Download - sejarah mikrobiologi kel.2.docx
SEJARAH MIKROBIOLOGI
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Mikrobiologi
yang dibina oleh Bapak Agung Witjoro
Oleh :
Kelompok 2
Elsy Dian Saputri (110341421543)
Ninda Cynthia P. (110341421547)
Tri Riskawati (110342421550)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Agustus 2013
SEJARAH MIKROBIOLOGI
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk, sifat, kehidupan dan
penyebaran jasad hidup termasuk mikroba (jasad renik, nikroba,
mikroorganisma). Mikroba berasal dari kata mikros = kecil/sangat kecil, dan bios
= hidup/kehidupan. Bidang ilmu ini mencakup salah satu kelompok besar jasad
hidup yang mempunyai bentuk dan ukuran sangat kecil, serta sifat hidup yang
berbeda dengan jasad lain umumnya. () Mikrobiologi boleh dikatakan sebagai
ilmu yang masih muda. Dunia jasad renik barulah ditemukan sekitar 300 tahun
yang lalu, dan makna yang sesungguhnya mengenai mikroorganisme baru
dipahami dan dihargai 200 tahun kemudian. Selama 40 tahun terakhir,
mikrobiologi muncul sebagai bidang biologi yang sangat berarti. Kini
mikroorganisme digunakan oleh para peneliti dalam penelaahan hampir semua
gejala biologis yang utama (). Sejarah munculnya mikrobiologi dibagi menjadi 3
periode, yaitu: periode perintis, periode keemasan dan periode modern.
1. Periode Perintis
Dunia mikroba, meskipun sudah sejak lama dikenal peranannya di dalam
kehidupannya, baru terbuka secara luas setelah Anthony van Leeuwenhoek (1632-
1723) seorang mahasiswa ilmu pengetahuan alam berkebangsaan Belanda,
menciptakan mikroskop sederhana yang hanya terdiri dari satu lensa yang dapat
mencapai pembesaran kurang dari 200 kali ().
(a) (b)
Gambar 1.1. (a) Anthony van Leeuwenhoek (b) Susunan mikroskop yang
diciptakan oleh Leeuwenhoek
Dengan menggunakan mikroskop tersebut dia sudah dapat melihat jasad renik
yang banyak terdapat di air selokan, air hujan, ludah, dan lain-lain. Pada mulanya
jasad renik tersebut dinamakan “animalcula”. Dengan ditemukannya jasad renik,
maka timbullah empat masalah pokok yaitu:
a. Bagaimana menggolongkan dunia jasad renik (tumbuhan atau hewan)
b. Bagaimana asal-usul jasad renik
c. Bagaimana peranan jasad renik dalam fermentasi anggur
d. Bagaimana peranan jasad renik sebagai penyebab penyakit infeksi ().
Ditemukannya suatu dunia organisme yang tidak tampak dengan mata
telanjang itu membangunkan minat terhadap perdebatan hebat pada masa itu
mengenai asal muasal kehidupan. Salah satunya adalah generasi spontan dan
biogenesis. Generasi biogenesis menduga bahwa jasad renik muncul sebagai
akibat dekomposisi jaringan tumbuhan atau hewan yang mati.dalam waktu yang
sama Lazaro Spallanzani (1729-1799) dalam usahanya untuk membuktikan bahwa
konsepsi abiogenesis itu tidak benar, mendidihkan kaldu daging yaitu suatu
larutan nutrien dalam labu selama satu jam, lalu wadah itu ditutupnya rapat-rapat.
Maka, tidak ada jasad renik dalam labu tersebut ().
Selama periode ini munculah seorang ahli kimia, Louis Pasteur (1822-
1895) yang menemukan prinsip-prinsip dasar yangberkaitan dengan sifat hidup
mikroba, antara lain dalam masalah fermentasi. Ia mempersiapkan larutan nutrien
dalam labu yang dilengkapi dengan lubang panjang dan sempit berbentuk “leher
angsa”. Kemudian ia memanaskan larutan nutrien itu dan udara dibiarkannya
lewat keluar masuk. Tak ada mikrobe dalam larutan itu. Alasannya untuk ini ialah
bahwa partikel-partikel debu yang mengandung mikrobe tidak mencapai larutan
nutrien. Mereka mengendap dalam bagian tabung leher angsa yang berbentuk
huruf U dan aliran udara demikian berkurang sehingga partikel-partikel tadi tidak
terbawa ke dalam labu ().
Gambar 1.2 Percobaan Louis Pasteur
Adapun penemuan-penemuan antara lain pembuktian teori biogenesis (teori yang
menyatakan bahwa jasad renik berasal dari jasad renik induknya yang sejenis) dan
sekaligus merobohkan teori abiogenesis atau teori generatio spontanea,
menggunakan medium untuk pertumbuhan jasad renik, dasar-dasar sterilisasi
(pasteurisasi), cara isolasi, peranan jasad renik dalam fermentasi anggur,
penyebaran jasad renik di udara yang tidak merata, dasar-dasar imunisasi
(penggunaan vaksin), adanya kehidupan yang tidak memerlukan oksigen
(anaerob) ().
Selain itu, tampil pula peranan penemu lainnya yang berjasa dalam bidang
mikrobiologi seperti halnya, Robert Koch (1843-1910) seorang dokter Jerman
yang atas penemuannya menjadikan mikroba sebagai jasad penyebab penyakit
dapat diterangkan secara jelas. Tetapi berkat penelitian 3 orang ahli, antara lain
Pasteur (pada tahun 1830) dapat diketahui dan dipastikan bahwa proses fermentasi
adalah proses bioplogis dimana mikroba yang berperan adalah ragi. Selain itu,
Fracastorius (1478-1553) menemukan fakta baru tentang perpindahan dan
penyebaran jasad penyebab penyakit. Selama kurang lebih satu setengah abad
kemudian Kircher (1602-1680) cara-cara yang pasti tentang penularan,
penyebaran, dan perpindahan jasad penyebab penyakit lebih terperinci ().
Pada periode perintisan ini, masalah mikrobiologi bidang penyakit lebih
banyak diteliti, diamati, dan diungkapkan. Selain itu, pada periode ini gejala
pembengkakkan pada luka yang dibiarkan diketahui disebabkan oleh adanya
pertumbuhan mikroba pengubah darah menjadi nanah yang kemudian banyak
hidup di sekitar dan di dalam luka. Mikroba yang dimaksud adalah Bakteri ().
2. Periode Keemasan (Tahun 1850-1910)
Adanya penemuan, khususnya perintisan dan hasil penelitian selama
periode sebelumnya, dapat memberikan informasi yang sangat berguna bagi masa
berikutnya. Masa antara tahun 1850-1910 dinamakan periode keemasan. Hal ini
dikaitkan dengan penemuan-penemuan baru lainnya, antara lain oleh:
1. Robert Koch (tahun 1881) tentang metoda isolasi (pemisahan), pembuatan
preparat dan identifikasi biakan mikroba secara murni.
2. Petri (salah seorang asisten Koch) melalui penemuannya untuk cawan-
petri (petri-disk) di dalam cara teknik mikroba.
3. Gram tahun (1844) yaitu penemuannya untuk sistem pewarnaan bakteri
sehingga bakteri terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu Gram-positif
dan Gram-negatif.
4. Chamberland yaitu penemuan untuk sterilisasi bahan dengan sistem
saringan/filter pada tahun 1887 secara fisik.
Nama-nama lain Ehrlich (1854-1915), Von Behring dan Kitasato (1890),
Metcnikoff (1883), Loeffer (1884) dan banyak nama-nama ahli di bidang
mikrobiologi yang ikut menyumbangkan penemuannya di dalam sejarah
perkembangan mikrobiologi. Seperti secara khusus untuk bidang mikroba
penyakit di Amerika Serikat oleh Rush (1813), Webster (1843), Spencer (1851),
Welch (1894), McCo (1910) di dalam meneliti tentang penyakit sipilis, pes,
kolera, tifus, dan difteri.
Khusus mengenai Robert Koch yang sampai sekarang namanya tetap
dikenang penelitiannya di bidang mikrobiologi kedokteran dan kemanusiaan.
Robert Koch adalah seorang dokter berkebangsaan Jerman yang tenang dan
sangat teliti, ia terkadang melalaikan praktek dokternya untuk mengejar ilmu baru
yang sangat menarik yaitu bakteriologi. Selama tahun 1870-an, Robert Koch
(1843-1910) sibuk dengan masalah antraks di Jerman. Dalam penelitiannya
mengenai penyakit anthraks di Jerman itu, Koch berhasil mengisolasi bakteri khas
berbentuk batang dengan ujung-ujungnya agak yang agak persegi (basilus) dari
darah biri-biri yang mati karena antraks. Ia menumbuhkan bakteri itu di dalam
laboratorium, memeriksanya dengan mikroskop untuk meyakinkan bahwa hanya
satu macam yang ada, kemudian menyuntikkannya pada mencit untuk mengetahui
apakah hewan-hewan itu terinfeksi dan menimbulkan gejala antraks. Dari mencit-
mencit tersebut dia mengisolasi bakteri seperti yang diperoleh semula dari biri-biri
yang mati karena antraks tadi. Inilah untuk pertama kalinya suatu bakteri dapat
dibuktikan sebagai penyebab penyakit hewan. Berkat penelitian Koch ini maka
ihwal dan penyebab TBC, tifus, difteri, kolera, dan gonorhu serta anthraks, dapat
terungkap dan dipisahkan secara murni (). Selain itu, Koch juga menemukan cara
pewarnaan bakteri dan penggunaan medium agar ().
Dalam penelitian mengenai mikroorganisme yang mungkin menjadi
penyebab berbagai penyakit, Koch dan rekan-rekannyabmengembangkan
beberapa prosedur laboratorium yang mempunyai dampak besar terhadap
perkembangan mikrobiologi. Hal ini mencakup prosedur untuk pewarnaan bakteri
agar mudah diamati dan teknik untuk menumbuhkan mikroba di dalam
laboratorium. Suatu teknik yang dikembangkannya ialah penggunaan media, suatu
substrat untuk menumbuhkan bakteri yang menjadi padat dan tetap tembus
pandang pada suhu inkubasi (suhu yang cocok untuk pertumbuhan). Gelatin yang
telah diuji cobakan pada penelitian ini kurang memadai karena pada suhu tumbuh
menjadi cair. Masalah ini teratasi dengan menggunakan ekstrak ganggang laut
tertentu. Ekstrak ini dinamai agar-agar (seringkali juga disebut juga agar), dapat
dilarutkan dalam larutan nutrien dan bilamana menjadi gel akan tetap padat dalam
kisaran temperatur yang luas.
Media agar merupakan substrat yang baik untuk memisahkan campuran
mikroorganisme sehingga masing-masing jenisnya menjadi terpisah-pisah ().
Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media agar
memungkinkannya tumbuh dengan agak berjauhan dari sesamanya, juga
memungkinkan setiap selnya berkumpul membentuk koloni, sekelompok massa
sel yang dapat dengan mata telanjang. Semua sel dalam koloni itu sama, dianggap
kesemuanya merupakan keturunan (progeni) satu mikroorganisme dank arena itu
mewakili apa yang disebut mikrobiologiwan biakan murni.
Koch juga memperkenalkan suatu rentetan syarat (empat) yang harus
dipenuhi sebelum seorang ahli menentukan apakah suatu jenis jasad renik menjadi
penyebab suatu penyakit atau tidak. Pernyataan tersebut dikenal dengan nama
Postulat Koch (). Adapun isi dari postulat Koch adalah sebagai berikut:
1. Jasad renik penyebab penyakit harus terdapat pada individu yang sakit dan
tidak terdapat pada individu yang sehat.
2. Jasad renik tersebut dapat diisolasi menjadi suatu biakan murni (beberapa
jasad renik tertentu sulit diisolasi).
3. Jasad renik dari biakan murni tersebut diatas bila diinfeksikan kembali
pada individu yang sehat maka individu tersebut akan menunjukkan gejala
penyakit yang sama.
4. Jasad renik yang telah diinfeksikan kembali tersebut dapat diisolasi
kembali.
3. Periode Modern (Tahun 1910 – Sekarang)
Periode modern merupakan periode yang terjadi mulai tahun 1910 sampai
sekarang. Periode modern pada perkembangan sejarah mikrobiologi ini ditandai
oleh beberapa hal. Periode modern dari sejarah perkembangan mikrobiologi
ditandai dengan adanya metode dan peralatan mutakhir yang digunakan. Peralatan
mutakhir seperti elektron mikroskop, kromatografigas, serta komputer. Periode
modern juga ditandai dengan terungkapnya masalah masalah yang berkaitan
dengan mikrobiologi seperti antibiotika, vaksin, serum, virus, yang sekarang telah
dapat diketahui.
Selain kedua hal itu, periode modern dari sejarah perkembangan
mikrobiologi juga dapat dilihat dengan diraihnya hadiah nobel oleh para ahli
mikrobiologi yang bergerak dalam bidang pengobatan serta kedokteran. Hadiah
nobel tersebut didapatkan oleh beberapa ahli mikrobiologi seperti Domagk (1930)
untuk penemuan obat obat sulfat sebagai obat infeksi bakteri. Selanjutnya ada
Fleming, Florey dan Chain (1954) untuk penemuan antibiotika penisilin.
Waksman (1952) yang merupakan penemu antibiotika streptomisin dan Stanley
(1946) untuk penemuan protein virus secara murni serta oleh Enders, Weller dan
Beadle (1954) untuk penemuan virus poliomyelitis sehingga pembuatan vaksin
polio dapat dilakukan.
Periode ini akan masih mengalami kelanjutan dan akan mengukir sejarah
yang panajang pada jaman sekarang dikarenakan semakin luasnya wawasan
mikrobiologi di berbagai bidang ilmu lainnya. Menurut (), pada peralihan abad ini
telaah tentang mikrobiologi pada masa sekarang sudah meluas memasuki bidang
pengetahuan lain yang sejalan, antara lain :
1. Bidang kesehatan, termasuk didalamnya kebersihan, sanitasi dan
higieni.
2. Bidang pertanian, termasuk didalamnya peternakan, perikanan,
kehutanan dan pasca-panen.
3. Bidang industri, termasuk didalamnya industri kimia, industri obat-
obatan, industri kertas, industri tekstil dan sebagainya.
4. Bidang bahan makanan, khususnya yang berhubungan dengan
masalah proses pengolahan atau pembuatan, kontrol kualitas dan
keselamatan, dan pengawetan/preservasi, serta kerusakan yang
terjadi.
5. Bidang lingkungan hidup dan pencemaran.
Penyebab meluasnya bidang mikrobiologi adalah oleh jumlah jenis mikroba yang
dapat berperan diberbagai bidang tersebut, baik secara langsung maupun tidak
langsung cukup banyak dan meyakinkan. Hal inilah yang kemudian menimbulkan
munculnya cabang atau disiplin ilmu baru di lingkungan mikrobiologi yang lebih
mengkhususkan kepada permasalahan yang terbatas namun dengan pendalaman
materi yang menjangkau lebih terperinci.
Mikrobiologi juga merupakan bagian ilmu dari bidang besar biologi,
tersusun oleh banyaknya disiplin atau sub bidang. Pembagian disiplin ini
tergantung pada arah orientasinyabaik terhadap taksonomi, habitat atau terhadap
problema sehingga sedikitnya ada 21 disiplin atau sub bidang ilmui mikrobiologi
yang dikenal sesuai dengan keadaannya yang akan dan pasti akan terus
berkembang dan meluas sesuai dengan tingkat kemajuan yang dicapai.
No Orientasi terhadap Disiplin dan keterangan
1 Taksonomi 1. Vitologi
Mempelajari susunan dan pembagian
kelompok jasad yang termasuk virus.
2. Bakteriologi
Mempelajari susunan dan pembagian
kelompok jasad yang termasuk bakteria
3. Mikologi
Mempelajari susunan dan pembagian
kelompok jasad yang termasuk fungi atau
jamur
4. Algologi atau fikologi
Mempelajari susunan dan pembagian
kelompok jasad yang termasuk alga atau
ganggang
5. Protozoologi
Mempelajari susunan dan pembagian
kelompok jasad yang termasuk protozoa atau
hewan bersel tunggal
2 Habitat 1. Mikrobiologi tanah
Mempelajari kehidupan dan peranan mikroba
di dalam tanah
2. Mikrobiologi udara
Mempelajari kehidupan dan peranan mikroba
di dalam udara
3. Mikrobiologi air
Mempelajari kehidupan dan peranan mikroba
di dalam air
4. Mikrobiologi “rumen”
Mempelajari kehidupan dan peranan
sejumlah mikroba yang hidup dan
berkembang didalam sistem lambung
makhluk hidup lainnya
3 Problema
1. Dasar 1. Ekologi mikroba
2. Terapan
Mempelajari penyebaran dan asosiasi
kehidupan mikroba dengan lingkungannya
2. Fisiologi mikroba
Mempelajari sifat sifat faal mikroba
3. Kimia/biokimia mikroba
Mempelajari bentuk dan sifat kimia atau
biokimia mikroba
4. Genetika mikroba
Mempelajari sifat turunan, kebakaan
mikroba.
1 Mikrobiologi kesehatan
Mempelajari bentuk, sifat dan peranan
mikroba di bidang kesehatan
2 Mikrobiologi sanitasi
Mempelajari bentuk, sifat dan peranan
mikroba di bidang sanitasi
3 Mikrobiologi makanan
Mempelajari bentuk, sifat dan peranan
mikroba di bidang makanan
4 Mikrobiologi pasca-panen
Mempelajari bentuk, sifat dan peranan
mikroba di bidang pasca-panen
5 Mikrobiologi industri
Mempelajari bentuk, sifat dan peranan
mikroba di bidang industri
6 Mikrobiologi analitik
Mempelajari bentuk, sifat dan peranan
mikroba di bidang analitik
7 Mikrobiologi geologi dan pertambangan
Mempelajari bentuk, sifat dan peranan
mikroba di bidanggeologi dan
pertambangan
8 Mikrobiologi kesenjataan
Mempelajari bentuk, sifat dan peranan
mikroba di bidang kesenjataan
9 Mikrobiologi lingkungan
Mempelajari bentuk, sifat dan peranan
mikroba di bidang lingkungan.
Peranan mikroba di dalam lingkungan hidup yang saat ini mulai dikembangkan
adalah :
a. Sebagai jasad yang secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi
lingkungan.
b. Juga sebagai jasad yang secara langsung atau tidak langsung dipengaruhi
oleh lingkungan, sehingga pengembangan penggunaan mikroba sebagai
jasad-parametter-alami (indikator alami) terhadap perubahan di dalam
lingkungan mulai banyak digunakan, khususnya akibat adanya
pencemaran domestik (rumah tangga) ataupun non-domestik (pabrik,
industri, pertanian, dan sebagainya)
DAFTAR PUSTAKA
Sariawiria, Unus. 1990. Pengantar Mikrobiologi. Bandung: Angkasa Bandung.