-
i
SKRIPSI
ANALISIS BEBERAPA FAKTOR RISIKO
HIPERKOLESTEROLEMIA PADA CALON JEMAAH
HAJI BERDASARKAN SISKOHATKES TAHAP 2 DI
KABUPATEN MAGETAN
Oleh:
EMY PUSPITASARI
201403013
PEMINATAN EPIDEMIOLOGI
PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2018
-
i
SKRIPSI
ANALISIS BEBERAPA FAKTOR RISIKO
HIPERKOLESTEROLEMIA PADA CALON JEMAAH
HAJI BERDASARKAN SISKOHATKES TAHAP 2 DI
KABUPATEN MAGETAN
Oleh:
EMY PUSPITASARI
201403013
PEMINATAN EPIDEMIOLOGI
PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2018
-
ii
ii
-
iii
iii
-
iv
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Saya Persembahkan Skripsi ini teruntuk:
1. Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Penyayang atas Ridhonya Saya dapat
menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.
“Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baiknya
pelindung”.
2. Alm. Bapak, dan Ibuk yang paling berjasa dalam hal apapun.
3. Keluarga besar saya yang tak lupa memberikan motivasi untuk saya.
4. Teman- teman yang sudah membantu memberikan motivasi untuk saya.
-
v
v
-
vi
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Emy Puspitasari
Jenis Kelamin : Perempuan
TTL : Magetan, 07 November 1997
Agama : Islam
Alamat : Ds. Pandeyan
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan
1. SDN PANDEYAN MAOSPATI (Tahun 2002-2008)
2. SMPN 3 MAOSPATI (Tahun 2008-2011)
3. SMKN 2 JIWAN (Tahun 2011-2014)
4. STIKES BHM (Tahun 2014-2018)
-
vii
vii
Program Studi Kesehatan Masyarakat
STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun 2018
ABSTRAK
EMY PUSPITASARI
ANALISIS BEBERAPA FAKTOR RISIKO HIPERKOLESTEROLEMIA
PADA CALON JEMAAH HAJI BERDASARKAN SISKOHATKES TAHAP
2 DI KABUPATEN MAGETAN
74 halaman + 14 tabel + 5 gambar + 6 lampiran
Kadar kolesterol tinggi (hiperkolesterolemia) adalah suatu kondisi jumlah
kolesterol darah melebihi normal ≥200 mg/dL. Data Dinas Kabupaten Magetan,
jemaah haji dengan risti penyakit hiperkolesterolemia pada tahun 2015 17,36%,
tahun 2016 25%, tahun 2017 11,76%, dan pada tahun 2018 33,75%. Penelitian
tentang analisis beberapa faktor hiperkolesterolemia pada calon jemaah haji di
Kabupaten Magetan masih jarang dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis beberapa faktor risiko hiperkolesterolemia pada calon jemaah haji
berdasarkan SISKOHATKES tahap 2 di Kabupaten Magetan.
Jenis penelitian ini adalah analisis dengan desain cross sectional. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh calon jemaah haji Kabupaten Magetan dengan
estimasi keberangkatan tahun 2018 sebanyak 351 orang . Teknik sampling yang
digunakan adalah total sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis
univariat, analisis bivariat menggunakan uji Chi Square.Tempat penelitian di
Kabupaten Magetan pada tahun 2018.
Faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian hiperkolesterolemia pada
calon jemaah haji Kabupaten Magetan adalah jenis kelamin (p=0,035; RP=1,2;
95%CI (1,022-1,443), status merokok (p=0,003; RP=1.3; 95%CI (1,096-1,664),
obesitas (p=0,038; RP=1,2; 95%CI=1,028-1,443), sedangkan faktor risiko yang
tidak berpengaruh adalah umur.
Faktor risiko yang berpengaruh dengan hiperkolesterolemia pada calon
jemaah haji berdasarkan SISKOHATKES tahap 2 di Kabupaten Magetan adalah
jenis kelamin, status merokok, obesitas. Untuk mencegah faktor risiko penyakit
hiperkolesterolemia pada calon jemaah haji dapat dilakukan dengan tidak
merokok, aktivitas fisik secara rutin, melakukan pola gaya hidup sehat, dan cek
kesehatan secara berkala sampai menjelang keberangkatan haji.
Kata Kunci : Hiperkolesterolemia, calon jemaah haji, faktor risiko
Kepustakaan : 26 (2008-2018)
-
viii
viii
Public Health Program
Health Science College of Bhakti Husada Mulia Madiun 2018
ABSTRACT
EMY PUSPITASARI
THE ANALYSIS RISK FACTORS OF HYPERCOLESTEROLEMIA TO
CANDIDATE PILGRIMAGE OF HAJJ BASED ON STAGE 2
SISKOHATKES IN MAGETAN REGENCY
74 pages + 14 tables + 5 pictures + 6 appendixes
High cholesterol levels (hypercholesterolemia) is a condition of blood cholesterol
levels exceeding normal ≥200 mg dL. Based on data of Magetan regency,
pilgrims with high risk of hypercholesterolemia in 2015 was 17.36%, in 2016 was
25%, in 2017 was 11.76%, and in 2018 was 33.75%. The analysis research
ofhypercholesterolemia factors in prospective pilgrims was a rare event in
Magetan regency.The purpose of this research was to determine the analysis risk
factors of hypercholesterolemia in prospective pilgrims based on stage 2
SISKOHATKES in Magetan regency.
The kind of this research was an analysis used cross sectional study. The
population of this research was all prospective pilgrims in Magetan regency with
an estimated departure in 2018 as many as 351 people. The sampling technique of
this research used total sampling. The data analysis was carried out in stages
used univariate analysis, bivariate analysis used chi square test. The place of this
researchin Magetan Regency in 2018.
The risk factors that influential of hypercholesterolemia in prospective
pilgrims in Magetan regency were gender (p=0,035; RP=1,2; 95% CI (1,022-
1,443), smoking status (p=0,003; RP=1,3; 95 % CI (1,096-1,664), obesity (p=
0,038; RP =1,2; 95% CI=1,028-1,443), and The risk factors that influential were
age.
The risk factors that influential of hypercholesterolemia in prospective
pilgrims based on stage 2 SISKOHATKES inMagetan regency were gender,
smoking status, obesity. The prevention risk factors for hypercholesterolemia in
prospective pilgrimscan be done by not smoking, physical activity, healthy
lifestyle, and regular check-in until the time of the Hajj departure.
Keywords : Hypercholesterolemia, prospective pilgrims, risk factors
Bibliography : 26 (2008-2018)
-
ix
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi"Analisis Beberapa Faktor Risiko Hiperkolesterolemia Pada Calon
Jemaah Haji Berdasarkan Siskohatkes Tahap 2 di Kabupaten Magetan ” ini
dengan lancar dan tanpa suatu halangan apapun. Tidak lupa penulis ucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Zaenal Abidin S.KM, M. Kes selaku Ketua Stikes Bhakti Husada Mulia
Madiun.
2. Ibu Avicena Sakufa M., SKM., M. Kes selaku Ketua Program Studi S1
Kesehatan Masyarakat Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun dan selaku dosen
penguji.
3. Bapak Suhadi Prayitno., SKM.MM selaku dosen pembimbing 1.
4. Ibu Hanifah Ardiani, S.KM, M.KM selaku dosen pembimbing 2.
5. Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan yang telah membantu menyelesaikan
proposal ini.
Skripsi ini telah penulis susun seoptimal mungkin namun penulis menyadari
bahwa masih terdapat kekurangan dalam laporan ini. Oleh karena itu, mohon
saran dan masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan laporan ini.
Penulis berharap agar skripsi ini dapat digunakan sebaik-baiknya sebagai
bahan referensi atau dapat digunakan sebagai tambahan bahan pembelajaran.
Laporan ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca.
Madiun, 13 September 2018
Penulis
-
x
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iii
LEMBAR PERSEMBAHAN ....................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi
ABSTRAK ................. .................................................................................... vii
ABSTRACT ............... .................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
1.5. Keaslian Penellitian .................................................................................. 8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kolesterol tinggi (Hiperkolesterolemia) ................................. 11
2.2 Jenis-jenis Kolesterol tinggi .................................................................... 12
2.3 Diagnosis Kolesterol tinggi .................................................................... 15
2.4 Gejala Kolesterol tinggi ........................................................................... 17
2.5 Patogenesis Hiperkolesterolemia ............................................................. 18
2.6 Faktor risiko hiperkolesterolemia ........................................................... 19
2.7 Pencegahan dan pengendalian kolesterol tinggi ................................... 23
2.8 Pemeriksaan jemaah Haji ......................................................................... 26
-
xi
xi
2.9 Pengertian Haji ........................................................................................ 31
2.10 Kerangka Teori ............................................................................................... 36
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konseptual ................................................................................ 37
3.2. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 38
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian ...................................................................................... 39
4.2. Populasi dan Sampel ................................................................................. 39
4.3. Teknik Sampling ....................................................................................... 40
4.4. Kerangka Kerja Penelitian ........................................................................ 40
4.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ........................................... 42
4.6. Instrumen Penelitian ................................................................................. 46
4.7. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 46
4.8. Prosedur Pengumpulan data ...................................................................... 46
4.9. Pengolahan dan Analisis Data .................................................................. 47
4.10 Etika Penelitian ........................................................................................ 51
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian ......................................................................................... 52
5.2 Pembahasan ............................................................................................... 59
5.3 Keterbatasan penelitian ............................................................................. 68
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ................................................................................................ 69
6.2 Saran ........................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
xii
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 keaslian penelitian ........................................................................... 8
Tabel 2.2 Pengelompokan kadar kolesterol dan Trigliserida ........................ 15
Tabel 4.5 Definisi Operasional ....................................................................... 44
Tabel 4.9 coding data berdasarkan Definisi operasional .............................. 48
Tabel 5.1 karakteristik responden berdasarkan pendidikan dan pekerjaan .. 53
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Status Hiperkolesterolemia ........................... 54
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Umur Responden .......................................... 54
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden............................ 54
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi status merokok ............................................. 55
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Obesitas ......................................................... 55
Tabel 5.7 Hubungan antara umur dengan kejadian Hiperkolesterolemia pada
calon jemaah haji............................................................................................ 55
Tabel5.8Hubungan antara Jenis Kelamin dengan kejadian Hiperkolesterolemia
pada calon jemaah haji ................................................................................... 56
Tabel5.9 Hubungan antara status merokok dengan kejadian
Hiperkolesterolemia pada calon jemaah haji ................................................. 57
Tabel 5.10 Hubungan antara obesitas dengan kejadian Hiperkolesterolemia
pada calon jemaah haji .................................................................................. 58
-
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 kerangka teori ............................................................................... 36
Gambar 3.1 kerangka konsep penelitian .......................................................... 37
Gambar 4.1 kerangka kerja penelitian ............................................................ 40
Gambar 5.1 gambar peta Kabupaten Magetan .............................................. 52
-
xiv
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian
Lampiran 2 Lembar Observasi Formulir Pemeriksaan Kesehatan Haji
Lampiran 3 Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi
Lampiran 4 Form Revisi Sidang Skripsi
Lampiran 5 Output SPSS
Lampiran 6 Dokumentasi Observasi
-
xv
DAFTAR SINGKATAN
SISKOHATKES : Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Bidang Kesehatan
IMT : Indeks Massa Tubuh
LDL : Low Dencity Lipoprotein
HDL : High Dencity Lipoprotein
Kemenkes :Kementrian Kesehatan
BPIH : Biaya Penyeleggaraan Ibadah Haji
VLDL : Very Low Density Lipoprotein
CJH : Calon Jemaah Haji
Risti : Risiko Tinggi
RP : Risk Prevalens
JKN : Jaminan Kesehatan Nasional
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ibadah haji adalah rukun islam kelima bagi setiap orang islam yang
mampu menunaikannya. Dengan demikian, istithaah menjadi hal penting
dalam pelaksanaan ibadah haji, dalam Fiqih Islam, Istithaah (termasuk
Istithaah Kesehatan) dinyatakan sebagai salah satu syarat wajib untuk
melaksanakan ibadah haji (Kemenkes RI, 2016).
Status kesehatan jemaah haji dalam mencapai istithaah dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor resiko seperti usia, jenis kelamin,
pekerjaan, pendidikan, perilaku dan penyakit yang diderita oleh jemaah
haji (umumnya degeneratif dan penyakit kronis) serta kebugaran jasmani
yang masih kurang yang berdampak menjadi suatu kelelahan fisik.
Kelelahan fisik terjadi karena energi yang tidak dapat mencukupi
kebutuhan tubuh dalam melakukan aktivitas (Permenkes RI, 2016).
Kadar kolesterol tinggi (Hiperkolesterolemia) adalah suatu kondisi
jumlah kolesterol darah melebihi batas normal>200mg/dL (Fairuz Fikri,
2013). Kolesterol merupakan unsur penting dalam tubuh yang diperlukan
untuk mengatur proses kimiawi di dalam tubuh, tetapi kolesterol dalam
jumlah tinggi bisa menyebabkan terjadinya aterosklerosis yang
akhirnya akan berdampak pada penyakit jantung koroner. Gangguan
yang terjadi pada darah disebabkan akibat rendahnya tingkat kolesterol
plasma atau High density lipoprotein (HDL) pada darah, yang dimana
-
2
2
dapat menyebabkan terjadinya perkembangan peradangan pada darah
dan gangguan pada jantung (Laily, 2015).
Berdasarkan data dari sistem informasi kesehatan haji
indonesia (SISKOHATKES) presentase jemaah haji Indonesia yang
berstatus risiko tinggi kesehatan pada tahun 2016 sebesar 46,97%.
Penyakit terbanyak yang Dialami jemaah haji pada tahun 2016 salah
satunya adalah hiperkolesterolemia sebesar 15,3% (Kemenkes, 2017).
Data dinkes Kabupaten Magetan jemaah haji dengan risiko tinggi
hiperkolesterolemia pada tahun 2015 sebesar 17,36 %, tahun 2016
sebesar 25 %, pada tahun 2017 11,76%, dan pada tahun 2018 sebesar
33,75%. Dari data diatas dapat dilihat hiperkolesterolemia pada jemaah
haji di Kabupaten Magetan mengalami peningkatan setiap tahunnya
sehingga perlu perhatian khusus dari petugas agar tidak menimbulkan
komplikasi (Dinkes Kabupaten Magetan 2015-2018).
Dampak yang akan ditimbulkan dari hiperkolesterolemia
pada calon jemaah haji yang berangkat ke Arab Saudi secara
otomatis mempunyai risiko tinggi untuk sakit bahkan kematian
pada saat menjalankan kegiatan ibadah haji karena kurang istirahat
atau kurang tidur dan tidak disiplin dalam minum obat (Kemenkes,
2016). Sehingga perlu mengendalikan faktor resiko hiperkolesterolemia
pada calon jemaah haji agar tidak menimbulkan komplikasi. Faktor
risiko hiperkolesterolemia merupakan umur, jenis kelamin, hipertensi,
merokok, obesitas ( Fairuz Fikri, 2013).
-
3
3
Penderita obesitas sering mengalami peningkatan kadar
kolesterol tinggi keadaan ini karena adanya penumpukan lemak ( Peni
Kusumasari, 2015). Hal tersebut sesuai dengan penelitian Maratu sholeha
(2012) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara obesitas dengan
kejadian hiperkolesterolemia. Seseorang yang mengalami obesitas
berisiko 1,61 kali lebih tinggi menderita hiperkolesterolemia
dibandingkan seseorang yang tidak mengalami obesitas (95%CI=1,03-
1,46).
Merokok merupakan salah satu kebiasaan hidup yang dapat
mempengaruhi kesehatan pembuluh darah. Pada keadaan merokok,
pembuluh darah dibeberapa bagian tubuh akan mengalami
penyempitan dan kadar kolesterol dalam darah meningkat (Dadang,
2010). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh wirakusuma (2014)
menunjukkan bahwa terdapat hubungan merokok dengan kejadian
hiperkolesterolemia. Seseorang yang merokok lebih besar memiliki
risiko 9,5 kali lebih besar mengalami hiperkolesterolemia dibandingkan
dengan seseorang yang tidak merokok (95%CI=1,070-25,43).
Jenis kelamin adalah Salah satu faktor yang mempengaruhi kadar
kolesterol, karena pria mempunyai risiko kadar kolesterol lebih tinggi
daripada wanita. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Harsanawis
(2013) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara jenis kelamin
dengan kejadian hiperkolesterolemia.
-
4
4
Solusi alternatif permasalahan hiperkolesterolemia yang
sudah diterapkan pada calon jemaah haji di Kabupaten Magetan adalah
kegiatan pembimbingan kesehatan haji (konseling kesehatan, peningkatan
kebugaran jasmani, pemanfaatan kesehatan berbasis masyarakat,
kunjungan rumah), kegiatan penyuluhan kesehatan haji. Namun setiap
tahunnya ditemukan calon jemaah haji yang mengalami
hiperkolesterolemia pada calon jemaah haji Kabupaten Magetan. Hal
tersebut disebabkan adanya penambahan kuota haji setiap tahun dan
diikuti peningkatan jumlah calon jemaah haji dengan status risiko
tinggi, selain itu dikarenakan rata- rata calon jemaah berusia lanjut.
Sehingga perlu evaluasi dan peningkatan deteksi dini pada calon jemaah
haji sedini mungkin (Kemenkes, 2017).
Belum ada penelitian yang dilakukan mengenai analisis beberapa
faktor risiko hiperkolesterolemia pada calon jemaah haji di Kabupaten
Magetan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan mengenai
analisis beberapa faktor risiko pada calon jemaah haji di Kabupaten
Magetan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Rumusan Masalah Umum
Beberapa faktor resiko hiperkolesterolemia apa sajakah pada
calon jemaah haji berdasarkan SISKOHATKES tahap 2 di Kabupaten
Magetan?
-
5
5
1.2.2 Rumusan Masalah Khusus
1. Apakah umur merupakan faktor risiko hiperkolesterolemia pada
calon jemaah haji berdasarkan SISKOHATKES tahap 2 di
Kabupaten Magetan?
2. Apakah jenis kelamin merupakan faktor risiko hiperkolesterolemia
pada calon jemaah haji berdasarkan SISKOHATKES tahap 2 di
Kabupaten Magetan?
3. Apakah status merokok merupakan faktor risiko
hiperkolesterolemia pada calon jemaah haji berdasarkan
SISKOHATKES tahap 2 di Kabupaten Magetan?
4. Apakah obesitas merupakan faktor risiko hiperkolesterolemia pada
calon jemaah haji berdasarkan SISKOHATKES tahap 2 di
Kabupaten Magetan?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Menganalisis beberapa faktor resiko hiperkolesterolemia pada
calon jemaah haji berdasarkan SISKOHATKES tahap 2 di Kabupaten
Magetan.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Menjelaskan umur merupakan faktor risiko hiperkolesterolemia
pada calon jemaah haji berdasarkan SISKOHATKES tahap 2 di
Kabupaten Magetan.
-
6
6
2. Menjelaskan jenis kelamin merupakan faktor risiko
hiperkolesterolemia pada calon jemaah haji berdasarkan
SISKOHATKES tahap 2 di Kabupaten Magetan.
3. Menjelaskan Obesitas merupakan faktor risiko hiperkolesterolemia
pada calon jemaah haji berdasarkan SISKOHATKES tahap 2 di
Kabupaten Magetan.
4. Menjelaskan merokok merupakan faktor risiko hiperkolesterolemia
pada calon jemaah haji berdasarkan SISKOHATKES tahap 2 di
Kabupaten Magetan.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Instansi Kesehatan
1. Menjadi bahan masukan atau rekomendasi bagi instansi yang
terkait dalam meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.
2. Menciptakan kerjasama yang bermanfaat antara STIKES Bhakti
Husada Mulia Madiun dengan Dinas Kesehatan Kabupaten
Magetan.
1.4.2 Bagi Ilmu Pengetahuan
Sebagai pengetahuan mengenai penelitian pada calon jemaah
haji di Kabupaten Magetan.
1.4.3 Bagi Masyarakat
Menciptakan kerjasama dengan masyarakat tentang pentingnya
kesehatan pada jemaah haji dengan mengontrol faktor resiko
kolesterol tinggi.
-
7
7
1.4.4 Bagi Husada Mulia Madiun
Dapat meningkatkanpengetahuan mengenai faktor risiko
hiperkolesterolemia pada jemaah haji.
1.4.5 Bagi Peneliti
1. Menambah wawasan penelitian mengenai faktor resiko
hiperkolesterolemia pada calon jemaah haji.
2. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan
kesehatan masyarakat.
1.5 Keaslian Penelitian
Dibawah ini merupakan beberapa penelitian terdahulu mengenai
Beberapa faktor risiko kadar kolesterol yaitu:
-
8
8
Tabel 1.1 penelitian terdahulu tentang faktor resiko kadar kolesterol
No Judul Penelitian Nama Peneliti Tempat
Dan
Tahun
Penelitian
Rancangan
Penelitian
Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1 Associated factors
to total cholesterol
Rua general
bento
martins
Brazil
2010
Cross Sectional Variabel Independent:
umur, Obesitas, Sosial
ekonomi
Variabel dependent:
Tingkat kadar kolesterol
1. Umur OR= 47,6. 95%CI= 45,0-50,2
2. Sosial ekonomi OR=1,70 95%CI=1,05-2,75
3. Obesitas OR=1,40 95% CI= 1,05-2,75
2 Risk determinan of
dysplidemia in
population
characterized by low
levels of high density
lipoprotein
cholesterol
Bersot thomas 2008 Crossectional Variabel independent :
Umur,imt, jenis kelamin
Variabel dependent :
Kadar kolesterol
1. Umur >60tahun (N=126, Or=1,21. P=0,000.
95%CI=1,29-1,60)
2. Imt (OR=1,70 95%CI=1,25-2,60)
3. Jenis Kelamin (OR=1,80 95%CI=1,60-2,30)
3 Kadar kolesterol
tinggi dan faktor-
faktor yang
berpengaruh terhadap
kadar kolesterol
darah
Maratu soleha 2012 Crossectional Variabel independet :
Jenis kelamin, imt,
tekanan darah,
kebiasaan merokok,
usia
Variabel dependent :
Kadar
kolesterol hdl
1. Merokok (95%CI=1,02-1,33, P=0,731)
2. Imt (95%CI=1,03-1,46, P=0,020.
OR=1,22)
Usia 40-49 (CI-1,24-1,67
P=0,000)
-
9
9
Lanjutan Tabel 1.1 penelitian terdahulu tentang faktor resiko kadar kolesterol
No Judul Penelitian Nama Peneliti Tempat Dan
Tahun
Penelitian
Rancangan
Penelitian
Variabel Penelitian Hasil Penelitian
4 Factor high
cholesterol
Carlene
m.lawes,stephe
n
vanderhoorn,m
arcolmr.law
and anthony
rodgers
2010 Crossectional Variabel independent :
umur, Imt
Variabel dependent :
Kadar kolesterol
Hasil penelitian
Umur 30-34 : (Or=0,51.
95%CI=0-36-0,73.
Umur 45-59 : (Or=0,50.
95%CI=0,45-0,46)
IMT OR=1,40
95%CI=1,10-1,77
5 Risiko
hiperkoleserolemia
pada pekerja
dikawasan industri
Krisnawaty
Bantas, farida
mutiarawaty
tri agustina,
Dinie zakiyah
2012 Crossectional Variabel independent :
Umur, Obesitas,
merokok, konsumsi
alkohol, aktivitas fisik
Variabel dependent :
Kadar kolesterol
Imt >30 kg
Or =1,68 95%CI=1,18-2,39
P=0,004 Alkohol p=0,008
-
10
Perbedaanpenelitian yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya adalah :
1. Variabel dependent : variabel dependent dalam penelitian ini adalah
hiperkolesterolemia pada calon jemaah haji yang diperoleh dari data
rekam medik Siskohatkes calon jemaah haji di Kabupaten Magetan.
2. Subyek penelitian : Subyek penelitian adalah calon jemaah haji yang
didiagnosis Hiperkolesterolemia saat pemeriksaan kesehatan tahap 2
dilaksanakan bulan Februari. Kriteria usia calon jemaah haji yang
digunakan yaitu lebih dari 60 tahun, hal tersebut dikarena penderita
hiperkolesterolemia pada calon jemaah haji di Kabupaten Magetan
berumur lebih dari 60 tahun.
3. Tempat dan tahun penelitian : Penelitian ini berlokasi di Kabupaten
Magetan dilaksanakan pada tahun 2018.
4. Desain penelitian : Desain penelitian ini menggunakan metode
Crossectional. Analisis data sekunder yang diperoleh melalui sistem
komputerisasi Haji terpadu bidang kesehatan (SISKOHATKES) tahun
2018, dan analisis data dengan bivariat (Chi-Square).
9
-
11
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kolesterol Tinggi (Hiperkolesterolemia)
Kolesterol tinggi atau Hiperkolesterolemia adalah molekul sejenis
lipid yang ditemukan dalam aliran darah dan sel tubuh. Kolesterol
diproduksi oleh hati dan dibutuhkan untuk proses metabolisme tubuh,
seperti membantu pembentukan sel baru dan hormon. Namun, jangan
sampai berlebih kadar kolesterol yang terlalu tinggi dalam darah
disebut hiperkolesterolemia. Hiperkolesterolemia merupakan kelainan
metabolisme lipid (lemak) yang ditandai dengan peningkatan kadar
kolesterol total, trigliserida, kolesterol LDL dan/atau penurunan kadar
kolesterol HDL dalam darah. Hiperkolesterolemia dapat mengakibatkan
penumpukan lemak dalam darah. Penumpukan lemak dalam darah
disebut plak kolesterol. Plak kolesterol dapat membuat saluran
pembuluh darah menjadi sempit sehingga aliran darah menjadi
kurang lancar.
Plak kolesterol pada dinding pembuluh darah bersifat rapuh,
mudah pecah, dan meninggalkan luka pada dinding pembuluh darah
yang dapat mengaktifkan pembentukan bekuan darah. Karena
pembuluh darah sudah mengalami penyempitan dan pengerasan oleh
plak kolesterol, maka bekuan ini muda menyumbat pembuluh darah
secara total. Kondisi ini disebut dengan aterosklerosis. Aterosklerosis
-
12
bisa terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal , lengan, tungkai, dan
organ vital lainnya. Jika aterosklerosis terjadi didalam arteri yang
menuju ke otak atau arteri karotid, maka bisa terjadi stroke. Jika
terjadi didalam arteri yang menuju ke jantung ke arteri koroner, bisa
terjadi serangan jantung (Sofi Ariani, 2016).
2.2 Jenis-Jenis Kolesterol Tinggi (Hiperkolesterolemia)
Kolesterol merupakan salah satu faktor resiko penyakit
kardiovaskular. kadar kolesterol yang tinggi akan menyebabkan
penimbunan lemak atau plak didalam pembuluh arteri sehingga
dapat menghambat aliran darah. Kolesterol tidak larut dalam cairan
darah, untuk itu agar dapat dikirim keseluruh tubuh perlu dikemas
bersama protein menjadi partikel yang disebut lipoprotein yang dapat
dianggap sebagai pembawa atau carier kolesterol dalam darah. Selain
berasal dari makanan, kolesterol juga bisa dibentuk dari hati yang
berasal dari asam lemak jenuh hasil pemecahan dari trigliserida
(Sofi Ariani, 2016).
Trigliserida itu sendiri merupakan salah satu jenis lemak yang
terdapat dalam darah dan berbagai organ dalam tubuh. Meningkatnya
kadar trigliserida dalam darah juga dapat meningkatkan kadar
kolesterol. Memang metabolisme dalam tubuh hanya asam lemak
jenuh yang bisa di bentuk menjadi kolesterol. Kolesterol memiliki
beberapa jenis yang perlu untuk diketahui, diantaranya adalah:
-
13
1. Chylomicrons
Chylomicrons berasal dari lemak-lemak yang kita makan. Karena
lemak tidak bisa diserap dengan baik dalam bentuk alaminya, maka
lemak-lemak tersebut akan diubah menjadi substansi yang bisa
diserap oleh besi. Saat lemak melewati lambung ke dalam usus halus,
enzim dari pankreas dan cairan dari hati dan kandung kemih
menciptakan chylomicrons (yang sebagian besar tersusun dari
trigliserida) dengan menyusun kembali molekul-molekul lemak ini
dan meningkatkan pencernaan. Selanjutnya, enzim lipase akan
memecah chylomicrons menjadi asam lemak yang bisa digunakan
sebagai energi atau disimpan didalam sel-sel lemak ( Sofi Ariani,
2016).
2. Kolesterol HDL
Kolesterol HDL atau high density lipoprotein ini dua bentuk
utama HDL yaitu HDL 2 dan HDL 3. Kedua bentuk kolesterol baik
ini berfungsi untuk melindungi tubuh dari penyakit kardiovaskular.
Kedua jenis HDL ini biasanya dihitung sebagai kolesterol HDL.
Kolesterol ini tidak berbahaya, kolesterol HDL mengangkut
kolesterol lebih sedikit dari LDL dan seringnya disebut kolesterol
baik, karena dapat membuang kelebihan kolesterol jahat di pembuluh
darah arteri kembali ke hati.
Dengan kata lain HDL dapat melarutkan LDL yang menempel di
pembuluh darah untuk diproses dan dibuang. HDL mencegah
-
14
kolesterol mengendap diarteri dan melindungi pembuluh darah dari
proses ateroklerosis atau terbentuknya plak pada dinding pembuluh
darah. Semakin tinggi kadar HDL, maka pembersihan akan semakin
baik. Proses ini akan menurunkan risiko penyakit jantung dan
pembuluh darah. Intinya, semakin tinggi kadar HDL, maka
semakin baik (Sofi Ariani, 2016).
3. Kolesterol VLDL
Kolesterol VLDL atau very low density lipoprotein ini
merupakan sebagian besar tersusun dari trigliserida. VLDL bisa
dibentuk dengan memecah chylomicrons atau diproduksi oleh hati.
Selanjutnya, partikel-partikel kaya trigliserida ini bisa diangkut
keseluruh tubuh digunakan sebagai energi atau disimpan dipaha,
pinggang, dan tempat-tempat penyimpanan lainnya (Ulfa Nurrahmani,
2015).
Meskipun kadar VLDL tinggi dikaitkan dengan penyakit jantung
koroner, tetapi jenis kolesterol ini tidak menimbulkan kerusakan
separah kolesterol LDL. Jika kadar VLDL atau chylomicron
meningkat, maka kadar trigliserida juga akan meningkat, sementara
kadar kolesterol baik HDL akan menurun (Sofi Ariani, 2016).
4. Kolesterol LDL
Kolesterol LDL dikenal sebagai kolesterol jahat. Kolesterol LDL
sangat berbahaya, karena lemak yang terkandung dalam kolesterol ini
dapat menempel pada permukaan pembuluh darah dan dapat
-
15
menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. Kolesterol LDL
mengangkut kolesterol paling banyak didalam darah. Kolesterol saat
ini merupakan faktor resiko utama penyakit kardiovaskular, karena
menghambat pembuluh arteri.
Bagi yang tidak mempunyai penyakit jantung, ada baiknya
mengurangi kadar kolesterol hingga 110mg/dl. Kadar kolesterol pada
tingkat ini bisa membantu untuk menghindari penyakit jantung.
Akan tetapi, Jika menderita penyakit jantung koroner maka
disarankan untuk menurunkan kadar LDL hingga dibawah
100mg/dl. Pada tingkat ini, plak kolesterol mulai pecah, dan arteri
bebas dari hambatan. intinya, semakin rendah kadar LDL, maka
semakin baik (Sofi Ariani, 2016).
Tabel 2.2 Pengelompokan kadar kolesterol dan trigliserida
Pemeriksaan Lab
sederhana
Nilai Nominal Satuan
Kolesterol Total
-
16
biasanya pasien akan diminta untuk tidak makan selama 10-12 jam.
Tujuannya agar hasil tes tidak terpengaruh oleh makanan yang
masih dicerna (Sofi Ariani, 2016).
Setelah pemeriksaan selesai dan hasilnya didapat, maka dokter
akan menjelaskan kepada pasien dan menyimpulkan pasien tersebut
memiliki resiko rendah, menengah, atau tinggi untuk terkena penyakit
kardiovaskular seperti penyakit stroke dan jantung dalam kurun
waktu 10 tahun. Kesimpulan tersebut bukan hanya didasarkan pada
hasil tes kolesterol, namun juga didapat dengan memperhitungkan
beberapa hal pendukungnya. Hal-hal yang di maksud tersebut
diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Jenis kelamin, riwayat keluarga, etnis dan umur.
2. Faktor-faktor resiko yang dapat diobati seperti diabetes, tekanan
darah tinggi, dan penyakit lainnya.
3. Indeks massa tubuh pasien yang ukurannya didapat dari
perbandingan berat badan pasien dengan tinggi badannya.
4. Kadar kolesterol ideal bagi orang dewasa yang sehat dan bagi
orang dewasa yang berisiko lebih tinggi badannya.
5. Kadar kolesterol ideal bagi orang dewasa yang sehat dan bagi
orang dewasa yang berisiko tinggi terkena penyakit kardiovaskular.
-
17
2.4 Gejala kolesterol Tinggi (Hiperkolesterolemia)
Dalam kondisi normal kolesterol adalah lemak atau lipid yang
diproduksi oleh hati. Kolesterol secara alami terdapat dalam dinding
sel atau selaput didalam tubuh, termasuk otak, syaraf, otot, kulit, hati,
usus, dan jantung. Dalam kondisi normal, kolesterol berfungsi sebagai
pembangun dan pemelihara sel membran, menyaring molekul yang
masuk dan tidak kedalam sel, memproduksi hormon seks, dan
membantu produksi empedu.
Jika seseorang memiliki terlalu banyak kolesterol dalam aliran
darah, maka kelebihannya dapat disimpan dalam arteri, termasuk arteri
koroner jantung, pembuluh arteri ke otak, dan arteri yang memasok
darah ke kaki. Penyumbatan arteri dikaki menyebabkan kardiovaskular
atau nyeri saat berjalan, penyumbatan arteri cartoid dapat
menyebabkan stroke, sementara penyumbatan arteri koroner
menyebabkan angina atau nyeri dada dan serangan jantung (Sofi
Ariani, 2016).
Untuk menghindari hal semacam itu, maka ada baiknya
mengetahui terlebih dahulu gejala atau tanda-tanda dari hiperkolesterol
tersebut. Ada beberapa gejala atau tanda-tanda seseorang mengalami
hiperkolesterol atau koleserol berlebih. Gejala atau tanda-tanda yang
dimaksud tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.
-
18
1. Tangan dan kaki terasa pegal
Pembuluh darah dikaki dan tangan juga bisa tersumbat
akibat penumpukan kolesterol. Penumpukan ini umumnya terjadi
secara terus-menerus dan membuat tangan serta kaki terasa pegal
(Sofi Ariani,2016).
2. Sering kesemutan
Kesemutan berkaitan dengan syaraf yang tidak mendapatkan
aliran darah. Kesemutan dibagian tangan dan kaki adalah
implikasi dari ketidaklancaran aliran darah dibagian tubuh
tertentu. Hal ini membuat aliran darah menjadi kental akibat
tingginya kadar kolesterol ( Sofi Ariani, 2016).
3. Kepala pusing
Pusing dibagian belakang kepala disebabkan oleh
penyumbatan pembuluh darah diarea sekitar kepala. Penyumbatan
ini terjadi karena kolesterol mulai membentuk plak dipembuluh
darah. Apabila dibiarkan, maka pembuluh darah bisa pecah dan
mengakibatkan stroke ( Sofi Ariani, 2016).
2.5 Patogenesis hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia merupakan tingginya fraksi lemak darah,
yaitu berupa peningkatan kadar kolesterol total, peningkatan kadar LDL
kolesterol dan penurunan kadar HDL kolesterol. Kolesterol
dimetabolisme dihati, jika kadar kolesterol berlebihan maka akan
dapat mengganggu proses metabolisme sehingga kolesterol tersebut
-
19
menumpuk dihati. Kolesterol yang masuk kedalam hati tidak dapat
diangkut seluruhnya oleh lipoprotein menuju ke hati dari aliran darah
diseluruh tubuh. Apabila keadaan ini dibiarkan untuk waktu yang
cukup lama, maka kolesterol berlebih tersebut akan menempel di
dinding pembuluh darah dan menimbulkan plak kolesterol. Akibatnya,
dinding pembuluh darah yang semula elastis (mudah berkerut dan
mudah melebar) akan menjadi tidak elastis lagi (Murray, 2009).
2.6 Faktor Risiko hiperkolesterolemia
1. Umur
Pada umur beranjak semakin dewasa, orang akan semakin
rawan dengan serangan kolesterol tinggi. Hal tersebut umur
semakin dewasa biasanya orang cenderung tidak aktif bergerak
seperti anak-anak dan remaja (Wulandari, 2011). Pada umumnya
dengan bertambahnya umur orang dewasa, aktifitas fisik menurun,
massa tubuh tanpa lemak menurun, sedangkan jaringan lemak
bertambah (Suetardjo, 2011).
Patofisiologi perubahan komposisi tubuh menyebabkan
penurunan massa tulang, sedangkan massa lemak tubuh yang
mengatur metabolisme menurun sesuai dengan umur (seperti insulin,
hormon pertumbuhan dan androgen) sedangkan yang lain
meningkat (seperti prolaktin). Penurunan beberapa jenis hormon ini
menyebabkan penurunan massa tanpa lemak, sedangkan peningkatan
aktifitas hormon lainnya meningkatkan massa lemak. Berdasarkan
-
20
penelitian sofi ariani, Usia yang semakin meningkat juga menjadi
salah satu faktor penyebab kolesterol tinggi. Karena bertambahnya
usia, kadar kolesterol tinggi akan mengakibatkan menurunnya
kinerja organ tubuh.
2. Jenis kelamin
Hormon seks pada wanita, yaitu estrogen diketahui dapat
menurunkan kolesterol darah dan hormon seks pria yaitu andogen
dapat meningkatkan kadar kolesterol darah (Fatmah, 2010). Maka
dari itu, kurangnya hormon estrogen akibat menopouse pada
perempuan menyebabkan jaringan, meningkatnya lemak perut,
meningkatnya kolesterol total dan lebih berisiko mengalami penyakit
jantung (Sofi ariani, 2016 ). Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki
usia dibawah 50 tahun memiliki resiko 2-3 kali lebih besar
mengalami ateroklerosis oleh kolesterol dibandingkan dengan
wanita. Sementara wanita usia diatas 50 tahun atau sudah
menopause, memiliki risiko yang sama dengan laki-laki.
Masa menopause wanita yang dilindungi oleh hormon
esterogen, sehingga dipercaya mencegah terbentuknya ateroklerosis.
Esterogen dalam kaitan dengan kolesterol bekerja dengan cara
meningkatkan HDL dan menurunkan LDL pada darah. Setelah
menopause, kadar esterogen pada wanita akan menurun, risiko
hiperkolesterol dan ateroklerosis akan menjadi setara dengan laki-
laki (Sofi Ariani, 2016).
-
21
3. Genetik
Ada variasi kelainan genetik yang mempengaruhi cara tubuh
memproduksi lipid. Beberapa orang memiliki keturunan
hiperkolesterolemia (familial hypercholesterolemia). Kondisi genetik
ini menyebabkan kadar kolesterol tinggi yang turun temurun dalam
anggota keluarga. Meskipun kolesterol tinggi tidak menimbulkan
gejala, tapi familial hypercholesterolemia bisa menunjukkan tanda
seperti deposit kolesterol yaitu berupa garis putih pada kulit
disekitar mata. Selain itu, kondisi ini bisa dideteksi melalui tes
kolesterol atau tes genetik (Nurrahmani, 2012).
4. Obesitas
Obesitas atau kegemukan merupakan sebuah penumpukan
lemak tubuh yang melebihi batas normal. Pada dasarnya,
kegemukan merupakan penimbunan lemak yang berlebihan di
dalam tubuh. Jumlah lemak normal pada laki-laki dewasa rata-rata
berkisar 15-25% dari berat badan total dan wanita berkisar 20-
25%. Jumlah lemak pada tubuh seseorang umumnya meningkat
sejalan dengan bertambahnya usia, terutama disebabkan
melambatnya metabolisme dan berkurangnya aktivitas fisik (Sofi
Ariani, 2016).
Umumnya laki-laki sehat memiliki kadar lemak lebih rendah
dibandingkan wanita. Orang gemuk sebagian besar menyimpan
lemaknya dibagian perut dan selebihnya dibagian pinggul atau
-
22
paha. Pada umumnya orang gemuk memiliki trigliserida tinggi
dan disimpan di bawah kulit. Perlu diperhatikan bahwa simpanan
trigliserida ini merupakan bahan utama pembentukan VLDL dan
LDL di hati yang akan masuk ke dalam cairan darah. Dengan
demikian, maka kegemukan cenderung menjadi penyebab
meningkatnya kadar kolesterol ( Sofi Ariani, 2016).
Patofisiologi penimbunan lemak pada jaringan dalam jangka
panjang menyebabkan ketidakmampuan sel lemak untuk
menyimpan trigliserida secara berlebihan tahap awal terjadinya
hiperkolesterolemia akibat perubahan lipid. Mekanisme peran pada
peningkatan produksi kolesterol akibat beberapa mekanisme
menimbulkan penumpukan lemak dalam jangka panjang sehingga
menyebabkan terjadinya peningkatan kadar kolesterol dalam darah
(Hiperkolesterolemia) (Subramanian, 2011).
Hal tersebut sesuai dengan penelitian Maratu sholeha (2012)
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara obesitas dengan
kejadian hiperkolesterolemia. Seseorang yang mengalami obesitas
berisiko 1,61 kali lebih tinggi menderita hiperkolesterolemia
dibandingkan seseorang yang tidak mengalami obesitas
(95%CI=1,03-1,46).
-
23
5. Merokok
Merokok juga dapat menjadi salah satu faktor pemicu
terjadinya hiperkolesterolemia. Merokok dapat menyebabkan denyut
jantung dan kebutuhan oksigen untuk disuplai ke otot jantung
mengalami peningkatan bagi penderita yang memiliki aterosklerosis
atau penumpukan lemak pada pembuluh darah. Merokok dapat
memperparah kejadian kadar kolesterol tinggi dan berpotensi pada
penyakit degeneratif lain seperti stroke dan penyakit jantung ( Sofi
Ariani, 2016).
Patofisiologi merokok dapat meningkatkan penumpukan lemak
pada pembuluh darah secara keseluruhan terdapat peningkatan yang
signifikan dari kolesterol tinggi. Pada umumya, rokok mengandung
berbagai zat kimia berbahaya seperti nikotin dan kabon monoksida.
Zat tersebut akan terisap melalui rokok sehingga masuk ke aliran
darah dan menyebabkan kerusakan lapisan endotel pembuluh darah
arteri, serta mempercepat terjadinya aterosklerosis (Sari, 2017).
2.7 Pencegahan dan Pengendalian kolesterol Tinggi
Kolesterol merupakan sebuah zat yang fungsinya sangat penting
bagi tubuh. Sebenarnya zat ini merupakan zat lemak yang dikenal
sebagai lipid. Produsen utama zat adalah hati, namun lipid juga berasal
dari makanan. Kadar lipid yang terlalu tinggi disebut dengan
hiperlipidemia dan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan. Meski
kolesterol tidak menyebabkan gejala apapun, namun tetap bisa
-
24
membahayakan kesehatan. Kadar kolesterol yang tinggi sebenarnya
bisa diturunkan dengan beberapa cara yang mesti dilakukan. cara yang
dimaksud tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Hindari merokok
Pada rokok ditentukan sebuah zat kimia yang disebut akrolein.
Zat ini dapat menghentikan aktivitas HDL atau kolesterol baik
untuk mengangkut timbunan lemak menuju hati. Hal ini bisa
mengakibatkan penyempitan ateri atau ateroklerosis. Dari hal tersebut
bisa disimpulkan bahwa merokok merupakan faktor resiko yang
sangat besar bagi seseorang untuk mengalami serangan jantung atau
stroke ( Sofi Ariani, 2016).
2. Pola Makan
Makanan berlemak mengandung kolesterol. Jika mengonsumsi
banyak, maka bisa berbahaya bagi kesehatan, karena arteri bisa
tersumbat oleh endapan lemak. Agar kadar kolesterol jahat didalam
darah tidak tinggi, sebaiknya hindari makanan yang mengandung
lemak jenuh. Ada beberapa makanan yang mengandung lemak jenuh
tinggi diantaranya adalah jeroan, santan, otak sapi, telur burung
puyuh, kulit ayam dan bebek, daging kambing, kerupuk, cumi dan
kerang (Sofi Ariani, 2016).
Sebaliknya lemak tidak jenuh adalah lemak yang memberi
manfaat bagi kesehatan. Lemak tidak jenuh mampu meningkatkan
kadar kolesterol baik dan membantu mengurangi penyumbatan
-
25
didalam arteri. Ada beberapa makanan yang kaya akan lemak
tidak jenuh diantaranya adalah advokad, kacang-kacangan dan biji-
bijian seperti almon dan kenari, minyak zaitun, selai kacang
natural, ikan seperti salmon, tuna, dan tengiri. Mengonsumsi
makanan rendak lemak dan kaya akan serat, seperti roti dan pasta
bergandum, serta buah-buahan dan sayur-sayuran, terbukti dapat
membantu menurunkan kolesterol. Serat, vitamin dan mineral yang
terkandung dalam makanan tersebut mampu menjaga kondisi tubuh
agar tetap fit.
3. Olahraga
Olahraga secara teratur atau hidup aktif dalam keseharian bisa
membantu menaikan kadar kolesterol baik didalam tubuh, Karena
olahraga atau aktivitas fisik dapat merangsang tubuh untuk
membawa endapan lemak kedalam hati untuk diurai. Selain itu,
olahraga juga dapat menjaga kondisi jantung dan pembuluh darah
tetap baik, sehingga tekanan darah dan berat badan bisa turun.
Kelebihan berat badan sangat berbahaya bagi kesehatan, karena
dapat menyebabkan peningkatan kandungan kolesterol jahat didalam
darah. Sebaiknya lakukan olahraga secara rutin agar kadar
kolesterol selalu berada diangka yang rendah. Kuantitas olahraga
yang disarankan adalah 2-3 jam per minggu. Olahraga bisa berupa
bersepeda, berenang, atau berjalan kaki ( Sofi Ariani, 2016).
-
26
2.8 Pemeriksaan Jemaah Haji
Pemeriksaan kesehatan merupakan upaya identifikasi status
kesehatan sebagai landasan karakterisasi, prediksi, dan penentuan cara
eliminasi faktor risiko kesehatan. Dibagi menjadi tiga tahap yaitu :
1. Masa Pemeriksaan
Pemeriksaan kesehatan merupakan upaya identifikasi status
kesehatan sebagai landasan karakterisasi, prediksi, dan penentuan
cara eliminasi faktor risiko kesehatan. Dengan demikian, prosedur
dan jenis-jenis pemeriksaan mesti ditatalaksana secara holistik.
Pemeriksaan kesehatan meliputi:
1) Anamnesa
Pada tahap anamnesa ada beberapa kegiatan sebagai berikut:
1. Identitas Jemaah haji
Nama (bin/binti), tempat dan tanggal lahir, umur, jenis
kelamin, alamat dan nomor telepon, pekerjaan, pendidikan
terakhir, status perkawinan, tanggal pemeriksaan.
2. Riwayat Kesehatan.
a) Riwayat kesehatan sekarang, meliputi penyakit kronis
yang diderita, penyakit menular, atau penyakit yang
berhubungan dengan disabilitas tertentu.
b) Riwayat penyakit dahulu, yaitu penyakit yang pernah
diderita (termasuk operasi yang pernah dijalani), ditulis
secara kronologis.
-
27
c) Riwayat penyakit keluarga, meliputi jenis penyakit yang
diderita anggota keluarga yang berhubungan secara
genetik.
2) Pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisik antara lain: tanda vital, postur tubuh,
pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, auskultasi), pemeriksaan fisik
terhadap dada (thorax) dan perut (abdomen).
3) Pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan penunjang ditujukan untuk mendeteksi suatu
keadaan atau risiko gangguan kesehatan yang umum terjadi
pada jemaah haji, baik penyakit tidak menular maupun
penyakit menular yang dapat menyebabkan keterbatasan dalam
melaksanakan ibadah haji. Jenis pemeriksaan penunjang antara
lain pemeriksaan laboratorium (darah lengkap, golongan darah,
rhesus, kimia darah seperti glukosa darah sewaktu dan
kolesterol), pemeriksaan urine lengkap (warna, kejernihan, bau,
sedimen, glukosa urin dan protein urin), rontgen, dan
Elektrokardiografi (EKG) yang seluruhnya dibutuhkan dalam
menegakkan diagnosis yang akurat. Pemeriksaan penunjang
lainnya diperlukan kepada jemaah haji yang memiliki penyakit
tertentu sesuai indikasi medis. Indikasi medis dimaksud untuk
memperluas temuan gangguan kesehatan sedini mungkin yang
potensial terjadi di masyarakat khususnya jemaah haji.
-
28
4) Diagnosis.
Diagnosis ditetapkan dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang. Diagnosis utama dicantumkan
dalam form pemeriksaan kesehatan. Atas dasar diagnosis
utama tersebut, diperoleh kelompok risti dan non-risti. Hasil
penetapan diagnosis dari pemeriksaan kesehatan tahap pertama
adalah untuk mendapatkan status kesehatan sehingga dapat
terdeteksi gangguan kesehatan yang harus segera diobati (early
diagnosis and prompt treatment) dan dilakukan tindakan
pengendalian faktor risiko dan pembinaan kesehatan pada masa
tunggu.
5) Penetapan tingkat risiko kesehatan.
Jemaah haji dengan status risiko tinggi harus dilakukan
perawatan dan pembinaan kesehatan atau dapat dirujuk ke
fasilitas pelayanan kesehatan lain untuk tatalaksana selanjutnya.
Namun demikian, harus tetap berkoordinasi dengan dokter
puskesmas atau klinik pelaksana pemeriksaan kesehatan tahap
pertama.
Faktor risiko kesehatan dan gangguan kesehatan jemaah
haji ditentukan oleh dokter pemeriksa kesehatan berdasarkan
hasil pemeriksaan kesehatan. Faktor risiko yang telah
teridentifikasi, kemudian dilakukan pengendalian faktor risiko
secara berkesinambungan dalam masa pembinaan kesehatan.
-
29
Selanjutnya dokter pemeriksa harus berkolaborasi dengan semua
program di Puskesmas untuk melakukan pengendalian faktor
risiko jemaah haji, dalam layanan kesehatan melalui sistem
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Oleh sebab itu, harus
disampaikan kepada seluruh jemaah haji untuk mengikuti
program jaminan kesehatan dengan membayar iuran JKN
melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) bidang
kesehatan di wilayahnya masing-masing.
6) Rekomendasi/saran/rencana tindaklanjut.
Seluruh jemaah haji yang telah melakukan pemeriksaan
kesehatan, diberikan rekomendasi/saran atau tindak lanjut
untuk dilakukan pembinaan kesehatan pada masa tunggu.
Rekomendasi yang dimaksud harus mempertimbangkan
diagnosis yang telah ditetapkan. Khusus kepada jemaah haji
yang memiliki keterbatasan, maka pola pembinaannya harus
disesuaikan dengan keadaan umum jemaah haji tersebut. Hasil
pemeriksaan tahap pertama digunakan sebagai dasar perawatan
dan pembinaan kesehatan untuk mencapai istithaah kesehatan.
2. Masa Tunggu
Setelah jemaah haji melakukan pemeriksaan kesehatan,
selanjutnya jemaah haji diberikan program pembinaan kesehatan
pada masa tunggu. Pembinaan kesehatan pada masa tunggu
dimaksudkan agar tingkat risiko kesehatan jemaah haji dapat
-
30
ditingkatkan menuju istithaah. Pembinaan pada masa tunggu
menjadi perhatian penting, karena melibatkan banyak program
kesehatan baik di Puskesmas maupun di masyarakat. Kegiatan
pembinaan kesehatan pada masa tunggu meliputi:
1) Kegiatan pembimbingan kesehatan haji.
Pembimbingan kesehatan jemaah haji merupakan proses
pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi kesehatan secara
terencana, sistematis, dan berkesinambungan terhadap jemaah
haji sehingga jemaah tersebut dapat menyesuaikan diri dengan
kondisi kesehatan dan lingkungan dalam rangka
mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya.
2) Kegiatan penyuluhan kesehatan haji.
Yang dimaksud penyuluhan kesehatan haji adalah proses
penyampaian pesan kesehatan secara singkat dan jelas yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan mengubah
perilaku jemaah haji seperti yang diharapkan.
3. Masa Keberangkatan
Kondisi kesehatan bersifat dinamis seperti halnya yang terjadi
pada jemaah haji setelah penetapan istithaah kesehatan sesuai
kriteria. Untuk itu, diperlukan upaya kesehatan untuk meningkatkan
atau setidaknya mempertahankan status kesehatan jemaah haji agar
tetap memenuhi syarat istithaah kesehatan sampai menjelang
keberangkatan melalui pembinaan kesehatan haji. Pembinaan
-
31
kesehatan haji di masa keberangkatan dilakukan terhadap jemaah
haji dengan penetapan:
1. Memenuhi syarat istithaah kesehatan haji.
2. Memenuhi syarat istithaah kesehatan haji dengan pendampingan.
3. Tidak memenuhi syarat istithaah kesehatan haji untuk
sementara.
2.9 Pengertian Haji
2.9.1 Pengertian Haji
Menurut arti bahasa haji itu menuju suatu tempat suci. Sedangkan
menurut syara’ haji berarti berziarah ke bait Allah Al-Haram
(Ka’bah). Melakukan wuquf di Arafah dan sa’i bukit Shafa dan
Marwa, dengan cara tertentu dalam waktu dan niat tertentu pula.
Ibadah haji adalah Rukun Islam kelima yang merupakan kewajiban
bagi setiap orang muslim yang mampu menunaikannya (Kemenkes,
2017).
2.9.2 Hukum dan syarat Haji
Dilihat dari status hukumnya ibadah haji di bedakan berdasarkan 3
kriteria, yaitu Syarat, Rukun dan Wajib (Sodik Ja’far Achmad, 2013).
1. Syarat Ibadah Haji adalah beragama Islam, sudah baligh, aqil
(berakal sehat), merdeka dan istihaah.
2. Rukun Ibadah Haji adalah melakukan ihram, melakukan thawaf,
melakukan ifadhah, melakukan sa’i, bercukur, tertib mengikuti
rangkaian ibadah, wukuf di Arafah.
-
32
3. Wajib Ibadah Haji adalah niat ihram dari Mikat, melakukan mabit
di Muzdalifah, melakukan mabit di Mina, melempar ketiga jumrah
thawaf wada dan tidak melanggar pantangan haji.
2.9.3 Persiapan Calon Haji
1. Persiapan Jasmani
Disamping membutuhkan kesiapan mental atau spiritual, perjalanan
ibadah haji lebih membutuhkan persiapan fisik yang sehat. Oleh karena
itu, fisik yang sehat sangat diperlukan agara tahan terhadap kondisi
alam yang amat berbeda dengan Indonesia.
Pada musim panas, temperatur di Saudi Arabia bisa mencapai 50ºC
lebih, panasanya sangat menyengat, yang mengakibatkan banyak jemaah
haji meninggal dunia karena heat strike, yaitu penyakit yang timbul
akibat kekurangan cairan tubuh. Sedangkan pada musim dingin,
temperatur bisa turun sampai 10ºC, disertai angin kering yang dingin
menusuk tulang.
Sementara itu, tanah suci akan semakin padat di setiap musim haji,
karena jumlah orang yang menunaikan haji dari seluruh penjuru dunia
meningkat setiap tahun, padahal tempatnya terbatas. Karena rangkaian
ibadah haji banyak yang harus dilakukan badaniyah, perlu
ketangguhan fisik, yang sehat agar tubuh mampu bertahan, baik terhadap
penyakit maupun cuaca.
Kegiatan ibadah haji yang dilakukan secara fisik adalah tawaf, sa’i,
dan melempar jumrah. Ketiga proses ini harus dikerjakan dengan
-
33
berjalan kaki. Begitu juga untuk pergi ke masjid dan pasar. Oleh
karena itu fisik perlu dipersiapkan agar tetap sehat, kuat, dan selalu
dalam kondisi prima (Sodik Ja’far Achmad, 2013).
Cara mempersiapkan tubuh sehat antara lain dengan:
1) General Check- Up
Untuk mengetahui kondisi fisik sebaiknya dilakukan
pemeriksaan kesehatan menyeluruh atau general check up artinya,
seluruh fungsi dan organ tubuh diperiksa tinja, urine darah, dan
lain sebagainya. Dengan cara itu kondisi kesehatan kita akan
diketahui lebih jelas dan lengkap. Begitu juga penyakit yang
mungkin ada, tapi tidak atau belum dirasakan, akan segera
diketahui sehingga dokter bisa mengambil tindakan preventif
(pencegahan) lebih dini (Sodik Ja’far Achmad, 2013).
2) Senam Aerobik
Untuk mencapai kondisi yang sehat dan prima, sebaiknya
calon jemaah haji melakukan olahraga secara teratur. Aerobik
seperti latihan lari atau senam, sangat diperlukan sesuai kondisi
kesehatan dan usia calon jemaah haji guna menjaga kesehatan
jantung. Jantung sehat dan tubuh yang prima diperlukan untuk
melakukan tawaf, sa’i, dan melempar jumrah. Karena ketiga
prosesi haji ini dilakukan dengan berjalan kaki. Sebaiknya calon
jemaah haji berkonsultasi dengan dokter tentang porsi latihan yang
sesuai dengan kondisi tubuh dan usia (Sodik Ja’far Achmad, 2013).
-
34
3) Konsultasi Khusus
Calon jemaah haji sebaiknya berkonsultasi secara khusus
kepada dokter tentang kesehatan tubuhnya. Terkhusus jika calon
jemaah haji masuk dalam kategori status risiko tinggi. Sehingga
calon jemaah haji mampu mempersiapkan obat- obatan dan
melakukan pencegahan secara dini agar penyakit yang diderita
tidak semakin parah (Sodik Ja’far Achmad, 2013).
2. Persiapan Rohani
Calon jemaah haji perlu secara sadar untuk berniat melakukan
persiapan rohani atau mental, karena akan membersihkan diri dari segala
cacat dan cela. Dengan demikian, kita bisa berangkat dalam keadaan
bersih dan suci, lepas dari segala beban duniawi yang akan meberatkan
pikiran selama perjalanan haji. Usahakan agar perjalanan rohani ini bisa
berlangsung dengan baik dan lancar, serta berharap ibadah hajinya
mendapat ridha Allah swt,. Dan menjadi haji yang mabrur. Guna
memperoleh predikat haji mabrur, para calon jemaah haji diharapkan
melakukan pematangan siap dan tabiat- tabiat religius. Ikhlas, sabar,
tolong menolong dan uang yang dipakai halal (Sodik Ja’far Achmad,
2013).
-
35
2.10 Kerangka Teori
Hiperkolesterolemia disebabkan oleh kombinasi dari berbagai
faktor. Faktor-faktor tersebut dikelompokkan berdasarkan faktor risiko
yang dapat diubah dan faktor risiko tidak dapat diubah. Berdasarkan
uraian diatas dapat disusun kerangka teori sebagai berikut:
-
36
2.10 KERANGKA TEORI
Sumber: Sofi Ariani, 2016
Faktor Risiko
Hiperkolesterolemia
Genetik
Umur
Jenis Kelamin
Status merokok
Metabolisme menurun
Kadar hormon Androgen
Tekanan Denyut jantung
Indeks Masa Tubuh
Hiperkolesterole
mia pada
calon
jemaah haji obesitas
Ateroklerosis Perubahan
Lipid
Sel lemak
-
37
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual
Pada kerangka teori menggambarkan beberapa faktor risiko
terjadinya kadar kolesterol tinggi diantaranya adalah faktor yang
mempengaruhi kadar kolesterol umur, jenis kelamin, merokok, obesitas.
Namun tidak semua faktor-faktor tersebut diteliti. Beberapa faktor tidak
diteliti dalam penelitian ini karena keterbatasan dari data yang diperoleh
dari SISKOHATKES. Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat
dilihat dibawah ini.
Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian
: Diteliti
: Berhubungan
Variabel independent Variabel dependent
umur
Jenis kelamin
Obesitas
Status Merokok
Hiperkolesterolemia
pada calon jemaah
haji
-
38
3.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang
diajukan, yang kebenaran jawaban ini akan dibuktikan secara empirik
dengan penelitian yang akan dilakukan. Suatu hipotesis selalu
dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan anatara
dua variabel atau lebih (Sumantri, 2011).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1 :
1 Umur merupakan faktor risiko hiperkolesterolemia pada calon
jemaah haji berdasarkan SISKOHATKES tahap 2 di Kabupaten
Magetan.
2 Jenis Kelamin merupakan faktor risiko hiperkolesterolemia pada
calon jemaah haji berdasarkan SISKOHATKES tahap 2 di
Kabupaten Magetan.
3 Status Merokok merupakan faktor risiko hiperkolesterolemia pada
calon jemaah haji berdasarkan SISKOHATKES tahap 2 di
Kabupaten Magetan.
4 Obesitas merupakan faktor risiko hiperkolesterolemia pada calon
jemaah haji berdasarkan SISKOHATKES tahap 2 di Kabupaten
Magetan.
-
39
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologik analitik dengan
desain cross sectional. Desain penelitian cross sectional (potong lintang)
adalah rancangan penelitian yang mencakup semua jenis penelitian
yang pengukuran variabel-variabel dilakukan hanya satu kali pada satu
saat (Sumantri, 2011). Dalam penelitian ini merupakan analisis dari
data yang diperoleh melalui sistem komputerisasi Haji terpadu
dibidang kesehatan (SISKOHATKES) yang terkait dengan
hiperkolesterolemia sehingga diperoleh penjelasan mengenai beberapa
faktor risiko kejadian hiperkolesterolemia pada calon jemaah haji di
Kabupaten Magetan tahun 2018.
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian yang akan
dikenai generalisasi hasil penelitian (Sumantri, 2011). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh calon jemaah haji Kabupaten Magetan
dengan estimasi keberangkatan tahun 2018. Jumlah calon jemaah
haji Kabupaten Magetan dengan estimasi keberangkatan tahun 2018
adalah351Orang.
-
40
4.2.2 Sampel
Sampel adalah populasi yang ciri-cirinya diselidiki atau diukur
(Sumantri, 2011). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh calon
jemaah haji Kabupaten Magetan tahun 2018 yang melakukan
pemeriksaan kesehatan tahap kedua yaitu berjumlah 351 orang calon
jemaah haji.
4.3 Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
teknik nonprobability yaitu sampel jenuh atau sering disebut total
sampling. Teknik non probability atau total sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/ kesempatan sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Sampel jenuh yaitu teknik penentuan sampel dengan cara mengambil
seluruh anggota populasi sebagai responden atau sampel (Sujarweni,
2015). Jadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh calon jemaah
haji Kabupaten Magetan tahun 2018 yang melakukan pemeriksaan
kesehatan tahap kedua yaitu berjumlah 351 orang calon jemaah haji.
4.4 Kerangka Kerja Penelitian
Kerangka kerja penelitian merupakan kerangka pelaksanaan
penelitian mulai dari pengambilan data sampai menganalisa hasil
penelitian. Kerangka kerja dalam penelitian ini adalah:
-
41
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian
Populasi
Calon Jemaah Haji Kabupaten Magetan 2018 Berjumlah 351 Orang
Teknik Sampling
Total Sampling
Sampel
Calon Jemaah Haji berjumlah 351 orang
Variabel Independen
Umur, Jenis Kelamin, obesitas,
Merokok.
Variabel Dependen
- Hiperkolesterolemia pada Calon Jemaah Haji
Pengumpulan Data
Sekunder berdasakan
SISKOHATKES
Analisis Data
Univariat, Bivariat
Kesimpulan
Hasil
Pelaporan
-
42
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
4.5.1 Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau
ukuran yang dimiliki yang didapatkan oleh penelitian tentang suatu
konsep pengertian tertentu (Notoatmojo, 2012). Dalam penelitian ini
terdapat 2 jenis variabel yang digunakan yaitu:
1. Variabel bebas (Independent variable) Adalah suatu variabel yang
mempengaruhi atau nilainya menentukan ada tidaknya hubungan
atau yang menentukan variabel lain. Variabel dalam penelitian
ini yang akan diteliti terdiri dari Umur, Jenis Kelamin, Merokok,
Obesitas.
2. Variabel terikat (Dependent variable) Adalah variabel yang diamati
dan diukur untuk menentukan ada tidaknya hubungan atau
pengaruh dari variabel bebas (Nursalam, 2013). Variabel dalam
penelitian ini dengan kejadian Hiperkolesterolemia pada Calon
Jemaah Haji di Kabupaten Magetan.
-
43
4.5.2 Definisi Operasional
Definisi operasional dibuat untuk memudahkan pengumpulan
data dan menghindarkan perbedaan interpretasi serta membatasi
ruang lingkup variabel. Variabel yang dimasukkan dalam definisi
operasional adalah variabel kunci/penting yang dapat diukur secara
operasional dan dapat di pertanggung jawab (referensi harus jelas).
Dengan definisi, maka dapat ditentukan cara yang dipakai untuk
mengukur variabel (Saryono dan Anggraeni, 2013).
-
44
4.5.2 Definisi Operasional
Tabel 4.1 Definisi Operasional
Tabel 4.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Kategori Skala
1 Hiperkolesterolemia Kolesterol tinggi responden
(≥ 200mg/dL) ketika
melakukan pemeriksaan
kesehatan haji tahap
kedua
Data
Sekunder
Hasil
pemeriksaan
kesehatan haji
tahap kedua
1.Kolesterol
tinggi (≥ 200
mg/dL)
2.Tidak kolesterol
tinggi
(
-
45
Lanjutan Tabel 4.5.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Kategori Skala
3 Umur Umur responden yang dihitung sejak lahir
hingga ulang tahun terakhir pada saat
pemeriksaan kesehatan tahap kedua
Data
Sekunder
Hasil
pemeriksaan
Kesehatan
haji tahap
kedua
1.Umur
Jika:
1=Umur ≥ 59
tahun
2=Umur < 59
tahun
(Permenke
s, 2016
Nominal
4 Jenis
Kelamin
Jenis kelamin responden berdasarkan kondisi
Biologis
Data
Sekunder
Hasil
pemeriksaan
Kesehatan haji
tahap kedua
1=Laki-Laki
2=Perempua
n
Nominal
5 Status
merokok
Kebiasaan merokok responden 1 bulan
terakhir saat pemeriksaan kesehatan haji
tahap kedua
Data
Sekunder
Pemeriksaan
kesehatan haji
tahap kedua
1.Merokok
2.Tidak
merokok
Nominal
-
46
4.6 Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat pada waktu penelitian menggunakan
suatu metode atau teknik pengumpulan data. Dalam penelitian ini
instrumen yang digunakan adalah berdasarkan data sekunder yaitu
data rekam medik calon jemaah haji di dalam sistem komputerisasi
haji terpadu bidang kesehatan (SISKOHATKES) tahun 2018.
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Pemeriksaan kesehatan jemaah haji tahap kedua di laksanakan pada
bulan Februari tahun 2018. Analisis data dilaksanakan pada bulan
Juli dan Agustus 2018. Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Kesehatan
Kabupaten Magetan yang bertempat di jalan Imam Bonjol No.4
Magetan.
4.8 Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan pada
saat pengumpulan data dalam penelitian. Dalam penelitian ini
menggunakan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pencatatan
rekam medis calon jemaah haji Kabupaten Magetan tahun 2018 yang
diperoleh dari sistem komputerisasi haji terpadu bidang kesehatan
(SISKOHATKES) tahun 2018.
Langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
1. Mendapatkan surat permohonan ijin dari Ketua Stikes Bhakti Husada
Mulia Madiun, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten
Magetan, Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan.
-
47
2. Melakukan observasi data rekam medik yang berkaitan dengan
kolesterol tinggi. Dengan demikian dapat diperoleh variabel-variabel
yang akan dianalisis sebagai beberapa faktor risiko
hipekolesterolemia pada calon jemaah haji.
3. Mencatat data-data yang dibutuhkan dari sistem komputerisasi haji
terpadu bidang kesehatan (SISKOHATKES).
4. Mengumpulkan hasil pengumpulan data untuk selanjutnya diolah dan
dianalisa.
4.9 Pengolahan dan Analisis Data
4.9.1 Pengolahan Data
1. Editing
Editing data merupakan cara untuk memastikan bahwa data yang
diperoleh sudah lengkap, memeriksa jika terjadi kesalahan atau data
belum diisi dalam sistem informasi kesehatan haji. Dilakukan dengan
cara mengoreksi data yang telah diperoleh meliputi kebenaran
pengisian, kelengkapan informasi pada lembar formulir pemeriksaan
kesehatan haji.
2. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode setelah proses
pengeditan data yang bertujuan untuk mempermudah saat data akan
dimasukkan dalam program komputer. Pengkodean dalam penelitian
ini sesuai dengan definisi operasional. Coding dalam penelitian ini
adalah:
-
48
Tabel 4.1 Coding data Berdasarkan Definisi Operasional
No Variabel Coding Data
1 Hiperkolesterolemia (Kolesterol
tinggi)
1=Hiperkolesterolemia
2=Tidak
hiperkolesterolemia
2 Umur 1= 1= ≥ 59 tahun
2= 2=< 59 tahun
3 Jenis kelamin 1= 1=laki-laki
2= perempuan
4 Obesitas 1=obesitas
2=tidak obesitas
5 Merokok 1=merokok
2=tidak merokok
3. Entry Data
Entry Data merupakan suatu proses memasukkan data ke dalam
komputer untuk selanjutnya dilakukan analisis data dengan
menggunakan program komputer.
4. Cleaning
Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan kembali
data yang sudah di masukkan apakah ada kesalahan atau tidak.
5. Tabulating
Tabulating adalah kegiatan menyusun dan meringkas data yang
masuk ke dalam bentuk tabel-tabel.
4.9.2 Analisis data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan sistem komputer
SPSS dalam melakukan analisis data. Adapun analisa data dalam
penelitian ini yaitu:
-
49
1. Analisis Univariat
Analisis univariat adalah suatu teknik analisis data terhadap
satu variabel secara mandiri, tiap variabel di analisis tanpa dikaitkan
dengan variabel lainnya. Analisis univariat biasa juga disebut analisis
deskriptif atau statistik deskriptif yang bertujuan menggambarkan
kondisi fenomena yang dikaji.
Dalam penelitian ini Analisis univariat bertujuan untuk
mendeskripsikan distribusi frekuensi dari masing-masing variabel
yang diteliti. Pada penelitian ini variabel yang digambarkan melalui
analisis univariat adalah variabel independen, dan variabel
dependen. Data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk tabel
dengan menampilkan jumlah dan presentase masing-masing
variabel. Variabel yang teliti hiperkolesterolemia, umur, jenis
kelamin, obesitas, merokok.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dengan uji chi-square digunakan untuk menguji
hipotesis hubungan yang signifikan antara variabel independen dan
dependen. Pengujian hipotesis penelitian dengan mempertimbangkan
nilai signifikan (p value ≤ α), Risk Prevalens (RP), dan nilai
Confidence Interval (CI) sebesar 95% (α = 0,05). Penentuan
pemeriksaan hipotesis berdasarkan tingkat signifikansi yang diperoleh
dari uji chi square yaitu:
-
50
a) Hipotesis penelitian diterima jika nilai p≤ 0,05.
b) Hipotesis penelitian ditolak jika nilai p> 0,05.
Penentuan faktor risiko dari variabel independen terhadap
variabel dependen berdasarkan interprestasi nilai Risk Prevalens dan
Confidence Interval yang diperoleh yaitu:
a) Variabel independen yang diteliti merupakan faktor risiko jika nilai
RP> 1 dan nilai CI tidak mencakup nilai 1.
b) Variabel independen yang diteliti bukan merupakan faktor risiko
jika nilai RP = 1 dan nilai CI mencakup nilai 1.
c) Variabel independen yang diteliti merupakan faktor protektif jika
nilai RP< 1 dan nilai CI tidak mencakup nilai 1.
Uji statistik yang digunakan adalah uji chi-square yang
merupakan uji parametrik (distribusi data normal) yang digunakan
untuk mencari hubungan dua variabel atau lebih bila datanya
berbentuk skala kategorik. Apabila uji chi-square tidak memenuhi
syarat (nilai expected count >20%) maka dipilih uji alternatif yaitu uji
kolmogorov-smirnov untuk tabel 2x3 dan uji Fisher Exact untuk tabel
2x2.
-
51
Syarat uji Chi Square
1). Bila pada tabel 2x2 dijumpai nilai E kurang dari 5 maka yang
digunakan adalah fisher’s exact test.
2). Bila tabel 2x2 tidak ada nilai E
-
52
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Magetan
Kabupaten Magetan terletak pada 7 38’ 30” lintang selatan dan 111
20’ 30” bujur timur, dengan batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Ngawi
Sebelah Timur : Kabupaten Madiun
Sebelah Selatan : Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Wonogiri
Sebelah Barat : Kabupaten Karanganyar ( Jawa Tengah )
Dinas Kesehatan Magetan merupakan salah satu instansi kesehatan
yang berada di Kabupaten Magetan yang membawahi 18 Kecamatan
dengan 22 Puskesmas dengan luas wilayah 688,8 km2.
Sumber : Dinkes Kab. Magetan, 2016
Gambar 5.1 Peta Kabupaten Magetan
-
53
5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan dan Pekerjaan
Jumlah responden yang melakukan pemeriksaan tahap kedua
yaitu sebanyak 351 calon jemaah haji dengan estimasi keberangkatan
tahun 2018. Karakteristik responden yang diamati dalam penelitian ini
adalah karakteristik pendidikan dan pekerjaan responden. Karakteristik
responden yaitu dibawah ini:
Tabel 5.1 karakteristik responden berdasarkan pendidikan dan pekerjaan
No Variabel Jumlah (n) Persentase (%)
1
Pendidikan
Tamat SD 44 12,5
Tamat SMP 58 16,5
Tamat SMA 47 13,4
Tamat PT 201 57,5
Jumlah 351 100,0
2
Pekerjaan
IRT 31 8,8
Pensiunan 38 10,8
Petani 42 12,0
Pedagang 42 5,4
Pegawai Swasta/BUMN 81 23,1
PNS 129 36,8
TNI/POLRI 11 3,1
Jumlah 351 100,0
Berdasarkan tabel 5.1 diketahui karakteristik responden berdasarkan
tingkat pendidikan sebagian besar adalah tamat Perguruan Tinggi
dengan jumlah 201 (57,5%) orang, sedangkan yang terendah adalah
tamat SD dengan jumlah 44(12,5%) orang. Karakteristik responden
berdasarkan pekerjaan sebagian besar adalah sebagai Pegawai Negeri
Sipil (PNS) dengan jumlah 129 (36,8%) orang, sedangkan pekerjaan
terendah adalah sebagai TNI/POLRI dengan jumlah 11 (3,1%) orang.
-
54
5.1.3 Analisis Univariat
1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Status Hiperkolesterolemia
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Status Hiperkolesterolemia
No Hiperkolesterolemia Jumlah(n) Persentase
(%)
1 Hiperkolesterolemia 209 59,5
2 Tidak
Hiperkolesterolemia 142 40,5
Jumlah 351 100.0
Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat lebih banyak calon jemaah haji
yang menderita hiperkolesterolemia daripada yang menderita tidak
menderita yaitu sebanyak 40,5% dari total jemaah haji.
2. Distribusi Frekuens i Berdasarkan Variabel Umur
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Umur Responden
No Umur Responden Jumlah (n) Persentase (%)
1 ≥ 59 Tahun 172 49,0
2 < 59 Tahun 179 51,0
Jumlah 351 100,0
Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat proporsi calon jemaah haji
yang berumur ≥ 59 tahun tidak jauh berbeda dengan calon jemaah haji
yang berumur < 59 tahun.
3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Jenis Kelamin
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden
No Jenis Kelamin
Responden Jumlah (n) Persentase (%)
1 Perempuan 185 52,7
2 Laki-laki 166 47,3
Jumlah 351 100,0
Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat lebih banyak calon jemaah haji
yang berjenis kelamin perempuan daripada berjenis kelamin laki-laki
yaitu sebanyak 47,3% dari total jemaah haji.
-
55
4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Status Merokok
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Status Merokok
No Status Merokok Jumlah (n) Persentase (%)
1 Merokok 233 66,4
2 Tidak Merokok 118 33,6
Jumlah 351 100.,0
Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat sebagian besar calon jemaah
haji merokok adalah 66,4% dari total calon jemaah haji.
5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Obesitas
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Obesitas
No Obesitas Jumlah (n) Persentase (%)
1 Ya 120 34,2
2 Tidak 231 65,8
Jumlah 351 100,0
Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat lebih banyak calon jemaah haji
yang tidak obesitas daripada yang obesitas yaitu sebanyak 65,8% dari
total calon jemaah haji.
5.1.4 Analisis Bivariat
1. Hubungan antara variabel umur dengan kejadian hiperkolesterolemia
pada calon jemaah haji
Tabel 5.7 hubungan antara umur dengan kejadian
hiperkolesterolemia pada calon jemaah haji
Umur Hiperkoles
terolemia
Tidak
Hiperkolesterolem
ia
Jumlah P-
Value
RP
(95%
CI)
N % N % n %
≥59
Tahun
108 62,8 64 37,2 172 100,0 0,269 1,1
(0,936-
1,323)
-
56
haji yang berumur ≥ 59 tahun yaitu 108 orang (62,8%)
dibandingkan calon jemaah haji yang berumur < 59 tahun yaitu 101
orang (56,4%)