Transcript
Page 1: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN INSPIRATIF

K.H. AHMAD DAHLAN DAN K.H. HASYIM

ASY’ARI KARYA M. SANUSI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI)

OLEH

NANANG SUGIONO

NIM: 11111182

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN)

SALATIGA

2016

Page 2: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

ii

Page 3: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

iii

Page 4: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

iv

Page 5: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

v

Page 6: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

vi

MOTTO

Jadikanlah karakter layaknya air,

siapapun, apapun, dan sampai kapanpun

akan terus dibutuhkan

.

Page 7: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

vii

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati, skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Orang tuaku tercinta bapak Nasrodin dan ibu Ngadiyem, yang senantiasa

mencurahkan kasih sayang, dukungan moral maupun materiil dan do’a

yang tak pernah putus untuk putra-putranya.

2. Anggota keluargaku yang selalu mendukungku dan selalu memberi

semangat dan membantuku yaitu adikku Muhammad Muchlisun.

3. Bapak Imam Mas Arum M.Pd yang telah sabar membimbing dan

mendo’akan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Teman-temanku PAI E dan angkatan 2011 yang sama-sama berjuang dan

belajar di IAIN Salatiga (khususnya temen-temen Chrysophyllum

Cainito).

5. Semua pihak yang selalu memberi semangat kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Page 8: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah

SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam

semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut

setianya.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh

gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima

kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

3. Ibu Siti Rukhayati M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

(PAI).

4. Bapak Imam Mas Arum M.Pd, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah

dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan

waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini.

5. Ibu Dra.Urifatun Anis, selaku pembimbing akademik.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 9: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

ix

7. Bapak dan ibu serta saudara-sadaraku di rumah yang telah mendoakan dan

mendukung penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dengan

penuh kasih sayang dan kesabaran.

8. Seluruh teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dan mendukung

dalam penyelesaian skripsi ini

Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang

setimpal dan mendapatkan ridho Allah SWT. Akhirnya dengan tulisan ini semoga

bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Salatiga, 24 Februari 2016

Penulis,

Nanang Sugiono

111 11 182

Page 10: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

x

ABSTRAK

Sugiono, Nanang. 2016. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Buku

“Kebiasaan-Kebiasaan K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari”

karya M. Sansusi. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas

Tarbiyah dan IlmuKeguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Pembimbing: Imam Mas Arum, M.Pd.

Kata kunci: Nilai Pendidikan Karakter

Perilaku anarkisme dan ketidakjujuran marak dikalangan peserta didik,

misalnya saja tawuran, menyontek, plagiarisme bahkan sampai menggunakan

narokoba membuat semakin merosotnya karakter bangsa. Buku ini mengandung

nilai pendidikan karakter yang bisa digunakan acuan untuk mengatasi masalah

merosotnya karakter. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

bagaimanakah nilai pendidikan karakter dalam buku Kebiasaan-Kebiasaan

Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari karya M. Sanusi?.

Bagaimanakah implementasi nilai pendidikan karakter dalam buku Kebiasaan-

Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari karya M.

Sanusi ke dalam kehidupan sehari-hari?.

Penelitian ini adalah literature (kepustakaan), dan ditambah dengan

metode wawancara dengan penulis buku melalui email. Penelitian ini dilakukan

dengan cara mengamati pada sumber-sumber tertentu, mencari, menelaah buku-

buku, artikel atau lainnya yang berkaitan dengan skripsi ini, serta wawancara

dengan penulis buku mengenai informasi buku yang diteliti. Pengumpulan data

dibagi menjadi dua sumber yaitu data primer dan sekunder.

Hasil penelitian ini adalah Nilai Pendidikan Karakter dalam buku

Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan Dan K.H. Hasyim Asy’ari

karya M. Sanusi yaitu disiplin dan taat dalam melakukan ibadah, menghargai

perbedaan dan kritis (membenarkan tradisi yang tidak sesuai dengan syariat

islam), senang mendendangkan shalawat dan membaca al-qur’an, tanggung jawab

terhadap perintah allah swt, tidak membedakan antar sesama, memiliki jiwa

kepemimpinan, dermawan, senang melakukan diskusi atau musyawarah, senang

bersilaturahim kepada orang lain,senang berorganisasi. Buku tentang Kebiasaan-

Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan Dan K.H. Hasyim Asy’ari karya M.

Sanusi bisa dijadikan semacam acuan bagi peserta didik dalam melakukan

kebiasaan yang baik dalam kehidupan sehari-harinya seperti yang dicontohkan

oleh K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari sehingga karakter peserta

didik akan terbentuk ke arah yang lebih baik. Adapun metode yang bisa

digunakan oleh orang tua maupun guru dalam mendidik peserta didik adalah

metode bercerita, metode teladan, metode mendengarkan ayat-ayat al-Qur’an,

mengajari berdoa langsung mengajar dengan biola, mengajar dengan metode

murid bertanya, mengajar secara sorogan dan bandongan.

Page 11: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

xi

DAFTAR ISI

JUDUL ......................................................................................................... i

LEMBAR BERLOGO ................................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii

PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................. vii

ABSTRAK ................................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 9

D. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 9

E. Metode Penelitian .......................................................................... 11

F. Penegasan Istilah ............................................................................ 14

G. Sistematika Penulisan ................................................................... 15

BAB II MENGENAL BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN INSPIRATIF K.H.

AHMAD DAHLAN DAN K.H. HASYIM ASY’ARI KARYA M. SANUSI

A. Biografi M. Sanusi ........................................................................ 17

B. Sinopsis Buku Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad

Page 12: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

xii

Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari .................................................. 20

C. Sistematika Penulisan Buku Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif

K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari ............................. 23

D. Karya dari M. Sanusi ..................................................................... 24

BAB III DESKRIPSI PEMIKIRAN

A. Nilai Pendidikan Karakter ............................................................. 32

B. Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H.

Hasyim Asy’ari .............................................................................. 37

C. Metode pembelajaran yang terdapat dalam buku Kebiasaan-

Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim

Asy’ari karya M. Sanusi ................................................................ 48

BAB IV PEMBAHASAN

A. Nilai Pendidikan Karakter dalam buku Kebiasaan-Kebiasaan

Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari karya

M. Sanusi ....................................................................................... 53

B. Implementasi Nilai Pendidikan Karakter dalam buku

Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H.

Hasyim Asy’ari karya M. Sanusi ................................................... 58

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 65

B. Saran .............................................................................................. 67

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar SKK

2. Riwayat Hidup Penulis

3. Lembar Konsultasi

4. Daftar wawancara dengan penulis buku melalui email

5. Fotokopi sampul buku Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad

Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari karya M. Sanusi

Page 14: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu unsur yang sangat penting, karena

dengan pendidikan kita menjadi memiliki wawasan yang luas serta bisa

membuat kita mempertanyakan suatu hal. Hal ini yang nantinya membuat

kita menjadi sadar tentang pentingnya pendidikan. Di dalam pendidikan

banyak sekali ilmu-ilmu pengetahuan, baik itu ilmu sains, ekonomi, sosial,

agama, budaya dan sebagainya.

Pendidikan bisa juga memiliki makna yang sempit, yaitu

pengajaran-pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai

pendidikan formal. Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan

sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar

mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap

tugas-tugas sosial mereka. (Mudyahardjo, 2001:6).

Pendidikan merupakan upaya untuk mengembangkan ranah

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Muara ranah kognitif adalah tumbuh

danberkembangnya kecerdasan dan kemampuan intelektual akademik,

ranah afektif bermuara pada terbentuknya karakter kepribadian, dan ranah

psikomotorik akan bermuara pada ketrampilan dan perilaku (Damayanti,

2014:9).

Page 15: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

15

Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar yang

terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non formal, dan informal di

sekolah dan di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan

optimalisasi pertimbangan kemampuan-kemampuan individu/peserta didik,

agar dikemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat.

(Mudyahardjo, 2001:11).

Pada era sekarang ini, di mana informasi dan teknologi berkembang

sangat cepat sekali memberikan dampak positif bagi kita terutama di

bidang pendidikan, karena memudahkan kita semua untuk lebih mudah

dalam menambah wawasan, mempelajari ilmu pengetahuan guna untuk

menghadapi tantangan zaman. Namun, disatu sisi perkembangan informasi

dan teknologi yang sangat cepat itu bisa dikatakan memberikan dampak

negatif terhadap pertumbuhan karakter bangsa.. Di samping itu, perilaku

anarkisme dan ketidakjujuran marak dikalangan peserta didik, misalnya

saja tawuran, menyontek, plagiarisme bahkan sampai menggunakan

narokoba membuat semakin merosotnya karakter bangsa.

Di sisi lain banyak terjadi penyalahgunaan wewenang oleh para

pejabat Negara sehingga korupsi semakin merajalela hampir disetiap

instansi pemerintah. Perilaku-perilaku seperti itu telah menunjukan bangsa

ini telah terbelit oleh rendahnya moral, karakter. Sebagai alternatif yang

bersifat preventif, pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kualitas

generasi muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan

mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan karakter bangsa.

Page 16: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

16

Melihat kondisi tersebut, pendidikan karakter menjadi begitu penting

karena dapat mengurangi bahkan mengatasi permasalahan karakter yang

tidak baik yang dilakukan oleh peserta didik maupun para koruptor.

Pendidikan yang merupakan agent of change harus mampu

melakukan perbaikan karakter bangsa kita, karena itu di dalam proses

pendidikan harus ditanamkan pendidikan karakter sehingga mampu

mengemban misi pembentukan karakter sehingga para peserta didik dapat

berpartisipasi dalam menghadapi tantangan kehiduapan di masa

mendatang. Pendidikan karakter tidak sekadar mengajarkan mana yang

benar dan mana yang salah kepada peserta didik, tetapi lebih dari itu

pendidikan karakter ini menanamkan kebiasaan tentang yang baik sehingga

peserta didik paham, mampu merasakan dan mau melakukan yang baik.

Pendidikan karakter ini membawa misi yang sama dengan pendidikan

akhlak atau pendidikan moral. (Zuchdi, 2012:17).

Islam adalah agama yang memberikan pembelajaran yang tegas

tentang karakter, seperti yang dicontohkan oleh suri teladan kita yaitu

beliau Nabi Muhammad SAW yang telah berhasil membangun karakter

umat islam menjadi lebih baik. Dalam konsep Islam, karakter mulia

merupakan hasil dari pelaksanaan seluruh ketentuan islam (syariah) yang

didasari dengan fondasi keimanan yang kokoh (aqidah).Di dalam Al-

Qur’an pun telah dijelaskan mengenai pendidikan karakter yang terdapat

dalam QS Luqman ayat 12-19:

Page 17: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

17

Artinya:

12. dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman,

Yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur

(kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri;

dan Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha

Kaya lagi Maha Terpuji".

13. dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di

waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu

mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah

benar-benar kezaliman yang besar".

14. dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada

dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan

Page 18: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

18

lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua

tahun[1180]. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu,

hanya kepada-Kulah kembalimu.

15. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan

aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah

kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan

baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya

kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah

kamu kerjakan.

16. (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada

(sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di

langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya

(membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus[1181] lagi Maha

mengetahui.

17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)

mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang

mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.

Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh

Allah).

18. dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia

(karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan

angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong

lagi membanggakan diri.

19. dan sederhanalah kamu dalam berjalan[1182] dan lunakkanlah

suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.

Terdapat nilai pendidikan karakter dalam QS Luqman ayat 12-19

yaitu tentang pandai syukur, iman kepada Allah, berbakti kepada kedua

orang tua, ibadah kepada Allah Swt, tidak boleh sombong, tidak boleh

berbicara keras.

Suri tauladan bagi umat Islam yang utama ialah beliau Nabi

Muhammad SAW, beliau adalah manusia yang memiliki karakter yang

sangat baik tidak ada manusia yang mampu menyamai karakter beliau

karena beliaulah suri teladan seluruh umat Islam di dunia. Namun, di

Indonesia ini kita memiliki dua orang tokoh yang mempunyai karakter

yang baik yang bisa juga dijadikan panutan bagi umat Islam di Indonesia,

Page 19: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

19

mereka juga mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan islam,

yaitu K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari. Mereka berdua

adalah tokoh agama Islam yang sangat terkemuka di Indonesia, sampai

mereka mendirikan organisasi Islam yaitu Muhammadiyah oleh K.H.

Ahmad Dahlan dan Nahdlatul Ulama (N.U) oleh K.H. Hasyim Asy’ari.

Mereka berdua mempunyai ilmu pengetahuan yang luas serta

memiliki karakter yang baik dan mulia. Melalui buku yang yang berjudul

Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim

Asy’ari yang ditulis oleh M. Sanusi. Penulis buku tersebut hendak

memberikan informasi tentang bagaimana kehidupan kedua tokoh agama

tersebut, bukan sekadar biografi seperti buku-buku lainnya, namun penulis

buku tersebut menjelaskan tetang kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh

kedua tokoh tersebut dari sejak kecil hingga menjadi besar dan menjadi

seorang ulama yang terkemuka serta membawa pengaruh besar terhadap

perkembangan Islam di Indonesia ini khususnya.

Sekilas tentang sosok keduanya, yaitu K.H. Ahmad Dahlan lahir di

kampung Kauman (sebelah barat alun-alun utara) Yogyakarta, pada

tanggal 1 Agustus 1868. Ia adalah putera keempat dari tujuh bersaudara

(semua saudaranya perempuan, kecuali adik bungsunya) dari seorang aah

yang bernama K.H. Abu Bakar bin Kiai Sulaiman, seorang ulama dan

khatib terkemuka di Masjid Besar Kasultanan Yogyakarta pada masa itu,

dan seorang ibu yang bernama Siti Aminah puteri dari H. Ibrahim yang

Page 20: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

20

juga menjabat penghulu Kasultanan Yogyakarta. Ahmad Dahlan semasa

kecil dikenal dengan nama Muhammad Darwis (Sucipto, 2010: 49).

Merujuk pada buku yang diteliti oleh penulis, dalam kebiasaan K.H.

Ahmad Dahlan tercermin karakter yang baik dan bisa dijadikan contoh

teladan bagi individu maupun peserta didik, misalnya K.H. Ahmad Dahlan

adalah sosok orang yang dalam kesehariannya tidak meninggalkan shalat

dan selalu melakukan shalat berjma’ah, senang bersedekah, hormat dan

patuh kepada kedua orang tuanya, sayang terhadap anak yatim, senang

berdiskusi, senang berorganisasi, gemar mengucap salam, senang

bersilaturahim, tidak membedakan antar sesama, kritis, menghargai

perbedaan.

Kemudian sekilas tentang sosok K.H. Hasyim Asy’ari. Nama

Muhammad Hasyim adalah pemberian orang tuanya, ia lahir dari keluarga

kyai di Jawa pada tanggal 14 Februari 1871 atau 24 Dhul Qi da 1287 di

desa gedang, sekitar dua kilometer jombang timur. Ayahnya Asy'ari adalah

pendiri pesantren Keras di jombang, sementara itu, kakeknya Kyai Usman,

adalah kyai terkenal dan pendiri pesantren Gedangan, yang didirikan pada

kuartal ketiga abad kesembilan belas (Khuluq, 2000:14).

Merujuk pada buku yang diteliti oleh penulis, dalam kebiasaan K.H.

Ahmad Dahlan tercermin karakter yang baik dan bisa dijadikan contoh

teladan bagi individu maupun peserta didik, yaitu suka melerai teman yang

bertengkar, tidak membedakan antar sesama, selalu taat kepada kedua

orang tua, taat kepada guru atau Kiai, sering berpuasa, suka menulis buku,

Page 21: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

21

senang berdiskusi atau musyawarah, senang berorganisasi, suka berdagang,

senang bersilaturahim.

Melalui penjelasan mengenai kebiasaan-kebiasaan K.H. Ahmad

Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari tersebur tercermin karakter yang sangat

baik, sehingga dapat dijadikan contoh teladan dalam membentuk karakter

yang baik bagi peserta didik. Peserta didik dapat meneladani kebiasaan-

kebiasaan kedua tokoh tersebut dan menerapkannya ke dalam kehidupan

sehari-hari.

Dari uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk

mengangkat fokus pembahasan tentang pendidikan karakter dengan judul

“NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU

KEBIASAAN-KEBIASAAN INSPIRATIF K.H. AHMAD DAHLAN DAN

K.H. HASYIM ASY’ARI KARYA M. SANUSI”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam

buku Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H.

Hasyim Asy’ari karya M. Sanusi?

2. Bagaimanakah implementasi nilai-nilai pendidikan karakter yang

terkandung dalam buku Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad

Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari karya M. Sanusi dalam kehidupan

sehari-hari?

Page 22: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

22

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam

buku Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H

Hasyim Asy’ari karya M. Sanusi

2. Mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung

dalam buku Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan

K.H. Hasyim Asy’ari karya M. Sanusi dalam kehidupan sehari-hari

D. Kegunaan Penelitan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara

teroritis maupun secara praktis.

1. Manfaat Teoritis

Manfaat ini memberikan sumbangan pemikiran dan konsep baru

mengenai pendidikan karakter di kalangan praktisi pendidikan maupun

akademisi sebagai bahan acuan dan rujukan. Bisa juga sebagai pijakan

atau acuan para peneliti dalam melaksanakan penelitian lebih lanjut

terkait nilai-nilai pendidikan karakter. Manfaat lainnya yaitu hasil

laporan penelitian ini nantinya dapat menambah pengetahuan

mengenai konsep baru tentang pendidikan karakter.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara

langsung (praktis) bagi segenap pemerhati dan pelaku pendidikan,

terutama para pelaku atau pembimbing peserta didik. Secara umum

Page 23: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

23

penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

konsep praktis bagi masyarakat secara luas dalam mengatasi masalah-

masalah pendidikan karakter.

a. Manfaat Bagi Guru Pendidikan Agama

1) Menjadi sumber pertimbangan guru dalam menghadapi

masalah kenakalan siswa didik melalui perbaikan karakter

siswa.

2) Menjadi sumber bagi guru dalam bersikap dan berperilaku agar

sesuai dengan tujuan pembelajaran agama.

b. Manfaat Bagi Para Orang Tua

Manfaat penelitian ini juga bisa dipakai oleh para orangtua

siswa diantaranya sebagai berikut:

1) Menjadi pedoman teoritis bagi orang tua untuk menangani

permasalahan kenakalan anak di rumah.

2) Menjadi sumber atau pedoman perilaku orang tua sehingga

mampu menjadi teladan bagi anak-anaknya.

c. Manfaat bagi peserta didik

Manfaat penelitian ini juga bisa dipakai oleh peserta didik,

sebagai contoh teladan, kemudian diterapkan ke dalam kehidupan

sehari-hari dengan melakukan berbagai kebiasaan baik seperti yang

dicontohkan oleh K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari

dalam buku yang diteliti oleh penulis.

Page 24: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

24

E. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan studi pustaka (library

research), karena objek kajian studi difokuskan pada kajian sebuah

buku. Data-data yang terkait dengan analisis pembahasan penelitian

berkaitan dengan biografi, latar belakang pendidikan penulis, dan

berbagai hal yang mungkin berpengaruh pada kondisi penulis, baik

secara langsung atau tidak langsung.

Penelitian Pustaka (library research), yaitu jenis penelitian

yang dilakukan degan menelaah dan menggunakan bahan-bahan

pustaka berupa buku-buku, ensiklopedi, jurnal, majalah, dan sumber

pustaka lainya yang relevan dengan topik atau permasalahan yang

dikaji sebagai sumber datanya (Hadi, 1990: 9).

2. Sumber Data

Sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

studi kepustakaan yakni pengumpulan data-data dengan cara

mempelajari, mengutip teori-teori dan konsep-konsep dari sejumlah

literature baik buku, artikel ataupun karya tulis lainnya yang relevan

dengan topik penelitian. Data primernya adalah buku yang berjudul

Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H.

Hasyim Asy’ari yang ditulis oleh M. Sanusi. Data sekundernya berupa

buku-buku yang relevan dengan bahan penelitian misalnya Pendidikan

Karakter: Konsep Dasar dan Implementasi di Perguruan Tinggi,

Page 25: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

25

Konsep dan Model dan Pendidikan Karakter, Ilmu Pendidikan dan

masih banyak buku yang lainnya.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Pengumpulan data penulis lakukan dengan cara membaca buku-

buku sumber, baik primer maupun sekunder. Mempelajari dan

mengkaji serta memahami kajian yang terdapat dalam buku-buku

sumber. Menganalisis untuk diteruskan identifikasi dan

mengelompokkan sesuai dengan sifatnya masing-masing dalam

bentuk per bab.

b. Selain melalui buku-buku sumber baik primer dan sekunder,

penulis dalam mengumpulkan data adalah dengan wawancara atau

interview dengan penulis buku (M. Sanusi) melalui email. Metode

interview atau wawancara yaitu metode yang digunakan sebagai

teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi

pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,

dan juga apabila peneliti ingin mengetahui tentang hal-hal dari

responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit

atau kecil. (Sugiono, 2011:137). Penggunaan metode interview

dalam penelitian ini untuk mengetahui lebih jauh informasi

tentang penulis buku (M. Sanusi).

c. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data yang telah terkumpul digunakan

beberapa metode, antara lain:

Page 26: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

26

a. Metode Deduktif

Metode deduktif digunakan untuk menganalisis pada bab II

tentang biografi karya-karya penulis, sinopsis buku Kebiasaan-

Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim

Asy’ari, serta sistematika penulisan buku tersebut. Pada bab III

peneliti membahas tentang teori yang berkaitan dengan

pendidikan karakter serta nilai-nilai kebiasaan-kebiasaan K.H.

Ahmad Dahlan dan Hasyim Asy’ari yang berada dalam buku

Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H

Hasyim Asy’ari yang ditulis oleh M. Sanusi.

b. Metode Induktif

Berpikir induktif berangkat dari fakta-fakta yang khusus,

peristiwa-peristiwa yang konkret, kemudian dari fakta-

fakta/peristiwa khusus itu ditarik ke fakta yang bersifat umum

(Sutrisno, 2002:42). Metode induktif digunakan untuk

menganalisis pada bab IV tentang permasalahan yang akan diteliti

yaitu analisis masalah yang bersifat khusus, kemudian diarahkan

pada penarikan kesimpulan yang bersifat umum. Pada bab IV

peneliti membahas tentang nilai-nilai pendidikan karakter ada

dalam buku Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan

dan K.H. Hasyim Asy’ari yang ditulis oleh M. Sanusi, kemudian

penulis menyimpulkan bahwa nilai-nilai pendidikan karakter

Page 27: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

27

dalam buku yang diteliti oleh penulis dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari.

F. Penegasan Istilah

1. Nilai

Nilai adalah suatu penghargaan atau kualitas terhadap sesuatu

atau hal, yang menjadi dasar penentu tingkah laku seseorang karena

sesuatu hal itu meyenangkan, memuaskan, menarik, berguna,

menguntungkan, atau merupakan suatu sistem keyakinan (Daroeso,

1986:20).

Nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas

dasar pilihannya. Definisi ini dilandasi oleh pendekatan psikologis,

karena itu tindakan dan perbuatannya seperti keputusan benar-salah,

baik-buruk, indah-tidak indah, adalah hasil psikologis. Termasuk ke

dalam wilayah ini seperti hasyrat, sikap, keinginan, kebutuhan dan

motif (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, 2007:44).

2. Pendidikan

Pendidikan adalah pengaruh, bantuan atau tuntutan yang

diberikan oleh orang yang bertanggung jawab kepada anak didik

(Ahmadi, 1991:71).

Pendidikan merupakan proses perbaikan, penguatan, dan

penyempurnaan terhadap semua kemampuan dan potensi manusia.

Pendidikan juga dapat diartikan sebagai suatu ikhtiar manusia untuk

Page 28: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

28

membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dan kebudayaan

yang ada dalam masyarakat (Rokib, 2009:15).

3. Karakter

Karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang

khas setiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup

keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara (Samani, 2013: 41).

Karakter tidak diwariskan, tetapi sesuatu yang dibangun secara

berkesinambungan hari demi hari melalui pikiran dan perbuatan,

pikiran demi pikiran, tindakan demi tindakan (Hariyanto, 2011:41).

4. Kebiasaan

Kebiasaan adalah sesuatu yang rutin kita jalankan. Kebiasaan bisa

berupa sesuatu yang riil dan nyata seperti pergi ke tempat

tertentu,duduk di daerah tertentu atau makan jenis maknan tertentu.

Bisa juga berupa pandangan, pola pikir atau perasaan kejiwaan seperti

menghormati orang lain, perasaan terhadap harga harga diri,

kehormatan, memuliakan tamu dan lain sebagainya (Ibrahim,

2006:23).

G. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui secara keseluruhan isi atau materi–materi skripsi ini

secara global, maka penulis perlu merumuskan skripsi inike dalam

beberapa bab, yaitu:

BAB I : Pendahuluan berisi Latar Belakang Masalah, Fokus

Page 29: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

29

Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode

Penelitian, Definisi Operasional, dan Sistematika

Penulisan Skripsi.

BAB II : Biografi, karya-karya penulis, sinopsis buku Kebiasaan-

Kebiasaan K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari,

sistematika penulisan buku.

BAB III : Deskripsi tentang gambaran umum buku Kebiasaan-

Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H.

Hasyim Asy’ari karya M. Sanusi dan nilai-nilai

pendidikan karakter dalam buku yang berjudul Kebiasaan-

Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H.

Hasyim Asy’ari yang ditulis oleh M. Sanusi.

BAB IV : Pembahasan berisi tentang analisis nilai- nilai pendidikan

karakter dalam buku Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H.

Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari yang ditulis oleh

M. Sanusi.

BAB V : Penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.

Page 30: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

30

BAB II

MENGENAL BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN INSPIRATIF K.H.

AHMAD DAHLAN DAN K.H. HASYIM ASY’ARI

KARYA M. SANUSI

A. Biografi M. Sanusi

M. Sanusi lahir pada tanggal 28 Januari 1986 di Sumenep,

Madura. M. Sanusi merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Ayah

beliau bernama H. Asy’ari, ibunya bernama Sumadiyah, sedang nama

adik-adiknya adalah Siti Faiqoturrahimah, Insiyah, Jurjis Ardias. M.

Sanusi menempuh pendidikan dasar dan menengah pertama di MI dan

MTS Al-Huda, Desa Gapura Timur, Gapura, Sumenep dan pendidikan

menengah atasnya diselesaikan di MA 1 Annuqayah, Guluk-guluk,

Sumenep, Madura.

Saat ini, penulis berdomisili di Yogyakarta, tepatnya jalan Paris

Km.7, Sewon, Bantul, Yogyakarta dan saat ini penulis belum

menikah.Awal mulai menulis ketika menjadi mahasiswa semester 1

ketika masih kuliah di Universitas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,

Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora. Mulai menulis ke media berupa

artikel dan resensi buku sejak 2005, yang telah dipublikasikan di harian

lokal maupun nasional, seperti Kompas, Seputar Indoneseia, Tempo,

Jawa Pos, Republika, Bisnis Indonesia, Suara Merdeka, Suara Karya,

Joglosemar, Solopos, Bernas Jogja, Kompas Jogja, Pikiran Rakyat,

Page 31: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

31

Kontan, Koran Jakarta, Balipost, lampung Post, Merapi, Minggu Pagi,

Kedaulatan Rakyat, Surabayapost, Surya, dll.

Buku yang pertama kali ia tulis adalah buku yang berjudul tentang

Nabi Khidir. Buku tersebut ditulis oleh M. Sanusi dan temannya yaitu M.

Ali Faki AR. Penulis merasa senang dan bangga, bahkan tidak

menyangka ketika mengetahui bahwa bukunya telah terbit di pasaran baik

itu di toko-toko buku, atau di tempat yang lain. Telah banyak pula karya-

karya yang telah dihasilkan oleh penulis, misalnya Kebiasaan-Kebiasaan

Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari, Tuntunan

Melamar dan Menikah secara Islami untuk pria dan wanita, Orang Miskin

(Boleh) Sukses Sekolah, Jasad-Jasad yang Harum, Tempatkan Orang

Tuamu di atas Kepala Niscaya Mulia Hidupmu dan masih banyak yang

lainnya. Walau sudah banyak karya dari penulis belum ada buku atau

karya penulis yang menjadi best seller, namun ada buku yang pernah

beberapa kali ada yaitu buku tentang Abu Bakar.

Dalam menulis sebuah buku tidak serta merta penulis dengan

mudah menulis menjadi sebuah buku, akan tetapi penulis juga mengalami

hambatan-hambatan. Hambatan-hambatan itu antara lain adalah persoalan

membagi waktu untuk menulis dan mengatur mood. Penulis kesulitan

membagi waktu, karena pada saat mulai menulis beliau sedang kuliah di

UIN Yogyakarta dan mengatur kegiatan lainnya, seperti kegiatan

keorganisasian di kampus tersebut, aktif di pesantren dan Yayasan

Hasyim Asy’ari di Yogyakarta. Walaupun begitu, penulis tetap berusaha

Page 32: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

32

meluangkan waktunya untuk menulis disela-sela kegiatannya. Penulis

biasanya menulis pada waktu malam hari setelah kegiatannya selesai.

Selain kesulitan mengatur waktu untuk menulis, penulis juga

mengalami kesulitan dalam mengatur mood. Mengatur mood sangatlah

penting dalam menulis sebuah buku, karena mood yang baik akan

memberikan pikiran positif pada penulis. Dengan pikiran positif penulis

dapat memperoleh banyak inspirasi sehingga dapat berpikir dengan lebih

baik dan menghasilkan karya yang baik pula. M. Sanusi tidak punya cara

khusus dalam mengatur mood, ia hanya memaksakan dirinya untuk

menulis walaupun misal moodnya sedang kurang baik. Penulis tetap

berusaha memaksa pikiran dan fisiknya guna melawan moodnya yang

kurang baik itu untuk tetap menulis sampai akhirnya tulisan selesai.

Latar belakang agama penulis adalah agama Islam dan ia

mengikuti organisasi Islam Nahdlatul Ulama (N.U). Selain aktif di

pesantren dan Yayasan Hasyim Asy’ari di Yogyakarta, penulis juga aktif

di lembaga Media Literacy Circle (MLC), Fakultas Ilmu Sosial dan

Humaniora, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Penulis (M. Sanusi) masih mempunyai keinginan untuk

melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, namun untuk

saat ini ia fokus untuk mencari pengalaman kerja terlebih dahulu dan

sambil mengusahakan beasiswa. Saat ini selain menulis, M. Sanusi

bekerja sebagai editor freelance dan kadang menjadi surveyor di beberapa

lembaga pendidikan.

Page 33: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

33

B. Sinopsis Buku Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan

dan K.H. Hasyim Asy’ari Karya M. Sanusi

Buku ini berisi tentang kebiasaan-kebiasaan K.H. Ahmad Dahlan

dan K.H. Hasyim Asy’ari yang sangat inspiratif sehingga bisa

mengispirasi orang-orang yang membaca buku ini. Dalam hal ini, buku

ini tidak lagi menghadirkan tentang biografi-biografi kedua tokoh dan

sejarah perjuangannya. Buku ini lebih mengulas sisi lain dari kedua tokoh

tersebut. Sisi lain di sini adalah perspektif penulis yang berbeda dari

penulis-penulis lain yaitu penulis buku ini (M. Sanusi) menulis tentang

kehidupan sehari-hari K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari

dalam menjalani hidup.

Latar belakang yang menginspirasi penulis dalam menulis buku

tentang Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H.

Hasyim Asy’ari adalah karena selain menarik bagi penulis buku, kedua

tokoh tersebut adalah pendiri organisasi Islam terbesar di Indonesia, yaitu

Nahdlatul Ulama yang didirikan oleh K.H. Hasyim Asy’ari dan

Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan. Selain itu,

penulis juga berkeinginan untuk mengangkat inti dari pokok-pokok

pemikiran kedua tokoh tersebut, tentang bagaimana mereka sebenarnya,

pandangan mereka tentang agama, sosial, dan keilmuan. Mengingat

beliau berdua adalah pendiri dua organisasi keagamaan terbesar di negeri

dan tampaknya semakin jauh dispartitasnya ditangan para penerusnya.

Page 34: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

34

Buku ini tidak lagi menyorot tentang biografi-biografi seperti

kebanyakan buku lainnya, tetapi menyorot kebiasaan sehari-hari K.H.

Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari yang jarang diekspose dan

diketahui orang banyak. Buku ini dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu

bagian pertama membahas tentang kebiasaan-kebiasaan K.H. Ahmad

Dahlan. Contoh kebiasaan-kebiasaan K.H. Ahmad Dahlan dalam buku ini

misalnya, di mana pada masa kanak- kanak K.H. Ahmad Dahlan dengan

nama panggilan waktu kecil yaitu Darwis, senang bermain dengan teman

sebayanya, bermain bola, layang-layang, dan lain sebagainya. Selain itu

Darwis juga anak yang patuh kepada kedua orang tuanya dan juga pada

agamanya. Misalnya, ketika mau keluar rumah Darwis selalu meminta

izin kepada kedua orang tuanya, suka mengaji pada waktu sore, senang

solat berjama’ah, pergi lebih awal untuk solat jum’at, senang bersekah.

Kebiasaan K.H. Ahamad Dahlan yang lainnya adalah senang berdiskusi,

bersahabat dengan orang besar, gemar mengucap salam, mendendangkan

solawat, senang berorganisasi, senang bersilaturahim, menghargai

perbedaan dan lain sebaginya.

Bagian kedua membahas tentang kebiasaan- kebiasaan K.H.

Hasyim Asy’ari. Contoh kebiasaan-kebiasaan K.H. Hasyim Asy’ari, yaitu

pada masa kanak- kanak K.H. Hasyim Asy’ari selain suka bermain petak

umpet, K.H. Hasyim Asy’ari sudah mulai mengajar di pesantren ayahnya.

K.H. Hasyim Asy’ari suka melerai temannya yang berkelahi, haus ilmu

dan mengembara dari satu pesantren ke pesantren lain, taat pada Kiai,

Page 35: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

35

senang berpuasa dan sedikit makan, suka membaca dan membeli buku

kemudian menuliskannya kembali, menulis kitab di pagi hari,

membangun silaturahim dengan tetangga, para tokoh agama dan

Negarawan. Selain itu K.H. Hasyim Asy’ari tidak meninggalkan

pekerjaannya sebagai seorang petani, K.H. Hasyim Asy’ari sering pergi

ke sawah dan ladang, sering berdagang kuda setiap pon, melakukan ronda

setiap malam, selain itu juga mengajar para santrinya dengan metode

sorogan dan bandongan dan masih banyak yang lainnya.

Semua tahapan kedua tokoh yang karismatik ini dihadirkan oleh

penulis tanpa terkecuali, mulai dari masa kanak-kanak yang

menyenagkan, menginjak usia dewasa yang penuh semangat hingga

menjadi pribadi yang matang di masa-masa puncak kehidupan keduanya.

Di sisi lain, buku ini juga penting diketahui oleh publik agar bisa

dipelajari, dijadikan panutan atau contoh bagi semua orang. Harapan dari

penulis buku ini adalah buku ini mampu memberikan tambahan wawasan

tentang kebiasaan kedua tokoh karismatik tersebut, serta bisa

menginspirasi pembaca sehingga mampu mencontoh kebiasaan kedua

tokoh karismatik tersebut dan mampu menerapkan kebiasaan baik dalam

kehidupan sehari-hari.

Page 36: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

36

C. Sitematika Penulisan Buku Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H.

Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari Karya M. Sanusi

Sistematika penulisan buku Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H.

Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari sama seperti sistematika buku

pada umumnya. Halaman pertama adalah judul buku, kemudian halaman

selanjuntya pengantar penulis di mana dalam pengantar tersebut

dijelaskan latar belakang penulis yang mendorong dalam menulis buku

tersebut. Halaman berikutnya adalah daftar isi yang di bagi menjadi dua

bagian, yaitu bagian satu berisi tentang kebiasaan sehari-hari K.H. Ahmad

Dahlan dan bagian kedua berisi tentang kebiasaan sehari- hari K.H.

Hasyim Asy’ari.

Lebih singkatnya sistematika penulisan buku Kebiasaan-Kebiasaan

Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari, yaitu:

1. Halaman Judul

2. Pengantar Penulis

3. Daftar Isi

4. Pembahasan yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu

a. Kebiasaan Sehari-hari K.H. Ahmad Dahlan

b. Kebiasaan Sehari- hari K.H. Hasyim Asy’ari

c. Daftar pustaka

d. Biografi Penulis

Page 37: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

37

D. Karya dari M. Sanusi

Beberapa karya dari M. Sanusi yaitu

1. Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H Ahmad Dahlan dan K.H

Hasyim Asy’ari

Sekilas tentang buku “Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H.

Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari” yang ditulis oleh M.

Sanusi menjelaskan bagaimana sosok kedua yang begitu santun,

sopan, taat pada orang tua dan agama, membantu sesama,

memakmurkan masjid dan sebagainya. Bisa dikatakan bahwa

sosok K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari dari kecil

sudah ditanamkan karakter yang baik oleh orang tua mereka,

sehingga bisa juga dijadikan contoh teladan yang baik khususnya

para pengikutnya umumnya untuk semua umat Islam khususnya di

Indonesia. Buku ini mengungkap perjalanan hidup dan kebiasaan-

kebiasaan kedua tokoh yaitu K.H. Ahmad Dahlan dan K.H.

Hasyim Asy’ari

2. Tuntunan Melamar dan Menikah secara Islami untuk pria dan

wanita

Buku ini mencoba menghadirkan tuntunan cara seseorang

mencari jodoh, melamar, dan menikah secara Islam. Termasuk

dalam hal ini, aspek-aspek yang hendaknya dimiliki oleh setiap

laki-laki dan perempuan saat mencari jodoh, khitbah atau melamar,

serta menuju ke pernikahan. Islam tidak sekadar memberikan dalil,

Page 38: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

38

akan tetapi juga mencoba memahami perasaan cita kasih saying di

antara lawan jenis, laki-laki dan perempuan. Melalui Al-Qur’an

dan Hadits serta para ulama, Islam menganggap penting

memberikan panduan tentang cara mencari jodoh, tuntunan

melamar, hingga tata cara melangsungkan pernikahan dengan

detail kepada pemeluknya. Tujuannya adalah untuk memberikan

pengajaran kepada mereka tentang cara yang baik dan tidak baik.

Sedikit contoh dari buku ini mengenai mencari pasangan

dalam Islam, yaitu teguh dalam beragama, penyayang dan subur,

memilih perempuan yang perawan, mengutamakan laki-laki yang

mampu memberi nafkah, mengutamakan yang jauh dari

kekerabatan, dan yang menyenangkan jika dipandang. Serta

kafa’ah (sebanding dalam hal kedudukannya).

3. Orang Miskin (Boleh) Sukses Sekolah

Buku ini mencoba menghadirkan beberapa orang sukses dan

terkenal, yang dulunya orang-orang ini berasal dari keluarga

miskin dengan sarana dan fasilitas terbatas. Mereka orang-orang

sukses yang lebih didahului oleh kegagalan demi kegagalan dalam

misi mereka. Mereka meraih kesuksesan bukan dengan sekejap

mata, akan tetapi dengan rajin belajar dan berusaha dengan keras.

Mereka menyadari proses situ wajib adanya, dan hasil sebagai

imbalannya.

Page 39: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

39

Sebagai contoh, dalam buku menghadirkan sosok Harsisto

yang seorang anak petani bisa memperoleh gelar Profesor Riset

dari Tokyo University. Dia yang yang menjelma menjadi anak

kuliah di ITB, dengan keadaan ekonomi yang sangat kurang, tidak

membuatnya patah semangat dan berusaha dengan susah payah

sampai lulus dan wisuda. Setelah wisuda dia masih mau

melanjutkan kuliahnya sambil bekerja di Lembaga Metalurgi

Nasional (LMN-LIPI) sebagai tenaga honorer, akhirnya mampu

memperoleh gelar Profesor Riset dari Tokyo University.

4. Jasad-Jasad yang Harum

Beberpa fenomena orang menignggal jasadnya harum dan

bahkan utuh sering terjadi. Biasanya orang yang sudah meninggal

apalagi sampai bertahun-tahun tentu saja jasadnya akan terurai

bahkan hancur dan hanya tulang belulang. Akan tetapi ada

beberapa orang khusus yang diberi rahmat oleh Allah swt,

sehingga jasadnya tetap utuh meskipun sudah dikubur selama

bertahun-tahun.

Di dalam buku disebutkan bahwa Kiai Abdullah jasadnya

harum dan utuh setelah 26 tahun dikuburkan. Kiai Abdullah adalah

ulama dan pembimbing masyarakat di wilayah Batu, Ceper,

Tangerang. Sepanjang hidupnya, Kiai Abdullah menghabiskan

waktunya untuk belajar dan mengajar agama. Materi yang

diajarkan oleh Kiai Abdullah berupa ilmu fiqih maupun tafsir Al-

Page 40: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

40

Quran, serta kitab-kitab lain seperti Jurmiyah, Nahwu, Sharraf,

Fathul Kharib, Fathul Mu’in serta tafsir Jalalain karya Imam

Jalaluddin al-Mahalli dan Imam Jalaluddin as-Suyiti. Soal jasad

Kiai Abdullah yang utuh dan mengeluarkan bau ketika jenazah

hendak dipindah dari tempat asalnya, banyak kejadian yang aneh,

alat yang digunakan untuk menghancurkan Mushola di mana

beliau dimakamkan tiba-tiba tidak berfungsi, dan masih banyak

kejadian lainnya.

5. Tempatkan Orang Tuamu di atas Kepala Niscaya Mulia Hidupmu

Buku ini menjelaskan berbagai macam cara berbakti kepada

kedua orang tuan, serta keutamaan dan manfaat bagi seorang anak

yang selalu memuliakan kedua orang tuanya. Selain buku ini

mengetengahkan keutamaan memuliakan dan berbakti kepada

kedua orang tua, buku ini juga menjelaskan mengapa kita harus

berbakti kepada kedua orang tua dan dengan cara apa kita

melakukannya. Buku ini berusaha menekankan kepada pembaca

khususnya begitu pentingnya orang tua dalam kehidupan kita dan

bagaimana kita harus memuliakan dan memperlakukan mereka

dengan cara yang paling baik.

6. Aku Terpaksa Membunuh

Sekilas tentang buku ini, perang adalah alternatif terburuk

dari yang paling buruk. Setiap penentangan terhadap peperangan

bisa dibetulkan, kapan pun dan di mana pun. Terlebih, apabila

Page 41: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

41

peperangan itu berlatar belakang kepentingan politik dan ekonomi

belaka. Perang selalu menyisakan kehancuran, luka, dan derita

berkepanjangan.

Buku ini menghadirkan kisah-kisah inspirasional para tokoh

prajurit militer pemberani, tidak saja untuk berperang, yang

menentang peperangan itu sendiri dan perintah komandan mereka.

Dengan cara mereka sendiri, para prajurit ini berjuang untuk

sesuatu yang lebih besar dari apa yang diperjuangkan oleh prajurit

lainnya. Keberanian tindakan dan keputusan mereka membuka

mata dunia tentang arti kemanusiaan. Mereka bukanlah para

pengecut, yang lari dari medan perang!

Justru merekalah para pahlawan kemanusiaan yang

sesungguhnya, yang berjuang untuk kepentingan dan perdamaian

seluruh tentara di dunia. Kisah-kisah mereka tersaji di sini dengan

amat menggetarkan, penuh ketulusan, pendalaman makna

kemanusiaan.

7. Berbagai Terapi Kesehatan Melalui Amalan

Sekilas tentang buku ini, sehat alami sekaligus mendapat

pahala besar, solusinya hanya satu, ibadahlah dengan benar sesuai

yang diperintahkan Allah Swt, dan sesuai dengan apa yang telah

dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw. Apabila semua ibadah

tersebut dilakukan dengan benar sesuai tuntunan Nabi Muhammad

Page 42: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

42

Saw, dijamin tubuh Anda akan sehat secara alami dan tidak

membutuhkan biaya.

Dengan gamblang, buku ini memaparkan bagaimana

mekanisme ibadah-ibadah tersebut dalam menjamin kesehatan

pelakunya. Terapi Kesehatan itu yaitu,

a) Terapi Kesehatan dengan Wudhu

b) Terapi Kesehatan dengan Shalat

c) Terapi Kesehatan dengan Puasa

d) Terapi Kesehatan dengan Doa dan Dzikir

e) Terapi Kesehatan dengan Membaca al-Qur’an

f) Terapi Kesehatan dengan Siwak

8. Dzikir Itu Ajib Bukti Bukti Dzikir dapat Menyempu

Buku ini memuat beragam doa keterhindaran dari berbagai

masalah yang acap kali mendera hidup kita, mulai dari berbagai

musibah, penyakit, kegelisahan jiwa, kejahatan, hingga persoalan-

persoalan yang mengganggu dunia usaha, karier, dan rumah

tangga. Bersama buku ini, anda akan dibimbing bagaimana cara

memohon kepada Allah Swt agar segera dapat keluar dari segala

masalah itu. Amalan doa-doa dalam buku ini, insya Allah, akan

mengantarkan anda pada pintu penyelesaian segala permasalahan.

Buku ini menjadi semakin istimewa sebab dilengkapi dengan cara

baca doa dalam tulisan Latin, sehingga akan memudahkan bagi

anda yang belum begitu lancar membaca teks Arab. Selain itu,

Page 43: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

43

buku ini pun dilengkapi dengan terjemah di setiap doanya,

sehingga akan membuat anda semakin khusyuk dalam berdoa

sebab memahami makna setiap kalimatnya.

9. Jalan Jalan Tikus Bisa Umrah Haji

Sekilas tentang buku ini, di mana ada banyak cara menuju

Makkah untuk dapat melaksanakan ibadah haji dan umrah, mulai

dari yang resmi, semi resmi, haji plus, haji turis, hingga jalan tikus.

Jalan tikus? Ya, sebuah cara berangkat haji tanpa modal. Tapi

mungkinkah? Kementerian agama menyatakan tidak boleh.

Pemerintah Arab Saudi juga mengatakan tidak bisa.Tapi, bagi

Anda yang minim modal, jalan tikus menjadi sangat mungkin dan

sangat bisa untuk dilakukan.

Buku ini juga dilengkapi dengan tips mendapatkan tiket

pesawat yang sangat murah, memilih pesawat yang aman,

menghemat biaya di perjalanan, serta dilengkapi dengan doa-doa

seputar haji dan umrah. Buku ini berisi tentang Mengenal Jalan

Tikus; Berangkat Haji dan Umrah Supermurah, Persiapan untuk

Berangkat Haji dan Umrah Melalui Jalan Tikus, Tips Mendapatkan

Paspor dan Dokumen Penting dalam Perjalanan, Tips Mudah

Mendapatkan Tiket Pesawat yang Sangat Murah, Tips Aman

Menunaikan Haji dan Umrah Melalui Jalan Tikus, Doa-Doa

Makbul seputar Haji dan Umrah.

Page 44: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

44

10. Panduan Lengkap Membagi Harta Waris

Sekilas tentang buku ini, pembagian harta waris perlu

diatur, sebab dengan aturan tersebut, tercipta keadilan dan

kesetaraan di antara para ahli waris. Selain itu, persoalan

pembagian harta waris kerap kali menuai konflik dan pertikaian

antar keluarga yang berujung pada hilangnya nyawa seseorang. Itu

tak lain karena waris bersinggungan dengan persoalan materi dan

hak kepemilikan, yang meniscayakan keadilan dan kesetaraan.

Meskipun demikian, tidak sedikit masyarakat yang merasa

kesulitan membagi harta waris bagi orang-orang yang berhak

menerimanya. Bahkan, hanya kalangan tertentu yang bisa

menangani masalah pembagian harta warisan.

Selain itu, sangat jarang bahkan belum ada buku panduan

mudah tentang pembagian harta warisan. Nah, atas dasar itulah,

buku ini hadir di hadapan anda. Di dalamnya, berisi panduan super

mudah dalam membagi harta waris sesuai dengan ketentuan di

dalam syariat Islam. Sehingga, pertikaian dan perselisihan di

lingkungan keluarga dan kerabat dapat dihindari. Bersama buku

ini, anda mampu memahami secara mudah tentang sebab-sebab

terjadinya waris, tentang orang-orang yang berhak menerima harta

warisan, hal-hal yang menggugurkan warisan, dan lain sebagainya.

Page 45: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

45

BAB III

DESKRIPSI PEMIKIRAN

A. Nilai Pendidikan Karakter

1. Nilai

Nilai adalah sesuatu yang yang dinilai positif, dihargai,

dipelihara, diagungkan, dihormati, membuat orang gembira, puas

bersyukur (kepuasan rohani). Kalau seseorang mengambil pilihan dan

ternyata setelah mengalami pilihannya itu ia menjadi gembira, kiranya

ia menemukan nilai bagi dirinya, tetapi sebaliknya kalau seseorang

lalu menjadi murung, sedih, karena pilihannya kiranya ia membuat

suatu pilihan yang keliru (Kaswardi, 1993:8).

Rokeach memberikan batasan (pengertian) tentang nilai, yaitu

keyakinan dasar bahwa suatu modus perilaku atau keadaan akhir

eksistensi yang khas lebih disukai secara pribadi atau social

dibandingkan modus perilaku atau keadaan akhir eksistensi kebalikan

atau lawannya. Dalam pengertian itu, lebih jauh dijelaskan bahwa

nilai mengemban gagasan-gagasan seorang individu mengenai apa

yang benar, baik, atau diinginkan. Nilai mempunyai atrribut isi dan

intensitas (Budiyono, 2007:71).

Nilai adalah esensi yang melekat pada sesuatu yang sangat

berarti bagi kehidupan manusia. Kebermaknaan esensi tersebut

Page 46: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

46

semakin meningkat sesuai dengan peningkatan daya tangkap dan

pemaknaan manusia sendiri (Thoha, 1996: 62).

2. Pendidikan

Menurut Jhon Dewey dalam buku Pendidikan Karakter

Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, pendidikan adalah

proses pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan

emosional ke arah alam dan sesama manusia (Muslich, 2011:67).

Suhartono (2008:43) mengatakan bahwa pendidikan memiliki

arti secara luas dan sempit. Menurut sudut pandang luas, pendidikan

adalah segala jenis pengalaman kehidupan yang mendorong timbulnya

minat belajar untuk mengetahui dan kemudian bisa mengerjakan

sesuatu hal yang telah diketahui itu. Keadaan seperti itu berlangsung

di dalam jenis dan bentuk lingkungan sosial sepanjang kehidupan.

Selanjutnya, setiap jenis dan bentuk lingkungan itu mempengaruhi

pertumbuhan individu dalam hal potensi-potensi fisis, spiritual,

individual, sosial, dan religius sehingga menjadi manusia seutuhnya,

manusia yang menyatu dengan jenis dan sifat khusus lingkungan

setempat.

Suhartono (2008:46) menurut pendekatan dari sudut pandang

sempit, pendidikan merupakan seluruh kegiatan yang direncanakan

serta dilaksanakan secara teratur dan terarah di lembaga pendidikan

sekolah. Pendidikan diartikan sebagai sistem persekolahan. Dalam hal

ini, pendidikan merupakan suatu usaha dasar dan terencana yang

Page 47: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

47

diselenggarakan oleh institusi persekolahan (shcool education) untuk

membimbing dan melatih peserta didik agar tumbuh kesadaran

tentang esksitentsi kehidupan dan kemampuan menyelesaikan setiap

persoalan kehidupan yang selalu muncul.

Pendidikan merupakan proses perbaikan, penguatan, dan

penyempurnaan terhadap semua kemampuan dan potensi manusia.

Pendidikan juga dapat diartikan sebagai suatu ikhtiar manusia untuk

membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dan kebudayaan

yang ada dalam masyarakat (Rokib, 2009:15).

3. Karakter

Helen G. Douglas mengatakan bahwa karakter tidak

diwariskan, tetapi sesuatu yang dibangun secara berkesinambungan

hari demi hari melalui pikiran dan perbuatan, pikiran demi pikiran,

tindakan demi tindakan (Hariyanto, 2011:41).

Karakter dipengaruhi oleh hereditas. Perilaku seorang anak

sering kali tidak jauh dari perilaku ayah atau ibunya. Dalam bahasa

Jawa dikenal istilah “Kacang ora ninggal lanjaran” (Pohon kacang

panjang tidak pernah meninggalkan kayu atau bambu temaptnya

melilit dan menjalar) (Samani, 2011:43).

Karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang

khas setiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup

keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara (Samani, 2013: 41).

Page 48: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

48

Karakter tidak diwariskan, tetapi sesuatu yang dibangun secara

berkesinambungan hari demi hari melalui pikiran dan perbuatan,

pikiran demi pikiran, tindakan demi tindakan (Hariyanto, 2011:41).

4. Pendidikan Karakter

Dalam buku Pendidikan Karakter dalam Perspektif Teori dan

Praktik, Pitchard mendefinisikan karakter adalah sesuatu yang

berkaitan dengan kebiasaan hidup individu yang bersifat menetap dan

cenderung positif (Zuchdi, 2011:27).

Menurut Ratna Megawangi dalam buku “Pendidikan

Karakter”, mendefinisikan bahwa pendidikan karakter adalah sebuah

usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan

dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari,

sehingga mereka dapat berkontribusai yang positif kepada

lingkungannya. Definisi lain dari Fakry, pendidikan karakter adalah

sebuah proses tranformasi nilai-nilai kehidupan untuk

ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi

satu dalam perilaku kehidupan orang itu. Dalam definisi tersebut ada

tiga ide pikiran penting, yaitu: 1) proses tranformasi nilai-nilai, 2)

ditumbuhkembangkan dalam kepribadian, 3) menjadi satu dalam

perilaku (Kesuma, 2012:5).

Menurut Lickona pendidikan karakter akan meningkatkan

kognitif, afektif, dan perilaku dan perilaku manusia yang lebih

bermoral. Jadi pendidikan karakter yaitu perilaku, perbuatan, sikap

Page 49: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

49

yang lahir didasari oleh nalar dan pemikiran (yang tepat). Pendidikan

karakter yang baik, ideal disebut sebagai pendidikan karakter luhur.

Konsep ini mencakup makna etik dan etiket sekaligus. Artinya,

pendidikan karakter adalah nilai, aturan baik buruk yang harus

diaplikasikan dalam perilaku sehari-hari (Endraswara, 2013:3).

Pendidikan karakter juga dapat didefiniskan sebagai

pendidikan yang mengembangkan karakter yang mulia (good

character) dari peserta didik dengan mempraktikkan dan mengajarkan

nilai-nilai moral dan pengambilan keputusan yang beradab dalam

hubungan dengan sesama manusia maupun dalam hubungannya

dengan Tuhannya (Samani, 2013:44).

5. Tujuan Pendidikan Karakter

Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-niali yang

baik, luhur, pantas, benar dan indah untuk kehidupan, karena itu

tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada

segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin

dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan (Tirtarahardja, 2008:37).

Kesuma (2012:9) tujuan pertama pendidikan karakter adalah

memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu

sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses sekolah

maupun setelah proses sekolah (setelah lulus dari sekolah). Tujuan

kedua pendidikan karakter adalah mengkoreksi perilaku peserta didik

yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh

Page 50: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

50

sekolah. Tujuan ketiga dalam pendidikan seting sekolah adalah

membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat

dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter bersama.

Tujuan pendidikan karakter adalah untuk meningkatkan mutu

penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah pada

pencapaian pembentukan karakter dan ahklaq mulia peserta didik

secara utuh, terpadu, dan seimbang (Muslich, 2011:81).

Fungsi dan tujuan pendidikan nasional menurut UUSPN No.20

tahun 2003 Bab 2 Pasal 3: pendidikan nasional adalah

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, berujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab

(Kesuma, 2011:6).

B. Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H.

Hasyim Asy’ari

Merujuk pada buku Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad

Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari karya M. Sanusi ini dijelaskan bahwa

sosok K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari mempunyai karakter

yang baik sejak mereka masih kecil, yang tercermin melalui kebiasaan-

Page 51: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

51

kebiasaan mereka berdua. Adapun nilai-nilai pendidikan karakter dalam

kebiasaan-kebiasaan K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari

sebagai berikut:

1. Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan

a. Tidak membedakan antar sesama

Kebiasaan Dahlan berkawan dengan orang-orang biasa dan dari

kalangan keluarga miskin sejak kecil menjadikan dirinya selalu

mawas diri. Lebih dari itu, kebiasaan pergaulan yang melampaui

srata social ketika itu, menjadikan dirinya sebagai sosok yang

diidolakan dan dibanggakan. Tidak hanya bagi keluarganya, bahkan

bagi teman-teman sepermainan dan masyaratakat sekitarnya.

Kebiasaan Dahlan bergaul dengan kalangan sastra bawah menjadi

modal utama dikemudian hari dalam berperilaku lebih bijak dan

menghargai orang-orang tidak mampu (Sanusi, 2013;81).

b. Berpikir Kritis

K.H. Ahmad Dahlan mempunyai kebiasaan memandang maksura.

Maksura ialah tempat khusus untuk sujud yang terkenal. Menurut

masyarakat itu hal yang biasa, namun menurut K.H. Ahmad Dahlan

hal itu sangat aneh. Secara tidak langsung ini sama saja dengan

adanya sistem kastanisasi dalam beragama. Tidak hanya tentang

maksura, Darwis (K.H. Ahmad Dahlan), pemuda Kauman itu juga

pernah bertanya tentang slametan, ruwatan, nyadran, dan padusan.

Kebiasaan mengamati yang ‘aneh-aneh’ dan berpikir kritis ini

berlanjut hingga Darwis dewasa (Sanusi, 2013:3).

Salah satu hal yang menjadi kebiasaan K.H. Ahmad Dahlan sejak

kecil adalah suka merenungi tradisi masyarakat. Bagi K.H. Ahmad

Dahlan, tradisi sosial yang berkembang di tengah-tengah

masyarakat Kauman sudah melampaui sosial-keagamaan tidak serta

merta dapat diubah begitu saja. Butuh perenungan dan ajakan yang

pelan-pelan (Sanusi, 2013:47)

.

c. Suka mengaji setiap sore di Masjid

Darwis kecil, seperti halnya saudara-saudaranya yang lain,

diarahkan berdisiplin dalam belajar agama. Awal mula ia belajar

mengaji kepada ayahnya. Ia belajar membaca al-Quran dan

pengetahuan agama Islam pertama kali dari ayahnya sendiri. Pada

usia 6 tahun, ia sudah lancar membaca al-Qur’an. Karena itu, tidak

Page 52: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

52

terlalu mengherankan ketika ia mengaji di Masjid Gedhe

Kaumanmenjadi satu-satunya anak yang paling pintar (Sanusi,

2013:34).

d. Senang shalat berjama’ah

Shalat berjama’ah merupakan hal yang paling disenangi K.H.

Ahmad Dahlan. Kalau tidak ada halangan yang memang berat, ia

selalu melaksanakan shalat berjma’ah. Kebiasaan tersebut tidak

dating begitu saja. Kiranya sudah dipupuk semenjak ia masih

kanak-kanak. Kebiasaan ayahnya mengajak Darwis kecil (K.H.

Ahmad Dahlan) ke masjid untuk shalat berjama’ah secara tidak

langsung telah mendarah daging bagi pembentukan karisma dan

sufisme K.H. Ahmad Dahlan di masa-masa selanjuntya.

Kesenganan shalat berjma’ah bagi K.H. Ahmad Dahlan lebih besar

dibandingkan kesenangan seseorang terhadap barang berharganya

(Sanusi, 2013:37).

e. Pergi lebih awal untuk shalat Jum’at

Sebagaimana kebiasaan-kebiasaan baik yang lain, pergi lebih awal

untuk awal untuk shalat jum’at telah dipraktikkan oleh K.H.

Ahmad Dahlan semenjak belum baligh. Ia selalu diajak bapaknya

pergi ke masjid, begitu pula ketika hari jum’at. Kebiasaan yang

diajarkan kepada Darwis ini tidak serta merta diikuti begitu saja.

Sebagaimna halnya anak kecil pada umumnya, kadang malas untuk

melakukan apa yang menjadi “kewajiban” seseorang yang sudah

baligh (Sanusi, 2013:42).

f. Selalu meminta izin ketika keluar rumah

Praktik meminta izin keluar rumah biasanya Dahlan lakukan pada

saat keluar rumah, baik untuk mengaji, bermain, atau sekadar pergi

ke rumah sanak familinya di sekitar Kauman (Sanusi, 2013:57).

g. Senang bersedekah

Untk kebiasaan bersedekah kepada lingkungan tidak mampu sudah

Dahlan lakukan sejak kecil. Ia mencontoh para gurunya, yang

senang bersedekah. Di samping itu, ia memahami bahwa praktik

keagamaan dapat ditransformasikan pada kehidupan sosial di mana

seseorang peduli terhadap sesamanya (Sanusi, 2013:60).

Page 53: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

53

h. Belajar pada lingkungan keluarga

Kebiasaan lain K.H. Ahmad Dahlan ketika masih kecil ialah senang

belajar pada orang-orang hebat di lingkungan keluarganya. Di

samping mengaji kepada Kiai Kamaludiningrat, Dahlan kecil juga

belajar pada banyak tokoh di kampong Kauman yang juga masih

ada hubungan kekeluargaan dengannya. Pendidikan merupakanhal

yang tak dapat dipisahkan dari keluarga Dahlan (Sanusi, 2013:66).

i. Senang berdiskusi

Kebiasaan berdiskusi telah dilakukan oleh K.H. Ahmad Dahlan

sejak dirinya masih belia, karena ayahnya orang terpandang tidak

sulit bagi Dahlan kecil untuk mengikuti rangkaian rapat atau

musyawarah. Dari kebiasaan tersebut, Dahlan secara tidak langsung

dapat mengamati bagaimana orang lain mengemukakan

pendapatnya. Inilah yang menjadi landasan sosiologis ketika

menjadi Kiai besar dan bertemu dengan orang-orang besar (Sanusi,

2013:72).

j. Bersahabat dengan orang besar

Muhammad Darwis memliki kebiasaan selalu bersahabat dengan

orang-orang besar dan orang-orang baik di lingkungannya.

Walaupun ia tidak pilih kasih dalam berinteraksi dengan siapa pun,

namun bagi Darwis bershabat akrab dengan orang-orang besar akan

menjadikan dirinya besar dan terus bersemangat menjadi orang

besar dengan ilmunya. Kebiasaan bersahabat dengan orang besar

Darwis lakukan hingga dirinya menjadi Ahmad Dahlan (Sanusi,

2013:77).

k. Sayang terhadap anak yatim

Kebiasaan K.H. Ahmad Dahlan yang lain ialah selalu memberikan

seseuatu yang berguna untuk anak yatim. Tidak hanya berupa

barang, tapi juga ilmu. Bagi K.H. Ahmad Dahlan memperlakukan

dengan baik dan bijak adalah cara terbaik. Kasih sayang K.H.

Ahmad Dahlan terhadap anak yatim tidak hanya ketika ia sudah

menjadi Kiai besar. Pada saat masih anak-anak, Dahlan selalu ingin

berbagi rezeki dengan mereka. K.H. Ahmad Dahlan, menyayangi

anak yatim dan memperlakukannya dengan baik tidak hanya dapat

bermanfaat bagi si anak, pun dapat bermanfaat bagi dirinya di dunia

hingga di akhirat nanti (Sanusi, 2013:102).

Page 54: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

54

l. Gemar mengucap salam

Kebiasaan K.H. Ahmad Dahlan ketika berpapasan dengan orang

lain di jalan ialah mengucapkan salam. Assalamu’alaikum (aku

berdoa semoga keselamatan selalu menyertaimu), begitulah kata

salam yang acap kali diucapkan oleh K.H. Ahmad Dahlan kepada

masyarakat atau orang lain yang berpapasan dengannya. Kebiasaan

baik tersebut dibawa ke mana-mana dan dalam kondisi apa pun

(Sanusi, 2013:114).

m. Mendendangkan shalawat

Inilah yang menjadi kebiasaan K.H. Ahmad Dahlan sehari-hari. Ia

sangat senang mendendangkan shalawat atau mengirimkan

shalawat kepada baginda Nabi Muhammad Saw. Dalam keadaan

apa pun, K.H. Ahmad Dahlan biasanya tak pernah lupa untuk

bershalawat. Kebiasaan tersebut ia lakukan ketika ia membuka

pengajian, baik di langgarnya sendiri atau di luar Yogyakarta

(Sanusi, 2013:122).

n. Terbiasa bermuhasabah

K.H. Ahmad Dahlan adalah seorang yang sangat hati-hati dalam

kehiduapan sehari-harinya. Kebiasaan sehari-hari yang K.H.

Ahmad Dahlan lakukan serba berdasarkan pemikiran matang.

Walaupun bertindak tegas dan praktis, K.H. Ahmad Dahlan

biasanya terlebih dahulu berpikir dampak positif dan negatifnya

dari sebuah persoalan. Kebiasaan muhasabah (intropeksi)

merupakan suatu hal yang sering dilakukan oleh K.H. Ahmad

Dahlan. Apalagi, sehabis shalat tahajjud, biasanya ia akana

menyempatkan beberapa saat untuk melakukan intropeksi (Sanusi,

2013:125).

o. Senang bersilaturahim

Kepribadian K.H. Ahmad Dahlan yang supel, ramah, aktif,

dermawan dan suka menolong semakin mendrong kebiasaan dalam

dirinya untuk mengenal dan dikenal oleh orang lain. Tidak salah

kiranya bila silaturahim menjadi arena mempererat tali

persaudaraan sangat disukai oleh K.H. Ahmad Dahlan. Sebagai

seorang ulama dan organisatoris, K.H. Ahmad Dahlan tidak

canggung untuk menyapa dan mengunjungi orang lain. Sebagai

seorang yang aktif dalam kegiatan bermasyarakat dan mempunyai

gagasan-gagasan cemerlang, ia juga dengan mudah diterima dan

dihormati di tengah kalangan masyarakat (Sanusi, 2013:133).

Page 55: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

55

p. Senang berorganisasi

Semangat K.H. Ahmad Dahlan adalah semangat berorganisasi.

Kebiasaan K.H. Ahmad Dahlan sebagai seorang yang berilmu dan

aktif adalah mengikuti berbagai organisasi kepemudaan. Bahkan,

sebelum ia sepenuhnya berjhidmat membangun Muhammadiyah, ia

aktif dibeberapa organisasi elite pribumi. Senang berorganisasi

barangkali menjadi salah satu napas dakwah K.H. Ahmad Dahlan

dalam membangun perubahan social ke arah yang lebih baik

(Sanusi, 2013:140).

q. Tidak pernah gamang

Rasa gamang dapat saja dimiliki siapa pun, namun tidak bagi

orang-orang besar dengan jiwa yang juga besar. Seperti halnya

K.H. Ahmad Dahlan, ia mempunyai kebiasaan yang tak pernah

merasa takut terhapdap apa pun dan siapa pun, kecuali terhadap

Allah Swt. Ia pun dikenal sebagai tokoh yang tak pernah

mempunyai rasa gamang atau getir menghadapi segala sesuatu

(Sanusi, 2013:147).

r. Menghargai perbedaan

Menghargai perbedaan menjadi cara pandang K.H. Ahmad Dahlan

dalam kehidupan sehari-hari pada masa-masa awal perjuangannya

mendirikan gerakan tajdid, ia sangat menghargai keputusan Kiai

Kamaludiningrat yang tidak menghendaki perubahan arah kiblat.

Walaupun begitu, hal itu tidak lepas dari genggamannya K.H.

Ahmad Dahlan. Ia tetap berusaha memberikan pemahaman yag

baik kepada masyarakat, perihal beragama yang benar. Atas usaha

kesabarannya tersebut akhirnya masyarakat Kauman, bahkan di

seluruh Nusantara, dapat menerimnya dengan tangan lapang

(Sanusi, 2013:158).

g. Tidak mengkultuskan makam

Pada saat itu, masih banyak tradisi yang mengkultuskan kburan

sebagai benda keramat. Sebagian masyarakat yang belum

memaknai Islam secara benar menganggap kuburan adalah tempat

yang baik untuk berdoa. Melalui sikap dan pengajarannaya, K.H.

Ahmad Dahlan kemudian mengajak seluruh umat Islam untuk tidak

lagi kembali pada kuburan, apalagi mengkultuskannya sebagai

tempat keramat dan berpetuah.

Page 56: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

56

2. Kebiasaan-Kebiasaan Inpsiratif K.H. Hasyim Asy’ari

a. Sering mendengarkan senandung aya-ayat suci al-Qura’an

Sejak Hasyim Asy’ari bisa tengkurap, merangkak, duduk dan

berjalan, telinga mungilnya sudah terbiasa mendengar suara-suara

yang mengeja huruf hijaiah;alif, ba, ta, tsa, atau senandung indah

bait-bait syair dari kitab Aqidatul Awam yang disenandungkan para

santri. Hasyim Asy’ari juga terbiasa menyimak bacaan-bacaan al-

Qur’an dengan merdu, baik dari ayah, ibu, dan kakek atau

neneknya, Kiai Usman dan Nyai Layyinah (Sanusi, 2013:177).

b. Suka melerai teman yang bertengkar

Ketika ada temannya bertengkar, ia cepat-cepat melerai, meski

terkadang ia terkena juga akibat usaha peleraian itu. sampai-sampai

pernah kepalanya berdarah karena terkena pukulan dari salah satu

temannya yang sedang bertengkar. Tetapi ia tidak marah, juga tidak

membalas. Karena sikapnya yang baik ini, keduanya akhirnya

berhenti bertengkar dan justru merawat kepala Hasyim yang terluka

itu (Sanusi, 2013:183).

c. Terbiasa memberikan barang-barang miliknya

Sudah bukan rahasia lagi kalau sejak kecil Hasyim Asy’ari sudah

dikenal sebagai anak yang pemurah. Ia sering memberikan mainan

atau benda miliknya, berupa baju atau sarung kepada teman-

temannya tanpa sepengetahuan ayahnya, Kiai Asy’ari (Sanusi,

2013:185).

d. Haus ilmu dan mengembara dari satu pesantren ke pesantren lain

Seperti lazimnya anak seorang Kiai di masa itu, Hasyim Asy’ari tak

puas hanya dengan blajar kepada ayahnya sendiri. Didorong oleh

tingginya cita-cita, maka setelah cukup memliki bekal, Hasyim

mengemukakan maksudnya untuk merantau. Kedua orang tuanya

memahami maksud Hasyim yang ingin mennambah pengetahuan

dan meluaskan ilmunya (Sanusi:2013:188).

e. Tanpa lelah taat pada Kiai

Ketika Kiai Hasyim menjadi santri di sebuah pesantren, Kiai

Hasyim amat sangat taat terhadap Kiainya. Hal ini sudah menjadi

cirri khasnya, bahkan lebih taat dan paling taat di antara santri-

santri lainnya. Ia memperlakukan sang Kiai sebagai guru yang

harus dipatuhi dan dihormati. Itulah salah satu kebiasaan dan cirri

Page 57: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

57

khas Kiai Hasyim Asy’ari sewaktu menjadi di beberapa pondok

pesantren (Sanusi, 2013:198).

f. Sering berpuasa dan sedikit makan

Sejak remaja, Kiai Hasyim dikenal sebagai anak muda yang

berpandangan religius dan berorientasi ukhrawi. Ia terbiasa

melakukan olah batin dengan berpuasa guna mencegah godaan

hawa nafsu. Kebiasaan itu ia warisi dari ibundanya, Nyai Halimah.

Sekalipun tak berpuasa, ia jarang makan. Paling banyak dua kali

sehari, yakni sarapan dengan secangkir kopi susu serta makan

malam usai mengajar (Sanusi, 2013:218).

g. Kebiasaan sebelum membaca dan menulis buku’

K.H. Hasyim Asy’ari ketika membaca atau hendak menulis buku

tentang syariah, biasanya selalu bersuci atau memliki wudhu’ dan

mengawalinya dengan basmalah. Sedangkan bila ilmu retorika atau

semacamnya, maka K.H. Hasyim Asy’ari biasanya membaca

shalawat dan alhamdulillah (Sanusi, 2013:229).

h. Memberi kredit untuk membeli kitab (Dermawan)

Ketika santri berminat membeli kitab tidak memiliki cukup uang,

mereka langsung bisa bilang dan menemui K.H. Hasyim Asy’ari

memohon pertolongan. Tak banyak tanya, diberilah pinjaman

sebesar Rp. 10 (sepuluh rupiah) untuk membeli kitab babon (Hadits

Bukhori-Muslim, Ihya’ Ulumidin dab Fathul Wahab) tersebut.

Kemudian, pinjaman itu dicicil setiap bulan minimal seringgit.

Tidak sampai satu tahun, utang sudah dilunasi sementara kitab

langsung bisa dimiliki dan dikaji (Sanusi, 2013:242).

i. Membangun silaturahim dengan tetangga

Salah satu kebiasaan K.H. Hasyim Asy’ari selama menjadi

pengasuh adalah silaturahim dengan tetangga dekat pesantren.

Kebiasaan ini dilakukan dalam rangka meningkatkan penerimaan

masyarakat terhadap berdirinya pesantren, serta misi utama dakwah

Islamiah yang memang menjadi tanggung jawab yang ia ambil

sejak mula-mula mendirikan pesantren di Tebuireng (Sanusi,

2013:261).

j. Membangun silaturahim denga para tokoh dan negarawan

Sudah menjadi kebiasaan K.H. Hasyim Asy’ari untuk secara intens

berteman, bersahabat, dan berdialog tentang persoalan-persoalan

Page 58: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

58

umat selama berada di Makkah. Melalui dialog-dialog, diskusi

kecil, persahabatan, dan canda ringan mereka setiap hari selama di

Makkah, jadilah mereka itu teman baik K.H. Hasyim Asy’ari. Di

antara para sahabatnya adalah Sayyid Sholeh Syatha, Syekh

Thoyyib al-Sasi dan lain sebagainya (Sanusi, 2013:264).

k. Bertamu dan mengingkatkan mereka yang keliru

K.H. Hasyim Asy’ari adalah seorang yang cukup moderat. Artinya,

ia cukup terbuka terhadap hal-hal baru yang inovatif seperti

pembelajaran bahasa Belanda di pesantren. Akan tetapi, jika

menyangkut aqidah, kekeliruan sikap yang dapat memperburuk

citra Islam, K.H. Hasyim Asy’ari sama sekali tidak tinggal diam

(Sanusi, 2013:267).

l. Musyawarah saat akan memutuskan hal penting

Sudah menjadi watak dan kebiasaan K.H. Hasyim Asy’ari bahwa ia

akan selalu bermusyawarah setiap akan memutuskan hal penting

dalam hidupnya. K.H. Hasyim Asy’ari tidak pernah memutuskan

sesuatu secara grusa-grusu, dalam artian tidak mau mendengarkan

nasihat dan saran dari orang lain. Atau, minimalnya ia

memberitahukan rencana-renacana hidupmya hidupnya kepada

orang-orang terdekatnya, dalam hal ini kakek dan kedua orang

tuanya (Sanusi, 2013:277).

m. Menjadi imam shalat sekalipun sakit atau demam

Pada tahun 1943, K.H. Hasyim Asy’ari diserang demam yang

sangat hebat. Ketika telah masuk waktu zuhur, ia memaksakan diri

bangkit dari tempat tidur menuju kolam untuk mengambil air

wudhu. Ia berjalan sambil dipapah oleh kedua putranya. Setelah

mengambil air wudhu, K.H. Hasyim Asy’ari memakai baju rapi

disertai serban untuk menuju masjid. Melihat hal ini, salah seorang

putranya, Abdul Karim, berkata, “Ayah, demam ayah sangat parah.

Sebaiknya ayah shalat di rumah saja!”. K.H. Hasyim Asy’ari

menjawab, “Ketahuilah, Anakku. Api neraka itu lebih panas

daripada demamku ini !” kemudian, ia bangkit dari duduknya dan

berjalan menuju masjid dengan diapapah (Sanusi, 2013:287).

n. Istikharah saat akan dihadapkan pada pilihan sulit

Salah satu kebiasaan K.H. Hasyim Asy’ari ketika dihadapkan pada

pilihannya yang sulit selain bermusyawarah adalah dengan

melaksanakan shalat istikharah. Sebagai pemimpin umat, pengasuh,

pendidikan, dan Kiai K.H. Hasyim Asy’ari sering dihadapkan pada

Page 59: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

59

pilihan sulit yang terkadang tidak cukup diputuskan saat itu juga.

Saat itulah K.H. Hasyim Asy’ari melakukan istikharah (Sanusi,

2013:279).

Selain itu Allah juga mengajarkan tentang nilai-nilai pendidikan

yang baik, yang bisa digunakan orang tua dalam mendidik anaknya, seperti

yang tercantum dalam al-Qur’an surat Luqman ayat 12-19,

Artinya:

12. dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman,

Yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan Barang siapa yang bersyukur

Page 60: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

60

(kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri;

dan Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha

Kaya lagi Maha Terpuji".

13. dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di

waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu

mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah

benar-benar kezaliman yang besar".

14. dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada

dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan

lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.

bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya

kepada-Kulah kembalimu.

15. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan

aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah

kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan

baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya

kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah

kamu kerjakan.

16. (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada

(sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di

langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya

(membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui.

17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)

mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang

mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.

Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh

Allah).

18. dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia

(karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan

angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong

lagi membanggakan diri.

19. dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah

suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.

Dari Q.S Luqman ayat 12-19 terdapat anjuran dari Allah yang

tentang bagaimana orang tua hendaknya mendidik anak, kemudian tentang

anjuran untuk beribadah kepada Allah, serta tentang bersikap yang kepada

orang lain (tidak boeh sombong). Ayat tersebut juga bisa dijadikan

semacam pedoman bagi peserta didik. Peserta didik nantinya akan lebih

Page 61: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

61

baik dalam berperilaku, baik berperilaku dalam beribadah, berperilaku

terhadap orang tua, dan berperilaku terhadap orang lain.

C. Metode pembelajaran yang terdapat dalam buku Kebiasaan-

Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari

karya M. Sanusi

Selain kebiasaan-kebiasaan K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim

Asy’ari, adapula beberapa metode pembelajaran dalam membentuk

karakter anak yang terdapat dalam buku Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif

K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari.

1. Metode-metode yang digunakan oleh ayah K.H. Ahmad Dahlan ketika

mendidik K.H. ketika masih kecil adalah

a. Pembelajaran melalui metode bercerita

“Kamu adalah keturunan salah seorang penyebar agama Islam terbesar

di tanah Jawa ini, Darwis (nama kecil K.H. Ahmad Dahlan). Itu adalah

sesuatu yang harus kamu syukuri. Tetapi, hal itu juga bukanlah hal

yang mudah, karena kamu harus menjaga nama harum Syekh (Maulana

Malik Ibrahim). Itu sebabnya, sejak kecil bapak juga sudah

memutuskan untuk membaktikan diri di bidang penyebaran dan

pengajaran agama, melanjutkan kerja besar yang dilakukan oleh leluhur

kita, Darwis,” ungkap ayahnya suatu ketika (Sanusi, 2013:16).

Artinya:

Dan semua kisah dari Rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah

kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat

ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan

bagi orang-orang yang beriman (Q.S. Huud (11):120).

Page 62: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

62

b. Pembelajaran melalui metode teladan

Sebagaimana kebiasaan-kebiasaan baik yang lain, pergi lebih awal

untuk shalat jum’at telah dipraktikkan oleh K.H. Ahmad Dahlan

semenjak belum baligh. Ia selalu diajak bapaknya pergi ke masjid,

begitu pula ketika hari jum’at. Kebiasaan yang diajarkan kepada

Darwis ini tidak serta merta diikuti begitu saja. Sebagaimana halnya

anakn kecil pada umumnya, kadan malas untuk melakukan apa yang

menjadi “kewajiban” seseorang yang sudah baligh (Sanusi, 2013:42).

Saleh (2012:47) Di dalam Islam, keteladanan bukanlah hanya

semata persoalan mempengaruhi orang lain dengan tindakan,

melainkan sebuah keharusan untuk melakukan tindakan itu yang

berhubungan langsung secara spiritual dengan Allah Swt. Karenanya,

tidak adanya contoh keteladanan akan mengakibatkan kemurkaan dari

Allah Swt sebagaiman firman-Nya Q.S Ash Shaff ayat 2-3:

Artinya:

Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan

sesuatu yang tidak kamu kerjakan?Amat besar kebencian di sisi Allah

bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.

2. Metode yang digunakan oleh K.H. Ahmad Dahlan dalam meberikan

pembelajaran kepada murid-muridnya adalah

a. Mengajari berdoa langsung

Latar belakang masyarakat sekita tempat tinggal K.H. Ahmad

Dahlan masih kental dengan tradisi kejawen, slametan dan

Page 63: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

63

sebagainya yang membuat orang yang hendak mengadakan acara

atau hajatan biasanya mengeluarkan banyak biaya. Dengan adanya

tradisi yang seperti itu kadang bisa membuat orang yang punya

hajat tersa berat karena harus mengeluarkan biaya banyak. Melihat

kondisi tersebut, K.H. Ahmad Dahlan yang kritis berpikirnya

mengajari para santrinya dan masyarakat sekitarnya untuk berdoa

secara langsung kepada Allah apabila mempunyai keinginan, tanpa

harus mengeluarkan banyak biaya. Seperti yang tercantum dalam

al-Qur’an surat Qaaf ayat 16 (Sanusi, 2013:92),

Artinya: Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan

mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih

dekat kepadanya daripada urat lehernya. (Qaaf (50):16).

Artinya: Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya

akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang

menyombongkan diri dari menyembah-Ku (Al-Mu’min (40):60).

b. Mengajar dengan biola

K.H. Ahmad Dahlan dalam mengajar para muridnya dengan biola

bukan tanpa suatu alasan. Selain punya inovasi baru dalam

Page 64: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

64

mengajar, K.H. Ahmad Dahlan juga hendak mengajarkan kepada

para muridnya bahwa hidup adalah keselarasan. Apabila tidak

selaras sesuai dengan tuntunan agama, maka hidup akan

berantakan. Seperti halnya biola, bila tidak dipetik dengan piawai,

maka bunyi yang dihasilkan akan menjadi serak dan terdengar

mengerikan (Sanusi, 2013:94).

c. Mengajar dengan metode murid bertanya

Bagi K.H. Ahmad Dahlan, metode murid bertanya yang

dipraktikkan kepada murid-muridnya tidak hanya dapat

memberikan pemahaman baru terhadap murid-muridnya. Akan

tetapi, pengajaran melalui cara tersebut juga dapat merangsang

K.H. Ahmad Dahlan untuk lebih baik daripada sebelumnya

(Sanusi, 2013:97).

3. Metode yang digunakan ayah K.H. Hasyim Asy’ari ketika mendidik

K.H. Hasyim Asy’ari adalah, memperdengarkan ayat-ayat al-Qur’an.

Sejak Hasyim Asy’ari bisa tengkurap, merangkak, duduk dan berjalan,

telinga mungilnya sudah terbiasa mendengar suara-suara yang mengeja

huruf hijaiah;alif, ba, ta, tsa, atau senandung indah bait-bait syair dari

kitab Aqidatul Awam yang disenandungkan para santri. Hasyim Asy’ari

juga terbiasa menyimak bacaan-bacaan al-Qur’an dengan merdu, baik

dari ayah, ibu, dan kakek atau neneknya, Kiai Usman dan Nyai

Layyinah (Sanusi, 2013:177).

Page 65: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

65

4. Metode yang digunakan oleh K.H. Hasyim Asy’ari dalam mendidik

para santrinya di pesantren adalah metode

a. Metode teladan

K.H. Hasyim Asy’ari selalu membangunkan para santrinya pada

malam hari untuk melakukan shalat tahajjud berjama’ah. K.H.

Hasyim melakukan hal tersebut setiap hari, selama bertahun-tahun,

bahkan hingga sepuh. Saat menggunakan tongkat pun, ia masih

membangunkan santri untuk shalat tahajjud berjama’ah (Sanusi,

2013:22).

b. Metode sorogan dan bandongan. Metode sorogan merupakan

metode pembelajaran yang menggambarkan Kiai membacakan

penjelasan kitab kuning dan didengarkan semua muridnya. Metode

bandongan adalah kebalikan dari metode sorogan, yaitu santri

membacakan dan menjelaskan dari kitab dan Kiai hanya menjadi

pengawas atau penguji. Metode ini relatif cocok dengan

pertimbangan jumlah santri yang cukup banyak dan Kiai pengampu

yang relatif sedikit (Sanusi, 2013:239).

Page 66: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

66

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam buku Kebiasaan-Kebiasaan

Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari karya M.

Sanusi

Buku Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan Dan

K.H. Hasyim Asy’ari karya M. Sanusi terdapat nilai-nilai pendidikan

karakter yang bisa dijadikan contoh teladan bagi peserta didik. Melalui

kebiasaan-kebiasaan K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari yang

dijelaskan dalam buku tersebut, tercermin karakter yang baik yang bisa

dijadikan contoh teladan bagi peserta didik dalam dalam berperilaku yang

lebih baik sehingga tercipta karakter yang baik dari peserta didik. Di

dalam buku tersebut sudah dijelaskan tentang kebiasaan-kebiasaan K.H.

Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari. Mereka berdua tentunya

mempunyai kebiasaan yang berbeda, dikarenakan lingkungan mereka

yang berbeda, cara orang mereka dalam mendidik mereka berdua, serta

pembelajaran yang mereka terima juga menggunakan cara yang berbeda

pula.

Meskipun K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari

mempunyai kebiasaan yang berbeda seperti yang dijelaskan dalam buku

Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan Dan K.H. Hasyim

Asy’ari karya M. Sanusi, namun mereka berdua memiliki karakter yang

Page 67: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

67

sama seperti yang dijelasakan dalam buku Kebiasaan-Kebiasaan

Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan Dan K.H. Hasyim Asy’ari karya M.

Sanusi. Karakter yang sama dari K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim

Asy’ari adalah

1. Disiplin dan taat dalam melakukan ibadah

2. Menghargai perbedaan dan kritis (membenarkan tradisi yang tidak

sesuai dengan syariat Islam)

3. Senang mendendangkan shalawat dan membaca al-Qur’an

4. Tanggung jawab terhadap perintah Allah Swt

5. Tidak membedakan antar sesama

6. Memiliki jiwa kepemimpinan

7. Dermawan

8. Senang melakukan diskusi atau musyawarah

9. Senang bersilaturahim kepada orang lain

10. Senang berorganisasi

Dari karakter yang tercermin dari kebisaan keduanya dapat

disimpulkan bahwa K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari adalah

sosok yang sangat displin dan taat dalam beribadah. Dalam kesehariannya

mereka berdua begitu displin dalam segala hal, terutama dalam belajar.

Mereka senantiasa belajar mengaji dan belajar ilmu agama serta ilmu-

ilmu yang lain dari mulai sejak kecil hingga tumbuh dewasa dan menjadi

sosok panutan bagi para pengikutnya. Selain itu, mereka berdua juga

sangat displin dalam beribadah. K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim

Page 68: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

68

Asy’ari tidak pernah meninggalkan shalat lima waktu dan bahkan mereka

selalu berjama’ah dalam menunaikan shalat lima waktu.

Selain K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari sama-sama

disiplin dalam segala hal, mereka juga memiliki toleransi yang tinggi,

terutama terhadap pemikiran-pemikiran masyarakat yang masih

mengikuti tradisi nenek moyang pada zaman dahulu. Mereka berdua tetap

mengikuti tradisi yang berjalan di masyarakatnya masing-masing. Akan

tetapi, mereka tidak serta merta menerima dan mengikuti tradisi tersebut.

Mereka tetap berusaha berpikir tentang bagaimana memberikan

pemahaman kepada para masyarakatnya masing-masing agar tidak salah

mengartikan tradisi yang telah berjalan agar berjalannya tradisi tersebut

tidak melenceng dari syariat Islam.

K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari adalah kedua sosok

yang sama-sama senang membaca al-Qur’an dan mendendangkan

shalawat. Bagi mereka, membaca al-Qur’an dan mendendangkan

shalawat mempunyai manfaat yang luar biasa yaitu membuat hati terbiasa

mengingat Allah Swt dan Nabi Muhammad Saw. Dengan demikian,

mereka berdua senantiasa hati-hati dalam bertindak ataupun mengambil

keputusan, karena selalu mereka beranggapan bahwa Allah selalu

mengawasi tiap gerak manusia. Selain itu, dengan membaca al-Qur’an,

mereka menjadi tahu tentang isi kandungan dari dari al-Qur’an kemudian

mereka mengamanlkannya ke dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Page 69: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

69

K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari adalah sosok yang

bertanggung jawab dan selalu menjalankan apa yang menjadi kewajiban

mereka. Di dalam buku Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad

Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari disebutkan bahwa mereka berdua sama-

sama tetap melakukan shalat berjama’ah meskipun K.H. Ahmad Dahlan

sedang berdagang kain batik dan K.H. Hasyim Asy’ari sedang dalam

kondisi sakit, namun mereka tetap mengusahakan untuk shalat berjama’ah

dan bahkan menjadi imamnya.

K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari merupakan orang

yang mudah bergaul dengan siapa saja tanpa memandang status orang

tersebut. Mereka tidak menyetujui sistem kastanisasi, karena bagi mereka

semua orang derajatnya sama. Hal tersbut dijelaskan dalam buku

Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim

Asy’ari bahwa keduanya begitu senang bermain dengan teman sebayanya

meskipun dari kalangan keluarga yang berbeda.

Sejak kecil K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari sudah

terlihat jiwa kepemimpinannya. Keduanya mampu memberikan arahan,

serta solusi bagi bagi teman-temannya. Hal tersebut dijelaskan dalam

buku Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H.

Hasyim Asy’ari di mana keduan mampu mempimpin teman-temannya

dengan baik dalam suatu permainan.

K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari adalah sosok yang

sangat dermawan. Keduanya sangat besar kepeduliannya terhadap

Page 70: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

70

masyarakat yang kurang mampu. Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H.

Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari di mana sosok K.H. Ahmad

Dahlan adalah sosok yang senang bersedekah dan sayang terhadap anak

yatim, sedangkan K.H. Hasyim Asy’ari memberikan kredit untuk para

santrinya dalam membayar kitab karena kebanyakan santrinya adalah

kalangan masyarakat yang kurang mampu.

Berdiskusi atau bermusyawarah adalah hal yang sering dilakukan

oleh K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari. Menurut keduanya

diskusi atau musyawarah adalah hal yang penting dalam menentukan

suatu keputusan. Berdiskusi atau bermusyawarah akan memberikan suatu

keputusan yang paling baik, karena semuanya sama-sama saling

mengusulkan pendapat dan semuanya bisa menerima hasil keputusan

dalam musyawarah tersebut.

K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari adalah orang yang

sama-sama senang bersilaturahim kepada orang lain. Bersilaturahim dapat

menambah rasa persaudaraan antar umat Islam khususnya, dapat

memperpanjang umur dan lain sebagainya.

K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari merupakan seorang

yang sangat senang berorganisasi. Melalui organisasi, keduanya menjadi

kenal dengan orang-orang besar yang lebih pengalaman dari mereka.

Selain itu dengan organisasi keduanya sama-sama saling terbiasa

mengungkapkan pendapat atau pemikirannya dalam organisasi mereka

masing-masing. Melalui pergerakan mereka dalam berorganisasi

Page 71: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

71

muncullah organisasi Islam yang sangat terkenal di Indonesia ini yaitu

Nahdlatul Ulama (N.U) yang didirikan oleh K.H. Hasyim Asy’ari dan

organisasi Islam Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H. Ahmad

Dahlan.

B. Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Buku

“Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H.

Hasyim Asy’ari” dalam Kehidupan Sehari-hari”

Terciptanya karakter yang baik itu bisa dimulai dengan melakukan

kebiasaan-kebiasaan yang baik pula. Melalui kebiasaan-kebiasaan K.H.

Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari yang baik, dapat dijadikan

contoh teladan bagi peserta didik tentunya, sehingga akan menjadi terbiasa

berperilaku baik dan cara berpikirnya akan berubah ke arah yang lebih baik

pula.

Karakter peserta didik akan lebih mudah dibentuk salah satunya

dengan cara mengubah kebiasaan buruknya menjadi kebiasaan baik.

Kebiasaan ini dilakukan oleh peserta didik di dalam kehidupannya baik

dalam keluarga, di sekolah maupun di lingkungan sekitarnya. Melakukan

kebiasaan baik dalam setiap harinya, akan membentuk karakter yang baik

pula bagi peserta didik.

Merujuk pada buku Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad

Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari bahwa terdapat nilai-nilai pendidikan

karakter yang bisa diambil dan kemudian diterapakan oleh peserta didik ke

Page 72: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

72

dalam kehidupan sehari-hari. Adapun nilai-nilai pendidikan karakter yang

tercermin dalam kebiasaan-kebiasaan K.H. Ahmad Dahlan dan K.H.

Hasyim Asy’ari adalah

1. Disiplin dan taat dalam melakukan ibadah

Disiplin adalah hal yang penting bagi peserta didik, karena dengan

displin cara berpikir dan gaya hidup peserta didik akan lebih terarah.

Ketika peserta didik terbiasa disiplin dalam kehidupannya, maka ia

akan lebih mudah mengatasi segala permasalahan dalam kehidupannya,

baik dalam lingkungan keluarganya, di sekolah maupun di

lingkungannya.

Selain displin, peserta didik juga harus taat dalam beribadah kepada

Allah Swt. Di dalam kehidupan sudah sepantasnya selain kita berusaha,

kita juga diwajibkan untuk berdoa kepada Allah, karena dengan begitu

peserta didik akan senantiasa taat dan menjalankan perintah Allah baik

dalam beribadah ataupun perintah Allah yang lainnya.

2. Menghargai perbedaan dan kritis (membenarkan tradisi yang tidak

sesuai dengan syariat Islam)

Di dalam bermasyarakat, peserta didik diharapakan mampu

menjunjung tinggi toleransi. Toleransi diperlukan karena dalam

bermasyarakat tentunya banyak pendapat, pemikiran dan bahkan

kegiatan yang sudah menjadi tradisi di masyarakat tersebut. Peserta

didik diharapkan mampu menghargai perbedaan tersebut, dengan

mengikuti hal-hal yang ada di masyarakat tersebut. Namun, tidak

Page 73: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

73

berhenti dengan mengikuti saja, melainkan peserta didik juga harus

berani membenarkan ketika ada yang keliru dari masyarakat tersebut.

Dalam tersebut, peserta didik harus menggunakan metode pendekatan

kepada masyarakat tersebut dan pelan-pelan memberikan pemahaman

yang sesuai dengan hukum Islam.

3. Senang mendendangkan shalawat dan membaca al-Qur’an

Mendendangkan shalawat dan membaca al-Qur’an mempunyai

manfaat bagi para umat Islam. Ketika peserta didik terbiasa

mendendangkan shalawat dan membaca al-Qur’an, maka peserta didik

akan lebih berhati-hati dalam berperilaku, karena hatinya akan

senantiasa diawasi oleh Allah. Selain itu, pemikiran dan tindakan

peserta didik akan lebih baik karena tidak melenceng dari ketentuan

hukum Islam.

4. Tanggung jawab terhadap perintah Allah Swt

Peserta didik diharapkan mampu memikul tanggung jawab yang

diberikan kepadanya. Peserta didik harus mampu menjalankan konsep

taqwa, yaitu dengan menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi

segala larangan Allah. Peserta didik yang terbiasa bertanggung jawab,

maka ia akan sepenuh hati dalam menjalani apa yang ditanggungkan

kepadanya.

5. Tidak membedakan antar sesama

Peserta didik dalam bergaul terhadap orang lain, baik itu teman sebaya,

maupun orang yang lebih tua hendaknya tidak memandang rendah

Page 74: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

74

siapa mereka, dari keluraga berada apa tidak, karena pada hakikatnya

derajat setiap manusia itu sama dihadapan Allah Swt. Peserta didik

diharapakan mampu menjalin hubungan baik dengan sesama muslim

khususnya. Peserta didik yang tidak membedakan antar sesama akan

lebih diterima di lingkunga masyarakat dan akan belajar dengan baik

pula di lingkungan masyarakat.

6. Memiliki jiwa kepemimpinan

Peserta didik diharapkan mampu menjadi pemimpin di antara teman-

temannya yaitu dengan berusaha membantu mengatasi suatu

permasalahan, kemudian memberikan pemikiran ke arah yang maju

dan lebih baik dan mampu mengatur semua temannya. Bisa dimulai

dari kelompok belajarnya, atau organisasi yang diikuti oleh peserta

didik dan lainnya.

7. Dermawan

Peserta didik hendaknya juga memiliki sifat yang dermawan.

Dermawan adalah sifat di mana kita mau melihat orang di sekitar kita

yang kurang mampu, kemudian kita memberikan bantuan kepadanya,

baik berupa uang ataupun sumbangan yang lainnya. Terbiasa

dermawan akan lebih mudah melatih kepekaan hati peserta didik

terhadap orang di sekitarnya yang kurang mampu.

8. Senang melakukan diskusi atau musyawarah

Memutuskan suatu permasalahan adalah menggunakan cara yang baik,

yaitu dengan berdiskusi atau musyawarah. Ketika peserta didik terbiasa

Page 75: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

75

berdiskusi atau musyawarah, ia akan terlatih untuk mengungkapkan

pendapatnya, kemudian menerima pendapat orang lain juga, dan

mampu memberikan keputusan yang baik untuk mengatasi suatu

permasalahan.

9. Senang bersilaturahim kepada orang lain

Terbiasa bersilaturahim sangat bermanfaat pula bagi peserta didik,

karena selain bisa mempererat tali persaudaraan antar sesama, dapat

pula menambah teman bagi peserta didik, dan mendapatkan beberapa

manfaatnya yaitu umur panjang, kesehatan dan sebagainya.

10. Senang berorganisasi

Berorganisasi akan memberikan dampak yang positif bagi peserta

didik, karena dalam berorganisasi tersebut, peserta didik dapat

mengenal orang yang lebih tua, lebih tinggi jabatannya, dapat pula

menjadi latihan berbicara mengungkapkan pendapat. Selain itu peserta

didik menjadi tahu tentang sistem keorganisasian, serta mendapat

relasi-relasi baru.

Selain nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam buku

Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim

karya M. Sanusi, dalam buku ini juga terdapat metode-metode yang bisa

digunakan oleh orang tua dalam mendidik anaknya serta guru dalam

mendidik muridnya di sekolah.

Adapun metode-metode yang bisa digunakan sebagai teladan bagi orang

tua dalam mendidik dan membentuk karakter anaknya adalah

Page 76: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

76

1. Pembelajaran melalui metode bercerita

Metode cerita mempunyai manfaat yang baik bagi anak. Metode

teladan dapat dilakukan dengan mengajarkan anak melakukan kegiatan

yang bermanfaat, memberikan contoh sikap yang baik, apalagi cerita

tentang kebenaran dan kehebatan seseorang sehingga anak menjadi

terinspirasi, proaktif, kemudian akan mempengaruhi perkembangan

dan pertumbuhan jiwa dan kreativitas anak.

2. Pembelajaran melalui metode teladan

Melalui metode teladan dapat dijadikan contoh serta bisa digunakan

oleh orang tua dalam mendidik anak, misalnya dengan menunjukkan

karakter yang baik, baik dalam beribadah maupun dalam bergaul

dengan masyarakat sekitar, sehingga dengan begitu anak akan melihat

dan mencontoh karakter dari orang tua. Dengan penanaman karakter

yang baik, maka akan membentuk karakter yang baik pula.

3. Pembelajaran melalui metode mendengarkan ayat-ayat al-Qur’an

Pembelajaran melalui metode memperdengarkan ayat-ayat al-Qur’an

mempunyai pengaruh yang luar biasa pada anak. Anak yang masih

kecil kemudian sering diperdengarkan ayat-ayat al-Qur’an akan

merangsang otak-otak bekerja lebih optimal dan bisa mencerdaskan

anak. Itulah yang dilakukan oleh ayah K.H. Hasyim Asy’ari dalam

mendidik K.H. Hasyim Asy’ari ketika masih kecil. Metode ini juga

dapat dijadikan acuan oleh para orang tua untuk mencerdaskan anak

serta membantu anak untuk mengoptimalkan kemampuan anak.

Page 77: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

77

Adapun metode yang digunakan oleh guru dalam mendidik para muridnya

adalah

1. Mengajari berdoa langsung

Berdoa secara langsung bisa disimpulkan bahwa berdoa secara

langsung kepada Allah dapat memudahkan individu dalam beribadah

dan meminta kepada Allah tanpa harus mengeluarkan banyak biaya

seperti yang dilakukan oleh masyarakat jawa pada umunya yaitu

berdoa dengan melakukan kegiatan slametan yang membutuhkan biaya

yang besar, serta kegiatan lainnya.

2. Mengajar dengan biola

Mengajar dengan biola dibaratkan bahwa hidup adalah keselarasan.

Apabila hidup tidak selaras sesuai dengan tuntunan agama, maka hidup

akan berantakan. Seperti halnya biola, bila tidak dipetik dengan

piawai, maka bunyi yang dihasilkan akan menjadi serak dan terdengar

mengerikan. Dengan begitu seorang guru mempunyai cara yang

menarik dalam memberikan materi pelajaran kepada peserta didiknya,

serta peserta didik akan menerima materi yang diberikan oleh gurunya.

Dari metode mengajar dengan biola dapat disimpulkan bahwa dalam

belajar, tidak hanya materi saja yang diterima oleh peserta didik,

namun materi tersebut harus dipakai dan diamalkan oleh peserta didik

dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.

Page 78: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

78

3. Mengajar dengan metode murid bertanya

Metode mengajar dengan murid bertanya adalah metode yang

membuat peserta didik cenderung lebih aktif dan atraktif dalam

memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru serta dapat

merangsang pikiran, keterlibatan, dan tanggung jawab intelektual.

Dalam metode ini, tidak ada tekanan dari sang guru, karena dalam

metode ini siswa ditugaskan untuk membuat pertanyaan sebanyak-

banyak sesuai dengan materi yang diberikan oleh guru.

4. Mengajar secara sorogan dan bandongan

Metode sorogan ini adalah seperti metode ceramah, di mana dalam

guru memberikan materi pelajaran dengan menjelaskan materi tersebut

dan muridnya hanya mendengarkan materi yang disampaikan saja.

Metode ini bisa dikatakan peserta didik terlihat pasif dalam proses

pembelajaran.

Metode bandongan adalah metode yang membuat siswa aktif untuk

menjelaskan materi pembelajaran,karena metode ini guru hanya

sebagai pengawas dan penguji dalam berlangsungnya proses

pembelajaran.

Page 79: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

79

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang dilakukan oleh penulis, dapat diambil

beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Nilai Pendidikan Karakter dalam buku Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif

K.H. Ahmad Dahlan Dan K.H. Hasyim Asy’ari karya M. Sanusi yaitu

disiplin dan taat dalam melakukan ibadah, menghargai perbedaan dan

kritis (membenarkan tradisi yang tidak sesuai dengan syariat islam),

senang mendendangkan shalawat dan membaca al-qur’an, tanggung

jawab terhadap perintah allah swt, tidak membedakan antar sesama,

memiliki jiwa kepemimpinan, dermawan, senang melakukan diskusi

atau musyawarah, senang bersilaturahim kepada orang lain,senang

berorganisasi.

Dari uraian tersebut buku tentang Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif

K.H. Ahmad Dahlan Dan K.H. Hasyim Asy’ari karya M. Sanusi bisa

dijadikan semacam acuan bagi peserta didik dalam melakukan

kebiasaan yang baik seperti yang dicontohkan oleh K.H. Ahmad

Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari sehingga karakter peserta didik akan

terbentuk ke arah yang lebih baik.

Page 80: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

80

2. Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Buku Kebiasaan-

Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari

karya M. Sanusi

Karakter peserta didik akan lebih mudah dibentuk salah satunya

dengan cara mengubah kebiasaan buruknya menjadi kebiasaan baik.

Kebiasaan ini dilakukan oleh peserta didik di dalam kehidupannya baik

dalam keluarga, di sekolah maupun di lingkungan sekitarnya.

Melakukan kebiasaan baik dalam setiap harinya, akan membentuk

karakter yang baik pula bagi peserta didik. Meneladani kebiasaan-

kebiasaan K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari adalah salah

satu cara untuk membentuk karakter peserta didik. Ketika peserta didik

mampu menerapkan apa yang dicontohkan oleh K.H. Ahmad Dahlan

dan K.H. Hasyim Asy’ari ke dalam kehidupan sehari-harinya, maka

dengan begitu akan mampu membentuk karakter peserta didik ke arah

yang lebih baik.

Adapun metode yang bisa digunakan oleh orang tua maupun guru

dalam mendidik peserta didik adalah metode bercerita, metode teladan,

metode mendengarkan ayat-ayat al-Qur’an, mengajari berdoa langsung

mengajar dengan biola, mengajar dengan metode murid bertanya,

mengajar secara sorogan dan bandongan.

Page 81: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

81

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah penulis uraikan di atas, untuk

menindak lanjuti penelitian ini, penulis sampaikan beberapa saran, yaitu:

1. Pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta

didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam

dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter baru

akan efektif jika tidak hanya siswa, tetapi juga para guru, atau tenaga

non-pendidik (orang tua, teman dan masyarakat sekitar) harus terlibat

dalam pendidikan karakter peserta didik.

2. Orang tua harus memperhatikan perkembangan anak, orang tua juga

harus mendidik anaknya dengan baik ketika berada di rumah. Dengan

cara didik dan pembelajaran yang baik maka akan membentuk karakter

anak yang baik pula.

3. Guru merupakan faktor sentral yang menjadi penentu terlaksananya

proses pendidikan karakter di sekolah dan menjadi sumber teladan

utama siswa di lingkungan sekolah.

4. Pergaulan antar sesama merupakan faktor yang bisa mempengaruhi

terhadap karakter anak, maka dari itu pilihlah pergaulan yang sebaik-

baiknya agar menjadi baik pula.

5. Kajian mengenai pendidikan karakter sangatlah luas dan kompleks,

bagi peneliti selanjutnya hendaknya mengkaji lebih dalam sehingga

ditemukan formula yang ampuh dan sesuai dengan kondisi dan

dinamika problematika sosial yang ada.

Page 82: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, H. Abu. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta: P.T RINEKA CIPTA.

Amin Syukur. 2006. Tasawuf Bagi Orang Awam (Menjawab Problematika

Kehidupan). Yogyakarta: LPK-2 Suara Merdeka.

Budiyono, Kabul. 2007. Nilai-Nilai Kepribadian dan Kejuangan Bangsa

Indonesia. Bandung: ALFABETA.

Damayanti, Deni. 2014. Panduan Implementasi Pendidikan Karakter Di Sekolah.

Yogyakarta: Araska.

Daroeso, Bambang. 1986. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila.

Semarang: Aneka Ilmu.

Endraswara, Suwardi. 2013. Pendidikan Karakter dalam Folflor: Konsep, Bentuk,

dan Model. Yogyakarta: Pustaka Rumah Suluh.

Hadi, Sutrisno. 1990. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset

Halim Mahmud, Ali Abdul. 2004. Akhlaq Yang Mulia. Jakarta: Gema Insani.

Ibrahim. 2006. 10 Kebiasaan Muslim yang Sukses. Surabaya: La Raiba Bima

Amanta (eLBA).

Kaswardi, EM. 1993. Pendidikan Memasuki Tahun 2000. Jakarta: P.T Grasindo.

Kesuma, dkk. 2012. Pendidikan Karakter Kajian dan Praktik di Sekolah.

Bandung:P.T. Remaja Rosdakarya.

Khuluq, Latiful.2000. Hasyim Asy’ari Religius Thought and Political Activities

(1871-1947). Jakarta Selatan: Logos Wacana Ilmu.

Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multi

dimensional. Jakarta:P.T Bumi Aksara.

Page 83: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

Poerwodarmino. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka : Jakarta.

Rokib, Moh. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: LKIS

Saleh, Muwafik. 2012. Membangun Karakter dengan Hati Nurani: Pendidikan

Karakter Untuk Generasi Bangsa. Erlangga.

Samani, Muchlas. 2013. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Sanusi, M. 2013. Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H.

Hasyim Asy’ari. Yogyakarta: DIVA Press.

. 2012. Tuntunan Melamar dan Menikah secara Islami untuk Pria dan

Wanita. Yogyakarta: DIVA Press.

. 2013. Jasad-Jasad yang Harum. Yogyakarta: DIVA Press.

Sucipto, Heri. 2010. K.H Ahmad Dahlan Sang Pencerah Pendidikan dan Pendiri

Muhammadiyah. Jakarta: Best Media.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan: Bagian

3 Pendidikan Disiplin Ilmu. P.T Imperial Bhakti Utama.

Tirtaraharja, Umar dan Sulo La, S.L. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta:

Rineka Cipta.

Zuchdi, Darmiyati. 2013. Pendidikan Karakter: Konsep Dasar dan Implementasi

di Perguruan Tinggi. Jogjakarta: UNY Press.

Page 84: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN
Page 85: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN
Page 86: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN
Page 87: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN
Page 88: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN
Page 89: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN
Page 90: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN
Page 91: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN
Page 92: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN
Page 93: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN
Page 94: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

Daftar Wawancara dengan Penulis Buku (M. Sanusi) melalui email

ulqiora Kuciki <[email protected]>

Ke

[email protected]

Jan 19 pada 3:49 PM

assalamualaikum... maaf sebelumnya, ini saya nanang sugiono mahasiswa IAIN Salatiga Fakultas Tarbiyah Jurusan PAI, saya sedang mengerjakan skripsi, dan skripisi saya meneliti tentang buku Kebiasaan-kebiasan Inspiratif K.H Ahmad Dahlan dan K.H Hasyim Asy'ari.... ini saya sedang menuju ke bab 2 dan membutuhkan informasi mengenai biografi bapak M. Sanusi sebagai penulis buku tersebut.. saya berharap bapak berkenan memberikan sedikit informasinya kepada saya...

Balas Balas ke Semua Teruskan Lebih lanjut

[email protected]

Ke

Ulqiora Kuciki

Jan 19 pada 6:44 PM

Lha itu kan udah ada di bukunya...

Dikirim dari iPhone saya

Pada 19 Jan 2016, pukul 15.49, Ulqiora Kuciki <[email protected]> menulis:

Tampilkan pesan asli

Balas Balas ke Semua Teruskan Lebih lanjut

Ulqiora Kuciki <[email protected]>

Ke

[email protected]

Jan 19 pada 8:27 PM

maaf pak sebelumnya, masih kurang lengkap. kalau panjenengan berkenan tolong tambahkan info tentang keluarga panjenengan, nama istri, anak, kemudian tentang profil pendidikan panjengan yang lebih detail dari buku, kemudian saat ini sedang menulis tentang apa.... terima kasih sebelumnya pak.

Tampilkan pesan asli

Balas Balas ke Semua Teruskan Lebih lanjut

[email protected]

Ke

Page 95: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

Ulqiora Kuciki

Jan 19 pada 8:37 PM

Untuk kperluan apa? Mnurut saya itu sudah cukup sbagai data, kan yg diteliti it tokoh

Mbah Hasyim, bukan pnulisnya kan...

Dikirim dari iPhone saya

Pada 19 Jan 2016, pukul 20.27, Ulqiora Kuciki <[email protected]> menulis:

Tampilkan pesan asli

Balas Balas ke Semua Teruskan Lebih lanjut

Ulqiora Kuciki <[email protected]>

Ke

[email protected]

Jan 20 pada 6:43 AM

maaf pak sebelumnya, memang yang diteliti tentang buku yang panjenengan tulis, tapi biografi panjenengan juga diperlukan untuk melengkapi penelitian saya. lagipula info soal keluarga cuma sekedar nama saja pak tidak lebih. terima kasih sebelumnya pak.

Tampilkan pesan asli

Balas Balas ke Semua Teruskan Lebih lanjut

[email protected]

Ke

Ulqiora Kuciki

Jan 20 pada 12:55 PM

Maaf, sy blum mnikah jd g bs kasih informasi kluarga...

Dikirim dari iPhone saya

Pada 20 Jan 2016, pukul 06.43, Ulqiora Kuciki <[email protected]> menulis:

Tampilkan pesan asli

Balas Balas ke Semua Teruskan Lebih lanjut

Ulqiora Kuciki <[email protected]>

Ke

[email protected]

Jan 20 pada 9:51 PM

oh ya pak kalau begitu,kalau misal panjenengan berkenan, minta alamat panjenengan yang sekarang pak... sebelumnya terima kasih pak atas informasi yang njenengan berikan kepada saya.

Tampilkan pesan asli

Balas Balas ke Semua Teruskan Lebih lanjut

Page 96: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

[email protected]

Ke

Ulqiora Kuciki

Jan 20 pada 10:10 PM

Saya tinggal di Yogyakarta mas. Tepatnya jl. Paris Km.7, Sewon, Bantul, Yogyaarta...

Dikirim dari iPhone saya

Pada 20 Jan 2016, pukul 21.51, Ulqiora Kuciki <[email protected]> menulis:

Tampilkan pesan asli

Balas Balas ke Semua Teruskan Lebih lanjut

ulqiora Kuciki <[email protected]>

Ke

[email protected]

Jan 20 pada 10:19 PM

iya pak, terima kasih banyak atas informasinya.

Tampilkan pesan asli

Balas Balas ke Semua Teruskan Lebih lanjut

nanang mishugi <[email protected]>

Feb 4

to Sanusi

assalamualaikum...

maaf pak sebelumnya, saya nanang sugiono mahasiswa IAIN Salatiga, jurusan PAI Fakultas Tarbiyah. Saat ini saya sedang mengerjakan skripsi, dan yang saya teliti adalah buku karya panjenengan yang berjudul Kebiasaan- Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy'ari. Saya bermaksud meminta bantuan kepada panjenengan untuk memberikan informasi kepada saya. Ada beberapa pertanyaan yang ingin saya ajukan kepada panjenengan

1. Sejak kapan mulai menulis, dan alasan mendasar mulai menulis?

2. Hambatan apa saja yang anda alami ketika proses menuis?

3.Terkait latar belakang panjenengan sendiri, apakah N.U atau Muhammadiyah?

4. Alasan mendasar kenapa penjenengan tertarik menulis buku tentang K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy'ari?

5.Apakah ada buku karya penjengan yang menjadi best seller?

mungkin itu saja yang mau saya tanyakan pak, sebelumnya minta maaf pak... saya berharap panjenengan berkenan memberikan informasi

Page 97: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

seputar yang saya tanyakan, karena sangat berguna demi kelancara skripsi saya, saya ucapkan terima kasih pak sebelumnya

[email protected]

Feb 4

to me

Indonesian English Translate message

Turn off for: Indonesian Jawaban umum2 saja ya. Intinya, Sy NU, lahir dr keluarga NU, menulis sjak mahasiswa semester 1. Hambatan menulis banyak, diantaranya persoalan membagi waktu dan mood. Sy mau menulis K. Hasyim dan K. A. Dahlan karena sy pkir mnarik.

nanang mishugi <[email protected]>

Feb 4

to Sanusi

terima kasih sebelumnya pak, terus alasan penjenengan tertarik dengan dunia menulis apa apak? mungkin terinspirasi oleh siapa atau karena apa? ketika menulis panjenengan menjadi mahasiswa di universitas mana pak? apakah hambatannya hanya itu pak? mungkin ada alasan yang mendasar yang lain selain panjenengan pikir menarik ketika mengangkat judul buku tersebut? [email protected]

Feb 4

to me

Indonesian English Translate message

Turn off for: Indonesian

Page 98: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

Ya hmbatanny itu, ya saya pikir menarik krna kedua tokoh itu pendiri organisasi keagamaan terbesar d Indonesia. Ga ada cuma itu, tpi gpp klo masny mau nambah jawaban sndiri demi kpntingan skripsi. Intinya itu saja. It kan ada dbiodata sy kuliah d mana

nanang mishugi <[email protected]>

Feb 12

to Sanusi

Assalamualaikum Pak maaf mengganggu lagu, ini saya nanang sugiono, mahasiswa IAIN SALATIGA, saya bermaksud untuk bertemu dengan panjenengan kira-kira bisa apa tidak ? Saya diminta dosen saya , kalau bisa bertemu dengan panjenengan secara langsung, terkait dengan kelanjutan skripsi saya yang meneliti buku panjenengan yang berjudul kebiasaan-kebiasaan inspiratif k.h ahmad dahlan dan k.h hasyim asy'ari. Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih

M. Sanusi Emsan

Feb 13

to me

Indonesian English Translate message

Turn off for: Indonesian Kalau lewat telepon aja gmn? It sama dengan brtemu lgsung... nanang mishugi <[email protected]>

Feb 15 (13 days ago)

to Sanusi

iya pak gak papa... hla nomor hp anda berapa pak? M. Sanusi Emsan

Feb 16 (12 days ago)

to me

Page 99: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

Indonesian English Translate message

Turn off for: Indonesian Saya agak sbuk akhir2 ini. Ok gni aja. Masny ajukan satu pertanyaan satu per satu saja, jangan skligus, biar sy gmpang jawabnya. InsyaAllah klo satu persatu sy akan cepet jawab... nanang mishugi <[email protected]>

Feb 16 (12 days ago)

to Sanusi

oh iya pak, maaf pak sebelumnya, dosen saya meminta informasi yang lebih detail lagi, saya mulai dari keluarga pak, dari nama kedua orang tua anda, kemudian anda anak dari ke berapa dan berapa bersaudara? M. Sanusi Emsan

Feb 16 (12 days ago)

to me

Indonesian English Translate message

Turn off for: Indonesian Saya asli Sumenep, Madura, saya anak pertama, dari empat bersaudara... nanang mishugi <[email protected]>

Feb 16 (12 days ago)

to Sanusi

oya pak, soal hambatan menulis kemari, anda bilang waktu dan mood, hla bagaimana cara anda mengatasi hal tersebut pak? M. Sanusi Emsan

Feb 16 (12 days ago)

to me

Indonesian English Translate message

Turn off for: Indonesian Sya paksain menulis, karena mood tkd bsa ditunggu. Toh klo dipksa mood

Page 100: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

jg datang sndiri... nanang mishugi <[email protected]>

Feb 16 (12 days ago)

to Sanusi

maaf pak, pertanyaan yang pertama tadi soal keluarga belum terjawab semua, nama kedua orang tua dan saudara-saudara anda pak? M. Sanusi Emsan

Feb 16 (12 days ago)

to me

Indonesian English Translate message

Turn off for: Indonesian Ayah: H. Asy'ari, Ibu: Sumadiyah, Adik 1: Siti Faiqoturrahimah, Adik 2: Insiyah, Adik 3: Jurjis Ardias

nanang mishugi <[email protected]>

Feb 16 (12 days ago)

to Sanusi

nama lengkap anda sendiri pak, siapa ? kembali kehambata lagi, soal membagi waktu, apa kegaitan anda yang begitu sibuk atau mungkin ada kegiatan lain yang membuat anda kesulitan membagi waktu dalam menulis?

Ya kegiatan krna ada kgiatan lain, entah itu kuliah dan lain-lain. Intinya kgiatan diluar menulis.. nanang mishugi <[email protected]>

Feb 16 (12 days ago)

to Sanusi

Iya pak terimakasih. Kemudian kalau kegiatan anda skrg apa ya pak?

Page 101: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

M. Sanusi Emsan

Feb 16 (12 days ago)

to me

Indonesian English Translate message

Turn off for: Indonesian Saya editor freelance, kadang jd surveyor d bberapa lembaga penelitian...

nanang mishugi <[email protected]>

Feb 17 (11 days ago)

to Sanusi

kemudian, apakah saat ini masih menempuh pendidikan pak atau tidak ? atau hanya bekerja sebagai editor freelance?

M. Sanusi Emsan

Feb 17 (11 days ago)

to me

Indonesian English Translate message

Turn off for: Indonesian Rencana mlanjutkan ada, ttp skrg fokus untuk mncri pngalaman kerja dlu...sambil mengusahakan beasiswa

nanang mishugi <[email protected]>

Feb 17 (11 days ago)

to Sanusi

Oo begitu. Lalu inti dari buku tersebut apa ya pak? Apa yg sebenarnya mau diangkat dr buku trsebut?

M. Sanusi Emsan

Feb 17 (11 days ago)

Page 102: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

to me

Indonesian English Translate message

Turn off for: Indonesian Saya ingin mengangkat inti da pokok2 pmkiran kedua tokoh tersebut, bagaimana mreka sbnanrnya pndangan merka ttg agama, sosial, dan keilmuan. Mengingat beliau berdua adalah pendiri 2 organisai keagamaan terbesar d negeri ni, yg tampaknya smakin jauh dispartitasny di tangan penerusnya

nanang mishugi <[email protected]>

Feb 18 (10 days ago)

to Sanusi

Iya pak terimakasih. Kmudian buku apa yg pertama anda tulis? Bagaimana perasaan anda ketika tau buku pertama anda terbit? Diantara sekian banyak buku yg anda tulis, apakah ada yg menjadi best seller?

M. Sanusi Emsan

Feb 18 (10 days ago)

to me

Indonesian English Translate message

Turn off for: Indonesian Buku ttg Nabi Khidir, it sya tulis berdua. Awalnya sya menulis di koran sebelum nulis buku. Yg pasti saya seneng wktu buku prtama terbit... Kalau best seller sih belum...kalau hanya terbit berapa kali pernah. Buku tentang Abu Bakar...

nanang mishugi <[email protected]>

Feb 18 (10 days ago)

to Sanusi

Page 103: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

Kalau boleh tau, berdua itu sama siapa ya pak?

M. Sanusi Emsan

Feb 18 (10 days ago)

to me

Indonesian English Translate message

Turn off for: Indonesian M. Ali Faki AR. Tpi itu buku pertama sya, buku yg kamu teliti sy tulis sendiri.

nanang mishugi <[email protected]>

Feb 18 (10 days ago)

to Sanusi

Baik pak terimakasih, sementara itu dulu, mungkin kalau ada revisi bapak saya email lagi. Maaf karena sudah mengganggu waktu bapak, terimakasih.

Page 104: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Nanang Sugiono

Tempat dan tanggal lahir : Kab. Semarang, 10 November 1992

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Beji Krajan, RT 02/ RW 02, Kecamatan Ungaran,

Kabupaten

Semarang

Latar belakang pendidikan : 1. SD Beji 01 : 1998-2004

2. SMP Negeri 2 Ungaran : 2004-2007

3. SMA Negeri 1 Bergas : 2007-2010

4. IAIN Salatiga : 2011- sekarang

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat supaya dapat digunakan sebagaimana

mestinya.

Salatiga, 24 Februari 2016

Nanang Sugiono

111 11 182

Page 105: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1113/1/Nanang Sugiono, 111 11 182.pdf · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN

Top Related