Download - Seminar Kasus Kotor
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
2. Tujuan
a. Umum
b. Khusus
3. Manfaat Penulisan
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 KONSEP TEORI
A. Pengertian persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.
B. Macam-macam persalinan
1. Persalinan spontan
Yaitu persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui
jalan lahir
2. Persalinan buatan
Yaitu persalinan yang dibantu dari luar misalnya vakum ekstraksi,forceps,SC
3. Persalinan anjuran
Yaitu terjadi bila bayi sudah cukup besar untuk hidup diluar, tetapi tidak
sedemikian besarnya sehingga menimbulkan kesulitan dalam persalinan,
misalnya dengan induksi persalinan.
C. Sebab-sebab mulainya persalinan
1. Teori penurunan hormon
Satu sampai dua minggu sebelum persalinan terjadi penurunan kadar
esterogen dan progesteron, progesterone, progesterone mengakibatkan
relaksasi otot-otot Rahim, sedangkan esterogen meningkatkan kerentanan otot-
otot Rahim. Selama kehamilan terjadi keseimbangan antara kadar esterogen,
tetapi akhir kehamilan terjadi penurunan kadar progesterone sehingga timbul
his.
2. Teori distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan meregang akan menyebabkan iskemik otot-
otot Rahim sehingga timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.
3. Teori plasenta menjadi tua
Akibat plasenta tua menyebabkan turunnya kadar progesterone yang
mengakibatkan ketegangan pada pembuluh darah, hal ini menimbulkan
kontraksi Rahim
4. Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua menjadi sebab permulaan
persalinan karena menyebabkan kontraksi pada myometrium pada setiap umur
kehamilan
D. Factor factor yang mempengaruhi persalinan
1. Power (kekuatan)
Kekuatan yang mendorong janin saat perasalinan adalah his, kontraksi otot-
otot perut, kontraksi diafragma dan aksi ligament
2. Jalan lahir
Jalan lahir terdiri atas bagian-bagian keras tulang-tulang panggul dan bagian
lunak
3. Passenger(janin dan plasenta)
Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan
besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan.
E. Tahapan persalinan
1. Kala I
Pada kala 1 serviks membuka sampai terjadi pembukaan 10cm. kala I
dinamakan pula kala pembukaan. Dapat dinyatakan partus dimulai bila timbul
his dan wanita tersebut mengeluarkan lendir bercampur darah.
Proses pembukaan serviks dibagi menjadi 2 macam :
a. Fase laten
Berlangsung selama 7-8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai
mencapai ukuran diameter 3cm.
b. Fase aktif
Fase ini berlangsung selama 6 jam dan dibagi menjadi 3 macam :
- Fase Akselerasi
Dalam waktu 2 jam pembukaan 3cm menjadi 4cm
- Fase dilatasi maksimal
Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4cm
menjadi 9cm
- Fase deselarasi
Pembukaan menjadi lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9cm
menjadi lengkap.
Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida pun
terjadi demikian, namun fase laten, fase aktif terjadi lebih pendek. Mekanisme
membukanya serviks berbeda antara primigravida dan multigravida.
Ketuban akan pecah dengan sendiri ketika pembukaan hampir lengkap
atau telah lengkap. Kala I selesai apabila pembukaan serviks uteri telah
lengkap. Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam dan pada
multigravida kira-kira 7 jam.
2. Kala II
Kala ini disebut juga sebagai kala pengeluaran. Kala ini dimulai dari
pembukaan lengkap sampai pembukaan lengkap sampai lahirnya janin. Pada
kala ini his menjadi lebih kuat dan cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali,
kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka.
Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam
vulva pada waktu his. Dengan his dan kekuatan mengdan maksimal, kepala
janin dilahirkan dengan suboksiput dibawah sifisis dan dahi, muka dan dagu
melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his dimulai lagi untuk
mengeluarkan badan dan anggota tubuh bayi. Pada primigravida kala II
berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multigravida rata-rata 0,5 jam
3. Kala III
Disebut juga sebagai kala uri. Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan
fundus uteri agak di atas pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi
lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas
dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan
tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran
darah, kira-kira 100-200cc.
4. Kala IV
Kala IV adalah pengawasan selama 1-2 jam setelah bayi dan uri lahir untuk
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum.
Pada primigravida, lama kala satu yaitu 13 jam, kala dua 1 jam, kala tiga ½
jam, lama persalinan 14 ½ jam. Pada multigravida, lama kala satu 7 jam, kala
dua ½ jam, kala tiga ¼ jam, lama persalinan 7 ¾ jam.
2.2 Konsep Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori
ilmiah penemuan-penemuan.
Langkah I : Tahap pengumpulan
Data diperoleh melalui :
1. Anamnesa :
a. Biodata, data demografi
b. Riwayat kesehatan, termasuk factor heriditer dan kecelakaan
c. Riwayat menstruasi
d. Riwayat obstetri dan ginekologi, termasuk nifas dan laktasi
e. Biopsikospritual
f. Pengetahuan klien
2. Pemeriksaan fisik, sesuai kebutuhan dan tanda-tanda vital
3. Pemeriksaan khusus
a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Auskultasi
d. Perkusi
4. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
b. Diagnose lain, USG, Radiologi
c. Catatan terbaru dan sebelumnya
Langkah II : Interprestasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap suatu masalah atau diagnose
berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.
Dirumuskan diagnose yang spesifik. Masalah psikososial berkaitan dengan
hal-hal yang sedang dialami oleh wanita tersebut.
Langkah III : Mengidentifikasikan Diagnose Atau Masalah Potensial
Pada langkah ini bidan mengidentifikaasi masalah atau diagnose potensial
berdasarkan diagnose/masalah yang sudah teridentifkasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila mungkin dilakukan pencegahan. Bidan
diharapkan waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosa/masalah potensial
ini agar tidak terjadi kalau dimungkinkan ddan bersiap-siap menghadapinya
bila diagnosa/masalah potensial ini benar-benar terjadi. Langkah ini penting
sekali dalam melakukan asuhan yang aman.
Langkah IV : Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera Baik oleh
Bidan Maupun Dokter, dan atau untuk melakukan Konsultasi, Kolaborasi,
Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain Berdasarkan Kondisi Klien
Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses Manajemen
Kebidanan. Manajemen ini berlaku baik asuhan primer periodic dan pada
antenatal, juga selama wanita tersebut bersama Bidan
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian