PEMAHAMAN GURU BK TENTANG LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) FORMAT KLASIKAL
DI SMP SE-KOTA SEMARANG
TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat penyelesaian Studi Strata 1
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Hari Nugroho
1301411060
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
ii
iii
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Moto :
“Lebih Baik Mencoba dan Gagal daripada Gagal Mencoba”. (penulis)
Persembahan :
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu
Pendidkan, Universitas Negeri Semarang.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyususnan skripsi dengan judul “Pemahaman Guru BK Tentang Layanan
Bimbingan dan Konseling (BK) Format Klasikal di SMP Se-Kota Semarang
Tahun Ajaran 2015/2016”.
Penyusunan skripsi ini berdasarkan atas penelitian survey yang dilakukan
dalam suatu prosedur terstruktur dan terencana. Dalam proses penulisan skripsi ini
peneliti menemui kendala di lapangan seperti perijinan, lokasi antar sekolah dan
respon responden, namun peneliti tetap berusaha menyelesaikan penelitian ini
sampai selesai. Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1) Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh studi di
Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Bimbingan dan konseling.
2) Prof. Dr. Fakhrudin, M.Pd Dekan Fakultas Ilmu pendidikan Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian untuk menyelesaikan
skripsi ini.
3) Drs. Eko Nusantoro, M.Pd. Kons., Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
4) Drs. Suharso, M.Pd. Kons., Dosen pembimbing yang memberikan bimbingan
dan motivasi untuk kesempurnaan dan terselesaikan skripsi ini.
vi
5) Tim dosen penguji yang telah menguji skripsi dan memberikan masukan
untuk kesempurnaan skripsi ini.
6) Dr. Anwar Sutoyo M.Pd, dosen Wali yang selalu memberikan semangat
selama menempuh studi di Universitas Negeri Semarang.
7) Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Bimbingan dan Konseling yang telah
memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
8) Kepala Sekolah dan Bapak/Ibu Guru BK di SMP Negeri Kota Semarang yang
telah memberikan ijinnya dan bersedia menjadi responden untuk penelitian
ini.
9) Teman – teman seperjuangan bimbingan dan konseling angkatan 2011.
10) Serta pihak – pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penelitian
ini yang tidak dapat disebut satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu diharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi
kesempurnaan skripsi ini. Penulis juga berharap, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca yang budiman.
Semarang, januari 2016
Penulis
vii
ABSTRAK
Nugroho, Hari. 2015. Pemahaman Guru BK Tentang Layanan Bimbingan dan
Konseling Format Klasikal di SMP Negeri Se – Kota Semarang Tahun Ajaran
2015/2016. Skripsi, Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing : Drs. Suharso, M.Pd.,Kons.
Kata Kunci : pemahaman guru BK, layanan bimbingan dan konseling format
klasikal,
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena yang peneliti temukan di
lapangan bahwa masih ada guru BK yang melaksanakan layanan penguasaan
konten seperti layanan informasi, sehingga tidak ada beda antara satu layanan
dengan layanan lain. Setiap layanan mempunyai tujuan dan fungsi masing –
masing sehingga bila pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling format
klasikal tidak ada beda dengan layanan lainya maka tujuan dari layanan tidak akan
tercapai dengan maksimal. Salah satu penyebab dari fenomena tersebut adalah
kurangnya pemahaman guru BK tentang layanan BK format klasikal yang
mengakibatkan dalam melaksanakan layanan tidak sesuai dengan apa yang
seharusnya. Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah
bagaimanakah pemahaman guru BK tentang layanan BK format klasikal.
Jenis penelitian yang digunakan adalah survey. Populasi penelitian ini
adalah seluruh guru BK di SMP Negeri Se-Kota Semarang yang berjumlah 139
guru. Teknik sampling yang digunakan adalah Cluster Proportional Random
Sampling dan diperoleh sampel penelitian sejumlah 40 guru. Metode
pengumpulan data dengan menggunakan instrument tes pemahaman guru BK
tentang layanan BK format klasikal.
Hasil dari penelitian menunjukan rata – rata pemahaman guru BK tentang
layanan BK format klasikal berada pada kategori rendah dengan persentase
61,52%. Hasil pemahaman layanan orientasi sebesar 63,51% dengan kategori
rendah, pemahaman layanan informasi sebesar 62,33% dengan krieteria rendah,
pemahaman layanan penguasaan konten sebesar 62,12% dengan kategori rendah,
sedangkan untuk pemahaman layanan penguasaan konten sebesar 58,13% dengan
kategori rendah. Pemahaman guru BK dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain latarbelakang pendidikan, pengalaman menjadi guru BK, keikut
sertaan dalam MGBK, dan kesadaran guru BK akan pentingnya layanan BK.
Simpulan dari penelitian ini ialah pemahaman guru BK tentang layanan
BK format klasikal berada pada kategori rendah. Sehubungan dengan hasil
penelitian ini guru BK hendaknya senantiasa meningkatkan pemahaan dan
kemampuannya dalam memberikan layanan, khususnya layanan BK format
klasikal. Pemahaman yang baik akan membantu dalam memberikan layanan
kepada siswa, sehingga tujuan dan fungsi dari setiap layanan akan tercapai dengan
maksimal. Guru BK juga harus selalu update dengan teknologi yang ada
sehingga dalam memberikan layanan akan semakin menarik.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ...................................................................................................... i
PENGESAHAN ........................................................................................ ii
PERNYATAAN ........................................................................................ iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. iv
KATA PENGANTAR .............................................................................. v
ABSTRAK ................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ............................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
1.4 Manfaat Peneltitian ............................................................................. 7
1.5 Sistematika Skripsi .............................................................................. 7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 9
2.2 Pemahaman Guru Bimbingan dan Konseling ..................................... 11
2.3 Layanan Bimbingan dan Konseling Format Klasikal ........................ 16
2.3.1 Layanan Orientasi ............................................................................ 19
2.3.2 Layanan Informasi ........................................................................... 24
2.3.3 Layanan penguasaan konten ............................................................ 33
2.3.4 Layanan penempatan dan penyaluran .............................................. 40
2.4 Pemahaman Guru BK Tentang Layanan BK Format Klasikal ........... 44
ix
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian .................................................................................... 47
3.2 Variabel Penelitian .............................................................................. 49
3.2.1 Identifikasi Variabel ......................................................................... 49
3.2.2 Definisi Operasional......................................................................... 50
3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ............................................ 50
3.3.1 Populasi ............................................................................................ 50
3.3.2 Sampel dan Teknik Sampling .......................................................... 52
3.4 Metode Pengumpulan Data ................................................................. 53
3.4.1 Alat Pengumpulan Data ................................................................... 54
3.4.2 Penyusunan Instrumen ..................................................................... 54
3.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen ................................................... 62
3.5.1 Validitas ........................................................................................... 62
3.5.2 Reliabilitas ....................................................................................... 63
3.6 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian................................................... 64
3.6.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes .................................................... 64
3.6.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen tes ................................................. 65
3.7 Metode Analisis Data Penelitian ......................................................... 65
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................... 67
4.1.1 Pemahaman Guru BK Tentang Layanan BK Format Klasikal ........ 67
4.1.1.1 Pemahaman Guru BK Layanan Orientasi ..................................... 70
4.1.1.2 Pemahaman Guru BK Layanan Informasi .................................... 71
4.1.1.3 Pemahaman Guru BK Layanan Penguasaan Konten .................... 72
4.1.1.4 Pemahaman Guru BK Layanan Penempatan dan Penyaluran ...... 74
4.2 Pembahasan ......................................................................................... 75
4.3 Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 83
x
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan ............................................................................................. 84
5.2 Saran .................................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 86
LAMPIRAN .............................................................................................. 88
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Daftar Populasi Guru BK SMP Negeri Kota Semarang ............ 50
3.2 Daftar Sampel Penelitian............................................................ 53
3.3 Kisi – Kisi Instrumen Penelitian ................................................ 55
3.4 Item yang valid dan Pengganti ................................................... 65
3.5 Kategori Tingkat Pemahaman guru BK ..................................... 66
3.6 kategori skor nilai pemahaman .................................................. 67
4.1 Tingkat Pemahaman Layanan BK Format Klasikal .................. 68
4.2 Analisis Subvariabel Pemahaman Guru BK .............................. 69
4.3 Analisis indikator pemahaman tentang layanan orientasi .......... 70
4.4 Analisis indikator pemahaman guru BK tentang
layanan informasi ....................................................................... 71
4.5 Analisis Pemahaman Tentang Layanan Penguasaan Konten..... 73
4.6 Analisis pemahaman Guru BK Tentang layanan
penempatan dan penyaluran ....................................................... 74
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.3 Langkah dasar penyusunan instrument ...................................... 54
4.1 Tingkat Pemahaman Layanan BK Format Klasikal .......................... 68
4.2 Analisis Subvariabel Pemahaman Teori Guru BK ............................. 69
4.3 Analisis indikator pemahaman guru BK Tentang layanan
Orientasi ............................................................................................... 70
4.4 Analisis indikator pemahaman teori guru BK tentang
layanan informasi ................................................................................. 72
4.5 Analisis Pemahaman Guru BK Tentang Layanan Penguasaan
Konten ................................................................................................. 73
4.6 Analisis pemahaman Guru BK Tentang layanan
penempatan dan penyaluran ................................................................. 75
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Data Guru BK SMP Negeri Kota Semarang ............................... 90
2. Daftar Sampel Penelitian.............................................................. 96
3. Kisi – kisi Uji Coba ...................................................................... 98
4. Instrumen Uji Coba ...................................................................... 104
5. Hasil Validitas instrument ........................................................... 113
6. Reliabilitas .................................................................................. 119
7. Kisi – kisi Instrumen Penelitian ................................................... 120
8. Instrumen Penelitian..................................................................... 126
9. Tabulasi hasil analisis pemahaman guru BK ............................... 135
10. Dokumentasi .............................................................................. 143
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen penting dalam
dunia pendidikan. Bimbingan dan konseling di sekolah merupakan usaha dari
pemerintah yaitu bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. Hal
ini tentunya perlu diikuti dengan kesadaran semua pihak yang ada di sekolah
untuk membantu terselenggaranya bimbingan dan konseling, karena bimbingan
dan konseling merupakan satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam proses
pendidikan. Di dalam pendidikan khususnya di lingkungan sekolah bimbingan
dan konseling mempunyai beberapa fungsi seperti yang dikemukakan Prayitno
dan Erman Amti (2004: 197) bahwa “bimbingan dan konseling mempunyai fungsi
yang dapat dikelompokkan menjadi empat fungsi yaitu pemahaman, fungsi
pencegahan, fungsi pengentasan, dan fungsi pemeliharaan dan pengembangan
yang bertujuan untuk memaksimalkan perkembangan siswa dalam bidang pribadi,
sosial, belajar dan karir kearah yang lebih baik”.
Bentuk layanan bimbingan dan konseling menurut Prayitno dan Amti
(2004: 253) adalah dengan memberikan sembilan layanan dan enam kegiatan
pendukung. Sembilan layanan tersebut meliputi layanan orientasi, layanan
informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten,
layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, layanan konseling
individual, layanan konsultasi dan layanan mediasi. Sedangkan enam kegiatan
2
pendukung yaitu himpunan data, tampilan pustaka, konfrensi kasus,dan
kunjungan rumah. Semua layanan dan kegiatan pendukung tersebut mengacu pada
bidang bimbingan dan konseling yaitu bidang belajar, sosial, pribadi dan karir.
Direktorat jendral peningkatan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan
departemen pendidikan nasional 2007 (2007: 40) menjelaskan bahwa “layanan
bimbingan klasikal adalah suatu pelayanan dasar bimbingan yang dirancang
menuntut guru BK untuk melakukan kontak langsung dengan para siswa didik di
kelas secara terjadwal”. Menurut Gysbers dan Henderson (2005) dalam Sunani
(2012) menyatakan “bahwa bimbingan klasikal ini merupakan bentuk kegiatan
bimbingan yang diselenggarakan dalam Guidance Curriculum yang merupakan
jantung dari layanan BK”. Dari Sembilan layanan bimbingan dan konseling yang
bisa dilaksanakan dengan format klasikal terdiri dari layanan orientasi, layanan
informasi, layanan penguasaan konten dan layanan penempatan dan penyaluran.
Tiap layanan dalam bimbingan format klasikal mempunyai fungsi dan peranan
masing-masing, layanan informasi bertujuan untuk memberikan informasi tertentu
kepada siswa sesuai dengan kebutuhan siswa. Layanan orentasi bertujuan untuk
mengenalkan siswa kepada lingkungan baru misalnya lingkungan kelas dan
lingkungan sekolah. Layanan penguasaan konten bertujuan untuk memberikan
pelatihan kepada siswa tentang konten tertentu sesuai dengan kebutuhan siswa,
misalnya bagaimana memanajemen waktu yang baik. Sedangkan layanan
penempatan dan penyaluran bertujuan untuk membantu menempatkan dan
menyalurkan potensi yang dimiliki siswa ke dalam kegiatan tertentu yang
mendukung pengembangan potensi tersebut.
3
Namun fungsi dan tujuan dari setiap layanan bimbingan dan konseling
format klasikal tidak selalu dapat tercapai secara maksimal karena di lapangan
masih ditemui guru BK yang dalam pelaksanaanya antara layanan BK format
klasikal yang satu dengan yang lain tidak ada beda. Contoh nyata yang diperoleh
peneliti selama mengikuti praktik pengalaman lapangan di SMP Negeri Mungkid
dijumpai guru BK yang melaksanakan layanan penguasaan konten tetapi seperti
layanan informasi. Untuk mendukung apakah fenomena tersebut juga terjadi di
kota Semarang, peneliti melakukan wawancara pada tanggal 9 mei 2015 dengan 2
guru BK di SMP Negeri 16 kota semarang. Hasil dari wawancara tersebut antara
lain: (1) ada guru bimbingan dan konseling yang kurang memahami pelaksanaan
dari setiap layanan BK format klasikal. (2) ada guru bimbingan dan konseling
yang melaksanakan layanan penguasaan konten dengan menggunakan metode
ceramah, (3) ada guru bimbingan dan konseling yang tidak membuat satuan
layanan setiap kali memberikan layanan klasikal kepada siswa. (lampiran 10)
Beberapa hal yang menjadi penyebab kurang optimalnya pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling format klasikal menurut Sunani (2012) dalam
artikel ilmiahnya tidak sedikit guru BK yang (1) tidak melaksanakan layanan
format klasikal karena tidak tersedia jam/jadwal, (2) melaksanakan layanan
format klasikal tanpa rencana palaksanaan layanan, (3) menggunakan metode
ceramah sehingga terlihat monoton, (4) tanpa penilaian proses layanan sehingga
kurang dapat diketahui tingkat keberhasilannya, (5) tanpa memanfaatkan media
atau lembar kerja sehingga pencapaian tujuan kurang signifikan. Kurang
optimalnya pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling bisa terjadi karena
4
faktor internal dan eksternal guru bimbingan dan konseling. Faktor internal
berdasarkan fenomena di atas bisa terjadi karena guru bimbingan dan konseling
yang kurang memahami layanan bimbingan dan konseling format klasikal.
Sedangkan faktor eksternal antara lain sarana yang kurang dan tidak adanya jam
layanan bimbingan dan konseling.
Layanan bimbingan dan konseling format klasikal penting bagi siswa
karena setiap layanan BK format klasikal (layanan orientasi, layanan informasi,
layanan penguasaan konten, dan layanan penempatan dan penyaluran) terdapat
fungsi dan peranan masing–masing layanan yang bertujuan untuk
mengoptimalkan perkembangan siswa. Selain itu dengan adanya layanan
bimbingan dan konseling format klasikal guru BK akan lebih dekat dengan siswa
serta dapat mengetahui bagaimana kondisi siswa di dalam kelas. Layanan format
klasikal merupakan layanan yang efisien karena bisa mencangkup beberapa siswa
sekaligus. Jika dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling format
klasikal guru BK tidak sesuai dengan apa yang seharusnya maka akan berdampak
negatif terhadap pelayanan kepada siswa. Setiap tujuan dari layanan bimbingan
dan konseling format klasikal tidak tercapai secara optimal.
Pemahaman guru BK tentang layanan BK format klasikal sangat
diperlukan karena setiap layanan mempunyai tujuan dan fungsi yang berbeda–
beda, sehingga apabila dalam pelaksanaanya kurang optimal maka tujuan dan
fungsi setiap layanan tidak akan tercapai dengan optimal. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2005: 350) disebutkan bahwa “pemahaman mengandung arti
5
proses, perbuatan, cara memahami atau menanamkan”. Pemahaman tentang
fungsi, tujuan, dan tahap–tahap pelaksanaan dari layanan bimbingan dan
konseling format klasikal menjadi dipertanyakan ketika masih ada guru
bimbingan dan konseling yang kurang maksimal dalam melaksankaan layanan
bimbingan dan konseling format klasikal.
Dari latar belakang di atas, maka peneliti berkeinginan menyusun
penelitian yang berjudul “Pemahaman Guru Bimbingan dan Konseling Tentang
Layanan Bimbingan dan Konseling Format Klasikal di SMP Negeri se-Kota
Semarang tahun 2015/2016”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah secara
umum yaitu bagaimana pemahaman guru BK tentang layanan BK format klasikal
di SMP Negeri se-Kota Semarang? dan secara khusus rumusan masalah dari
penelitian ini antara lain :
1. Bagaimana pemahaman guru bimbingan dan konseling tentang layanan
orientasi?
2. Bagaimana pemahaman guru bimbingan dan konseling tentang layanan
informasi?
3. Bagaimana pemahaman guru bimbingan dan konseling tentang layanan
penguasaan konten?
4. Bagaimana pemahaman guru bimbingan dan konseling tentang layanan
penempatan dan penyaluran?
6
1.3 Tujuan Penelitian
Dari rumusan di atas maka tujuan umum yang ingin dicapai adalah untuk
mengetahui tingkat pemahaman guru BK tentang layanan bimbingan dan
konseling format klasikal di SMP Negeri se–Kota Semarang. Sedang tujuan
secara khusus yang ingin dicapai antara lain untuk mengetahui :
1. Tingkat pemahaman guru bimbingan dan konseling tentang layanan orientasi.
2. Tingkat pemahaman guru bimbingan dan konseling tentang layanan
informasi.
3. Tingkat pemahaman guru bimbingan dan konseling tentang layanan
penguasaan konten.
4. Tingkat pemahaman guru bimbingan dan konseling tentang layanan
penempatan dan penyaluran.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan
sumbangan konseptual bagi penelitian sejenis dalam rangka
mengembangkan ilmu pengetahuan dan kemajuan dunia pendidikan
khususnya bimbingan dan konseling.
7
2. Manfaat praktis
1) Bagi guru BK sekolah diharapkan dapat menambah pengetahuan guru
BK dalam meningkatkan kinerja serta meningkatkan layanan kepada
peserta didik khususnya layanan BK format klasikal.
2) Penelitian ini diharapkan memberikan masukan bagi sekolah untuk
meningkatkan dan memajukan kualitas sekolah pada umumnya dan
bimbingan dan konseling pada khususnya.
3) Bagi mahasiswa dari penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengalaman dan pengetahuan dalam melaksanakan bimbingan dengan
format klasikal.
1.5 Sistematika Skripsi
Peneliti menyusun sistematika penulisan skripsi untuk memberikan
gambaran menyeluruh mengenai skripsi ini. Dalam skripsi ini terdiri dari lima bab
yaitu pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian hasil penelitian dan
pembahasan, dan penutup.
Bab 1 yaitu pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan garis besar sistemaika skripsi.
Bab 2 yaitu landasan teori yang berisi teori-teori yang melandasi
permasalahan di dalam skripsi. Pada bab ini berisi tentang pemahaman layanan
BK format klasikal yang terdiri dari pengertian, tujuan, fungsi, tahap – tahap
pelaksanaan layanan BK format klasikal.
8
Bab 3 yaitu metodologi penelitian yang berisi jenis penelitian, variabel
penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, validitas dan
reliabilitas instrumen, serta teknik analisis data.
Bab 4 yaitu hasil penelitian dan pembahasan yang berisi hasil-hasil
penelitian dan pembahasan dari penelitian.
Bab 5 yaitu simpulan dan saran yang berisi kesimpulan-kesimpulan dari
hasil penelitian dan saran-sarannya.
Daftar pustaka dan Lampiran – lampiran.
82
BAB 2
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan menguraikan tentang pokok bahasan yaitu Pemahaman
guru BK tentang layanan BK format klasikal yang terdiri atas: layanan orientasi,
layanan informasi, layanan penguasaan konten, dan layanan penempatan dan
penyaluran.
2. 1 Penelitian Terdahulu
Untuk memperkuat penelitian ini, peneliti akan mengemukakan hasil
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.
Adapun pokok bahasan yang diuraikan dalam penelitian terdahulu adalah sebagai
berikut :
1) Penelitian yang dilakukan oleh Adam Aulia Malik tahun 2015 yang berjudul
“Tingkat Pemahaman Konselor Tentang Kopetensi Profesional dalam
Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri se-Kabupaten Pemalang
Tahun 2014/2015”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat
pemahaman kompetensi professional dalam pelayanan bimbingan dan
konseling di SMA se-Kabupaten Pemalang tahun 2014/2015 tergolong tinggi
(71%). (Adam Aulia Malik: 2015)
2) Penelitian yang dilakukan oleh Aimatul Husna tahun 2014 yang berjudul
“Tingkat Pemahaman Konselor Terhadap Implementasi Bimbingan dan
Konseling Dalam Kurikulum 2013 di SMA Se-kabupaten Cilacap”. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa pemahaman konselor terhadap posisi BK
dalam kurikulum 2013 sebesar 72,46% (tinggi), pemahaman konselor
10
terhadap program BK dalam kurikulum 2013 sebesar 71,6% (tinggi), dan
pemahaman konselor terhadap implementasi program BK dalam kurikulum
2013 sebesar 67,20% (sedang). Dari hasil penelitian tersebut implementasi
program BK masih berkatoegori sedang dan belum maksimal. (Aimatul
Husna: 2014)
3) Penelitian yang dilakukan oleh Ika kurniawati pada tahun 2014 yang berjudul
pemahaman guru BK terhadap evaluasi program bimbingan dan konseling di
SMA Negeri se-Kota Tegal. Hasil penelitian itu menunjukan bahwa
pemahaman guru BK terhadap konsep dasar evalusi program bimbingan dan
konseling sebesar 79,16% (sedang), pemahaman guru BK terhadap prosedur
pelaksanaan evaluasi program BK sebesar 75,96% (sedang), dan untuk hasil
wawancara menunjukan bahwa guru BK tidak memahami prosedur
pelaksanaan evaluasi program BK dengan baik. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa pemahaman konselor terhadap pelaksanaan evaluasi program BK
masih kurang maksimal. (Ika kurniawati: 2014)
Beberapa penelitian terdahulu diatas menunjukan bahwa tingkat
pemahaman konselor tentang program BK masih kurang maksimal. Dari
penelitian tersebut peneliti ingin mengetahui pemahaman guru BK yang berkaitan
dengan program BK khususnya layanan BK format klasikal. Keterkaitan
penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah,
penelitian ini dapat melengkapi penelitian sebelumnya. Adapun karakteristik yang
membedakan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan adalah
fokus yang dilakukan adalah tentang layanan BK format klasikal.
11
2.2 Pemahaman Guru Bimbingan dan Konseling
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 350) disebutkan bahwa
“pemahaman mengandung arti proses, perbuatan, cara memahami atau
menanamkan”. Menurut Sardiman (2006: 43) “pemahaman (comprehension)
adalah menguasai sesuatu dengan pikiran atau mengerti secara mental makna dan
filosofisnya, maksud dan implikasi serta aplikasinya”. Dapat dimaknai bahwa
pemahaman merupakan kerja pikiran yang mampu untuk menguasai sesuatu hal
dengan mengerti maksud dari hal tersebut, serta mengerti implikasi serta
aplikasinya. Pengertian pemahaman yang dikemukakan oleh para ahli Menurut
Taksonomi Bloom (Daryanto, 2008: 106) mengemukakan bahwa :
“Pemahaman (comprehension) kemampuan ini umumnya mendapat
penekanan dalam proses belajar mengajar. Siswa dituntut untuk
memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang
sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa
keharusan menghubungkannya dengan hal-hal lain. Bentuk soal yang
sering digunakan untuk mengukur kemampuan ini adalah pilihan ganda
dan uraian”.
Sedangkan menurut Tyler dalam Awalya (1995: 31) “pemahaman adalah
kemampuan memperoleh makna dan atau kemampuan untuk memprediksi,
sebagai tugas yang amat sulit”. Pemahaman adalah suatu proses, seperti ang
dikemukakan oleh Gilmore (dalam Awalya, 1995: 32) bahwa terdapat tiga fase
proses pemahaman yang dapat dilakukan guru BK. Proses pemahaman dapat
dilakukan dengan tiga tahapan yang dijelaskan sebagai berikut:
12
1. Fase I/ Data Input, yaitu guru BK menerima informasi verbal dan non
verbal.
2. Fase II/ Data Processing, yaitu informasi yang telah diperoleh kemudian
diproses melalui sistem konstruk guru BK, diorganisir dan disimpan.
3. Fase III/ Data Output, yaitu melakukan koreksi, konfirmasi, dan kemudian
tindak lanjut terhadap informasi yang telah diperoleh guru BK.
Dari tiga fase yang disebutkan dia atas dapat dijelaskan bahwa dalam
memperoleh pemahaman maka tahap pertama yang harus dilakukan yaitu guru
BK mencari informasi baik verbal dan non verbal tentang suatu hal. Setelah
mendapatkan informasi kemudian mulai diproses dan diorganisir sesuai
kebutuhan serta disimpan. Proses berlanjut pada pengkoreksian serta pencarian
kebenaran atau konfirmasi dari informasi tersebut, setelah mendapatkan dasar
kebenaran informasi tersebut dan berbagi penguatan maka fase dalam pemahaman
diikuti tindak lanjut. Tindak lanjut ini dapat berupa tindak lanjut yang mendukung
informasi atau justru menolak informasinya.
Memahami (Understand) adalah mengkonstruk makna atau pengertian
berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, mengaitkan informasi yang baru
dengan pengetahuan yang telah dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang
baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran. Karena penyusun skema
adalah konsep, maka pengetahuan konseptual merupakan dasar pemahaman.
Kategori memahami mencakup tujuh proses kognitif menurut Bloom dalam
(Widodo, 2006: 7) yaitu :
13
1) Menafsirkan (interpreting)
Mengubah dari satu bentuk informasi ke bentuk informasi yang
lainya, misalnya dari kata-kata ke grafik atau gambar, dari kata-
kata ke angka, maupun dari kata-kata ke kata-kata, misalnya
meringkas atau membuat parafrase. Informasi yang disajikan dalam
tes haruslah “baru” sehingga dengan mengingat saja siswa tidak
akan bisa menjawab soal yang diberikan. Istilah lain untuk
menafsirkan adalah mengklarifikasi, memparafrase,
menerjemahkan, menyajikan kembali.
2) Memberikan contoh (exemplifying)
Memberikan contoh dari suatu konsep atau prinsip yang bersifat
umum. Memberikan contoh menuntut kemampuan
mengidentifikasi ciri khas suatu konsep dan selanjutnya
menggnakan ciri tersebut untuk membuat contoh. Istila lain untuk
memberikan contoh adalah memberikan ilustrasi dan
mencontohkan.
3) Mengklarifikasikan (classifying)
Mengenali bahwa sesuatu (benda atau fenomena) dalam kategori
tertentu. Termasuk dalam kemampuan mengkelasifikasikan atau
mengenali ciri-ciri yang dimiliki suatu benda atau fenomena. Istilah
lain untuk mengkelasifikasikan adalah mengkategorikan
(categorising).
4) Meringkas (summarising)
Membuat suatu pernyataan yang mengawali seluruh informasi atau
membuat suatu abstrak dari sebuah tulisan. Meringkas menuntut
siswa untuk memilih inti dari suatu informasi dan meringkasnya.
Istilah lain untuk merngkas adalah membuat generalisasi
(generalising) dan mengabstraksi (abstracting).
5) Menarik inferensi (inferring)
Menemukan sustu pola dari sederetan contoh atau fakta. Untuk
dapat melakkan inferensi siswa harus terlebih dapat menarik
abstraksi suatu konsep/prinsip berdasarkan sejumlah contoh yang
ada. Istilah lain untuk menarik inferensi adalah mengekploitasi
(extrapolating), menginterpolasi (interpolating), mempresiksi
(predicting), dan menarik kesimpulan (concluding).
6) Membandingkan (comparing)
Medeteksi persamaan dan perbedaan yang dimili dua objek, ide,
ataupun situasi. Membandingkan mencangkup juga menemukan
kaitan antara unsur-unsur satu objek atau keadaan dengan unsur
yang dimiliki objek atau keadaan lain. Istilah lain untuk
14
membandingkan adalah mengkontraskan (contrasting),
mencocokkan (matching), dan memetakan (mapping).
7) Menjelaskan (explaining)
Mengkontruk dan menggunakan model sebab-akibat dala suatu
sistem. Termasuk dalam menjelaskan adalah menggunakan
model tersebut unutk mengetahui apa yang terjadi apabila salah
satu bagian sistem tersebut diubah. Istilah lain untuk menjelaskan
adalah mengkontruksi model (constructing model).
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan pemahaman adalah
kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu
diketahui dan diingat, memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengatakan
apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa
keharusan menghubungkannya dengan hal–hal lain. Dengan kata lain, memahami
adalah mengerti tentang sesuatu yang dapat melihatnya dari berbagai segi.
Pemahaman guru BK dapat diperoleh dengan pengetahuan dan pengalaman.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru
menyatakan “Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada penfifikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah”.
Guru BK adalah guru yang bertugas dan bertanggungjawab memberikan
layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik di satuan pendidikan. Guru
BK merupakan salah satu profesi yang termasuk ke dalam tenaga kependidikan
seperti yang tercantum dalam Undang – undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional maupun Undang–undang tentang
Guru dan Dosen. Menurut Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan
15
Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 Nomor 14 Tahun 2010
Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan angka kreditnya
pasal 1 menyebutkan ada tiga jenis guru yaitu :
1) Guru Kelas adalah guru yang mempunyai tugas, tanggungjawab,
wewenang, dan hak secara penuh dalam proses pembelajaran selutuh
mata pelajaran di kelas tertentu di TK/RA/BA/TKI.B dan
SD/MI/SDLB dan sederajad, kecuali mata pelajaran pendidikan
jasmani dan keshatan serta pengigikan agama.
2) Guru mata pelajaran adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung
jawab, wewenang, dan hal secara penuh dalam proses pembelajaran
pada semua mata pelajaran tertentu di sekolah/ atau madrasah.
3) Guru bimbingan dan konseling atau konselor adalah guru yang
mempunyai tugas, tanggungjawab, wewenang, dan hal secara penuh
dalam kegiatan bimbingan dan konseling terhadap sejumlah peserta
didik.
Tugas guru BK diadakan agar guru BK mengetahui tugas – tugasnya
dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Adapun tugas – tugas guru BK
menurut Mugiarso (2009: 114), yaitu:
1) Memasyarakatkan kegiatan bimbingan dan konseling
2) Merencanakan program bimbingan dan konseling
3) Melaksanakan persiapan kegiatan bimbingan dan konseling
4) Melaksanakan layanan pada berbagai bidang bimbingan dan
konseling terhadap sejumlah siswa yang menjadi
tanggungjawabnya.
5) Melaksanakan kegiatan pendukung layanan bimbingan dan
konseling.
6) Mengevaluasi proses dan hasil kegiatan layanan bimbingan dan
konseling.
7) Menganalisis hasil evaluasi
8) Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil evaluasi
9) Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling dan,
10) Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan kepada
koordinator guru pembimbing.
16
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tugas guru BK atau
konselor adalah melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling dan konseling
dimulai dari menyusun program bimbingan dan konseling, mengevaluasi
pelaksanaan bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan, dan tindak lanjut
dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi
tanggungjawabnya yaitu sekurang – kurangnya 150 peserta didik asuh setiap guru
BK dan paling banyak 250 peserta didik asuh. Bagi guru BK yang memliki
peserta didik asuh kurang dari jumlah minimal maka guru BK diperkenankan
unutk memberikan layanan terhadap sekolah lain baik negeri maupun swasta.
Maka pemahaman guru bimbingan dan konseling adalah kemampuan
seseorang tenaga profesional yang memperoleh pendidikan khusus di perguruan
tinggi dan mencurahkan seluruh waktunya pada pelayanan bimbingan dan
konseling untuk mengerti, mengingat, memperoleh makna dari pengetahuan atau
intervensi yang diperoleh kemudian dapat menjelaskan apa yang dipahami.
2.3 Layanan Bimbingan dan Konseling Format Klasikal
Direktorat jendral peningkatan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan
departemen pendidikan nasional (2007: 40) menjelaskan bahwa “layanan
bimbingan klasikal adalah suatu pelayanan dasar bimbingan yang dirancang
menuntut guru BK untuk melakukan kontak langsung dengan para siswa didik di
kelas secara terjadwal”. Sedang menurut Winkel dan Hastuti (2006: 561) bahwa
“bimbingan klasikal adalah bimbingan yang diberikan kepada sejumlah siswa
yang tergabung dalam suatu kegiatan pengajaran”. Bimbingan klasikal
17
berorientasi kepada kegiatan kelompok yang jumlahnya antara 30-40 siswa dalam
satu kelas.
Bimbingan klasikal merupakan bimbingan yang digunakan untuk
mencegah masalah-masalah perkembangan, meliputi: informasi pendidikan,
pekerjaan, personal, dan sosial yang dilaksanakan dalam bentuk pengajaran
sistematis dalam ruang kelas yang berisi antara 20-25 siswa dengan tujuan untuk
meningkatkan pemahaman diri dan orang lain serta perubahan sikap dengan
menggunakan media dan dinamika kelompok (Gazda 1984: 6). L. Gibson dalam
(Siwabessy dan Hastoeti 2008: 136) dalam Triyono dan Mastur (2014: 2).
Bimbingan klasikal sering disebut sebagai layanan dasar yakni layanan bantuan
bagi peserta didik melalui kegiatan-kegiatan secara klasikal yang disajikan secara
sistematis, dalam rangka membantu siswa mengembangkan potensinya secara
optimal (Yusuf dan Nurihsan 2008: 26) dalam Triyono dan Mastur (2014: 3).
Tujuan bimbingan klasikal dalam Permendikbud No. 81A adalah
membantu konseli agar mampu menyesuaikan diri, mampu mengambil keputusan
untuk hidupnya sendiri, mampu beradaptasi dalam kelompok, mampu menerima
support atau dapat memberikan support pada teman-temannya. Tujuan bimbingan
klasikal menurut Sugandi (2008: 207) dalam Triyono dan Mastur (2014: 03)
adalah membantu siswa agar dapat memenuhi tugas-tugas perkembangan yang
meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan, dan karir.
Tujuan bimbingan klasikal menurut Yusuf dan Nurihsan (2008: 6) dalam
Triyono dan Mastur (2014: 03) adalah membantu siswa mengembangkan
potensinya secara optimal. Secara lebih terperinci Yusuf dan Nurihsan (2008: 13)
18
dalam Triyono dan Mastur (2014: 03) menjelaskan bahwa tujuan bimbingan
klasikal adalah agar individu dapat: 1) merencanakan kegiatan penyelesaian studi,
perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang akan datang, 2)
mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara optimal
mungkin, 3) dan menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan dan
lingkungan masyarakat.
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan klasikal
merupakan layanan dasar bagi peserta didik yang berfungsi untuk mencegah
masalah belajar, karir, pribadi, dan sosial dengan memanfaatkan media dan
dinamika kelompok yang terdiri antara 25-40 siswa, sehingga siswa dapat
mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal. Supriyo (2010: 9)
mengemukakan bahwa “Layanan bimbingan dan konseling yang dapat
dilaksanakan dengan format klasikal antara lain layanan orientasi, layanan
informasi, layanan penguasaan konten, dan layanan penempatan dan penyaluran”.
Setiap layanan mempunyai tujuan dan fungsi yang berbeda – beda. Sehingga
layanan bimbingan dan konseling format klasikal adalah layanan dalam
bimbingan konseling yang dapat dilaksanakan dalam format klasikal yaitu layanan
orientasi, layanan informasi, layanan penguasaan konten, dan layanan penempatan
dan penyaluran yang terdiri atas 25-40 siswa yang bertujuan untuk
mengembangkan potensi siswa secara maksimal.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa layanan bimbingan dan
konseling yang dapat dilaksanakan dengan format klasikal antara lain layanan
19
orientasi, layanan informasi, layanan penguasaan konten, dan layanan penempatan
dan penyaluran. Layanan BK format klasikal tersebut antara lain :
2.3.1 Layanan Orientasi
2.3.1.1 Konsep Dasar Layanan Orientasi
Layanan Orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk
memperkenalkan siswa baru dana tau seseorang terhadap lingkungan yang baru
dimasukinya (Prayitno dan Amti, 2004: 255). Sedangkan menurut Sukardi dan
Kusmawati (2008: 56) “Layanan orientasi yaitu pelayanan bimbingan dan
konseling yang memungkinkan konseli memahami lingkungan (seperti sekolah)
yang baru dimasuki konseli, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya
konseli di lingkungan baru”. Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang
dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru atau seseorang terhadap lingkungan
yang baru dimasukinya. Bagi siwa yang baru saja memasuki lingkungan sekolah
yang baru layanan orientasi sangatlah penting karena tanpa adanya layanan
orientasi, penyesuaian siswa dengan lingkungan baru membutuhkan waktu yang
relatif lama. Menurut Allan & McKean (1984) dalam Supriyo (2010: 11)
menyatakan bahwa tanpa program-program orientasi periode penyesuaian untuk
sebagian besar siswa berlangsung kira-kira tiga atau empat bulan. Sehingga bila
siswa terlambat dalam menyesuaikan diri maka akan mengganggu proses belajar
siswa tersebut.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pengertian layanan orientasi adalah layanan bimbingan dan konseling yang
20
diberikan kepada siswa baru maupun seseorang agar dapat beradaptasi dengan
lingkungan atau sesuatu yang baru sehingga siswa dapat berkembang dengan
maksimal.
2.3.1.2 Tujuan Layanan Orientasi
Menurut Sukardi dan Kusmawati (2008: 56) tujuan dari layanan orientasi
ditunjukan untuk siswa baru dan pihak – pihak lain (terutama orang tua siswa)
guna memberikan pemahaman dan penyesuaian diri siswa terhadap lingkungan
sekolah yang baru dimasukinya. Fungsi dari layanan orientasi adalah fungsi
pemahaman dan pencegahan (Supriyo, 2010: 12). Pemahaman yang dihasilkan
dari layanan orientasi adalah pemahaman tentang keadaan lingkungan baru
(sekolah) sebagai kondisi sekitar siswa yang secara langsung mempengaruhi
dalam proses belajar mengajar. Dengan diperolehnya pemahaman yang baik
tentang keadaan lingkungan sekolah yang baru, maka siswa dapat menyesuaikan
diri dengan kondisi yang ada di sekolah dan dapat menjalani kehidupan sekolah
dengan baik. Sedangkan pencegahan dimaksudkan siswa yang telah memperolah
pemahaman tentang lingkungan baru dapat menyesuaikan diri sehingga siswa
akan dapat terhindar dari berbagai masalah yang akan menghambat, mengganggu
ataupun menimbulkan kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di
sekolah.
2.3.1.3 Komponen Layanan Orientasi
Komponen dalam program bimbingan mencakup usaha untuk membekali
siswa dengan pengetahuan dan pemahaman tentang lingkungan hidupnya serta
proses perkembangan dengan data dan fakta yang bukan berupa data psikologis
21
atau data sosial tentang diri sendiri, sebagaimana diperoleh dalam rangka
pengumpulan data melalui alat-alat tes dan nontes (Winkel dan Hastuti,
2004:316). Komponen dalam layanan orientasi terdiri atas konselor, peserta
layanan orientasi, dan lingkungan baru atau suasana baru yang menjadi isi layanan
(Prayitno, 2004: 31). Konselor merupakan ahli pelayanan bimbingan dan
konseling, penyelanggara layanan orientasi. Konselor juga dapat dibantu oleh
penyaji atau nara sumber lain dan personil lapangan sesuai denga nisi layanan.
Peserta layanan adalah orang – orang atau indivisu yang sedang atau akan berada
pada, atau memerlukan suasana, lingkungan, atau obyek baru. Materi layanan
adalah berbagai elemen berkenaan dengan suasana, lingkungan, dan objek-objek
yang ada dilapanganyang terkait dengan apa yang dianggap baru oleh individu.
2.3.1.4 Asas Layanan Orientasi
Asas dalam layanan orientasi terdiri dari asas kegiatan yaitu peserta
layanan di tuntut untuk aktif dalam menjalani berbagai kegiatan yang telah
direncanakan konselor. Selanjutnya adalah asas kerahasiaan diberlakukan
terhadap hal-hal yang bersifat pribadi (Prayitno, 2004: 35).
2.3.1.5 Pendekatan dan tenik Layanan Orientasi
Layanan orientasi diselenggarakan dengan pendekatan langsung dan
terbuka. Menurut Prayitno (2004: 36) layananan orientasi bisa dilakukan dengan
format :
1) Format lapangan. Dalam format ini peserta layanan mengunjungi obyek-
obyek lapangan yang dimaksud.
22
2) Format klasikal. layanan orientasi dilakukan di dalam kelas dengan syarat
obyek-obyek yang hendak dibahas dibawa di dalam kelas, dalam bentuk
contoh, miniature, video, atau bentuk-bentuk gambar.
3) Format kelompok. Format ini memanfaatkan dinamika dalam kelompok
untuk membahas obyek-obyek yang akan di perkenalkan.
4) Format individual. Diberikan kepada individu tertentu, dengan isi layanan
yang secara khusus disesuaikan dengan kebutuhan individu.
5) Format kolaboratif. Format ini melibatkan pihak-pihak dari luar peserta
didik untuk ikut membantu dalam pelayanan orientasi.
Sedangkan teknik yang bisa diterapkan dalam layanan orientasi dengan
penyajian bisa melalui: ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Pengamatan dengan
melihat obyek-obyek yang ada, partisipasi melibatkan diri secara langsung dalam
suasana dan kegiatan, mencoba, dan mengalami sendiri. Teknik yang terakhir
adalah teknik studi dokumentasi yaitu membaca dan mempelajari berbagai
dokumen yang ada.
2.3.1.6 Operasionalisasi Layanan Orientasi
Dalam pelaksanaanya layanan orientasi harus melalui perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi agar tujuan dari layanan dapat tercapai dengan
maksimal. Menurut Supriyo (2010: 13) Guru BK harus merencanakan kegiatan
terlebih dahulu meliputi:
1) menetapkan materi layanan orientasi yang sesuai dengan kebutuhan peserta
didik,
2) mentapkan tujuan atau hasil yang ingin di capai,
23
3) menetapkan sasaran layanan,
4) menetapka bahan, sumber bahan, serta personil yang terkait dan peranan
masing-masing
5) menetapkan metode dan teknik serta media yang akan digunakan, (f)
menetapkan rencana penilaian,
6) mempertimbangkan keterkaitan antara layanan orientasi dengan layanan
lainya,
7) menetapkan waktu dan tempat.
Setelah tahap perencanaan selanjutnya guru BK masuk ke tahap
pelaksanaan atau tahap inti dari layanan orientasi yang mana meiputi:
1) persiapan pelaksanaan,
2) persiapan fisik (tempat dan peralatan),
3) persiapan bahan,
4) persiapan personil,
5) persiapan ketrerampilan menyiapkan,
6) persiapan administrasi,
7) pelaksanaan kegiatan,
8) persiapan metode,
9) penyampaian materi layanan orientasi,
10) administrasi.
Dalam penyampaian materi guru BK bisa menggunakan beberapa
metode sebagai contoh metode ceramah, menggunakan media video dan audio,
menunjukan secara langsung objek yang ingin siswa ketahui.
24
Tahap terakhir adalah tahap evaluasi diamana setelah tahap pelaksanaan
guru BK melakukan evaluasi meliputi evaluasi proses mulai dari perencananan
sampai pelaksanaan dan evaluasi hasil dari pelaksanaan layanan. Selanjutnya guru
BK melakukan analiasi hasil dari layanan apakah ada kemajuan atau tidak jika
tidak apakah memerlukan tindak lanjut atau tidak.
2.3.2 Layanan Informasi
2.3.2.1 Konsep Dasar Layanan Informasi
Pelayanan informasi merupakan salah satu layanan yang memfokuskan
pada pemberian informasi kepada peserta didik agar memahami diri dan
lingkungannya (Sugiyo 2011: 19). layanan informasi bermaksud memberikan
pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal
yang diperlukan untuk menjalani tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah
suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki (Prayitno, 2004: 259). Pemberian
informasi sebagai salah satu komponen dalam program bimbingan dan sebagai
salah satu layanan bimbingan (Winkel dan Hastuti, 2004: 316). Senada dengan
pengertian diatas menurut pendapat Sukardi dan Kusmawati (2008: 57)
“pelayanan informasi merupaka pelayanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan konseli memahami suatu hal yang diperlukan konseli”.
Layanan informasi merupakan proses bantuan yang diberikan kepada para
siswa tentang berbagai aspek kehidupan yang dipandang penting bagi mereka,
baik melalui komunikasi langsung maupun tidak langsung seperti, melalui media
cetak maupun elektronik, seperti: buku, brosur, leaflet, majalah,, dan internet
(Yusuf: 2009: 80). Pemberian informasi sangat diperlukan untuk pemahaman diri
25
dan lingkungan dalam membuat keputusan secara tepat. Informasi bagi individu
semakin penting mengingat kegunaan informasi sebagai acuan untuk bersikap
dan bertingkah laku sehari-hari, sebagai pertimbangan bagi arah pengembangan
diri, dan sebagai dasar pengambilan keputusan. Kegunaan yang dimaksud terkait
juga dengan adanya berbagai kesempatan di masyarakat sekitar, masyarakat yang
lebih kuat, maupun masyarakat global. Tanpa informasi yang cukup siswa tidak
akan mampu mengambil keputusan secara tepat. Salah pilih sekolah, salah pilih
pekerjaan, seringkali menjadi akibat dari kurangnya informasi menurut
(Prayitno 2004: 1).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pengertian layanan informasi adalah memberikan pemahaman kepada individu-
individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk
menjalani tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau
rencana yang dikehendaki.
2.3.2.2 Tujuan Layanan Informasi
Tujuan umum layanan informasi adalah dikuasainya informasi tertentu
oleh peserta layanan (Prayitno, 2004: 2). Informasi tersebut selanjutnya digunakan
oleh peserta untuk keperluan sehari-hari (dalam rangka effective daily living) dan
perkembangan dirinya. Sedangkan tujuan khusus layanan informasi terkait dengan
fungsi-fungsi konseling. Fungsi pemahaman paling domain dan paling langsung
diemban oleh layanan informasi. Peserta layanan memahami informasi, dengan
berbagai seluk beluknya sebagai isi layanan. Penguasaan layanan informasi
digunakan untuk memecahkan masalah, untuk mencegah timbulnya masalah,
26
untuk mengembangkan dan memelihara potensi yang ada, dan memungkinkan
peserta didik untuk membuka diri dalam mengaktualisasikan hak–haknya.
Sedangkan menurut Winkel dalam Hastuti (2004: 316) layanan informasi
diadakan untuk membekali para siswa dengan pengetahuan tentang data dan fakta
dibidang pendidikan dan sekolah, bidang pekerjaan, dan bidang perkembangan
pribadi-sosial supaya mereka belajar tentang lingkungan hidupnya dan dapat
mengatur dan merencanakannya. Tujuan pelayanan informasi ditunjukkan untuk
memeberikan pemahaman dan penyesuaian diri terhadap hal baru yang perlu
diketahui (Sukardi dan Kusmawati, 2008: 57).
Untuk mencapai tujuan–tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan
kesempatan untuk: 1) mengenal dan memehami potensi, kekuatan, dan tugas-
tugas perkembangannya, 2) mengenal dan memahami potensi atau peluang yang
ada dilingkungannya, 3) mengenal dan menentukan tujuan dari rencana hidupnya,
4) memahami dan mengatasi kesulitan sendiri, 5) menggunakan kemampuannya
untuk kepentingan dirinya, lembaga dan masyarakat, 6) menyesuaikan diri dengan
keadaan dan tuntutan lingkungan, dan 7) mengembangkan kekuatan dan potensi
secara tepat, teratur, dan optimal (Yusuf, 2009: 49).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan
layanan informasi adalah untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman
tentang suatu hal yang perlu diketahui untuk dapat mengatur dan merencanakan
perkembangan diri secara optimal.
27
2.3.2.3 Komponen Layanan Informasi
Komponen dalam program bimbingan mencakup usaha untuk membekali
siswa dengan pengetahuan dan pemahaman tentang lingkungan hidupnya serta
proses perkembangan dengan data dan fakta yang bukan berupa data psikologis
atau data sosial tentang diri sendiri, sebagaimana diperoleh dalam rangka
pengumpulan data melalui alat-alat tes dan nontes (Winkel dan Hastuti 2004:
316). Dalam layanan informasi terdapat beberapa komponen pokok yaitu,
konselor dan peserta (Prayitno, 2004: 44). Konselor sebagai tenaga ahli dalam
pelayanan informasi artinya menguasai sepenuhnya informasi yang menjadi isi
layanan, mengenal dengan baik peserta layanan dan kebutuhannya akan
informasi, dan menggunakan cara-cara efektif untuk melaksanakan layanan.
Sedangkan peserta layanan informasi dapat berasal dari berbagai kalangan. Pada
dasarnya seseorang bebas untuk mengikuti layanan informasi sepanjang isi
layanan bersifat terbuka dan tidak menyangkut pribadi – pribadi tertentu.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
komponen layanan informasi yaitu, konselor sebagai seorang ahli yang
memberikan materi dan peserta sebagai seseorang yang membutuhkan suatu
informasi dengan suka rela menjadi pendengar dalam layanan informasi.
2.3.2.4 Asas Layanan Informasi
Asas adalah dasar atau landasan yang mendasari penyelenggaraan layanan
bimbingan dan konseling. Berdasarkan landasan yang ada, maka dibuatlah
berbagai konsep penyelengggaraan bimbingan dan konseling termasuk prinsip-
28
prinsip bimbingan. Sedangkan menurut Prayitno (2004: 7) menyatakan bahwa
”layanan informasi umumnya merupakan kegiatan yang diikuti oleh sejumlah
perserta dalam suatu forum terbuka. Asas kegiatan mutlak diperlukan didasarkan
pada kesukarelaan dan keterbukaan, baik dari para peserta maupun konselor”.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa asas layanan informasi
adalah kesukarelaan dan keterbukaan yakni sesuatu kegiatan yang harus
dilakukan.
2.3.2.5 Jenis Layanan Informasi
Jenis informasi yaitu: informasi pendidikan, informasi jabatan, informasi
sosial budaya (Prayitno, 2004: 259). Sedangkan menurut Sukardi dan Kusmawati
(2008: 58) jenis layanan informasi meliputi “informasi pengembangan pribadi,
informasi jabatan, informasi keidupan keluarga, sosial kemasyarakatan,
keberagaman, sosial budaya, dan lingkungan”. Materi layanan informasi dapat
berupa : 1) Pemahaman dan pengenalan perilaku etis, 2) pemahaman dan
pengenalan kematanagan intelektual dan emosional, 3) pengenalan dan
pemahaman perilaku bertanggungjawab, 4) pengenalan dan pengembangan
kemandirian, dan 5) pengenalan dan pemahaman wawasan karier (Sugiyo, 2011:
19).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa jenis
layanan informasi meliputi informasi pengembangan pribadi, informasi jabatan,
informasi kehidupan keluarga, keberagaman, sosial kemasyarakatan, sosial
budaya dan lingkungan.
2.3.2.6 Kriteria Layanan Informasi
29
Pelayanan penyajian informasi dikatakan berhasil dengan kriteri yaitu: 1)
jika para siswa telah dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungan
yang baru, 2) jika para siswa telah memperoleh sebanyak mungkin sumber
informasi tentang: cara belajar, informasi sekolah, dan informasi pemilihan
jurusan atau program (Sukardi dan Kusmawati, 2008: 61). Kriteria seseorang
menjadi peserta layanan informasi pertama-tama menyangkut pentingnya isi
layanan bagi peserta yang bersangkutan. Informasi bergantung pada kebutuhan
para peserta layanan.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa layanan informasi
dikatakan berhasil dengan kriteria, yaitu: 1) jika para siswa telah dapat
menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungan yang baru, 2) jika para
siswa telah memperoleh sebanyak mungkin sumber informasi.
2.3.2.7 Pendekatan dan Teknik Layanan Informasi
Menurut pendapat Prayitno (2004: 8) pendekatan dan teknik layanan
informasi adalah sebagai berikut:
1) Ceramah, Tanya jawab dan Diskusi. Cara penyampaian informasi yang paling
bisa diguanakan adalah ceramah, yang diikuti dengan tanya jawab. Untuk
mendalami informasi tersebut dapat dilakukan diskusi diantara para peserta
2) Media. Dalam penyampaian informasi dapat digunakan media pembantu
berupa alat peraga, media tulis dan grafik, serta kerangka dan program
elektronik (seperti radio, televisi, rekaman, komputer, OHP, LCD).
30
3) Acara khusus. Melalui acara khusus di sekolah misalnya, dapat digelar “hari
karir” yang didalamnya ditampilkan informasi tentang karier dalam spektrum
yang luas.
4) Waktu dan tempat. Layanan informasi sangat bergantung pada format dan isi
layanan. Format klasikal dan isi layanan yang terbatas untuk para siswa dapat
diselenggarakan di kelas–kelas menurut jadwal pembelajaran sekolah.
Layanan informasi dengan acara khusus memerlukan waktu dan tempat
sendiri yang perlu diatur secara khusus.
5) Penilaian. Penilaian hasil layanan informasi difokuskan pada pemahaman
para peserta terhadap informasi yang menjadi isi layanan unsur
(understanding) sangat dominan. Pemahaman para peserta layanan itu lebih
jauh dapat dikatakan dengan kegunaan bagi peserta dan apa yang dilakukan
peserta berkenaan dengan informasi yang diperolehnya. Evaluasi lisan
digunakan untuk mengungkapakan pemahaman peserta tentang informasi
yang baru saja disajikan sehingga dilakukan penilaian segera (laiseg).
Penilaian jangka pendek (laijapen) dan jangka penjang (laijapang)
diselenggarakan sesuai dengan kegunaan materi informasi dalam kaitannya
dengan pengentasan masalah klien secara khusus dengan ditangani melalui
layanan informasi dan layanan konseling lainnya.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan dan
teknik layanan informasi adalah ceramah, media, acara khusus, waktu dan tempat,
dan penilaian.
31
2.3.2.8 Operasional Layanan Informasi
Layanan informasi perlu direncanakan oleh konselor dengan cermat, baik
mengenal informasi yang menjadi isi layanan, metode maupun media yang
digunakan. Kegiatan peserta selain mendengar dan menyimak perlu mendapat
pengarahan secukupnya. Langkah-langkah penyajian informasi yaitu: 1) langkah
persiapan, 2) langkah pelaksanaan, 3) langkah evaluasi (Sukardi dan Kusmawati
2008: 57). Sedangkan menurut Prayitno (2004: 15) operasionalisasi layanan
informasi adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
1) Identifikasi kebutuhan akan informasi bagi subjek (calon peserta
layanan).
2) Menetapkan materi informasi sebagai isi layanan.
3) Menetapkan subyek sasaran layanan.
4) Menetapkan nara sumber.
5) Menyiapkan prosedur, perangkat, dan media layanan.
6) Menyiapkan kelengkapan administrasi.
2. Pelaksanaan
1) Mengkoordinasikan kegiatan layanan.
2) Mengaktifkan peserta layanan.
3) Mengoptimalkan penggunaan metode dan media.
3. Evaluasi
1) Menetapkan materi evaluasi.
2) Menetapkan prosedur evaluasi.
32
3) Menyusun instrumen evaluasi.
4) Mengaplikasikan instrumen evaluasi.
5) Mengolah hasil aplikasi instrumen.
4. Analisis hasil evaluasi
(1) Menetapkan norma/ standar evaluasi.
(2) Menetapkan analisis.
(3) Menafsirkan hasil analisis.
5. Tindak lanjut
(1) Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut.
(2) Mengkomunikasikan rencana tindak lanjut kepada pihak terkait.
(3) Melaksanakan rencana tindak lanjut.
6. Pelaporan
(1) Menyusun laporan layanan orientasi.
(2) Menyampaikan laporan pihak terkait.
(3) Mendokumentasikan laporan.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa operasionalisasi
layanan informasi adalah : perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis hasil
evaluasi, tindak lanjut, dan pelaporan.
2.3.3 Layanan Penguasaan Konten
2.3.3.1 Konsep Dasar Layanan Penguasaan Konten
Menurut Supriyo (2010: 37) “layanan pembelajaran (penguasaan konten)
yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik
mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik,
33
materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya,serta
berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya”. Layanan penguasaan konten
yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik
(konseli) mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar
yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan
belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.
Sedangkan Menurut Sukardi (2008: 62) layanan penguasaan konten
(pembelajaran) yaitu “layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
peserta didik mengembangkan diri berkenaan dengan sikap, kebiasaan, kesulitan
atau aspek dalam belajar lainnya”. Layanan ini merupakan bagian integral dari
layanan bimbingan dan konseling, sedangkan layanan bimbingan konseling
merupakan bagian dari progam pendidikan di sekolah.
Pemberian layanan penguasaan konten dapat dilakukan secara klasikal,
kelompok dan perorangan. Namun biasanya dilakukan secara klasikal dengan
memberikan materi terlebih dahulu dengan metode ceramah maupun dengan
diskusi lalu didukung dengan penggunaan teknik yang disesuaikan dengan
kebutuhan materi. Lanjut Prayitno (2004: 89) menjelaskan bahwa “layanan
penguasaan konten membantu individu menguasai aspek-aspek konten secara
tersinergikan”. Dengan konten yang diajarkan, diharapkan individu mampu
memiliki sesuatu yang berguna untuk memenuhi kebutuhannya serta mengatasi
masalah-masalah yang dialaminya.
Dari penjelasan kedua pendapat diatas, maka peneliti penyimpulkan bahwa
layanan penguasaan konten adalah suatu layanan dalam bimbingan dan
34
konseling yang diberikan dalam individu maupun kelompok dengan tujuan
untuk memberikan pemahaman, mengembangkan, dan membelajarkan siswa
terhadap suatu konten tertentu yang dibutuhkan oleh siswa.
2.3.3.2 Tujuan dan Fungsi Layanan Penguasaan Konten
Mugiarso (2011: 61) “layanan penguasaan konten (pembelajaran)
dimaksudkan untuk memungkinkan siswa memahami dan mengembangkan
sikapdan kebiasaan belajar yang baik, ketrampilan dan materi belajar yang cocok
dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya serta tuntutan kemampuan yang
berguna dalam kehidupan dan perkembangan dirinya”. Tujuan umum layanan
penguasaan konten yakni dikuasainya suatu konten tertentu yang dibutuhkan,
sehingga siswa yang bersangkutan lebih mampu menjalani kehidupannya secara
efektif. Sedangkan tujuan khusus dalam layanan penguasaan konten dapat dilihat
dari kepentingan atau kebutuhan siswa dan isi konten tertentu. Penekanan pada
fungsi layanan dan sesuai isi konten yang diinginkan akan mencapai tujuan
khusus layanan penguasaan konten. Dengan menguasai konten (kemampuan atau
kompetensi yang diajarkan) dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan
ketarampilan, sikap tertentu dalam memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalah
kehidupan. Tujuan dalam layanan penguasaan konten lebih khusus dijelaskan
pada fungsi-fungsi bimbingan dan konseling.
Layanan penguasaan konten diharapkan mampu memberikan pengaruh
positif pada kehidupan siswa meliputi bidang pribadi, sosial, belajar, karir, dapat
terpelihara dan berkembang optimal. Fungsi utama dalam layanan penguasaan
35
konten ialah fungsi pemeliharaan dan pengembangan yakni fungsi yang akan
menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi
positif siswa dalam perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan
(Supriyo, 2010: 38). Sedangkan menurut Prayitno (2004: 90) tujuan khusus
layanan penguasaan konten terkait dengan fungsi-fungsi konseling yakni:
1) Fungsi pemahaman merupakan barbagai hal aspek konten yang perlu untuk
dipahami, seperti konsep, sikap, tindakan, nilai-nilai dan aturan.
2) Fungsi pencegahan, apabila kontennya terarah kepada terhindarkanya
individu dari mengalami masalah tertentu.
3) Fungsi pengentasan akan menjadi arah layanan penguasaan konten apabila
memang untuk mengatasi masalah yang dialami individu.
4) Fungsi pengembangan dan pemeliharaan yakni apabila konten dapat
mengembangkan potensi individu sekaligus memelihara potensi yang telang
berkembang.
2.3.3.3 Asas – asas Layanan Penguasaan Konten
Layanan penguasaan konten sama halnya dengan layanan bimbingan dan
konseling lainnya yang memiliki ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi dalam
pemberian layanan atau biasa disebut dengan asas. Prayitno dalam Mugiarso
(2011: 24) menyebutkan asas yang dimaksudkan dalam layanan bimbingan dan
konseling yakni asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kekinian,
kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih
tangan dan tut wuri handayani. Asas yang paling diutamakan dalam layanan
penguasaan konten adalah asas kegiatan, artinya siswa diharapkan dapat benar-
36
benar aktif mengikuti dan menjalani semua kegiatan yang ada di dalam proses
layanan. Selain itu layanan ini dilandasi juga dengan asas kesukarelaan dan
keterbukaan. Asas kesukarelaan yakni baik pemberi maupun penerima layanan
secara suka dan rela tanpa ada paksaan untuk melaksanakan layanan ini.
Sedangkan asas keterbukaan yakni dimana penerima layanan bersedia untuk
membuka diri dalam rangka untuk pemecahan masalahnya. Menurut Winkle
(2004: 75) keberhasilan layanan bimbingan dan konseling sangat bergantung pada
motivasi subyek yang dibimbing dan kesediaannya untuk membuka diri,
merefleksikan diri sendiri, serta mengusahakan perubahan dalam sikap dan
tindakan.
2.3.3.4 Pendekatan dan Komponen Layanan Penguasaan Konten
Layanan penguasaan konten dilaksanakan secara langsung dengan format
klasikal. Layanan ini megajak dan mendorong siswa untuk aktif berpartisipasi
dalam mengikuti layanan, terutama siswa diharapkan dapat menguasai konten
yang diajarkan. Pratyitno (2012: 95) menyebutkan bahwa ada dua nilai proses
pembelajaran yaitu :
1) High-touch yaitu sentuhan tingkat tinggi mengenai aspek-aspek
kepribadian dan kemanusiaan peserta layanan. Terutama yang berkaiatan
dengan aspek afektif, sikap, nilai dan moral melalui implementasi
konselor diantaranya kewibawaan, kasih sayang dan kelembutan,
keteladanan, pemberian penguatan, tindakan tegas yang mendidik. Dalam
pendekatan ini, pembimbing (konselor) harus menguasi konten dari
37
berbagai aspek yang akan mempengaruhi kewibawaan dalam
mengimplementasikannya di hadapan siswa.
2) High-tech yaitu teknologi tingkat tinggi untuk menjamin kualitas
penguasaan konten, melalui implementasi oleh konselor meliputi materi
pembelajaran, metode pmbelajaran, alat bantu pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, penilaian dan hasil pembelajaran. Dalam hal ini kreativitas
pembimbing (konselor) dalam memberikan layanan penguasaan konten
dapat mempengaruhi kualitas konten yang akan diajarkan.
Layanan penguasaan konten diharapkan dapat berdampak positif bagi setiap
individu yang berpartisispasi didalamnnya. Komponen layanan penguasaan
konten menurut Prayitno (2004: 92) adalah sebagai berikut:
1) Konselor yakni penyelenggara layanan penguasaan konten dengan
menggunakan media dan teknik layanan yang sesuai. Konselor menguasai
konten yang akan diberikan kepada siswa.
2) Individu adalah subyek yang menerima layanan atau membutuhkan
penguasaan konten tertentu demi pemenuhan tuntutan perkembangannya.
3) Konten yakni isi layanan yang menjadi pokok bahasan dan materi layanan
meliputi bidang pribadi, sosial, belajar, karir. Konten dapat berbentuk materi
atau acuan yang terkait tugas perkembangan, kegiatan dan hasil belajar, nilai
dan moral kehidupan, serta permasalahan khusus individu.
2.3.3.5 Operasionalisasi Layanan Penguasaan Konten
38
Layanan penguasaan konten (pembelajaran) dilakukan melalui tahap
perencanaan program, pelaksanaan program, evaluasi pelaksanaan program,
analisis hasil evaluasi, dan tindak lanjut pelaksanaan program (Supriyo, 2010: 43).
Sedangkan Tohirin (2008: 162) menjelaskan operasionalisasi layanan penguasaan
konten kedalam beberapa tahap yaitu:
1. Perencanaan
1) Menetapkan subjek atau peserta layanan
2) Menetapkan dan menyiapkan konten yang akan dipelajari secara rinci
3) Menetapkan proses dan langkah-langkah layanan
4) Menetapkan dan menyiapkan fasilitas layanan
5) Menyiapkan kelengkapan administrasi
Sedangkan menurut Prayitno (2004: 102) dalam tahap perencanaan
yakni menetapkan subyek, konten, proses dan langkah yang dikemas dalam
bentuk satuan layanan
2. Pelaksanaan
1) Melaksanakan kegiatan layanan melalui pengorganisasian proses
pembelajaran penguasaan konten melalui tiga tahapan yaitu : penyajian
materi konten, tanya jawab, kegiatan lanjutan (diskusi kelompok,
kegiatan kelompok, penugasan atau latihan terbatas, survey lapangan,
percobaan, atau latihan tindakan).
2) Mengimplementasikan high-touch dan high-tech dalam proses
pembelajaran.
39
3. Evaluasi
1) Menetapakan materi evaluasi
2) Menetapkan prosedur evaluasi
3) Menyususun instrumen evaluasi
4) Mengaplikasikan instrumen evaluasi
5) Mengolah hasil aplikasi instrument
Menurut Prayitno (2004: 103) mengemukakan bahwa “penilaian hasil
layanan penguasaan konten ditekankan kepada penguasaan peserta atau atas
aspek-aspek konten yang dipelajari”. Penilaian hasil layanan diselenggarakan
dalam tiga tahap yakni (Prayitno, 2004: 104) :
1) Penilaian segera (laiseg), penilaian yang diadakan segera setelah
diakhirinya setiap kegiatan layanan.
2) Penilaian jangka pendek (laijapen), penilaian yang diadakan
beberapa waktu (satu minggu sampai satu bulan).
3) Penilaian jangka panjang (laijapang), penilaian yang diadakan
setelah satu bulan atau lebih pasca layanan.
Penilaian laijapen dan laijapang dapat dilakukan jika pemberian layanan
penguasaan konten tertentu dilakukan sejumlah sesi konten-konten yang
berkelanjutan.
4. Ananlisis hasil evaluasi
1) Menetapkan norma atau standar evaluasi
2) Melakukan analisis
3) Menafsirkan hasil evaluasi
5. Tindak lanjut
40
1) Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut
2) Mengkomunikasikan rencana tindak lanjut kepada peserta layanan
3) Melaksanakan rancana tindak lanjut
6. Laporan
1) Menyusun laporan pelaksanaan layanan penguasaan konten
2) Menyampaikan laporan kepada pihak terkait
3) Mendokumentasikan laporan layanan
2.3.4 Layanan Penempatan dan Penyaluran
2.3.4.1 Konsep Dasar Layanan Penempatan dan Penyaluran
Menurut Mugiarso (2011: 59) layanan penempatan penyaluran adalah
layanan yang memungkinkan siswa untuk mendapatkan posisi dan pilihan yang
tepat yaitu berkenaan dengan penjurusan, kelompok belajar, pilihan pekerjaan/
karier, kegiatan ekstrakulikuler, program latihan dan pendidikan yang lebih tinggi
sesuai dengan kondisi fisik dan psikologisnya. Dalam hal ini konselor merupakan
penasihat dan penyumbang utama bagi data, masukan, dan bahan-bahan
pertimbangan tentang arah dan penempatan penyaluran. Peranan orang tua dan
wali siswa juga penting dalam memberikan data pendukung siswa, menjalankan
keputusan penempatan penyaluran oleh sekolah dengan layanan dan perlakuan
orang tua terhadap siswa, dan memberika kemudahan berupa fasilitas, perizinan
bagi kegiatan siswa (prayitno dan Amti, 2004: 278).
41
2.3.4.2 Fungsi dan Tujuan Layanan Penempatan dan Penyaluran
Fungsi utama layanan penempatan dan penyaluran yaitu fungsi
pencegahan dan fungsi pemeliharaan. Fungsi pencegahan yaitu usaha pencegahan
terhadap timbulnya masalah. Dalam fungsi pencegahan ini layana yang diberikan
berupa bantuan bagi para siswa agar tehindar dari masalah yang menghambat
mencapaian tugas perkembangannya. Fugsi pencegahan dalam layanan
penempatan dan penyaluran yaitu bantuan yang diberikan pada siswa agar siswa
berada pada posisi yang sesuai dengan kondisi fisik dan psikologisnya agar
terhindar dari masalah yang dapat menganggu perkembangannya. Sedangkan
fungsi pemeliharaan yaitu layanan yang diberikan dapat membantu siswa
memelihara keseluruhan pribadi secra terarah dan berkelanjutan. Fungsi
pemeliharaan dalam penempatan penyaluran artinya pemberian layanan berfungsi
untuk memelihara dengan memantapkan pilihan atau posisi yang telah dipilih oleh
siswa.
Tujuan umum layanan penempatan penyaluran diperolehnya tempat
(kondisi lingkungan baik fisik maupun psikososial seperti lingkungan akademik,
sosial, budaya) yang sesuai bagi siswa untuk pengembangan potensi dirinya.
Tujuan khusus layanan dikaitkan dengan fungsi-fungsi konseling yang meliputi
fungsi pemahaman, fungsi pencegahan, fungsi pengentasan, fungsi pengembangan
dan pemeliharaan, fungsi advokasi.
2.3.4.3 Asas Layanan Penempatan dan Penyaluran
Asas dalam layanan penempatan penyaluran yaitu asas kesukarelaan dan
keterbukaan. Posisi siswa untuk mengambil keputusan sendiri harus mendapat
42
penguatan, setelah itu asas kekinian dan kegiatan merupakan jaminan kelancaran
dan kesuksesan. Asas kerahasiaan diterapkan untuk hal yang bersifat pribadi
khususnya kondisi siswa yang tidak boleh atau tidak layak diketahui pihak lain.
2.3.4.4 Isi Layanan Penempatan dan Penyaluran
Materi layanan yang dapat diangkat melalui layanan penempatan
penyaluran sebagai berikut:
1) Bidang pribadi. Pemberian layanan penempatan dan penyaluran
kegiatannya dapat meliputi penempatan dan penyaluran posisi duduk
dalam kelas sesuai kondisi tubuh dan pribadi siswa, pilihan
keterampilan dan kesenian, kegiatan ekstrakulikuler.
2) Bidang sosial. pemberian layanan dan penyaluran dapat meliputi
kegiatan penembaptan dan penyaluran kelompok kegiatan bersama,
kegiatan kesiswaan.
3) Bidang belajar. Kegiatan penempatan dan penyaluran meliputi
kelompok belajar berdasarkan kemampuan, campuran dan tambahan,
program pengajaran perbaikan, program pengayaan, kelompok
penilitian remaja
4) Bidang karir. Kegiatan penempatan dan penyaluran meliputi kelompok
latihan keterampilan, kelompok kerja penyususnan perta dunia kerja,
kelompok membahas pilihan program studi.
43
2.3.4.5 Operasional Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan penyaluran diselenggarakan secara terencana dan
mengikuti prosedur langkah-langkah sistematik seperti:
1) Perencanaan
Perencanaan layanan penempatan penyaluran dimulai dengan
identifikasi kebutuhan atau adanya permasalahan pada diri siswa.
Materi perencanaan layanan dikemas dalam satlan.
2) Pengorganisasian unsur dan sasaran layanan
Tahap ini diisi dengan menyiapkan prosedur dan langkah-langkah,
perangkat dan fasilitas layanan. Penyiapan kelengkapan administrasi
layanan penempatan dan penyaluran.
3) Pelaksanaan
Tahap ini diisi dengan berbagai kegiatan untuk melakukan
pengkajian terhadap berbagai kondisi yang terklait dengan
permasalhan siswa, sesuai dengan prosedur dan langkah-langkah yang
ditetapkan, yang terarah pada kegiatan melaksanakan penempatan
penyaluran.
4) Penilaian
Layanan penempatan penyaluran dilakukan secara bertahap
sehingga penilaian hasil layanan penempatan penyeluran dilakukan
setelah beberapa waktu siswa berada di lingkungan yang baru (posisi
siswa dengan kehendak penyaluran dalam hai ini dapat dilakukan
dengan penilaian jangka pendek (laijapen) setelah satu minggu sampai
44
satu bulan, penilaian jangka panjang setelah lebih dari satu bulan.
Penilaian hasil layanan difokuskan pada kenyamanan siswa berada
pada posisi yang baru, dampak sosio-emosional, dampak akademik
dan yang lainnya. Aspek-aspek akurs (acuan, kompetensi, usaha, rasa,
kesungguhan) yang menyertai hasil layanan perlu ditekankan sebagai
focus penilaian
5) Tindak lanjut dan laporan
Tindak lanjut dimulai dengan mengidentifikasi masalah yang perlu
ditindaklanjuti. Kemudian arah tindak lanjut ditetapkan. Rencana
tindak lanjut dan materi serta kegiatan dikomunikasikan kepada siswa
dan pihak terkait demi keterlaksananya seluruk aspek kegiatan
penempatan penyaluran. Penilaian hasil dan tindak lanjutnya dikemas
dalam bentuk lapelprog dan dilaporkan pada pihak terkait serta
didokumentasikan.
2.4 Pemahaman Guru Bimbingan dan Konseling Tentang
Layanan Bimbingan dan Konseling Format Klasikal
Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti, mengingat,
memperoleh makna dari pengetahuan atau informasi yang diperoleh kemudian
dapat menjelaskan apa yang dipahami dengan baik. Konselor atau guru BK adalah
adalah tenaga pendidik profesional dalam bidang bimbingan dan konseling
dengan tugas melaksanakan layanan bimbingan dan konseling yaitu mendidik,
membimbing, dan mengembangkan kemampuan peserta didik (siswa) dalam
45
memecahkan permasalahan yang dialami dan segala potensi melalui layanan
bimbingan dan konseling. Maka pemahaman guru BK adalah kemampuan
seseorang tenaga professional yang memperoleh pendidikan khusus di perguruan
tinggi dan mencurahkan seluruh waktunya pada pelayanan bimbingan dan
konseling untuk mengerti, mengingat, memperoleh makna dari pengetahuan atau
informasi yang diperoleh kemudian dapat menjelaskan apa yang dipahami dengan
baik.
Layanan bimbingan dan konseling format klasikal terdiri atas layanan
orientasi, layanan informasi, layanan penguasaan konten, dan layanan penempatan
dan penyaluran. Layanan BK format klasikal merupakan layanan BK yang
dilakukan dengan format klasikal yang terdiri dari 25-40 siswa asuh. Dengan
format klasikal layanan yang diberikan akan lebih efisien karena dapat
mencangkup lebih banyak siswa dalam sekali layanan. Setiap layanan BK format
klasikal mempunyai tujuan dan fungsi masing-masing seperti layanan orientasi
yang bertujuan agar siswa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Layanan informasi yang bertujuan memberikan informasi kepada siswa tentang
sesuatu hal agar membantu siswa berkembang secara optimal. layanan
penguasaan konten bertujuan agar siswa mempunyai ketrampilan yang berguna
untuk menyelesaikan masalah siswa sehingga tidak mengganggu perkembangan
siswa didik. Terakhir yaitu tujuan dari layanan penempatan dan penyaluran
berguna agar bakat, minat dan potensi yang dimiliki siswa dapat tersalurkan
dengan baik sehingga siswa dapat berkembang dengan optimal.
46
Jadi pemahaman guru BK tentang layanan bimbingan dan konseling format
klasikal adalah seorang tenaga professional yang memperoleh pendidikan khusus
di perguruan tinggi dan mencurahkan seluruh waktunya pada pelayanan
bimbingan dan konseling untuk mengerti, mengingat, memperoleh makna dari
pengetahuan atau informasi yang diperoleh kemudian dapat menjelaskan apa yang
dipahami dengan baik konsep dasar, fungsi, dan operasional pelaksanaan layanan
bimbingan format klasikal.
82
BAB 3
METODE PENELITIAN
Setiap penelitian memerlukan metode agar penelitian dapat berjalan
dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Azwar (2007: 2)
menyatakan bahwa “penelitian merupakan serangkaian kegiatan ilmiah yang
memiliki karakteristik kerja ilmiah yang memiliki karakteristik kerja ilmiah yaitu
kegiatan yang memiliki tujuan, kegiatan yang dilakukan secara sistematik,
terkendali, objektif, dan tahan uji”. Sehingga penelitian ilmiah merupakan usaha
yang dilakukan untuk menemukan suatu kebenaran dari sebuah ilmu pengetahuan.
Metode penelitian merupakan langkah yang harus ditempuh dalam suatu
penelitian yang menjelaskan tentang usaha penelitian yang dilakukan seperti
teknik dan prosedur penelitian. Menurut Nazir (2003: 44) menyatakan bahwa
“jika membicarakan bagaimana secara berurutan suatu penelitian dilakukan, yaitu
dengan alat apa dan prosedur bagaimana suatu penelitian dilakukan, maka yang
dibicarakan adalah metode penelitian”. Penggunaan metode harus sesuai dengan
objek penelitian dan tujuan yang ingin dicapai.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian adalah salah satu kegiatan ilmiah, yang dilakukan dengan cara
yang sistematis dan mengikuti aturan-aturan metodologi. Jenis dalam penelitian
adalah penelitian deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok
manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas
peristiwa pada masa sekarang. Menurut Singarimbun (2006: 4), “penelitian
48
deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena social
tertentu”. Pendekatan deskriptif kualitatif yaitu suatu penelitian yang bertujuan
untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik
mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu (Azwar, 2004: 7).
Berdasarkan metodenya, maka penelitian yang digunakan peneliti yaitu
jenis penelitian survei. Arikunto (2006: 54) menjelaskan “survei adalah suatu
bentuk teknik penelitian dimana informasi dikumpulkan dari sejumlah sampel
berupa orang, melalui pertanyaan-pertanyaan, suatu cara mengumpulkan data
dengan individu-individu dalam suatu sampel”. Senada dengan hal tersebut,
Singarimbun (2006: 3) berpendapat bahwa “survei adalah penelitian yang
mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpul data yang pokok”. Pada umunya yang merupakan unit analisa dalam
penelitian survai adalah individu.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian survei
adalah penelitian dalam suatu populasi dan mengambil sampel tersebut untuk
mengumpulkan informasi dan data-data individu menggunakan kuesioner atau
angket. Penelitian ini yaitu survei tentang tingkat pemahaman guru BK tentang
layanan bimbingan dan konseling format klasikal di SMP Negeri se-Kota
Semarang tahun ajaran 2015/2016. Dalam hal ini peneliti ingin memperoleh
informasi yang benar, obyektif, dan gambaran yang faktual tentang fenomena
yang di selidiki.
49
3.2 Variabel Penelitian
Memahami variabel dan kemampuan menganalisis data atau
mengidentifikasi setiap variabel menjadi variabel yang lebih kecil (sub variabel)
merupakan syarat mutlak bagi setiap peneliti. Oleh karena pentingnya memahami
variabel dalam penelitian, dalam variabel penelitian ini akan dijelaskan tentang 1)
Identifikasi variabel, 2) Definisi operasional variabel.
3.2.1 Identifikasi Variabel
Variabel adalah konsep mengenai atribut atau sifat yang terdapat pada
subjek penelitian (Azwar, 2004:59). Variabel merupakan salah satu komponen
penting dalam suatu penelitian, karena memahami dan menganalisis setiap
variabel membutuhkan kelincahan berpikir bagi peneliti. Menurut Arikunto
(2010:161), “variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian”. Menurut Sugiyono (2012: 61) “Variabel penelitian
adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan”.
Variabel dari penelitian ini yaitu pemahaman guru BK tentang layanan
bimbingan dan konseling format klasikal. variabel tersebut adalah variabel
tunggal, sehingga tidak ada hubungan antar variabel, baik variabel yang
mempengaruhi (independent) dan variabel yang dipengaruhi (depedent).
50
3.2.2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel dimaksudkan untuk memberi batasan arti dari
variabel penelitian guna memperjelas makna yang dimaksudkan dan membatasi
tuang lingkup, sehingga tidak akan terjadi sala pengertian ata salah persepsi dalam
menginterprestasikan data dan hasil yang diperoleh. Pemahaman tentang layanan
bimbingan dan konseling format klasikal adalah kemampuan guru bimbingan dan
konseling untuk mengerti teori dari layanan format klasikal yang terdiri atas
layanan orientasi, layanan informasi, layanan penguasaan konten, dan layanan
penempatan dan penyaluran, mampu menjelaskan fungsi, tujuan dan tahap –
tahap pelaksanaan dari setiap layanan.
3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
3.3.1 Populasi
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono,2012: 117).
Sedangkan menurut Singarimbun (1989: 76) “populasi adalah jumlah keseluruhan
dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga”. Populasi yang digunakan dalam
survei ini adalah seluruh guru BK yang ada di SMP Negeri se-Kota Semarang.
Tabel. 3.1
Daftar Populasi SMP Negeri Kota Semarang beserta jumlah guru BK
berdasarkan pembagian letak wilayah pinggiran, transisi, dan kota
Wilayah Nama Sekolah Jumlah Guru BK
SMP Negeri 2 4 guru
SMP Negeri 3 4 guru
SMP Negeri 4 3 guru
SMP Negeri 5 4 guru
SMP Negeri 6 3 guru
51
Wilayah Nama Sekolah Jumlah Guru BK
Pusat Kota
SMP Negeri 7 2 guru
SMP Negeri 8 4 guru
SMP Negeri 9 3 guru
SMP Negeri 1 4 guru
SMP Negeri 32 3 guru
SMP Negeri 37 3 guru
SMP Negeri 39 4 guru
Jumlah 12 sekolah 41 guru
Transisi
SMP Negeri 15 3 guru
SMP Negeri 10 4 guru
SMP Negeri 11 4 guru
SMP Negeri 12 4 guru
SMP Negeri 13 4 guru
SMP Negeri 14 5 guru
SMP Negeri 16 4 guru
SMP Negeri 17 3 guru
SMP Negeri 18 4 guru
SMP Negeri 19 2 guru
SMP Negeri 21 3 guru
SMP Negeri 25 3 guru
SMP Negeri 26 5 guru
SMP Negeri 27 3 guru
SMP Negeri 29 4 guru
SMP Negeri 30 3 guru
SMP Negeri 33 3 guru
SMP Negeri 34 4 guru
SMP Negeri 36 4 guru
SMP Negeri 38 2 guru
SMP Negeri 40 4 guru
Jumlah 21 sekolah 75 guru
Pinggiran
SMP Negeri 20 3 guru
SMP Negeri 22 4 guru
SMP Negeri 23 2 guru
SMP Negeri 24 4 guru
SMP Negeri 28 4 guru
SMP Negeri 31 2 guru
SMP Negeri 41 4 guru
SMP Negeri 35 2 guru
Jumlah 8 sekolah 23 guru
Total 41 sekolah 139 guru
52
3.3.2 Sampel dan Teknik Sampling
Menurut sugiyono, (2012: 118), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sedangkan menurut Arikunto
(2006: 109) “Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti”.
Jadi sampel adalah wakil dari pupulasi yang bersifat sama dengan populasi.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan Cluster
Proportional Random Sampling. Alasan peneliti mengambil teknik ini adalah
dengan melihat wilayah unit kerja guru BK di kota Semarang yang sangat luas,
maka tiap wilayah akan diambil secara proportional dengan cara random atau
acak. Sugiyono (2012: 121) menjelaskan “cluster sampling digunakan untuk
menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas”.
Teknik ini digunakan dengan mengambil sampel berdasarkan daerah populasi
yang telah ditetapkan. Sugiyono (2012: 120) mengungkapkan bahwa “teknik
Random sampling dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada,
cara yang demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen atau sama
sehingga setiap objek mendapat kesmpatan dipilih menjadi sampel”. Dikarenakan
profesi guru BK di SMP merupakan homogen atau sama maka digunakan teknik
ini.
Arikunto (2006: 134) menjelaskan bahwa jika subyek kurang dari 100,
maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya berupa penelitian populasi.
Namun, jika jumlah subyeknya lebih dari 100 dapat diambil 10-15% atau 20-25%.
Berdasarkan keterangan tersebut maka jumlah populasi yang sudah terbagi
menjadi 3 kelompok wilayah sebagai berikut : daerah pusat kota sebanyak 9 guru
53
BK, daerah transisi sebanyak 25 guru BK, dan daerah pinggiran kota senyak 6
guru BK. Setiap wilayah dipilih secara random, sehingga terpilih sampel sebagai
berikut :
Tabel. 3.2
Daftar Sampel Penelitian
Wilayah Nama Sekolah Jumlah guru BK
Pusat Kota
SMP Negeri 2 3 guru
SMP Negeri 3 3 guru
SMP Negeri 32 3 guru
Jumlah 3 Sekolah 9 guru
Transisi
SMP Negeri 14 5 guru
SMP Negeri 10 3 guru
SMP Negeri 33 3 guru
SMP Negeri 17 3 guru
SMP Negeri 27 3 guru
SMP Negeri 15 4 guru
SMP Negeri 12 4 guru
Jumlah 7 Sekolah 25 guru
Pinggiran SMP Negeri 31 2 guru
SMP Negeri 22 4 guru
Jumlah 2 Sekolah 6 guru
Total 11 Sekolah 40 guru
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah suatu langkah yang standart dan
sistematis untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan dalam suatu
penelitian. “Di dalam kegiatan penelitian, cara memperoleh data dikenal sebagai
metode pengumpulan data” (Arikunto, 2006: 149). Agar diperoleh data yang
lengkap maka harus digunakan teknik pengumpulan data yang tepat sehingga
dapat ditarik suatu kesimpulan yang tepat dan dapat digunakan untuk menjawab
permasalahan yang dirumuskan.
Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah pemahaman guru
BK tentang layanan BK format klasikal, responden yang akan menjadi sumber
54
data berjumlah banyak, dan penelitian yang dilakukan merupakan penelitian untuk
mengetahui dari segi kognitifnya saja maka dari pertimbangan tersebut dipilihlah
tes sebagai metode pengumpulan data.
3.4.1 Alat Pengumpulan Data
Penentuan alat pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian
ditentukan oleh variabel yang akan diamati yaitu pemahaman guru BK tentang
layanan BK format klasikal. Alat pengumpulan data yang digunakan pada
penelitian ini adalah jenis tes. Menurut arikunto (2006: 223) “tes merupakan alat
yang digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan
objek yang akan diteliti”. Instrumen berupa tes dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan dasar dan pemahaman serta pencapaian atau prestasi. Peneliti
menggunakan jenis pertanyaan “benar salah” untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman guru BK tentang layanan BK format klasikal.
3.4.2 Penyusunan Instrumen
Langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penyususnan instrument
dilakukan dengan beberapa tahap, berupa pembuatan dan tahap uji coba sebagai
berikut :
Gambar 3.3
Langkah Dasar Penyusunan Instrumen
Kisi-kisi pengmbangan
instrument penelitian
Instrumen Uji Coba
Revisi (4) Instrumen Jadi
55
Penelitian ini menggunakan instrument tes, dimana tes yang dilakukan
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman guru BK tentang layanan
BK format klasikal di SMP Negeri se-Kota Semarang. Alat tes yang dipakai
berupa pernyataan yang terdapat 2 pilihan jawaban yaitu benar dan salah. Dalam
penskoran jawaban yang benar adalah skor 1, sedangkan jika salah skornya adalah
0. Dalam penyusunan instrumen tes yang akan dipakai penelitian, maka peneliti
membuat kisi-kisi instrumen sebagai acuan dalam pembuatan instrumen sebagai
berikut :
Tabel. 3.3
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
PEMAHAMAN TENTANG LAYANAN BK FORMAT KLASIKAL
VARIABEL SUB
VARIABEL INDIKATOR DISKRIPTOR
ITEM
B S
Pemahaman
guru BK
tentang
layanan BK
format
klasikal
1. Layanan
Orientasi
1.1 Pengertian
Layanan
Orientasi
1.1.1 Menjelaskan
Pengertian Layanan
Orientasi
1 2
1.2 Tujuan
Layanan
Orientasi
1.2.1 Menjabarkan tuuan
Layanan Orientasi
3 4
1.3 Fungsi Layanan
Orientasi
1.3.1 Menyebutkan Fungsi
Layanan Orientasi
5 6
1.4 Ruang Lingkup
Layanan
Orientasi
1.4.1 Memberikan contoh
Ruang Lingkup
Layanan Orientasi
7 8
1.5 Tahap
Perencanaan
1.5.1 Menetapkan materi
layanan orientasi
9 10
1.5.2 Menetapkan tujuan
layanan
11 12
1.5.3 Menetapkan sasaran
layanan
13 14
1.5.4 Menetapkan bahan,
sumber bahan dan
nara sumber terkait.
15 16
1.5.5 Menetapkan metode
dan teknik khusus.
17 18
1.5.6 Menentukan waktu
pelaksanaan
19 20
56
VARIABEL SUB
VARIABEL INDIKATOR DISKRIPTOR
ITEM
B S
1.6 Tahap
Pelaksanaan
1.6.1 Pembukaan, rapport
dan penyampaian
tujuan.
21 22
1.6.2 Kegiatan inti layanan
orientasi meliputi
eksplorasi, elaborasi,
dan konfirmasi.
23,
24
25
1.6.3 Penutup, kesimpulan,
umpan balik, dan
tindak lanjut
26 27
1.7 Evaluasi 1.7.1 Evaluasi proses 28 29
1.7.2 Evaluasi hasil 30
1.7.3 Tindak lanjut 31 32
2. Layanan
Informasi
2.1 Pengertian
layanan
informasi
2.1.1 Menjelaskan
pengertian layanan
informasi
33 34
2.2 tujuan layanan
informasi
2.2.1 menjabarkan tujuan
tujuan layanan
informasi
35 36
2.3 Fungsi layanan
informasi
2.3.1 Menyebutkan fungsi
layanan informasi
37 38
2.4 Ruang lingkup
layanan
informasi
2.4.1 Memberikan contoh
ruang lingkup layanan
informasi
39 40
2.5 Perencanaan 2.5.1 Menetapkan materi
layanan informasi.
41 42
2.5.2 Menetapkan tujuan
layanan informasi.
43 44
2.5.3 Menetapkan sasara
layanan informasi.
45 46
2.5.4 Menetapkan bahan,
sumber bahan dan
nara sumber terkait.
47 48
2.5.5 Menetapkan metode
dan teknik khusus.
49 50
2.6 Pelaksanaan/int
i
2.6.1 Pembukaan, rapport,
dan penyampaian
tujuan.
51 52
2.6.2 Kegiatan inti layanan
informasi meliputi
eksplorasi, elaborasi,
dan konfirmasi.
53,
54,
55
56
2.6.3 Penutup, kesimpulan,
umpan balik, dan
tindak lanjut.
57 58
2.7 Evaluasi 2.7.1 Evaluasi proses 59 60
2.7.2 Evaluasi hasil 61 62
57
VARIABEL SUB
VARIABEL INDIKATOR DISKRIPTOR
ITEM
B S
2.7.3 Tindak lanjut 63
3. Layanan
Penguasaa
n Konten
3.1 pengertian
layanan
penguasaan
konten
3.1.1 menjelaskan
pengertian layanan
penguasaan konten
64,
65
66
3.2 Tujuan layanan
penguasaan
konten
3.2.1 Menjabarkan tujuan
layanan penguasaan
konten
67 68
3.3 Fungsi
penguasaan
konten
3.3.1 Menyebutkan fungsi
layanan penguasaan
konten
69 70
3.4 Rung lingkup
penguasaan
konten.
3.4.1 Memberikan contoh
ruang lingkup layanan
penguasaan konten
71 72
3.5 Tahap
Perencanaan
3.5.1 Menetapkan materi
layanan penguasaan
konten.
73 74
3.5.2 Menetapkan tujuan
layanan penguasaan
konten.
75 76
3.5.3 Menetapkan sasaran
layanan penguasaan
konten.
77 78
3.5.4 Menetapkan bahan,
sumber bahan dan
nara sumber terkait.
79 80
3.5.5 Menetapkan metode
dan teknik khusus.
81 82
3.6 Pelaksanaan
/inti
3.6.1 Pembukaan, rapport
dan penyampaian
tujuan.
83,
84
85
3.6.2 Kegiatan inti layanan
penguasaan konten
meliputi eksplorasi,
elaborasi, dan
konfirmasi
86,
87
88
3.6.3 Penutup, kesimpulan,
umpanbalik dan tindak
lanjut
89 90
3.7 Evaluasi 3.7.1 Evaluasi proses 91 92
3.7.2 Evaluasi hasil 93 94
3.7.3 Tindak lanjut 95 96
4. Layanan
Penempata
n dan
4.1 Pengertian
layanan
penempatan
4.1.1 Menjelaskan
pengertian layanan
penempatan dan
97,
98
99
58
VARIABEL SUB
VARIABEL INDIKATOR DISKRIPTOR
ITEM
B S
Penyaluran dan penyaluran.
penyaluran
4.2 Tujuan laynan
penempatan
dan penyaluran
4.2.1 Menjabarkan tujuan
layanan penempatan
dan penyaluran
100 101
4.3 Fungsi laynaan
penempatan
dan penyaluran
4.3.1 Menyebutkan fungsi
layanan penempatan
dan penyaluran
102 103
4.4 Ruang lingkup
layanan
penempatan
dan penyaluran.
4.4.1 Memberikan contoh
ruang lingkup layanan
penempatan dan
penyaluran
104 105
4.5 Perencanaan 4.5.1 Menetapkan materi
layanan penempatan
penyaluran.
106 107
4.5.2 Menetapkan tujuan
pemberian layanan.
108 109
4.5.3 Menetapkan sasaran
layanan.
110 111
4.5.4 Menetapkan bahan,
sumber bahan dan
nara sumber terkait.
112 113
4.5.5 Menetapkan metode
dan teknik khusus.
114 115
4.6 Pelaksanaan
/inti
4.6.1 Pembukaan, rapport,
dan penyampaian
tujuan.
116 117
4.6.2 Kegiatan inti layanan
penempatan
penyaluran meliputi
eksplorasi, elaborasi,
dan konfiramasi.
118 119
4.6.3 Penutup, kesimpulan,
umpan balik dan
tindak lanjut.
120 121
4.7 Evaluasi 4.7.1 Evaluasi proses 122 123
4.7.2 Evaluasi hasil 124 125
4.7.3 Tindak lanjut 126 127
4.8 perbedaan
pelaksanaan
layanan
penguasaan
konten dengan
layanan format
klasikal lain.
4.8.1 Membedakan dengan
pelaksanaan layanan
orientasi.
128
,12
9
130
,13
1
4.8.2 Membedakan dengan
pelaksanaan layanan
informasi.
132
,13
3
134
,13
5
4.8.3 Membedakan dengan
pelaksanaan layanan
penguasaan konten.
136
,13
7
138
,13
9
59
3.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen
3.5.1 Validitas
Menurut Azwar (2006: 5) “validitas berasal dari kata validity yang
mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur
(tes) dalam melakukan fungsi ukurnya”. Sedang menurut Sugiyono (2012: 173)
“Valid berarti instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur”.
Dalam penelitian ini menggunakan validitas yang dilihat dari validitas itemnya
melalui pengecekan kesejajaran antara item satu dengan item lainya. Validitas ini
untuk mengetahui butir soal yang mana tidak mendukung validitas soal secara
keseluruhan.
Instrumen dikatakan valid apabila setiap bagian instrumen mengandung
tujuan instrumen secara keseluruhan, yaitu mengungkap data variabel yang
dimaksud. Rumusan yang digunakan untuk menguji validitas menurut Arikunto
(2006: 17) adalah rumusan yang digunakan oleh pearson yang dikenal dengan
rumusan kreasi product moment.
})(}{)({
))((
2222 YYnXXn
YXXYnrxy
Keterangan :
xyr : koefisien Xdan Y
∑x : jumlah skor X
∑X2 : jumlah kuadrat skor X
∑Y : Jumlah skor Y
60
∑Y2 : Jumlah kuadrat skor Y
∑XY : jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y
N : Jumlah responden
3.5.2 Reliabilitas
Reliabilitas merujuk pada konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang
sama ketika mereka diuji-ulang dengan tes yang sama pada kesempatan berbeda,
atau dengan seperangkat butir-butir ekuivalen yang berbeda, atau dalam kondisi
pengujian yang berbeda (Anastasi, 2006: 94 dalam sutoyo, 2009: 55). Tes yang
dilakukan dapat dikatakan reliabel apabila tes tersebut menunjukan hasil yang
relatif sama. Arikunto (2006: 178) mengungkapkan bahwa “reliabilitas
menunjukan tingkat keterandalan sesuatu”. Sugiyono (2012: 173) mengemukakan
bahwa “instrument yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”. Jadi
instrumen yang reliabel adalah instrument yang dapat diandalkan dan sesuai
dengan fakta serta berapa kalipun diambil maka hasilnya tetap sama.
Rumus Alpha digunakan untuk mengetahui apakah instrumen yang
digunakan reliabel atau tidak. Rumus ini dipilih karena skornya menggunakan
rentangan antara beberapa nilai. Adapun rumus Alpha sebagai berikut :
61
3.6 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian
Setelah melakukan uji coba instrumen di lapangan kemudian dilakukan
penghitungan validitas dan reliabilitas dengan sebagai berikut:
3.6.1 Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Tes
Berdasarkan hasil dari pengujian validitas dengan menggunakan rumus
product moment, dapat diketahui bahwa dari 138 item yang diajukan kepada 24
responde. Terdapat 21 item pertanyaan yang tidak valid, selengkapnya akan
dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 3.4
Item yang tidak Valid dan pengganti
Tidak Valid Pengganti
3, 10, 25, 31, 36, 42,
53, 55, 58, 64, 76, 85,
90, 95, 99, 111, 112,
119, 121, 122, 126,
29, 31, 45, 58, 61, 63,
78, 91, 94, 111, 114,
121, 122, 125, 127,
129, 130, 134, 135,
137, 138
Dari hasil tersebut maka instrumen tes pemahaman tentang layanan BK
format klasikal yang digunakan oleh penelitian ini berjumlah 139 item.
62
3.6.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes
Berdasarkan hasil uji reliailitas dengan menggunakan rumus Alpha
terhadap 24 responden, instrumen pemahaman tentang layanan BK format
klasikal dinyatakan reliabel, karena r11 > rtabel yaitu untuk soal pemahaman r11
sebesar 0,905 sedangkan untuk r tabel yaitu sebesar 0,404.
3.7 Metode Analisis Data Penelitian
Dalam penelitian ilmiah, metode analisis data merupakan salah bagian
terpenting karena dengan metode analisis data kita dapat menguraikan data
menurut unsur-unsur yang ada di dalamnya sehingga dapat dibaca dan
dipresentasikan. Data yang diperoleh dari lapangan harus diolah untuk
mengetahui kebenaran sehingga diperoleh hasil yang menyakinkan. Dalam
penelitian ini data yang diperoleh berupa angka, maka analisis yang digunakan
adalah analisis statistik. Berdasarkan tujuan dari penelitian yaitu untuk
mengetahui (1) pemahaman guru BK tentang layanan orientasi, (2) pemahaman
guru BK tentang layanan informasi, (3) pemahaman tentang layanan penguasaan
konten, (4) pemahaman tentang layanan penguasaan konten, maka harus
ditentukan tingkat presentase pemahaman tentang layanan bimbingan dan
konseling format klasikal terlebih dahulu. Dalam penelitian ini menggunakan skor
nilai 1 dan 0, maka tidak dikelompokan dalam bentuk presentase melaikan
interval angka biasa. Untuk menentukan interval kriteria dengan nilai 1 dan 0
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
63
1) Menentukan nilai maksimal = (nilai tertinggi x jumlah item)
= 1 x 139 = 139
2) Menentukan nilai minimum = nilai terendah x jumlah item
= 0 x 139 = 0
3) Menentukan interval kelas = (nilai max-nilai min) : banyak kriteria
= (139 – 0) : 5 = 139 : 5 = 28
Berdasarkan panjang kelas interval di atas maka dapat disusun dengan
kategori sebagai berikut :
Tabel 3.5
Kategori Tingkat Pemahaman Layanan BK format klasikal
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berbentuk tes benar
salah dengan skor 0 dan 1, dengan kata lain data yang diperoleh berupa angka-
angka yang telah dikategorikan sebelumnya. Analisis yang digunakan adalah
analisi deskritif presentase dengan rumuas sebagai berikut :
Keterangan :
% = Nilai
F = Jumlah frekuensi/skor total hasil data
N = Data Tertinggi dari penskoran/jumlah total responden.
(Purwoko dan Titin,2007:10)
NILAI Kategori
112 – 139 Sangat tinggi
84 – 111 Tinggi
56 – 83 Sedang
28 – 55 Rendah
0 – 27 Sangat rendah
TOTAL
64
Karena dalam penelitian ini berupa skor nilai maka untuk mengkategorikan
maka dibuat pedoman sebagai berikut :
Tabel. 3.6
Kategori Skor Nilai Pemahaman Tentang Layanan BK Format Klasikal
SKOR NILAI KATEGORI
86 – 100 SANGAT TINGGI
76 – 85 TINGGI
66 – 75 SEDANG
51 – 65 RENDAH
0 – 50 SANGAT RENDAH
82
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dijelaskan secara lebih mendalam tentang hasil
penelitian dan pembahasan tentang “Pemahaman Guru Bimbingan dan Konseling
Tentang Layanan Bimbingan dan Konseling Format Klasikal di SMP Negeri se-
Kota Semarang Tahun Ajaran 2015/2016”.
4.1 Hasil Penelitian
Pada sub bab hasil penelitian ini akan dipaparkan hasil penelitian secara
deskriptif persentase. Hasil penelitian secara deskriptif persentase diguakan untuk
menggambarakan tingkat pemahaman guru BK tentang layanan BK format
klasikal di SMP Negeri se- Kota Semarang. Pemahaman tentang layanan BK
format klasikal terdiri atas (1) pemahaman tentang layanan orientasi, (2)
pemahaman tentang layanan informasi, (3) pemahaman tentang layanan
penguasaan konten, (4) pemahaman tentang layanan penempatan dan penyaluran.
analsisi instrument dengan teknik deskriptif persentase dilakukan dalam dua
tahap, yaitu analisis secara keseluruhan dan analsisi khusus dilihat dari indikator
variabel.
4.1.1 Pemahaman Guru BK Tentang Layanan BK Format Klasikal
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pemahaman guru
BK tentang layanan BK format klasikal maka disajikan hasil penelitian dari
lapangan. Hasil penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
66
Tabel 4.1
Tingkat Pemahaman Layanan BK Format Klasikal pada Guru BK SMP
Negeri Kota Semarang
Gambar 4.1
Grafik Tingkat Pemahaman Layanan BK Format Klasikal pada Guru BK
SMP Negeri Kota Semarang.
Mengacu dari tabel 4.1 dan gambar 4.1 menunjukan bahwa dari 40
responden 65% guru BK berada pada rentangan nilai 84 – 111. Berdasarkan data
diatas, berikut ini akan disajikan analisis tiap layanan dalam BK format klasikal
secara keseluruhan yaitu antara lain layanan orientasi, layanan informasi, layanan
penguasaan konten, dan layanan penempatan dan penyaluran.
NILAI Guru BK % Kategori
112 – 139 0 0 Sangat tinggi
84 – 111 26 65 Tinggi
56 – 83 14 35 Sedang
28 – 55 0 0 Rendah
0 – 27 0 0 Sangat rendah
TOTAL 40 100
67
Tabel 4.2
Analisis Tiap Layanan dalam BK Format Klasikal di SMP Negeri
Kota Semarang.
No Subvariabel skor Persentase Kategori
1 Layanan orientasi 813 63,51 Rendah
2 Layanan informasi 773 62,33 Rendah
3 Layanan penguasaan konten 820 62,12 Rendah
4 Layanan penempatan dan penyaluran 1000 58,14 Rendah
Rata-rata 61,52 Rendah
Gambar 4.2
Grafik Analisis Tiap Layanan dalam BK format klasikal di SMP
Negeri Kota Semarang.
Dari tabel 4.2 dan gambar 4.2 di atas menunjukan bahwa rata – rata
tingkat pemahaman guru BK tentang layanan BK format klasikal berada pada
kategori rendah yaitu dengan persentase 61,52 %. Sedangkan pemahaman guru
BK yang tertinggi yaitu pada layanan orientasi dengan persentase sebesar 63,51 %
dengan kategori rendah.
Selain analisis secara keseluruhan di atas, berikut ini akan disajikan
analisis perindikator dari tiap layanan BK format klasikal :
68
4.1.1.1 Pemahaman Guru BK Tentang Layanan Orientasi
Berikut ini akan disajikan analisis tiap indikator pada layanan orientasi
meliputi pengertian, tujuan, ruang lingkup, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
dari layanan orientasi.
Tabel 4.3
Analisis pemahaman guru BK Tentang layanan orientasi
di SMP Negeri Se-kota Semarang
No Indikator skor Pesentase Kategori
1 Pengertian layanan orientasi 69 86,25 Sangat tinggi
2 Tujuan layanan orientasi 42 52,5 Rendah
3 Fungsi layanan orientasi 48 60 Rendah
4 Ruang lingkup layanan orientasi 48 60 Rendah
5 Perencanaan layanan orientasi 311 64,79 Rendah
6 Pelaksanaan layanan orientasi 182 65 Rendah
7 Evaluasi layanan orientasi 113 56,5 Rendah
Jumlah 813 63,51 Rendah
Gambar 4.3
Grafik Analisis Pemahaman Guru BK Tentang Layanan Orientasi di SMP
Negeri Se-kota Semarang
Dari perhitungan tabel 4.3 dan gambar 4.3 diatas dapat diketahui bahwa
dari keseluruhan indikator pemahaman tentang layanan orientasi pada 40 guru BK
69
berada pada kategori rendah dengan persentase 63,51 %. Dengan persentase
paling tinggi yaitu pada indikator pengertian layanan orientasi yaitu sebesar
86,25% dengan kategori sangat tinggi.
4.1.1.2 Pemahaman Guru BK Tentang Layanan Informasi
Analsisi pemahaman tentang layanan informasi yang akan disajikan
meliputi pengertian, tujuan, fungsi, ruang lingkup, dan operasionalisasi layanan
informasi. Hasil analisis akan disajikan dalam tablel dan gambar berikut ini :
Tabel 4.4
Analisis pemahaman guru BK tentang layanan informasi di SMP Negeri Se-
Kota Semarang.
No Indikator skor Persentase Kategori
1 Pengertian layanan informasi 67 83,75 Tinggi
2 Tujuan layanan informasi 51 63,75 Rendah
3 Fungsi layanan informasi 50 62,5 Rendah
4 Ruang lingkup layanan orientasi 58 72,5 Sedang
5 Perencanaan layanan informasi 232 58 Rendah
6 Pelaksanaan layanan informasi 192 60 Rendah
7 Evaluasi layanan informasi 123 61,5 Rendah
Jumlah 773 62,33 Rendah
70
Gambar 4.4
Grafik Analisis pemahaman guru BK tentang layanan informasi di SMP
Negeri Se-Kota Semarang.
Dari tabel 4.4 dan gambar 4.4 menunjukan bahwa rata – rata pemahaman
guru BK tentang layanan informasi di SMP Negeri se-Kota Semarang berada pada
kategori rendah dengan persentase sebesar 62,33 %. Persentase tertinggi berada
pada indikator pengertian layanan informasi dengan persentase 83,75 % guru BK
yang menjawab benar.
4.1.1.3 Pemahaman Guru BK Tentang Layanan Penguasaan Konten
Analsisi pemahaman guru BK tentang layanan penguasaan konten
meliputi pengertian, tujuan, ruang lingkup, dan operasionalisasi seperti yang
tersaji dalam tabel berikut :
71
Tabel 4.5
Analisis Pemahaman Guru BK Tentang Layanan Penguasaan Konten
di SMP Negeri Se-Kota Semarang
No Indikator Skor Persentase Kategori
1 Pengertian layanan penguasaan
konten 74 61,6 Rendah
2 Tujuan layanan penguasaan konten 57 71,25 Sedang
3 Fungsi layanan penguasaan konten 61 76,25 Tinggi
4 Ruang lingkup layanan penguasaan
konten. 67 83,75 Tinggi
5 Perencanaan layanan penguasaan
konten 260 65 Rendah
6 Pelaksanaan layanan penguasaan
konten 189 59,06 Rendah
7 Evaluasi layanan penguasaan konten 112 46,66 Sangat rendah
Jumlah 820 62,12 Rendah
Gambar 4.5
Grafik Analisis Pemahaman Guru BK Tentang Layanan Penguasaan Konten
di SMP Negeri Se-Kota Semarang
Dari tabel 4.5 dan gamabar 4.5 di atas dapat disimpulkan bahwa
pemahaman guru BK tentang layanan penguasaan konten rata – rata berada pada
72
kategori rendah dengan persentase sebesar 62,12 %. Indikator yang mempunyai
persentase paling tinggi yaitu pada pemahaman ruang lingkup layanan penguasaan
konten dengan persentase sebesar 83,75 %. Sedangkan indikator yang paling
rendah yaitu pada tahap evaluasi layanan penguasaan konten dengan persentase
46,66 %.
4.1.1.4 Pemahaman Guru BK Tentang Layanan Penempatan dan Penyaluran
Analisis pemahaman guru BK tentang layanan penempatan dan
penyaluran meliputi konsep dasar, tujuan, fungsi, ruang lingkup, dan
operasionalisasi layanan penempatan dan penyaluran.
Tabel 4.6
Analisis pemahaman Guru BK Tentang layanan penempatan dan
penyaluran di SMP Negeri Se-Kota Semarang
No Indikator Skor Persentase Kategori
1 Pengertian layanan penempatan dan
penyaluran. 81 67,5 Sedang
2 Tujuan layanan peempatan dan
penyaluran. 45 56,25 Rendah
3 Fungsi layanan penempatan dan
penyaluran 52 65 Rendah
4 Ruang lingkup layanan penempatan dan
penyaluran. 44 55 Rendah
5
Perbedaan layanan penempatan dan
penyaluran dengan layanan format klasikal
lain.
254 52,91 Rendah
6 Perencanaan layanan penempatan dan
penyaluran 231 57.75 Rendah
7 Pelaksanaan layanan penempatan dan
penyaluran 145 60,41 Rendah
8 Evaluasi layanan penempatan dan
penyaluran 148 61,66 Rendah
Jumlah 1000 58,14 Rendah
73
Gambar 4.6
Grafik Analisis pemahaman Guru BK Tentang layanan penempatan dan
penyaluran di SMP Negeri Se-Kota Semarang
Dari tabel 4.6 dan gambar 4.6 diatas menunjukan bahwa pemahaman guru
BK tentang layanan penempatan dan penyaluran rata – rata berada pada kategori
rendah yaitu dengan persentase 58,14 %. Indikator yang berada pada kategori
sedang yaitu pada pengertian layanan penempatan dan penyaluran dengan
persentase 67,5%.
4.2 Pembahasan
Sebagai seorang guru BK tentu akan dituntut untuk melaksanakan layanan
yang bertujuan agar siswa dapat berkembangan secara maksimal. Layanan format
klasikal merupakan layanan yang dapat dilakukan secara klasikal terdapat
beberapa siswa didalamnya. Layanan orientasi, informasi, penguasaan konten, dan
penempatan dan penyaluran merupakan layanan yang bisa dilakukan dengan
74
format klasikal, setiap layanan mempunyai tujuan dan fungsi masing-masing yang
tentu dalam pelaksanaan tidak bisa disamakan. Dalam penelitian ini digunakan
instrumen tes untuk mengetahui pemahaman guru BK tentang layanan format
klasikal
Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, berikut ini akan
peneliti sajikan pembahasan tentang pemahaman layanan BK format klasikal
berdasarkan analisis hasil kuantitatif yang dijelaskan sebelumnya.
4.2.1 Pemahaman Guru BK Tentang Layanan BK Format Klasikal
Dari hasil yang sudah dijabarkan sebelumnya, terlihat bahwa pemahaman
guru BK di SMP Negeri Kota Semarang berada pada kategori rendah dengan
persentase sebesar 61,52 % dalam keseluruhan indikator layanan BK format
klasikal. Hal ini menunjukan bahwa guru BK di SMP Negeri Kota Semarang
mempunyai tingkat pemahaman layanan BK format klasikal yang rendah dan
harus ditingkatkan yaitu pada layanan orientasi, layanan informasi, layanan
penguasaan konten, dan layanan penempatan dan penyaluran. Berikut ini akan
dibahas pemahaman guru BK pada setiap layanan:
4.2.1.1 Pemahaman Guru BK tentang Layanan Orientasi
Layanan orientasi meruapakan salah satu layanan dalam bimbingan dan
konseling yang bertujuan membantu siswa agar dapat beradaptasi dengan
lingkungan yang baru maupun sesuatu yang di anggap baru oleh individu.
Pemberian layanan orientasi yang maksimal akan membantu siswa dalam
75
mengenal dan memahami lingkungan yang baru dimasukinya atau sesuatu yang
baru dikenalnya, sehingga tidak mengganggu perkembangan siswa.
Dari hasil analsisi data di atas menunjukan bahwa pemahaman guru BK
tentang layanan orientasi berada pada kategori rendah dari keseluruhan indikator
yang mencangkup pengertian, fungsi, tujuan, ruang lingkup, perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi. Dari beberapa indikator tersebut ada indikator yang berada
pada kategori sangat tinggi yaitu pada pengertian layanan orientasi.
Hasil pemahaman guru BK yang termasuk dalam kategori rendah
menunjukan bahwa guru BK harus meningkatkan pemahaman tentang layanan
orientasi. Guru BK yang masih belum memahami layanan orientasi sebagai
contoh guru BK beranggapan bahwa layanan orientasi hanya diberikan pada siswa
baru atau pada semester baru saja. Sedang pada tahap evaluasi masih ada guru BK
yang tidak membuat laporan program (laperprog) maupun tindak lanjut setelah
melakukan layanan orientasi.
4.2.1.2 Pemahaman Guru BK Tentang Layanan Informasi
Layanan informasi merupakan layanan yang bertujuan untuk memberikan
informasi yang berguna untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah yang
dialamainya sehingga dapat berkembang secara maksimal. Informasi yang
diberikan menyangkut masalah pribadi, sosial, karir dan sosial. Dalam
memberikan layanan informasi guru BK di tuntut untuk selalu up to date agar
informasi yang diberikan tepat dan tidak ketinggalan jaman.
76
Dari hasil analsisi data diatas menunjukan bahwa pemahaman guru BK
tentang layanan informasi berada pada kategori rendah yang meliputi beberapa
indikator antara lain pengertian, tujuan, fungsi, ruanglinkup, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi. Dari beberapa indikator diatas hanya pada indikator
pengertian layanan informasi yang berada pada kategori tinggi. Sedangkan
indikator seperti tujuan, fungsi, ruanglinkup, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi masih berada pada kategori rendah, sehingga perlu di tingkatkan lagi.
Masih kurang paham guru BK tetang tujuan, fungsi, ruang lingkup dan
pelaksanaan akan berakibat kurang maksimalnya pelayanan kepada siswa.
Misalnya pada tahap perencanaan guru BK akan dituntut untuk membuat rencana
pemberian layanan bimbingan dan konseling (RPLBK). Dalam RPLBK terdapat
berbagai hal yang dibutuhkan untuk memberikan layanan mulai dari tujuan,
sasaran layanan, waktu dan tanggal pelaksanaan, alat dan bahan, materi, sampai
pada tahap – tahap pelaksanaan layanan. Guru BK yang memahami pentingnya
perencanaan sebelum memberikan layanan akan mampu meprediksi kemungkinan
– kemungkinan yang akan terjadi ketika memberikan layanan. Masih adanya guru
BK yang tidak membuat RPLBK ketika akan memberikan layanan menjadi
penyebab kurang maksimalnya pemberian layanan kepada siswa. Sehingga guru
BK diharapkan agar meningkatkan pemahaman tentang layanan informasi agar
siswa mendapatkan layanan yang maksimal dan memperoleh hasil yang maksimal
juga.
77
4.2.1.3 Pemahaman Guru BK tentang Layanan Penguasaan Konten
Dari hasil analsisi menunjukan bahwa pemahaman guru BK tentang
layanan penguasaan konten di SMP Negeri Kota Semarang berada pada kategori
rendah sehingga masih harus ditingkatkan. Indikator yang berada pada kategori
tinggi yakni pada ruang liangkup layanan penguasaan konten, sedang untuk
indikator tujuan dan fungsi layanan penguasaan konten berada pada kategori
sedang. Indikator pengertian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi layanan
penguasaan konten berada pada kategori rendah.
Layanan penguasaan konten bertujuan untuk melatih siswa dengan konten
tertentu yang berguna untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa
sehingga siswa akan mampu mandiri dalam menyelesaikan masalah. Dalam
pelaksanaanya guru BK memberikan layanan penguasaan konten tanpa adanya
pelatihan yang diberikan kepada siswa, sehingga akan lebih mirip dengan layanan
informasi saja. Siswa mempraktikkan konten yang dipelajari sehingga dalam hal
ini siswa akan lebih aktif. Pemahaman yang tinggi tentang layanan penguasaan
konten akan mampu memberikan pelayanan yang maksimal juga bagi siswa. Akan
terhindarnya kesalahpahaman guru BK dalam melaksanakan layanan penguasaan
konten akan memberikan dampak yang positif bagi siswa dan hasil layanan.
4.2.1.4 Pemahaman Guru BK Tentang Layanan Penempatan dan Penyaluran
Pemahaman layanan penempatan dan penyaluran guru BK di SMP Negeri
Kota Semarang juga berada pada kategori rendah. Hal ini menunjukan bahwa
pemahaman guru BK tentang layanan penempatan dan penyaluran masih kurang
78
baik dan harus ditingkatkan lagi. Hampir disemua indikator berada pada kategori
rendah hanya pada indikator pengertian layanan penempatan dan penyaluran saja
yang berada pada kategori sedang. Sehingga guru BK harus meningkatkan
pemahaman tentang layanan penempatan dan penyaluran agar layanan yang
diberikan lebih maksimal lagi.
Pemahaman yang baik akan membantu guru BK dalam menempatkan dan
menyalurkan siswa sesuai dengan bakat serta minat yang dimiliki siswa. Bakat
dan minat siswa yang tersalurkan dengan tepat tentu akan membantu siswa
berkembang secara maksimal. Pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran
membantu siswa dalam memilih sesuai dengan kemapuan, bakat serta minatnya.
Kurang baiknya pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran berdampak
pada terganggunya perkembangan siswa, sehingga akan timbul masalah – masalah
yang akan dihadapi siswa.
Pemahaman guru BK pada tiap layanan bimbingan dan konseling format
klasikal berada pada kategori rendah. Berdasarkan hasil di atas menunjukan
bahwa pemahaman tentang layanan orientasi dan layanan informasi lebih tinggi
dibanding dengan layanan penguasaan konten dan layanan penempatan dan
penyaluran walaupun berada pada kategori rendah. Hal ini disebabkan karena
dalam layanan orientasi dan layanan informasi guru BK memberikan pemahaman
terhadap sesuatu hal, tetapi dalam layanan penguasaan konten guru BK harus
mengubah perilaku siswa dan untuk layanan penempatan penyaluran guru BK
harus menempatkan siswa sesuai dengan latar belakang yang siswa miliki.
79
Sebagai seorang guru BK tentu harus mempunyai pemahaman yang baik tentang
layanan BK format klasikal, karena setiap layanan mempunyai tujuan yang sama
yaitu untuk membantu siswa dalam menyelesaikan masalah sehingga siswa dapat
berkembang secara optimal.
Hasil pemahaman guru BK tentang layanan BK format klasikal di Kota
Semarang masuk pada kategori rendah dan masih perlu peningkatan agar hasil
yang dicapai bisa semaksimal mungkin. Pemahaman yang tinggi tentu akan
berdampak pada pelayanan bimbingan dan konseling format klasikal kepada siswa
di sekolah. Guru BK akan mampu menjelaskan dan menerapkan layanan BK
sesuai dengan tujuan dan fungsi dari layanan tersebut. Sehingga akan terhindar
dari kesalahpahaman terhadap layanan BK khususnya layanan format klasikal
karena guru BK sudah memahami dengan baik layanan yang akan diberikan
kepada siswa.
Pemahaman guru bimbingan dan konseling yang secara keseluruhan
berada pada kategori rendah bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
latarbelakang pendidikan, pengalaman guru BK, keikut sertaan dalam MGBK,
dan kesadaran guru BK akan pentingnya layanan bimbingan dan konseling.
Pendidikan minimal yang diharuskan ditempuh untuk menjadi guru BK adalah S1
bimbingan dan konseling. Selama menempuh pendidikan S1, S2, S3 atau
pendidikan profesi tentu guru BK akan dibekali oleh ilmu yang menyangkut
dengan bimbingan dan konseling baik teori maupun praktik. Sehingga setelah
lulus pendidikan bimbingan dan konseling guru BK sudah mempunyai bekal yang
cukup untuk memberikan layanan kepada siswa di sekolah.
80
Selain latar belakang pendidikan pemahaman guru BK tentang layanan BK
format klasikal dipengarui oleh pengalaman mengajar. Setelah seorang guru BK
menempuh pendidikan bimbingan dan konseling, tentu akan dihadapkan kepada
kesenjangan antara ilmu yang didapatkan dengan keadaan di lapangan yang
berbeda. Pengalaman mengajar yang kurang tentu akan mempengaruhi kwalitas
pemberian layanan kepada guru BK. Guru BK yang mempunyai pengalaman yang
baik akan bisa menyesuaikan dengan lapangan tetapi tidak akan meninggalkan
fungsi dan tujuan bimbingan dan konseling.
Di setiap wilayah guru BK mempunyai wadah untuk meningkatkan ilmu
dan pengetahuan tentang bimbingan agar selalu up to date yaitu Musyawarah
Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK). Guru bimbingan dan konseling akan
mendapatkan ilmu dan pengalaman ketika mengikuti kegiatan MGBK, karena di
dalam MGBK guru BK akan mengikuti seminar dan mendapatkan pelatihan yang
berkaitan dengan layanan BK. Sehingga pemahaman guru BK tentang layanan BK
akan bertambah dan berkembang dengan baik.
Selain faktor – faktor di atas, kesadaran guru BK akan pentingnya layanan
bimbingan dan konseling kepada siswa tidak kalah pentingnya. Dengan
memahami pentingnya layanan bimbingan dan konseling bagi siswa, guru BK
akan senantiasa mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalamanya untuk
memaksimalkan pelayanan bimbingan dan konseling. Sehingga apa yang
dipelajari dan dilakukan selalu berkaitan dengan bimbingan dan konseling.
Mengembangkan kemampuan dan kopetensi sebagai seorang guru BK agar
memberikan dampak yang positif bagi pelayanan yang dierikan kepada siswa.
81
Apabila dalam pemahaman tentang layanan BK format klasikal ini para
guru BK memiliki hasil yang rendah, diharapkan guru bimbingan dan konseling
untuk meningkatkan pemahaman tentang layanan BK format klasikal, sehingga
saat memberikan layanan bimbingan dan konseling format klasikal di sekolah
hasilnya maksimal sesuai dengan pemahaman yang dimiliki. Pemahaman yang
baik tentang layanan format klasikal akan membantu dalam proses pemberian
layanan kepada siswa. Tujuan dan fungsi dari setiap layanan akan tercapai dan
siswa akan mampu mengaktualisasikan dirinya dengan maksimal sesuai dengan
kemampuan siswa.
4.3 Keterbatasan Penelitian
Peneliti telah berusaha melakukan sebaik mungkin, akan tetapi dalam
penelitian ini masih ada keterbatasan yaitu kemungkinan jawaban yang tidak
sesuai dengan kebenaranya, karena alasan-alasan tertentu meskipun peneliti sudah
berupaya agar responden mengisi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Penggunaan instrumen test tanpa adanya instrumen pendukung lain sehingga
kurang mengungkap lebih dalam lagi. Dalam pengambilan data, peneliti
meninggalkan instrumen sehingga kemungkinan jawaban yang sama tidak bisa
dihindarkan.
82
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan
secara umum bahwa tingkat pemahaman guru BK di SMP Negeri Kota Semarang
tentang layanan BK format klasikal tahun ajaran 2015/2016 yaitu berada pada
kriteria rendah (61,52%). Sedangkan secara khusus dapat disimpulkan bahwa :
1) Pemahaman guru BK tentang layanan orientasi berada pada kategori
rendah.
2) Pemahaman guru BK tentang layanan informasi berada pada kategori
rendah
3) Pemahaman guru BK tentang layanan penguasaan konten berada pada
kategori rendah
4) Pemahaman guru BK tentang layanan penempatan dan penyaluran berada
pada kategori rendah.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diajukan beberapa saran untuk
guru BK di SMP Negeri Kota Semarang dan beberapa pihak sebagai berikut :
1) Guru BK hendaknya berperan aktif untuk meningkatkan pemahamannya
baik secara teori maupun praktik dengan mengikuti workshop, seminar,
atau menempuh pendidikan lanjutan bimbingan dan konseling.
83
2) Kepala sekolah hendaknya memfasilitasi guru BK dalam hal sarana dan
prasarana seperti LCD dan pemberian jam kepada guru BK untuk
melakukan bimbingan klasikal.
3) Untuk peneliti lanjutan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan kajian
awal bagi penelitian selajutnya yang berkaitan dengan penelitian ini agar
lebih mendalam lagi.
84
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto , Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta
Awalya. 1995. Upaya Pemahaman Siswa Yang Dilakukan Konselor Dalam
Melaksanakan Bimbingan di Sekolah. Tesisi (Tidak Diterbitkan).
Bandung : Ikip Bandung
Azwar, Syaifudin. 2004. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
______________ 2007. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Daryanto. 2008. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta
Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan
Departemen Pendidikan Nasional .2007. Rambu-Rambu
Penyelenggaraan Bimbingan Dan Konseling Dalam Jalur
Pendidikan Formal
Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan dan Konseling. Semarang:Jurusan
Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES.
Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan
Konseling.jakarta:Rineka Cipta
Purwoko, Budi. Dan Titin Indah P. 2007. Pemahaman Individu Melalui
Teknik Non-test. Surabaya: Unesa Press.
Rusman.2014. Model- model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sardiman A.M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2006. Metode Penelitian Survai.
Jakarta: LP3ES.
Sugiyo. 2011. Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah Pedoman
Teori dan Praktis bagi Konselor Sekolah. Semarang: Widya Karya.
Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
85
________ 2010. Metode Penelitian Kuantatif Kualitatif dan R&D. Bandung
: Alfabeta.
Sukardi, Dewa Ketut dan Nila Kusmawati. 2008. Proses Bimbingan dan
konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Supriyo. 2010. Teknik bimbingan klasikal. Semarang: Swadaya Publishing.
Sunani, Nuning Hidayah. 2014. Optimalisasi Bimbingan Klasikal untuk
Meningkatkan Kemampuan Guru BK dalam Melaksanakan Layanan
Melalui Focus Group Discussion (FGP). Jurnal online.
Suharso, dan Ana Retnoningsih. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Semarang: Widya Karya.
Mugiarso, H dkk, 2009. Bimbingan dan Konseling. Semarang: UPT MKK
UNNES
Nana, Syaodih Sukmadinata. 2008. Metode Penelitian Tindakan. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: GI
Triyono dan Mastur. 2014. Materi Layanan BK format klasikal Bimbingan
dan Konseling Bidang Bimbingan Pribadi. Yogyakarta: Paramitra
Publishing.
Widodo, Ari. 2006. Revisi Taksonomi Bloom dan Pengembanagn Butir
Soal. Buletin Puspendik. 3(2), 18-29.
Winkel dan Sri Hastuti. 2006. Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
Widyoko, Eko Putro. 2014. Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Yusuf, syamsu. 2009. Program Bimbingan dan Konseling di sekolah.
Bandung: Rizqi Press.
86
LAMPIRAN
87
Lampiran 1
DATA GURU BK SMP NEGERI KOTA SEMARANG
TAHUN AJARAN 2015/2016
(sumber : Dinas Pendidikan, 2015)
NAMA NIP TEMPAT TUGAS
H. Nusantara , Drs.MM 19601010 198803 1 015 SMP N 01 SEMARANG
Susetyaningsih, Dra. 19600702 198703 2 003 SMP N 01 SEMARANG
Safaatun, S.Pd 19661216 199003 2 009 SMP N 01 SEMARANG
Veronica Indarswati,
S.Psi, M.Si 19780329 200903 2 004 SMP N 01 SEMARANG
Enny Setyawati, S.Pd. 19590314 198403 2 003 SMP N 02 SEMARANG
Sukati, S.Pd, M.Si., Kons. 19660910 199203 2 009 SMP N 02 SEMARANG
Dra. Ani Prihatin Joediati,
M.Pd. 19661214 200604 2 006
SMP N 02 SEMARANG
Bani Haris, S.Ag, M.Si 19720523 199702 1 002 SMP N 02 SEMARANG
Drs.Suryo Atmojo 195703041978021006 SMP N 03 SEMARANG
Dra.Nunuk Supatmiwati 196103041987032006 SMP N 03 SEMARANG
Drs.Sutarno 196609071998021003 SMP N 03 SEMARANG
Sri Winarni ,S.Pd 196610281995122004 SMP N 03 SEMARANG
Drs. Supriyono 196011291987031004 SMP N 04 SEMARANG
Sri Hariningsih, S.Pd 195704101981032008 SMP N 04 SEMARANG
Helena Lilis Vonawati,
S.Pd 196310071984032008
SMP N 04 SEMARANG
Sri Andayani 19581125 198111 2 001 SMP N 05 SEMARANG
H a r i n i 19550810 198603 2 002 SMP N 05 SEMARANG
Jirahayu 19650108 198703 2 004 SMP N 05 SEMARANG
Eko Rustanto 19790516 200903 1 002 SMP N 05 SEMARANG
Sri Wahyu Puji
Astuti,S.Pd 197206202008012004
SMP N 06 SEMARANG
Renny Imelda,S.Psi,S.Pd 197106032008012005 SMP N 06 SEMARANG
Mia Indah 198505062009032006 SMP N 06 SEMARANG
88
Kusumawati,S.Pd
Dra. Sri Ardiati 19561012 198203 2 009 SMP N 07 SEMARANG
Dra. Niken Prabandari 19640315 198703 2 013 SMP N 07 SEMARANG
Ahmad Saekhan, S.Pd 196311121984051007 SMP N 08 SEMARANG
Dewi Cahya Haksini,Dra 196203271988032006 SMP N 08 SEMARANG
Katmiati, S.Pd 196304072006042001 SMP N 08 SEMARANG
Tri Maryani, Dra 19630326 2007012003 SMP N 08 SEMARANG
Wiwik Diah Murniaty,
S.Pd 19611027 198401 2 001 SMP N 09 SEMARANG
Drs. Agus Purjono 19610820 198703 1 007 SMP N 09 SEMARANG
Dra. Tina Atik Prihatini 19640107 200604 2 003 SMP N 09 SEMARANG
Ch.
RETNANINGSIH,M.Pd 19590916 198603 2 004
SMP N 10 SEMARANG
HARTATI AGUSTIYANI 19671023 198903 2 008 SMP N 10 SEMARANG
Dra. SITI MARFU'AH 19671212 199802 2 001 SMP N 10 SEMARANG
Dra. MUZTAHIDAH 1968072 200501 2 010 SMP N 10 SEMARANG
DRA.TRISNANINGSIH 196302081987032010 SMP N 11 SEMARANG
Dra.SRI
HASTUTI,M.PD,Kons 196612051990032007
SMP N 11 SEMARANG
TRI SUWARNI, S.Pd 198410212009032003 SMP N 11 SEMARANG
SANTINA,S.Pd. NON PNS SMP N 11 SEMARANG
Dra. Sri Budi Dadiningsih 195910021986032010 SMP N 12 SEMARANG
Dra. Nunuk Malika Nurul
H. 195905221986032005 SMP N 12 SEMARANG
Suryo Muryanto, S.Pd. 196301231989031009 SMP N 12 SEMARANG
Hj. Suyati, S.Pd. 195907161984032007 SMP N 12 SEMARANG
Th. Sulistyawati, S.Pd 195804021981032007 SMP N 13 SEMARANG
Dra. Nunik Budi S. Kons - SMP N 13 SEMARANG
Muarifah S.Pd - SMP N 13 SEMARANG
Agnes Hermin R, S.Pd - SMP N 13 SEMARANG
Henny Ernawati, S.Pd - SMP N 13 SEMARANG
89
Dra. Hj. SRI HARTATI 195901281979032003 SMP N 14 SEMARANG
EDY BUDOYO, S.Pd 196505231989031010 SMP N 14 SEMARANG
ENDANG SETYOWATI,
S.Pd 196506261987032014 SMP N 14 SEMARANG
PRIBADI, S.Pd 196510251986021004 SMP N 14 SEMARANG
Dra. RM.NENTIN
YULSASIH 196607192006042004 SMP N 14 SEMARANG
Iriani, S.Pd,Kons. 196303191983032005 SMP N 15 SEMARANG
Dra. Hj. Umi Hanik 196401011990032013 SMP N 15 SEMARANG
Nurul Aliem, S.Psi 198509192009032006 SMP N 15 SEMARANG
Dra. S u t i n i 196711102008012008 SMP N 15 SEMARANG
Supiyarto, BA 19590404 198503 1 014 SMP N 16 SEMARANG
Iswanti, S.Pd 19600704 198703 2 003 SMP N 16 SEMARANG
Dra. Musiamah 19671203 199802 2 002 SMP N 16 SEMARANG
Bedjo Eko Prajitno, S.Pd 19591020 198601 1 003 SMP N 16 SEMARANG
Dra.Sartini 19640421 198803 2 005 SMP N 17 SEMARANG
Dra.Maryatun 19680221 200501 2 009 SMP N 17 SEMARANG
Horsman Rita Maria M,
S.Pd 19710823 200903 2 002 SMP N 17 SEMARANG
HARTININGTYAS, S.Pd 195902191987032003 SMP N 18 SEMARANG
Dra. SITI AISYAH 196704111995122001 SMP N 18 SEMARANG
ONENG WULANDARI 198401182009032009 SMP N 18 SEMARANG
TRI ASTUTI
SETYORINI, S.Psi 198106012010012033 SMP N 18 SEMARANG
Maryati, S.Pd. 19630418 198303 2011 SMP N 19 SEMARANG
Heri Susilo, S.Psi. 19741122 200903 1001 SMP N 19 SEMARANG
Fitri Windi Astuti, S.Psi. 19841020 200903 2 008 SMP N 19 SEMARANG
FIRSTY MAHNANI
YUDHANINGTYAS,S.Pd 19601231 198111 2 011 SMP N 20 SEMARANG
Dra. NANIK
SETYOWATI 19631123 199512 2 001 SMP N 20 SEMARANG
90
DRS. ISKANDAR 19630625 200701 1 006 SMP N 20 SEMARANG
Asri Mutuwanti ,S.Pd 19561020 197701 2 004 SMP N 21 SEMARANG
Fuaidiyati ,S.Pd 19600729 198603 2 014 SMP N 21 SEMARANG
Lilis Tri Saktini ,S.Pd,
M.Pd 19650209 198903 2 006 SMP N 21 SEMARANG
Agus Prabowo S.B, M.Pd. 19610802 198302 1 003 SMP N 22 SEMARANG
Rofiin, S.Pd. 19700908 200212 1 006 SMP N 22 SEMARANG
Anita Rakhmi S., S.Pd. 19770519 200903 2 001 SMP N 22 SEMARANG
Tunggul Widyastuti, S.Pd. 19810202 201001 2 025 SMP N 22 SEMARANG
Hapsari Nurcahyani S.Psi. 198308042010012024 SMP N 23 SEMARANG
Anik Masrifaniah Rahayu
S Pd 198410162009032004 SMP N 23 SEMARANG
Susi Eriyani, S.Pd 196205231983042006 SMP N 24 SEMARANG
Dra. Yuniarti 196704011995122003 SMP N 24 SEMARANG
Candra Aprelia, S.Pd 198304232009032007 SMP N 24 SEMARANG
Dyan Yuni Rachmawati,
S.Psi NON PNS
SMP N 24 SEMARANG
YULIATININGSIH,S.Pd. 19560705 198203 2 004 SMP N 25 SEMARANG
Dra. THERESIA INDAH
ABRIANISASI 19660624 199003 2 006 SMP N 25 SEMARANG
SRI WRESNI,S.Pd. 19641223 200801 2 003 SMP N 25 SEMARANG
Sukasti, S.Pd 19600919 198703 2 012 SMP N 26 SEMARANG
Rini Andayani S.Pd 19681001 200801 2 014 SMP N 26 SEMARANG
Tri Setyaningsih, S.Pd 19730306 200801 2 011 SMP N 26 SEMARANG
Fendi Ermawan, S.Pd 19760226 200801 1 008 SMP N 26 SEMARANG
Yani Husniati, S.Pd 19630129 198803 2 005 SMP N 26 SEMARANG
SURATI, SPd 195709021982032005 SMP N 27 SEMARANG
MUDJIONO, SPd 195503191985031007 SMP N 27 SEMARANG
V. WINDARTI, S.Pd 198103072005012009 SMP N 27 SEMARANG
Dra. Siwinarti, M.Pd 19590507 198703 2 003 SMP N 28 SEMARANG
Dra. Rr.DatengRejeki 19620117 198602 2 002 SMP N 28 SEMARANG
91
Dewi Cahyaningsih, MM
Widayati, S.Pd 19670908 200501 2 007 SMP N 28 SEMARANG
Widiyarini, S.Pd 19800816 200903 2 006 SMP N 28 SEMARANG
Dra. Retno Ambarwati 196209121987032010 SMP N 29 SEMARANG
Sulistyaningsih, S.Pd. 197112052007012006 SMP N 29 SEMARANG
Yoga Ayu Oktaria
Rosawati,S.Psi 198310282009032002 SMP N 29 SEMARANG
Wahyuni,S..Psi NON PNS SMP N 29 SEMARANG
Dra. WIDYANINGSIH 196209111986092001 SMP N 30 SEMARANG
SUKAEMI, S.Pd 196010101984032019 SMP N 30 SEMARANG
MUNADI, S.Pd 196502161988031009 SMP N 30 SEMARANG
DRA. SULISTYORINI 19600228 198803 2 004 SMP N 31 SEMARANG
RIS SUMARYANI, S.PD 19731227 199403 2 005 SMP N 31 SEMARANG
Drs. SUNARNO 195807071986031021 SMP N 32 SEMARANG
KUN INDAH HARTATI,
BA 196202031989032007 SMP N 32 SEMARANG
ELIZABETH DIYAH S,
S.Pd 196902172008012005 SMP N 32 SEMARANG
SUSILOWATI, S.Pd 19581209 198503 2 006 SMP N 33 SEMARANG
Dra. ETTY ZURAIDA 19620401 198703 2 006 SMP N 33 SEMARANG
TUTY RAHAYU, S.Pd 19630811 200801 2 001 SMP N 33 SEMARANG
Dra. Sri Sunarti 196311041992032006 SMP N 34 SEMARANG
Sri Untari, S.Pd 196504211989022005 SMP N 34 SEMARANG
Sri Kusyati, S.Pd 195802031987032002 SMP N 34 SEMARANG
Prihatin, S.Pd 196003241987032002 SMP N 34 SEMARANG
Ekwanto HS, BA 19570622 198603 1 007 SMP N 35 SEMARANG
Suwarto, S.Pd 19671101 199303 1 003 SMP N 35 SEMARANG
Mariyoto, S.Pd 19641018 199802 1 002 SMP N 36 SEMARANG
Lulus Pujiati, S.Pd 19650630 198902 2 002 SMP N 36 SEMARANG
Nanik Dwihastuti,
S.Pd,M.Si. 19750930 199403 2 002 SMP N 36 SEMARANG
92
Marta Suliastiningsih,
S.Pd,M./Si. 19750313 200701 2 017 SMP N 36 SEMARANG
Endang Pudji Astuti,
S.Pd., Kons 196007301979112004 SMP N 37 SEMARANG
Dra. Kristina Yuliati 196607152005012003 SMP N 37 SEMARANG
Indah Winarti, S.Pd. 196802262007012004 SMP N 37 SEMARANG
Endriana Ambarwati,
S.Pd.,MSi 19640115 199802 2 001 SMP N 38 SEMARANG
Wigati Yanti,S.Pd.,MSi. 19621214 198803 2 006 SMP N 38 SEMARANG
Dra. Sri Setyaningsih 19630808 199412 2 001 SMP N 39 SEMARANG
Sri Rejeki, S.Pd 19640402 198703 2 011 SMP N 39 SEMARANG
Kusriningsih, S.Pd 19670908 200212 2 001 SMP N 39 SEMARANG
Budi Suryanti, S.Pd 19620814 199302 2 001 SMP N 39 SEMARANG
Suatmiati,S.Pd 19600827 198501 2 001 SMP N 40 SEMARANG
Dra. Biif Nur Wahyu Eny 19640830 198903 2 002 SMP N 40 SEMARANG
Dra. Eka Parasita 19660914 199512 2 003 SMP N 40 SEMARANG
Lia Tri Prasasti,S.Pd 19840404 200903 2 011 SMP N 40 SEMARANG
Dra.Nurwakhidah
Pramudiyati 19650305 199003 2 006 SMP N 41 SEMARANG
Eksi Kristiyani, S.Pd. 19671110 199802 2 001 SMP N 41 SEMARANG
Enggi Suwahuni, S.Pd. 19740412 200701 2 020 SMP N 41 SEMARANG
Nunik Prihatini, S.Pd. 19770625 200801 2 009 SMP N 41 SEMARANG
93
Lampiran 2
DAFTAR SAMPEL PENELITIAN
GURU BK SMP NEGERI KOTA SEMARANG TAHUN AJARAN 2015/2016
Wilayah Nama Sekolah Nama Guru BK
Pusat kota
SMP Negeri 2
Enny Setyawati, S.Pd.
Sukati, S.Pd, M.Si.,
Kons.
Dra. Ani Prihatin
Joediati, M.Pd.
SMP Negeri 3
Drs.Suryo Atmojo
Dra.Nunuk Supatmiwati
Drs.Sutarno
SMP Negeri 32
Drs. SUNARNO
KUN INDAH
HARTATI, BA
ELIZABETH DIYAH S,
S.Pd
jumlah 3 sekolah 9 guru
Transisi
SMP Negeri 14
Dra. Hj. SRI HARTATI
EDY BUDOYO, S.Pd
ENDANG
SETYOWATI, S.Pd
PRIBADI, S.Pd
Dra. RM.NENTIN
YULSASIH
SMP Negeri 10
Ch.
RETNANINGSIH,M.Pd
HARTATI
AGUSTIYANI
Dra. SITI MARFU'AH
SMP Negeri 33
SUSILOWATI, S.Pd
Dra. ETTY ZURAIDA
TUTY RAHAYU, S.Pd
SMP Negeri 17
Dra.Sartini
Dra.Maryatun
Horsman Rita Maria M,
S.Pd
SMP Negeri 27
SURATI, SPd
MUDJIONO, SPd
V. WINDARTI, S.Pd
SMP Negeri 15
Iriani, S.Pd,Kons.
Dra. Hj. Umi Hanik
Nurul Aliem, S.Psi
Dra. S u t i n i
SMP Negeri 12 Dra. Sri Budi
94
Dadiningsih
Dra. Nunuk Malika
Nurul H.
Suryo Muryanto, S.Pd.
Hj. Suyati, S.Pd.
jumlah 7 sekolah 25 guru
Pinggiran
SMP Negeri 31
DRA. SULISTYORINI
RIS SUMARYANI,
S.PD
SMP Negeri 22
Agus Prabowo S.B,
M.Pd.
Rofiin, S.Pd.
Anita Rakhmi S., S.Pd.
Tunggul Widyastuti,
S.Pd.
jumlah 2 sekolah 6 guru
TOTAL 11 SEKOLAH 40 GURU
95
Lampiran 3
KISI- KISI INSTRUMEN UJI COBA
PEMAHAMAN GURU BK TENTANG LAYANAN BK KLASIKAL
VARIABEL SUBVARIABEL INDIKATOR DISKRIPTOR ITEM
B S
Pemahaman
guru BK
tentang
layanan BK
format
klasikal
5. Layanan
Orientasi
1.8 Pengertian
Layanan
Orientasi
1.8.1 Menjelaskan
Pengertian
Layanan
Orientasi
1 2,3
1.9 Tujuan
Layanan
Orientasi
1.9.1 Menjabarkan
tuuan Layanan
Orientasi
4 5
1.10 Fungsi
Layanan
Orientasi
1.10.1 Menyebutkan
Fungsi
Layanan
Orientasi
6 7
1.11 Ruang
Lingkup
Layanan
Orientasi
1.11.1 Memberikan
contoh Ruang
Lingkup
Layanan
Orientasi
8 9,10
1.12 Tahap
Perencanaan
1.12.1 Menetapkan
materi layanan
orientasi
11 12
1.12.2 Menetapkan
tujuan layanan
13 14
1.12.3 Menetapkan
sasaran
layanan
15 16
1.12.4 Menetapkan
bahan, sumber
bahan dan
nara sumber
terkait.
17 18
1.12.5 Menetapkan
metode dan
teknik khusus.
19 20
1.12.6 Menentukan
waktu
pelaksanaan
21 22
1.13 Tahap
Pelaksanaan
1.13.1 Pembukaan,
rapport dan
penyampaian
tujuan.
23 24,
25
1.13.2 Kegiatan inti 26,2 28
96
layanan
orientasi
meliputi
eksplorasi,
elaborasi, dan
konfirmasi.
7
1.13.3 Penutup,
kesimpulan,
umpan balik,
dan tindak
lanjut
29,3
0
31
1.14 Evaluasi 1.14.1 Evaluasi
proses
32
1.7.3 Evaluasi hasil 33
1.7.4 Tindak lanjut 34
6. Layanan
Informasi
2.8 Pengertian
layanan
informasi
2.8.1 Menjelaskan
pengertian
layanan
informasi
35,
36
37
2.9 tujuan
layanan
informasi
2.9.1 menjabarkan
tujuan tujuan
layanan
informasi
38 39
2.10 Fungsi
layanan
informasi
2.10.1 Menyebutkan
fungsi layanan
informasi
40 41
2.11 Ruang
lingkup
layanan
informasi
2.11.1 Memberikan
contoh ruang
lingkup
layanan
informasi
42,
43
44
2.12 Perenca
naan
2.12.1 Menetapkan
materi layanan
informasi.
45 46
2.12.2 Menetapkan
tujuan layanan
informasi.
47 48
2.12.3 Menetapkan
sasara layanan
informasi.
49
2.12.4 Menetapkan
bahan, sumber
bahan dan nara
sumber terkait.
50 51
2.12.5 Menetapkan
metode dan
teknik khusus.
52,
53
54
97
2.13 Pelaksan
aan/inti
2.13.1 Pembukaan,
rapport, dan
penyampaian
tujuan.
55,
56
57,
58
2.13.2 Kegiatan inti
layanan
informasi
meliputi
eksplorasi,
elaborasi, dan
konfirmasi.
59,
60,
61
62
2.13.3 Penutup,
kesimpulan,
umpan balik,
dan tindak
lanjut.
63,
64
2.14 Evaluasi 2.14.1 Evaluasi
proses
65
2.14.2 Evaluasi hasil 66
2.14.3 Tindak lanjut 67
7. Layanan
Penguasaan
Konten
3.8 pengertian
layanan
penguasaan
konten
3.8.1 menjelaskan
pengertian
layanan
penguasaan
konten
68,
69
70
3.9 Tujuan
layanan
penguasaan
konten
3.9.1 Menjabarkan
tujuan layanan
penguasaan
konten
71 72
3.10 Fungsi
penguasaan
konten
3.10.1 Menyebutkan
fungsi layanan
penguasaan
konten
73 74
3.11 Rung
lingkup
penguasaan
konten.
3.11.1 Memberikan
contoh ruang
lingkup
layanan
penguasaan
konten
75,
76
77
3.12 Tahap
Perencanaan
3.12.1 Menetapkan
materi layanan
penguasaan
konten.
78 79
3.12.2 Menetapkan
tujuan layanan
penguasaan
konten.
80 81
98
3.12.3 Menetapkan
sasaran
layanan
penguasaan
konten.
82
3.12.4 Menetapkan
bahan, sumber
bahan dan nara
sumber terkait.
83 84
3.12.5 Menetapkan
metode dan
teknik khusus.
85 86
3.13 Pelaksan
aan/inti
3.13.1 Pembukaan,
rapport dan
penyampaian
tujuan.
87,
88
89
3.13.2 Kegiatan inti
layanan
penguasaan
konten
meliputi
eksplorasi,
elaborasi, dan
konfirmasi
90,
91,
92
93
3.13.3 Penutup,
kesimpulan,
umpanbalik
dan tindak
lanjut
94,
95
96
3.14 Evaluasi 3.14.1 Evaluasi
proses
97
3.14.2 Evaluasi hasil 98
3.14.3 Tindak lanjut 99,
100
101
8. Layanan
Penempatan
dan
Penyaluran
4.9 Pengertian
layanan
penempatan
dan
penyaluran.
4.9.1 Menjelaskan
pengertian
layanan
penempatan
dan
penyaluran
102,
103
104
4.10 Tujuan
laynan
penempatan
dan
penyaluran
4.10.1 Menjabarkan
tujuan layanan
penempatan
dan penyaluran
105 106
4.11 Fungsi
laynaan
4.11.1 Menyebutkan
fungsi layanan
107 108
99
penempatan
dan
penyaluran
penempatan
dan penyaluran
4.12 Ruang
lingkup
layanan
penempatan
dan
penyaluran.
4.12.1 Memberikan
contoh ruang
lingkup
layanan
penempatan
dan penyaluran
109 110,
111
4.13 Perenca
naan
4.13.1 Menetapkan
materi layanan
penempatan
penyaluran.
112,
113
114
4.13.2 Menetapkan
tujuan
pemberian
layanan.
115 116
4.13.3 Menetapkan
sasaran
layanan.
117
4.13.4 Menetapkan
bahan, sumber
bahan dan nara
sumber terkait.
118 119
4.13.5 Menetapkan
metode dan
teknik khusus.
120
4.14 Pelaksan
aan/inti
4.14.1 Pembukaan,
rapport, dan
penyampaian
tujuan.
121,
122,
123
124
4.14.2 Kegiatan inti
layanan
penempatan
penyaluran
meliputi
eksplorasi,
elaborasi, dan
konfiramasi.
125,
126
127
4.14.3 Penutup,
kesimpulan,
umpan balik
dan tindak
lanjut.
128,
129
4.15 Evaluasi 4.15.1 Evaluasi
proses
130
4.15.2 Evaluasi hasil 131
100
4.15.3 Tindak lanjut 132
4.16 perbeda
an
pelaksanaan
layanan
penguasaan
konten
dengan
layanan
format
klasikal lain.
4.16.1 Membedakan
dengan
pelaksanaan
layanan
orientasi.
133 134
4.16.2 Membedakan
dengan
pelaksanaan
layanan
informasi.
135,
136
4.16.3 Membedakan
dengan
pelaksanaan
layanan
penguasaan
konten.
137 138
101
Lampiran 4
PELAYANAN BK FORMAT KLASIKAL DI SEKOLAH
A. Pengantar
Dengan hormat,
Pernyataan dalam instrumen ini berisi tentang pelaksanaan layanan BK format
klasikal. Maksud dan tujuan disusunnya instrumen ini untuk mengetahui tentang
pelaksanaan layanan BK format klasikal di SMP se-Kota semarang, serta
diharapkan bermanfaat untuk membantu meningkatkan mutu bimbingan dan
konseling di sekolah.
Sehubungan dengan tujuan tersebut diatas Bapak/Ibu dimohon menjawab
pertanyaan pada instrumen sesuai kemampuan Bapak/Ibu. Jawaban yang
Bapak/Ibu berikan akan dijamin kerahasiaanya dari pihak-pihak yang tidak
berwenang.
Atas partisipasi, bantuan dan kerjasama yang telah Bapak/Ibu berikan, saya
mengucapkan terimakasih.
B. Petunjuk
1. Isilah identitas pada lembar jawab yang disediakan.
2. Berikut ini terdapat 138 pernyataan. Setiap pernyataan diikuti 2 pilihan
jawaban sebagai berikut :
B : Bila pernyataan tersebut dianggap benar oleh bapak/ibu.
S : Bila pernyataan tersebut dianggap salah oleh bapak/ibu.
3. Jawaban ditulis pada lembar jawab yang telah disediakan.
4. Pilihlah salah satu jawaban yang menurut bapak/ibu sesuai, dengan
cara memberikan tanda centang (√) pada kolom yang tersedia.
5. Pastikan tidak ada pernyataan yang belum dijawab ketika bapak/ibu
mengumpulkan kembali.
C. Contoh Pengisian
1. Layanan informasi dapat dilakukan dengan format klasikal.
No B S
1. V
Jika bapak/ibu merasa bahwa layanan informasi dapat dilakukan dengan
format klasikal, maka berilah tanda centang (√) pada kolom Benar (B).
- SELAMAT MENGERJAKAN -
102
A. Layanan Bimbingan dan Konseling Format Klasikal
No Pernyataan
1 Layanan orientasi merupakan layanan bimbingan yang dilakukan untuk
memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang terhadap lingkungan yang
baru dimasukinya.
2 Siswa kelas tiga tidak memerlukan layanan orientasi
3 Siswa kelas dua sangat memerlukan layanan orientasi tentang sekolah
4 Tujuan layanan orientasi berhasil ketika siswa dapat berorientasi dengan
baik
5 Salah satu penyebab prestasi siswa kurang maksimal karena siswa tidak bisa
menyesuaikan diri dengan lingkungan.
6 Mencegah agar siswa tidak salah dalam memilih lingkungan yang tidak
sesuai dengan dirinya adalah salah satu fungsi layanan orientasi
7 Siswa mempunyai pemahaman bahwa lingkungan sekitar harus sesuai
dengan apa yang diharapkan merupakan fungsi layanan orientasi.
8 Layanan orientasi mencakup bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir
9 Contoh layanan orientasi bidang karir yaitu menjelaskan ekstrakulikuler
yang ada di sekolah
10 Layanan orientasi hanya boleh diberikan oleh guru BK
11 Pada awal semester guru BK memberikan needassesment kepada siswa.
12 Materi orientasi tidak harus dari needassesment, sesuai dengan materi yang
guru BK miliki.
13 Sebelum memberikan layanan orientasi guru BK menentukan tujuan
orientasi
14 Tujuan orientasi tidak harus sesuai dengan materi yang akan diberikan
15 Guru BK menentukan sasaran layanan sesuai dengan materi yang ingin
disampaikan.
16 Orang tua siswa juga bisa menjadi sasaran layanan orientasi.
17 Materi orientasi di buat oleh guru BK berdasarkan pengetahuan guru BK.
18 Dalam kegiatan orientasi narasumbernya hanya guru BK.
19 Guru BK menentukan teknik penyampaian materi orientasi harus
103
mempertimbangakan materi yang akan disampaikan.
20 Layanan orientasi dilakukan dengan metode ceramah saja agar lebih efektif.
21 Layanan orientasi diberikan kepada siswa pada saat pertama siswa masuk
sekolah
22 Guru BK ikut berperan aktif pada saat masa orientasi siswa baru,
23 Guru BK selalu membuka dengan salam dan berda’o sebelum kegiatan
klasikal dimulai.
24 Setelah mengucapkan salam guru BK langsung memberikan materi karenan
siswa selalu siap untuk menerima materi.
25 Guru BK tidak harus menyampaikan tujuan dari layanan karena siswa
harusnya sudah tahu.
26 Siswa dilibatkan dalam mencari diberbagai sumber tentang materi layanan
orientasi yang disampaikan.
27 Guru bk memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa, guru dan sumber
belajar lainya.
28 Materi yang diberikan tidak harus sama degan satlan yang dibuat
29 Siswa dapat menyimpulkan apa yang dibahas pada pembahasan materi
30 Guru BK tidak perlu menyimpulkan materi yang sudah dibahas.
31 Guru BK menutup layanan dengan berdoa.
32 Setelah memberikan layanan orientasi guru BK mengevaluasi proses
pemberian layanan.
33 Evaluasi hasil dilakukan agar guru BK mengetahui bagaimana proses
layanan berlangsung.
34 Tindak lanjut dalam layanan orientasi bisa berupa layanan penguasan
konten.
35 Layanan informasi salah satu komponen dalam BK yang membekali peserta
didik dengan pengetahuan tetang data dan fakta dibidang belajar, karir,
pribadi dan sosial.
36 Layanan informasi membantu peserta didik untuk membuat rencana
kehidupan pada masa kini dan masa yang akan datang.
37 Layanan informasi mengharuskan peserta didik untuk mempraktikan
104
informasi yang didapat.
38 Layanan informasi bertujuan untuk membekali siswa dengan berbagai
pengetahuan dan pemahaman yang berguna.
39 Siswa sudah bisa merencanakan jenjang karir selanjutnya merupakan tujuan
layanan informasi.
40 Fungsi utama layanan informasi adalah pencegahan dan pemahaman
41 Mencegah agar siswa tidak salah dalam memilih ekstrakulikuler merupakan
fungsi layanan informasi.
42 Informasi yang diberikan kepada siswa harus sesuai dengan kebutuhan
siswa dan selalu update.
43 Materi sopan santun adalah salah satu Layanan informasi bidang bimbingan
sosial.
44 Informasi jenjang karir selanjutnya setelah lulus SMP sangat penting untuk
siswa kelas 1.
45 Dalam menetapkan materi layanan informasi guru BK berpedoman pada
hasil needasesment.
46 Materi yang diberikan berupa informasi karir, belajar, sosial, dan budaya
47 Menentukan tujuan layanan informasi berguna agar layanan dapat
semaksimal mungkin.
48 tujuan layanan informasi secara umum adalah memberikan pemahaman
siswa terhadap ketrampilan tertentu.
49 Guru BK menentukan sasaran layanan informasi sesuai needasesment
50 Guru BK menggunakan fasilitas sekolah untuk menunjang layanan
informasi
51 Petugas kepolisian dapat menjadi nara sumber tentang kesehatan
lingkungan.
52 Dalam menetapkan metode guru BK hendaknya memilih sesuai dengan
materi yang akan disampaikan.
53 Metode karya wisata dapat membantu siswa belajar dengan menggunakan
berbagai sumber yang ada dalam masyarakat yang dapat menunjang
perkembangan mereka
105
54 metode ceramah sangat tepat digunakan karena siswa dapat mendiskusikan
informasi yang didapatnya.
55 Guru BK perlu membina hubungan baik sebelum memberikan layanan.
56 Icebreaking perlu diberikan ketika awal layanan
57 Penyampaian tujuan layanan informasi kepada siswa bertujuan agar siswa
mengetahui manfaat dari layanan.
58 Guru BK akan memulai layanan informasi walaupun siswa belum siap
karena mengingat waktu.
59 Sebelum pemberian materi layanan informasi guru BK menanyakan persesi
siswa terhadap materi yang akan diberikan.
60 Dalam kegiatan eksplorasi yang harus diperhatikan guru BK antara lain
siswa berperan aktif dalam setiap kegiatan.
61 Siswa diajak berlatih untuk menerapkan informasi yang didapatkan.
62 Guru BK menjadi nara sumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan
siswa.
63 Guru BK menyimpulkan isi layanan.
64 Diakhir layanan guru BK menanyakan kesan dan pesan selama kegiatan
layanan.
65 Evaluasi proses digunakan untuk mengetahui bagaimana hasil yang dicapai.
66 Evaluasi hasil berguna untuk mengetahui proses layanan informasi.
67 Konseling individu bisa digunakan untuk tindak lanjut layanan informasi
68 Layanan penguasaan konten merupakan kegiatan belajar yang memperlajari
kemampuan atau kopetensi tertentu.
69 Konten yang diberikan merupakan kemampuan untuk mengatasi masalah
belajar saja karena masih dalam lingkungan sekolah.
70 Layanan penguasaan konten tidak harus mengajarkan kemampuan tertentu.
71 Siswa dapat menggunakan kemampuan yang dipelajarinya untuk
meyelesaikan masalah yang dihadapi bukti layanan penguasaan konten
berhasil.
72 Salah satu tujuan penguasaan konten adalah agar siswa mengetahui tentang
informasi tertentu
106
73 Setelah menguasai konten yang dajarkan guru BK, Taufik bisa mengatasi
masalah belajarnya. ini merupakan fungsi pengentasan dalam layanan
penguasaan konten.
74 Mengembangkan potensi diri siswa sekaligus memelihara potensi yang telah
ada bukanlah fungsi layanan penguasaan konten
75 Layanan penguasaan konten bisa mencangkup masalah karir
76 Layanan penguasaan konten bisa diberikan kepada seorang individu
77 Dalam mengajarkan konten tertentu hanya perlu satu pertemuan saja.
78 Guru BK menetapkan materi layanan penguasaan konten berdasarkan
needassesment
79 materi yang dipilih dari hasil needassesment berdasarkan tingkat yang
paling rendah
80 Tujuan layanan penguasaan konten ditetapkan berdasarkan materi yang
akan diberikan.
81 Secara umum tujuan layanan penguasaan konten agar siswa dapat mengerti
suatu informasi.
82 Sasaran layanan penguasaan konten ialah siswa
83 Sumber bahan dapat diperoleh melalui buku maupun internet.
84 Bahan yang diperlukan dalam layanan penguasaan konten disiapkan oleh
siswa.
85 Pemberian layanan penguasaan konten dapat dilakukan dengan media film
pemberlajaran.
86 Teknik khusus dalam layanan penguasaan konten berupa pelatihan konten
tertentu.
87 Pembukaan dalam layanan penguasaan konten berbeda dengan layanan
yang lain.
88 Hubungan yang baik pada awal pertemuan menentukan keberhasilan
layanan.
89 Materi layanan penguasaan konten diberikan ketika siswa siap.
90 Guru BK menanyakan persepsi siswa tentang materi yang akan diberikan.
91 Setiap layanan penguasaan konten diikuti pemberian tugas.
107
92 Guru BK dapat mengenalkan lingkungan baru dengan layanan penguasaan
konten
93 Guru BK dapat memberikan pertanyaan seputar materi layanan kepada
siswa.
94 Diakhir layanan guru BK menyimpulkan inti layanan diberikan.
95 Umpan balik berguna agar siswa dapat memahami layanan infomasi
96 Guru BK menutup layanan penguasaan konten dengan do’a.
97 Evaluasi proses dalam layanan penguasaan konten berbeda dengan layanan
yang lain.
98 Hasil layanan yang baik ketika siswa mendapat manfaat dari konten yang
diberikan
99 Kajian pustaka bisa digunakan untuk tindak lanjut layanan penguasaan
konten
100 Tindak lanjut dilakukan berdasarkan hasil evaluasi,
101 Guru BK tidak perlu membuat laporan pelaksanaan program.
102 Guru BK membantu siswa dalam menentukan pilihan secara tepat sesuai
dengan bakat, minat dan kondisi pribadi siswa tersebut.
103 Menentukan kelompok belajar merupakan salah satu bentuk layanan
penempatan dan penyaluran
104 Guru BK dalam memberikan layanan penempatan dan penyaluran berfokus
pada minat siswa.
105 Membantu siswa agar mampu mengekspresikan bakat serta minatnya
merupakan tujuan layanan penempatan dan penyaluran.
106 Layanan penempatan dan penyaluran membantu siswa dalam menentukan
penjurusan sesuai dengan keinginan siswa dan orang tua siswa.
107 Mencegah agar potensi yang ada dalam diri siswa tidak berkembang dengan
baik salah satu fungsi layanan penempatan dan penyaluran
108 Fungsi pemeliharaan dan pengambangan dimaksudkan agar terpelihara dan
berkembanganya minat yang dimiliki siswa.
109 Guru BK menentukan tempat duduk siswa di dalam kelas.
110 Siswa menentukan kelompok belajar sesuai dengan yang disukai tanpa
108
capur tangan guru BK
111 guru BK juga bertanggung jawab dalam menempatkan siswa yang akan
melanjutkan ke jenjang SMA/SMK sesuai dengan minat, bakat, dan
keadaan sosial siswa
112 Layanan penempatan dan penyaluran didahului dengan pengungkapan
kondisi fisik,akademik dan psikologis siswa.
113 Materi layanan penempatan dan penyaluran dapat ditentukan dengan
pengamatan langsung.
114 Cara memilih teman termasuk layanan penempatan dan penyaluran.
115 Secara umum tujuan layanan penempatan dan penyaluran agar siswa dapat
beradaptasi dengan lingkungan barunya.
116 Guru BK menentukan tujuan layanan penempatan penyaluran tergantung
materi yang akan diberikan.
117 Sasaran layanan penempatan dan penyaluran yaitu siswa
118 Guru BK dapat memanfaatkan media powerpoint untuk mendukung
pemberian layanan.
119 Guru BK bisa mendatangkan narasumber dari luar sekolah untuk
menunjang layanan penempatan dan penyaluran.
120 Dengan metode ceramah layanan penempatan dan penyaluran dapat berjalan
dengan maksimal.
121 Guru BK membuka dengan ucapan salam dan berdo’a
122 Setelah mengucapkan salam guru BK memberikan materi layanan.
123 Tujuan layanan disampaikan kepada siswa pada tahap pembukaan
124 Pembinaan hubungan dapat dilakukan dengan game ringan.
125 Pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran sama dengan layanan
penguasaan konten.
126 Guru BK dapat mengatur posisi duduk dengan memperhatikan kondisi fisik
siswa.
127 Guru BK menjadi fasilitator dan narasumber dalam menjawab pertanyaan.
128 Guru BK menyimpulkan inti dari materi layanan penempatan dan
penyaluran tersebut.
109
129 Guru BK menutup layanan dengan salam penutup dan berdo’a
130 Penilaian proses dilakukan oleh guru BK
131 Evalusi hasil dilakukan dengan meyebarkan angket setelah pemberian
layanan.
132 Guru BK harus mempunyai cacatan lengkap seluruh siswa asuhnya agar
dapat dilakuakn tindak lanjut.
133 Dalam layanan penemparan dan penyaluran siswa ditempatkan sesuai
dengan keadaan siswa sedangkan layanan orientasi hanya mengenalkan saja
tanpa menempatkan
134 Dalam layanan penempatan dan penyaluran terdapat informasi didalamnya.
135 Layanan penguasaan konten melatih siswa agar menguasai konten tertentu
begitu juga dengan layanan penempatan dan penyaluran.
136 Layanan penempatan dan penyaluran dan layanan informasi sama-sama
menempatkan siswa ke lingkungan yang sesuai.
137 Pelaksanaan layanan informasi tidak membutuhkan action seperti layanan
penempatan dan penyaluran.
138 Dalam pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran siswa diberikan
penugasan.
----- -----
110
Lampiran 5
HASIL VALIDITAS PEMAHAMAN KONSEP DASAR LAYANAN BK FORMAT KLASIKAL
NO KODE butir soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 R1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1
2 R2 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1
3 R3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
4 R4 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
5 R5 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 R6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 R7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
8 R8 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1
9 R9 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1
10 R10 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1
11 R11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0
12 R12 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
13 R13 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
14 R14 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
15 R15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
16 R16 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
17 R17 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1
18 R18 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
19 R19 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1
20 R20 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1
21 R21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
22 R22 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
23 R23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
24 R24 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1
R TABEL 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404
111
R HITUNG 0.4265 0.5518
-
0.086 0.552 0.56972 0.603 0.45 0.662 0.4925
-
0.073 0.4320 0.6277 0.6247 0.484 0.43207
valid valid tidak
valid valid valid valid valid valid valid tidak
valid valid valid valid valid valid
butir soal
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1
0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
112
0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404
0.6989 0.4633 0.4320 0.4425 0.5284 0.5284 0.5510 0.5674 0.4984 0.05762 0.468 0.489 0.4563 0.4320 0.5362 0.186 0.607 valid valid valid valid valid valid valid valid valid tidak valid valid valid valid valid valid tidakvalid valid
butir soal
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1
1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1
0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1
0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1
0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
113
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1
0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404
0.4434 0.574 0.53425 -0.12 0.547 0.435 0.4130 0.632 0.439 0.25 0.5671 0.4214 0.675 0.6754 0.3451 0.564 0.601 0.421 valid valid valid tidak valid valid valid valid valid valid tidak valid valid valid valid valid valid valid valid valid
BUTIR SOAL
51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0
1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
114
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0
1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404
0.574 0.671 -0.95 0.572 -0.13 0.505 0.637 0.186 0.458 0.614 0.432 0.675 0.6601 -0.27 0.450 0.516 0.45 0.43 valid valid tidak valid valid tidak valid valid valid tidak valid valid valid valid valid valid tidak valid valid valid valid valid
BUTIR SOAL
69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85
0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
115
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404
0.43206 0.66 0.432 0.6106 0.487 0.665 0.582 0.02389 0.62506 0.481 0.4506 0.5752 0.4815 0.43276 0.4772 -0.2465 0.489 valid valid valid valid valid valid valid tidak valid valid valid valid valid valid valid valid tidak valid valid
BUTIR SOAL
86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1
1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1
1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0
1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0
1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1
0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
116
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0
0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0
1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404
0.511 0.487 0.57 0.671 -0.150 0.634 0.641 0.476 0.575 0.2014 0.439 0.611 0.53 -0.22 0.564 0.491 0.650 0.42 0.561 valid valid valid valid tidak valid valid valid valid valid tidak valid valid valid valid tidak valid valid valid valid valid valid
BUTIR SOAL
105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122
0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0
1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1
1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0
1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0
1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0
1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0
1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
117
1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1
1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1
0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404
0.681 0.446 0.428 0.536 0.446 0.489 -0.202 -0.679 0.489 0.428 0.472 0.446 0.418 0.5165 -0.6318 0.658 -0.6471 0.3817 valid valid valid valid valid valid tidak valid tidak valid valid valid valid valid valid valid tidak valid valid tidak valid tidak valid
BUTIR SOAL
123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 JUMLAH
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 99
1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 105
1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 93
1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 96
0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 120
0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 120
0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 109
0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 120
1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 80
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 117
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 80
0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 121
1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 90
0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 92
118
0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 121
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 104
1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 73
0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 117
0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 108
0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 108
0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 120
0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 120
0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 83
0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 93
0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404 0.404
2489
0.438 0.65 0.581 0.2491 0.567 0.5113 0.5891 0.444 0.5611 0.61161 0.63331 0.44672 0.47918 0.41901 0.49501 0.568
valid valid valid tidak valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
119
Lampiran 6
RELIABILITAS PEMAHAMAN TENTANG LAYANAN BK FORMAT
KLASIKAL
1. Reliabilitas pemahaman teori
Peneliti menggunakan aplikasi SPSS untuk menghitung reliabelitas
instrumen yang digunakan. Hasil dari penghitungannya yaitu :
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.906 138
Dari tabel diatas menunjukan bahwa r hitung adalah 0,906 lebih besar daripada r
tabel yaitu 0,404. Sehingga dapat disimpulkan bahwa intrumen pemahaman guru
BK tentang layanan BK format klasikal reliabel.
120
Lampiran 7
KISI – KISI INSTRUMEN PENELITIAN
PEMAHAMAN GURU BK TENTANG LAYANAN BK FORMAT
KLASIKAL
VARIABEL SUBVARIABEL INDIKATOR DISKRIPTOR ITEM
B S
Pemahaman
guru BK
tentang
layanan BK
format
klasikal
1. Layanan
Orientasi
1.1 Pengertian
Layanan
Orientasi
1.1.1 Menjelaskan
Pengertian
Layanan
Orientasi
1 2
1.2 Tujuan
Layanan
Orientasi
1.2.1 Menjabarkan
tuuan Layanan
Orientasi
3 4
1.3 Fungsi
Layanan
Orientasi
1.3.1 Menyebutkan
Fungsi
Layanan
Orientasi
5 6
1.4 Ruang
Lingkup
Layanan
Orientasi
1.4.1 Memberikan
contoh Ruang
Lingkup
Layanan
Orientasi
7 8
1.5 Tahap
Perencanaan
1.5.1 Menetapkan
materi layanan
orientasi
9 10
1.5.2 Menetapkan
tujuan layanan
11 12
1.5.3 Menetapkan
sasaran
layanan
13 14
1.5.4 Menetapkan
bahan, sumber
bahan dan
nara sumber
terkait.
15 16
1.5.5 Menetapkan
metode dan
teknik khusus.
17 18
1.5.6 Menentukan
waktu
pelaksanaan
19 20
1.6 Tahap
Pelaksanaan
1.6.1 Pembukaan,
rapport dan
penyampaian
21 22
121
tujuan.
1.6.2 Kegiatan inti
layanan
orientasi
meliputi
eksplorasi,
elaborasi, dan
konfirmasi.
23,2
4
25
1.6.3 Penutup,
kesimpulan,
umpan balik,
dan tindak
lanjut
26 27
1.7 Evaluasi 1.7.1 Evaluasi
proses
28 29
1.7.4 Evaluasi hasil 30
1.7.5 Tindak lanjut 31 32
2. Layanan
Informasi
2.1 Pengertian
layanan
informasi
2.1.1 Menjelaskan
pengertian
layanan
informasi
33 34
2.2 tujuan
layanan
informasi
2.2.1 menjabarkan
tujuan tujuan
layanan
informasi
35 36
2.3 Fungsi
layanan
informasi
2.3.1 Menyebutkan
fungsi layanan
informasi
37 38
2.4 Ruang
lingkup
layanan
informasi
2.4.1 Memberikan
contoh ruang
lingkup
layanan
informasi
39 40
2.5 Perencanaan 2.5.1 Menetapkan
materi layanan
informasi.
41 42
2.5.2 Menetapkan
tujuan layanan
informasi.
43 44
2.5.3 Menetapkan
sasara layanan
informasi.
45 46
2.5.4 Menetapkan
bahan, sumber
bahan dan nara
sumber terkait.
47 48
2.5.5 Menetapkan 49 50
122
metode dan
teknik khusus.
2.6 Pelaksanaan/
inti
2.6.1 Pembukaan,
rapport, dan
penyampaian
tujuan.
51 52
2.6.2 Kegiatan inti
layanan
informasi
meliputi
eksplorasi,
elaborasi, dan
konfirmasi.
53,5
4,55
56
2.6.3 Penutup,
kesimpulan,
umpan balik,
dan tindak
lanjut.
57 58
2.7 Evaluasi 2.7.1 Evaluasi
proses
59 60
2.7.2 Evaluasi hasil 61 62
2.7.3 Tindak lanjut 63
3. Layanan
Penguasaan
Konten
3.1 pengertian
layanan
penguasaan
konten
3.1.1 menjelaskan
pengertian
layanan
penguasaan
konten
64,6
5
66
3.2 Tujuan
layanan
penguasaan
konten
3.2.1 Menjabarkan
tujuan layanan
penguasaan
konten
67 68
3.3 Fungsi
penguasaan
konten
3.3.1 Menyebutkan
fungsi layanan
penguasaan
konten
69 70
3.4 Rung
lingkup
penguasaan
konten.
3.4.1 Memberikan
contoh ruang
lingkup
layanan
penguasaan
konten
71 72
3.5 Tahap
Perencanaan
3.5.1 Menetapkan
materi layanan
penguasaan
konten.
73 74
3.5.2 Menetapkan
tujuan layanan
75 76
123
penguasaan
konten.
3.5.3 Menetapkan
sasaran
layanan
penguasaan
konten.
77 78
3.5.4 Menetapkan
bahan, sumber
bahan dan nara
sumber terkait.
79 80
3.5.5 Menetapkan
metode dan
teknik khusus.
81 82
3.6 Pelaksanaan/
inti
3.6.1 Pembukaan,
rapport dan
penyampaian
tujuan.
83,8
4
85
3.6.2 Kegiatan inti
layanan
penguasaan
konten
meliputi
eksplorasi,
elaborasi, dan
konfirmasi
86,8
7
88
3.6.3 Penutup,
kesimpulan,
umpanbalik
dan tindak
lanjut
89 90
3.7 Evaluasi 3.7.1 Evaluasi
proses
91 92
3.7.2 Evaluasi hasil 93 94
3.7.3 Tindak lanjut 95 96
4. Layanan
Penempatan
dan
Penyaluran
4.1 Pengertian
layanan
penempatan
dan
penyaluran.
4.1.1 Menjelaskan
pengertian
layanan
penempatan
dan
penyaluran
97,9
8
99
4.2 Tujuan
laynan
penempatan
dan
penyaluran
4.2.1 Menjabarkan
tujuan layanan
penempatan
dan penyaluran
100 101
4.3 Fungsi 4.3.1 Menyebutkan 102 103
124
laynaan
penempatan
dan
penyaluran
fungsi layanan
penempatan
dan penyaluran
4.4 Ruang
lingkup
layanan
penempatan
dan
penyaluran.
4.4.1 Memberikan
contoh ruang
lingkup
layanan
penempatan
dan penyaluran
104 105
4.5 Perencanaan 4.5.1 Menetapkan
materi layanan
penempatan
penyaluran.
106 107
4.5.2 Menetapkan
tujuan
pemberian
layanan.
108 109
4.5.3 Menetapkan
sasaran
layanan.
110 111
4.5.4 Menetapkan
bahan, sumber
bahan dan nara
sumber terkait.
112 113
4.5.5 Menetapkan
metode dan
teknik khusus.
114 115
4.6 Pelaksanaan/
inti
4.6.1 Pembukaan,
rapport, dan
penyampaian
tujuan.
116 117
4.6.2 Kegiatan inti
layanan
penempatan
penyaluran
meliputi
eksplorasi,
elaborasi, dan
konfiramasi.
118 119
4.6.3 Penutup,
kesimpulan,
umpan balik
dan tindak
lanjut.
120 121
4.7 Evaluasi 4.7.1 Evaluasi
proses
122 123
125
4.7.2 Evaluasi hasil 124 125
4.7.3 Tindak lanjut 126 127
4.8 perbedaan
pelaksanaan
layanan
penguasaan
konten
dengan
layanan
format
klasikal lain.
4.8.1 Membedakan
dengan
pelaksanaan
layanan
orientasi.
128,
129
130,
131
4.8.2 Membedakan
dengan
pelaksanaan
layanan
informasi.
132,
133
134,
135
4.8.3 Membedakan
dengan
pelaksanaan
layanan
penguasaan
konten.
136,
137
138,
139
126
Lampiran 8
PELAYANAN BK DI SEKOLAH
A. Pengantar
Dengan hormat,
Pernyataan dalam instrumen ini berisi tentang pelaksanaan layanan BK format
klasikal. Maksud dan tujuan disusunnya instrumen ini untuk mengetahui tentang
pelaksanaan layanan BK format klasikal di SMP se-Kota semarang, serta
diharapkan bermanfaat untuk membantu meningkatkan mutu bimbingan dan
konseling di sekolah.
Sehubungan dengan tujuan tersebut diatas Bapak/Ibu dimohon menjawab
pertanyaan pada instrumen sesuai kemampuan Bapak/Ibu. Jawaban yang
Bapak/Ibu berikan akan dijamin kerahasiaanya dari pihak-pihak yang tidak
berwenang.
Atas partisipasi, bantuan dan kerjasama yang telah Bapak/Ibu berikan, saya
mengucapkan terimakasih.
B. Petunjuk
1. Isilah identitas pada lembar jawab yang disediakan.
2. Berikut ini terdapat 139 pernyataan.. Setiap pernyataan diikuti 2
pilihan jawaban sebagai berikut :
B : Bila pernyataan tersebut dianggap benar oleh bapak/ibu.
S : Bila pernyataan tersebut dianggap salah oleh bapak/ibu.
3. Jawaban ditulis pada lembar jawab yang telah disediakan.
4. Pilihlah salah satu jawaban yang menurut bapak/ibu sesuai, dengan
cara memberikan tanda centang (√) pada kolom yang tersedia.
5. Pastikan tidak ada pernyataan yang belum dijawab ketika bapak/ibu
mengumpulkan kembali.
C. Contoh Pengisian
1. Layanan informasi dapat dilakukan dengan format klasikal.
No B S
1. V
Jika bapak/ibu merasa bahwa layanan informasi dapat dilakukan dengan format
klasikal, maka berilah tanda centang (√) pada kolom Benar (B).
- SELAMAT MENGERJAKAN -
127
A. LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING FORMAT KLASIKAL
No Pernyataan
1 Layanan orientasi merupakan layanan bimbingan yang dilakukan untuk
memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang terhadap lingkungan yang
baru dimasukinya.
2 Siswa kelas tiga tidak memerlukan layanan orientasi
3 Tujuan layanan orientasi berhasil ketika siswa dapat berorientasi dengan
baik
4 Salah satu penyebab prestasi siswa kurang maksimal karena siswa tidak bisa
menyesuaikan diri dengan lingkungan.
5 Mencegah agar siswa tidak salah dalam memilih lingkungan yang tidak
sesuai dengan dirinya adalah salah satu fungsi layanan orientasi
6 Siswa mempunyai pemahaman bahwa lingkungan sekitar harus sesuai
dengan apa yang diharapkan merupakan fungsi layanan orientasi.
7 Layanan orientasi mencakup bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir
8 Contoh layanan orientasi bidang karir yaitu menjelaskan ekstrakulikuler
yang ada di sekolah
9 Pada awal semester guru BK memberikan needassesment kepada siswa.
10 Materi orientasi tidak harus dari needassesment, sesuai dengan materi yang
guru BK miliki.
11 Sebelum memberikan layanan orientasi guru BK menentukan tujuan
orientasi
12 Tujuan orientasi tidak harus sesuai dengan materi yang akan diberikan
13 Guru BK menentukan sasaran layanan sesuai dengan materi yang ingin
disampaikan.
14 Orang tua siswa juga bisa menjadi sasaran layanan orientasi.
15 Materi orientasi di buat oleh guru BK berdasarkan pengetahuan guru BK.
16 Dalam kegiatan orientasi narasumbernya hanya guru BK.
17 Guru BK menentukan teknik penyampaian materi orientasi harus
mempertimbangakan materi yang akan disampaikan.
128
18 Layanan orientasi dilakukan dengan metode ceramah saja agar lebih efektif.
19 Layanan orientasi diberikan kepada siswa pada saat pertama siswa masuk
sekolah
20 Guru BK ikut berperan aktif pada saat masa orientasi siswa baru,
21 Guru BK selalu membuka dengan salam dan berda’o sebelum kegiatan
klasikal dimulai.
22 Setelah mengucapkan salam guru BK langsung memberikan materi karenan
siswa selalu siap untuk menerima materi.
23 Guru BK tidak perlu menyimpulkan materi yang sudah dibahas.
24 Siswa dilibatkan dalam mencari diberbagai sumber tentang materi layanan
orientasi yang disampaikan.
25 Guru bk memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa, guru dan sumber
belajar lainya.
26 Materi yang diberikan tidak harus sama degan satlan yang dibuat
27 Siswa dapat menyimpulkan apa yang dibahas pada pembahasan materi
28 Konseling kelompok bisa digunakan sebagai tindak lanjut layanan orientasi
29 Proses pelaksanaan layanan orientasi tidak harus sesuai dengan apa yang
sudah direncanakan
30 Setelah memberikan layanan orientasi guru BK mengevaluasi proses
pemberian layanan.
31 Evaluasi hasil dilakukan agar guru BK mengetahui bagaimana proses
layanan berlangsung.
32 Tindak lanjut dalam layanan orientasi bisa berupa layanan penguasan
konten.
33 Layanan informasi salah satu komponen dalam BK yang membekali peserta
didik dengan pengetahuan tetang data dan fakta dibidang belajar, karir,
pribadi dan sosial.
34 Layanan informasi mengharuskan peserta didik untuk mempraktikan
informasi yang didapat.
35 Layanan informasi bertujuan untuk membekali siswa dengan berbagai
pengetahuan dan pemahaman yang berguna.
129
36 Siswa sudah bisa merencanakan jenjang karir selanjutnya merupakan tujuan
layanan informasi.
37 Fungsi utama layanan informasi adalah pencegahan dan pemahaman
38 Mencegah agar siswa tidak salah dalam memilih ekstrakulikuler merupakan
fungsi layanan informasi.
39 Materi sopan santun adalah salah satu Layanan informasi bidang bimbingan
sosial.
40 Informasi jenjang karir selanjutnya setelah lulus SMP sangat penting untuk
siswa kelas 1.
41 Dalam menetapkan materi layanan informasi guru BK berpedoman pada
hasil needasesment.
42 Materi yang diberikan berupa informasi karir, belajar, sosial, dan budaya
43 Menentukan tujuan layanan informasi berguna agar layanan dapat
semaksimal mungkin.
44 tujuan layanan informasi secara umum adalah memberikan pemahaman
siswa terhadap ketrampilan tertentu.
45 Guru BK menentukan sasaran layanan informasi sesuai needasesment
46 Guru BK menggunakan fasilitas sekolah untuk menunjang layanan
informasi
47 Petugas kepolisian dapat menjadi nara sumber tentang kesehatan
lingkungan.
48 Dalam menetapkan metode guru BK hendaknya memilih sesuai dengan
materi yang akan disampaikan.
49 Orang tua siswa bisa menjadi sasaran layanan informasi
50 metode ceramah sangat tepat digunakan karena siswa dapat mendiskusikan
informasi yang didapatnya.
51 Tindak lanjut diberikan kepada siswa yang sudah paham materi yang
diberikan.
52 Icebreaking perlu diberikan ketika awal layanan
53 Penyampaian tujuan layanan informasi kepada siswa bertujuan agar siswa
mengetahui manfaat dari layanan.
130
54 Guru BK menyimpulkan isi layanan.
55 Sebelum pemberian materi layanan informasi guru BK menanyakan persesi
siswa terhadap materi yang akan diberikan.
56 Dalam kegiatan eksplorasi yang harus diperhatikan guru BK antara lain
siswa berperan aktif dalam setiap kegiatan.
57 Siswa diajak berlatih untuk menerapkan informasi yang didapatkan.
58 Guru BK menjadi nara sumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan
siswa.
59 Evaluasi proses berhasil jika dalam pelaksanaan sesuai dengan RPLBK
yang dibuat.
60 Timbal balik bisa menjadi acuan evaluasi hasil
61 Evaluasi proses digunakan untuk mengetahui bagaimana hasil yang dicapai.
62 Evaluasi hasil berguna untuk mengetahui proses layanan informasi.
63 Konseling individu bisa digunakan untuk tindak lanjut layanan informasi
64 Layanan penguasaan konten merupakan kegiatan belajar yang memperlajari
kemampuan atau kopetensi tertentu.
65 Konten yang diberikan merupakan kemampuan untuk mengatasi masalah
belajar saja karena masih dalam lingkungan sekolah.
66 Layanan penguasaan konten tidak harus mengajarkan kemampuan tertentu.
67 Siswa dapat menggunakan kemampuan yang dipelajarinya untuk
meyelesaikan masalah yang dihadapi bukti layanan penguasaan konten
berhasil.
68 Salah satu tujuan penguasaan konten adalah agar siswa mengetahui tentang
informasi tertentu
69 Setelah menguasai konten yang dajarkan guru BK, Taufik bisa mengatasi
masalah belajarnya. ini merupakan fungsi pengentasan dalam layanan
penguasaan konten.
70 Mengembangkan potensi diri siswa sekaligus memelihara potensi yang telah
ada bukanlah fungsi layanan penguasaan konten
71 Layanan penguasaan konten bisa mencangkup masalah karir
72 Dalam mengajarkan konten tertentu hanya perlu satu pertemuan saja.
131
73 Guru BK menetapkan materi layanan penguasaan konten berdasarkan
needassesment
74 materi yang dipilih dari hasil needassesment berdasarkan tingkat yang
paling rendah
75 Tujuan layanan penguasaan konten ditetapkan berdasarkan materi yang
akan diberikan.
76 Secara umum tujuan layanan penguasaan konten agar siswa dapat mengerti
suatu informasi.
77 Sasaran layanan penguasaan konten ialah siswa
78 Sumber bahan dapat diperoleh melalui buku maupun internet.
79 Bahan yang diperlukan dalam layanan penguasaan konten disiapkan oleh
siswa.
80 Menentukan sasaran layanan penguasaan konten berguna agar guru BK
mamahami materi yang akan diberikan.
81 Teknik khusus dalam layanan penguasaan konten berupa pelatihan konten
tertentu.
82 Metode ceramah sangat cocok untuk layanan penguasaan konten
83 Hubungan yang baik pada awal pertemuan menentukan keberhasilan
layanan.
84 Materi layanan penguasaan konten diberikan ketika siswa siap.
85 Pembukaan dalam layanan penguasaan konten berbeda dengan layanan
yang lain.
86 Setiap layanan penguasaan konten diikuti pemberian tugas.
87 Guru BK dapat mengenalkan lingkungan baru dengan layanan penguasaan
konten
88 Guru BK dapat memberikan pertanyaan seputar materi layanan kepada
siswa.
89 Diakhir layanan guru BK menyimpulkan inti layanan diberikan.
90 Umpan balik berguna agar siswa dapat memahami layanan infomasi
91 Penilaian proses berguna untuk acuan pemberian layanan berikutnya.
92 Evaluasi proses dalam layanan penguasaan konten berbeda dengan layanan
132
yang lain.
93 Hasil layanan yang baik ketika siswa mendapat manfaat dari konten yang
diberikan
94 Kajian pustaka bisa digunakan untuk tindak lanjut layanan penguasaan
konten
95 Penilaian hasil yang baik jika sesuai dengan RPLBK yang dibuat.
96 Guru BK tidak perlu membuat laporan pelaksanaan program.
97 Guru BK membantu siswa dalam menentukan pilihan secara tepat sesuai
dengan bakat, minat dan kondisi pribadi siswa tersebut.
98 Menentukan kelompok belajar merupakan salah satu bentuk layanan
penempatan dan penyaluran
99 Guru BK dalam memberikan layanan penempatan dan penyaluran berfokus
pada minat siswa.
100 Membantu siswa agar mampu mengekspresikan bakat serta minatnya
merupakan tujuan layanan penempatan dan penyaluran.
101 Layanan penempatan dan penyaluran membantu siswa dalam menentukan
penjurusan sesuai dengan keinginan siswa dan orang tua siswa.
102 Mencegah agar potensi yang ada dalam diri siswa tidak berkembang dengan
baik salah satu fungsi layanan penempatan dan penyaluran
103 Fungsi pemeliharaan dan pengambangan dimaksudkan agar terpelihara dan
berkembanganya minat yang dimiliki siswa.
104 Guru BK menentukan tempat duduk siswa di dalam kelas.
105 Siswa menentukan kelompok belajar sesuai dengan yang disukai tanpa
capur tangan guru BK
106 Selain siswa guru mata pelajaran juga bisa menjadi sasaran layanan
penempatan dan penyaluran.
107 Materi layanan penempatan dan penyaluran dapat ditentukan dengan
pengamatan langsung.
108 Cara memilih teman termasuk layanan penempatan dan penyaluran.
109 Secara umum tujuan layanan penempatan dan penyaluran agar siswa dapat
beradaptasi dengan lingkungan barunya.
133
110 Guru BK menentukan tujuan layanan penempatan penyaluran tergantung
materi yang akan diberikan.
111 Sasaran layanan penempatan dan penyaluran yaitu siswa
112 Guru BK dapat memanfaatkan media powerpoint untuk mendukung
pemberian layanan.
113 Bahan yang digunakan tergantung sasaran yang akan diberikan layanan.
114 Dengan metode ceramah layanan penempatan dan penyaluran dapat berjalan
dengan maksimal.
115 Metode yang digunakan mempengaruhi hasil layanan.
116 Setelah mengucapkan salam guru BK memberikan materi layanan.
117 Setelah selesai memberikan layanan guru BK menyampaikan tujuan
layanan..
118 Pembinaan hubungan dapat dilakukan dengan game ringan.
119 Pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran sama dengan layanan
penguasaan konten.
120 Guru BK dapat mengatur posisi duduk dengan memperhatikan kondisi fisik
siswa.
121 Guru BK menutup layanan dengan salam penutup dan berdo’a
122 Guru BK tidak perlu mengawasi siswa yang sudah mendapatkan
penempatan yang tepat.
123 Ketika mengevaluasi hasil layanan guru Bk harus memperhatikan kondisi
siswa.
124 Penilaian proses dilakukan oleh guru BK
125 Evalusi hasil dilakukan dengan meyebarkan angket setelah pemberian
layanan.
126 Guru BK harus mempunyai cacatan lengkap seluruh siswa asuhnya agar
dapat dilakukan tindak lanjut.
127 Siswa juga bertugas untuk mengevaluasi proses pelaksanaan layanan.
128 Dalam layanan penemparan dan penyaluran siswa ditempatkan sesuai
dengan keadaan siswa sedangkan layanan orientasi hanya mengenalkan saja
tanpa menempatkan
134
129 Dalam layanan penempatan dan penyaluran terdapat informasi didalamnya.
130 Layanan penguasaan konten melatih siswa agar menguasai konten tertentu
begitu juga dengan layanan penempatan dan penyaluran.
131 Layanan orientasi dan layanan penempatan dan penyaluran sama-sama
menempatkan siswa sesuai dengan bakat minat siswa.
132 Pelaksanaan Layanan informasi sama seperti layanan penempatan dan
penyaluran.
133 Layanan penguasaan konten dan layanan penempatan penyaluran
mempunyai fungsi pencegahan.
134 Layanan orientasi mengenalkan siswa kepada sesuatu yang baru tanpa ada
penempatan.
135 Pelaksanaan layanan informasi tidak membutuhkan action seperti layanan
penempatan dan penyaluran.
136 Layanan penempatan dan penyaluran dalam pelaksanaan bisa dilakukan
seperti layanan informasi.
137 Dalam pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran siswa diberikan
penugasan.
138 Layanan penguasaan konten dan layanan penempatan dan penyaluran sama-
sama mempunyai fungsi pencegahan.
139 Layanan penempatan dan penyaluran dan layanan informasi sama-sama
menempatkan siswa ke lingkungan yang sesuai.
----- -----
135
Lampiran 9
TABUASI HASIL ANALISIS PEMAHAMAN GURU BK TENTANG LAYANAN BK FORMAT KLASIKAL
No Kode Layanan Orientasi
pengertian tujuan fungsi ruang lingkup perencanaan pelaksanaan evaluasi Skor Nilai kategori
1 R1 2 1 0 1 9 4 2 19 59.375 Rendah
2 R2 2 0 2 1 7 3 4 19 59.375 Rendah
3 R3 2 1 1 1 9 5 3 22 68.75 Sedang
4 R4 2 1 1 1 8 6 2 21 65.625 Sedang
5 R5 1 1 1 1 9 4 3 20 62.5 Rendah
6 R6 2 1 1 1 8 4 2 19 59.375 Rendah
7 R7 2 1 1 1 8 5 3 21 65.625 Sedang
8 R8 1 1 1 1 8 5 1 18 56.25 Rendah
9 R9 2 1 1 1 3 4 2 14 43.75 Sangat Rendah
10 R10 2 1 1 1 10 6 3 24 75 Sedang
11 R11 2 1 1 1 7 7 2 21 65.625 Sedang
12 R12 2 1 1 1 6 5 3 19 59.375 Rendah
13 R13 2 1 2 1 9 7 2 24 75 Sedang
14 R14 1 0 1 2 8 5 4 21 65.625 Sedang
15 R15 2 1 1 1 7 6 3 21 65.625 Sedang
16 R16 2 1 1 1 9 4 2 20 62.5 Rendah
17 R17 2 1 1 1 7 6 2 20 62.5 Rendah
18 R18 2 1 2 2 8 7 2 24 75 Sedang
136
No Kode Layanan Orientasi
pengertian tujuan fungsi ruang lingkup perencanaan pelaksanaan evaluasi Skor Nilai kategori
19 R19 2 1 1 2 10 6 3 25 78.125 Tinggi
20 R20 2 1 2 1 8 4 4 22 68.75 Sedang
21 R21 2 1 1 1 10 3 3 21 65.625 Sedang
22 R22 2 1 1 2 10 6 3 25 78.125 Tinggi
23 R23 2 1 2 2 7 4 4 22 68.75 Sedang
24 R24 2 1 1 1 10 4 2 21 65.625 Sedang
25 R25 2 1 1 1 4 3 3 15 46.875 Sangat Rendah
26 R26 2 2 1 1 8 4 2 20 62.5 Rendah
27 R27 1 1 2 1 8 3 3 19 59.375 Rendah
28 R28 2 1 2 1 9 4 3 22 68.75 Sedang
29 R29 2 1 1 1 8 6 3 22 68.75 Sedang
30 R30 2 1 1 1 8 5 2 20 62.5 Rendah
31 R31 1 2 1 1 8 5 4 22 68.75 Sedang
32 R32 2 1 1 1 5 3 2 15 46.875 Sangat Rendah
33 R33 1 2 1 1 10 5 4 24 75 Sedang
34 R34 1 1 2 2 7 5 3 21 65.625 Sedang
35 R35 1 1 1 1 8 3 3 18 56.25 Rendah
36 R36 2 1 2 2 5 2 3 17 53.125 Rendah
37 R37 1 1 1 2 8 3 4 20 62.5 Rendah
38 R38 1 2 1 0 4 3 4 15 46.875 Sangat Rendah
39 R39 2 1 1 2 8 6 4 24 75 Sedang
40 R40 1 1 1 1 8 2 2 16 50 Sangat Rendah
Jumlah 69 42 48 48 311 182 113 813 63.5156 Rendah
137
No Kode
Layanan Informasi
pengertian tujuan fungsi ruang
lingkup perencanaan pelaksanaan evaluasi Skor Nilai Kategori
1 R1 2 1 1 1 6 5 3 19 61.290 Rendah
2 R2 2 1 1 2 4 5 2 17 54.838 Rendah
3 R3 2 1 1 2 5 5 5 21 67.741 Sedang
4 R4 2 1 1 2 5 7 2 20 64.516 Rendah
5 R5 1 1 1 2 5 6 3 19 61.29 Rendah
6 R6 1 1 2 2 5 5 3 19 61.29 Rendah
7 R7 1 1 1 2 4 5 3 17 54.83 Rendah
8 R8 1 1 1 1 5 5 3 17 54.83 Rendah
9 R9 1 1 1 1 5 4 2 15 48.387 Sangat Rendah
10 R10 2 1 1 2 6 6 3 21 67.74 Sedang
11 R11 1 1 1 2 7 6 3 21 67.74 Sedang
12 R12 2 1 1 2 4 6 4 20 64.51 Rendah
13 R13 2 1 2 2 6 6 5 24 77.419 Tinggi
14 R14 2 1 1 0 5 6 4 19 61.29 Rendah
15 R15 1 2 1 2 7 5 3 21 67.74 Sedang
16 R16 1 2 2 2 6 3 5 21 67.741 Sedang
17 R17 2 1 1 1 6 5 3 19 61.290 Rendah
18 R18 1 1 1 1 6 5 3 18 58.06 Rendah
19 R19 2 2 2 2 7 6 2 23 74.19 Sedang
20 R20 2 2 1 2 5 6 4 22 70.96 Sedang
21 R21 1 1 1 2 8 7 2 22 70.96 Sedang
22 R22 2 2 2 2 7 4 2 21 67.741 Sedang
23 R23 1 1 2 2 4 5 3 18 58.06 Rendah
24 R24 1 2 2 2 7 4 3 21 67.74 Sedang
138
No Kode
Layanan Informasi
pengertian tujuan fungsi ruang
lingkup perencanaan pelaksanaan evaluasi Skor Nilai Kategori
25 R25 2 1 1 1 6 4 3 18 58.06 Rendah
26 R26 2 1 1 2 5 2 4 17 54.83 Rendah
27 R27 2 1 1 2 6 3 1 16 51.612 Rendah
28 R28 2 1 2 1 8 3 5 22 70.96 Sedang
29 R29 2 2 1 0 7 5 3 20 64.51 Rendah
30 R30 2 1 2 2 5 7 4 23 74.19 Sedang
31 R31 2 1 1 1 6 5 4 20 64.51 Sedang
32 R32 2 1 0 1 5 3 3 15 48.38 Sangat Rendah
33 R33 2 1 1 1 7 3 3 18 58.06 Rendah
34 R34 2 2 1 1 7 3 2 18 58.06 Rendah
35 R35 2 2 2 1 7 6 3 23 74.19 Sedang
36 R36 1 2 1 1 6 4 4 19 61.29 Rendah
37 R37 2 1 1 1 7 5 3 20 64.51 Rendah
38 R38 2 2 1 0 5 3 2 15 48.38 Sangat Rendah
39 R39 2 1 2 1 6 5 2 19 61.29 Rendah
40 R40 2 1 1 1 4 4 2 15 48.38 Sangat Rendah
Jumlah 67 51 50 58 232 192 123 773 62.33 Rendah
139
No Kode Layanan Penguasaan Konten
pengertian tujuan fungsi ruang lingkup perencanaan pelaksanaan evaluasi Skor Nilai Kategori
1 R1 2 1 1 1 6 4 2 17 51.51 Rendah
2 R2 1 1 2 2 8 6 3 23 69.6 Sedang
3 R3 2 2 2 2 7 6 3 24 72.73 Sedang
4 R4 1 1 2 2 4 6 3 19 57.57 Rendah
5 R5 1 2 2 2 8 3 2 20 60.60 Rendah
6 R6 2 1 2 2 5 5 3 20 60.60 Rendah
7 R7 3 2 1 1 7 4 3 21 63.63 Rendah
8 R8 2 1 1 2 4 6 3 19 57.57 Rendah
9 R9 2 2 2 1 3 3 3 16 48.48 Sangat Rendah
10 R10 1 1 2 1 7 5 2 19 57.5 Rendah
11 R11 3 1 2 2 7 6 4 25 75.75 Tinggi
12 R12 2 1 2 2 7 6 3 23 69.6 Sedang
13 R13 1 1 2 2 8 4 2 20 60.60 Rendah
14 R14 1 1 1 2 6 5 3 19 57.57 Rendah
15 R15 2 1 1 2 8 5 2 21 63.63 Rendah
16 R16 2 1 2 2 8 4 2 21 63.63 Rendah
17 R17 1 2 1 2 9 4 4 23 69.6 Sedang
18 R18 1 2 1 2 9 5 4 24 72.72 Sedang
19 R19 2 2 1 2 6 5 4 22 66.66 Sedang
20 R20 2 1 2 2 9 5 1 22 66.66 Sedang
21 R21 1 1 2 1 7 5 1 18 54.54 Rendah
22 R22 2 2 1 2 8 6 4 25 75.75 Tinggi
140
No Kode Layanan Penguasaan Konten
pengertian tujuan fungsi ruang lingkup perencanaan pelaksanaan evaluasi Skor Nilai Kategori
23 R23 2 2 1 2 6 4 2 19 57.57 Rendah
24 R24 2 1 2 2 7 5 2 21 63.63 Rendah
25 R25 0 2 2 2 7 5 2 20 60.60 Rendah
26 R26 2 2 1 1 7 4 2 19 57.57 Rendah
27 R27 3 1 0 2 8 5 3 22 66.66 Sedang
28 R28 2 1 2 2 6 4 3 20 60.60 Rendah
29 R29 1 2 2 2 5 5 2 19 57.57 Rendah
30 R30 3 1 1 1 5 4 4 19 57.57 Rendah
31 R31 2 2 2 1 5 4 5 21 63.63 Rendah
32 R32 3 2 1 1 6 3 3 19 57.57 Rendah
33 R33 3 2 1 2 5 6 3 22 66.66 Sedang
34 R34 3 1 2 1 5 4 2 18 54.54 Rendah
35 R35 1 2 1 2 5 5 3 19 57.57 Rendah
36 R36 2 1 2 2 8 4 4 23 69.69 Sedang
37 R37 2 1 2 1 7 4 2 19 57.57 Rendah
38 R38 2 1 2 1 6 6 2 20 60.60 Rendah
39 R39 2 1 1 1 6 5 3 19 57.57 Rendah
40 R40 2 2 1 2 5 4 4 20 60.60 Rendah
Jumlah 74 57 61 67 260 189 112 820 62.12 Rendah
141
No Kode
Layanan Penempatan dan Penyaluran TOTAL
SKOR
KRITE
RIA Penger
tian tujuan fungsi
ruang
lingkup
Peren
canaan
Pelaks
anaan
Evalu
asi Perbedaan Skor Nilai Kategori
1 R1 2 1 1 0 4 2 6 6 22 51.16 Rendah 77 sedang
2 R2 3 1 2 0 6 5 3 5 25 58.13 Rendah 84 tinggi
3 R3 3 1 1 1 5 3 4 6 24 55.8 Rendah 91 tinggi
4 R4 2 1 2 0 5 6 4 3 23 53.48 Rendah 83 sedang
5 R5 2 1 1 2 4 3 3 9 25 58.13 Rendah 84 tinggi
6 R6 2 1 1 0 4 3 3 5 19 44.1 Sangat
Rendah 77 sedang
7 R7 2 1 1 2 5 2 4 5 22 51.16 Rendah 81 sedang
8 R8 2 0 1 2 6 5 2 3 21 48.83 Sangat
Rendah 75 sedang
9 R9 3 2 2 1 4 2 2 6 22 51.16 Rendah 67 sedang
10 R10 1 1 1 1 6 3 5 5 23 53.48 Rendah 87 tinggi
11 R11 2 0 1 1 6 5 5 7 27 62.79 Rendah 94 tinggi
12 R12 2 0 2 1 6 4 2 8 25 58.13 Rendah 87 tinggi
13 R13 3 1 0 1 6 4 4 5 24 55.8 Rendah 92 tinggi
14 R14 3 1 1 0 6 4 3 8 26 60.46 Rendah 85 tinggi
15 R15 2 1 1 2 6 4 3 6 25 58.13 Rendah 88 tinggi
16 R16 3 1 2 0 7 3 4 5 25 58.13 Rendah 87 tinggi
17 R17 3 1 1 0 7 3 5 6 26 60.46 Rendah 88 tinggi
18 R18 2 2 1 0 7 5 5 6 28 65.11 Sedang 94 tinggi
19 R19 2 2 1 0 7 5 4 9 30 69.76 Sedang 100 tinggi
20 R20 3 1 1 1 4 4 6 8 28 65.11 Sedang 94 tinggi
21 R21 0 2 2 1 7 2 3 5 22 51.16 Rendah 83 tinggi
142
No Kode
Layanan Penempatan dan Penyaluran TOTAL
SKOR
KRITE
RIA Penger
tian tujuan fungsi
ruang
lingkup
Peren
canaan
Pelaks
anaan
Evalu
asi Perbedaan Skor Nilai Kategori
22 R22 1 1 2 1 6 6 4 9 30 69.76 Sedang 101 tinggi
23 R23 2 2 1 0 7 4 3 6 25 58.13 Rendah 84 tinggi
24 R24 3 1 1 2 7 3 3 7 27 62.79 Rendah 90 tinggi
25 R25 2 1 1 1 7 3 3 7 25 58.13 Rendah 78 sedang
26 R26 1 1 1 2 6 4 4 5 24 55.81 Rendah 80 sedang
27 R27 2 1 1 2 4 4 6 6 26 60.46 Rendah 83 sedang
28 R28 2 1 1 2 5 4 4 5 24 55.81 Rendah 88 tinggi
29 R29 2 1 2 1 5 4 4 7 26 60.46 Rendah 87 tinggi
30 R30 2 1 2 1 8 3 3 7 27 62.79 Rendah 89 tinggi
31 R31 2 1 2 1 6 4 4 7 27 62.79 Rendah 90 tinggi
32 R32 3 1 2 2 4 3 3 6 24 55.81 Rendah 73 sedang
33 R33 2 2 2 1 4 3 3 8 25 58.13 Rendah 89 tinggi
34 R34 1 1 1 2 6 3 3 8 25 58.13 Rendah 82 sedang
35 R35 1 2 1 2 6 5 4 5 26 60.46 Rendah 86 tinggi
36 R36 1 1 1 2 8 3 3 7 26 60.46 Rendah 85 tinggi
37 R37 1 1 1 2 6 2 3 7 23 53.48 Rendah 82 sedang
38 R38 2 1 1 1 4 3 4 5 21 48.832 Sangat
Rendah 71 sedang
39 R39 2 1 2 2 9 5 4 9 34 79.06 Tinggi 96 tinggi
40 R40 2 2 1 1 5 2 3 7 23 53.48 Rendah 74 sedang
Jumlah 81 45 52 44 231 145 148 254 1000 58.13 Rendah 3406
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155