1
POLA KOMUNIKASI ORGANISASI PENGELOLAAN ATM
DALAM MENERAPKAN JATIDIRI PERUSAHAAN
DI PT UG MANDIRI REGIONAL BINTARO
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)
oleh:
HANIFAH DWI UTAMI
NIM: 11140510000134
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M/ 1440H
2
i
ii
iii
iii
iv
v
v
vi
i
ABSTRAK
Hanifah Dwi Utami
Pola Komunikasi Organisasi Pengelolaan ATM dalam
Menerapkan Jatidiri Perusahaan di PT UG Mandiri Regional
Bintaro
PT Usaha Gedung Mandiri Regional Bintaro adalah
sebuah perusahaan jasa bergerak di bidang Cash Management,
setiap harinya senantiasa bersentuhan dengan uang. Maka, perlu
memagari setiap insan sumber daya manusia dengan jatidiri
perusahaan sehingga tidak melakukan tindak kecurangan dalam
organisasi. Bukan hanya kejujuran, prinsip jatidiri lainnya yaitu
disiplin, kompeten, bertanggung jawab dan bekerjasama juga
harus ditanamkan dan diterapkan. Proses komunikasi penting
dilakukan agar berjalan optimum mencapai tujuan organisasi.
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah
dalam penelitian yaitu: 1) Bagaimana pola komunikasi organisasi
yang terjadi di PT UG Msandiri Regional Bintaro? 2) Bagaimana
kebijakan prosedur operasional standar PT UG Mandiri Regional
Bintaro dalam menerapkan jatidiri perusahaan pada karyawan?
Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan
pendekatan penelitian deskriptif. Penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata dengan memusatkan perhatian
pada masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian
berlangsung. Paradigma yang digunakan ialah paradigma
konstruktivis yaitu memahami dan mengkonstruksikan sesuatu
yang menjadi pemahaman subjek yang akan diteliti.
Teori penelitian mengacu pada teori Joseph A. Devito di
antaranya memiliki lima pola yaitu pola lingkaran, pola roda,
pola rantai, pola Y, dan pola semua saluran atau bintang. Hal ini,
berguna mengetahui bentuk arah aliran informasi dari komunikasi
ke bawah, ke atas, sejajar dan komunikasi lintas saluran.
Pola komunikasi organisasi yang digunakan PT UG
Mandiri Regional Bintaro adalah pola roda dan pola semua
saluran. Pola roda digunakan ketika pemimpin menyampaikan
pesan kepada anggota organisasi dan mengadopsi pola semua
saluran ketika praktik kegiatan operasional. Hal ini, menciptakan
komunikasi yang efektif sehingga tujuan organisasi dapat berhasil
dan menghindari hambatan komunikasi yang ada.
Kata kunci: Pola, komunikasi, organisasi, Regional, perusahaan.
ii
iii
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil’alamin, puji dan syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah dilimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, serta shalawat dan salam senantiasa
dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pola
Komunikasi Organisasi Pengelolaan ATM dalam Menerapkan
Jatidiri Perusahaan di PT UG Mandiri Regional Bintaro”.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, tentunya tidak sedikit
mengalami hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi. Mulai
dari waktu, curahan tenaga dan pikiran serta usaha dalam
mendapatkan, mengumpulkan dan mengelola data dari
narasumber yang telah dilakukan. Selanjutnya penulis menyadari
bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak yang selama ini telah banyak
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini sampai akhir.
Dengan ini, maka penulis ucapkan terimakasih kepada:
1. Suparto, M. Ed, Ph. D, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Terima kasih juga kepada Dr. Siti Napsiah sebagai
Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Rulli Nasrullah
sebagai Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum,
serta Dr. Cecep CastraWidjaya M.Si yaitu sebagai Wakil
Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Dr.
Armawati Arbi, M. Si dan Dr. H. Edy Amin, M.A,
iv
Sekretaris Program Studi Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam.
3. Dr. Armawati Arbi, M. Si. Dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan arahan dan nasihat
selama perkuliahan.
4. Kiky Rizky, M. Si. Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan,
arahan, dan pemikirannya kepada penulis. Penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada beliau, semoga Allah SWT senantiasa
memberikan keberkahan kepada beliau dan keluarga.
5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi beserta staf tata usaha dan karyawan yang
tak kenal lelah memberikan ilmu yang bermanfaat dan
pengalaman selama perkuliahan.
6. Seluruh Staf Perpustakaan Utama UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membantu
penulis untuk mencari bahan referensi penelitian ini.
7. Bapak M. Subagyo Manager PT UG Mandiri Regional
Bintaro dan Bapak Rinaldi (Koordinator Cash
Replenishment/ CR) yang memberikan data dan
informasi guna menunjang dan menyempurnakan
penulisan tugas akhir sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
8. Kedua Orang Tuaku tercinta Bapak Saidi dan Ibu
Suyatmi yang tak pernah lelah dan hentinya mendoakan,
v
v
mendidik serta memberikan dorongan berupa semangat
baik moril maupun materil. Selain itu juga kepada kakak
penulis Ami Astuti dan Aries Tejo Mulyono, tak lupa
Faris Arsyad Al-farizi dan Raffael Aditya Kasyafani
adik-adikku yang selalu memberikan keceriaan dan
kebahagiaan sehingga penulis semangat dalam
menyusun skripsi.
9. Kepada Sahabat “The Burons” seperjuanganku yang
dengan tulus menemani dan memberikan warna dalam
masa perkuliahanku. Yaitu, Rizka Maftuhah, Ayu
Rahmawati, Larasati Satitiputri, Bella Putri Dwi
Anggraeni, Sulistiyaningsih, Puput Safinatunnajah,
Amalia Assyifa Rahman, Filza Itqiya, Azkiyaul Umami.
10. Kepada sahabat yang tidak pernah luput dalam
menyemangati, memberi motivasi, doa, dukungan
kepada penulis. Yaitu Ghaida Fathihatu Sabila, Lolia
Kusumawati, Canya Naomi, Andra Elfitasari, Vidya
Oktaviana, Nurasiah Jamil, Atika Indah Fitriani, Dahlia.
11. Kepada semua teman-teman KPI C 2014 dan rekan-
rekan mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
angkatan 2014.
12. Seluruh teman- teman KKN AURUM 083, Jelupang
Tangerang Selatan yang telah menjadikan KKN sangat
berkesan, memberi pengalaman, tempat berbagi canda
tawa, Tartila Aryani, Chusnul Chotimah, Fazaky Putra
vi
Rahardian, Muhammad Fachri, Andika Khoirul Huda,
Muhammad Yasir, dkk.
13. Kepada teman-teman 1001 yang selalu memberikan
dukungan, doa dan motivasi kepada penulis.
14. Semua pihak yang telah membantu demi kelancaran
penyusunan skripsi ini.
Dengan segala kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini,
penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi
penulis dan pembaca, dalam bidang akademik maupun praktis.
Jakarta, 08 Mei 2019
Hanifah Dwi Utami
NIM: 11140510000134
vii
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................ iii
DAFTAR ISI .............................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................. xi
DAFTAR TABEL .................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Batasan Masalah................................................................. 5
C. Rumusan Masalah .............................................................. 6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 6
E. Tinjauan Kajian Terdahulu ................................................ 7
F. Metode Penelitian............................................................... 9
G. Sistematika Penulisan ....................................................... 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................... 17
A. Komunikasi Organisasi .................................................... 17
B. Pola Aliran Informasi dalam Organisasi .......................... 19
C. Komunikasi ke Bawah (Downward Communication) ..... 25
D. Komunikasi ke Atas (Upward Communication) .............. 26
E. Komunikasi Sejajar (Lateral Communication) ................ 27
viii
F. Komunikasi Lintas Saluran .............................................. 28
G. Jatidiri Perusahaan ........................................................... 29
1. Kejujuran ...................................................................... 30
2. Disiplin .......................................................................... 31
3. Kompeten ...................................................................... 34
4. Bertanggung Jawab ....................................................... 37
5. Bekerja sama ................................................................. 38
BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN ....... 43
A. Cikal Bakal PT Usaha Gedung Mandiri .......................... 43
B. Sekilas Tentang PT Usaha Gedung Mandiri .................... 44
C. Visi dan Misi PT Usaha Gedung Mandiri ........................ 47
D. Logo PT Usaha Gedung Mandiri...................................... 48
E. Media Sosial PT Usaha Gedung Mandiri ......................... 49
F. Struktur Organisasi PT Usaha Gedung Mandiri ............... 50
G. Cash Management ............................................................ 50
H. Tugas dan Fungsi Unit Kerja Cash Management ............. 52
I. Struktur Organisasi Cash Management Regional Bintaro55
J. Jatidiri Cash Management Regional Bintaro ................... 56
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ..................... 59
A. Pola Komunikasi Organisasi Pengelolaan ATM dalam
Menerapkan Jatidiri di PT UG Mandiri Regional Bintaro ...... 59
ix
ix
1. Pola Komunikasi .......................................................... 59
2. Komunikasi ke Bawah (Downward Communication) .. 61
3. Komunikasi ke Atas (Upward Communication) .......... 67
4. Komunikasi Sejajar (Lateral Communication) ............ 70
5. Komunikasi Lintas Saluran .......................................... 72
B. Kebijakan Prosedur Operasional Standar PT UG Mandiri
Regional Bintaro dalam Menerapkan Jatidiri Perusahaan pada
Karyawan ................................................................................. 73
1. Jatidiri ........................................................................... 73
2. Kejujuran ...................................................................... 74
3. Disiplin ......................................................................... 76
4. Kompeten ..................................................................... 79
5. Bertanggung Jawab ...................................................... 81
6. Bekerja sama ................................................................ 82
BAB V PEMBAHASAN ........................................................... 85
A. Pola Komunikasi Organisasi Pengelolaan ATM dalam
Menerapkan Jatidiri di PT UG Mandiri Regional Bintaro ...... 85
1. Pola Komunikasi .......................................................... 85
2. Komunikasi ke Bawah (Downward Communication) .. 87
3. Komunikasi ke Atas (Upward Communication) .......... 93
4. Komunikasi Sejajar (Lateral Communication) ............ 95
5. Komunikasi Lintas Saluran .......................................... 97
x
B. Kebijakan Prosedur Operasional Standar PT UG Mandiri
Regional Bintaro dalam Menerapkan Jatidiri Perusahaan pada
Karyawan ................................................................................. 98
1. Jatidiri ........................................................................... 98
2. Kejujuran .................................................................... 100
3. Disiplin ........................................................................ 104
4. Kompeten .................................................................... 108
5. Bertanggung Jawab ..................................................... 111
6. Bekerja sama ............................................................... 114
BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .............. 119
A. Simpulan ......................................................................... 119
B. Implikasi ......................................................................... 122
C. Saran ............................................................................... 123
DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 125
LAMPIRAN ............................................................................. 131
xi
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Pola Lingkaran ............................................................ 21
Gambar 2.2 : Pola Roda .................................................................... 22
Gambar 2.3 : Pola Rantai .................................................................. 23
Gambar 2.4 : Pola Y .......................................................................... 23
Gambar 2.5 : Pola Semua Saluran atau Bintang .................... ........... 24
Gambar 3.1 : Perencanaan dan Pemancangan Tiang Pertama oleh
Presiden Pertama Ir. Soekarno .................................. 44
Gambar 3.2 : Logo PT Usaha Gedung Mandiri ................................ 48
Gambar 3.3 : Media Sosial PT Usaha Gedung Mandiri .................... 49
Gambar 3.4 : Tim Pengisian ATM Cash Management ..................... 51
Gambar 3.5 : Cash Management ............................................ ........... 54
Gambar 3.6 : Sebaran Kantor Cash Management PT UG Mandiri
di Sejumlah Wilayah Indonesia ....................... ........... 57
Gambar 4.1 : Agenda Kerja dan Kinerja SLA UP Time Regional
Bintaro ............................................................. ........... 62
Gambar 4.2 : Briefing Membahas Kegiatan Harian Operasional
Kerja dan Mengingatkan Jatidiri dipimpin oleh
Manajer ............................................................ ........... 63
Gambar 4.3 : Komunikasi yang dilakukan Antarunit Membahas
Kegiatan Kerja Cash Replenishment ............... ........... 65
Gambar 4.4 : ATM NET Komunikasi Berbasis Web ............ ........... 67
Gambar 4.5: Karyawan Melakukan Komunikasi ke Atas dengan
Manajer Ketika Memberikan Laporan Hasil
Kegiatan ............................................................. ........... 69
xii
Gambar 4.6: Karyawan Melakukan Komunikasi ke Atas dengan
Meminta Tanda Tangan Laporan ....................... ........... 69
Gambar 4.7: Komunikasi dilakukan Antarsesama Karyawan . ........... 70
Gambar 4.8: Pengawalan Polisi Saat di Lapangan .................. ........... 72
Gambar 4.9: Pamflet Kelima Prinsip Jatidiri........................... ........... 74
Gambar 4.10: Surat Teguran dalam Pelanggaran Disiplin ...... ........... 78
Gambar 4.11: Surat Teguran dalam Pelanggaran Disiplin ...... ........... 79
Gambar 4.12: Kekompakkan Tim Anggota Organisasi .......... ........... 84
xiii
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Struktur Organisasi PT. Usaha Gedung Mandiri ....... 50
Tabel 3.2 : Struktur Organisasi Cash Management Regional
Bintaro ........................................................................ 55
Tabel 4.1 : Hasil Rekrutmen Karyawan Melalui Tes Psikotes ..... 80
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penelitian ini menggambarkan bentuk arah aliran informasi
yang terpola, pada PT Usaha Gedung Mandiri Regional Bintaro
(PT UG Mandiri Regional Bintaro) terkait dengan pengelolaan
bidang jasa Cash Management Anjungan Tunai Mandiri (ATM)
dalam menerapkan jatidiri perusahaan. Komunikasi yang sangkil
dan mangkus terjadi di antara para anggota organisasi yang
membentuk arah aliran pesan dan informasi di PT UG Mandiri
Regional Bintaro. Di antara anggota organisasi dari atasan hingga
bawahan saling terjadi pertukaran pesan. Pertukaran pesan itu
melalui jalan tertentu yang dinamakan pola aliran informasi atau
jaringan komunikasi.1 Dalam mengalirkan arah informasi
terdapat lima pola yang dijumpai dalam suatu organisasi. Kelima
pola tersebut adalah pola lingkaran, pola roda, pola Y, pola rantai,
dan pola semua saluran atau bintang.2 Pola lingkaran
memungkinkan semua anggota berkomunikasi satu dengan yang
lainnya hanya melalui sejenis sistem pengulangan pesan.3 Pola
lingkaran tidak mempunyai pemimpin dan di antara para anggota
organisasi bebas untuk memiliki kewenangan untuk dapat
1 Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Prespektif Teori
dan Praktek (Malang: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang,
2008), h. 56. 2 Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Prespektif Teori dan
Praktek, h. 57-58. 3 Pace dan Faules, Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan
kinerja (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 175.
2
berkomunikasi dengan lini manapun. Pola Y memiliki pemimpin
yang jelas, hal ini seperti diumpamakan sudut dari huruf ”Y”
yang memiliki dua titik arah aliran yakni berupa menerima dan
mengirimkan pesan dari dua orang sumber. Pola rantai yaitu para
anggota organisasi hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang
saja dan pemimpin berada di pusat. Selanjutnya, pola semua
saluran atau bintang yakni memiliki wewenang tanpa batas untuk
berkomunikasi mencakup semua saluran. PT UG Mandiri
Regional Bintaro menerapkan pola roda yakni, pemimpin jelas
dalam mengalirkan informasi kegiatan operasional. Seorang
pemimpin dengan jelas mengalirkan informasi kepada bawahan
dengan mengirimkan pesan yang di dalamnya terdapat prinsip-
prinsip jatidiri perusahaan kepada karyawan dan komunikasi
timbal balik pun terjadi di dalamnya. Kemudian, dalam
penerapan praktik kegiatan operasional kerja mengadopsi pola
semua saluran atau bintang yakni semua anggota karyawan yang
terlibat dalam proses kegiatan saling memiliki kekuatan untuk
mengirimkan dan berbagi informasi kepada semua saluran untuk
tujuan organisasi.
Setiap perusahaan memiliki prinsip yang harus dipegang
teguh oleh anggota organisasi untuk meraih tujuan visi dan misi.
Tak lain halnya, PT UG Mandiri Regional Bintaro memiliki visi
dan misi. Dalam mewujudkan visi dan misi, ada hal yang harus
diterapkan dan dijalankan yakni prinsip jatidiri. Prinsip jatidiri PT
UG Mandiri Regional Bintaro adalah jujur, disiplin, kompeten,
3
bertanggung jawab, dan bekerja sama.4 Kelima prinsip jatidiri
tersebut sama halnya seperti yang terkandung dalam nilai-nilai
Islam. Dalam hal ini, untuk dapat mencapainya setiap anggota
organisasi harus menerapkan dan menanamkan dalam diri prinsip
jatidiri. Jatidiri merupakan sebuah budaya perusahaan yang
sifatnya abstrak tetapi harus dituangkan dan diaplikasikan dalam
kehidupan berorganisasi. Prinsip-prinsip jatidiri ini, harus benar-
benar ditanamkan, dipelihara dan dijalankan oleh seluruh
karyawan tanpa terkecuali mulai dari atasan hingga bawahan
sekalipun ketika melaksanakan tugas dalam organisasi. Setiap
karyawan harus memelihara prinsip jatidiri tersebut karena tugas
dan pekerjaan dalam bidang pengelolaan ATM yang riskan
terhadap risiko. Semua kembali lagi kepada prinsip jatidiri yang
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan untuk
terbangunnya sebuah organisasi yang sempurna.
Dalam konteks pengelolaan ATM, unit kerja yang
memiliki tanggung jawab adalah Cash Replenishment (CR), First
Level Maintenance (FLM), serta unit lain di luar PT UG Mandiri
yang memiliki ikatan kerja sama. Maka, secara langsung unit-unit
tersebut harus memahami dan menerapkan prinsip jatidiri. Jika,
semua anggota organisasi menjalankan prinsip jatidiri dengan
benar maka perusahaan dapat dikatakan berhasil. Sebaliknya,
apabila tidak berhasil maka adanya kegagalan-kegagalan
komunikasi atau gangguan terhadap perusahaan. Sebagai sebuah
perusahaan jasa dalam pengelolaan uang, adanya peluang untuk
4 Wawancara pribadi dengan Muslam Subagyo selaku Manajer PT
UG Mandiri Regional Bintaro, Tangerang Selatan 09 Mei 2018.
4
berlaku tidak jujur dapat terjadi. Seperti pada kasus tahun 2017
silam, ada karyawan yang tidak meneguhkan prinsip jatidiri
mengenai tidak jujurnya dengan mengambil sejumlah uang milik
perusahaan karena dorongan suatu faktor.5 Dalam hal ini,
berdampak bagi perusahaan yakni mengalami kerugian, dan
kegagalan dalam menjalankan visi dan misi perusahaan. Hal ini,
tentunya menjadi contoh perbuatan tercela dengan tidak
menanamkan dan menerapkan dengan sunguh-sungguh dalam
hati. Setiap anggota organisasi sebaiknya tidak hanya
menanamkan dan menerapkan hanya untuk kepentingan sebuah
organisasi, namun dibulatkan tekad untuk diri sendiri sebagai
bentuk melatih diri dari perbuatan tidak terpuji.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran Surah At-Taubah
ayat 119:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian
kepada Allah SWT, dan hendaklah bersama orang-orang yang
benar.”
Apabila seluruh karyawan memegang teguh prinsip jatidiri
perusahaan maka, dalam Islam mereka akan ditempatkan di sisi
bersama dengan orang-orang yang beriman. Bekerja harus
bersungguh-sungguh meniatkan dari dalam diri untuk
berpedoman prinsip jatidiri perusahaan agar terhindar dari hal-hal
yang dapat merugikan diri sendiri maupun perusahaan.
5 Wawancara Pribadi dengan M. Subagyo.
5
Jika setiap karyawan sudah benar-benar menanamkan dan
menerapkan baik untuk dirinya sendiri maupun organisasi, ia
tidak akan tergoda untuk melakukan tindak kecurangan. Bukan
hanya kejujuran saja yang dibutuhkan dalam bekerja di PT UG
Mandiri Regional Bintaro, prinsip lain seperti memiliki sikap
bertanggung jawab dalam pekerjaan dengan menerima apapun
risiko yang terjadi. Bertanggung jawab ketika melaksanakan
kegiatan oganisasi yakni menanggung segala sesuatunya tanpa
terkecuali dimulai dari awal hingga tuntasnya pekerjaan tersebut.
Membangun dan menaati disiplin dalam bekerja seperti disiplin
taat peraturan, waktu, kehadiran, taat asas dengan mematuhi
segala prosedur operasional standar yang berlaku di perusahaan.
PT UG Mandiri Regional Bintaro yang memiliki sumber daya
manusia (SDM) yang berkompeten di bidangnya, serta
melibatkan rasa kerja sama yang tinggi antarsesama karyawan
untuk tercapainya tujuan perusahaan.
Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
melihat bagaimana pola komunikasi organisasi yang dilakukan
PT UG Mandiri Regional Bintaro dalam menerapkan jatidiri
perusahaan dan mengetahui bagaimana kebijakan prosedur
operasional standar dalam menerapkan jatidiri perusahaan.
B. Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya permasalahan dalam penelitian
ini, maka penulis akan membatasi permasalahan pola aliran
informasi pada PT UG Mandiri Regional Bintaro yakni dalam
bagian: komunikasi ke bawah (downward communication),
6
komunikasi ke atas (vertical communication), komunikasi sejajar
(lateral communication, dan komunikasi lintas saluran (diagonal
communication) serta dalam menanamkan jatidiri perusahaan
atau budaya perusahaan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, rumusan masalah
pada penelitiam ini adalah
1. Bagaimana pola komunikasi organisasi yang terjadi di PT
UG Mandiri Regional Bintaro?
2. Bagaimana kebijakan prosedur operasional standar PT UG
Mandiri Regional Bintaro dalam menerapkan jatidiri
perusahaan pada karyawan?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penulisan penelitian ini selain bertujuan sebagai tugas akhir
kuliah, juga bertujuan untuk:
a. Mengetahui pola komunikasi organisasi yang terjadi di
PT UG Mandiri Regional Bintaro melalui bentuk arah
aliran informasi dari komunikasi baik ke bawah,
komunikasi ke atas, komunikasi sejajar, dan komunikasi
lintas saluran.
b. Mengetahui kebijakan prosedur operasional standar di
PT UG Mandiri Regional Bintaro dalam menerapkan
jatidiri pada karyawan.
7
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademik
Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan
pengembangan dalam keilmuan komunikasi, khususnya
dalam ilmu komunikasi organisasi.
b. Manfaat Praktis
Penulisan skripsi ini diharapkan dapat mengetahui
bentuk arah aliran informasi dalam komunikasi organisasi
PT Usaha Gedung Mandiri sehingga dapat meningkatkan
komunikasi organisasi baik antara atasan –bawahan,
antarkaryawan dan lintas saluran. Selain itu, dapat berguna
bagi PT UG Mandiri pada bidang usaha utama, yaitu jasa
Cash Management dalam mengembangkan komunikasi
organisasi yang sangkil dan mangkus. Di sisi lain juga,
diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat atau publik.
E. Tinjauan Kajian Terdahulu
Penelitian ini mengacu pada buku, jurnal, dan skripsi yang
sebelumnya membahas tentang ilmu komunikasi khususnya
komunikasi organisasi. Maka dalam hal ini, mengacu pada
skripsi-skripi sebelumnya seperti di bawah ini:
a. “Pola Komunikasi Organisasi pada Perusahaan Pialang
Asuransi Mikro Syariah PT. Asyki Sarana Sejahtera.”
Yang ditulis oleh Annisa Dyana mahasiswi jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun
2014. Dalam penelitiannya ia menemukan bahwa pola
8
komunikasi yang terbentuk dalam lingkungan kerja pada
perusahaan tersebut adalah pola roda, dimana memiliki
pemimpin yang jelas ketika menyebarkan informasi kerja
dalam perusahaan adalah direksi. Perbedaan dengan penelitian
milik Annisa Mahasi Dyana adalah subjek yang akan dijadikan
penelitian. Subjek pada penelitian terdahulu adalah PT. Asyiki
Sarana Sejahtera yang bergerak dalam bidang asuransi, maka
pada penelitian kali ini adalah PT Usaha Gedung Mandiri
bidang jasa Cash Management atau pengelolaan ATM.6
b. “Pola Komunikasi Organisasi Bintal TNI AU Atang
Sendjaja Bogor” penelitian milik M. Saddam Husein
mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, tahun 2016. Dalam penelitiannya ia menemukan pola
komunikasi organisasi yaitu pola roda dan rantai yang cukup
efektif dalam pelaksanaan bintal. Perbedaan dengan penelitian
milik Husein adalah pada subjek yang akan dijadikan
penelitian. Subjek yang akan dijadikan penelitian terdahulu
adalah Pembinaan Mental TNI AU Atang Sendjaja, maka
penelitian kali ini adalah PT. UG Mandiri dalam bidang jasa
Cash Management atau pengelolaan ATM.7
6 Annisa Dyana, “Pola Komunikasi Organisasi pada Perusahaan
Pialang Asuransi Mikro Syariah PT. Asyki Sarana Sejahtera.” (Skripsi S1
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri
Jakarta, 2014) 7 M. Saddam Husein, “Pola Komunikasi Organisasi Bintal TNI AU
Sendjaja Bogor”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Jakarta, 2016)
9
c. “Pola Komunikasi Organisasi Antara Pimpinan Dan
Staff PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk. Palagisang
Estate Di Desa Tamatto Kecamatan Ujung Loe Kabupaten
Bulukumba” penelitian milik Ita Apriani mahasiswa jurusan
Ilmu Komunikasi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN
Alauddin Makassar, tahun 2014. Dalam penelitiannya ia
menemukan pola komunikasi organisasi antara pimpinan dan
staff serta hambatan komunikasi dari segi perbedaan bahasa
pada PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk. Palagisang
Estate Di Desa Tamatto Kecamatan Ujung Loe Kabupaten
Bulukumba. Perbedaan dengan penelitian milik Ita adalah
subjek yang akan dijadikan penelitian. Subjek yang akan
dijadikan penelitian terdahulu adalah PT. PP. London Sumatra
Indonesia, Tbk. Palagisang Estate Di Desa Tamatto
Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba. Maka,
penelitian kali ini adalah PT. UG Mandiri dalam bidang jasa
Cash Management ATM atau pengelolaan ATM.8
F. Metode Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,
pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat
8 Ita Apriani, “Pola Komunikasi Organisasi Antara Pimpinan Dan
Staff PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk. Palagisang Estate Di Desa
Tamatto Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba”, (Skripsi S1 Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar, 2014)
10
mengenai faktor-faktor, sifat serta hubungan fenomena yang
diteliti.9 Metode penelitian yang digunakan pada skripsi ini
yaitu menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif.
Bogdan dan Taylor mendefinisikan metode kualitatif sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati.10
Untuk mendapatkan hasil penelitian
yang diharapkan, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif
dengan metode deskriptif yaitu berupa kata-kata, gambar, dan
bukan angka-angka. Maka, peneliti akan menggunakan
pendekatan model kualitatif dengan metode yang bersifat
deskriptif.
2. Paradigma Penelitian
Paradigma merupakan prespektif penelitian yang digunakan
peneliti, yang berisi bagaimana peneliti melihat realita.
Bagaimana mempelajari fenomena, cara-cara yang digunakan
dalam menginterpretasikan temuan.11
Sebagai pedoman
pengerjaan skripsi ini, peneliti menggunakan paradigma
konstruktivisme. Secara sederhana paradigma ialah proses
bagaimana kita berfikir terhadap sesuatu. Paradigma
konstruktivisme berusaha memahami dan mengkonstruksikan
9 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2005), h. 121. 10
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2000), h.4. 11
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), h. 25.
11
sesuatu yang menjadi pemahaman subjek yang akan diteliti.12
Berdasarkan uraian tersebut dapat menunjukkan bahwa hasil
karya dari peneliti sehingga dapat memberikan kesimpulan
dan saran sesuai dengan data dan fakta yang ada di lapangan.
3. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah PT Usaha Gedung Mandiri
Regional Bintaro yang bergerak pada bidang usaha utama
yaitu jasa Cash Management atau pengelolaan ATM di
antaranya bagian Cash Replenishment (CR) dan First Level
Maintenance (FLM) dan pihak satuan terkait bagian
operasional kegiatan.
b. Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah pola komunikasi organisasi
yang digunakan dalam PT. UG Mandiri Regional Bintaro,
khususnya pada Cash Management ATM.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode
penelitian kualitatif dan bersifat deskriptif, maka akan
melakukan pengumpulan data membagi menjadi :
1. Observasi
Observasi adalah kemampuan seorang untuk
menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja
12
Maryaeni, Metodologi Penelitian Budaya (Jakarta:Bumi Aksara,
2005), h. 7.
12
pancaindra mata serta dibantu dengan panca indra
lainnya.13
Dalam penelitian ini, peneliti turut
berpartisipasi mengamati secara langsung menggunakan
panca indra ke dalam organisasi yang terdapat dalam PT
Usaha Gedung Mandiri Regional Bintaro guna
mendapatkan data-data penelitian secara valid dan konkrit
untuk menunjang penulisan penelitian ini.
2. Wawancara
Wawancara atau interview adalah sebuah proses
memperoleh sebuah keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewancara dengan responden atau orang yang
diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan (guide)
wawancara.14
Dalam hal ini peneliti melakukan
wawancara langsung dengan Muslam Subagyo sebagai
manager PT. Usaha Gedung Mandiri Regional Bintaro
dan Renaldi sebagai Koordinator Cash Replenishment
(CR) di PT Usaha Gedung Mandiri Regional Bintaro.
3. Dokumentasi
Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data
yang menghasilkan catatan-catatan penting yang
berhubungan dengan masalah yang akan diteliti, sehingga
13
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,
Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2007), h. 118. 14
Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, h. 126.
13
akan memperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan
berdasarkan perkiraan.15
Metode ini hanya mengambil
data-data yang sudah ada dan tersedia dalam catatan
dokumen. Pengumpulan data berdasarkan tulisan-tulisan
berbentuk catatan, laman resmi, buku katalog keluaran PT
UG Mandiri, jadwal yang berada di PT UG Mandiri
Regional Bintaro, arsip-arsip penting milik PT. Usaha
Gedung Mandiri, dokumen pribadi yang diambil secara
langsung di lapangan dan semua tulisan yang memberikan
informasi yang akurat mengenai PT UG Mandiri.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif dalam penelitian komunikasi
berangkat dari sebuah fenomena. Pada penelitian ini data
diperoleh dari berbagai sumber dengan memanfaatkan
teknik pengumpulsn data yang bermacam-macam
(triangulasi) dan dilakukan terus-menerus hingga tidak
ditemukan data baru.16
Melalui data yang diperoleh,
penulis kemudian melakukan pengolahan, analisis dan
dinterpretasikan. Adapun metode yang digunakan untuk
menganalisis data adalah analisis deskriptif, di mana
penulis melaporkan data dengan menerangkan dan
memberikan gambaran mengenai data yang terkumpul
dilapangan sesuai fakta kemudian data tersebut
disimpulkan.
15
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2008), h. 158. 16
Andi Prastowo, Memahami Metode-metode Penelitian: Suatu
Tinjauan Teoritis & Praktis (Yogyakarta: Aar-Ruzz Media, 2011), h. 13.
14
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini berdasarkan SK Rektor UIN
Syarif Hidayatulaah Jakarta Tentang Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) tahun 2017. Adapun
sistematikanya adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Dalam bab ini akan menguraikan mengenai latar belakang
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, tinjauan penelitian, metodologi penelitian, dan
sistematika penulisan.
Bab II Kajian Teoritis
Pada bab ini, akan membahas tentang landasan teoritis yang
akan digunakan dalam penelitian ini yaitu teori pola komunikasi
organisasi. Di dalamnya berisi definisi-definisi serta teori yang
mendasar untuk penelitian dari berbagai sumber.
BAB III Gambaran Umum Latar Penelitian
Dalam bab ini, akan menampilkan gambaran umum mengenai
objek penelitian yakni PT Usaha Gedung Mandiri Regional
Bintaro. Gambaran umum, visi dan misi, logo perusahaan, media
sosial, struktur organisasi, serta tugas dan fungsi unit kerja.
Informasi digali lebih dalam dan akurat oleh peneliti melalui
media seperti buku, website, jurnal maupun artikel.
BAB IV Data dan Temuan Penelitian
Pada bab ini, berisikan tentang uraian penyajian data dan
temuan penelitian terkait pola komunikasi organisaasi PT UG
15
Mandiri dan kebijakan prosedur operasional standar jatidiri
perusahaan.
BAB V Pembahasan
Bab ini berisi uraian yang mengaitkan latar belakang, teori
dan analisis peneliti terkait pola komunikasi organisasi
pengelolaan ATM dalam menerapkan jatidiri perusahaan di PT
UG Mandiri Regional Bintaro.
BAB VI Simpulan, Implikasi dan Saran
Dalam bab ini, peneliti akan memberikan kesimpulan,
saran dan implikasi berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
oleh peneliti.
16
17
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Komunikasi Organisasi
Menurut Istilah kata organisasi yakni berasal dari bahasa
Latin yaitu organize, yang secara harfiah berarti paduan dari
bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung
1 Organisasi Komunikasi merupakan sistem aliran yang
menghubungkan dan membangkitkan kinerja antar bagian dalam
organisasi sehingga menghasilkan sinergi.2 Sedangkan menurut
Wright yang kemudian dikutip oleh Onong Uchana, organisasi
adalah suatu sistem bentuk terbuka dan aktifitas yang
dikoordinasikan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai suatu
tujuan bersama.3 Maka, disimpulkan menurut peneliti pengertian
organisasi adalah sebuah bagian-bagian yang terbentuk menjadi
sistem yang kuat dan saling berkaitan satu dan lainnya sehingga
bekerjasama untuk tujuan bersama.
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan
berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun
informal dari suatu organisasi.4 Menurut Dian Wijayanto dalam
bukunya pengantar manajemen dikatakan bahwa komunikasi
organisasi adalah proses pertukaran informasi yang berlangsung
pada organisasi. Berdasarkan arahnya, komunikasi dalam
1 Khomsahrial Romli, Komunikasi Organisasi Lengkap (Jakarta: PT
Grasindo, 2011), h. 1. 2 Redi Panuju, Komunikasi Organisasi: dari Konseptual-Teoritis ke
Empirik (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), h. 1-2. 3 Onong Uchana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2002), h. 7. 4 Romli, Komunikasi Organisasi Lengkap, h. 2.
18
organisasi dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
Komunikasi ke bawah (downward communication), komunikasi
ke atas (upward communication), dan komunikasi horizontal
(lateral communication).5 Deddy Mulyana menjelaskan
komunikasi organisasi terjadi dalam suatu jaringan yang lebih
besar dari pada komunikasi kelompok. Komunikasi formal adalah
komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke
bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal.
Sedangkan, komunikasi informal tidak tergantung pada
organisasi, seperti komuniasi antar sejawat.6
Menurut peneliti dapat ditarik kesimpulan bahwa
komunikasi organisasi adalah proses pertukaran pesan atau
infomasi yang dilakukan oleh satu orang anggota organisasi
kepada anggota lain. Komunikasi yang dilakukan baik secara
formal yaitu mengalirkan arah komunikasi ke bawah yang
dilakukan pimpinan atau manajer kepada bawahannya dalam
memberikan pesan informasi pekerjaan, komunikasi ke atas
sebagai umpan balik yang diberikan oleh atasannya kepada
bawahan berupa laporan kerja, komunikasi secara sejajar yakni
yang dilakukan oleh sesama anggota karyawan dalam
membagikan informasi dan komunikasi lintas saluran sebagai
pelengkap dalam organisasi yakni orang yang memiliki
kewenangan berkomunikasi dengan semua saluran di dalam
organisasi. Di sisi lain tidak terlepas dari komunikasi informal
5 Dian Wijayanto, Pengantar Manajemen (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2012), h. 153. 6 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya, 2001), h. 75.
19
yang hakikatnya memang terjadi di dalam organisasi oleh semua
lapisan organisasi baik membicarakan masalah organisasi atau di
luar konteks dari pekerjaan sehingga terjalin hubungan sosial.
B. Pola Aliran Informasi dalam Organisasi
Djamarah menyatakan bahwa pola komunikasi dapat
dipahami sebagai pola hubungan antara dua orang atau lebih
dalam pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat
sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.7 Organisasi
adalah komposisi sejumlah orang-orang yang menduduki posisi
atau peranan tertentu. Diantara orang-orang ini saling terjadi
pertukaran pesan. Pertukaran pesan itu melalui jalan tertentu yang
dinamakan pola aliran informasi atau jaringan komunikasi.
Komunikasi keorganisasian mempunyai suatu pola atau jaringan.
Dalam suatu organisasi dengan beberapa sumber (orang-orang
pada berbagai tingkat) pesan-pesan yang dikirimkan dan diterima
dapat mengikuti suatu pola tetap.8 Pola komunikasi merupakan
kegiatan yang dilakukan orang-orang di dalam organisasi ketika
mereka saling berbagi informasi mengikuti arah aliran yang tetap
dan dilakukan secara terus menerus. Katz dan Kahn menunjukkan
bahwa pola atau keadaan urusan yang teratur mensyaratkan
bahwa komunikasi di antara para anggota sistem tersebut
7 Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak
dalam Keluarga (Jakarta: PT. Reneka Cipta, 2004), h. 1. 8 Udai Pareek, Perilaku Organisasi: Pedoman ke Arah Pemahaman
Proses Komunikasi Antar Pribadi dan Motivasi Kerja (Jakarta: PT Ikrar
Mandiriabadi, 1996), h. 100.
20
dibatasi. Sifat asal organisasi mengisyaratkan pembatasan
mengenai siapa yang berbicara dengan siapa.9
Dalam buku karangan Khomsahrial Romli, menurut Joseph
A. Devito dalam kaitannya dengan ini ada lima pola aliran
informasi yang dapat dijumpai dan diaplikasikan umumnya pada
komunikasi organisasi, di antaranya sebagai berikut:
1. Pola Lingkaran
Pola lingkaran tidak memiliki pemimpin. Semua anggota
posisinya sama. Mereka memiliki wewenang atau kekuatan
yang sama untuk memengaruhi kelompok. Setiap anggota
bisa berkomunikasi dengan dua anggota lain disisinya.10
Pola
lingkaran memungkinkan semua anggota berkomunikasi satu
dengan yang lainnya hanya melalui sejenis sistem
pengulangan pesan. Tidak seorang anggotapun yang dapat
berhubungan langsung dengan semua anggota lainnya,
demikian pula tidak ada anggota yang memiliki akses
langsung terhadap seluruh informasi yang diperlukan untuk
memecahkan persoalan.
Ada beberapa kombinasi berbeda yang mungkin: A
dapat berkomunikasi dengan B dan E tetapi tidak dapat
berkomunikasi dengan C dan D; B dapat berkomunikasi
dengan A dan C tetapi tidak dapat berkomunikasi dengan D
dan E; C dapat berkomunikasi dengan B dan D tetapi tidak
9 R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi: Strategi
Meningkatkan Kinerja Perusahaan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010),
h. 174 10
Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Prespektif Teori
dan Praktek (Malang: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang,
2008), h. 57.
21
dapat berkomunikasi dengan A dan E; D dapat
berkomunikasi dengan C dan E tetapi tidak dengan A dan
B; dan E dapat berkomunikasi dengan D dan B tetapi tidak
dengan B dan C. Bila D ingin berkomunikasi dengan A,
informasi harus disampaikan melalui E atau C dan B.11
Gambar 2.1
Pola Lingkaran
2. Pola Roda
Pola roda adalah orang yang mengarahkan seluruh
informasi kepada individu yang menduduki posisi sentral.
Orang dalam posisi sentral menerima kontak, informasi dan
memecahkan masalah dengan sasaran atau persetujuan
anggota lainnya. Struktur roda memiliki pemimpin yang
jelas, yaitu yang posisinya di pusat. Orang ini merupakan
satu-satunya yang dapat mengirim dan menerima pesan dari
semua anggota. Oleh karena itu, jika seseorang anggota
11
Pace dan Faules, Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan, h. 175.
22
ingin berkomunikasi dengan anggota lain, maka pesannya
harus disampaikan melalui pemimpinnya.12
Pola roda adalah jaringan yang paling tersentralisasi
dengan satu orang yang berada di posisi tengahnya. Setiap
anggota lainnya hanya berkomunikasi pada kepada orang
tersebut dan tidak pada anggota lainnya dari kelompok
tersebut. A memegang posisi sentral sebagai sumbu roda
dengan semua saluran yang menghubungkan ke A dan para
anggota lainnya ditempatkan di lingkaran luar roda itu.
Saluran itu lalu Nampak sebagai jari-jari yang membentang
keluar dari A ke B, A ke C, A ke D, A ke E, dan
seterusnya.13
Jadi, menurut peneliti pengertian pola roda
memiliki pusat yakni A sebagai memimpin dapat
membagikan informasi atau dapat berkomunikasi ke
saluran lainnya seperti kepada B, C, D dan E.
Gambar 2.2
Pola Roda
12
Joseph A Devito, Komunikasi Antarmanusia (Tangerang Selatan:
Karisma Publishing Groupedisi ke-5, 2011), h. 383 13
Aubrey B. Fisher, Teori-Teori Komunikasi (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1978), h. 183.
23
3. Pola Rantai
Pola rantai sama dengan pola lingkaran kecuali bahwa
anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi
dengan satu orang saja. Keadaan terpusat juga terdapat di
sini. Orang yang berada di posisi tengah lebih berperan
sebagai pemimpin daripada mereka yang berada di posisi
lain.
Gambar 2.3
Pola Rantai
4. Pola Y
Pola Y relatif kurang tersentralisasi dibanding dengan
pola roda, tetapi lebih tersentralisasi dibanding dengan pola
lainnya. Pada pola Y juga terdapat pemimpin yang jelas.
Anggota ini dapat mengirimkan dan menerima pesan dari
dua orang lainnya. Ketiga anggota lainnya komunikasinya
terbatas hanya dengan satu orang lainnya.
Gambar 2.4
Pola Y
24
5. Pola semua saluran atau Bintang
Pola semua saluran atau pola bintang hampir sama dengan
pola lingkaran dalam arti semua anggota adalah sama dan
semuanya memiliki kekuatan yang sama untuk memengaruhi
anggota lainnya. Akan tetapi, dalam struktur semua saluran,
setiap anggota bisa berkomunikasi dengan setiap anggota
lainnya. Pola ini memungkinkan adanya partisipasi anggota
secara optimum14
. Pola semua saluran atau bintang yakni
semua anggota organisasi dapat turut andil dalam
berkomunikasi dan membagikan atau berbagi informasi
kepada semua saluran. Misalnya A dapat berkomunikasi
dengan B, B dapat membagikan informasi kepada E.
Selanjutnya C dapat terhubung dengan A, semua saluran
dapat berhubungan satu dengan yang lainnya dalam proses
pengkoordinasian tugas kerja dalam organisasi.
Gambar 2.5
Pola Semua Saluran atau Bintang
Sumber: (Joseph A. Devito, 1997: 334-345)
14
Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Prespektif Teori
dan Praktek (Malang: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang,
2008), h. 56-58.
25
C. Komunikasi ke Bawah (Downward Communication)
Informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi
kepada mereka yang berotoritas lebih rendah.15
Informasi atau
pesan yang mengarah dari manajemen atas kemudian manajemen
tengah dan berakhir pada manajemen bawah. Informasi yang
diturunkan dalam perusahaan berasal dari dewan direksi menuju
manajer dan berakhir pada seluruh lapisan karyawan. Pesan yang
diterima dari manajemen atas mengarah kepada manajemen
bawah. Pengertian komunikasi ke bawah menurut Arni
Muhammad ialah menunjukkan arus pesan yang mengalir dari
para atasan atau para pimpinan kepada bawahannya. Pesan
tersebut biasanya berhubungan dengan pengarahan, tujuan,
disiplin, perintah, pertanyaan, dan kebijaksanaan umum.16
Bentuk
paling umum dari komunikasi adalah instruksi kerja, memo
resmi, pernyataan kebijakan perusahaan, prosedur, manual kerja,
atau publikasi perusahaan.17
Komunikasi dari atas ke bawah
merupakan aliran komunikasi dari tingkat atas ke tingkat bawah
melalui hierarki organisasi. Bentuk aliran komunikasi dari atas ke
bawah berupa prosedur organisasi, instruksi tentang bagaimana
melakukan tugas, umpan balik terhadap prestasi bawahan,
penjelasan tentang tujuan organisasi, dan lain sebagainya. 18
Hal
ini, dapat disimpulkan bahwa komunikasi ke bawah adalah
15
Pace dan Faules, Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan, h. 184. 16
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2009), h. 108. 17
Jhon M. Ivancevich, dkk., Perilaku dan Manajemen Organisasi
Jilid 2 (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 121. 18
Irham Fahmi, Perilaku Organisasi: Teori, Aplikasi dan Kasus
(Bandung: Alfabeta, 2013), h. 149.
26
bentuk komunikasi yang dilakukan oleh jenjang atas kemudian
mengarahkan informasi kepada jenjang bawah. Pimpinan atau
manajer dalam perusahaan menyampaikan pesan atau informasi
kepada para seluruh anggota organisasi tanpa terkecuali
mengenai pengkoordinasian tugas kerja, informasi atau pesan
tentang organisasi, tujuan organisasi, kebijakan organisasi,
peraturan perusahaan, prosedur operasional standar organisasi.
Informasi yang diterima melalui lisan secara langsung ataupun
lewat media tulis seperti memo, surat atau pun media sosial.
D. Komunikasi ke Atas (Upward Communication)
Pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan atau
dari tingkat yang lebih rendah kepada tingkat yang lebih tinggi.
Semua karyawan dalam suatu organisasi kecuali yang berada
pada tingkatan yang paling atas mungkin berkomunikasi ke atas.
Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk memberikan balikan,
memberikan saran dan mengajukan pertanyaan.19
Informasi atau
pesan yang diberikan dari bawahan atau karyawan kepada tingkat
atasan mereka dalam organisasi. Komunikasi dari bawah ke atas
dirancang untuk menyediakan umpan balik tentang seberapa baik
organisasi telah berfungsi. Bawahan diharapkan memberikan
informasi tentang prestasinya, praktik serta kebijakan organisasi.
Komunikasi dari bawah ke atas dapat berbentuk laporan tertulis
maupun lisan, kotak saran, pertemuan kelompok dan lain
19
Muhammad, Komunikasi Organisasi, h. 116.
27
sebagainya.20
Umpan balik sebagai bentuk reaksi yang diberikan
oleh bawahan kepada jenjang di atasnya dalam bentuk laporan
atau hasil kerja baik secara lisan maupun melalui media tulis.
Menurut peneliti dapat disimpulkan bahwa komunikasi ke atas
yakni informasi yang diturunkan dari kedudukan yang paling
bawah kepada kedudukan yang paling atas dalam organisasi. Para
anggota karyawan memberikan umpan balik akibat dari
komunikasi ke bawah yang diberikan oleh pihak atasan.
Informasi yang disampaikan yakni berupa tanggapan yang
diperoleh kembali dari bawahan kepada atasannya mengenai
penerapan kebijakan dan peraturan suatu organisasi. Umpan balik
diberikan berupa laporan atau informasi mengenai kegiatan tugas
kerja yang dilakukan oleh para bawahannya dalam bentuk media
tulis, buku laporan atau secara lisan dalam organisasi internal.
E. Komunikasi Sejajar (Lateral Communication)
Komunikasi horizontal merupakan aliran komunikasi
kepada orang-orang yang memiliki hierarki yang sama dalam
suatu organisasi, misalnya komunikasi yang terjadi antara
manajer bagian pemasaran dengan manajer bagian produksi atau
antara karyawan bagian produksi dengan karyawan bagian
keuangan.21
Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesan
diantara orang-orang yang sama tingkatan otoritasnya di dalam
organisasi. Pesan yang mengalir menurut fungsi dalam organisasi
20
Sopiah, Perilaku Organisasi (Yogyakarta: Andi Offset, 2008), h.
149. 21
Romli, Komunikasi Organisasi Lengkap, h. 188.
28
diarahkan secara horizontal. Pesan ini biasanya berhubungan
dengan tugas-tugas atau tujuan kemanusiaan, seperti koordinasi,
pemecahan masalah, penyelesaian konflik dan saling memberikan
informasi.22
Metode yang paling umum dari komunikasi
horizontal menurut Muhammad arni adalah melalui rapat-rapat
komite, informasi informal pada waktu jam istirahat, percakapan
telepon, memo dan nota, aktivitas sosial.23
Jadi, dapat ditarik
kesimpulan dari uraian di atas bahwa komunikasi horizontal
merupakan komunikasi yang saling membagikan dan bertukar
informasi dalam pertemuan dilakukan oleh orang-orang dalam
organisasi yang mempunyai kedudukan yang sejajar. Metode
yang digunakan mencakup semua kontak antarpesona baik
melalui komunikasi secara langsung, obrolan, interaksi pribadi,
media tulis seperti catatan, laporan, memo atau melalui media
komunikasi seperti telepon, sms, e-mail, daring media sosial.
Dalam hal ini, mereka saling bergantung, berdiskusi, berkaitan
satu sama lain, bekerjasama, membantu tim mereka, dan
menyelesaikan permasalahan dalam organisasi.
F. Komunikasi Lintas Saluran
Menurut Keith Davis pada tahun 1967 dalam buku
Komunikasi Organisasi karya Pace dan Faules, dikatakan bahwa
komunikasi lintas saluran biasanya terjadi di dalam organisasi,
hal ini muncul karena keinginan pegawai untuk berbagi informasi
melewati batas-batas fungsional dengan individu yang tidak
22
Muhammad, Komunikasi Organisasi, h. 121. 23
Muhammad, Komunikasi Organisasi, h. 123.
29
menduduki posisi atasan maupun bawahan mereka. Mereka
melewati jalur fungsional dan berkomunikasi dengan orang-orang
yang diawasi dan yang mengawasi tetapi bukan atasan dan
bawahan mereka. Mereka tidak memiliki otoritas lini untuk
mengarahkan orang-orang yang berkomunikasi dengan mereka
dan terutama harus mempromosikan gagasan-gagasan mereka.
Namun, mereka memiliki mobilitas tinggi dalam organisasi.
Mereka dapat mengunjungi bagian lain atau meninggalkan kantor
mereka hanya untuk terlibat dalam komunikasi informal.24
Komunikasi lintas saluran termasuk bagian dalam organisasi dan
memiliki akses untuk berkomunikasi serta membagikan pesan
kepada semua saluran dalam organisasi.
G. Jatidiri Perusahaan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata jatidiri
memiliki arti ciri-ciri, gambaran, atau keadaaan seseorang atau
suatu benda, atau kata lain mencerminkan identitas.25
Menurut
Soemarno dalam buku karangannya yaitu Character Building
Membentuk Watak, mendeskripsikan jatidiri adalah siapa diri
anda sesungguhnya. Jatidiri adalah sifat dasar manusia, diri kita
yang asli dari Tuhan.26
Dalam jatidiri perusahaan atau dapat
dikatakan sebagai budaya perusahaan yang memiliki lima prinsip
kemudian ditanamkan dan diimplementasikan dalam kehidupan
24
Pace dan Faules, Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan, h. 197. 25
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 26
Soemarno Soedarsono, Character Building: Membentuk Watak
(Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2002), h. 57.
30
beroganisasi di antaranya adalah kejujuran, disiplin, kompetensi,
bertanggung jawab dan bekerja sama.
Berikut ini merupakan penjelasan konsep dari masing-
masing karakter jatidiri perusahaan:
1. Kejujuran
Kejujuran bekerja adalah ketulusan dan kelurusan hati,
tidak berbohong, dan tidak curang terhadap organisasi. Berbagai
perilaku organisasi dan berbagai perilaku kejujuran dalam bekerja
saling berdampak positif dan berbagai perilaku organisasi hanya
berdampak positif terhadap perilaku kejujuran bekerja di
organisasi. Di pihak yang berlawanan terdapat bermacam
perilaku organisasi yang saling menghambat bekerja dengan jujur
di organisasi.27
Terdapat perilaku organisasi dan perilaku
kejujuran bekerja saling berdampak postif di antaranya
berpengaruh pada kedisiplinan. Kedisiplinan dalam bekerja
cenderung membangun kejujuran dalam pekerjaan untuk
organisasi dan kejujuran sendiri membangun disiplin kerja di
organisasi dan berakumulasi. Jadi, ketaatan pada peraturan dan
tata tertib organisasi membangun ketulusan dan kelurusan hati,
tidak berbohong dan tidak curang terhadap organisasi. Semakin
tulus dan lurus hati, semakin tidak berbohong dan tidak curang
akan semakin taat pada peraturan dan tata tertib organisasi.
Kejujuran merupakan sifat dasar manusia yang sangat disukai
oleh Allah.
27
Bob Waworuntu, Perilaku Organisasi: Beberapa Model dan
Submodel (Jakarta: Yayasan Pusaka Obor Indonesia, 2016), h. 1.
31
Sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an surat At-
Taubah ayat 119:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian
kepada Allah SWT, dan hendaklah bersama orang-orang yang
benar.”
Sebaliknya organisasi yang lemah cenderung para sumber
daya manusia (SDM) memiliki kedisiplinan yang lemah. Tidak
adanya disiplin cenderung SDM menjadi tidak jujur di pekerjaan.
Ketidakjujuran dengan kerja semakin para pekerja tidak disiplin.
Jadi, ketidaktaatan pada peraturan dan tata tertib organisasi
semakin tidak terdapat ketulusan dan kelurusan hati, banyak
berbohong, dan curang terhadap organisasi. Semakin banyak
ketidaktulusan dan ketidaklurusan, kian banyak berbohong dan
curang di pekerjaan akan semakin tidak taat pada peraturan dan
tidak ada tata tertib organisasi. Hal ini berlanjut dan berakumulasi
menghancurkan organisasi.28
Berdasarkan uraian di atas peneliti
dapat menyimpulkan bahwa kejujuran dalam organisasi yakni
memiliki ketulusan, bertutur kata dan berperilaku apa adanya. Hal
ini, juga memiliki keterkaitan jika sumber daya manusianya tidak
jujur maka, akan memiliki tingkat disiplin yang rendah pula.
2. Disiplin
Dalam kehidupan sehari-hari penempatan sikap disiplin
sama halnya sebagaimana dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam Islam. Sifat Disiplin juga merupakan sikap para umat
28
Waworuntu, Perilaku Organisasi: Beberapa Model dan Submodel,
h. 5.
32
muslim dalam menaati peraturan dan apabila melanggarnya
terdapat ganjaran yang setimpal bagi yang melakukannya. Hal ini
seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an Surat Al-Asr ayat 3:
Artinya: “Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling
menasehati untuk kesabaran”.
Disiplin merupakan tindakan manajemen untuk
mendorong para anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai
ketentuan tersebut. Dengan perkataan lain, pendisiplinan pegawai
adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan
membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku karyawan sehingga
para karyawan tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara
kooperatif dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan
prestasi kerjanya. Terdapat dua jenis disiplin dalam organisasi,
yaitu bersifat preventif dan bersifat korektif. Pendisiplinan
preventif adalah tindakan yang mendorong para karyawan untuk
taat kepada berbagai ketentuan yang berlaku dan memenuhi
standar yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, artinya melalui
kejelasan dan penjelasan tentang pola sikap, tindakan, dan
perilaku yang diinginkan dari setiap anggota organisasi
diusahakan pencegahan jangan sampai para karyawan berperilaku
negatif.29
Tujuan dasar dari pendisiplinan preventif adalah untuk
menggerakkan pegawai berdisiplin diri. Dengan cara preventif,
29
Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2008), h. 305.
33
pegawai dapat memelihara dirinya terhadap peraturan-peraturan
perusahaan.30
Pendisiplinan preventif mendorong agar para
karyawan mematuhi prosedur operasional standar yang berlaku.
Selanjutnya, pendisiplinan korektif, jika ada karyawan
yang nyata-nyata telah melakukan pelanggaran atas ketentuan-
ketentuan yang berlaku atau gagal memenuhi standar yang telah
ditetapkan, kepadanya dikenakan sanksi disipliner. Berat atau
ringannya suatu sanksi tentunya tergantung pada bobot
pelanggaran yang telah terjadi. Pengenaan sanksi biasanya
mengikuti prosedur yang sifatnya hierarki.31
Dalam hal ini,
pemberian sanksi kepada para anggota organisasi yang melanggar
peraturan dan ketentuan yang diberlakukan di dalam organisasi.
Pengenaan sanksi tersebut diberikan oleh pimpinan yang
memiliki wewenang. Prosedur tersebut ditempuh dengan dua
maksud, yaitu bahwa pengenaan sanksi dilakukan secara objektif
dan bahwa sifat sanksi sesuai dengan bobot pelanggaran yang
telah dilakukan. Di samping faktor objektivitas dan kesesuaian
bobot hukuman dengan pelanggaran, pengenaan sanksi harus pula
bersifat mendidik dalam arti agar terjadi perubahan sikap dan
perilaku di masa depan dan bukan terutama menghukum
seseorang karena tindakannya di masa lalu. Pengenaan sanksi pun
harus mempunyai nilai pelajaran dalam arti mencegah orang lain
melakukan pelanggaran serupa.
30
Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), h.129. 31
Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, h. 306.
34
Pengenaan sanksi korektif diterapkan dengan
memperhatikan paling sedikit tiga hal. Pertama, karyawan yang
dikenakan sanksi harus diberitahu pelanggaran atau kesalahan
apa yang telah diperbuatnya.32
Pemberian sanksi yang dilakukan
oleh organisasi harus terlebih dahulu memberikan peringatan
kepada anggota organisasi yang melanggar disiplin kerja.
Pegawai yang melanggar disiplin kerja perlu diberikan surat
peringatan pertama, kedua, dan ketiga. Tujuan pemberian
peringatan adalah agar pegawai yang bersangkutan menyadari
pelanggaran yang telah dilakukannya. Di samping itu pula, surat
peringatan tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
memberikan penilaian kondite pegawai.33
Kedua, kepada yang
bersangkutan diberi kesempatan membela diri. Ketiga, dalam hal
pengenaan sanksi terberat, yaitu pemberhentian, perlu dilakukan
“wawancara keluar” pada waktu yang dijelaskan. Dengan
wawancara seperti itu, karyawan diharapkan memahami
meskipun barangkali tetap tidak dapat menerima tindakan
manajemen terhadapnya. Di samping itu karyawan tersebut
meninggalkan organisasi dengan perasaan antipasti sekecil
mungkin terhadap organisasi.34
3. Kompeten
Kompetensi ialah perpaduan keterampilan, pengetahuan,
kreativitas, dan sikap positif terhadap pekerjaan tertentu yang
32
Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, h. 307. 33
Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, h.
131. 34
Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, h. 307.
35
diwujudkan dalam kinerja. Kompetensi merupakan karakter
seorang pekerja yang mampu menghasilkan kinerja terbaik di
banding orang lain. Kinerja orang yang memiliki kompetensi
dalam diri sumber daya manusia dapat dilihat dari sudut pandang:
a) Kesuksesan, yaitu orang yang selalu sukses dalam bidang
pekerjaan tertentu
b) Kreativitas, yaitu orang yang selalu berpikir alternatif dalam
memecahkan masalah dan setiap masalah yang dihadapi dapat
dipecahkan
c) Inovatif, yaitu orang yang mampu menemukan sesuatu yang
baru, misalnya alat kerja baru, metode kerja baru, produk baru
dan sebagainya.
Orang kompeten bukanlah orang yang serba bisa, tetapi
orang yang ahli dalam bidang pekerjaan tertentu. Mereka adalah
orang yang mempunyai keahlian khusus dalam bidang pekerjaan
tertentu dan selalu sukses dalam melaksanakannya.35
Kompetensi
dapat diartikan kemampuan merealisasikan bakat, pengetahuan,
dan kreativitas dalam suatu pekerjaan tertentu yang dilandasi oleh
sikap yang positif terhadap pekerjaan. Sikap positif merupakan
landasan dalam pekerjaan, karena sikap merupakan langkah awal
dalam melaksanakan pekerjaan. Jika seseorang memiliki sikap
negatif terhadap pekerjaan yang akan dikerjakan, mereka tidak
akan berkinerja baik walaupun ia memiliki kompetensi tinggi.
35
Darsono P dan Tjatjuk Siswandoko, Manajemen Sumber Daya
Manusia Abad 21 (Jakarta: Nusantara Consulting, 2011), h. 123-124.
36
Dalam Islam seorang yang berakhlak yang bekerja keras
pasti memiliki rasa giat dalam kegiatan etos kerja dan mengasah
kemampuan yang dimiliki dalam bidangnya sehingga dapat
menyelesaikan pekerjaannya dan membantu orang lain yang
membutuhkan. Sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an surat
Al-Qashash ayat 26:
Artinya: “Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya
bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita),
karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil
untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat
dipercaya".
Standar kompetensi merupakan kesepakatan tentang
kompetensi yang diperlukan untuk suatu bidang pekerjaan oleh
seluruh stakeholder di bidangnya. Dengan dikuasainya standar
kompetensi tersebut oleh seseorang, yang bersangkutan akan
mampu: (1) mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan; (2)
mengelola pekerjaan tersebut agar dapat dilaksanakan; (3)
mengetahui apa yang harus dilakukan jika terjadi sesuatu yang
berbeda dengan rencana semula; dan (4) menggunakan
kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah atau
melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda.36
36
Veithzal Rivai dan Ella Jauvani Sagala, Manajemen Sumber Daya
Manusia untuk Perusahaan: dari Teori ke Praktik (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2009), h. 318.
37
4. Bertanggung Jawab
Tanggungjawab sejati berarti memelihara dengan baik
segala sesuatu di sekeliling kita, siap sedia melakukan segala
sesuatu yang perlu dilakukan. Ini berarti bahwa kita memikul
tanggungjawab bukan atas kewajiban tertentu saja, melainkan
atas setiap aspek dari kehidupan.37
Pekerjaan memberi kita
kesempatan untuk membentuk diri kita sendiri, menyerap nilai-
nilai yang lebih luhur melalui pengalaman kita sehari-hari.
Dengan melakukan pekerjaan dengan sepenuh hati, dengan
pengabdian seutuhnya kepada pekerjaan, kita dapat menghayati
hakekat tanggungjawab. Sebab kita diserahi tanggungjawab
untuk bekerja, mengamalkan bakat, mengabdikan enersi kepada
masyarakat Indonesia.38
Jadi, menurut peneliti tanggungjawab
adalah sesuatu pekerjaan yang dilakukan dengan hati dan siap
menanggung segala risiko apa yang sudah dikerjakan.
Para manajer ditugasi untuk mengupayakan agar tugas-
tugas khusus dilaksanakan secara berhasil. Mereka biasanya
dievaluasi sehubungan dengan betapa baiknya mereka
melaksanakan tugas-tugas demikian. Di samping itu para manajer
juga bertanggung jawab terhadap tindakan-tindakan pihak
bawahan mereka. Sukses atau kegagalan para bawahan
merupakan suatu refleksi langsung tentang keberhasilan atau
kegagalan sang manajer yang bersangkutan. Sesungguhnya
semua anggota suatu organisasi, termasuk di dalammya mereka
37
O.P. Simorangkir, Kesadaran, Pikiran, dan Tanggung Jawab
(Jakarta: Yagrat, 1987), h. 155. 38
Simorangkir, Kesadaran, Pikiran dan Tanggung Jawab, h. 157.
38
yang tidak merupakan manajer (para non-manajer), bertanggung
jawab terhadap tugas mereka masing-masing. Adapun perbedaan
adalah para manajer diminta pertanggungjawaban mereka bukan
saja atas pekerjaan mereka sendiri, tetapi pula untuk pekerjaan
pihak lain.39
Pemimpin dalam organisasi memiliki kewajiban
dalam mempertanggungjawabkan segala perbuatan yang
dilakukan oleh para karyawan dalam perusahaan.
Tanggungjawab juga merupakan nilai-nilai yang terkandung
dalam Islam. Sikap tanggungjawab yang semestinya dilakukan
oleh umat manusia dalam bersedia menanggung segala risiko
yang dilakukan atas apa yang diperbuatnya. Sebagaimana yang
tercantum dalam Al-Qur’an surat surat An-Nisa ayat 58
menjelaskan menjalankan sebuah amanah bagi umatnya:
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan
amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)
apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah
adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
5. Bekerja sama
Dalam Islam menganjurkan untuk melakukan kerjasama
dalam kebajikan dan tidak dianjurkan bekerjasama dalam hal
39
J. Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi ( Jakarta: Prenada
Media Group, 2004), h. 5-6.
39
keburukan. Allah sudah menerangkan sebagaimana yang
tercantum dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 2:
Artinya: “...Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada
Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.
Kerjasama dapat didefinisikan dalam kaitan dengan
seseorang yang bekerja dengan seorang lain atau lebih untuk
mencapai suatu tujuan yang dianggap dapat dibagi. Jika
tujuannya dianggap dapat dibagi, bekerja dengan orang lain untuk
mencapai tujuan itu merupakan perilaku kerjasama. Jika
tujuannya dianggap tidak dapat dibagi, yakni jika dua orang
terlibat tetapi hanya satu yang dapat mencapai tujuan itu, bekerja
untuk pencapaian ekslusif dari tujuan itu.40
Dalam setiap
organisasi dibutuhkan kerja sama antar individu untuk mencapai
suatu tujuan. Setiap aktivitas ataupun kegiatan yang dilakukan
oleh individu maupun organisasi yang didasarkan pada
40
Pareek, Perilaku Organisasi: Pedoman ke Arah Pemahaman
Proses Komunikasi Antar Pribadi dan Motivasi Kerja, h. 188.
40
perencanaan yang matang atas seluruh input dan proses yang ada
dalam organisasi merupakan titik awal untuk meraih output yang
optimal.41
Kerjasama dapat ditegaskan berkenaan dengan
keinginan untuk memaksimumkan hasil bagi semua orang yang
terlibat, berkenaan dengan pemerolehan kepuasan atas prestasi
menyeluruh, dan gabungan antara kepuasan prestasi perorangan
dengan kepuasan prestasi bersama.42
Fungsi-fungsi kerjasama di antaranya mengembangkan
kebersamaan, ide-ide penyelesaian alternative, saling mendukung
dan memperkuat, sinergi, tindakan kolektif, dan menambah
keahlian.43
Peran kerjasama di antaranya dalam membantu
pembinaan hubungan kebersamaan dan pengakuan atas kekuatan
masing-masing (sumbangan yang dapat diberikan oleh orang
lain), penerimaan sumbangan ini, dan memaksimumkan
sumbangan orang-orang. Hubungan seperti itu membantu
organisasi dan orang-orang untuk mengembangkan rasa saling
hormat, dan saling menerima dalam konteks kerja.44
Dalam suatu
hubungan kerjasama, orang-orang saling merangsang
pembentukan ide-ide, pemikiran masalah, dan ancangan-
ancangan serta pemecahan alternative. Pengambilan putusan
dipermudah jika tersedia beberapa alternatif. Hubungan
kerjasama memainkan peran emosional yang berarti. Hubungan
41
Ida Nuraida, Manajemen Administrasi Perkantoran (Yogyakarta:
Kanisius, 2008), h. 17. 42
Pareek, Perilaku Organisasi: Pedoman ke Arah Pemahaman
Proses Komunikasi Antar Pribadi dan Motivasi Kerja, h. 187. 43
Pareek, Perilaku Organisasi: Pedoman ke Arah Pemahaman
Proses Komunikasi Antar Pribadi dan Motivasi Kerja, h. 188. 44
Pareek, Perilaku Organisasi: Pedoman ke Arah Pemahaman
Proses Komunikasi Antar Pribadi dan Motivasi Kerja, h. 192.
41
itu memperkuat usaha para anggota untuk saling membantu.
Dalam hubungan kerjasama menghasilkan sinergi. Ini merupakan
pelipatgandaan bakat dan sumber daya yang tersedia dalam
kelompok itu. Karena rangsangan terus-menerus, ide-ide yang
dihasilkan dalam kerjasama mungkin jauh lebih besar daripada
jumlah ide yang masing-masing dapat disumbangkan secara
perorangan. Selanjutnya fungsi mengembangkan tindakan
kolektif yakni jika orang-orang bekerja sama dalam suatu
kelompok atau suatu tim, keikatan mereka kepada tujuan akan
meningkat, dan keberanian mereka untuk mempertahankan tujuan
itu dan mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan jauh lebih
tinggi lagi. Seseorang merasakan adanya kekuatan beberapa
orang yang mendukungnya jika ia hendak mengajukan segi
pandangannya. Hal ini membangkitkan kekuatan dan keberanian
yang lebih besar, dan meningkatkan tindakan kolektif.
Cartwright dan Zander, dalam meringkas penelitian milik Deutch
memberikan kesimpulan pokok bahwa kerjasama memberikan
hasil yang jauh lebih tinggi kepada organisasi dibenarkan dalam
kebanyakan telaah dalam survei. Kerjasama meningkatkan
komunikasi jadi lebih baik dan koordinasi usaha, meningkatkan
suasana persahabatan jadi lebih hangat dan kebanggaan atas
kelompok sendiri.45
45
Pareek, Perilaku Organisasi: Pedoman ke Arah Pemahaman
Proses Komunikasi Antar Pribadi dan Motivasi Kerja, h. 195.
42
43
BAB III
GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN
A. Cikal Bakal PT Usaha Gedung Mandiri
Sejarah pendirian Gedung Wisma Mandiri sebelumnya
bernama Gedung Bank Dagang Negara ditandai dengan
perjalanan yang cukup penting yaitu perencanaan dan
pemacangan tiang pertama dilakukan oleh presiden Republik
Indonesia pertama, Ir. Soekarno pada tanggal 25 Maret 1964 dan
peresmian gedung dilaksanakan oleh presiden ke-dua Republik
Indonesia, Soeharto pada tanggal 30 Agustus 1969.
Gedung Wisma Mandiri didirikan dalam 2 tahap, awalnya
pada tahun 1964, pembangunan Wisma Mandiri dimulai diatas
lahan 8.400 m2 yang struktur dan kerangka betonnya diselesaikan
11 lantai dari rencana 17 lantai. Kemudian tahun 1968
dilanjutkan dengan pekerjaan pengadaan fasilitas mekanikal,
elektrikal dan interior hingga selesai pada tahun 1969.
Beberapa tahun kemudian, pada tanggal 11 April 1984
bangunan perkantoran ini diperluas dengan sebuah gedung baru
berlantai 26 dengan total luas 21.000 m2. Dengan selesainya
pembangunan gedung yang baru, maka gedung yang pertama
diberi nama Gedung Wisma II.1 Sampai saat ini, kantor pusat ini
pun tetap berdiri kokoh dan masih beroperasi yang berlokasi di
jalan MH. Thamrin No. 5, Jakarta Pusat.
1 https://www.ptugmandiri.com/prod/company/#our-history diakses
pada 05 Juli 2018 pukul 07:35 Wib.
44
Gambar 3.1
Perencanaan dan Pemancangan Tiang Pertama oleh Presiden
Pertama Ir. Soekarno
Sumber: www.ptugmandiri.com
B. Sekilas Tentang PT Usaha Gedung Mandiri
PT Usaha Gedung Mandiri sebelumnya bernama PT
Usaha Gedung Bank Dagang Negara didirikan pada tanggal 29
oktober 1971 dengan bidang usaha Property khususnya Office
Rental. Pada awalnya merupakan perusahaan Penanaman Modal
Asing (PMA) Joint Venture dengan AMCO ASIA yang didirikan
pada tahun 1964. Sejak tahun 1971 berubah menjadi perusahan
Penanaman Modal Dalam Negeri karena seluruh sahamnya di
miliki PT Bank Dagang Negara (Persero).
45
Gedung pertama yang dimiliki dikenal dengan nama
Gedung Bank Dagang Negara. Setelah berubah nama menjadi PT
Usaha Gedung Mandiri pada tahun 2012, bisnis perusahaan
dikembangkan pada jasa penunjang bisnis Bank, dengan tetap
konsisten dan fokus pada bidang usahanya. Dengan upaya
konsolidasi internal perusahaan dan mengembangkan market,
diperoleh pertumbuhan signifikansi aset perusahaan yang dimulai
pada tahun 2011 dengan kenaikan rata-rata per tahun sebesar
26,4%. Sebelumnya tercatat pertumbuhan asset sepanjang tahun
2004 s.d 2011 rata-rata per tahun hanya sekitar 4,2%
Ruang lingkup bisnis PT. Usaha Gedung Mandiri terdiri
atas 4 bidang usaha utama yaitu:
1. Building Management
2. Construction dan Interior
3. Property dan Rental
4. Cash Management
Persaingan usaha yang semakin kompetitif telah
mendorong PT Usaha Gedung Mandiri mulai mengembangkan
bisnis jasa lainnya yang terkait dengan industri perbankan.
Berikut adalah bisnis yang dikembangkan sejak tahun 2011:
1. Jasa Cash Replenisment (CR)
2. Jasa First Level Maintenance (FLM)
3. Jasa Second Level Maintenance (SLM)
46
4. Pengembangan System Integrator, Document Management,
dan ATM Leasing
5. Cash In Transit (CIT)
Keberhasilan pengembangan bisnis baru tidaklah terlepas
dari perhatian PT Usaha Gedung Mandiri dalam penyiapan
sumber daya manusia yang kompeten. Dalam menghadapi trend
jasa penunjang bisnis Bank yang berbasis Information
Technology, PT UG Mandiri telah mengambil langkah strategis
yakni dengan melakukan Transformasi Organisasi dan sumber
daya manusia yang dimulai pada bulan September 2016.
Pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan menjadi perhatian
utama jajaran manajemen dengan menjalankan kebijakan
operasional perusahaan berdasarkan “Prinsip Kehati-hatian” dan
“Tata Kelola Perusahaan yang Baik”.
Saat ini kantor Regional Bisnis Cash Management dan
Building Management PT Usaha Gedung Mandiri telah tersebar
di beberapa kota besar di seluruh wilayah Indonesia. Di
antaranya adalah Jakarta, Bekasi, Bintaro, Depok, Bogor,
Serang, Bandung, Semarang, Solo, Surabaya, Sidoarjo, Gresik,
Malang, Denpasar, Medan, Pangkal Pinang, Jambi, Palembang,
Bandar Lampung, Batam, Balikpapan, Samarinda, Makassar,
dan Gorontalo.Bisnis terbaru yang dikembangkan oleh
perusahaan pada tahun 2017 adalah Mandiri Mansion, yaitu
Apartment Service yang dikombinasikan dengan ruang
perkantoran di Jalan Kertajaya, Surabaya.2
2 Buku Panduan Company Profile
47
C. Visi dan Misi PT Usaha Gedung Mandiri
Visi perusahaan yang berpengalaman di bidang jasa
penunjang operasional perbankan, PT Usaha Gedung Mandiri
mengutamakan jasa dan layanan kepada costumer utamanya
yaitu, Bank Mandiri dan anak-anak perusahaan terkait. Dalam
rangka memberikan arah perusahaan mencapai tujuannya,
perseroan telah menetapkan visi, yakni “Menjadi perusahaan
penyedia jasa penunjang operasional perbankan yang handal dan
terkemuka di Indonesia”. Misi PT Usaha Gedung Mandiri
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akselerasi bisnis ke depan
ynag menuntut kecepatan dan kehandalan dalam segala aspek,
selain kewajiban perusahaan terhadap kepedulian kepada
masyarakat dan lingkungan. Misi perusahaan yang berkembang
dengan “bisnis driven” untuk memberikan keuntungan bagi
stakeholder dan manfaat bagi lingkungan dengan:
1. Menyediakan “One Stop Bank Shared Service” dengan
mengedepankan profesionalisme dan Good Corporate
Governance.
2. Mengadopsi metode dan teknologi baru yang relevan untuk
menjamin kecepatan layanan dan jawaban tantangan di masa
depan,
3. Menyediakan infrastruktur yang handal dengan
memperhatikan keamanan dan kenyamanan.
48
4. Mendukung program pemerintah di dalam membangun
kesejahteraan masyarakat dan pengelolaan lingkungan hidup
melalui program Corporate Sosial Responsibility (CSR).
D. Logo PT Usaha Gedung Mandiri
Gambar 3.2
Sumber: www.ptugmandiri.com
Logo PT UG Mandiri memiliki bentuk segi empat sama sisi
yang bermakna sebagai sebuah bangunan, di sisi atas bertuliskan
UG yang memiliki histori berawal dari pengelolaan Gedung dan
Mandiri sebagai bentuk kerjasama antara PT Usaha Gedung dan
Bank Mandiri, Usaha Gedung (UG) ini tidak dapat dipisahkan.
Sejak awal pembangunan gedung para karyawan Bank Mandiri
baik yang masih bekerja maupun yang sudah pensiun tetap
memiliki keterkaitan dengan sahamnya. Selogan Serve you Better
memiliki arti sebagai sebuah perusahaan jasa akan memberikan
pelayanan yang terbaik bagi konsumennya.
49
E. Media Sosial PT Usaha Gedung Mandiri
Gambar 3.3
Website Resmi PT. UG Mandiri
Sumber: www.ptugmandiri.com
E-mail : [email protected], [email protected]
50
F. Struktur Organisasi PT Usaha Gedung Mandiri
Tabel 3.1
Struktur Organisasi PT Usaha Gedung Mandiri
Sumber: Company Profile PT UG Mandiri
G. Cash Management
PT. Usaha Gedung Mandiri memulai bisnis di bidang
Cash Management ATM pada tahun 2011 yaitu bisnis di bidang
jasa Cash Replenishment (CR) dan First Level Maintenance
(FLM) ATM. Seiring dengan berjalannya waktu, bisnis di bidang
51
Cash Management terus berkembang, kemudian pada saat ini
telah mengelola lebih dari 2500 mesin ATM dan didukung oleh
25 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.
Pada tahun 2015 PT UG Mandiri telah melakukan
ekspansi usaha yang masih terkait dengan pengelolaan ATM,
yaitu di bidang Second Level Maintenance ATM khusus untuk
ATM merek Diebold. Pada saat ini, telah mengelola sebanyak
1.782 Mandiri ATM merek Diebold dengan didukung oleh
layanan call center 24 jam dan 25 service point yang tersebar di
seluruh Indonesia.3
Gambar 3. 4
Tim Pengisian ATM Cash Management
Sumber: www.ptugmandiri.com
3 Buku Panduan Company Profile
52
H. Tugas dan Fungsi Unit Kerja Cash Management
1. Cash Replenishment (CR)
CR Merupakan jenis layanan yang meliputi pengisian uang
di mesin ATM, monitoring cash remain, forecasting cash
replenishment dan cash processing (penyortiran uang). Layanan
Cash Replenishment, didukung dengan tenaga profesional yang
secara berkala mengikuti pelatihan, baik yang diadakan oleh
internal maupun yang diadakan oleh pihak ketiga, seperti yang
diadakan oleh Bank Indonesia. Layanan Cash Replenishment juga
ditunjang oleh peralatan mesin sortir dan mesin hitung uang yang
sesuai dengan standar Bank Indonesia, serta sistem & prosedur
yang tepat sehingga memberikan jaminan untuk pencapaian SLA
Up Time yang ditentukan oleh Bank pemberi jasa. Pada tahun
2012 mendapatkan Best Third Party Cash Forecasting ATM dari
Bank Mandiri.
2. First Level Maintenance (FLM)
FLM Merupakan jenis layanan pengelolaan ATM yang
meliputi monitoring problem ATM, perawatan serta perbaikan
mesin ATM tingkat pertama. Untuk menjawab tuntutan SLA Up
Time 100%, secara berkesinambungan tenaga FLM mengikuti
training maintenance ATM, baik yang diselenggarakan oleh
internal maupun yang diselenggarakan oleh Bank Mandiri atau
oleh vendor mesin ATM, sehingga memiliki tenaga-tenaga FLM
yang handal dan profesional. Pada tahun 2012, mendapatkan Best
Third Party Performance ATM dari Bank Mandiri.
53
3. Second Level Maintenance (SLM)
SLM Merupakan jenis layanan untuk penanganan
perbaikan mesin ATM tingkat lanjut yang didukung dengan
layanan call service 24 jam dan engineer yang sudah
berpengalaman, sehingga dapat memberikan layanan yang prima
untuk mendukung pencapaian SLA Up Time 100%. Beroperasi
awal tahun 2014, dalam menjalankan operasionalnya SLM PT.
UG Mandiri didukung oleh engineer yang berpengalaman dan
layanan call center 24 jam. PT. UG Mandiri didukung oleh
principle ATM untuk jaminan ketersediaan Genuine Sparepart
maupun pengembangan atau upgrade Software ATM.
Wireless Connection merupakan jenis layanan jaringan
komunikasi data nirkabel yang meliputi pemasangan dan
pemeliharaan perangkat untuk mesin ATM, Banking Mobile Unit,
Mobile Kios, E-toll Server, dan Backup Link Kantor Cabang.
Perangkat tersebut mempunyai tingkat reliabelitas dan
fleksibilitas yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai solusi
alternatif untuk pengganti jaringan komunikasi yang telah ada
seperti V-SAT dan Leased Line. Document Management
merupakan jenis layanan pengelolaan dokumen yang meliputi
alih media dokumen fisik ke dokumen digital sampai dengan
pengelolaan penyimpanan dokumen. Berikut jenis layanan
pengelolaan dokumen:
1. Indexing (klasifikasi / pengelompokan data)
2. Digitizing (perekaman data dokumen fisik dan alih media
menjadi digital)
3. Storage (Penyimpanan data)
54
4. Retrieval (Penemuan data kembali )
5. Disposal (Pemusnahan dokumen yang telah memasuki masa
retensi)
Dengan didukung sistem aplikasi berbasis web, client
dapat dengan mudah mengakses file yang diinginkan melalui PC
dengan tingkat akses yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan
client. Seluruh pemrosesan dokumen mulai dari indexing,
digitizing hingga storage dilakukan dengan berpedoman secara
sistemik dan dengan SOP yang baik sehingga dapat memberikan
Quality Assurance kepada client dalam hal keamanan,
kerahasiaan dan kerapihan pengelolaan dokumen.4
Gambar 3.5
Cash Management
Sumber: www.ptugmandiri.com
4
https://www.ptugmandiri.com/prod/company/#our-history diakses
pada 16 November 2018 pukul 19.00 Wib.
55
I. Struktur Organisasi Cash Management Regional Bintaro
Tabel 3.2
Struktur Organisasi PT UG Mandiri Regional Bintaro
Sumber: Data PT UG Mandiri Regional Bintaro
56
J. Jatidiri Cash Management Regional Bintaro
Prinsip-prinsip jatidiri dalam organisasi PT UG Mandiri
Regional Bintaro yang di antaranya adalah kejujuran, disiplin,
kompeten, bertanggung jawab dan kerjasama. Prinsip-prinsip
jatidiri tersebut merupakan hasil turunan budaya perusahaan yang
berasal dari kantor pusat yang berlokasi di Wisma Mandiri II,
Lantai 12 Jl. MH. Thamrin No.5, Jakarta Pusat. Sebagaimana
dalam kutipan wawancara dengan Manajer Regional Bintaro
“Jatidiri perusahaan yakni turunan dari pusat dan sama seperti
Regional lainnya. Jadi jatidiri itu jatidirinya UG Mandiri, sebagai
budaya perusahaan. Budaya perusahaannya itu beriman yaitu
bersih, ramah, aman dan nyaman. Jatidiri yaitu insan dari UG
Mandiri”.5 Maka, PT UG Mandiri tercermin dari budaya
perusahaan yang di dalamnya pemimpin dan para karyawannya
mengedepankan prinsip kejujuran, disiplin, kompeten,
bertanggung jawab dan kerjasama sehingga di dalamnya tercipta
suasana yang bersih, ramah, aman dan nyaman.
Sebagaimana prinsip jatidiri atau budaya perusahaan juga
diterapkan disemua cabang Cash Management Offices yang
tersebar disejumlah wilayah di Indonesia. Di antaranya Regional
Jakarta, Regional Surabaya, Regional Bandung, Regional Medan,
Regional Bogor, Regional Semarang, Regional Palembang,
Regional Denpasar, Regional Makassar, Regional Batam,
Regional Balikpapan, Regional Solo, Regional Pangkal Pinang,
5
Wawancara pribadi dengan Muslam Subagyo Manajer PT UG
Mandiri Regional Bintaro, Tangerang Selatan 19 Oktober 2018.
57
Regional Kendari, Regional Bekasi, Regional Gresik, Regional
Samarinda, Regional Depok, Regional Serang, Regional
Gorontalo. Regional Sidoarjo, Regional Lampung, Regional
Malang, Regional Jambi.
Gambar 3.6
Sebaran Kantor Cash Management PT UG Mandiri
di Sejumlah Wilayah Indonesia
Sumber: www.ptugmandiri.com
58
59
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Pola Komunikasi Organisasi Pengelolaan ATM dalam
Menerapkan Jatidiri di PT UG Mandiri Regional Bintaro
1. Pola Komunikasi
Pola komunikasi yang diterapkan di PT UG Mandiri
Regional Bintaro dalam bidang jasa Cash Management
menerapkan pola roda dan pola semua saluran atau bintang. Pada
PT UG Mandiri Regional Bintaro melakukan pola roda ketika
pemimpin atau seorang manajer menyampaikan informasi atau
pesan kepada seluruh anggota organisasi tanpa terkecuali. Seperti
prinsip jatidiri dengan cara menyampaikan informasi hanya dari
pusat yakni dari seorang pemimpin dan mengadopsi pola semua
saluran atau bintang saat pengaplikasikan kegiataan kerja. Pola
semua saluran atau bintang ini dilakukan ketika anggota
organisasi melakukan tugasnya saat menyampaikan pesan kepada
tim pengisian ATM atau anggota lain yang memiliki keterkaitan
dalam penugasan sebagai kekompakkan organisasi.
Pada pola roda pemimpin memiliki fungsi mengirimkan
pesan dan menerima umpan balik kembali informasi yang
disampaikan kepadanya. Dalam pola roda yakni seorang manajer
atau pemimpin sebagai pusat dalam membuat rencana, mengatur,
memimpin, mengendalikan pelaksanaan kegiatan dan sebagai
pengawasan suatu kinerja tim para anggota organisasi. Manajer
PT UG Mandiri Regional Bintaro menyampaikan tugas yang
60
akan dilakukan hari ini untuk pengisian ATM sektor kawasan
Regional Bintaro di antaranya Bintaro, Pamulang, Ciputat, Ceger,
Ciledug, Karawaci, Balaraja, Mauk, Poris, Bandara, dan ada
sekitar 21 lainnya. Memberikan informasi atau pesan kepada para
koordinator masing-masing divisi dan menyeluruh kepada
anggota para organisasi kemudian mengadakan evaluasi kinerja
hari kemarin. Ketika A menjadi pusat atau pemimpin dan
mengalirkan informasi kegiatan rencana kerja, kinerja SLA
(Standar Level Agreement) Up Time atau target waktu yang
diharuskan dalam mengisi sebuah ATM baik dalam kondisi
normal atau sedang dalam keadaan gangguan. Kemudian
pemberian tugas agar tidak terjadi selisih dalam bekerja. Artinya,
data yang dimiliki oleh mesin ATM sama besar dan memiliki
kecocokan dengan data yang dimiliki oleh tim verifikator.
Penugasan instruksi kerja, infomasi, dan kelima prinsip jatidiri
yang harus ditanamkan serta diterapkan. Kebijakan dan aturan
tersebut disampaikan kepada seluruh anggota atau divisi seperti
ke anggota B, C, D dan E. Hal demikian juga dapat dilakukan
umpan balik oleh anggota B, C, D dan E dapat bertukar informasi
kepada si A atau manajer.
Berbeda dalam praktiknya secara teknis penyampaian
pesan atau informasi kepada anggota lainnya mengadopsi pola
semua saluran atau bintang yaitu semua anggota organisasi dapat
mempengaruhi anggota lainnya dalam menyampaikan dan
berbagai informasi sehingga kegiatan tatakelola perusahaan dapat
berjalan secara optimum sesuai dengan target SLA yang
61
ditentukan oleh perusahaan. Ketika mendapatkan instruksi kerja,
arahan, memerlukan bantuan divisi lainnya saat tidak dapat
ditangani atau dikerjakan oleh tim itu sendiri, memiliki kendala
masalah maka anggota B dapat berinteraksi dengan mengirim
pesan kepada anggota E, atau anggota A dapat berkomunikasi
dengan anggota C, D dapat bertukar infomasi dengan B. Hal, ini
sebagaimana seperti halnya dalam pola saluran bintang yakni
semua anggota organisasi dapat saling terhubung dan
mempengaruhi satu sama lainnya untuk satu tujuan bersama.
2. Komunikasi ke Bawah (Downward Communication)
Komunikasi ke bawah yang dilakukan berisi informasi
atau pesan mengenai hal apa saja yang harus dilakukan misalkan
mengatur jadwal pengisian ATM sehingga berjalan dengan
teratur, berapa banyak uang yang harus diambil dari Bank
Indonesia dan mengisikan saldonya ke masing-masing sektor
ATM yang berada di Regional Bintaro sesuai dengan prediksi-
prediksi dapat dilihat dari statistik yang dimiliki mereka. Prediksi
ini nantinya juga dapat berpengaruh pada jumlah uang yang akan
lebih banyak dipenempatan hari-hari besar seperti saat Hari Raya
Idul Fitri, Hari Raya Natal, Tahun baru Masehi, Tahun Baru
Imlek, dan hari besar lainnya. Maka, dibutuhkan perkiraan uang
yang akan diisi ke masing-masing sektor ATM. Hal ini memiliki
tujuan agar tidak terjadi cash out atau uang habis dikarenakan
dapat merugikan perusahaan seperti dikenakan denda dan
mengalami pinalti. Kemudian, cara tatakelola kerja seperti
62
kaidah-kaidah tentang kinerja kerja yang harus dicapai agar
memenuhi target SLA yang telah ditentukan.
Gambar 4.1. Agenda Kerja dan kinerja SLA Up Time
Regional Bintaro
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Para anggota organisasi yang bekerja sesuai dengan SLA
Up time yang berlaku, apabila dapat menjaga SLA dan
meningkatkannya dapat memperoleh timbal balik bagi para
pekerja seperti pemberian insentif sehingga karyawan merasa
dihargai dan memiliki semangat kerja yang tinggi. Pembayaran
tunjangan sebagai insentif yakni kenaikan gaji yang diberikan
perusahaan kepada seorang karyawan berdasarkan pada
63
kinerjanya sendiri.1 Insentif yang didapat jika memenuhi standar
SLA yang ditetapkan dan dapat dicapai oleh Regional Bintaro
maka akan mendapatkan Rp. 5.000.000,00 peregional hal ini
sebagai tanda bahwa keberhasilan suatu cabang dalam
pencapaian target kerja. Jadi, melalui komunikasi anggota
organisasi mampu memahami akan kesadaran-kesadaran fungsi
dan perannya masing-masing karyawan. Selanjutnya, sadar akan
hak dan kewajiban yang dituangkan dalam jatidiri. Jadi, kalau
jatidiri itu sudah dilaksanakan akan berdampak pada kinerja atau
produktivitas dari Regional.
Gambar 4.2. Briefing membahas kegiatan harian operasional
kerja dan mengingatkan jatidiri dipimpin oleh Manajer
Sumber: Dokumen Pribadi
1 Supriyanto, Manajemen Sumber Daya Manusia: Edisi Kesembilan
Jilid 2 (Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia, 2005), h. 124.
64
Informasi yang disampaikan pemimpin melalui surat yang
berasal dari pusat atau manajemen puncak disampaikan kembali
oleh manajer melalui forum komunikasi kepada para pegawai
pada saat briefing yang dilaksanakan tiga hari dalam sepekan
yakni hari senin, rabu dan jumat. Selanjutnya, hari selasa dan
jumat dilakukan komunikasi formal seperti pertemuan antarunit
divisi membahas lebih tajam dan detail mengenai bahasan
tatakelola pekerjaan dan pemecahan masalah yang tidak bisa
diatasi oleh tim maka, dapat dikonsultasikan kepada Manajer.
Briefing dilakukan pada hari senin, rabu dan jumat
dilakukan setiap pagi saat akan memulai pekerjaan. Diawali
dengan doa dan dipimpin langsung oleh manajer, para
koordinator masing-masing divisi seperti koordinator Cash
Replenishment, First Level Maintenance, koordinator Security,
dan anggota organisasi lainnya yang ditugaskan setiap harinya.
Komunikasi ke bawah yang dilakukan di antaranya absensi
karyawan pada setiap hari kerja. Tujuannya mengetahui jumlah
bagian pada hari itu. Maka, manajer dapat mengambil langkah-
langkah apabila ada karyawan yang tidak hadir dengan
melakukan tindakan penggantian karyawan. Sehingga, tim
pengisian ATM selalu komplet saat terjun ke lapangan.
Komunikasi yang dilakukan antarunit seperti Manajer
melakukan pertemuan dan rapat dengan tim Cash Replenishment
dan dihadiri juga tim scheduler karena ada keterkaitannya
kemudian memberikan kertas panduan yang berisi tentang
operasional kerja seperti membicarakan mengenai langkah-
65
langkah yang harus dilakukan saat mentransaksi jumlah saldo
uang. Urutan tata kerja yang harus dilakukan Cash Replenishment
dalam mengambil data dari sebuah ATM, bagaimana harus
mengisi ATM, mengambil EJ (Elektrik Jurnal) atau rekaman dari
transaksi nasabah. Informasi tersebut sudah dilakukan dengan
lisan secara berulang dan didukung juga oleh media tulis seperti
catatan, lembaran kertas, memo, buku panduan. Sehingga, dengan
mudah dipraktekkan di lapangan dan tidak mudah lupa.
Gambar 4.3 Komunikasi yang dilakukan Antarunit
membahas kegiatan kerja Cash Replenishment
Sumber: Dokumen Pribadi
Komunikasi yang terjadi selain tatap muka baik dan
melalui media secara lisan maupun tertulis seperti surat, catatan,
memo, buku panduan yang dilakukan oleh para anggota
66
organisasi, di era digitalisasi PT UG Mandiri Regional Mandiri
didukung oleh alat komunikasi yang bernama “cup”. Alat
komunikasi ini, diberikan kepada anggota organisasi dan dapat
dipergunakan sebagai penghubung ke antarsesama anggota
organisasi. Cup sebagai satu layanan provider yang jika
dilakukan komunikasi oleh sesama anggota yang sudah
terhubung tidak dibebankan biaya atau tidak berbayar. Tidak
hanya layanan telepon bebas pulsa, layanan pesan singkat pun
juga diperlukan dalam komunikasi. Selain itu, komunikasi
dilakukan melalui daring media sosial seperti whatsapp, e-mail,
semua dapat saling terhubung satu sama lain. Semua alat
komunikasi yang digunakan sebagai bentuk mengendalikan
kegiatan kerja dan agar semakin mudah dalam berkomunikasi.
Di sisi lain, penghubung komunikasi lainnya yang juga
sama pentingnya bernama ATM Net yakni laman web yang
dimiliki vendor ATM dan diberikan oleh pihak Bank Mandiri.
Hal demikian, menunjang dan mempermudah pekerjaan anggota
organisasi dan dapat mengaksesnya melalui jaringan telepon
seluler sehingga dapat memantau kondisi ATM setiap waktunya.
ATM Net berfungsi menggambarkan secara langsung apakah
mesin ATM itu berfungsi dengan baik atau tidak, mengetahui
berapa jumlah saldo terakhir, dapat mengetahui penyebab ATM
dalam keadaan online atau pun offline, dan mengetahui apakah
memiliki gangguan atau tidak. Masalah gangguannya dapat
seperti uang tersangkut, mati listrik sehingga menyebabkan
keadaan down atau buruk. Semua keadaan ATM terkini dapat
67
tergambar dengan jelas melalui ATM Net. Hal ini, tentu dapat
mempermudah tim First Level Maintenance atau anggota
organisasi yang saat itu bertugas untuk dapat terjun langsung ke
lokasi sehingga dapat segera diperbaiki.
Gambar 4.4 ATM NET Komunikasi Berbasis Web
Sumber: Laman Resmi PT UG Mandiri Regional Bintaro
3. Komunikasi ke Atas (Upward Communication)
Dalam komunikasi ke atas, yang dilakukan jika ada
kekurangan dalam bekerja, Manajer melakukan pemanggilan
kepada anggota karyawan sebagai perbaikan mental diri agar
lebih baik. Pemanggilan yang dilakukan biasanya seputar sumber
68
daya manusia (SDM) para karyawan terhadap pekerjaan dalam
menerapkan jatidiri. Misalnya, ada kekurangan di dalam
melaksanakan jatidiri perusahaan seperti tidak disiplinnya
anggota organisasi mengenai masalah kehadiran atau absensi
dalam menjalankan pekerjaan maka, akan dilakukan pemanggilan
dan diberikan arahan yang membangun untuk para karyawan.
Jika ada para karyawan yang mulai membandel maka juga akan
dipanggil untuk membicarakan hak dan kewajiban dalam bekerja.
Hal ini, tentu merupakan umpan balik dari komunikasi ke atas
yang dilakukan oleh para anggota organisasi. Selain itu
komunikasi yang dilakukan Manajer kepada Direksi pemimpin
perusahaan dalam mengatur tatakelola pekerjaan juga
dilaksanakan minimal satu kali sehari dalam memantau kegiatan.
Direksi melakukan komunikasi kepada Manajer melalui media
telepon. Bahkan jika perusahaan sedang dalam keadaan posisi
terpuruk tingkat SLAnya maka, akan selalu diingatkan melalui
komunikasi dan tak lupa melakukan pengawasan secara langsung
untuk memberikan arahan-arahan tiap Regional. Selain itu,
komunikasi ke atas yang dilakukan oleh para karyawan adalah
memberikan umpan balik kepada atasan dengan menyerahkan
hasil laporan kerja, memberikan pendapat atau masukkan kepada
sebuah permasalahan, dan kepentingan lainnya yang mendukung
pekerjaaan seperti meminta tanda tangan atasan untuk pekerjaan.
Media atau sarana yang dilakukan para karyawan untuk
menyampaikan komunikasi ke atas dengan lisan atau verbal
maupun dengan media sosial seperti memberikan hasil laporan
kegiatan melalui grup whatsapp, telepon, atau jaringan pribadi.
69
Berikut merupakan dokumentasi yang diambil saat
karyawan melakukan komunikasi kepada Manajer
Gambar 4.5 Karyawan melakukan komunikasi ke atas
dengan Manajer ketika memberikan laporan hasil kegiatan
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 4.6. Karyawan melakukan komunikasi ke atas
dengan meminta tanda tangan laporan
Sumber: Dokumen Pribadi
70
4. Komunikasi Sejajar (Lateral Communication)
Gambar 4.7 Komunikasi dilakukan antarsesama karyawan
Sumber: Dokumen Pribadi
Para anggota organisasi saling bekerjasama membutuhkan
satu sama lain dalam proses pekerjaan. Komunikasi horizontal
bersifat koordinatif di antara mereka yang memiliki posisi
sederajat, baik di dalam satu departemen maupun di antara
beberapa departemen.2 Misalnya seperti ketika ingin
mengkomunikasikan tentang pengisian uang ke dalam mesin
ATM maka tim Cash Replenishment akan selalu memiliki
keterkaitan dengan tim Scheduler. Memimpin bagaimana orang
lapangan melakukan pekerjaannya seperti tim Scheduler yang
berada di kantor berkomunikasi dengan tim Cash Replenishment
yang ada di lapangan dalam mentransaksikan uang melalui media
telepon atau media sosial. Saat akan mentransaksikan uang tim
2 Purwanto, Komunikasi Bisnis Edisi Ketiga, h. 42.
71
Cash Replenishment meminta persetujuan dengan tim Scheduler
berapa jumlah saldo yang ingin ditransaksikan. Kemudian, tim
Scheduler menghubungkan data ke komputer ATM yang akan
diisi oleh tim CR, kemudian ketika status transaksi sudah sukses,
berarti pengisian ATM sudah berhasil dilakukan. Kemudian, jika
mengalami masalah dalam mesin ATM, maka pengkoordinasian
kerja kepada unit First Level Maintenance yang bertugas
menanganinya akan segera tiba di sektor ATM tersebut.
Selain memberikan informasi kegiatan dan rencana
kegiatan kesesama anggota organisasi, fungsi dari komunikasi
tingkat horizontal ini memiliki peran dalam pengkoordinasian
penugasan kerja. Misalnya, saat penjadwalan kerja sudah
ditentukan di antaranya satu tim terdiri dari petugas Cash
Replenishment, First Level Maintenance, Petugas Keamanan,
Pengemudi dan Satuan Kepolisian. Jika salah satu dari tim
anggota pengisian ATM ada yang tidak bisa hadir seperti petugas
keamanan atau security. Maka, anggota organisasi dari security
tersebut melapor terhadap koordinatornya sehingga dengan
kesigapan segera mengambil langkah anggota security lainnya
yang sedang berlibur dapat digantikan posisinya sementara.
Sehingga, tim pengisian komplet sesuai dengan prosedur
operasional standar yang berlaku di PT UG Mandiri Regional
Bintaro. Contoh lainnya, jika ada satuan kepolisian yang tidak
bisa hadir saat hari kerja maka dilakukan pengamanan ganda oleh
tim security. Hal ini, merupakan peran komunikasi tingkat sejajar
dalam mengkomunikasikan informasi kegiatan, rencana tugas
kerja, dan pengkoordinasian pekerjaan dalam komunikasi formal.
72
5. Komunikasi Lintas Saluran
Sesuai dengan ketentuan yang diwajibkan Bank Indonesia
yaitu melakukan pengawalan pengisian ATM harus didampingi
oleh petugas satuan keamanan yang bersenjata aktif.
Berkewajiban mengawal jalannya tugas agar menghindari dari
hal-hal yang tidak diinginkan. Jika, polisi berhalangan hadir
karna ada tugas Negara maka, pengamanan ganda akan dilakukan
oleh petugas Security. Komunikasi lintas saluran ini menjalankan
tugas pengkoordinasian kerja dan apabila keadaan mendesak
mereka dapat meninggalkan kantor dan mengunjungi bagian lain
seperti menjalankan kewajiban tugas Negara.
Gambar 4.8. Pengawalan Polisi saat di lapangan
Sumber: Dokumen milik karyawan
73
B. Kebijakan Prosedur Operasional Standar PT UG
Mandiri Regional Bintaro dalam Menerapkan Jatidiri
Perusahaan pada Karyawan
1. Jatidiri
Jatidiri sebagai bentuk budaya organisasi yang harus
ditanamkan dan diimplementasikan dalam kehidupan
berorganisasi. Sama halnya dengan dalam budaya organisasi
terjadi sosialisasi nilai-nilai dan menginternalisasi dalam diri para
anggota, menjiwai orang per orang di dalam organisasi.3 Jatidiri
perusahaan merupakan sifat bawaan dari faktor lingkungan kerja
yang lambat laun dapat membentuk karakter setiap insan anggota
organisasi. Prinsip jatidiri yang sebenarnya juga sudah ada dalam
kehidupan sehari-hari sehingga dapat lebih terlatih dan
diimplementasikan saat melaksanakan pekerjaan. Keberhasilan
jatidiri itu dilihat dari sejauh mana para anggota organisasi dapat
memaknai, mengimplementasikan dan dilaksanakan oleh setiap
insan sumber daya manusia itu sendiri agar kegiatan operasional
berjalan lancar dan terhindar dari hal-hal yang dapat merugikan
para karyawan dan perusahaan. Berikut jatidiri organisasi PT UG
Mandiri yang harus ditanamkan dan dilaksanakan dalam kegiatan
operasional di antaranya Kejujuran yakni tidak melakukan tindak
kecurangan atau mencuri yang dapat merugikan perusahaan,
disiplin terhadap peraturan perusahaan, kompeten dalam
bidangnya masing-masing, bertanggung jawab atas segala sesuatu
yang dilakukan dan dibutuhkan kerja sama yang kuat dalam tim.
3 Edy Sutrisno, Budaya Organisasi (Jakarta: Prenada Media Group,
2010), h. 2.
74
Gambar 4.9. Pamflet Kelima Prinsip Jatidiri
Sumber: Dokumen Pribadi
2. Kejujuran
Manajer tak henti-hentinya selalu mengingatkan kepada
seluruh karyawan agar selalu berbuat jujur. Menasehati dan
menyentuh rohani para karyawan dengan mengadakan kajian
ceramah di berbagai acara yang selalu mengingatkan jika para
pekerja hendak melalukan kecurangan maka, harus mengingat
bahwa Allah subhanahu wa taala selalu melihat apa yang kita
lakukan dan kerjakan. Ketika seseorang mendengarkan suara hati
nuraninya, maka pada saat melakukan penyimpangan, seperti
korupsi atau berbohong, suara hatinya akan mengingatkannya
untuk kembali kepada kebenaran dan kejujuran. Selain itu, kita
75
harus mengasah keyakinan iman bahwa Tuhan senantiasa melihat
apa yang kita lakukan.4
Ada pun diberlakukan sanksi yang akan diterima oleh
karyawan bila diketahui melakukan penyimpangan dalam
perusahaan seperti mengambil uang, baik dalam jumlah sedikit
maupun banyak. Jika tindakan kecurangan ini berupa material
yang tergolong kecil dapat dilakukan negosiasi seperti
mengembalikan sejumlah uang yang diambil dan pemutusan
hubungan kerja sesuai dengan prosedur operasional standar.
Pemutusan hubungan kerja ialah apabila ikatan formal antara
organisasi selaku pemakai tenaga kerja dan karyawannya
terputus.5 Apabila tindak kecurangan bersifat material yang
sangat banyak dan merugikan perusahaan mendapatkan sanksi
yang berat. Sanksi yang diberikan yakni selain diberhentikan
kontraknya atau tidak diperpanjang lagi dari perusahaan
selanjutnya akan diserahkan kepada pihak yang berwajib untuk
diproses. Buruh atau pegawai dapat diberhentikan oleh
perusahaan dari pekerjaannya, jika buruh atau pegawai tersebut
ditahan oleh alat-alat Negara.6 Namun, hal ini juga dibutuhkan
tindakan langkah yang hati-hati dan terutama harus
mengedepankan saksi dan barang bukti seperti rekaman cctv.
4 Eko Jalu Santoso, Good Ethos: 7 Etos Kerja Terbaik dan Mulia
(Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2012), h. 42. 5 Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2008), h. 175.
6 M. Manulang, Management Personalia (Jakarta: Balai Aksara,
Yudhistira dan Pustaka Saadiyah, 1981), h. 134.
76
3. Disiplin
Peraturan perusahaan mengenai kewajiban akan disiplin di
antaranya adalah disiplin kehadiran, disiplin taat asas, dan
disiplin kinerja. Pertama, disiplin kehadiran yakni sudah jelas
bahwa para karyawan dituntut agar memenuhi peraturan yang
dibuat oleh perusahaan seperti kehadiran absensi setiap harinya
sesuai jadwal yang sudah diberlakukan serta teratur pada saat
datang dan pulang tepat waktu. Di sisi lain, jika karyawan tidak
bisa hadir maka harus segera melapor kepada atasannya atau
masing-masing koordinatornya, sehingga dapat dilakukan
penggantian karyawan lain dengan cepat dan tidak menggangu
jalannya aktivitas pekerjaan. Kedua, disiplin taat asas yaitu setiap
langkah dalam pekerjaan senantiasa memiliki tahap-tahap yang
harus runtut dilakukan. Disiplin taat asas dalam hal ini yakni
bekerja sesuai dengan runtutan yang benar seperti, ketika akan
melakukan pengisian di lokasi ATM ada tata cara yang diberikan
dan langkah-langkahnya sesuai urutan dan harus benar tidak
boleh ada yang terlewat atau dilakukan secara acak. Sebab, jika
terlewati akan ada hubungan dengan data yang akan diambil.
Disiplin taat asas lainnya adalah para karyawan bekerja sesuai
dengan perintah manajer atau masing-masing koordinator divisi
misalnya Cash Management, First Level Maintenance dan
Security, maka diperlukan komunikasi agar tidak terjadi
kesalahan. Disiplin taat kepada atasan, juga termasuk disiplin
kepada pekerjaannnya. Selanjutnya, berpakaian seragam yang
rapi, tertib dan teratur juga termasuk ke dalam disiplin taat asas.
77
Misalnya, ketika para karyawan bertugas ke dalam lokasi
pengisian ATM menggunakan seragam yang sesuai dengan
prosedur operasional standar yang telah ditetapkan.
Ketiga, disiplin kinerja yakni setiap kegiatan dalam
pekerjaan dibutuhkan cekatan dalam setiap langkahnya. Hal ini,
bertujuan untuk mencapai hasil yang terbaik. Apabila para
karyawan disiplin dalam mengisi ATM seperti tidak melewati
batas durasi SLA maka, hal ini dapat dikatakan berhasil dan para
karyawan memiliki produktivitas yang baik akibat dari hasil
disiplin tinggi yang mereka ciptakan. Selanjutnya, pendekatan
pendisiplinan korektif, jika ada karyawan yang nyata-nyata telah
melakukan pelanggaran atas ketentuan-ketentuan yang berlaku
atau gagal memenuhi standar yang telah ditetapkan, kepadanya
dikenakan sanksi disipliner. Berat atau ringannya suatu sanksi
tentunya tergantung pada bobot pelanggaran yang telah terjadi.
Pengenaan sanksi biasanya mengikuti prosedur yang sifatnya
hierarki.7 Maksudnya dari pendisiplinan korektif ini adalah jika
ada anggota pekerja yang gagal memenuhi atau melanggar
peraturan perusahaan maka, sanksi disipliner akan diberikan
kepadanya sesuai dengan tindakan pelanggaran yang dikerjakan.
Berikut merupakan contoh surat teguran yang diberikan Manajer
kepada para karyawan yang melakukan tindak indisipliner. Surat
peringatan ini, berisi pelanggaran yang dilakukan karyawan
dengan keterangan waktu serta membubuhkan kalimat pernyataan
7 Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, h. 306.
78
tegas atas bentuk tindak indispliner dan arahan agar tidak
mengulangi kesalahan yang dilakukan.
Gambar 4.10. Surat Teguran dalam Pelanggaran Disiplin
Sumber: Dokumen Resmi PT UG Mandiri Regional Bintaro
79
Gambar 4.11. Surat Teguran dalam Pelanggaran Disiplin
Sumber: Dokumen Resmi PT UG Mandiri Regional Bintaro
4. Kompeten
Kegiatan di awali dari proses rekrutmen, sebelumnya
manajemen perusahaan telah mempercayakan kepada lembaga
psikologi yang ada di Jakarta. Langkah awal sebelum karyawan
dipekerjakan melewati tahap psikotes. Hasil yang diberikan dari
psikotes terlihat secara rinci para calon karyawan yang disarankan
dan ada pula yang tidak disarankan. Melalui psikotes dapat dilihat
sejauh mana potensi kompetensi yang dimiliki calon tenaga kerja.
80
Manajemen perusahaan juga dapat mengambil keputusan dari
hasil psikotes jika disarankan maka proses rekrutmen akan
diterima, lain hal bila tidak disarankan maka tidak akan diterima.
Selanjutnya, pengerahan calon tenaga kerja apabila kuota dari
bidang tersebut masih ada maka akan diterima. Kompetensi
secara awal nanti dapat dilihat para calon tenaga kerja ini, lebih
spesifik masuk kriteria dalam bidang tertentu. Misalnya, mungkin
calon karyawan yang diterima dapat menguasai komputer dengan
baik maka akan ditempatkan pada bidang yang bersangkutan,
semua ini kembali kepada keputusan dari pihak manajemen
perusahaan.
Tabel 4.1. Hasil rekrutmen karyawan melalui Tes Psikotest
Sumber: Dokumen Resmi PT UG Mandiri Regional Bintaro
Setelah proses rekrutmen berhasil, kompetensi akan lebih
diasah dengan mengikuti pelatihan dan pendidikan yang diberikan
oleh perusahaan. Pada awal pertama masuk para karyawan
mendapatkan pelatihan kompetensi yang dibentuk dalam
organisasi internal. Setiap divisi seperti Cash Processing, Cash
Replenishment, First Level Maintenance, admin, monitoring,
scheduler, security mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari
81
perusahaan. Setelah kompetensi dibentuk dalam organisasi
internal, para senior-senior dari setiap divisi akan mendapatkan
pelatihan dari OJT (On The Job) training dan kemudian
mempraktikkan kepada organisasi internal. Kerap kali dilakukan
pendidikan dan pelatihan yang diberikan oleh kantor pusat.
Misalnya, ada pelatihan dalam bidang monitoring maka
dikumpulkan dari satu cabang perwakilan dalam kawasan
Regional untuk diberikan arahan. Contohnya, ada program baru di
bidang monitoring dalam hal ATM NET ada perubahan dalam
cara mengaplikasikannya maka para karyawan datang dan
berkumpul di pusat dan mendengarkan pembicara dalam
pendidikan dan pelatihan tersebut. Karyawan ditugaskan
perusahaan untuk mengikuti pendidikan atau latihan, baik yang
dilakukan perusahaan maupun yang dilaksanakan oleh lembaga-
lembaga pendidikan atau pelatihan.8 Setelah mendapatkan ilmu
dari pelatihan kemudian menyebarkan dan diimpilkasikan kepada
organisasi internal guna perubahan kualitas kerja karyawan.
5. Bertanggung Jawab
Bertanggung jawab seperti melaksanakan tata laksana
perusahaan sesuai ketentuan agar kegiatan cabang Regional
berjalan dengan baik. Melakukan tugas-tugas dalam pencapaian
tujuan perusahaan seperti target-target SLA. Menjalankan tugas
perusahaan dengan baik setiap Regional karna PT UG Mandiri
mempunyai tanggung jawab terhadap kantor pusat PT UG
8 Malayu S.P Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah
(Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 73.
82
Mandiri dan juga Bank Mandiri karena keduanya melakukan
MOU atau kerjasama pengelolaan. Seorang manajer bertanggung
jawab atas lancar tidaknya pekerjaan yang dilakukan
bawahannya. Beberapa kegiatan bersangkutan langsung dengann
kepemimpinannya pada semua tahap manajemen, penentuan
kebijakasanaan, perencanaan, pengorganisasian, penggerkana,
pengawasan dan penilaian.9 Manajer dalam hal sebagai pusat
menjaga kegiatan operasional tata laksana perusahaan agar
berjalan dengan lancar. Peran manajer perusahaan sangat penting
dalam menjaga dan memantau kegiatan operasional agar tidak
terjadi underSLA dalam pengisian ATM. Manajer juga
mempertanggungjawabkan ulah para karyawan yang melakukan
tindak kesalahan atau kecurangan dalam perusahaan dengan
memberikan sanksi sebagai keputusan manajemen perusahaan. Di
sisi lain, Manajer juga memberikan penghargaan kepada para
karyawan yang melakukan tugasnya dengan baik sebagai bentuk
apresiasi agar para karyawan lebih giat dalam bekerja. Jadi,
Manajer mempertanggungjawabkan kegiatan terlaksana dengan
baik, operasional dengan baik dan mempertanggungjawabkan
karyawan itu sendiri. Manajer dan para karyawan saling
mengingatkan satu sama lain akan kewajiban bertanggung jawab
dalam pekerjaan agar terlaksana tujuan perusahaan.
6. Bekerja sama
Komunikasi yang efektif juga harus dilakukan agar tidak
terjadi kesalahan informasi. Maka, pola saluran bintang sebagai
9 Riswandi, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 147.
83
bentuk aktualisasi kegiatan kerja, karna semua anggota karyawan
memiliki wewenang yang sama dalam menyampaikan informasi
dan mempengaruhi anggota lainnya. Selanjutnya, Cash
Replenishment memberikan surat perintah jalan kepada CPC
untuk mensetujui permintaan pengisian. Kemudian, CR dan tim
segera menuju lokasi pengisian ATM di antaranya ada petugas
kepolisian yang mengawal, petugas satpam dan pengemudi. Bila
telah sampai lokasi pengisian, dan mendapatkan permasalahan
dengan mesin ATM. Maka, Monitoring yakni orang bertugas
mengawasi mesin atm apakah dalam keadaan rusak atau tidak.
Jika mengalami kerusakan, tim Monitoring menugaskan kepada
petugas FLM agar turun ke lapangan segera mengatasi
permasalahan yang ada di ATM. Jika, permasalahan tidak dapat
diselesaikan dengan cepat maka akan mengurangi nilai SLA. Hal-
hal ini yang seperti itu sangatlah dihindari, maka dibutuhkan
kerjasama tim yang baik. Bagian antar unit masing-masing
memiliki peran yang sangat penting dalam bekerja sama. Maka,
pengkoordinasian harus jelas dan tegas sehingga tidak
menimbulkan kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi. Kegiatan
kerja yang dilakukan seperti itu, terkoneksi dengan berbagai tim
di dalamnya, tinggal bagaimana insan sumber daya manusianya
itu bekerja apakah ia cekatan atau tidak. Kerjasama
meningkatkan komunikasi jadi lebih baik dan koordinasi usaha,
meningkatkan suasana persahabatan jadi lebih hangat dan
kebanggaan atas kelompok sendiri.10
Pengkoordinasian tim
10
Udai Pareek, Perilaku Organisasi: Pedoman ke Arah Pemahaman
Proses Komunikasi Antar Pribadi dan Motivasi Kerja (Jakarta: PT Ikrar
84
menjadikan suasana kekeluargaan organisasi semakin erat.
Dijadikan dalam satu tim yang berbeda-beda setiap harinya
memperkuat hubungan persaudaraan antar karyawan yang harus
mengesampingkan ego masing-masing dalam tugas kerja. Dalam
hal ini pelaku organisasi pun akan mampu menyelesaikan
pekerjaan dengan baik bila merealisasikan prinsip jatidiri
perusahaan atau budaya perusahaan ini dengan sepenuh hati.
Gambar 4.12. Kekompakan Tim Anggota Organisasi
Sumber: Dokumen Resmi PT UG Mandiri Regional Bintaro
Mandiriabadi, 1996), h. 195.
85
BAB V
PEMBAHASAN
A. Pola Komunikasi Organisasi Pengelolaan ATM dalam
Menerapkan Jatidiri di PT UG Mandiri Regional Bintaro
1. Pola Komunikasi
Pola komunikasi terdiri dari kata pola dan komunikasi.
Pola dikatakan sebagai model, yaitu cara untuk menunjukkan
sebuah objek yang mengandung unsur kompleksitas proses di
dalamnya dan hubungan antara unsur-unsur pendukungnya.1 Pola
komunikasi dapat dipahami sebagai pola hubungan antara dua
orang atau lebih dalam pengiriman dan penerimaan pesan dengan
cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.2
Jadi, pola komunikasi dalam organisasi adalah arah aliran
komunikasi yang dilakukan secara berulang berupa pertukaran
pesan yang terjadi di antara satu orang anggota organisasi dengan
yang lainnya sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima
dengan jelas kepada komunikan melalui berbagai media baik
secara verbal maupun media tulis.
Dalam kehidupan berorganisasi komunikasi tidak dapat
dilepaskan dari tatanan manajemen perusahaan. Pola komunikasi
yang dilakukan PT Usaha Gedung Mandiri Regional Bintaro
sudah berjalan dengan optimal, sehingga pesan yang mengalir
dari manajemen atas atau direksi kepada anggota organisasi
1 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2008), h. 1. 2 Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak
dalam Keluarga (Jakarta: PT. Reneka Cipta, 2004), h. 1.
86
terealisasikan dan diimplementasikan dengan teratur. Komunikasi
yang dilakukan tingkat manajer sebagai seseorang yang dapat
berkomunikasi dua arah yakni mengirim pesan, baik kepada
manajemen atas maupun kepada bawahannya yakni, para anggota
organisasi dan menerima pesan atau umpan balik dari seluruh
anggota organisasi. Manajer sebagai top management
menyampaikan pemberitahuan berupa informasi, pesan dan
gagasan mengenai tatakelola pekerjaan pengelolaan Anjungan
Tunai Mandiri (ATM) dalam penugasan dan arahan kepada para
anggota organisasi. Hal, tersebut sesuai dengan yang disampaikan
oleh Manajer PT UG Mandiri Regional Bintaro M. Subagyo:
“Komunikasi itu sebagai ujung tombak di mana
komunikasi dilakukan melalui komunikasi pembinaan
dari manajemen kepada manajer. Kesimpulan saya,
melalui komunikasi itu baik dari manajemen itu dia sudah
tertulis dan surat dari pusat itu ada. Melalui forum
komunikasi itu kita sampaikan ada tidak yang dari
manajemen pusat itu karna itu berlaku jurnal umum”.3
Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak Renaldi sebagai
koordinator Cash Replenishment (CR):
“Sama tim harus ada komunikasi buat semua divisi.
Komunikasi untuk mengkoordinasikan kegiatan kerja
sehari-hari, mengkomunikasikan semua divisi”.4
Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan
bahwa pola komunikasi yang diterapkan di PT UG Mandiri
3 Wawancara pribadi dengan Muslam Subagyo selaku Manajer PT
UG Mandiri Regional Bintaro, Tangerang Selatan 19 Desember 2018. 4
Wawancara pribadi dengan Renaldi selaku Koordinator Cash
Replenishment PT UG Mandiri Regional Bintaro, Tangerang Selatan 19
Desember 2018.
87
Regional Bintaro dalam bidang jasa Cash Management
menerapkan pola roda dan pola semua saluran atau bintang. Pola
roda digunakan saat menyampaikan informasi yang berasal dari
Direksi melalui surat kemudian disampaikan kembali oleh
Manajer kepada seluruh karyawan seperti tujuan dari organisasi
yakni menjaga agar selalu stabil SLA-Up Time, kebijakan
prosedur operasional standar, peraturan dan tata tertib kelola
perusahaan, dan jatidiri perusahaan. Pola roda yang dilakukan
pemimpin perusahan melalui brifieng yang dilakukan tiga kali
dalam sepekan tak henti-hentinya mengingatkan akan jatidiri
yang harus diterapkan oleh para karyawan tanpa kecuali.
Kemudian, pola semua saluran atau bintang diaplikasikan ketika
praktik kerja guna mencapai tujuan dari organisasi.
2. Komunikasi ke Bawah (Downward Communication)
Komunikasi organisasi berdasarkan jaringannya terdiri
dari komunikasi formal dan komunikasi informal. Komunikasi
formal di antaranya meliputi komunikasi ke bawah (downward
communication) atau vertikal ke bawah, yaitu komunikasi yang
dilakukan pihak atasan kepada anggota bawahannya dalam
menyampaikan pesan dan informasi yang berasal dari perusahaan
atau top management. Komunikasi yang dilakukan pemimpin
mengalir dari manajemen atas kemudian mengarah kepada
manajemen menengah dan berakhir kepada manajemen bawah.
Komunikasi ke bawah yakni pemimpin atau manajer yang diberi
perintah oleh perusahaan atau manajemen atas untuk memenuhi
kewajibannya menyampaikan tugas atau informasi baik melalui
88
surat direksi atau perintah langsung kepada para anggota
organisasi dan terjadi hubungan timbal balik (feedback) diantara
keduanya. Menurut Arni Muhammad pengertian komunikasi ke
bawah (downward communication) adalah:
“Pesan yang diterima dari manajemen atas mengarah
kepada manajemen bawah. Komunikasi ke bawah
menunjukkan arus pesan yang mengalir dari para atasan
atau para pimpinan kepada bawahannya. Pesan tersebut
biasanya berhubungan dengan pengarahan, tujuan,
disiplin, perintah, pertanyaan, dan kebijaksanaan umum.”5
Dalam komunikasi ke bawah (downward communication),
pemimpin atau manajer memberikan arahan atau perintah yang
berasal dari top management yakni perusahaan untuk
disampaikan kepada seluruh pekerja tanpa kecuali baik yang
berada di lapangan maupun yang menetap di kantor. Informasi
yang disampaikan melalui media yakni verbal atau face to face
dan non verbal seperti surat, memo resmi untuk menunjang
kinerja para pegawai, instruksi kerja, uraian tugas yang harus
dilaksanakan setiap harinya kepada para pegawai, serta evaluasi
yang dilakukan pemimpin atau manajer guna melihat kesalahan
tempo hari agar dikemudian hari para pekerja lapangan
setidaknya tidak mengulanginya atau meminimalisir perihal salah
yang terjadi. Komunikasi ke bawah (downward communication)
yang dilakukan di PT UG Mandiri Regional Bintaro pada bidang
jasa Cash Management, terjadi komunikasi formal di antaranya
komunikasi ke bawah.
5
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2009), h. 108.
89
Seperti yang diungkapkan oleh Manajer PT UG Mandiri
Regional Bintaro Muslam Subagyo:
“Apa yang disampaikan oleh pimpinan atau direksi
melalui surat-surat saya laksanakan melalui kegiatan
briefing sampaikan juga ke semua karyawan yang ada
bagian dari manajemen.”6
Hal yang sama rupanya juga disampaikan oleh
koordinator Cash Replenisment (CR) PT UG Mandiri Regional
Bintaro:
“Seperti saya kepada tim saya itu formal. Saya sudah
melakukan koordinator dilevel mereka, sudah melakukan
komunikasi dengan bawahan saya itu sekitar ada sepuluh-
sebelas tim untuk membagi tugas sudah saya lakukan baik
secara formal maupun secara tertulis”.7
Komunikasi ke bawah (downward communication)
merupakan hal pokok utama yang dilakukan secara struktural.
Setiap hari komunikasi yang terjadi di PT UG Mandiri Regional
Bintaro dilakukan baik formal maupun informal. Pelaksanaan
kerja seluruh karyawan agar berjalan dengan lancar maka
memerlukan jadwal yang tersusun teratur. Agenda sudah
dirancang dan karyawan menjalankan sesuai dengan tabel
kegiatan. Jadwal yang sudah tertera juga berisi nama-nama
anggota organisasi yang beroperasi setiap harinya terdiri dari 5-6
tim di antaranya petugas Cash Replenishment, First Level
Maintenance, Anggota petugas keamanan, pengemudi dan satuan
kepolisian sebagai pengamanan ketika bertugas di lapangan.
Penempatan lokasi dan tim pengisian ATM pun sudah tersebar di
6 Wawancara pribadi dengan Muslam Subagyo.
7 Wawancara pribadi dengan Renaldi.
90
seluruh sektor Regional Bintaro dan para karyawan bekerja sesuai
dengan yang ditentukan kemudian mengikuti arahan agar
menjaga stabilitas kinerja SLA. Setiap harinya ada level atau nilai
yang harus dipenuhi dan memiliki batas waktu dalam pengisian
ATM yakni 99.30. Tujuannya agar selalu berada digaris hijau
artinya sudah memenuhi standar operasional prosedur yang
berlaku dan menjaga agar tidak berada pada garis merah yang
menandakan adanya keterlambatan atau kurangnya cekatan dalam
penanganan permasalahan atau kinerja yang seharusnya. Para
anggota organisasi pun harus melibatkan prinsip jatidiri saat
bekerja agar selalu produktivitas.
Fungsi komunikasi ke bawah di antaranya adalah
evaluasi. Hal, serupa juga dilakukan PT UG Mandiri Regional
Bintaro saat dalam kegiatan pengarahan. Mengevaluasi kegiatan
baik dihari sebelumnya, secara mingguan atau beberapa hari
selama seminggu. Tentu saja, memiliki tujuan yakni mengoreksi
kesalahan-kesalahan yang terjadi saat penugasan kerja. Sehingga,
kesalahan atau kekurangan yang dilakukan selama bekerja tidak
akan terjadi dikemudian hari atau dapat diperbaiki di hari
berikutnya agar lebih baik lagi dikarenakan adanya laporan
kinerja harian yang harus dicapai sesuai dengan standar SLA.
Selanjutnya komunikasi ke bawah yakni mengemukakan tujuan
organisasi yang dilakukan manajer di dalam forum diskusi saat
briefing. Pengarahan yang dilakukan tiga kali dalam sepekan
selain berbicara tentang informasi tugas, kiat-kiat dalam bekerja,
prosedur operasional standar, juga membahas prinsip jatidiri yang
91
mesti para anggota organisasi libatkan dalam keseharian. Agar
dapat mencapai kinerja yang baik maka dibutuhkan tim yang
kompak sehingga dibutuhkan komunikasi yang baik dari manajer
dan juga para anggota organisasi. Peran manajer sangat
dibutuhkan sehingga tujuan dari perusahaan dapat berhasil. Suatu
organisasi yang berhasil tentu diukur dengan sejauhmana
organisasi tersebut dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.8
Manajer melakukan komunikasi ke bawah kepada para pegawai
agar semua tim baik yang berada di kantor maupun yang di
lapangan saling membantu. Semua anggota organisasi harus
mengedepankan sikap kehati-hatian dalam melaksanakan
pekerjaan dan tujuan organisasi.
Melalui briefing semua kegiatan operasional dapat
berjalan dengan baik dan sebaliknya risiko terhadap anggota
organisasi yang tidak mengikuti briefing serta kurangnya
komunikasi dapat menimbulkan permasalahan. Seperti, apabila
Cash Replenishment membuat kesalahan pengisian pecahan
denom, hal tersebut dengan cepat membuat rugi perusahaan dan
tidak boleh terjadi. Melalui komunikasi yang dilakukan baik
secara lisan dengan adanya morning briefing yang setiap hari
dilaksanakan tak lupa selalu disampaikan dan diingatkan oleh
Manajer kepada seluruh anggota organisasi tentang kelima
prinsip jatidiri di antaranya kejujuran, juga disentuh oleh doa atau
rohaninya. Hal ini, selalu terpola dan dilakukan secara berulang
8
Dydiet Hardhito, Teknik Organisasi dan Teknik Pengorganisasian
(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2001), h. 62.
92
agar melekat dalam hati dan pikiran para anggota organisasi
ketika melaksanakan pekerjaan.
Komunikasi vertikal ke bawah yang dilakukan manajer
kepada antarunit atau lebih mempertajam kepada unit-unit yang
menangani bagian tertentu dalam PT UG Mandiri Regional
Bintaro. Misalnya seorang manajer, para anggota Cash
Replenishment, tim Fisrt Level Maintenance mengadakan forum
diskusi tujuannya memberikan arahan yang belum diketahui dan
juga pesan tugas. Pesan tugas ini maksudnya adalah pesan-pesan
yang berkenanaan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi
oleh anggota organisasi. Pesan ini mencakup pemberian
informasi kepada para karyawan untuk melakukan tugas mereka
secara efisien.9 Informasi yang diberikan manajer kepada para
bawahannya bertujuan agar lebih paham atas pesan tugas yang
disampaikan dan lebih rinci. Komunikasi ke bawah yang
dilakukan manajer pada hari selasa dan jumat seperti diskusi
antarunit ini tujuannya supaya informasi yang disampaikan lebih
detail, sehingga pesan mudah diterima dan dipahami oleh para
anggota organisasi. Media yang digunakan tidak hanya lisan saja
sebab ada anggota organisasi yang bisa cepat tanggap dan juga
lamban dalam menerima, maka dibuat secara sederhana dengan
media tulisan sehingga para karyawan lebih memahami.
9
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2009), h. 100.
93
3. Komunikasi ke Atas (Upward Communication)
Komunikasi ke atas yakni komunikasi yang dilakukan
tingkat bawah menuju kepada jenjang atas. Komunikasi yang
mengalir ke atas ini dilakukan oleh para anggota organisasi atau
para pegawai kepada pemimpin perusahaan. Komunikasi ini
berbentuk sebagai umpan balik yang diberikan para karyawan
kepada atasannya. Di antaranya umpan balik yang diberikan
adalah laporan kerja yang dilakukan oleh para anggota organisasi,
mengusulkan pendapat atau saran seputar pekerjaan, menjelaskan
permasalahan pekerjaan yang tidak dapat ditangani sendiri oleh
para anggota organisasi, menyatakan keluhan yang dirasakan di
dalam perusahaan. Umpan balik tersebut didengar dan ditanggapi
dengan respons yang baik oleh Manajer dalam menampung
segala aspirasi, harapan dan keluhan para anggota organisasi
tujuannya agar berjalan sesuai dengan visi dan misi PT UG
Mandiri Regional Bintaro. Seperti kutipan Arni Muhammad
dalam pengertian komunikasi ke atas:
“Pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan atau dari
tingkat yang lebih rendah kepada tingkat yang lebih tinggi.
Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk memberikan
balikan, memberikan saran dan mengajukan pertanyaan.10
Informasi atau pesan yang dikirimkan karyawan kepada
atasannya yakni sebagai bentuk hubungan yang diperoleh dari
komunikasi ke bawah. Ketika manajer melakukan komunikasi ke
bawah yakni menyampaikan pesan tugas yang harus dilakukan
para anggota organisasi, maka memberikan tanggapan kembali
10
Muhammad, Komunikasi Organisasi, h. 116.
94
terhadap komunikasi ke atas yakni karyawan memberikan
laporan hasil kerja terhadap apa yang sudah dikerjakan kepada
Manajer. Tanggapan balik yang diberikan dapat seperti laporan
kerja, pendapat, keluh kesah, dan menjelaskan hal yang tidak
dapat para anggota organisasi lakukan. Media yang digunakan
dalam menjalankan komunikasi ke atas melalui lisan atau tulisan.
Melalui lisan semua yang ingin diutarakan dapat langsung
diberikan kepada para koordinator masing-masing divisi dan
Manajer. Sedangkan, melalui media tertulis seperti berkas
laporan hasil kerja para karyawan.
Hal ini, didukung oleh pernyataan Manajer PT UG Mandiri
Muslam Subagyo:
“Jika ada keperluan datang, ya artinya formal dan
informal itu kita lakukan. Seperti pemanggilan, coaching
untuk perbaikan mentalnya, ada keluhan apa atau
sebagainya supaya ada titik temu dan clear supaya untuk
mengingatkan.”11
Hal tersebut, juga disampaikan oleh Koordinator Cash
Replenishment Renaldi:
“Saling komunikasi saja si ke atasan. kalau ada masalah di
bawah komunikasi ke atasan dulu. Kalau saran yang baik
sih, kalau saya bisa kasih saran ya saya kasih. Kalau bisa
memberi saran buat atasan ya saya kasih gitu.”12
Komunikasi vertikal ke atas sebagai wujud hubungan
timbal balik yang dilakukan para karyawan kepada atasannya
atau manajer. Dengan adanya komunikasi ke atas ini sebagai
sarana dalam melihat apa yang karyawan butuhkan untuk saling
11
Wawancara pribadi dengan Muslam Subagyo. 12
Wawancara pribadi dengan Renaldi.
95
melengkapi. Para karyawan memberikan umpan balik seperti
hasil laporan kerja. Dengan adanya laporan kerja, manajer juga
dapat memantau kegiatan para karyawan. Komunikasi ke atas
yang dilakukan para karyawan seperti jika memiliki kepentingan
langsung menemui para koordinator masing-masing divisi dan
datang kepada Manajer. Seperti memberikan hasil laporan kerja,
kemudian meminta tanda tangan keperluan kerja, memberikan
pendapat atau saran yang baik dan mendukung kepada atasan,
menjelaskan perihal pekerjaan yang sulit dan tidak dapat
ditangani oleh para karyawan itu sendiri. Kemudian, jika ada
keluhan para anggota organisasi dalam bekerja Manajer
melakukan diskusi untuk menemukan titik temu. Misalnya,
seperti anggota Cash Replenisment yang memiliki permasalahan
maka melapor kepada koordinatornya secara langsung ataupun
melalui daring media sosial seperti aplikasi Whatsapp dan jika
belum juga bisa diatasi maka dapat menemui Manajer untuk
memecahkan permasalahan.
4. Komunikasi Sejajar (Lateral Communication)
Komunikasi sejajar merupakan komunikasi yang
dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kedudukan yang sama
di dalam organisasi. Para anggota organisasi yang mempunyai
kedudukan yang setingkat membagikan informasi dengan
anggota lainnya dalam tingkat yang sama. Memberikan informasi
mengenai tugas kerja, saling bekerja sama dalam hal pekerjaan,
memecahkan kesulitan dalam bekerja, dan saling bertukar
informasi. Komunikasi horizontal atau yang biasa disebut
96
komunikasi lateral adalah komunikasi yang terjadi antara bagian-
bagian yang memiliki posisi sejajar atau sederajat dalam
organisasi. Tujuan komunikasi sejajar antara lain adalah untuk
melakukan persuasi, mempengaruhi, dan memberikan informasi
kepada bagian, atau departemen yang memiliki kedudukan
sejajar.13
Komunikasi horizontal yang dilakukan oleh para
anggota organisasi dalam level yang sejajar ketika menyerap dan
membagikan informasi kerja atau pengkoordinasian penugasan
kerja mereka saling bergantung dan membutuhkan satu sama lain
agar berjalan sesuai tujuan visi dan misi perusahaan.
Hal tersebut didukung oleh pernyataan Koordinator Cash
Replenishment:
“Ya dilakukan kalau ke sesama divisi sih sudah,
ngomong-ngomong gitu udah kalau masalah kerjaan.14
Komunikasi sejajar yang dilakukan di PT UG Mandiri
Regional Bintaro para anggota organisasi sudah berjalan dengan
baik. Para anggota organisasi sudah berkoordinasi dengan baik di
level mereka dalam menyampaikan informasi kerja. Pesan tugas
dilakukan kepada sesama anggota divisi atau lintas divisi yang
sederajat, karena dalam praktiknya menganut pola semua saluran
atau bintang yaitu para anggota organisasi dapat memengaruhi
dan berkomunikasi kepada anggota lainnya. Pesan disampaikan
secara langsung ketika pertemuan tatap muka atau ketika jarak
yang tidak memungkinkan karena sifatnya tugas di lapangan
13
Djoko Purwanto, Komunikasi Bisnis Edisi ketiga (Jakarta:
Erlangga, 2006), h. 42. 14
Wawancara pribadi dengan Renaldi.
97
maka memerlukan media telepon atau daring media sosial seperti
aplikasi Whatsapp sebagai penghubung kelancaran komunikasi.
5. Komunikasi Lintas Saluran
Komunikasi lintas saluran biasanya terjadi di dalam
organisasi, hal ini muncul karena keinginan pegawai untuk
berbagi informasi melewati batas-batas fungsional dengan
individu yang tidak menduduki posisi atasan maupun bawahan
mereka.15
Komunikasi lintas saluran adalah orang-orang yang
tidak menduduki posisi atasan maupun bawahan, mereka bebas
membagikan informasi kepada semua saluran. Para anggota yang
dikategorikan sebagai komunikasi lintas saluran ini,
mengumpulkan data laporan dan kegiatan koordinasi tugas kerja
kepada manajer. Namun, mereka memiliki mobilitas tinggi dalam
organisasi, mereka dapat mengunjungi bagian lain atau
meninggalkan kantor mereka hanya untuk terlibat dalam
komunikasi informal. Fayol (1916-1940) menunjukkan bahwa
komunikasi lintas saluran merupakan hal yang pantas, bahkan
perlu pada suatu saat, terutama bagi pegawai tingkat lebih rendah
dalam suatu saluran.16
Hal ini, di dukung oleh pernyataan
Manajer PT UG Mandiri Regional Bintaro dalam pengertian
komunikasi lintas saluran:
“Pengawalan untuk pengisisan ATM itu dia harus
didampingi petugas keamanan yang bersenjata. Nah,
bilamana pak polisi berhalangan, polisi itu kan kadang-
15
Pace dan Faules, Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan, h. 197. 16
Pace dan Faules, Komunikasi Organisasi, h.197-198.
98
kadang ada tugas Negara jadi dia tidak hadir sehingga kita
kawal sendiri oleh double security.”17
Dalam organisasi PT UG Mandiri Regional Bintaro memiliki
arah aliran komunikasi yaitu lintas saluran. Ketika para anggota
organisasi bertugas menyampaikan informasi kegiatan kerja dan
pengkoordinasian tugas kepada yang bukan atasan atau bawahan
mereka tetapi tetap terikat dalam prosedur operasional standar.
Petugas keamanan polisi memiliki mobilitas tinggi dalam
menyampaikan informasi kegiatan, rencana kerja,
pengkoordinasian pelaksanaan kerja.
B. Kebijakan Prosedur Operasional Standar PT UG Mandiri
Regional Bintaro dalam Menerapkan Jatidiri Perusahaan
pada Karyawan
1. Jatidiri
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata
jatidiri memiliki arti ciri-ciri, gambaran, atau keadaaan seseorang
atau suatu benda, atau kata lain mencerminkan identitas.18
Jatidiri
melambangkan keadaaan sesuatu yang dimiliki atau ciri khas
yang dibangun oleh suatu badan organisasi/perusahaan. Jatidiri
perusahaan merupakan budaya atau cerminan daripada organisasi
tersebut. Menggambarkan karakter dan nilai-nilai budaya yang
melekat dan diterapkan oleh orang-orang yang berkecimpung di
dalam organisasi tersebut. Ketika jatidiri itu sudah berhasil
diimplementasikan kepada setiap insan anggota organisasi, maka
17
Wawancara pribadi dengan Muslam Subagyo. 18
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
99
tujuan dari organisasi tersebut berhasil dan kegiatan berjalan
dengan lancar. Organisasi akan selalu menunjukkan eksistensinya
apabila seluruh anggota organisasinya memiliki rasa untuk
mempertahankan jatidiri yang melekat di dalam dirinya.
Sebagaimana hal ini diungkapkan oleh Manajer PT UG Mandiri:
“Jadi jatidiri itu jatidirinya UG Mandiri, sebagai budaya
perusahaan. Budaya perusahaannya itu beriman yaitu
bersih, ramah, aman dan nyaman”.19
Di dalam PT UG Mandiri menganut lima prinsip jatidiri
perusahaan yang harus diterapkan dan dilakukan oleh para
karyawan tanpa terkecuali. Kelima prinsip jatidiri tersebut
sebagai sebuah cerminan bagaimana organisasi tersebut berada.
Budaya organisasi PT UG Mandiri mencerminkan perusahaan
yang beriman yakni bersih, ramah, aman dan nyaman. PT UG
Mandiri Regional Bintaro yakni sebuah perusahaan jasa yang
bergerak dibidang Cash Management yang setiap harinya
bersentuhan dengan uang. Dengan hal ini, seluruh karyawan
harus dipagari dengan jatidiri perusahaan yang sudah disepakati
agar terwujudnya perusahaan jasa yang bersih, ramah, aman dan
nyaman. Pola komunikasi yang dilakukan Manajer dalam
membicarakan jatidiri tak hentinya selalu mengingatkan secara
terus-menerus setiap kali briefing. Selanjutnya, lewat media
tertulis pun kelima prinsip jatidiri sudah tertampang jelas di
tengah sudut perkantoran yang selalu dilewati oleh para
karyawan. Hal ini, berguna untuk mengingatkan seluruh pegawai
agar selalu melekat dan tidak lupa kewajiban yang dilakukan.
19
Wawancara pribadi dengan Muslam Subagyo.
100
2. Kejujuran
Sifat jujur merupakan sifat lahiriah yang sejatinya manusia
miliki. Kejujuran dalam agama Islam sudah Nabi ajarkan dan
terapkan kepada umatNya sejak dari jaman dahulu. Sifat jujur
adalah sifat positif yang dimiliki oleh manusia. Apabila sejak dini
sifat jujur sudah ditanamkan dan dimiliki oleh manusia, maka
ketika dewasa dapat lebih melatihnya. Dalam kehidupan sehari-
hari pun prinsip jatidiri sebenarnya sudah tak asing, tinggal
bagaimana dapat melatih dan dimplikasikan dalam etos kerja.
Dengan memilki sifat as-shidiq yakni orang yang amanah atau
dapat dipercaya. Artinya, memikul rasa kepercayaan yang
dibebankan oleh orang lain terhadap para karyawan sehingga
dapat lebih bertanggung jawab atas apa yang dikerjakan.
Kejujuran merupakan sifat yang sangat disukai oleh Allah
Yang Mahasuci lagi Mahatinggi. Selain itu, kejujuran merupakan
perbuatan mulia yang akan mengantarkan kepada kebajikan.
Sebaliknya, orang yang berkata tidak benar atau berbohong baik
kepada diri sendiri maupun orang lain adalah perbuatan tercela
yang dapat membawa keburukan. Ketika manusia itu sudah
melakukan kejujuran pada diri sendiri dan lingkungannya maka,
ia termasuk kepada golongan orang-orang yang beriman dan
bertakwa. Sehingga, bagi mereka yang melakukan perbuatan
jujur, merasa takut untuk melakukan perbuatan berbohong.
Karena mereka tahu bahwa dalam Islam, setiap kata dan
perbuatan yang dilakukan akan dimintai pertanggujawabannya
kelak. Sedangkan dalam Al-Qur’an secara terang Allah telah
101
menyebutkan tetaplah kita umat manusia selalu dalam kejujuran,
karna akan mengantarkan kepada keselamatan.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an Surah At-
Taubah ayat 119:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian
kepada Allah SWT, dan hendaklah bersama orang-orang yang
benar.”
Maksudnya, berbuatlah jujur dan tetaplah dalam
kejujuran, niscaya kalian termasuk golongan orang-orang yang
berbuat jujur dan akan selamat dari berbagai kebinasaan. Allah
SWT akan memberikan keberuntungan kepada kalian dalam
segala urusan kalian, serta memberikan jalan keluar.20
Bob Waworuntu dalam bukunya menjelaskan pengertian
kejujuran dalam bekerja:
“Kejujuran bekerja adalah ketulusan dan kelurusan hati, tidak
berbohong, dan tidak curang terhadap organisasi.”21
Sifat jujur berkata dan berperilaku apa adanya dan transparan
kepada organisasi. Kejujuran sangat diperlukan ketika para
karyawan memulai suatu pekerjaan. Dengan adanya kejujuran
anggota organisasi dapat lebih bersungguh-sungguh dalam
bekerja dan menjadi orang yang amanah. Dalam dunia bekerja
kejujuran adalah kunci utama seorang karyawan untuk
20
Ibnu Katsir, Lubaabut Tafsiir Min Ibni katsiir. Penerjemah M.
Abdul Ghoffar (Bogor: Pustaka Imam asy-Syafi’I, 2003), h. 226. 21
Bob Waworuntu, Perilaku Organisasi: Beberapa Model dan
Submodel (Jakarta: Yayasan Pusaka Obor Indonesia, 2016), h. 5.
102
mendapatkan kepercayaan dari atasan.22
Ketika anggota
organisasi bertindak dan berkata benar maka, ia akan selalu
dipercaya dan dipertahankan di organisasi tersebut karena
memiliki akhlak terpuji. Namun, sebaliknya apabila anggota
organisasi ketika bekerja ternyata kedapatan bertindak curang.
Maka, akibatnya mendapatkan sanksi yang tegas berupa
peringatan atau bahkan diberhentikan sepihak dari organisasi.
Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Manager PT UG Mandiri:
“Sentuh dengan rohaninya gitu ya bahwa kita harus jujur
karna kalau kita tidak jujur walaupun di lapangan tapi ada
Allah, jadi itu selalu kita ingatkan bahwa ketika dia ingin
melakukan suatu ke khilafan itu ingat kita, ingat Allah.”23
PT UG Mandiri memiliki prinsip jatidiri salah satunya
kejujuran. Hal ini merupakan budaya perusahaan yang
disosialisasikan melalui Manajer setiap briefing pagi
dilaksanakan tak hentinya selalu diingatkan agar dapat
diinternalisasikan ke dalam hati para karyawan dan
iimplementasikan dalam kegiatan kerja. Salah satunya sifat
kejujuran yang memang sifat yang semestinya ada di mana pun
orang berada dan tidak ada tempat bagi seorang yang tidak jujur
seharusnya begitu dalam organisasi. Di PT UG Mandiri Regional
Bintaro yang setiap hari bersentuhan dengan uang, maka
kejujuran harus dinomersatukan oleh seluruh pegawai mulai dari
petugas penyortir uang sampai pada saat akan ditransaksikan ke
22
Veny Eriska, Kerja Bukan untuk Uang (Sukabumi: CV Jejak,
2017), h. 52. 23
Wawancara pribadi dengan Muslam Subagyo.
103
dalam mesin ATM. Dalam hal ini, ada saja kesempatan pegawai
untuk melakukan tindak kecurangan yang dapat merugikan diri
sendiri dan perusahaan. Namun, kesalahan ini juga bisa timbul
dari pihak administrasi, maka dibutuhkan laporan kegiatan harian
yang diberikan karyawan kepada Manajer sehingga, dapat
memantau dan mengawasi jalannya tugas kerja.
Dengan hal ini, jika sudah diinternalisasi dalam hati maka
akan selalu mengingat Allah dan mengurungi niat buruknya
untuk tidak melakukan tindak kecurangan. Yang membuat rasa
takut seseorang menggelora sehingga hatinya tentram adalah
murabaqah (merasa di awasi oleh Allah) dalam kondisi
sembunyi-sembunyi atau terang-terangan. Ini karena anda sadar
bahwa Allah melihatmu, dan tidak ada sedikitpun dari gerak-
gerikmu yang tidak dilihat Allah, baik lahir atau batin. Pada saat
itulah kedudukan Allah menjadi sangat mulia bagimu dalam
setiap gerakmu, lahir atau batin. Anda menjadi berhati-hati agar
Allah tidak melihat sesuatu dalam hatimu yang tidak diridhai-
Nya.24
Jika sudah mampu menanamkan sifat kejujuran maka,
para karyawan akan selalu takut dan berhati-hati dalam bertindak
karena merasa selalu di awasi oleh Allah subhanahu wa taala.
Allah Ta’ala menganggungkan kejujuran, dan menggantungkan
kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan akhirat pada
kejujuran. Allah tidak menyelamatkan seseorang melainkan
24
Sa’id Abdul Azhim, Jujurlah dan Allah Mencintaimu (Jakarta: Fikr
Rabbani Group, 2007), h. 29.
104
dengan kejujurannya, dan Allah tidak membinasakan seseorang
melainkan karena kebohongannya.25
3. Disiplin
Perilaku disiplin merupakan asas dari setiap pekerjaan.
Peraturan yang dibuat oleh organisasi dan dipatuhi oleh
anggotanya merupakan bagian dari sikap disiplin. Apabila
anggota organisasi telah memenuhi semua peraturan dan prosedur
opersasional standar yang berlaku di organisasi maka, dapat
dikatakan ia telah berlaku disiplin. Disiplin membangun karakter
yang diinginkan oleh organisasi dalam pemerolehan tujuan dan
visi misi organisasi. Disiplin membentuk dan memperbaiki diri
para karyawan dalam meningkatkan kinerja prestasinya. Semakin
disiplin diri seorang anggota organisasi semakin baik dalam
produktivitas kerja tersebut. Disiplin juga berarti sadar akan
tanggung jawabnya dalam mengerjakan pekerjaan tugasnya.
“Pendisiplinan pegawai adalah suatu bentuk pelatihan yang
berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap
dan perilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut
secara sukarela berusaha bekerja secara kooperatif dengan
para karyawan yang lain serta meningkatkan prestasi
kerjanya.”26
Ketika karyawan memulai suatu pekerjaan di dalam
perusahaan, maka semua kewajiban dan peraturan haruslah
dipenuhi sesuai prosedur operasional standar. Hal demikian,
merupakan bagian dari sikap disiplin yang karyawan berikan
25
Sa’id Abdul Azhim, Jujurlah dan Allah Mencintaimu, h. 8. 26
Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, h. 305.
105
kepada perusahaan. Ketaatan para pegawai dalam melaksanakan
tatakelola perusahaan tidak lain agar terwujudnya tujuan
perusahaan. Disiplinnya seorang pegawai juga menggambarkan
bahwa ia menciptakan produktivitas yang baik. Berbanding
terbalik, orang yang tidak disiplin yakni melakukan pelanggaran
dengan sadar dan dapat menghasilkan produktivitas kerja yang
hasilnya merugikan karyawan tersebut dan perusahaannya.
Hal ini serupa, dengan yang dikatakan Manager PT UG Mandiri
Regional Bintaro Muslam Subagyo:
“Disiplin dapat melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan
fungsinya sehingga tujuan maupun juga tujuan dari
organisasi itu pun bisa berjalan dengan lancar dan agar
aman.”27
Prinsip-prinsip jatidiri yang di antaranya disiplin merupakan
bentuk suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh seluruh
karyawan PT UG Mandiri Regional Bintaro. Disiplin yakni para
karyawan melakukan tugasnya sesuai dengan bagian-bagian
peran dalam perusahaan. Agar tujuan dari Cash Management
berhasil, maka dibutuhkan disiplin dan cekatan dalam setiap
langkah pekerjaannya. Terdapat dua jenis disiplin dalam
organisasi, yaitu bersifat preventif dan bersifat korektif.28
Disiplin
yang bersifat preventif adalah mengajak seluruh pegawai untuk
mematuhi segala kewajiban dan prosedur operasional standar
sesuai ketentuan perusahaan. Dengan kata lain, pendisiplinan
preventif adalah tindakan yang mendorong para karyawan untuk
27
Wawancara pribadi dengan Muslam Subagyo. 28
Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, h. 305.
106
taat kepada berbagai ketentuan yang berlaku dan memenuhi
standar yang telah ditetapkan.29
Maksudnya, adalah Para
karyawan melakukan pendisiplinan diri mulai dari sikap dan
perbuatan selaras dengan tatanan perusahaan dan diusahakan
pencegahan agar para karyawan tidak berperilaku menyimpang.
Bentuk peringatan dalam pelanggaran disiplin berupa surat
teguran di antaranya berisi pelanggaran atas ketidakhadiran para
karyawan yang melakukan mangkir dari pekerjaan dan
melakukannya lebih dari satu kali. Di dalam surat tersebut
selanjutnya diimbuhi kalimat penegasan yang menyatakan
apabila tidak melakukan perubahan atau perbaikan maka, akan
diberikan sanksi sesuai ketentuan perusahaan yang kemudian
untuk lebih lanjut dilakukan pemutusan hubungan kerja. Maka,
dengan adanya kalimat penegasan tersebut diharapkan dapat
membuat jera karyawan sehingga tidak melakukan indisipliner
mangkir dari pekerjaan. Pengenaan sanksi pun harus mempunyai
nilai pelajaran dalam arti mencegah orang lain melakukan
pelanggaran yang serupa.30
Jika pelanggaran kecil diikuti dengan
peringatan lisan, tidak selalu perlu diperlukan tindak lanjut. Akan
tetapi, jika hal itu terjadi berulang-ulang misalnya sering mangkir
atau terlambat. Anda perlu memberi tahu karyawan yang
bersangkutan bahwa selanjutnya akan diadakan pembicaraan
dengannya untuk mencegah berulangnya pelanggaran.31
Jika, ada
29
Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, h. 305. 30
Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, h. 306. 31
Agus Dharma, Manajemen Supervisi: Petunjuk Praktis Bagi Para
Supervisor (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2000), h. 186.
107
anggota karyawan yang melakukan pelanggaran seperti berulang
kali terlambat datang bekerja, maka akan dilakukan pemanggilan
atau peringatan secara lisan oleh audit internal.
Dalam Islam Allah terang menjelaskan pentingnya sikap
disiplin dalam kehidupan. Begitupun dalam etos kerja pentingnya
mematuhi peraturan tata kelola perusahaan agar berjalan dengan
lancar dan baik. Sebagai muslim yang beriman, melaksanakan
dan mematuhi peraturan dengan baik dapat membawa kebajikan
bagi yang melakukannya dan sebaliknya apabila tidak
meneguhkan sikap disiplin maka, akan mendapatkan keburukan
dan balasannya atas sikap yang dikerjakannya. Sebagaimana
tercantum dalam Al-Qur’an Surat Al-Asr ayat 3:
Artinya: “Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling
menasehati untuk kesabaran”.
Apabila buruh sering mangkir sehingga tidak melakukan
tugasnya, atau pun ia tidak cakap melakukan pekerjaannya atau
kalau ia berkelakuan buruk, perusahaan dapat memberhentikan
buruh atau pegawai yang demikian.32
Apabila para karyawan
melakukan tindak indispliner yang berkala dan diberlakukan
pemutusan hubungan kerja maka dapat merugikan pihak
perusahaan secara langsung karna untuk dapat merekrut para
karyawan mengeluarkan biaya yang besar. Sebab, fungsi utama
32
M. Manulang, Management Personalia, h. 134.
108
dari prinsip disiplin adalah para karyawan dapat melaksanakan
tugas sesuai dengan fungsinya sehingga dapat membuat tujuan
perusahaan berhasil dan tidak menciptakan kerugian yang dapat
dirasakan pula oleh karyawan itu sendiri atau pun perusahaan.
4. Kompeten
Ketika berkecimpung dalam organisasi kecakapan dan
kemahiran dalam suatu bidang pekerjaan sangat dibutuhkan.
Kemampuan kompetensi yang dimiliki para anggota menjadi
modal dalam mengembangkan tujuan organisasi. Kompetensi
meliputi pengetahuan, bakat, dan keterampilan seseorang dalam
bidang yang ditekuninya. Kemampuan anggota organisasi ini bila
terus dikembangkan, dapat memberikan kinerja yang optimal.
Perusahaan juga kerap menyediakan tempat pelatihan bagi para
anggota organisasi sesuai dengan peran dan fungsinya masing-
masing. Hal ini, karena organisasi membutuhkan sumber daya
manusia yang berkompeten dan meningkatkan kualitas pegawai.
Hal ini sebagaimana bentuk pengertian dari kompeten menurut
Darsono P dan Tjatjuk Siswandoko adalah:
“Orang yang mempunyai keahlian khusus dalam bidang
pekerjaan tertentu dan selalu sukses dalam
melaksanakannya.”33
Di dalam perusahaan setiap divisi masing-masing yang
berbeda mengharuskan agar sumber daya manusia memiliki
33
Darsono P dan Tjatjuk Siswandoko, Manajemen Sumber Daya
Manusia Abad 21 (Jakarta: Nusantara Consulting, 2011), h. 123-124.
109
kompetensi. Memiliki kepandaian dalam pekerjaanya sehingga
senantiasa terwujud tujuan dari organisasi. Jika hanya satu atau
dua orang yang memiliki kompetensi, maka akan mengalami
kesukaran dan menghambat jalannya tugas pekerjaan. Oleh
karena itu, pelatihan yang diberikan oleh perusahaan sebaiknya
dimanfaatkan sebaik mungkin dan berkemauan keras untuk
mempelajari, menghayati dan menerapkannya dalam pekerjaan.
Hal ini, di dukung oleh pernyataan Manajer PT UG Mandiri
Regional Muslam Subagyo:
“Kompetensi kan dibentuk dalam organisasi internal ini,
yang diberikan training malah senior-seniornya, internal
gitu. Nah, dari internal itu dia bisa kan sambil praktek”33
Prinsip jatidiri yang selanjutnya adalah kompeten. Dalam
melakukan kegiatan pekerjaan yang berhubungan dengan ATM
diperlukan pengetahuan dan kemampuan yang mumpuni.
Sebelum menjadi bagian dari perusahaan, calon pekerja yang baru
akan melewati tahap awal yakni proses rekrutmen atau penarikan
karyawan. Rekrutmen (penarikan) adalah proses mendapatkan
sejumlah calon tenaga kerja yang kualifikasi untuk jabatan atau
pekerjaan utama (produk lini dan penunjangnya) di lingkungan
suatu organisasi atau perusahaan.34
Penarikan karyawan akan
diterima apabila sesuai dengan keahlian yang diperlukan disetiap
bidang dalam perusahaan.
33
Wawancara pribadi dengan Muslam Subagyo. 34
Hadari Nawari, Manajemen Sumber Daya Manusia: untuk Bisnis
yang Kompetitif (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2005), h. 169.
110
Kompeten merupakan salah satu nilai-nilai Islam yang
terkandung dalam jatidiri perusahaan. Seseorang yang melakukan
pekerjaan dengan tekun dan ulet dalam bidang pekerjaannya
maka, karyawan itu dapat disebut kompeten dalam tugasnya.
Melakukan pekerjaannya dengan baik dan tidak kikir membagi
ilmu yang dimilikinya terhadap orang lain yang membutuhkan.
Saling tolong menolong dan membantu dalam bidang pekerjaan
yang dilakukan sehingga pekerjaan dapat dituntaskan dengan
mudah. Sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an surat Al-
Qashash ayat 26:
Artinya: “Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya
bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita),
karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil
untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat
dipercaya".
Dalam hal ini, dapat dilihat dalam OTJ (On The Job)
Training yang dilakukan masing-masing Regional, senior yang
mengikuti pelatihan mengajarkan kepada yang lebih muda dan
jika ada program-program baru dari kantor pusat maka akan
disosialisasikan dan dilakukan pendidikan dan pelatihan dari
pihak Bank Mandiri. Membentuk kompetensi keras karyawan
adalah mutu pelatihan kerja yang diperoleh karyawan. Hal ini
mudah dipahami, karena pada dasarnya pelatihan kerja ditujukan
untuk meningkatkan keterampilan kerja karyawan dan
111
menjalankan pekerjaan.35
Dalam hal peningkatan kemampuan
para karyawannya Bank Mandiri akan memberikan pelatihan
khusus kepada setiap Regional misalnya, program baru seperti
masalah keamanan sehingga tidak kena pembajakan data ATM
oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Para karyawan sudah
mendapatkan pendidikan dan pelatihan baik dari dalam organisasi
internal maupun kegiatan training khusus yang diadakan Bank
Mandiri tujuannya meningkatkan kompetensi dan kualitas diri
bagi karyawan serta perusahaan.
5. Bertanggung Jawab
Setiap perbuatan yang dilakukan para anggota organisasi
yang berkaitan dengan organisasi haruslah mengedepankan sikap
tanggung jawab. Memelihara dan menjaga sikap tanggung jawab
juga bukan hanya anggota organisasi saja namun pemimpin
perusahaan juga mempunyai tanggung jawab yang besar atas
semua yang terjadi terhadap perusahaan. Hasil pekerjaan yang
diberikan anggota organisasi dan hasilnya sesuai dengan yang
diharapkan memenuhi tujuan organisasi hal ini merupakan
cerminan dari pemimpin perusahaan. Maka, peran pemimpin
perusahaan harus cakap mengkomunikasikan sikap tanggung
jawab yang dilakukan para anggota organisasi. Seluruh anggota
organisasi yang bertugas baik di dalam perusahaan maupun di
lapangan harus mengedepankan sikap kehati-hatian dalam setiap
langkah pekerjaan. Melaksanakan kewajiban pekerjaan sampai
35
Aris Wijayanto, dkk., “Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kompetensi Kerja Karyawan” Manajemen IKM Vol. 6 No. 2 (September
2011): h. 86.
112
selesai merupakan tanggung jawab masing-masing sesuai dengan
fungsi para anggota organisasi tersebut. Hal ini, serupa dengan
pengertian pendapat menurut Simorangkir:
“Tanggungjawab sejati berarti memelihara dengan baik
segala sesuatu di sekeliling kita, siap sedia melakukan segala
sesuatu yang perlu dilakukan.”36
Bertanggung jawab atas semua hal yang dilakukan anggota
organisasi dimulai dari datang hingga selesai pekerjaan. Bila,
anggota organisasi tidak cakap akan tanggung jawab
pekerjaannya maka akan menimbulkan permasalahan besar.
Seperti, pekerjaan tidak selesai dan gagalnya memenuhi tujuan
organisasi. Hal ini, akan merugikan perusahaan dan juga anggota
organisasi yang tidak bertanggung jawab akan mendapatkan
teguran atau peringatan dari atasannya. Maka, seluruh karyawan
yang berada di perusahaan memiliki sikap tanggung jawab atas
pekerjaaannya guna melaksanakan kegiatan operasional agar
memenuhi tujuan instruksional. Seperti yang dikatakan Manajer
PT UG Mandiri Regional Bintaro Muslam Subagyo:
“Bertanggung jawab di dalam job description itu kan
bertanggung jawab pada direksi terhadap kelangsungan tata
laksana daripada Regional”37
Menjalankan prinsip jatidiri yakni sikap tanggung jawab
terhadap semua pekerjaan yang dilakukan. Melaksanakan amanah
36
O.P. Simorangkir, Kesadaran, Pikiran, dan Tanggung Jawab
(Jakarta: Yagrat, 1987), h. 155. 37
Wawancara pribadi dengan Muslam Subagyo.
113
yang diberikan atasan kepada para bawahannya. Dengan bersikap
tanggungjawab atas segala hal yang pekerja lakukan.
Bertanggung jawab dilakukan pada saat dimulainya sebuah
pekerjaan hingga tuntasnya tugas tersebut. Jika para karyawan
lalai dalam menjalankan tanggungjawab hal itu merupakan
perbuatan yang tercela dan harus dihindari. Karena di sini dapat
belajar secara dewasa bagaimana sikap tanggungjawab yang
dilakukan oleh para karyawan dan juga pemimpin perusahaan
dalam menjalankan amanah sehingga tercapai tujuan organisasi.
Sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 58
menjelaskan menjalankan sebuah amanah bagi umatnya:
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan
amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)
apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah
adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Dalam perusahaan jasa yang bergerak di pengelolaan dan
pengisian ATM, sikap kehati-hatian seluruh anggota karyawan
mesti diutamakan. Bertanggung jawab atas apapun yang
dilakukan harus cermat dan teliti dalam pekerjaan. Misalnya,
ketika Cash Replenishment dan tim mulai mengisi di sektor ATM
pastikan agar tidak terjadi kesalahan denom saat pengisian. Hal
114
ini, dapat merugikan perusahaan dan terasa sangat cepat. Maka,
dibutuhkan komunikasi yang baik dari atasan kepada bawahan,
mengikuti arahan saat briefing karna selalu diingatkan oleh atasan
mengenai jatidiri perusahaan, dan menerapkan prinsip jatidiri
dengan benar. Tanggung jawab (responsibility) adalah keharusan
untuk melakukan semua kewajiban atau tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya sebagai akibat dari wewenang yang
diterima atau dimilikinya.38
6. Bekerja sama
Dalam organisasi penting bagi para anggota organisasi untuk
saling bahu-membahu ketika melaksanakan pekerjaan tugas
organisasi. Bekerja sama artinya seseorang saling membantu
pekerjaan dengan orang lainnya untuk tujuan bersama. Sebagai
sebuah organisasi atau perusahaan, tidak bisa bekerja secara
individual. Apalagi organisasi yang bergerak dalam bidang jasa
membutuhkan tim yang kuat di dalamnya. Bekerja sama artinya
tidak ada individu yang saling menonjol dan tidak
mengedepankan ego, semua sama rata dalam organisasi guna
saling gotong royong agar jalannya aktifitas pekerjaan lancar
sesuai tujuan organisasi. Bekerja sama sebagai suatu proses
konsep yang sudah dibuat di dalam organisasi dan dijalankan
sesuai rancangan dengan mengikuti sejumlah aturan yang berlaku
agar menghasilkan perolehan yang baik.
38
Malayu S.P Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian dan
Masalah, h. 70.
115
Sebagaimana kutipan pengertian Bekerjasama menurut Ida
Nuraida adalah:
“Setiap aktivitas ataupun kegiatan yang dilakukan oleh
individu maupun organisasi yang didasarkan pada
perencanaan yang matang atas seluruh input dan proses
yang ada dalam organisasi merupakan titik awal untuk
meraih output yang optimal.”39
Kekompakkan tim organisasi sangat diperlukan dari
berbagai bagian unit-unit kerja yang menunjang di dalamnya.
Seperti tim CVC, Cash Replenishment, Verifikator, Scheduler,
First Level Maintenance, Security, dan satuan pihak polisi. Para
masing-masing unit saling membantu dan bekerja sama. Dalam
organisasi, satu bagian dengan bagian lainnya saling terhubung
dan ini memerlukan komunikasi yang baik keduanya. Kerja sama
tim terdapat unit-unit kerja di dalamnya yang saling bergantung
dan keterkaitan sesuai dengan peran masing-masing fungsi.
Saling mengingatkan dan bekerja baik dalam tim agar tidak
terjadi kesalahan. Pelaku organisasi, membutuhkan komunikasi
yang baik antarsesama unit yang berkaitan agar tidak terjadi
ketimpangan informasi. Dibutuhkan koordinasi yang baik
antarsesama divisi agar komunikasi berjalan efektif dan semangat
antar pegawai. Perencanaan yang baik dari dalam organisasi
internal dan mengikuti arahan rencana yang sudah diatur agar
pekerjaan yang dihasilkan dapat berjalan dengan lancar.
39
Ida Nuraida, Manajemen Administrasi Perkantoran (Yogyakarta:
Kanisius, 2008), h. 17.
116
Lebih lanjut, sama seperti yang diutarakan Manajer PT UG
Mandiri Muslam Subagyo:
“Kerjasama itu kan ada fungsi-fungsi telah dilakukan antara
unit kerja.”40
Dalam PT UG Mandiri ketika melakukan tugas dan agar
tujuan perusahaan terlaksana maka, dibutuhkan kerjasama tim
yang baik. Dimulai dari koordinasi bagian-bagian tugas satu dan
lainnya saling memerlukan dan ketergantungan. Ketika memulai
pengisian ATM, petugas Scheduler atau yang bertugas
memprediksi besarnya jumlah pengisian setiap harinya dan
memiliki standar pengisian yang ditentukan melakukan
komunikasi dan memberikan perintah dengan bagian Cash
Processing (CPC) yang bertugas mengambil uang dari kantor
pusat. CPC berfungsi sebagai bagian yang memeriksa uang
dengan cara mensortir dan meneliti kembali apakah uang tersebut
mengalami kerusakan, tidak layak edar, cacat, atau mendeteksi
uang palsu. Setelah itu, CPC memiliki peran dalam menyortir
uang untuk dimasukkan dalam masing-masing bag dengan
jumlah pengisian yang berbeda setiap ATM tergantung
kebutuhan. Maka, dari itu hubungan kerja sama antarunit ini,
sangat memerlukan ketelitian dan kecermatan.
Dalam Islam Allah terang menjelaskan agar para umat
muslim saling bekerjasama dan tolong- menolong dalam
kebajikan karena akan membawa syafaat bagi orang yang
40
Wawancara pribadi dengan Muslam Subagyo.
117
beriman. Kemudian, Allah sangat tidak menyukai apabila
manusia tolong- menolong dalam keburukan. Sebagaimana yang
tercantum dalam Al-Qur’an Surat Al-Maidah ayat 2:
Artinya: “…..Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat
siksa-Nya.
Tolong menolong dan berkerjasama dalam hal kebaikan
sangat disukai Allah. Dalam etos kerja yang dilakukan PT UG
Mandiri ketika mewujudkan tujuan organisasi dalam
menstabilkan nilai SLA-UpTime sangat dibutuhkan kerjasama
yang baik antarsesama karyawan. Hal ini, dengan
mengedepankan pencapaian organisasi dan mengesampingkan
sikap ego di antara para karyawannya. Begitupun, sebaliknya
Allah sangat tidak menyukai sikap yang dilakukan manusia
tolong-menolong dalam berbuat keburukan yang dapat membawa
dampak kerugian bagi yang melakukannya.
118
119
BAB VI
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
1. Pola Komunikasi Organisasi PT Usaha Gedung Mandiri
Dari temuan hasil penilitian dapat ditarik kesimpulan bahwa
pola komunikasi yang diterapkan di PT Usaha Gedung Mandiri
Regional Bintaro adalah pola roda dan pola semua saluran atau
bintang. Pada pola roda Manajer menjadi pusat fokus perhatian
dan ia sebagai orang yang punya kendali penuh baik dalam
melakukan komunikasi dua arah. Manajer dapat menyampaikan
informasi dan mendapatkan umpan balik dari semua anggota
organisasi. Manajer menyampaikan pesan kepada para
koordinator pada masing-masing bidang dan seluruh karyawan
untuk dapat dilaksanakan. Manajer menyampaikan informasi
yang berasal dari Direksi perusahaan yakni kebijakan prosedur
operasional, tugas kerja, pengkoordinasian kerja dan prinsip
jatidiri sebagai pertahanan sumber daya manusia dalam kegiatan
kerja operasional melalui media lisan secara langsung atau
tertulis,. Dalam pola roda pemimpin perusahaan mempunyai
kuasa dalam membagikan pesan ke semua saluran. Hal ini, dapat
terlihat arah bentuk aliran komunikasi ke bawah yang dilakukan
Manajer dalam menyampaikan pesan berupa tugas kerja dalam
kegiatan operasional dan menyampaikan prinsip jatidiri yang
selalu dilakukan dan mengingatkan kepada semua anggota
organisasi melalui kegiatan briefing. Selain itu, dalam
menanamkan dan menerapkan jatidiri dapat dimulai dari pribadi
120
pemimpin itu sendiri yang mencontohi. Kemudian, ketika
pemimpin mencontohkan kepribadian yang sesuai dengan jatidiri
maka, seluruh anggota organisasi akan mengikuti perlahan.
Media lain yang digunakan untuk menanamkan dan menerapkan
prinsip jatidiri yakni media tulis seperti pamflet yang ditempel di
dalam sudut kantor. Hal, ini membuat anggota organisasi selalu
mengingat dan menerapkannya dalam hati setiap insan.
Komunikasi ke atas pun dilakukan sebagai upaya umpan balik
yang diberikan dalam pemberian penugasan kerja dan kebijakan
prosedur operasional. Dalam komunikasi sejajar juga saling
berbagi informasi kepada anggota lain dan mengingatkan prinsip
jatidiri sebagai budaya perusahaan yang memang sejatinya harus
diimplementasikan dalam kegiatan operasional kerja. Komunikasi
lintas saluran yakni satuan pengamanan polisi yang juga
merupakan bagian dari tatakelola perusahaan mempunyai tugas
kerja dan dapat menjalankan kewajiban tugas Negara sebagai
urusan lain di luar pekerjaan.
Di sisi lain, dalam teknis pengaplikasian dalam kegiatan
operasional kerja yang berada di PT UG Mandiri Regional
mengadopsi pola semua saluran atau bintang. Para anggota
organisasi bebas melakukan komunikasi dengan siapa pun
anggota organisasi dan memiliki kekuatan yang sama untuk
memengaruhi anggota lainnya. Dalam penugasan kerja seperti
pengisian ATM maka, dibutuhkan kerjasama kekompakkan tim
dari masing-masing divisi yang punya kekuatan sama untuk
memenuhi tujuan bersama. Ketika A ingin berkomunikasi ke B,
C dapat berkomunikasi dengan D, D dapat meminta konfirmasi
121
informasi tugas kerja ke A, A dapat berkomunikasi dengan E dan
seterusnya. Kedua pola komunikasi organisasi sangat optimal
digunakan dalam kegiatan tugas kerja di PT Usaha Gedung
Mandiri Regional Bintaro. Media dalam menyampaikan
informasi selain tatap muka secara langsung baik melalui briefing
dan komunikasi antarunit dapat melalui media yakni sms,
telepon, dan grup whatsapp atau jaringan pribadi lainnya.
Hubungan komunikasi yang efektif terjadi di antara kedua yakni
komunikator dan komunikan sehingga menghasilkan umpan balik
seperti pertukaran informasi, mengingatkan kepada semua
anggota organisasi agar selalu menanamkan dan menerapkan
jatidiri perusahaan sehingga adanya perubahan perilaku anggota
sesuai dengan harapan dari jatidiri, dan kerjasama dalam tim
pengisian yang di dalamnya berisi anggota secara acak setiap
harinya menciptakan rasa kekeluargaan organisasi yang hangat.
2. Kebijakan Prosedur Operasional Standar PT UG
Mandiri Regional Bintaro Dalam Menerapkan Jatidiri Pada
Karyawan.
PT UG Mandiri Regional adalah perusahaan jasa bergerak
di bidang Cash Management yang setiap harinya bersentuhan
dengan uang, maka dibutuhkan sikap kehati-hatian dalam diri
insan seluruh anggota organisasi dan memagarinya dengan
prinsip jatidiri. Oleh karena itu harus dipagari dengan jatidiri atau
budaya perusahaan. Jatidiri yang dimiliki oleh PT UG Mandiri
adalah prinsip kejujuran, disiplin, kompeten, bertanggung jawab,
122
dan bekerjasama. Selanjutnya, jatidiri perusahaan adalah bentuk
cerminan dari orang-orang yang mengabdi di dalamnya.
Kebijakan prosedur operasional standar operasional PT UG
Mandiri Regional Bintaro dalam menanamkan dan menerapkan
prinsip jatidiri sudah efektif ketika menyampaikan prinsip-prinsip
tersebut. Dengan adanya kejujuran maka seluruh anggota
organisasi diwajibkan menjaga amanah masyarakat dengan tidak
melakukan tindak kecurangan. Selain itu, menjalankan sikap
disiplin mematuhi peraturan, kompeten dalam melakukan tugas
kerja, bertanggungjawab atas apa yang dilakukan dalam setiap
langkah pekerjaan serta bekerjasama dalam tim sebagai bagian
dari bentuk operasional kegiatan. Dalam setiap prinsip jatidiri ada
peraturan dan hukuman timbal balik bagi yang tidak
mematuhinya seperti diberhentikan sepihak dari perusahaan atau
bahkan ditampuh melalui jalur hukum apabila melakukan tindak
kecurangan. Hal ini, dapat memacu anggota organisasi untuk
tidak melakukan kesalahan dalam organisasi yang dapat
merugikan karyawan dan perusahaan itu sendiri.
B. Implikasi
Pola komunikasi organisasi yang dilakukan di PT UG
Mandiri Regional Bintaro menggunakan pola roda dalam
menyampaikan kebijakan prosedur operasional, peraturan tata
kelola perusahaan, penerapan prinsip jatidiri yang diantaranya
terdapat lima prinsip yaitu kejujuran, disiplin, kompeten,
bertangggungjawab dan bekerjasama, selain itu juga koordinasi
kerja dan tugas masing-masing divisi yaitu Cash Replenishment,
123
First Level Maintenance, Security, CVC, dan pihak satuan polisi
dengan melalui pola roda maka, pesan yang disampaikan kepada
seluruh komunikan atau para pegawai dapat terlaksana secara
langsung baik melalui media verbal maupun tertulis sehingga
dapat tercapai dengan optimum tujuan dari organisasi yaitu
menjaga stabilitas SLA-Up Time. Di sisi lain, dalam praktik
kerja menggunakan pola semua saluran atau bintang saat
pelaksanaan kerjasama antarsesama karyawan sehingga semua
lini saluran dapat melakukan komunikasi tanpa adanya hambatan.
C. Saran
Seorang peneliti dalam melakukan penelitian tentu saja
akan melakukan sebuah kekhilafan atau kesalahan. Seperti
penelitian ini pastilah memiliki kekurangan di dalamnya. Hal
tersebut, membuat peneliti memiliki beberapa saran untuk
dijadikan sebuah renungan bersama agar ke depannya lebih baik.
1. Pertahankan pola roda dalam menyampaikan pesan dan
informasi tugas kerja kepada seluruh anggota organisasi dan
pola semua saluran atau bintang ketika dalam praktik
penugasan kerja karena memang sudah efektif dilaksanakan
Cash Management PT UG Mandiri Regional Bintaro.
2. Ketika Manajer menyampaikan informasi secara lisan kepada
anggota organisasi melalui briefing atau internal hendaknya
para karyawan lebih fokus dan tenang sehingga komunikasi
berjalan lancar antara perintah dengan pelaksanaannya
akibatnya tidak terjadi kesalahan informasi atau hambatan
dalam bekerja.
124
125
DAFTAR PUSTAKA
A. Devito, Joseph. Komunikasi Antarmanusia. Tangerang
Selatan: Karisma Publishing Groupedisi ke-5, 2011.
Abdul Azhim, Sa’id. Jujurlah dan Allah Mencintaimu. Jakarta:
Fikr Rabbani Group, 2007.
Apriani, Ita. “Pola Komunikasi Organisasi Antara Pimpinan Dan
Staff PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk. Palagisang
Estate Di Desa Tamatto Kecamatan Ujung Loe Kabupaten
Bulukumba.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar,
2014.
Aris Wijayanto, dkk., “Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kompetensi Kerja Karyawan”. Manajemen IKM Vol. 6 No.
2. September 2011.
B. Fisher, Aubrey. Teori-Teori Komunikasi. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 1978.
Buku Panduan Company Profile
Djamarah, Syaiful Bahri. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak
dalam Keluarga. Jakarta: PT. Reneka Cipta, 2004.
Basrowi dan Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2008.
Bungin, Burhan. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2005.
126
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,
Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2007.
Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2008.
Darsono P dan Tjatjuk Siswandoko. Manajemen Sumber Daya
Manusia Abad 21. Jakarta: Nusantara Consulting, 2011.
Dharma, Agus. Manajemen Supervisi: Petunjuk Praktis Bagi
Para Supervisor. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2000.
Dyana, Annisa. “Pola Komunikasi Organisasi pada Perusahaan
Pialang Asuransi Mikro Syariah PT. Asyki Sarana
Sejahtera.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2014.
Eriska, Veny. Kerja Bukan untuk Uang. Sukabumi: CV Jejak,
2017.
Fahmi, Irham. Perilaku Organisasi: Teori, Aplikasi dan Kasus.
Bandung: Alfabeta, 2013.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek.
Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013.
Hardhito, Dydiet. Teknik Organisasi dan Teknik
Pengorganisasian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2001.
Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen: Dasar, Pengertian dan
Masalah. Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Http://www.ptugmandiri.com
127
Husein, M. Saddam. “Pola Komunikasi Organisasi Bintal TNI
AU Sendjaja Bogor”. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2016.
Jhon M. Ivancevich, dkk., Perilaku dan Manajemen Organisasi
Jilid 2. Jakarta: Erlangga, 2007.
Katsir, Ibnu. Lubaabut Tafsiir Min Ibni katsiir. Penerjemah M.
Abdul Ghoffar. Bogor: Pustaka Imam asy-Syafi’I, 2003.
Kamus Bahasa Indonesia
Mangkunegara, Anwar Prabu. Manajemen Sumber Daya
Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2000.
Manulang, M. Management Personalia. Jakarta: Balai Aksara,
Yudhistira dan Pustaka Saadiyah, 1981.
Maryaeni. Metodologi Penelitian Budaya. Jakarta: Bumi Aksara,
2005.
Masmuh, Abdullah. Komunikasi Organisasi dalam Prespektif
Teori dan Praktek. Malang: UPT Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Malang, 2008.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2000.
Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2009.
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya, 2001.
Nawari, Hadari. Manajemen Sumber Daya Manusia: untuk Bisnis
yang Kompetitif. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press, 2005.
128
Nuraida, Ida. Manajemen Administrasi Perkantoran. Yogyakarta:
Kanisius, 2008.
Panuju, Redi. Komunikasi Organisasi: dari Konseptual-Teoritis
ke Empirik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.
Pareek, Udai. Perilaku Organisasi: Pedoman ke Arah
Pemahaman Proses Komunikasi Antar Pribadi dan
Motivasi Kerja. Jakarta: PT Ikrar Mandiriabadi, 1996.
Prastowo, Andi. Memahami Metode-metode Penelitian: Suatu
Tinjauan Teoritis & Praktis. Yogyakarta: Aar-Ruzz Media,
2011.
Purwanto, Djoko. Komunikasi Bisnis Edisi ketiga. Jakarta:
Erlangga, 2006.
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi:
Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2010.
Riswandi. Ilmu Komunikasi. Jakarta: Graha Ilmu, 2009.
Romli, Khomsahrial. Komunikasi Organisasi Lengkap. Jakarta:
PT Grasindo, 2011.
Santoso, Eko Jalu. Good Ethos: 7 Etos Kerja Terbaik dan Mulia.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2012.
Siagian, Sondang P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2008.
Simorangkir, O.P. Kesadaran, Pikiran, dan Tanggung Jawab.
Jakarta: Yagrat, 1987.
Soedarsono, Soemarno. Character Building: Membentuk Watak.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2002.
Sopiah. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi Offset, 2008.
129
Supriyanto. Manajemen Sumber Daya Manusia: Edisi
Kesembilan Jilid 2. Jakarta: PT Indeks Kelompok
Gramedia, 2005.
Sutrisno, Edy. Budaya Organisasi. Jakarta: Prenada Media
Group, 2010.
Uchana, Onong. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2002.
Veithzal Rivai dan Ella Jauvani Sagala. Manajemen Sumber
Daya Manusia untuk Perusahaan: dari Teori ke Praktik.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009.
Wawancara Pribadi dengan Muslam Subagyo. Tangerang
Selatan, 19 Desember 2018
Wawancara Pribadi dengan Renaldi. Tangerang Selatan, 19
Desember 2018
Waworuntu, Bob. Perilaku Organisasi: Beberapa Model dan
Submodel. Jakarta: Yayasan Pusaka Obor Indonesia, 2016.
Wijayanto, Dian. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2012.
Winardi, J. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Prenada
Media Group, 2004.
130
131
LAMPIRAN
132
134
136
138
Foto penulis saat wawancara dengan Bapak Muslam Subagyo
Manajer Cash Management PT UG Mandiri Regional Bintaro
Foto penulis dengan narasumber Bapak Muslam Subagyo sebagai
Manajer dan Bapak Renaldi sebagai koordinator Cash
Replenishment (CR) di PT UG Mandiri Regional Bintaro
Manajer dan anggota karyawan berada di lapangan
Briefing yang dilakukan pagi hari sebelum memulai aktivitas
kerja di PT UG Mandiri Regional Bintaro dipimpin oleh Manajer
dan koordinator masing-masing divisi.
Pedoman Wawancara
A. Pertanyaan Umum diajukan untuk seluruh narasumber
1. Menurut Bapak/Ibu apa yang dimaksud dengan
komunikasi dalam perusahan atau organisasi?
2. Apa saja yang dikomunikasikan dalam perusahaan ini?
3. Bagaimana pola komunikasi organisasi yang terbentuk di
perusahaan ini?
4. Apakah komunikasi formal terjadi di perusahaan ini?
Bagaimana terjadinya?
5. Apakah komunikasi informal terjadi di perusahaan ini?
Bagaimana terjadinya?
6. Adakah hambatan dalam berkomunikasi yang dialami oleh
Bapak/Ibu selama berada di perusahaan ini? Apa saja
hambatannya?
7. Bagaimana harapan Bapak/Ibu untuk komunikasi yang
berlangsung dalam perusahaan ini di masa mendatang?
B. Pertanyaan khusus yang diajukan untuk atasan kepada
bawahan
8. Menurut Bapak/Ibu bagaimana komunikasi antara atasan
dengan bawahan yang terjadi di perusahaan selama ini?
9. Bagaimana teknik yang Bapak/Ibu lakukan dalam
memberikan informasi, pengarahan, dan perintah kepada
para karyawan?
10. Media apakah yang digunakan Bapak/Ibu dalam
memberikan informasi?
11. Apakah Bapak/Ibu memberikan informasi mengenai
kebijakan prosedur operasional standar dari perusahaan?
12. Apakah Bapak/Ibu memberikan informasi mengenai
kinerja pegawai?
13. Apakah Bapak menerima saran atau gagasan yang
diberikan bawahan kepada atasan?
14. Menurut Bapak/Ibu apa yang dimaksud dengan jatidiri
perusahaan? Bagaimana cara menanamkan dan
menerapkannya kepada para seluruh karyawan? Media apa
saja yang diberikan kepada para karyawan untuk
memberikan informasi seputar jatidiri?
15. Salah satu prinsip jatidiri adalah kejujuran. Menurut
Bapak/Ibu bagaimana konsep kejujuran ini harus
diterapkan? Bagaimana terjadinya? Apakah sanksi yang
diberikan jika melanggar?
16. Menurut Bapak/Ibu bagaimana terjadinya konsep disiplin
dalam perusahaan ini?
17. Terdapat dua pendekatan disiplin, pertama disiplin
preventif dan disiplin korektif? Bagaimana terjadinya?
18. Bagaimana menurut Bapak/Ibu tentang aspek-aspek untuk
menjadi pribadi yang disiplin? Pertama, karyawan
didorong untuk rasa memiliki organisasi. Kedua, diberi
kejelasan tentang ketentuan dan kewajiban yang harus
dijalankan. Ketiga, karyawan menentukan sendiri cara-cara
disiplin mereka.
19. Apakah tujuan dari konsep disiplin?
20. Bagaimana prosedur operasional standar atau sanksi yang
diberikan oleh perusahaan bagi karyawan yang tidak
melanggar peraturan?
21. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana konsep kompetensi dalam
perusahaan ini? Apakah setiap karyawan harus memiliki
kompetensi individu? Bagaimana dengan kompetensi
kelompok dan organisasi?
22. Apakah perusahaan ini mempunyai standar kompetensi
yang ditentukan?
23. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana konsep bertanggung jawab
di dalam organisasi perusahaan ini? Bagaimana terjadinya?
Para manajer selain dimintai pertanggung jawaban juga,
bertugas bertanggung jawab pada para anggota organisasi?
24. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana konsep kerjasama
karyawan yang dilakukan dalam organisasi ini? Bagaimana
terjadinya?
C. Pertanyaan khusus ditunjukkan untuk bawahan kepada
atasan
25. Menurut Bapak/Ibu bagaimana komunikasi antara
bawahan dengan atasan yang terjadi diperusahaan selama
ini?
26. Media apakah yang Bapak/Ibu pilih dalam memberikan
infomasi kerja dari atasan kepada bawahan?
27. Apakah Bapak/Ibu melibatkan atasan anda jika ada
persoalan kerja yang belum dapat dipecahkan?
28. Apakah Bapak/Ibu memberikan saran atas gagasan untuk
perbaikan kinerja kepada atasan?
29. Bagaimana Bapak/ibu menanamkan dan menerapkan
prinsip jatidiri?
D. Pertanyaan khusus ditunjukkan antar karyawan
30. Apakah terjadi komunikasi horizontal antar sesama
karyawan di dalam perusahaan ini? Bagaimana terjadinya?
31. Apakah komunikasi horizontal memiliki tujuan dalam
pemberian informasi kegiatan dan rencana kerja?
32. Apakah komunikasi horizontal memiliki fungsi dalam
pengkoordinasian penugasan kerja?
E. Pertanyaan khusus ditunjukkan lintas saluran
33. Apakah terjadi komunikasi lintas saluran dalam
perusahaan ini? Bagaimana terjadinya?
34. Apakah komunikasi lintas saluran memiliki tujuan dalam
pemberian informasi kegiatan dan rencana kerja?
Transkrip Hasil Wawancara dengan Manajer Regional
PT UG Mandiri Regional Bintaro
Peneliti : Hanifah Dwi Utami
Narasumber : Muslam Subagyo
Hari/Tanggal : 19 Desember 2018
Waktu Wawancara : Pukul 09.30 WIB
Tempat Wawancara : PT UG Mandiri Regional Bintaro
Tipe Wawancara : Wawancara Tatap Muka
A. Pertanyaan Umum diajukan untuk seluruh narasumber
1. Menurut Bapak/Ibu apa yang dimaksud dengan
komunikasi dalam perusahan atau organisasi?
Jawab: Jadi, komunikasi itu sebagai ujung tombak di mana
komunikasi dilakukan melalui komunikasi pembinaan dari
manajemen kepada manajer dalam hal ini itu kita lakukan secara
formal itu di hari senin, rabu dan jumat jadi briefing atau
morning briefing. Ya, itu diikuti oleh seluruh karyawan dan
tujuannya adalah di dalam briefing itu adalah pertama, untuk
mengetahui jumlah bagian-bagian karyawan pada hari itu.
Karena, dengan kita mengetahui jumlah karyawan yang hadir dan
tidak hadir kita dapat mengambil langkah-langkah. Misalkan ada
kekosongan bisa ambil langkah-langkah backup. Oh di sana
kosong di sana tidak boleh kosong, kita harus isi cari dari mana
gitu dari yang misalkan libur kita harus panggil gitu supaya
kegiatan berjalan lancar. Kemudian, yang kedua dalam
komunikasi briefing itu adalah kita mengevaluasi kegiatan hari
kemarin gitu, mingguan, atau harian kegiatan-kegiatan apa yang
secara mingguan itu atau harian itu kita ada kekurangan kita
perbaiki di hari berikutnya. Jadi, istilahnya melalui komunikasi
kita bisa mengevaluasi kemarin tuh terjadi apa kurangnnya apa
kita perbaiki lagi hari ini harus lebih bagus karna kita kan ada
laporan kinerja harian. Jadi, yang kemarin kita lakukan itu baik
pengisian atau kegiatan Maintenance ATM itu ada SLAnya. SLA
itu Standar Level Agreement yaitu nilai kinerja. Jadi, setiap
harinya ada levelnya seharusnya nilai kita itu harian atau Uptime.
Setiap hari ada nilai per regional, batas uptimenya 99.30 jika di
bawah itu dia merah. Merah itu berarti menggambarkan ATM itu
banyak gangguan dan durasinya tidak cepat sesuai yang
diharapkan gitu. Kalau yang hitam berarti sudah sesuai yakni
cepat penanganannya. SLA itu ada dua menggambarkan bahwa
mesin itu dia kalau 1x24 jam tidak ada gangguan itu hitam tapi
kalau yang ada gangguan itu segera di solve yang kedua
mengenai hasil. Ketiga, komunikasi kita mengajak teman-teman
semua karena kita kan bekerja di lapangan 1x24 jam baik mobil
dengan kekuatan penuh ada CR, ada drivernya, ada securitynya,
ada polisinya begitu yang pengisiannya itu meliputi Bintaro,
Pamulang, Ciputat, Ceger, Ciledug, kemudian Karawaci,
Balaraja, Mauk, Poris, Bandara, dan ada sekitar 21 sektor itu
harus kita isi. Melalui komunikasi itu kita semua saling
membantu semua tim harus mengedepankan kehati-hatian,
tujuan, melalui komunikasi dengan morning briefing itu
diingatkan oleh atasannya sehingga ditutup dengan doa, selain
berbicara tentang kinerja, juga kita sentuh dengan rohaninya gitu
ya bahwa kita harus jujur karna kalau kita tidak jujur walaupun di
lapangan tapi ada Allah, jadi itu selalu kita ingatkan bahwa ketika
dia ingin melakukan suatu ke khilafan itu ingat kita, ingat Allah.
Jadi, itu yang dilakukan setiap tiga hari dalam satu minggu yaitu
senin, rabu, jumat. Kalau tiap harinya face to face gitu, yang agak
bandel itu dipanggil kita bicara hak dan kewajiban jadi seperti itu.
Kesimpulan saya, melalui komunikasi itu baik dari manajemen
itu dia sudah tertulis dan surat dari pusat itu ada. Melalui forum
komunikasi itu kita sampaikan ada tidak yang dari manajemen
pusat itu karna itu berlaku jurnal umum. Tapi, untuk lokal kita
regional menyampaikan briefing itu bagaimana supaya cabang
kita itu berhasil ya memperoleh kinerja yang terbaik. Bagaimana
berkontribusi kepada induk perusahaan itu melalui controlling.
Melalui komunikasi itu bisa membuat perusahaan itu berhasil.
Artinya, karyawan melakukan pekerjaan sesuai dengan standar
operasional prosedur. Ya, itu sangat penting kalau kita diam saja
itu susah nanti. Saya, ambil contoh: waktu saya mengisi ke
Bandara itu kan ada crew dari Bandara, crew dari salah satu
penerbangan itu. Mereka sedang berkelompok sedang briefing
dalam keadaaan hening. Sebelum mereka terbang itu ada suatu
morning briefing. Ya, itu tentu lebih safety lagi tiap hari setiap
mau berangkat. Tujuannya semua crew yang sudah dibagi-bagi
unit kerja, dia harus melakukan suatu kegiatan yang benar gitu
dan memiliki suatu peran dan fungi yang tidak membuat
kesalahan. Soalnya, kita kalau membuat kesalahan itu
kerugiannya cepat dirasakan. Seperti CR harusnya mengisi ATM
disuatu mesin denom pecahannya seratus tapi diisi dengan yang
lima puluh atau misalnya yang lima puluh diisi dengan yang
seratus yang harusnya biru jadi merah itu kita kerugiannya
langung dirasakan dan rugi perusahaan itu kitalah yang harus
bertanggung jawab. Itu namanya salah denom tidak boleh terjadi.
Risikonya terhadap orang-orang yang tidak mengikuti briefing,
kurangnya komunikasi antara hal-hal yang harus dilakukan
Standar Operasional Prosedur (SOP) ataupun anjuran-anjuran
dari manajemen itu tidak disampaikan. Bahkan jika kita lihat
Bank-bank itu setiap hari briefing dengan doa, nah itu
manfaatnya komunikasi. Maka, itu dianjurkan setiap senin, rabu
dan jumat briefing.
2. Bagaimana pola komunikasi organisasi yang terbentuk
di perusahaan ini?
Jawab: Ya, jadi saya mengambil strategi begini secara umum
hari senin, rabu dan jumat itu kita all secara general komunikasi
kepada semua karyawan. Nah, pada hari selasa dan kamis biasa
kita lakukan komunikasi antar unit. Seperti kemarin tanggal tiga
belas saya khusus komunikasikan kepada CR iniloh dihadiri
connectingnya ke scheduler. Memimpin bagaimana orang
lapangan itu mentransaksikan uang, itukan komunikasi tuh. Lalu,
scheduler orang yang menghubungkan data ke computer ATM ini
diisi. Misalnya, tim scheduler saya mau mentransaksikan uang
saldonya berapa, ijin. “Oh ya. Sudah selesai nih, sudah
ditransaksikan dari Admin satu milyar dengan status sukses”. Itu
komunikasi melalui handphone yaitu sampai dibelikan alat
komunikasi “Cup”. Cup itu sesama anggota cup itu dia tidak
berbayar. Jadi kita berlangganan ke salah satu provider, misal kita
beli 20 nomer dan nanti kita isi pulsa kan. Jika komunikasi antar
anggota ini gratis atau nol. Kita udah ada berapa ratus, kita beli
banyak per regional. Komunikasi sangat penting mengandung
unsur dalam mengendalikan kegiatan. Baik di awal mau
berangkat maupun juga di lapangan dikendalikan. Selain itu Aada
komunikasi yang sudah canggih seperti FLM, ATM itu
diperintahkan oleh Net jika mesin ada problem nanti disampaikan
ke lapangan, nah ini jika terlambat hasilnya akan merah.
3. Apakah komunikasi formal terjadi di perusahaan ini?
Bagaimana terjadinya?
Jawab: Jika komunikasi formal saya mengartikannya dengan
briefing tadi, itu formal banget kan forum yang mulia. Forum di
mana face to face dan komunikasi dua arah, itu dilakukan.
4. Apakah komunikasi informal terjadi di perusahaan ini?
Bagaimana terjadinya?
Jawab: Jika ada keperluan datang, ya artinya formal dan
informal itu kita lakukan. Sebagai wujud jika ada kekurangan di
yang formal tentu harus ada yang informal gitu. Seperti
pemanggilan, coaching untuk perbaikan mentalnya, ada keluhan
apa atau sebagainya supaya ada titik temu dan clear supaya untuk
mengingatkan.
5. Adakah hambatan dalam berkomunikasi yang dialami
oleh Bapak/Ibu selama berada di perusahaan ini? Apa saja
hambatannya?
Jawab: Hambatannya itu, mungkin tidak semua apa yang
disampaikan itu bisa di receive ya. Komunikasi itu kan SIM ya,
sistem informasi manajemen itu transmit kemudian direceive dan
ada feedbacknya. Kalau alat komunikasi ini kan transmit nih,
baru dari antenna provider ini disampaikan kemari dan direceive,
setelah receive dia balik lagi. Makanya setiap kita transmit
melakukan suatu perintah atau informasi, dia juga harus
mengirim kembali berupa laporan. Jadi, dari hasil kegiatan ini
nanti direport gitu kan. Nah, kalau kendalanya adalah kemasalah
SDM atau sumber daya manusianya saja. Kalau SDM tadi itu,
kembali lagi kepada jatidiri tadi. Jadi kalau misalkan jatidiri tadi
kan ada jujur, kemudian disiplin, bertanggungjawab,
bekerjasama, dan kompeten. Nah, kalau jujur nih bisa iya bisa
tidak nih. Kalau disiplin masalah perilaku nih, perilaku orang
kalau udah dikomunikasikan makanya diperlukan komunikasi
yang informal, secara formal sih sudah disampaikan kepada
semua. Tapi kembali lagi, ada yang nyangkut ada yang tidak, ada
yang dengerin saja. Kalau bekerja sama karena mereka satu tim
ya sudah dilakukan gitu. Kemudian, bertanggungjawab juga
sama. Kompeten, lalu supaya kompetensi juga dilakukan
komunikasi melalui edukasi-edukasi. Seperti semalam saya juga
dengan orang CR juga, bagaimana kita mengambil data dari
sebuah ATM gitu kan sudah dikomunikasikan dengan lisan tapi
kok kayaknya tidak mempan, ada yang bisa ada yang tidak. Maka
dari itu, dibuat sederhana edukasi gini loh “Bapak, bawa nih nanti
bisa dipraktekkan di lapangan”, supaya mereka semua itu bisa,
kalau mereka semua bisa kita tuh ringan kalau hanya yang bisa
dua atau tiga kita repot. Jadi melalui komunikasi itu, mereka atau
kita yaitu semangatnya adalah semuanya bisa, semua itu bisa
dilakukan dengan hasil yang bagus. Jadi, nanti denda-denda yang
timbul itu, karna nanti si CR ini harus mengisi ATM, mengambil
EJ (Elektrik Jurnal) yaitu rekaman dari transaksi nasabah, itu
harus dibawa pakai flashdisk atau CD gitu ya, nah ini langkah-
langkahnya. Misalkan, kita isi tanggal 1 kemudian kita isi lagi
tanggal 5, itu kan ada sisanya. Kita isi Rp.1.000.000.000 kita
bawa balik Rp.200.000.000 nah yang Rp.800.000.000 tergambar
di elektrik jurnal direkaman dari sistem itu mesin. Menceritakan
bahwa nasabah mengambil uang dari tanggal 1 sampai sekian-
sekian terekam di elektrik jurnal. Misalkan, dia setoran, tapi kalau
di elektrik jurnal itu dia sudah menawarkan bahwa ini loh
Rp.800.000.000 sudah diambil oleh nomer rekening sekian-
sekian. Jadi diambil Rp.800.000.000 sisanya Rp.200.000.000 jadi
klop kan, dan rekamannya harus diambil. Nah, bagaimana supaya
ada yang berhasil itu harus diberikan pembinaan diberikan
training. Kalau sampai tidak berhasil kita kena denda oleh
Mandiri, dan denda kita banyak. Terlambat mengisi kena denda,
kemudian terlalu lama menangani juga, durasinya kurang cepat
datang ke lokasi sehingga merah juga denda, kurangnya cepatnya
CR juga kena denda. Banyak denda-dendanya makanya kita itu
banyak denda, karena kita itu perusahaan jasa dimana memenuhi
kriteria daripada Bank Mandiri punya aturan. Jadi, kita vendor
jasa perusahaan ATM namanya CR&FLM. Jadi, vendor ATM,
satu mengelola cash management itu uang yang kita ambil dari
Mandiri itu kita bagaimana mengatur jadwal pengisiannya,
ambilnya berapa, jadi mengambil itu benar-benar ada scheduler
itu mengitung forcasting-forcasting atau prediksi-prediksi dia
punya statistik-statistik bahwa hari ini perlu sekian, besok perlu
sekian, lebaran perlu sekian, tahun baru perlu sekian. Nah, kalau
saya itu tinggal mengisi saja nanti diperintahkan oleh scheduler.
Kalau seperti ini bisa berapa persen itu komunikasi. Akhirnya,
semuanya melalui komunikasi. Dimulai dengan lisan, surat
tertulis, kemudian didukung komunikasi dengan ATM Net. ATM
Net ini semua kantor dikasih dari Mandiri. Jadi, menggambarkan
di situ secara live gitu ya ATM itu berfungsi atau tidak, ada
gangguan apa tidak, gangguannya apa bisa uang nyangkut juga
tergambar, mati listrik juga down tergambar, ya pokoknya yang
menyebabkan mesin itu online/offline itu tergambar, mesin itu
saldonya mau habis itu tergambar, mesin itu sudah canggih dan
bisa diakses di handphone. Begitu disamperin kunjungannya
cepat berapa menit, sekian menit itu udah solved itu ada nilainya
diakhir hari. “Oh.. mesin ini dikunjungin sekian menit” ada
batasnya, bila mana dikunjungi kurang dari 20 menit atau 30
menit warnya tetap hijau kalau lewat ya merah seperti itu.
6. Bagaimana harapan Bapak/Ibu untuk komunikasi yang
berlangsung dalam perusahaan ini di masa mendatang?
Jawab: Komunikasi kita satu, Saya selalu semangat dan berharap
agar komunikasi terbangun ini agar baik formal maupun informal
ya itu semua karyawan itu paham. Setelah paham dan mereka
sadar, gitu ya sadar dengan akan kewajibannya. Jadi, dengan
kesadaran-kesadaran memahami terhadap fungsi dan perannya
kemudian melalui komunikasi itu diharapkan dia itu mampu
memahami terhadap fungsi dan peran masing-masing karyawan.
Selanjutnya, sadar akan hak dan kewajiban yang dituangkan
dalam jatidiri. Jadi, kalau jatidiri itu sudah dilaksanakan itu akan
berdampak pada kinerja atau produktivitas dari Regional.
Makanya, jika Regional yang paling atas atau juara satu nih, dia
dapat Rp.5.000.000 seperti Denpasar. Kita sudah mau akhir bulan
nih, setiap bulan yang bagus nih dikasih Rp. 5.000.000 mungkin
untuk insentif, karena sudah berhasil gitu. Menjaga ATM itu satu,
menjaga SLA atau kinerja tadi, kemudian yang kedua, menjaga
selisih jangan sampai jatidiri tadi dirusak dengan ketidakjujuran.
B. Pertanyaan khusus yang diajukan untuk atasan kepada
bawahan
7. Menurut Bapak/Ibu bagaimana komunikasi antara
atasan dengan bawahan yang terjadi di perusahaan selama
ini?
Jawab: Saya punya atasan itu baik dalam arti, tentu memberikan
amanah kepada kita manajer dengan harapan memberikan
kepercayaan penuh agar supaya kegiatan operasional tata laksana
daripada operasional perusahaan Regional Bintaro itu bisa
menjadi yang terbaik, terbaik dari sisi SLAnya atau kinerjanya
atau dari sisi selisih yang seharusnya zero. Karena perusahaan
yang bergerak di bidang cash management ini peluang
kesempatan orang mencuri selalu ada. Makanya diback up
dengan jatidiri agar benar-benar diterapkan kemudian
implementasikan dalam semua insan CMOS Bintaro ini. Menaruh
harapan memberikan kepercayaan, harapan itu harusnya nyata di
dalam operasional. Karena di Regional ini ada biaya PTCash
untuk membiayai kegiatan operasional. Pertama, untuk membeli
bensin roda empat roda dua kemudian untuk konsumsi dan lain-
lain membeli air, bayar listrik, itu kan biaya. Listrik cukup mahal
satu hari bisa Rp.9.000.000 sekarang, belum air. Nah, itu biaya
yang harus disiapkan untuk setiap Regional untuk pembiayaan.
Maka, pertanggungjawaban kita ya harus benar. Nah, itulah
harapan-harapan itu dikomunikasikan melalui petunjuk-petunjuk,
surat-surat. Baik semua segi operasional itu ada surat-suratnya
tentang petunjuk masalah pengenaan sanksi bilamana ada
karyawan yang mencuri. Kemudian, petunjuk bagaimana cara
meningkatkan SLA kinerja dan semua, itu komunikasi-
komunikasi yang melalui surat. Tapi, komunikasi yang by phone
itu minimal satu hari dilakukan “bagaimana, Bintaro blablabla..”
dan termasuk ketika posisi kita lagi down terus menerus
diingatkan, itu komunikasi. Kedua, bisa juga dia datang ke sini
langsung untuk control bagaimana ini dan itu dilakukan langsung
oleh Direktur, keliling untuk mengadakan arahan-arahan. Jadi,
Direktur itu dari Top Manajemen, kemudian melakukan
komunikasi arahan-arahan disetiap Regional. Dia datang
misalkan kemarin di Palembang, Bogor.
8. Bagaimana teknik dan media yang Bapak/Ibu lakukan
dalam memberikan informasi, pengarahan, dan perintah
kepada para karyawan?
Jawab: Komunikasi satu dengan lisan kemudian dengan tertulis
melalui petunjuk teknis. Kemudian komunikasi dilakukan dengan
melalui ATM Net atau Internet/Media Sosial yang online secara
nasional. Jadi ATM Net komunikasi yang digunakan vendor
ATM atau Regional itu untuk mengetahui kondisi daripada saldo
ATM, mengetahui ATM itu online atau tidak dan komunikasi alat
ini untuk mengetahui ATM tersebut terjadi problem atau tidak
jadi itu di sini udah lengkap semua. Jadi, ada tiga itu kegiatan
melalui briefing baik formal maupun infomal sudah, tertulis
sudah seperti ini, komunikasi supaya tidak mengoceh-ngoceh saja
harus ada dokumentasinya. Seperti bisa memo, surat, itu
komunikasi dari top ke sini itu ada. Dari situ kita komunikasikan
melalui lisan, kalau dibaca iya kemudian diresume. Jika kurang
jelas lagi kita bikin lagi untuk edukasi-edukasi”..ini loh, cara-
caranya seperti ini”. Kemudian juga ada secara umum sudah yang
diikuti oleh unit-unit kerja misalnya 100 sekian orang , namun
secara khusus “wah, ini kurang tajam nih” penajamannya itu
melalui komunikasi langsung seperti kita kuliah dahulu seperti
presentasi “gini loh tanggal sekian, segini-segini saldo sekian
harus outputnya apa. Kemudian connectingnya dengan CR
dengan scheduler kaitannya ketika mentransaksikan uang kamu
harus lapor misalkan, jangan sampai tidak lapor nanti
transasksinya gagal atau tidak, sukses atau tidak karena
berhubungan dengan kerugian”. Kemudian, ini apa-apa saja yang
harus dilakukan dan apa-apa yang tidak boleh dilakukan dan
sebagainya, itu sampai tugasnya berhasil. Ini kalau di forum
mungkin tidak khusus, tapi kalau di forum yang kecil itu lebih
penajaman lagi. “bagaimana nih, bicara-bicara kemudian
sarannya apa, kita ingin begini-begini, SOPnya begini”. Itu,
sebenarnya sudah detail sih nantinya kan kita lihat hasilnya, kalau
penanganan problem itu yang tercermin di sini, kalau yang
pengisian ATM CR itu, apakah uangnya sudah habis. Kira-kira
itu yang dilakukan di sini kaitannya dengan komunikasi ya sudah
cukup, semuanya itu 90% dilakukan dengan komunikasi.
Komunikasi juga ada cuplaknya ada notenya gitu.
9. Apakah jatidiri itu merupakan turunan dari pusat dan
berlaku untuk seluruh Regional di Indonesia? Apakah yang
dimaksud dengan jatidiri?
Jawab: Jatidiri perusahaan yakni turunan dari pusat dan sama
seperti Regional lainnya. Jadi jatidiri itu jatidirinya UG Mandiri,
sebagai budaya perusahaan. Budaya perusahaannya itu beriman
yaitu bersih, ramah, aman dan nyaman. Jatidiri yaitu insan dari
UG Mandiri. Jatidiri yaitu pertama budaya dan jatidiri insannya
sendiri insan dari UG Mandiri terutama CMOS memang bekerja
di cash management bersentuhan dengan uang setiap hari.
Makanya, dipagari dengan jatidiri, ini yang dieluk-elukan yang
harus diimplementasikan kepada seluruh ksaryawan agar supaya
melaksanakan. Sejauh mana jatidiri itu dilaksanakan dan
diimplementasikan dan melekat diinsan daripada SDM itu
sendiri. Kalau ini dilaksanakan otomatis aman dan nyaman
hasilnya bagus. Tanggung jawab dan jujur tidak mencuri,
memiliki kompetensi sesuai dengan masing-masing tugasnya.
10. Salah satu prinsip jatidiri adalah kejujuran. Menurut
Bapak/Ibu bagaimana konsep kejujuran ini harus
diterapkan? Bagaimana terjadinya? Apakah sanksi yang
diberikan jika melanggar?
Jawab: Hubungannya dengan kejujuran itu, ketika tidak jujur itu
sanksinya itu kan kita hubungannnya dengan kelola uang nih.
Jadi, mengelola uang kepada yang bersentuhan langsung dengan
uang, itu di sini ada CPC menyortir uang, CR juga bersentuhan
dengan uang. Maka, kejujuran di nomer satukan. Kedua,
kesalahan itu bisa timbul dari administrasi ada posting-posting,
tentu kegiatan harian fisik ini kan nanti ada dokumentasinya.
Jadi, seperti ini kan nanti ada kegiatan hariannya misalkan ED
sekian, ini juga ada controlling saya. Saya juga tidak percaya
begitu saja karena ada amanah tadi itu kita juga tidak bisa masa
bodoh biarkan dia bekerja tetapi kita juga punya pola sendiri
untuk mengontrol mereka biar tidak bisa dibodohi sama mereka
gitu, istilahnya tidak dikadali gitu jadi “oh, gitu…” walaupun kita
kalem tapi kita membandingkan data gitu atau ini kita juga harus
paham juga jadi yang namanya pimpinan tidak boleh
dikendalikan oleh bawahan jadi kita harus lebih tau gitu. Nah,
kalau memang sanksinya ya
Itu pertama ya diberhentikan kalau memang itu sangat material
kemudian dipolisikan. Nah, itu kembali lagi didalam kita
menindak terhadap kejujuran itu juga harus hati-hati jadi harus
mengedepankan saksi, kemudian barang bukti dan rekaman cctv
dan sebagainya. Ya,kita walaupun dia performancenya orang
bagus ya kalau tidak jujur ya kita berhentikan, kita berhentikan
kontraknya, tidak diperpanjang atau diberhentikan secara
langsung juga bisa atau kita polisikan. Kalau material gitu kita
laporkan kepolisi kalau misalkan yang kecil-kecil tergolong
ketidakjujuran kita berhentikan. Karena kan kalau kita laporkan
polisi nanti kita timbang-timbang aspek dari reputasi kepada PT
UG Mandiri. Komunikasi yang terbuka itu kan bisa menimbulkan
image reputasi daripada Bank Mandiri karena kan kita itu sebagai
vendornya Bank Mandiri. Jadi, kita harus hati-hati dalam
melaksanakan tata kelola daripada brandnya Bank Mandiri. ATM
ini kan brandnya Mandiri kita yang kelola, kita panjang
tangannya yang kelola. Artinya, masuk ke lokasi juga harus
pakaiannya rapi, mobilnya, segala macem, jangan pakai sandal
seharusnya nanti kalau dilihat nasabah itu vendor siapa itu pakai
sandal pakai celana levis padahal ada seragamnya. Itu baru aspek
performance, belum aspek kejujuran kalau kedapatan mengambil
uang kalau ketahuan ya kita hentikan. Jadi, ya tidak ada tempat
orang yang tidak jujur seharusnya aturannya gitu.
11. Menurut Bapak/Ibu bagaimana terjadinya konsep
disiplin dalam perusahaan ini?
Jawab: Disiplin itu setiap suatu kegiatan keberhasilan daripada
suatu kegiatan itu diawali oleh disiplin seperti disiplin kehadiran,
disiplin taat asas. Misalnya untuk mengisi ATM kan urut-
urutannya itu ada harus disiplin tidak boleh dilewati. Nah, ketika
dilewati akan berhubungan dengan data yang akan diambil tadi,
kan kita harus urut. Disiplin terhadap kehadiran juga sudah jelas,
karyawan sudah hadir tepat waktu pulang tepat waktu. Misalkan,
ada schedulenya itu harus disiplin. Kedua, disiplin taat asas apa
yang harus dia lakukan menjadi kewenangannya. Kerja itu kan
harus disiplin, melakukan sesuatu masuk taat kepada flow
daripada mungkin dari manajer, bawah lagi ada koordinatornya
dan koordinator ada bawahannya. Disiplin dan taat kepada atasan,
juga disiplin kepada pekerjaannya. Makanya, disiplin itu luas,
disiplin itu menggambarkan daripada karakter orang itu. Disiplin
itu bukan hanya datang tepat waktu pulang tepat waktu, tetapi
juga disiplin menggambarkan terhadap kinerjanya dia.
12. Terdapat dua pendekatan disiplin, pertama disiplin
preventif dan disiplin korektif? Bagaimana terjadinya?
Jawab: Kemarin, saya sudah bikin konsep dalam bentuk teguran
jadi itu untuk yang terlambat-terlambat kita juga diaudit oleh
audit internal kita. Konsep saya waktu di Jakarta, seperti ini surat
tidak hadir merupakan ketidakhadiran. Nah, konsep itu
disempurnakan oleh assessment saya dikoreksi selanjutnya
ditambahkan di point sini “Selanjutnya jika saudara tidak
melakukan perubahan/perbaikan atas perilaku disipliner tersebut
maka, kepada saudara akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan
perusahaan yang berlaku kemudian untuk pemutusan hubungan
kerja”. Jadi, ini menunjukkan bahwa ada progress yang
berhubungan dengan disiplin kehadiran. Nanti ada beberapa yang
ingin kita berikan, karena ada hubungannya dengan disiplin
kehadiran. Ini koreksinya, nanti saya tambahkan ke dalam kalau
ini kan sepertinya kurang tegas maka ditambahkan oleh itu tadi.
Kalau itu tadi kan hanya diberi teguran nah, selanjutnya ini tuh
apa makanya ini mau ditambahin. Sekarang kalau hanya ecek-
ecek gitu sepertinya kurang tajam makanya ditambah “sudah ada
pemutusan hubungan kerja”.
13. Menurut Bapak/Ibu apakah tujuan dari pendisiplinan
pegawai?
Jawab: Ya, itu supaya dia dapat melaksanakan tugas-tugasnya
sesuai dengan fungsinya sehingga tujuan maupun juga tujuan dari
organisasi itu pun bisa berjalan dengan lancar dan agar aman.
Kemudian, bisa menghasilkan produktivitas bagus kalau orang
tidak disiplin produktivitasnya rendah. Kalau rendah ia akan
menghasilkan sebuah jasa atau sebuah produk yang dihasilkan
akan jelek. Seperti lelet, atau durasinya lama, kemudian
menghasilkan SLA yang jelek,
14. Bagaimana prosedur operasional standar atau sanksi
yang diberikan oleh perusahaan bagi karyawan yang
melanggar peraturan?
Jawab: Ya, itu berikan sanksi sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Hal itu, bisa di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), yang
berlaku berarti dari situasionalnya dia itu melakukan apa gitu ya
kalau merugikan perusahaan ke polisi karena kan kalau sudah
pencuriannya di luar itu biasanya kita lapor polisi. Kalau
pencuriannya di luar kita tidak bisa, tapi kalau pencuriannya di
sini kita bisa dinegokan. Pencurian di luar berarti itu kan dia
sekongkol, melibatkan orang lain, kalau di outdor kita harus siap-
siap melapor polisi. Karena, polisi itu yang akan menyelidik tapi
kalau misalnya, di sini sudah ada barang bukti dan sebagainya itu
kan bisa dinegokan. Bisa mengganti atau bagaimana atau apa
segala macam, kalau yang tidak bisa ketemu kenapa dilaporkan
kepolisian. Misalnya, uangnya dicuri yang mengejar itu bukan
kita, jadi polisi yang bersenjata. Nah, itu kita menggunakan
tenaga bantuan polisi. Polisi itu kan kemana saja dia seluruh bumi
nusantara punya kewenangan, kalau kita kan terbatas. Jadi, tetap
kita berikan sanksi sesuai aturan yang berlaku, berlakunya
gimana ya itu daripada kebijakan perusahaan. Karena, jika ada
kejadian kan pasti kita lapor, memohon petunjuk kira-kira mau
diapakan gitu apakah mau dibawa ke kantor polisi atau kita
tangani sendiri kan SOP gitu kalau “yes” berarti ditangani
sendiri, kalau “no” butuh bantuan polisi atau lapor polisi. Tapi,
kita melapor dahulu karena kembali lagi lapor kepada pimpinan
karena membawa dampak image reputasi Bank Mandiri atau
tidak. Karena, kita yang mengelola Bank Mandiri. Jadi, secara
detail tidak ditulis kata-kata polisi. Diberikan sanksi sesuai
dengan aturan yang berlaku, ini nanti terserah daripada
manajemen. Jadi, kira-kira nanti kalau ditangani polisi
dampaknya apa, bisa ditangani sendiri tidak. Kalau kerugiannya
kecil tidak sebanding, kalau kita lapor polisi tidak semudah itu.
15. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana konsep kompetensi
dalam perusahaan ini? Apakah setiap karyawan harus
memiliki kompetensi individu? Bagaimana dengan
kompetensi kelompok dan organisasi?
Jawab: Jadi, pada awal dia masuk pertama kompetensi dibentuk
oleh training yakni ojt training jadi pada masing-masing fungsi.
Kan di sini ada CPC, CR, FLM, admin, scheduler, security itu
kan ada diklatnya gitu kan. Nah, setelah itu kompetensi kan
dibentuk dalam organisasi internal ini, yang diberikan training
malah senior-seniornya, internal gitu. Nah, dari internal itu dia
bisa kan sambil praktek. Karena, belum memiliki traning yang
khusus gitu. Sekali-kali ada training gabungan yang dilaksankan
oleh pusat. Misalnya, ada training di bidang monitoring, jadi dari
Mandiri ada training khusus yang sifatnya urgent gitu ya
maksudnya mengumpulkan Regional cabang satu perwakilan
diberikan arahan. Contohnya, ada program baru nih di bidang
monitoring ada IMS nih apa ATMNET nih ada perubahan di
dalam cara mengaplikasikannya nanti nih dia datang dan
berkumpul di pusat dan diundang mendengarkan pembicara. Itu
kalau ada program-program atau produk-produk baru itu kita
diundang di sana. Nah, kita baru sebarkan ke masing-masing
“iniloh ada program-program baru”. Jadi, otj traning yang
dilakukan masing-masing Regional, senior mengajarkan yang
junior, kemudian yang sifatnya menyangkut program-program
baru dari Mandiri jadi nanti ada training yang diadakan oleh
Mandiri. Misalnya ada program baru dari Mandiri seperti
masalah keamanan supaya tidak kena hacker yaitu kejahatan
internasional yang terjadi makanya ATM itu harus dikerangkeng.
Sistem informasi ATM ada yang namanya modem. Jadi, sistem
informasi ATM begini suatu mesin ATM itu dia ada antenna kan
jadi mesin itu satu ada vendor mesin kemudian dia ada parabola
ini namanya jarkom (jaringan komunikasi) ini dia ada servernya
bank Mandiri. Modem itu kan untuk menyambungkan internet,
dari modem dia ada kabel LAN. Nah, ini yang menghidupkan
mesin supaya berfungsi. Modem ini sekarang dikerangkeng rapat
supaya tidak kena hacker dengan kejahatan dia membuat dami
dengan mencolok ke sini dia sudah menggerakkan mesin dan
mengeluarkan uang ratusan juta itu. Jadi, ini sekarang
dikerangkeng tadinya tidak. Nah, jadi dia seperti ini
komunikasinya dari servernya Mandiri ini adalah sebuah server
yang disambungkan dengan nasabah. Bank Mandiri punya
monitoring dan dibagikan ke masing-masing vendor. Seluruh UG
kan nasional nih nanti bisa akses juga. Nah, untuk ATM ini yang
dikelola UG ini bisa memantau kondisi online atau tidak online
dengan dikelolanya, melalui jaringan intenet tadi itu. Jadi, ATM
yang dikelola ini yang tadi saldo berapa ketahuan, ATMnya mati
listrik atau down. Nah, itu tugas kita kalau memang uangnya
habis ya diisi, ATMnya ada gangguan disamperin supaya online
kembali.
16. Apakah perusahaan ini mempunyai standar kompetensi
yang ditentukan?
Jawab: Kegiatan diawali dari rekrutmen itu tentu manajemen
telah mempercayakan ke lembaga psikologi yang ada di Jakarta,
setiap karyawan sebelum dipekerjakan kan dipsikotes. Melalui
psikotes itu hasilnya kan ada yang disarankan ada pula yang tidak
disarankan. Itu kompetensinya dinilai di situ. Nah, kalau yang
tidak disarankan ya tidak kita terima. Kalau yang disarankan
selagi kuotanya masih ada ya kita terima. Kompetensi secara
awal nanti setelah diterima dapat dilihat keahliannya nih di
bidang mana. Misalnya, mungkin dia bisa komputer nanti
manajer yang menentukan. Rekrutmen awal ada psikotes
17. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana konsep bertanggung
jawab di dalam organisasi perusahaan ini? Bagaimana
terjadinya? Para manajer selain dimintai pertanggung
jawaban juga, bertugas bertanggung jawab pada para
anggota organisasi?
Jawab: bertanggung jawab di dalam job description itu kan
bertanggung jawab pada direksi terhadap kelangsungan tata
laksana daripada Regional. Jadi, melaksanakan agar kegiatan
cabang Regional itu berjalan dengan baik dalam melaksanakan
tata laksana perusahaan sesuai ketentuan. Kan ada target-target
SLA kemudian dengan pencegahan-pencegahan dilakukan.
Dikemas dalam bahas melaksanakan tata laksanakan kegiatan
operasional agar berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan
target-target SLA atau standar kinerja yang ditetapkan oleh
kantor pusat dan juga Bank Mandiri. Jadi, kita ada dua nih dari
Bank Mandirinya juga ada target yang harus dipenuhi dan PT UG
sendiri juga punya target. Bank Mandiri dan PT UG ada MOU
atau kerjasama pengelolaan. Kinerja ATM itu harus sekian-
sekian, supaya tidak merah itu harus 99.30 nah kalau di bawah itu
berarti underSLA kalau itu berhasil kita berarti tercapai dan kita
berhasil. Jadi, selain itu juga menjaga SLA kemudian jagain
jangan sampai terjadi selisih. Intinya bagaimana menjaga
kegiatan operasionalnya itu dengan baik, sebagai manajer juga ia
agar mempertanggungjawabkan karyawan yang melakukan suatu
kegiatan atau kecurangan-kecurangan atau mau dikeluarkan atau
diPHK segala macem termasuk memberikan reward kepada
karyawan yang baik yang the best gitu. Jadi
mempertanggungjawabkan kegiatan terlaksana perusahaan
dengan baik, operasional dengan baik dan
mempertanggungjawabkan karyawan itu sendiri. Kan karyawan
kita rekrut biaya itu kalau tidak bagus ya kita realisasi atau kita
hentikan. Karna apa kalau suatu karyawan melakukan tindakan
kecurangan yang disalahkan kita berarti butuh pembinaan dan
melalui komunikasi itu dia tidak berhasil. Kita tarik kesimpulan,
bahwa melalui komunikasi itu karyawan bisa kompetensinya
meningkat, kemudian bisa jujur, tanggungjawabnya dia ada,
kemudian imannya kuat tidak melakukan kecurangan dan bisa
jujur, kerjanya bagus, kinerjanya meningkat, SLAnya hijau, nah
tentu yang diharapkan. Kalau kita komunikasinya bagus, terukur
dan terpadu, terpadu itu bukan saya saja yang melaksanakan
tetapi para koordinator pun melaksanakan dengan satu komando.
Jadi, jangan sampai ada membuat kekuatan tandingan maksudnya
saya perintahkan A ya harus laksanakan A. Jangan sampai saya
perintahkan A dilaksanakan B, itu berarti komunikasinya tidak
lancar. Nah, hasilnya bagaimana supaya lancar yaitu kita cek dari
hasil yang terakhir ya berangkat dengan bismillahirahmanirrahim,
kemudian melaksanakan dengan kegiatan komunikasi tuganya
begini-begini, training sudah, implentasi sudah, berarti dia kan
punya modal kan nah tinggal dia mampu tidak dia untuk
melaksanakan tugas-tugas tadi nah komunikasi harus dilakukan
secara kontinu, karena manusia kalau tidak diingatkan kan bisa
lupa. Karena faktor manusia itu kan dia males, masa bodoh.
Kesimpulannya kita saling menghargai terhadap tata krama
maupun juga akan kewajiban kita sebagai karyawan.
18. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana konsep kerjasama
karyawan yang dilakukan dalam organisasi ini? Bagaimana
terjadinya?
Jawab: kerjasama itu kan ada fungsi-fungsi telah dilakukan
antara unit kerja, seperti CR dia kan mengisi uang harus
bertanggungjawab komunikasi dengan scheduler”saya udah di
ATM sini nih, bisa gak mengisi uang tolong dibantu” jadi proses
autorisasinya nanti ada “oh yah nanti diketik segala macem
dimintakan” itu dia kerjasama antara scheduler dengan CR, CR
sendiri juga sudah bekerjasama dengan drivernya, ada
securitynya, ada polisinya ditambah scheduler ada lima. Jadi,
lima unit itu bekerjasama tuh untuk mengisi ATM saja.
Kemudian, connectingnya CR itu juga dengan FLM misalkan ada
gangguan dan dia tidak bisa mengatasi dia kontak nih tapi lapor
dahulu ke monitoring. Jadi, sudah ada scheduler, monitoring,
FLM “tolong monitoring saya tidak bisa mengatasi nih ATM
tidak bisa hidup, oke baik” di respon receive gitu ya kemudian
diperintahkan FLM sektor, kita kan udah ada sektor-sektor nih
kalau ada di Pamulang ya di Pamulang “tolong ini CR tangani bla
bla bla” karena dia sudah kompetensi untuk memperbaiki mesin,
supaya mesin itu online dari keadaan mati. Jadi, faktor kerjanya
itu seperti itu dia sudah terkoneksi dengan baik tinggal kepada
orangnya itu lambat atau cepat gitu saja. Kemudian, dia pulang
CR tadi itu mengisi sudah disambut dengan security dari buka
pintu kemudian dihitung, uang yang masuk kemudian diceklist
lagi. Kita itu melaksanakan kegiatan operasional melalui
pembinaan melalui komunikasi secara terukur dan rutin. Jadi,
dilakukan baik mempresentasikan audit masing-masing unit ini
loh kerjanya sesuai dengan SOP seperti ini, itu sudah dilakukan
kemudian apa-apa yang menjadi concern dari manajemen melalui
surat-surat yang masuk baik intruksi maupun juga apa-apa yang
dilaksanakan itu sudah disampaikan semua pada seluruh
karyawan. Kaitannya dengan monitoring ya monitoring,
kaitannya dengan scheduler ya scheduler, kaitannya dengan CPC
yaitu untuk prosesing uang ya sudah disampaikan. Informasi-
informasi dari Bank Indonesia juga sudah kita sampaikan nah itu
dengan harapan semoga kerja kita itu membuat Bank Mandiri itu
puas, karena sebagai user itu adalah Bank Mandiri. ATMnya itu
misalkan tidak ada uang palsu, tidak ada uang rusak, kemudian
cepat. Kemudian penarikannya tidak offline, sehingga nasabah
jika ingin melakukan transaksi itu tidak ada masalah, nah
kegiatan itu dilaksankan oleh maintenance. Fungsi kita di bidang
pengisian itu kita membuat strategi-strategi teman-teman itu yang
terkait itu kalau gajian harus melakukan apa, mungkin
pengisiannya harus lebih banyak, kemudian lebih cepat, supaya
tidak cash out yaitu habis uang. Kalau habis uang itu kita finalti
kena denda jadi kira-kira begitu. Upaya itu kita kemas dalam
suatu komunikasi yang terpadu, terarah. Jadi semua itu
dikomunikasi yaitu melalui komunikasi bahkan kita itu
sebenernya bisnis kita itu ada upaya-upaya untuk melakukan
pencegahan-pencegahan komunikasikan melalui tanda tangan
komitmen, bagaimana supaya kita tidak selisih, dalam tanda
tangan kan kita terangkan komunikasi kita kepada semua orang
semua koordinator, nah sehingga dia mau menandatangi karena
tajamnya komunikasi kan di sini dengan ini kan berarti dia
memiliki tanggungjawab saya harus berkomitmen. Jadi, dituang
dalam konseptual.
Transkrip Hasil Wawancara dengan koordinator Cash
Replenishment
PT UG Mandiri Regional Bintaro
Peneliti : Hanifah Dwi Utami
Narasumber : Renaldi
Hari/Tanggal : 19 Desember 2018
Waktu Wawancara : Pukul 09.30 WIB
Tempat Wawancara : PT UG Mandiri Regional Bintaro
Tipe Wawancara : Wawancara Tatap Muka
A. Pertanyaan Umum diajukan untuk Seluruh Karyawan
19. Menurut Bapak/Ibu apa yang dimaksud dengan
komunikasi dalam perusahan atau organisasi?
Jawab: Sama tim harus ada komunikasi buat semua divisi.
Komunikasi untuk mengkoordinasikan kegiatan kerja sehari-hari,
mengkomunikasikan semua divisi. Kayak CR buat ke Scheduller,
kalo dari divisi FLM itu ke tim Monitoring.
20. Apa saja yang dikomunikasikan dalam perusahaan ini?
Jawab: Ya paling seputar pekerjaan ini si, seperti saya kan
pengisian paling saya komunikasi ke tim scheduler. Tim
scheduler itu yang memantau saldo-saldo ATM yang dikelola
pengisian ini. Kalau dari FLM itu dia komunikasinya sama tim
monitoring yang menyangkutkan problem-problem setiap mesin.
21. Apakah komunikasi formal terjadi di perusahaan ini?
Bagaimana terjadinya?
Jawab: Komunikasi formal dilakukan melalui kegiatan briefing
seperti face to face, 3 hari dalam satu minggu yaitu senin, rabu
dan jumat. Hmm, itu kan formal face to face, dari pemimpin ke
anak buahnya. Seperti saya kepada tim saya itu formal. Saya
sudah melakukan koordinator dilevel mereka, sudah melakukan
komunikasi dengan bawahan saya itu sekitar ada sepuluh-sebelas
tim untuk membagi tugas sudah saya lakukan baik secara formal
maupun secara tertulis.
22. Apakah komunikasi informal terjadi di perusahaan ini?
Bagaimana terjadinya?
Jawab: Kalau informal itu, saya rasa itu hal-hal yang biasa
artinya secara sosial seperti itu dengan hubungan silahturahmi
saya rasa itu dilakukan seperti “Say hello”.
23. Adakah hambatan dalam berkomunikasi yang dialami
oleh Bapak/Ibu selama berada di perusahaan ini? Apa saja
hambatannya?
Jawab: Ya paling miss komunikasi gitu sama semua divisi. Apa
kayak saya nih sama tim ada yang miss komunikasi atau apa itu
hambatannya gitu doang.
24. Bagaimana harapan Bapak/Ibu untuk komunikasi yang
berlangsung dalam perusahaan ini di masa mendatang?
Jawab: Ya, harapannya komunikasinya biar lancar aja semua
divisinya dan tidak ada hambatan-hambatan seperti yang tadikan.
Untuk komunikasi yang mendatang yaitu komunikasi yang
terpadu, komunikasi yang lancar antara perintah dan
pelaksanaannya itu dan pelaporannya itu berjalan baik gitu, jadi
kedepannya begitu, komunikasi dibantu berbasis dengan WA
(WhatsApp). Sekarang kan kita berkomunikasi dibantu dengan
WA gitu, komunikasi di masa sekarang dan di masa yang akan
datang. Dulu kan dengan HP yang begitu sekarang kan sudah
tidak terpakai lagi gitu nah sekarang lewat media sosial.
B. Pertanyaan khusus ditunjukkan untuk bawahan kepada
atasan
25. Menurut Bapak/Ibu bagaimana komunikasi antara
bawahan dengan atasan yang terjadi diperusahaan selama
ini?
Jawab: Saling komunikasi saja si ke atasan. kalau ada masalah di
bawah komunikasi ke atasan dulu. Misalnya, anggota CR nih ada
masalah atau apa nih lapor dulu ke koordinatornya ke saya
misalnya gitu. Nanti kalau misalnya saya belum bisa buat
mengatasinya saya bilang ke bapak manajernya langsung.
26. Media apakah yang Bapak/Ibu pilih dalam memberikan
infomasi kerja dari atasan kepada bawahan?
Jawab: Kalau itu saya bikin grup buat divisi Cash Replenisment
(CR) di sana semua ada anak-anak CR yang melapor keluhannya
mereka via wa, nanti kalau sudah yang dilaporin dia saya
sambung untuk dilaporin ke Bapak Manajer
27. Apakah Bapak/Ibu melibatkan atasan anda jika ada
persoalan kerja yang belum dapat dipecahkan?
Jawab: Ya pastilah, kalau belum selesai nih dan saya memang
tidak sanggup ya pasti saya lempar ke atasan saya
28. Apakah Bapak/Ibu memberikan saran atas gagasan
untuk perbaikan kinerja kepada atasan?
Jawab: Kalau saran yang baik sih, kalau saya bisa kasih saran ya
saya kasih. Kalau bisa memberi saran buat atasan ya saya kasih.
29. Bagaimana Bapak/ibu menanamkan dan menerapkan
prinsip jatidiri?
Jawab: Kalau saya sih belum, kalau masalah disiplin. Saya
masih suka telat dan soal pakaian belum rapih itu kalau dari saya.
Kalau yang lain sih, itu menurut dari Bapaknya. Kalau saya
pribadi sih masih belum sempurna dan usaha untuk sempurna ke
sana ya ada.
C. Pertanyaan Khusus ditunjukkan antar Karyawan /
Horizontal
30. Apakah terjadi komunikasi horizontal antar sesama
karyawan di dalam perusahaan ini? Bagaimana terjadinya?
Jawab: Ya dilakukan kalau ke sesama divisi sih sudah,
ngomong-ngomong gitu udah kalau masalah kerjaan. Kayak
kalau ada permasalahan di tim CR anak-anak pada ngomong
sama saya bagaimana nih enaknya yauda nanti sama omongin ke
Bapak manajer. Kalau ada perlu japri-an kalau ada perlu biasanya
jaringan pribadi.
31. Apakah komunikasi horizontal memiliki tujuan dalam
pemberian informasi kegiatan dan rencana kerja?
Jawab: Ada sih, misalnya gimana nih enaknya. Apalagi kalau
misalnya ada yang belum paham banget.
32. Apakah komunikasi horizontal memiliki fungsi dalam
pengkoordinasian penugasan kerja?
Jawab: Ada, misalnya permasalahan jadwal misalnya libur nih
nah di sini kurang orang ya disuruh masuk saya komunikasikan
ke anak buah tadinya libur terus saya suruh masuk.
D. Pertanyaan khusus ditunjukkan lintas saluran
33. Apakah terjadi komunikasi lintas saluran dalam
perusahaan ini? Bagaimana terjadinya?
Jawab: itu berawal dari polisi yang angkut uang sebagai unsur
yang tidak dapat dipisahkan dari SOP yang kaitannya dengan.
Semua ini kan di asuransikan uang-uang ini, CIT adalah Cash in
Transit kalau kita ambil uang dari Bank Mandiri. Kalau yang di
dalam ini namanya Cash In Save (CIS) ini juga harusnya dijaga
juga oleh polisi, perjalanan juga diasuransikan, pengalamannya
sesuai dengan perizinannya semua vendor dikawal oleh polisi.
Bilamana ada kelonggaran dari asuransi itu akan dilakukan
double security. Tapi agar lebih safety CIT harus dikawal oleh
petugas yang bersenjata. Nah, kenapa security tidak bersenjata
karena tidak diizinkan oleh mabespolri tidak boleh diizinkan
menggunakan senjata karena orang sipil tidak boleh
menggunakan senjata harus cakap dan melalui pendidikan yang
terlatih karena tingkat dari pengendalian emosional itu orang
biasa dirasa masih kurang.
34. Apakah komunikasi lintas saluran memiliki tujuan dan
fungsi dalam pemberian informasi kegiatan dan rencana
kerja?
Jawab: Kita itu di dalam SOP (standar operasional prosedur),
yang diwajibkan oleh Bank Indonesia itu harus dikawal oleh
polisi dalam perizinannya selain kantor gitu kan harus ada
clausenya artinya clause uang. Kemudian, kantor itu dia harus
dijaga gitu kan dan hubungannya dengan CR tadi atau cash
replenishment pengisisan ATM itu dia SOPnya harus dikawal
oleh petugas security maupun juga polisi yang bersenjata aktif.
Jadi senpi itu dia di dalam SOPnya itu harus demikian. Kalau
memang tidak ada polisi dia dapat dikawal oleh double security.
Nah ini, selain juga di dalam SOP itu memang ada dianjurkan dan
memang itu tujuannya untuk claim asuransi jadi disebutkan itu
clausenya Cash In Transit (CIT). Kemudian pengawalan untuk
pengisisan ATM itu dia harus didampingi petugas keamanan
yang bersenjata. Nah, bilamana pak polisi berhalangan, polisi itu
kan kadang-kadang ada tugas Negara jadi dia tidak hadir
sehingga kita kawal sendiri oleh double security. Nah, bilamana
nanti terjadi suatu klaim kita sih tidak mengharapkan klaim
terjadi juga jadi itu clause-clause diasuransikan itu sih dianjurkan
supaya nanti itu klaim mudah ada penggantiannya. Kita ada lima
polisi untuk jadwal tergantung yang datang duluan. Jadi selain
petugas pengawalan untuk mendampingi CR tadi, satu polisi juga
mengamankan dalam pengambilan uang di cash pull innya Bank
Mandiri. Jadi, kan uang-uang yang kita isi kan ambil dulu di sana
di Bank Mandiri kan di sana di Jakarta, nah itu dikawal jadi itu
kegunaaan polisi di situ.