dpd,di.parlemen - ireyogya.org...nomenklatur yang ada di dpd yakni per-wakilan dan daerah. kata...

2
e,q. INSTITUTE FOR RESEARCH AND EMPOWERMENT (IRE) ffio\ ri il 'lr it It I I l, il -: - ebagai lembaga politik Pasca' ". relormasi, Dewan Perwakilan ""-S'si+i.-t.I#.' Daerah ( D P D ) memiliki " " potensi strategis untul< mem- demokrasi representasi di Indonesia, karena bisa menjadi penyeimbang lem- baga Dewan Per-wakilan Rakyat (DPR) dalam pembahasan kebijakan strategis sepefti regulasi maupun anggaran di level pusat. Walaupun sama-sama dipilih langsung oleh rakyat, harus diakui, posisi anggota DPR seringkali tersandera oleh fraksi atau partai politik yang meniadi induknya. Berbeda dengan peran dan poiisi ang- gota DPD yang bisa lebih "bebas" ka- rena skala tanggung iawabnya langsung kepada konstituen, yakni kepada warga di daerah dan juga kepada daerah secara keseluruhan. Ini iuga berkaitan dengan nomenklatur yang ada di DPD yakni per- wakilan dan daerah. Kata "per"waki1an" menegaskan bahwa DPD meruPakan institusi representasi, sementara "daerah" menjelaskan sisi perbedaan dengan DPR, dimana anggota DPD lebih bernuansa I N FORIAL .TINGKAT ter nyata tida k berkord'l,asi dengan tingkat pengetahuan 'masyarakatterhadaP , , kelembagaan DPD. , MEMPERKUAT FUNGSI REPRESENTASI ANGGOTA DPD,DI.PARLEMEN $x&$rx}{& es: &tP*$i&x sY,&# $#$}iYS$Y$$ i1{"}{".1 5*!*ugxh&sl !{.&&li"'1{ {},qH{{,4$ F,e*€& il L f t $4,{. s&**A:qa lrman Gusman, Ketua DPD Rl (kiri) menerima hasil riset IRE dari Krisdyatmiko, Direktur Eksekutif IRE (kanan) pada Seminar Nasional di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta pada 5 Desember 201 3. mewakili wilayah-provinsi (masyarakat dan pemerintahnya) atau representasi spasial (representasi administratif peme- rintahan provinsi). Merujuk UU No. z7 lzoog tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Per"wakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (UU MD3), setiaP anggota DPD antara lain berkewaiiban untuk "menam- pung dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduan masyarakat, dan memberikan pertanggungiawaban secara moral dan politis kepada konstituen di daerah pe- milihannya.".Amanat regulasi ini sebetul- nya makin kokoh karena pada z7 Maret zor3, Mahkamah Konstitusl (MK) dalam keputusannya No. 9z/PUU-X f zotztelah memutuskan bahwa DPD berhak terlibat dalam pembuatan program legislasi na- sional, sejajar dengan Presiden dan DPR. Sejauh ini, belum banYak dilakukan kajian yang memperdalam praktek kewa- jiban anggota DPD terhadap konstituen- nya sebagaimana diamanatkan regulasi. Adanya kewenangan ini harus dibarengi dengan kinerja yang lebih optimal, ter- utama dalam mengembangkan model representasi dan komunikasi dengan konstituennya. Pendekatan Riset dan TemuannYa Pada zorl, Institute for Research and Empowerment (IRE) melakukan riset kebijakan bertajuk "Memperdalam De- mokrasi di Indonesia: Mempromosikan representasi substantif sebagai model reiasi DPD dengan konstituen", dengan studi kasus di Daerah Istimewa Yogyakar- ta (DIY) dan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Pendekatan dalam riset ini adalah mixed method, yakni metode cam- puran antara pendekatan kualitatif yang ditempuh dengan wawancara mendalam danfocus group discussion (FGD), serta pendekatan kuantitatif yang dilakukan dengan survei melaiui metode multistage random sampling using propability propor- tionalto size (MSRS-PPS). Dengan metode ini, wilayah provinsi distratifikasi meniadi tiga bagian yang mewakili karakteristik yang dominan di masing-masing provinsi. DIY dibedakan menjadi tiga karakteristik, yaitu wilayah perkotaan, perdesaan-datar, dan perde- saan-perbukitan. Sedangkan Provinsi Kaltim dibedakan meniadi tiga ciri yang

Upload: others

Post on 17-Jan-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

e,q.

INSTITUTE FOR RESEARCH AND EMPOWERMENT (IRE)

ffio\

ri

il'lritIt

II

l,

il

-: - ebagai lembaga politik Pasca'". relormasi, Dewan Perwakilan

""-S'si+i.-t.I#.' Daerah ( D P D ) memiliki

" " potensi strategis untul< mem-

demokrasi representasi di Indonesia,

karena bisa menjadi penyeimbang lem-baga Dewan Per-wakilan Rakyat (DPR)

dalam pembahasan kebijakan strategis

sepefti regulasi maupun anggaran dilevel pusat. Walaupun sama-sama dipilihlangsung oleh rakyat, harus diakui, posisianggota DPR seringkali tersandera olehfraksi atau partai politik yang meniadiinduknya.

Berbeda dengan peran dan poiisi ang-

gota DPD yang bisa lebih "bebas" ka-

rena skala tanggung iawabnya langsungkepada konstituen, yakni kepada warga

di daerah dan juga kepada daerah secara

keseluruhan. Ini iuga berkaitan dengan

nomenklatur yang ada di DPD yakni per-

wakilan dan daerah. Kata "per"waki1an"

menegaskan bahwa DPD meruPakan

institusi representasi, sementara "daerah"

menjelaskan sisi perbedaan dengan DPR,

dimana anggota DPD lebih bernuansa

I N FORIAL

.TINGKAT

ter nyata tida k berkord'l,asi

dengan tingkat pengetahuan

'masyarakatterhadaP ,

, kelembagaan DPD. ,

MEMPERKUAT FUNGSIREPRESENTASI ANGGOTADPD,DI.PARLEMEN

$x&$rx}{&es: &tP*$i&x sY,&# $#$}iYS$Y$$

i1{"}{".1 5*!*ugxh&sl!{.&&li"'1{ {},qH{{,4$

F,e*€& il L f t $4,{. s&**A:qa

lrman Gusman, Ketua DPD Rl (kiri) menerima hasil riset IRE dari Krisdyatmiko, Direktur Eksekutif

IRE (kanan) pada Seminar Nasional di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta pada 5 Desember 201 3.

mewakili wilayah-provinsi (masyarakat

dan pemerintahnya) atau representasi

spasial (representasi administratif peme-

rintahan provinsi).Merujuk UU No. z7 lzoog tentang

Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan

Per"wakilan Rakyat, Dewan Perwakilan

Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (UU MD3), setiaP anggota DPD

antara lain berkewaiiban untuk "menam-

pung dan menindaklanjuti aspirasi dan

pengaduan masyarakat, dan memberikanpertanggungiawaban secara moral dan

politis kepada konstituen di daerah pe-

milihannya.".Amanat regulasi ini sebetul-

nya makin kokoh karena pada z7 Maretzor3, Mahkamah Konstitusl (MK) dalam

keputusannya No. 9z/PUU-X f zotztelahmemutuskan bahwa DPD berhak terlibatdalam pembuatan program legislasi na-

sional, sejajar dengan Presiden dan DPR.

Sejauh ini, belum banYak dilakukankajian yang memperdalam praktek kewa-jiban anggota DPD terhadap konstituen-nya sebagaimana diamanatkan regulasi.

Adanya kewenangan ini harus dibarengidengan kinerja yang lebih optimal, ter-

utama dalam mengembangkan modelrepresentasi dan komunikasi dengan

konstituennya.

Pendekatan Riset dan TemuannYaPada zorl, Institute for Research and

Empowerment (IRE) melakukan risetkebijakan bertajuk "Memperdalam De-

mokrasi di Indonesia: Mempromosikanrepresentasi substantif sebagai modelreiasi DPD dengan konstituen", dengan

studi kasus di Daerah Istimewa Yogyakar-

ta (DIY) dan Provinsi Kalimantan Timur(Kaltim). Pendekatan dalam riset iniadalah mixed method, yakni metode cam-

puran antara pendekatan kualitatif yang

ditempuh dengan wawancara mendalamdanfocus group discussion (FGD), serta

pendekatan kuantitatif yang dilakukandengan survei melaiui metode multistage

random sampling using propability propor-

tionalto size (MSRS-PPS).

Dengan metode ini, wilayah provinsidistratifikasi meniadi tiga bagian yang

mewakili karakteristik yang dominan dimasing-masing provinsi. DIY dibedakan

menjadi tiga karakteristik, yaitu wilayahperkotaan, perdesaan-datar, dan perde-

saan-perbukitan. Sedangkan ProvinsiKaltim dibedakan meniadi tiga ciri yang

€rg

meliputi perkotaan, perdesaan dan per-batasan. Suwei ini dilakukan pada bulan|uni-Agusfus zor3 dengan cara wawan-cara kuesioner secara tatap muka yangmeiibatkan 4o o responden/provinsi.

Riset kebijakan ini dibimbing oleh duaperspektif, yakni representasikonstitu-ensi dan komunikasi politik. Perspelttifrepresentasi-konstituensi dipandangpenting menjadi cara pandang dalamstudi pendalaman demokrasi khususnyaterkait dengan bagaimand anlgbta DPDmenjalankan aktivitasdya sebagai seorangwakil. Berbeda dengan anggota parlemenyang berasal dari DPR, anggota DPD bisa.dikatakan lebih independen dan bekerjatanpa harus bergantung pada institusipolitik 1ain, misalnya partai politik.

Dengan begitu, menjadi menarik un-tuk melihat bagaimana anggota DPDbekerja sebagai wakil atau agen repre-sentasi. Dalam konteks demikian, studiini juga akan menggunakan perspektifkomunikasi politik untuk mengkaji lebihjauh perihal bagaimana anggota DPDmembangun komunikasi dengan kon-stituennya.

Riset ini menghasilkan beberapatemuan. Perlama, responden mengakumemilih anggota DPD, meski belumbanyah tahu peran dan fungsinya. Sur-vei IRE memperlihatkan bahwa ada 9zpersen responden di DIY yang meng-gunakan hak pilihnya untuk memilihanggota DPD dalam Pemilu zoo9,sementara di IGltim ada 93,3 persen,Tingkat partisipasi yang tinggi ternyatatidak berkorelasi dengan tingkat pengeta-huan masyarakat terhadap kelembagaanDPD.

Hanya z4 persen responden di DIYyang mengaku tahu tentang lembagaDPD sedangkan di Kaltim hanya 28,5

persen responden. Adapun respondenyang tahu iembaga DPD, ketika ditanyatentang tugas, fungsi dan kewenanganDPD di DIY hanya separuh yang tahu (se-

tara dengan 15 persen dari total respon-den), sedangkan di IGltim hanya sekitar

4r persen (setara dengan rr,8 persen darilolal responden).

Partisipasi masyarakat dalam memilihanggota DPD dengan demikian belumsebanding dengan pengetahuan masyara-

Sumber: Sunei I RL. zor l

kat terhadap tugas, fungsi dan wewenanganggota DPD maupun lembaga DPD.Hal Ini mengkonfirmasi bahwa DPDsebagai lembaga representasi pasca-re-formasi relatif belum dikenal responden.Riset ini memperlihatkan bahwa anggotaDPD dipilih lebih karena ketokohannyadalam memainkan sentimen simbolik(kerabat, etnis, organisasi heagamaan,maupun organisasi politik kepartaian).Dengan kata 1ain, partisipasi masyarakatdalam memilih DPD ketika Pemilu ma-sih berupa partisipasi formal.

I(edua, dalam menjalankan fungsirepresentasi, terdapat beragam modelkomunikasi antara anggota DPD dengankonstituennya. Pada saat reses, anggotaDPD cenderung memilih jenis salurankomunikasi dalam bentuk tatap mukasecara langsung dengan konstifuen,seminar, maupun talk show di TV atauradio. Sedangkan di luar masa reses,anggota DPD cenderung menggunakanmedia sosial, SMS maupun penerbitanbuletin. Hasil sr-rwei IRE sebagaimanadalam tabel di bawah yang menunjukkanbahwa responden lebih menl-ukai salurankomunihasi yang bersifat tatap mukasecara langsung daripada model komunikasi iainnya.

Thbei (terlampir) menunjukkan bahwatatap muka dalam kunjungan kerjapersentasenya paling tinggi memberimakna bahwa warga ingin bertemu lang-sung dengan anggota DPD sehinggaada kedekatan dan tidak ada jarak antarawarga dengan wakilnya di Parlemen.Sebenarnya proses komunikasi antara

Tim Peneliti dan PenulisKrisdyatmiko (Direktur Eksekutif IRE/Penanggung Jawab), Abdur Rozaki (Manajer Program), M. Zainal Anwar (Program Offrcer), Sunaji Zamroni

(Peneliti untuk Provinsi Kalimantan Timur), Titok Hariyanto (Peneliti untuk Daerah lstimewa Yogyakarta).

website IRE : http://www.ireyogya.org I email IRE : [email protected]. Palagan Tentara Pelajar Km. 9.5 Dusun Tegalrejo Rt 01/RW 09, Desa Sariharjo Kec. Ngaglik Sleman Yogyakarta 55581

T elp 027 4 -867 686, 7 48209 1

anggota DPD dengan konstituennya inimulai difasilitasi oleh Sekretariat |en-deral DPD RI dengan pendirian sekre-tariat DPD di setiap provinsi yang dapatmeniadi tempat bertul<ar gagasan, jaringaspirasi, hingga pengaduan atas perma-salahan daerah antara konstituen dengananggota DPD. Bahkan jika sekretariat iniberfungsi dengan baik, dapat menjadiarena untuk memperkuat fungsi repre-sentasi, artikulasi dan agregasi anggotaDPD dalam membawa aspirasi daerah ketingkat pusat.

Agenda KebijakanPertama, mengembangkan pendidikan

politik warga agar keterlibatan wargadalam Pemilu tidak sel<adar partisipasiformal. Ha1 ini penting dilakukan agarmasyarakat tidah berhenti pada praktekdemokrasi representasi simbollk tapipada demokrasi representasi substantildimana warga memilih anggota DPDkarena adanya kecocokan dalam hal ide-ologi atau program yang diusung.

I(edua, mengembangkan komunikasidan memperkuat jaringan dengan berba-gai kelompok strategis di daerah dan pu-sat. Untuk memperjuangkan isu daerahagar menjadi agenda ltebijakan nasional,DPD membutuhkan dukungan dari 1em-

baga akademik, organisasi masyarakatsipil dan media massa. Strategi lainnyaadalah mengembangkan relasi denganlembaga tinggi negara atau komisi adLr.oc negara yang mempunyai fokus yangsama dengan isu yang sedang diper-juangkan anggota DPD. o

Thbel fenis Saluran Komunikasi yang Diminati oleh Responden

A1- Sekretariat DPD42. Kunjungan kerja43. Seminar44. Rumah aspirasi anggota45. Kegiatan sosial & keagamaan

Bl.Talkshow82. SMS

B3. Website/media sosial

INFORIAL