Download - Ptk Ips Google Eart Download
1
B A B I
P E N D A H U L U A N
A. Latar Belakang
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
mengamanatkan kepada pemerintah untuk mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalarn rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Sebagai perwujudan dari amanat tersebut, pemerintah
dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah membuat dan
memberlakukan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas) untuk dijadikan acuan, pedoman dan dasar
hukum penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap
terhadap tuntutan perubahan zaman (UU No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 2).
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi
jenjang pendidikan menengah (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 17). Sekolah
Dasar merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang memegang
peranan penting dan fundamental dalam keseluruhan sistem pendidikan serta
memberikan landasan bagi pembentukan kepribadian peserta didik.
Upaya-upaya perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan secara menyeluruh
terus diupayakan pemerintah baik tenaga kependidikan, sarana prasarana,
disamping itu pembahasan kurikulum. Perbaikan kurikulum yaitu kurikulum
1
2
2004 menjadi Kurikulum 2006 atau atau yang disebut Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP).
Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan
kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah pikir, olah rasa
dan olahraga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global.
Peningkatan relevansi pendidikan dimaksud untuk menghasilkan lulusan yang
sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis kompetensi sumber daya alam
Indonesia. Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui
penerapan manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan
pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan.
Untuk mewujudkan hal tersebut maka peran serta guru sangatlah
penting. Oleh karena itu salah kemampuan yang harus dimiliki karena sebagai
salah satu unsur pendidikan agar mampu melaksanakan tugas profesionalnya
adalah memahami peserta didik belajar dan bagaimana mengorganisasikan
proses pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan dan watak
peserta didik, serta memahami bagaimana siswa belajar.
Belajar merupakan usaha memperoleh perubahan tingkah laku ini
mengandung makna bahwa ciri utama dari proses belajar adalah perubahan
tingkah laku dalam diri individu. Guru sebagai pendidik harus mampu dan
berupaya menciptakan proses belajar mengajar yang menggugah motivasi
belajar siswa, sebagai motivator seorang guru senantiasa memberikan
dorongan dan semangat pada siswa, mengupayakan proses belajar yang
menarik yang merangsang motivasi belajar peserta. didik. Beberapa cara untuk
menumbuhkan motivasi adalah melalui cara mengajar yang bervariasi,
3
memberikan stimulate dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan
kepada peserta didik menggunakan media dan alat bantu yang menarik
perhatian peserta didik seperti gambar foto dan sebagainya. Secara umum
peserta didik akan terangsang untuk belajar apabila ia melihat bahwa situasi
pengajaran cenderung memuaskan dirinya sesuai kebutuhannya. (Ahmad
Royani, dkk, 1991: 11 – 12).
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran
yang harus diajarkan di Sekolah Dasar. Berdasarkan Kurikulum 2006 salah
satu kompetensi dasar yang harus disampaikan kepada siswa di Kelas V
adalah tentang mengenal keragaman kenampakan alam dan pembagian waktu
di Indonesia (Depdikbud, 2006).
Tujuan dari pembelajaran IPS di SD adalah sebagai berikut:
a. Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna
dalam kehidupannya kelak di masyarakat.
b. Membekali anak didik dengan pengetahuan mengidentifikasi,
menganalisis dan menyusun alternative pemecahan masalah sosial
yang tejadi dalam kehidupan di masyarakat.
c. Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan
sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta
bidang keahlian.
d. Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang
positip dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup
yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut.
e. Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan
pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembaagan
kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi. (Ischak,
dkk, 2003: 1.38).
Kompleksnya bahan kajian yang termasuk dalam lingkup
pengetahuan sosial dimana dalam tiap jenjang, jenis dan tingkatan sekolah
memiliki karakteristik serta kedalaman materi yang sangat beragaman ternyata
4
telah menghantarkan pelajaran ini dari pelajaran yang konon merupakan
pelajaran yang mudah justru menjadi pelajaran yang menyulitkan.
Tetapi untuk memenuhi kebutuhan teresebut diperlukan langkah-
langkah yang tepat yang digunakan dalam proses belajar mengajar IPS. Pada
kenyataannya pembelajaran cenderung membosankan, hal ini disebabkan daya
kreativitas guru yang sangat kurang. Menggunakan metode dan pendekatan
yang cenderung monoton menyebabkan siswa tidak termotivasi dan tidak
bergairah ketika dihadapkan dengan pembelajaran IPS.
Penggunaan media yang sangat minim juga menyebabkan
ketidakberhasilan dalam pembelajaran IPS, sehingga pembelajaran IPS itu
tidak menarik bagi siswa. Kecendrungan guru menggunakan metode ceramah
membuat siswa tidak terlihat antusias dalam pembelajaran IPS. Keadaan ini
ditandai dengan munculnya gejala siswa suka berbicara dengan teman
sebangkunya, sebagian lagi mengantuk saat guru menjelaskan, ada juga yang
lebih suka bermain-main.
Dalam pembelajaran IPS siswa merasa kesulitan memahami jenis
materi tertentu yang menyebabkan dalam pembelajaran kurang tercapainya
suatu kompetensi dasar yang seharusnya itu merupakan satu tujuan yang
diinginkan oleh setiap pendidik. Bila pembelajaran ilmu pengetahuan sosial
(IPS) hanya didominasi dengan metode ceramah maka mata pelajaran IPS
dapat menjadi mata pelajaran yang membosankan bagi siswa, karena mereka
tidak secara langsung mengetahui dari apa yang didengarnya. Yang
menyebabkan antara siswa dan pendidik tidak terjadi interaksi yang aktif,
bertukar informasi, bicara dan mengemukakan pendapat.
5
Masih rendahnya motivasi siswa dalam pembelajaran dapat
diketahui pada saat pembelajaran berlangsung dengan melalui pengamatan
yang meliputi aktifitas siswa dalam pembelajaran, interaksi antara guru dan
siswa, interaksi antar siswa dan sikap kritis, ketelitian, keterbukaan serta
ketekunan dalam proses pembelajaran.
Kenyataan di lapangan, dari gambaran awal pada siswa dalam
proses pembelajaran mata pelajaran IPS mempunyai motivasi yang rendah
juga hasil belajar yang rendah pula
Realitas empirik (selama ini di tingkat persekolahan
memperlihatkan, dalam proses pembelajaran IPS, guru kurang optimal baik di
dalam memanfaatkan maupun memberdayakan sumber pembelajaran, karena
dalam proses pembelajaran IPS cenderung masih berpusat pada guru (teacher
centered), textbook centered, dan monomedia. Maka tidak dapat dipersalahkan
apabila banyak siswa mengganggap proses pembelajaran IPS sebagai sesuatu
yang membosankan, monoton, kurang menyenangkan, terlalu banyak hafalan,
kurang variatif, dan berbagai keluhan lainnya padahal pendidikan IPS
merupakan synthetic science.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan proses pembelajaran
yang kondusif agar siswa menggemari pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
dan muaranya adalah siswa menguasai kompetensi di bidang Ilmu
Pengetahuan Sosial. Agar pembelajaran variatif dan tidak monoton atau
menjemukan, dipergunakan metode pembelajaran yang bervariasi, baik teori
maupun praktik sehingga sikap menggemari Ilmu Pengetahuan Sosial mudah
6
tertanam dalam diri siswa. Hal ini dapat terwujud apabila dilakukan usaha
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM).
Sementara itu, seiring dengan pesatnya perkembangan media
informasi dan komunikasi, baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat
lunak (software), akan membawa perubahan bergesernya peranan guru sebagai
penyampai pesan/informasi. Ia tidak bisa lagi berperan sebagai satu-satunya
sumber informasi bagi kegiatan pembelajaran para siswanya. Siswa dapat
memperoleh informasi dari berbagai sumber terutama dari media massa,
apakah dari siaran televisi dan radio (media elektronik), surat kabar dan
majalah (media cetak), komputer pribadi, atau bahkan dari internet.
Saat ini guru sudah mulai terbiasa memakai laptop dan LCD sebagai
alat bantu pembelajaran namun disayangkan alat ICT tersebut masih
dimanfaatkan secara tradisional, yaitu guru berdiri di depan kelas dan
menggunakan komputer sebagai alat presentasi semata dimana siswa sebagai
subyek pemirsa dan pendengar yang belum mendorong siswa terlibat aktif
dalam pembelajaran.
Pemanfaatan internet sebagai sumber pembelajaran IPS
mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri. Para siswa dapat
mengakses secara online dari berbagai perpustakaan, museum, database, dan
mendapatkan sumber primer tentang berbagai peristiwa sejarah, biografi,
rekaman, laporan, data statistik, atau kutipan yang berkaitan dengan IPS.
Atas dasar hal tersebut dipandang perlu adanya suatu pemikiran
mengenai bagaimana memberikan pelajaran IPS sehingga menjadi lebih
mudah diterima dan diingat oleh peserta didik. Karena tidak mustahil bahwa
7
dengan rendahnya nilai rata-rata mata pelajaran IPS tersebut justru telah
terjadi "kesalahan dalam memberikan layanan pembelajaran" atau minimal
telah terjadi kesalahan dalam mengemas materi pembelajaran IPS. Karena
itulah penulis mengadakan penelitian tindakan ini guna mencari solusi
bagaimana meningkatkan prestasi belajar IPS di sekolah ini.
Berdasarkan hal-hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji
permasalahan tersebut, dengan judul: ”Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar
Mata Pelajaran IPS Materi Mengenal Keragaman Kenampakan Alam di
Indonesia melalui Media Internet “Google Eart” dengan Model Pembelajaran
Two Stay to Stray pada Siswa Kelas V SDN Kesamben I Kecamatan
Plumpang Kabupaten Tuban”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah peningkatan motivasi siswa kelas V SDN Kesamben I
dalam pembelajaran IPS materi mengenal keragaman kenampakan alam
dengan menggunakan media internet “Google Eart”?
2. Bagaimanakah peningkatan aktivitas siswa kelas V SDN Kesamben I
dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray?
3. Bagaimanakah hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS materi
mengidentikasi kenampakan alam di Indonesia dengan menggunakan
media internet ”Google Eart” dengan model pembelajaran Two Stay Two
Stray?
8
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dan penulisan yang ingin dicapai oleh penulis
adalah sebagai berikut :
Ingin memperoleh gambaran secara jelas tentang efektifitas
penggunaan media internet “Google Eart” untuk peningkatan motivasi siswa
dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V SDN Kesamben I
Kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban tahun pelajaran 2010/2011 pada
materi mengenal keragaman kenampakan alam di Indonesia ".
Sedangkan tujuan khusus dalam penelitian ini ialah :
1. Meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V SDN Kesamben I
Kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban pada pelajaran IPS materi
mengenal keragaman kenampakan alamdi Indonesia melalui penggunaan
media Internet “Google Earth” dengan menggunakan model
pembelajaran Two Stay Two Stary.
2. Meningkatkan aktivitas siswa kelas V SDN Kesamben I Kecamatan
Plumpang Kabupaten Tuabn dalam pembelajaran dengan model
pembelajaran “Two Stay Two Stray”
3. Meningkatkan hasil belajar yang lebih bermakna baik aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik siswa siswa kelas V SDN Kesamben I
Kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban pada mata pelajaran IPS materi
pada pelajaran IPS materi mengenal keragaman kenampakan alam di
Indonesia melalui pemanfaatan Media internet “Google Earth” dengan
menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stary.
9
F. Manfaat Penelitian
Dengan diadakannya penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi siswa
Memberikan suasana pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan
mendapat pengalaman langsung, dengan menggunakan metode ini, siswa
aktif dalam mendalami konsep.
2. Bagi guru
Memberikan alternatif-alternatif pendekatan pembelajaran dan
menggunakan metode yang variatif dan inovatif sehingga pembelajaran di
kelas tidak monoton, mengetahui model pembelajaran yang bervariasi
untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial, diperolehnya model pembelajaran IPS yang tepat untuk materi
kenampakan alam di Indonesia serta diperolehnya media pembelajaran yang
cocok untuk pembelajaran IPS materi mengenal keragaman kenampakan
alam di Indonesia.
3. Bagi sekolah
Diharapkan adanya peningkatan mutu sekolah tersebut yang ditandai
dengan adanya peningkatan prestasi belajar pengetahuan sosial kelas V,
tumbuhnya motivasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran
yang bermutu serta tumbuhnya iklim pembelajaran siswa yang Aktif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) di sekolah.
10
B A B II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Prestasi Belajar
Ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para para ahli
terkait dengan belajar. Pendapat masing-masing ahli satu sama lain memiliki
kekhasan dan corak yang berbeda, hal ini semata-mata hanya disebabkan
karena adanya sudut pandang mereka yang berbeda. Di bawah ini akan penulis
kemukakan pendapat beberapa ahli yang dikutip dari Dewa Ketut Sukardi
antara lain :
1. Edward L. Walker:
"Belajar adalah perubahan perbuatan sebagai akibat dari
pengalaman".
2. T. Raka Joni
"Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman,
kecuali perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh proses menjadi
matangnya seseorang atau perubahan instintif atau yang bersifat
temporer.....".
:
3. Cronbach
"Learning is show by a change in behavior as result of experience"
belajar itu ditunjukkan oleh adanya perubahan tingkah laku, perbuatan
sebagai hasil dari pengalaman.
4. HC. Witherington, Lee J Croonbach dan Bapemsi:
"Bahwa perbuatan belajar mengandung semacam perubahan dalam
diri seseorang yang melakukan perbuatan belajar itu. Perubahan itu dapat
dinyatakan sebagai kecakapan, suatu kebiasaan sikap, suatu pengertian
sebagai pengetahuan dan apresiasi”.
10
11
Dari beberapa pengertian belajar sebagaimana tersebut maka penulis
dapat menarik kesamaan yang ada dari tiap pengertian belajar yakni sebagai
suatu proses perubahan tingkah laku melalui jalur pendidikan atau latihan.
Perubahan itu ditandai dari suatu yang tidak diketahui, tidak dikenal
menjadi diketahui dan dikenal serta dikuasai bahkan dimiliki. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa :
a. Tidak dikatakan telah belajar apabila tidak ada perubahan tingkah laku.
b. Perubahan tersebut didapatkan karena adanya kecakapan baru
c. Perubahan itu terjadi karena kesengajaan
Sedangkan kata prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1998:700) prestasi diartikan sebagai hasil yang telah dicapai (dari yang
telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Dari defmisi tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar pengetahuan sosial adalah
kemampuan murid atau siswa dalam menyerap materi pelajaran yang
lazimnya ditunjukkan dengan nilai test atau angka nilai yang diberikan
oleh guru setelah mereka mengikuti pembelajaran.
B. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Sebagaimana diketahui dan sering dikemukakan oleh beberapa ahli
bahwa banyak hal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, yang pada
dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu faktor intern dan
faktor ekstern.
Dalam penelitian ini sengaja tidak dibahas faktor intern tetapi lebih
menekankan pada faktor ekstern yakni yang berasal dari guru itu sendiri.
Adapun faktor ekstern yang berasal dari guru itu antara lain :
12
1. Penguasaan materi oleh guru
Guru yang menguasai materi pelajaran dengan baik tentu akan dapat
menyampaikan pelajaran dengan baik pula. Sebaliknya bagaimana guru dapat
menyampaikan materi pelajaran dengan baik jika guru itu sendiri kurang
bahkan tidak menguasai materi pelajaran. Oleh karena itulah maka pembuatan
rencana pembelajaran dalam hal ini mutlak betapa penting artinya. Disamping
sebagai pengendalian intern juga sekaligus membuat guru untuk mampu
merencanakan pembelajaran dengan baik sehingga dalam pelaksanaannya
dapat mencapai tujuan sebagaimana yang telah ditentukan.
Guru yang menguasai materi dengan baik akan mudah melakukan
evaluasi baik dalam proses pembelajaran, setelah pembelajaran atau bahkan
pada saat diluar jam pelajaran. Sebaliknya guru yang tidak mengasai materi
bagaimana dapat melakukan itu semua, tentu sangat mustahil.
2. Penggunaan Metode Mengajar
Disamping penguasaan materi oleh guru, penggunaan metode mengajar
yang tepat juga sangat penting artinya bagi keberlangsungan dan keberhasilan
proses pembelajaran. Dengan metode pembelajaran yang tepat sekaligus yang
banyak menuntut keterlibatan siswa secara akif, maka akan meningkatkan
peran serta dan perhatian siswa terhadap materi pembelajaran.
3. Penggunaan alat pelajaran
Penggunaan alat pelajaran/ alat peraga merupakan hal yang sangat
penting dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan alat peraga
pembelajaran akan semakin menarik sekaligus akan mengurangi verbalisme
13
bagi siswa. Namun demikian hal yang demikian ini agaknya kini telah banyak
dilupakan oleh guru, walaupun sebenarnya mereka mengetahui peran dan
pentingnya alat peraga.
C. Mata Pelajaran IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran
yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS
mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan
dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi
Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS,
peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang
demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan
berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap
saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial
masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.
Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan
terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan
dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan
peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam
pada bidang ilmu yang berkaitan.
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut.
14
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lingkungannya
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan
sosial
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai
berikut.
1. Manusia, Tempat, dan Lingkungan
2. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan
3. Sistem Sosial dan Budaya
4. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
15
Seiring dengan tujuan pembelajaran IPS di atas yaitu dalam hal
Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial maka
seyogyanya pembelajaran IPS tidak hanya menekankan pada aspek kognitif
tingkat rendah semata yang hanya bersifat hafalan berupa apa, siapa dan kapan
tetapi lebih dari pada itu bagaimana guru mampu membawa siswa untuk dapat
berpikir secara lebih tinggi yaitu siswa dapat menjadikan informasi sebagai
sebuah aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi dengan menngunakan
pertanyaan bagaimana, simpulkanlah, dan lain-lain. Pada kenyataannya banyak
siswa cenderung merasa kesulitan apabila dihadapkan pada pertanyaan yang
mengarah pada kemampuan berpikir tingkat tinggi tersebut. Maka perlu dicari
sebuah alternatif pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk berpikir
tingkat tinggi tersebut.
D. Motivasi Belajar
Motivasi dan Belajar, sangat erat kaitannya seperti sisi mata uang
logam, sisi pertama (motivasi) dan sisi lain (belajar) dinyatakan sebagai dua
hal yang tidak dapat dipisahkan. Menurut Burton (1962:44) belajar adalah
mengobservasi, mendengar, membaca, meniru, mencoba berbuat sesuatu dan
meniru perintah. Proses belajar terjadi dari pengalaman yang menunjukkan ada
perubahan atau modifikasi dalam pola penyesuaian diri. Perubahan ini
merupakan interaksi antara dirinya dengan lingkungan sehingga kebutuhannya
dapat terpenuhi dan individu tersebut dapat dengan mudah menyesuaikan diri.
16
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
proses perubahan perilaku yang diperoleh sebagai akibat dari latihan dan
pengalaman atau adaptasi individu dengan lingkungan
Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-
aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan
sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan).
Berdasarkan pengertian motivasi dan belajar di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa motivasi belajar suatu konsep yang menggambarkan
tentang kekuatan-kekuatan yang menggerakkan organisme, atau kekuatan-
kekuatan di dalam organisme untuk membangkitkan, mengarahkan dan
mempertahankan perilaku belajar. Tinggi rendahnya motivasi belajar individu
dapat dilihat dari intensitas dan arah serta keajegan kegiatan belajar yang
dilakukannya. Semakin tinggi keseriusan, semakin terarah serta semakin ajeg
kegiatan belajar yang dilakukannya, maka semakin tinggi pula motivasinya
untuk belajar.
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa konsep motivasi belajar
mempunyai tiga aspek, yaitu :
1. Adanya keinginan atau inisiatif untuk belajar. Inisiatif ini merupakan
energi atau kekuatan dalam diri individu. Energi adalah salah satu yang
mendasar pada motivasi belajar. Aspek energi dari motivasi menunjukkan
kesungguhan atau keseriusan individu dalam berperilaku. Kekuatan yang
bersifat internal dalam diri individu inilah yang berfungsi mendorong
individu sehingga memilih keinginan untuk belajar. Semakin tinggi
17
kekuatannya untuk belajar, semakin kuat pula keinginannya untuk
belajar.
2. Adanya arah dalam belajar yang meliputi keterlibatan dalam mengerjakan
tugas sebagai wujud interaksi antara kekuatan internal individu dengan
situasi dari luar. Individu yang mempunyai banyak energi untuk
melakukan kegiatan belajar ditandai dengan keterlibatan dan kesungguhan
untuk belajar. Hal ini senada dengan pendapat Elliot, dkk (1999:27)
bahwa fungsi motivasi adalah mempertahankan, mengarahkan dan
mengintegrasikan dengan perilaku tertentu, sehingga akan kelihatan pada
tingkat intensitas perilaku individu yang bersangkutan dalam
melaksanakan suatu kegiatan.
3. Adanya konsistensi atau keajegan. Perilaku timbul karena adanya
keyakinan individu terhadap perilaku tersebut, sehingga individu sulit
untuk meninggalkan perilaku yang telah dipilih (Baron, dkk, 1999:51).
Pilihan terhadap perilaku belajar akan menjadi ajeg atau bertahan setelah
adanya komitmen atau keyakinan yang kuat terhadap nilai dan arah
positip perilaku belajar. Individu yang memiliki komitmen atau keyakinan
yang kuat pada dasarnya sangat sulit dipengaruhi untuk beralih ke
perilaku lain yang bertentangan dengan perilaku yang diyakini.
Berdasarkan tiga aspek motivasi belajar tersebut, maka dalam
melaksanakan proses pembelajaran di kelas, seorang guru perlu memahami
dan mengembangkannya agar siswa memiliki keinginan dan inisiatif dalam
belajar, guru mampu memberikan arah yang jelas bagi siswa apa yang harus
atau dapat dipenuhi (kebutuhan siswa) dalam proses pembelajaran tersebut;
18
dan memberikan arahan atau pemahaman bahwa perilaku yang konsisten
dalam belajar dapat memberikan hasil yang positif.
Adapun menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam
diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului
dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung
tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi itu mengawalinya
terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang
karena adanya tujuan.
Namun pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis
yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar,
motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri
siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah
kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan
belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai
motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Motivasi ada dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ektrinsik.
1. Motivasi Intrinsik.
Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan
dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.
2. Motivasi Ekstrinsik.
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu,
apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain
19
sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau
belajar.
Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan,
bukanlah masalah bagi guru. Karena di dalam diri siswa tersebut ada motivasi,
yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadaran
sendiri memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak
terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada
disekitarnya, kurang dapat mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya.
Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka
motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak
diperlukan. Di sini tugas guru adalah membangkitkan motivasi peserta didik
sehingga ia mau melakukan belajar.
Dalam Sardiman (2001:81), disebutkan bahwa motivasi yang ada pada
diri siswa, memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. tekun menghadapi tugas
b. ulet menghadapi kesulitan
c. menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah
d. lebih senang bekerja mandiri
e. cepat bosan pada tugas-tugas rutin
f. dapat mempertahankan pendapatnya
g. tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya.
h. senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
20
Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar adalah:
a. Cita-cita atau aspirasi siswa.
Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil. Keberhasilan
mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan
dikemudian hari cita-cita dalam kehidupan. Dari segi emansipasi
kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan
semangat belajar. Dari segi pembelajaran, penguatan dengan hadiah atau
juga hukuman akan dapat mengubah keinginan menjadi kemauan, dan
kemudian kemauan menjadi cita-cita.
b. Kemampuan siswa.
Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau
kecakapan mencapainya. Kemampuan akan memperkuat motivasi anak
untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
c. Kondisi siswa.
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani sangat
mempengaruhi motivasi belajar. Kondisi lingkungan siswa Lingkungan
siswa berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya,
kehidupan kemasyarakatan. Dengan kondisi lingkungan tersebut yang
aman, tentram, tertib dan indah maka semangat dan motivasi belajar mudah
diperkuat.
d. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran.
Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, pikiran yang
mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan
teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar.
21
e. Upaya guru dalam membelajarkan siswa.
Guru adalah seorang pendidik profesional. Ia bergaul setiap hari dengan
puluhan atau ratusan siswa. Sebagai pendidik, guru dapat memilih dan
memilah yang baik. Partisipasi dan teladan memilih perilaku yang baik
tersebut sudah merupakan upaya membelajarkan dan memotivasi siswa.
Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk
menumbuhkan motivasi belajar siswa, sebagai berikut :
1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik.
Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru
menjelaskan mengenai tujuan pembelajaran yang akan dicapainya kepada
siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
2. Hadiah
Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu
semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa
yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang
berprestasi.
3. Saingan/ kompetisi
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk
meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi
yang telah dicapai sebelumnya.
4. Pujian
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan
atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.
22
5. Hukuman
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses
belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa
tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
6. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta
didik.
7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik
8. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun
kelompok
9. Menggunakan metode yang bervariasi, dan
10. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran
E. Pembelajaran Multimedia interaktif
Pengetahuan dan keterampilan, perubahan sikap dan perilaku dapat
terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang
pernah dialami sebelumnya. Menurut Bruner dalam Arsyad (2005) ada tiga
tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive),
pengalaman piktorial/gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic).
Salah satu gambaran yang paling banyak dijadikan acuan sebagai landasan
teori penggunaan media dalam proses belajar mengajar adalah Dale’s Cone of
Experience (Kerucut Pengalaman Dale) (Dale, 1969).
Pengaruh media dalam pembelajaran dapat dilihat dari jenjang
pengalaman belajar yang akan diterima oleh siswa. Hasil belajar seseorang
diperoleh mulai dari pengalaman langsung (konkret), kenyataan yang ada di
23
lingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai pada
lambang verbal (abstrak).
Secara etimologis multimedia berasal dari kata multi (Bahasa Latin,
nouns) yang berarti banyak, bermacam-macam, dan medium (Bahasa Latin)
yang berarti sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan atau membawa
sesuatu. Kata medium dalam American Heritage Electronic Dictionary (1991)
juga diartikan sebagai alat untuk mendistribusikan dan mempresentasikan
informasi (Rachmat dan Alphone, 2005/2006).
Beberapa definisi multimedia menurut beberapa ahli (dalam Rachmat
dan Alphone, 2005/2006; Wahono, 2007; dan Zeembry, 2008) diantaranya:
1. Kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output. Media ini dapat
berupa audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar
(Turban dan kawan-kawan, 2002)
2. Alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang
mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan video (Robin dan
Linda, 2001)
3. Multimedia dalam konteks komputer menurut Hofstetter 2001 adalah:
pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik,
audio, video, dengan menggunakan tool yang memungkinkan pemakai
berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi.
4. Multimedia sebagai perpaduan antara teks teks, grafik, sound, animasi, dan
video untuk menyampaikan pesan kepada publik (Wahono, 2007)
5. Multimedia merupakan kombinasi dari data text, audio, gambar, animasi,
video, dan interaksi (Zeemry, 2008)
6. Multimedia (sebagai kata sifat) adalah media elektronik untuk menyimpan
dan menampilkan data-data multimedia (Zeemry, 2008)
24
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa multimedia merupakan perpaduan antara berbagai media (format file)
yang berupa teks, gambar (vektor atau bitmap), grafik, sound, animasi, video,
interaksi, dll. yang telah dikemas menjadi file digital (komputerisasi),
digunakan untuk menyampaikan pesan kepada publik. Pemanfaatan
multimedia sangatlah banyak diantaranya untuk: media pembelajaran, game,
film, medis, militer, bisnis, desain, arsitektur, olahraga, hobi, iklan/promosi,
dll. (Wahono, 2007).
Pengertian interaktif terkait dengan komunikasi 2 arah atau lebih dari
komponen-komponen komunikasi. Komponen komunikasi dalam multimedia
interaktif (berbasis komputer) adalah hubungan antara manusia (sebagai
user/pengguna produk) dan komputer (software/aplikasi/produk dalam format
file tertentu, biasanya dalam bentuk CD). Dengan demikian
produk/CD/aplikasi yang diharapkan memiliki hubungan 2 arah/timbal balik
antara software/aplikasi dengan usernya (Harto, 2008: 3). Interaktifitas dalam
multimedia oleh Zeemry (2008: slide ke-36) diberikan batasan sebagai berikut:
(1) pengguna (user) dilibatkan untuk berinteraksi dengan program aplikasi; (2)
aplikasi informasi interaktif bertujuan agar pengguna bisa mendapatkan hanya
informasi yang diinginkan saja tanpa harus “melahap” semuanya.
Berdasarkan 2 pengertian tersebut (multimedia dan interaktif) maka
dapat disimpulkan bahwa multimedia interaktif adalah suatu tampilan
multimedia yang dirancang oleh desainer agar tampilannya memenuhi fungsi
menginformasikan pesan dan memiliki interaktifitas kepada penggunanya
(user).
25
F. Google Eart
Awalnya dikenal sebagai Earth Viewer, Google Earth dikembangkan
oleh Keyhole, Inc., sebuah perusahaan yang diambil alih oleh Google pada
tahun 2004. Produk ini, kemudian diganti namanya menjadi Google Earth
tahun 2005, dan sekarang tersedia untuk komputer pribadi yang menjalankan
Microsoft Windows 2000, XP, atau Vista, Mac OS X 10.3.9 dan ke atas, Linux
(diluncurkan tanggal 12 Juni 2006) dan FreeBSD. Dengan tambahan untuk
peluncuran sebuah klien berbasis update Keyhole, Google juga menambah
pemetaan dari basis datanya ke perangkat lunak pemetaan berbasis web.
Peluncuran Google Earth menyebabkan sebuah peningkatan lebih pada
cakupan media mengenai globe virtual antara tahun 2005 dan 2006,menarik
perhatian publik mengenai teknologi dan aplikasi geospasial.
Global virtual ini memperlihatkan rumah, warna mobil, dan bahkan
bayangan orang dan rambu jalan. Resolusi yang tersedia tergantung pada
tempat yang dituju, tetapi kebanyakan daerah (kecuali beberapa pulau) dicakup
dalam resolusi 15 meter. Las Vegas, Nevada dan Cambridge, Massachusetts
memiliki resolusi tertinggi, pada ketinggian 15 cm (6 inci). Google Earth
membolehkan pengguna mencari alamat (untuk beberapa negara),
memasukkan koordinat, atau menggunakan mouse untuk mencari lokasi.
Google Earth juga memiliki data model elevasi digital (DEM) yang
dikumpulkan oleh Misi Topografi Radar Ulang Alik NASA. Ini bermaksud
agar kita dapat melihat Grand Canyon atau Gunung Everest dalam tiga
dimensi, daripada 2D di situs/program peta lainnya. Sejak November 2006,
pemandangan 3D pada pegunungan, termasuk Gunung Everest, telah
26
digunakan dengan penggunaan data DEM untuk memenuhi gerbang di cakupan
SRTM.
Banyak orang yang menggunakan aplikasi ini menambah datanya
sendiri dan menjadikan mereka tersedia melalui sumber yang berbeda, seperti
BBS atau blog. Google Earth mampu menunjukkan semua gambar permukaan
Bumi. dan juga merupakan sebuah klien Web Map Service. Google Earth
mendukung pengelolaan data Geospasial tiga dimensi melalui Keyhole Markup
Language (KML).
Google Earth memiliki kemampuan untuk memperlihatkan bangunan
dan struktur (seperti jembatan) 3D, yang meliputi buatan pengguna yang
menggunakan SketchUp, sebuah program pemodelan 3D. Google Earth versi
lama (sebelum Versi 4), bangunan 3d terbatas pada beberapa kota, dan
memiliki pemunculan yang buruk tanpa tekstur apapun. Banyak bangunan dan
struktur di seluruh dunia memiliki detil 3D-nya; termasuk (tetapi tidak terbatas
kepada) di negara Amerika Serikat, Britania Raya, Irlandia, India, Jepang,
Jerman, Kanada, Pakistan dan kota Amsterdam dan Alexandria. Bulan Agustus
2007, Hamburg menjadi kota pertama yang seluruhnya ditampilkan dalam
bentuk 3D, termasuk tekstur seperti facade. Pemunculan tiga dimensi itu
tersedia untuk beberapa bangunan dan struktur di seluruh dunia melalui
Gudang 3D Google dan situs web lainnya.
27
G. Cara menggunakan Google Eart
Cara menggunakan google earth sangat mudah, disamping icon-icon
dalam google earth yang sangat praktis google earth juga mempunyai recorder
yang dapat menyimpan hasil video dalam bentuk file KMZ & KML.
1. Cara menggunakan Koordinat :
Untuk mencari suatu lokasi yang sulit ditemukan atau sudah di tentukan
tetapi dalam bentuk koordinat misalnya 6°19'36.64"S 106°42'26.05"E ←
cara memasukan kode tersebut hanya memindahkan kode tersebut ke dalam
kolom Fly To dimenu sebelah kiri atas, kemudian tekan enter.
Contoh Gambar Hasil ↓↓↓
28
2. Cara Menggunakan Rulers:
Menu ini digunakan untuk mengukur jarak lokasi 1 ke lokasi ke 2, dengan
menentukan poin di letak lokasi pertama ke lokasi ke dua. Caranya pilih
menu Ruler di menu sebelah atas.
Contoh Gambar ↓↓
Kemudian tentukan lokasi 1 dengan mengklik mouse dari lokasi 1 ke lokasi
kedua.
Hasil gambar ↓↓
3. Cara menggunakan Google mars, moon atau Google Sky :
Menggunakan menu ini untuk memilih penggantian viewer dari earth ke
mars, bulan, atau penjelajahan angkasa menu tersebut terletak di toolbar
sebelah atas.
29
Dalam menu google Sky kita dapat menjelajah gambar di ruang angkasa,
contoh gambar yang saya ambil dari google Sky ↓↓
Galaxy
Jupiter
30
Matahari
4. Menggunakan Lapisan
Fitur Layer di Google Earth menyediakan berbagai titik data lokasi
geografis yang dapat dipilih untuk ditampilkan pada area tampilan Anda.
Data ini mencakup tempat tujuan dan data peta, jalan, dataran, bahkan
bangunan. Daftar lengkap layer tersedia pada panel Layer:
Catatan: Pada bidang Tampilan, kita dapat menampilkan semua layer yang
tersedia (Semua Layer), layer penting (Utama) atau hanya yang sedang
ditampilkan (Sedang diaktifkan).
31
Kita dapat menggunakan fitur data layer di Google Earth untuk:
Menampilkan dan menyimpan tempat tujuan
Menampilkan fitur peta seperti perbatasan, jalan, dan dataran
Menampilkan Bangunan 3D
Tips: Kita dapat menampilkan atau menyembunyikan negara, negara
bagian, maupun provinsi dengan mencentang atau menghapus centang pada
Perbatasan di panel Layer.
H. Model Pembelajaran Two Stay Two Stray
Model pembelajaran Two Stay Two Stray (Dua Tinggal Dua Tamu)
merupakan model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada kelompok
untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lainnya. Hal ini
dilakukan dengan cara saling mengunjungi/bertamu antar kelompok untuk
berbagi informasi.
Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :
1. Siswa bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah 4 (empat) orang.
2. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing menjadi tamu kedua
kelompok yang lain.
3. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja
dan informasi ke tamu mereka.
4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan
melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.
5. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka.
6. Kesimpulan.
32
B A B III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini adalah tindakan yang dilakukan oleh guru dalam upaya
untuk meningkatkan hasil belajar IPS khususnya pada materi tentang
keragaman kenampakan alam di Indonesia pada siswa kelas V SDN
Kesamben I Kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban tahun pelajaran
2010/2011.
Kondisi siswa yang heterogen baik dari latar belakang sosial, ekonomi
serta kemampuan awal menyebabkan tingkat kecepatan dan ketepatan serta
kemampuan dalam pemahaman suatu materi pelajaran terjadi keragaman,
khususnya dalam pelajaran IPS materi mengenal keragaman kenampakan alam
di Indonesia. Oleh karena itu diperlukan suatu media serta model yang tepat
untuk tercapainya tujuan pembelajaran.
B. Subjek Penelitian
Siswa kelas V SDN Kesamben I Kecamatan Plumpang Kabupaten
Tuban tahun pelajaran 2010/2011 terdiri dari 15 anak laki-laki dan 9 anak
perempuan.
C. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi difokuskan pada peningkatan motivasi
siswa dalam pembelajaran mengenal keragaman kenampakan alam di
32
33
Indonesia dengan menggunakan media internet “Google Eart” dan keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran melalui model pembelajaran “Two Stay-Two
Stray”.
Adapun variabel tersebut berupa :
1. Variabel input yang terkait dengan siswa, guru, bahan pelajaran, sumber
belajar, prosedur evaluasi, lingkungan belajar, dan sebagainya
2. Variabel proses pelaksanaan KBM seperti interaksi belajar-mengajar,
keterampilan bertanya guru, gaya mengajar guru, cara belajar siswa,
implementasi berbagai metode mengajar di kelas, dan sebagainya, dan
3. Varaibel output seperti rasa keingintahuan siswa, kemampuan siswa
mengaplikasikan pengetahuan, motivasi siswa, hasil belajar siswa.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan berbagai metode
pengumpulan data antara lain :
1. Test, metode ini dipergunakan untuk memperoleh gambaran prestasi belajar
Ilmu Pengetahuan Sosial materi keragaman kenampakan alam pada siswa
kelas V SDN Kesamben I Kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban tahun
pelajaran 2010/2011.
2. Observasi, metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang
motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran pengetahuan sosial siswa
kelas V SDN Kesamben I Kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban materi
pokok "Keragaman Kenampakan Alam".
3. Dokumentasi, metode ini digunakan untuk mengumpulkan data siswa.
34
D. Indikator Kerja
Tolak ukur keberhasilan tindakan perbaikan ditetapkan secara eksplisit
sehingga memudahkan verifikasi untuk tindak perbaikan, maka perlu disusun
suatu instrumen.
Adapaun indikator kerja dalam peneltian ini sebagai berikut :
1. Variabel input yang dijadikan fokus penelitian meliputi guru, bahan
pelajaran, sumber belajar, prosedur evaluasi, lingkungan belajar.
2. Variabel proses pelaksanaan KBM difokus pada pengamatan interaksi
belajar-mengajar, keterampilan bertanya guru, gaya mengajar guru, cara
belajar siswa, implementasi berbagai metode mengajar di kelas.
3. Untuk varibel output yang dijadikan fokus dan target penelitian ialah
motivasi siswa yang meliputi : aktivitas siswa, sikap kritis siswa,
kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan, ketelitian dan
prestasi siswa dalam menguasai materi pelajaran.
Instrumen untuk mengukur keberhasilan tindakan yang terkait dengan
Variabel input yang meliputi guru, bahan pelajaran, sumber belajar, prosedur
evaluasi, lingkungan belajar dan variabel proses pelaksanaan KBM difokus
pada pengamatan tentang interaksi belajar-mengajar, keterampilan bertanya
guru, gaya mengajar guru, cara belajar siswa, implementasi berbagai metode
mengajar di kelas sehingga diperlukan kolabarasi dengan teman sejawat untuk
membantu dalam pengamatan penelitian agar data yang digunakan untuk acuan
dalam perbaikan pembelajaran banar-benar valid.
35
Adapun instrumen untuk variabel ini disusun sebagai berikut :
Tabel. 3.1
Instrumen Observasi Guru saat Kegiatan Belajar mengajar
No. Aspek yang diobservasi Kemunculan
Saran / Kritik Ada Tidak
I PERSIAPAN
II PELAKSANAAN ….……………………..
….……………………..
….……………………..
….……………………..
….……………………..
….……………………..
….……………………..
….……………………..
….……………………..
….……………………..
….……………………..
….……………………..
….……………………..
….……………………..
….……………………..
….……………………..
….……………………..
….……………………..
….……………………..
….……………………..
….……………………..
….……………………..
a. Kegiatan awal
1. Motivasi siswa
2. Menyampaikan tujuan
3. Apersepsi
b. Kegiatan inti
1. Menjelaskan materi yang
akan disampaikan
2. Memberi kesempatan
siswa bertanya
3. Mengorganisasi siswa
4. Mengamati kerja siswa
5. Membimbing siswa
6. Membahas hasil kerja
siswa
7. Menggunakan media
c. Kegiatan akhir
1. Melaksanakan post tes
2. Mengadakan tindak lanjut
III. SUASANA KELAS
1. Siswa aktif
2. Guru aktif
3. Kondusif
Sedangkan instrumen untuk mengukur keberhasilan tindakan yang
terkait dengan Variabel output yang meliputi aktivitas siswa, sikap kritis siswa,
kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan, ketelitian dan
prestasi siswa dalam menguasai materi pelajaran, karena terkait dengan
pengolahan data yang menggunakan data kwalitatif maka instrumen dibuat
36
dengan menggunakan skor untuk mengukuantitatifkan data sehingga mudah
dalam pengolahan datanya.
Adapun aspek yang dinilai dalam instrumen untuk variabel ini meliputi
inisiatif, keterlibatan dalam pembelajaran, komitmen, konsistensi, dan
ketekunan. Masing-masing untuk aspek diber skor dengan rentang 0-20.
Adapun instrumen untuk variabel ini disusun sebagai berikut :
Tabel. 3.2
Instrumen Observasi Motivasi Siswa
NO. NAMA
Aspek yang Dinilai
Nilai Akhir Inisiatif
Keterlibatan dalam
Pembelajaran
Komitmen Konsistensi Tekun
0 - 20 0 - 20 0 - 20 0 - 20 0 - 20
1 Dewi Safitri
2 Jihan Budi Sumanto
3 Lili Nur Indah
4 Mochamad Edi Septiawan
5 Mochamad Toyib
6 Ongki Hadi Saputro
7 Ahmad Najibul Firdaus
8 Ahmad Roman Doni
9 Ahmad Amanda Prayogi
10 Ahmad Faisal Setyawan
11 Ahmad Syaifudin
Nurdiansyah
12 Alfin Setya Gunawan
13 Asvianik
14 Dyah Ayu Wardani
15 Dicky Subiantara
16 Evi Yunaetiningsih
17 Fita Dwi Andriani
37
NO. NAMA
Aspek yang Dinilai
Nilai Akhir Inisiatif
Keterlibatan dalam
Pembelajaran
Komitmen Konsistensi Tekun
0 - 20 0 - 20 0 - 20 0 - 20 0 - 20
18 Indah Yani
19 Iqbal Hikam Rosyid
20 Joko Prasetyo
21 Khusnul Khotimah
22 Mei Kumalasari
23 Moh.Afif Zaenur Roziqin
24 M.Danang Makruf J U M L A H
RATA-RATA
E. Teknik Analisis Data
1. Data kualitatif dari hasil observasi yang dijaring dengan menggunakan
instrumen dan lembar pengamatan, kemudian dianalisis dengan teknik
inferensi guna mengetahui motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
pengetahuan sosial materi pokok mengenal keragaman kenampakan alam.
2. Data nilai prestasi belajar pengetahuan sosial, dianalisis dengan mencari
nilai tertinggi, nilai terendah, rata-rata dan daya serapnya.
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian peneliti menggunakan prosedur Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang peneliti rencanakan terdiri atas dua siklus, tiap
siklus peneliti harapkan ada perubahan yang ingin peneliti capai. Pada tiap
siklus peneliti memberikan soal baik secara lesan maupun tulis. Selain itu
untuk melengkapi data penelitian di akhir siklus II peneliti juga memberikan
38
instrumen tentang pelaksanaan pembelajaran kepada kolaborator (teman
sejawat) yang berisi tentang tanggapan mereka terhadap pembelajaran yang
telah peneliti laksanakan. Adapun perjalanan siklus penelitian dapat
digambarkan bagan sebagai berikut:
Perjalanan Siklus I & II
1. Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mengadaan :
- Orientasi masalah
- Mengidentifikasi masalah
- Perumusan masalah
- Menentukan tujuan masalah dan manfaat
Selain itu peneliti menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan
pokok bahasan “Mengenal Keragaman Kenampakan Alam di
Indonesia” adalah :
39
1. membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)
2. menyiapkan buku paket dan penunjang
3. membuat lembar kerja dan instrument penilaian
4. menyiapkan media pembelajaran berupa jaringan internet,
computer dan LCD
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran IPS dengan pokok bahasan “mengenal
keragaman kenampakan alam di Indonesia”. Adapun langkah-langkah
pembelajaannya adalah sebagai berikut :
1. Guru melakukan apersepsi dan motivasi berupa tanya jawab yang
berkaitan dengan materi
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Menjelaskan cara-cara menggunakan internet “Google Eart”
4. Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran
5. Melaksanakan Inti pembelajaran selama 40 menit dengan kegiatan:
a. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok yang masing-masing
kelompok terdiri dari 4 anak
b. Guru membagikan lembar kerja
c. Tiap kelompok mengerjakan tugas sesuai dengan lembar kerja
yang diterimanya secara bergiliran dengan media internet
”Google Eart”.
d. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing untuk
menyusun laporan sesuai dengan tugasnya.
40
e. Secara bergiliran masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil tugasnya dalam diskusi kelas.
f. Kelompok lain mencatat hasil laporan tersebut dan selanjutnya
memberi tanggapan untuk penyempurnaan laporan tersebut.
g. Guru membimbing siswa untuk menyempurnakan hasil
laporan tersebut
h. Semua siswa membuat ringkasan dari hasil kerja mereka sesuai
dengan tujuan pembelajaran
i. Guru mengadakan evaluasi
c. Observasi/Evaluasi
Pada tahap ini peneleti mengadakan observasi terhadap tingkah laku
(dalam proses pembelajaran) dan hasil tes, pengamatan tingkah laku
dan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Hasil dari observasi ini
digunakan acuan untuk menyusun perencanaan pada siklus II sebagai
upaya intuk perbaikan.
d. Refleksi
Hasil observasi selanjutnya dianalisa dan peneliti refleksi kekurangan
yang terjadi pada pembelajaran berdasarkan deskripsi dan rekomendasi
kolaborator. Keaktifan siswa hanya didominasi oleh beberapa anak
karena memang media yang disediakan hanya satu komputer. Pada
saat presentasi yang tampil tiap kelompok hanya satu sehingga kembali
anak yang aktif dalam kegiatan sebelumnya, akhirnya tampil kembali
untuk memprentasikan hasilnya. Guru terlalu fokus pada kelompok
41
yang mendapat giliran menggunakan jaringan internet sehingga
kelompok yang belum mendapat giliran gaduh dan bahkan
mengganggu kelompok lain. Ketidakpuasan peneliti dari hasil
pembelajaran tersebut dijadikan acuan untuk mengulang kembali
siklus pembelajaran. Dari sinilah peneliti mulai melakukan
perencanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Perencanaan siklus 2 sengaja peneliti lakukan dengan mengacu pada
hasil refleksi pada siklus I dengan harapan untuk meminimalisir
kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus1. Pada siklus II ini,
dalam menggunakan media peneliti memperjelas cara penggunaan
media sehingga siswa lebih memahami. Di samping itu, dilakukan
juga penambahan 1 jaringan internet lagi agar kelompok yang belum
mendapat giliran tidak gaduh. Sebenarnya kalau jaringan mencukupi
maka satu kelompok menggunakan 1 jaringan, karena memang
kerterbatasan media tersebut maka hanya dapat menyediakan 2
jaringan internet. Peneliti juga memperbaiki skenario pembelajaran.
Pada tahap ini peneliti mengadaan :
1. Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)
2. Menyiapkan 2 unit komputer dan jaringan internet
3. Membuat lembar kerja siswa
4. Menyiapkan instrument penilaian
42
5. Menyiapkan lembar tes kemampuan
6. Menyiapkan lembar penilaian
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran hampir sama dengan siklus satu akan
tetapi perbedaannya adalah model pembelajaran yang digunakan.
Model yang digunakan pada siklus II ini menggunakan Two Stay Two
Stray. Hal ini dimaksudkan untuk membangkitkan keaktifan semua
siswa dalam kegiatan pembelajaran sebagai upaya untuk memperbaiki
salah satu kelemahan yang terdapat di siklus I. Adapun langkah
pembelajarannya adalah sebagai berikut :
1. Guru melakukan apersepsi dan motivasi berupa tanya jawab yang
berkaitan dengan materi
2. Guru menyampaikan kelemahan-kelemahan yang terjadi pada
pelaksanaan pembelajaran di siklus I terutama yanga terkait dengan
siswa
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah dalam
kegiatan pembelajaran.
4. Menjelaskan kembali cara-cara menggunakan internet “Google
Eart”
5. Melaksanakan Inti pembelajaran selama 40 menit dengan kegiatan:
a. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok yang masing-masing
kelompok terdiri dari 4 anak
b. Guru membagikan lembar kerja
43
c. Tiap kelompok mengerjakan tugas sesuai dengan lembar kerja
yang diterimanya secara bergiliran dengan media internet
”Google Eart”.
d. Guru melakukan bimbingan tentang cara-cara pengerjaan
lembar kerja dan penekanan terhadap langkah-langkah kegiatan
pembelajaran pada kelompok yang menunggu giliran. Hal ini
dimaksudkan agar tidak mengganggu kelompok lain.
e. Siswa melakukan diskusi kelompok untuk menyusun laporan
sesuai dengan tugasnya.
f. Masing-masing kelompok memajang hasil diskusinya.
g. Setiap kelompok menugaskan 2 anggotanya untuk berkunjung
ke kelompok lain dan mencatat hasil dari kelompok yang
dikunjungi tersebut, sedangkan 2 siswa yang tinggal
memberikan penjelasan kepada kelompok yang
mengunjunginya.
h. Masing-masing kembali ke kelompoknya dan mengumpulkan
data yang diperoleh dari hasil kunjungannya.
i. Semua kelompok diberi kesempatan menggunakan media
internet kembali untuk mengecek kebenaran data yang
diperoleh dari hasil kunjungan. (Masing-masing kelompok
hanya diberi kesempatan maksimal selama 4 menit)
j. Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk
memberikan tanggapan dari hasil kerja kelompok lain sebagai
upaya perbaikan untuk laporan.
44
k. Guru membimbing siswa untuk menyempurnakan hasil
laporan tersebut
l. Semua siswa membuat ringkasan dari hasil kerja mereka sesuai
dengan tujuan pembelajaran
m. Guru mengadakan evaluasi
c. Observasi/Evaluasi
Pada tahap ini penelti mengadakan observasi terhadap tingkah laku
(dalam proses pembelajaran) dan hasil tes. Sama dengan penilain pada
siklus 1 yaitu pengamatan tingkah laku dan keaktifan siswa dalam
pembelajaran.
d. Refleksi
Hasil refleksi peneliti tuangkan dalam bentuk angket. Hasil reflikeksi
menunjukkan adanya perobahan dankekuatan ynag terjadi pada siklus
2 yaitu kelebihan-kelebihan yang terjadi dengan adanya media
pembelajaran secra konkrit. Hasil refleksi selain menghasilkan
kelebihan peneliti juga menggunakan kekurangan-kekurangan pada
pembelajaran pada pokok bahasan jenis-jenis uang dan crri-ciri fisik,
yaitu adanya tambahan waktu/jam pelajaran hingga molor masuk jam
berikutnya. Dengan arti ata peragaan media pembelajaran
membutuhkan waktu yang lebih lagi dan juga .tenaga lebih untuk
mengarahkan anak pada peragaan keinginan anak adalah bermain-main
untuk itu peneliti minta bantuan pada teman sejawat.
45
B A B IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengolahan Data Siklus I
Pada perbaikan pembelajaran siklus pertama ini bagian yang peneliti
amati dari siswa adalah tentang aspek-aspek motivasi belajar siswa. Data
kwalitatif yang diperoleh kemudian dikuantitatifkan untuk mempermudah
dalam pengolahan data. Dari data tersebut didapatkan bahwa rata-rata nilai
untuk motivasi siswa adalah . Dari 24 siswa di kelas V SDN Kesamben I
Kecamatan Plumpang dalam pembelajaran, hanya 8 siswa yang punyai
motivasi tinggi dalam pembelajaran. Berikut ini tabel hasil observasi dalam
kegiatan pembelajaran pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I
Tabel : 4.1
Hasil Observasi Motivasi Siswa dalam Pembelajaran
Pada Siklus I
NO. NAMA
Aspek yang Dinilai
Nilai Akhir
Keterangan Inisiatif Keterlibatan
dalam Pembelajaran
Komitmen Konsistensi Tekun
0 - 20 0 - 20 0 - 20 0 - 20 0 - 20
1 Dewi Safitri 15 16 18 14 18 81 TINGGI
2 Jihan Budi Sumanto 10 9 8 8 10 45 RENDAH
3 Lili Nur Indah 12 10 13 10 9 54 SEDANG
4 Mochamad Edi
Septiawan 11 12 12 10 11 56 SEDANG
5 Mochamad Toyib 13 14 12 10 9 58 SEDANG
6 Ongki Hadi Saputro 9 9 10 9 9 46 RENDAH
7 Ahmad Najibul
Firdaus 19 18 17 19 18 91 TINGGI
8 Ahmad Roman Doni 14 17 15 10 11 67 SEDANG
45
46
9 Ahmad Amanda
Prayogi 13 13 12 12 11 61 SEDANG
10 Ahmad Faisal
Setyawan 14 15 12 11 10 62 SEDANG
11 Ahmad Syaifudin
Nurdiansyah 17 16 12 11 10 66 SEDANG
12 Alfin Setya Gunawan 14 11 11 13 11 60 SEDANG
13 Asvianik 14 12 12 12 12 62 SEDANG
14 Dyah Ayu Wardani 15 14 13 12 13 67 SEDANG
15 Dicky Subiantara 13 10 9 9 9 50 RENDAH
16 Evi Yunaetiningsih 18 18 17 18 19 90 TINGGI
17 Fita Dwi Andriani 17 20 20 19 18 94 TINGGI
18 Indah Yani 16 17 17 16 15 81 TINGGI
19 Iqbal Hikam Rosyid 11 10 9 10 10 50 RENDAH
20 Joko Prasetyo 9 8 9 9 10 45 RENDAH
21 Khusnul Khotimah 15 14 13 16 15 73 TINGGI
22 Mei Kumalasari 16 17 17 18 15 83 TINGGI
23 Moh.Afif Zaenur
Roziqin 17 16 15 15 14 77 TINGGI
24 M.Danang Makruf 11 12 12 10 13 58 SEDANG
J U M L A H 333 328 315 301 300 1577
RATA-RATA 13,88 13,67 13,13 12,54 12,50 65,71
Kriteria penilaian :
Motivasi belajar rendah : 0 – 50
Motivasi belajar sedang : 51 – 70
Motivasi belajar tinggi : 71 - 100
Dari hasil observasi selama pembelajaran berlangsung diperoleh data
skor rata-rata tentang motivasi siswa adalah 65,71 dan dalam kriteria yang
telah ditetapkan maka masih dalam kategori sedang. Dari 24 siswa hanya 8
siswa yang mempunyai motivasi tinggi (33%), yang mempunyai motivasi
sedang 11 anak (46 %) dan 5 anak (21%) mempunyai motivasi rendah.
Hasil belajar siswa yang diperoleh melalui tes tulis dan hasil kerja
untuk pembelajaran IPS pada materi mengenal keragaman kenampakan alam
yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut :
47
Tabel. 4.2
Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran
Pada Siklus I
NO. NAMA
Jenis Penilaian
Nilai Akhir Ketuntasan Belajar Proyek (Tugas)
Tes Tulis
1 Dewi Safitri 70 78 74 TUNTAS
2 Jihan Budi Sumanto 62 54 58 TIDAK TUNTAS
3 Lili Nur Indah 60 52 56 TIDAK TUNTAS
4 Mochamad Edi Septiawan 60 63 62 TIDAK TUNTAS
5 Mochamad Toyib 67 62 65 TUNTAS
6 Ongki Hadi Saputro 63 62 63 TIDAK TUNTAS
7 Ahmad Najibul Firdaus 86 81 80 TUNTAS
8 Ahmad Roman Doni 65 56 61 TIDAK TUNTAS
9 Ahmad Amanda Prayogi 65 60 63 TIDAK TUNTAS
10 Ahmad Faisal Setyawan 70 56 63 TIDAK TUNTAS
11 Ahmad Syaifudin
Nurdiansyah 74 71 73 TUNTAS
12 Alfin Setya Gunawan 75 61 68 TUNTAS
13 Asvianik 85 75 80 TUNTAS
14 Dyah Ayu Wardani 76 65 71 TUNTAS
15 Dicky Subiantara 63 54 59 TIDAK TUNTAS
16 Evi Yunaetiningsih 80 80 80 TUNTAS
17 Fita Dwi Andriani 83 84 84 TUNTAS
18 Indah Yani 64 56 60 TIDAK TUNTAS
19 Iqbal Hikam Rosyid 65 53 59 TIDAK TUNTAS
20 Joko Prasetyo 63 56 60 TIDAK TUNTAS
21 Khusnul Khotimah 65 57 61 TIDAK TUNTAS
22 Mei Kumalasari 68 62 65 TUNTAS
23 Moh.Afif Zaenur Roziqin 65 58 62 TIDAK TUNTAS
24 M.Danang Makruf 63 62 63 TIDAK TUNTAS
J U M L A H 1657 1518 1584
RATA-RATA 69,04 63,25 66,00
48
Kesimpulan : 1. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) : 65
2. Jumlah peserta didik yang belum tuntas : 14 anak
3. Jumlah peserta didik yang memenuhi KKM : 10 anak
Dari data yang disajikan di atas diperoleh informasi bahwa rata-rata
hasil belajar yang diperoleh siswa dalam siklus I adalah 66. Sedangkan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) adalh 65. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa sudah memenuhi KKM.
Namun demikian jumlah peserta yang belum tuntas belajar masih 14 anak
(58%) sedangkan anak yang sudah tuntas sebanyak 10 anak (42%).
B. Hasil Pengolahan Data Siklus II
Dari hasil observasi selama pembelajaran berlangsung diperoleh data
skor rata-rata tentang motivasi siswa adalah 77,63 dan dalam kriteria yang
telah ditetapkan, sudah dalam kategori tinggi. Dari 24 siswa hanya 5 siswa
yang mempunyai motivasi sedang (21%), mempunyai motivasi tinggi 19 anak
(79%) dan tidak ada siswa yang mempunyai motivasi rendah.
Tabel. 4.3
Hasil Observasi Motivasi Siswa dalam Pembelajaran
Pada Siklus II
NO. NAMA
Aspek yang Dinilai
Nilai Akhir
Keterangan Inisiatif Keterlibatan
dalam Pembelajaran
Komitmen Konsistensi Tekun
0 - 20 0 - 20 0 - 20 0 - 20 0 - 20
1 Dewi Safitri 18 18 18 18 20 92 TINGGI
2 Jihan Budi Sumanto 11 12 13 14 15 65 SEDANG
3 Lili Nur Indah 14 17 15 14 16 76 TINGGI
4 Mochamad Edi Septiawan 15 14 15 16 15 75 TINGGI
5 Mochamad Toyib 15 16 15 14 12 72 TINGGI
6 Ongki Hadi Saputro 12 12 15 12 12 63 SEDANG
7 Ahmad Najibul Firdaus 20 20 20 19 20 99 TINGGI
8 Ahmad Roman Doni 16 18 15 12 13 74 TINGGI
9 Ahmad Amanda Prayogi 15 15 14 15 16 75 TINGGI
49
10 Ahmad Faisal Setyawan 16 17 12 14 13 72 TINGGI
11 Ahmad Syaifudin
Nurdiansyah 18 17 13 12 10 70 SEDANG
12 Alfin Setya Gunawan 15 14 14 15 13 71 TINGGI
13 Asvianik 18 16 12 13 13 72 TINGGI
14 Dyah Ayu Wardani 18 16 12 13 13 72 TINGGI
15 Dicky Subiantara 15 13 11 11 10 60 SEDANG
16 Evi Yunaetiningsih 20 20 19 19 20 98 TINGGI
17 Fita Dwi Andriani 19 20 20 19 20 98 TINGGI
18 Indah Yani 18 18 17 18 17 88 TINGGI
19 Iqbal Hikam Rosyid 16 16 15 14 13 74 TINGGI
20 Joko Prasetyo 11 12 9 9 11 52 SEDANG
21 Khusnul Khotimah 18 17 17 17 19 88 TINGGI
22 Mei Kumalasari 19 17 18 18 16 88 TINGGI
23 Moh.Afif Zaenur Roziqin 18 17 16 16 15 82 TINGGI
24 M.Danang Makruf 19 18 17 17 16 87 TINGGI
J U M L A H 394 390 362 359 358 1863
RATA-RATA 16,42 16,25 15,08 14,96 14,92 77,63
Pada perbaikan pembelajaran siklus II diperoleh informasi rata-rata
hasil belajar siswa 68,21. Jumlah peserta didik yang tuntas dalam pembelajaran
sebanyak 17 siswa (71%), sedangkan yang belum tuntas sebanyak 7 siswa
(29%). Data hasil belajar siswa siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel. 4.4
Hasil Evaluasi Belajar IPS Siswa pada Siklus II
NO. NAMA
Jenis Penilaian
Nilai Akhir Ketuntasan Belajar Proyek (Tugas)
Tes Tulis
1 Dewi Safitri 76 80 78 TUNTAS
2 Jihan Budi Sumanto 75 58 67 TUNTAS
3 Lili Nur Indah 70 64 67 TUNTAS
4 Mochamad Edi Septiawan 70 64 67 TUNTAS
5 Mochamad Toyib 70 62 66 TUNTAS
50
NO. NAMA Jenis Penilaian Nilai Akhir Ketuntasan Belajar
6 Ongki Hadi Saputro 70 65 68 TUNTAS
7 Ahmad Najibul Firdaus 88 85 80 TUNTAS
8 Ahmad Roman Doni 70 60 65 TUNTAS
9 Ahmad Amanda Prayogi 72 60 66 TUNTAS
10 Ahmad Faisal Setyawan 70 62 66 TUNTAS
11 Ahmad Syaifudin
Nurdiansyah 74 71 73 TUNTAS
12 Alfin Setya Gunawan 75 61 68 TUNTAS
13 Asvianik 85 75 80 TUNTAS
14 Dyah Ayu Wardani 76 65 71 TUNTAS
15 Dicky Subiantara 64 53 59 TIDAK TUNTAS
16 Evi Yunaetiningsih 80 80 80 TUNTAS
17 Fita Dwi Andriani 83 84 84 TUNTAS
18 Indah Yani 68 60 64 TIDAK TUNTAS
19 Iqbal Hikam Rosyid 65 53 59 TIDAK TUNTAS
20 Joko Prasetyo 63 56 60 TIDAK TUNTAS
21 Khusnul Khotimah 65 57 61 TIDAK TUNTAS
22 Mei Kumalasari 68 62 65 TUNTAS
23 Moh.Afif Zaenur Roziqin 65 60 63 TIDAK TUNTAS
24 M.Danang Makruf 65 63 64 TIDAK TUNTAS
J U M L A H 1727 1560 1637
RATA-RATA 71,96 65,00 68,21
Kesimpulan : 1. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) : 65
2. Jumlah peserta didik yang belum tuntas : 7 anak
3. Jumlah peserta didik yang memenuhi KKM : 17 anak
51
B A B V
P E N U T U P
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dalam dua siklus
ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Rata-rata skor motivasi belajar anak dalam pembelajaran IPS materi
mengenal keragaman kenampakan alam di Indonesia dengan menggunakan
media internet “Google Eart” pada siklus I mencapai 65,71. Meskipun
masih dalam kategori sedang tetapi kalau berpedoman pada KKM untuk
indikator pada materi pelajaran yang dibahas yaitu 65 maka sudah
memenuhi KKM. Sedangkan pada siklus II diperoleh skor rata-rata 77,63
dan masuk pada kategori motivasi tinggi. Dengan demikian perbaikan
pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II ini sebagai upaya untuk
peningkatan motivasi belajar telah mengalami peningkatan dan dapat
dikatakan berhasil.
2. Aktifitas dan keterlibatan siswa dalam belajar dengan menggunakan model
pembelajaran “Two Stay Two Stray” mengalami peningkatan. Hal ini
terlihat terjadinya peningkatan yang signifikan antara skor rata-rata
motivasi belajar pada siklus I sebesar 65,71 dan 77,63 pada siklus II.
sehingga terjadi peningkatan sebesar 18%. Khususnya pada aspek
keterlibatan siswa dalam pembelajaran pada siklus I rata-rata 13,67
sedangkan pada siklus II 16,25 sehingga terjadi peningkatan sebesar 19%.
Disamping hal tersebut , kesimpulan ini diperoleh dari hasil observasi yang
dilakukan oleh kolaborator, bahwa dalam pembelajaran di siklus II ini
51
52
siswa yang membuat gaduh sangat minim sekali. Hal ini disebabkan karena
semua dilibatkan secara aktif dan menyeluruh dalam proses pembelajaran.
3. Peningkatan hasil belajar belajar siswa pada siklus I maupun siklus II
sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Namun demikian
setelah media internet “Google Eart” dipadukan dengan model
pembelajaran “Two Stay Two Stray” dalam penyajiannya maka hasil
belajar mengalami peningkatan. Hal ini dapat berdasarkan hasil belajar
yang diperoleh siswa pada siklus I, rata-rata hasil belajar yang diperoleh
siswa sebesar 66. Sedangkan pada siklus II rata-rata hasil belajar yang
diperoleh siswa 68,21.
B. SARAN
Setelah melakukan penelitian tindakan kelas, peneliti ingin menyampaikan
saran sebagai berikut :
1. Guru sebaiknya lebih intensif dalam memanfaatkan media dalam
pembelajaran, sehingga dalam pembelajaran tidak monoton
2. Pemilihan media harus tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran.
3. Penggunaan media pembelajaran harus disajikan dengan manarik sehingga
ada perubahan pola pikir siswa dalam pembelajaran, oleh karena itu guru
harus dapat membuat skenario pembelajaran yang dapat memotivasi siswa
untuk belajar.
4. Dan pihak sekolah seharusnya lebih melengkapi sarana pembelajaran
untuk menunjang proses pembelajaran.
53
5. Pemahaman dan penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
bagi seorang guru tidak dapat ditunda lagi, khususnya dalam upaya untuk
mendukung kegiatan pembelajaran dan untuk peningkatan kualitas
pendidikan pada umumnya.
6. Guru harus banyak berbagi (sharing) dalam hal ilmu dan pengetahuan,
dengan mengikuti forum-forum atau bergabung dengan komunitas
khususnya di bidang pendidikan, baik dalam dunia nyata ataupun dunia
maya.
54
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi (1989), Prosedur Penelitian, PT. Bina Aksara, Jakarta.
A Rouf Tayib (1987), Pokok-pokok Strategi Belajar Mengajar, IKIP Surabaya.
Arsyad, Azhar (2005). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Dewa Ketut Sukardi.Bimbingan dan Konseling, PT. Bina Aksara, Jakarta
Sardiman,A.M.(2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta.Rajawali
Press.
Susilaningsih Endang (2008), Ilmu Pengetahuan Sosial 5, PT Galaxy Puspa Mega,
Jakarta
Slamet (1995), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta,
Jakarta.
Syamsiah Siti, dkk. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial 5, PT. Era Pustaka Utama,
Jakarta
_______, 2003, Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
___________________, http://nazwadzulfa.wordpress.com. (diakses tanggal 10 Juli
2010)
______________, ) http://id.wikipedia.org/wiki/Google_Earth. (diakses tanggal 10
Juli 2010)
_____________, http://earth.google.com/intl/id/userguide/v4/ug_layers.html.
(diakses tanggal 10 Juli 2010)
____________, Pedoman Penulisan Daftar Pustaka from
http://ewinarko.staff.ugm.ac.id/kripto/Penulisan%20daftar%20pustaka.pdf. 24
Juli 2010
Yunus Ahmad. Cara Penulisan Daftar Pustaka dari Internet.
http://penayunus.wordpress.com/2010/02/17/cara-penulisan-daftar-pustaka-dari-
internet/ (diakses tanggal 24 Juli 2010)