Download - Siap Print
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stategi pemasaran menjabarkan program pemasaran untuk mencapai
sasaran perusahaan. Strategi pemasaran adalah logika pemasaran dan atas
logika itu unit bisnis diharapkan bisa mencapai sasaran-sasaran
pemasarannya. Strategi pemasaran terdiri atas pengambilan keputusan tentang
biaya pemasaran perusahaan, bauran pemasaran, alokasi pemasaran, dan
hubungannya dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi
persaingan yang dihadapi (Kotler, 2000).
Strategi pemasaran juga menjadi salah satu faktor penentu
perkembangan dan pertumbuhan industri otomotif yang sangat pesat
khususnya kendaraan roda dua (motor). Hal ini ditandai dengan terus
bertambahnya kuantitas kendaraan yang dimiliki masyarakat dan terlihat pada
mobilitas kendaraan yang berada di jalan-jalan kota besar seperti Makassar.
Industri otomotif dapat dilihat dari berbagai dimensi yang cukup luas. Ruang
lingkup bisnis otomotif bisa mencakup dimensi investasi, manajemen,
marketing, pembelanjaan dan transaksi lainnya yang menjadi faktor utama
dalam proses pertukaran uang dan barang. Khususnya industri otomotif motor
sangatlah nampak perkembangannya, motor lahir dengan berbagai merek,
model, type, warna, spesifikasi lainnya. Semua ini sejalan dengan terus
meningkatnya mobilitas dan aktivitas penduduk diberbagai aspek. Ini
menunjukkan bahwa dalam industri otomotif motor mengalami persaingan
2
yang sangat ketat. Masalah tersebut di satu sisi merupakan ancaman (threats),
tetapi disisi lain merupakan peluang (opportunity) bisnis baru.
Kondisi tersebut jika diamati dari dimensi bisnis dan aktivitas
pemasaran memiliki pengaruh besar dalam merumuskan kebijakan bisnis
industri otomotif di masa datang. Kebijakan strategi pemasaran merupakan
alternatif. Kajian strategi pemasaran yang sangat penting adalah menganalisis
perilaku konsumen untuk strategy targeting dan positioning nya.
Hal utama yang menjadi dasar perlu adanya pemasaran bagi
perusahaan adalah karena produk yang dihasilkannya tidak bisa mencari
konsumennya sendiri. Oleh karena itu, di setiap koorporat selalu terdapat
bidang khusus yang menangani distribusi produk mereka agar sampai ke
tangan konsumen. Divisi tersebut dinamakan divisi pemasaran, yang di
dalamnya termasuk bagian penjualan.
Semakin ketatnya kompetisi di antara perusahaan, menjadikan bidang
pemasaran ini mendapat perhatian sangat serius para ahli, karena ia menjadi
semacam roh bagi sebuah koorporat. Betapa pun bagusnya sebuah produk,
tanpa didukung pemasaran yang memadai, akan menjadi sia-sia. Kualitas
sebuah produk memang menentukan daya tarik bagi konsumen, tetapi tanpa
didukung model pemasaran yang memadai, akan sulit sampai ke tangan
konsumen.
Suzuki Daya adalah salah satu dealer motor yang menjual produk
motor-motor Suzuki, seperti motor Suzuki Next, motor Suzuki Shogun, motor
Suzuki Satria Fu 150, motor Suzuki Address, motor Suzuki Titan, dan motor
3
Suzuki Shooter, mengalami suatu masalah terjadinya penurunan tingkat
penjualan pada produk motor yang dijualnya. Hal ini bisa disebabkan karena
strategi pemasaran yang dilakukan kurang tepat. Untuk itu diperlukan strategi
pemasaran yang tepat agar dapat meningkatkan penjualan kendaraan
motornya. Suatu strategi pemasaran harus dibuat dengan memperhatikan
semua lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Strategi pemasaran
sangat spesifik bagi setiap perusahaan. Hal ini disebabkan faktor internal dan
eksternal perusahaan berbeda bagi setiap perusahaan. Berdasarkan uraian
mengenai kondisi di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
sebagai tugas akhir dengan judul: Perumusan Strategi Pemasaran Dengan
Mengintegrasikan Analisa SWOT dan AHP Sebagai Upaya Peningkatan
Penjualan (Studi Kasus Pada Suzuki Daya).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana
perumusan strategi yang dapat dilakukan Suzuki Daya untuk
meningkatkan penjualannya dengan mengintegrasikan
analisis SWOT dan AHP ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu merumuskan model strategi
pemasaran yang baik dalam upaya meningkatkan penjualan pada Suzuki
Daya.
4
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini berguna/ dimanfaatkan untuk :
1. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi wawasan serta
menambah khasanah kepustakaan khususnya di bidang perilaku
konsumen.
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan akan menghasilkan informasi yang bermanfaat
sebagai bahan evaluasi terhadap efektifitas dan efisiensi dalam
menerapkan strategi pemasaraan yang efektif.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan yang
penulis dapatkan di bangku kuliah di dalam kondisi praktis yang ada di
masyarakat, terutama dibidang pemasaran tentang faktor bauran
pemasaran terhadap keputusan pembelian.
E. Asumsi dan Batasan Penelitian
Batasan-batasan dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini dilakukan pada pegawai dan pimpinan Suzuki Daya yang
merupakan bagian yang penting bagi perusahaan .
2. Penulis hanya menjelaskan metode pemasaran yang paling baik untuk
meningkatkan penjualan motor dan menarik perhatian konsumen.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan landasan utama dalam bisnis dan masyarakat.
Kemampuan untuk mengenali kebutuhan dan keinginan konsumen dan
mengkombinasikannya dengan kondisi pasar merupakan kegiatan utama bagi
suatu perusahaan untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan agar tetap eksis.
Sedangkan pengertian pemasaran menurut Kotler dan Armstrong
(2000), adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan
pihak lain.
Pengertian pemasaran dari kedua pendapat di atas menerangkan
bahwa kegiatan pemasaran mencakup ruang lingkup kegiatan yang sangat
luas yang dimulai dari menetukan kebutuhan konsumen dan diakhiri dengan
kepuasan konsumen. Dengan kata lain kegiatan pemasaran bermula dan
berakhir pada konsumen. Bagi perusahaan yang berorientasi pada konsumen
(pasar), maka kegiatan pemasaran akan bermula dan berakhir pada konsumen.
Artinya dimulai dari menentukan apa yang diinginkan konsumen dan diakhiri
dengan kepuasan konsumen. Pemuasan kebutuhan konsumen merupakan
syarat mutlak bagi kelangsungan hidup perusahaan seperti yang tercermin
6
dalam konsep pemasaran.
Konsep pemasaran yang dikemukakan oleh Dharmmesta dan Irawan
(2000) dalam Arifin (2013). ”Konsep pemasaran adalah suatu falsafah bisnis
yang menyatakan bahwa kepuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat
ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan”. Dari konsep
pemasaran diatas jelaslah bahwa perusahaan harus mampu memberikan
kepuasan kepada konsumennya dengan mengetahui apa yang menjadi
kebutuhannya agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang.
B. Pengertian Bauran Pemasaran
Menurut Lupiyoadi (2006) dalam Arifin (2013), Bauran pemasaran
merupakan alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagai unsur suatu program
pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran
dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses. Ada empat inti bauran
pemasaran, yaitu : product, Price, Place, dan Promotion, tetapi kemudian
ditambah lagi dengan People, Process, dan Customer Service.
Keempat unsur bauran pemasaran tersebut saling berhubungan dan
berpengaruh satu sama lain, sehingga harus diupayakan untuk menghasilkan
suatu kebijakan pemasaran yang mengarah kepada layanan efektif dan
kepuasan konsumen. Jadi didalam bauran pemasaran terdapat variabel –
variabel yang saling mendukung satu dengan yang lainnya, yang kemudian
oleh perusahaan digabungkan untuk memperoleh tanggapan – tanggapan
yang diinginkan didalam pasar sasaran. Dengan perangkat tersebut
perusahaan dapat mempengaruhi permintaan akan produknya.
7
C. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran menyatakan bahwa pencapaian secara organisasi
tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar serta penyampaian
kepuasan yang didambakan itu lebih efektif dan efesien dibandingkan
pesaing.
Konsep pemasaran dinyatakan dengan cara yang berwarna-warni seperti :
1. Kami mewujudkan keinginan anda
2. Terbang untuk melayani
3. Kami tidak puas sebelum anda puas
4. Dan kami bisa melebihi harapan anda (Kotler & Amstrong, 2005:21).
Konsep pemasaran dan konsep penjualan mempunyai pengertian yang
berbeda. Konsep penjualan mempunyai perspektif dari dalam keluar. Konsep
itu sendiri dimulai dengan pabrik, berfokus pada produk perusahaan yang
sudah ada dan melakukan penjualan dan promosi besar-besaran untuk
memperoleh penjualan yang mampu mendatangkan laba. Sebaliknya konsep
pemasaran mempunyai perspektif dari luar ke dalam. Konsep itu memusatkan
perhatian penuh pada penaklukan pelanggan mendapatkan penjualan jangka
pendek.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, konsep pemasaran
merupakan proses pendistribusian barang yang dilakukan dari luar ke dalam
supaya memperoleh laba dan kepuasan pelanggan. Pelanggan itu sendiri
8
adalah orang yang paling penting dalam perusahaan, pelanggan itu sendiri
tidak tergantung pada kita. Kita tergantung pada pelanggan.
D. Teknik-Teknik Pemasaran
Berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam memasarkan produk yang
dihasilkan baik itu barang maupun jasa sangat dibutuhkan teknik pemasaran
yang baik dan tepat, sebab teknik dalam memasarkan sebuah produk
merupakan ujung tombak bagi perusahaan dalam mencapai tujuannya.
”Teknik pemasaran adalah cara atau langkah-langkah dalam
melakukan penjualan suatu barang atau jasa yang dilakukan oleh seseorang
untuk mencapai penjualannya”. Soesarsono Widjandi, (1988:46) dalam Arifin
(2013).
Pendapat lain mengatakan, ”teknik pemasaran adalah suatu cara yang
dilakukan oleh penjual untuk mempengaruhi pembeli”. Bambang Sudarmaji,
(2004:33) dalam Arifin (2013).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teknik
pemasaran adalah langkah-langkah atau cara-cara seseorang atau lembaga
perusahaan dalam melakukan penjualan produk barang atau jasa. Ada
beberapa hal yang dapat dilakukan dalam melakukan kegiatan pemasaran
antara lain :
1. Kemitraan
Teknik ini dilakukan dengan kerja sama dengan badan-badan baik
perorangan maupun badan usaha lainnya untuk memasarkan hasil produksi
yang bersifat barang atau jasa dari perusahaan pemroduksian keperusahaan
9
distributor. Perusahaan pemroduksian juga dapat melakukan proses
pemasaran dengan menggunakan saluran distribusi yang dikelola oleh
perusahaan tersebut pada bagian pemasaran atau departemen yang
ditunjuk.
2. Penjualan langsung
Proses ini biasanya dilakukan oleh perusahaan jasa seperti perusahaan
asuransi, proses dan teknik pemasaran dilakukan secara langsung melalui
bagian-bagian teknik yang dilakukan agar hasil produksi dari perusahaan
dapat dipergunakan oleh pengguna jasa produk.
3. Suplier
Proses ini dilakukan oleh perusahaan dengan melakukan pemasaran
produk perusahaan langsung, contoh perusahaan kerja sama dengan agen-
agen yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai pemasar produk dari
perusahaan pemroduksi.
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Pemasaran
Dalam melakukan proses pemasaran perusahaan terkadang mengalami
hambatan dan rintangan yang disebabkan adanya beberapa faktor. Adapun
beberapa faktor yang memberikan pengaruh terhadap kegiatan pemasaran
dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan yang memproduksi barang
(fisik) maupun perusahaan yang memproduksi jasa (non fisik) antara lain :
1. Organisasi
Faktor ini biasanya berasal dari dalam perusahaan itu sendiri yang
memberikan pengaruh terhadap kegiatan pemasaran. Dalam suatu
10
organisasi perusahaan diharapkan saling memberikan kerjasama yang baik
antara bagian-bagian atau devisi-devisi yang ada dalam perusahaan
sehingga dapat memberikan keuntungan bagi seluruh bagian-bagian yang
dalam perusahaan.
2. Manajemen
Perusahaan dalam menerapkan manajemen sudah semestinya
diperhitungkan dan dianalisis dengan baik agar tujuan perusahaan dapat
tercapai serta berkembang dengan baik dimasa mendatang.
3. Kerja sama antar karyawan dalam perusahaan
Proses ini dimungkinkan adanya hubungan yang baik antar karyawan
dengan perusahaan tersebut, dengan adanya hubungan yang baik antar
karyawan dalam perusahaan akan memberikan dampak yang baik.
4. Kebijakan pemerintah
Dalam perkembangan suatu perusahaan yang memproduksi barang atau
jasa sudah semestinya berkaitan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah
yang ada. Jika produk perusahaan yang telah beredar di masyarakat
bertentangan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang diterapkan
maka perusahaan tersebut akan mengalami kendala dalam memasarkan
produknya kepada konsumen. Sebaliknya bagi kebijakan pemerintah yang
tidak memberikan relevansi dan dukungan bagi perusahaan, maka
perusahaan juga akan mengalami kendala dalam melakukan kegiatan
pemasaran. Hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah bagi
perusahaan seperti:
11
a. Legalitas Perusahaan
Perusahaan perlu melakukan bahwa perusahaan itu adalah perusahaan
yang telah memperoleh ijin resmi dalam melakukan kegiatan produksi,
memasarkan produknya serta terdaftar secara sah oleh pemerintah
mengenai keberadaan usahanya.
b. Sertifikasi produk
Produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan harus mendapatkan
sertifikat produk dan disahkan oleh pihak yang berwenang sebelum
produk-produk itu dipasarkan ke konsumen.
F. Fungsi Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran yang ditetapkan dan dijalankan perusahaan
mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
Menetapkan basis konsumen secara strategis, rasional dan lengkap dengan
informasinya.
Mengidentifikasikan kebutuhan yang sekarang dan yang akan datang dari
konsumen dan calon konsumen.
Menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
konsumen dengan tepat dan menguntungkan, serta mampu membedakan
perusahaan dari pesaing.
12
G. Analisis SWOT
1. Pengertian SWOT
Dalam strategi pemasaran terdapat suatu metode yaitu analisis SWOT
(strengths, weaknesses, opportunities and threats) yang dirancang khusus
untuk membantu mengidentifikasi strategi pemasaran yang harus dijalankan
perusahaan. Analisis SWOT mencakup lingkungan internal dan eksternal
perusahaan. Secara internal, kerangka kerjanya menguraikan kekuatan dan
kelemahan pada dimensi kunci misalnya kinerja keuangan dan sumber daya,
yaitu : sumber daya manusia, fasilitas dan kapasitas produksi, pangsa pasar,
persepsi pelanggan terhadap kualitas produk, harga dan ketersediaan produk,
organisasi komunikasi . Penilaian terhadap lingkungan eksternal termasuk
informasi pasar (pelanggan dan persaingan), kondisi ekonomi, tren sosial,
teknologi dan peraturan pemerintah. Ketika semua dijalankan dengan benar,
analisis SWOT dapat mengarahkan proses pembuatan rencana strategis yang
baik. Analisis SWOT dapat bermanfaat dalam menemukan keunggulan
strategis yang dapat dieksploitasi dalam strategi pemasaran perusahaan.
Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisis
SWOT, bahwa analisis SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa yang
ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang
mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib
13
yang mampu memberikan jalan keluar bagi masalah-masalah yang dihadapi
oleh organisasi.
2. Komponen Analisis SWOT
Analisis SWOT terbagi atas empat komponen dasar yaitu :
1. Strengths (S), merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam
organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang
dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi,
proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
2. Weakness (W), merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam
organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang
dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi,
proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
3. Opportunities (O), merupakan kondisi peluang berkembang di masa
datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar
organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor,
kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.
4. Threats (T), merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman
ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
3. Kombinasi Strategi Analisis SWOT
Kombinasi strategi dari Matrik SWOT adalah sebagai berikut :
a. Strategi SO
14
Yaitu strategi dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut
dan memanfaatkan peluang sebesar – besarnya.
b. Strategi ST
Yaitu strategi dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk
mengatasi ancaman.
c. Strategi WO
Yaitu strategi yang memanfaatkan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada.
d. Strategi WT
Yaitu strategi yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan
kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
4. Tujuan Penarapan SWOT di Perusahaan
Penerapan SWOT pada suatu perusahaan bertujuan untuk
memberikan suatu panduan agar perusahaan menjadi lebih fokus, sehingga
dengan penempatan analisa SWOT tersebut nantinya dapat dijadikan
sebagai bandingan pikir dari berbagai sudut pandang, baik dari segi
kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang mungkin bisa
terjadi di masa-masa yang akan datang.
Tujuan lain diperlukan analisis SWOT adalah dimana setiap produk
yang beredar dipasaran pasti akan mengalami pasang surut dalam
15
penjualan atau yang dikenal dengan istilah daur hidup produk (life cycle
product). Konsep daur hidup dirujuk berdasarkan keadaan realitas yang
terjadi di pasar, bahwa konsumen memiliki tingkat kejenuhan dalam
memakai suatu produk. Seperti pada gambar dibawah ini :
Gambar 2.1. Daur Hidup Produk
Gambar diatas merupakan tahapan yang paling berbahaya karena
tingkat prtumbuhan laba dan laju pertumbuhan penjualan yang mulai
menurun sehingga diharapkan wirausahawan melakukan peluncuran
produk baru atau Repositioning produk baru. Strategi yang dubutuhkan
adalah pengembangan produk baru. Berdasarkan daur hidup produk, maka
diharapkan wirausahawan mulai berhati-hati dalam memulai bisnisnya dan
mengelola usahanya mengingat bisnis dan produk juga mempunyai daur
hidup. Tahapan yang paling riskan adalah tahapan pengenalan
(introduction) sebuah produk dan bisnis karena akan mempengaruhi hidup
16
dan matinya sebuah usaha hal ini dikarenakan tingkat kontribusi laba yang
belum cukup dan yang sering terjadi adalah seorang wirausahawan
menanamkan seluruh modalnya pada investasi awal dan lupa bahwa dalam
tahap pengenalan akan membutuhkan modal cadangan untuk menutup
kekurangan dana yang disebabkan karena laba tidak cukup menutupi biaya
yang telah dikeluarkan.
5. Model Analisis SWOT
Dalam rangka menciptakan suatu analisis SWOT yang baik dan
tepat maka perlu kiranya dibuat suatu model analisis SWOT yang
representative. Penafsiran representative disini adalah bagaimana suatu
kasus yang akan dikaji dilihat berdasarkan ruang lingkup dari aktivitas
kegiatan, atau dengan kata lain kita melakukan penyesuaian analisa
berdasarkan kondisi yang ada. Misalnya untuk perusahaan manufaktur dan
perbankan, tentu ini dua bentuk analisa yang berbeda dan mempengaruhi
terjadinya perubahan bentuk model analisa yang akan diterapkan.
Untuk menyusun suatu formula SWOT yang representative adalah dengan
menempatkan tahapan – tahapan sebagai berikut :
a. Menentukan Faktor-faktor Strategis Eksternal dan Internal suatu
Perusahaan.
Untuk menganalisa secara lebih dalam tentang SWOT, maka
perlu dilihat faktor eksternal dan internal sebagai bagian penting dalam
analisis SWOT, yaitu:
1. Faktor Eksternal
17
Faktor eksternal ini mempengaruhi terbentuknya opportunities and
threats (O and T). Dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi –
kondisi yang terjadi diluar perusahaan yang mempengaruhi dalam
pembuatan keputusan perusahaan. Faktor ini mencakup lingkungan
industri (industry environment) dan lingkungan bisnis makro (macro
environment) dan lingkungan bisnis makro (macro environment) dan
lingkungan bisnis makro (macro environment), ekonomi, politik,
hukum, teknologi, kependudukan, dan sosial budaya.
2. Faktor Internal
Faktor internal ini mempengaruhi terbentuknya strengths and
weaknesses (S and W). Dimana faktor ini menyangkut dengan
kondisi yang terjadi dalam perusahaan, yang mana ini turut
mempengaruhi terbentuknya pembuatan keputusan (decision
making) perusahaan. Faktor internal ini meliputi semua macam
manajemen fungsional: pemasaran, keuangan, operasi, sumber daya
manusia, penelitian dan pengembangan, sistem informasi
manajemen, dan budaya perusahaan (corporate culture).
b. Menganalisis dan Menentukan Keputusan Strategis dengan
Pendekatan Matrik SWOT
Pada tahap ini selanjutnya dilakukan analisis dan penentuan
keputusan dengan menempatkan pendekatan matrik SWOT. Dimana
setiap hubungan tersebut diberikan solusi strategi yang harus dilakukan.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada gambar dibawah ini.
18
Tabel 2.1. Format Menganalisis dan Menentukan Keputusan Strategis dengan
Pendekatan Matrik SWOT
Strengths (S) Threats (T)(Kekuatan) (Kelemahan)
Opportunities (O) Strategi untuk Strategi untuk(Peluang) SO WO
Weaknesses (W) Strategi untuk Strategi untuk(Ancaman) ST WT
Dalam hal ini Iskandar Putong mengatakan bahwa, berdasarkan
nilai peringkat dan pembobotan yang kemudian dikalikan akan
diperoleh hasil kombinasi antara beberapa situasi sebagai berikut:
1. (Kekuatan, Kesempatan atau S,O) artinya perusahaan menentukan
strategi berdasarkan kombinasi kekuatan dan kesempatan yang bisa
memanfaatkan kekuatan untuk menggunakan peluang sebaik-
baiknya.
2. (Kelemahan, Kesempatan atau W,O) artinya perusahaan harus
membuat strategi bagaimana meminimalkan kelemahan yang selalu
muncul dalam perusahan dengan memanfaatkan peluang yang
menguntungkan.
3. (Kekuatan, Ancaman atau S,T) artinya perusahaan bisa
memanfaatkan kekuatan baik dalam hal management, sistem
pemasaran maupun kemampuan financial untuk mengatasi ancaman.
19
4. (Kelemahan, Ancaman atau W,T) artinya perusahaan harus
meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.
H. Analytical Hierarchy Process (AHP)
1. Pengertian Analytical Hierarchy Process
Analytical Hierarchy Process (AHP) pertama kali dikembangkan
oleh Thomas Lorie Saaty dari Wharton Business School pada tahun 1970-
an, yang digunakan mencari rangking atau urutan prioritas dari berbagai
alternatif dalam pemecahan suatu permasalahan. AHP adalah suatu metode
yang sederhana dan fleksibel yang menampung kreativitas dalam
ancangannya terhadap suatu masalah (dibuat sesuai dengan masing-masing
pemakai). Kekuatan AHP terletak pada struktur hierarkinya sendiri yang
memungkinkan seseorang memasukkan semua faktor penting, dan
mengaturnya dari atas ke bawah mulai dengan yang paling penting
ketingkat yang berisi alternatif, untuk dipilih mana yang terbaik.
(Saaty,1993).
Kelebihan AHP ini adalah kemampuannya jika dihadapkan pada
situasi yang kompleks atau berkerangka dimana data informasi statistik
dari masalah yang dihadapi sedikit. Data yang ada hanya bersifat kualitatif
yang didasarkan pada persepsi, pengalaman atau intuisi. Jadi, masalah
tersebut dapat dirasakan dan diamati namun kelengkapan data numerik
tidak menunjang untuk dimodelkan secara kuantitatif. (Suyono dan Mukti,
2009).
20
2. Prinsip – Prinsip Dasar AHP
Dalam menyelesaikan persoalan dengan Metode AHP, ada
beberapa prinsip dasar yang harus dipahami (Mulyono ,2004 : 335-337) :
a. Decomposition,
Prinsip ini merupakan pemecahan persoalan – persoalan yang
utuh menjadi unsur- unsurnya ke bentuk hirarki proses pengambilan
keputusan dimana setiap unsur atau elemen saling berhubungan. Jika
ingin mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan dilakukan terhadap
unsur – unsurnya sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan yang
lebih lanjut sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan
yang ada. Struktur hirarki keputusan tersebut dapat dikatakan complete
dan incomplete. Suatu hirarki disebut complete bila semua elemen pada
suatu tingkat berhubungan dengan semua elemen pada tingkat
berikutnya, sementara hirarki keputusan incomplete adalah kebalikan
dari complete.
Bentuk struktur dekomposisi yakni :
Tingkat pertama : Tujuan keputusan (goal)
Tingkat kedua : Kriteria - kriteria
Tingkat ketiga : Alternatif-alternatif
21
Gambar 2.2. Hirarki keputusan dari AHP
b. Comparative Judgement
Prinsip ini memberikan penilaian tentang kepentingan relatif
dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat
yang di atasnya. Penilaian ini merupakan inti dari penggunaan metode
AHP. Penilaian ini dapat disajikan dalam bentuk matriks yang disebut
matriks pairwise comparisonya itu matriks perbandingan berpasangan
yang memuat tingkat preferensi beberapa alternatif untuk kriteria.
Skala preferensi dengan skala 1 menunjukan tingkat paling rendah
sampai dengan skala 9 tingkatan paling tinggi. Untuk skala
perbandingan berpasangan disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 2.2. Skala Perbandingan Berpasangan
Intensitas Kepentingan Definisi
1 Sama pentingnya dibanding dengan yang lain
3 Moderat pentingnya dibanding yang lain
5 Kuat pentingnya dibanding yang lain
7 Sangat kuat pentingnya dibanding yang lain
9 Ekstrim pentingnya dibanding yang lain
2,4,6,8 Nilai diantara dua penilaian yang berdekatan
22
Reciprocal
Jika elemen i memiliki salah satu angka diatas
dibandingkan elemen j, maka j memiliki nilai
kebalikannya ketika dibanding dengan i
Dalam penilaian kepentingan relatif dua elemen berlaku aksioma
reciprocal artinya jika elemen i dinilai 3 kali lebih penting dibanding j,
maka elemen j harus sama dengan 13 kali pentingnya dibanding elemen
i. Disamping itu, bila dua elemen dibandingkan menghasilkan angka 1
berarti sama penting.
c. Synthesis ofpriority
Pada prinsip ini menyajikan matrik spairwise comparison yang
kemudian dicari eigen vektornya untuk mendapatkan local priority.
Karena matrik spairwise comparison terdapat pada setiap tingkat,
maka untuk mendapatkan globalpriorty dapat dilakukan sintesa
diantara local priority.
d. Logical consistency
Merupakan karakteristik yang paling penting. Hal ini dapat
dicapai dengan mengagresikan seluruh vektor eigen yang diperoleh
dari tingkatan hirarki dan selanjutnya diperoleh suatu vektor composite
tertimbang yang menghasilkan urutan pengambilan keputusan.
3. Tahapan – tahapan AHP
Tahapan – tahapan pengambilan keputusan dengan Metode AHP adalah
23
sebagai berikut:
a. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan.
b. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum,
dilanjutkan dengan kriteria - kriteria, sub kriteria dan alternatif -
alternatif pilihan yang ingin diurutkan.
c. Membentuk matriks perbandingan berpasangan yang
menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen
terhadap masing - masing tujuan atau kriteria yang setingkat diatasnya.
Perbandingan dilakukan berdasarkan pilihan atau judgement dari
pembuat keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen
dibandingkan elemen lainnya.
d. Menormalkan data yaitu dengan membagi nilai dari setiap elemen
didalam matriks yang berpasangan dengan nilai total dari setiap
kolom.
e. Menghitung nilai eigenvector dan menguji konsistensinya, jika tidak
konsisten pengambil data (preferensi) perlu diulangi. Nilai eigen vector
yang dimaksud adalah nilai eigen vector maximum yang diperoleh
dengan menggunakan matlab maupun manual.
f. Mengulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.
g. Menghitung eigen vector dari setiap matriks perbandingan
berpasangan. Nilai eigen vector merupakan bobot setiap elemen.
Langkah ini mensintesis pilihan dan penentuan prioritas elemen –
elemen pada tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan.
24
h. Menguji konsistensi hirarki. Jika tidak memenuhi dengan CR < 0, 100
maka penilaian harus diulang kembali.
4. Menetapkan Prioritas
Dalam menetapkan prioritas dilakukan dengan menyusun
perbandingan berpasangan yaitu membandingkan seluruh elemen untuk
setiap hirarki. Apabila dalam suatu subsistem operasi terdapat n elemen
operasi yaitu A1, A2, …, An maka hasil perbandingan dari elemen –
elemen operasi tersebut akan membentuk matriks A berukuran n × n
sebagai berikut :
Tabel 2.3. Matriks Perbandingan Berpasangan
A1 A2 ⋯ An
A1 a11 a12 ⋯ a1n
A2 a21 a12 ⋯ a2n
⋮ ⋮ ⋮ ⋱ ⋮An an1 an2 ⋯ Amn
Matriks An × n merupakan matriks reciprocal, yang diasumsikan terdapat n
elemen yaitu w1, w2, ..., wn yang membentuk perbandingan. Nilai
perbandingan secara berpasangan antara wi, wj dipresentasikan dalam
sebuah matriks wi, wj = aij dengan ij = 1,2,3,…,n sedangkan nilai aij
merupakan nilai matriks hasil perbandingan yang mencerminkan nilai
kepentingan Ai terhadap Aj bersangkutan sehingga diperoleh matriks yang
dinormalisasi. Nilai aij = 1, untuk i = j (diagonal matrik memiliki nilai 1),
25
atau apabila antara elemen operasi Ai dengan Aj memiliki tingkat
kepentingan yang sama maka nilai aij = aji = 1. Bila vektor pembobotan
elemen – elemen operasi dinyatakan dengan W, dengan W = (w1, w2,
…,wn), maka intensitas kepentingan elemen operasi A1 terhadap A2 adalah
w1
w2= ɑ12, sehingga matriks perbandingan berpasangan dapat dinyatakan
sebagai berikut.
Tabel 2.4. Matriks Perbandingan Intensitas Kepentingan Elemen Operasi
Berdasarkan matriks perbandingan berpasangan maka dilakukan
normalisasi dengan langkah – langkah sebagai berikut :
a. Bobot setiap kolom j dijumlahkan, total nilai kolom dilambangkan
dengan Sij
b. Nilai setiap kolom dibagi dengan total nilai kolomnya. Hasil dari
pembagian itu dilambangkan dengan Vij.
26
c. Selanjutnya dengan menghitung vektor prioritas relatif dari setiap
kriteria dengan merata – ratakan bobot yang sudah dinormalisasi
dengan baris ke-i prioritas kriteria ke-I dilambangkan dengan Pi.
5. Menentukan Eigen value dan Eigen vektor
Untuk setiap perbandingan antara kriteria – kriteria yang berada
dalam satu tingkatan dengan tujuan untuk mengetahui kriteria mana yang
paling disukai atau yang penting maka dapat disajikan dalam sebuah
matriks perbandingan dalam setiap level atau tingkatan. Nilai eigen
vektor merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini mensintesis pilihan
dan penentuan prioritas elemen - elemen pada tingkat hirarki terendah
sampai pencapaian tujuan. Untuk mengetahui pembahasan lebih lengkap
tentang eigen vektor dan eigen value maka akan diberikan definisi -
definisi sebagai berikut :
a. Matriks
Matriks ialah susunan berbentuk empat persegi panjang dari elemen –
elemen (bilangan) yang terdiri dari beberapa baris dan kolom dibatasi
dengan tanda kurung, seperti berikut :
27
Dimana (aij), i, j = 1,2,3,...,n
Matriks diatas disebut matriks tingkat m x n, yang terdiri dari m baris
dan n kolom. Setiap aij disebut elemen atau unsur dari matriks itu,
sedang indeksi dan j berturut – turut menyatakan baris dan kolom.
Pasangan bilangan (m,n) disebut dimensi (ukuran dan bentuk) dari
matriks itu.
b. Vektor n dimensi atau Rn
Secara matematis suatu vektor ditentukan ujung vektornya yang
dinyatakan sengan bilangan riil (a,b) dalam ruang dua. Secara umum
pengertian ini dapat diperluas dalam ruang n, (n bilangan positif)
atau Rn. Jadi suatu vektor dalam Rn dinyatakan dengan baris-n riil
(a1,a2,a3,...,an). Koordinat barisan-n bilangan ini berturut-turut disebut
dengan koordinat pertama, kedua sampai koordinat ke-n yang
semuanya disebut dengan komponen – komponen vektor itu. Jika
barisan ini berupa bilangan kompleks maka ruang disebut ruang
kompleks berdimensi n atau Cn. Suatu himpunan dari barisan-n
bilangan yang dinyatakan dengan Rn disebut ruang berdimensi n.
Suatu vektor di Rn ditulis dengan x = (x1,x2,...,xn) dimana bilangan-
bilangan riil x1, i = 1,2,3,...,n disebut komponen – komponen dari
vektor.
c. Eigen value dan Eigen vektor
Definisi : Jika A adalah matriks m x n, maka vektor tak nol x
28
didalam Rn dinamakan vektor eigen dari A jika Ax adalah kelipatan
skalar dari x ; yakni Ax = λx
Untuk suatu skalar λ dinamakan nilai eigen (eigenvalue) dari A dan
x dikatakan vektor eigen yang bersesuaian dengan λ. Untuk mencari
nilai eigen dari matriks A yang berukuran nxn maka dituliskan
kembali Ax = λx sebagai Ax =λx atau secara ekivalen.
(λI – A) x = 0
Supaya λ menjadi nilai eigen, maka harus ada pemecahan tak nol
jika dan hanya jika
Det (λI – A) = 0
Ini dinamakan persamaan karakteristik A; skalar yang memenuhi
persamaan ini adalah nilai dari eigen A.
d. Interpretasi Geometrik dari vektor Eigen
Definisi : T : Rn Rn adalah operator linear, maka skalar λ disebut
sebagai nilai eigen dari T, jika terdapat x yang tak nol dari Rn
sehingga Tx = λx; vektor-vektor x taknol tersebut meemnuhi
persamaan ini disebut vektor eigen dari T yang terkait dengan λ. Jika
nilai λ adalah nilai eigen dari A, dan x adalah suatu vektor eigen
yang terkait maka Ax = λx, sehingga perkalian A memetakan x ke
dalam suatu perkalian skalar dengan dirinya sendiri. Pada R2dan R3,
ini berarti perkalian A memetakan setiap vektor eigen x kesuatu
vektor ysng terletak pada garis yang sama dengan x.
29
Jika diketahui perbandingan elemen Ai dengan Aj adalah maka
secara teoritis matriks tersebut berciri positif berkebalikan, yakni aij = 1/ɑij.
Bobot yang dicari dinyatakan dalam vektor w = (w1,w2,w3, ...,wn). Nilai wn
menyatakan bobot kriteria An terhadap keseluruhan set kriteria pada
subsistem tersebut. Jika ɑij mewakili derajat kepentingan faktor i terhadap
faktor j dan ɑik menyatakan derajat kepentingan dari faktor j terhadap
faktor k, maka agar keputusan menjadi konsisten, kepentingan i terhadap
faktor k harus sama dengan ɑij.ɑjk atau jika ɑij
.ɑjk = ɑik untuk semua i, j, k.
Untuk suatu matriks konsisten dengan vektor w, maka elemen ɑij dapat
ditulis :
Jadi, matriks konsistennya adalah :
Seperti yang diuraikan diatas, maka untuk pairwise comparison matrix
diuraikan menjadi:
Dari persamaan tersebut diatas dapat dilihat bahwa :
30
Dengan demikian untuk matriks perbandingan berpasangan yang
konsisten menjadi :
Persamaan tersebut ekuivalen dengan bentuk persamaan matriks dibawah
ini :
Dalam teori matriks, formulasi ini diekspresikan bahwa w adalah eigen
vektor dari matriks A dengan nilai eigen n. Perlu diketahui bahwa n
merupakan dimensi matriks itu sendiri. Dalam bentuk persamaan matriks
dapat ditulis sebagai berikut :
Tetapi pada prakteknya tidak dapat dijamin bahwa :
31
Salah satu penyebabnya yaitu karena unsur manusia (decision maker)
tidak selalu dapat konsisten mutlak dalam mengekspresikan preferensi
terhadap elemen – elemen yang dibandingkan. Dengan kata lain, bahwa
penilaian yang diberikan untuk setiap elemen persoalan pada suatu level
hirarki dapat saja tidak konsisten (inconsistent).
6. Menghitung Indeks Konsistensi
Dalam Penilaian matriks berpasangan seringkali menyebabkan
perubahan kecil nilai aij yang menyebabkan perubahan nilai eigen
maksimum. Penyimpangan nilai eigen maksimum merupakan perubahan
ukuran konsistensi. Indikator terhadap konsistensi diukur melalui indeks
konsistensi sebagai berikut :
AHP mengukur seluruh konsistensi penilaian dengan menggunakan
konsistensi ratio (CR) yang dirumuskan:
Suatu tingkat konsistensi yang tertentu diperlukan dalam penentuan
prioritas untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Nilai CR ≤ 0,100 adalah
konsisten jika tidak maka perlu dilakukan revisi. Dibawah ini tabel dari
nilai random indeks :
Tabel 2.5. Tabel Nilai Random Indeks (RI)
32
N 1 2 3 4 5 6 7 8
RI 0,000 0,000 0,580 0,900 1,120 1,240 1,320 1,410
N 9 10 11 12 13 14 15
RI 1,450 1,490 1,510 1,480 1,560 1,570 1,590
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Salah satu komponen paling penting dari sebuah penelitian adalah
tempat penelitian dalam hal ini adalah sebuah perusahaan. Perusahaan yang
menjadi objek penulisan adalah Suzuki Daya yang berlokasi di Jl. Perintis
Daya Makassar. Penelitian ini direncanakan berlangsung selama kurang lebih
1 bulan yaitu pada bulan November sampai dengan Desember 2014.
B. Sumber Data
Untuk menunjang pembahasan dalam penelitian ini, maka data yang
digunakan adalah sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung
dengan melakukan pengamatan dan wawancara terhadap General
Manager Suzuki Daya, serta menyebarkan angket kepada pegawai Suzuki
33
Daya. Data yang diperoleh berupa data mengenai produk dan layanan yang
ditawarkan, program promosi, dan proses pelayanan.
2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh berdasarkan dokumen
tertulis yang diperoleh dari pihak Suzuki Daya. Data sekunder ini bersifat
internal dimana informasi yang diperoleh secara langsung dari pihak
General Manager Suzuki Daya. Data tersebut berupa data penjualan,
harga, dan data karyawan.
C. Metode Penelitian
Di dalam suatu penelitian, metode pengumpulan data merupakan
suatu faktor yang penting, karena perhitungan diperoleh dari data yang
didapatkan dalam penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
1. Kuesioner ( Angket )
Dalam penelitian ini kuesioner (angket) yang diberikan kepada
responden digunakan sebagai metode utama untuk memperoleh data.
Metode angket digunakan karena lebih praktis dan dapat dibagikan secara
serentak kepada responden. Selain itu instrumen atau angket dapat
dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan bagi
semua responden diberi pertanyaan yang sama. Adapun jenis kuesioner
yang dibagikan adalah sebagai berikut:
1. Dilakukan penyebaran kuesioner terbuka yang berupa beberapa
pertanyaan yang harus dijawab oleh pegawai yang telah
34
berpengalaman, yakni minimal memiliki 3 tahun pengalaman kerja di
Suzuki Daya.
2. Memberikan kuesioner rating untuk mengetahui rating dari tiap – tiap
kriteria yang didapatkan dari penyebaran kuesioner pertama. Jawaban
yang dipakai dalam kuisioner ini biasanya terdiri dari pilihan, sangat
baik, baik, netral (standar), tidak baik, dan sangat tidak baik. Untuk itu
peneliti memilih untuk memberikan jawaban yang terdiri dari :
a. Sangat baik : 5
b. Baik : 4
c. Netral (standar) : 3
d. Tidak baik : 2
e. Sangat tidak baik : 1
3. Untuk mendapatkan bobot dari kriteria yang sudah didapatkan dari
kuesioner pertama maka dilakukan penyebaran kuesioner perbandingan
berpasangan yaitu membandingkan seluruh kriteria. Untuk skala
perbandingan berpasangan disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.1. Skala Perbandingan Berpasangan
Tingkat Kepentingan Definisi Keterangan
1 Sama Penting Kedua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuan
3 Sedikit Lebih Penting
Pengalaman dan penilaian sedikit lebih memihak satu elemen dibandingkan elemen pasangannya
5 Lebih Penting Pengalaman dan penilaian sangat memihak satu
35
elemen dibandingkan elemen pasangannya7 Jauh Lebih
PentingSatu elemen sangat disukai dan dominan terlihat dalam praktek
9 Mutlak lebih penting
Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan
2,4,6,8 Nilai tengah Diberikan apabila terdapat keraguan penilaian antara dua tingkat kepentingan yang berdekatan
Kebalikan Jika untuk aktifitas i mendapat satu angka dibandingkan dengan aktifitas j maka j mempunyai nilai kebalikannya dengan i
2. Studi Pustaka
Yaitu digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,
dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan
sebagainya, Arikunto (2002). Metode ini dipilih untuk memudahkan
peneliti dalam memperoleh informasi yang diperlukan, karena data yang
diambil berupa gambaran umum Suzuki Daya.
3. Wawancara (Interview)
Yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab
secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan
permasalahan yang diangkat dalam penelitian guna mendapatkan data dan
keterangan yang berlandaskan kepada tujuan penelitian.
4. Observasi
Observasi yaitu dengan melihat secara langsung objek penelitian agar bisa
mendapatkan info yang sesungguhnya mengenai objek penelitian tersebut.
36
D. Alat Analisis
1. Analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats)
Analisis SWOT digunakan untuk merumuskan strategi pemasaran
berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman Suzuki Daya.
Tahap analisis dilakukan dengan membuat matrik IFAS (Internal Strategy
Factors Analyis Summary) dan matrik EFAS (Eksternal Strategy Factors
Analyis Summary). Matrik IFAS disusun berdasarkan kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan, sedangkan matrik EFAS
disusun berdasarkan peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan.
Setelah diketahui nilai dari matrik IFAS dan matrik EFAS, maka
tahap selanjutnya adalah melihat posisi perusahaan berdasarkan nilai
matrik IFAS dan matrik EFAS pada matrik IE (Internal Esternal) yang
digunakan untuk menentukan strategi pemasaran yang dapat digunakan
oleh perusahaan.
2. Analisis AHP
Langkah-langkah dan prosedur dalam menyelesaikan persoalan
dengan menggunakan metode AHP adalah sebagai berikut:
a. Mendefinisikan permasalahan dan menentukan tujuan.
Masalah yang dihadapi pada Suzuki Daya.
b. Membuat hirarki.
Masalah disusun dalam suatu hirarki yang diawali dengan tujuan
umum, dilanjutkan dengan subtujuan – subtujuan, kriteria dan
37
kemungkinan alternatif - alternatif pada tingkatan kriteria yang paling
bawah.
c. Penyusunan dan Penyebaran Kuesioner
Penyusunan penyebaran kuesioner perbandingan berpasangan (pairwise
comparisons) yang telah disusun kepada responden yang dianggap ahli
(expert) dilakukan.
d. Melakukan perbandingan berpasangan.
Perbandingan dilakukan berdasarkan “judgment” dari pengambil
keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen
dibandingkan elemen lainnya. Matriks perbandingan dapat dilihat pada
Tabel 3.2. Matriks ini menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh
setiap elemen terhadap masing – masing tujuan atau kriteria yang
setingkat diatasnya. Dimana nilai perbadingan Ai terhadap elemen Aj
adalah aij. Nilai a ditentukan oleh aturan:
1. Jika aij = α, maka aji = 1/α, α ≠ 0.
2. Jika Ai mempunyai tingkat kepentingan relatif yang sama dengan
Aj, maka aij = aji =1.
3. Hal yang khusus, aii = 1, untuk semua i.
Tabel 3.2. Matrik perbandingan berpasangan
C A1 A2 An
38
Nilai perbadingan ini ditentukan oleh skala kuantitatif yang
dikemukakan oleh Saaty. Skala ini dimulai dari 1 hingga 9.
Perbandingan dilakukan hingga diperoleh judgment seluruhnya
sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang
dibandingkan.
e. Menentukan Prioritas
Penyusunan prioritas dilakukan untuk tiap elemen masalah pada
tingkat hirarki. Proses ini akan menghasilkan bobot atau kontribusi
kriteria terhadap pencapaian tujuan. Prioritas ditentukan oleh kriteria
yang mempunyai bobot paling tinggi. Bobot yang dicari dinyatakan
dalam vektor W = (W1, W2,…, Wn). Nilai Wn menyatakan bobot
relatif kriteria An terhadap keseluruhan set kriteria pada sub sistem
tersebut.
f. Menentukan tingkat konsistensi, pada keadaan sebenarnya akan terjadi
ketidak konsistenan dalam preferensi seseorang.
3. Tahap Penganalisaan Serta Penarikan Kesimpulan dan Saran
Pada tahap ini, dilakukan penganalisaan terhadap hasil
pengintegrasian antara SWOT dan AHP yang kemudian melakukan
penarikan kesimpulan terhadap hasil yang diperoleh yang disesuaikan
39
dengan tujuan dari penelitian ini. Selanjutnya mencoba memberikan saran
mengenai penerapan dari hasil penelitian, yang diharapkan bisa digunakan
perusahaan untuk mengoptimalkan penjualannya.
E. Flow Chart Penelitian
Penyebaran Kuesioner Kepada responden Expert
Penyebaran Kuesioner rating kepada 8 pegawai yang berpengalaman
Perolehan Data Berupa Data Primer dan Data Sekunder
Identifikasi Masalah
Studi literatur
Strategi Pemasaran Yang Dapat
Analisis dan Perancangan Metode SWOT dan AHP
Penyebaran Kuesioner terbuka kepada 8 pegawai yang berpengalaman
Pengambilan Data
Mulai
40
Gambar 3.1. Flow Chart Penelitian
F. Kerangka Berfikir
Suzuki Daya
Penurunan Penjualan
Analisis Pemasaran
Analisis AHP
Analisis SWOT
Kekuatan, Kelemahan, Peluang
dan Ancaman
Pengidentifikasian atribut-atribut
dengan Metode AHP
Strategi Pemasaran Yang Dapat
41
Gambar 3.2. Kerangka Berfikir
IV. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
A. Pengumpulan Data
1. Tentang bidang usaha Suzuki Daya Motor
Suzuki Daya Makassar didirikan pada tanggal 02 maret 1998 yang
beralamatkan dijalan perintis kemerdekaan km 14 di Makassar, Sulawesi
Selatan. Perusahaan ini adalah salah satu perusahaan yang bergerak
dibidang otomotif, khusus pada bidang penjualan, perawatan dan
pengadaan spare part (suku cadang).
Suzuki Daya Motor merupakan salah satu dealer resmi sepeda
motor merek Suzuki. Sebagai dealer resmi, perusahaan ini memegang izin
untuk melakukan penjualan sepeda motor Suzuki di Makassar. Produk
yang ditawarkan ialah sepeda motor dengan beberapa tipe, seperti matic,
moped, dan sport dengan volume silinder mulai dari 110 cc, 125 cc,
hingga 150 cc. Selain itu, perusahaan ini juga melakukan penjualan spare
Penyusunan Struktur Alternatif Strategi
Pemasaran (Metode AHP)
Pemasaran Yang Dapat Dilakukan Untuk
Meningkatan Penjualan
42
part motor Suzuki, serta perusahaan ini juga memberikan layanan
perawatan terhadap pelanggan sepeda motor Suzuki.
2. Data Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Untuk menganalisa pemasaran Suzuki Daya Makassar konsep yang
dianggap efektif adalah dengan menggunakan konsep Marketing Mix P7,
yaitu:
a. Product
b. Promotion
c. Price
d. Partisipant (People)
e. Process
f. Place
g. Physical Evidence
Berikut uraian unsur-unsur dari Marketing Mix pada Suzuki Daya
di Makassar sebagai berikut :
a. Produk (Product)
Produk yang ada baik berupa barang dan jasa sampai saat ini pada
Suzuki Daya yaitu:
1) Sepeda Motor merk Suzuki
2) Bengkel resmi sepeda motor merk Suzuki .
3) Suku cadang (spare part) sepeda motor merk Suzuki .
Adapun gambaran umum produk barang dan jasa adalah
sebagai berikut:
43
1. Sepeda motor merk Suzuki dijual dengan cara Cash ataupun
Kredit. Ada beberapa macam tipe merk motor Suzuki yang di
perdagangkan seperti Suzuki Thunder, untuk jenis sepeda motor
bebek ada Satria FU, Titan, dan Shooter dan untuk sepeda motor
matic sendiri ada Suzuki Next, Suzuki Skywave, Suzuki Sky Drive
dan Addrees.
2. Pelayanan Jasa Bengkel Sepeda Motor Suzuki pada Suzuki Daya
terbilang baik dan memadai, perlengkapan untuk service motor
dan kinerja pegawai juga sangat memuaskan bagi konsumen.
Selain pelayanan barang tentu saja pelayanan jasa juga sangat
penting, keramahan dan kemampuan pegawai dalam melayani
konsumen serta dalam pengerjaan kendaraan konsumen akan
membuat kepuasaan pelanggan meningkat dan akan memunculkan
loyalitas dari konsumen.
3. Suku cadang (Spare Part) asli motor Suzuki adalah salah satu
produk unggulan dari Suzuki Daya. Dengan hanya menjual spare
part asli motor merk Suzuki maka para konsumen sudah tidak lagi
bingung mencari tempat atau bengkel resmi asli motor merk
Suzuki yang menjual spare part asli motor Suzuki. Dilengkapi
dengan beberapa sertifikat yang menunjukkan keaslian spare part
juga sangat penting dan Suzuki Daya telah mengantongi sertifikat
tersebut.
b. Promosi (Promotion)
44
Bentuk-bentuk promosi pemasaran yang dilakukan oleh Suzuki
Daya dalam meningkatkan jumlah penjualannya, yaitu:
1. Periklanan
Adapun kegiatan periklanan yang dilakukan oleh Suzuki Daya
dengan berbagai macam cara diantaranya melalui media cetak seperti
surat kabar, maupun media luar ruangan seperti baliho dan spanduk.
2. Personal Selling
Aktivitas promosi Personal Selling dilakukan oleh sales person
untuk memperkenalkan produk kepada pelanggan yang datang ke
dealer Suzuki Daya. Personal selling ini berupa pemaparan atau
presentasi tentang produk yang ada di Suzuki Daya.
c. Harga (Price)
Harga tarif produk dan jasa yang diberikan sebagai sosialisasi
sangat menentukan keberhasilan pemasaran, jika harga tarif rendah
dibarengi dengan tingginya kualitas pelayanan barang dan jasa, maka
konsumen akan lebih tertarik menggunakan jasa dan membeli motor
Suzuki di Suzuki Daya Motor.
Tabel 4.1. Daftar Harga Motor Baru pada Suzuki Daya Makassar
Merk Harga
Suzuki Satria Fu 20.430.000,-
Next 14.185.000,-
Address 14.700.000,-
Titan 14.200.000,-
Shooter 15.140.000,-
Shogun 16.230.000,-
45
Sumber Data : Suzuki Daya 2014
d. Analisa SDM (People/Partisipant)
Tabel 4.2. Daftar Tingkat Pendidikan Karyawan Suzuki Daya Motor
Makassar
Tingkat Pendidikan Karyawan Pada Suzuki Daya Makassar
Perguruan Tinggi ( Sarjana dan Diploma ) 21.3%
SMA atau SMK 78,7%
Sumber Data : Suzuki Daya Motor, 2014Pelayanan konsumen yang menjadi pelanggan Suzuki Daya saat
ini dilakukan oleh karyawan sejumlah 21 orang. Umumnya karyawan
senior sebanyak 57,2 % berumur 30 — 60 tahun sedang sisanya 42,8 %
berumur 19 — 30 tahun. Tingkat pendidikan karyawan Suzuki Daya 21,3
% dari Perguruan Tinggi (sarjana dan diploma), 78,7 % pendidikan
SMA atau SMK.
Tingkat pendidikan tersebut mengakibatkan dua dampak,
yaitu dampak positif dan dampak negatif. Dimana dampak positifnya
adalah pelayanan yang diberikan berkualitas karena dilayani oleh
karyawan yang berpengalaman sehingga Suzuki Daya Motor akan
lebih disenangi konsumen sedangkan dampak negatifnya yaitu perlunya
karyawan mekanik yang lulusan SMA atau SMK mengikuti job
training yang diselenggrakan oleh Suzuki Motor secara langsung
dalam skala domestik.
e. Analisa Proses (Process)
46
Proses pelayanan yang diberikan kepada konsumen, dimulai
sejak konsumen datang ke dealer. Ketika calon pelanggan ini
berkonsultasi tentang produk yang ingin dibeli, pada saat itulah front
liner (sales person) menawarkan produk yang disertai dengan
penjelasan tentang produknya, fitur yang dimilikinya, harga dan
potongannya, serta fasilitas bengkel dan spare part. Selain itu, Suzuki
Daya juga menyediakan line telepon yang dapat digunakan oleh calon
pelanggan untuk berkonsultasi mengenai produk yang ada di Suzuki
Daya.
f. Tempat (Place)
Suzuki Daya berada tepat di Jl. Perintis Daya, Makassar.
Dari lokasi ini dapat diketahui bahwa letak Suzuki Daya cukup
strategis dalam persaingan dealer dan bengkel motor dikota
Makassar. Di sekitar lokasi tersebut terdapat pusat kegiatan ekonomi
masyarakat berupa kompleks pasar tradisional, pasar modern, dan
kompleks ruko.
Disekitar ruko Suzuki Daya terdapat kompleks pemukiman
penduduk. Di jalan poros Perintis Daya Makassar sendiri terdapat
juga pedagang – pedagang pinggir jalan seperti warung makan, bahan
pokok dan sebagainya.
Sepanjang hari jalan ini banyak dilalui kendaraan yang lalu
lalang, karena Jl. Perintis Daya termasuk juga jalan utama yang dilalui
oleh banyak kendaraan pada saat hari – hari sibuk (hari normal bekerja).
47
g. Lingkungan Fisik (Physical Evidence)
Dealer Suzuki Daya memiliki gedung yang terdiri dari tempat
penjualan motor (showroom), bengkel, dan gudang spare part.
Showroom terdapat di bagian depan dealer, dan bengkel terdapat di
bagian samping showroom, sementara gudang sparepart terletak di
bagian belakang dealer.
3. Analisa Strategi SWOT dan AHP Suzuki Daya Motor
1. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi pemasaran Suzuki Daya
Motor. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (Opportunities),
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(Weaknesses) dan ancaman (Threats). Berdasarkan hasil dari
penyebaran kuesioner terbuka yang telah dibagikan, diketahui
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada Suzuki Daya,
sebagai berikut.
v Faktor Internal yang berasal dari dalam lingkungan perusahaan
yang berupa kekuatan dan kelemahan perusahaan.
a. Kekuatan, terdiri dari :
1. Sebagai Main Dealer produk Suzuki terbesar di Daya
48
2. Berpengalaman dalam bisnis jasa penjualan sepeda motor
Suzuki
3. Harga yang bersaing
4. Memiliki produk unggulan
5. Lokasi dealer yang strategis
b. Kelemahan, terdiri dari :
1. Perbedaan harga spare part Suzuki dengan produk lain
2. Promosi yang masih kurang gencar
3. Varian di masing-masing jenis produk masih kurang
4. Produk Suzuki kurang diminati oleh masyarakat
5. Harga jual kembali produk jatuh
v Faktor Eksternal yang berasal dari luar lingkungan perusahaan
berupa peluang dan ancaman.
1. Peluang, terdiri dari :
1. Kebutuhan masyarakat Makassar akan kendaraan roda dua yang
semakin tinggi
2. Masyarakat Daya lebih banyak memilih kendaraan bermotor
sebagai sarana pekerjaannya
3. Sepeda motor merupakan kendaraan pribadi yang sesuai dengan
kondisi perekonomian di Masyarakat
4. Adanya sarana perkreditan yang ditawarkan oleh leasing yang
berkualitas dan terpercaya
49
5. Trayek angkutan umum yang terbatas
2. Ancaman, terdiri dari :
1. Kenaikan harga BBM
2. Jumlah dealer yang semakin banyak
3. Ketatnya persaingan dengan produk lain
4. Trend masyarakat yang cepat berubah
5. Paradigma masyarakat mengenai keunggulan produk merek lain
dibandingkan dengan Suzuki
Tabel 4.3. Analisis SWOT pada Suzuki Daya Motor Makassar
FAK
ATO
R IN
TERA
L
KEKUATAN
S1 Sebagai Main Dealer produk
Suzuki terbesar di Daya
S2 Berpengalaman dalam bisnis jasa
penjualan sepeda motor Suzuki
S3 Harga yang bersaing
S4 Memiliki produk unggulan
S5 Lokasi dealer yang strategis
KELEMAHAN
W1 Perbedaan harga spare part
Suzuki dengan produk lain
W2 Promosi yang masih kurang
gencar
W3 Varian di masing-masing
jenis produk masih kurang
W4 Produk Suzuki kurang
diminati oleh masyarakat
W5 Harga jual kembali produk
jatuh
50
FAK
ATO
R EK
STERA
L
PELUANG
O1 Kebutuhan masyarakat
Makassar akan kendaraan roda
dua yang semakin tinggi
O2 Masyarakat Daya lebih banyak
memilih kendaraan bermotor
sebagai sarana pekerjaannya
O3 Sepeda motor merupakan
kendaraan pribadi yang sesuai
dengan kondisi perekonomian
di Masyarakat
O4 Adanya sarana perkreditan yang
ditawarkan oleh leasing yang
berkualitas dan terpercaya
O5 Trayek angkutan umum yang
terbatas
ANCAMAN
T1 Kenaikan harga BBM
T2 Jumlah dealer yang semakin
banyak
T3 Ketatnya persaingan
T4 Trend masyarakat yang cepat
berubah
T5 Paradigma masyarakat
mengenai perbandingan
keunggulan antara produk
Suzuki dengan produk merek
lain
2. Analisis Hirarki Proses (AHP)
Untuk pembobotannya digunakan Analisis Hirarki Proses dengan
cara Key Performance Indicator. Adapun data kepentingan perbandingan
berpasangan antar KPI Strengths dapat dilihat pada tabel.
Tabel 4.4. Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria KPI Strengths
KRITERI
AS1 S2 S3 S4 S5
S1 1 3 3 5 1/3
S2 1/3 1 1 3 1/5
S3 1/3 1 1 1 1/5
51
S4 1/5 1/3 1 1 1/5
S5 3 5 5 5 1
Tabel 4.5. Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria KPI Weaknesses
KRITERI
AW1 W2 W3 W4 W5
W1 1 1/3 1/5 1/7 3
W2 3 1 1 1/5 3
W3 5 1 1 1 3
W4 7 5 1 1 7
W5 1/3 1/3 1/3 1/7 1
Tabel 4.6. Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria KPI Opportunities
KRITERI
AO1 O2 O3 O4 O5
O1 1 1/3 1/3 1 3
O2 3 1 1 3 3
O3 3 1 1 3 5
O4 1 1/3 1/3 1 3
O5 1/3 1/3 1/5 1/3 1
52
Tabel 4.7. Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria KPI Threats
KRITERI
AT1 T2 T3 T4 T5
T1 1 3 1 3 1
T2 1/3 1 3 5 1/3
T3 1 1/3 1 1/3 1
T4 1/3 1/5 3 1 1/3
T5 1 3 1 3 1
B. Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data, selanjutnya dilakukan
pengolahan terhadap data tersebut. Adapun langkah pengolahan data didalam
penelitian ini adalah dengan menentukan bobot KPI dan rasio konsistensi.
Dalam penentuan bobot pada setiap KPI, dilakukan dengan cara
menggunakan matriks perbandingan berpasangan (pairwise comparison)
yang telah dibagikan sebelumnya. Adapun langkah pengolahan data didalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penjumlahan Matriks Perbandingan Berpasangan Antara Kriteria.
53
Tabel 4.8. Penjumlahan Matriks Perbandingan Berpasangan Antara Kriteria
Strengths
KRITERI
AS1 S2 S3 S4 S5
S1 1 3,00 3,00 5,00 0,33
S2 0,33 1 1 3,00 0,2
S3 0,33 1 1 1 0,2
S4 0,2 0,33 1 1 0,2
S5 3,00 5,00 5,00 5,00 1
Jumlah 4,86 10,33 11,00 15,00 1,93
Tabel 4.9. Penjumlahan Matriks Perbandingan Berpasangan Antara Kriteria
Weaknesses
KRITERIA W1 W2 W3 W4 W5
W1 1 0,33 0,2 0,14 3,00
54
W2 3,00 1 1 0,2 3,00
W3 5,00 1 1 1 3,00
W4 7,00 5,00 1 1 7,00
W5 0,33 0,33 0,33 0,14 1
Jumlah 16,33 7,66 3,53 2,48 17,00
Tabel 4.10. Penjumlahan Matriks Perbandingan Berpasangan Antara Kriteria
Opportunities
KRITERIA O1 O2 O3 O4 O5
O1 1 O,33 0,33 1 3,00
O2 3,00 1 1 3,00 3,00
O3 3,00 1 1 3,00 5,00
O4 1 0,33 0,33 1 3,00
O5 0,33 0,33 0,2 0,33 1
Jumlah 8,33 2,99 2,86 8,33 15,00
Tabel 4.11. Penjumlahan Matriks Perbandingan Berpasangan Antara Kriteria
Threats
KRITERI
AT1 T2 T3 T4 T5
55
T1 1 3,00 1 3,00 1
T2 0,33 1 3,00 5,00 0,33
T3 1 0,33 1 0,33 1
T4 0,33 0,2 3,00 1 0,33
T5 1 3,00 1 3,00 1
Jumlah 3,66 7,53 9,00 12,33 3,66
Untuk menghitung bobot dari matriks perbandingan
berpasangan antar kriteria, terlebih dahulu dilakukan penjumlahan
pada masing-masing kolom seperti yang terlihat pada tabel diatas.
contoh perhitungan jumlah untuk kolom Strength adalah 1 + 0,33 +
0,33 + 0,2 + 3,00 = 4,86.
2. Pembagian Tiap Kriteria dengan Matriks Perbandingan
Berpasangan Antar Kriteria
Setelah dilakukan penjumlahan, setiap kriteria dibagi dengan
hasil penjumlahan yang telah didapatkan. Contohnya untuk baris
Strength dan kolom Strength, diperoleh dari 1
4,86 ¿0,205seperti yang
terlihat pada tabel 4.12. Bobot dihitung dengan mencari nilai rata-rata
dari tiap baris pada matriks perbandingan berpasangan.
56
Tabel 4.12. Pembagian Tiap Kriteria dengan Matriks Perbandingan Berpasangan
Antar Kriteria Strengths
KRITERI
AS1 S2 S3 S4 S5 Bobot
S1 0,205 0,290 0,272 0,333 0,170 0,254
S2 0,067 0,096 0,090 0,2 0,103 0,111
S3 0,067 0,096 0,090 0,066 0,103 0,084
S4 0,041 0,031 0,090 0,066 0,103 0,066
S5 0,617 0,484 0,454 0,333 0,518 0,481
Jumlah 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
Tabel 4.13. Pembagian Tiap Kriteria dengan Matriks Perbandingan Berpasangan
Antar Kriteria Weaknesses
KRITERIA W1 W2 W3 W4 W5 Bobot
57
W1 0,061 0,043 0,056 0,056 0,176 0,078
W2 0,183 0,130 0,283 0,080 0,176 O,170
W3 0,306 0,130 0,283 0,403 0,176 0,259
W4 0,428 0,652 0,283 0,043 0,411 0,435
W5 0,020 0,043 0,093 0,056 0,058 0,058
Jumlah 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
Tabel 4.14. Pembagian Tiap Kriteria dengan Matriks Perbandingan Berpasangan
Antar Kriteria Opportunities
KRITERI
AO1 O2 O3 O4 O5 Bobot
O1 0,120 0,110 0,115 0,120 0,2 0,133
O2 0,360 0,334 0,349 0,360 0,2 0,320
O3 0,360 0,334 0,349 0,360 0,336 0,347
O4 0,120 0,110 0,115 0,120 0,2 0,133
O5 0,039 0,110 0,069 0,039 0,066 0,064
Jumlah 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
Tabel 4.15. Pembagian Tiap Kriteria dengan Matriks Perbandingan Berpasangan
Antar Kriteria Threats
58
KRITERIA T1 T2 T3 T4 T5 Bobot
T1 0,273 0,398 0,111 0,243 0,273 0,259
T2 0,090 0,132 0,333 0,405 0,090 0,210
T3 0,273 0,043 0,111 0,026 0,273 0,145
T4 0,090 0,026 0,333 0,081 0,090 0,124
T5 0,273 0,398 0,111 0,243 0,273 0,259
Jumlah 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
3. Menghitung Konsistensi Rasio
Langkah selanjutnya yaitu menghitung konsistensi rasio, dimana
perhitungan konsistensinya adalah sebagai berikut :
A x B = C
Tabel 4.16. Konsistensi Rasio Strengths
1 3,00 3,00 5,00 0,33 0,254 1,327
0,33 1 1 3,00 0,2 0,111 0,572
0,33 1 1 1 0,2 0,084 = 0,440
0,2 0,33 1 1 0,2 0,066 0,332
3,00 5,00 5,00 5,00 1 0,481 2,548
Tabel 4.17. Konsistensi Rasio Weaknesses
59
1 0,33 0,2 0,14 3,00 0,078 0,419
3,00 1 1 0,2 3,00 O,170 0,924
5,00 1 1 1 3,00 0,259 = 1,428
7,00 5,00 1 1 7,00 0,435 2,496
0,33 0,33 0,33 0,14 1 0,058 0,284
Tabel 4.18. Konsistensi Rasio Opportunities
1 O,33 0,33 1 3,00 0,133 0,677
3,00 1 1 3,00 3,00 0,320 1,657
3,00 1 1 3,00 5,00 0,347 = 1,785
1 0,33 0,33 1 3,00 0,133 0,677
0,33 0,33 0,2 0,33 1 0,064 0,064
Tabel 4.19. Konsistensi Rasio Threats
1 3,00 1 3,00 1 0,259 0,269
0,33 1 3,00 5,00 0,33 0,210 0,171
1 0,33 1 0,33 1 0,145 = 0,168
0,33 0,2 3,00 1 0,33 0,124 0,109
1 3,00 1 3,00 1 0,259 0,269
4. Menghitung Consistency Vector
60
Setelah diperoleh perhitungan konsistensi diatas, dilakukan
perhitungan Consistency Vector sebagai berikut:
1. Consistency Vektor Strength
1,327 / 0,254 = 5,224
0,572 / 0,111 = 5,153
0,440 / 0,084 = 5,238
0,332 / 0,066 = 5,030
2,548 / 0,481 = 5,297
2. Consistency Vektor Weaknesses
0,419 / 0,078 = 5,371
0,924 / O,170 = 5,435
1,428 / 0,259 = 5,513
2,496 / 0,435 = 5,737
0,284 / 0,058 = 4,896
3. Consistency Vektor Opportunities
61
0,677 / 0,133 = 5,090
1,657 / 0,320 = 5,178
1,785 / 0,347 = 5,144
0,677 / 0,133 = 5,090
0,064 / 0,064 = 1,000
4. Consistency Vektor Threats
0,269 / 0,259 = 1,038
0,171 / 0,210 = 0,814
0,168 / 0,145 = 1,158
0,109 / 0,124 = 0,879
0,269 / 0,259 = 1,038
Maka rata-rata Consistency Vector (λmak), yaitu:
1. Strengths
λmaks = 5,224+5,153+5,238+5,030+5,297
5 = 5,188
2. Weaknesses
62
λmaks = 5,371+5,435+5,513+5,737+4,896
5 = 5,390
3. Opportunities
λmaks = 5,090+5,178+5,144+5,090+1,000
5 = 4,300
4. Threats
λmaks = 1,038+0,814+1,158+0,879+1,038
5 = 0,985
5. Menghitung Consistency Index dan Consistency Ratio
n adalah jumlah orde matriks, pada kasus ini adalah matriks berorde 5,
maka Consistency Index-nya dengan menggunakan persamaan (2)
adalah :
1. Strengths
5,188−54 = 0,047
2. Weaknesses
5,390−54 = 0,097
3. Opportunities
4,300−54 = ̶ 0,174
4. Threats
63
0,985−54 = ̶ 1,003
Langkah selanjutnya adalah menghitung Consistency Ratio
(CR), dimana Random Index (RI) dengan n = 5 adalah 1,12 yang
diperoleh dari tabel random indeks (dapat dilihat pada tabel 2.5), maka
nilai CR adalah :
1. Strengths
CR = 0,0471,12 = 0,042
2. Weaknesses
CR = 0,0971,12 = 0,087
3. Opportunities
CR = −0,174
1,12 = ̶ 0,156
4. Threats
CR = −1,003
1,12 = ̶ 0,896
Hasil perolehan nilai diatas adalah CR < 0,1 maka dapat disimpulkan
bahwa narasumber pada kuesioner ini konsisten terhadap jawabannya.
64
Tabel 4.20. IFAS (Internal Factors Analysis Summary)
Faktor-Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor
Kekuatan (Strengths)
1. Memiliki produk unggulan 0,066 2 0,132
2. Berpengalaman dalam bisnis jasa penjualan sepeda motor Suzuki
0,111 3 0,333
3. Harga yang bersaing 0,084 3 0,252
4. Sebagai Main Dealer produk Suzuki terbesar di Daya 0,254 4 1,016
5. Lokasi dealer yang strategis 0,481 4 1,924
Sub Total 1,000 3,657
Kelemahan (Weaknesses)
1. Varian di masing-masing jenis produk masih kurang 0,259 2 0,518
2. Promosi yang masih kurang gencar O,170 2 0,340
3. Perbedaan harga spare part Suzuki dengan produk lain 0,078 3 0,234
4. Produk Suzuki kurang diminati oleh masyarakat 0,435 3 1,305
5. Harga jual kembali produk jatuh 0,058 3 0,174
Sub Total 1,000 2,571
Total 2,000 6,228
65
Tabel 4.21. EFAS (Eksternal Factors Analysis Summary)
Faktor-Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor
Peluang (Opportunities)
1. Trayek angkutan umum yang terbatas 0,064 3 0,192
2. Adanya sarana perkreditan yang ditawarkan oleh leasing yang berkualitas dan terpercaya
0,133 3 0,399
3. Sepeda motor merupakan kendaraan pribadi yang sesuai dengan kondisi perekonomian di Masyarakat
0,347 4 1,388
4. Kebutuhan masyarakat Makassar akan kendaraan roda dua yang semakin tinggi
0,133 4 0,532
5. Masyarakat Daya lebih banyak memilih kendaraan bermotor sebagai sarana pekerjaannya
0,320 4 1,280
Sub Total 1,000 3,791
Ancaman (Threats)
1. Trend masyarakat yang cepat berubah 0,124 3 0,372
2. Jumlah dealer yang semakin banyak 0,210 4 0,840
3. Ketatnya persaingan dengan produk lain 0,145 4 0,580
4. Paradigma masyarakat mengenai perbandingan keunggulan antara produk Suzuki dengan produk merek lain
0,259 4 1,036
5. Kenaikan harga BBM 0,259 5 1,295
Sub Total 1,000 4,123
Total 2,000 7,914
66
V. ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Menganalisis IFAS (Internal Factors Analysis Summary) dan EFAS
(Eksternal Factors Analysis Summary)
Dari hasil analisis IFAS pada Tabel 4.20, faktor Strengths
mempunyai total skor 3,657. Skor tertinggi (sebesar 1,924) pada
kriteria Strengths ialah “Lokasi dealer yang strategis”. Ini berarti
bahwa lokasi dealer yang strategis merupakan kekuatan utama Suzuki
Daya. Sedangkan Weaknesses mempunyai total skor 2,571. Skor
tertinggi (sebesar 1,305) pada kriteria Weaknesses ialah “Masyarakat
lebih tertarik produk lain selain Suzuki”. Ini berarti bahwa kriteria
tersebut merupakan kelemahan utama Suzuki Daya. Seperti halnya
pada IFAS, maka pada faktor-faktor strategis eksternal EFAS juga
dilakukan identifikasi yang hasilnya ada pada Tabel 4.21.
Analisis Tabel 4.21. menunjukkan bahwa untuk faktor-
faktor Opportunity total skornya 3,791. Skor tertinggi (sebesar 1,388)
pada kriteria Opportunity ialah “Sepeda motor merupakan kendaraan
pribadi yang sesuai dengan kondisi perekonomian di Masyarakat”. Ini
berarti bahwa kriteria tersebut merupakan peluang utama Suzuki Daya.
Sedangkan Threats mempunyai total skor 4,123. Skor tertinggi (sebesar
1,295) pada kriteria Threats ialah “Kenaikan harga BBM”. Ini berarti
bahwa kenaikan harga BBM merupakan ancaman terbesar Suzuki Daya.
67
Berdasarkan data pada kasus diatas maka selanjutnya dapat membuat analisis
SWOT untuk faktor internal dan eksternal serta strategi matrik SWOT.
Tabel 5.1. Matriks SWOT Suzuki Daya Motor Makassar
IFAS (Internal Strategi
Analysis Factor)
EFAS (Eksternal
Strategi Analysis Factor)
STRENGTH (S) Kekuatan
Internal
WEAKNESS (W)
Kelemahan Internal
1. Sebagai Main Dealer
produk Suzuki terbesar di
Daya
2. Berpengalaman dalam
bisnis jasa penjualan
sepeda motor Suzuki
3. Harga yang bersaing
4. Memiliki produk
unggulan
5. Lokasi dealer yang
strategis
1. Perbedaan harga spare part
Suzuki dengan produk lain
2. Promosi yang masih
kurang gencar
3. Varian di masing-masing
jenis produk masih kurang
4. Produk Suzuki kurang
diminati oleh masyarakat
5. Harga jual kembali produk
jatuh
OPPORTUNIES (O)
Peluang EksternalSTRATEGI SO STRATEGI WO
1. Kebutuhan masyarakat
Makassar akan kendaraan
roda dua yang semakin
tinggi
2. Masyarakat Daya lebih
banyak memilih kendaraan
bermotor sebagai sarana
pekerjaannya
3. Sepeda motor merupakan
kendaraan pribadi yang
sesuai dengan kondisi
Mempergencar promosi
sekitar dealer dengan
memberikan DP rendah dan
angsuran ringan
Memperkenalkan keunggulan
Suzuki dibandingkan produk
lain
68
Tabel 5.1. (Lanjutan) Matriks SWOT Suzuki Daya Motor Makassar
perekonomian di
Masyarakat
4. Adanya sarana
pengkreditan yang
ditawarkan oleh
leasing yang
berkualitas dan
terpercaya
5. Trayek angkutan
umum yang terbatas
TREATH (T) Ancaman
EksternalSTRATEGI ST STRATEGI WT
1. Kenaikan harga BBM
2. Jumlah dealer yang
semakin banyak
3. Ketatnya persaingan
dengan produk lain
4. Trend masyarakat
yang cepat berubah
5. Paradigma masyarakat
mengenai
perbandingan
keunggulan antara
produk Suzuki dengan
produk merek lain
Melakukan kerjasama
dengan perusahaan
sekitar dealer dengan
mempromosikan produk
Suzuki yang irit BBM
Mengusulkan adanya
varian terbaru yang
berteknologi tinggi ke
Divisi Produsen pusat
69
B. Merumuskan Strategi Pemasaran dari Hasil Intergrasi Analisis
SWOT dan AHP
Setelah melakukan analisis lingkungan eksternal dan internal
maka dapat dirumuskan kedalam analisis SWOT yang telah
diintegrasikan dengan AHP yang menggambarkan setiap kekuatan,
kelemahan, kesempatan serta tantangan dari Suzuki Daya. Berdasarkan
kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan ancaman, empat set
alternatif strategis yang dapat diambil oleh manager perusahaan dalam
menghadapi persaingan yang semakin kompetitif.
1. Strategi SO (Strengths – Opportunities)
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan,
artinya perusahaan menentukan strategi berdasarkan kombinasi
kekuatan dan kesempatan yang bisa memanfaatkan kekuatan untuk
menggunakan peluang sebaik-baiknya. Adapun strategi SO yang
dapat diambil perusahaan adalah dengan mempergencar promosi sekitar
dealer dengan memberikan DP rendah dan angsuran ringan. Terutama
lebih mendekatkan masyarakat sekitar dealer terhadap produk Suzuki,
yakni dengan menghadirkan promosi DP rendah dengan cara
memberikan Cash Back dan angsuran ringan kepada konsumen
melalui pamplet/baliho dan penyebaran brosur.
70
2. Strategi WO (Weaknesses – Opportunities)
Artinya perusahaan harus membuat strategi bagaimana
meminimalkan kelemahan yang selalu muncul dalam perusahaan dengan
memanfaatkan peluang yang menguntungkan. Adapun strategi yang dapat
meminimalkan kelemahan dengan memanfaatkan peluang adalah dengan
memperkenalkan keunggulan Suzuki dibandingkan produk lain dengan
mengadakan, mengikuti atau sebagai sponsor di berbagai event, promosi
melalui media cetak dan media jejaring sosial dalam hal spesifikasi, serta
mengembangkan segmentasi pasar hingga menengah-kebawah dengan
mengadakan kerja sama dengan pihak leasing.
3. Strategi ST (Strengths - Threats)
Artinya perusahaan bisa memanfaatkan kekuatan baik dalam hal
management, sistem pemasaran maupun kemampuan finansial untuk
mengatasi ancaman. Yaitu melakukan kerjasama dengan perusahaan
sekitar dealer untuk mempromosikan produk Suzuki, khusus untuk varian
yang irit BBM kepada masyarakat. Adapun tempat promosinya baik itu
berupa toko seperti Indomaret, Alfa, Circle K, serta developer pasar moderen
sentral Daya.
4. Strategi WT (Weaknesses - Threats)
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan
berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
Untuk meminimalkan serta menghindari ancaman Suzuki Daya seharusnya
mengusulkan adanya varian terbaru yang berteknologi tinggi ke Showroom
71
Pusat, agar dengan adanya varian baru yang lebih inovatif dan irit BBM
sehingga dapat menarik minat konsumen untuk beralih ke produk Suzuki
dan dapat bersaing dengan produk lainnya.
Berdasarakan hasil analisis SWOT, Suzuki Daya memiliki
kekuatan yang dapat dipakai pada strategi tertentu serta memanfaatkan
peluang yang tepat serta secara bersamaan meminimalkan atau
menghindari kelemahan dan ancaman yang ada. Posisi ini sangat
menguntungkan perusahaan dengan memperbaiki kondisi diatas rata-rata
kemampuan sehingga Suzuki Daya dapat mengendalikan para pesaing
yang ada maupun pesaing yang terbilang kuat. Di dalam pandangan
konsep pemasaran merupakan hal yang sederhana dan secara intuisi,
serta merupakan filosofi yang menarik. Tujuan perusahaan ini dicapai
melaui keputusan konsumen yang diperoleh setelah kebutuhan dan
keinginan konsumen di penuhi melalui produk yang di hasilkan oleh
perusahaaan.
72
VI. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan Suzuki Daya
dapat memprioritaskan strategi – strategi berikut :
a. Strategi Strengths – Opportunities
Mempergencar promosi sekitar dealer dengan menghadirkan promosi
DP rendah dengan cara memberikan Cash Back dan angsuran ringan
kepada konsumen melalui pamplet/baliho dan penyebaran brosur.
b. Strategi Weaknesses – Opportunities
Memperkenalkan keunggulan Suzuki dibandingkan produk lain dengan
mengadakan, mengikuti atau sebagai sponsor di berbagai event, promosi
melalui media cetak dan media jejaring sosial, serta melakukan kerjasama
dengan pihak leasing.
c. Strategi Strengths – Threats
Melakukan kerja sama dengan perusahaan sekitar dealer, baik itu berupa
toko seperti indomaret, alfa, circle K, serta developer pasar sentral Daya
untuk melakukan promosi produk Suzuki khusus untuk varian yang irit
terhadap BBM.
d. Strategi Weaknesses – Threats
Mengusulkan adanya varian terbaru yang berteknologi tinggi ke Showroom
Pusat, agar dengan adanya varian baru yang lebih inovatif dan irit BBM
73
sehingga dapat menarik minat konsumen untuk beralih ke produk Suzuki
dan dapat bersaing dengan produk lainnya.
B. Saran
Saran penulis kepada Suzuki Daya agar dapat meningkatkan penjualan
dan dapat bersaing dengan para kompetitor serta dapat mengatasi ancaman
dan kelemahan memanfaatkan peluang dan mempertahankan yang ada adalah
sebagai berikut :
1. Sebaiknya promosi yang dilakukan perusahaan lebih variatif, inovatif, dan
kreatif sehingga menarik minat calon konsumen, serta memanfaatkan
perusahaan sekitar dalam melakukan promosi.
2. Diharapkan perusahaan dapat memberikan kemudahan dalam hal
pembelian bagi konsumen kelas bawah dengan cara memberikan angsuran
yang ringan.
3. Diharapkan perusahaan dapat menyampaikan keinginan para konsumen
terhadap pengembangan teknologi kebagian divisi produsen, sehingga
produk Suzuki dapat lebih bersaing dengan produk lainnya.
74
DAFTAR PUSTAKA
Afrillita, N. (2013). Analisis SWOT dalam Menentukan Strategi Pemasaran
Sepeda Motor pada PT. Samekarindo Indah di Samarinda. Administrasi
Bisnis, 56-70.
Arifin, A. S. (2013). Analisis Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian
Motor Merek Suzuki Pada PT. Sinar Galesong Pratama Makassar. Skripsi
Teknik Industri Universitas Hasanuddin.
Fahmi, I. (2012). Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: Penerbit
Alfabeta.
Munadi, F. A. Analisis Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan Penjualan
Kendaraan Motor pada CV Turangga Mas Motor. Jurnal Fakultas
Ekonomi Universitas Gunadarma.
Rangkuti, F. (2006). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Saaty, T. L., 1993. Decision Making for Leader: The Analytical Hierarchy
Process for Decision in Complex World, Prentice Hall Coy. Ltd. :
Pittsburgh
75
Lampiran 1
Data Penjualan Motor Baru Pada Suzuki Daya 2009-2014
Tahun Volume Penjualan
2009 630 Unit
2010 604 Unit
2011 750 Unit
2012 671 Unit
2013
2014
687 Unit
642 Unit
Jumlah 3984 Unit
Sumber : Suzuki Daya, 2014
76
Lampiran 2
KUESIONER TERBUKA FAKTOR INTERNAL dan EKSTERNAL
Identitas diri Anda
Jabatan :
Tanggal pengisian :
Penulis adalah mahasiswa jurusan Teknik Industri Universitas Hasanuddin
angkatan 2009 dengan jenjang S1 semester akhir dan saat ini sedang dalam
penyusunan skripsi. Saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk meluangkan waktu
dalam menjawab beberapa pertanyaan pada kuesioner dibawah ini.
Keterangan : Data-data hasil kuesioner ini tidak akan disebarluaskan atau
digunakan untuk keperluan komersil kepada pihak manapun. Data hanya akan
digunakan untuk penulisan skripsi dalam Universitas Hasanuddin. Pihak yang
terlibat dalam penelitian ini adalah Muhammad Sandi Arif (penulis) serta
Universitas Hasanuddin.
77
Dilihat dari faktor internal perusahaan :
1. Menurut pendapat Bapak / Ibu, apa yang menjadi kekuatan dari Suzuki Daya
dalam menjalankan perusahaan khususnya dalam kegiatan pemasarannya ?
• . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
• . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
• . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
• . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
• . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
• . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. Menurut pendapat Bapak / Ibu, apa yang menjadi kelemahan Suzuki Daya
dalam menjalankan perusahaan khususnya dalam kegiatan pemasarannya ?
• . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
• . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
• . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
• . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
• . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
78
Dilihat dari faktor eksternal perusahaan :
1. Menurut pendapat Bapak / Ibu, apa yang menjadi peluang dari Suzuki Daya
dalam menjalankan perusahaan khususnya dalam kegiatan pemasarannya ?
• . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
• . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
• . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
• . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
• . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
• . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. Menurut pendapat Bapak / Ibu, apa yang menjadi ancaman Suzuki Daya dalam
menjalankan perusahaan khususnya dalam kegiatan pemasarannya ?
• . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
• . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
• . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
• . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
• . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
• . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
79
Lampiran 3
Kuesioner Internal dan Eksternal Factor Analysis Strategy Untuk
Mengetahui Nilai Rating Setiap kriteria
Identitas diri Anda
Jabatan :
Tanggal pengisian :
Kuesioner ini bertujuan untuk mencari nilai rating setiap elemen- elemen yang ada
pada tiap faktor internal dan eksternal.
Petunjuk pengisian
Pada setiap bagian terdapat kriteria yang mempengaruhi penjualan perusahaan.
Anda diminta untuk memberikan nilai rating pada elemen yang ada.
Nilai yang digunakan untuk memberi rating adalah :
Nilai Rating Keterangan
5 Sangat Baik
4 Baik
3 Netral (Standar)
2 Tidak Baik
1 Sangat Tidak Baik
80
Kuesioner Internal Factor Analysis Strategy Untuk Mengetahui Kekuatan
(Strengths)
Faktor Strategis Rating
Sebagai Main Dealer produk Suzuki terbesar di Daya
Berpengalaman dalam bisnis jasa penjualan sepeda motor Suzuki
Harga yang bersaing
Memiliki produk unggulan
Lokasi dealer yang strategis
Total
Kuesioner Internal Factor Analysis Strategy Untuk Mengetahui Kelemahan
(Weaknesses)
Faktor Strategis Rating
Perbedaan harga spare part Suzuki dengan produk lain
Promosi yang masih kurang gencar
Varian di masing-masing jenis produk masih kurang
Masyarakat lebih tertarik produk lain selain Suzuki
Harga jual kembali produk jatuh
Total
81
Kuesioner Eksternal Factor Analysis Strategy Untuk Mengetahui Peluang
(Opportunities)
Faktor Strategis Rating
Kebutuhan masyarakat Makassar akan kendaraan roda dua yang
semakin tinggi
Masyarakat Daya lebih banyak memilih kendaraan bermotor sebagai
sarana pekerjaannya
Sepeda motor merupakan kendaraan pribadi yang sesuai dengan
kondisi perekonomian di Masyarakat
Adanya sarana perkreditan yang ditawarkan oleh leasing yang
berkualitas dan terpercaya
Trayek angkutan umum yang terbatas
Total
Kuesioner Eksternal Factor Analysis Strategy Untuk Mengetahui Ancaman
(Threats)
Faktor Strategis Rating
Kenaikan harga BBM
Jumlah dealer yang semakin banyak
Ketatnya persaingan dengan produk lain
Trend masyarakat yang cepat berubah
Trayek angkutan umum yang terbatas
Total
82
Lampiran 4
Kuesioner Perbandingan Berpasangan
Identitas diri Anda
Jabatan :
Tanggal pengisian :
Kuesioner ini bertujuan untuk mencari tingkat kepentingan elemen- elemen yang
ada pada Key Performance Indicator terhadap peningkatan penjualan perusahaan.
Petunjuk pengisian
Pada setiap bagian terdapat kriteria yang mempengaruhi penjualan perusahaan.
Anda diminta untuk membandingkan elemen yang ada pada setiap bagian
berdasarkan tingkat kepentingannya terhadap pengaruh penjualan yang dimiliki
perusahaan.
Nilai yang digunakan untuk memberi perbandingan adalah :
Tingkat Kepentingan Definisi Keterangan
1 Sama Penting Kedua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuan
3 Sedikit Lebih Penting
Pengalaman dan penilaian sedikit lebih memihak satu elemen dibandingkan elemen pasangannya
5 Lebih Penting Pengalaman dan penilaian sangat memihak satu elemen dibandingkan elemen pasangannya
7 Jauh Lebih Satu elemen sangat disukai dan dominan terlihat
83
Penting dalam praktek
9 Mutlak lebih penting
Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan
2,4,6,8 Nilai tengah Diberikan apabila terdapat keraguan penilaian antara dua tingkat kepentingan yang berdekatan
Kebalikan Jika untuk aktifitas i mendapat satu angka dibandingkan dengan aktifitas j maka j mempunyai nilai kebalikannya dengan i
Contoh pengisian kuesioner :
1. Pada contoh yang pertama ini menunjukkan bahwa Kekuatan itu
mempunyai nilai 7 (artinya jauh lebih penting) dibandingkan dengan
Kelemahan
Strengt
h9 8
76 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Weaknesse
s
Opportuniti
es9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4
56 7 8 9
Threats
2. Pada contoh ke 2 ini menunjukkan bahwa Ancaman mempunyai nilai 5
(artinya lebih penting) dibandingkan Peluang
84
3. Pada contoh 3 ini menunjukkan bahwa penilaian Sebagai Main Dealer
produk Suzuki terbesar di Daya berada antara skala sangat lebih
penting (7) dan mutlak lebih penting (9) dibandingkan Harga yang
bersaing
Sebagai Main Dealer
produk Suzuki
terbesar di Daya
9
8
7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9Harga yang
bersaing
85
KPI KEKUATAN (STRENGTH)
Harap diisi nilai yang menyatakan perbandingan dari KPI STRENGTH
dibawah ini :
Sebagai Main Dealer produk
Suzuki terbesar di
Daya
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9Berpengalaman dalam bisnis jasa penjualan sepeda motor
Suzuki
Sebagai Main Dealer produk
Suzuki terbesar di
Daya
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Harga yang bersaing
Sebagai Main Dealer produk
Suzuki terbesar di
Daya
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9Memiliki produk
unggulan
Sebagai Main Dealer produk
Suzuki terbesar di
Daya
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lokasi dealer yang strategis
Berpengalaman dalam bisnis jasa penjualan sepeda motor
Suzuki
9 8 7 6 5 4 3 2 2 3 4 5 6 7 8 9 Harga yang bersaing
Berpengalama 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
86
n dalam bisnis jasa penjualan sepeda motor
Suzuki
Memiliki produk
unggulan
Berpengalaman dalam bisnis jasa penjualan sepeda motor
Suzuki
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lokasi dealer yang strategis
Harga yang bersaing 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Memiliki produk
unggulan
Harga yang bersaing 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lokasi dealer
yang strategis
Memiliki produk
unggulan9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Lokasi dealer yang strategis
87
KPI KELEMAHAN (WEAKNESSES)
Harap diisi nilai yang menyatakan perbandingan dari KPI WEAKNESSES
dibawah ini :
Perbedaan harga spare part Suzuki
dengan produk lain
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9Promosi yang masih kurang
gencar
Perbedaan harga spare part Suzuki
dengan produk lain
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Varian di masing-masing
jenis produk masih kurang
Perbedaan harga spare part Suzuki
dengan produk lain
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Masyarakat lebih tertarik produk lain
selain Suzuki
Perbedaan harga spare part Suzuki
dengan produk lain
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9Harga jual
kembali produk jatuh
88
Promosi yang masih kurang
gencar 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Varian di masing-masing
jenis produk masih kurang
Promosi yang masih kurang
gencar 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Masyarakat lebih tertarik produk lain
selain Suzuki
Promosi yang masih kurang
gencar 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9Harga jual
kembali produk jatuh
Varian di masing-masing
jenis produk masih kurang
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Masyarakat lebih tertarik produk lain
selain Suzuki
Varian di masing-masing
jenis produk masih kurang
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9Harga jual
kembali produk jatuh
Masyarakat lebih tertarik produk lain
selain Suzuki
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Harga jual kembali produk
jatuh
89
KPI PELUANG (OPPORTUNITIES)
Harap diisi nilai yang menyatakan perbandingan dari KPI
OPPORTUNITIES dibawah ini :
Kebutuhan masyarakat
Makassar akan kendaraan roda
dua yang semakin tinggi
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Masyarakat Daya lebih
banyak memilih kendaraan bermotor
sebagai sarana pekerjaannya
Kebutuhan masyarakat
Makassar akan kendaraan roda
dua yang semakin tinggi
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Sepeda motor merupakan kendaraan
pribadi yang sesuai dengan
kondisi perekonomian di Masyarakat
Kebutuhan masyarakat
Makassar akan kendaraan roda
dua yang semakin tinggi
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Adanya sarana perkreditan
yang ditawarkan oleh
leasing yang berkualitas dan
terpercaya
Kebutuhan masyarakat
Makassar akan kendaraan roda
dua yang semakin tinggi
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9Trayek
angkutan umum yang terbatas
90
Masyarakat Daya lebih
banyak memilih kendaraan bermotor
sebagai sarana pekerjaannya
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Sepeda motor merupakan kendaraan
pribadi yang sesuai dengan
kondisi perekonomian di Masyarakat
Masyarakat Daya lebih
banyak memilih kendaraan bermotor
sebagai sarana pekerjaannya
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Adanya sarana perkreditan
yang ditawarkan oleh
leasing yang berkualitas dan
terpercayaMasyarakat Daya lebih
banyak memilih kendaraan bermotor
sebagai sarana pekerjaannya
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9Trayek
angkutan umum yang terbatas
Sepeda motor merupakan kendaraan
pribadi yang sesuai dengan
kondisi perekonomian di Masyarakat
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Adanya sarana perkreditan
yang ditawarkan oleh
leasing yang berkualitas dan
terpercaya
Sepeda motor merupakan kendaraan
pribadi yang sesuai dengan
kondisi perekonomian di Masyarakat
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9Trayek
angkutan umum yang terbatas
Adanya sarana perkreditan
yang ditawarkan oleh
leasing yang berkualitas dan
terpercaya
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9Trayek
angkutan umum yang terbatas
91
KPI ANCAMAN (THREATS)
Harap diisi nilai yang menyatakan perbandingan dari KPI THREATS
dibawah ini :
Kenaikan harga BBM 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah dealer yang semakin
banyak
Kenaikan harga BBM 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Ketatnya
persaingan
Kenaikan harga BBM
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9Trend
masyarakat yang cepat berubah
Kenaikan harga BBM 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Paradigma masyarakat mengenai
perbandingan keunggulan
antara produk Suzuki dengan produk merek
lain
Jumlah dealer yang semakin
banyak9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ketatnya persaingan
Jumlah dealer yang semakin
banyak9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Trend masyarakat yang
cepat berubah
Jumlah dealer yang semakin
banyak
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Paradigma masyarakat mengenai
perbandingan
92
keunggulan antara produk Suzuki dengan produk merek
lainKetatnya
persaingan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9Trend
masyarakat yang cepat berubah
Ketatnya persaingan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Paradigma masyarakat mengenai
perbandingan keunggulan
antara produk Suzuki dengan produk merek
lain
Trend masyarakat yang cepat
berubah9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Paradigma masyarakat mengenai
perbandingan keunggulan
antara produk Suzuki dengan produk merek
lain