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam

pemecahan masalah di kehidupan sehari-hari (dunia nyata);

5. mengembangkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dalam

matematika dan pembelajarannya.

c. Ruang Lingkup Mata pelajaran Matematika untuk peminatan pada jenjang SMA/MA

memuat materi tentang:

1. Bilangan dan Pola: operasi eksponensial dan logaritma.

2. Aljabar dan Relasi: relasi dan fungsi, persamaan dan pertidaksamaan,

sistem persamaan linear dan kuadratik, sistem pertidaksamaan liner dan

kuadratik, fungsi suku banyak, fungsi trigonometri, fungsi pangkat dan

logaritma, matriks, program linear.

3. Geometri dan Pengukuran: geometri bidang datar, geometri ruang,

pengukuran jarak dan sudut dalam ruang, hampiran, perbandingan

trigonometri, irisan kerucut, vektor, transformasi.

4. Statistika dan Peluang: pengolahan data, penyajian data, uji hipotesa.

5. Kalkulus: limit, turunan, integral tentu dan tak tentu, menentukan luas

daerah, volume benda khususnya benda putar.

d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Matematika untuk peminatan pada jenjang

SMA/MA meliputi:

1. Memiliki kemampuan berpikir kritis, logis, analitik dan kreatif, kemampuan

pemecahan-masalah, dan kemampuan mengkomunikasikan gagasan

serta budaya bermatematika

2. Menghargai nilai-nilai dan kegunaan matematika dalam kehidupan, ilmu

pengetahuan dan teknologi

168

3. Memiliki rasa ingin tahu dan percaya diri dalam belajar dan menggunakan

matematika.

4. Menggunakan teknologi secara tepat dan efektif untuk memecahkan

masalah serta memahami gagasan matematika.

5. Memahami dan dapat menggunakan konsep perpangkatan, penarikan

akar, logaritma, nilai mutlak, persamaan dan pertidaksamaan kuadrat

untuk menyelesaikan masalah.

6. Memahami dan menggunakan operasi aljabar serta teorema suku dan

faktorisasi polinom untuk menyelesaikan masalah matematika atau

masalah lainnya.

7. Memahami dan menggunakan jarak, sudut, titik, garis, bidang di ruang

dimensi tiga untuk menyelesaikan masalah matematika atau masalah

lainnya.

8. Memahami dan menggunakan perbandingan trigonometri, identitas

trigonometri, fungsi trigonometri, untuk menyelesaikan masalah

matematika atau masalah lainnya.

9. Menyelesaikan dan memanfaatkan persamaan dan pertidaksamaan

fungsi trigonometri, sistem persamaan linear dan campuran dengan

kuadratik untuk menyelesaikan masalah matematika atau masalah

lainnya.

10. Memahami dan dapat menggunakan program linier, matriks dan

determinan, sistem persamaan linier tiga variabel untuk menyelesaikan

masalah.

11. Memahami dan dapat menggunakan barisan aritmetika dan geometri, dan

deret aritmetika dan deret geometri, termasuk barisan dan deret tak

berhingga, untuk menyelesaikan masalah.

12. Memahami dan dapat menggunakan konsep jarak, sudut, titik, garis di

ruang dimensi dua (bidang) untuk menyelesaikan masalah.

13. Memahami dan menggunakan sifat-sifat fungsi-fungsi eksponensial, akar,

logaritma, suku banyak, trigonometri untuk menyelesaikan masalah

matematika atau masalah lainnya.

14. Menggunakan vektor, transformasi geometri, irisan kerucut untuk

memahami geometri ruang dan menggunakannya untuk menyelesaikan

masalah.

169

15. Memahami dan menggunakan logika matematika dalam penyelesaian

masalah yang berkaitan dengan pernyataan matematika termasuk

pernyataan majemuk serta ingkarannya.

16. Memahami, menggunakan, dan memberi interpretasi berbagai ukuran

pemusatan dan penyebaran; memahami dan membicarakan hubungan

antara data dan berbagai penyajiannya dan pengolahan data;

mengembangkan pemahaman aturan pancacahan (perkalian, permutasi,

dan kombinasi) dan menggunakannya pada ruang sampel dan peluang

kejadian untuk menyelesaikan masalah matematika atau masalah

lainnya.

17. Memahami dan menggunakan konsep ruang peluang, variable acak,

distribusi peluang, serta memanfaatkannya untuk penarikan kesimpulan

dan pengambilan keputusan.

18. Memahami dan menggunakan limit fungsi, turunan fungsi, nilai ekstrim,

integral taktentu, integral tentu untuk menyelesaikan masalah matematika

atau masalah lainnya seperti masalah optimisasi dan volume benda putar.

19. Memahami dan memanfaatkan turunan untuk melakukan estimasi nilai

fungsi dan akar sebuah persamaan aljabar.

170

2. Mata Pelajaran Biologi a. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu

(inquiry) tentang gejala-gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan

hanya sebagai kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-

konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses

penemuan. Pendidikan IPA di sekolah menengah diharapkan dapat menjadi

wahana bagi peserta didik untuk mempelajari gejala-gejala alam yang ada di

sekitar termasuk dirinya sendiri, serta prospek pengembangan lebih lanjut

dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan IPA

menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan

kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan memahami alam sekitar

secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat

sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman

yang lebih mendalam tentang dirinya sendiri dan alam sekitar.

Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai

pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains.

Keterampilan proses ini meliputi kegiatan untuk penemuan termasuk

kegiatan-kegiatan mengamati, mengajukan dan menguji hipotesis,

menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu

mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan

pertanyaan, menggolongkan dan menafsirkan data, serta

mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan

memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau

memecahkan masalah sehari-hari.

Mata pelajaran Biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir

analitis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan

dengan peristiwa yang terjadi di alam sekitar. Penyelesaian masalah yang

bersifat kualitatif dan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan pemahaman

dalam bidang matematika, fisika, kimia dan pengetahuan pendukung lainnya.

Terkait dengan hal-hal tersebut di atas perlu disusun Kompetensi Mata

Pelajaran (KMP) Biologi yang harus dikuasai oleh lulusan SMA/MA. KMP ini

selanjutnya dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran

Biologi di sekolah tersebut.

171

b. Tujuan

Mata pelajaran Biologi bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut:

1. Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

melalui pemahaman keberadaan, peran, keindahan dan keteraturan alam

ciptaanNya khususnya yang berupa makhluk hidup,

2. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat

bekerjasama dengan orang lain;

3. Mengembangkan pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji

hipotesis melalui percobaan, serta mengkomunikasikan hasil percobaan

secara lisan dan tulis;

4. Mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif

dengan menggunakan konsep dan prinsip biologi;

5. Mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip biologi dan saling

keterkaitannya dengan IPA lainnya serta mengembangkan pengetahuan,

keterampilan dan sikap percaya diri;

6. Menerapkan konsep dan prinsip biologi dengan teknologi untuk

menghasilkan produk yang berkaitan dengan kebutuhan manusia; dan

7. Meningkatkan kesadaran dan peran serta dalam menjaga kelestarian

lingkungan.

c. Ruang Lingkup

Mata pelajaran Biologi di SMA/MA merupakan kelanjutan IPA di

SMP/MTs yang menekankan pada fenomena alam dan penerapannya yang

meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1. Hakikat biologi, keanekaragaman hayati pada aras gen, spesies dan

ekosistem, pengelompokan makhluk hidup, hubungan antarkomponen

ekosistem, perubahan materi dan energi, peranan manusia dalam

ekosistem;

2. Organisasi seluler, struktur dan fungsi jaringan, organ dan sistem organ

tumbuhan, hewan dan manusia serta penerapannya dalam konteks

sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat; dan

172

3. Proses yang terjadi pada makhluk hidup, metabolisme, hereditas,

evolusi, bioteknologi dan implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi

dan masyarakat.

d. Kompetensi Mata Pelajaran

Kompetensi mata pelajaran Biologi di SMA/MA meliputi:

1. Merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis, menentukan

variabel, merancang dan merakit instrumen, menggunakan berbagai

peralatan untuk melakukan pengamatan dan pengukuran yang tepat dan

teliti, mengumpulkan, mengolah, menafsirkan dan manyajikan data

secara sistematis, menarik kesimpulan sesuai dengan bukti yang

diperoleh, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan

tulis;

2. Memahami keanekaragaman hayati baik pada tingkat gen, spesies dan

ekosistem, klasifikasi makhluk hidup, peranan keanekaragaman hayati

bagi kehidupan dan upaya pelestariannya;

3. Menganalisis hubungan antar komponen ekosistem, perubahan materi

dan energi, serta peran manusia dalam ekosistim;

4. Memahami konsep sel, pembelahan sel, jaringan dan organ, sistem

organ, keterkaitan antara struktur dan fungsi jaringan, kelainan dan

penyakit yang mungkin terjadi pada berbagai sistem di dalam tubuh, serta

implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat;

5. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi hereditas, proses

metabolisme, peran enzim dalam metabolisme, pertumbuhan dan

perkembangan, mutasi, dan evolusi, serta implikasinya pada sains,

lingkungan, teknologi dan masyarakat; dan

6. Memahami prinsip-prinsip dasar bioteknologi serta implikasinya pada

sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

173

3. Mata Pelajaran Fisika

a. Latar Belakang Fisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

IPA adalah ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena

alam secara sistematis. IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan yang

berupa fakta, konsep, atau prinsip saja, tetapi juga mencakup sikap dan

keterampilan ilmiah yang diperlukan untuk menemukan pengetahuan

tersebut.

Fisika mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam

lingkup ruang dan waktu. Secara sederhana Fisika berkaitan dengan energi

dan perubahannya yang dihasilkan oleh perilaku materi, tetapi para fisikawan

mempelajari perilaku dan sifat materi dalam bidang yang sangat beragam,

mulai dari partikel submikroskopis yang membentuk segala materi (fisika

partikel) hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan

kosmos.

Ilmu Fisika mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep

hidup harmonis dengan alam. Perkembangan pesat di bidang teknologi

diawali oleh penemuan di bidang Fisika, misalnya, kemajuan teknologi

informasi dan komunikasi dewasa ini dipicu oleh temuan di bidang Fisika

material yaitu penemuan piranti mikroelektronika yang mampu memuat

banyak informasi dengan ukuran sangat kecil. Sebagai ilmu yang

mempelajari fenomena alam, Fisika memberikan pelajaran yang baik kepada

manusia untuk hidup selaras berdasarkan hukum alam. Pengelolaan sumber

daya alam dan lingkungan serta pengurangan dampak bencana alam tidak

akan berjalan secara optimal tanpa pemahaman yang baik tentang ilmu

Fisika.

Pembelajaran Fisika diharapkan dapat memfasilitasi peserta didik

untuk memahami Fisika sesuai hakikat di atas. Peserta didik pada jenjang

SMA/MA, dipandang mampu mempelajari ilmu Fisika sebagai mata pelajaran

tersendiri. Selain untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna

untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari, mata pelajaran

Fisika pada jenjang SMA/MA dimaksudkan untuk tujuan yang lebih khusus

yaitu membekali peserta didik sejumlah pengetahuan dan kemampuan yang

dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan tinggi. Oleh karena itu,

174

pembelajaran Fisika dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan

kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi

sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup.

Terkait dengan hal-hal tersebut dan dengan memperhatikan

Kompetensi Inti (KI) yang diberikan dalam Standar Kompetensi Lulusan,

perlu disusun kompetensi mata pelajaran (KMP) Fisika yang harus dikuasai

oleh lulusan SMA/MA. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan

Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Fisika pada jenjang tersebut.

b. Tujuan

Mata pelajaran Fisika di SMA/MA bertujuan:

1. Membentuk sikap positif terhadap Fisika dengan menyadari keteraturan

dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha

Esa.

2. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat

bekerjasama dengan orang lain.

3. Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah,

mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan

melaksanakan eksperimen, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan

data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.

4. Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif

dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip Fisika untuk

menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah dalam

kehidupan nyata.

5. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal untuk

melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi serta

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

c. Ruang Lingkup

Mata pelajaran Fisika di SMA/MA merupakan kelanjutan pelajaran IPA

di SMP/MTs yang menekankan pada fenomena alam dan pengukurannya

dengan perluasan pada konsep abstrak yang meliputi aspek-aspek sebagai

berikut:

175

1. Besaran dan pengukuran, gaya dan gerak dengan analisis vektor,

penerapan hukum Newton, impuls dan momentum, usaha, energi, dan

daya, elastisitas, rotasi benda tegar, serta fluida statis dan dinamis.

2. Gejala gelombang, cahaya dan alat-alat optik, serta bunyi.

3. Kalor dan perpindahannya, teori kinetik gas, dan hukum-hukum

termodinamika.

4. Konsep dasar listrik statis, listrik dinamis arus searah dan bolak-balik,

induksi dan gaya magnetik, induksi elektromagnetik, dan konsep dasar

gelombang elektromagnetik.

5. Teori atom dan radioaktivitas, konsep kuantum, radiasi benda hitam, efek

fotolistrik, hamburan Compton, dan relativitas. d. Kompetensi Mata Pelajaran

Kompetensi mata pelajaran Fisika di SMA/MA sebagai berikut.

1. Memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan memecahkan

masalah.

2. Melakukan eksperimen (merumuskan masalah, mengajukan dan menguji

hipotesis, menentukan variabel, merancang dan merakit instrumen,

melakukan pengukuran, mengolah dan menafsirkan data, serta menarik

kesimpulan) dengan teliti, objektif, cermat, dan mempunyai kemampuan

bekerjasama.

3. Mengomunikasikan hasil percoban secara lisan dan tertulis dengan jujur,

percaya diri, dan terbuka terhadap perbedaan.

4. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan kinematika

dan dinamika benda titik, rotasi benda tegar, kekekalan energi, impuls,

dan momentum.

5. Menganalisis prinsip dan konsep konservasi kalor, sifat gas ideal, fluida,

dan perubahannya yang menyangkut hukum termodinamika, serta

penerapannya dalam mesin kalor.

6. Menerapkan konsep dan prinsip gelombang dalam penyelesaian

masalah dan produk teknologi yang berkaitan dengan optik dan bunyi.

7. Menerapkan konsep dan prinsip kelistrikan dan kemagnetan dalam

berbagai masalah dan produk teknologi.

176

8. Memahami konsep atom dan kuantum dalam menjelaskan gejala yang

terjadi pada skala atomik serta menerapkan prinsip relativitas.

177

4. Mata Pelajaran Kimia

a. Latar Belakang Ilmu Kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA

adalah ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena

alam secara sistematis. Oleh karena itu IPA bukan hanya penguasaan

kumpulan pengetahuan tentang fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-

prinsip semata tetapi juga merupakan pengetahuan tentang proses

penemuan tersebut serta percobaan pembuktian prinsip-prinsip tersebut.

Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk

mempelajari fenomena yang terjadi pada diri sendiri dan alam sekitar, serta

prospek pengembangannya dalam menerapkannya untuk kemaslahatan

kehidupan umat manusia dan lingkungannya.

Proses pembelajaran IPA diharapkan menekankan pada uraian

sejarah penemuan, pemahaman prinsip-prinsip kimia, dan praktek dalam

rangka pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi

agar peserta didik mampu menjelajahi, memahami, memanfaatkan dan

melanjutkan penemuan-penemuan baru tentang alam sekitar secara ilmiah

sebagai tugas estafet pengembangan ilmu pengetahuan ke depan.

Karakteristik ilmu kimia terletak pada objek yang diamati, cara

memperoleh, serta kegunaannya. Ilmu kimia adalah ilmu yang mencari

jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana fenomena alam

yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika,

dan energetika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia di SMA/MA

mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur

dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat yang melibatkan

keterampilan dan penalaran. Ada dua hal yang berkaitan dengan ilmu kimia

yang tidak terpisahkan, yaitu ilmu kimia sebagai produk (pengetahuan Kimia

yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) temuan ilmuwan dan

ilmu kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu, pembelajaran Kimia

dan penilaian hasil belajar Kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu

kimia sebagai proses dan produk.

Pada awalnya ilmu kimia diperoleh dan dikembangkan berdasarkan

percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya kimia juga

diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Mata pelajaran

178

Kimia perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu membekali

peserta didik dengan pengetahuan, pemahaman dan sejumlah kemampuan

keterampilan yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang

lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi untuk kemaslahatan

umat dan lingkungannya.

Tujuan mata pelajaran ilmu kimia dicapai oleh peserta didik melalui

berbagai pendekatan, antara lain pendekatan induktif dalam bentuk proses

inkuiri ilmiah. Proses inkuiri ilmiah bertujuan menumbuhkan kemampuan

berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu

aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran ilmu kimia

menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui

praktek penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap

ilmiah.

Terkait dengan hal-hal tersebut dan dengan memperhatikan

Kompetensi Inti (KI) yang diberikan dalam Standar Kompetensi Lulusan,

perlu disusun kompetensi mata pelajaran (KMP) Kimia yang harus dikuasai

oleh lulusan SMA/MA. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan

Kompetensi Dasar (KD) pelajaran Kimia di sekolah tersebut.

b. Tujuan

Mata pelajaran Kimia di SMA/MA bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut:

1. membentuk sikap positif terhadap kimia dengan menyadari keteraturan

dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha

Esa;

2. memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat

bekerjasama dengan orang lain;

3. memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui

percobaan atau eksperimen, dimana peserta didik melakukan pengujian

hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan instrumen,

pengambilan, pengolahan dan penafsiran data, serta menyampaikan

hasil percobaan secara lisan dan tertulis;

4. meningkatkan kesadaran tentang terapan Kimia yang dapat bermanfaat

dan juga merugikan bagi individu, masyarakat, dan lingkungan serta

179

menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan demi

kesejahteraan masyarakat; dan

5. memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling

keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam

kehidupan sehari-hari dalam bentuk paket teknologi.

c. Ruang Lingkup

Mata pelajaran Kimia di SMA/MA merupakan kelanjutan IPA di

SMP/MTs yang menekankan pada fenomena alam dan pengukurannya

dengan perluasan pada konsep abstrak yang meliputi aspek-aspek sebagai

berikut: 1. struktur atom, sistem periodik unsur-unsur, ikatan kimia, dan stoikiometri,

2. larutan nonelektrolit dan elektrolit, dan reaksi oksidasi-reduksi,

3. senyawa hidrokarbon,

4. mekanika kuantum, termokimia, kinetika reaksi, dan kesetimbangan

kimia,

5. teori asam basa, larutan penyangga, stoikiometri larutan, kesetimbangan

ion dalam larutan, dan sistem koloid,

6. sifat koligatif larutan,

7. elektrokimia,

8. unsur utama dan transisi,

9. senyawa radioaktif,

6. senyawa organik termasuk benzena dan turunannya, serta makromolekul

(karbohidrat, protein dan lemak) d. Kompetensi Mata Pelajaran

Kompetensi mata pelajaran (KMP) Kimia SMA/MA meliputi:

1. menunjukkan rasa keingintahuan dan kemampuan melakukan percobaan

terkait kimia yang dimulai dari merumuskan masalah, mengajukan

hipotesis, menentukan variabel, merancang dan merakit instrumen,

mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data, menarik kesimpulan,

dan mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis;

2. memahami struktur atom, sifat-sifat unsur, massa atom relatif, sifat-sifat

periodik unsur-unsur, ikatan kimia, senyawa anorganik dan organik.dan

180

dapat mengaitkan struktur atom, ikatan dan struktur molekul, serta

interaksi antar molekul dengan sifat-sifat fisik dan kimianya yang

teramati;

3. menganalisis dan menyelesaikan permasalahan quantitatif yang

berkaitan dengan sifat-sifat molekul, kesetimbangan kimia, kinetika kimia,

energetika, dan mampu menerapkan pengetahuan tersebut pada

berbagai bidang ilmu dan teknologi.

4. memahami dan menerapkan hukum-hukum dasar kimia, energetika,

kinetika dan kesetimbangan untuk menjelaskan fenomena yang terkait

seperti kespontanan reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi

jalannya suatu reaksi;

5. menganalisis sifat berbagai larutan asam-basa, larutan koloid, larutan

elektrolit-nonelektrolit, termasuk cara pengukuran dan kegunaannya;

6. memahami konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia, serta

penerapannya untuk menghasilkan energi listrik, korosi, dan elektrolisis;

7. memahami unsur radioaktif serta kegunaan dan bahayanya dalam

kehidupan sehari-hari;

8. memahami struktur molekul dan reaksi senyawa organik berdasarkan

gugus fungsinya, termasuk benzena dan turunannya;

9. Memahami makromolekul polimer (karbohidrat dan protein) dan lemak

serta kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

181

Kelompok C: Peminatan Ilmu-ilmu Sosial 1. Mata Pelajaran Geografi a. Latar Belakang

Geografi merupakan ilmu untuk menunjang kehidupan sepanjang

hayat dan mendorong peningkatan kehidupan. Lingkup bidang kajiannya

memungkinkan manusia memperoleh jawaban atas pertanyaan dunia

sekelilingnya yang menekankan pada aspek spasial, dan ekologis dari

eksistensi manusia. Bidang kajian geografi meliputi bumi, aspek dan proses

yang membentuknya, hubungan kausal dan spasial manusia dengan

lingkungan, serta interaksi manusia dengan tempat. Sebagai suatu disiplin

integratif, geografi memadukan dimensi alam fisik dengan dimensi manusia

dalam menelaah keberadaan dan kehidupan manusia di tempat dan

lingkungannya.

Mata pelajaran Geografi membangun dan mengembangkan

pemahaman peserta didik tentang variasi dan organisasi spasial penduduk,

tempat dan lingkungan di muka bumi. Peserta didik didorong untuk

memahami aspek dan proses fisik yang membentuk pola muka bumi,

karakteristik dan persebaran spasial ekologis di permukaan bumi. Selain itu,

peserta didik dimotivasi secara aktif dan kreatif untuk menelaah tentang

pengaruh kebudayaan dan pengalaman terhadap persepsi manusia

tentang tempat dan wilayah. Sikap, pengetahuan, dan keterampilan (ASK/

Attitude, Skill, dan Knowledge), yang diperoleh dalam mata pelajaran

Geografi diharapkan dapat membangun kemampuan peserta didik untuk

bersikap, bertindak cerdas, arif, dan bertanggung jawab dalam menghadapi

masalah sosial, ekonomi, dan ekologis.

Terkait dengan hal-hal tersebut dan dengan memperhatikan

Kompetensi Inti (KI) yang dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan,

perlu disusun kompetensi mata pelajaran (KMP) Geografi yang harus

dikuasai oleh lulusan SMA/MA. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar

penyusunan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Geografi.

b. Tujuan

Mata pelajaran Geografi di SMA/MA bertujuan agar peserta didik

dapat:

182

1. memahami pola spasial, lingkungan, dan kewilayahan serta proses yang

berkaitan;

2. menguasai keterampilan dasar dalam memperoleh data dan informasi

mengkomunikasikan dan menerapkan pengetahuan geografi; dan

3. menampilkan perilaku peduli terhadap lingkungan hidup dan

memanfaatkan sumber daya alam secara arif serta memiliki toleransi

terhadap keragaman budaya masyarakat..

c. Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran Geografi di SMA/MA meliputi:

1. konsep dasar, prinsip, dan pendekatan Geografi;

2. unsur-unsur geosferdan pola persebaran spasialnya;

3. jenis dan persebaran Sumber Daya Alam (SDA), serta pemanfaatannya;

4. karakteristik, unsur-unsur, kondisi (kualitas) dan variasi spasial

lingkungan hidup, pemanfaatan dan pelestariannya;

5. wilayah dan pewilayahan;

6. negara maju dan negara sedang berkembang; dan

7. peta, citra penginderaan jauh, dan Sistem Informasi Geografis (SIG).

d. Kompetensi Mata Pelajaran

Kompetensi mata pelajaran Geografi di SMA/MA meliputi:

1. Menjelaskan konsep dasar, prinsip, dan pendekatan Geografi;

2. menganalisis unsur-unsur geosfer dan pola persebaran spasialnya;

3. menganalisis bencana alam, dampaknya terhadap kehidupan, dan

mitigasinya;

4. menganalisis jenis dan persebaran Sumber Daya Alam (SDA), serta

pemanfaatannya secara arif;

5. menganalisis karakteristik, unsur-unsur, kondisi (kualitas) dan variasi

spasial lingkungan hidup, pemanfaatan dan pelestariannya;

6. menganalisis wilayah dan pewilayahan, kaitannya dengan pembangunan

wilayah pedesaan dan perkotaan, serta negara maju dan berkembang;

dan

7. Memanfaatkan peta, citra penginderaan jauh, dan Sistem Informasi

Geografis (SIG) untuk menganalisis unsur-unsur geosfer.

183

8. Memiliki sikap menghargai Geografi dan kegunaannya dalam kehidupan.

9. Menunjukkan kemampuan berpikir geografis secara logis, sistematis,

analitis, kritis, kreatif, dan inovatif untuk menyelesaikan masalah.

184

2. Mata Pelajaran Sejarah

a. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang

asal-usul dan perkembangan serta peranan masyarakat di masa lampau

berdasarkan metode dan metodologi tertentu. Terkait dengan pendidikan di

sekolah dasar hingga sekolah menengah, pengetahuan masa lampau

tersebut mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih

kecerdasan, membentuk sikap, watak dan kepribadian peserta didik.

Mata pelajaran Sejarah telah diberikan pada tingkat pendidikan dasar

sebagai bagian integral dari mata pelajaran IPS, sedangkan pada tingkat

pendidikan menengah diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri. Mata

pelajaran Sejarah memiliki arti strategis dalam pembentukan watak dan

peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia

Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Materi sejarah:

1. mengandung nilai-nilai kepahlawanan, keteladanan, kepeloporan, patriot-

isme, nasionalisme, dan semangat pantang menyerah yang mendasari

proses pembentukan watak dan kepribadian peserta didik;

2. memuat khasanah mengenai peradaban bangsa-bangsa, termasuk

peradaban bangsa Indonesia. Materi tersebut merupakan bahan

pendidikan yang mendasar bagi proses pembentukan dan penciptaan

peradaban bangsa Indonesia di masa depan;

3. menanamkan kesadaran persatuan dan persaudaraan serta solidaritas

untuk menjadi perekat bangsa dalam menghadapi ancaman disintegrasi

bangsa;

4. sarat dengan ajaran moral dan kearifan yang berguna dalam mengatasi

krisis multidimensi yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari; dan

5. berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung

jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan

hidup.

Berkenaan hal tersebut di atas, perlu disusun Kompetensi Mata

Pelajaran (KMP) Sejarah yang harus dimiliki oleh lulusan SMA/MA. KMP ini

selanjutnya dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran

Sejarah di sekolah tersebut.

185

b. Tujuan Tujuan mata pelajaran Sejarah pada SMA/MA sebagai berikut:

1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan

tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini,

dan masa depan.

2. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara

benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi

keilmuan.

3. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap

peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa

lampau.

4. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya

bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses

hingga masa kini dan masa yang akan datang.

5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari

bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang

dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional

maupun internasional.

c. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran Sejarah meliputi aspek-aspek berikut:

1. Prinsip dasar ilmu sejarah;

2. Peradaban awal masyarakat dunia dan Indonesia;

3. Perkembangan negara-negara tradisional di Indonesia;

4. Indonesia pada masa penjajahan;

5. Pergerakan kebangsaan; dan

6. Proklamasi dan perkembangan negara kebangsaan Indonesia.

d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Sejarah di SMA/MA meliputi:

1. Menganalisis kehidupan awal, peradaban manusia Indonesia dan

bangsa-bangsa lain di dunia, serta asal-usul dan persebaran manusia di

Indonesia;

2. Menganalisis perkembangan bangsa Indonesia pada masa Negara

186

tradisional meliputi perkembangan budaya, agama dan sistem

pemerintahan masa Hindu-Buddha, masa Islam, proses interaksi antara

tradisi lokal, Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia;

3. Menganalisis kesejarahan masa kolonial Hindia Belanda (pengaruh

Barat) meliputi perubahan ekonomi, demografi, sosial serta politik dan

masa kolonial Jepang yang meliputi perubahan sosial-ekonomi dan

politik;

4. Menganalisis pengaruh berbagai revolusi politik dan sosial di dunia

(Revolusi Perancis, Revolusi Amerika, Revolusi Rusia) terhadap

perubahan sosial, ekonomi dan politik di Indonesia;

5. Menganalisis peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945, terbentuk

Negara Kesatuan Republik Indonesia dan lahirnya Undang-Undang

Dasar 1945;

6. Menganalisis perkembangan masyarakat Indonesia mulai masa

kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha, kerajaan-kerajaan Islam, pemerintahan

kolonial Belanda, Inggris, Pemerintahan Pendudukan Jepang, dan

termasuk meliputi politik (lahirnya gerakan pendidikan dan nasionalisme)

cita-cita terbentuknya negara merdeka;

7. Menganalisis perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan dan

persatuan NKRI dari ancaman disintegrasi bangsa, antara lain Peristiwa

Madiun 1948, pemberontakan DI/TII, Peristiwa PERMESTA, Peristiwa

Andi Aziz, RMS, PRRI, dan Gerakan 30 S/PKI; dan

8. Menganalisis perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa

proklamasi sampai dengan masa Orde Baru dan masa reformasi meliputi

masa pemerintahan awal kemerdekaan (1945-1955), masa

pemerintahan demokrasi terpimpin (Orde Lama 1955-1967), masa

pemerintahan demokrasi pancasila (Orde Baru 1967-1998) dan masa

reformasi (1998 s/d sekarang).

187

3. Mata Pelajaran Sosiologi a. Latar Belakang

Sosiologi ditinjau dari sifatnya digolongkan sebagai ilmu pengetahuan

murni (pure science) bukan ilmu pengetahuan terapan (applied science).

Sosiologi dimaksudkan untuk memberikan kompetensi kepada peserta didik

dalam memahami konsep-konsep sosiologi seperti sosialisasi, kelompok

sosial, struktur sosial, lembaga sosial, perubahan sosial, dan konflik sampai

pada terciptanya integrasi sosial. Konsep-konsep itu berkembang dalam

masyarakat Indonesia yang masih majemuk dalam proses menuju

masyarakat multikultur. Oleh karenanya pemahman berbagai konsep

sosiologi secara komprehensip menjadi hal penting yang harus terus

dilakukan. Selain itu mata pelajaran Sosiologi juga memberikan kompetensi

kepada peserta didik untuk mengolah dan menalar fenomena sosial dan

fakta sosial dan dapat mengaplikasikan hasil penalaran tersebut dalam

kehidupan sehari-hari. Sosiologi mempunyai dua pengertian dasar yaitu

sebagai ilmu dan sebagai metode. Sebagai ilmu, sosiologi merupakan

kumpulan pengetahuan tentang masyarakat dan kebudayaan yang disusun

secara sistematis berdasarkan analisis berpikir logis. Sebagai metode,

sosiologi adalah cara berpikir untuk mengungkapkan realitas sosial yang

ada dalam masyarakat dengan prosedur dan teori yang dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Dalam kedudukannya sebagai sebuah disiplin ilmu sosial yang sudah

relatif lama berkembang di lingkungan akademika, secara teoretis sosiologi

memiliki posisi strategis dalam membahas dan mempelajari masalah-

masalah sosial-politik dan budaya yang berkembang di masyarakat dan

selalu siap dengan pemikiran kritis dan alternatif menjawab tantangan yang

ada. Melihat masa depan masyarakat kita, sosiologi dituntut untuk tanggap

terhadap isu globalisasi yang di dalamnya mencakup demokratisasi,

desentralisasi dan otonomi, penegakan HAM, good governance (tata kelola

pemerintahan yang baik), emansipasi dan kesetaraan, kerukunan hidup

bermasyarakat, masyarakat multikultur, dan masyarakat yang demokratis.

Pembelajaran sosiologi dimaksudkan untuk mengembangkan

kemampuan pemahaman fenomena kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran

mencakup konsep-konsep dasar, pendekatan, metode, dan teknik analisis

188

dalam pengkajian berbagai fenomena dan permasalahan yang ditemui dalam

kehidupan nyata di masyarakat. Mata pelajaran Sosiologi diberikan pada

tingkat pendidikan dasar sebagai bagian integral dari IPS, sedangkan pada

tingkat pendidikan menengah diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri.

Terkait dengan hal-hal tersebut di atas, perlu disusun Kompetensi

Mata Pelajaran (KMP) Sosiologi yang harus dikuasai oleh lulusan SMA/MA.

Kompetensi ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Inti (KI)

dan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran Sosiologi di sekolah tersebut..

b. Tujuan Mata pelajaran Sosiologi bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami konsep-konsep sosiologi seperti sosialisasi, kelompok sosial,

struktur sosial, lembaga sosial, perubahan sosial, masalah-masalah

sosial, dan konflik sampai dengan terciptanya integrasi sosial;

2. Memahami berbagai peran dan interaksi sosial dalam kehidupan

bermasyarakat termasuk prinsip-prinsip kesetaraan dan emansipasi

dalam masyarakat multikultur;

3. Mengidentifikasi berbagai permasalahan sosial yang muncul dalam

mewujudkan masyarakat multikultur;

4. Menumbuhkan sikap, kesadaran dan kepedulian sosial dalam kehidupan

bermasyarakat;

5. Menalar dan mengolah fenomena sosial data fakta sosial serta dapat

mengaplikasikan hasil penalaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari;

6. Mengkomunikasikan hasil-hasil telaah tentang berbagai fenomena sosial

dan masalah sosial kepada masyarakat sebagai bentuk tanggungjawab

keilmuan dan tanggungjawab sosial.

c. Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran Sosiologi meliputi aspek-aspek sebagai

berikut:

1. Sosialisasi sosial

2. Interaksi sosial

3. Proses sosial

189

4. Bentuk-bentuk kelompok sosial

5. Mobilitas sosial

6. Struktur sosial

7. Tipe-tipe lembaga sosial

8. Peran dan status sosial

9. Masalah-masalah sosial

10. Konflik sosial

11. Integrasi sosial

d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi Mata Pelajaran Sosiologi di SMA/MA meliputi:

1. Memahami sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal

balik dan fungsinya antara masyarakat dengan lingkungannya;

2. Mendeskripsikan proses sosialisasi dalam pembentukan karakter dan

kepribadian;

3. Memahami peran dan status sosial dalam masyarakat multikultur;

4. Memahami proses interaksi sosial di dalam masyarakat dan norma yang

mengatur hubungan tersebut serta kaitannya dengan dinamika sosial,

termasuk menciptakan kesetaraan dalam interaksi sosial;

5. Mengidentifikasi berbagai perilaku menyimpang dan anti sosial serta

dengan berbagai cara pengendali sosial dalam masyarakat;

6. Menganalisis hubungan antara struktur dan mobilitas sosial serta

kaitannya dengan konflik sosial;

7. Mendeskripsikan berbagai bentuk kelompok sosial dan

perkembangannya dalam masyarakat multikultural;

8. Mendeskripsikan proses perubahan sosial pada masyarakat dan

dampaknya terhadap kehidupan masyarakat;

9. Memahami hakekat dan tipe-tipe lembaga sosial serta fungsinya dalam

masyarakat;

10. Memahami metode penelitian sosial dan kegunaannya dalam kehidupan

masyarakat.

11. Mengkomunikasikan dan mengaplikasikan kepada masyarakat hasil-hasil

telaah sosial dalam fenomena-fenomena sosial sebagai tanggungjawab

social

190

Kelompok C: Peminatan Ilmu-ilmu Bahasa dan Budaya 1. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

a. Latar Belakang Bahasaberperan sangat penting dan sentral dalam perkembangan

intelektual, sosial, dan emosional peserta didik sekaligus merupakan sarana

untuk mencapai keberhasilan dalam mempelajari semua mata pelajaran.

Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya,

budayanya, dan budaya orang lain. Selain itu, pembelajaran bahasa menjadi

sarana pembentukan karakter peserta didik seperti jujur, disiplin, tanggung

jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif,

dan proaktif dalam mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi

dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan

serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam

dirinya.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk mencapai

peningkatan kemampuan peserta didik berkomunikasi dalam bahasa

Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta

menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Kompetensi mata pelajaran (KMP) Bahasa Indonesia merupakan

kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang terdiri atas keterampilan

berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis), kebahasaan,

kesastraan, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar

kompetensi mata pelajaran ini merupakan indikator bagi peserta didik dalam

mencapai pemahaman dan kemampuan merespons situasi lokal, regional,

nasional, dan global. Berkenaan dengan hal itu, perlu disusun kompetensi mata pelajaran

(KMP) Bahasa Indonesia yang harus dimiliki oleh lulusan SMA/MA Program

Bahasa. KMP ini selanjutnya menjadi dasar dalam penyusunan kompetensi

dasar (KD) pelajaran Bahasa Indonesia pada jenjang tersebut..

b. Tujuan

Tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah peserta didik dapat:

1. berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang

berlaku, baik secara lisan maupun tulis;

191

2. menghargai bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa

negara;

3. menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa

negara dengan penuh kebanggaan;

4. memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan

kreatif untuk berbagai tujuan;

5. menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan nilai-nilai

pendidikan karakter, kemampuan intelektual, serta kematangan

emosional dan sosial;

6. menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,

memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan berbahasa; dan

4. menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah

budaya dan intelektual manusia Indonesia.

c. Ruang Lingkup

Mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakupi komponen keterampilan

berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek:

1. kemampuan berbahasa

2. kemampuan bersastra,

3. kebahasaan,

4. kesastraan, dan

5. kesantunan berbahasa. Pada akhir pendidikan di SMA/MA Program Bahasa, peserta didik

diharapkan telah membaca sekurang-kurangnya enam puluh buku sastra dan

nonsastra.

d. Kompetensi Mata Pelajaran

Kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA/MA Program

Bahasa meliputi:

1. Kemampuan Berbahasa

Memahami informasi media elektronik; menyampaikan pengalaman

yang mengesankan, kritik, teks naratif objektif, teks ekspositoris;

berdiskusi, berdebat; memberikan ulasan, menanggapi drama;

192

menyusun artikel, laporan, teks pidato, makalah; dan melakukanalih teks

aksara,

2. Kemampuan Bersastra

Memahami tema, amanat, tokoh, alur, latar, sudut pandang, tema,

tokoh hikayat, isi puisi; menceriterakan kembali karya sastra lama;

menulis puisi, larik, bait, rima, irama, imaji; menyampaikan nilai-nilai

cerita pendek, novel, drama pendek, perkembangan genre sastra, sikap

penyair, karakteristik angkatan, pementasan drama.

3. Kebahasaan

Memahami dan dapat menggunakan berbagai komponen

kebahasaan yang meliputi bunyi bahasa, fonem, morfem, kata dasar,

kata berafiks, kata ulang, kata majemuk, frasa, frasa endosentrik, frasa

eksosentrik, klausa, jenis klausa, kalimat, jenis kalimat, makna denotatof,

makna konotatif, makna referensial, makna nonreferensial, pergeseran

makna, hubungan makna, kohesi, koherensi, alih aksara, dan alih

bahasa dengan baik dan benar dalam wacana lisan dan tulis.

4. Kesastraan

Memahami bentuk-bentuk sastra dan unsur-unsurnya yang meliputi

puisi (lama, baru, kontemporer), prosa (cerpen, novel, roman), prosa lirik,

dan drama; serta dapat menciptakan berbagai bentuk sastra dan

mengapresiasinya.

193

2. Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Asing Lainnya 2.1 Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab a. Latar Belakang

Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang

sangat cepat menjadikan jarak bukan suatu hambatan untuk mendapatkan

informasi dari berbagai penjuru dunia. Oleh karena itu bahasa asing selain

bahasa Inggris menjadi penting.

Dengan demikian semakin jelas bahwa penguasaan bahasa asing

selain bahasa Inggris, dalam hal ini bahasa Arab, merupakan hal yang

sangat penting. Banyak informasi ilmu pengetahuan baik di bidang teknik,

ilmu-ilmu murni, ekonomi, psikologi maupun seni bersumber dari buku-buku

berbahasa Arab. Selain itu bahasa Arab merupakan sarana komunikasi

dalam pengembangan pendidikan, dunia pariwisata dan bisnis.

Melalui pembelajaran bahasa dan sastra Arab dapat dikembangkan

keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi lisan dan tulisan untuk

memahami dan menyampaikan informasi, pikiran, dan perasaan. Dengan

demikian mata pelajaran bahasa Arab diperlukan untuk pengembangan diri

peserta didik agar mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi warga

negara yang cerdas, terampil, dan berkepribadian Indonesia, dapat

mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya serta siap

mengambil bagian dalam pembangunan nasional.

Kompetensi Dasar bahasa dan sastra Arab perlu disusun sebagai

landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan tersebut di atas.

Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan

menggunakan bahasa dan satra dalam pemecahan masalah dan

mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan kertas dan

pensil maupun media modern lainnya.

Terkait dengan hal tersebut di atas dan dengan memperhatikan

Kompetensi Inti (KI) yang diberikan dalam Standar Kompetensi Lulusan

(SKL), maka perlu disusun Kompetensi Mata Pelajaran (KMP) bahasa dan

sastra Arab yang harus dikuasai oleh lulusan SMA/MA. KMP ini selanjutnya

dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Bahasa

dan Sastra Arab.

194

b. Tujuan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Arab di SMA/MA di Indonesia

bertujuan agar para peserta didik, sebagai berikut:

1. memiliki pengetahuan kosakata Arab (mufradat) dan tata bahasa Arab

(qawaid) secara memadai.

2. memiliki kemampuan dasar dalam keterampilan berbahasa Arab yakni

mendengar (al istima’), berbicara (al kalam), membaca (al qira’ah), dan

menulis (al kitabah)

3. Menerapkan kesantunan berbahasa Arab sesuai dengan nilai-nilai

budaya Indonesia dalam bingkai lintas budaya.

3. mengapresiasi karya sastra Arab (al balaghah) secara sederhana.

c. Ruang Lingkup

Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Arab terdiri atas materi ajar berupa

wacana lisan dan tulisan berbentuk paparan atau dialog sederhana untuk

melatih keempat aspek kemampuan berbahasa, yaitu mendengarkan,

berbicara, membaca dan menulis serta apresiasi sastra, termasuk juga

pengenalan huruf hijaiyah, kosakata (mufradat) dan tata bahasa (qawaid).

Tema-tema yang akan diajarkan dalam pelajaran Bahasa dan Sastra Arab di

SMA/MA ini adalah sebagai berikut:

1. Kelas X: Identitas diri (al ta’aruf), kehidupan sekolah (al hayat fi al

madrasah), dan keluarga (al usrah),

2. Kelas XI: Hobi (al hiwayah), kesehatan (al sihhah) dan Olahraga (al

riyadah)

3. Kelas XII: Pekerjaan (al mihnah), transportasi (wasail al safar), dan

wisata (al rihlah)

Adapun materi Bahasa dan Sastra Arab diberikan hanya pada materi

peribahasa Arab (al matsal), perumpamaan (tasybih), saja’ dan jinas.

d. Kompetensi Mata Pelajaran Pembelajaran Bahasa dan Sastra Arab diharapkan mengacu pada

kompetensi minimal yang diatur dalam SI dan KD. Secara umum kompetensi

peserta didik dalam mata pelajaran bahasa dan satra Arab di SMA/MA yang

ingin dicapai adalah sebagai berikut:

195

1. Memahami unsur-unsur bahasa Arab secara benar.

2. Melafalkan bunyi bahasa Arab (huruf hijaiyah) dengan baik dan benar.

3. Mendengarkan wacana lisan bahasa Arab dengan baik dan benar.

4. Menyampaikan jawaban, ide, dan perasaan secara lisan dengan baik

dan benar.

5. Mengungkapkan isi wacana tulis bahasa Arab dalam bentuk lisan dan

tulisan.

6. Mengapresiasi karya sastra Arab (al balaghah) secara lisan maupun tulis

secara sederhana.

196

2.2 Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Jepang a. Latar Belakang

Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang

sangat cepat menjadikan jarak bukan suatu hambatan untuk mendapatkan

informasi dari berbagai penjuru dunia. Oleh karena itu bahasa asing selain

bahasa Inggris menjadi penting. Dengan demikian semakin jelas bahwa

penguasaan bahasa asing selain bahasa Inggris, dalam hal ini bahasa

Jepang, merupakan hal yang sangat mendesak. Banyak informasi ilmu

pengetahuan baik di bidang teknik, ilmu-ilmu murni, ekonomi, sosial,

psikologi maupun seni dan budaya bersumber dari buku-buku berbahasa

Jepang. Selain itu bahasa Jepang merupakan sarana komunikasi dalam

pengembangan dunia pariwisata dan bisnis.

Melalui pembelajaran bahasa Jepang dapat dikembangkan

keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi lisan dan tulisan untuk

memahami dan menyampaikan informasi, pikiran, dan perasaan. Dengan

demikian mata pelajaran bahasa Jepang diperlukan untuk pengembangan

diri peserta didik agar mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi warga

negara yang cerdas, terampil, dan berkepribadian Indonesia, dapat

mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya serta siap

mengambil bagian dalam pembangunan nasional.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka kompetensi inti dan

kompetensi dasar ini dipersiapkan untuk pencapaian kompetensi dasar

berbahasa Jepang, yang mencakup empat aspek keterampilan bahasa yang

saling terkait, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Alokasi waktu yang disediakan adalah 3 jam per minggu untuk kelas X, 4 jam

per minggu untuk kelas XI dan kelas XII.

Kompetensi dasar bahasa Jepang dalam kurikulum perlu disusun

sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan

tersebut di atas. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan

kemampuan menggunakan bahasa Jepang dalam pemecahan masalah dan

mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan kertas dan

pensil maupun media modern yang lain.

Dalam kelas bahasa Jepang peserta didik dimotivasi untuk secara

aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran terutama dalam mendalami

197

sejumlah bahan bacaan, baik berupa media cetak maupun media elektronik

dan mempraktikkan unsur-unsur kebahasaan bahasa Jepang untuk dapat

berkomunikasi secara lisan dan tulis menggunakan bahasa Jepang yang

sederhana setara JF Standard-A1 . Selain mempelajari bahasa Jepang,

peserta didik juga mengenal budaya dan sastra Jepang yang disampaikan

secara implisit terintegrasi dalam wacana lisan dan tulis. Sehingga

memungkinkan peserta didik memiliki kemampuan interkultural. Dengan

bekal sejumlah pengetahuan tersebut, mereka dapat mempelajari budaya

dan sastra lain dan lebih mengenal budaya maupun sastranya sendiri, dan

dapat mempelajari suatu konsep dan berpikir secara kritis serta dapat

berkomunikasi di era global.

Terkait dengan hal-hal tersebut dan dengan memperhatikan

Kompetensi Inti (KI) yang diberikan dalam standar kompetensi lulusan, perlu

disusun Kompetensi Mata Pelajaran (KMP) bahasa Jepang yang harus

dikuasai oleh lulusan SMA/MA. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar

penyusunan kompetensi dasar pelajaran bahasa Jepang.

b. Tujuan Pembelajaran bahasa Jepang di Indonesia bertujuan agar para

peserta didik memiliki

1. Kemampuan dalam unsur kebahasaan yaitu;

a. Fonetik,

b. Kosakata,

c. Tata bahasa,

d. Aksara Jepang yaitu Hiragana, Katakana dan Kanji sederhana

2. Kemampuan dasar berkomunikasi berbahasa Jepang dalam ketrampilan

mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis untuk berkomunikasi

secara sederhana.

3. Pemahaman tentang budaya Jepang secara umum

4. Mengapresiasi karya-karya sastra contoh cerita anak-anak (seperti

Kaguyahime dan lain-lain.

c. Ruang Lingkup

198

Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk program peminatan Bahasa dan

Budaya membahas unsur kebahasaan (fonetik, kosakata, tata bahasa,

aksara Jepang {Hiragana, Katakana, dan Kanji sederhana}) dan

pengetahuan lintas budaya yang tercakup dalam wacana lisan dan tulisan

berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang:

a. identitas diri,

b. kehidupan sehari-hari,

c. kehidupan sekolah,

d. hobi,

e. wisata,

f. kesehatan, dan

g. cita-cita

untuk melatih keempat aspek kemampuan berbahasa, yaitu mendengarkan,

berbicara, membaca dan menulis.

d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Bahasa Jepang untuk program peminatan

Bahasa dan Budaya mencakupi kompetensi berbahasa lisan dan tulis dalam

bahasa Jepang sederhana setara dengan JF Standard-A1. Dengan

mempelajari bahasa Jepang, peserta didik:

1. Memiliki kompetensi berbahasa lisan reseptif dan produktif.

2. Memiliki kompetensi berbahasa tulis reseptif dan produktif,

dengan penguasaan fonetik, kosakata, tata bahasa, aksara Jepang

{Hiragana, Katakana, dan Kanji sederhana}), pengetahuan lintas budaya dan

sastra.

199

2.3 Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Jerman a. Latar Belakang

Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang

sangat cepat menjadikan jarak bukan suatu hambatan untuk mendapatkan

informasi dari berbagai penjuru dunia. Oleh karena itu bahasa asing selain

bahasa Inggris menjadi penting. Dengan demikian semakin jelas bahwa

penguasaan bahasa asing selain bahasa Inggris, dalam hal ini bahasa

Jerman, merupakan hal yang sangat mendesak. Banyak informasi ilmu

pengetahuan baik di bidang teknik, ilmu-ilmu murni, ekonomi, sosial,

psikologi maupun seni dan budaya bersumber dari buku-buku berbahasa

Jerman. Selain itu bahasa Jerman merupakan sarana komunikasi dalam

pengembangan dunia pariwisata dan bisnis.

Melalui pembelajaran bahasa Jerman dapat dikembangkan

keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi lisan dan tulis untuk

memahami dan menyampaikan informasi, pikiran, dan perasaan. Dengan

demikian mata pelajaran bahasa Jerman diperlukan untuk pengembangan

diri peserta didik agar mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi warga

negara yang cerdas, terampil, dan berkepribadian Indonesia, dapat

mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya serta siap

mengambil bagian dalam pembangunan nasional.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka kompetensi inti dan

kompetensi dasar ini dipersiapkan untuk pencapaian kompetensi dasar

berbahasa Jerman,yang mencakup empat aspek keterampilan bahasa yang

saling terkait, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Alokasi waktu yang disediakan adalah 3 jam per minggu untuk kelas X dan 4

jam per minggu untuk kelas XI dan XII.

Kompetensi dasar bahasa Jerman dalam Kurikulum perlu disusun

sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan

tersebut di atas. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan

kemampuan menggunakan Bahasa Jerman dalam pemecahan masalah dan

mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan kertas dan

pensil maupun media modern yang lain.

Dalam kelas bahasa Jerman peserta didik dimotivasi untuk secara

aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran terutama dalam memahami

200

sejumlah bahan bacaan, baik berupa media cetak maupun media elektronik

dan memahami serta mempraktikkan unsur-unsur kebahasaan bahasa

Jerman untuk dapat berkomunikasi secara lisan dan tulis mengunakan

bahasa Jerman yang sederhana setara standar Eropa tingkat A1. Peserta

didik juga diperkenalkan pada budaya Jerman dan karya sastra Jerman

secara implisit terintegrasi dalam wacana lisan dan tulis, sehingga

memungkinkan mereka memiliki kemampuan interkultural. Dengan bekal

sejumlah pengetahuan tersebut, mereka dapat mempelajari budaya lain dan

lebih mengenal budayanya sendiri, sehingga mereka dapat mempelajari

suatu konsep dan berpikir secara kritis serta dapat berkomunikasi di era

global.

Terkait dengan hal-hal tersebut dan dengan memperhatikan

Kompetensi Inti (KI) yang diberikan dalam Standar Kompetensi Lulusan,

perlu disusun Kompetensi Mata Pelajaran (KMP) Bahasa Jerman yang harus

dikuasai oleh lulusan SMA/MA. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar

penyusunan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran Bahasa Jerman sekolah

tersebut.

b. Tujuan Mata pelajaran Bahasa Jerman bertujuan agar peserta didik:

1. Memiliki pengetahuan tentang unsur-unsur kebahasaan yang meliputi

fonetik, kosakata dan tatabahasa bahasa Jerman, serta dapat

menggunakan unsur-unsur kebahasaan tersebut dalam komunikasi lisan

dan tulis.

2. Memiliki keterampilan dasar berbahasa Jerman yakni keterampilan

mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.

3. Menerapkan kesantunan berbahasa Jerman sesuai dengan nilai-nilai

budaya Indonesia dalam bingkai lintas budaya.

5. Mengenal budaya dan sastra Jerman melalui wacana lisan dan wacana

tulis.

c. Ruang Lingkup

Mata Pelajaran Bahasa Jerman untuk program peminatan Bahasa dan

Budaya terdiri atas materi ajar berupa wacana lisan dan tulis berbentuk

201

paparan atau dialog sederhana, dan unsur kebahasaan (fonetik, kosakata,

dan tatabahasa) untuk melatih keempat aspek keterampilan berbahasa, yaitu

mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis, serta mempelajari

pengetahuan lintas budaya yang tercakup dalam wacana lisan dan tulis.

Tema-tema yang akan diajarkan dalam pelajaran bahasa Jerman di

SMA/MA adalah sebagai berikut:

1. Identitas diri untuk kelas X

2. Kehidupan sekolah untuk kelas X

3. Kehidupan keluarga untuk kelas XI

4. Kehidupan sehari-hari untuk kelas XI

5. Kegiatan pada waktu senggang untuk kelas XII

6. Wisata untuk kelas XII.

d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajara bahasa Jerman pada Program Peminatan

Bahasa dan Budaya meliputi:

1. Keterampilan berbahasa lisan : mendengarkan dan berbicara.

2. Keterampilan berbahasa tulis : membaca dan menulis.

3. Menguasai unsur-unsur kebahasaan dalam komunikasi lisan dan tulis.

4. Memahami budaya dan sastra Jerman.

202

2.4 Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Korea a. Latar Belakang

Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang

sangat cepat menjadikan jarak bukan suatu hambatan untuk mendapatkan

informasi dari berbagai penjuru dunia. Oleh karena itu bahasa asing selain

Bahasa Inggris menjadi penting. dengan demikian, semakin jelas bahwa

penguasaan bahasa asing selain Bahasa Inggris, dalam hal ini Bahasa

Korea, merupakan hal yang sangat mendesak. Banyak informasi ilmu

pengetahuan baik di bidang teknik, ilmu-ilmu murni, ekonomi, psikologi

maupun seni bersumber dari buku-buku berbahasa Korea. Selain itu, Bahasa

Korea merupakan sarana komunikasi dalam pengembangan dunia

pariwisata,entertainment dan bisnis.

Melalui pembelajaran Bahasa Korea dapat dikembangkan

keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi lisan dan tulisan untuk

memahami dan menyampaikan informasi, pikiran, dan perasaan. Dengan

demikian mata pelajaran Bahasa Korea diperlukan untuk pengembangan diri

peserta didik agar mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi warga

negara yang cerdas, terampil, dan berkepribadian Indonesia, dapat

mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya serta siap

mengambil bagian dalam pembangunan nasional.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka standar kompetensi

dan kompetensi dasar ini dipersiapkan untuk pencapaian kompetensi awal

(dasar) berbahasa Korea, yang mencakup empat aspek keterampilan bahasa

yang saling terkait, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Alokasi waktu yang disediakan adalah empat (4) jam per minggu.

Dalam kelas Bahasa Korea peserta didik dimotivasi untuk secara aktif

terlibat dalam kegiatan pembelajaran, terutama untuk memahami sejumlah

bahan bacaan, baik berupa media cetak maupun media elektronik. Dengan

bekal sejumlah pengetahuan tersebut, mereka dapat mempelajari dan

menghargai budaya lain serta budayanya sendiri, sehingga mereka dapat

mempelajari suatu konsep dan berpikir secara kritis.

Terkait dengan hal-hal tersebut, perlu disusun Kompetensi Mata

Pelajaran (KMP) Bahasa Korea yang harus dikuasai oleh lulusan SMA/MA

program pilihan Bahasa Korea di sekolah tersebut.

203

b. Tujuan Pembelajaran Bahasa Korea di Indonesia bertujuan agar para peserta

didik memiliki kemampuan dasar dalam keterampilan mendengarkan,

berbicara, membaca dan menulis untuk berkomunikasi secara sederhana

dengan menggunakan tata cara dan etiket yang berlaku di masyarakat

dengan menggunakan bahasa Korea formal dan non formal.

Mengenal tingkatan Bahasa Korea yang berhubungan dengan prilaku,

sopan santun, rasa hormat dan tingkat disiplin hidup dalam tatanan

masyarakat Korea.

c. Ruang Lingkup

Mata Pelajaran Bahasa Korea terdiri atas bahan ajar berupa wacana

lisan dan tulisan berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang identitas

diri, kehidupan sekolah, kehidupan keluarga, kehidupan sehari-hari,

kegemaran/hobi, dan wisata untuk melatih keempat aspek kemampuan

berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, menulis Hangeul

(��) dan mempelajari etiket serta budaya Korea

d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Bahasa Korea di Peminatan Ilmu-ilmu

Bahasa dan Budaya SMA/MA sebagai berikut:

1. Mendengarkan

Mengidentifikasi bunyi fonetik abjad Hangeul (한글) dan intonasi

lisan dalam bahasa Korea, memahami isi dan memperoleh informasi

umum dari wacana lisan sederhana berbentuk monolog atau dialog

tentang identitas diri, kehidupan sekolah, kehidupan keluarga, kehidupan

sehari-hari, kegemaran/hobi dan wisata dengan berpikir logis, sistematis,

dan kritis.

2. Berbicara

Mengemukakan pendapat dan menyampaikan informasi dengan

jelas, efektif, efisien, jujur, santun, dan bertanggung jawab, agar

komunikasi berlangsung harmonis tanpa rasa saling curiga, serta tidak

meninggalkan jati diri sebagai bangsa Indonesia. Topik yang diajarkan

204

tentang identitas diri, kehidupan sekolah, kehidupan keluarga, kehidupan

sehari-hari, kegemaran/hobi, dan wisata. Kosakata yang dikuasai

berjumlah sekitar 1500–2000 kata .

3. Membaca

Membaca nyaring teks yang ditulis dalam Hangeul (한글), lafal dan

intonasi Bahasa Korea , memahami isi teks atau wacana tulis sederhana

serta memperoleh informasi daripadanya dengan cara berpikir logis,

sistematis, dan kritis tentang identitas diri, kehidupan sekolah, kehidupan

keluarga, kehidupan sehari-hari, kegemaran/hobi, dan wisata. Teks yang

dibaca merupakan tata bahasa serta menggunakan Hangeul (한글) yang

sudah dipelajari.

4. Menulis

a. Huruf Hangeul (자모음 한글)

Menulis dalam huruf Hangeul (자모음 한글) sesuai aturan dan

tingkatan etiket, sopan santun yang berlaku pada masyarakat Korea.

Huruf Hangeul (자모음 한글) yang dipelajari dan dapat dituliskan

serta diucapkan terdiri dari 21 huruf vocal (모음) dan 19 huruf

konsonan (자음).

b. Mengarang

Mengemukakan pendapat dan menyampaikan informasi secara

logis, sistematis, dan kritis tentang identitas diri, kehidupan sekolah,

kehidupan keluarga, kehidupan sehari-hari, hobi/kegemaran, dan

wisata sesuai dengan kelaziman berbahasa Korea dalam pemakaian

kata dan struktur. Karangan ditulis dengan menggunakan huruf

Hangeul (자모음 한글) yang sudah dipelajari. Karangan terdiri dari

sekitar 1-3 paragraf, setiap paragraf terdiri dari sekitar 5-10 kalimat,

setiap kalimat terdiri dari sekitar 5-12 kata.

c. Menterjemahkan

Menterjemahkan dari bahasa Korea ke dalam bahasa Indonesia

dengan memperhatikan susunan tata bahasa baik secara tulisan dan

lisan, terjemahan bahasa Korea ke dalam Bahasa Indonesia

mengambil sumber dari film, surat kabar berbahasa Korea, materi-

205

materi lainya yang mengangkat tentang kebudayaan, pengetahuan

yang ada di lingkungan masyarakat Korea dan kehidupan sehari-hari.

206

2.5 Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Mandarin a. Latar Belakang

Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang

sangat cepat menjadikan jarak bukan suatu hambatan untuk mendapatkan

informasi dari berbagai penjuru dunia. Oleh karena itu bahasa asing selain

bahasa Inggris menjadi penting. Dengan demikian semakin jelas bahwa

penguasaan bahasa asing selain bahasa Inggris, dalam hal ini bahasa

Mandarin, merupakan hal yang sangat mendesak. Banyak informasi ilmu

pengetahuan baik di bidang teknik, ilmu-ilmu murni, ekonomi, psikologi

maupun seni bersumber dari buku-buku berbahasa Mandarin. Selain itu

bahasa Mandarin merupakan sarana komunikasi dalam pengembangan

dunia pariwisata dan bisnis.

Melalui pembelajaran bahasa Mandarin dapat dikembangkan

keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi lisan dan tulis untuk

memahami dan menyampaikan informasi, pikiran, dan perasaan. Dengan

demikian mata pelajaran bahasa Mandarin diperlukan untuk pengembangan

diri peserta didik agar mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi warga

negara yang cerdas, terampil, dan berkepribadian Indonesia, dapat

mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya serta siap

mengambil bagian dalam pembangunan nasional.

Kompetensi dasar Bahasa Mandarin dalam Kurikulum perlu disusun

sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan

tersebut di atas. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan

kemampuan menggunakan Bahasa Mandarin dalam pemecahan masalah

dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan kertas dan

pensil maupun media modern yang lain.

Dalam kelas bahasa Mandarin peserta didik dimotivasi untuk secara

aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran terutama dalam memahami dan

mempraktikkan unsur-unsur kebahasaan bahasa Mandarin untuk dapat

berkomunikasi secara lisan dan tulis menggunakan bahasa Mandarin yang

sederhana setara Level I HSK (Hanyu Shuiping Kaoshi) yang merupakan uji

kompetensi bahasa Mandarin internasional. Peserta didik juga diperkenalkan

pada budaya dan sastra Cina secara implisit terintegrasi dalam wacana lisan

207

dan tulis yang memungkinkannya memiliki kemampuan interkultural dan

berpikir secara kritis sehingga dapat berkomunikasi di era global.

Terkait dengan hal-hal tersebut dan dengan memperhatikan

Kompetensi Inti (KI) yang diberikan dalam Standar Kompetensi Lulusan,

perlu disusun Kompetensi Mata Pelajaran (KMP) Bahasa Mandarin yang

harus dikuasai oleh lulusan SMA/MA. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar

penyusunan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran Bahasa Mandarin sekolah

tersebut.

b. Tujuan Pembelajaran Bahasa Mandarin di Indonesia bertujuan agar para

peserta didik:

1. Memiliki pengetahuan tentang unsur-unsur kebahasaan yang mencakupi:

fonetik, kosakata, tata bahasa, aksara Cina (Hanzi) dan pengetahuan

lintas budaya;

2. Memiliki keterampilan dasar berbahasa Mandarin yang santun baik pada

keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis;

3. Mengembangkan kesantunan berbahasa;

4. Mengapresiasi karya-karya sastra dalam bentuk puisi atau prosa.

c. Ruang Lingkup

Mata Pelajaran Bahasa Mandarin untuk Program Peminatan Bahasa

dan Budaya ini membahas unsur kebahasaan (fonetik, ejaan Hanyu Pinyin,

kosakata, tata bahasa, aksara Cina (Hanzi) dan pengetahuan lintas budaya)

yang tercakup dalam wacana lisan dan tulis dengan topik:

1. identitas diri,

2. dehidupan sekolah,

3. kehidupan keluarga,

4. kehidupan sehari-hari,

5. kegemaran

6. wisata

7. layanan umum

8. pekerjaan

208

untuk melatih keempat aspek keterampilan berbahasa, yaitu menyimak,

berbicara, membaca, menulis.

d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Bahasa Mandarin pada Program

Peminatan Bahasa dan Budaya meliputi:

1. keterampilan berbahasa lisan: menyimak dan berbicara;

2. keterampilan berbahasa tulis: membaca dan menulis

dengan penguasaan kosakata yang terbentuk dari minimal 300 aksara Cina

(Hanzi), struktur dasar bahasa Mandarin dan pengetahuan lintas budaya

Indonesia dan Cina.

209

2.6 Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Perancis a. Latar Belakang

Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang

sangat cepat menjadikan jarak bukan suatu hambatan untuk mendapatkan

informasi dari berbagai penjuru dunia. Oleh karena itu bahasa asing selain

bahasa Inggris menjadi penting. Dengan demikian semakin jelas bahwa

penguasaan bahasa asing selain bahasa Inggris, dalam hal ini bahasa

Prancis, merupakan hal yang sangat mendesak. Banyak informasi ilmu

pengetahuan baik di bidang teknik, ilmu-ilmu murni, ekonomi, psikologi

maupun seni bersumber dari buku-buku berbahasa Prancis. Selain itu

bahasa Prancis merupakan sarana komunikasi dalam pengembangan dunia

pariwisata dan bisnis.

Melalui pembelajaran bahasa Prancis dapat dikembangkan

keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi lisan dan tulis untuk

memahami dan menyampaikan informasi, pikiran, ide dan perasaan. Dengan

demikian mata pelajaran bahasa Prancis diperlukan untuk pengembangan

diri peserta didik agar mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi warga

negara yang cerdas, terampil, dan berkepribadian Indonesia, dapat

mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya serta siap

mengambil bagian dalam pembangunan nasional.

Kompetensi dasar bahasa Prancis perlu disusun sebagai landasan

pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan tersbut di atas. Selain itu

dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menngunakan

bahasa dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan idea tau

gagasan dengan menggunakan kertas dan pensil maupun media modern

lainnya.

Dalam kelas bahasa Prancis peserta didik dimotivasi secara aktif

terlibat dalam kegiatan pembelajaran terutama dalam memahami dan

mempraktikkan unsur-unsur kebahasaan bahasa Prancis untuk dapat

berkomunikasi secara lisan dan tulis menggunakan bahasa Prancis yang

sederhana setara standar Eropa A1. Peserta didik juga diperkenalkan

budaya Prancis dan karya sastra Prancis secara implisit terintegrasi dalam

wacana lisan dan tulis yang memungkinkannya memiliki kemampuan

210

interkultural dan berpikir secara kritis sehingga dapat berkomunikasi di era

global.

Terkait dengan hal-hal tersebut di atas dan dengan memperhatikan

Kompetensi Inti (KI) yang diberikan dalam Struktur Kompetensi Lulusan

(SKL) maka perlu disusun Kompetensi Mata Pelajaran (KMP) bahasa dan

sastra Prancis yang harus dikuasai oleh lulusan SMA/MA. KMP ini

selanjutnya dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD) bahasa dan

sastra Prancis.

b. Tujuan Mata pelajaran bahasa Prancis bertujuan agar peserta didik dapat :

1. Memahami dan menggunakan bunyi fonetis bahasa Prancis (huruf,

angka, kata, kalimat) dalam komunikasi lisan.

2. Memahami dan menggunakan struktur kalimat sederhana bahasa

Prancis yang terdiri dari 1) Sujet + verbe; dan 2) Sujet + verbe +

complement objet dalam komunikasi lisan dan tulis.

3. Mamahami dan menggunakan tata bahasa bahasa Prancis meliputi;

konjugasi kata kerja beraturan dan tidak beraturan, kala (waktu), kata

sandang, kata sifat, kata depan dalam komunikasi lisan dan tulis.

4. Memahami dan menggunakan kosakata bahasa Prancis dalam

komunikasi lisan dan tulis yang berkaitan dengan tema yang disajikan

seperti: identitas diri, kehidupan sekolah, kehidupan keluarga, kehidupan

keluarga, kehidupan sehari-hari,

5. Mengenal budaya dan sastra Prancis melalui wacana lisan dan wacana

tulis.

c. Ruang Lingkup

Mata pelajaran Bahasa Prancis untuk Program Peminatan Bahasa

dan Budaya ini membahas bunyi fonetis bahasa Prancis, struktur kalimat

sederhana bahasa Prancis, tata bahasa dan kosakata bahasa Prancis dalam

wacana lisan dan tulis yang terbagi dalam beberapa tema sesuai tingkat

kelas:

1. Identitas diri untuk kelas X

2. Kehidupan sekolah untuk kelas X

211

3. Kehidupan Keluarga untuk kelas XI

4. Kehidupan Sehari-hari untuk kelas XI

5. Kegemaran/Hobby untuk kelas XII

6. Wisata untuk kelas XII.

d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Prancis untuk Program

Peminatan mencakupi:

1. Memahami dan menggunakan unsur-unsur kebahasaan dalam

komunikasi lisan.

2. Mamahami dan menggunakan unsur-unsur kebahasaan dalam

komunikasi tulis.

3. Memahami dan menggunakan pengetahuan budaya dan sastra Prancis

dalam komunikasi lisan dan tulis.

212

3. Mata Pelajaran Antropologi a. Latar Belakang

Antropologi sebagai suatu ilmu yang mempelajari keragaman

sekaligus kesamaan manusia dan cara hidupnya dari berbagai ruang dan

waktu. Antropologi mengkaji manusia dan cara hidupnya secara holistik

sebagai makhluk biologi dan sosial budaya yang terbentuk melalui

pertemuan manusia dan kebudayaannya yang beragam. Dengan demikian,

terjalin hubungan timbal balik yang sangat erat antara manusia dan

kebudayaan.

Antropologi memiliki sub disiplin, yang meliputi antropologi

biologi/antropologi ragawi, antropologi sosial, etnolinguistik, arkeologi,

prasejarah, dan etnologi. Pembelajaran antropologi dapat membantu peserta

didik memperoleh wawasan yang lebih luas mengenai manusia dan cara

hidupnya yang beranekaragam. Pengenalan dan pemahaman mengenai

antropologi dengan sendirinya dapat mengembangkan sikap toleran dan

saling menghargai terhadap keberagaman kebudayaan. Bertolak dari

pemahaman tersebut mata pelajaran antropologi merupakan sesuatu yang

mutlak diketahui peserta didik melalui suatu pelajaran yang mandiri.

Dengan mempelajari antropologi diharapkan peserta didik mampu

menyerap antropologi sebagai pengetahuan dan menerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari, terutama dalam menyikapi perbedaan latar budaya,

tradisi, adat, nilai dan norma masyarakat, bahasa dan kepercayaan di

masyarakat.

Terkait dengan hal-hal tersebut di atas perlu disusun Kompetensi Mata

Pelajaran (KMP) Antropologi yang harus dikuasai oleh lulusan SMA.

Kompetensi Mata Pelajaran ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan

Komptensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran Antropologi

disekolah tersebut.

b. Tujuan Mata pelajaran Antropologi bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami ruang lingkup antropologi.

2. Memahami pendekatan dan metode kerja antropologi.

213

3. Memahami kebudayaan dan dapat memanfaatkannya untuk

memecahkan berbagai masalah terkait dengan manusia dan

kehidupannya sebagai mahluk biologi dan sosial budaya yang beraneka

ragam.

4. Menelaah fenomena budaya dalam masyarakat multikultur.

5. Mengaplikasikan hasil telaah terkait dengan budaya dalam masyarakat

multikultur dalam kehidupan sehari-hari.

c. Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran Antropologi meliputi aspek-aspek

berikut:

1. Pokok kajian antropologi;

2. Keanekaragaman kebudayaan dalam unsur dan wujud kebudayaan;

3. Pendekatan dan metode kerja antroplogi;

4. Proses-proses dinamika kebudayaan; dan

5. Hubungan antarkebudayaan.

d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Antropologi meliputi:

1. Mengetahui garis-garis besar antropologi sebagai suatu ilmu yang

mempelajari keragaman sekaligus kesamaan cara hidup manusia dari

berbagai ruang dan waktu;

2. Menguraikan konsep kebudayaan sebagai cara hidup manusia, sifat-

sifat, wujud dan unsur-unsurnya;

3. Memahami pendekatan antropologi (relativisme dan holisme) dalam

memandang keragaman kebudayaan yang dikenalnya;

4. Menunjukkan sikap toleran dan menghargai perbedaan yang terdapat

dalam masyarakat multikultur;

5. Memahami cara kerja antropologi (etnografi) dalam mengkaji aneka

cara hidup manusia;

6. Memahami proses-proses dinamika kebudayaan yang disebabkan oleh

dorongan internal maupun eksternal;

7. Mengenali sifat-sifat hubungan antarkebudayaan dalam lingkup lokal,

nasional dan global, dan dampaknya pada kehidupan masyarakat.

214

8. Menganalisis berbagai fenomena budaya yang terjadi dalam

perkembangan dan perubahan dalam masyarakat multikultur;

9. Mengaplikasikan hasil temuan, telaah, dan analisis fenomena-fenomena

budaya masyarakat multikultur dalam kehidupan sehari-hari.