dr. h. irianto lambrie · pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah daerah selama...
TRANSCRIPT
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara Tahun
2017 sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan
selama tahun 2017 dapat kami selesaikan tepat waktu. Laporan
Kinerja Pemprov Kalimantan Utara disusun berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah dan berpedoman pada Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014. Penyusunan Laporan Kinerja Pemprov
Kalimantan Utara Tahun 2017 merupakan bentuk komitmen
terhadap aspek transparansi dan akuntabilitas serta
pertanggungjawaban atas kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan
Utara.
Untuk itu, Pemprov Kalimantan Utara berupaya untuk
memberikan informasi kinerja yang lebih terukur, sekaligus sebagai
upaya perbaikan berkesinambungan bagi Pemprov Kalimantan
Utara untuk senantiasa meningkatkan kinerjanya. Melalui LKjIP ini
KATA PENGANTAR
pula, disajikan informasi pertanggungjawaban kinerja yang telah
dilakukan Pemprov Kalimantan Utara pada tahun 2017, sebagai
konsistensi terhadap komitmen untuk menciptakan transparansi
yang merupakan pilar terwujudnya tata pemerintahan yang baik.
Hasil pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan di Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara
merupakan usaha, kerja keras dan kerjasama semua pihak yakni
masyarakat, swasta dan aparat pemerintah baik dalam perumusan
kebijakan, maupun dalam implementasi serta pengawasannya.
Berkenaan dengan itu, semoga Laporan Kinerja Pemprov
Kalimantan Utara Tahun 2017 ini, dapat menjadi masukan dan
saran evaluasi agar kinerja kedepannya menjadi lebih efektif,
efisien, dan produktif. Akhir kata, kami sampaikan terimakasih
kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan
serta partisipasi dalam penyusunan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah Pemprov Kalimantan Utara Tahun 2017.
Tanjung Selor, Maret 2018
DR. H. IRIANTO LAMBRIE
aporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Provinsi Kalimantan Utara
tahun 2017 disusun dengan tujuan memberikan gambaran konkrit
tentang capaian kinerja, pelaksanaan program dan kegiatan
tahun sebelumnya. Laporan ini berisi hasil pengukuran dan analisis
atas capaian target kinerja yang dikomparasikan dengan penetapan
kinerja.
Melalui penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja ini, Pemerintah
Provinsi Kalimantan Utara berupaya untuk mendorong terwujudnya tata
kelola pemerintahan yang baik dan berorientasi hasil. Segala hasil yang
tertuang dalam Laporan Kinerja ini merupakan salah satu aspek penting
yang harus diimplementasikan dalam manajemen pemerintahan sehingga
menjadi tolak ukur dalam peningkatan kinerja.
Perbaikan dalam perumusan sasaran strategis dan indikator kinerja
masih perlu dilaksanakan lebih lanjut, untuk lebih mengarah pada
optimalisasi perwujudan peran dan fungsi Pemerintah Provinsi Kalimantan
Utara dalam perencanaan, pengkoordinasian, pembinaan, dan
pengendalian kebijakan daerah sebagai konsistensi terhadap komitmen
untuk menciptakan transparansi yang merupakan pilar terwujudnya tata
pemerintahan yang baik.
Hasil evaluasi kinerja ini diharapkan dapat menjadi bahan Self
Assesment atas hasil kinerja yang telah dilaksanakan dan menjadi rujukan
yang efektif menuju upaya perbaikan berkelanjutan oleh seluruh aparatur
pelaksana untuk mewujudkan optimalisasi kinerja pemerintah Provinsi
Kaimantan Utara yang memiliki peran sentral dalam penyelenggaraan
pemerintahan guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi guna
penyelenggaraan pemerintahan yang lebih berorientasi pada hasil
kedepannya.
L
RINGKASAN EKSEKUTIF
Kata Pengantar
Ringkasan Eksekutif
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Maksud dan Tujuan .................................................................................... 2
1.3 Gambaran Umum Kondisi Daerah .......................................................... 3
1.3.1 Aspek Geografi dan Demografi .................................................... 3
1.3.2 Luas dan Letak Wilayah .................................................................. 3
1.3.3 Kondisi Topografi .............................................................................. 5
1.3.4 Demografi ......................................................................................... 6
1.3.5 Persebaran dan Kepadatan Penduduk ...................................... 8
1.4 Aspek Kesejahteraan Masyarakat ......................................................... 10
1.5 Kemiskinan ................................................................................................. 17
1.6 Indeks Pembangunan Manusia .............................................................. 19
1.7 Struktur OPD Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara ........................... 23
1.8 Isu Strategis ................................................................................................. 24
1.9 Keberagaman SDA Pemprov Kalimantan Utara ................................. 26
1.10 Inovasi Dalam Sistem AKIP & Pengelolaan Kinerja Pemerintah ........ 31
1.11 Sistematika Penyajian Laporan Kinerja ................................................. 34
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1 Visi dan Misi ................................................................................................ 36
2.2 Tujuan .......................................................................................................... 39
2.3 Sasaran ....................................................................................................... 39
2.4 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah ..................................... 45
2.5 Perjanjin Kinerja ......................................................................................... 46
DAFTAR ISI
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 Akuntabilitas Kinerja ................................................................................. 49
3.2 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja ................................................... 50
a. Sasaran Berkurangnya Masyarakat Berpenghasilan Rendah ............... 51
Indikator Persentase Penduduk Miskin ................................................ 52
Indikator Tingkat Pengangguran Terbuka .......................................... 61
b. Meningkatnya Akses dan Kualitas Pendidikan Masyarakat ................... 67
Indikator Angka Harapan Lama Sekolah ........................................... 68
Indikator Angka Rata-rata Lama Sekolah .......................................... 69
c. Sasaran Meningkatnya Akses dan Kualitas Kesehatan
Masyarakat ..................................................................................................... 73
d. Meningkatnya Kesetaraan Gender dalam Pembangunan .................. 80
Indikator Indeks Pembangunan Gender ............................................ 80
Indikator Indeks Pemberdayaan Gender ........................................... 83
e. Sasaran Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi dengan
memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan .......................... 85
f. Sasaran Meningkatnya Infrastruktur Fisik dan Ekonomi Wilayah ............ 90
g. Sasaran Meningkatnya Konektivitas antar daerah dan negara
tetangga ......................................................................................................... 94
Indikator Persentase terhubungnya pusat-pusat kegiatan
dan pusat ekonomi di wilayah provinsi ............................................... 94
Indikator Persentase Kecamatan yang dijangkau
Broadbrand ............................................................................................ 102
h. Sasaran Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup .............................. 106
i. Sasaran Terjaganya Keamanan dan Ketertiban Wilayah .................... 117
j. Sasaran Terwujudnya Daerah Perbatasan yang tertib dan
Tentram ......................................................................................................... 124
k. Sasaran Terwujudnya Pemerintahan yang Akuntabel ......................... 130
l. Sasaran Terwujudnya Pelayanan Publik yang Baik dan
Berkualitas ..................................................................................................... 137
3.3 Akuntabilitas Keuangan ........................................................................ 146
1. Analisis Penggunaan Sumberdaya Keuangan .................................. 146
2. Pengelolaan Keuangan Daerah .......................................................... 152
3. Kinerja Pendapatan Daerah ................................................................. 157
4. Kinerja Belanja Daerah .......................................................................... 158
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ............................................................................................... 165
4.2 Saran ......................................................................................................... 170
TABEL Halaman
1.1 Wilayah Administrasi Provinsi Kalimantan Utara ................................... 4
1.2 Kelas Ketinggian dari Permukaan air Laut di Kaltara ............................ 6
1.3 Perkembangan Jumlah Penduduk Menurut Kab/Kota ........................ 7
1.4 Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk di Kaltara ............................ 9
1.5 Nilai dan Kontribusi PDRB menurut Lapangan Usaha ......................... 11
1.6 Pertumbuhan Ekonomi di Kaltara Tahun 2012-2017 ............................ 13
1.7 Nilai Inflasi Rata-rata Tahun 2012-2017 .................................................. 14
1.8 PDRB ADHK per Kapita Tahun 2012-2016 .............................................. 16
1.9 PDRB ADHB per Kapita Tahun 2012-2016 .............................................. 17
1.10 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin ............................................. 18
1.11 Pesentase Penduduk Miskin di Kab/Kota .............................................. 18
1.12 IPM Kaltara 2012-2016 di Kaltara ............................................................ 20
1.13 Pertumbuhan IPM Tahun 2012-2016 di Kaltara..................................... 21
1.14 IPM Tahun 2012-2016 Menurut Provinsi di Kalimantan ........................ 21
2.1 Keterkaitan Visi-Misi, Tujuan dan Sasaran sesuia RPJMD .................... 41
2.2 Prioritas dan Sasaran Pembangunan di Kaltara .................................. 45
2.3 Perjanjian Kinerja Provinsi Kaltara 2017 .................................................. 47
3.1 Skala Nilai Perangkat Kinerja ................................................................... 50
3.2 Keterkaitan Misi I dan Sasaran ................................................................ 51
3.3 Capaian Sasaran Berkurangnya Masyarakat Berpenghasilan
Rendah ....................................................................................................... 52
3.4 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin ............................................. 53
3.5 Garis Kemiskinan di Kaltara 2017 ............................................................ 55
3.6 Capaian Sasaran Meningkatnya Akses dan Kualitas
Pendidikan Masyarakat ........................................................................... 67
3.7 Capaian Sasaran Meningkatnya Akses dan Kualitas
Kesehatan Masyarakat ............................................................................ 73
3.7.1 Angka Harapan Hidup Kab/Kota ................................................. 75
3.8 Capaian Sasaran Meningkatnya Kesetaraan Gender dalam
Pembangunan .......................................................................................... 80
3.8.1 IPG Kalimantan Utara ..................................................................... 81
DAFTAR TABEL
3.8.2 IDG Kalimantan Utara ..................................................................... 83
3.9 Capaian Sasaran Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi
dengan memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan ...... 85
3.9.1 Nilai PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2017 ..................... 87
3.10 Capaian Sasaran Meningkatnya Infrastruktur Fisik dan
Ekonomi Wilayah ....................................................................................... 91
3.11 Capaian Sasaran Meningkatnya Konektivitas antar daerah
dan negara tetangga ............................................................................. 94
3.11.1 Konektivitas Perhubungan Kaltara ............................................. 96
3.11.2 Pelabuhan di Kaltara .................................................................... 97
3.11.3 Konektivitas Perhubungan Kaltara Layanan ASDP .................. 98
3.11.4 Konektivitas Perhubungan Layanan Transportasi Darat ....... 100
3.11.5 Perbandingan Capaian Konektivitas Perhubungan ............. 101
3.12 BTS yang ada di Kaltara ......................................................................... 104
3.13 Sasaran Pokok RPJMN 2015-2019 Bidang LH ...................................... 107
3.13.1 Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Lingkungan
Hidup .............................................................................................. 107
3.13.2 Titik Lokasi Pemantauan .............................................................. 109
3.13.3 Perhitungan Pemantauan Kualitas udara Sampler 2017 ...... 111
3.13.4 Perhitungan Indeks Udara IKLH .................................................. 111
3.13.5 Indeks Tutupan Lahan ................................................................. 114
3.13.6 Hasil IKLH Kaltara .......................................................................... 115
3.14 Keterkaitan Misi II dan Sasaran ............................................................. 117
3.15 CapaianSasaran Terjaganya Keamanan dan Ketertiban
Wilayah ..................................................................................................... 118
3.15.1 Persentase Pelanggaran yang di tangani .............................. 119
3.16 Capaian Sasaran Terwujudnya Daerah Perbatasan yang
tertib dan Tentram .................................................................................. 125
3.17 Penanganan Pelanggaran di Perbatasan ......................................... 126
3.18 Keterkaitan Misi III dan Sasaran ............................................................ 129
3.19 Capaian Sasaran Terwujudnya Pemerintahan yang
Akuntabel ................................................................................................. 130
3.19.1 Perbandingan Nilai SAKIP Kaltara ............................................. 131
3.20 Skala Penilaian IKM ................................................................................. 139
3.20.1 Capaia Sasaran Terwujudnya Pelayanan Publik yang
Baik dan Berkualitas ..................................................................... 140
3.21 Persentase Alokasi Anggaran ............................................................... 147
Analis Perbandingan Pencapaian Kinerja dan Anggaran .............. 149
Gambar Halaman
1.1 Peta Cakupan Wilayah Provinsi Kalimantan Utara ............................... 5
1.2 Jumlah Pns Berdasarkan Golongan dan Jenis Kelamin .................... 27
1.3 e-sakip Kalimantan Utara ........................................................................ 32
1.4 Halama Login e-sakip Kalimantan Utara ............................................ 33
1.7 Struktur Organisasi di Kaltara ................................................................... 23
Grafik Halaman
3.1 Perbandingan Persentase Penduduk Miskin di Kaltara ...................... 54
3.2 Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka di Kaltara ............... 62
3.3 Tingkat Pengangguran Terbuka di Kaltara ......................................... 64
3.4 Pertumbuhan Beberapa Usaha di Kaltara ......................................... 88
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK
1
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
kuntabilitas didefinisikan sebagai suatu perwujudan
kewajiban untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan atau kegagalan misi organisasi dalam
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui
media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik.
Pelaporan kinerja merupakan amanah dari Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah¸ Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun
2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan media untuk
mempertanggungjawabkan kinerja instansi yang memuat informasi
kinerja terkait pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan
dalam dokumen Perjanjian Kinerja, analisis perbandingan antara
target dengan realisasi kinerja serta analisis capaian kinerja tahun
yang bersangkutan dengan capaian kinerja tahun sebelumnya.
Disinilah esensi dari prinsip akuntabilitas sebagai pijakan bagi
instansi pemerintah untuk ditegakkan dan diwujudkan.
Provinsi Kalimantan Utara sebagai Daerah Otonomi Baru
(DOB) yang telah menyelenggarakan pemerintahan sebagaimana
yang diamanahkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2012
tentang Pembentukan Kalimantan Utara dan memiliki kewajiban
dalam menyampaikan LKjIP khususnya pada tahun 2017.
A
2
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Pelaporan Kinerja merupakan faktor kunci yang harus
disampaikan sehingga amanah terhadap penyelenggaraan
pemerintahan yang transparan, akuntabel, bersih, efesien dan
efektif dapat terwujud. Hal ini merupakan bentuk
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah
daerah selama kurun waktu satu tahun dalam rangka mencapai
sasaran strategis instansi yang telah ditetapkan dalam dokumen
Perjanjian Kinerja dan Dokumen Perencanaan, serta terdapat
beberapa data dalam LKjIP ini yang masih dalam proses
pembaharuan sehingga masih menampilkan data dalam bentuk
olahan tahun 2017.
Dengan demikian, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Provinsi Kalimantan Utara menjadi laporan kemajuan
penyelenggaraan pemerintah oleh Gubernur kepada Presiden
yang disusun dan dikembangkan sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Realisasi yang dilaporkan dalam Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah ini merupakan hasil kegiatan Tahun 2017 yaitu tahun
Kedua RPJMD Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016-2021.
1.2 Maksud dan Tujuan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi
Kalimantan Utara merupakan salah satu bentuk
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah
daerah selama kurun waktu satu tahun dalam mencapai
tujuan/sasaran strategis instansi. Penyusunan Laporan Akuntabilitas
Kinerja juga menjadi alat pendorong peningkatan kerja setiap unit
organisasi dan juga sebagai alat ukur bagi stakeholders untuk
memberikan masukan demi perbaikan kinerja instansi pemerintah
Provinsi Kalimantan Utara.
3
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Melalui pengidentifikasian permasalahan, keberhasilan dan
solusi yang tersaji dalam laporan ini, menjadi sumber untuk
perbaikan perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan
yang akan datang.
Dengan demikian, antara proses evaluasi dan perbaikan
yang berkelanjutan menjadi komponen yang tidak terpisahkan
dalam meningkatkan kinerja pemerintah menuju perbaikan
pelayanan publik.
1.3 Gambaran Umum Kondisi Daerah
1.3.1 Aspek Geografi dan Demografi
Kondisi geografi dan demografi merupakan dua faktor
penting, mendasar dan menunjang satu sama lain yang
menentukan keberhasilan pembangunan. Kondisi geografi akan
memberikan gambaran tentang ketersediaan sumber daya alam,
luas lahan, mineral dan bahan tambang yang terkandung di
dalamnya, hingga fisiografi lahan beserta flora dan fauna yang
berada diatasnya. Sedangkan kondisi demografi merupakan
gambaran tentang ketersediaan sumberdaya manusia, baik
ditinjau dari aspek kualitas maupun kuantitasnya dalam rangka
mendukung pelaksanaan pembangunan.
1.3.2 Luas dan Letak Wilayah
Provinsi Kalimantan Utara yang memiliki luas ± 75.467,70 km2,
terletak pada posisi antara 114°35’22” – 118°03’00” Bujur Timur dan
antara 1°21’36” - 4°24’55” Lintang Utara. Selain itu, berdasarkan
batas kewenangan provinsi, provinsi Kalimantan Utara diketahui
memiliki luas lautan seluas 11.579 Km2 (13% dari luas wilayah total).
Secara administratif Provinsi Kalimantan Utara berbatasan dengan
4
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
negara Malaysia tepatnya dengan negara bagian Sabah dan
Serawak, Malaysia. Batas daerah daratan terdapat sekitar 1.038 Km
garis perbatasan antara Provinsi Kalimantan Utara dengan Negara
Malaysia. Wilayah Provinsi Kalimantan Utara berada di pulau besar
Kalimantan yang sangat luas dengan berbagai keanekaragaman
karateristik wilayah seperti kawasan perkotaan, perbatasan,
pedalaman terpencil, pegunungan, pesisir dan kepuluan. Batas
antar negara dengan Malaysia pun langsung pada lintas darat.
Dari segi administrasi pemerintahan, Provinsi Kalimantan Utara
terbagi menjadi 4 (empat) Kabupaten (Bulungan, Malinau,
Nunukan, Tana Tidung) dan 1 (satu) Kota yaitu Kota Tarakan.
Adapun pembagian wilayah administartif Provinsi Kalimantan
Utara menurut Kabupaten/Kota dapat dirinci sebagai berikut :
Tabel 1.1
Wilayah Administrasi Provinsi Kalimantan Utara
Kabupaten/Kota Ibukota Luas Wiayah
(Km2)
Jumlah
Kecamatan
Jumlah
Desa
Jumlah
Kelurahan
Bulungan Tanjung Selor 13.925,72 10 71 10
Malinau Malinau 42.620,70 15 109 -
Nunukan Nunukan 13.841,90 16 232 8
Tana Tidung Tideng Pale 4.828,58 5 29 -
Tarakan Tarakan 250,80 4 - 20
Kalimantan Utara 75.467,70 50 441 38
Sumber: RKPD Kalimantan Utara 2018
Kabupaten Malinau merupakan kabupaten dengan wilayah
terluas di Provinsi Kalimantan Utara (56% dari total luasan),
sedangkan daerah dengan luas wilayah terkecil adalah Kota
Tarakan (1% dari total luasan Provinsi Kalimantan Utara). Kondisi
geografis Provinsi Kalimantan Utara selain berupa pegunungan
juga merupakan daerah kepulauan. Pulau-pulau kecil di Provinsi
5
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Kalimantan Utara terletak di Kabupaten Nunukan, Bulungan, Tana
Tidung dan Kota Tarakan.
Secara administratif, batas wilayah Provinsi Kalimantan Utara
adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Negara Sabah (Malaysia)
Sebelah Timur : Laut Sulawesi
Sebelah Selatan : Provinsi Kalimantan Timur
Sebelah Barat : Negara Sarawak (Malaysia)
Gambar.1.1
Peta Cakupan Wilayah Provinsi Kalimantan Utara
1.3.3 Kondisi Topografi
Kondisi topografi merupakan elemen dasar dari suatu
wilayah untuk mengetahui karakteristik fisik suatu daerah.
Karakteristik fisik akan mempengaruhi pola dan jenis pembangunan
yang akan diterapkan di wilayah tersebut.
6
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Tabel 1.2
Kelas Ketinggian dari Permukaan Laut di Provinsi Kaltara (Ha)
No Kabupaten Kelas Ketinggian
0-7 m 7-25 m 25-100 m 100-500 m 500-1000 m >1000m
1 Bulungan 213.561 249.257 220.119 531.364 193.172 273.749
2 Malinau 11.687 77.937 532.349 831.204 2.258.433 151.317
3 Nunukan 174.434 138.156 199.312 115.112 284.981 269.467
4 Tana Tidung 11.034 246.733 51.029 22 302 -
5 Tarakan 6.920 18.160 - - - -
KALTARA 417.636 730.243 1.002.809 1.477.702 2.736.888 694.533 Sumber: Kalimantan Utara.bps.go.id
Hampir setengah dari total luasan wilayah provinsi ini memiliki
kelas ketinggian antara 500-1.000 m di atas permukaan laut
(38,77%), hanya sekitar 5,92% yang memiliki kelas ketinggian 0-7 m
di atas permukaan laut. Perkembangan pembangunan
diperkirakan akan mengelompok di wilayah yang memiliki
ketinggian relatif lebih landai, sedangkan wilayah pegunungan di
Provinsi Kalimantan Utara dapat dijadikan kawasan lindung dan
recharge area (daerah resapan air).
1.3.4 Demografi
Demografi merupakan ilmu yang mempelajari dan
meggambarkan tentang persoalan kependudukan suatu wilayah
dari segi kuantitas, distribusi hingga komponen-komponen
perubahannya. Kependudukan merupakan faktor yang sangat
strategis dalam kerangka pembangunan nasional. Penduduk
merupkan pusat dari seluruh kebijakan dan program
pembangunan yang akan dilakukan. Penduduk berperan sebagai
subyek sekaligus obyek pembangunan. Keadaan dan kondisi
kependudukan yang ada sangat mempengaruhi dinamika
pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Salah satu cara
yang dapat dilakukan agar potensi penduduk dapat berperan aktif
7
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
dalam proses pembangunan suatu wilayah adalah dengan
pembangunan berwawasan kependudukan. Indikator tingkat
pertumbuhan penduduk sangat berguna untuk memprediksi jumlah
penduduk sehingga akan diketahui pula kebutuhan dasar
penduduk serta fasilitas pelayanan publik dan sebagainya.
Jika dilihat secara umum, jumlah penduduk Provinsi
Kalimantan Utara dari tahun 2011 sampai 2016 selalu mengalami
peningkatan. Jumlah penduduk terbanyak adalah di Kota Tarakan
pada tahun 2016 yaitu sebesar 244.185 jiwa, sedangkan jumlah
penduduk paling sedikit berada di Kabupaten Tana Tidung yang
pada tahun 2016 sebesar 23.497 jiwa. Berikut tabel perkembangan
jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Utara.
Tabel 1.3
Perkembangan Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota
dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Tahun 2011-2016 di Provinsi Kalimantan Utara
Kab/Kota
Jumlah Penduduk (%)
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Bulungan 117.019 120.600 122.985 126.096 129.381 132.533 2,39
Malinau 62.580 66.845 71.501 74.469 77.492 80.619 4,80
Nunukan 148.822 155.680 162.711 170.042 177.607 185.499 4,48
Tana Tidung 16.356 17.079 18.985 20.400 21.891 23.497 8,30
Tarakan 202.600 210.700 218.800 227.200 235.565 244.185 3,76
KALTARA 547.377 570.904 594.982 618.207 641.936 666.333 3,94 Sumber : Kalimantan Utara Dalam Angka 2017
Laju Pertumbuhan penduduk Provinsi Kalimantan Utara
selama tahun 2015-2016 adalah sebesar 3,94% dengan
pertumbuhan penduduk tertinggi adalah Kabupaten Tana Tidung
yaitu sebesar 8,30%. Relatif tingginya rata-rata pertumbuhan
penduduk di kabupaten ini jika dibandingkan dengan
kabupaten/kota lainnya mungkin disebabkan karena kabupaten ini
8
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
merupakan daerah otonom baru, yang merupakan wilayah
pemekaran dari 3 (tiga) kecamatan di Kabupaten Bulungan, yaitu
Kecamatan Sesayap, Sesayap Hilir, dan Tanah Lia sejak tahun 2012,
sehingga menyebabkan meningkatnya migrasi penduduk ke
wilayah ini. Sedangkan pertumbuhan penduduk paling rendah
adalah Kabupaten Bulungan yaitu sebesar 2,39%.
1.3.5 Persebaran dan Kepadatan Penduduk
Persebaran Penduduk adalah distribusi penduduk menurut
wilayah. Adapun kepadatan penduduk adalah perbandingan
jumlah penduduk dengan luas wilayah, yang memperlihatkan rata-
rata jumlah penduduk setiap kilometer persegi.
Persebaran penduduk yang tidak merata perlu mendapat
perhatian karena berkaitan dengan daya dukung terhadap
lingkungan. Persebaran penduduk di Kalimantan Utara secara
geografis dapat dikatakan belum merata sehingga menyebabkan
terjadinya perbedaaan tingkat kepadatan penduduk antar daerah
yang cukup besar.
Grafik 1.1
Persentase Persebaran Penduduk Di Provinsi Kalimantan Utara
Tarakan 36%
Malinau 12%
Bulungan 20%
Tana Tidung 4%
Nunukan 28%
PERSEBARAN PENDUDUK
9
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Berdasarkan grafik yang disajikan, secara geografis
persebaran penduduk di Kalimantan Utara belum merata.
Terdapat perbedaan tingkatan kepadatan penduduk antar
daerah kabupaten/kota yang cukup besar.
Pada tahun 2015, persebaran penduduk di Persentase
persebaran penduduk di Kalimantan Utara yang tertinggi berada di
Kota Tarakan, yaitu sekitar 36,18% dari total penduduk Kalimantan
Utara. Selanjutnya sebagian besar penduduk Kalimantan Utara
berdomisili di Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Bulungan
masing-masing sekitar 27,73% dan 20,27% dari toral penduduk
Kalimantan Utara. Sedangkan persebaran penduduk di Kabupaten
Malinau sekitar 12,27%. Wilayah yang memiliki persebaran
penduduk paling sedikit adalah kabupaten Tana Tidung, yaitu
hanya sekitar 3,55%
Tabel 1.4
Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk di Kaltara Tahun 2016
Kabupaten/Kota Luas Wilayah (Km2)
Kepadatan Penduduk per
Km persegi
2016
Bulungan 13.181,92 9,52
Malinau 40.088,41 1,89
Nunukan 14.247,5 13,40
Tana Tidung 4.828,58 4,87
Tarakan 250,8 973,62
KALTARA 72.597,21 8,83
Sumber:
1) Kabupaten Malinau Dalam Angka 2010-2015
2) Kabupaten Bulungan Dalam Angka 2011-2015
3) Kabupaten Nunukan Dalam Angka 2011, 2013-2015
4) Kabupaten Tana Tidung Dalam Angka 2012-2013, 2015
5) Kota Tarakan Dalam Angka 2012-2015
10
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Terdapat kesenjangan persebaran penduduk, terutama
antara kabupaten dengan kota. Kepadatan penduduk di Kota
Tarakan mencapai 973,62 jiwa/km2 (tahun 2016), hal ini berbeda
dengan kabupaten lain yang memiliki kepadatan hanya 1-12
jiwa/km2. Sedangkan kabupaten yang memiliki kepadatan
penduduk paling rendah adalah Kabupaten Malinau, yakni 1,89
jiwa/km2. Kota Tarakan merupakan salah satu pusat
perkembangan ekonomi di Provinsi Kalimantan Utara, sarana
prasarana perkotaan di daerah tersebut relatif lebih lengkap
sehingga menjadi salah satu faktor penarik penduduk untuk lebih
memilih tinggal di Kota Tarakan, sementara luas kota ini yang
sangat sempit jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya.
Faktor lain yang mempengaruhi keadaan tersebut salah satunya
adalah kondisi geografis.
Kabupaten Malinau dan Kabupaten Bulungan yang
mempunyai kondisi topografi bergunung dengan kemiringan lereng
sebagian besar di atas 40%, cukup sulit untuk pengembangan
permukiman. Hal ini sangat berbeda dengan Kota Tarakan yang
memiliki topografi yang landai sehingga lebih mudah untuk
pengembangan permukiman. Dalam hal ini, Pemerintah Provinsi
Kalimantan Utara harus segera melakukan tindakan untuk
meratakan persebaran penduduk di seluruh wilayah agar dapat
mengurangi tekanan penduduk di satu daerah.
1.4 Aspek Kesejahteraan Masyarakat
Aspek Kesejahteraan masyarakat memberikan gambaran
dan hasil analisis terhadap kondisi kesejahteraan masyarakat,
mencakup kesejahteraan dan pemerataan ekonomi,
kesejahteraan sosial dan seni budaya dan olahraga.
11
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Adapun Kondisi Ekonomi suatu Daerah yang merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan suatu
daerah. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
merupakan salah satu indikator yang penting dalam analisis
perkembangan wilayah. Nilai PDRB dapat menggambarkan sektor
yang berkontribusi paling besar dalam pertumbuhan ekonomi
Provinsi Kalimantan Utara, sedangkan PDRB per kapita dapat
digunakan sebagai salah satu indikator tingkat kemakmuran dan
kesejahteraan penduduk di suatu wilayah. Nilai dan Kontribusi
Sektor PDRB Provinsi Kalimantan Utara yang disajikan pada tabel 1.5
dibawah ini berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku dan
berdasarkan atas harga konstan.
Tabel 1.5
Nilai dan Kontribusi PDRB
di Provinsi Kalimantan Utara Menurut Lapangan Usaha
No Sektor 2017
ADH Berlaku
(Miliar)
ADH Konstan
(Miliar)
Laju
Pertumbuhan
1 Pertanian, Kehutanan &
Perikanan 12.634,52 9.420,03 4,41
2 Pertambangan &
Penggalian 21.195,32 15.443,86 6,39
3 Industri Pengolahan 7.728,31 5.308,10 5,54
4 Pengadaan Listrik dan
Gas 41,17 33,91 8,79
5 Pengadaan Air 48,58 37,01 7,26
6 Konstruksi 9640,91 6.570,56 6,13
7
Perdagangan Besar &
Eceran; Reparasi Mobil
& Sepeda Motor
8.792,79 5.736,81 8,43
8 Transportasi dan
Pergudangan 5.411,39 3.425,86 10,83
9
Penyediaan
Akomodasi dan Makan
Minum
1.203,39 746,48 12,99
10 Informasi dan 1.752,52 1.547,97 9,58
12
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
No Sektor 2017
ADH Berlaku
(Miliar)
ADH Konstan
(Miliar)
Laju
Pertumbuhan
Komunikasi
11 Jasa Keuangan 884,41 608,30 4,03
12 Real Estate 608,95 512,19 4,76
13 Jasa Perusahaan 190,53 139,21 3,52
14
Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan, dan
Jaminan Sosial Wajib
4.044,16 2.780,61 6,79
15 Jasa Pendidikan 1.922,46 1.306,14 7,53
16 Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial 795,77 599,69
6,30
17 Jasa Lainnya 511,30 317,77 7,53
PDRB 77.406,46 54.534,51 6,59 Sumber: Publikasi PDRB Provinsi Kalimantan Utara 2017
Sektor yang paling dominan dalam menunjang
perekonomian daerah di Provinsi Kalimantan Utara adalah
penyedia akomodasi makan dan minum yang mengalami
pertumbuhan tertinggi sebesar 12,99%. Adapun Kontribusi sektor
pertambangan dan penggalian terhadap PDRB sangat fluktuatif.
Meski demikian sektor ini tetap menjadi sektor yang berkontribusi
paling besar selama lima tahun berturut-turut, akan tetapi di tahun
2017 pertumbuhannya berada pada angka 6,39%. Sektor
penyumbang terbesar kedua setelah penyedia akomodasi makan
dan minum adalah lapangan usaha transportasi dan pergudangan
yang tumbuh sebesar 10,83%. Penyumbang ketiga setelah
lapangan transportasi dan pergudangan adalah lapangan usaha
informasi dan komunikasi 9,58 persen. Struktur Perekonomian
Kalimantan Utara menurut lapangan usaha masih di dominasi oleh
tiga lapangan usaha yaitu lapangan usaha pertambangan dan
13
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
penggalian, lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan
serta lapangan usaha konstruksi.
Tabel 1.6
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Utara dan Nasional
Tahun 2012-2017
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Provinsi Kalimantan
Utara - - 8,18 3,13 3,75 6,59
Nasional 6,03 5,56 5,02 4,79 5,02 5,07
Sumber: Publikasi PDRB Provinsi Kalimantan Utara 2017
Secara kumulatif perekonomian Kalimantan Utara selama
Tahun 2017 mengalami pertumbuhan sebesar 6,59 persen. Kondisi
ini dipengaruhi oleh kinerja sebagian besar lapangan usaha yang
mengalami pertumbuhan yang positif, dimana Lapangan usaha
penyedia akomodasi dan makanan minumam yang memberi
kontribusi pertumbuhan sebanyak 12,99%. Selain itu dipengaruhi
juga oleh peningkatan kinerja beberapa lapangan usaha yang
dominan terhadap pembentukan PDRB Kalimantan Utara seperti
Lapangan Usaha transportasi dan pergudangan sebesar 10,83
persen serta Lapangan Usaha informasi dan komunikasi 9,58 persen,
sedangkan untuk lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian
sebesar 6,39 persen.
Walaupun Lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian
merupakan pertumbuhannya sedang mengalami kontraksi, namun
sebagian besar lapangan usaha yang lainnya mengalami
pertumbuhan yang positif sehingga secara kumulatif pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Utara Tahun 2017 meningkat.
14
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Secara region Kalimantan, Provinsi Kalimantan Tengah
menduduki peringkat pertama dengan mencatatkan
pertumbuhan ekonomi sebesar 6,74%, diikuti Kalimantan Utara
6,59%, Kalimantan Selatan 5,29% , Kalimantan Barat 5,17% dan
terakhir Kalimantan Timur sebesar 3,13%.
Laju inflasi merupakan kecenderungan naiknya harga
barang dan jasa pada umumnya yang berlangsung secara terus
menerus dan mempengaruhi kemampuan daya beli masyarakat.
Laju Inflasi menjadi salah satu aspek yang dapat digunakan untuk
mengukur tingkat kesejahteraan penduduk.
Tabel 1.7
Nilai Inflasi Rata-rata Tahun 2012-2017* di Provinsi Kalimantan Utara
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017*
Inflasi Provinsi Kalimantan
Utara 5,99 10,35 11,91 3,42 4,31 3,61
Inflasi Nasional 4,30 8,38 8,36 3,35 3,02 3,72
Sumber:
1) Publikasi BPS 2017
2) *Data Olahan 2017
Pada periode 2012-2017*, laju inflasi Provinsi Kalimantan Utara
menunjukkan rata-rata 7,196. Pada tahun 2012 inflasi Kalimantan
Utara berada pada angka 5,99 dan mengalami peningkatan
sampai tahun 2014 yaitu pada posisi 11,91. Kondisi ini berarti harga
barang dan jasa di dalam negeri mengalami kenaikan. Naiknya
harga barang dan jasa tersebut menyebabkan turunnya nilai mata
uang. Namun pada tahun 2015 inflasi mengalami penurunan yang
signifikan menjadi 3,42, namun pada tahun berikutnya kembali
mengalami peningkatan menjadi 4,31. Kecenderungan yang
terjadi beberapa tahun terakhir, nilai inflasi Kalimantan Utara
berada diatas nilai inflasi nasional. Nilai inflasi Kalimantan Utara
15
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
pada Tahun 2016 yaitu 4,31 masih berada diatas nilai inflasi nasional
yaitu 3,02.
Untuk Inflasi Kaltara triwulan III 2017 tercatat 3,61% (yoy), lebih
rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,39% (yoy).
Penurunan inflasi Kaltara tersebut sejalan dengan inflasi nasional
yang turut mengalami penurunan dari 4,37% (yoy) pada triwulan II
2017 menjadi 3,72% (yoy) di triwulan III 2017. Secara historis inflasi
Kaltara triwulan III 2017 masih lebih rendah dibandingkan rata-rata
inflasi Kaltara 3 tahun terakhir. Secara spasial di wilayah Kalimantan,
Inflasi Kaltara triwulan III lebih rendah dibandingkan dengan
dengan inflasi Kalimantan dan merupakan provinsi dengan angka
inflasi paling rendah di wilayah Kalimantan.
Berdasarkan disagregasinya, meredanya tekanan inflasi
pada kelompok volatile food dan administered prices menjadi
penyebab menurunnya inflasi Kaltara triwulan III 2017. Inflasi
kelompok volatile food pada triwulan III 2017 tercatat 5,37% (yoy),
lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya sebesar 7,55%
(yoy). Meredanya tekanan inflasi pada kelompok volatile food
didorong oleh kenaikan pasokan di beberapa komoditas pangan
strategis. Selain itu, inflasi kelompok administered prices tercatat
3,45% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya
sebesar 4,50% (yoy). Penurunan angka inflasi pada kelompok ini
terutama disebabkan penurunan tarif angkutan udara dampak
dari normalisasi permintaan masyarakat terhadap transportasi
udara pasca hari raya Idul Fitri dan mudik Lebaran.
Di triwulan IV 2017, inflasi Kaltara diperkirakan meningkat
dibandingkan triwulan sebelumnya berada pada rentang 2,90 -
3,30% (yoy). Beberapa risiko yang dapat menjadi faktor pendorong
inflasi di akhir tahun 2017 antara lain, lain (a) risiko cuaca dan
16
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
gelombang tinggi di wilayah perairan Kalimantan Utara yang akan
berdampak pada hasil tangkapan ikan, (b) kenaikan harga BBM
sejalan dengan mulai naiknya harga minyak dunia, (c) risiko
lonjakan harga bahan pangan dan kenaikan permintaan tiket
pesawat dalam rangka persiapan datangnya hari Natal dan Tahun
Baru dan (d) risiko berkurangnya pasokan pada komoditas pangan
strategis pasca berakhirnya musim panen.
Hal ini menunjukkan bahwa meski harga barang dan jasa
semakin tinggi, pengendalian peredaran uang di masyarakat telah
berjalan lebih baik. PDRB ADHK per kapita Provinsi Kalimantan Utara
selama tahun 2012-2016 menunjukkan pertumbuhan ekonomi per
kapita yang relatif positif, meski sedikit menurun di tahun 2015.
Pertumbuhan rata-rata PDRB ADHK per kapita penduduk Provinsi
Kalimantan Utara sebesar 2,85%. Sebagaimana pada tabel 1.8
berikut ini.
Tabel 1.8
PDRB ADHK Per Kapita Tahun 2012-2016 di Provinsi Kaltara
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
Nilai PDRB (Juta
Rp)1 40.768.541 44.091.699 47.696.806 49.188.675 51.164.900
Jumlah Penduduk
(jiwa)1 570.904 594.982 618.208 641.936 666.333
PDRB perkapita
(Rp/jiwa)2 71.410.502 74.105.938 77.153.330 76.625.513 76.785.781
Sumber:
1) RPJMD Kalimantan Utara Tahun 2016-2021
2) Data diolah berdasarkan publikasi BPS 2017
Untuk Nilai PDRB per satu penduduk dapat diketahui melalui
PDRB ADHB per kapita. Pada tahun 2012 PDRB per kapita penduduk
Provinsi Kalimantan Utara sebesar 82,9 juta. Angka ini terus
mengalami peningkatan hingga mencapai 100,2 juta pada tahun
2016 yang dijelaskan pada tabel 1.9 berikut.
17
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Tabel 1.9
PDRB ADHB Per Kapita Tahun 2012-2016 di Provinsi Kalimantan Utara
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
Nilai PDRB (Juta
Rp)1 47.333.732 52.604.702 59.572.512 62.818.835 66.778.600
Jumlah Penduduk
(jiwa)1 570.904 594.982 618.208 641.936 666.333
PDRB perkapita
(Rp/jiwa)2 82.910.143 88.413.939 96.363.373 97.858.408 100.218.059
Sumber:
1) RPJMD Kalimantan Utara Tahun 2016-2021
2) Data diolah berdasarkan publikasi BPS 2017
1.5 Kemiskinan
Kemiskinan masih menjadi persoalan prioritas untuk
diselesaikan di beberapa wilayah di Indoensia. Kemiskinan erat
hubungannya dengan kesejahteraan hidup. Pada tahun 2012,
persentase penduduk miskin Kalimantan Utara mencapai 9,70%
atau setara dengan 65,7 ribu jiwa dari total penduduk. Persentase
penduduk miskin mengalami kecenderungan meningkat setiap
tahun dan posisi pada tahun 2016 sebesar 6,99%. Kondisi ini dengan
rincian bahwa jumlah penduduk miskin (penduduk dibawah garis
kemiskinan) di Kalimantan Utara pada September 2016 sebanyak
47,03 ribu atau 6,99%. Hingga pada september tahun 2017 angka
kemiskinan di Provinsi Kalimantan Utara mengalami penurunan
sebesar 0,26% menjadi 6,96%, sebagaimana pada tabel 1.10
berikut ini.
18
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Tabel 1.10
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, serta Persentase
Penduduk di Atas Garis Kemiskinan Tahun 2012-2017
Tahun Jumlah penduduk miskin
(ribu jiwa)
Persentase Penduduk
Miskin
Persentase
Penduduk di atas
garis kemiskinan
2012 56,7 9,70 90,30
2013 46,4 7,73 92,27
2014 38,5 6,24 93,76
2015 40,93 6,38 93,62
2016 47,03 6,99 93,01
2017 48,56 6,96% 92,89 Sumber:
1) RPJMD Kalimantan Utara Tahun 2016-2021
2) Data diolah berdasarkan publikasi BPS 2017
Persentase penduduk miskin di Kalimantan Utara berdasarkan
pesebarannya di tingkat Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan
Utara tahun 2017 disajikan pada tabel 1.11 berikut.
Tabel 1.11
Persentase Penduduk Miskin Tahun 2012-2016 Kabupaten/Kota
di Provinsi Kalimantan Utara
Indikator Kabupaten/Provinsi 2012 2013 2014 2015 2016
Persentase
Penduduk
Miskin
Bulungan 11,76 12,04 12,03 8,45 8,94
Malinau 11,68 10,48 10,26 7,27 7,08
Nunukan 9,62 9,51 8,69 5,54 5,19
Tana Tidung 9,81 10,21 9,48 6,30 6,00
Tarakan 7,95 7,9 7,79 5,06 5,13
Persentase
Penduduk di
atas garis
keminskinan3
Bulungan 88,24 87,96 87,97 91,55 91,06
Malinau 88,32 89,52 89,74 92,73 92,92
Nunukan 90,38 90,49 91,31 94,46 94,81
Tana Tidung 90,19 89,79 90,52 93,70 94,00
Tarakan 92,05 92,1 92,21 94,94 94,87
Sumber:
1) RPJP Provinsi Kalimantan Utara
2) Kab/Kota di Kaltara dalam Angka 2017
3) Hasil Olahan 2017
19
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Berdasarkan pada tabel 1.11 diatas, bahwa jumlah
penduduk di atas garis kemiskinan paling tinggi di Provinsi
Kalimantan Utara terdapat di Kota Tarakan dengan
kecenderungan pertumbuhan yang fluktuatif, sedangkan yang
terendah di Kabupaten Bulungan. Dengan kata lain kesejahteraan
penduduk Kota Tarakan saat ini masih dominan dibandingkan
kabupaten yang lain. Angka kemiskinan di Provinsi Kalimantan
Utara masih tergolong lebih rendah apabila dibandingkan dengan
angka kemiskinan nasional. Pada tahun 2016, angka kemiskinan
Provinsi Kalimantan Utara adalah 6,99%, ketika angka nasional telah
mencapai 10,07%. Kondisi ini diharapkan tetap bertahan dan
semakin baik, dalam arti semakin menurunnya angka kemiskinan di
Provinsi Kalimantan Utara.
1.6 Indeks Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator
penting yang bisa digunakan sebagai dasar merencanakan
kebijakan dan evaluasi pembangunan. Indikator ini penting karena
melalui IPM dapat diketahui sejauh mana keberhasilan
pembangunan manusia yang telah dilaksanakan. Dikarenakan
belum adanya data realese resmi terkait peningkatan nilai IPM di
Nasional dan Provinsi Kalimantan Utara, maka perbandingan
kondisi IPM di Provinsi Kalimantan Utara dihitung mulai tahun 2012-
2016 sebagaimana pada tabel 1.12 dibawah ini.
20
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Tabel 1.12
Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2012-2016
di Provinsi Kalimantan Utara
Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016
Bulungan 68,16 68,66 69,25 69,37 69,88
Malinau 68,88 69,84 70,00 70,15 70,71
Nunukan 61,18 62,18 63,13 63,35 64,35
Tana Tidung 62,91 63,79 64,70 64,92 65,64
Tarakan 72,53 73,58 74,60 74,70 74,88
Kalimantan Utara - 67,99 68,64 68,76 69,20
Indonesia 67,70 68,31 68,90 69,55 70,18
Sumber: 1) Analis Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Utara 2016
2) BPS Kalimantan Timur
Berdasarkan pada tabel tersebut, nilai IPM seluruh
kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Utara selama tahun 2012-
2016 mengalami peningkatan yang berarti kualitas hidup manusia
di Provinsi Kalimantan Utara terus mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Bila dibandingkan dengan nilai IPM Kalimantan Utara
tahun 2016, hanya Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Tana
Tidung yang nilai IPMnya di bawah nilai IPM provinsi, sedangkan
untuk Kabupaten Bulungan, Malinau dan Kota Tarakan semuanya
berada di atas nilai IPM Kalimantan Utara.
Bila dibandingkan dengan nilai IPM Indonesia, terdapat tiga
kabupaten yang nilai IPM-nya berada dibawah nilai IPM nasional,
yaitu Kabupaten Nunukan, Tana Tidung dan Kabupaten Bulungan,
sedangkan nilai IPM Kota Tarakan dan Kabupaten Malinau berada
di atas nilai IPM nasional. Angka Indeks Pembangunan Manusia di
Provinsi Kalimantan Utara, pada tahun 2012 sampai dengan tahun
2016 di seluruh kabupaten/kota tidak ada yang berada di kategori
rendah, semua kabupaten/kota berada di kategori sedang. Pada
tahun 2016, selain Kota Tarakan (74,88) dan Kabupaten Malinau
21
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
(70,71) yang berada di kategori tinggi, kabupaten di Provinsi
Kalimantan Utara (Kabupaten Bulungan 69,88; Kabupaten Nunukan
64,35; dan Kabupaten Tana Tidung 65,64) memiliki angka Indeks
Pembangunan Manusia yang berada di kategori sedang.
Ini berarti kualitas hidup manusia penduduk di Provinsi
Kalimantan Utara cukup baik namun harus terus ditingkatkan.
Secara umum, nilai indeks pembangunan manusia di Kalimantan
Utara selama 2012-2016 mengalami peningkatan. Adapun rata-
rata pertumbuhan IPM di Kalimantan Utara sesuai Kabupaten/Kota
sebagaimana tabel 1.13 dibawah ini.
Tabel 1.13
Pertumbuhan IPM Tahun 2012-2016 di Provinsi Kalimantan Utara
Kabupaten/Kota 2012-2013 2013-2014 2014-2015 2015-2016 Rerata
Pertumbuhan
Bulungan 0,73 0,86 0,22 0,51 0,58
Malinau 1,39 0,23 0,17 0,56 0,59
Nunukan 1,63 1,53 0,35 1 1,13
Tana Tidung 1,40 1,43 0,35 0,72 0,98
Tarakan 1,45 1,39 0,14 0,18 0,79
Kalimantan Utara - 0,96 0,18 0,44 0,53
Indonesia 0,90 0,86 0,95 0,63 0,84 Sumber : Hasil Olahan 2017
Sedangkan untuk perbandingan IPM di wilayah Kalimantan
dijelaskan pada tabel 1.14 berikut ini.
Tabel 1.14
Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2012-2016
Menurut Provinsi di Kalimantan
Provinsi 2012 2013 2014 2015 2016
Kalimantan Barat 63,41 64,30 64,89 65,59 65,88
Kalimantan Tengah 66,66 67,41 67,77 68,53 69,31
Kalimantan Selatan 66,68 67,17 67,63 68,38 69,05
Kalimantan Timur 72,62 73,21 73,82 74,17 74,59
Kalimantan Utara - 67,99 68,64 68,76 69,20
Indonesia 67,70 68,31 68,90 69,55 70,18
Sumber : RPJMD Kalimantan Utara 2016-2021
22
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Sedangkan bila dilihat berdasarkan provinsi-provinsi yang
berada di Pulau Kalimantan sebagaimana tabel 1.14 diatas,
bahwa nilai IPM Kalimantan Utara selama tahun 2012-2016 selalu
berada di urutan kedua setelah Kalimantan Timur. Bila dilihat dari
peringkat nasional, IPM Kalimantan Utara pada tahun 2015 berada
di peringkat 17 dari 34 provinsi. Sedangkan ditahun 2016 berada di
peringkat 15 dari 34 provinsi. Hal ini mengindikasikan bahwa
semakin membaiknya kinerja perekonomian di Provinsi Kalimantan
Utara, kualitas hidup dan pendidikan penduduk relatif cukup baik
dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia. Hal ini
didukung dengan kekayaan alam yang dianugerahkan pada
Provinsi Kalimantan Utara yang dapat dipergunakan untuk
membangun dan meningkatkan kualitas hidup manusia, khususnya
sumber daya manusianya.
Meski secara umum pembangunan manusia di Kalimantan
Utara mengalami kemajuan setiap tahunnya, namun kesenjangan
pembangunan manusia antar kabupaten/kota masih terjadi.
Disparitas kesenjangan pembangunan manusia yang digambarkan
dengan besaran nilai IPM pada tahun 2016 bervariasi antara 64,35 -
74,88 dengan IPM tertinggi di Kota Tarakan dan IPM terendah di
Kabupaten Nunukan.
IPM sebagai indikator keberhasilan pembangunan manusia
dapat menjadi isyarat seberapa besarnya pembangunan yang
telah dijalankan mampu memberi peluang penduduk untuk hidup
secara layak, melalui hidup sehat, dan panjang untuk memiliki
pendidikan yang lebih tinggi, keterampilan yang lebih baik serta
mempunyai pendapatan yang diperlukan untuk hidup layak.
23
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
1.7 Struktur Organisasi Provinsi Kalimantan Utara
GUBERNUR
WAKIL GUBERNUR
DPRD
SEKRETARIAT DAERAH
SEKRETARIAT DPRD ASISTEN
PEMERINTAHAN DAN KESRA
ASISTEN PEREKONOMIAN &
PEMBANGUNAN
ASISTEN ADMINISTRASI
UMUM
STAF AHLI GUBERNUR
BIRO
PEMERINTAHAN UMUM
BIRO HUKUM
BIRO KESEJAHTERAAN RAKYAT
BIRO PEREKONOMIAN
BIRO PEMBANGUNAN BIRO UMUM DAN
PERLENGKAPAN
BIRO ORGANISASI
BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT DAN
PROTOKOL
BIRO PENGELOLAAN
PERBATASAN NEGARA
INSPEKTORAT DINAS DAERAH BADAN DAERAH LEMBAGA DENGAN FUNGSI PENUNJANG LAIN
1. DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2. DINAS KESEHATAN 3. DINAS PEKERJAAN UMUM,
PENATAAN RUANG, PERUMAHAN DAN KAWASAN PEMUKIMAN
4. SATUAN POLISI PAMONG PRAJA
5. DINAS SOSIA 6. DINAS PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA
7. DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN
8. DINAS LINGKUNGAN HIDUP 9. DINAS KEPENDUDUKAN
DAN PENCATATAN SIPIL 10. DINAS PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DAN DESA 11. DINAS PERHUBUNGAN 12. DINAS KOMUNIKASI DAN
INFORMATIKA 13. DINAS PENANAMAN MODAL
DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
14. DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA
15. DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN
16. DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
17. DINAS PARIWISATA 18. R. DINAS KEHUTANAN 19. DINAS ENERGI DAN
SUMBER DAYA MINERAL 20. DINAS PERINDUSTRIAN,
PERDAGANGAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH
21. DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI (TIPE B).
1. BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN LITBANG
2. BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH
3. BADAN PENGELOLA PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH
4. BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
5. BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSI
1. BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH.
2. BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK
3. BADAN PENGHUBUNG.
24
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
1.8 Isu Strategis
Isu strategis merupakan tantangan atau peluang yang
harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan
pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi
masyarakat di masa mendatang. Suatu analisis isu-isu strategis
menghasilkan rumusan kebijakan yang bersifat antisipatif dan solutif
atas berbagai kondisi yang tidak ideal di masa depan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka menengah
dan panjang. Mengingat Provinsi Kalimantan Utara merupakan
Provinsi termuda di Indonesia, sehingga masih banyak keterbatasan
atau permasalahan yang dihadapi, diantaranya adalah
Rendahnya kualitas dan daya saing sumber daya manusia dalam
menghadapi persaingan global akibat r e n d a h n y a k u a l i t a s
p e n d i d i k a n d an k e s e h a ta n a k i b a t kurang meratanya
sarana dan prasarana pendidikan, pelayanan kesehatan dan
penanganan kesejahteraan sosial.
Pertumbuhan ekonomi masih bergantung pada kegiatan
yang rentan terhadap keberlanjutan ekonomi dan lingkungan yang
masih bersumber dari kegiatan perekonomian di sektor primer,
yakni sektor pertanian, pertambangan dan penggalian yang masih
tergolong tidak suistanable dan belum optimalnya pemanfaatan
sumber daya pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan,
perikanan dan kelautan dalam rangka menuju hliriasi industri untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, keberlanjutan serta
pendukung ketahanan pangan. Masih rendahnya aksesibilitas
masyarakat, konektivitas antarwilayah, dan keterbatasan
ketersediaan infrastruktur, kesenjangan wilayah dan
ketidakmerataanruang kegiatan ekonomi yang berpotensi
mengakibatkan kemiskinan dan pengangguran.
25
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Di wilayah perbatasan masih terdapat kegiatan ilegal lintas batas
yang mengakibatkan potensi kebocoran ekonomi dan dan konflik
sosial. Degradasi lingkungan yang terjadi di hampir seluruh wilayah
akibat penurunanan daya dukung lingkungan karena
adanya perubahan tata guna lahan untuk kegiatan ekonomi.
Belum terpenuhinya pengelolaan sistem manajemen pemerintah
yang efektif dan efisien dalam mendukung pencapaian good
governance dan clean goverment.
Langkah-langkah yang harus ditempuh guna menyelesaikan
keterbatasan atau permasalahan yang dihadapi tersebut adalah
memfokuskan pertumbuhan ekonomi di semua kabupaten/kota di
Provinsi Kalimantan Utara yang didukung dengan perbaikan dan
pembangunan serta pelayanan infrastruktur berupa pembangunan
jalan dan jaringan komunikasi yang berdampak terhadap
kelancaran pergerakan barang dan orang untuk kepentingan
kegiatan ekonomi dan pelayanan sosial.
Penyedian sarana dan prasarana pendidikan dan kesehatan
yang memadai yang berdampak pada peningkatan pelayanan
pendidikan, pelayanan kesehatan yang berkualitas, menuju SDM
yang berdaya saing, dan mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi
melalui kegiatan perekonomian yang sifatnya berkelanjutan atau
terus menerus diberbagai sektor dengan meningkatkan
produktivitas sumberdaya ekonomi, menumbuhkembangkan
industri pengolahan, serta pengembangan usaha sektor produktif.
Menyiapkan tenaga kerja yang terampil melalui perluasan
lapangan kerja dan kesempatan kerja dalam perwujudan
pemerataan kesejahteraan sosial baik di kawasan perdesaan,
kawasan tertinggal termasuk kawasan perbatasan.
26
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Meningkatkan kualitas lingkungan hidup dengan cara
mengendalikan pemanfaatan SDA yang berlebih dan/atau kurang
terkendali karena berdampak pada degradasi lingkungan hidup.
Meningkatkan manajemen pelayanan pemerintahan dengan
tetap berpegang teguh pada penyelenggaraan pemerintahan
yang efesein dan efektif sehingga good governance dapat
tercapai dan berdampak pada pemerintahan yang berkualitas.
Meningkatkan pemahaman-pemahaman ideologi dan wawasan
kebangsaan bagi setiap elemen masyarakat di Provinsi Kalimantan
Utara guna mencegah terjadinya konflik antar daerah yang
mengancam keutuhan NKRI.
1.9 Keberagaman Sumber Daya Aparatur Pemerintah Provinsi
Kalimantan Utara
Kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintahan dan
pembangunan nasional sangat tergantung pada mekanisme kerja
Aparatur Sipil Negara (ASN). ASN bukan saja unsur aparatur
Negara, tetapi juga abdi masyarakat yang hidup di tengah-
tengah masyarakat dan bekerja untuk kepentingan masyarakat.
Kedudukan dan peranan dari ASN dalam setiap organisasi
pemerintah sangatlah menentukan, sebab ASN merupakan
pelaksana kebijakan pemerintahan dalam melakukan
pembangunan nasional. Begitu halnya di Provinsi Kalimantan Utara,
sebagai provinsi termuda di Indonesia yang baru berdiri selama 4
tahun peranan sumber daya aparatur sangatlah strategis yaitu
sebagai roda penggerak pemerintahan di Wilayah Kalimantan
Utara. Merencanakan dan melaksanakan berbagai kebijakan
guna terwujudnya kesejahteraan bagi masyarakat Kalimantan
Utara. Pada tahun 2017, Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara
27
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
melakukan penambahan jumlah pegawai sehingga jumlah
keseluruhan ASN di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan
Utara menjadi 3.074 orang.
Adapun jumlah PNS Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara
pada Tahun 2017 dapat dilihat pada Grafik berikut:
Grafik 1.2
Jumlah PNS berdasarkan Golongan dan Jenis Kelamin
Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa jumlah Pegawai
Negeri Sipil pada Periode Desember Tahun 2017 berjumlah 3.074
orang terdiri dari 1.727 orang atau 56,19 persen berjenis kelamin
laki-laki dan 1.347 orang atau 43,81 persen berjenis kelamin
perempuan. Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara berhasil
menambah jumlah ASN dengan total 1.608 orang dari tahun 2016
yang berjumlah 1.466 orang.
Berdasarkan Golongan yang ada, untuk Golongan I laki-laki
berjumlah 18 orang atau 0,59 persen dari jumlah PNS dan
Golongan I perempuan berjumlah 9 orang atau 0,29 persen dari
jumlah PNS. Untuk Golongan II laki-laki berjumlah 268 orang atau
8,72 persen dari jumlah PNS dan Golongan II perempuan berjumlah
239 orang atau 7,77 persen dari jumlah PNS.
18 9
268 239
1062 960
379
139
0
200
400
600
800
1000
1200
LAKI
-LA
KI
PER
EMP
UA
N
LAKI
-LA
KI
PER
EMP
UA
N
LAKI
-LA
KI
PER
EMP
UA
N
LAKI
-LA
KI
PER
EMP
UA
N
GOLONGAN I GOLONGAN II GOLONGAN III GOLONGAN IV
28
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
28
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Sementara itu Golongan III laki-laki berjumlah 1062 orang
atau 34,55 persen dari jumlah PNS dan Golongan III perempuan
berjumlah 960 orang atau 31,23 persen dari jumlah PNS. Dan untuk
Golongan IV laki-laki berjumlah 379 orang atau 12,33 persen dari
jumlah PNS dan Gol IV perempuan berjumlah 139 orang atau 4,52
persen dari jumlah PNS.
Dari data di atas dapat dilihat secara persentase jumlah PNS
laki-laki dan perempuan yang menduduki gol III merupakan
kelompok terbesar dari seluruh PNS yaitu sebesar 33,29 persen untuk
PNS berjenis kelamin laki-laki dan 22,99 persen untuk PNS berjenis
kelamin perempuan.
Dilihat dari komposisi jabatan eselon dan jenis kelamin,
jumlah PNS pria lebih banyak menduduki jabatan eselon jika
dibandingkan dengan PNS wanita yang menduduki jabatan
eselon, sebanyak 324 orang atau 78,40 persen berjenis kelamin laki-
laki sedangkan untuk PNS wanita sebanyak 88 orang atau 21,36
persen. Sebagaimana yang ditujukan pada grafik di bawah ini :
Tabel 1.15
Jumlah PNS berdasarkan Eselon dan Jenis Kelamin
ESELON JENIS KELAMIN
JUMLAH % LAKI-LAKI % PEREMPUAN %
I 1 0,16 0 0,00 1 0,16
II 45 7,26 1 0,16 46 7,42
III 146 23,55 24 3,87 170 27,42
IV 282 45,48 121 19,52 403 65,00
TOTAL 620 100
29
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Berdasarkan tabel tersebut, pada jabatan eselon IV, Laki-laki
sebanyak 282 orang atau 45,48 persen dan perempuan 121 orang
atau 16,26. Untuk jabatan eselon III, Laki-laki sebanyak 146 orang
atau 23,55 persen dan perempuan 24 orang atau 3,87 persen.
Pada jabatan eselon II, Laki-laki sebanyak 45 orang atau 7,26
persen dan perempuan 1 orang atau 0,16 persen dari 29 jabatan.
Dan untuk jabatan eselon I, Laki-laki sebanyak 1 orang atau 0,16
persen. Adapun berdasarkan data pendidikan dan jenis kelamin
maka PNS dilingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara
Periode Desember Tahun 2017 disajikan dalam tabel dibawah ini :
Tabel 1.16
Jumlah PNS di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara
berdasarkan Pendidikan
PENDIDIKAN JENIS KELAMIN
JUMLAH % LAKI-LAKI % PEREMPUAN %
S.3 5 0.16 1 0,03 6 0,20 S.2 189 6,34 35 1,14 224 7,48 S.1 1.054 34,12 908 29,51 1962 63,63
D.IV 67 1,85 31 0,98 98 2,83 D.III 146 4,75 182 6,02 328 10,77 D.II 4 0,13 1 0,03 5 0,16 D.I 4 0,13 9 0,29 13 0,42
SLTA 227 7,42 163 5,50 390 12,91 SLTP 20 0,72 11 0,33 31 1,04 SD 11 0,36 6 0,20 17 0,55
JUMLAH 1.727 55,98 1.347 44,02 3.074 100
30
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah tingkat
pendidikan S1 lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat
pendidikan Adapun jumlah pegawai laki-laki dengan tingkat
pendidikan S1 sebanyak 1.054 orang atau 34,12% dari seluruh
pegawai sedangkan sebaliknya untuk pegawai perempuan
sebanyak 908 orang atau 29,51%. Kemudian yang kedua yaitu
pada tingkat pendidikan SLTA dengan total keseluruhan pegawai
sebesar 390 orang atau 12,91% dari seluruh pegawai Provinsi
Kalimantan Utara.
Tabel 1.17
Jumlah PNS di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara
berdasarkan Eselon dan Golongan
Sumber: BKD Provinsi Kalimantan Utara 2017
NO GOLONGAN / RUANG ESELON
PELAKSANA JUMLAH I II III IV
1 2 3 4 5 6 7 9
1 Golongan IV/e 1 1 2
2 Golongan IV/d 12 12
3 Golongan IV/c 15 3 7 25
4 Golongan IV/b 17 60 2 11 90
5 Golongan IV/a 1 85 39 264 389
JUMLAH GOLONGAN IV 1 45 148 41 283 518
1 Golongan III/d 23 130 254 407
2 Golongan III/c 1 173 232 406
3 Golongan III/b 57 493 550
4 Golongan III/a 659 659
JUMLAH GOLONGAN III 0 0 24 360 1638 2022
1 Golongan II/d 112 112
2 Golongan II/c 239 239
3 Golongan II/b 66 66
4 Golongan II/a 90 90
JUMLAH GOLONGAN II 0 0 0 0 507 507
1 Golongan I/d 10 10
2 Golongan I/c 11 11
3 Golongan I/b 4 4
4 Golongan I/a 2 2
JUMLAH GOLONGAN I 0 0 0 0 27 27
TOTAL 1 45 172 401 2455 3074
31
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Tabel diatas merupakan data jumlah PNS di lingkungan
Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara berdasarkan Eselon dan
Golongan. Pada tahun 2017 dapat dilihat pada tabel diatas
bahwa jumlah pegawai Golongan IV yaitu sebanyak 518 orang,
jumlah pegawai Golongan III yaitu sebanyak 2.022 orang, jumlah
pegawai Golongan II sebanyak 507 orang dan jumlah pegawai
Golongan I sebanyak 27 orang. Sedangkan jumlah pegawai
berdasarkan Eselon dapat dilihat pada tabel diatas untuk Eselon I
dengan jumlah pegawai sebanyak 1 orang, untuk Eselon II
sebanyak 45 orang, Eselon III sebanyak 172 orang kemudian untuk
Eselon IV jumlah pegawai sebanyak 401 orang sedangkan non
Eselon/Pelaksana sebanyak 2.455 orang. Jadi sebanyak 79,86%
pegawai di Provinsi Kalimantan Utara merupakan pegawai Non
Eselon/Pelaksana dari seluruh pegawai Provinsi Kalimantan Utara.
1.10 Inovasi Dalam Sistem AKIP dan Pengelolaan Kinerja Pemerintah
Provinsi Kalimantan Utara
Inovasi menjadi kunci dalam reformasi birokrasi dan perbaikan
kinerja pelayanan publik. Berbagai inovasi telah dikembangkan oleh
Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, salah satunya adalah
membangun sistem informasi pelaporan kinerja intansi pemerintah
berbasis online (e-SAKIP) Kalimantan Utara, yang merupakan bagian dari
sistem akuntabilitas kinerja, yang bertujuan untuk menjaga konsistensi
perencanaan kinerja, perencanaan pembangunan tahunan,
pengumpulan data kinerja, monitoring dan evaluasi serta memberikan
ruang transparansi akuntabilitas kinerja kepada masyarakat luas.
32
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Gambar 1.3
e-Sakip Kalimantan Utara
Aplikasi ini dikembangkan oleh Biro Organisasi Sekretariat Daerah
Provinsi Kalimantan Utara untuk meningkatkan Performa akuntabilitas
kinerja perangkat daerah pada semua komponen pengukuran, dan
pelaporan setiap perangkat daerah di Kalimantan Utara. Aplikasi ini
dapat diakses melalui http://www.e-sakip.kaltaraprov.go.id
33
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Gambar 1.4
Halaman Login e-Sakip Kalimantan Utara
Pada tahun 2017 m
Tahun 2018 menjadi tahun penting bagi pemerintahan
Provinsi Kalimantan Utara dalam peningkatan implementasi SAKIP.
Dikarenakan untuk pertama kalinya pemerintah provinsi
Kalimantan Utara berhasil mendapatkan Predikat B terkait
pelaporan SAKIP Kaltara tahun 2016 yang diserahkan langsung
oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi kepada Gubernur Kalimantan Utara atas lompatan nilai
yang luar biasa hanya dalam kurun waktu 3 tahun. Ditahun
pertama Kaltara hanya mendapatkan Nilai 25,27 dengan Predikat
D, kemudian bisa merangkak naik mendapatkan nilai 60,05
dengan predikat B di tahun ketiganya.
34
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
1.11 Sistematika Penyajian Laporan Kinerja
Sistematika Penyajian Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi
Kalimantan Utara Tahun 2017 adalah sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Menjelaskan secara ringkas latar belakang, isu
strategis, gambaran umum wilayah Provinsi
Kalimantan Utara, serta Aspek Kesejahteraan
Masyarakat Provinsi Kalimantan Utara dan
keberagaman SDM, serta sistematika penyajian.
Bab II : Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
Menjelaskan tentang Perencanaan Pencapaian
Sasaran Strategis Pemerintah Provinsi Kalimantan
Utara sesuai RPJMD Pemerintah Provinsi Kalimantan
Utara 2016-2021 dan penyampaian perjanjian Kinerja
Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara pada tahun
2017 yang terbagi dalam 12 sasaran strategis dan 18
indikator kinerja serta target yang akan dicapai
selama 1 tahun berjalan.
Bab III : Akuntabilitas Kinerja
Berisi penjelasan tentang capaian Indikator
Perjanjian Kinerja Provinsi Kalimantan Utara Tahun
2017 beserta Evaluasi dan Analisis Capaian Indikator
Kinerja Tahun 2017 yang diuraikan per Sasaran dan
per Indikator. Penjabaran Akuntabilitas Keuangan
serta membahas tentang realisasi anggaran tahun
2017.
35
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Bab IV: Penutup
Berisi ringkasan dan kesimpulan terkait pencapaian
kinerja tahun 2017 dan pemanfaatanya untuk
umpan balik dalam pembangunan daerah.
36
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1 Visi Dan Misi
encana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) merupakan kerangka pembangunan strategis
Provinsi Kalimantan Utara untuk periode 5 (lima) tahun.
Sebagai dokumen yang memuat penjabaran visi, misi
dan program Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara. RPJMD
berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) serta memperhatikan RPJP dan RPJM Nasional.
Untuk periode 2016-2021 RPJMD Pemerintah Provinsi Kalimantan
Utara disahkan melalui Peraturan Daerah Nomor 01 Tahun 2016
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD).
Sebagai penjabaran kebijakan politik Gubernur sebagai
Kepala Daerah, RPJMD menjadi landasan bagi perencanaan
strategis baik Organisasi Perangkat Daerah Provinsi maupun
kabupaten/kota, termasuk sampai pada level perencanaan
tahunan berupa Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi
Kalimantan Utara. Pada bagian berikut akan menguraikan Visi dan
Misi yang terutang dalam RPJMD tersebut.
VISI Provinsi Kalimantan Utara
R
37
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Visi tersebut mengandung 3 elemen utama pembangunan
yaitu Mandiri yang menekankan pada proses pembangunan yang
diarahkan untuk mewujudkan Kalimantan Utara sebagai wilayah
yang mandiri. Serta kemampuan untuk berdaya saing yang
menjadi kunci untuk mencapai kemajuan sekaligus kemandirian.
Selanjutnya adalah Aman dan Damai yang mengarahkan
pembangunan Provinsi Kalimantan Utara sebagai daerah dengan
kondisi Perpaduan Kemajemukan masyarakat yang aman dan
damai untuk menjaga kedaulatan negara dan keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Elemen Pemerintahan yang
bersih dan berwibawa yaitu megarahkan pembangunan Provinsi
Kalimantan Utara yang memiliki pemerintahan bersih, transparan
dan akuntabel.
Sebagai provinsi yang baru, Kalimantan Utara harus memulai
dengan dasar yang baik, oleh karena itu terwujudnya
pemerintahan yang bersih dan berwibawa menjadi penting untuk
di wujudkan. Pemerintahan yag bersih dan kemudian berdampak
pada kewibawaaan menjadi upaya perwujudan pondasi
dibangunnya Provinsi Kalimantan Utara yang maju dan baik di
masa depan.
MISI Provinsi Kalimantan Utara
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan
yang merupakan penjabaran dari Visi yang telah ditetapkan.
Adapun 3 (tiga) misi Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara Tahun
2016-2021 adalah sebagai berikut :
“1. Mewujudkan Provinsi Kalimantan Utara yang Mandiri"
”
38
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Secara umum mengandung arti dilakukannya upaya
menciptakan kondisi yang tidak menggantungkan kepada
berbagai pihak lain, kondisi yang lebih dekat dengan cita-cita
pembangunan nasional. Misi ini mengemban upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, meningkatkan perekonomian rakyat
yang berkelanjutan dan meningkatkan sumberdaya manusia yang
berkualitas.
Secara umum mengandung arti terciptanya kondisi yang
menentramkan masyarakat dalam menjalankan kehidupan
mereka sehari-hari tanpa terganggunya kondisi keamanan dan
kedamaian di seluruh wilayah provinsi. Misi ini mengemban upaya
menjaga kedaulatan negara dan mewujudkan penegakkan
hukum. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara perlu
mendukung penciptaan susana aman dan damai ini sesuai
dengan peran seperti yang diatur dalam ketentuan yang ada.
Mengingat wilayah Provinsi Kalimantan Utara yang terdiri dari
daerah perbatasan diupyakan untuk mendukung kemudahan
terjaganya keutuhan NKRI serta menjaga keamanan secara umum.
Secara umum mengandung arti mengupayakan terciptanya
pemerintahan yang baik dan bersih sesuai dengan prinsip-prinsip
penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance)
sebagai kondisi yang harus terwujud untuk landasan mewujudkan
visi lima tahun ke depan.
“2. Mewujudkan Provinsi Kalimantan Utara yang Aman dan Damai”
“3. Mewujudkan Provinsi Kalimantan Utara yang Bersih dan Berwibawa”
”
39
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Misi ini mengemban upaya mewujudkan pemerintahan yang
bersih, transparan, dan akuntabel dalam mewujudkan pelayanan
publik yang prima.
2.2 Tujuan
Mengacu pada Visi dan Misi yang telah ditetapkan, maka
tujuan yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu 5
(lima) tahun kedepan adalah, sebagai berikut:
Mewujudkan Provinsi Kalimantan Utara yang Mandiri dengan
tujuan:
a. Meningkatkan kesejahteraan Masyarakat
b. Meningkatkan Perekonomian Rakyat yang Berkelanjutan
Mewujudkan Provinsi Kalimantan Utara yang Aman dan
Damai dengan tujuan: Mendukung terjaganya kedaulatan
negara di wilayah Provinsi Kalimantan Utara dengan
penegakkan hukum khususnya di daerah perbatasan
Mewujudkan Provinsi Kalimantan Utara yang Bersih dan
Berwibawa dengan tujuan:
a. Mewujudkan Pemerintahan yang Bersih, Transparan dan
Akuntabel
b. Mewujudkan Pelayanan Publik yang Prima
c. Mewujudkan Penegakkan Hukum
2.3 Sasaran
Mengacu kepada Misi yang telah ditetapkan, maka sasaran yang
hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu 5 tahun
adalah, sebagai berikut:
Misi : Mewujudkan Provinsi Kalimantan Utara yang Mandiri
dengan Sasaran:
a. Berkurangnya kemiskinan masyarakat berpenghasilan
rendah
b. Meningkatnya Akses dan Kualitas Pendidikan Masyarakat
40
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
c. Meningkatnya Akses dan Kualitas Kesehatan Masyarakat
d. Meningkatnya Kesetaraan Gender dalam pembangunan
e. Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi dengan
memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan
f. Meningkatnya infrastruktur fisik dan ekonomi wilayah
g. Meningkatnya konektivitas antardaerah dan negara
tetangga
h. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup
Misi : Mewujudkan Provinsi Kalimantan Utara yang Aman dan
Damai dengan Sasaran:
a. Terjaganya Keamanan dan Ketertiban Wilayah
b. Terwujudnya daerah perbatasan yang tertib dan tentram
Misi : Mewujudkan Pemerintahan Provinsi Kalimantan Utara
yang Bersih dan Berwibawa dengan Sasaran:
a. Terwujudnya pengelolaan pemerintahan yang transparan
dan akuntabel
b. Terwujudnya pelayanan publik yang baik dan berkualitas
Pada tabel 2.1 dibawah ini menyajikan informasi mengenai
keterkaitan antara Visi-Misi Gubernur Kalimantan dengan Tujuan
dan Sasaran Stategis sesuai dengan Dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan
Utara Tahun 2016-2021yang terdiri dari 4 Tuujuan Umum Pemerintah
Provinsi Kalimantan Utara yang berkaitan dengan 12 Sasaran
Stategis dan 19 Indikator Kinerja yang akan dicapai selama kurun
waktu 5 (lima) Tahun berjalan yang akan dibahas pencapaiannya
untuk tahun 2017 di Bab III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
(LKjIP) Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2017.
41
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Tabel 2.1
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran sesuai RPJMD 2016-2021
Visi: Berpadu dalam Kemajemukan untuk Mewujudkan Kaltara 2020 yang Mandiri, Aman, dan Damai,
dengan Didukung Pemerintahan yang Bersih dan Berwibawa
Tujuan Indikator
Kinerja Tujuan
Target IK
Tujuan (2021) Sasaran
Indikator Kinerja
Sasaran
Target Sasaran
2017 2018 2019 2020 2021
Misi 1: Mewujudkan Provinsi Kalimantan Utara yang Mandiri
1. Meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
Indeks
Pembangunan
Manusia (IPM)
71,27 Berkurangnya
masyarakat
berpenghasilan
rendah
Persentase
Penduduk Miskin (%)
6,95
6,56
6,19
5,84
5,51
Tingkat
Pengangguran
Terbuka (%)
5,02
4,82
4,63
4,44
4,26
Meningkatnya akses
dan kualitas
pendidikan
masyarakat
Angka harapan
lama sekolah
(tahun)
12,69
12,79
12,89
12,99
13,09
Angka rata-rata
lama sekolah
(tahun)
8,63
8,77
8,91
9,05
9,20
Meningkatnya akses
dan kualitas
kesehatan
masyarakat
Angka harapan
hidup (tahun)
72,58
72,74
72,89
73,05
73,20
Meningkatnya
kesetaraan gender
dalam
pembangunan
Indeks
pembangunan
gender
85,79
85,83
85,87
85,91
85,95
Indeks
pemberdayaan
gender
68,31
68,92
69,53
70,15
70,78
42
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Visi: Berpadu dalam Kemajemukan untuk Mewujudkan Kaltara 2020 yang Mandiri, Aman, dan Damai,
dengan Didukung Pemerintahan yang Bersih dan Berwibawa
Tujuan Indikator
Kinerja Tujuan
Target IK
Tujuan
(2021)
Sasaran Indikator Kinerja
Sasaran
Target Sasaran
2017 2018 2019 2020 2021
2. Meningkatkan
perekonomian
rakyat yang
berkelanjutan
Laju Pertumbuhan
Ekonomi (%)
8,76 Meningkatnya
pertumbuhan ekonomi
dengan
memperhatikan prinsip
pembangunan
berkelanjutan
PDRB ADHK
54.362,17 57.759,13 61.368,36 65.203,12 69.277,50
Meningkatnya
infrastruktur fisik dan
ekonomi wilayah
Persentase jalan
dalam kondisi
mantap (%)
92,86
93,60
94,26
94,85
95,39
Meningkatnya
konektivitas
antardaerah dan
negara tetangga
Persentase
terhubungnya
pusat-pusat
kegiatan dan pusat
ekonomi
(konektivitas) di
wilayah provinsi (%)
18,9
23,15
27,34
31,03
34,65
Persentase
kecamatan yang
dijangkau
Broadband (%)
92,8
96,4
100
100
100
Meningkatnya
kualitas lingkungan
hidup
Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup
70,73
71,25
72,14
73
74,19
43
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Visi: Berpadu dalam Kemajemukan untuk Mewujudkan Kaltara 2020 yang Mandiri, Aman, dan Damai,
dengan Didukung Pemerintahan yang Bersih dan Berwibawa
Tujuan Indikator
Kinerja Tujuan
Target IK
Tujuan
(2021)
Sasaran Indikator Kinerja
Sasaran
Target Sasaran
2017 2018 2019 2020 2021
Misi 2: Mewujudkan Provinsi Kalimantan Utara yang Aman dan Damai
3. Mendukung
terjaganya kedaulatan
negara di wilayah
Provinsi Kalimantan
Utara dengan
penegakan hukum
khususnya di daerah
perbatasan
Persentase
gangguan
keamanan yang
ditangani (%)
100 Terjaganya keamanan
dan ketertiban
wilayah
Persentase
kabupaten/kota yang
memiliki tingkat
penyelesaian
pelanggaran
K3 (ketertiban,
ketentraman,
keindahan) diatas
75% (%)
100
100
100
100
100
Terwujudnya daerah
perbatasan yang
tertib dan tenteram
Persentase
pelanggaran di
perbatasan yang
ditindaklanjuti (%)
100
100
100
100
100
Misi 3: Mewujudkan Pemerintahan Provinsi Kalimantan Utara yang Bersih dan Berwibawa
4. Mewujudkan
pemerintahan yang
bersih, transparan, dan
akuntabel
Indeks Reformasi
Birokrasi
B Terwujudnya
pengelolaan
pemerintahan yang
transparan dan
akuntabel
Nilai LKjIP CC B B B BB
Opini BPK atas
Laporan Keuangan
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
Nilai LPPD
Tinggi
Sangat
Tinggi
Sangat
Tinggi
Sangat
Tinggi
Sangat
Tinggi
44
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Visi: Berpadu dalam Kemajemukan untuk Mewujudkan Kaltara 2020 yang Mandiri, Aman, dan Damai, dengan Didukung Pemerintahan yang
Bersih dan Berwibawa
Tujuan Indikator
Kinerja Tujuan
Target IK
Tujuan
(2021)
Sasaran Indikator Kinerja
Sasaran
Target Sasaran
2017 2018 2019 2020 2021
Terwujudnya
pelayanan publik
yang baik dan
berkualitas
Indeks Kepuasan
Masyarakat
terhadap
pelayanan publik
C
C
B
B
B
45
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
2.1 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah
Untuk mendukung pelaksanaan pembangunan di Provinsi
Kalimantan Utara, ditetapkan prioritas pembangunan Pemerintah
Provinsi Kalimantan Utara berdasarkan dengan sasarannya adalah
sebagai berikut :
Tabel 2.2
Prioritas dan Sasaran Pembangunan Pemerintah Prov Kaltara
NO PRIORITAS SASARAN STRATEGIS
(1) (2) (3)
1 Percepatan Pengentasan
Kemiskinan
Berkurangnya Masyarakat
Berpenghasilan Rendah
2
Percepatan Transformasi Ekonomi Meningkatnya pertumbuhan ekonomi
dengan memperhatikan prinsip
pembangunan berkelanjutan
Meningkatnya infrastruktur fisik dan
ekonomi wilayah
3 Harmonisasi hubungan kepada
daerah dan negara tentangga
Meningkatnya konektivitas antardaerah
dan antar negara tetangga
4 Peningkatan kualitas lingkungan
hidup
Meningkatnya kualitas lingkungan hidup
5 Peningkatan kualitas
penyelenggaraan pendidikan
Meningkatnya akses dan kualitas
pendidikan masyarakat
6 Peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan
Meningkatnya akses dan kualitas
kesehatan masyarakat
7 Pengelolaan wilayah perbatasan Terwujudnya daerah perbatasan yang
tertib dan tentram
8 Menjaga kedaulatan negara Terjaganya Keamanan dan Ketertiban
Wilayah
9 Peningkatan Supremasi Hukum
Terwujudnya Penegakkan Hukum
10
Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
Pemerintahan
Terwujudnya pengelolaan pemerintahan
yang transparan dan akuntabel
Terwujudnya pelayanan publik yang baik
dan berkualitas
46
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
2.5 Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2017
Perjanjian Kinerja adalah lembaran/dokumen yang berisikan
penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada
pimpinan yang lebih rendah untuk mewujudkan hasil yang terukur
melalui serangkaian program/kegiatan.
Melalui Perjanjian Kinerja, terwujudlah komitmen penerima
amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah
atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan
wewenang serta sumber daya yang tersedia.
Pada Tanggal 21 April 2014 terbit Peraturan Presiden No. 29
Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
sebagai gantinya Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 serta
ditindaklanjuti oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negera dan
Reformasi Birokrasi dengan menerbitkan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah pada tanggal 20 Nopember 2014, yang menjadikan
Perjanjian Kinerja sebagai Komitmen Kinerja Gubernur Kalimantan
Utara. Sebagaimana dapat dilihat pada lampiran Perjanjian Kinerja
Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2017.
Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang
dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan, tetapi termasuk
kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan
tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian, target kinerja yang
diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari
kegiatan tahun - tahun sebelumnya, sehingga terwujud
kesinambungan kinerja setiap tahunnya. Dokumen Perjanjian
Kinerja ini memuat sasaran strategis, indikator kinerja beserta target
47
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
kinerja dan anggaran. Penyusunan Perjanjian Kinerja Tahun 2017
dilakukan dengan mengacu kepada RPJMD Tahun 2016-2021.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara menetapkan Dokumen
Perjanjian Kinerja sebagai berikut :
Tabel 2.3
Perjanjian Kinerja Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2017
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
(1) (2) (3) (4)
1 Berkurangnya masyarakat
berpenghasilan rendah
Persentase Penduduk Miskin 6,29%
Tingkat Pengangguran terbuka 5,02%
2 Meningkatnya Akses dan
Kualitas Pendidikan
Masyarakat
Angka Harapan Lama Sekolah 12,69
Angka Rata-rata Lama Sekolah 8,63
3
Meningkatnya Akses dan
Kualitas Kesehatan
Masyarakat
Angka Harapan Hidup (Tahun) 72,58
4 Meningkatnya Kesetaraan
Gender dalam Pembangunan
Indeks Pembangunan Gender 85,79
Indeks Pemberdayaan Gender 68,31
5
Meningkatnya Pertumbuhan
Ekonomi dengan
memperhatikan prinsip
pembangunan berkelanjutan
PDRB ADHK 4,05
6 Meningkatnya Infrastruktur Fisik
dan Ekonomi Wilayah
Persentase Jalan dalam Kondisi
Mantap 92,86%
48
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Perjanjian Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2017 dijadikan
acuan untuk mengukur kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2017
dan melaporkannya dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) ini sesuai
lampiran pada laporan ini.
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
(1) (2) (3) (4)
7 Meningkatnya konektivitas
antar daerah dan negara
tetangga
Persentase terhubungnya pusat-
pusat kegiatan dan pusat
ekonomi (Konektivitas) di wilayah
Provinsi
18,9%
Persentase Kecamatan yang
dijangkau Broadbrand
92,8%
8 Meningkatnya Kualitas
Lingkungan Hidup Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 70,73
9 Terjaganya keamanan dan
Ketertiban Wilayah
Persentase Kabupaten/kota yang
memiliki tingkat penyelesaian
pelanggaraan K3 (Ketertiban,
Keamanan dan Keindahan diatas
75%)
100%
10 Terwujudnya daerah
perbatasan yang tertib dan
tentram
Persentase pelanggaran di
perbatasan yang ditindaklanjuti 100%
11 Terwujudnya Pengelolaan
pemerintahan yang
transparan dan akuntabel
Nilai SAKIP
B
Opini BPK atas Laporan
Keuangan WTP
Nilai LPPD Sangat
Tinggi
12 Terwujudnya Pelayanan Publik
yang Baik dan Berkualitas
Indeks Kepuasan Masyarakat
terhadap Pelayanan Publik C
49
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 Akuntabilitas Kinerja
aporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) merupakan bentuk
pertanggungjawaban suatu instansi dalam menyampaikan
kinerja yang telah dilaksanakan selain itu sebagai bahan
evaluasi untuk memperbaiki kinerja yang akan datang, sehingga
apa yang masih kurang dan belum mampu berkinerja baik akan
dapat diperbaiki pada tahun selanjutnya. Akuntabilitas Kinerja ini
sangat penting di dalam era keterbukaan sekarang ini sebagai
bentuk penyelenggaraan good governance (pemerintahan yang
baik). Karena itulah, pengendalian dan pertanggungjawaban
program/kegiatan menjadi bagian penting dalam memastikan
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah daerah kepada publik
tercapai.
Akuntabilitas sebagaimana yang diatur haruslah dilaporkan
melalui Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP), mengingat
Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan
tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi
pemerintah atas penggunaan anggaran.
Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan
laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta
pengungkapan (disclosure)secaramemadai hasil analisis terhadap
pengukuran kinerja.
Dalam sistem akuntabilitas kinerja ini adalah berpedoman
pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
L
50
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Dalam regulasi ini, antara lain juga mengatur tentang kriteria
yang dipergunakan dalam penilaian kinerja organisasi pemerintah.
Tabel berikut menggambarkan skali nilai peringkat kinerja
dikutip dari Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 54 Tahun 2010,
yang juga dipakai dalam penyusunan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah ini.
Tabel berikut menggambarkan skali nilai peringkat
kinerja dikutip dari Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 54 Tahun
2010, yang juga dipakai dalam penyusunan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah ini.
Tabel 3.1
Skala Nilai Peringkat Kinerja
No Interval Nilai Realisasi Kinerja Kriteria Penilaian Realisasi Kinerja
1 91 ≤ Sangat Tinggi
2 76 ≤ 90 Tinggi
3 66 ≤ 75 Sedang
4 51 ≤ 65 Rendah
5 ≤ 50 Sangat Rendah
Sumber: Permendagri Nomor 54 Tahun 2010
3.2 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja
Pada bagian ini akan menguraikan evaluasi dan analisis
capaian kinerja yang menjelaskan capaian kinerja secara umum.
Penyajian sub bab ini akan disajikan per sasaran strategis. Hasil
pengukuran kinerja beserta evaluasi setiap Misi dan Sasaran
Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2017 disajikan sebagai
berikut :
51
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Tabel 3.2
Keterkaitan Misi I dan Sasaran
MISI I SASARAN
Mewujudkan Provinsi
Kalimantan Utara yang Mandiri
a) Berkurangnya Masyarakat
berpenghasilan Rendah
b) Meningkatnya Akses dan
Kualitas Pendidikan
Masyarakat
c) Meningkatnya Akses dan Kualitas
Kesehatan Masyarakat
d) Meningkatnya Kesetaraan
Gender dalam Pembangunan
e) Meningkatnya pertumbuhan
ekonomi dengan
memperhatikan prinsip
pembangunan berkelanjutan
f) Meningkatnya Infrastruktur fisik
dan ekonomi wilayah
g) Meningkatnya Konektivitas
antardaerah dan negara
tetangga
h) Meningkatnya Kualitas
Lingkungan Hidup
a) Sasaran Berkurangnya Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Dalam Rangka mewujudkan Pemerintah Provinsi Kalimantan
Utara yang Mandiri, dirumuskan sasaran yang tertuang pada
Perjanjian Kinerja Tahun 2017 yaitu Berkurangnya Masyarakat
Berpenghasilan Rendah. Dari sasaran tersebut ditetapkan 2 (dua)
52
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
indikator kinerja yaitu persentase penduduk miskin dan tingkat
pengganguran terbuka. Adapun rencana dan realisasi
pencapaian sasaran terhadap 2 (dua) indikator tersebut disajikan
pada tabel di bawah ini.
Tabel. 3.3
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran
Berkurangnya Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Indikator
Capaian
Tahun
2016
2017 Target
Akhir
RPJMD
2021
Capaian
2017
terhadap
2021
Kategori Target Realisasi
%
Realisasi
Persentase
Penduduk
Miskin
6,32% 6,29 % 6,96% 89,35% 5,51 73,68% Sedang
Tingkat
Pengangguran
terbuka
5,23%
5,02 % 5,54% 89,64% 4,26% 69,95% Sedang
Indikator Persentase Penduduk Miskin
Adapun pengukuran kinerja pada indikator persentase
penduduk miskin dengan pendekatan apabila semakin tinggi
realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja, atau semakin
rendah realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja, digunakan
rumus :
Perhitungan Capaian Kinerja Persentase Penduduk Miskin
Capaian Indikator Kinerja = Target – (Realisasi –Target) x 100%
Target = 6,29 – (6,96-6,29) x 100% 6,29
= 6,29 – 0,67 x 100% 6,29
= 6.29 – 0,67 x 100% 6,29
= 5,62 x 100%
6,29 = 89,35%
𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎 =𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡−(𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖−𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡)
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 x 100%
53
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Kalimantan Utara
periode Maret 2017 – September 2017, jumlah penduduk miskin di
Kalimantan Utara pada September 2017 sebesar 6,96 persen.
Dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2017 sebesar
7,22 persen. Akan tetapi angka tersebut belum mencapai target
pada penetapan indikator kinerja daerah pada Tahun 2017 yang
ditargetkan 6,29%. Hingga akhir 2017, realisasi persentase penduduk
miskin pada Tahun 2017 mencapai 6,96% atau lebih tinggi 0,67%.
Jika dibandingkan dengan Target Akhir RPJMD Tahun 2021 pada
angka 5,51%. Adapun Jumlah dan persentase penduduk miskin
disajikan pada tabel 3.4 dibawah ini.
Tabel 3.4
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin
di Provinsi Kalimantan Utara
Tahun
Jumlah Penduduk Miskin (Ribu)
Persentase Penduduk Miskin
Perkotaan Perdesaan Kaltara Perkotaan Perdesaan Kaltara
September
2016 17.25 29.78 47.03 4,50 10,29 6,99
Maret
2017 18.02 31.45 49.47 10,78 10,78 7,22
September
2017 21.81 26.75 48.56 5,39 9,14 6,96
sumber : BPS Provinsi Kalimantan Timur
Berdasarkan Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur
jumlah penduduk miskin di Kalimantan Utara pada Maret 2017
sebanyak 49,47 ribu (7,22 %). Pada September 2016 penduduk
miskin berjumlah 47,03 ribu (6,99 %), sehingga jumlah penduduk
miskin bertambah 2,44 ribu orang atau bertambah 0,23 %. Namun
pada bulan september tahun 2017 jumlah penduduk miskin di
Kalimantan Utara mengalami penurunan, penduduk miskin
54
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Nasional Kalimantan Utara
Perdesaan
Perkotaan
Total
berkurang 0,91 ribu orang atau berkurang 0,26 % menjadi 48,56 ribu
jiwa atau 6,96 %.
Namun jika dibandingkan dengan persentase penduduk
miskin tingkat nasional, persentase penduduk miskin di Provinsi
Kalimantan Utara pada Periode September 2017 lebih rendah
daripada persentase penduduk miskin tingkat nasional 10,12% yang
ditunjukkan pada grafik 3.1 berikut ini.
Grafik 3.1
Perbandingan Persentase Penduduk Miskin Provinsi Kalimantan
Utara dengan Tingkat Nasional pada Periode September 2017
Perubahan Garis Kemiskinan Maret 2017 – September 2017
Besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi
oleh Garis Kemiskinan, karena penduduk miskin adalah penduduk
yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah
Garis Kemiskinan.
55
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Selama Maret 2017 – September 2017, Garis Kemiskinan naik
sebesa 4,76 persen, yaitu dari Rp. 552.040,- per kapita per bulan
pada Maret 2017 menjadi Rp. 578.305,- per kapita per bulan pada
September 2017. Dengan memperhatikan komponen Garis
Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM)
dan Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM), terlihat bahwa
peranan komoditi makanan jauh lebih besar dibandingkan
peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang,
pendidikan, dan kesehatan). Pada bulan September 2017,
sumbangan GKM terhadap GK sebesar 72,28 persen.
Garis kemiskinan di daerah perkotaan lebih besar
dibandingkan di daerah perdesaan, pada bulan September 2017
garis kemiskinan di daerah perkotaan sebesar Rp 595.802,-
sedangkan di daerah perdesaan sebesar Rp 554.548,-. Hal ini
menggambarkan bahwa pemenuhan kebutuhan hidup di daerah
perkotaan lebih mahal dibandingkan dengan daerah perdesaan.
Tabel 3.5
Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin
Maret 2017 – September 2017
Daerah/Tahun
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bln) Jumlah
Penduduk
Miskin (Ribu)
Persentase
Penduduk
Miskin Makanan Non
Makanan Total
Kalimantan Utara 2017
Maret 2017 398.123 153.917 552.040 49,47 7,22
September 2017 418.003 160.302 578.305 48,56 6,96
Sumber : BPS Kalimantan Utara 2017
56
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Pada dasarnya, angka kemiskinan di Provinsi Kalimantan
Utara mengalami penurunan, akan tetapi penurunan yang terjadi
tidak mencapai target yang dituangkan pada perjanjian kinerja
daerah tahun 2017. Karena penurunan yang diharapkan tidak
mencapai target sebesar 6,29 %.
Adapun beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut bisa
terjadi antara lain :
a. Rendahnya kualitas angkatan kerja. Pada tahun 2017,
penduduk yang bekerja dengan jenjang pendidikan SD ke
bawah sebanyak 106 ribu orang atau sebesar 33,89 persen.
Penduduk yang bekerja dengan pendidikan SMP sebanyak 46
ribu orang (14,59 persen), kemudian penduduk yang bekerja
dengan pendidikan SMA dan SMK mencapai 111 ribu orang
(35,55 persen), serta penduduk yang bekerja dengan
pendidikan tinggi (Diploma ke atas) sebanyak 50 ribu orang
(15,96 persen) (BPS Kalimantan Timur). Rendahnya tingkat
pendidikan tenaga kerja yang menyebabkan tenaga kerja
tidak mampu menyerap atau menguasai IPTEK. Selain itu juga
tingginya kenaikan angkatan kerja tidak sebanding dengan
penyerapan penduduk yang bekerja sehingga meningkatkan
angka pengangguran di Provinsi Kalimantan Utara.
Jumlah pengangguran pada Agustus 2017 mencapai
18.315 orang atau 5,54 persen dari total angkatan kerja. TPT
untuk pendidikan SD ke bawah sebesar 4,33 persen, TPT untuk
pendidikan SMP sebesar 4,40 persen, serta TPT untuk pendidikan
SMA/SMK dan Pendidikan Tinggi sebesar 6,63 persen (BPS
Kalimantan Timur). Pada Tahun 2016 angkatan kerja 288.522
jiwa yang terdiri dari 273.423 jiwa bekerja dan 15.099 jiwa
pengangguran.
57
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Pada Tahun 2017 angkatan kerja 330.731 jiwa yang terdiri dari
312.416 jiwa bekerja dan 18.315 jiwa pengangguran. Angka
pengangguran Tahun 2016 sebanyak 15.099 jiwa meningkat
menjadi 18.315 jiwa pada Tahun 2017.
Secara keseluruhan ada kenaikan angkatan kerja sebesar
42.209 jiwa dalam kurun waktu satu Tahun (BPS Kalimantan
Timur). Setiap tahunnya, banyak universitas/sekolah meluluskan
ratusan bahkan ribuan para calon pekerja baru. Namun
tingginya angka kelulusan tidak sebanding dengan lapangan
pekerjaan yang tersedia di negara ini. Akhirnya, hanya
sebagian dari mereka yang langsung berhasil mendapatkan
pekerjaan, sedikit yang mengambil pilihan untuk berwirausaha,
dan sisanya masih menunggu mendapatkan pekerjaan dengan
tidak melakukan apa-apa.
b. Kurangnya peningkatan nilai tambah dari sektor pertanian.
Berdasarkan data BPS Kalimantan Timur periode September
2017 angka kemiskinan pedesaan (9,14%) lebih tinggi daripada
angka pedesaan perkotaan (5,39%).
c. Akses yang sulit terhadap kepemilikan modal.
d. Penggunaan sumber daya yang tidak efisien.
e. Tingginya pertumbuhan penduduk. Jumlah penduduk Provinsi
Kalimantan Utara Tahun 2016 sebesar 621.768 jiwa dan
meningkat pada Tahun 2017 menjadi 729.128 jiwa. Peningkatan
jumlah penduduk yang tinggi akan berdampak terhadap
kenaikan angka kemiskinan. Sedangkan jika dilihat dari rasio
ketergantungan Provinsi Kalimantan Utara sebesar 59,40%.
Semakin tingginya angka rasio ketergantungan menunjukkan
semakin besar tanggungan yang harus di tanggung oleh
penduduk usia produktif.
58
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
f. Besaran upah yang tidak sesuai dengan kebutuhan hidup
layak. Upah merupakan penghasilan utama yang diterima oleh
tenaga kerja, sehingga jika upah tidak sebanding dengan
kebutuhan hidup layak akan menyebabkan tingginya angka
kemiskinan. Semakin meningkat tingkat upah minimum akan
meningkat pendapatan masyarakat sehingga kesejahteraan
juga meningkat dan sehingga terbebas dari kemiskinan.
Oleh karena itu, dalam rangka penurunan penduduk miskin
di Kalimantan Utara, sebagai langkah peningkatan capaian kinerja
pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi telah
melakukan berbagai upaya dalam rangka mengurangi angka
kemiskinan diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Meningkatkan jumlah bantuan bagi PMKS dan meningkatkan
keterampilan PSKS. Adapun bantuan bagi PMKS Tahun 2017
yang terealisasi diantaranya Bantuan berupa pemberian modal
bagi Kelompok Usaha Bersama (KUBE) perkotaan di Kota
Tarakan sebanyak 28 Kelompok yang terdiri dari 260 KK Miskin
serta pemberian bantuan KUBE Perdesaan di Kabupaten
Bulungan sebanyak 19 Kelompok yang terdiri dari 190 KK dan
Kabupaten Malinau sebanyak 20 Kelompok yang terdiri dari 200
KK. Total pemberian bantuan KUBE yang bersumber dari APBN
diberikan kepada 650 Keluarga Miskin.
Pemberian Alat Bantu Fisik bagi Penyandang Disabilitas Berat
sebanyak 40 (empat puluh) orang; Pemberian Bantuan Usaha
Ekonomi Produktif UEP bagi Korban Penyalahgunaan Napza
sebanyak 11 orang. Bantuan diberikan dalam bentuk uang
yang diberikan kepada klien korban penyalahgunaan NAPZA
untuk kemudian diberikan kebutuhan peralatan dan bahan
untuk melakukan usaha. Bantuan ini ditransfer melalui nomor
59
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
rekening penerima Bantuan Stimulan UEP Korban
Penyalahgunaan Napza; Bimbingan dan Rehabilitas Sosial Bagi
Wanita Tuna Susila yang berada dikawasan Kabupaten Tana
Tidung Total peserta sebanyak 15 orang.
Bimbingan dan rehabilitasi berbentuk Praktek Keterampilan
Usaha Kecil Produktif seperti membuat olahan kue kering,
olahan bolu, menghias kue dan pengolahan makanan.
Selain di berikan pelatihan keterampilan Wanita Tuna Susila
diberikan Bantuan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) sebelum di
pulangkan ke daerah asal; Pemberian bantuan Tabungan
Sosial Anak bagi anak di dalam Panti Asuhan / LKS sebanyak 15
LKS se Kalimantan Utara dengan total 507 anak; Pemberian
bantuan bingkisan bagi anak keluarga miskin dalam kegiatan
One Day For Children (ODFC) terdiri dari 150 anak dari 20 TK
Paud yang tidak mampu/ miskin di Kabupaten Bulungan.
Selain itu juga pengentasan angka kemiskinan dilakukan
dengan meningkatkan keterampilan PSKS melalui kegiatan
pelatihan/bimtek. Pada Tahun 2017 sebanyak 120 PSKS dilatih
peningkatan keterampilan dan pengetahuannya.
2) Mengurangi rasio ketergantungan penduduk dengan cara
mengendalikan jumlah penduduk.
3) Mengintegrasikan seluruh program-program pengentasan
kemiskinan di Provinsi Kalimantan Utara dari setiap perangkat
daerah/lembaga.
4) Meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat dapat
dilakukan misalnya dengan perluasan lapangan kerja,
pemberian bantuan usaha, perbaikan aturan pengupahan.
60
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
5) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Upaya peningkatan
pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan misalnya dengan
perbaikan sarana dan prasarana usaha, pemberian bantuan
usaha, penjaminan kepastian usaha.
6) Meningkatkan persentase tenaga kerja di sektor pertanian
(TKP). Peningkatan persentase tenaga kerja di sektor pertanian
dilakukan dengan cara membuat sektor pertanian dapat
menjadi tempat untuk menggantungkan hidup sehingga sektor
tersebut menjadi lebih menarik untuk dimasuki pekerja/calon
pekerja. Cara tersebut dapat ditempuh dengan
caraintensifikasi sektor pertanian, ekstensifikasi sektor pertanian,
peningkatan/perbaikan nilai tukar petani, melibatkan petani
dalam bisnis melalui kegiatan agro industri.
Untuk mencapai target kinerja sasaran yang telah
ditetapkan, dilakukan melalui beberapa program antara lain:
a. Program Pemberdayaan Fakir Miskin Komunitas Adat
Terpencil dan PMKS Lainnya, program ini mencapai realisasi
keuangan 70.31% dan realisasi fisiknya 94,01% dengan total
pagu 677,510,000.00 yang terealisasi sebesar Rp.
476,339,245.00.
b. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
mencapai realisasi keuangan sebesar 34.01 % dan realisasi
fisiknya 36,90%. Total pagu Rp. 1,847,750,000.00 dan
terealisasi sebesar Rp. 628,469,900.00,- dengan sisa pagu
sebanyak Rp. 1,219,280,100.00.
c. Program Pembinaan para Penyandang Cacat dan Trauma
mencapai realisasi keuangan sebesar 7,39% dan realisasi
fisiknya 7,39% dengan nominal terealisasi sebesar Rp.
30,127,300.00.
61
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
d. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
mencapai realisasi keuangan sebesar 37.96 % dan realisasi
fisiknya 38.37 %. Total pagu program ini sebesar
1,219,590,000.00 dengan realisasi sebesar Rp. 463,012,959.00.
e. Program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja
mencapai realisasi keuangan sebesar 84,39% dan realisasi
fisiknya 100%. Program peningkatan kualitas dan
produktivitas tenaga kerja memiliki pagu anggaran Rp.
589.500.000,- yang terealisasi sebesar Rp. 497.495.450
sehingga sisa dana sebesar Rp. 92.004.550,-
f. Program peningkatan kesempatan kerja mencapai realisasi
keuangan sebesar 87,47% dan realisasi fisiknya 100%.
Program peningkatan kesempatan kerja memiliki pagu
anggaran Rp.221.400.000,- yang terealisasi sebesar Rp.
193.653.000 sehingga sisa dana sebesar Rp. 27.747.000,-
g. Program perlindungan dan pengembangan lembaga
ketenagakerjaan mencapai realisasi keuangan sebesar
89,68% dan realisasi fisiknya 100%. Program perlindungan
dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan memiliki
pagu anggaran Rp.911.715.000,- yang terealisasi sebesar Rp.
817.616.404 sehingga sisa dana sebesar Rp. 171.843.396.
Indikator Tingkat Pengangguran Terbuka
Adapun pengukuran kinerja pada indikator tingkat
pengangguran terbuka dengan pendekatan apabila semakin
tinggi realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja, atau
semakin rendah realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja,
digunakan rumus :
𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎 =𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡−(𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖−𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡)
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 x 100%
62
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
KalimantanUtara Tahun
2016
KalimantanUtara Tahun
2017
Nasional Tahun2016
Nasional Tahun2016
5
5,1
5,2
5,3
5,4
5,5
5,6
5,7
Garfik 3.2
Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Kalimantan Utara dengan Nasional Tahun
2016 dan 2017
Kalimantan Utara Tahun 2016
Kalimantan Utara Tahun 2017
Nasional Tahun 2016
Nasional Tahun 2016
Perhitungan Capaian Kinerja Tingkat Pengangguran Terbuka
Capaian Indikator Kinerja = Target – (Realisasi –Target) x 100%
Target = 5,02 – (5,54-5,02) x 100% 5,02
= 5,02 – 0,52 x 100% 5,02
= 5,02 – 0,52 x 100% 5,02
= 4,50 x 100%
5,02 = 89,64%
Untuk Indikator Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) capaian
target pada tahun 2017 sudah mencapai 89,64% atau
dikatagorikan ‘tinggi”. Namum angka tersebut jika dibandingkan
dengan target akhir RPJMD Tahun 2021 masih berada di angka
4,26%.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur
TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) Provinsi Kalimantan Utara
bulan agustus tahun 2017 mencapai 5,54%. Angka tersebut
mengalami kenaikan 0,31% dari Tahun 2016 sebesar 5,23% naik
menjadi 5,54% pada Tahun 2017.
63
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Kondisi Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan
Utara pada tahun 2017 sebesar 5,54% lebih tinggi jika dibanding
dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Nasional sebesar
5,50%. Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Utara
pada Bulan Agustus 2017 lebih tinggi 0.04 point dari TPT Nasional
seperti yang terlihat pada Grafik tersebut.
Adapun beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan
angka TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) Provinsi Kalimantan
Utara diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Tingginya kenaikan angkatan kerja tidak sebanding dengan
penyerapan penduduk yang bekerja. Pada Tahun 2016
angkatan kerja 288.522 jiwa yang terdiri dari 273.423 jiwa
bekerja dan 15.099 jiwa pengangguran.
b. Pada Tahun 2017 angkatan kerja 330.731 jiwa yang terdiri dari
312.416 jiwa bekerja dan 18.315 jiwa pengangguran. Angka
pengangguran Tahun 2016 sebanyak 15.099 jiwa meningkat
menjadi 18.315 jiwa pada Tahun 2017. Secara keseluruhan
ada kenaikan angkatan kerja sebesar 42.209 jiwa dalam
kurun waktu satu Tahun (BPS Kalimantan Timur). Setiap
tahunnya, banyak universitas/sekolah meluluskan ratusan
bahkan ribuan para calon pekerja baru. Namun tingginya
angka kelulusan tidak sebanding dengan lapangan
pekerjaan yang tersedia di negara ini. Akhirnya, hanya
sebagian dari mereka yang langsung berhasil mendapatkan
pekerjaan, sedikit yang mengambil pilihan untuk
berwirausaha, dan sisanya masih menunggu mendapatkan
pekerjaan dengan tidak melakukan apa-apa. Dari sebanyak
312 ribu orang yang bekerja pada Agustus 2017, status
pekerjaan utama yang terbanyak adalah sebagai
buruh/karyawan yaitu sebanyak 168 ribu orang (53,85
64
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
persen), diikuti berusaha sendiri sebanyak 60 ribu orang (19,35
persen), pekerja keluarga/tidak dibayar sebanyak 28 ribu
orang (9,02 persen) dan berusaha dibantu buruh tidak tetap
sebanyak 28 ribu (9,02 persen), sedangkan yang terkecil
adalah pekerja bebas di pertanian sebanyak 7 ribu orang
(2,30 persen).
c. Kualitas tenaga kerja relatif rendah yang disebabkan oleh
tingginya angka putus sekolah sehingga tenaga kerja tidak
mampu menyerap atau menguasai IPTEK. Pada tahun 2017
penduduk yang bekerja dengan jenjang pendidikan SD ke
bawah sebanyak 106 ribu orang atau sebesar 33,89 persen.
Penduduk yang bekerja dengan pendidikan SMP sebanyak
46 ribu orang (14,59 persen), kemudian penduduk yang
bekerja dengan pendidikan SMA dan SMK mencapai 111 ribu
orang (35,55 persen), serta penduduk yang bekerja dengan
pendidikan tinggi (Diploma ke atas) sebanyak 50 ribu orang
(15,96 persen) (BPS Kalimantan Timur).
Keterangan:
= SD ke bawah
= SMP
= SMA dan Pendidikan Tinggi
2016 2017 2016 2017 2016 2017
0
5
10
Garfik 3.3
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas
menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Provinsi Kalimantan Utara, Agustus 2016 - Agustus
2017
65
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Berdasarkan grafik diatas, Jumlah pengangguran pada
Agustus 2017 mencapai 18.315 orang atau 5,54 persen dari total
angkatan kerja. TPT untuk pendidikan SD ke bawah sebesar 4,33
persen, TPT untuk pendidikan SMP sebesar 4,40 persen, serta TPT
untuk pendidikan SMA/SMK dan Pendidikan Tinggi sebesar 6,63
persen (BPS Kalimantan Timur).
Adapun upaya yang telah dilakukan Provinsi Kalimantan
Utara dalam rangka mengurangi angka pengangguran
diantaranya:
a. Mengupayakan perluasan dan penciptaan lapangan kerja
dengan menjalin jejaring pasar kerja baik dalam dan luar
negeri, serta pengembangan potensi sumber daya alam dan
kewirausahaan. Pada Tahun 2017 Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Kalimantan Utara telah melatih sebanyak
106 orang pencari kerja yang bersumber dari dana APBD. Hal
ini tentu belum memberikan dampak yang signifikan,
mengingat tingginya angka pengangguran di Provinsi
Kalimantan Utara. Jenis pelatihan dilaksanakan yaitu
pelatihan service otomotif dan pengolahan bahan makanan.
b. Mendorong dan memasyarakatkan penerapan standar
kompetensi dan sertifikasi di perusahaan, baik kepada
pengusaha maupun pencari tenaga kerja.
c. Mendorong penciptaan jejaring pasar seluas-luasnya, baik
pasar dalam negeri maupun luar negeri.
d. Meningkatkan kompetensi calon tenaga kerja dan
penyelenggaraan pelatihan kerja sesuai dengan kebutuhan
pasar kerja.
66
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
e. Memfasilitasi para pencari kerja untuk memperoleh akses
informasi pasar kerja, dengan membangun dan optimalisasi
pusat-pusat informasi dan bursa kerja.
f. Adanya program transmigrasi lokal. Transmigrasi adalah
proses perpindahan suatu penduduk dari suatu tempat ke
tempat yang lain. Dengan adanya transmigrasi lokal di
wilayah Provinsi Kalimantan Utara maka dapat mengurangi
tingkat pengangguran, hal ini disebabkan akan terjadi
pemerataan di wilayah Provinsi Kalimantan Utara.
g. Merencanakan Balai Latihan Kerja (BLK). Hal ini dilakukan
guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga
masuk ke dalam pasar kerja yang tersedia.
Untuk mencapai target kinerja sasaran yang telah
ditetapkan, dilakukan melalui beberapa program antara lain:
a. Program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja
mencapai realisasi keuangan sebesar 84,39% dan realisasi
fisiknya 100%. Program peningkatan kualitas dan produktivitas
tenaga kerja memiliki pagu anggaran Rp. 589.500.000,- yang
terealisasi sebesar Rp. 497.495.450 sehingga sisa dana sebesar
Rp. 92.004.550,-
b. Program peningkatan kesempatan kerja mencapai realisasi
keuangan sebesar 87,47% dan realisasi fisiknya 100%. Program
peningkatan kesempatan kerja memiliki pagu anggaran
Rp.221.400.000,- yang terealisasi sebesar Rp. 193.653.000
sehingga sisa dana sebesar Rp. 27.747.000,-
c. Program perlindungan dan pengembangan lembaga
ketenagakerjaan mencapai realisasi keuangan sebesar
89,68% dan realisasi fisiknya 100%. Program perlindungan dan
pengembangan lembaga ketenagakerjaan memiliki pagu
67
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
anggaran Rp.911.715.000,- yang terealisasi sebesar Rp.
817.616.404 sehingga sisa dana sebesar Rp. 171.843.396.
b) Sasaran Meningkatnya Akses & Kualitas Pendidikan
Masyarakat
Pendidikan merupakan faktor penting dalam memajukan
bangsa. Berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Tahun 2015-2019, pembangunan pendidikan di
daerah diarahkan untuk menjamin pemenuhan kebutuhan
pelayanan pendidikan dasar bagi seluruh masyarakat dan
mempercepat pembangunan pendidikan dan kebudayaan di
daerah tertinggal dan kawasan perbatasan. Hal ini menyebabkan
posisi kualitas pendidikan beserta sarana dan prasarana
pendukungnya dinilai sangat penting bagi pembangunan wilayah
di Provinsi Kalimantan Utara, yang merupakan salah satu wilayah
perbatasan di Indonesia.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara telah menetapkan
perjanjian kinerja perangkat daerahnya melalui sasaran
meningkatnya akses dan kualitas pendidikan masyarakatdengan
indikator angka harapan lama sekolah dan angka rata-rata lama
sekolah, seperti yang dijelaskan pada tabel dibawah ini.
Tabel.3.6
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran
Meningkatnya Akses dan Kualitas Pendidikan Masyarakat
Indikator
Capaian
Tahun
2016
2017 Target
Akhir
RPJMD
2021
Capaian
2017
terhadap
2021
Kategori
Target Realisasi %
Realisasi
Angka
Harapan
Lama
Sekolah
12,59 12,69 12,59 99.2% 13,09 96,18% Sangat
Tinggi
Angka Rata-
rata Lama
Sekolah
8,49 8,63 8,49 98,37% 9,20 92,28% Sangat
Tinggi
68
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Indikator Angka Harapan Lama Sekolah
Angka Harapan Lama Sekolah merupakan rata-rata
perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang
sejak lahir. Angka Harapan Lama Sekolah didefinisikan lamanya
sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak
pada umur tertentu di masa mendatang, diasumsikan bahwa
peluang anak tersebut akan tetap bersekolah pada umur-umur
berikutnya sama dengan peluang penduduk yang bersekolah per
jumlah penduduk untuk umur yang sama saat ini. Angka Harapan
Lama Sekolah dihitung untuk penduduk berusia 7 tahun ke atas,
angka tersebut dapat digunakan untuk mengetahui kondisi
pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang yang
ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan (dalam tahun)
yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak.
Angka Harapan Lama sekolah Provinsi Kalimantan Utara
12,59 untuk tahun 2016 dan 12,59 di tahun 2017. Angka realisasi ini
menunjukkan bahwa angka harapan lama sekolah Provinsi
Kalimantan Utara untuk tahun 2017 ini telah mencapai targetnya
sebesar 0,99%. Namun secara eksplisit tidak mengalami penaikan
dari tahun sebelumnya. Ini artinya Angka Harapan lama sekolah
yang dipersyaratkan tetap melebihi tingkatan 12 Tahun.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tercapainya angka
harapan lama sekolah di Provinsi Kalimantan Utara, di antaranya
adalah menurunnya tingkat kemiskinan masyarakat Provinsi
Kalimantan Utara periode 2017. Hal ini juga yang menjadi pemicu
pencapaian angka harapan lama sekolah. Selain itu, sedikitnya
jumlah sekolah di daerah-daerah perbatasan, terpinggirkan dan
terbelakang yang sudah berkurang sehingga proses pelayanan
pendidikan bisa menyentuh seluruh usia angkatan sekolah.
69
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Adapun upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi
Kalimantan Utara dalam meningkatkan angka harapan lama
sekolah ini adalah :
a. Mendirikan sekolah-sekolah di daerah pedalaman
b. Memberikan bantuan transportasi untuk anak sekolah
c. Memberikan bantuan bagi anak sekolah yang tidak mampu
d. Mendirikan balai latihan kerja
Peningkatan angka harapan lama sekolah ini ditunjang
dengan program yang ada di dinas terkait yaitu :
a. Program Pendidikan menengah
b. Program pendidikan luar biasa
c. program peningkatan mutu pendidik dan tenaga
kependidikan
d. Program pengembangan budaya baca dan pembinaan
perpustakaan
e. Program manajemen pelayanan pendikan
Indikator Angka Rata-rata Lama Sekolah
Beberapa indikator kinerja pada fokus kesejahteraan sosial
adalah indikator di bidang pendidikan. Faktor pendidikan
merupakan kunci peningkatkan kualitas sumber daya manusia
yang berujung pada kesejahteraan masyarakat karena tingginya
pendidikan masyarakat akan berbanding lurus dengan kualitas
sumber daya manusia khususnya di Kalimantan Utara. Terkait
dengan IPM, indikator makro yang digunakan dalam menentukan
keberhasilan pendidikan adalah rata-rata lama sekolah.
Angka rata-rata lama sekolah Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Kalimantan Utara adalah 8,49 di tahun 2016
dan 8,49 di tahun 2017. Angka realisasi ini menunjukkah bahwa
tidak mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.
70
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Hal ini dapat terjadi karena disebabkan oleh beberapa
kendala yang terjadi diantaranya sebagai berikut:
a. Belum terpenuhi kebutuhan/kekurangan sarana dan
prasarana pendidikan, dalam rangka mengatasi daya
tampung peserta didik dan peningkatan mutu proses
pembelajaran di sekolah.
b. Paradigma pendidikan yang tidak sama antar daerah,
berimbas pada heterigonitas pengambilan kebijakan
dan pengalokasian anggaran pendidikan.
c. Kesadaran Masyarakat yang masih Rendah terhadap arti
pentingnya Pndidikan bagi anaknya Kekurangan Tenaga
Pendidik dan Penyebaran belum merata.
Adapun program penunjang dalam rangka peningkatan 2
(dua) indikator tersebut adalah :
a. Program Pelatihan kompetensi tenaga pendidik mencapai
realisasi keuangan sebesar 63,42%. Program ini memiliki pagu
anggaran Rp.208.000.000,- yang terealisasi sebesar Rp.
131.992.669 sehingga sisa dana sebesar Rp. 76.077.331
b. Program Penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi
pendidikan menengah mencapai realisasi keuangan
sebesar 63,66%. Program ini memiliki pagu anggaran Rp.
75.000.000,00,- yang terealisasi sebesar Rp. 47.743.500,00
sehingga sisa dana sebesar Rp. 27.256.500,00
c. Program Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK Tingkat Provinsi
mencapai realisasi keuangan sebesar 78,29%. Program ini
memiliki pagu anggaran Rp. 224.000.000,00,- yang terealisasi
sebesar Rp. 175.372.200,00 sehingga sisa dana sebesar Rp. 27.
48.627.800,00
71
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
d. Program Lomba Olimpiade Sains Nasional (OSN) Tingkat
Provinsi mencapai realisasi keuangan sebesar 82,35 %.
Program ini memiliki pagu anggaran Rp. 112.010.882,00 yang
terealisasi sebesar Rp. 92.237.500,00 sehingga sisa dana
sebesar Rp19.773.382,00
e. Program Lomba Olimpiade Sains Nasional (OSN) Tingkat
Provin Pembinaan dan Penghargaan bagi siswa berprestasi
(O2SN) mencapai realisasi keuangan sebesar 83,75 %.
Program ini memiliki pagu anggaran Rp. 242.000.000,00 yang
terealisasi sebesar Rp. 202.662.900,00 sehingga sisa dana
sebesar Rp. 39.337.100,00
f. Program Festival Lomba Seni (FLS2N) Tingkat Provinsi
mencapai realisasi keuangan sebesar 94,89 %. Program ini
memiliki pagu anggaran Rp. 153.000.000,00 yang terealisasi
sebesar Rp. 145.184.797,00 sehingga sisa dana sebesar Rp.
7.815.203,00
g. Program Operasional Cabang Dinas mencapai realisasi
keuangan sebesar 46,47 %. Program ini memiliki pagu
anggaran Rp. 1.229.388.400,19 yang terealisasi sebesar Rp.
571.354.783,00 sehingga sisa dana sebesar Rp. 658.033.617,19
h. Program Ujian sekolah terstandar nasional mencapai realisasi
keuangan sebesar 34,59 %. Program ini memiliki pagu
anggaran Rp. 2.869.500.000,00 yang terealisasi sebesar Rp.
992.534.818,00 sehingga sisa dana sebesar Rp.
1.876.965.182,00
72
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
i. Program BOSPROV SMA/SMK/SLB mencapai realisasi
keuangan sebesar 95,58 %. Program ini memiliki pagu
anggaran Rp55.164.340.000,00 yang terealisasi sebesar Rp.
52.725.330.152,00 sehingga sisa dana sebesar Rp.
2.439.009.848,00
j. Program Dana BOS Pusat DIKMEN SMA Dan SMK Negeri
mencapai realisasi keuangan sebesar 99,71 %. Program ini
memiliki pagu anggaran Rp 28.760.200.000,00 yang terealisasi
sebesar Rp. 28.678.160.000,00 sehingga sisa dana sebesar Rp.
82.040.000,00
k. Program Penambahan ruang kelas sekolah mencapai
realisasi keuangan sebesar 99,00 %. Program ini memiliki pagu
anggaran Rp 2.029.022.501,00 yang terealisasi sebesar Rp.
2.008.807.080,00 sehingga sisa dana sebesar Rp. 20.215.421,00
l. Program Pembangunan laboratorium dan ruang pratikum
sekolah mencapai realisasi keuangan sebesar 89,39 %.
Program ini memiliki pagu anggaran Rp 15.537.439.441,00
yang terealisasi sebesar Rp. 13.888.774.194,00 sehingga sisa
dana sebesar Rp. 1.648.665.247,00
m. Program Pengadaan alat praktik dan peraga siswa
mencapai realisasi keuangan sebesar 86,56 %. Program ini
memiliki pagu anggaran Rp 15.840.504.158,00 yang terealisasi
sebesar Rp. 13.710.901.977,00 sehingga sisa dana sebesar Rp.
2.129.602.181,00
n. Program Pengadaan perlengkapan sekolah mencapai
realisasi keuangan sebesar 97,01 %. Program ini memiliki pagu
anggaran Rp 6.172.000.000,00 yang terealisasi sebesar Rp.
5.987.583.000,00 sehingga sisa dana sebesar Rp.
184.417.000,00
73
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
o. Program Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah
mencapai realisasi keuangan sebesar 96,59 %. Program ini
memiliki pagu anggaran Rp 2.002.033.900,00 yang terealisasi
sebesar Rp. 1.933.783.900,00 sehingga sisa dana sebesar Rp.
68.250.000,00
c) Sasaran Meningkatnya Akses dan Kualitas Kesehatan
Masyarakat
Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara berupaya terus untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat. Kesehatan
sebaga salah satu hak dasar rakyat yang dilindungi undang-
undang. Dengan sasaran meningkatnya akses dan kualitas
kesehatan masyarakat diukur dengan pencapaian angka
harapan hidup provinsi Kalimantan Utara sebagaimana pada tabel
berikut ini.
Tabel. 3.7
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran
Meningkatnya Akses dan Kualitas Kesehatan Masyarakat
Indikator
Capaian
Tahun
2016
2017 Target
Akhir
RPJMD
2021
Capaian
2017
terhadap
2021
Kategori
Target Realisasi % Realisasi
Angka
Harapan
Hidup
72,16 72,58 72,43 99,79% 75 96,57% Sangat
Tinggi
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara
Pada tabel 3.6 rencana dan realisasi capaian sasaran
meningkatnya akses dan kualitas kesehatan masyarakat, Angka
usia harapan hidup pada tahun 2016 dengan realisasi target
capaian 72,16 sedangkan tahun 2017 targetnya adalah 72,58,
74
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
dipengaruhi oleh banyak variabel yang erat kaitannya dengan
masalah kesehatan penduduk.
Meningkatnya usia harapan hidup membuat jumlah orang
lanjut usia (lansia) semakin banyak. Hal ini bisa berefek positif, bisa
juga negatif. Bertambahnya jumlah lansia bisa berefek positif jika
lansia dalam keadaan sehat, namun jika dalam keadaan sakit
maka potensi kerugian negara dari pembiayaan Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) juga akan meningkat.
Angka Harapan Hidup menunjukkan kualitas kesehatan
masyarakat yaitu mencerminkan “lamanya hidup” sekaligus “hidup
sehat” suatu masyarakat. Angka Harapan Hidup (AHH) adalah
perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang
selama hidup (secara rata-rata). Besarnya nilai Angka Harapan
Hidup berkaitan erat dengan angka kematian bayi, dimana
semakin tinggi kematian bayi, nilai Angka Harapan Hidup akan
menurun.
Oleh karena itulah untuk meningkatkan angka usia harapan
hidup perlu memperhatikan hal-hal seperti penanganan terhadap
kehamilan yang beresiko, cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan, jumlah tenaga medis dan kesehatan yang lain,
angka kesakitan, kondisi geografis tempat tinggal, penyediaan air
bersih, akses terhadap sarana kesehatan, hingga latar balakang
pendidikan masyarakat.
Faktor yang mempengaruhi perubahan Angka Harapan Hidup
dapat ditinjau dari beberapa hal seperti kondisi lingkungan dan
status sosial ekonomi penduduk, ketersediaan fasilitas dan tenaga
kesehatan, status gizi, dan lain-lain. Oleh karena itu Angka Harapan
Hidup cukup representatif digunakan sebagai indikator dalam
menilai tingkat kesejahteraan penduduk khususnya di bidang
kesehatan.
75
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Adapun angka harapan hidup dilihat berdasarkan
Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Utara pada tabel 3.7.1
dibawah ini.
Tabel 3.7.1
Angka Harapan Hidup Kabupaten/Kota dari Tahun 2013-2017
No. Kabupaten/Kota 2013 2014 2015 2016 2017
1 Bulungan 71.84 72.02 72.11 72.21 72.36
2 Tarakan 73.23 73.41 73.50 73.52 73.69
3 Nunukan 70.53 70.74 70.82 70.83 71.23
4 Malinau 70.63 70.82 70.93 71.03 71.24
5 Tana Tidung - - - 70.81 71.31
Kalimantan Utara 71.56 71.75 71.84 72.16 72.43
Sumber: 1. Bps Provinsi Kalimantan Timur
2. Tabel Indikator Pembangunan Manusia
3. Statistik Daerah Kalimantan Utara 2016
Tahun 2013 – 2017, Angka Harapan Hidup (AHH) yang
merepresentasikan aspek kesehatan terus meningkat. Semakin
meningkatnya AHH di Kalimantan Utara mengindikasikan derajat
kesehatan masyarakat di Kalimantan Utara semakin membaik.
Dalam jangka waktu 5 tahun terakhir, AHH bertambah sebesar 0,87
tahun dari 71,56 tahun pada tahun 2013 menjadi 72,43 tahun pada
tahun 2017. Sebagai bahan telaah, dalam RPJMD Provinsi
Kalimantan Utara tahun 2016-2021, pemerintah menargetkan
Angka Harapan Hidup sebesar 73,20 tahun. Oleh karena itu
pemerintah daerah setempat harus lebih bekerja keras untuk
mewujudkan angka tersebut.
Banyak hal yang melatar belakangi Angka Harapan Hidup di
suatu daerah pada posisi tinggi atau rendah. Keberhasilan program
kesehatan dan pembangunan sosial ekonomi pada umumnya
76
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
dapat dilihat pada peningkatan pelayanan kesehatan, perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS), pendidikan dan pendapatan yang
digambarkan dalam Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB).
Keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam
pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit,
pengobatan dan keperawatan terhadap kelompok dan
masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan. Ketersediaan
fasilitas dipengaruhi oleh faktor lokasi, yaitu mudahnya untuk
dijangkau atau tidak. Bentuk pelayanan kesehatan tidak hanya
terbatas pada fasilitas pelayanan saja akan tetapi juga meliputi
tenaga kesehatan. Keberadaan tenaga kesehatan dapat
memberikan pelayanan, informasi dan motivasi kepada
masyarakat untuk mendatangi fasilitas kesehatan.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh Pemerintah
Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara dalam rangka peningkatan
Angka Harapan Hidup itu antara lain, Pemerintah telah melakukan
pemenuhan kepada Sarana dan Prasarana Kesehatan yang ada
dengan menyediakan cukup obat dan peralatan kesehatan yang
memenuhi persyaratan, meningkatkan pemenuhan standar mutu
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tarakan dengan memperhatikan
setiap standar mutu sarana pelayanan kesehatannya.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara melakukan serangkaian
pembinaan terhadap sumberdaya yang berkompeten di bidang
pelayanan kesehatan untuk melakukan pelayanan kesehatan
yang maksimal kepada setiap warga yang berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan, terutama warga miskin, bayi, anak-anak, ibu
hamil dan keompok masyarakat resiko tinggi terlindung dari
peyakit.
77
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Melalui Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara gencar
melakukan sosialisasi kepada masyarakat betapa pentingnya
perilaku hidup sehat dan bersih.
Dapat dikatakan bahwa, pencapaian target Angka
Harapan Hidup untuk tahun 2017 ini dikategorikan sangat tinggi,
karena didukung oleh program-program dari dinas terkait
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
a. Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan. Kegiatan ini
dari APBD sebesar Rp. 1.840.000.000,- dengan realisasi
sebesar Rp. 943.292.276,11,-
b. Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah
sakit dengan anggaran Rp. 358.510.000,- dan realisasinya
Rp. 159.827.004,-
2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
a. Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan dengan pagu
anggaran sebesar Rp. 1.996.079.500,- dengan realisasi
sebesar Rp. 1.845.275.233,-
b. Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah
kesehatan dengan anggaran Rp. 753.000.000,- dan realisasi
sebesar Rp. 295.399.957,-
c. Peningkatan Kesehatan Masyarakat dengan pagu
anggaran sebesar Rp. 338.600.000,- dan realisasi Rp.
132.876.371,-
d. Peningkatan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan
dengan pagu anggaran sebesar Rp. 220.400.000,- dengan
realisasinya sebesar Rp. 154.815.300,-
78
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
3. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
a. Pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan UKBM
serta mendukung Program Keluarga Sehat, pagu anggaran
sebesar Rp. 370.650.000 dengan realisasinya sebesar Rp.
120.584.850,-
4. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
a. Pemberian tambahan makanan dan vitamin dengan
anggaran sebesar Rp. 590.000.000,- dan realisasi Rp.
431.128.500,-
b. Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga
sadar gizi, anggaran sebesar Rp. 354.600.000,- dengan
realisasi keuangannya sebesar Rp. 294.173.600,-
c. Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi
Besi, Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), Kurang
Vitamin A dan Kekurangan Zat Gizi Mikro lainnya, dengan
pagu anggaran sebesar Rp. 465.160.000,- dan realisasinya
sebesar Rp. 388.782.643,-
5. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
a. Sosialisasi kebijakan lingkungan sehat dengan anggaran
sebesar Rp. 206.500.000,- dan realisasi sebesar Rp.
95.455.075,-
6. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
a. Peningkatan surveillance Epidemiologi dan
penanggulangan wabah, pagu anggaran sebesar Rp.
527.914.599, dan realisasi sebesar Rp. 268.386.519,-
b. Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (ide)
pencegahan dan pemberantasan penyakit dengan pagu
anggaran sebesar Rp. 603.220.500,- dan realisasi sebesar Rp.
403.164.486,-
79
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
7. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
a. Penyusunan standar pelayanan kesehatan, dengan pagu
APBD Rp. 579.000.000,- dan realisasi sebesar Rp. 366.932.749,-
b. Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan
kesehatan, dengan pagu anggaran sebesar Rp.
640.000.000,- dan realisasi Rp. 474.222.050,-
8. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
a. Pelayanan Operasi Katarak dengan anggaran sebesar Rp.
693.000.000,- dan realisasi Rp. 149.768.200,-
9. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
a. Pelatihan dan Pendidikan Perawatan Anak Balita dengan
anggaran Rp. 247.300.000,- dan realisasi Rp. 26.722.000,-
10. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
a. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu bersalin dan
nifas, pagu anggaran sebesar Rp. 130.000.000,- dan realisasi
sebesar Rp. 129.815.000,-
b. Pelayanan Kesehatan Ibu dengan pagu anggaran sebesar
Rp. 221.860.000,- dan realisasi Rp. 173.498.549,-
11. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
a. Pelayanan Kesehatan dengan pagu anggaran Rp.
179.300.000,- dan realisasi Rp. 116.432.000,-
12. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
a. Pembangunan Gedung Instalasi Farmasi Kesehatan (IFK)
dengan pagu anggaran sebesar Rp. 7.429.688.901,- dengan
realisasi fisiknya 100% dan realisasi keuangan sebesar Rp.
6.770.536.500,-.
80
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
d) Sasaran Meningkatnya Kesetaran Gender dalam Pembangunan
Tabel.3.8
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran
Meningkatnya Kesetaran Gender dalam Pembangunan
Indikator
Capaian
Tahun
2016
2017 Target
Akhir
RPJMD
2021
Capaian
2017
terhadap
2021
Kategori Target Realisasi
%
Realisasi
Indeks
Pembangunan
Gender
86,34 85,79 - - 85,95 - -
Indeks
Pemberdayaan
Gender
63,52 68,31 - - 70,78 - -
Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Utara
Indikator Indeks Pembangunan Gender (IPG)
Indeks Pembangunan Gender (IPG) merupakan indeks
pencapaian kemampuan dasar pembangunan manusia yang
sama seperti IPM dengan memperhatikan ketimpangan gender.
IPG digunakan untuk mengukur pencapaian dalam dimensi yang
sama dan menggunakan indikator yang sama dengan IPM, namun
lebih diarahkan untuk mengungkapkan ketimpangan antara laki-
laki dan perempuan. IPG dapat digunakan untuk mengetahui
kesenjangan pembangunan manusia antara laki-laki dan
perempuan. Kesetaraan gender terjadi apabila nilai IPM sama
dengan IPG.
IPG Provinsi Kalimantan Utara untuk tahun 2017 belum
terdapat data release dari BPS sehingga saat ini masih
menggunakan capaian IPG 2016. IPG Provinsi Kalimantan Utara
Tahun 2013 – 2016 mengalami peningkatan walaupun melambat.
81
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Pada tahun 2013 IPG sebesar 85,63 meningkat pada tahun
2016 menjadi 86,34 IPG Provinsi Kalimantan Utara lebih rendah
dibandingkan capaian Nasional. Akan dijelaskan pada tabel
dibawah ini :
Tabel 3.8.1
Indeks Pembangunan Gender Kalimantan Utara
IPG 2013 2014 2015 2016 2017
Kalimantan Utara 85,63 85,67 85,68 86,34 -
Nasional 90,82
Sumber : BPS Kalimantan Utara 2017
Berdasarkan data BPS dan Kementerian Pemberdayaan
Perempuan Indeks Pembangunan Gender (IPG) Provinsi Kalimantan
Utara Tahun 2013 – 2016 terdapat kenaikan 0,02 % dengan rincian
sebagai berikut :
1. Tahun 2013 – 2014 terdapat kenaikan 0,04 %
2. Tahun 2014 – 2015 terdapat kenaikan 0,01 %
3. Tahun 2015 - 2016 terdapat kenaikan 0,66%
Trend IPG Provinsi Kalimantan Utara mengalami kenaikan dari
tahun 2013 – 2016 hal ini sesuai dengan trend IPG Nasional
meskipun kenaikan IPG Provinsi Kalimantan Utara cenderung
melambat dengan rata–rata kenaikan sebesar 0,28 %.
Kenaikan IPG di Kalimantan Utara dikarenakan karena
Adanya kenaikan Angka Harapan Hidup Perempuan dari 71,62
pada tahun 2013 menjadi 74,30 pada tahun 2016 serta Harapan
Lama Sekolah dari 12,64 pada tahun 2014 menjadi 12,70 pada
tahun 2016. Rata-rata lama sekolah tahun 2016 perbandingan
antara laki-laki dan perempuan yakni 9,14 dan 8,43 dan terdapat
kesenjangan antara laki-laki dan perempuan dalam dimensi
Pengeluaran Perkapita yakni 12,15 dan 5,42.
82
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Tentunya ada beberapa faktor yang mendukung
meningkatnya indeks pemberdayaan gender ini diantaranya
adalah aspek biologis perempuan memiliki peluang bertahan
hidup lebih besar serta meningkatnya perbaikan dalam dunia
kesehatan yang menyebabkan resiko dan kerentanan anak dan
perempuan terhadap penyakit sudah mulai menurun.
Perbandingan komponen Indeks pembangunan gender yakni
Angka Harapan Hidup laki-laki dan perempuan pada tahun 2016
adalah 70,49 dan 74,30 angka harapan hidup perempuan lebih
tinggi dari laki-laki. Begitupun dengan harapan Lama sekolah
perempuan lebih tinggi dari laki-laki yakni 12,70 dan 12,47. Namun
dalam komponen rata-rata lama sekolah laki-laki lebih tinggi
daripada perempuan yakni 9,14 berbanding 8,43, begitupun
dengan pengeluaran perkapita yakni 12,157 berbanding 5,427.
Kenaikan IPG Kalimantan Utara ini juga didukung dengan
beberapa program diantaranya adalah :
1. Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan
Perempuan
2. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender
dan Anak
3. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender
Dalam Pembangunan
4. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
5. Program Pendidikan Menengah
Secara keseluruhan pencapaian untuk indikator IPG ini belum
dapat dihitung, akan tetapi bisa dipastikan bahwa angka Indeks
Pembangunan Gender di Kalimantan Utara bisa melampaui
target tahun 2017.
83
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Hal ini dikarenakan, untuk tahun 2016 saja IPG Provinsi
Kalimantan Utara sudah berada di angka 86,34%. Dengan
demikian pemerintah Provinsi Kalimantan Utara optimis terhadap
kenaikan angka indeks IPG ini, meskipun untuk tahun ini belum
dapat diukur.
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) merupakan indikator
untuk melihat peranan perempuan dalam ekonomi, politik dan
pengambilan keputusan. Berdasarkan data BPS dan Kementrian
Pemberdayaan Perempuan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2015 sebesar 67,31. IDG Provinsi
Kalimantan Utara sejak tahun 2013 hingga 2015 mengalami
kenaikan. Kenaikan IDG tersebut sejalan Nasional yang cenderung
mengalami kenaikan meskipun kenaikan IDG di Provinsi Kalimantan
Utara yaitu terdapat kenaikan rata-rata sebesar 0,40 % sedangkan
secara nasional rata – rata kenaikan IDG sebesar 0,075 %, akan
dijelaskan pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.8.2
Indeks Pemberdayaan Gender Kalimantan Utara
IDG 2014 2015 2016 2017
Kalimantan Utara 66,52 67,31 63,52 -
Nasional 71,39 -
Sumber : BPS Kalimantan Utara 2017
Sama halnya dengan nilai IPG, untuk nilai IDG tahun 2017
belum terdapat data realese dari BPS sehingga pencapaian untuk
target ini belum dapat dihitung. Jika dijelaskan untuk tahun 2016,
pada tahun tersebut IDG Provinsi Kalimantan Utara mengalami
penurunan yakni sebesar 3,79.
84
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Hal ini berdasarkan data komponen IDG yakni keterlibatan
perempuan di parlemen yakni 14,29%, Perempuan sebagai tenaga
manajer, professional, administrasi dan teknisi yakni 48,75% serta
sumbangan perempuan dalam pendapatan kerja yakni 25,43%.
Penurunan angka IDG ini disebabkan oleh beberapa faktor
penghambat diantaranya adalah :
1. Tindakan diskriminasi, kekerasan dan Budaya Patriarki yang
masih kuat
2. Keterwakilan perempuan dalam dunia politik masih rendah
3. Kontribus perempuan dalam bidang ekonomi masih timpang
4. Pembangunan responsive gender belum sepenuhnya
terealisasi.
Untuk mengatasi faktor-faktor penghambat tersebut, upaya
yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara
daintaranya adalah :
1. Pembangunan sumber daya perempuan bahwa perempuan
mempunyai hak asasi salam keterlibatan dalam urusan
ekonomi, social, budaya dan politik.
2. Peningkatan kesadaran orang tua tentang pentingnya
pendidikan serta peningkatan akses ekonomi bagi masyarakat
marginal.
3. Meningkatkan jumlah angkatan kerja dan pekerja
perempuan.
4. Meningkatkan kemampuan dan kapabilitas perempuan
5. Meningkatkan partisipasi perempuan dalam pembanguan
serta meningkatkan produktivitas perempuan dalam tatanan
pemerintahan tentunya penacpaian target
6. Sosialisasi, advokasi dan fasilitasi untuk mendorong
peningkatan peran perempuan
85
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Indeks Pemberdayaan Gender, dalam upaya
peningkatannya didukung dengan beberapa program
diantaranya adalah :
1. Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan
Perempuan
2. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender
dan Anak
3. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender
Dalam Pembangunan
4. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
5. Program Pendidikan Menengah
e) Sasaran Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi dengan
memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan
Pertumbuhan ekonomi adalah proses peningkatan
pendapatan (PDB) tanpa mengaitkannya dengan tingkat
pertambahan penduduk. Pertumbuhan penduduk biasanya
dikaitkan dengan tingkat pembangunan ekonomi, atau bahkan
tidak jarang dianggap hal yang sama
Tabel 3.9
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran
Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi dengan memperhatikan
prinsip pembangunan berkelanjutan
Indikator
Capaian
Tahun
2016
2017 Target
Akhir
RPJMD
2021
Capaian
2017
terhadap
2021
Kategori Target Realisasi % Realisasi
PDRB
ADHK - 4,05% 54.534,51 100,31% 69.277,50 78,71% Sangat
Tinggi
86
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
.Berdasarkan tabel 3.8 di atas diketahui bahwa pertumbuhan
ekonomi Provinsi Kalimantan Utara pada tahun 2016 tidak termasuk
pada perjanjian kinerja kepala daerah tahun 2016, sehingga belum
bisa untuk dilakukan perbandingan. Untuk tahun 2017 target PDRB
ADHK berada di angka 4,05% atau 54.362,1 Miliar dengan hasil
realisasi pertumbuhan PDRB sebesar 54.534,51 Miliar dengan
persentaserealisasi mencapai 100,31 %. Hal ini dapat terjadi karena
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah penguatan
ekonomi global di tahun 2017 menyebabkan perdagangan dunia
meningkat serta mampu meningkatkan output industri negara-
negara berkembang. Perbaikan harga komoditas utamanya
energi seperti batubara ikut menggairahkan sektor pertambangan
dan penggalian yang selama ini masih menjadi salah satu motor
penggerak perekonomian Kalimantan Utara.
Secara kumulatif ( c-to-c ) perekonomian Kalimantan Utara
Tahun 2017 tumbuh sebesar 6,59 persen. Kondisi ini dipengaruhi oleh
kinerja seluruh lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan
yang positif. Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 12,99 persen
dibandingkan pertumbuhan lapangan usaha lainnya, disusul oleh
lapangan usaha Transportasi dan Pergudangan yang tumbuh
sebesar 10,83 persen dan Lapangan usaha Informasi dan
Komunikasi yang tumbuh sebesar 9,58 persen. Selain itu dipengaruhi
juga oleh peningkatan kinerja beberapa lapangan usaha yang
dominan terhadap pembentukan PDRB Kalimantan Utara seperti
Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian yang pada
tahun 2017 tumbuh sebesar 6,39 persen, Lapangan Usaha
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang tumbuh sebesar 4,41
persen, dan Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran, dan
87
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor yang tumbuh sebesar 8,43
persen. Sebagai mana yang dijelaskan pada tabel berikut.
Tabel 3.9.1
Nilai PDRB menurut Lapangan Usaha Tahun 2017
No Sektor 2017
ADH Berlaku
(Miliar)
ADH Konstan
(Miliar)
Laju
Pertumbuhan
1 Pertanian, Kehutanan &
Perikanan 12.634,52 9.420,03 4,41
2 Pertambangan &
Penggalian 21.195,32 15.443,86 6,39
3 Industri Pengolahan 7.728,31 5.308,10 5,54
4 Pengadaan Listrik dan
Gas 41,17 33,91 8,79
5 Pengadaan Air 48,58 37,01 7,26
6 Konstruksi 9640,91 6.570,56 6,13
7
Perdagangan Besar &
Eceran; Reparasi Mobil
& Sepeda Motor
8.792,79 5.736,81 8,43
8 Transportasi dan
Pergudangan 5.411,39 3.425,86 10,83
9
Penyediaan
Akomodasi dan Makan
Minum
1.203,39 746,48 12,99
10 Informasi dan
Komunikasi 1.752,52 1.547,97 9,58
11 Jasa Keuangan 884,41 608,30 4,03
12 Real Estate 608,95 512,19 4,76
13 Jasa Perusahaan 190,53 139,21 3,52
14
Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan, dan
Jaminan Sosial Wajib
4.044,16 2.780,61 6,79
15 Jasa Pendidikan 1.922,46 1.306,14 7,53
16 Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial 795,77 599,69
6,30
17 Jasa Lainnya 511,30 317,77 7,53
PDRB 77.406,46 54.534,51 6,59 Sumber: Publikasi PDRB Provinsi Kalimantan Utara 2017
88
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Struktur Perekonomian Provinsi Kalimantan Utara menurut
Lapangan Usaha Tahun 2017 masih didominasi oleh tiga lapangan
usaha utama yaitu Lapangan Usaha Pertambangan dan
penggalian dengan peranan sebesar 27,38 persen, Lapangan
Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan dengan peranan
sebesar 16,32 persen, dan Lapangan Usaha Konstruksi dengan
peranan sebesar 12,45 persen terhadap pembentukan PDRB
Provinsi Kalimantan Utara.
Grafik 3.4
Pertumbuhan Beberapa Usaha di Kaltara
Jika dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi
Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2017, Lapangan Usaha
Pertambangan dan Penggalian merupakan sumber pertumbuhan
tertinggi sebesar 1,81 persen, diikuti Lapangan Usaha Perdagangan
Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar
0,87 persen, dan Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan sebesar 0,78 persen.
PenyediaanAkomodasi danMakan Minum
Transportasi danPergudangan
Informasi danKomunikasi
12,99 10,83 9,58
Pertumbuhan Beberapa Usaha (%)
Pertumbuhan Beberapa Usaha (%)
89
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Peningkatan pertumbuhan ekonomi ini juga didorong oleh
beberapa faktor diantaranya adalah kenaikan produksi batu bara
sejalan dengan pembukaan site tambang baru di kaltara yang
berdampakpositif pada pertambangan. Hal ini pun berdampak
pada peningkatan permintaab batu bara dari negara ASEAN dan
India. Dan dari sektor pertanian dimana peningkatan luas lahan
sawit dan luas kolam dan tambak udang berdampak pada
kenaikan produksi pertanian itu sendiri. (Sumber : Bank BI Wilayah
Kaltara).
Sejalan dengan hal tersebut, peningkatan PDRB ADHK juga
disebabkan oleh beberapa faktor penunjang guna tercapaianya
target sasaran tersebut diantaranya :
a. Meningkatnya kinerja ekspor luar negeri dan konsumsi
pemerintah memberikan sumbangan positif terhadap
peningkatan ekonomi Kaltara pada triwulan II
b. Ekspor luar negeri Kaltara triwulan III 2017 tumbuh positif seiring
dengan masih tingginya harga komoditas batubara
internasional dan didukung oleh meningkatnya nilai ekspor
produk perkebunan dan kehutanan
c. Lapangan usaha pertambangan tumbuh stabil pada triwulan
III 2017 dampak dari masih tingginya harga internasional
komoditas mineral non migas
d. Lapangan usaha pertanian tumbuh lebih baik dibandingkan
triwulan sebelumnya didorong oleh peningkatan kinerja sub
sektor kehutanan dan perkebunan
90
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Peningkatan PDRB ADHK tersebut juga didukung dengan
strategi peningkatan PDRB ADHK yaitu :
a. menaikan lapangan pekerjaan dan tingkat penyerapan
tenaga kerja,
b. menaikan skill dan pendidikan tenaga kerja,
c. memperbesar Fiscal Negara dengan menaikan pajak,
melakukan pinjaman, mencetak uang, menaikan kapasitas
BUMN/BUMD,
d. memberi kemudahan-kemudahan dalam prosedur
investasian, menghilangkan hambatan pada proses
investasi, serta menjamin keuntungan dan keamanan
investasi sehingga investor tertarik untuk berinvestasi,
e. mendorong sector basis suatu Negara/Daerah,
f. mendorong sector basis Negara/daerah dan menekan
pengeluaran dalam bentuk Impor
f. Sasaran Meningkatnya Infrastruktur Fisik dan Ekonomi
Wilayah
Pelaksanaan pembangunan di Provinsi Kalimantan Utara
telah mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat dan
kemajuan di berbagai bidang. Hal ini dapat dilihat dari
pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat, angka kemiskinan
menurun, pendapatan per kapita meningkat, dan terbangunnya
infrastruktur fisik yang mendukung pelayanan publik serta
kegiatan perekonomian. Namun kemajuan pembangunan ini
tidak menciptakan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh
dan merata di Provinsi Kalimantan Utara, melainkan menimbulkan
kesenjangan antar wilayah.
91
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Infrastruktur jalan yang baik adalah modal sosial masyarakat
dalam menjalani roda perekonomian, sehingga pertumbuhan
ekonomi yang tinggi tidak mungkin dicapai tanpa ketersediaan
infrastruktur jalan yang baik dan memadai. Contoh nyata
permasalahan tersebut adalah kemajuan pembangunan di Kota
Tarakan relatif lebih cepat dibanding kabupaten lain.
Tabel 3.10
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran
Meningkatnya Infrastruktur Fisik dan Ekonomi Wilayah
Indikator
Capaian
Tahun
2016
2017 Target
Akhir
RPJMD
2021
Capaian
2017
terhadap
2021
Kategori Target Realisasi
%
Realisasi
Persentase
Jalan
dalam
Kondisi
Mantap
92,03% 92,86% 92,065 99,14% 95,39 96,51% Sangat
Tinggi
Pembangunan Jalan dan Rehabilitasi Jalan dipusatkan
pada daerah perkotaan di 5 Kabupaten/Kota. Persentase Jalan
dalam Kondisi Mantap (baik dan sedang) melalui peningkatan
dan rehabilitasi jalan pada ruas jalan yang di tangani Provinsi
sesuai SK Jalan (Panjang Kondisi Mantap merupakan hasil
pekerjaan Kondisi baik + kondisi sedang dan Panjang Kondisi Tidak
Mantap merupakan hasil pekerjaan Kondisi Rusak Ringan + Kondisi
Rusak berat).
Berdasarkan data tahun 2016, persentase jalan dalam
kondisi mantap adalah 92,03%. Bila dilihat dari pembangunan
jalan selama tahun 2017, panjang jalan yang dibangun dalam
kondisi baik sepanjang 99,904 KM dan panjang jalan yang
dibangun dalam kondisi sedang sepanjang 91,838 KM. Data
pembangunan jalan ini berasal dari Dinas PUPR-PERKIM Provinsi
Kalimantan Utara. Berdasarkan data tersebut, peningkatan
92
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
persentase jalan dalam kondisi mantap merupakan peningkatan
secara kontinyu atau berlanjut dimana persentase jalan dalam
kondisi mantap sebelumnya ditambah dengan peningkatan jalan
dan perbakan jalan yang dilakukan selama tahun 2017 sebesar
0,36%.
Dinas PUPR-PERKIM telah berupaya agar peningkatan jalan
baik dan sedang semakin meningkat. Diantaranya dengan
melakukan rehabilitasi jalan dan jembatan, namun belum
menyentuh semua jalan yang telah dibangun. Hal ini diakibatkan
oleh kondisi wilayah geografis di Kalimantan Utara yang memang
sulit untuk diakses, keterbatasan infrastruktur dan sarana
transportasi itu sendiri. Berdasarkan data diatas pula dapat
dihitung peningkatan persentase jalan dalam kondisi mantap di
Provinsi Kalimantan Utara dengan akumalasi perhitungan sebesar
92,065%. Hal ini menandakan bahwa pencapaian target untuk
persentase jalan dalam kondisi mantap yang ditargetkan sebesar
92,86% baru terealisasi sebesar 92,065% dengan capaian sangat
tinggi.
Pembanguanan itu meliputi Peningkatan Ruas Jalan di
Kabupaten Bulungan diantaranya adalah Jalan Samping SLB
Tanjung Selor, Peningkatan Ruas Jalan Gapensi Baru Tanjung Selor,
Peningkatan Ruas Jalan H. Raju Tanjung Selor, Penurunan Elevasi
Jalan Ruas Jalan Agathis Tanjung Selor, Peningkatan Jalan UPT.
Transmigrasi Tanjung Buka, Pembangunan Jalan Ring Road Malinau
Ruas Simpang Sempayang Menuju Simpang Laban, Peningkatan
Ruas Jalan Lingkar Pulau Sebatik, Peningkatan Jalan Ruas Binusan ‑
Sei. Banjar Pulau Nunukan.
Di kabupaten Nunukan dan Kota Tarakan dilakukan
Pembangunan Jalan Lingkar Nunukan Ruas Sei. Banjar ‑ Mamolo,
Peningkatan Jalan 2 Jalur Lingkar RSUD Tarakan Ruas Jalan Pulau
93
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Irian dan Pulau Kalimantan, Pembangunan Jalan Kawasan
Pariwisata Pantai Amal Baru ‑ Pantai Amal Lama, Pelebaran
Tikungan Dalam Kota Tanjung Selor, Peningkatan Jalan Menuju TPU
Pulau, Peningkatan Jalan Padaelo, Peningkatan Jalan Eksekutif -
Graha Pemuda, Penurunan Elevasi Badan Jalan Ruas Jalan Agathis
Tanjung Selor, Pelebaran Tikungan Dalam Kota Tanjung Selor Ruas
Jalan Durian, Peningkatan Jalan Gang Merpati Tanjung Selor,
Pembangunan Jalan Klubir ‑ Ruhui Rahayu ‑ Pelabuhan Ferry
Ancam Segmen 1, Pembangunan Jalan Lingkar Pulau Nunukan
Segmen Ruas Pelabuhan Ferry Sei Jepun ‑ Sedadap ‑ Lanal ‑
Simpang Kadir Kabupaten Nunukan.
Pembangunan Jalan Penghubung Kecamatan Sembakung
Kabupaten Nunukan Menuju Kabupaten Tana Tidung, Pembangunan
Jalan Ring Road Pulau Tarakan Ruas Juata Laut ‑ Binalatung, Peningkatan
Jalan Pendekat Menuju Jembatan Bulungan - Tarakan Koridor Tarakan
Ruas Aki Pingka - Swaran Kota Tarakan, Pembangunan Jalan Trans
Kalimantan ‑ Pelabuhan Ferry Ancam, Pembangunan Jalan Pendekat
Jembatan Bulungan ‑ Tarakan Sisi Bulungan Koridor Ancam,
Pembangunan Jalan Selimau III Menuju Pelabuhan Bongkar Muat
Pesawan, Pembangunan Jalan Lingkar Pulau Bunyu Kabupaten Bulungan,
Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan Dalam Kota Tarakan
Di tahun 2017 memang terdapat pembangunan dan peningkatan
jalan baru, sesuai yang ditargetkan dan di perjanjikan oleh Gubernur
Provinsi Kalimantan Utara membangun hingga keperbatasan diantaranya
Rehabilitasi/Pemeliharaan Rutin Kondisi Jalan Ruas Long Bawan ‑ Long
Layu, Rehabilitasi/Pemeliharaan Rutin Kondisi Jalan Ruas Long Nawang ‑
Long Apung, Rehabilitasi/Pemeliharaan Rutin Kondisi Jalan Ruas Long
Apung ‑ Sungai Barang ‑ Sungai Boh, Selain itu juga rehabilitasi dan
pemeliharaan jalan banyak dilakukan di tahun 2017 seperti
Rehabilitasi/Pemeliharaan Rutin Kondisi Jalan Ruas Selimau I ‑ Selimau III,
Rehabilitasi/Pemeliharaan Rutin Kondisi Jalan Dalam Kota Tanjung Selor.
94
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
g) Sasaran Meningkatnya konektivitas antar daerah dan negara
tetangga
Tabel.3.11
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran
Meningkatnya Konektivitas antar daerah dan negara tetangga
Indikator
Capaian
Tahun
2016
2017 Target
Akhir
RPJMD
2021
Capaian
2017
terhadap
2021
Kategori Target Realisasi
%
Realisasi
Persentase
terhubungnya pusat-pusat
kegiatan dan
pusat ekonomi
(Konektivitas)
di wilayah
Provinsi
41,45% 18,9% 48,29% 255,20% 34,65% 139,36% Sangat
Tinggi
Persentase
Kecamatan
yang
dijangkau
Broadbrand
- 92,8% 94,34% 102% 100% 94,34% Sangat
Tinggi
Sumber : Berita resmi stastik BPS Provinsi Kalinmantan Timur no.49/06/64/TH.XIX 15 Juni 2016
dan Statistik Daerah Kalimantan Utara 2016
Indikator Persentase terhubungnya pusat-pusat kegiatan
dan pusat ekonomi (konektivitas) di wilayah provinsi
Salah satu faktor penting dalam Pertumbuhan ekonomi suatu
daerah adalah tingkat konektivitas yang dimiliki daerah tersebut,
baik konektivitas antar daerah maupun konektivitas wilayah.
Keterjangkauan daerah dengan moda transportasi darat, laut, dan
udara serta terjaminnya sarana-sarana terkait seperti Pelabuhan
Laut, Bandara, Stasiun Kereta Api, dan lain-lain sudah pasti
menumbuhkan perekonomian yang baik.
Berbagai potensi wilayah seperti pariwisata akan semakin
terangkat dengan kemudahan perpindahan individu dari satu
wilayah ke wilayah lain. Kebutuhan logistik masyarakat juga akan
95
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
semakin terpenuhi, sehingga berefek pada penekanan perbedaan
harga produk pada masing-masing wilayah. Pada akhirnya, efek
dari konektivitas yang terjaga ini akan menstimulus pertumbuhan
ekonomi. Konektivitas transportasi akan memungkinkan wilayah-
wilayah di suatu daerah dapat dijangkau sehinga arus/mobilitas
orang dan logistik semakin baik. Namun demikian, konektivitas
perhubungan memerlukan sokongan dana yang besar. APBN dan
APBD tentulah belum mencukupi sehinga perlu melibatkan pihak
swasta untuk bermitra dengan pemerintah guna mewujudkan
konektivitas transportasi.
Konektivitas sangat erat kaitannya dengan transportasi.
Dalam konteks Kalimantan Utara, kondisi geografisnya
menyebabkan konektivitas antar daerah begitu terbatas. Hal ini
dikarenakan banyaknya masyarakat Kalimantan Utara yang
tinggal di pedalaman ataupun perbatasan Negara. Kondisi
tersebut mengakibatkan akses dari maupun menuju daerah-
daerah tersebut menggunakan moda transportasi darat sangat
sulit dikarenakan infrastruktur jalan yang tidak baik sehingga hanya
bisa dijangkau dengan moda transportasi udara. Bahkan terdapat
beberapa daerah yang selama ini hanya bisa diakses
menggunakan pesawat.
Maka tidak mengherankan jika di Kalimantan Utara terdapat
banyak bandar udara dan lapangan terbang. Khusus untuk
lapangan terbang sebagian besar terdapat di Kabupaten
Nunukan dan Malinau. Dari 20 lapangan terbang dan 6 Bandar
Udara, hingga saat ini tercatat 1 lapter yg tidak beroperasi, 10
lapter yang penerbangannya di subsidi oleh APBN dan APBD
sedangkan 9 sisanya hanya dijangkau menggunakan pesawat dari
yayasan sosial (MAF). Merespon kondisi tersebut, Pemerintah
Provinsi Kalimantan Utara melalui Dinas Perhubungan melakukan
96
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
perbaikan infrastruktur penerbangan khususnya pada peningkatan
landasan pacu (runway) lapangan terbang, juga terus melengkapi
perlengkapan-perlengkapan fasilitas Bandar udara ataupun
lapangan terbang seperti windsock (penunjuk arah angin), alat
komunikasi, x-ray bandara dan lain-lain. Sedangkan disisi
pelayanan, Dinas Perhubungan terus memberikan Subsidi Ongkos
Angkut (SOA) Udara yang penganggarannya dilakukan oleh Biro
Perekonomian sedangkan teknis pelaksanaan dan
pengawasannya dilakukan oleh Dinas Perhubungan. data
konektivitas transportasi udara di Kalimantan Utara.
Tabel 3.11.1
Konektivitas Perhubungan Kalimantan Utara
Layanan Transportasi Udara
No Fasilitas
Penerbangan Jumlah
Layanan Penerbangan Belum
Terlayani Komersil Subsidi
Pemerintah
1 Bandar Udara 6 6 - -
2 Lapangan
Terbang 20 - 10 10
Jumlah 26 16 10
Selain faktor geografis seperti yang digambarkan
sebelumnya, faktor penyebaran penduduk di Kalimantan Utara
yang justru terkonsentrasi di beberapa pulau kecil seperti Kota
Tarakan, Pulau Bunyu, Pulau Sebatik serta Kecamatan Nunukan
yang merupakan ibukota Kabupaten Nunukan menyebabkan
ASDP (Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan) menjadi
moda transportasi andalan di Kalimantan Utara.
97
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Hal ini lah yang menyebabkan maraknya pembangunan
pelabuhan-pelabuhan rakyat. Berikut data kepelabuhanan di
Provinsi Kalimantan Utara
Tabel 3.11.2
Pelabuhan di Kalimantan Utara
No Nama Pelabuhan Jenis Pelabuhan Status Pelabuhan Keterangan
1 Tengkayu Kota
Tarakan
Pelabuhan
Penumpang Pengumpul Eksis
2 Kayan 2 Kab.
Bulungan
Pelabuhan
Penumpang Pengumpan Eksis
3 Pelabuhan Bunyu
Kab. Bulungan
Pelabuhan
Penumpang Pengumpan
Terminal
Khusus
4 Liem Hi Jung Kab.
Nunukan
Pelabuhan
Penumpang Pengumpan Eksis
5 Sebuku Kab.
Nunukan
Pelabuhan
Penumpang Pengumpan Eksis
6 Sungai Nyamuk
Kab. Nunukan
Pelabuhan
Penumpang Pengumpan Eksis
7 Bebatu Kab. Tana
Tidung
Pelabuhan
Penumpang - Pembangunan
8
Pelabuhan
Malinau Kab.
Malinau
Pelabuhan
Penumpang Pengumpan Eksis
Pelabuhan Antar
Moda Kota
Tarakan
Pelabuhan
Penumpang - Perencanaan
9 Malundung Kota
Tarakan
Pelabuhan
Barang
Pengumpul
Utama Eksis
10 Tunun Taka Kab.
Nunukan
Pelabuhan
Barang
Pengumpul
Regional Eksis
11
Kayan 1
Kabupaten
Bulungan
Pelabuhan
Barang
Pelabuhan Antar
Provinsi Eksis
12
Kayan 6
Kabupaten
Bulungan
Pelabuhan
Barang
Pelabuhan Dalam
Provinsi Eksis
13 Pesawan
Bulungan
Pelabuhan
Barang - Pembangunan
14 Kelapis Kab.
Malinau
Pelabuhan
Barang
Pelabuhan Dalam
Provinsi Eksis
15 Bebatu Kab. Tana
Tidung
Pelabuhan
Barang - Pembangunan
98
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
No Nama Pelabuhan Jenis Pelabuhan Status Pelabuhan Keterangan
16 Pelabuhan Juata
Kota Tarakan Pelabuhan Fery - Eksis
17 Ancam Kab.
Bulungan Pelabuhan Fery - Eksis
18 Sei Jepun Kab.
Nunukan Pelabuhan Fery - Eksis
Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Utara 2017
Dari banyaknya pelabuhan tersebut terhitung ada 5
pelabuhan yang menjadi nadi transportasi ASDP yang melayani
tingginya mobilitas masyarakat Kalimantan Utara diberbagai
kegiatan terutama kegaitan perekonomian. Namun untuk
sementara, fungsi pelabuhan Bebatu Kabupaten Tana Tidung
dipindahkan di pelabuhan rakyat di Kecamatan Sesayap. Karena
pelabuhan Bebatu masih dalam tahap pembangunan. Selain itu
sejak tahun 2017 pembangunan pelabuhan Tengkayu Kota
Tarakan kian massif apalagi pelabuhan tersebut merupakan
gerbang Kalimantan Utara sehingga wajar saja jika dijadikan
prioritas oleh Gubernur Kalimantan Utara. Melihat tingginya
penggunaan moda transportasi ASDP, Pemerintah Provinsi
Kalimantan Utara sangat mendukung pembangunan perhubungan
laut dan ASDP. Berikut data konektivitas transportasi ASDP di
Kalimantan Utara:
Tabel 3.11.3
Konektivitas Perhubungan Kalimantan Utara
Layanan Transportasi ASDP
No Rute Keterangan
1 Tarakan – Bulungan Ada
2 Tarakan – Nunukan Ada
3 Tarakan - Malinau Ada
4 Tarakan – KTT Ada
99
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
No Rute Keterangan
5 Bulungan – Malinau Belum Ada
6 Bulungan – KTT Belum Ada
7 Bulungan – Nunukan Ada
8 Malinau – KTT Belum Ada
9 Malinau – Nunukan Belum Ada
10 Nunukan – KTT Belum Ada
Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Utara 2017
Kondisi geografis Kalimantan Utara memanglah menuntut
adanya moda transportasi udara dan ASDP meskipun hal tersebut
tentu kurang efisien. Untuk itu Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara
mulai melakukan langkah-langkah dalam pengembangan moda
transportasi darat. Meski hal tersebut tidak akan sepenuhnya
mampu menggantikan moda transportasi lainnya yang selama ini
menjadi moda transportasi pilihan utama masyarakat namun
pengembangan moda transportasi darat tentu sangat dibutuhkan
dalam memperlancar distribusi logistik dan mobilisasi masyarakat.
Untuk itu ditahun 2017 masyarakat Kalimantan Utara sudah
bisa menikmati layanan angkutan umum berupa angkutan perintis
yang sudah menghubungkan beberapa daerah. Mengingat
hingga saat ini belum adanya perusahaan transportasi yang
berminat untuk melakukan investasi pada moda transportasi darat
khusunya Angkutan Umum Dalam Provinsi (AKDP), tentu
keberadaan angkutan perintis mampu melayani kebutuhan
masyarakat yang secara langsung akan berdampak pada
pertumbuhan ekonomi. Berikut data konektivitas transportasi darat
di Kalimantan Utara.
100
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Tabel 3.11.4
Konektivitas Perhubungan Kalimantan Utara
Layanan Transportasi Darat
No Trayek Keterangan
1 Bulungan – Malinau Ada
2 Bulungan – KTT Belum Ada
3 Bulungan – Nunukan Belum Ada
4 Malinau – KTT Belum Ada
5 Malinau – Nunukan Ada
6 Nunukan – KTT Belum Ada
Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Utara 2017
Dari tabel diatas tampak bahwa layanan transportasi darat
di Kalimantan Utara masih sangat minim. Belum lagi jika nantinya
jembatan bulan yang akan menghubungkan antara Bulungan dan
Kota Tarakan dapat terealisasi, tentunya tuntutan akan adanya
layanan transportasi darat harus dipenuhi. Meski belum memiliki
terminal tipe B dan jembatan timbang, melalui Dinas Perhubungan
telah menyusun dokumen perencanaannya. Selain itu, terus
menambah fasilitas-fasilitas keselamatan LLAJ guna meminimalisir
angka kecelakaan khususnya di daerah-daerah padat penduduk.
Hal ini bisa dilihat dengan terbangunnya jembatan
penyeberangan orang (JPO), zona selamat sekolah (ZoSS), serta
pengadaan fasilitas keselamatan jalan lainnya dijalan provinsi
seperti rambu, guardrail, PJU, marka jalan dan lainnya.
Konektivitas di wilayah perbatasan juga menjadi fokus
penting menuju pembangunan di Kaltara diantaranya adalah
akses menuju KIPI Tanah Kuning-mangkupadi, terbangunnya Jalan
baru sepanjang 27,3 KM yang menghubungkan antardaerah, yang
dilaksanakan di antar kecamatan daerah perbatasan seperti
101
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Kecamatan Krayan,Kecamatan Krayan Selatan, Kecamatan
Nunukan dan Malinau dan Pusat Ekonomi (KIPI).
Berikut ini disajikan tabel capaian perkembangan konektivitas
perhubungan di Kalimantan Utara dalam rangka memaksimalkan
pelayanan transportasi yang berkualitas yang mendukung kegiatan
perekonomian yang aman dan nyaman bagi masyarakat di
Kalimantan Utara:
Tabel 3.11.5
Perbandingan Capaian Konektivitas Perhubungan Kalimantan Utara
antara tahun 2016 dan tahun 2017
No Moda Transportasi Target
(Rute/Trayek)
Eksisting
(Rute/Trayek)
Persentase
(%)
1 Transportasi Darat 6 1 16,67
2 Transportasi Udara 26 15 57,69
3 Transportasi ASDP 10 5 50,00
Persentase Konektivitas Perhubungan di Kaltara (2016) 41,45%
No Moda Transportasi Target
(Rute/Trayek)
Eksisting
(Rute/Trayek)
Persentase
(%)
1 Transportasi Darat 6 2 33,33
2 Transportasi Udara 26 16 61,54
3 Transportasi ASDP 10 5 50,00
Persentase Konektivitas Perhubungan di Kaltara (2017) 48,29%
Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Utara 2017
Berdasarkan tabel diatas, bahwa pemerintah provinsi
Kalimantan Utara, Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara telah
berhasil mewujudkan konektivitas perhubungan di Provinsi
Kalimantan Utara yang pada tahun 2016 berada di angka 41,45%
menjadi 48,29% di tahun 2017. Hal ini bisa terjadi karena Pemerintah
Provinsi Kalimantan Utara berhasil menambah masing-masing 1
102
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Eksisting (Rute/Trayek) pada transportasi darat dan tranportasi
udara di tahun 2017.
Keseluruhan pembangunan bidang perhubungan yang
dilakukan oleh Dinas Perhubungan dan Dinas PUPR-PERKIM Provinsi
Kalimantan Utara di tahun 2017 tersebut diharapkan mampu
meningkatkan pembangunan jalan dan pelayanan moda
transportasi, baik darat, udara dan ASDP. Hal tersebut tentu
diimbangi dengan pengadaan fasilitas-fasilitas keselamatan lalu
lintas angkutan jalan (LLAJ) yang dibarengi dengan sosialisasi-
sosialisasi terkait keselamatan dan ketertiban berkendara guna
menekan angka kecelakaan. Kesemuanya ini tentu diharapkan
mampu berkontribusi positif bagi pertumbuhan perekonomian di
Kalimantan Utara. Jadi secara pencapian target indikator
terhubungnya pusat-pusat kegiatan dan pusat ekonomi
(Konektivitas) di wilayah Provinsi, melampaui target yang
ditetapkan, dan akan terus diwujudkan dalam kaitanya terhadap
pelayanan transportasi dalam mendukung perekonomian di
Provinsi Kalimantan Utara.
Indikator Persentase Kecamatan yang dijangkau Broadbrand
Untuk indikator kedua yakni persentase Kabupaten/Kota
yang dijangkau broadband yaitu sebesar 92,8%. Data 92,8%
adalah data dasar tahun 2015 sedangkan tahun 2016 belum ada
penambahan BTS baru. Jumlah kecamatan di provinsi mengalami
peningkatan secara bertahap hingga tahun 2013 yaitu dari 37
menjadi 38 kecamatan, sebelum kenaikan cukup drastis di tahun
2014 menjadi 50 kecamatan. Namun pada tahun 2017 Provinsi
Kalimantan Utara mengalami pemekaran kecamatan yaitu pada
Kecamatan Krayan di Kabupaten Nunukan dengan tambahan 3
Kecamatan. Jadi, pada tahun 2017 jumlah kecamatan di Provinsi
103
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Kalimantan Utara yaitu sebanyak 53 kecamatan. Provinsi
Kalimantan Utara merupakan provinsi termuda di Indonesia
dengan memiliki daerah perbatasan yaitu di Kabupaten Malinau
dan Kabupaten Nunukan.
Untuk Kecamatan Malinau hingga tahun 2017 terdapat 15
Kecamatan yaitu Kecamatan Sungai Boh, Kayan Selatan, Kayan
Hulu, Kayan Hilir, Pujungan, Bahau Hulu, Sungai Tubu, Malinau
Selatan Hulu, Malinau Selatan, Malinau Selatan Hilir, Mentarang,
Mentarang Hulu, Malinau Utara, Malinau Barat dan Malinau Kota.
Adapun 5 (lima) diantaranya adalah Kecamatan Perbatasan yaitu
Kecamatan Pujungan, Bahau Hulu, Kayan Hilir, Kayan Selatan dan
Kayan Hulu.
Kemudian Kabupaten Nunukan terdiri dari 19 (Sembilan
belas) Kecamatan yang pada awalnya terdiri dari 16 (Enam belas)
Kecamatan kemudian dimekarkan lagi 3 (Tiga) kecamatan
tambahan yaitu Kecamatan Krayan Barat, Krayan Tengah dan
Krayan Timur. Kabupaten Nunukan 79% kecamatannya merupakan
masuk dalam daerah perbatasan. Terdapat 15 kecamatan di
Kabupaten Nunukan diantaranya merupakan Kecamatan
Perbatasan.
Untuk Kabupaten Bulungan yang merupakan ibukota Provinsi
Kalimantan Utara ini terdiri dari 10 Kecamatan. Sedangkan Kota
Tarakan terdapat 4 Kecamatan yaitu Kecamatan Tarakan Barat,
Tarakan Utara, Tarakan Tengah dan Tarakan Timur. Untuk
Kabupaten Tana Tidung terdiri dari 5 Kecamatan.
Secara umum hampir di seluruh Kalimantan Utara infrastruktur
fixed broadband, Wifi dan 3G sudah tersedia namun secara
kapasitas transportasinya ada beberapa wilayah yang masih kecil
contohnya seperti Krayan yang hanya 4 Mbps. Untuk jangkauan
broadband ada kendala tersendiri untuk daerah perbatasan di
104
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Kalimantan Utara karena struktur geografi yang sulit. Berkaitan
dengan hal tersebut kecamatan daerah perbatasan di Kabupaten
Malinau yaitu kecamatan Pujungan, Bahau Hulu dan Kayan Hilir
sama sekali tidak terjangkau jaringan internet namun untuk
komunikasi telepon atau sms masih bisa walaupun signal tidak
terlalu kuat. Adapun di kecamatan perbatasan lain di Kabupaten
Nunukan yaitu di Kecamatan Krayan, Krayan Selatan, Krayan
Tengah, Krayan Timur dan Krayan Barat terjangkau internet namun
masih lemah begitu juga di Kecamatan Sei Menggaris dan Lumbis
Ogong.
Untuk kabupaten lain seperti Kabupaten Bulungan,
Kabupaten Tana Tidung dan Kota Tarakan secara keseluruhan
kecamatan di Kabupaten tersebut sudah terjangkau broadband.
Berdasarkan penjelasan tersebut bahwa dari 53 Kecamatan yang
ada di Provinsi Kalimantan Utara terdapat 50 Kecamatan yang
sudah terjangkau broadbrand yaitu 94,34%. Hal ini sudah mencapai
target yang diharapkan yaitu dengan capaian sebesar 102%.
Tabel 3.12
Banyaknya Wilayah Desa/Kelurahan Menurut Keberadaan Base,
Transceiver Station (BTS)
dan Sinyal Telepon Seluler di Provinsi Kalimantan Utara
Kabupaten/Kota
Keberadaan BTS Kekuatan Sinyal Telepon Seluler
Ada Tidak Ada Kuat Lemah Tidak Ada
Bulungan 29 52 36 35 10 Malinau 28 81 33 35 41 Nunukan 57 183 68 86 86 Tana Tidung 6 23 16 11 2 Tarakan 18 2 20 0 0
Kalimantan Utara 138 341 173 167 139
Sumber: Data Statistik dan Potensi Desa Provinsi Kaltara
105
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Permasalahan yang ditemukan pada indikator diatas adalah
sebagai berikut :
1. Akses kondisi jalan yang sulit di kawasan perbatasan
2. Keterbatasan infrastruktur sarana transportasi kawasan
perbatasan di semua sektor masih kurang
3. Pembangunan jalan diperbatasan terkendala fungsi dan
status kawasan lindung
4. Masih ada beberapa pembangunan infrastruktur yang belum
ada kesepakatan pembiayaan pembangunan antara
pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota
5. Keterbatasan anggaran sehingga alokasi dana tidak
proposional sesuai kebutuhan
6. Keterbatasan Sistem Pendukung Komunikasi dan Informasi.
7. Keterbatasan fasilitas/sarpras penunjang penataan
administrasi.
Adapun solusi yang dilakukan guna memecahkan masalah
tersebut adalah :
1. Meningkatkan sinergitas antar SKPD terkait tidak terkecuali
pihak Kementerian.
2. Peningkatan anggaran untuk program dan kegiatan yang
mendukung pencapaian sasaran ini.
3. Membuka isolasi kawasan perbatasan.
4. Membangun Tower Komunikasi di wilayah perbatasan.
Dalam mendukung pencapaian target tersebut, ditunjang
dengan Program dan kegiatan antara lain :
a) Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
b) Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
c) Program peningkatan jaringan komunikasi
d) Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media
Massa
106
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
e) Program Penyusunan Sistem Informasi Terhadap Layanan
Publik
f) Program Kebijakan Pengelolaan Kawasan Perbatasan
g) Program Evaluasi dan Pengawasan Pembangunan Kawasan
Perbatasan.
h) Sasaran Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup
Kualitas lingkungan hidup merupakan salah satu isu yang
sangat penting di tengah meningkatnya tekanan yang merubah
potensi mengubah kondisi lingkungan baik sebagai dampak
pertumbuhan ekonomi maupun peningkatan jumlah penduduk.
Pemahaman lingkungan hidup ini sangat penting untuk mendorong
semua pemangku kepentingan melakukan aksi nyata dalam
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Sebagai provinsi termuda di Indonesia, Kalimantan Utara juga
menyusun Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) untuk
memberikan informasi terkait dengan degradasi ancaman
lingkungan hidup dalam pengelolaan sumber daya alam di Provinsi
Kalimantan Utara.
Peningkatan kualitas lingkungan hidup ini tentu harus
didukung dengan penguatan kapasitas pengelolaan lingkungan
hidup yang antara lain mencakup kelembagaan, sumberdaya
manusia, penegakkan hukum lingkungan dan kesadaran
masyarakat.
Hal ini juga diamanatkan pada Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun
2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2015-2019 sebagai sasaran pokok Pembangunan Nasional
sebagaimana ditampilkan pada tabel berikut :
107
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Tabel 3.13
Sasaran Pokok Pembangunan Nasional RPJMN 2015-2019
Bidang Lingkungan Hidup
No Pembangunan Base Line 2014 Sasaran 2019
1 Penurunan Emisi Gas
Rumah Kaca 15,15% 26,0%
2 Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup 63,0-64,0 66,5-68,5
3 Tambahan Rehabilitasi
Hutan 2 Juta ha 750 Ribu Ha
Sumber : RPJMN 2015-2019
Sesuai dengan RPJMN bahwa kebijakan pengelolaan kualitas
lingkungan hidup diarahkan pada peningkatan Indek Kualitas
Lingkungan Hidup yang mencerminkan kondisi kualitas air/sungai,
udara dan lahan, yang diperkuat dengan peningkatan kapasitas
pengelolaan kualitas lingkungan dan penegakkan hukum
lingkungan. Berdasarkan hal tersebut, pemerintah provinsi
Kalimantan Utara juga melakukan penyusunan Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup sebagai bahan evaluasi kebijakan
pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik di bidang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Tabel.3.13.1
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran
Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup
Indikator
Capaian
Tahun
2016
2017 Target
Akhir
RPJMD
2021
Capaian
2017 terhadap
2021
Kategori Target Realisasi
%
Realisasi
Indeks
Kualitas
Lingkungan
Hidup
0 70,73 81,91 115,82% 84,76 96,64% Sangat
Tinggi
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa Nilai ILKH Provinsi
Kalimantan Utara pada tahun 2016 adalah 0, hal ini dikarenakan
108
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
pada tahun 2016 pencapaian Sasaran Meningkatnya Kualitas
Lingkungan Hidup belum dituangkan pada Perjanjian Kinerja tahun
2016 sehingga tidak dapat di bandingkan dengan tahun 2017.
Untuk tahun 2017, sasaran ini ditetapkan dengan nilai IKLH sebesar
70,73 dengan relaisasi nilai IKLH sebesar 81,91 dengan capaian
sebesar 115,82 % yang berarti status linkungan hidup Kalimantan
Utara berada dalam posisi “BAIK”.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara melalui dinas terkait
telah melakukan penghitungan terhadap IKLH Kabupaten/Kota di
Provinsi Kalimantan Utara yang dapat diukur realiasi
pencapaiannya untuk tahun 2017. Upaya yang telah dilakukan
oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara dalam menentukan
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup ini terbagi pada 3 (tiga) Kategori
yaitu : 1. Indeks Pencemaran Udara,
2. Indeks Pencemaran Air,
3. Indeks Tutupan Hutan.
1. Indeks Pencemaran Udara
Pemantauan dilakukan melalui metode Passive Sampler di 5
Kabupaten/ Kota di Provinsi Kalimantan Utara. Lokasi pemantauan
terdiri atas 4 lokasi, yaitu area transportasi, industri, perumahan serta
perkantoran. Pemantauan dilakukan pada 2 tahap, yaitu pada
bulan
Pada tabel 3.13.2 menyajikan tabel terkait titik lokasi dari
pemantauan tersebut, yaitu sebagai berikut:
109
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Tabel 3. 13.2
Titik Lokasi Pemantauan
No. Titik Pantau Nama Lokasi Kriteria Titik Koordinat
A. Kabupaten Bulungan
1. Titik Pantau
1
Pujasera (Depan Kantor
KP3) Transportasi
N 020 50' 07,92"
E 1170 21' 43,34"
2. Titik Pantau
2
Jl. Cendrawasih (Depan
Kantor PMI) Industri
N 020 49' 53,60"
E 1170 22' 58,61"
3. Titik Pantau
3
Jl. Kedondong (Depan
Rumah H. Mansyur) Pemukiman
N 020 50' 51,10"
E 1170 22' 01,65"
4. Titik Pantau
4
Jalan Kol. Soetadji
(Depan Kantor Golkar) Perkantoran
N 020 50' 27,23"
E 1170 22' 23,08"
B. Kabupaten Malinau
1. Titik Pantau 1 Simpang 3 Jl. Intimung,
depan Pos Perhubungan Transportasi
N : 03° 34’ 673”
E : 116°37’122”
2. Titik Pantau 2
Desa Batu Lidung, depan
Pos PT. BDMS kec.
Malinau kota
Industri N : 03° 33’ 945”
E : 116°38’548”
3. Titik Pantau 3
Malinau sebrang RT.2,
kec. Malinau Utara,
depan Toko Berkah
Pemukiman N : 03° 35’ 588”
E : 116°37’209”
4. Titik Pantau 4 Kantor Bupati Malinau,
Kec. Malinau Kota Perkantoran
N : 03°33’ 093”
E : 116°37’374”
C. Kabupaten Nunukan
1. Titik Pantau 1 Alun-alun kota Depan
BNI Transportasi
N : 04°08’ 4114”
E : 117°39’046”
2. Titik Pantau 2 PLTD Sei Bilal Industri/Argo
Industri
N : 04°08’ 305”
E : 117°40’138”
3. Titik Pantau 3 Desa Tanjung Harapan Pemukiman N : 04°08’ 380”
E : 117°39’005”
4. Titik Pantau 4 Gabungan Dinas 1 Jln.
Ujang Dewa Sedadap
Perkantoran/Ko
mersial
N : 04°42’ 401”
E : 117°05’797”
110
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
No. Titik Pantau Nama Lokasi Kriteria Titik Koordinat
D. Kabupaten Tana Tidung
1. Titik Pantau 1
Jalan Jend. Sudirman. Halaman Gedung PKK
Transportasi N : 03°36.583” E : 116°54.496”
2. Titik Pantau 2
Jalan Kelapa Sawit.
Samping Rumah Warga. Berhadapan dengan Pabrik Pengolahan
Kelapa Sawit PT. TUM
Industri/Argo Industri
N : 03°36.674’” E : 117°01.821”
3. Titik Pantau 3
Jalan Bandan Bikis.
Halaman Rumah Penduduk Jalur 2
Pemukiman N : 03°33.618” E : 117°12.020”
4. Titik Pantau 4
Jalan Ahmad Yani km 3.
Halaman Kantor Inspektorat
Perkantoran/ Komersial
N : 03°35.124’” E : 116°54.649”
E. Kota Tarakan
1. Titik Pantau 1 Simpang THM Transportasi N : 03°18’33.74” E : 117°35’11.64”
2. Titik Pantau 2 PT. Intracawood mfg Industri N : 03°21’28.19” E : 117°32’18.04”
3. Titik Pantau 3 Perum Pemkot Pemukiman N : 03°18’40.91” E : 117°36’25.98”
4. Titik Pantau 4 Gedung Gadis Perkantoran N : 03°18’35.95” E : 117°35’46.48”
Sehubungan dengan baku mutu udara Indonesia yang
mengacu pada PP 41/ 1999 yang masih bersifat longgar maka
dalam perhitungan indeks mengadopsi Direktif EU (EU Directives),
yang mengacu pada standar yang ditentukan oleh World Health
Organisation (WHO). Adapun perhitungan indeksnya adalah
dengan membandingkan nilai rata-rata tahunan standar EU
Directive, apabila angkanya melebihi 1 berarti melebihi standar EU,
begitu pula sebaliknya apabila sama dan di bawah 1 artinya
memenuhi standard dan lebih baik. Indeks udara model EU yang
telah didapat dikonversikan menjadi indeks IKLH melalui persamaan
berikut :
111
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Indeks Udara IKLH = 𝟏𝟎𝟎 − (𝟓𝟎
𝟎,𝟗 𝒙 (𝑰𝒆𝒖 − 𝟎, 𝟏))
Hasil perhitungan dari Indeks Pencemaran Udara Provinsi
Kalimantan Utara adalah sebagai berikut :
Tabel 3.13.3
Perhitungan Pemantauan Kualitas Udara Passive Sampler 2017
Keterangan :
A : Transportasi C1 : Perumahan
B : Industri C2 : Perkantoran
Tabel 3.13.4
Perhitungan Index Udara Untuk IKLH
2. Indeks Pencemaran Air
Pemantauan kualitas air dilakukan terhadap kualitas air
Sungai Sesayap dan Sungai Kayan. Pemilihan kedua sungai
tersebut didasarkan pada fungsi sungai sebagai sumber daya air
utama yang dimanfaatkan langsung oleh masyarakat di sekitar
sungai untuk berbagai kebutuhan dan juga merupakan sungai
lintas negara (Sungai Sesayap) dan kabupaten (Sungai Kayan).
Pemantauan Sungai Sesayap dilakukan dengan menggunakan
dana APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) yang
NO₂ SO₂
A B C1 C2 A B C1 C2 (µg/m³) (µg/m³)
1 Kabupaten Nunukan 0,53 3,46 0,66 1,66 3,03 3,77 3,59 5,24 1,58 3,91
2 Kabupaten Bulungan 4,90 3,45 3,65 2,15 2,73 2,50 3.53 4,53 3,54 3,25
3 Kabupaten Malinau 2,48 8,00 4,10 3,95 2,73 10,48 3,04 5,02 4,63 5,32
4 Kabupaten Tana Tidung 2,75 4,00 3,50 0,75 9,80 21,66 3,89 4,80 2,75 10,04
5 Kota Tarakan 6,47 4,14 9,00 6,90 2,94 2,85 2,90 2,70 6,63 2,85
3,83 5,07PROVINSI KALIMANTAN UTARA
SO₂ (µg/m³)NO₂ (µg/m³)NamaNo.
Index
0,10
0,25
0,17
95,85
Parameter Rerata Pemantauan 2017 Referensi EU
Index Udara KLH 2017
(Index Annual Model EU-Ieu)
Index Udara
SO₂
NO₂ 3,83
5,07
40,00
20,00
112
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
dialokasikan oleh Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah,
sedangkan untuk pemantauan Sungai Kayan menggunakan dana
APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Provinsi
Kalimantan Utara.
Pemantauan Sungai Sesayap meliputi ruas daerah DAS
wilayah administrasi Kabupaten Tana Tidung dan Malinau,
sedangkan hulu sungai berada di daerah Serawak Sabah,
Malaysia. Untuk pemantauan Sungai Kayan dilakukan hanya di
wilayah administrasi Kabupaten Bulungan.
Teknik pengambilan sampling yang digunakan adalah
Sampling Gabungan tempat (Composite Place Sample) yaitu
campuran beberapa sampel yang diambil dari beberapa titik
tertentu dengan volume dan waktu yang sama. Pengambilan
contoh dilakukan secara manual dengan peralatan sampling pada
lokasi bagian kiri, kanan dan tengah sungai.
Pemantauan kualitas air dilakukan secara kerjasama dengan
pihak ketiga yang telah ditunjuk, yang telah teregistrasi dan
terakreditasi oleh lembaga yang berwenang. Berdasarkan
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur No. 02 Tahun 2011
ditetapkan bahwa Sungai Sesayap dan Sungai Kayan merupakan
sungai kelas 1, sehingga parameter yang akan dipantau sesuai
dengan Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
sebanyak 34 parameter yang terdiri dari :
a. Parameter lapangan : pH, temperatur, Daya hantar listrik
(DHL), Total padatan terlarut (TDS), Oksigen terlarut (DO),
pengukuran debit.
b. Parameter laboratorium : Total padatan tersuspensi (TSS),
BOD, COD, Nitrit (NO2), Nitrat (NO3), Amonia (NH3), Total
Fosfor (T-P), Klorin Bebas (Cl2), Fenol, Minyak dan Lemak,
113
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Deterjen (MBAS), Fecal Coli, Total Coliform, Sianida (CN-),
Sulfida (H2S).
c. Parameter spesifik yang dipantau ditentukan berdasarkan
sumber pencemar yang didapatkan dari hasil inventarisasi
dan mengacu pada peraturan terkait, misalnya untuk
daerah pertambangan emas secara tradisional perlu
dipantau parameter logam merkuri (Hg) dan Sianida (CN-).
Perhitungan indeks untuks air indikator kualitas air sungai
dilakukan berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status
Mutu Air. Dalam pedoman tersebut dijelaskan antara lain
mengenai penentuan status mutu air dengan metode Indeks
Pencemaran (Pollution Index – PI), dengan formula penghitungan
indeks pencemaran adalah :
PIj = √(
𝑪𝒊
𝑳𝒊𝒋)
𝟐𝑴+(
𝑪𝒊
𝑳𝒊𝒋)
𝟐𝑹
𝟐
Keterangan :
(Ci/Lij)M adalah nilai maksimum dari Ci/Lij
(Ci/Lij)R adalah nilai rata-rata dari Ci/Lij
Evaluasi terhadap Plj adalah sebagai berikut :
1. Memenuhi baku mutu atau kondisi baik jika 0 > Pij < 1,0
2. Tercemar ringan jika 1,0 < Pij < 5,0
3. Tercemar sedang jika 5,0 < Pij < 10,0
4. Tercemar berat jika 1,0 < Pij > 10,0
Berdasarkan hasil perhitungan dan pengambilan sampling dari
total 84 jumlah titik yang memenuhi sample mutu air bahwa Indeks
pencemaran air di Provinsi Kalimantan Utara nilai indeks mutu air
sebesar 46,19.
114
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
3. Indeks Tutupan Hutan
Untuk menghitung indeks tutupan hutan yang pertama kali
dilakukan adalah menjumlahkan luas hutan primer dan hutan
sekunder untuk setiap provinsi. Nilai indeks didapatkan dengan
formula :
ITH = 𝟏𝟎𝟎 − ((𝟖𝟒, 𝟑 − (𝑻𝑯 𝒙 𝟏𝟎𝟎))𝒙 𝟓𝟎
𝟓𝟒,𝟑)
Keterangan :
ITH : Indeks Tutupan Hutan
LTH : Luas Tutupan ber-Hutan
LKH : Luas Wilayah Provinsi
Tabel 3.13.5
Indeks Tutupan Hutan
KTT TRK BLG NNK MLN
Belukar 10.918,68 3.003,52 68.170,41 32.261,00 38.480,74
Belukar rawa 15.480,31 63,15 5.072,23 43.373,76 1.457,91
Hutan lahan kering primer 23.511,54 903,94 398.124,93 582.720,34 3.285.143,11
Hutan lahan kering
sekunder 58.420,03 3.385,13 588.224,82 250.577,41 574.148,62
Hutan rawa primer 15.237,99 - 433,80 55.766,77 563,50
Hutan rawa sekunder 47.409,30 - 10.365,50 68.302,00 1.536,75
Hutan tanaman 11.632,60 - 2.123,67 27.759,54 -
Perkebunan/kebun 47.075,12 154,61 101.595,33 164.733,43 4.061,84
Pertambangan 3.129,98 2.477,72 2.143,23 1.020,97 1.264,86
Pertanian lahan kering 243,81 - 2.611,39 3.269,26 3.829,38
Rawa 2.870,56 - 10.041,20 418,11 74,49
Sawah 620,64 9,86 3.722,56 3.817,35 965,72
Semak 5.958,04 8.914,55 47.244,98 18.794,14 31.950,74
Semak rawa 6.860,71 175,48 8.713,00 9.003,75 694,07
TOTAL (ha) 249.369,31 19.087,96 1.248.587,05 1.261.817,83 3.944.171,73
GRAND TOTAL (Ha)
Luas wilayah kaltara (Ha)
Persentase tutupan hutan
Indeks Tutupan Hutan 98,24185242
TUTUPAN LAHANKAB/KOTA
6.723.033,88
7.500.000
89,64045173
115
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Perhitungan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Provinsi
Kalimantan Utara Tahun 2017
Perhitungan IKLH untuk provinsi dilakukan dengan menggunakan
formula sebagai berikut :
IKLH Provinsi = (IPA 30 %) + (IPU 30%) + (ITH 40%)
Adapun perhitungan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Tahun
2017 yaitu :
Tabel 3.13.6
HASIL IKLH
Keterangan :
Unggul Total Nilai > 90
Sangat Baik 82 < Total Nilai ≤ 90
Baik 74 < Total Nilai ≤ 82
Cukup 66 < Total Nilai ≤ 74
Kurang 58 < Total Nilai ≤ 66
Sangat Kurang 50 < Total Nilai ≤ 58
Waspada Total Nilai < 50
Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara berhasil menaikan nilai
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup yang di tandai dengan
tercapaiya nilai IKLH 2017 yang memperoleh predikat baik. Tren
INDEKS PENCEMARAN AIR INDEKS PENCEMARAN UDARA INDEKS TUTUPAN HUTAN
30% 30% 40%
Kalimantan Utara 46,19 95,85 98,24
Nilai 13,86 28,76 39,30
Total Nilai
BOBOT
PROVINSI
81,91 (Baik)
116
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Posotif ini harus tetap dipertahankan guna mengedepankan
pengembangan perekonomian daerah yang berujung pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kaltara. Arahan
pengembangan ini penting untuk mendukung keberlanjutan
pengembangan ekonomi di masa selanjutnya yang berdampak
langsung pada masyarakat Kaltara.
Jadi walaupun diusahakan terjadinya peningkatan
perekonomian wilayah, tetap tidak mengesampingkan
pertimbangan aspek keberlanjutan. Harapan ini akan dicapai
melalui upaya peningkatan perlindungan dan pelestarian
lingkungan hidup dan upaya peningkatan pengelolaa
sumberdaya kehutanan yang berkelanjutan.
Permasalahan yang dihadapi Provinsi Kalimantan Utara terkait
IKLH ini adalah permasalahan teknis yaitu Masih terdapat
Kabupaten/Kota yang belum melakukan perhitungan IKLH dan
keterlambatan Kabupaten/Kota untuk menyetorkan data IKLH ke
Provinsi sebagai bahan sinkronisasi, kondisi wilayah geografis
pengambilan data dan kurangnya kegiatan pendukung untuk
melakukan perhitungan indeks ini.
Untuk mencapai target kinerja sasaran yang telah
ditetapkan, dilakukan melalui beberapa program antara lain:
a. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan,
program ini mencapai realisasi keuangan 75,84 % dan total
pagu Rp. 300,000,000.00 yang terealisasi sebesar Rp.
227,517,757.00
b. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber
Daya Alam dan Lingkungan Hidup mencapai realisasi
keuangan sebesar 92,93 % dengan Total pagu
Rp. 627.800.000 dan terealisasi sebesar Rp. 583.399.549.00
117
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
c. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan
Lingkungan mencapai realisasi keuangan sebesar 95,98 %
dengan Total pagu Rp. 1.679.500.000.00 dan terealisasi
sebesar Rp1.612.026.509
d. Program Pengembangan Kapasitas pengelolaan lingkungan
hidup mencapai realisasi keuangan sebesar 98,75 %
denganTotal pagu Rp228.200.000.00 dan terealisasi sebesar
Rp.225.336.549.00
Tabel 3.14
Keterkaitan Misi II dan Sasaran
MISI II SASARAN
Mewujudkan Provinsi
Kalimantan Utara
yang Aman dan Damai
i) Terjaganya Keamanan dan
Ketertiban Wilayah
j) Terwujudnya Daerah
Perbatasan yang Tertib dan
Tentram
i) Sasaran Terjaganya Keamanan dan Ketertiban Wilayah
Provinsi Kalimantan Utara merupakan salah satu provinsi di
Indonesia yang berbatasan langsung dengan Negara Malaysia,
tepatnya di Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Malinau. Namun
kondisi pertahanan, keamanan, dan penegakan hukum di wilayah
perbatasan di Provinsi Kalimantan Utara masih sangat lemah. Oleh
sebab itu masih sering dan banyak terjadi kegiatan ilegal seperti
perdagangan ilegal, human traffikcing, TKI ilegal hingga
penyelundupan narkoba dan obat-obatan terlarang. Kegiatan
ilegal khususnya perdagangan barang lintas batas disebabkan
antara lain oleh faktor harga dan tingkat aksesibilitas, selain karena
kondisi pertahanan, keamanan dan penegakan hukum di wilayah
118
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
perbatasan masih sangat lemah. Sebagai bagian wilayah NKRI,
perbatasan merupakan wilayah yang harus mampu menunjukkan
kedaulatan negara RI di mata negara lain, tidak mudah dilanggar
dan diganggu oleh pihak negara lain yang akan menurunkan
martabat maupun kedaulatan bangsa. Peran wilayah perbatasan
menjadi sangat penting bagi masyarakat yang tinggal di wilayah
tersebut maupun bagi kehormatan bangsa Indonesia sebagai
bangsa yang berdaulat. Adapun penangangan gangguan
keamanan di perbatasan dapat teratasi dengan baik karena tidak
ada permasalahan atau konflik yang serius terjadi. Hal ini dapat kita
lihat pada tabel berikut :
Tabel.3.15
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran
Terjaganya Keamanan dan Ketertiban Wilayah
Indikator
Capaian
Tahun
2016
2017 Target
Akhir
RPJMD
2021
Capaian
2017
terhadap
2021
Kategori
Target Realisasi %
Realisasi
Persentase
Kabupaten/kota
yang memiliki
tingkat
penyelesaian
pelanggaraan
K3 (Ketertiban,
Keamanan dan
Keindahan
diatas 75%)
- 100% 100% 100% 100% 100% Sangat
Tinggi
Indikator ini dihitung dengan membandingkan jumlah
pelanggaran K3 yang terjadi dengan jumlah penyelesaiannya.
Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 dari tahun ke tahun
mengalami fluktuasi. Peran pemerintah provinsi disni adalah
menggerakan masyarakat dalam melakukan upaya peningkatan
penegakan K3 telah digalang secara intensif. Agar dalam
masyarakat tumbuh kesadaran untuk saling peduli dan saling
119
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
menjaga merupakan langkah startegis untuk menciptakan
trantibum dan trantibmas. Kelembagaan sosial di tingkat
padukuhan dan kelurahan telah dioptimalkan peran sertanya
dalam menjaga penegakan K3.
Berdasarkan indikator ini untuk tahun 2016 belum dapat
dibandingkan dikarenakan belum ada pada sasaran strategis yang
diperjanjikan tahun tersebut. Sehingga data presentase
penyelesaian pelanggaran terhadap K3 ini disajikan pada tahun
2017 yang didata melalui 5 kab/kota di Provinsi Kalimantan Utara
sebagaiaman pada tabel berikut ini :
Tabel. 3.15.1
Persentase Pelanggaran yang ditangani
Sumber : Satpol PP Kab/Kota Provinsi Kalimantan Utara
No Kabupaten/Kota
Jumlah
Pelanggaran
K3
Jumlah
Pelanggaran K3
Yang Ditangani
Persentese
1.
Kab. Bulungan
35 Kasus 33 Kasus 94,29%
2. Kab. Malinau 28 Kasus 25 Kasus 89,29%
3 Kab. Tanaa Tidung
10 Kasus
10 Kasus 100%
4 Kab. Nunukan
32 Kasus
31 Kasus 96.88%
5 Kota Tarakan
85 Kasus
73 Kasus 85,88%
Jumlah 190 Kasus 172 Kasus 93,26%
120
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Berdasarkan tabel diatas untuk penanganan penyelesaian K3
diatas 75% dijelaskan sebagai berikut ini :
1. Kabupaten Bulungan
Kabupaten Bulungan selama tahun 2017 menangani sekitar
35 Kasus pelanggaran K3 selama tahun 2017, beberapa
diantaranya seperti Penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) Penjual
Buah di seputar sungai Kayan, penertiban pedagang di seputar
pasar induk, penanganan pedagang penjual petasan selama
bulan puasa, penertiban terhadap penyakit masyarakat di seputar
pasar induk, penanganan pedagang penjual petasan selama
bulan puasa, penertiban terhadap penyakit masyarakat di seputar
kota tanjung selor. Namun dari 35 kasus tersebut hanya 33 kasus
yang dapat ditangani, disebabkan ada 2 kasus yang menunggu
hasil penyidikan internal, serta lambatnya penanganan kasus
tersebut karena Satpol Pp Kabupaten Bulungan belum memiliki
Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS).
2. Kabupaten Malinau
Kabupaten Malinau selama tahun 2017 menangani sekitar 28
Kasus, beberapa diantaranya adalah penertiban pedagang di
seputar pasar malinau, penanganan aksi demonstrasi pada hari
buruh, penertiban pedagang petasan, penertiban daerah seputar
perkantoran kabupaten malinau, pemeriksaan di pos keamanan
seputar lintas batas negara, namun dari beberapa kasus yang
belum tertangani karena menunggu masa sosialisasi penertiban
sesuai SOP teknis Satpol PP. Namun ada beberapa kasus yang
tidak/belum tertangani karena masih menunggu proses sosialisasi
untuk menghindari konflik/gesekan antara petugas dengan
masyarakat.
121
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
3. Kabupaten Tana Tidung
Dari kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Kalimantan Utara,
Kabupaten Tana Tidung yang memiliki kasus yang lebih sedikit,
selain karena daerah kabupaten termuda dalam wilayah Provinsi
Kalimantan Utara, serta masih rendahnya jumlah dan sebaran
penduduk di kabupaten ini.
Selama tahun 2017 Kabupaten Tana Tidung menangani
beberapa kasus yakni 10 Kasus, dari beberapa kasus itu ditangani
bersama Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kalimantan Utara
melalui patroli bersama, sementara hambatan yang dialami dalam
penanganan kasus pelanggaram K3, yakni terbatasnya jumlah
personil, belum memiliki Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan
masih belum memiliki Peraturan Daerah terkait K3 .
4. Kabupaten Nunukan
Kabupaten Nunukan, merupakan salah satu dari daerah di
provinsi Kalimantan Utara yang memiliki daerah yang berbatasan
langsung dengan negara lain, sehingga arus pendatang baik yang
ingin menjadi pekerja di negara tetangga, pedagang, dan
sebagainya menyebabkan tingginya angka pendatang yang
masuk ke kabupaten Nunukan, sehingga untuk menekan
pelanggaran K3, Kabupaten Nunukan bekerjasama dengan
Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kalimantan Utara dalam 2
kegiatan, yakni patroli bersama terkait pekat(penyakit masyarakat)
dan pengawasan di lintas batas negara. Oleh sebab itu,
penanganan kasus K3 di kabupaten Nunukan dapat ditangani
dengan lebih maksimal.
Dari 32 Kasus, yang tertangani sebanyak 31 Kasus, beberapa
diantaranya terkait penertiban pedagang di kawasan pasar,
penertiban pedagang di kawasan tugu trikora, penertiban PKL
122
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
penjual petasan, penertiban pekat masyarakat namun hal tersebut
dikarenakan masih rendahnya kesadaran warga, dan belum
optimalnya perangkat daerah terkait dalam penanganan K3.
5. Kota Tarakan
Dari beberapa daerah dalam wilayah Provinsi Kalimantan
Utara, Kota Tarakan merupakan daerah dengan populasi terbesar
sehingga secara langsung mempengaruhi angka kasus
pelanggaran K3 terbesar diantara daerah lainnya di wilayah
Provinsi Kalimantan Utara yakni sebesar 85 kasus dengan
penanganan kasus K3 sebesar 72 kasus, tersisa 13 kasus karena
menunggu proses penyidikan PPNS(Penyidik Pegawai Negeri Sipil).
Dalam upaya penanganan K3 , Pemerintah Kota Tarakan
melalui Satuan Polisi Pamong Praja Kota Tarakan rutin menggelar
patroli sesuai dengan SPM yakni sebanyak 3 kali/hari sehingga
cakupan patroli siaga terkait K3 di Kota Tarakan dapat lebih
optimal, dari beberapa penanganan kasus K3 seperti penertiban di
pedagang, penertiban THM(Tempat Hiburan Malam) yang masih
beroperasi selama bulan puasa, penertiban warga yang
menguasai tanah negara, pengamanan aksi demontrasi buruh,
pengamanan ketika kunjungan Pejabat Negara seperti Mentri,
bahkan kunjungan Presiden pada oktober 2017 lalu. Adapun
beberapa kasus yang belum tertangani karena masih menunggu
penyidikan Penyidik Pegawai Negeri Sipil(PPNS), keterbatasan
anggaran perangkat daerah, maupun keterbatasan sarana dan
prasarana.
Berdasarkan penjelasan diatas, tingkat capaian kinerja Provinsi
Kalimantan Utara terkait penanganan K3 mencapai 100%, hal
tersebut dikarenakan berbagai upaya terkhususnya Pemerintah
Provinsi Kalimantan Utara melalui Satuan Polisi Pamong Praja
123
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Provinsi Kalimantan Utara dalam mengkoordinasikan dan
membantu penanganan K3 seperti berikut ini :
1. Patroli Bersama Terkait Penyakit Masyarakat
Kegiatan ini dilaksanakan secara menyeluruh di 5
Kabupaten/Kota bekerjasama dengan 5 Kabupaten/Kota Satuan
Polisi Pamong Praja dalam Wilayah Provinsi Kalimantan Utara
denagan fokus kepada pemberantasan/penurunan Penyakit
Masyarakat(Pekat).
2. Pengawasan Di Lintas Batas Negara
Pengawasan di lintas batas negara bekerjasama dengan
Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Nunukan dan Satuan Polisi
Pamong Praja Kabupaten Malinau.
3. Operasional Turjawali
Kegiatan ini terkait penjagaan/pengawal/pengamanan
pejabat daerah,pejabat negara, tamu VVIP yang berkunjung
dalam wilayah Provinsi Kalimantan Utara.
4. Penanganan Bencana
Kegiatan ini merupakan upaya Pemerintah Provinsi
Kalimantan Utara dalam penanggulangan bencana terkhususnya
melalui Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kalimantan Utara.
Dengan demikian, Persentase Kabupaten/kota yang memiliki
tingkat penyelesaian pelanggaraan K3 (Ketertiban, Keamanan dan
Keindahan diatas 75%) yang diperjanjikan memperoleh realisasi
sebesar 100% dimana dari total jumlah kasus pelanggaran
sebanyak 190 Kasus, pemerintah provinsi Kalimantan Utara berhasil
menyelesaikan 172 kasus dengan tingkat pencapaian keseluruhan
sebesar 93,26 %. Hal ini berarti tingkat pencapaian untuk indikator
ini sangat tinggi.
124
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
j. Sasaran Terwujudnya Daerah Perbatasan yang Tertib dan
Tentram
Sebagai wilayah yang berbatasan langsung dengan Malaysia,
Provinsi Kalimantan Utara memiliki posisi strategis sebagai beranda
wilayah Indonesia, yang merupakan gerbang serta benteng
pertahanan dan keamanan wilayah Indonesia. Seluruh wilayah
perbatasan di provinsi ini harus dapat memberi gambaran yang
baik bagi bangsa lain terkait kondisi sosial, ekonomi dan keamanan
masyarakatnya. Masyarakat Indonesia di wilayah perbatasan harus
memiliki kesejahteraan yang baik, merepresentasikan kemakmuran
bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Aksesibilitas ke berbagai fasilitas dan layanan umum murah
dan mudah, sehingga memungkinkan untuk beraktivitas sosial-
ekonomi dalam upaya meningkatkan kesejehteraannya. Dari
aspek pertahanan dan keamanan, wilayah perbatasan harus
dapat memberikan keamanan dan ketentraman bagi masyarakat
setempat dari berbagai gangguan maupun tekanan dari pihak
negara lain. Sebagai bagian wilayah NKRI, perbatasan merupakan
wilayah yang harus mampu menunjukkan kedaulatan negara RI di
mata negara lain, tidak mudah dilanggar dan diganggu oleh pihak
negara lain yang akan menurunkan martabat maupun kedaulatan
bangsa. Peran wilayah perbatasan menjadi sangat penting bagi
masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut maupun bagi
kehormatan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berdaulat.
Penghitungan untuk indikator persentase pelanggaran di
perbatasan yang ditindaklanjuti disajikan pada tabel di bawah ini
125
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Tabel.3.16
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Terwujudnya Daerah
Perbatasan yang Tertib dan Tentram
Indikator Capaian
Tahun
2016
2017 Target
Akhir
RPJMD
2021
Capaian
2017
terhadap
2021
Kategori
Target Realisasi %
Realisasi
Persentase
pelanggaran
di
Perbatasan
yang
ditindaklanjuti
- 100 % 100% 100% 100% 100% Sangat
Tinggi
Provinsi Kalimantan Utara merupakan salah satu dari
beberapa daerah di Indonesia yang memiliki wilayah berbatasan
secara langsung dengan negara lain, sehingga dalam
mewujudkan ketertiban umum dan ketentraman memiliki
tantangan tersendiri. Besarnya jumlah penduduk pendatang yang
masuk dengan tujuan berdagang, mencari pekerjaan, wisata
maupun tujuan investasi, mendorong daerah perbatasan sebagai
garda terdepan negara dalam perwujudan Tujuan Negara sesuai
pembukaan UUD tahun 1945 alinea ke 4(Empat) yang perlu
perhatian khusus.
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya dalam
penanganan perbatasan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara
memiliki 2(Dua) Wilayah Kabupaten yang berbatasan dengan
negara lain yakni, Kabupaten Malinau dan Kabupaten Nunukan,
tentu hal ini mendorong Pemerintah melalui Satuan Polisi Pamong
Praja Provinsi Kalimantan Utara menganggarkan secara khusus
kegiatan di perbatasan dalam rangka penanganan Ketertiban
Umum dan Ketentraman. Adapun penanganan kasus pelanggaran
126
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
ketertiban umum dan ketentraman di perbatasan adalah sebagai
berikut.
Tabel.3.17
Capaian Kinerja Provinsi Kalimantan Utara
Penanganan Pelanggaran di Daerah Perbatasan
NO Jumlah Kasus
Diperbatasan
Jumlah Kasus di
Perbatasan Yang
Ditangani
Persentase
1 4 Kasus 4 Kasus 100%
Sumber : Satpol PP Provinsi Kalimantan Utara
Berdasarkan tabel diatas, melalui Satuan Polisi Pamong Praja
Provinsi Kalimantan Utara, telah terdata sejumlah pelanggaran di
wilayah perbatasan. Adapun Pencapaian target untuk indikator ini
didasarkan pada penyelesaian kasus pelanggaran yang terjadi di 2
kabupaten di Kalimantan Utara yaitu Kabupaten Nunukan dan
Kabupaten Malinau khususnya permasalahan utama di daerah
perbatasan adalah sebagai berikut.
1. Penanganan TKI bermasalah.
2. Demonstrasi Warga Perbatasan.
3. Kasus Produk Ilegal
4. Peredaran Narkoba di daerah perbatasan
Adapun penjelasan kasus yang tertangani tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Penanganan TKI Bermasalah
Wilayah perbatasan Provinsi Kalimantan Utara tepanya di
wilayah kabupaten Nunukan menjadi gerbang masuknya para TKI
Ilegal. Para TKI ilegal ini tidak mengikuti proses dan syarat yang
berlaku sehingga tidak mengantongi dokumen resmi. Tentunya
bayak TKI ilegal ini yang di deportasi dari negara tetangga karena
memang disana memiliki peraturan yang cukup ketat sehingga
banyak TkI yang dipulangkan melalui pelabuhan Tunon Taka di
127
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Nunukan. Berdasarkan kasus tersebut, Pemerintah Provinsi
Kalimantan Utara telah berupaya untuk mencegah keberangkatan
TKI non prosedural ini dengan melakukan sosialisasi kepada para TKI
melalui para penyalur Jasa TKI yang bekerjasama dengan aparat
keamanan di Nunukan, Kepala Imigrasi Nunukan dan Kepala
Disnakertrans Nunukan, terkait kelengkapan dokumen maupun
paspor karena Penerbitan paspor umum dilakukan secara selektif
dan pemeriksaan syaratnya benar-benar ketat. Dan juga
memfasilitasi pemulangan TKI yang di deportasi dari tempat
kerjanya. Serta melakukan pengawasan ketat kepada setiap
warga yang akan melintas melalui pelabuhan menuju daerah
tetangga dan diharapkan dapat mengurangi deportasi TKI.
2. Demontrasi Warga Perbatasan
Penanganan kasus demo diperbatasan tepatnya di areal
landasan bandara datah dian kecamatan sungai Boh kabupaten
Malinau yang ditindaklanjuti oleh segenap aparat kemanan di
wilayah perbatasan yaitu unsur TNI-POLRI-SATPOL PP. Demo yang
terjadi akibat perusahaan penerbangan MAF melakukan
pemberhentian penerbangan di wilayah perbatasan dan
pedalaman Malinau tersebut. Penanganan aksi demo tersebut
dapat dilakukan dengan baik oleh aparat kemanan sebelum
adanya kericuhan. Karena pada saat demo tersebut terjadi
insiden pengibaran bendera Malaysia yang berpotensi memecah
belah warga perbatasan akibat kasus pemberhentian
penerbangan ini. Aparat keamanan melakukan negoisasi terkait
peredaman aksi demo sehingga tidak dilakukan berlarut-larut.
Satuan Polisi Pamong Praja juga melakukan sosialisasi pemahaman
kepada warga perbatasan terkait kasus yang terjadi dalam usaha
mewujudkan wilayah perbatasan yang tertib dan tentram.
128
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
3. Kasus Produk Ilegal
Kasus Produk Ilegal yang terjadi di Provinsi Kalimantan Utara
tepatnya di wilayah sebatik kabupaten Nunukan yang menjadi
salah satu titik terluar negara Indonesia dan berbatasan langsung
dengan negara tetangga yang menjadi tempat perlintasan
barang-barang ilegal. Berkaitan hal tersebut, semua unsur aparat
kemanan bekerjasama guna melakukan pengawasan mengingat
kondisi geografis karena wilayah yang cukup luas. Aparat
keamanan dan warga perbatasan bekerja sama guna
menghindari peredaran produk ilegal di kawasan perbatasan.
Produk ilegal yang masuk itu merupakan produk bahan pokok
sehingga perlu untuk dilakukan pengawasan peredarannya di
wilayah perbatasan. Untuk mengurangi peredaran barang ilegal
ini, pemerintah Provinsi Kalimantan Utara tengah melakukan
pembentukan Toko Indonesia diperbatasan untuk mengatasi
pemenuhan kebutuhan pokok di wilayah perbatasan.
4. Peredaran Narkoba
Peredaran narkoba di Kalimantan Utara sudah sangat
mengkhawatirkan. Banyaknya jalur tikus di perbatasan Indonesia-
Malaysia di Kaltara, menyebabkan dengan mudahnya barang
haram tersebut masuk ke Indonesia. Ada sangat banyak jalur tikus
di sepanjang kawasan perbatasan yang menjadi jalur distribusinya.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara bersama dengan mitra TNI-
Polri-Satpol PP di perbatasan bekerjasama dalam menjaga wilayah
perbatasan. Keberadaan aparat ini menjadi gerbang awal dalam
menggagalkan masuknya narkoba ini. Keberhasilan penangan
kasus ini adalah, terjadinya peningkatan kasus penangkapan
peredaran narkoba di salah satu wilayah perbatasan yaitu
Kabupaten Malinau sepanjang tahun 2017.
129
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara terus mengupayakan
untuk mengawal dan menjaga masyarakat perbatasan dengan
terus meningkatkan sarana dan prasarana transportasi yang
memadai bagi masyarakat agar aksesibilitas masyarakat dapat
menjadi lebih mudah. Untuk indikator ini belum dapat
dibandingkan dengan tahun 2016, karena sasaran pencapaian
target ini belum ada diperjanjikan pada tahun tersebut.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara telah mengupayakan
mewujudkan daerah perbatasan yang tertib dan tentram dengan
didukung oleh program yang tepat, diantaranya sebagai berikut.
1. Program Penjagaan Wilayah Perbatasan
2. Program Partisipasi Masyarakat dalam Mewujudkan Wilayah
Perbatasan yang tertib dan aman
3. Program Koordinasi antar Lembaga dalam Provinsi
4. Program Koordinasi antar Lembaga Provinsi dengan Pusat
5. Program Peningkatan Pemahaman Tertib Hukum dan Regulasi
6. Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban
dan keamanan
7. Program Partisipasi Masyarakat dalam mewujudkan wilayah
Perbatasan yang Tertib dan Aman
Tabel. 3.18
Keterkaitan Misi III dan Sasaran
MISI III SASARAN
Mewujudkan Provinsi
Kalimantan Utara yang Bersih
dan Berwibawa
k. Terwujudnya Pengelolaan
Pemerintahan yang
Transparan dan Akuntabel
l. Terwujudnya Pelayanan Publik
yang baik dan berkualitas
130
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
k) Sasaran Terwujudnya Pemerintahan Yang Akuntabel
Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara dalam upayanya
mewujudkan pemerintahan yang bertanggung jawab (akuntabel),
Instansi pemerintah dalam hal ini Provisi Kalimantan Utara dan para
aparaturnya harus dapat mempertanggungjawabkan
pelaksanaan kewenangan yang diberikan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya. Dalam mengukur terwujudya pemerintahan
yang akuntabel ini, dijelaskan pada pencapaian indikator Nilai
SAKIP terkait akuntabilitas kinerja pemerintah, Opini BPK terkait
akuntabilitas pengelolaan keuangan dan Nilai LPPD terkait
penyelenggaraan pemerintahan selam tahun berjalan. Adapaun
pencapaian indikator ini disajikan pada tabe berikut ini.
Tabel.3.19
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Terwujudnya
Pemerintahan Yang Akuntabel
Indikator
Capaian
Tahun
2016
2017 Target
Akhir
RPJMD
2021
Capaian
2017
terhadap
2021
Kategori Target Realisasi Realisasi %
Nilai
SAKIP
C CC B Melebihi
target B B
Sangat
Tinggi
Opini BPK WTP WTP - Proses Audit
oleh BPK WTP - -
Nilai LPPD - Sangat
Tinggi Sedang -
Sangat
Tinggi - Sedang
Untuk indikator Nilai SAKIP bahwasanya SAKIP merupakan
integrasi dari system perencanaan, system penganggaran dan
system pelaporan kinerja, yang selaras dengan system akuntabilitas
keuangan. Dalam hal ini setiap organisasi diwajibkan mencatat
dan melaporkan setiap penggunaaan keuangan Negara serta
kesesuaiannya dengan ketentuan yang berlaku.
131
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Pada Sasaran Strategis Meningkatnya Kinerja Pemerintah
Daerah yang Indikator Kinerja Nilai SAKIP Provinsi Kalimantan Utara
dengan target CC pada tahun 2017 melebihi target yang
diharapkan dengan memperoleh nilai hasil evaluasi 60,05 atau
peringkat B. Penilaian tersebut menunjukkan tingkat efektivitas dan
efisiensi penggunaan anggaran dibandingkan dengan capaian
kinerjanya, kualitas pembangunan budaya kinerja birokrasi dan
penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada hasil yang
sangat baik. Adapun perbandingan nilai SAKIP selama 3 (tiga)
tahun terakhir sebagaimana penjelasan pada tabel berikut ini.
Tabel.3.19.1
Perbandingan Nilai SAKIP Provinsi Kalimantan Utara
NILAI SAKIP PROVINSI
Nilai 2015 2016 2017
Nilai Hasil Evaluasi 25,34 50,87 60,05
Tingkat Akuntabilitas
Kinerja D CC B
Sumber : Biro Organisasi Setda Kaltara Tahun 2017
Pencapaian Nilai SAKIP Provinsi yang melebihi target dari
yang diharapkan tidak lepas dari upaya dari Pemerintah Provinsi
Kalimantan Utara dalam mewujudkan pemerintahan yang
transparan dan akuntabel. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan oleh pemerintah Provinsi Kalimantan Utara ialah:
1. Mengintegrasikan substansi perencanaan dari sasaran
Kab/Kota hingga ke Sasaran Pembanguna Nasional.
2. Menetapkan indikator kinerja yang diharapkan dapat
meningkatkan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
dilakukan sejak dini melalui pendampingan perumusan tujuan
dan sasaran indicator kinerja yang baik untuk dokumen RPJMD
maupun Renstra setiap SKPD.
132
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
3. Peningkatan kapabilitas APIP. Kapabilitas APIP adalah
kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas pengawasan
dan kompetensi SDM APIP yang harus dimiliki APIP agar dapat
mewujudkan peran APIP secara efektif.
4. Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara juga melakukan bimtek
kepada semua perangkat daerah dengan narasumber dari
Kementerian PAN dan RB.
5. Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara melakukan coaching
clinic secara kontinyu kepada semua perangkat daerah di
Provinsi Kalimantan Utara dan Kabupaten/Kota se-Kalimantan
Utara.
6. Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara juga mengirimkan ASN
yang berasal dari 3 (tiga) instansi dari Biro Organisasi Setda
Kaltara, Bappeda Litbang Kaltara dan Inspektorat Provinsi
Kalimantan Utara untuk melaksanakan kegiatan Training of
Trainers (TOT) di Kementerian PAN dan RB.
Terlepas dari keberhasilan Pemerintah Provinsi Kalimantan
Utara pada pencapaian Nilai SAKIP dari peringkat CC ke B, masih
ada beberapa hal yang harus di perhatikan untuk dapat diperbaiki
agar mendapatkan penilaian yang lebih baik dari tahun
sebelumnya yaitu :
1. Penetapan program dan kegiatan belum seluruhnya berfokus
pada pencapaian sasaran sehingga masih terdapat program
dan kegiatan yang kurang relevan menyebabkan tidak efisien
dan efektif.
2. Kualitas pengukuran masih belum berorientasi sepenuhnya
kepada capaian kinerja program namun pada
pelaksanaannya kegiatan dan penyerapan anggaran.
3. Laporan kinerja telah disusun sampai ke level OPD, namun
masih banyak mengungkapkan pelaksanaan kegiatan dan
133
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
penyerapan anggaran, belum sepenuhnya menggambarkan
analisis capaian kinerja. Laporan kinerja juga belum mampu
menampilkan efiesiensi penggunaan anggaran terhadap
capaian kinerja.
Adapun langkah-langkah yang akan diambil oleh
Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara untuk pencapaian Nilai SAKIP
lebih baik lagi di tahun yang akan datang ialah :
1. Melakukan penyempurnaan pada keselarasan penjabaran
kinerja, dimulai dari level OPD sampai indikator kinerja ke level
Eselon III, IV sampai ke individu pegawai.
2. Melakukan reviu terhadap program kegiatan dan komponen
anggaran dengan mengacu kepada penyempurnaan IKU.
3. Meningkatkan kualitas pengukuran terhadap output dan
outcome secara berkala untuk memastikan tercapainya kinerja
sasaran organisasi.
4. Menigkatkan penyajian informasi pelaporan kinerja organisasi
yang dapat menggambarkan pencapaian kinerja, efektivitas
program dan efisiensi anggaran.
Dengan adanya SAKIP diharapkan adanya pemahaman
“Berapa besar dana yang telah dan akan dihabiskan” menjadi
“Berapa besar kinerja tambahan yang diperlukan, agar tujuan
yang telah ditetapkan dalam akhir periode dapat tercapai”.
Dalam rangka menjalankan strategi meraih nilai SAKIP,
Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Utara menuangkan dalam
program, yaitu :
1. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
2. Program peningkatan kapsitas sumberdaya aparatur
3. Program Peningkatan pemahaman tertb hukum dan regulasi
134
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
4. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan Pemerintah Daerah
5. Program Tata Kelola Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
Pemerintahan
6. Program Peningkatan Manajemen Penyelenggaraan
Pemerintahan
7. Program Penataan Daerah Otonomi Baru
8. Program Perencanaan Pembangunan Pemerintahan
9. Program Perencanaan Pembangunan Daerah
10. Program Peningkatan Standar Layanan Prima
11. Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi
dalam Pelayanan Publik
12. Program Sosialisasi Penerapan SPM Pelayanan Publik
Opini BPK
Berdasarkan ketentuan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006,
terdapat 3 laporan utama yang kewajiban Pemerintah Daerah
dalam hal pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yaitu untuk
menyusun Perda Pertanggungjawaban APBD, Laporan Semesteran
I dan Prognosis 6 Bulan Berikutnya, serta Laporan Tahunan, yaitu
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, untuk selanjutnya akan
diuji oleh BPK untuk menentukan akuntabel atau tidaknya laporan
tersebut dengan dengan bukti yang relevan dan vallid.
Pada indikator Opini BPK bahwa Opini merupakan
pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran informasi
keuangan yang disajikan dalam Laporan Keuangan dengan
didasarkan pada kriteria:
Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan;
Kecukupan Pengungkapan;
Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan;
dan
Efektivitas Sistem Pengendalian Intern
135
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Untuk Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan
Utara Tahun Anggaran 2017 masih dalam proses sampai dengan
bulan April 2018, kemudian diserahkan ke BPK untuk diaudit, maka
Opini Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara
Tahun Anggaran 2017 baru bisa diketahui sekitar bulan Mei 2018.
Pada periode 3 (tiga) tahun sebelumnya yaitu tahun 2014, 2015
dan 2016 Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara
memperoleh Opini “WTP atau (Wajar Tanpa Pengecualian).
Adapun yang menjadi faktor pendukung keberhasilah Provinsi
Kalimantan Utara dalam rangka memperoleh opini WTP dari BPK
antara lain yaitu :
a. Adanya pembinaan terhadap perangkat daerah di Lingkungan
pemerintah provinsi Kalimantan Utara mengenai pengelolaan
keuangan yang akuntabel sehingga menghasilkan Laporan
keuangan daerah yang mampu menjadi representasi dari
pengelolaan keuangan yang baik di Provinsi Kalimantan Utara
b. Apabila pada tahun sebelumnya terdapat temuan maka pada
tahun selanjutnya (tahun berjalan) temuan-temuan tersebut
ditindaklanjuti sehingga meminimalisir terjadinya temuan pada
penilaian BPK di tahun selanjutnya.
c. Memenuhi kriteria yang menjadi bahan penilaian dari BPK.
Opini Pemeriksa adalah pernyataan PROFESIONAL sebagai
KESIMPULAN PEMERIKSA mengenai tingkat kewajaran informasi
(keuangan) yg disajikan dalam laporan keuangan, serta
mempersiapkan Laporan Keuangan dengan baik untuk
disajikan kepada BPK pada saat proses pemeriksaan.
Pada prinsipnya pencapaian nilai WTP Provinsi Kalimantan
Utara ini tidak diraih dengan mudah, karena terdapat beberapa
kendala yang biasa ditemui antara lain :
136
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Temuan dan rekomendasi BPK tahun sebelumnya tidak
ditindaklanjuti;
Masih terdapat kelemahan dalam Kebijakan Akuntansi;
Kelemahan dalam Pengelolaan Kas;
Kelemahan dalam pengelolaan aset daerah (Aplikasi
pencatatan asset dan penyusutan asset belum memadai);
Ketidak-cukupan bukti pertanggungjawaban belanja;
Pencatatan Persediaan tidak tertib dan belum dilakukan
stock opname di Akhir Tahun;
Kelemahan dalam Penatausahaan;
Kelemahan pelaksanaan pengawasan kegiatan;
Kelemahan Sistem Pengendalian Internal.
Dalam menghadapi kendala yang ada untuk mencapai opini
WTP maka dilaksanakan beberapa strategi yaitu :
Komitmen pimpinan
Menindak lanjuti temuan/rekomendasi BPK
Membuat rencana aksi
Membentuk Tim
Antisipasi temuan baru tahun berjalan
Mengefektifkan SPI
Dukungan regulasi
Dukungan anggaran
Monitoring dan evaluasi
Meningkatkan kualitas SDM
Optimalisasi peran APIP
Dukungan IT
Dengan demikian, berdasarkan penjelasan diatas,
bahwasanya untuk pemenuhan indikator Opini BPK atas laporan
keuangan belum dapat terealisasi karena masih tahap proses
137
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
penilaian. Berkaca dari tahun sebelumnya, pemerintah Provinsi
Kalimantan Utara tetap optimis dan terus bekerja dengan baik
sehingga dapat mempertahankan Opini Wajar Tanpa
Pengecualian untuk pelaporan keuangan tahun 2017.
Nilai LPPD
Untuk pencapaian indikator Nilai LPPD Sangat Tinggi di
Provinsi Kalimantan Utara diukur berdasarkan Evaluasi Daerah
Otonomi Baru (EvDOB). Maksudnya adalah untuk LPPD di tahun
2017 ini penilaiannya dalam bentuk Laporan Evaluasi Daerah
Otonomi Baru, dan mendapatkan predikat Sedang dari
Kementerian Dalam Negeri. Hal yang mendasari penilaian ini
adalah Undang-Undang nomor 20 Tahun 2012 tentang
pembentukan Provinsi Kalimantan Utara dan Permendagri Nomor
23 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Evaluasi
Perkembangan Daerah Otonomi Baru pasal 69. Dalam pencapain
nilai LPPD yang Sangat Tinggi untuk provinsi baru seperti Kalimantan
Utara masih perlu pembenahan dan pemenuhan kelengkapan
data, sehingga perhitungan target LPPD untuk Provinsi Kalimantan
Utara kedepannya akan dibenahi dan disesuaikan dengan kondisi
daerah dalam penilaian LPPD tersebut. Jadi untuk pencapaian
target nilai LPPD di tahun 2017 adalah Sedang karena penilaiannya
berdasarkan Evaluasi Daerah Otonomi Baru.
l) Sasaran Terwujudnya Pelayanan Publik yang Baik dan
Berkualitas
Perilaku ideal pemerintah sebagai abdi masyarakat terlihat
dari peningkatan kualitas layanan publik yang meliputi aspek
responsivitas, akuntabilitas, dan efisiensi. Aspek responsivitas
menghendaki agar pelayanan publik bisa memenuhi kepentingan
masyarakat. Sementara aspek akuntabilitas mengisyaratkan agar
138
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
pelayanan publik lebih mengutamakan transparansi dan
kesamaan akses setiap warganegara. Setiap warganegara berhak
mendapatkan kesamaan akses dalam pelayanan publik yang
dibutuhkan. Proses dan harga layanan publik juga harus transparan
dan didukung oleh kepastian prosedur serta waktu pelayanan.
Sedangkan aspek efisiensi meliputi pemenuhan pelayanan publik
yang cepat, murah, serta hemat tenaga.
Pelayanan Publik menurut Kamus Administrasi Negara
(2010:194) diartikan sebagai segala bentuk pelayanan sektor publik
yang dilaksanakan aparatur pemerintah, termasuk pelaku bisnis
BUMN/BUMD dan swasta dalam bentuk barang dan atau jasa,
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan peraturan
perundang undangan. Pengertian ini tidak jauh berbeda dengan
pengertian pelayanan publik yang diatur dalam peraturan-
perundang-undangan.
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik menjelaskan bahwa pelayanan publik
merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk
atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administrative yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Adapun
pengukuran data Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) sesuai
dengan Permenpan Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman
Penyusunan Survey Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggaran
Pelayanan Publik. Skala Penilaian tersebut dijelaskan pada tabel
berikut ini.
139
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Tabel 3.20
Skala Penilaian IKM
Nilai
Persepsi
Nilai Interval
(NI)
Niali Interval
Konversi
(NIK)
Mutu
Pelayanan
(x)
Kinerja Unit
Pelayanan
(y)
1 1,00-2,5996 25,00-64,99 D Tidak Baik
2 2,60-3,064 65,00-76,60 C Kurang Baik
3 3,0644-3,532 76,61-88,30 B Baik
4 3,5324-4,00 88,31-100,00 A Sangat Baik
Sumber: Kementerian PAN-RB
Penyelenggaraan pelayanan publik yang berkualitas sudah
menjadi tuntutan bagi pemerintah, terlebih saat ini, dimana
pelayanan publik tidak hanya harus mampu berkompetisi dengan
swasta, akan tetapi pelayanan publik juga harus mampu bersaing
dengan tingkat internasional. Baiknya kualitas pelayanan akan
memberikan kepuasan bagi masyarakat pengguna pelayanan.
Buruknya kualitas pelayanan publik akan memberikan
ketidakpuasan bagi masyarakat pengguna pelayanan.
Berdasarkan analogi sederhana tersebut, kualitas pelayanan publik
juga dapat dilihat dari sejauh mana kepuasan atau ketidakpuasan
masyarakat pengguna pelayanan publik atas penyelenggaraan
pelayanan publik. Realisasi pencapaian sasaran terwujudnya
pelayanan publik yang baik dan berkualitas disajikan pada tabel
selanjutnya.
140
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Tabel 3.20.1
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Terwujudnya Pelayanan
Publik yang Baik dan Berkualitas
Indikator
Capaian
Tahun
2016
2017 Target
Akhir
RPJMD
2021
Capaian
2017
terhadap
2021
Kategori Target Realisasi
%
Realisasi
Indeks
kepuasan
masyarakat
terhadap
pelayanan
publik
C C B - B - Sangat
Baik
Pada tabel 3.20.1 diatas untuk Terwujudnya Pelayanan Publik
yang baik dan berkualitas ini diukur dari akumulasi terhadap Survey
Kepuasan Masyarakat dibeberapa bidang pelayanan diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Pelayanan di RSUD Tarakan
2. Pelayanan di Dinas Penanaman Modal dan PTSP
1. IKM Pelayanan di RSUD Tarakan
Adapun survey yang dilakukan oleh RSUD Tarakan
berdasarkan Kepmenpan Nomor 16 tahun 2014 dengan tujuan
survey adalah Pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap
pelayanan di RSUD Tarakan; dan
2. Untuk meningkatkan kualitas penyelengaraan pelayanan
di RSUD Tarakan.
Pada kegiatan ini ada 9 unsur penilaian yang dilakukan
terhadap hasil survey menurut Kepmenpan Nomor 16 Tahun 2014,
yaitu :
141
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
1. Persyaratan, yaitu syarat yang harus dipenuhi dalam
pengurusan suatu jenis pelayanan, baik persyaratan teknis
maupun administratif;
2. Prosedur, yaitu tata cara pelayanan yang dibakukan bagi
pemberi dan penerima pelayanan dari setiap jenis
pelayanan;
3. Waktu Pelayanan, yaitu jangka waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan seluruh proses pelayanan dari setiap jenis
pelayanan;
4. Biaya/Tarif, adalah ongkos yang dikenankan kepada
penerima layanan dalam mengurus dan/atau memperoleh
pelayanan dari penyelenggara yang besarnya ditetapkan
berdasarkan kesepakatan antara penyelenggara dan
masyarakat;
5. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan, yaitu hasil pelayanan
yang diberikan dan diterima sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan. Produk pelayanan ini merupakan hasil dari
setiap spesifikasi jenis pelayanan;
6. Kompetensi Pelaksana, yaitu kemampuan yang harus dimiliki
oleh pelaksana meliputi pengetahuan, keahlian,
keterampilan dan pengalaman;
7. Perilaku Pelaksana, yaitu sikap petugas dalam memberikan
pelayanan.
8. Maklumat Pelayanan, merupakan pernyataan kesanggupan
dan kewajiban penyelenggara untuk melaksanakan
pelayanan sesuai dengan standar pelayanan;
9. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan, yaitu tata
cara pelaksanaan penanganan pengaduan dan tindak
lanjut.
142
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Dari Tabel pencapaian indikator Indeks kepuasan
masyarakat terhadap pelayanan publik diatas terlihat bahwa
pada tahun 2016 nilai survey dari Indeks Kepuasan Masyarakat
adalah 3,59 (Baik ) dengan Skala penilaian Survey kepuasan
Masyarakat adalah :
Sedangkan pada tahun 2017 dari target 3,59 (indeks) hasil
survey yang didapatkan adalah 3,58 (indeks). Dari hasil yang
didapatkan ini terjadi penurunan nilai, ini dikarenakan penurunan
nilai pada salah satu lokus yaitu nilai terendah pada kompetensi
pelaksana dan waktu peyanan.
Upaya yang harus dilakukan oleh Provinsi Kalimantan Utara
dalah rangka penyelenggaraan pelayanan publik ini adalah:
1. Upaya peningkatan mutu RSUD Tarakan mutlak diperlukan
terutama dalam rangka mendukung salah satu agenda
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
tahun 2016-2021 yaitu agenda ”Pembangunan Ekonomi dan
Peningkatan Kesejahteraan Rakyat” dimana perbaikan
kesejahteraan rakyat tersebut diwujudkan melalui sejumlah
program pembangunan antara lain penanggulangan
kemiskinan dan penciptaan kesempatan kerja, termasuk
peningkatan program di bidang pendidikan, kesehatan, dan
percepatan pembangunan infrastruktur dasar. Dalam
bidang kesehatan RSUD Tarakan harus bisa mendukung
Nilai Interval Keterangan
1,00 - 1,80 Sangat Buruk
1,81 - 2,60 Buruk
2,61 - 3,40 Sedang
3,41 - 4,20 Baik
4,21 - 5,00 Sangat Baik
143
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
upaya peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan, yang antara lain ditandai oleh meningkatnya
angka harapan hidup (dari 70,7 tahun pada 2009 menjadi
72,0 tahun pada 2016), menurunnya tingkat kematian bayi (
dari 34 per 1.000 kelahiran pada 2008 menjadi 24 pada 2016),
dan kematian ibu melahirkan (dari 307 per 100.000 kelahiran
pada 2008 menjadi 118 pada 2014);
2. Meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, melalui
terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang
ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan
dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, secara
adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik lndonesia;
3. Mengupayakan secepatnya perbaikan sarana dan
prasarana yang menjadi focus utama pelayanan dengan
menambah jumlah tenaga medis sesuai Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No 56 tahun 2014 Tentang
Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit;
4. Meningkatkan kompetensi tenaga medis guna mendorong
peningkatan mutu pelayanan yang baik
Untuk mencapai target kinerja dari sasaran yang telah
ditetapkan, dilakukan melalui beberapa program antara lain :
1. Program pengadaan peningkatan sarana dan prasarana
rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah
sakit mata dengan realisasi keuangan sebesar 98,50% dan
realisasi fisik sebesar 100%. Program ini dari Dana Alokasi
144
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Khusus sebesar Rp. 54.484.192.000,- dengan realisasi
Rp.53.669.619.103,48
2. Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah
sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit
mata dengan realisasi keuangan sebesar 97,73% dan realisasi
fisik sebesar 100% dengan pagu anggaran yang diberikan
Rp.750.000.000,- realisasi 733.000.600,-
3. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan dengan pagu
anggaran sebesar Rp.700.000.000,- realisasinya adalah
660.824.033,- ( 94,40%) dengan realisasi fisik adalah 100%.
4. Program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan kegiatan
Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah
kesehatan mencapai 87,50% dengan pagu anggaran yang
diberikan sebesar Rp. 1.800.000.000,-
2. IKM pada Pelayanan Dinas Penananman Modal dan PTSP
Hanya saja pada Provinsi Kalimantan Utara masih terdapat
hal-hal yang perlu menjadi perhatian serius dalam
penyelenggaraan layanan perijinan melalui Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Tepadu Satu Pintu (DPMPTSP), Masih
diperlukan perbaikan atau pengembangan dalam sistem dan
mekanismenya. Dimana pelayanan perijinan DPMPTSP yang
sepenuhnya diharapkan melakukan pelayanan satu atap/satu
pintu namun yang terjadi DPMPTSP hanya berfungsi sebagai
lembaga yang meneruskan permohonan kelengkapan ijin ke
dinas-dinas teknis yang mempunyai kewenangan untuk
memberikan persetujuan atas penerbitan perijinan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24
Tahun 2006 mengenai Pedoman Penyelenggaran Pelayanan
Terpadu Satu Pintu maka Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara
membentuk Perangkat Daerah Penyelenggara Pelayanan
145
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Terpadu Satu Pintu (PPTSP). Sebagaimana diamanatkan dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 mengenai
Pedoman Penyelenggaran Pelayanan Terpadu Satu Pintu maka
DPMPTSP mengemban tugas sebagai perangkat pemerintah
daerah yang memiliki tugas pokok dan fungsi mengelola semua
bentuk pelayanan perizinan dan non perizinan di daerah dengan
sistem satu pintu atau yang kemudian lebih dikenal menjadi
Pelayanan Perijinan Satu Pintu/one stop service (OSS).
Dari hasil survey dapat dikethaui bahwa tingkat kepuasan
masyarakat terhadap pelayanan perizinan pada Kantor
Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal nilai rata-rata
sebesar 3,05 dan termasuk dalam nilai range 2,51 – 3,25 yang
berarti baik. Sedangkan apabila nilai per unsur pelayanan tersebut
dikonversi dengan nilai 0,071 sebagaimana diatur dalam Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
Kep/25/M.PAN./2/2004 maka hasil penjumlahan masing-
masing unit pelayanan tersebut kemudian dikonversi dengan
angka pengali 25 untuk mendapatkan nilai IKM Unit Pelayanan.
sehingga menghasilkan 75,67 yang berarti unit pelayanan Kantor
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Provinsi Kalimantan Utara mendapatkan nilai baik.
Berdasarkan hasil penelitian mutu layanan dinyatakan
sudah baik, hal ini sangat perlu untuk dipertahankan. Adapun
layanan fisik/layanan petugas tersebut meliputi: kedisiplinan
petugas, tanggung jawab petugas, kemampuan petugas,
kecepatan pelayanan, keadilan pelayanan, serta kesopanan dan
keramahan petugas pelayanan perijinan.
Prosedur layanan masih perlu ditingkatkan, prosedur
pelayanan yang ditetapkan sebaiknya merupakan prosedur
pengurusan perijinan dari hulu ke hilir bukan saja pengurusan
146
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
administratif perijinan di KP3M. Syarat permohonan perijinan yang
harus didapatkan dari dinas teknis dengan aturan proses yang
belum dibakukan berpotensi memunculkan pungutan liar,
tidak jelasnya waktu penyelesaian, dan besarnya biaya yang
harus dikeluarkan untuk mendapatkan satu jenis perijinan.
Berdasarkan hasil IKM dari RSUD dan Dinas Penanaman
Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu bahwa, nilai Indeks Kepuasan
Masyarakat terhadap pelayanan publik dengan nilai rata-rata 3,31
masuk pada kategori BAIK pada tahun 2017. Hal ini menunjukkan
bahwa target untuk indikator IKM pada sasaran terwujudnya
pelayanan publik yang baik dan berkualitas tercapai dibanding
hasil pencapaian tahun sebelumnya.
C. AKUNTABILITAS KEUANGAN
1. Analisis Penggunaan Sumberdaya Anggaran
a. Alokasi Per Sasaran Strategis
Selama tahun 2017 pelaksanaan program dan kegiatan dalam
rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi serta untuk mewujudkan
target kinerja yang igin dicapai pemerintah provinsi Kalimantan Utara
dianggarkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Provinsi Kalimantan Utara dengan total belanja langsung
urusan wajib dan non urusan sebesar Rp 2.926.263.050.272,37,
sedangkan realisasi anggaran mencapai Rp 2.239.012.769.151.31 atau
dengan serapan dana APBD mencapai 76,51 %. Pada dasarnya
pembagian alokasi anggaran pada suatu Pemerintah Daerah
disesuaikan dengan Prioritas Pembangunan. Pada tabel dibawah ini
disajikan alokasi anggaran untuk masing-masing sasaran ataupun
urusan :
147
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Tabel 3.21
Persentase Alokasi Anggaran
No SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
ANGGARAN
(Rp) ANGGARAN
(%)
(1) (2) (3) (4) (5)
1
Berkurangnya
masyarakat
berpenghasilan
rendah
Persentase Penduduk
Miskin
106.174.964.314,65 3,63
Tingkat Pengangguran
terbuka
2
Meningkatnya Akses
dan Kualitas
Pendidikan
Masyarakat
Angka Harapan Lama
Sekolah
332.849.939.687,28 11,37 Angka Rata-rata
Lama Sekolah
3
Meningkatnya Akses
dan Kualitas
Kesehatan
Masyarakat
Angka Harapan Hidup
(Tahun) 289.262.780.200 9,89
4
Meningkatnya
Kesetaraan Gender
dalam
Pembangunan
Indeks Pembangunan
Gender
23.020.002.164 0,79
Indeks Pemberdayaan
Gender
5
Meningkatnya
Pertumbuhan
Ekonomi dengan
memperhatikan
prinsip
pembangunan
berkelanjutan
PDRB ADHK 61.333.204.044
2,10
6
Meningkatnya
Infrastruktur Fisik dan
Ekonomi Wilayah
Persentase Jalan
dalam Kondisi
Mantap
933.185.695.462,28
31,89
148
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui anggaran yang
dimanfaatkan dalam pencapaian kinerja sasaran yang
diperjanjikan pemerintah Provinsi Kalimantan Utara pada Tahun
2017.
7
Meningkatnya
konektivitas antar
daerah dan negara
tetangga
Persentase
terhubungnya pusat-
pusat kegiatan dan
pusat ekonomi
(Konektivitas) di
wilayah Provinsi 102.779.764.243
3,51
Persentase
Kecamatan yang
dijangkau
Broadbrand
8
Meningkatnya
Kualitas Lingkungan
Hidup
Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup 46.815.091.666,80
1,60
9 Terjaganya
keamanan dan
Ketertiban Wilayah
Persentase
Kabupaten/kota yang
memiliki tingkat
penyelesaian
pelanggaraan K3
(Ketertiban,
Keamanan dan
Keindahan diatas
75%)
29.220.629.266
1,00
10
Terwujudnya daerah
perbatasan yang
tertib dan tentram
Persentase
pelanggaran di
perbatasan yang
ditindaklanjuti
5.038.639.500
0,17
11
Terwujudnya
Pengelolaan
pemerintahan yang
transparan dan
akuntabel
Nilai SAKIP
923.742.544.944,69
31,57 Opini BPK atas
Laporan Keuangan
Nilai LPPD
Nilai RB Provinsi
Kalimantan Utara
12 Terwujudnya
Pelayanan Publik
yang Baik dan
Berkualitas
Indeks Kepuasan
Masyarakat terhadap
Pelayanan Publik 72.839.794.779,67
2,49
149
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
b. Analisis Perbandingan Pencapaian Kinerja dan Anggaran
Dalam rangka mewujudkan akuntabilitas keuangan, maka diperlukan juga perbandingan antara
kinerja dan anggaran. Berikut ini disajikan perbandingan antara pencapaian kinerja dan anggaran.
No SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
KINERJA ANGGARAN TINGKAT
EFISIENSI Target Realisasi Capaian
%
Anggaran Realisasi Capai
an %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1
Berkurangnya
masyarakat
berpenghasilan
rendah
Persentase Penduduk
Miskin 6,29 % 6,96% 89.35
106.174.964.314,65 90.130.512.427,50 84,89 4,61 Tingkat Pengangguran
terbuka 5,02 % 5,54% 89.64
2
Meningkatnya Akses
dan Kualitas
Pendidikan
Masyarakat
Angka Harapan Lama
Sekolah 12,69 12,59 99.20%
332.849.939.687,28 311.863.176.207,8
2 93,69 5,09
Angka Rata-rata Lama
Sekolah 8,63 8,49 98.37%
3
Meningkatnya Akses
dan Kualitas
Kesehatan
Masyarakat
Angka Harapan Hidup
(Tahun) 72,58 72,43 99,79% 289.262.780.200
200.625.331.674,0
1 69,36 30,43
4
Meningkatnya
Kesetaraan Gender
dalam Pembangunan
Indeks Pembangunan
Gender 85,79 - -
23.020.002.164 20.157.870.828,50 87,57 n/a Indeks Pemberdayaan
Gender 68,31 - -
150
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
No SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
KINERJA ANGGARAN TINGKAT
EFISIENSI Target Realisasi Capaian
(%) Anggaran Realisasi
Capai
an (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
5
Meningkatnya
Pertumbuhan Ekonomi
dengan
memperhatikan
prinsip pembangunan
berkelanjutan
PDRB ADHK 4.05 6.62 163.46 61.333.204.044
47.555.705.627,64 77,54
85,92
6
Meningkatnya
Infrastruktur Fisik dan
Ekonomi Wilayah
Persentase Jalan
dalam Kondisi Mantap 92,86% 92,065 99,14% 933.185.695.462,28
565.954.773.050 60,65
38,49
7
Meningkatnya
konektivitas antar
daerah dan negara
tetangga
Persentase
terhubungnya pusat-
pusat kegiatan dan
pusat ekonomi
(Konektivitas) di
wilayah Provinsi
18,9% 48,29% 255,20%
102.779.764.243
86.788.436.022
84,44
94,16
Persentase
Kecamatan yang
dijangkau Broadbrand
92,8% 94,34% 102%
8 Meningkatnya Kualitas
Lingkungan Hidup
Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup 70,73 81,91 115,82%
46.815.091.666
,80
40.557.938.419 86,63
29,19
151
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
No SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
KINERJA ANGGARAN TINGKAT
EFISIENSI Target Realisasi Capaian
(%) Anggaran Realisasi
Capai
an (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
9 Terjaganya
keamanan dan
Ketertiban Wilayah
Persentase
Kabupaten/kota yang
memiliki tingkat
penyelesaian
pelanggaraan K3
(Ketertiban,
Keamanan dan
Keindahan diatas 75%)
100% 100% 100%
29.220.629.266
23.474.600.399 80,34
19,66
10
Terwujudnya daerah
perbatasan yang
tertib dan tentram
Persentase
pelanggaran di
perbatasan yang
ditindaklanjuti
100% 100% 100% 5.038.639.500 4.663.990.463 92,56
7,44
11
Terwujudnya
Pengelolaan
pemerintahan yang
transparan dan
akuntabel
Nilai SAKIP CC B Melebihi
target
923.742.544.944,69
792.846.288.440,8
4
85,83
Efisien Opini BPK atas
Laporan Keuangan WTP -
Proses
Audit
oleh BPK
Nilai LPPD Sangat
Tinggi Sedang -
12 Terwujudnya
Pelayanan Publik yang
Baik dan Berkualitas
Indeks Kepuasan
Masyarakat terhadap
Pelayanan Publik
C B Melebihi
target 72.837.794.779,67 54.394.145.592 74,68
Efisien
152
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
152
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Bagian yang disajikan dalam tabel sebelumnya terkait
dengan efisiensi anggaran untuk sasaran yang pencapaian
kinerjanya mencapai atau lebih dari 100%. Terlihat bahwa
mayoritas dari 12 sasaran, menunjukkan pencapaian yang sama
atau lebih dari 100%, yaitu sebanyak 7 (Tujuh) sasaran, kemudian
ada 4 (Empat) sasaran yang capaian kinerjanya di bawah 100%
serta ada 1 (satu) sasaran yaitu Meningkatnya kesetaraan Gender
dalam Pembangunan yang belum dapat diukur dikarenakan data
tersebut belum di rilis oleh BPS. Dari table di atas dapat di lihat
tingkat efisiensi anggaran berkisar antara 4,61% sampai dengan
94,16%. Sebagai contoh, untuk sasaran Akuntabilitas kinerja
pemerintah daerah meningkat, telah mencapai kinerja sebanyak
133,33% namun dengan realisasi anggaran hanya sebanyak 75.48%
dari total anggaran yang dialokasikan. Banyaknya sasaran yang
berhasil dicapai dengan sumber daya yang efisien menunjukkan
bahwa efisiensi anggaran telah mencapai tingkat yang tinggi
ataupun sangat tinggi. Kondisi ini sejalan dengan prinsip
pengelolaan anggaran publik dan lebih jauh, juga sejalan dengan
prinsip pemerintahan yang baik, yang salah satunya adalah
pengelolaan sumber daya anggaran yang efisien dalam
mencapai tujuan dan sasaran pembangunan.
2. Pengelolaan Keuangan Daerah
Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah
Daerah sebagaimana amanah Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun
2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
153
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
dan Pemerintah Daerah, berdampak positif terhadap hak dan
kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang sehingga perlu
dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan daerah.
Pengelolaan keuangan daerah dimaksud merupakan subsistem
dari sistem pengelolaan keuangan negara dan merupakan elemen
penting dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Selain
kedua Undang-undang tersebut, juga terdapat beberapa
peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar dan acuan
dalamelakukan pengelolaan keuangan daerah yang diterbitkan
lebih dahulu, yaitu :
a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara ;
b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara ;
c. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004
tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara ;
d. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
e. Dalam paket peraturan perundang-undangan keuangan
negara nampak bahwa terdapat perubahan fundamental
dengan memasukkan kerangka ilmu manajemen kinerja dan
ilmu akuntansi keuangan. Dengan perubahan tersebut maka
entitas pemerintahan melakukan pengelolaan keuangannya
harus berdasarkan pada perencanaan kinerja (performance
planning) yang sudah disusun dengan sebaik-baiknya,
anggaran kinerja (performance budget) yang merupakan
penjabaran dari perencanaan kinerja dan disetiap periode
entitas pemerintahan harus menyajikan laporan kinerja
154
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
(performance report) dan laporan keuangan (financial
statement).
Anggaran kinerja sangat memperhatian time value of
money, yang mengandung arti bahwa sumberdaya keuangan
harus dikelola secara ekonomis, efisien dan efektif. Dalam
penyusunan anggaran berbasis kinerja penetapan target kinerja
dari setiap aktifitas pengelolaan sumber daya keuangan
merupakan suatu keharusan, yang terdiri dari input, output dan out
comes.
Untuk mendukung pelaksanaan desentralisasi dan otonomi
tersebut, sesuai Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Kepala
Daerah sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan
daerah diberikan wewenang untuk mengelola keuangan daerah
dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan
daerah yang dipisahkan.
Berdasarkan ketentuan tersebut, untuk menunjang
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan
kepada masyarakat, diperlukan adanya sumber daya dan dana
yang cukup berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) yang dijabarkan dalam bentuk program dan
kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan
Pemerintah Provinsi Jawa Timur secara transparan dan akuntabel,
maka pengelolaan keuangan daerah mulai perencanaan,
pelaksanaan, penatausahaan dan laporan pertanggungjawaban
155
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
pelaksanaan APBD harus mengacu dan memperhatikan beberapa
undang-undang dan peraturan pelaksanaan yang komprehensif
dan terpadu (omnibus regulation) dari berbagai Undang-undang
tersebut, dalam bentuk Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang memiliki tujuan
mempermudah dalam pelaksanaan dan tidak menimbulkan multi
tafsir dalam implementasinya.
a. Kinerja Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2017
Gambaran umum tren realisasi APBD Provinsi Kalimantan
Utara dari tahun 2013 ke tahun 2017 dapat dilihat pada grafik di
bawah ini. Tren realisasi pendapatan daerah Provinsi
Kalimantan Utara fluktuatif dari tahun 2013-2017 hal ini terlihat
pada tahun 2014 dan 2017 terjadi penurunan realisasi
pendapatan dari tahun sebelumnya. Sedangkan tren realisasi
belanja daerah terlihat lebih rendah tahun ke tahun dari
realisasi pendapatan daerah. Tren realisasi belanja daerah dari
2013 hingga tahun 2016 mengalami kenaikan dan penurunan
kembali pada tahun 2017 dari tahun sebelumnya. Hal serupa
juga terjadi pada realisasi pembiayaan daerah yang
cenderung sama dari tahun 2014 hingga tahun 2016 dan
mengalami penurunan pada tahun 2017.
156
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Grafik 3.4
Tren Capaian Realisasi APBD
Tabel 3.22
Tren Capaian Realisasi
APBD 2013 2014 2015 2016 2017
Pendapatan (%) 92.08 87.15 95.34 100.73 94.19
Belanja (%) 18.33 31.33 67.84 86.02 79.95
Pembiayaan
Daerah (%) - 100.00 100.00 100.00 51.50
Sumber Data: Data di olah dari Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2017
Sedangkan pada Tahun Anggaran 2017, berdasarkan
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Utara Nomor 05 Tahun 2017
tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Provinsi Kalimantan Utara Tahun Anggaran 2017, struktur dan
komposisi APBD Provinsi Kalimantan Utara, dapat dirinci sebagai
berikut :
-
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
20132014
20152016
2017
Tren Capaian Realisasi APBD Provinsi Kalimantan
Utara
Pendapatan (%) Belanja (%) Pembiayaan Daerah (%)
157
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
A. Pendapatan Daerah, sebesar Rp. 2.360.834.836.792,14 , terdiri
dari :
1. Pendapatan Asli Daerah, sebesar Rp.451.087.980.095,14
2. Dana Perimbangan, sebesar Rp.1.822.417.751.000 rupiah ;
3. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah, sebesar
Rp. 87.329.105.697 rupiah ;
Dari jumlah pendapatan daerah Provinsi Kalimantan Utara
yang telah ditetapkan sebesar Rp. 2.360.834.836.792,14, dalam
pelaksanaannya terealisasi sebesar 2.223.751.906.100,72 atau 94,2
persen yang berasal dari :
a) Pendapatan Asli Daerah, terealisasi sebesar
Rp. 482.740.846.005,72 atau 107,01 persen dari target sebesar
Rp. 451.087.980.095,14, atau secara kumulatif terdapat
pelampauan sebesar Rp.31.652.865.910,58, berasal dari :
- Pajak Daerah, sebesar Rp. 306.285.118.728,00
- Retribusi Daerah, sebesar 137.040.500,00
- Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan,
sebesar 32.576.306,64;
- Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah, sebesar
Rp.176.286.110.471,08
b) Dana Perimbangan, terealisasi Rp.1.646.668.595.005,00 atau
90,35 persen dari target sebesar 1.822.417.751.000,00 atau
secara kumulatif kurang dari target sebesar 175.749.155.995,00,
berasal dari :
- Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak,
Rp. 170.068.318.143,00
- Dana Alokasi Umum, sebesar Rp. 1.185.105.787.000,00
- Dana Alokasi Khusus, sebesar 5 trilyun 516 milyar 240 juta
624 ribu 514 rupiah Rp.291.494.489.862,00
158
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
c) Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah terealisasi sebesar
Rp.94.342.465.090,00 atau 108,03 persen dari target sebesar
87.329.105.697,00 atau secara kumulatif melebihi target
sebesar Rp. 7.013.359.393,00, berasal dari :
- Pendapatan hibah, sebesar Rp.1.266.880.000,00
- Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, sebesar
Rp.7.500.000.000,00
- Pendapatan Lainnya Sebesar Rp.85.575.585.090,00
B. Belanja Daerah, sebesar Rp.2.449.164.003.905,94, terdiri dari :
a. Belanja Tidak Langsung, sebesar Rp.956.570.842.028,58 ;
b. Belanja Langsung, sebesar Rp. 1.492.593.161.877,36, APBD
Provinsi Kalimantan Utara tersebut bersumber dari
Pendapatan Daerah.
Dari target yang telah ditetapkan sebesar
Rp.3.063.202.248.558,37, terealiasi sebesar 2.449.164.003.905,94 atau
79,95 persen,dengan rincian :
1. Belanja Tidak Langsung, sebesar Rp. 956.570.842.028,58
atau 79,95 persen dari alokasi belanja sebesar
Rp.1.052.789.478.097,30
2. Belanja Langsung, sebesar Rp. 1.492.593.161.877,36 atau
74,24 persen dari alokasi sebesar Rp.2.010.412.770.461,07
3. Kinerja Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah, meliputi semua penerimaan uang
melalui rekening kas umum daerah yang menambah ekuitas dana,
merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak
perlu dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan Daerah, adalah
hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah nilai
kekayaan bersih. Pendapatan daerah tersebut merupakan
159
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk
setiap sumber pendapatan.
Apek Kinerja Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Utara
Tahun Anggaran 2017 yang bersumber dari Pendapatan Asli
Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Yang
Sah, mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya (2016)
sebesar Rp 44.699.740.437.31dan pendapatan daerah pada tahun
2017 ini mengalami pelampauan dibandingkan pendapatan tahun
2016.
Tabel 3.23
Realisasi Anggaran Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Utara
Tahun 2017
No URAIAN
Jumlah Bertambah/(Berkurang)
Anggaran
Setelah
Perubahan
Realisasi
%
1 2 3 4 5 6
1 PENDAPATAN 2,360,834,836,792.14 2,167,264,980,392.77 (193,569,856,399.37)
1 . 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 451,087,980,095.14 426,253,920,297.77 (24,834,059,797.37)
1 . 1 . 1 Pendapatan Pajak Daerah 297,428,308,388.00 306,285,118,728.00 8,856,810,340.00
1 . 1 . 2 Pendapatan Retribusi
Daerah
140,000,000.00 137,040,500.00 (2,959,500.00)
1 . 1 . 3 Pendapatan Hasil
Pengelolaan Kekayaan
Daerah Yang Dipisahkan
0.00 32,576,306.64 32,576,306.64
1 . 1 . 4 Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang Sah
153,519,671,707.14 119,799,184,763.13 (33,720,486,944.01)
1 . 2 PENDAPATAN TRANSFER 1,829,917,751,000.00 1,654,168,595,005.00 (175,749,155,995.00)
1 . 2 . 1 Transfer Pemerintah Pusat -
Dana Perimbangan
1,822,417,751,000.00 1,646,668,595,005.00 (175,749,155,995.00)
1 . 2 . 1 . 1 Dana Bagi Hasil Pajak 73,360,332,000.00 72,653,176,000.00 (707,156,000.00)
1 . 2 . 1 . 2 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak
(Sumber Daya Alam)
255,934,817,000.00 97,426,133,143.00 (158,508,683,857.00)
1 . 2 . 1 . 3 Dana Alokasi Umum 1,185,105,787,000.00 1,185,105,787,000.00 0.00
1 . 2 . 1 . 4 Dana Alokasi Khusus 308,016,815,000.00 291,483,498,862.00 (16,533,316,138.00)
1 . 2 . 2 Transfer Pemerintah Pusat -
Lainnya
7,500,000,000.00 7,500,000,000.00 0.00
1 . 2 . 2 . 2 Dana Penyesuaian 7,500,000,000.00 7,500,000,000.00 0.00
1 . 3 LAIN-LAIN PENDAPATAN
YANG SAH
79,829,105,697.00 86,842,465,090.00 7,013,359,393.00
1 . 3 . 1 Pendapatan Hibah 1,119,480,000.00 1,266,880,000.00 147,400,000.00
160
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
No URAIAN
Jumlah Bertambah/(Berkurang)
Anggaran
Setelah
Perubahan
Realisasi
%
1 2 3 4 5 6
1 . 3 . 3 Pendapatan Lainnya 78,709,625,697.00 85,575,585,090.00 6,865,959,393.00
JUMLAH PENDAPATAN DAERAH 2,360,834,836,792.14 2,167,264,980,392.77 (193,569,856,399.37)
Sumber data: Diolah dari Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2017
Komposisi Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan
Utara Tahun 2013-2017 terlihat fluktuatif seperti pada grafik di
bawah ini. Pada tahun 2013 Provinsi Kalimantan Utara hanya
bersumber dari Lain-Lain Pendapatan Yang Sah, kemudian pada
tahun 2014 dan 2017 Pendapatan Transfer menjadi kontribusi
terbesar dalam realisasi pendapatan daerah. Sedangkan pada
tahun 2015 realisasi terbesar pada Pendapatan Asli Daerah dan
tahun 2016 realisasi terbesar pada Lain-Lain Pendapatan Yang Sah.
Grafik.3.5
Komposisi Realisasi APBD
Sumber Data : Data diolah dari Laporan Realisasi Anggaran Prov. Kaltara 2017
4. Kinerja Belanja Daerah
-
50,00
100,00
150,00
200,00
2013 2014 2015 2016 2017
Komposisi Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi
Kalimantan Utara
Pendapatan Asli Daerah (%)
Pendapatan Transfer (%)
Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah (%)
161
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
Selanjutnya dari sisi Belanja Daerah pada tahun 2017 terdiri
dari Belanja Tidak Langsung sebesar Rp 1.052.789.478.097,30
terealisasi sebesar Rp 956.570.842.028,58 dan Belanja Langsung
sebesar Rp 2.010.412.770.461,07 terealisasi sebesar Rp
1.492.593.161.877,36 dengan persentase realisasi belanja terbesar
terdapat pada Belanja Langsung yang terdiri dari Belanja pegawai,
Belanja barang dan jasa serta Belanja Modal. Adapun dari ketiga
jenis belanja tersebut Belanja Barang dan Jasa yang memiliki
kontribusi terbesar dalam realisasi pada Belanja langsung yakni
sebesar Rp 689.396.908.280,38 yang terdiri dari Hibah barang/jasa
yang diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat dan
Barang/jasa selain hibah atau Bantuan Sosial. Selain itu pada
Belanja Langsung realisasi terbesar pada Belanja Pegawai yakni Rp
399.097.699.119,66.
Tabel 3.24
Realisasi Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2017
BELANJA DAERAH ANGGARAN REALISASI %
BELANJA 3,063,202,248,558.37
2,449,164,003,905.94
79.95
Belanja Tidak Langsung
1,052,789,478,097.30
956,570,842,028.58
90.86
Belanja Pegawai 471,726,009,418.06
399,097,699,119.66
84.60
Belanja Bunga 7,150,492,707.00
-
-
Belanja Subsidi 21,759,555,000.00
20,908,428,314.00
96.09
Belanja Hibah 218,186,966,200.00
207,772,761,030.00
95.23
Belanja Bantuan Sosial 4,000,000,000.00
1,825,500,000.00
45.64
Belanja Bagi Hasil
kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota
dan Pemerintah Desa
133,939,198,286.00
133,939,197,286.00
100.00
Belanja Bantuan
Keuangan kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota
dan Pemerintahan Desa
193,027,256,486.24
193,027,256,278.92
100.00
Belanja Tidak Terduga 3,000,000,000.00
-
-
Belanja Langsung
2,010,412,770,461.07
1,492,593,161,877.36
74.24
162
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
BELANJA DAERAH ANGGARAN REALISASI %
Belanja Pegawai 183,378,958,206.73
148,832,145,329.50
81.16
Belanja Barang dan
Jasa 793,639,428,407.42
689,396,908,280.38
86.87
- Hibah Barang/Jasa
yang Diserahkan
Kepada Pihak Ketiga/
Masyarakat
115,744,963,585.00
105,020,092,968.11
90.73
- Barang/Jasa selain
hibah dan Bantuan
Sosial
677,894,464,822.42
584,376,815,312.27
86.20
Belanja Modal 1,033,394,383,846.92
654,364,108,267.48
63.32
Realisasi belanja daerah merupakan realisasi penyerapan belanja
daerah yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mendanai
seluruh program/ kegiatan yang berdampak langsung maupun
tidak langsung terhadap pelayanan publik. Pengelolaan belanja
daerah untuk mendukung capaian target kinerja utama
sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016 –
2021 dengan menganut sistem prinsip akuntabilitas, efektif dan
efisien dalam rangka mendukung penerapan anggaran berbasis
kinerja. Belanja daerah diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan
urusan pemerintahan Provinsi Kalimantan Utara yang terdiri dari
urusan wajib dan urusan pilihan sebagaimana ditetapkan dalam
ketentuan perundang-undangan, anggaran dan realisasi belanja
daerah seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.25
Realisasi Anggaran Belanja Daerah Per Perangkat Daerah Provinsi
Kalimantan Utara Tahun 2017
NO. PERANGKAT DAERAH ANGGARAN REALISASI SISA ANGGARAN
Rp %
1 DINAS PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN 332,849,939,687.28 311,863,176,207.82 (20,986,763,479.46) (6.31)
2 DINAS KESEHATAN 280,400,059,807.00 193,482,876,547.01 (86,917,183,259.99) (31.00)
3
DINAS PEKERJAAN
UMUM, PENATAAN
RUANG, PERUMAHAN
DAN KAWASAN
PEMUKIMAN
933,185,695,462.28 565,954,773,050.00 (367,230,922,412.28) (39.35)
4 SATUAN POLISI
PAMONG PRAJA 17,616,065,440.00 13,447,962,649.00 (4,168,102,791.00) (23.66)
163
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
NO. PERANGKAT DAERAH ANGGARAN REALISASI SISA ANGGARAN
Rp %
5
BADAN
PENANGGULANGAN
BENCANA DAERAH
12,799,592,415.00 11,279,832,320.00 (1,519,760,095.00) (11.87)
6 BADAN KESATUAN
BANGSA DAN POLITIK 11,604,563,826.00 10,026,637,750.00 (1,577,926,076.00) (13.60)
7 DINAS SOSIAL 14,842,782,393.00 10,211,837,953.00 (4,630,944,440.00) (31.20)
8
DINAS TENAGA
KERJA DAN
TRANSMIGRASI
10,248,276,649.00 8,828,455,847.00 (1,419,820,802.00) (13.85)
9
DINAS
PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN DAN
PERLINDUNGAN
ANAK,
PENGENDALIAN
PENDUDUK DAN
KELUARGA
BERENCANA
11,577,431,322.00 10,188,026,185.00 (1,389,405,137.00) (12.00)
10 DINAS LINGKUNGAN
HIDUP 11,579,545,000.80 10,080,095,636.00 (1,499,449,364.80) (12.95)
11
DINAS
KEPENDUDUKAN DAN
PENCATATAN SIPIL
9,541,718,832.00 7,776,290,935.00 (1,765,427,897.00) (18.50)
12
DINAS
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DAN
DESA
11,442,570,842.00 9,969,844,643.50 (1,472,726,198.50) (12.87)
13 DINAS
PERHUBUNGAN 79,463,660,698.00 69,068,308,765.00 (10,395,351,933.00) (13.08)
14 DINAS KOMUNIKASI
DAN INFORMATIKA 23,316,103,545.00 17,720,127,257.00 (5,595,976,288.00) (24.00)
15
DINAS PENANAMAN
MODAL DAN
PELAYANAN
TERPADU SATU PINTU
16,023,003,164.67 12,193,506,711.00 (3,829,496,453.67) (23.90)
16 DINAS KEPEMUDAAN
DAN OLAHRAGA 8,862,720,393.00 7,142,455,127.00 (1,720,265,266.00) (19.41)
17
DINAS
PERPUSTAKAAN DAN
KEARSIPAN
7,780,020,393.00 7,045,159,741.00 (734,860,652.00) (9.45)
18 DINAS KELAUTAN
DAN PERIKANAN 34,655,493,734.65 32,266,638,976.00 (2,388,854,758.65) (6.89)
19 DINAS PARIWISATA 14,084,060,393.00 11,198,441,038.00 (2,885,619,355.00) (20.49)
20
DINAS PERTANIAN
DAN KETAHANAN
PANGAN
24,489,410,313.00 20,398,715,205.00 (4,090,695,108.00) (16.70)
21 DINAS KEHUTANAN 35,235,546,666.00 30,477,842,783.00 (4,757,703,883.00) (13.50)
22
DINAS ENERGI DAN
SUMBERDAYA
MINERAL
14,430,542,307.00 12,149,172,171.00 (2,281,370,136.00) (15.81)
23
DINAS
PERINDUSTRIAN,
PERDAGANGAN,
KOPERASI DAN
USAHA KECIL DAN
MENENGAH
21,939,001,225.00 18,424,864,446.50 (3,514,136,778.50) (16.02)
164
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
NO. PERANGKAT DAERAH ANGGARAN REALISASI SISA ANGGARAN
Rp %
24 DEWAN PERWAKILAN
RAKYAT DAERAH 25,236,079,590.00 14,752,037,938.00 (10,484,041,652.00) (41.54)
25
KEPALA DAERAH
DAN WAKIL KEPALA
DAERAH
1,459,380,385.00 1,347,317,947.00 (112,062,438.00) (7.68)
26 SEKRETARIAT DAERAH 230,458,291,585.45 185,796,507,976.92 (44,661,783,608.53) (19.38)
27 SEKRETARIAT DPRD 74,810,068,168.00 58,147,935,143.00 (16,662,133,025.00) (22.27)
28 BADAN
PENGHUBUNG 18,753,302,257.00 12,619,171,673.00 (6,134,130,584.00) (32.71)
29 INSPEKTORAT 15,654,614,437.00 12,909,518,475.00 (2,745,095,962.00) (17.54)
30
BADAN
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
DAERAH DAN
LITBANG
32,818,601,344.00 24,208,092,418.64 (8,610,508,925.36) (26.24)
31
BADAN PENGELOLA
KEUANGAN DAN
ASET DAERAH
510,287,170,181.24 470,810,119,126.92 (39,477,051,054.32) (7.74)
32
BADAN PENGELOLA
PAJAK DAN RETRIBUSI
DAERAH
44,717,770,385.00 31,076,580,401.00 (13,641,189,984.00) (30.51)
33
BADAN
KEPEGAWAIAN
DAERAH
20,491,718,035.00 16,168,704,969.00 (4,323,013,066.00) (21.10)
34
BADAN
PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA
MANUSIA
13,608,249,396.00 9,981,741,139.00 (3,626,508,257.00) (26.65)
165
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
aporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) ini
menggambarkan penekanan pada manajemen
pembangunan berbasis kinerja dan perbaikan
pelayanan publik, dimana setiap organisasi pemerintah melakukan
pengukuran dan pelaporan atas kinerja institusi dengan
menggunakan indikator yang jelas dan terukur. Pembuatan LKjIP ini
merupakan langkah yang baik dalam memenuhi Peraturan
Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (AKIP). Sebagai upaya untuk penyelenggaraan
pemerintahan yang baik sebagaimana diharapkan oleh semua
pihak.
Bagi organisasi pemerintah daerah, LKjIP menjadi bagian
dari upaya pertanggungjawaban dan mendorong akuntabilitas
publik. Sementara bagi publik sendiri, LKjIP akan menjadi ukuran
akan penilaian dan juga keterlibatan publik untuk menilai kualitas
kinerja pelayanan dan mendorong tata kelola pemerintahan yang
baik.
Dari evaluasi dan analisis atas pencapaian sasaran dan
indikator kinerja yang sudah di uraikan dalam bab III, terlihat bahwa
kerja keras telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan
Utara untuk memastikan pencapaian kinerja dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan masyarakat, mendorong
perkembangan dan kemajuan daerah sebagai daerah otonomi
baru.
Sebagai Daerah Otonomi Baru, Pemerintah Provinsi
Kalimantan Utara tentunya tidak terlepas dari berbagai
keterbatasan yang ada, maka sangat diperlukan langkah-langkah
L
166
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
nyata dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan,
diperlukan pemikiran-pemikiran dan implementasi guna
mewujudkan amanah yang telah diemban.
Pada tahun 2017 Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara
menetapkan sebanyak 12 (dua belas) sasaran dengan 18
(delapan belas) indikator kinerja sesuai dengan Dokumen Perjanjian
Kinerja Tahun 2017 yang ingin dicapai. Berdasarkan hasil
pengukuran seluruh sasaran telah dapat direalisasikan dengan
Sangat Baik dengan rata-rata capaian kinerja sasaran di atas 90%,
sesuai target dan atau melebihi target. Secara rinci pencapaian
sasaran dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Untuk Sasaran dengan pencapaian indikator sangat tinggi
sebanyak 12 Indikator atau 66,66%.
2. Untuk Sasaran dengan pencapaian indikator sedang/cukup
sebanyak 3 indikator atau 16,66%
3. Terdapat Sasaran dengan 3 indikator yang tidak ada data
sehingga tidak dapat dilakukan penghitungan pencapaian
indikatornya atau 16,66%.
Namun demikian, beberapa tantangan perlu menjadi fokus
bagi perbaikan kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara
kedepan. Pertama, meskipun beberapa sasaran pada perjanjian
kinerja daerah tersebut telah mencapai target indikator dengan
realisasi sangat tinggi yang didasarkan pada Permendagri Nomor
54 Tahun 2010 terkait Skala Penilaian Kinerja. Berdasarkan data
tersebut terdapat 12 dari 18 Indikator yang pencapaiannya sangat
tinggi atau 66,66% dari keseluruhan indikator. Akan tetapi masih
terdapat persoalan-persoalan di masyarakat yang belum
sepenuhnya bisa dijawab dengan baik pula, karena masih
terdapat 16,66% pencapaian indikator yang sedang/cukup dan
tidak ada data tersedia yang belum terpuhi. Salah satunya adalah
167
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
tidak tercapainya indikator presentase penurunan angka
kemiskinan sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab analisis
sebelumnya. Hal-hal yang menyebabkan rendahnya pencapaian
ini adalah :
a. Rendahnya kualitas angkatan kerja. Pada tahun 2017,
penduduk yang bekerja dengan jenjang pendidikan SD ke
bawah sebanyak 106 ribu orang atau sebesar 33,89 persen.
Penduduk yang bekerja dengan pendidikan SMP sebanyak 46
ribu orang (14,59 persen), kemudian penduduk yang bekerja
dengan pendidikan SMA dan SMK mencapai 111 ribu orang
(35,55 persen), serta penduduk yang bekerja dengan
pendidikan tinggi (Diploma ke atas) sebanyak 50 ribu orang
(15,96 persen) (BPS Kalimantan Timur). Rendahnya tingkat
pendidikan tenaga kerja yang menyebabkan tenaga kerja
tidak mampu menyerap atau menguasai IPTEK. Selain itu juga
tingginya kenaikan angkatan kerja tidak sebanding dengan
penyerapan penduduk yang bekerja sehingga meningkatkan
angka pengangguran di Provinsi Kalimantan Utara.
b. Kurangnya peningkatan nilai tambah dari sector pertanian.
Berdasarkan data BPS Kalimantan Timur periode September
2017 angka kemiskinan pedesaan (9,14%) lebih tinggi
daripada angka pedesaan perkotaan (5,39%).
c. Akses yang sulit terhadap kepemilikan modal.
d. Penggunaan sumber daya yang tidak efisien.
e. Tingginya pertumbuhan penduduk. Jumlah penduduk Provinsi
Kalimantan Utara Tahun 2016 sebesar 621.768 jiwa dan
meningkat pada Tahun 2017 menjadi 729.128 jiwa.
Peningkatan jumlah penduduk yang tinggi akan berdampak
terhadap kenaikan angka kemiskinan. Sedangkan jika dilihat
dari rasio ketergantungan Provinsi Kalimantan Utara sebesar
168
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
59,40%. Semakin tingginya angka rasio ketergantungan
menunjukkan semakin besar tanggungan yang harus di
tanggung oleh penduduk usia produktif.
f. Besaran upah yang tidak sesuai dengan kebutuhan hidup
layak. Upah merupakan penghasilan utama yang diterima
oleh tenaga kerja, sehingga jika upah tidak sebanding
dengan kebutuhan hidup layak akan menyebabkan tingginya
angka kemiskinan.
Pada dasarnya pemerintan Provinsi Kalimantan Utara berhasil
menurunkan presentase angka kemiskinan dari tahun 2016 sebesar
6,99% menjadi 6,96% di tahun 2017. Namun masih belum mencapai
target yang diperjanjikan. Akan tetapi berbagai upaya telah
dilakukan oleh pemerintah Provinsi Kalimantan Utara guna
meminimalisir faktor penghambat penurunan angka kemiskinan ini
diantaranya adalah meningkatkan jumlah bantuan bagi PMKS dan
meningkatkan keterampilan PSKS, bimbingan dan rehabilitasi
berbentuk Praktek Keterampilan Usaha Kecil Produktif, kegiatan
One Day For Children (ODFC), mengurangi rasio ketergantungan
penduduk dengan cara mengendalikan jumlah penduduk dan
pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan misalnya dengan
perbaikan sarana dan prasarana usaha, pemberian bantuan
usaha dan penjaminan kepastian usaha. Pada pencapaian tingkat
pengangguran terbuka juga belum terealisasi dengan baik yang
terkendala oleh beberapa faktor diantaranya adalah :
a. Tingginya kenaikan angkatan kerja tidak sebanding dengan
penyerapan penduduk yang bekerja.
b. Pada Tahun 2017 angkatan kerja 330.731 jiwa yang terdiri dari
312.416 jiwa bekerja dan 18.315 jiwa pengangguran. Angka
pengangguran Tahun 2016 sebanyak 15.099 jiwa meningkat
menjadi 18.315 jiwa pada Tahun 2017.
169
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
c. Kualitas tenaga kerja relatif rendah yang disebabkan oleh
tingginya angka putus sekolah sehingga tenaga kerja tidak
mampu menyerap atau menguasai IPTEK. Pada tahun 2017
penduduk yang bekerja dengan jenjang pendidikan SD ke
bawah sebanyak 106 ribu orang atau sebesar 33,89 persen.
Penduduk yang bekerja dengan pendidikan SMP sebanyak 46
ribu orang (14,59 persen), kemudian penduduk yang bekerja
dengan pendidikan SMA dan SMK mencapai 111 ribu orang
(35,55 persen), serta penduduk yang bekerja dengan
pendidikan tinggi (Diploma ke atas) sebanyak 50 ribu orang
(15,96 persen). Namun demikian Pemerintah Provinsi
Kalimantan Utara melalui dinas terkait mengupayakan
beberapa langkah-langkah perbaikan kedepannya dalam
mengurangi angka kemiskinan ini diantaranya adalah
mengupayakan perluasan dan penciptaan lapangan
pekerjaan, mendorong dan mensyaratkanpenerapan standar
kompetensi dan sertifiaksi di perusahaan, meningkatkan
kompetensi calon tenaga kerja dan penyelenggaraan
pelatihan kerja serta memfasilitasi para pencari kerja untuk
memperoleh akses informasi pasar kerja. Diharapak pada
tahun-tahun mendatang angka tingkat pengangguran
terbuka dapat berkurang.
Tantangan-tantangan lainnya yang belum dapat terealisasi
di tahun 2017 ini adalah pada indikator Ideks Pemberdayaan
Gender dan Indeks Pembangunan Gender yang belum dapat
dihitung karena terkendala data. Hal ini jangan sampai memicu
penurunan tren positif nilai IPG dan IDG di tahun sebelumnya.
Menyikapi hal tersebut, peran pemerintah Provinsi Kalimantan Utara
diperlukan untuk memastikan bahwa pencapaian-pencapaian
indikator tersebut sudah pada koridor data yang mendukungnya
170
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
sehingga memperoleh pencapaian yang baik di tahun
mendatang.
4.2 Saran
Dalam hal kaitannya dengan pencapaian sasaran lainnya,
pentingnya koordinasi dan sinergi antara pemerintah Provinsi
Kalimantan Utara dengan berbagai unsur baik pemerintah
Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Kalimantan Utara, daerah yang
berbatasan dengan Kalimantan Utara maupun juga dengan pihak-
pihak diluar pemerintah. Beberapa sasaran seperti meningkatnya
akses dan kualitas kesehatan masyarakat, meningkatnya
pertumbuhan ekonomi, meningkatnya infrastruktur fisik dan
ekonomi wilayah, meningkatnya konektivitas antar daerah dan
negara tetangga, meningkatnya kualitas lingkungan hidup,
terjaganya keamanan dan ketertiban wilayah, terwujudnya daerah
perbatasan yang tertib dan tentram, terwujudnya pengelolaan
pemerintahan yang transparan dan akuntabel serta terwujudnya
pelayanan publik yang baik dan berkualitas yang sulit dicapai
apabila tidak ditunjang oleh koordinasi dan sinergi yang dibangun
dengan sungguh-sungguh dalam upaya-upaya mencapai sasaran
dan indikator kinerja tersebut.
Sebagai bagian dari perbaikan kinerja pemerintah daerah,
hasil evaluasi capaian kinerja ini juga penting dipergunakan oleh
instansi di lingkungan Pemprov Kaltara untuk perbaikan
perencanaan dan pelaksanaan program/ kegiatan di tahun yang
akan datang. Beberapa permasalahan dan solusi yang sudah
dirumuskan akan menjadi tidak punya makna jika hanya berhenti
menjadi laporan saja, namun harus ada rencana dan upaya
konkret untuk menerapkannya dalam siklus perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan daerah. Terhadap indikator kinerja
yang capaiannya belum memenuhi target yang telah ditetapkan,
171
LKjIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 2017
kami sadari semata-mata karena kelemahan dan
ketidaksempurnaan sebagai manusia, namun demikian segala
kekurangan dan ketidak sempurnaan tersebut harus menjadi
motivasi untuk memperbaiki lebih baik pada tahun-tahun
mendatang. Hal ini akan menjadikan LKjIP benar-benar menjadi
bagian dari sistem monitoring dan evaluasi untuk pijakan
peningkatan kinerja pemerintahan dan perbaikan layanan publik
yang semakin baik.
Dengan tersusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Provinsi Kalimantan Utara ini, diharapkan dapat memberikan
gambaran Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara kepada
pihak-pihak terkait baik sebagai stakeholder sataupun pihak lain
yang telah mengambil bagian dengan berpartisipasi aktif untuk
membangun Provinsi Kalimantan Utara.