Pembuatan Nata de CocoKelompok 2
Putri Mandasari PasaribuPutri Rizkia
Tienditha Br Sembiring
Sejarah Nata de Coco• Kata nata berasal dari bahasa Spanyol yang berarti
krim. • Nata diterjemahkan ke dalam bahasa Latin sebagai
'natare' yang berarti terapung-apung.• Di Indonesia, nata de coco mulai dicoba pada
tahun 1973 dan mulai diperkenalkan pada tahun 1975. Namun demikian, nata de coco mulai dikenal luas di pasaran pada tahun 1981.
Nata de Coco
Merupakan makanan sehat kaya serat yang banyak dikonsumsi sebagai makanan pencuci mulut atau desert
Umumnya terbuat dari air kelapa
Dengan bantuan bakteri Acetobacter xylinum dalam media cair bergula sebagi susbtratnya.
Alat dan Bahan
1. Alat• Jerigen• Hand refractometer• Ember• Penyaring• Panci/Dandang Perebus• Kompor (minyak atau gas) ataupun
tungku (kayu bakar). • Pengaduk sebaiknya dari kayu atau
stainless steel.• Lori (kereta dorong) digunakan untuk
sarana mengangkut/ memindahkan.
• Gayung plastik (gelas ukur/alat pengukur volume)
• Meja panjang untuk menempatkan baki/nampan fermentasi.
• Baki/nampan plastik• Kain saring atau kertas koran• Tali karet (elastik).• Ember pencuci.• Pisau dan talenan• Rak untuk fermentasi dan pengeringan
alat• Sepatu plastik• Sarung tangan• Timbangan• Mesin pres
BahanUntuk nata de coco lembaran:• Air Kelapa• Gula pasir sebagai sumber karbohidrat• Asam cuka glasial/cuka untuk
membantu mengatur tingkat keasaman (pH)
• Pupuk ZA sebagai sumber nitrogen• Garam inggris untuk membantu
pembentukan lapisan nata de coco• Asam sitrat (zitrun zuur)• Bibit nata de coco• Air• Minyak tanah
Untuk produksi 20 liter air kelapa, komposisi bahan-bahan pembantu sebagai berikut:
• 1 Kg gula pasir• 20 ml (2 sendok makan) asam asetat
glasial/cuka • 20 g (2 sendok makan) pupuk ZA• 10 g (1 sendok makan) garam inggris• 10 g (1 sendok makan) asam sitrat
(zitrun zuur)• 2 liter bibit nata de coco
Prosedur Kerja
Proses pembuatan nata de coco terdiri dari enam tahap, yaitu:
1. Penyaringan2. Pemasakan dan pencampuran bahan pembantu3. Penempatan dalam nampan dan pendinginan4. Inokulasi (penanaman/penebaran) bibit (starter)5. Pemeraman (fermentasi)6. Panen dan pasca panen (pengolahan lanjut sampai
setengah jadi atau siap konsumsi).
Skema prosedur kerja
• Gambar 1. Air Kelapa yang ditampung dan dibasikan
• Gambar 2. Air Kelapa yang dimasak
• Gambar 3. Penempatan dalam baki/nampan
• Gambar 4. Penambahan bibit
• Gambar 5. Fermentasi Gambar 6. Pasca Panen
• Gambar 7. Proses Pencucian
• Gambar 8. Proses pemotongan nata de coco dengan mesin
Gambar 9. Nata de coco menjadi Produk Minuman
Pembahasan
• Nata de coco terjadi karena fermentasi glukosa yang merupakan salah satu jenis karbohidrat,
• Karbohidrat tersebut berada dalam larutan gula yang terkandung dalam air kepala
• Yang dibantu oleh bakteri Actobacter xylinum.
Acetobacter xylinum adalah bibit nata yang akan dapat membentuk serat nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan karbon dan nitrogen melalui proses yang terkontrol. Dalam fermentasinya bakteri ini dapat mengubah glukosa menjadi selulosa secara ekstraseluler sehingga terbentuk lapisan tebal,
Gelembung-gelembung udara yang terbentuk adalah akibat dari metabolisme berupa gas CO2 mempunyai kecendrungan melekat pada jaringan selulosa, sehingga struktur permukaaan menjadi naik dan hal ini ternyata membantu persediaaan oksigen untuk mikroba
lanjutan
• Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim yang dapat menyusun zat gula (glukosa) menjadi ribuan rantai serat atau selulosa.
• Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersebut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, yang disebut sebagai nata.
lanjutan
Kesimpulan• Beberapa tahapan pembuatan Nata de Coco ádalah penyaringan;
pemasakan dan pencampuran bahan pembantu; penempatan dalam nampan dan pendinginan; inokulasi (penanaman/penebaran) bibit (starter); pemeraman (fermentasi); panen dan pasca panen (pengolahan lanjut sampai setengah jadi atau siap konsumsi).
• Teknologi pembuatan Nata de Coco merupakan teknologi sederhana, namun dalam proses pembuatannya memerlukan perhatian pada titik kritis yaitu; pemeliharaan kultur A. xylinum, penyiapan starter dan proses fermentasi.
• Proses fermentasi dilakukan oleh bakteri Acetobacter xilynum yang mengubah glukosa menjadi selulosa.