ver luka.ds

45
PEMERIKSAAN FORENSIK KLINIK PEMERIKSAAN FORENSIK KLINIK KASUS PERLUKAAN DAN KERACUNAN KASUS PERLUKAAN DAN KERACUNAN DI RUMAH SAKIT DI RUMAH SAKIT Djaja Surya Atmadja Djaja Surya Atmadja Dep. Kedokteran Forensik Dep. Kedokteran Forensik FKUI FKUI di Jakarta di Jakarta

Upload: james-holland

Post on 18-Jan-2016

225 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

doc

TRANSCRIPT

  • PEMERIKSAAN FORENSIK KLINIK KASUS PERLUKAAN DAN KERACUNAN DI RUMAH SAKITDjaja Surya AtmadjaDep. Kedokteran Forensik FKUIdi Jakarta

  • PendahuluanDokter UGD pada prinsipnya harus melayani semua pasien gawat darurat yang datang ke RS. Banyak diantara pasien merupakan KORBAN tindak pidana

    Pasien korban tsb merupakan pasien yang harus diobati sekaligus BARANG BUKTI tindak pidana

  • Korban tindak pidanaSetelah TP pasien lgs ke RS minta pertolongan dokter. Dokter wajib mengobati, setelah itu baru melaporkan kejadian ke Polisi

    Pasien telah lapor ke polisi, datang ke RS sudah membawa SPV (dan mendapatkan pengobatan)

  • Masalah pelaporan korbanPasal 108 KUHAP: Barangsiapa melihat, mendengar, mengalami Tndak Pidana DAPAT melapor atau mengadu ke penyidikSetiap PN dalam menjalankan tugasnya melihat, mendengar, mengetahui TP WAJIB lapor

    Dokter WAJIB lapor ke penyidik !!!

  • Tehnis di RSDokter dapat saja meminta pasien atau keluarganya yang melapor, tapi sebagai orang yang mengetahui adanya TP dokter terikat pasal 108 KUHAPDi RS kewajiban melaporkan TP diatur oleh RS dalam SOP tatalaksana pasien IGD. Yang melaporkan ke polisi bisa:Petugas administrasi Satpam Dokter atau perawat

  • Peran ganda dokterSebagai dokter klinik (attending doctor): memeriksa, mendiagnosis dan mengobati pasien kontrak terapeutik, ada rahasia kedokteran

    Sebagai dokter forensik (assessing doctor): memeriksa, menentukan derajat luka, membuat VER dokter membuka rahasia kedokteran atas dasar UU

  • Pasal 133 (1) KUHAPDalam hal penyidik menangani kasus LUKA, KERACUNAN atau MATI, yang diduga akibat TP, dapat meminta bantuan DOKTER AHLI KEHAKIMAN, DOKTER atau AHLI lainnya

    Penjelasan: SpF keterangan ahli non-SpF keterangan

  • Dokter mendapat SPVMerupakan kewajiban hukum: harus memeriksa dan membuat VERSPV ditujukan ke pimpinan RSAtas dasar SOP, dokter jaga mengambil alih kewajiban hukum tsb

    Dalam pembuatan VER, dr dapat minta bantuan SpF, tapi yang menandatangani VER tetap dr pemeriksa

  • RS yang punya konsultan SpFDr IGD yang mendapatkan kasus TP memanggil SpF jaga ke IGDDr jaga mengobati pasienSpF memeriksa secara forensik, membuat VER dan menandatangani sendiri

    Jika pasien dirawat, SpF melakukan pemeriksaan selama perawatan

  • Pada kejahatan susilaDr jaga IGD memanggil SpOG dan SpF on callSpOG melakukan pemeriksaan dengan disaksikan SpF. Sampel labfor diambil SpOG atas petunjuk SpFSpOG melakukan pengobatanSpF melakukan pencatatan dan pemeriksaan labfor lalu membuat VER

  • Apa peran SpF klinik ?Dokter klinik tugasnya lebih ringan, dapat berkonsentrasi dalam pengobatan pasienBagi RS ada tambahan pelayanan spesialistik (Forensik Klinik) akreditasiBagi korban: nilai bukti VER lebih kuat (keterangan ahli)Bagi penyidik dan JPU: mutu VER lebih baik memudahkan penuntutan

  • Yang lebih penting,Kemungkinan adanya kesalahan pembuatan VER, yang berakibat * dilakukannya pemeriksaan terhadap dokter dan petugas RS, maupun * kemungkinan dipanggilnya dokter ke pengadilan dapat diminimalisir.

  • Tatalaksana pemeriksaanTerhadap pasien dilakukan anamnesis

    Jika didapatkan kemungkinan adanya TP, maka pemeriksaan fisik dilakukan secara lebih teliti dan lengkap. Pada berkas RM ditambahkan lembar gambar skematis tubuh manusia utk pencatatan luka secara kasar

  • Tatalaksana pemeriksaan (2)Jika ada dugaan keracunan, ambil sampel darah, urin dan muntahan/isi lambung. Sampel diperiksa langsung atau dikirim ke labPemeriksaan penunjang lain (lab, ronsen, CT scan dll) dapat dilakukan atas indikasi

    Rekam medis dicatat secara lengkap, akurat dan rinci

  • Pemeriksaan perlukaanPosisi luka dicatat pada lembar gambar skematis Catat kondisi luka yang ditemukan:Regio: Pada dada kiri atasKoordinat: 2 cm diatas puting susu, 3 cm dari GPDJenis luka: terdapat luka terbukaDeskripsi detil luka (tergantung jenis luka)Ukuran luka

  • Luka terbuka

    Terdapat luka terbukaDengan tepi rata Sudut luka kanan tumpul, kiri tajamDinding luka bersihTidak terdapat jembatan jaringanDasar luka adalah otot yang terpotong rataUkuran luka 3 cm x 1 cm, bila dirapatkan berupa garis lurus sepanjang 3,5 cm

  • Luka lecetTerdapat luka lecet geserArah dari kanan atas ke kiri bawahUkuran 3 cm x 2 cm

    Terdapat luka lecet tekan, bentuk segiempat, ukuran 2 cm x 1 cm

    Terdapat luka lecet gores, arah atas ke bawah, sepanjang 4 cm

  • MemarTerdapat memar berwarna kebiruan, dengan ukuran 3 cm x 2 cm, di sekitarnya tampak membengkak berukuran 4 cm x 5 cm

    Jejas ban: Terdapat memar berupa tiga buah garis sejajar berbentuk zigzag, dengan tebal 5 mm, garis-garis saling membentuk sudut 120 derajat, panjang garis 4 cm dan 6 cm dengan jarak antar garis 1 cm meliputi daerah seluas 10 cm x 15 cm ( buat gambar skematis)

  • Memar (2)Perdarahan tepi: Terdapat dua buah memar sejajar dengan ukuran masing-masing 1 cm x 5 cm dan jarak antar tepi memar yang berhadapan 2 cm

    Memar lama: Terdapat memar berwarna kekuningan, seluas 3 cm x 4 cm

  • Luka jerat atau gantungPada leher terdapat jejas yang melingkari leher berupa luka lecet tekan, berwarna kecoklatan, berulir, perabaan seperti kertas perkamen, Pada bagian depan 3 cm dibawah dagu, tepat setinggi jakun, setebal 4 mm Pada sisi kiri 6 cm dibawah lubang telinga kiri, lebar 4 mmPada sisi kanan 8 cm dibawah lubang telinga kanan, lebar 4 mmPada bagian belakang jejas menghilang pada sisi kiri, Lokasi simpul diperkirakan pada belakang kepala kiri 4 cm dari GPB, 5 cm diatas batas rambut belakangDisekitar luka pada sisi kanan terdapat gelembung-gelembung berisi air

  • Luka tembakLuka tembak masuk: ditemukan luka terbuka berbentuk lubang berukuran 4 mm x 4 mm, disekitar luka terdapat luka lecet dengan ketebalan 3 mm pada sisi kiri dan 1 mm pada sisi lainnya. Disekitar luka terdapat jelaga meliputi daerah seluas 4 cm x 6 cm dan diatasnya terdapat bintik-bintik hitam pada daerah seluas 3 cm x 4 cm

  • Luka tembak (2)Luka tembak masuk: Terdapat luka terbuka, tepi tidak rata, berbentuk bintang dengan 4 sudut, berukuran 2 cm x 3 cm

    Luka tembak keluar: ditemukan luka terbuka, tepi tidak rata, bentuk tak beraturan, ukuran 2 cm x 3 cm

  • Kasus keracunanKecurigaan adanya keracunan jika:Terjadi penyakit atau kematian mendadakTerjadi massalAdanya riwayat kontak dengan racunAdanya gejala dan tanda yang sesuai dengan gejala keracunan zat tersebutPembuktian keracunan: adanya racun dalam tubuh (kualitatif) dalam jumlah yang signifikan (kuantitatif) untuk menimbulkan gejala atau kematian

  • Kasus keracunan (2)Penting sekali dokter punya pengetahuan tentang racun: sumber, cara masuk, mekanisme keracunan, gejala dan tanda, bahan sampel, terapi

    Tanpa adanya pengetahuan tsb, tak ada kecurigaan keracunan salah diagnosis. Misal: keracunan arsen disangka GED, kolera, ulkus peptikum atau neuropati

  • Penentuan derajat lukaTujuan utama pembuatan VER adalah menyampaikan kepada penyidik berat ringannya kecederaan yang terjadi (derajat luka, kualifikasi luka)Penentuan derajat luka merupakan kewenangan dokterKarena derajat luka akan menentukan pasal yang akan didakwakan dan berat ringannya sanksi, dokter harus adil dan tidak memihak (imparsial)

  • Derajat lukaLuka derajat I (luka ringan)Luka derajat 2 (luka sedang)Luka derajat 3 (luka berat): ps. 90 KUHPLuka yang menyebab kan matiPenganiayaan ringan (ps. 352 KUHP)Penganiayaan (ps. 351(1) KUHP)Penganiayaan berat (ps. 351(2) KUHP)Penganiayaan yang mati (ps. 351(3) KUHP), pembunuhan (338 jo 340 KUHP)

  • Luka derajat 1 (ringan)Pada pemeriksaan terhadap pria/wanita berumur .. tahun ini ditemukan luka-luka ... pada daerah ... akibat kekerasan ... (gejala ini dan tanda ini akibat keracunan ...) Luka-luka (cedera) tersebut TIDAK menyebabkan penyakit atau halangan dalam menjalankan pekerjaan jabatan/pencaharian

  • Luka derajat 2 (sedang)Pada .... (idem)

    Luka - luka (cedera) tersebut TELAH menyebabkan penyakit atau halangan dalam menjalankan pekerjaan jabatan/ pencaharian untuk sementara waktu

  • Luka derajat 3 (berat)Pada ... (idem)

    Luka-luka (cedera) tersebut telah menyebabkan ... (salah satu dari ps. 90 KUHP). Misal: ancaman bahaya maut bagi korban, hilangnya pancaindra penglihatan, matinya buah kandungan dsb

  • Luka yang menyebabkan matiPada ... (idem)

    Luka-luka (cedera) tersebut dalam perawatan telah mengalami komplikasi berupa infeksi menyeluruh (sepsis) dan perdarahan di seluruh tubuh sehingga korban meninggal dunia. Penyebab kematian yang pasti tidak dapat ditentukan karena tidak / belum dilakukan pemeriksaan bedah jenazah

  • Setelah perawatan selesaiDokter pemeriksa menentukan derajat luka, membuat konsep VER (dengan dibantu SpF).Konsep VER diserahkan ke bagian administrasi RM untuk diketikVER diserahkan ke dokter pemeriksa (dan SpF yang membantu) untuk ditanda tangani oleh mereka

  • Setelah perawatan selesaiVER yang sudah ditandatangani oleh dr pemeriksa ( dan SpF) diserahkan kembali ke bagian RM untuk diberi nomorDirektur RS membuat surat pengantar ke penyidik peminta VERVER diserahkan kepada penyidik

  • Jika ditemukan barang buktiDokter melakukan pemeriksaan terhadap barang buktiDokter melakukan pembungkusan barang bukti, dan pemberian segelDokter membuat Berita Acara Pemeriksaan dan Penyegelan Barang BuktiBarang Bukti diserahkan ke penyidik sebelum atau bersama VER. Serah terima dilakukan dengan melakukan penandatanganan BAP penyerahan Barang Bukti

  • Peranan VER Dalam Peradilan PidanaBagi penyidik: salah satu alat bukti (surat) dalam rangka mengungkap TPBagi Jaksa Penuntut Umum: dasar untuk menentukan jenis TP, pasal yang akan didakwakan dan penentuan sanksi.Bagi Hakim: alat bukti sebagai dasar penjatuhan vonis sesuai dengan pasal 183 KUHAP.

  • Pasal 183 KUHAPHakim tidak boleh menjatuhkan pidana, kecuali dengan sekurangnya 2 ALAT BUKTI yang sah, ia memperoleh KEYAKINAN bahwa benar terjadi TP dan benar terdakwalah yang bersalah melakukannya

  • Pasal 184 KUHAPAlat bukti yang sah adalah:Keterangan saksiKeterangan ahliSuratPetunjukKeterangan terdakwa

    VER termasuk alat bukti SURAT

  • Dokter sebagai saksi ahli di pengadilan VER kurang jelas, sehingga perlu dijelaskan lagi maksudnyaAda perkembangan baru kasus, yang memerlukan keterangan medisAdanya ketidak cocokan data dalam VER dengan temuan dan bukti lain yang memerlukan penjelasanAdanya pendapat saksi ahli lain yang tidak sesuai dengan kesimpulan VER

  • Beberapa prinsipPenyidik pada kasus kriminal (TP): Polri, PMPenyidik pada kasus pelanggaran HAM: Jaksa AgungVER dan barang bukti hanya diserahkan pada penyidik yang meminta VER (pembuat SPV)VER hanya dibuat satu kali (ein malig)

  • Beberapa prinsipVER sementara dapat diberikan jika penyidik meminta VER sebelum derajat luka dapat ditentukan. Dalam VER sementara hanya dicantumkan jenis luka dan kekerasan penyebabnya.SpF dalam pelayanan pasien klinik berperan membantu dokter klinik dan bukan sebagai PENGGANTI dokter klinik

  • Contoh VERKasus perlukaan

  • Pendahuluan VER

    Jakarta, 14 Desember 2004PRO JUSTITIAVISUM ET REPERTUMNo. 01/VER/RS-PMI/XII/2004

    Yang bertanda tangan di bawah ini, Adil, dokter Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit PMI Bogor, atas permintaan dari Kepolisian Wilayah Bogor dalam suratnya nomor 021/ /Ver/LK/XII/2004/Wil.Bgr tertanggal enam Desember tahun dua ribu empat, maka dengan ini menerangkan bahwa pada tanggal enam Desember tahun dua ribu empat pukul delapan lewat lima puluh dua menit Waktu Indonesia bagian Barat, bertempat di RSU PMI Bogor, yang beralamat di jalan Pajajaran Bogor telah melakukan pemeriksaan atas korban dengan nomor Registrasi 97.01.14, yang menurut surat tersebut adalah :------------------------------------------------Nama: Djohan. ---------------------------------------------------------------------------------Umur: 21 tahun --------------------------------------------------------------------------------Jenis Kelamin: Laki-laki --------------------------------------------------------------------------------Warganegara: Indonesia ------------------------------------------------------------------------------Pekerjaan: Swasta ---------------------------------------------------------------------------------Agama: Islam. -----------------------------------------------------------------------------------Alamat: xxxxxx, Tangerang ------------------------------------------------------------------Padien datang ke Instalasi Gawat Darurat RSU PMI Bogor dengan diantar petugas Polri yang bernama AKBP Budi Waluyo dengan NRP 217890. --------------------------------------------------------

  • Hasil Pemeriksaan1. Korban datang dalam keadaan sadar, keadaan umum sakit sedang. Korban mengeluh sakit kepala dan sempat pingsan setelah kejadian pemukulan pada kepala ----------------------------------------------------------------------------------------------------Pada korban ditemukan -----------------------------------------------------------------------------Pada belakang kepala kiri, dua sentimeter dan garis pertengahan belakang, empat sentimeter di atas batas rambut belakang terdapat luka terbuka, tepi tidak rata, dinding luka kotor, sudut-sudur luka tumpul, dasar otot, berukuran tiga senti meter kali satu senti meter, disekitarnya terdapat benjolan berukuran empat sentimeter kali empat sentimeter -----------------------------------Pada dagu, tepat pada garis pertengahan depan terdapat luka terbuka tepi tidak rata, dasar jaringan bawah kulit, dinding kotor, sudut tumpul, berukuran dua senti meter setengah sentimeter dasar otot.--------------------------------------Korban dirujuk ke dokter spesialis syaraf dan setelah dilakukan pemeriksaan disimpulkan bahwa korban mengalami cedera kepala ringan. ---------------------Pemeriksaan foto Ronsen kepala tidak menunjukkan adanya patah tulang.------------Terhadap korban dilakukan penjahitan dan perawatan luka, dan pengobatan. -------Korban dipulangkan dalam keadaan baik, dengan pesan agar kontrol seminggu lagi. ---------------------------------------------------------------------------------------------------------

  • KesimpulanPada pemeriksaan terhadap laki-laki yang berusia 21 tahun ini didapatkan adanya cedera kepala ringan, luka terbuka pada belakang kepala kiri dan dagu, semuanya akibat kekerasan tumpul pada kepala. Cedera tersebut telah mengakibatkan penyakit atau halangan dalam menjalankan pekerjaan jabatan / pencaharian untuk sementara waktu. ---------------------------------------------------

  • PenutupDemikian visum et repertum ini dibuat dengan sebenarnya dengan menggunakan keilmuan yang sebaik-baiknya, mengingat sumpah sesuai dengan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. ----------------------Mengetahui,Dokter Pemeriksa Dokter forensik klinik

    Dr. Budi Susilo, SpFDr. Adil

  • Terima KasihBogor, 16 Desember 2004