dpd

30
LAPORAN PENDAHULUAN I. MASALAH UTAMA Defisit Perawatan Diri II. PROSES TERJADINYA MASALAH A. Pengertian Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004). Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan Wartonah 2000). Defisit Perawatan Diri adalah Suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan/melewati aktivitas perawatan diri secara mandiri.

Upload: nis-iskandar-alam

Post on 26-Sep-2015

221 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

DPD = defisit perawatan diri adalah

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN

I. MASALAH UTAMA

Defisit Perawatan Diri

II. PROSES TERJADINYA MASALAH

A. Pengertian

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).

Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan Wartonah 2000).

Defisit Perawatan Diri adalah Suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan/melewati aktivitas perawatan diri secara mandiri.

B. Jenisjenis Perawatan Diri

1. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.

2. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias.

3. Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.

4. Kurang perawatan diri : Makan Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan aktivitas makan.

5. Kurang perawatan diri : Toileting Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah : 2004, 79 ).

C. Etiologi

Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai berikut

1. Kelelahan fisik.

2. Penurunan kesadaran.

Menurut Depkes (2000: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah:

Faktor prediposisi

a. Perkembangan

Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu.

b. Biologis

Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.

c. Kemampuan realitas turun

Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.

d. Sosial

Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.

Faktor presipitasi

Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.

Menurut Depkes (2000: 59) Faktor faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:

1. Body Image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.

2. Praktik Sosial

Pada anakanak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

3. Status Sosial Ekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.

4. Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.

5. Budaya

Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.

6. Kebiasaan seseorang

Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lainlain.

7. Kondisi fisik atau psikis

Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.

Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene.

1. Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah : Gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.

2. Dampak psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

D. Tanda dan Gejala

Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah :

1. Fisik

a) Badan bau, pakaian kotor.

b) Rambut dan kulit kotor.

c) Kuku panjang dan kotor.

d) Gigi kotor disertai mulut bau.

e) Penampilan tidak rapi.

2. Psikologis

a) Malas, tidak ada inisiatif.

b) Menarik diri, isolasi diri.

c) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.

3. Sosial

a) Interaksi kurang.

b) Kegiatan kurang .

c) Tidak mampu berperilaku sesuai norma.

d) Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.

Data yang biasa ditemukan dalam deficit perawatan diri adalah :

Data subyektif :

Pasien merasa lemah

Malas untuk beraktivitas

Merasa tidak berdaya.

Data obyektif

Rambut kotor, acak acakan

Badan dan pakaian kotor dan bau

Mulut dan gigi bau.

Kulit kusam dan kotor

Kuku panjang dan tidak terawat.

E. Mekanisme Koping

1) Regresi

2) Penyangkalan

3) Isolasi diri, menarik diri

4) Intelektualisasi

F. Rentang Respon Kognitif

Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang tidak dapat merawat diri sendiri adalah :

1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri

Bina hubungan saling percaya.

Bicarakan tentang pentingnya kebersihan.

Kuatkan kemampuan klien merawat diri.

2. Membimbing dan menolong klien merawat diri.

Bantu klien merawat diri

Ajarkan ketrampilan secara bertahap

Buatkan jadwal kegiatan setiap hari

3. Ciptakan lingkungan yang mendukung

Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi.

Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien.

Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien misalnya, kamar mandi yang dekat dan tertutup.

III. POHOM MASALAH, MASALAH KEPERAWATN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI

A. Pohon Masalah

Kebersihan diri tidak adekuat (BAB/BAK, Makan minum dan

Deficit perawatn diri

C/P

Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

Isolasi sosial

B. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji.

1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

Data subyektif :

Klien mengatakan saya tidak mampu mandi, tidak bisa melakukan apa-apa,

Data obyektif :

Klien terlihat lebih kurang memperhatikan kebersihan, halitosis, badan bau, kulit kotor

2. Isolasi Sosial

Data subyektif :

Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.

Data obyektif :

Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup, Apatis, Ekspresi sedih, Komunikasi verbal kurang, Aktivitas menurun, Posisi janin pada saat tidur, Menolak berhubungan, Kurang memperhatikan kebersihan.

3. Defisit Perawatan Diri

Data subyektif :

Pasien merasa lemah, Malas untuk beraktivitas, Merasa tidak berdaya.

Data obyektif :

Rambut kotor, acak acakan, Badan dan pakaian kotor dan bau, Mulut dan gigi bau, Kulit kusam dan kotor, Kuku panjang dan tidak terawat

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

b. Isolasi Sosial

c. Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK

V. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Diagnosa 1: Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

Tujuan Umum : Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk memperhatikan kebersihan diri

Tujuan Khusus:

TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.Intervensi

a. Berikan salam setiap berinteraksi.

b. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan.

c. Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien.

d. Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.

e. Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien.

f. Buat kontrak interaksi yang jelas.

g. Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.

h. Penuhi kebutuhan dasar klien.

TUK II : klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.

Intervensi

a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik.

b. Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan tanda- tanda bersih.

c. Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri.

d. Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan klien terhadap hal yang berhubungan dengan kebersihan diri.

e. Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan memelihara kebersihan diri.

f. Beri reinforcement positif setelah klien mampu mengungkapkan arti kebersihan diri.

g. Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti: mandi 2 kali pagi dan sore, sikat gigi minimal 2 kali sehari (sesudah makan dan sebelum tidur), keramas dan menyisir rambut, gunting kuku jika panjang.

TUK III : Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat.

Intervensi

a. Motivasi klien untuk mandi.

b. Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien untuk mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan diri yang benar.

c. Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.

d. Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan rambut.

e. Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan fasilitas perawatan kebersihan diri, seperti mandi dan kebersihan kamar mandi.

f. Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas kebersihan diri seperti odol, sikat gigi, shampoo, pakaian ganti, handuk dan sandal.

TUK IV : Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri.

Intervensi

a. Monitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara teratur, ingatkan untuk mencuci rambut, menyisir, gosok gigi, ganti baju dan pakai sandal.

TUK V : Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri.

Intervensi

a. Beri reinforcement positif jika berhasil melakukan kebersihan diri.

TUK VI : Klien dapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan diri.

Intervensi

a. Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien menjaga kebersihan diri.

b. Diskusikan bersama keluarga tentang tindakanyang telah dilakukan klien selama di RS dalam menjaga kebersihan dan kemajuan yang telah dialami di RS.

c. Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi terhadap kemajuan yang telah dialami di RS.

d. Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap dalam menjaga kebersihan diri klien.

e. Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga kebersihan diri.

f. Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam menjaga kebersihan diri.

g. Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan misalnya: mengingatkan pada waktu mandi, sikat gigi, mandi, keramas, dan lain-lain.

Diagnosa 2: Isolasi sosial

Tujuan Umum: klien tidak terjadi perubahan sensori persepsi

Tujuan Khusus :

TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya

Intervensi

a. Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, memperkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kesepakatan dengan jelas tentang topik, tempat dan waktu.

b. Beri perhatian dan penghaargaan: temani klien walau tidak menjawab.

c. Dengarkan dengan empati: beri kesempatan bicara, jangan terburu-buru, tunjukkan bahwa perawat mengikuti pembicaraan klien.

TUK II : Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri

Intervensi

a. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya

b. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri atau mau bergaul

b. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab yang muncul

c. Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya

TUK III : Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.

Intervensi

A. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang lain

a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan prang lain

b. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain

c. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain

B. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain

a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang lain

b. Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain

c. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain

TUK IV : Klien dapat melaksanakan hubungan sosial

Intervensi

a. Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain

b. Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain

c. Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai

d. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan

e. Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu

f. Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan

g. Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan

TUK IV : Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain

Intervensi

a. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain

b. Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan orang lain

c. Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat berhubungan dengan oranglain

Diagnosa 3 : Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK

Tujuan Umum:

Pasien tidak mengalami defisit perawatan diri

Tujuan Khusus :

Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri

Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik

Pasien mampu melakukan makan dengan baik

Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri

Intervensi

1) Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri

a) Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.

b)Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri

c)Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri

d)Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

2) Melatih pasien berdandan/berhias

Untuk pasien laki-laki latihan meliputi :

a)Berpakaian

b)Menyisir rambut

c)Bercukur

Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :

a)Berpakaian

b)Menyisir rambut

c)Berhias

3) Melatih pasien makan secara mandiri

a)Menjelaskan cara mempersiapkan makan

b)Menjelaskan cara makan yang tertib

c)Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan

d)Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

4) Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri

a)Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai

b)Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK

c)Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

STRATEGI PELAKSANAAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Kondisi Klien

B. Diagnosa Keperawatan

Defisit perawatan diri

C. Tujuan

1) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri

2) Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik

3) Pasien mampu melakukan makan dengan baik

4) Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri

D. Tindakan

1. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri

Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.

Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri

Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri

Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

2. Melatih pasien berdandan/berhias

Berpakaian

Menyisir rambut

Bercukur

Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :

Berpakaian

Menyisir rambut

Berhias

3. Melatih pasien makan secara mandiri

Menjelaskan cara mempersiapkan makan

Menjelaskan cara makan yang tertib

Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan

Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

4. Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri

Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai

Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK

Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

B. STRTEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

SP1 Pasien:

Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat diri dan melatih pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri

Orientasi

Selamat pagi, kenalkan saya Agung

Namanya anda siapa, senang dipanggil siapa?

Saya dinas pagi di ruangan ini pk. 07.00-14.00. Selama di rumah sakit ini saya yang akan merawat T?

Dari tadi suster lihat T menggaruk-garuk badannya, gatal ya?

Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri ?

Berapa lama kita berbicara ?. 20 menit ya...?. Mau dimana...?. disini aja ya.

Kerja

Berapa kali T mandi dalam sehari? Apakah T sudah mandi hari ini? Menurut T apa kegunaannya mandi ?Apa alasan T sehingga tidak bisa merawat diri? Menurut T apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik seperti apa ya...?, badan gatal, mulut bau, apa lagi...? Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut T yang bisa muncul ? Betul ada kudis, kutu...dsb.

Apa yang T lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja T menyisir rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau tujuan sisiran dan berdandan?

(Contoh untuk pasien laki-laki)

Berapa kali T cukuran dalam seminggu? Kapan T cukuran terakhir? Apa gunanya cukuran? Apa alat-alat yang diperlukan?. Iya... sebaiknya cukuran 2x perminggu, dan ada alat cukurnya?. Nanti bisa minta ke perawat ya

Berapa kali T makan sehari?

Apa pula yang dilakukan setelah makan? Betul, kita harus sikat gigi setelah makan.

Di mana biasanya T berak/kencing? Bagaimana membersihkannya?. Iya... kita kencing dan berak harus di WC, Nach... itu WC di ruangan ini, lalu jangan lupa membersihkan pakai air dan sabun.

Menurut T kalau mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum mandi apa yang perlu kita persiapkan? Benar sekali..T perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk, sikat gigi, shampo dan sabun serta sisir.

Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, suster akan membimbing T melakukannya. Sekarang T siram seluruh tubuh T termasuk rambut lalu ambil shampoo gosokkan pada kepala T sampai berbusa lalu bilas sampai bersih.. bagus sekali.. Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol.. giginya disikat mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi T mulai dari depan sampai belakang. Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh tubuh T sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. T bagus sekali melakukannya. Selanjutnya T pakai baju dan sisir rambutnya dengan baik.

Terminasi

Bagaimana perasaan T setelah mandi dan mengganti pakaian ? Coba T

sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah T lakukan tadi ?. Bagaimana perasaan Tina setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya kebersihan diri tadi ? Sekarang coba Tina ulangi lagi tanda-tanda bersih dan rapi

Bagus sekali mau berapa kali T mandi dan sikat gigi...?dua kali pagi dan sore, Mari...kita masukkan dalam jadual aktivitas harian. Nach... lakukan ya T..., dan beri tanda kalau sudah dilakukan Spt M ( mandiri ) kalau dilakukan tanpa disuruh, B ( bantuan ) kalau diingatkan baru dilakukan dan T ( tidak ) tidak melakukani? Baik besok lagi kita latihan berdandan. Oke? Pagi-pagi sehabis makan.

SP 2 Pasien : Percakapan saat melatih pasien laki-laki berdandan:

a) Berpakaian

b) Menyisir rambut

c) Bercukur

ORIENTASI

Selamat pagi Pak Tono?

Bagaimana perasaan bpk hari ini? Bagaimana mandinya?sudah dilakukan? Sudah ditandai di jadual hariannya?

Hari ini kita akan latihan berdandan, mau dimana latihannya. Bagaimana kalau di ruang tamu ? lebih kurang setengah jam.

KERJA

Apa yang T lakukan setelah selesai mandi ?apa T sudah ganti baju?

Untuk berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering. Berganti pakaian yang bersih 2x/hari. Sekarang coba bapak ganti baju.. Ya, bagus seperti itu.

Apakah T menyisir rambut ? Bagaimana cara bersisir ?Coba kita praktekkan, lihat ke cermin, bagussekali!

Apakah T suka bercukur ?Berapa hari sekali bercukur ? betul 2 kali perminggu

Tampaknya kumis dan janggut bapak sudah panjang. Mari Pak dirapikan ! Ya, Bagus ! (catatan: janggut dirapihkan bila pasien tidak memelihara janggut)

TERMINASI

Bagaimana perasaan bapak setelah berdandan.

Coba pak, sebutkan cara berdandan yang baik sekali lagi..

Selanjutnya bapak setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai baju seperti tadi ya! Mari kita masukan pada jadual kegiatan harian, pagi jam berapa, lalu sore jam berap ?

Nanti siang kita latihan makan yang baik. Diruang makan bersama dengan pasien yang lain.

SP 3 Pasien: Percakapan melatih berdandan untuk pasien wanita

a) Berpakaian

b) Menyisir rambut

c) Berhias

ORIENTASI

Selamat pagi, bagaimana perasaaan T hari ini ?Bagaimana mandinya?Sudah di tandai dijadual harian ?

Hari ini kita akan latihan berdandan supaya T tampak rapi dan cantik. Mari T kita dekat cermin dan bawa alat-alatnya( sisir, bedak, lipstik )

KERJA

Sudah diganti tadi pakaianya sehabis mandi ? Bagus.! Nachsekarang disisir rambutnya yang rapi, bagus! Apakah T biasa pakai bedak? coba dibedakin mukanyaT, yang rata dan tipis. Bagus sekali. T, punya lipstik mari dioles tipis. Nachcoba lihat dikaca!

TERMINASI

Bagaimana perasaan T belajar berdandan

T jadi tampak segar dan cantik, mari masukkan dalam jadualnya. Kegiatan harian, sama jamnya dengan mandi. Nanti siang kita latihan makan yang baik di ruang makan bersama pasien yang lain.

SP 4 Pasien : Percakapan melatih pasien makan secara mandiri

a) Menjelaskan cara mempersiapkan makan

b) Menjelaskan cara makan yang tertib

c) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan

d) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

ORIENTASI

Selamat siang T,

Wow...masih rapi dech T.

Siang ini kita akan latihan bagaimana cara makan yang baik. Kita latihan langsung di ruang makan ya..! Mari...itu sudah datang makanan.

KERJA

Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? Dimana T makan?

Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita praktekkan! Bagus! Setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum disantap kita berdoa dulu. Silakan T yang pimpin!. Bagus..

Mari kita makan.. saat makan kita harus menyuap makanan satu-satu dengan pelan-pelan. Ya, Ayo...sayurnya dimakanya.Setelah makan kita bereskan piring,dan gelas yang kotor. Ya betul.. dan kita akhiri dengan cuci tangan. Ya bagus! Itu Suster Ani sedang bagi obat, coba...T minta sendiri obatnya.

TERMINASI

Bagaimana perasaan T setelah kita makan bersama-sama.

Apa saja yang harus kita lakukan pada saat makan, ( cuci tangan, duduk yang baik, ambil makanan, berdoa, makan yang baik, cuci piring dan gelas, lalu cuci tangan.)

Nach... coba T lakukan seperti tadi setiap makan, mau kita masukkan dalam jadual?.Besok kita ketemu lagi untuk latihan BAB / BAK yang baik, bagaiman kalau jam 10.00 disini saja ya...!

SP 5 Pasien : Percakapan mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri

a) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai

b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK

c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

Orientasi

Selamat pagi T ? Bagaimana perasaan T hari ini ? Baik..! sudah dijalankan jadual kegiatannya..?

Kita akan membicarakan tentang cara berak dan kencing yang baik?

Kira-kira 20 menit ya...T. dan dimana kita duduk? Baik disana dech...!

Kerja

Untuk pasien pria:

Dimana biasanya Tono berak dan kencing? Benar Tono, berak atau kencing yang baik itu di WC/kakus, kamar mandi atau tempat lain yang tertutup dan ada saluran pembuangan kotorannya. Jadi kita tidak berak/kencing di sembarang tempat ya.....

Sekarang, coba Tono jelaskan kepada saya bagaimana cara Tono cebok?

Sudah bagus ya Tono, yang perlu diingat saat Tono cebok adalah Tono membersihkan anus atau kemaluan dengan air yang bersih dan pastikan tidak ada tinja/air kencing yang masih tersisa di tubuh Tono. Setelah Tono selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di kakus/WC dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai tinja/air kencing itu tidak tersisa di kakus/ WC. Jika Tono membersihkan tinja/air kencing seperti ini, berarti Tono ikut mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran/ air kencing

Setelah selesai membersihan tinja/air kencing, Tono perlu merapihkan kembali pakaian sebelum keluar dari WC/kakus/kamar mandi. Pastikan resleting celana telah tertutup rapi , lalu cuci tangan dengan menggunakan sabun.

Untuk pasien wanita:

Cara cebok yang bersih setelah T berak yaitu dengan menyiramkan air dari arah depan ke belakang. Jangan terbalik ya, Cara seperti ini berguna untuk mencegah masuknya kotoran/tinja yang ada di anus ke bagian kemaluan kita

Setelah Tono selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di kakus/WC dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai tinja/air kencing itu tidak tersisa di kakus/ WC. Jika Tono membersihkan tinja/air kencing seperti ini, berarti Tono ikut mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran/ air kencing

Jangan lupa merapikan kembali pakaian sebelum keluar dari WC/kakus, lalu cuci tangan dengan menggunakan sabun.

Terminasi

Bagaimana perasaan T setelah kita membicarakan tentang cara berak/kencing yang baik?

Coba T jelaskan ulang tentang cara BAB?BAK yang baik. Bagus...!

Untuk selanjutnya T bisa melakukan cara-cara yang telah dijelaskan tadi .

Nach...besok kita ketemu lagi, untuk melihat sudah sejauhmana T bisa melakukan jadual kegiatannya.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.

Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.Kaplan Sadoch. 1998. Sinopsis Psikiatri. Edisi 7. Jakarta : EGC

Keliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI . Jakarta : EGC

Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta : Momedia

Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Rasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto

Stuart, Sudden, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta : EGC

Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 2006. Jakarta : Prima Medika.

Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.Townsend, Marry C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Perawatan Psikiatri. Edisi 3. Jakarta. EGC