Download - Tugas Pbl Anemia
7/14/2019 Tugas Pbl Anemia
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-pbl-anemia 1/13
TIU 1. Memahami dan Menjelaskan Eritrosit
TIK 1.1 Definisi
Eritrosit merupakan sel yang telah berdiferensiasi jauh dan mempunyai fungsi khusus untuk
transfer oksigen. Pada mamalia, eritrosit adalah sel yang telah melepaskan inti dan organel-organel sitoplasma lain selama perkembangan.
TIK 1.2 Morfologi dan Sifat
Morfologi
Tiap sel berbentuk seperti cakram-bikonkaf bila dilihat pada bidang datar bentuknya bundar.
Pada sediaan darah kering tampak: terpulas merah (asidofil) dengan pulasan leisman/giemsa,
sitoplasma homogen dan tidak berinti, dibatasi oleh membran plasma yang merupakan suatu
kompleks lipoprotein, dibawah membran plasma terdapat kerangka sel (cytoskeletal).
Sifat
Elastis dan dapat berubah bentuk. Eritrosit mempunyai kecenderungan menempel satu sama
lain pada permukaan-permukaan konkafnya sehingga membentuk bangunan tumpukan,
fenomena ini disebut “fenomena rouleaux”. Bila plasma bertambah pekat konsentrasinya
karena penguapan atau karena penambahan pelarut hipertonik pada darah, maka akan terjadi
krenasi.
TIK 1.3 Mekanisme
Sel induk hematopoietik (HSC, hematopoietic stem cell) adalah sel sumsum tulang yang
mampu membentuk semua jenis sel darah dan berasal dari sel induk totipotent-uncommitted.
Sel ini berdiferensiasi menjadi sel induk khusus / committed stem cell (sel progenitor).
Selanjutnya berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel darah. Eritropoietin dihasilkan dalam
ginjal dan merangsang sel progenitor untuk berdiferensiasi menjadi proeritroblast daneritroblast.
7/14/2019 Tugas Pbl Anemia
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-pbl-anemia 2/13
TIK 1.4 Retikulosit
Merupakan tahap perkembangan sel darah merah. Tampak agak lebih besar daripada sel
darah merah dan tampak kebiruan dengan pulasan romanousky karena adanya sisa-sisa
sintesis protein (RNA residu) dengan pulasan supravital dengan “brilliant cresyl blue”,
material tersebut tampak sebagai jala-jala atau retikulum. Ada juga pulasan vital yang
digunakan untuk membuat sediaan basah dan kering. Sediaan basah dipakai dalam
laboratorium rutin sedangkan sediaan kering dipakai jika ingin menyimpan sediaan
retikulosit. Jumlah retikulosit menggambarkan produksi eritrosit disumsum tulang. Nilai
normal retikulosit adalah 0,5-1,5% dari jumlah eritrosit. Cara yang lebih baik menyebut
jumlah eritrosit per ul darah. Nilai normal 25000-75000 retikulosit per ul darah.
TIU 2. Memahami dan Menjelaskan biosintesis, fungsi hemoglobin dan reaksi antara
oksigen dan hemoglobin
TIK 2.1 Menjelaskan tentang biosintesis oksigen dan hemoglobin
Hemoglobin adalah suatu senyawa protein dengan Fe yang dinamakan “protein konjugasi”,
sebagai intinya Fe dengan rangka protoporphyrin dan globin (tetraphirin). Hemoglobin kaya
akan zat besi, zat besi ini menyebabkan warna darah merah. Oleh karena itu hemoglobin
dinamakan zat warna darah. Bersama-sama dengan eritrosit, hemoglobin dengan Co2 menjadi
karboxy hemoglobin dan warnanya merah tua.
Setiap molekul hemoglobin dawasa normal (HbA) terdiri atas 4 rantai polipeptida α2β2, yang
masing-masing dengan gugus hemnya sendiri . hemoglobin dibentuk dari 2 pasang rantai
globin yang diikat oleh satu molekul hem. Ada enam macam bentuk normal hemoglobinyaitu hb gower 1, hb gower 2, hb potland yang termasuk hb embrional, juga Hb f yang
dominan pada kehidupan janin, dan Hb A juga HbA2 yang merupakan karakteristik dari
hemoglobin orang dewasa.
65% hemoglobin disintesis pada stadium eritroblast dan 35% pada stadium retikulosit.
Sintesis hemoglobin banyak terjadi dalam mitokondria oleh sederet reaksi biokimia yang
dimulai dengan kondensasi glisin dan suksinil. Koenzim A dibawah aksi enzim kunci delta
amino laevulicic acid (ALA). Sintase yang membatasi kecepatan vitamin B6 adalah koenzim.
Untuk reaksi ini yang dirangsang oleh eritropoetin dan dihambat oleh hem. Akhirnya protoporphyrin bergabung dengan besi untuk membentuk hem yang masing-masing
molekulnya bergabung dengan rantai globin yang terbuat pada poliribosom, kemudian
tetramer empat rantai globin dengan masing-masing gugus hemnya sendiri terbentuk dalam
kantong untuk membangun molekul hemoglobin. Kadar hemoglobin normal adalah 13-17,5
gr/dL pada pria dan 12-15,5 gr/dL pada wanita. Jika terjadi penurunan kadar hemoglobin
maka akan menyebabkan adanya anemia.
7/14/2019 Tugas Pbl Anemia
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-pbl-anemia 3/13
TIK 2.2 Fungsi hemoglobin
Mengatur pertukaran O2 dan Co2 dalam jaringan tubuh
Mengambil O2 dari paru-paru kemudian dibawa keseluruh jaringan tubuh, untuk
metabolisme
Membawa Co2 dari jaringan tubuh hasil metabolisme ke paru-paru untuk dibuang
TIK 2.3 Peran Fe terhadap Hb
Zat besi merupakan komponen kunci dari HB, apabila tubuh kekurangan zat besi akan
menyebabkan system pengantaran O2 dalam tubuh yang akan menyebabkan gejala-gejala
sulit bernafas & kondisi kelelahan yang merupakan gejala klasik anemia.
TIU 3. Memahami dan Menjelaskan Terjadinya Anemia
TIK 3.1 Definisi
Anemia adalah keadaan dimana masa eritrosit atau massa hemoglobin yang beredar tidak
dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh.
TIK 3.2 Klasifikasi
Klasifikasi morfologi
Berdasarkan morfologi eritrosit pada pemeriksaan apusan darah tepi atau dengan melihat
indeks eritrosit. Dengan pemakaian alat hitung hematologi automatic yang semakin luas maka
validitas klasifikasi morfologik ini menjadi lebih baik.Macam – macam anemia berdasarkan morfologi eritrosit:
A. Anemia hipokromik mikrositer
(MCV < 80 fl, MCH < 27 pg)
1. Anemia defisiensi besi
2. Thalassemia
3. Anemia akibat penyakit kronik
4. Anemia sideroblastik
B. Anemia normokromik normositer
(MCV 80-95 fl, MCH 27-34 pg)
1. Anemia pascaperdarahan akut
2. Anemia aplastik – hipoplastik3. Anemia hemolitik – terutama bentuk yang didapat
4. Anemia akibat penyakit kronik
5. Anemia mieloptisik
6. Anemia pada gagal ginjal kronik
7. Anemia pada mielofibrosis
8. Anemia pada sindrom mielodisplastik
9. Anemia pada leukemia akut
C. Anemia makrositer
(MCV > 95 fl)
1. Megaloblastik
a. Anemia defisiensi folatb. Anemia defisiensi vitamin B12
7/14/2019 Tugas Pbl Anemia
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-pbl-anemia 4/13
2. Nonmeganoblastik
a. Anemia pada penyakit hati kronik
b. Anemia pada hipotiroid
c. Anemia pada sindroma mielodisplastik
Klasifikasi etiopatogenesis
A. Produksi eritrosit ↓ 1. Kekurangan bahan utuk eritrosit
i. Besi : anemia defisiensi besi
ii. Vit B.12 dan asam folat : anemia megaloblastik
2. Ganguaan utilisasi besi
i. Anemia akibat penyakit kronik
ii. Anemia siderblastik
3. Kerusakan jaringan sumsum tulang
i. Atrofi dengan penggantian oleh jaringan lemak : anemia aplastik/hipoplastik
ii. Penggantian oleh jaringan fibrotic/tumor : anemia leukoeritroblastik / mieloptisik
4. Fungsi sumsum tulang berkurang baik karena tidak diketahui
B.
Kehilangan eritrosit dari tubuh1. Anemia pascaperdarahan akut
2. Anemia pascapendaran kronik
C. Peningkatan penghancuran eritrosit dalam tubuh (hemolisis)
1. Faktor ekstralorpuskuler
Antibody terhadap eritrosit
I. Autoantibody – AIHA
II. Isoantibodi - HDN
Hipersplenisme
Akibat infeksi bakteri/parasit
Kerusakan mekanik
2. Faktor intrakorpuskuler Gangguan membran
I. Hereditary spherocytosis
II. Hereditary elliptocytosis
Gangguan enzim
I. Defisiensi pyruvate kinase
II. Defisiensi G6PD
Gangguan hemoglobin
I. Hemoglobinopati structural
II. thalassemia
D. Bentuk campuran
E. Bentuk yang patogenesisnya belum jelas
TIK 3.3 Etiologi
Anemia adalah suatu kumpulan gejala yang disebabkan oleh bermacam-macam penyebab.
Pada dasarnya, anemia disebabkan karena :
1. Gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang
2. Kehilangan darah keluar tubuh (pendarahan)
3. Proses penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya (hemolisis)
7/14/2019 Tugas Pbl Anemia
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-pbl-anemia 5/13
Beberapa dari penyebab-penyabab yang paling umum termasuk:
Kekurangan vitamin B12. Tipe anemia ini dapat terjadi pada orang-orang yang tidak
mampu menyerap vitamin B12 dari usus-usus mereka yang disebabkan oleh sejumlah
sebab-sebab:
o vegetarian-vegetarian yang ketat yang mungkin tidak mengambil suplemen-
suplemen vitamin yang cukup, atau
o peminum-peminum alkohol jangka panjang.
Dapat terjadi rupture dari sel-sel darah merah (hemolytic anemia) yang disebabkan
oleh antibodi-antibodi yang melekat pada permukaan dari sel-sel marah (contohnya,
penyakit hemolytic dari bayi yang baru dilahirkan dan pada banyak kondisi-kondisi
lain).
Bermacam-macam penyakit-penyakit sumsum tulang yang luas dapat menyebabkan
anemia.
o Contohnya, kanker-kanker yang menyebar (metastasize) ke sumsum tulang(bone marrow), atau kanker-kanker dari sumsum tulang (seperti leukemia atau
multiple myeloma) dapat menyebabkan sumsum tulang menghasilkan secara
tidak cukup sel-sel darah merah, berakibat pada anemia.
o Kemoterapi tertentu untuk kanker-kanker dapat juga menyebabkan kerusakan
pada sumsum tulang dan mengurangi produksi sel darah merah, berakibat
pada anemia.
o Infeksi-infeksi tertentu mungkin melibatkan sumsum tulang dan berakibat
pada perusakan sumsum tulang dan anemia.
o Pasien-pasien dengan gagal ginjal mungkin kekurangan hormon yangdiperlukan untuk menstimulasi produksi sel darah merah oleh sumsum tulang
(bone marrow).
Penyebab umum lain dari anemia disebut anemia dari penyakit kronis. Ini dapat
secara khas terjadi pada individu-individu dengan penyakit-penyakit kronis yang
berkepanjangan.
Beberapa obat-obat dapat menyebabkan anemia dalam keberagaman cara-cara.
Human immunodeficiency virus (HIV) dan acquired immune deficiency syndrome
(AIDS) dapat menyebabkan anemia.
TIK 3.4 Patofisiologi
Pada dasarnya gejala anemia timbul karena :
1. Anoksia Organ Target
(gejala tergantung pada organ yang terkena)
2. Mekanisme adaptasi (kompensasi) terhadap anemia:
a. Penurunan afinitas Hb terhadap O2 dengan meningkatkan enzim 2,3 DPG
(disphospho glycerate)
b. Meningkatkan curah jantung (COP=cardiac output)
c. Redistribusi aliran darahd. Menurunkan tekanan O2 vena
7/14/2019 Tugas Pbl Anemia
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-pbl-anemia 6/13
Kombinasi kedua penyebab ini akan menumbulkan gejala yang disebut sebagai sindrom
anemia.
Gejala anemia biasanya timbul apabila hemoglobin menurun kurang dari 7 atau 8 g/dl. Berat
ringannya gejala tergantung pada berikut ;
a. Beratnya penurunan kadar hemoglobin b. Kecepatan penurunan hemoglobin
c. Umur; adaptasi orang tua lebih jelek, gejala lebih cepat timbul
d. Adanya kelainan kardiovaskuler sebelumnya
TIK 3.5 Manifestasi klinis
Gejala anemia dapat bervariasi, dibagi menjadi 3 golongan :
Gejala umum
Gejala umum anemia disebut juga sebagai sindrom anemia, timbul karena anoksia
organ target dan mekanisme kompensasi tubuh terhadap penurunan hemoglobin. Sindrom
anemia terdiri dari rasa lemah, lesu, cepat lelah, telinga mendenging (tinnitus), mata
berkunang-kunang, kaki terasa dingin, sesak nafas dan dispepsia. Pada pemeriksaan, pasien
tampak pucat pada konjungtiva, mukosa mulut, telapak tangan dan jaringan di baah kuku.
Gejala khas masing-masing anemia
Anemia defisiensi besi : disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis, dan kuku
sendok (koilonychia)
Anemia megaloblastik : glositis, gangguan neurologik pada defisiensi vitamin B12
Anemia hemolitik : ikterus, splenomegali dan hepatomegali
Anemia aplastik : pendarahan dan tanda-tanda infeksi.
Gejala penyakit dasar
Gejala ini timbul karena penyakit-penyakit yang mendasari anemia tersebut.
Misalnya, pada anemia defisiensi besi yang disebabkan oleh infeksi cacing tambang berat
akan menimbulkan gejala : pembesaran parotis dan warna kuning pada telapak tangan.
Gejala-gejala tambahan mungkin termasuk:
kehilangan rambut,
malaise (perasaan umum dari tidak enak badan), dan
perburukan persoalan-persoalan jantung.
TIK 3.6 Diagnosis
Pemeriksaan laboratorium
7/14/2019 Tugas Pbl Anemia
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-pbl-anemia 7/13
Pemeriksaan laboratorium merupakan penunjang diagnostik pokok dalam diagnosis anemia.
Pemeriksaan yang dilakukan, meliputi :
1. Tes penyaring
Tes ini dikerjakan pada tahap awal setiap kasus anemia. Dengan pemeriksaan ini,
dapat dipastikan adanya anemia dan bentuk morfologi anemia tersebut. Pemeriksaan
ini meliputi :
- Kadar hemoglobin
- Indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
- Apusan darah tepi
2. Pemeriksaan rutin
Untuk mengetahui kelainan pada leukosit dan trombosit. Pemeriksaan yang
dikerjakan :
LED
Hitung diferensial Hitung leukosit
3. Pemeriksaan sumsum tulang
Pemeriksaan ini harus dikerjakan pada sebagian besar kasus anemia untuk
mendapatkan diagnosis definitif meskipun ada beberapa kasus yang diagnosisnya
tidak memerlukan pemeriksaan sumsum tulang.
4. Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan ini hanya dikerjakan atas indikasi khusus, misalnya :
o Anemia defisiensi besi : serum iron, TIBC (total iron binding capacity),
saturasi transferin dan feritin serumo Anemia megaloblastik : asam folat darah/eritrosit, vitamin B12
o Anemia hemolitik : hitung retikulosit, tes Coombs, elektroforesis Hb
o Anemia pada leukimia akut : pemeriksaan sitokimia
o Anemia aplastik : biopsi sumsum tulang
5. Pemeriksaan non-hematologik
Pemeriksaan yang diperlukan adalah :
Faal ginjal
Faal endokrin
Asam urat
Faal hati
Biakan kuman, dll.
TIK 3.7 Penatalaksanaan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian terapi pada pasien anemia ialah :
- Pengobatan hendaknya diberikan berdasarkan diagnosis definitif yang telah
ditegakkan terlebih dahulu.
- Pemberian hematinik tanpa indikasi yang jelas tidak dianjurkan
- Pengobatan anemia dapat berupa
7/14/2019 Tugas Pbl Anemia
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-pbl-anemia 8/13
Terapi gawat darurat
Terapi khas untuk masing-masing anemia
Terapi kausal
Terapi ex juvantivus ( dalam keadaan dimana diagnosis definitif tidak dapat
ditegakkan,ini merupakan terapi percobaan
a. Terapi untuk mengatasi keadaan gawat darurat
Pada anemia dengan payah jantung atau ancaman payah jantung maka harus segera diberikan
terapi darurat dengan transfusi sel darah merah yang dimampatkan ( packed red cell ) untuk
mencegah perburukan payah jantung tersebut.
b. Terapi khas untuk masing-masing anemia
Terapi ini bergantung pada jenis anemia yang dijumpai. Misla’y preparat besi untuk anemia
defisiensi besi,asam folat untuk defisiensi asam folat.
c. Terapi untuk mengobati penyakit dasar
Penyakit dasar anemia harus diobati dengan baik. Jika tidak, anemia akan kambuh kembali.
Misalnya anemia defisiensi besi yang disebabkan oleh infeksi cacing tambang harus
diberikan obat anti cacing tambang. Akan tetapi, tidak semua penyebab anemia dapat
dikoreksi, seperti anemia yang bersifat familier/herediter.
d. Terapi ex juvantivus
Terapi ini terpaksa diberikan sebelum diagnosis dapat dipastikan, jika terapi ini berhasil
berarti diagnosis dapat dilakukan. Pada pemberian terapi jenis ini penderita harus diawasi
dengan ketat. Jika terdapat respons yang baik terapi diteruskan,tetapi jika tidak terdapat
respons maka harus dilakukan evaluasi kembali.
TIK 3.8 Komplikasi
- Komplikasi anemia pada umumnya yang ringan dapat berupa ; kurangnya
konsentrasi, daya tahan tubuh yang berkurang, sampai yang berat bisa
menyebabkan gagal jantung
- Anemia pada kehamilan dapat memberikan komplikasi
o pada ibu berupa ; abortus,kelahiran prematur,waktu bersalin yang
berkepanjangan/lama,pendarahan persalinan,shock,gagal jantung
o Pada anak beruoa ; prematur,kematian janin,cacat bawaan,cadangan besi
yang kurang
- Komplikasi anemia pada anak dapat berupa penurunan kecerdasan, terganggunya
perkembangan koordinasi mental maupun motorik serta mempengaruhi emosi bayi
sehingga lebih penakut, ragu- ragu.
- Merasa cepat lelah saat bekerja se1 hingga produktivitas juga menurun.
7/14/2019 Tugas Pbl Anemia
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-pbl-anemia 9/13
- Karena jantung harus bekerja lebih keras untuk mengkompensasi kekurangan oksigen
di dalam darah akibat anemia, pada akhirnya dapat mengakibatkan serangan jantung
atau stroke.
- Jika anemia yang terjadi akibat defisiensi B12, secara bersamaan juga bisa terjadi
kerusakan saraf dan gangguan fungsi otak. Karena Vitamin B12 juga dibutuhkanuntuk kesehatan saraf dan fungsi otak.
TIK 3.9 Prognosis
Anemia umumnya mempunyai prognosis yang sangat baik dan ia mungkin dapat
disembuhkan pada banyak kejadian-kejadian. Prognosis keseluruhan tergantung pada
penyebab yang mendasari anemia, keparahannya, dan kesehatan keseluruhan pasien.
TIU 4. Memahami dan Menjelaskan Anemia Penyakit Kronis
TIK 4.1 Definisi
Anemia pada penyakit kronik adalah anemia yang sering dijumpai pada pasien dengan infeksi
atau inflamasi kronik maupun keganasan. Anemia ini umumnya ringan atau sedang disertai
oleh lemah dan penurunan berat badan. Umumnya anemia pada penyakit kronik ditandai
dengan:
1. Kadar hemoglobin darah berkisar antara 7-11 g/dL
2. Kadar fe serum menurun disertai dengan TIBC yang rendah
3. Cadangan fe meningkat didalam jaringan
4. Produksi sel darah merah berkurang
TIK 4.2 Klasifikasi anemia penyakit kronis
Anemia pada penyakit ginjal kronik
Beberapa penyakit ginjal kronik sering disertai dengan gagalnya respons eritropoitein normal.
Pasien yang disertai dengan uremia sering dihubungkan dengan terjadinya anemia kronik dan
pada keadaan tersebut bias terjadi pansitopenia disebabkan depresi atau penekanan semua
elemen sumsum tulang.
Tingkat keparaha anemia dihubungkan dengan keparahan dari kegagalan ginjal sendiri. Gagalginjal akut dengan nekrosis tubuler akut dihubungkan dengan cepatnya perkembangan
anemia sedang sampai berat , dengan kadar Hb 7-9%. Gagal ginjal yang progresif dengan
nilai BUN lebih dari 50 mg/dl dan kreatinin serum lebih dari 2 mg/dl dihubungkan dengan
lebih beratnya tingkat anemia (<7 g%).
Pemeriksaan besi sangat penting baik untuk diagnosis maupun untuk terapi pasien anemia
karena penyakit ginjal.
Beberapa karakteristik anemia yang terjadi adalah: 1) normositik normokronik, 2) MCV
normal 3) kadar Hb bisa rendah sampai 4-5 g/dl, 4) jumlah retikulosit rendah, 5) leukositosis,
7/14/2019 Tugas Pbl Anemia
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-pbl-anemia 10/13
6) jumlah trombosit yang normal, 7) hiperselular sumsum tulangdari seri myeloid, dan 8)
tidak adanya polikromasi yang terlihat pada sediaan apus darah tepi.
Anemia pada penyakit hati
Karakteristik anemia yang terjadi adalah adanya gambaran makrositosis ringan.hasil pemeriksaan sumsum tulang lebih mengarah pada gambaran makronormoblastik daripada
megaloblastik.
Terapi yang disarankan pada anemia akibat penyakit hati adalah pemberiaan transfusi
trombosit dan darah apabila terjadi perdarahan gastrointestinal.
Anemia pada kelainan endokrin
Hipotiroid
Anemia cukup sering terjadi pada kasus hipotiroid. Biasanya berupa anemia normositik normokromik tetapi dapat pula memberi gambaran anemia hipokromik karena berhubungan
dengan defisiensi besi, maupun gambaran anemia makrositik karena kekurangan vitamin
B12.Pada pemeriksaan sumsum tulang biasanya berlemak dengan gambaran hiposelular, dan
eritropoiesis yang normoblastik.
Anemia karena infiltrasi sumsum tulang
Sumsum tulang biasa diinfiltrasi oleh penyakit non-neoplastik (storage disease) atau
neoplastik. Pada storage disease, diagnosis sangat mudah ditegakkan berdasarkan gambaran
klinis yaitu adanya splenomegali, dan hasil pemeriksaan aspirasi sumsum tulang.
Anemia sideroblastik
Anemia jenis ini merupakan kelompok anemia yang heterogen.
Gambaran klinis yang terjadi pada anemia jenis ini biasanya bervariasi dari ringan sampai
berat, terdapat riwayat tidak respons terhadat terapi besi jangka lama, timbul
hepatosplenomegali, terdapat gambaran yang berhubungan dengan penyakit (seperti
leukemia, penyakit general, keracunan obat), dan tibul penumpukan besi yang progresif pada
saat transfuse.
Anemia sideroblastik jarang terjadi pada pasien dengan anemia defisiensi vitamin B6. Hal ini
dapat terjadi pada sejumlah pasien yang mengkonsumsi piridoksin secara adekuat.
TIK 4.3 Etiologi dan Patogenesis
Hampir semua infeksi supuratif kronis berkaitan dengan anemia. Derajat anemia sebanding
dengan berat ringannya gejala seperti demam, penurunan berat badan dan debilitas umum.
Untuk terjadinya anemia memerlukan waktu 1-2 bulan setelah infeksi terjadi dan menetap,
setelah terjadi keseimbangan antara produksi dan penghancuran eritrosit dan hemoglobin
menjadi stabil.
a. Pemendekan masa hidup eritrosit
7/14/2019 Tugas Pbl Anemia
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-pbl-anemia 11/13
Anemia yang terjadi diduga merupakan bagian dari sindrom stress hematologik, dimana
terjadi produksi sitokin berlebih karena kerusakan jaringan akibat infeksi, inflamasi atau
keganasan.Sitokin tersebut dapat menyebabkan sekuestrasi makrofag sehingga mengikat
lebih banyak zat besi, meningkatkan destruksi eritrosit di limpa, menekan produksi
eritropoietin oleh ginjal dan menyebabkan perangsangan yang inadekutat pada eritopoiesisdi sumsum tulang.pada keadaan lebih lanjut, mal nutrisi dapat menyebabkan penurunan
transformasi T4 menjadi T3, menyebabkan hipotiroid fungsional dimana terjadi penurunan
kebutuhan hemoglobin yang mengangkut oksigen sehingga sintesis eritopoietin pun
akhirnya berkurang.
b. penghancuran eritrosit
beberapa penelitian membuktikan bahwa masa hidup eritrosit memendek sekitar 20-30%
pada pasien.defek ini terjadi di ekstrakorpuskular, karna kalau eritrosit pasien
ditransfusikan ke resipien maka dapat hidup normal.Aktifitas makrofag oleh sitokin
menyebabkan daya fagositosis makrofag tersebut meningkat dan sebagai bagian dari filter
limpa (complusive screening), menjadi kurang toleran terhadap perubahan /kerusakan
minor dari eritrosit.
c. Produksi eritrosit
- Gangguan metabolisme zat besi
Kadar zat besi yang rendah meskipun cadangan besi cukup menunjukan adanya
gangguan metabolisme zat besi pada penyakit kronik. Hal ini memberikan konsep
bahwa anemia disebabkan oleh penurunan kemampuan fe dalam sintesis hemoglobin.
- Fungsi sumsum tulang
Meskipun sumsum tulang normal dapat mengkonpensasi pemendekan masa hidup
eritrosit, tetapi tetap dibutuhkan stimulus eritopoietin oleh hipoksia akibat anemia. Pada
penyakit kronik kompensasi yang dilakukan tidak sesuai karena berkurangnya
penglepasan / menurunnya respon terhadap eritopoietin.penelitian pada eritopoietin
menunjukan hasil yang berbeda-beda beberapa penelitian mengungkapkan bahwa kadar
eritopoietin tidak berbeda makna pada pasien anemia tanpa kelainan kronis, dan
penelitian yang lain mengatakan bahwa penurunan produksi eritopoietin sebagai respon
terhadap anemia sedang hingga berat.
Penurunan produksi eritopoietin disebabkan oleh sitokin seperti IL-1 dan TNF-α yang
dikeluarkan oleh sel-sel yang cedra. Penelitian in vitro pada sel hepatoma menunjukan
bahwa sitokin-sitokin ini mengurangi sintesis eritopoietin.
Sitokin ada tiga jenis yaitu TNF-α, IL-1 dan TNF-δ ditemukan didalam plasma pasien
dengan penyakit inflamasi/kanker dan mempunyai hubungan langsung antara kadar
sitokin ini dengan beratnya anemia. TNF-α dihasianlkan oleh makrofag aktif dan kalau
di kultur pada sumsum tulang manusia ia akan menekan eritopoiesis pada pembentukan
BFU-E dan CFU-E, penelitian terkini menunjukan efek TNF-α ini melalui TNF-δ yang
7/14/2019 Tugas Pbl Anemia
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-pbl-anemia 12/13
di induksi oleh TNF dari sel stroma. IL-1 berperan dalam berbagai manifestasi
inflamasi juga terdapatdalam serum penderita penyakit kronik. Pada kultur sumsum
tulang IL-1 menekan pembentukan CFU-E.
TIK 4.4 Pemeriksaan Laboratorium
Umumnya normokrom-normositer (banyak juga yg hipokrom)
MCHC <31 g/dL, MCV <80fL
Nilai retikulosit absolut: normal atau sedikit meningkat
Fe serum turun (hipoferemia) kondisi sine qua non untuk dignosis anemia penyakit
kronis
Konsentrasi transferin menurun
Penurunan kadar transferin setelah sesuatu jejas terjadi lebih lambat daripada penurunan
kadar Fe serum karena waktu paruh transferin lenih lama (8-12 hari) dibandingkan dengan Fe
(90 menit) dan karena fungsi metabolik yang berbeda.
TIK 4.5 Diganosis dan diganosis banding
Meskipun banyak pasien dengan infeksi kronik, inflamasi dan keganasan menderita anemia,
anemia tersebut disebut anemia pada penyakit kronis hanya jika anemia sedang, selularitas
sumsum tulang normal, kadar besi serum dan TIBC rendah, kadar besi dalam makrofag
dalam sumsum tulang normal atau meningkat, serta feritin serum yang meningkat.
Penyebab anemia yang merupakan diagnosis banding:
1. Anemia dilusional. Pada penyakit kronis terutama pada keganasan stadium lanjut.
2. Drug-induced marrow suppression atau drug-induced hemolysis. Pada penekanan
sumsum tulang akibat obat, kadar besi serum tinggi. Pemeriksaan hitung retikulosit,
haptoglobin, bilirubin LDH dan tes Coombs harus dilakukan untuk menyingkirkan
hemolisis.
3. Perdarahan kronis.
4. Thalasemia minor.
5. Gangguan ginjal umur eritrosit memendek dan terdapat kegagalan sumsum tulang.
6. Metastasis pada sumsum tulang.
TIK 4.5 Gambaran klinik
Anemia penyakit kronik umumnya terjadi pada derajat ringan-sedang. Sering kali gejalanya
tertutup oleh gejala penyakit dasarnya, karna kadar hemoglobin sekitar 7-11 gr/dL umumnya
asimtomatik. Tetapi kalu terdapat demam atau debilitas fisik tinggi, pengurangan kapasitas
transport oksigen jaringan akan memperjelas gejala anemia atau akan memperberat keluhan
sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik umumnya hanya dijumpai konjungtiva yang pucat tanpa
kelainan yang khas.
7/14/2019 Tugas Pbl Anemia
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-pbl-anemia 13/13
TIK 4.6 Penatalaksanaan
a. Transfusi
Merupakan pilihan pada kasus yang disertai gangguan hemodinamik.
Beberapa literatur disebutkan bahwa pasien anemia penyakit kronik yang terkenainfark miokard, transfusi dapat menurunkan angka kematian secara bermakna.
Pada pasien anemia akibat kanker kadar Hb dipertahankan 10-11 gr/dL.
b. Preparat besi
Beberapa berpendapat bahwa dapat mencegah pembentukan TNF-α.
Pada penyakit inflamasi usus dan gagal ginjal dapat meningkatkan kadar Hb.
c. Eritoprotein
Bermanfaat untuk pasien anemi akibat kanker, gagal ginjal, mieloma multipel, artritis
reumatoid dan pasien HIV.
Mempunyai efek anti inflmasi dengan cara menekan produk TNF-α dan interferon-ɣ.
Menambah proliferasi sel-sel kanker ginjal serta meningkatkan rekurensi pada kanker
kepala dan leher.
Terdapat tiga jenis eritropoietin: eritropoietin alfa, eritropoietin beta, dan darbopoietin.
Masing-masing berbeda struktur kimiawi, afinitas terhadap reseptor, dan waktu paruhnya.