Download - Translate Journal Prof. DA. (Diskusi)
Diskusi
Persoalan pasien dengan hemoragik akan mengalami prognosa yang lebih bagus sekarang
masih tidak boleh dijawab dengan sepenuhnya dan dimanfaatkan pada studi lebih lanjut. Pada
hasil studi faktor prognostik lain ( asal strok, keparahan strok, usia, dan OAI) telah menujukkan
efek yang kuat terhadap hasil fungsional. Namun seperti yang dilaporkan sebelumnya, model
multivariate yang digunakan pada kebanyakan hasil studi cenderung menjadi spesifik tapi kurang
sensitif dan tidak membolehkan evaluasi yang cermat terhadap peranan setiap faktor dalam
memnentukan hasil fungsional. Menggunakan suatu studi case-control, yang lebih disukai untuk
memfokus pada setiap peranan semua faktor telah memberikan data yang bertentangan. Pada
satu sisi Chae dan teman sekerja melaporkan bahwa pasien dengan strok hemoragik
menunjukkan perbaikan fungsional yang lebiih cepat berbanding dengan pasien dengan iskemik
tapi penyeragaman data-data ini terbatas karena penggunaan beberapa variable dan jumlah
sampel yang sedikit. Pada sisi lain, Franke dan teman-teman tidak melihat perbedaan dalam
frekwensi pada kemandirian fungsional sesudah 1 tahun mengfollow up antara pasien ICH dan
CI.
Data kami menunjukkan bahwa ICH akan mempunyai prognosis yang lebih baik, tapi
hanya pada keadaan tanpa faktor prognostic lain yang lebih kuat. Namun hasil dampak jenis lesi
pada rehabilitasi adalah jelas tapi tidak cukup kuat. Jika 2 pasien pada awak rehablitasi
mempunyai keparahan neurologik basal yang sama, gangguan fungsi basal yang sama, umur
yang sama, jenis kelamin yang sama dan OAI yang sama, pasien hemoragik akan menunjukkan
prognosa neurologic dan fungsional yang lebih bagus dibandingkan dengan pasien iskemik
Prognosis neurologik dan fungsional yang lebih baik pada kelompok ICH adalah karena
perbedaan pada asal usul penyakitnya karena bentuk studi yang menetepikan pengaruh faktor
prognostik lain yang dikenali contohnya keparahan strok ( diukur dengan CNS), gangguan basal
( diukur dengan BI), usia, jenis kelamin, dan OAI. Tambahan lagi kedua kelompok tidak
mempunyai perbedaan yang signifikan pada faktor seperti adanya afasia yang beda jenisnya, ,
unilateral spatial neglect, kejang pasca strok atau depresi dan faktor prognostik lain yang relevan.
Penyembuhan fungsional yang lebih baik pada pasien ICH dibandingkan dengan pasien
CI dikatakan adalah karena penyembuhan neurologik yang lebih bagus. Bahkan pasien ICH
mempunyai kemanjuran yang lebih tinggi dan skor CNS yang lebih tinggi saat dipulangkan.
Status neurologik yang dievaluasi dengan CNS dikatakan mencerminkan peyembuhan dari lesi
strok itu sendiri. Oleh karena itu mekanisme untuk defisit neurologik dari ICH boleh disebabkan
oleh kompresi otak, apabila hematom itu sembuh dengan sendiri fungsi neurologik dan status
fungsional akan sembuh, dievaluasi dengan BI dan RMI membaik. Status fungsional disebabkan
oleh penyembuhan neurologik dan kapasitas kompensasi.
Harus lebih perhatian bila menyamaratakan hasil kami. Terutamanya ini bukan suatu
kasus berdasarkan populasi; jadi tidak semua orang aman dari strok dimasukkan. Ini dilakukan
dengan populasi yang dirawat ke suatu rumah sakit rehabilitasi dan karena itu dipilih dengan
dasar kebutuhan untuk rehabilitasi fisikal. Dengan jelas pasien hemoragik kami mewakili tanda
tengah semua pasien hemoragik berkisar dari pasien yang meninggal pada fase akut hingga
pasien tanpa sekuele. Lebih lanjut lagi karena pasien ini dipilih karena cocok, sampel studi
mewakili Cuma sebahagian dari semua pasien strok yang dirawat ke fasilitas studi sepanjang
periode studi. Jadi data kami adalah bermanfaat untuk menambahkan pengetahuan terhadap
prognosis rehabilitasi pada pasien yang selamat dari strok dan bukan prognosa pada semua
pasien. Meskipun dengan keterbatasan ini, studi kami memberikan bukti lebih lanjut terhadap
prognosis fungsinal yang lebih bagus pada pasien yang selamat dari strok hemoragik.