Download - Metro Nida Zolh

Transcript

METRONIDAZOL & TINIDAZOL Metronidazo1,suatu nitroimidazol),adalah obat pilihan datam pengobatan amubiasis ekstraintestinal. Obat ini mematikan trofozoit, tetapi tidak kista E. Histolytica dan secara efektif membasmi infeksi usus dan jaringan ektraintestinal. Tinidazol, suatu nitroimidazol terkait yang tersedia di AS sejak tahun 2004, tampaknya memiliki aktivitas setara dan profil toksisitas yang lebih baik daripada metronidazol. Obat ini menawarkan rejimen dosis yang lebih sederhana dan dapat digunakan sebagai pengganti untuk indikasi-indikasi yang disebutkan selanj utnya.Farmakokinetika & Mekanisme KerjaMetronidazol dan tinidazol oral mudah diserap dan menembus semua jaringan melalui proses difusi sederhana. Konsentrasi intrasel cepat mendekati kadar ekstrase1. Konsentrasi plasma puncak tercapai datam 1-3 jam. Pengikatan protein kedua obat rendah (10-20%); waktu-paruh obat adalah 7,5 jam untuk metronidazol dan 12-14 jam untuk tinidazoL Metronidazol dan metabolitnya diekskresikan terutama di urin. Klirens plasma metronidazol berkurang pada pasien dengan gangguaan fungsi hati.Gugus nitro pada metronidazol secara kimiawi mengalami reduksi pada bakteri anaerob dan protozoa yang sensiti Produk-produk reduksi reaktif tampaknya berperan menyebabkan aktivitas antimikroba. Mekanisme kerja tinidazol diperkirakan sama.Pemakaian Klinis 1. Amubiasis Metronidazol atau tinidazol adalah obat pilihan dalam Pengobatan semua infeksi jaringan oleh E.holystica. Keduanya kurang andal untuk parasit lumen dan oleh sebab itu harus digunakan bersama dengan amubisida lumen untuk memastikan eradikasi infeksi.2. Giardiasis Metronidazol adalah terapi pilihan untuk giardiasis. Dosis untuk giardiasis jauh lebih rendah-dan karenanya obat ini lebih dotileransi daripada untuk amubiasis. Efikasi setelah terapi tunggal adalah sekitar 90%. Tinidiazol paling tidak sama efektifnya.3. Trikomoniasis Metronidazol adalah obat pilihan. Dosis tunggal 2 g sudah efektif. Organisme resisten-metronidazol dapat menyebabkan kegagalan pengobatan. Tinidazol mungkin efektif terhadap sebagian dari organisme resisten ini.

Efek Samping & PeringatanMual, nyeri kepala, mulut kering, atau rasa logam di mulut sering terjadi. Efek samping yang jarang adalah muntah, diare, insomnia, kelemahan otot, pusing bergoyang, tltruslz, ruam, disuria, urin gelap, vertigo, parestesia, dan neutropenia. Meminum obatt bersama makan dapat mengurangi iritasi pencernaan. Pankreatitis dan toksisitas berat pada susunan saraf pusat (ataksia, ensefalopati, kejang) jarang terjadi. Metronidazol memiliki efek mirip-disulfiramse hingga dapat terjadi mual dan muntah jika pasien minum alkohol selama pengobatan. Obat ini perlu diberikan dengan hati-hati pada pasien dengan gangguan susunan saraf pusat. Infus intravena jarang menyebabkan kejang atau neuropati perifer. Dosis perlu disesuaikan untuk pasien dengan penyakit ginjal atau hati yang berat. Tinidiazol memiliki profil efek samping serupa, tetapi tampaknya obat ini agak lebih ditoleransi dibandingkan dengan metronidazol.Metronidazol pernah dilaporkan memperkuat efek antikoagulan tipe-koumarin. Fenitoin dan fenobarbital dapat maempercepat eleminasi obat, sementara simetiddin mungkin mengurangi klirens plasma. Toksistias litium dapat terjadi obat ini diberikan bersama metronidazol.Metranidazol dan metabilitnya bersitat mutagenik pada bakteri. Pemberian kronik dosis besar menyebabkan tumorigenisitas pada mencit. Data tentang teratogenisitas tidak konsisten. Karena itu, metronidazol sebaiknya dihindari pada wanita hamil atau menyususi, tetapi kelianan kongenital belum pernah secara jelas dikaitkan dengan pemakaian obat ini pada manusia.

ERITROMISINKimiaStruktur umum eritromisin diperlihatkan dengan cincin makrolid dan gula desosamin dan kladinosa. Obat ini kurang]arut datam air (0,1%), tetapi mudah larut datam pelarut organik. Larutan relatif stabil pada 4 C, tetapi cepat kehilangan aktivitasnya pada 20 C dan pada pH asam, Eritromisin biasanya dibuat datam bentuk ester dan garam.Mekanisme Kerja & Aktivitas AntimikrobaEfek antibakteri eritromisin dan makrolid lain mungkin inhibitorik atan bakterisidal, terutama pada konsentrasi tinggi, bagi organisme yang rentan. Aktivitas meningkat pada PH basa. Inhibisi sintesis protein terjadi melalui pengikatan ke RNA ribosom 50S. Tempat pengikatan terletak dekat dengan pusat peptidiltransferase, dan pemanjangan rantai peptida (yi. Transpeptidasi) dicegah dengan menghambat saluran keluar polipeptida. Akibatnya, peptidil tRNA terlepas dari ribosom. Eritromisin juga menghambat pembentukan subunit ribosom 50S.Eritromisin aktif terhadap galur-galur rentan organisme positf gram, khususnya pneumokokus, streptokokus,stafilokokus, dan korinebakteri. Mycoplasma pneumoniae, L. pneumophila, Chlamydia trachomatis, Chlamydia psit taci,Chlamydia pneumoniae, H. pylori, Listeria monocy togenes,dan mikobakteri tertentu (wcobacterium kansasii, mycobacterium scrofulaceum) juga rentan. Organisme negatif gram seperti Neisseria sp., Bordetella per tussis, Bartonella zenselae, dan Bartonella quintana serta beberapa spesies Rickettsia, Treponema pal[idum, dan spesies Campylobacter rentan. Haemopltilus injluenzae agak kurang rentan.Resistensi terhadap eritromisin biasanya disandi oleh plasmid. Telah diketahui terdapat tiga mekanisme: 1. berkurangnya permeabilitas membran sel atau efluks aktif2. pembentukan (oleh Enterobacteriaceae) esterase yang menghidrolisis makrolid dan 3. modifikasi tempat pengikatan di ribosom (yang disebut sebagai proteksi ribosom) oleh mutasi kromosom atau oleh metilase yang terbentuk secara konstitutif atau akibat induksi makrolid. Efluks dan produksi metilase adalah mekanisme resistensi terpenting pada organisme gram-positif. Resistensi-silang antara eritromisin dan makrolid lain bersifat sempurna. Produksi metilase konstitutif juga menimbulkan resistensi terhadap senyawa yang secara struktural tidak berhubungan, tetapi secara mekanistis serupa, misalnya klindamisin dan streptogramin B (yang dinamakan resistensimakrolid linkosamid-streptogramin atau tipe-MLS), yang memiliki tempat pengikatan yang sama di ribosom. Karenanon makrolid merupakan penginduksi metilase yang buruk, galur-galur yang mengekspr esikan suatu metilase inducible akan tampak rentan in vitro. Namun, mutan-mutan konstitutifyang resisten dapat terseleksi dan muncul selama pengobatan dengan klindamisin.

Farmakokinetika Eritromisin basa dihancurkan oleh asam lambung dan harus diberikan bersama salut enterik. Makanan dapat menggangu penyerapan. Bentuk stearat dan ester cukup resisten terhadap asam dan agak lebih baik diserapnya. Garam lauril dari ester propionil eritromisin (eritromisin estolat) merupakan sediaan oral yang paling baik penyerapannya. Dosis oral 29/hari menghasilkan konsentrasi eritromisin basa dan ester serum sekitar 2 mcg/mL. Namun,hanya bentuk basa yang secara mikrobiologis aktif, dan konsentrasinya cenderung serupa apa pun formulasinya. Eritromisin laktobionat intravena dengan dosis 500 mg menghasilkan konsentrasi serum 10 mcg/mL, 1 jam setelah pemberian. Waktu-paruh serum adalah sekitar 1,5 jam pada keadaan normal dan 5 j am pada pasien dengan anuria.Tidak diperlukan penyesuaian dosis untuk gagal ginjal.Eritromisin tidak dikeluarkan dengan dialisis. Sejumlah besar obat yang diberikan diekskresikan datam empedu dan keluar melalui tinja, dan hanya 5% yang diekskresikan di urin. Obat yang terserap didistribusikan secara luas, kecuali ke otak dan cairan serebrospinal. Eritromisin diserap oleh leukosit polimorfonukleus dan makrofag. Obat ini menembus plasenta dan mencapai janin.

Pemakaian klinisEritromisin adalah obat pilhan pada infeksi korinebakterium (difteri, sepsis korenibakteri, eritrasma) pada infeksi klamidia di sistem pernafasan, neonatus, mata atau genital, dan dalam pengobatan pneumonia yang didapat dimasyarakat karena spektrum aktivitasnya mencakup pneumokokus, M.pneumoniae. Eritromisin juga berguna sebagai pengganti peniisilin pada orang yang alergi penisilin. Dosis oral eritromisin basa, stearat, atau estolat adalah 0,25 0,5g setiap 6 jam (untuk anak, 40 mg/ kg/ hari). Dosis eroromisin etilsukinat adalah 0,4 0,6 g setiap 6 jam. Dosis intravena erotomisin adalah 0,5 1,0 g setiap 6 jam untuk dewasa dan 20 40 mg/kg/hari untuk anak.Reaksi sampingMual, muntah, anoreksia, dan diare sering terjadi. Intoleransi saluran cerna, yang disebabkan oleh rangsangan langsung pada motilitas lambung, adalah penyebab tersering dihentikannya eritromisin dan diberikan antibiotik lain. Eritromisin, terutama bentuk estolat, dapat menyebabkan hepatitis kolestasis akut, yang merupakan suatu reaksi hipersensitivitas. Reaksi alergik lain mencakup demam, eosinofilia, dan ruam. Metabolit eritromisin menghambat enzim enzim sitokrom p450 dan, karenanya, meningkatkan konsntrasi banyak obat dalam serum, termasuk teofilin, warfarin, siklosporon, dan metilprednisolon. Eritromisin meningkatkan konsentrasi serum digoksin oral dengan meningkatkan ketersediaan hayatinya.Sumber : Katzung, Bertram G. Farmakologi dasar dan klinik. Edisi 12. Tahun 2013. Penerbit EGC Jakarta


Top Related