Download - Penelitian Malaria
PENGENDALIAN MALARIA MELALUI PENGELOLAAN HABITAT PERINDUKAN BERKELANJUTAN
(Studi Kasus Ekosistem Pantai Di Daerah Endemis Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran)
PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGANPROGRAM PASCA SARJANAJAKARTA, 19 JANUARI 2013
Kholis Ernawati
Latar Belakang
• Malaria adlh penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium, disebarkan oleh nyamuk Anopheles sp. betina dan perkembang-biakannya sangat tergantung pada faktor lingkungan
• Keanekaragaman Nyamuk Anophleles sp.
• Interaksi manusia dengan lingkungan →man made breeding places.
• Kegiatan pengendalian vector melalui a) modifikasi dan manipulasi lingkungan b) larvasida kimia dan biologi, c) outdoor space spraying, dan indoor residual spraying.
• Observed : – Kegiatan penanggulangan malaria di Punduh Pedada
lebih diutamakan pada manajemen kasus .– Luasnya habitat perindukan berupa tambak terlantar di
Punduh Pedada• Expected :
– Pengendalian terpadu antara manajemen kasus dan manajemen lingkungan pada pengelolaan habitat perindukan
– Penerapan konsep keberlanjutan pada pengelolaan habitat perindukan
• Problem :
belum ada konsep yang memadai untuk mengelola lingkungan habitat perindukan vektor secara berkelanjutan pada tambak yang ditelantarkan di ekosistem pantai daerah endemis malaria
Rumusan Permasalahan
Tujuan Umum:• membangun konsep pengendalian malaria melalui
pengelolaan habitat perindukan vektor yang berkelanjutan pada ekosistem pantai daerah endemis.
Tujuan Khusus1.Menganalisis prioritas terbaik alternatif
pengelolaan tambak terlantar yang berkelanjutan.2.Menganalisis hubungan habitat perindukan vektor
tambak terlantar dengan kasus malaria3.Menganalisis variabel-variabel sosial yang terkait
dengan permasalahan habitat perindukan vektor tambak terlantar.
Vektor Malaria
Tujuan Penelitian (1)
Tujuan Khusus:4.Mengidentifikasi spesies nyamuk Anopheles sp. yang ada di daerah penelitian.5.Menganalisis hubungan larva Anopheles sp. dengan nyamuk Anopheles sp. 6.Menganalisis hubungan nyamuk Anopheles sp. dengan kasus malaria.7.Menganalisis hubungan larva Anopheles sp. dengan lingkungan abiotik (salinitas, suhu air, pH, dan Oksigen terlarut/Dissolved Oxygen/DO), biotik (keberadaan ganggang dan keberadaan predator), variabel-variabel cuaca (curah hujan, kelembaban, dan suhu), dan variabel-variabel sosial (pendidikan, pendapatan, peran serta masyarakat dan persepsi masyarakat)8.Membangun model pengendalian malaria melalui pengelolaan habitat perindukan vektor tambak terlantar yang berkelanjutan di ekosistem pantai daerah endemis.
Tujuan Penelitian (2)
Kerangka Teori
Lingkungan Sosial
Lingkungan Buatan
Lingkungan Alam
Tambak Terlantar(Larva Anopheles)
Salinitas, pH, DO, Suhu AirCurah Hujan, RH,
Suhu UdaraPredator, Ganggang
Konflik Lahan, Perijinan,Pendidikan, Pendapatan,Peran Serta Masyarakat,Kerjasama Lintas Sektor,Kapasitas Instansi Dinas
Kegiatan Budi Daya
Udang
Kejadian Malaria
Nyamuk Anopheles
Ekol
ogi
Pengelolaan Habitat PerindukanBerkelanjutan
Tekn
olog
i
Kele
mba
-ga
an
Sosi
al
Ekon
omi
DinasKesehatan
VariabelDemografi
Parasit
KebijakanPemerintah
Miller (2007)ilmu lingkungan
(Fischoff et al., 2002) Model Spesifik Malaria
Kontekstual
(Achmadi, 2012)Teori Simpul (Advance)
Kejadian Malaria di Sebuah Wilayah Tambak
(UU no 32 tahun 2009; Barrow, 1999)
Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan
State of the art Penelitian dan
NoveltyPengendalian vektor malaria
Integrated Vector ManagementPrograms For Malaria Control (Biscoe,
2007)
Manajemen Lingkungan YangDilaksanakan Puskesmas (Rumbiak, 2006)
Pola irigasi berkala (Marsaulina, 2002)
Penebaran ikan (Kaneko, 2000)Pengendalian vektormalaria di ekosistem
pantai melaluipengelolaan habitatperindukan tambak
Terlantar
Kepadatan LarvaAnopheles
Pasang Surut air laut, salinitas, curahhujan, ganggang (Hakim, 2007)
Suhu, curah hujan, kelembaban udara, arusair, jenis ikan, jenis tumbuhan padaperindukan vektor (Rumbiak, 2006)
Perilaku tata guna lahan, politik ekonomi,demografi (Fischoff, 2002)
Hubungan kepadatanlarva Anopheles
dengan lingkunganBiotik, Abiotik, cuaca
dan sosial.
Berkelanjutan
Pengelolaan Sampah (Soerjandari, 2009)
Pengelolaan Wilayah Pesisir (Harahap,2009)
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan(Siswoyo, 2009)
Pembangunan Kesehatan (UNCED,1992; WHO, 2002 ; Schrinding, 2002 ;
Downs 2007) Pengelolaan habitatperindukan tambak
terlantar berkelanjutan
Model TerjadinyaMalaria
Mathematical modelling of the impact ofvaccination on malaria (Chiyaka, 2007)
Dynamic malaria models (Jia Li Welch etal, 2002)
Pemodelan Kontrol Malaria (Rinidar,2010)
Model pengendalianmalaria melalui
pengelolaan habitatperindukan
berkelanjutan diekosistem pantaidaerah endemis.
Lingkup Penelitian
Penelitian Sebelumnya Posisi Penelitian
Pengendalian vektor malaria di ekosistem pantai melalui
pengelolaan habitat perindukan tambak terlantar.
Hubungan kepadatan larva Anopheles sp. dengan lingkungan biotik, abiotik, cuaca dan sosial.
Pengelolaan lingkungan habitat perindukan tambak terlantar berkelanjutan
mempertimbangkan aspek sosial, lingkungan, ekonomi, kelembagaan dan teknologi.
Model pengendalian malaria melalui pengelolaan habitat perindukan
vektor berkelanjutan di ekosistem patai daerah endemis
Kasus Malaria
Tambak Terlantar (Larva Anopheles)
Anopheles sundaicus
SalinitaspHDO
Suhu Air
PSMPendidikanPendapatan
Suhu UdaraKelembabanCurah Hujan
Konflik LahanPerijinan
ModalKeterlibatan Lintas SektorKapasitas Instansi Dinas
Ekolo
gi
Pengelolaan Tambak TerlantarBerkelanjutan
Tekn
olo
gi
Ke
lem
ba
gaa
n
Sosia
l
Ekon
om
i
Kerangka Konsep Penelitian
Hipotesis (1)
1. Alternatif terbaik pengelolaan habitat perindukan tambak terlantar berkelanjutan adalah budi daya ikan Nila/Bandeng.
2. Habitat Perindukan tambak terlantar berhubungan dengan kasus malaria.
3. Variabel-variabel sosial sangat mempengaruhi munculnya permasalahan habitat perindukan tambak terlantar.
4. Nyamuk Anopheles sp. dominan di daerah penelitian adalah An. Sundaicus.
Hipotesis (2)
5. Larva Anopheles sp. berhubungan dengan keberadaan nyamuk Anopheles sp.
6. Nyamuk Anopheles sp. berhubungan dengan kasus malaria.
7. Variabel-variabel lingkungan (abiotik, biotik, dan cuaca) berhubungan dengan padatan larva Anopheles sp.
8. Pengendalian malaria melalui pengelolaan habitat perindukan tambak terlantar berkelanjutan dapat menurunkan jumlah larva Anopheles sp. dan nyamuk Anopheles sp. serta dapat menurunkan kasus malaria di ekosistem pantai daerah endemis.
Pendekatan Penelitian : kuantitatif.Waktu dan Tempat Penelitian•Waktu penelitian adalah 8 (delapan) bulan untuk pengambilan data dari bulan Oktober 2011–Mei 2012.•Lokasi penelitian yaitu desa Sukamju, Sukarame dan Kampung Baru kecamatan Punduh Pedada.
Metode Penelitian (1)
Vektor Malaria
METODE PENELITIAN (2)Sumber Data, Jenis Data, Teknik/Alat Untuk Memperoleh Data dan Metode
Analisis
NO Data Primer SUMBER DATA, JENIS DATA, TEKNIK
MEMPEROLEH DATA
METODEANALISIS
1. Menganalisis prioritas terbaik alternatif pengelolaan tambak terlantar yang berkelanjutan.
Primer:•Aspek-aspek yang membentuk jaringan model (Wawancara Mendalam/WM)•Persepsi Expert/pakar (Kuesioner perbandingan Berpasangan)Sekunder:•Model interaksi antara aspek dan sub aspek/antar jaringan pada model
Analytic Network Process (ANP) dengan bantuan software Super Decision. 1.6.0
Vektor Malaria
NO TUJUAN PENELITIAN SUMBER DATA, JENIS DATA, TEKNIK
MEMPEROLEH DATA
METODEANALISIS
2 Menganalisis hubungan habitat perindukan vektor tambak terlantar dengan kasus malaria
Primer:Data ordinat lokasi habitat perindukan vektor tambak terlantar dan kasus malaria (Global Position System /GPS)Sekunder:Data kasus malaria positif plasmodium Puskesmas Pedada dan hasil riset Stratnas tahun 2010
Pemetaan citra satelit dengan bantuan software ArcView SIG 3.3.
METODE PENELITIAN (3)Sumber Data, Jenis Data, Teknik/Alat Untuk Memperoleh Data dan Metode
Analisis
Vektor Malaria
NO TUJUAN PENELITIAN SUMBER DATA, JENIS DATA, TEKNIK
MEMPEROLEH DATA
METODEANALISIS
3 Menganalisis variabel-variabel sosial yang terkait dengan permasalahan habitat perindukan vektor tambak terlantar.
Primer:•Tingkat pendidikan masyarakat•Tingkat pendapatan masyarakat•Peran serta masyarakat tentang pengelolaan lingungan habitat perindukan vektor.sekunder:Data tentang konflik lahan, perijinan, modal, rendahnya tanggung jawab pemilik tambak, kapasitas instansi dan kerjasama lintas sector
• Deskriptif• Content
analysis
METODE PENELITIAN (4)Sumber Data, Jenis Data, Teknik/Alat Untuk Memperoleh Data dan Metode
Analisis
Vektor Malaria
NO TUJUAN PENELITIAN
SUMBER DATA, JENIS DATA, TEKNIK
MEMPEROLEH DATA
METODEANALISIS
4 Menganalisis hubungan larva Anopheles sp. dengan lingkungan abiotik (salinitas, suhu air, pH, dan Oksigen terlarut/Dissolved Oxygen/DO), biotik (keberadaan ganggang dan keberadaan predator) dan Cuaca (curah hujan, kelembaban, suhu udara).
Primer :•Kepadatan larva Anopheles sp. (alat ciduk)•Salinitas (Hand Refractometer)•Suhu Air (Termometer)•pH (pH meter)•DO •Keberadaan Ganggang dan predator ikan udang (pengamatan) Sekunder:•Data cuaca (dari kantor Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kabupaten Pesawaran
Kuantitatif:•Univariat•Bivariat
METODE PENELITIAN (5)
Sumber Data, Jenis Data, Teknik/Alat Untuk Memperoleh Data dan Metode Analisis
Vektor Malaria
NO TUJUAN PENELITIAN
SUMBER DATA, JENIS DATA, TEKNIK MEMPEROLEH DATA
METODEANALISIS
5 Mengidentifikasi spesies nyamuk yang ada di lokasi penelitian
Primer:Populasi nyamuk Anopheles sp. (Man Bitting Rate/MBR)
KuantitatifUnivariat
6 Menganalisis hubungan larva Anopheles sp. dengan nyamuk Anopheles sp.
Primer:•Kepadatan larva Anopheles sp. (alat ciduk)•Populasi nyamuk Anopheles sp. (Man Bitting Rate/MBR)
Kuantiatif:•Univariat•Bivariat
7 Menganalisis hubungan nyamuk Anopheles sp. dengan kasus malaria
Primer: •Populasi nyamuk Anopheles sp. (Man Bitting Rate/MBR)Sekunder:•Kasus malaria klinis Puskesmas Pedada
Kuantiatif:•Univariat•Bivariat
METODE PENELITIAN (6)
Sumber Data, Jenis Data, Teknik/Alat Untuk Memperoleh Data dan Metode Analisis
Vektor Malaria
NO TUJUAN PENELITIAN
SUMBER DATA, JENIS DATA, TEKNIK
MEMPEROLEH DATA
METODEANALISIS
8 Membangun model pengendalian malaria melalui pengelolaan lingkungan habitat perindukan vektor yang berkelanjutan di ekosistem pantai.
Data rekomendasi hasil analisis tujuan no. 1 – 6
System dynamics dengan bantuan software Powersim 2.5.
METODE PENELITIAN (7)
Sumber Data, Jenis Data, Teknik/Alat Untuk Memperoleh Data dan Metode Analisis
Gambar . Hubungan Jaringan Elemen-elemen Alternatif Pengelolaan Tambak Terlantar
HASIL PENELITIANTujuan 1 (1)
HASIL PENELITIANTujuan 1 (2)
Prioritas Elemen-elemen Kriteria Yang Mempengaruhi Alternatif Pengelolaan Tambak Terlantar
Faktor Bobot Prioritas
Lingkungan 0,26438 1
Sosial 0,23796 2
Ekonomi 0,14664 5
Kelembagaan 0,17479 4
Teknologi 0,17623 3
Urutan Prioritas Sub Kriteria Yang Mempengaruhi Pemilihan Alternatif Pengelolaan Tambak Terlantar
HASIL PENELITIANTujuan 1 (3)
Analisis Sintesis Hasil Pembobotan Alternatif Pemilihan Pengelolaan Tambak Terlantar Yang Dipengaruhi Oleh Seluruh
Elemen
HASIL PENELITIANTujuan 1 (4)
Vektor Malaria
Gambar 4.2. Buffer Zone Kasus Malaria Terhadap TPV Di Desa Sukarame
96
HASIL PENELITIANTujuan 2 (1)
Vektor Malaria
Gambar 4.3. Buffer Zone Kasus Malaria Terhadap TPV Di Desa Sukamaju
96
HASIL PENELITIANTujuan 2 (2)
Vektor Malaria
Gambar 4.4. Buffer Zone Kasus Malaria Terhadap TPV Di Desa Kampung Baru
96
HASIL PENELITIANTujuan 2 (3)
HASIL PENELITIANTujuan 2 (4)
Desa Jarak (m) Jumlah Kasus Kampung Baru 0 - 500 15
500 – 1000 0 1000 – 1500 1 1500 – 2000 2
Sukamaju 0 - 500 9 500 – 1000 4 1000 – 1500 0 1500 – 2000 0
Sukarame 0 - 500 8 500 – 1000 0 1000 – 1500 0 1500 – 2000 0
• Hubungan Antara Kasus Malaria Dengan Habitat Perindukan Tambak Terlantar Berdasarkan Jarak Buffer Zona
• Potensi penambahan lokasi tambak baru yaitu tujuh (7) lokasi di Sukarame, 14 lokasi di Sukamaju, dan enam (6) lokasi di Kampung Baru.
Vektor Malaria
HASIL PENELITIANTujuan 3
Variabel-variabel sosial yang melatarbelangi munculnya tambak terlantar : –konflik lahan, –perijinan tambak, –modal, –pendidikan masyarakat yang rendah, –pendapatan masyarakat yang rendah, –peran serta masyarakat yang rendah dalam hal pengelolaan tempat perindukan nyamuk khususnya tambak terlantar, –kerjasama lintas sector yang lemah –kapasitas instansi dinas (khususnya Dinas Kesehatan, Dinas Kelautan dan Perikanan, serta Dinas Kehutanan) yang rendah.
Vektor Malaria
HASIL PENELITIAN Tujuan 4
No Spesies Nyamuk Anopheles
Populasi (%)
1 sundaicus 61.60
2 acconitus 9.99
3 maculatus 17.72
4 palmatus 3.04
5 sinensis 3.65
6 umbrosus 1.74
7 brevipalpis 0.17
8 nigerimus 2.00
9 separatus 0.09
HASIL PENELITIAN Tujuan 5 dan Tujuan 6
No Hubungan Nilai p
1 Larva Anopheles – Nyamuk Anopheles
0,420
2 Nyamuk Anopheles – Kasus Malaria 0,000
HASIL PENELITIAN Tujuan 7
No Variabel Nilai p1 Salinitas 0,021
2 Suhu Air 0,715
3 pH 0,110
4 DO 0,104
5 Ganggang 0,094
6 Predator 0,0037 Suhu udara 0,000
8 Kelembaban 0,015
9 Curah hujan 0,000
10 pendidikan 0,004
11 Pendapatan 0,002
12 Peran serta masyarakat 0,050
13 Persepsi masyarakat 0,810
HASIL PENELITIANTujuan 8 (1) – Variabel-variabel yang Dimasukkan Pada Model
No Variabel Metode Analisis Hasil Analisis 1 Salinitas Analisis bivariat p = 0,021 2 Keberadaan predator Analisis bivariat p = 0,003 3 Curah hujan Analisis bivariat p = 0,000 4 Suhu udara Analisis bivariat p = 0,000 5 Kelembaban Analisis bivariat p = 0,015 6 Pendidikan Analisis bivariat,
Analisis kualitatif p = 0,004 Diduga Berhubungan
7 Pendapatan Analisis bivariat, Analisis kualitatif
p = 0,002 Diduga Berhubungan
8 Peran serta masyarakat Analisis bivariate, Analisis kualitatif
p = 0,050 Diduga Berhubungan
9 Predator (Ikan Nila/Bandeng) Analisis ANP Bobot = 0,263 10 Mangrove Analisis ANP Bobot = 0,185 11 Pengusaha tambak Analisis Kualitatif,
Analisis ANP Diduga Berhubungan Bobot = 0,007977
12 Kapasitas Dinas Perikanan Analisis Kualitatif, Analisis ANP
Diduga Berhubungan Bobot = 0,008713
13 Kapasitas Dinas Kesehatan Analisis Kualitatif Diduga Berhubungan
14 Kerjasama Lintas Sektor (keterlibatan Dinkes dan Dinas Kehutanan)
Analisis ANP Bobot = 0,01198
HASIL PENELITIANTujuan 8 (2) – CLD Model Dasar dan Hasil Simulasi
LarvaAnopheles
PupaAnopheles
AnophelesDewasa
Telur Anopheles
Anopheles Infektif
AnophelesPenular
Man Bitting Rate
+
+
+
+ +
+
+
+
Manusia Rentan
ManusiaTerinkubasi
Manusia Penular
ManusiaSakit Malaria
ManusiaImun
Dinas Kesehatan
+
-
+
-
+
-
+
-
+
+
Curah HujanTPV
Tambak Produktif
-
Salinitas
-
+ +
Suhu Udara-
Kelembaban Udara
-
+
+
Kegiatan Pengendalian Larva
+
R1
R2
B3 B5B4 B6
R8
predator
+
-
Pendidikan
Pendapatan
++
Dinas Perikanan
+-
-
R7
Pengusaha Tambak
+
+
+
Time
Predator1
TPV2
Larva_Anopheles3
Anopheles_Dewasa4
Manusia_Sakit_Malaria5
5 10 15 20
1 Predator
2 TPV
20
3 Larva_Anopheles
54
4 Anopheles_Dewasa
700
5 Manusia_Sakit_Malaria
650
0
1 Predator
2 TPV
25
3 Larva_Anopheles
66
4 Anopheles_Dewasa
2,580
5 Manusia_Sakit_Malaria
886
64
1 Predator
2 TPV
32
3 Larva_Anopheles
85
4 Anopheles_Dewasa
5,400
5 Manusia_Sakit_Malaria
1,240
160
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5 1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Time
Manusia
_S
akit_M
ala
ria
5 10 15 200
50
100
150
21,57%
HASIL PENELITIANTujuan 8 (3)
No. Variabel Model Dasar Skenario I II III
1. Predator -10%/ bulan 0% 40% 60% 2. Mangrove - 5% 10% 10% 3. Kapasitas Instansi
Dinas Perikanan 30% 30% 50% 70%
4. Pengusaha Tambak 0% 60% 70% 80% 5. Kapasitas Instansi
Dinas Kesehatan 30% 30% 30% 70%
6. Peran Serta Masyarakat
- 30% 30% 50%
Skenario Intervensi
HASIL PENELITIANTujuan 8 (4)
Time
TPV1
TPV_12
TPV_23
TPV_34
5 10 15 20
60
70
80
12 3
4
1 2 3
4
1 23
4
1 23
4
Time
Larva_Anopheles1
Larva_Anopheles_12
Larva_Anopheles_23
Larva_Anopheles_34
5 10 15 20
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
1
2 3
4
1
2 3
4
1
2 3
4
1
2 3
4
Time
Anopheles_Dewasa1
Anopheles_Dewasa_12
Anopheles_Dewasa_23
Anopheles_Dewasa_34
5 10 15 20
700
800
900
1,000
1,100
1,200
12
3 4
1 2 3
4
1 2 3
4
1
4
Time
Manusia_Sakit_Malaria1
Manusia_Sakit_Malaria_12
Manusia_Sakit_Malaria_23
Manusia_Sakit_Malaria_34
5 10 15 200
50
100
150
1 2 3 4
12 3
4
1
23 4
1
3
4
HASIL PENELITIANTujuan 8 (5)
No Variabel % penurunan dari model dasar – skenario III
1 Habitat Perindukan8,28%
2 Larva Anopheles 55,20%
3 Nyamuk Anopheles 11,68%
4 Manusia sakit malaria
25,78%
Vektor Malaria
1. Urutan prioritas dalam pengelolaan tambak terlantar dengan mempertimbangkan prinsip keberlanjutan, adalah budidaya ikan Nila/ikan Bandeng , budi daya udang kembali , penanaman mangrove , mengeringkan tambak, mengalirkan air laut ke tambak dan membersihkan ganggang atau lumut.
1. Hasil analisis peta citra satelit menunjukkan ada keterkaitan antara tambak terlantar dengan kajadian malaria.
1. Permasalahan tambak terlantar sangat dipengaruhi oleh persoalan-persoalan sosial.
KESIMPULAN (1)
KESIMPULAN (2)
4. Nyamuk Anopheles sp. dominan di daerah penelitian adalah Anopheles sundaicus (61,6%).
5. Tidak ada hubungan antara larva Anopheles sp. dengan nyamuk Anopheles sp. (p = 0,42). Meskipun demikian secara substansi dan teori ada keterkaitan antara larva dan nyamuk Anopheles sp.. Sedangkan nyamuk Anopheles sp. menunjukkan ada hubungan dengan kasus malaria (p = 0,000).
6. Variabel-variabel lingkungan yang mendukung kehidupan larva Anopheles sp. adalah salinitas (p = 0,021), keberadaan predator (p = 0,003), curah hujan (p = 0,000), kelembaban (p = 0,015), dan suhu (p = 0,000).
KESIMPULAN (3)
8. Model pengendalian malaria melalui pengelolaan habitat perindukan berkelanjutan dilakukan dengan intervensi predator (60%) dan rehabilitasi mangrove (10%). Pengelolaan tambak terlantar membutuhkan keterlibatan lintas sector yaitu instansi Dinas Perikanan (70%), pengusaha tambak (80%), dan peran serta aktif masyarakat (50%). Keterlibatan instansi Dinas Kesehatan (70%) dalam manajemen kasus malaria. Pengendalian malaria melalui pengelolaan habitat perindukan berkelanjutan dapat menurunkan habitat perindukan 8,28%, kepadatan larva Anopheles 55,2%, nyamuk Anopheles 11,68% dan kasus malaria 25,78%.
Q.S. Al-Baqarah 26 – 27• “Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan
berupa (kehidupan dari) nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apa – apaan maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?". Dengan perumpamaan (yang demikian) itu banyak orang yang disesatkan Allah (oleh karena keingkarannya), dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik” (QS 2 : 26)
• (yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian/kesepakatan itu teguh, dan memutuskan (tali shilaturrahim,) apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QS 2 : 27)
Terima Kasih