Download - Proposal Penelitian hukum
A. Judul
Peranan Hukum Sebagai Alat Untuk Mengubah Pola Perilaku Masyarakat Di
Kelurahan Jebres Surakarta.
B. Latar Belakang
Berdirinya kampus universitas sebelas Maret di Surakarta akan menimbulkan
dampak terhadap kehidupan masyarakat di sekitar kampus, kehadiran kampus UNS
menimbulkan permasalahan dalam hal kehadirian mahasiswa dalam jumlah besar.
Semantara itu pihak UNS tidak menyediakan sarana tempat tinggal yang layak bagi
Mahasiswa yang berasal dari luar Surakarta. Hal ini member peluang masyarakat
untuk menyediakan kamar dan rumah untuk menampung mahasiswa dalam bentuk
kontrak kamar atau sewa rumah. Sekaligus menambah pendapatan masyarakat sekitar
lingkungan UNS.
Kehadiran mahasiswa sebagai pendatang baru akan menimbulkan masalah
barubagi kehidupan masyarakat. Karena para pendatang akan membawa kebiasaan
lamanya, baik positif maupun negatif dalam pergaulan bermasyarakat. Akibatnya
masyarakat yang semula homogen menjadi semakin komplek sifatnya yang kadang
terjadi pergeseran budaya.
Sebagaimana disinggung diatas perlu dibuat suatu hokum yang mungkin
mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung dalam mendorong terjadinya
perubahan social. Peranan hokum disini sebagai alat untuk mengubah pola perilaku
masyarakat di kelurahan jebres Surakarta. Dalam arti bahwa hokum dipergunakan
sebagai suatu alat pelopor perubahan terhadap orang atau kelompok orang.
Suatu peraturan merupakan oedoman bagi kehidupan yang harus ditaati, tetapi
seringkali terjadi peraturan tersebut tidak ditaati oleh masyarakat. Jika terjadi
ketidaktaatan atau pelanggaran terhadap norma tesebut perlu diberi sanksi sesuai
dengan mekanisme yang telah diatur.
Di sekitar lingkungan kampus Universitas Sebelas Maret, sudah menjadi
pengetahuan umum bahwa ulah anak indekos belakangan ini makin mengerikan dan
mencemaskan masyarakat.. Sementara itu, di sejumlah kos-kosan, tak jarang
ditemukan kasus beberapa ABG menggelar pesta putau atau narkotika hingga ada
salah satu korban tewas akibat over dosis.
Secara sosiologis, remaja umumnya memang amat rentan terhadap pengaruh-
pengaruh eksternal. Karena proses pencarian jati diri, mereka mudah sekali
terombang-ambing, dan masih merasa sulit menentukan tokoh panutannya. Mereka
juga mudah terpengaruh oleh gaya hidup masyarakat di sekitarnya. Karena kondisi
kejiwaan yang labil, remaja mudah terpengaruh dan terbawa arus sesuai dengan
keadaan lingkungannya. Mereka cenderung mengambil jalan pintas dan tidak mau
pusing-pusing memikirkan dampak negatifnya. Di berbagai komunitas dan kota besar,
jangan heran jika hura-hura, seks bebas, menghisap ganja dan zat adiktif lainnya
cenderung mudah menggoda para remaja. Siapakah yang harus dipersalahkan tatkala
kita menjumpai remaja yang terperosok pada perilaku yang menyimpang dan
melanggar hukum atau paling tidak melanggar tata tertib yang berlaku di masyarakat?
Dalam hal ini, kita tidak harus saling menyalahkan, jalan yang akan ditempuh adalah
memperbaiki cara dan sistem dalam mendidik anak dan remaja
Untuk menganalisa secara ilmiah tentang gejala-gejala dan kejadian sosial
budaya di masyarakat sebagai proses-proses yang sedang berjalan atau bergeser kita
memrlukan beberapa konsep. Konsep-konsep tersebut sangat perlu untuk menganalisa
proses pergeseran masyarakat dalam sebuah penelitian antropologi dan sosiologi yang
disebut dinamik sosial
Atas pertimbangan tersebut, perlu diadakan penelitian tentang peranan hokum
sebagai alat untuk mengubah pola perilaku masyarakat serta bentuk – bentuk
pelanggaran yang dilakuakan oleh anak kos-kosan.
C. Permasalahan
1. Bagaimana Peranan hokum dalam mengubah pola perilaku masyrakat disekitar
kelurahan Jebres Surakarta ?
2. Bagaiman bentuk-bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh anak kos terhadap
masyarakat sekitar ?
3. Bagaimana cara penyelesaian apabila terjadi pelanggaran peraturan-peraturan
tersebut ?
D. Tujuan
1. Mengetahui peranan hokum dalam menguah pola perilaku masyrakat sekitar
keluarahan jebres Surakarta
2. Mengetahui bentuk-bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh anak kos terhadap
masyarakat sekitar.
3. Mengetahui bagaimana cara penyelesaian jika anak kos melanggar peraturan
tersebut.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan infotmasi guna mengetahui
lebih lanjut tentang pola kehidupan masyarakat yang pendidikannya relative tinggi
terhadap peraturan hukum dan semata-mata untuk menciptakan ketertiban
masyarakat.
Sedangkan kegunaan penulisan ini sebagai berikut :
1. Memberi dorongan kepada mahasiswa untuk senantiasa menambah
wawasan dalam sosiologi hukum khusus pada masalah hukum dan
dinamika masyarakat.
2. Dapat menjadi bahan pembelajaran dalam mata kuliah Sosiologi
Hukum.
3. Dapat mengimplementasikan pembelajaran Sosiologi Hukum dalam
kehidupan sehari-hari.
Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan untuk mengambil kebijakan
preventif dan represif menanggulangi kenakalan remaja atau kejahatan.
F. Tinjauan Pustaka
Dalam suatu perubahan social masyarakat terhadap barbagai faktor penentang
dari masyarakat tersebut yang timbul diantaranya :\
1. Mereka, yaitu sebagian besar masyarakat besar masyarakat tidak mengerti
akan hokum-hukum baru tersebut.
2. Perubahan itu snediri, bertentangan dengan nilai dan kaidah-kaidah yang
berlaku.
3. Para warga masyarakat yang kepentingan-kempetingannya tertananm
dengan kuat dan berkuasa untuk menolak proses pembaharuan.
4. Resiko yang dihadapi sebagai akibat dari perubahan tenyata lebih berat
dari mempertahankan kepentingan social yang ada sebelum perubahan
terjadi.
Untuk menganalisa secara ilmiah tentang gejala-gejala dan kejadian sosila
budaya di masyarakat sebagai proses-proses yang sedang berjalan atau bergeser kita
memrlukan beberapa konsep. Konsep-konsep tersebut sangat perlu untuk menganalisa
proses pergeseran masyarakat dan kebudayaan serta dalam sebuah penelitian
antropologi dan sosiologi yang disebut dinamik sosial (social dynamic).
Konsep-konsep penting tersebut antara lain internalisasi (internalization) ,
sosialisasi (socialization), dan enkulturasi (enculturation). Kemudian ada juga evolusi
kebudayaan (cultural evolution) yang mengamati perkembangan kebudayaan manusia
dari bentuk yang sederhana hingga bentuk yang semakin lama semakin kompleks.
Serta juga ada difusi (diffusion) yaiu peneybaran kebudayaan secara geografi, terbawa
oleh perpindahan bangsa-bangsa di muka bumi. Proses lain adalah proses belajar
unsur-unsur kebudayaan asing oleh warga suatu masyarakat, yaitu proses akulturasi
(acculturation) dan asimilasi (assimilation). Akhirnya ada proses pemabahruan atau
inovasi (innovation), yang berhubungan erat dengan penemuan baru (discovery dan
invention).
Proses Internalisasi. Manusia mempunyai bakat tersendiri dalam gen-nya
untuk mengembangkan berbagai mavam perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi
kepribadiannya. Tetapi wujud dari kepribadiannya itu sangat dipengaruhi oleh
berbagai macam stimuli yang ada di sekitar alam dan lingkungan sosial dan
budayanya.
Maka proses internalisasi yang dimaksud adalah proses panjang sejak seorang
individu dilahirkan sampai ia hampir meninggal, dimana ia belajar menanamkan
dalam kepribadiannya segala hasrat, perasaan, nafsu, serta emosi yang diperlukan
sepanjang hidupnya.
Proses sosialisasi. Proses ini bersangkutan dengan proses belajar kebudayaan
dalam hubungan dengan sistem sosial. Dalam proses itu seorang individu dari masa
anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan
segala macam individu di sekililingnya yag menduduki beraneka macam peranan
sosial yang mungkin ada dalam kehidupan sehari-hari.
Proses Enkulturasi. Dalam proses ini seorang individu mempelajari dan
menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat-istiadat, sistem norma, serta
peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Kata enkulturasi dalam bahas
Indonesia juga berarti “pembudayaan”. Sorang individu dalam hidupnya juga sering
meniru dan membudayakan berbagai macam tindakan setelah perasaan dan nilai
budaya yang memberi motivasi akan tindakan meniru itu telah diinternalisasi dalam
kepribadiannya.
G. Metode Penelitian
Dalam penelelitian yang dilakukan oleh penulis adalah menggunakan metode
penelitian empiris sebab untuk mendapatkan informasi yang seakurat mungkin perlu
dilakukan upaya untuk meminta langsung informasi kepada masyarakat serta orang
yang terlibat dalam proses mendapatkan segala informasi yang dibutuhkan, sebab
dalam mengkaji segala aktifitas masyarakat perlu dilakukan pendekatan
kemasyrakatan atau secara sosiologis yang dilakukan untuk memperoleh informasi
dapat dilakukan dengan cara melakukan wawancara terhadap narasumber, serta dapat
pula mencatat segala bentk pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat baik
masyarakat asli maupun pendatang. dengan meneliti seberapa besar peranan hokum
yang berperan untuk merubah pola perilaku masyarakat.
H. Penutup / Kesimpulan
Perilaku dikatakan menyimpang yang dilakukan oleh anak indekos disekitar
lingkunagan UNS Jebres Surakarta apabila perilaku tersebut dapat mengakibatkan
kerugian terhadap diri sendiri dan orang lain. Perilaku menyimpang cenderung
mengakibatkan terjadinya pelanggaran terhadap norma-norma, aturan-aturan, nilai-
nilai, dan bahkan hukum. Para ahli telah melakukan penelitian mengenai perilaku
menyimpang ini. Dengan penelitian tersebut, para ahli telah merumuskan berbagai
macam teori dalam kasus penyimpangan remaja. Adapu teori-teori tersebut adalah :
a. Teori Differential Association
b. Teori Anomie
c. Teori Kenakalan remaja oleh Albert K. Cohen
d. Teori Perbedaan Kesempatan dari Cloward dan Ohlin
e. Teori Netralisasi yang dikembangkan oleh Matza dan Sykes
f. Teori Kontrol
Perspektif atau teori yang paling tepat dipergunakan untuk memahami
kehidupan remaja sangat tergantung pada konteks dan cara pandang yang di pakai.
Tetapi, yang penting adalah untuk memahami dunia remaja yang dibutuhkan
kesediaan untuk berempati dan mengerti apa sebetulnya keinginan, harapan, idiom,
dan dunia kehidupan mereka. Tanpa adanya pemahaman yang mendalam terhadap
kehidupan remaja, semua tindakan dan cara-cara yang di lakukan hanyalah aksi-aksi
untuk menghakimi atau sekadar menyalahkan mereka sebagai anak nakal yang tak
patuh pada nasehat orang tua
Perlaku menyimpang pada remaja merupakan perilaku yang tidak sehat baik
dari segi fisik, mental, social dan ekonomi. Bagaimana Negara ini di masa akan
datang apabila mereka remaja yang tingkat pendidikannya relative tinggi terutama
mahasiswa pada saat ini sudah tidak sehat semua, padahal mereka adalah pemimpin di
masa datang. Pencegahan kenakalan remaja lebih efektif dan efisien daripada kita
mengobati, meskipun kita juga harus menyembuhkan remaja yang sudah terlanjur
melakukan penyimpangan, pencegahan akan berjalan dengan baik apabila ada sinergi
dari pemerintah sebagai penentu kebijakan, institusi pendidikan dimana mereka
belajar dan lingkungan keluarga.
I. Daftar Pustaka
- Soerjono soekanto, sosiologi. Suatu pengantar, cetakan VI, Jakarta : yayasan
penerbit UI, 1998
- Burhan Ashofa, Metode penelitian hokum, Jakarta : Rineka cipta, 1996
- Sorjono Soekanto, Mengenal Sosiologi Hukum. Bandung: PT.Citra Aditya Bakti, 1989
- file:///G:/soshum/catatan%20seorang%20mahasiswa%20hukum%20%20Makalah
%20Sosiologi%20hukum.htm
- nul-makalah.blogspot.com/feeds/6296975507661537401/comments/default