Download - Skripsi (Bab 2)
BAB II
KERANGKA DASAR TEORI
2.1 Konsep Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi pada dasarnya dibagi menjadi 2 jenis utama, yaitu komunikasi verbal
dan komunikasi non verbal. Komunikasi verbal atau pesan verbal adalah semua jenis simbol
yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa verbal merupakan sarana utama untuk
menyatakan pikiran, perasaan, dan maksud kita. Bahasa verbal menggunakan kata-kata. Kata-
kata adalah abstraksi realitas yang tidak mampu menimbulkan reaksi yang merupakan
totalitas objek atau konsep yang diwakili kata-kata itu (Mulyana, 2005 : 238).
Komunikasi nonverbal menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, adalah
mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi,
yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai
nilai pesan potensial bagi lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial
bagi pengirim atau penerima (Mulyana, 2005 : 308). Dalam hubungannya dengan perilaku
verbal, perilaku nonverbal mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Perilaku nonverbal dapat mengulangi perilaku verbal,
2. Memperteguh, menekankan, atau melengkapi perilaku verbal,
3. Perilaku nonverbal dapat menggantikan perilaku verbal,
4. Perilaku nonverbal dapat meregulasi perilaku verbal,
5. Perilaku nonverbal dapat membantah atau bertentangan dengan perilaku verbal.
Komunikasi nonverbal memiliki berbagai jenis. Untuk mempermudah memahami
jenis-jenis komunikasi nonverbal tersebut, maka dibuatlah klasifikasinya sebagai berikut :
a. Bahasa tubuh : setiap anggota tubuh seperti wajah (termasuk senyuman dan
pandangan mata), tangan, kepala, kaki, dan bahkan tubuh secara keseluruhan, dapat
digunakan sebagai isyarat simbolik. Bahasa tubuh ini, terdiri dari isyarat tangan,
gerakan kepala, postur tubuh dan posisi kaki, ekspresi wajah dan tatapan mata.
b. Sentuhan
c. Parabahasa : merujuk pada aspek-aspek suara selain ucapan yang dapat dipahami,
seperti kecepatan berbicara, nada (tinggi atau rendah), intensitas (volume) suara,
intonasi, dialek, dll. Setiap karakteristik suara tersebut mengkomunikasikan emosi dan
pikiran seseorang.
Komunikasi interpersonal (interpersonal communication) atau komunikasi antar
pribadi adalah interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang, dimana pengirim dapat
menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima dapat menanggapi secara langsung pula
(Hardjana, 2007 : 84).
Tujuan komunikasi antarpribadi:
1. Mengenal diri sendiri dan orang lain
2. Mengenal dunia luar
3. Menciptakan dan memelihara hubungan
4. Mengubah sikap dan perilaku
5. Bermain dan mencari hiburan
6. Membantu orang lain
Komunikasi antarpribadi sebagai proses transaksional yaitu, komunikasi antarpribadi
melibatkan paling sedikit 2 orang yang mempunyai sifat, nilai-nilai, pendapat, sikap, pikiran
dan perilaku yang khas dan berbeda-beda. Selain itu, komunikasi antarpribadi melibatkan
diantara pelaku dalam komunikasi. Dengan kata lain apra pelaku komunikasi saling bertukar
informasi, pikiran, gagasan, dsb. Dengan adanya ‘pertukaran” ini, komunikasi antarpribadi
sebagai proses transaksional, yaitu:
a. Komunikasi antarpribadi sebagai proses
Sebagai suatu proses, komunikasi antarpribadi merupakan rangkaian tindakan,
kejadian, dan kegiatan yang terjadi secara terus-menerus. Komunikasi antarpribadi
bukalah suatu hal yang statis, tetapi dinamis, karena segala sesuatu dalam
komunikasi antar pribadi selalu dalam keadaan berubah, yakni para pelaku, pesan,
maupun lingkungannya. Proses komunikasi antarpribadi dapat digambarkan
sebagai proses yang sirkuler dan terus-menerus. Arti proses sirkuler adalah bahwa
setiap orang yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi, bertindak sebagai
pembicara sekaligus pendengar dan sebagai aktor sekaligus reaktor. Sedangkan
sebagai proses yang terus-menerus, diartikan bahwa komunikasi berlangsung
tanpa henti, sebagai batasan awal dan berakhirnya komunikasi antarpribadi
menjadi tidak jelas.
b. Komponen-komponen dalam komunikasi antarpribadi saling tergantung
(Interdepedensi) dan pelaku komunikasi bertindak sekaligus bereaksi.
Dalam komunikasi antar pribadi tidak ada pengirim (pembicara) tanpa penerima
(pendengar), tidak ada pesan-pesan tanpa pengirim, dan tidak ada umpan balik tanpa
penerima. Karena bersifat saling tergantung, maka perubahan yang terjadi pada suatu
komponen akan menyebabkan perubahan komponen lainnya. Adanya sifat saling tergantung
dan perubahan dalam komunikasi antarpribadi ini, menyebabkan tidak ada aksi atau reaksi
yang dapat diulang (unrepeatable).
Karakteristik-karakteristik efektivitas komunikasi antarpribadi oleh Joseph De Vito
(1986) dalam bukunya The Interpersonal Communication Book dilihat dari 2 perspektif,
yaitu:
1. Perspektif Humanistik, meliputi sifat-sifat:
a. Keterbukaan (openness)
b. Perilaku Suportif (supportiveness)
c. Perilaku Positif (positiveness)
d. Empati (empathy)
e. Kesamaan (equality)
2. Perspektif pragmatis, meliputi sifat-sifat:
a. Bersikap yakin (confidence)
b. Kebersamaan (immediacyi)
c. Manajemen interaksi (interaction management)
d. Perilaku ekspresif (expressiveness)
e. Orientasi pada orang lain (other orientation)
Ada dua jenis kecakapan yang harus dimiliki seseorang agar dirinya mampu
melakukan komunikasi interpersonal dengan baik dan berhasil, yaitu kecakapan kognitif dan
kecakapan behavioral (Kuntjojo http//ebekunt.wordpress.com/2009/11/30/komunikasi).
1. Kecakapan Kognitif
Kecakapan kognitif merupakan kecakapan pada tingkat pemahaman mengenai
bagaimana cara mencapai tujuan personal dan relasional dalam berkomunikasi.
Menurut Hardjana (2007 : 92-93), kecakapan kognitif meliputi:
a. Empati (empathy): kecakapan untuk memahami pengertian dan perasaan orang
lain tanpa meninggalkan pandangannya sendiri.
b. Perspektif sosial (social perspective): kecakapan melihat kemungkinan-
kemungkinan perilaku yang berkomunikasi dengan dirinya.
c. Kepekaan (sensivity) terhadap peraturan atau standar yang berlaku dalam
komunikasi interpersonal.
d. Pengetahuan akan sitauasi pada waktu komunikasi sedang dilakukakn.
e. Memonitor diri (self-monitoring): kecakapan memonitor diri sendiri untuk
menjaga ketepatan perilaku dan jeli dalam memperhatikan pengungkapan
pihak yang berkomunikasi dengannya.
2. Kecakapan Behavioral
a. Keterlibatan interaktif (interactive involment). Keterlibatan interaktif
menentukan tingkat keikutsertaan dalam proses komunikasi. Kecakapan ini
meliputi: sikap tanggap (responsiveness), sikap perseptif (perceptiveness), dan
sikap penuh perhatian (attentiveness)
b. Manajemen interaksi (interaction management): kecakapan yang berfungsi
untuk membantu dalam mengambil tindakan-tindakan yang berguna demi
tercapainya tujuan komunikasi.
c. Keluwesan perilaku (behavioral flexibility): kecakapan yang berfungsi
menentukan tindakan yang diambil demi tercapainya tujuan komunikasi.
d. Mendengarkan (listening): kecakapan yang berfungsi untuk bias
mendengarkan dan menyelami perasaan pihak lain. Dengan kecakapan
mendengarkan seseorang dapat menjadi teman berbicara yang baik.
e. Gaya sosial (social style): kecakapan yang mengarahkan perlaku komunikasi
pada perilaku yang baik dan menarik sehingga menyenangkan pihak lain.
f. Kecemasan komunikasi (communication anxiety): kecakapan yang dapat
dipakai untuk mengatasi rasa takut, cemas, malu, gugup, dst. ketika
berhadapan dengan lawan bicara.
2.2 Konsep Efektifitas Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal dapat dikatakan efektif apabila pesan diterima dan
dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah
perbuatan secara suka rela oleh penerima pesan, dapat meningkatkan kualitas hubungan
antarpribadi, dan tidak ada hambatan untuk hal itu (Hardjana, 2003), Berdasarkan definisi
tersebut, dapat dikatakan bahwa komunikasi interpersonal dikatakan efektif, apabila
memenuhi tiga persyaratan utama, yaitu: (1) pesan yang dapat diterima dan dipahami oleh
komunikan sebagaimana dimaksud oleh komunikator; (2) ditindak-lanjuti dengan perbuatan
secara sukarela; (3) meningkatkan kualitas hubungan antarpribadi.
1) Pengertian yang sama terhadap makna pesan
Salah satu indikator yang dapat digunakan sebagai ukuran komunikasi dikatakan
efektif, adalah apabila makna pesan yang dikirim oleh komunikator sama dengan
makna pesan yang diterima oleh komunikan. Pada tataran emiris, seringkali terjadi
miss komunikasi yang disebabkan oleh karena komunikan memahami makna pesan
tidak sesuai dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
2) Melaksanakan pesan secara sukarela
Indikator komunikasi interpersonal yang efektif berikutnya adalah bahwa komunikan
menindaklanjuti pesan tersebut dengan perbuatan yang dilakukan secara sukarela,
tidak karena dipaksa. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam proses komunikasi
interpersonal, komunikator dan komunikan memiliki peluang untuk memperoleh
keuntungan. Komunikasi interpersonal yang baik dan berlangsung dalam kedudukan
setara (tidak superior-inferior) sangat diperlukan agar kedua belah pihak menceritakan
dan mengungkapkan isi pikirannya secara sukarela, jujur, tanpa merasa takut.
Komunikasi interpersonal yang efektif mampu mempengaruhi emosi pihak yang
terlibat yang dalam komunikasi itu kedalam suasana yang nyaman, harmonis, dan
bukan sebagai suasana yang tertekan. Dengan demikian seberapa baik seseorang
melakukan komunikasi dan interaksi antar personal dengan orang lain, dapat dilihat
dari bagaimana dia mampu mencapai tujuan komunikasi secara sehat dan adil,
bagaimana ia memberdayakan orang lain, dan bagaimana ia mampu menjaga perasaan
dan harga diri orang lain.
3) Meningkatkan kualitas hubungan antarpribadi
Efektifitas dalam komunikasi interpersonal akan mendorong terjadinya hubungan
yang positif terhadap rekan, keluarga, dan kolega. Hal ini disebabkan pihak-pihak
yang saling berkomunikasi merasakan memperoleh manfaat dari komunikasi itu,
sehingga merasa perlu untuk memelihara hubungan antar pribadi. Seringkali orang
tidak menyadari pentingnya masalah interaksi antar manusia, karena sebagian orang
beranggapan bahwa yang terpenting adalah modal kekuasaan dan modal material.
Kalau dua modal itu berada di tangan, dikiranya segala urusan menjadi lancar dan
berpihak kepadanya. Padahal kecakapan dalam komunikasi interpersonal merupakan
aset yang penting dalam hubungan bermasyarakat. Banyak orang yang menjadi sukses
karena mereka memiliki hubungan yang sangat baik dengan orang lain. Mereka
menanamkan identitas yang positif kepada orang lain sehingga mereka, memiliki
image yang baik dimata masyarakat. Dengan demikian, mereka memiliki kesempatan
lebih untuk mendapatkan kepercayaan dari orang lain dibandingkan dengan mereka
yang tidak memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang baik.
2.3 Konsep Model Jaringan Komunikasi David K. Berlo
Komunikasi antarmanusia hanya bisa terjadi bila didukung unsur-unsur komunikasi,
dan komunikasi memerlukan proses. Dalam model komunikasi David K. Berlo, unsur-unsur
utama komunikasi terdiri atas SMCR, yakni source (sumber atau pengirim), message (pesan
atau informasi), channel (saluran dan media), dan receiver (penerima). Disamping itu,
terdapat tiga unsur lain, yaitu feedback (tanggapan balik), efek, dan lingkungan.
Gambar 2.1 Model Komunikasi Berlo
sumber: Cangara, 2004, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal.23.
a. Sumber
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pengirim informasi.
Sumber bisa terdiri dari satu orang atau kelompok, misalnya partai, organisasi, atau
lembaga. Sumber sering disebut komunikator, source, sender, atau encoder.
b. Pesan
Pesan adalah sesuatu (pengetahuan, hiburan, informasi, nasehat, atau propaganda)
yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara
tatap muka atau dengan cara media komunikasi. Pesan sering disebut message,
content, atau information.
c. Saluran dan Media
Saluran komunikasi terdiri atas komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik. Media yang
dimaksud disini adalah alat atau sarana yang digunakan untuk memindahkan pesan
dari pengirim kepada penerima. Media dan komunikasi antarpribadi dapat berupa
Sumber Pesan Saluran&Media Penerima Efek
Umpan Balik
LINGKUNGAN
pancar indra atau saluran komunikasi berupa telepon, telegram dan e-mail. Sementara
dalam komunikasi massa, media dapat dibedakan atas dua macam, yaitu media cetak
(surat kabar, majalah, buku, selebaran, brosur) dan media elektronik (radio, film,
televisi, komputer, video casette/tape). Selain media tersebut diatas, masih terdapat
tempat-tempat tertentu yang bisa dipandang sebagai media komunikasi sosial,
misalnya rumah ibadah, balai desa, arisan, panggung kesenian, dan pesta rakyat.
d. Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh pengirim.
Penerima bisa terdiri dari satu orang atau kelompok. Penerima merupakan element
penting dalam proses komunikasi karena menjadi sasaran dalam suatu komunikasi.
Penerima sering disebut dengan berbagai istilah, antara lain khalayak, sasaran,
komunikan, audience, atau receiver.
e. Umpan Balik
Umpan atau tanggapan balik merupakan respon atau reaksi yang diberikan oleh
penerima. Dalam hal pesan belum sampai kepada penerima, tanggapan balik dapat
pula berasal dari media. Umpan balik bisa berupa data, pendapat, komentar, atau
saran.
f. Efek
Efek atau pengaruh merupakan perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan
dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh bisa terjadi
dalam bentuk perubahan pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), perilaku
(behavior).
g. Lingkungan
Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalan
komunikasi.
Lingkungan dapat berupa:
1. Lingkungan fisik (misalnya letak geografis dan jarak)
2. Lingkungan sosial budaya (misalnya bahasa, adat-istiadat, dan status sosial)
3. Lingkungan psikologis (pertimbangan kejiwaan)
4. Dimensi waktu (misalnya musim, pagi/siang/malam)
Setiap unsur tersebut saling bergantung satu sama lain dan memiliki peranan penting
dalam membangun proses komunikasi.
2.4 Pentingnya Public Relations Dalam Bisnis Tour & Travel
Era global dunia saat ini turut menimbulkan dampak pada peningkatan intensitas
perjalanan dari suatu negara ke negara lain. Hal tersebut juga terjadi di Indonesia, dimana
perjalanan dari suatu daerah ke daerah lain semakin meningkat. Berbagai tujuan perjalanan
yang dilakukan antara lain untuk kegiatan dinas, wisata pribadi, maupun tujuan lain yang
sifatnya kombinasi leisure-business trip.
Sejalan dengan adanya kebijakan Pemerintah Indonesia yang menetapkan sektor
pariwisata sebagai komoditi yang diharapkan untuk menjadi komoditi andalan pada masa-
masa mendatang, maka hal ini akan mendukung berkembangnya berbagai kegiatan pariwisata
dan kegiatan lain yang menunjang. Bisnis tour & travel merupakan sebuah bidang uasaha
yang menyediakan jasa traveling (berpergian) dari satu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan angkutan darat, udara maupun air dengan berbagai macam paket untuk
memudahkan para pelanggan yang akan berpergian. Bisnis ini ditekuni selain mempunyai
prospek yang luas dan tinggi, bisnis ini juga membutuhkan modal yang kecil dan dapat
menjadi sebuah usaha franchise yakni dengan membuka cabang (anak perusahaan).
Berdasarkan definisi mengenai tour telah dilontarkan organisasi kepariwisataan
seperti : WATA (World Association of Travel Agent) “Tour adalah perlawatan keliling yang
memakan waktu lebih dari tiga hari, yang diadakan oleh Biro Perjalanan Wisata (BPW) di
suatu kota atau daerah yang acaranya di antaranya yaitu meninjau beberapa tempat/kota, baik
dalam maupun luar negeri. Kita harus membedakan pengertian tour dengan travel atau
perkataan lainnya seperti trip, excursion, sightseeing, dan lain-lain. Perkataan travel biasanya
digunakan untuk tujuan bermacam-macam motivasi dan pada hakekatnya bukan untuk tujuan
pariwisata.
Dalam dunia kepariwisataan sendiri pengertian dari kata tour secara umum adalah
perjalanan yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lain, baik dalam maupun luar negeri.
Pengertian kata tour jauh lebih sering digunakan dibandingkan kata trip, sightseeing, atau
excursion, tetapi sebaliknya. Namun demikian, pengertian kata trip dapat disamakan dengan
kata excursion lebih dekat (batas kota atau daerah tertentu tidak lebih dari 24 jam), sedangkan
perjalanan trip relatif lebih jauh.
Jenis-Jenis Wisata/Tour
Di dalam dunia pariwisata kita banyak mendengar berbagai macam jenis tour, adapun
jenis-jenis tour tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menurut Jumlah Peserta
a. Individual tour yaitu tour yang hanya satu atau lebih orang, yang memiliki
kepentingan sendiri-sendiri dan tidak terdapat tour leader.
b. Group tour yaitu jumlah pesertanya lebih dari 15 orang dan biasanya dipimpin
oleh seorang tour leader.
2. Menurut Lama Penyelenggaraan Tour
a. Halfday Tour yaitu yang dilakukan setengah hari (3-5 jam) baik dalam maupun
luar kota, tour ini dapat dibagi menjadi beberapa jenis tour yaitu:
1. Morning Tour yaitu tour yang dimulai pada pagi hari.
2. Afternoon Tour yaitu tour yang dimulai pada siang hari.
3. Evening Tour yaitu tour yang dimulai pada malam hari.
b. Fullday Tour/one day Tour yaitu tour yang diselenggarakan selama satu hari
penuh.
c. Tour yang lebih dari satu hari, misalnya 2 hari, 3 hari, dan sebagainya.
3. Menurut Wilayah yang Dikunjungi
a. Domestic Tour yaitu tour yang dilakukan dari satu daerah ke daerah lain dalam
satu Negara.
b. Overseas Tour yaitu perjalanan yang dilakukan di luar negeri.
4. Menurut Frekuensi Penyelenggaraan
a. Daily Tour yaitu tour yang diselenggarakan setiap hari.
b. Weekly Tour yaitu tour yang diselenggarakan setiap minggu
c. Mountly Tour yaitu tour yang diselenggarakan setiap bulan.
d. Seasonal Tour yaitu your yang diselenggarakan berdasarkan musim.
5. Menurut Asal Wisatawan
a. Inbound Tour yaitu tour yang diselenggarakan oleh wisatawan luar negeri untuk
kunjungan suatu Negara.
b. Outbound Tour yaitu tour yang dilakukan oleh wisatawan untuk berpergian keluar
negeri.
6. Menurut Jenis Transportasi Yang Digunakan
a. Air Touring yaitu tour dengan menggunakan pesawat
b. Bus Touring yaitu tour dengan menggunakan bus/mobil.
c. Train Touring yaitu tour dengan menggunakan kereta api.
d. Boat Touring yaitu tour dengan menggunakan perahu, boat, atau ferry.
7. Menurut Program Perjalanan dan Persiapan
a. Paket Wisata (Taylor Made Tour) yaitu tour yang disusun oleh Biro Perjalanan
Wisata (BPW), dimana segala produk pariwisata, fasilitas dan pelayanan yang
dibutuhkan wisatawan selama perjalanan telah dipandu dan disusun dalam suatu
paket wisata (tour package) dan memiliki harga yang tetap.
b. Paket Wisata (Customer Made Tour) yaitu tour yang disusun dan diselenggarakan
oleh Biro Perjalanan Wisata (BPW), atas permintaan wisatawan dan tidak
mempunyai harga yang tetap.
8. Convention Tour (wisata konvensi)
a. Pre Conference Tour yaitu tour yang diselenggarakan sebelum konferensi
dilakukan.
b. During conference Tour yaitu tour yang yang diselenggarakan selama
berlangsungnya konferensi.
c. Post Conference Tour yaitu tour yang diselenggarakan setelah konferensi
berakhir.
9. Menurut Minat Khusus
a. Historical Tour yaitu tour mengunjungi tempat-tempat bersejarah.
b. Business Tour yaitu tour yang diselenggarakan dengan mengunjungi tempat-
tempat yang berhubungan dengan kegiatan bisnis.
c. Plantation Tour yaitu tour yang diselenggarakan dengan mengunjungi daerah
perkebunan.
d. Education Tour yaitu tour yang diselenggarakan dengan mengunjungi tempat
wisata yang mengandung unsur edukasi.
e. Craft and Art Tour yaitu tour yang diselenggarakan dengan mengunjungi tempat
yang berhubungan dengan seni.
10. Menurut Penyelenggara Tour
a. Irregular Tour yaitu tour yang diselenggarakan atas permintaan wisatawan sendiri
dan tidak mempunyai jadwal tetap.
b. Regular Tour yaitu tour yang diselenggarakan secara periodic dan biasanya
bergantung kepada banyaknya jumlah peserta tour.
Bisnis tour & travel menekankan juga pada terjalinnya hubungan yang
berkelanjutan dengan customer/pelanggan. Dalam hal ini, Public Relations lah yang
beperanan penting untuk mengatur hubungan antara perusahaan dengan pelanggan. Fungsi
public relations dalah berkomunikasi secara langsung dengan para pelanggan untuk
mengetahui kekurangan apa yang di rasakan pelanggan terhadap suatu perusahaan. Begitu
juga pada bisnis tour & travel, public relations bertugas untuk memberikan pelayanan dan
informasi-informasi mengenai seputar bidang tour & travel kepada calon pembeli ato
pelanggan yang akan berpergian. Public relations menanyakan secara langsung apa yang di
inginkan pelanggan, seperti kemana mereka ingin merayakan suatu hari penting seperti Bulan
Madu, Ulang tahun dan lain sebagainya. Apa yang di inginkan pelanggan seperti tempat yang
nyaman dan bagus serta ramai di kunjungi, Public Relations lah yang bertugas untuk
memberikan semua informasi tersebut. Dalam hal ini menunjukan bahwa Public Relations
sebagai alat manajemen modern secara struktural merupakan bagian integral dari suatu
kelembagaan atau organisasi (Ruslan, 2008 : 24).
2.5 Konsep Pemasaran Strategis
Bersaing untuk dapat bertahan dan menjadi sukses pada lingkungan bisnis yang
berubah cepat mendorong pembentukan kerjasama antara perusahaan. Kebutuhan hubungan
kerjasama strategis antara perusahaan independen makin meningkat Dorongan utama
hubungan antarorganisasional adalah pergolakan dan keanekaan lingkungan, serta adanya
kesenjangan keterampilan dan sumber daya. Peningkatan kompleksitas teknologi, kendala
keuangan, kebutuhan untuk memasuki pasar, dan tersedianya informasi teknologi, merupakan
kesenjangan ketrampilan dan sumber daya.
Hubungan di antara setiap tingkatan organisasi hanya berkisar pada pertukaran
transaksi hingga ke persekutuan kerjasama. Hubungan ini dapat berupa bubungan vertikal
maupun horisontal Hubungan vertikal melibatkan kerjasama antara pemasok dengan
produsen.Hubungan kerjasama merupakan hal yang kompleks dan menimbulkan konflik.
Banyak hubungan horisontal tidak berhasil, walaupun jumlah persekutuan makin bertambah
di seluruh dunia. Saling percaya di antara para peserta adalah penting untuk membentuk
hubungan yang positif.
Hubungan global di antara organisasi meliputi bentuk konvesional organisasional
aliansi, perusahaan patungan, jaringan kerja perusahaan dan perusahaan perdagangan.
Pemerintah di beberapa negara berperan proaktif dalam hubungan organisasional melalui
koordinasi, dukungan keuangan, dan korporasi pemerintah. Beberapa tujuan yang hendak
dicapai dalam hubungan strategis termasuk penemuan teknologi baru, pengembangan pasar
baru, penetapan posisi pasar, implementasi strategi, pemilihan pasar, serta pencapaian strategi
restrukturisasi dan penghematan biaya. Persyaratan untuk mengatur hubungan antar
organisasional secara sukses termasuk perencanaan, penyeimbangan antara kepercayaan dan
kepentingan pribadi, kesadaran akan adanya konflik, penetapan struktur kepemimpinan,
pencapaian fleksibel, penyesuaian terhadap perbedaan kebudayaan, kemudahan transfer
teknologi dan belajar dari kelebihan para peserta.
Strategi pemasaran adalah proses analisis, perencanaan, implementasi dan
pengendalian yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Strategis pemasaran dimulai dengan pemahaman tentang misi dan tujuan korporasi dan
strategi dari setiap unit bisnis strategis. Analisis persaingan akan melihat pada kekuatan,
kelemahan, dan strategi dari pesaing utama. Sistem informasi dan riset pemasaran
menyediakan informasi untuk analisis dan pengambilan keputusan.
Perancangan strategi pemasaran terdapat pada tahap kedua strategi pengembangan.
Pemilihan konsumen (atau organisasi) yang akan dituju oleh perusahaan didasarkan atas hasil
analisis situasi. Pengambilan keputusan sasaran pasar menunjukkan kelompok pemasaran.
Strategi penentuan posisi ini menunjukkan bagaimana perusahaan akan menempatkan diri
dalam persaingan untuk memenuhi kebutuhan pembeli pada pasar sasaran. Dalam pemulihan
strategi harus dipertimbangkan faktor situasional dan persaingan dalam pasar produk yang
dituju. Strategi produk baru sangat penting dalam menghasilkan suatu jalur yang
berkesinambungan dalam memasuki pasar baru untuk menggantikan produk yang perlu
dibuang.
Penetapan dan penganalisaan pasar sangat penting dalam pengambilan keputusan
bisnis strategis dan pemasaran. Kegunaan analisis pasar produk sangat banyak dan bervariasi.
Aspek penting dalam penetapan dan analisis pasar meliputi pemusatan produk dalam
menyatukan kebutuhan pasar dan pandangan para ahli. Mengidentifikasi pesaing yang
penting dan mengevaluasi strateginya sangat diperlukan untuk perancangan strategi
pemasaran yang efektif. Penting sekali untuk mengetahui apa yang dilakukan pesaing dan apa
yang akan dilakukan di masa mendatang. Analisis pesaing menyediakan informasi yang
berguna untuk memutuskan kapan memasuki pasar yang baru atau keluar dari pasar yang
sekarang. Pemahaman tentang kelemahan pesaing memberikan jalan untuk mendapatkan
keunggulan bersaing.
Persaingan terjadi dalam berbagai bentuk. Persaingan merek dengan merek lain
merupakan jenis persaingan langsung. Persaingan juga terjadi antara jenis atau bentuk antara
kebutuhan generik. Akhirnya, variasi geografi terjadi pada persaingan. Merek produk
regional yang kuat akan menyulitkan persaingan merek secara nasional.
Analisis pesaing akan terus menganalisis secara mendalam setiap manajemen
pesaing utama dan pesaing potensial yang dianggap penting. Analisis pesaing meliputi: (1)
menguraikan pesaing (2) mengevaluasi pesaing dan (3) mengantisipasi tindakan pesaing di
masa mendatang. Yang juga penting adalah mengidentifikasikan pesaing baru yang mungkin
muncul. Analisis pesaing merupakan kegiatan yang terus berjalan dan mungkin muncul
Analisis pesaing merupakan kegiatan yang terus berjalan dan memerlukan koordinasi
pengumpulan dan penganalisaan informasi. Korporasi dan unit bisnis menggunakan sistem
intelijen pesaing untuk menganalisis pesaing.
Informasi menampilkan peran strategis yang penting bagi organisasi. informasi
mempunyai kemampuan menciptakan keunggulan bersaing yang tetap dengan peningkatan
kecepatan pengambilan keputusan, pengurangan biaya operasi yang berulang, peningkatan
hasil pengambilan keputusan dan pengidentifikasian peluang inovasi. Kemampuan informasi
pemasaran, sistem databases, sistem pendukung pengambilan keputusan dan sistem ahli.
Informasi riset mendukung analisis dan pengambilan keputusan pemasaran.
Informasi ini diperoleh dari sumber internal, jasa pelayanan informasi standar dan studi riset
khusus. Informasi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada, mengevaluasi
tindakan potensial seperti perkenalan produk baru, dan sebagai masukan bagi bank data yang
terkomputerisasi.
Sistem informasi yang terkomputerisasi mencakup sistem manajemen informasi,
sistem database, sistem pendukung pengambilan keputusan dan sistem ahli. Sistem-sistem ini
terdiri atas kemampuan untuk memproses informasi, menganalisis, membuat keputusan rutin
dan merekomendasi keputusan untuk memproses informasi, menganalisis, membuat
keputusan rutin, dan merekomendasi keputusan untuk situasi yang kompleks. Tersedianya
proses informasi yang banyak dan teknologi komunikasi menawarkan banyak peluang untuk
meningkatkan keuntungan bersaing perusahaan. Bentuk sistem yang lebih maju adalah sistem
ahli, yang dirancang dengan menggunakan pola pikir pengambilan keputusan manusia,
pengetahuan dan pengalaman masa lalu.
Teknologi informasi mengubah organisasi dalam berbagai cara. Aliansi informasi
antara dua atau lebih organisasi menciptakan isu-isu yang berhubungan dengan
ketergantungan dan kekuasaan. Isu lainnya adalah adanya gaugguan terhadap rahasia pribadi
yang mungkin timbul dari penggunaan teknologi informasi yang maju.
Perkembangan sistem informasi terkomputerisasi berguna untuk persyaratan kunci
keberhasilan bersaing dalam lingkungan bisnis yang cepat berubah dan mengecil. Hasil
pengambilan keputusan pemasaran ditingkatkan dengan penggunaan sistem informasi yang
efektif. Yang penting adalah untuk memperoleh manfaat informasi yang diperlukan lebih dari
sekedar teknologi. Informasi sangat diperlukan untuk memenuhi permintaan rancangan
sistem yang kreatif yang berfokus pada pengambilan keputusan.