Download - MATERI BUAT SISWA.doc
Cara Membuat SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) adalah surat izin untuk dapat melaksanakan
kegiatan usaha perdagangan. Setiap perusahaan, koperasi, persekutuan maupun
perusahaan perseorangan, yang melakukan kegiatan usaha perdagangan wajib
memperoleh SIUP yang diterbitkan berdasarkan domisili perusahaan dan berlaku di
seluruh wilayah Republik Indonesia.
Jenis SIUP :
SIUP KECIL : wajib dimiliki oleh Perusahaan Perdagangan dengan modal dan
kekayaan bersih (netto) seluruhnya sebesar Rp. 50 Juta sampai dengan Rp. 500 Juta,
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
SIUP MENEGAH : wajib dimiliki oleh Perusahaan Perdagangan dengan modal dan
kekayaan bersih (netto) seluruhnya sebesar Rp. 500 Juta sampai dengan Rp. 10
Milyar, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
SIUP BESAR : wajib dimiliki oleh Perusahaan Perdagangan dengan modal dan
kekayaan bersih (netto) seluruhnya lebih Rp. 10 Milyar, tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha.
SIUP MIKRO : SIUP yang dapat diberikan kepada Perusahaan Perdagangan Mikro
Tujuan pembuatan SIUP adalah untuk mendapatkan legalisasi dari pihak yang terkait
sehingga bisa mencegah adanya kemungkinan masalah dikemudian hari.
Manfaat SIUP
1. sebagai syarat legalisasi yang diminta pemerintah
2. mendukung kegiatan ekspor – impor yang dijalankan
3. syarat untuk bisa mengikuti lelang legal
Tahapan dan Persyaratan
1. Pemilik atau pelaku usaha mengurus sendiri atau melalui kuasa yang dikuasakan ke
kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat untuk mengurus perizinan.
2. Mengambil formulir pendaftaran, mengisi formulir SIUP / PDP bermaterai Rp 6.000
yang ditandatangani oleh pemilik usaha. Kemudian formulir yang sudah diisi
kemudian di fotocopy sebanyak dua rangkap, yang dilengkapi dengan syarat – syarat
berikut :
Fotocopy akte pendirian usaha atau badan hukum sebanyak 3 lembar
Fotocopy KTP ( Kartu Tanda Penduduk ) sebanyak 3 lembar
Fotocopy NPWP ( No Pokok Wajib Pajak ) sebanyak 3 lembar
Fotocopy ijin gangguan atau HO sebanyak 3 lembar
Neraca perusahaan sebanyak 3 lembar
Gambar denah lokasi tempat usaha
3. Untuk biaya pembuatan Surat Izin Usaha Perdagangan ditentukan oleh masing
masing daerah melalui peraturan daerah masing – masing. Karena itu di tiap daerah
tarif yang di tentukan berbeda – beda.
SYARAT PEMBUATAN SIUP
Syarat-syarat SIUP untuk PT, CV, Koperasi dan PO
Perseroan Terbatas (PT)
Fotocopy Akta pendirian berbentuk Perseroan dari Notaris.
Fotocopy Surat Keputusan Pengesahan Badan Hukum dari Instansi berwenang
Fotocopy KTP Pemilik / Dirut Utama / Penanggungjawab perusahaan
Fotocopy Surat Izin Tempat Usaha
Fotocopy Izin Gangguan / HO
Fotocopy NPWP perusahaan
Neraca awal perusahaan
Pasfoto 4 x 6
Koperasi
Fotocopy Akta pendirian koperasi yang mendapatkan pengesahan dari instansi
berwenang
Fotocopy KTP Pemilik / Dirut Utama / Penanggungjawab perusahaan
Fotocopy Izin Gangguan / HO
Fotocopy NPWP perusahaan
Neraca awal perusahaan
Pasfoto 4 x 6
Persekutuan Comanditer (CV) Fotocopy Akta pendirian perusahaan / akta Notaris yang telah didaftarkan pada
Pengadilan Negeri
Fotocopy KTP Pemilik / Penanggung jawab perusahaan
Fotocopy Surat Izin Tempat Usaha
Fotocopy Izin Gangguan / HO
Fotocopy NPWP perusahaan
Neraca awal perusahaan
Pasfoto 4 x 6
Perusahaan Perseorangan (PO) Fotocopy SIUP Perusahaan Pusat yang dilegalisir oleh Pejabat berwenang
menerbitkan SIUP tersebut
Fotocopy Akta atau Penunjukkan tentang Pembukaan Kantor Cabang Perusahaan
Fotocopy KTP Penanggung jawab Kantor cabang
Fotocopy TDP Kantor Pusat
Fotocopy HO dari Pemerintah tempat kedudukan Kantor Cabang
Contoh bentuk SIUP
berikut merupakan beberapa hal yang harus diisi pada surat pendaftaran :
Prosedur Pembuatan SITU (Surat Izin Tempat Usaha)
Cara Membuat Surat Izin Tempat Usaha (SITU) untuk UKM
Salah satu perizinan yang diperlukan oleh UKM (Usaha Kecil dan Menengah) adalah
SITU (Surat Izin Tempat Usaha). SITU mutlak dimiliki oleh badan usaha atau usaha
perorangan. SITU dikeluarkan oleh pemerintah daerah setingkat kecamatan dan
kabupaten.
Dasar Hukum Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
Dasar hukum kepemilikan SITU diatur dalam peraturan daerah di tiap pemerintah daerah.
Misalnya, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, dasar hukumnya adalah Peraturan
Daerah Kabupaten Daerah Tingkat H Kulon Progo No. 9 Tahun 1987 tentang Izin Tempat
Usaha/HO juncto Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Kulon Progo No. 11
Tahun 1991 dan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Kulon Progo No. 13
Tahun 1998.
Sanksi Hukum Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
Sanksi hukumnya juga berbeda-beda di tiap daerah. Namun sanksi pada umumnya adalah
ditutup kegiatan usahanya atau tidak bisa mendapat izin-izin lain yang dibutuhkan untuk
meningkatkan kegiatan operasionalnya.
Persyaratan Administratif Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
Salinan akta pendirian badan usaha yang sudah dilegalisasi oleh pengadilan negeri.
Salinan para pengurus atau pendiri badan usaha.
Salinan IMB bangunan yang ditempati untuk berusaha.
Surat keterangan sewa/kontrak rumah atau bangunan jika bangunan bukan milik
sendiri atau sewa dari pihak lain.
Salinan bukti kepemilikan tanah dan bangunan yang akan digunakan sebagai tempat
usaha (sertifikat, letter C, atau surat keterangan dari desa).
Mengurus Surat-Surat Perizinan.
Denah atau peta tempat usaha yang disahkan atau diketahui pejabat kelurahan atau
kecamatan.
Prosedur Perizinan Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
Mengajukan permohonan izin tempat usaha kepada camat atau bupati dengan
melampirkan semua persyaratan administratif yang diperlukan.
Apabila di kecamatan atau kabupaten terdapat Kantor Pelayanan Perizinan Satu
Atap, surat permohonan bisa ditujukan kepada camat atau bupati melalui Kepala
Kantor Pelayanan Perizinan Satu Atap.
Selanjutnya petugas dari pemerintah akan memeriksa tempat usaha kita untuk
mencocokkan semua data dengan kondisi yang ada di lapangan. Jika ada
ketidakcocokan atau kurang sesuai, petugas akan memberikan pengarahan.
Apabila semua persyaratan sudah sesuai, selanjutnya pemohon membayar retribusi
kepada pemerintah yang dalam waktu sekitar 14 (empat belas) hari kerja, SITU akan
diterbitkan.
Berikut adalah form pengajuan SITU
Kewajiban Pemilik Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
Merealisasikan kegiatan maksimum 1 (satu) bulan terhitung dari tanggal
dikeluarkannya izin.
Menyediakan alat pemadam api/kebakaran/tanda bahaya di tempat usahanya
Menjaga kebersihan dan kesehatan Lingkungan serta mencegah terjadinya
pencemaran/kerusakan Lingkungan kegiatan usahanya dan segera menanggulangi
apabila terjadi pencemaran/kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan
usahanya.
Menjaga ketertiban dan kelancaran lalu lintas umum dalam melakukan kegiatan
usahanya dan tidak diperbolehkan menggunakan trotoar/tepi jalan umum untuk
melakukan kegiatan usahanya.
Menyediakan obat-obatan (P3K).
Bersedia diperiksa petugas yang berwenang.
Melaksanakan perintah dan petunjuk dari instansi berwenang dengan penuh
tanggung jawab.
Tidak dapat menggunakan SITU sebagai jaminan bagi lokasi yang akan digunakan
oleh pemerintah
Mengajukan surat izin baru maksimum 15 (lima betas) hari sebelum SITU habis
masa berlakunya atau hilang.
Melaporkan kepada bupati maksimum 60 (enam puluh) hari terhitung mulai tanggal
usahanya ditutup.
Melaporkan kepada bupati jika usahanya tidak sesuai dengan izin atau tidak
melakukan usahanya sama sekali.
SITU akan dicabut apabila dalam jangka waktu 1 (satu) tahun tidak mengadakan
kegiatan usaha.
Membuat akta pendirian perusahaan
Tujuan pembuatan Akte pendirian Perusahaan
1. menghindari terjadinya perselisihan di kemudian hari mengenai pembagian
keuntungan atau proforsi kerugian.
2. memberikan kejelasan status kepemilikan perusahaan agar tidak terjadi hal-hal
yang tidak di inginkan, seperti perselisihan.
3. mencantumkan nilai saham (presentase kepemilikan ) dan jumlah lembar saham
di akta sehingga anda mengetahui nilai aset anda.
4. mengetahui besarnya modal yang harus di setor sesuai proporsi saham, baik saat
mengawali usaha, saat menerima keuntungan maupun saat dilakukan
perhitungan untuk menutup kerugian perusahaan .
Untuk membuat akta pendirian perusahaan diperlukan dokumen-dokumen berikut”:
1. foto kopi kartu tanda penduduk ( ktp) para pendiri ,minimal dua orang.
2. foto kopi kartu keluarga(KK) penanggung jawab atau direktur.
3. foto kopi NPWP penanggung jawab.
4. foto penanggung jawab perusahaan ukuran 3x4 sebanyak dua lembar berwarna
5. foto kopi lunas PBB Tahun terakhir sesuai domisili perusahaan
6. foto kopi surat kontrak / sewa kantor atau bukti kepemilikan tempat usaha
7. surat keterangan domisili dari pengelola gedung jika berlokasi di gedung jika
berlokasi di gedung perkantoran
8. surat vbketerangan domisili dari RT / RW ( untuk prusahaan yang berdomisili di
lingkungan perumahan)
9. foto kantor tampak depan , tampak dalam ( ruang berisi meja ,kursi , dan
komputer). Foto- foto ini di gunakan untuk mempermudah survei lokasi untuk
mendapatkan SIUP( surat izin usaha perdagangan)
Setelah mendapat akta pendirian perusahaan , Anda hrus mendaftarakan dan
mengasahkan perusahaan ke kementrian tekait , yaitu :
a. kementrian hukun dan hak asasi Manusia Republik Indonesia, untuk mengesah kan
akta pendirian perusahaan dan mendaftarkan nama perusahaan agar tercantum di
departemen ini , sehingga tidak bisa ditiru atau di salah gunakan oleh orang lain.
b. kementrian tenaga kerja , untuk mengurus masalah ketenaga kerjaan , misalnya jam
sostek ( jaminan sosial dan tenaga kerja)
c. kementrian perindustrian dan kementrian perdagangan , bila perusahaan di bidang
perdagangan .
d. kementrian perdagangan umum , apabila anda mebuka usaha konsturksi , selain itu ,
anda perlu mengurus SIUJK (Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi) yang berguna untuk
ikut serta dalam tender-tender pemerintah dan swasta.
PROSEDUR PENGURUSAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB)
Sebelum membangun sebuah rumah, ada satu kewajiban yang perlu dimilki, yaitu IMB
(Izin Mendirikan Bangunan). Surat IMB diberikan instansi berbentuk dinas yang berada
di wilayah pemerintah tingkat kota untuk setiap rencana pembangunan rumah baru,
rehabilitasi atau pun renovasi. Bangunan yang dimaksud termasuk rumah tinggal, rumah
susun, rumah ibadah, hingga gedung perkantoran.
Mengurus IMB sebaiknya dilakukan jauh sebelum pelaksanaan pendirian pembangunan
sehingga kedepannya tidak bermasalah dengan peraturan-peraturan yang berlaku.
Ketidaklengkapan dokumen property akan menyulitkan sipemilik rumah kedepannya saat
ingin merenovasi ataupun menjual rumah.
Dalam mengurus permohonannya harus disertai dengan kelengkapan sejumlah dokumen.
Untuk mengajukan IMB diperlukan dokumen-dokumen sebagai prasyarat
kelengkapannya yang nantinya diperiksa kesesuaiannya oleh petugas yang bersangkutan.
Adapun dokumen-dokumen tersebut antara lain :
Formulir permohonan IMB, yang bisa diminta di instansi tersebut. Isi dari surat permohonan tersebut kira-kira seperti ini :
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama: ____________________
Alamat: ____________________
____________________
No KTP: ____________________
Sebagai pemilik rumah yang dimaksud, bersama ini memohon penerbitan
Izin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk rumah tinggal pada alamat di atas.
Demikian surat permohonan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaiman
mestinya.
Tertanda,
(nama anda)
Fotokopi KTP pemilik dan/atau pengurus
Surat kuasa, bila yang mengurus adalah kontraktor pelaksana
Fotokopi bukti pelunasan PBB terakhir
Fotokopi bukti kepemilikan tanah yang sah
Gambar arsitektur berikut gambar situasi. Jika rumah anda tidak memiliki gambar
arsitektur, dapatkan denah rumah dari kontraktor anda. Jika tidak memungkinkan,
Dinas Tata Kota dan Bangunan juga memberikan jasa untuk pembuatan denah
rumah.
Proses pengurusan IMB
skema tahapan pengurusan IMB :
Secara prinsip, bila dokumen lengkap, 5-7 hari kemudian akan diterbitkan IP. Dengan IP
kita sudh bisa mulai membangun sambil menunggu IMB yang keluar 20-30 hari
kemudian. Selama pembangunan, petugas daerah akan melakukan control berkala dan
evaluasi di lapangan. IMB memiliki masa berlaku 1 tahun. Apabila dalam 1 tahun
pembanguna belum selesai, maka harus mengajukan permohonan perpanjangan IMB.
Bila tahun berikutnya masih belum selesai, maka harus mengajukan permohonan
pembuatan IMB baru.
Setelah bangunan selesai, masih ada surat yang diperlukan yaitu IPB (Ijin Penggunaan
Bangunan). IPB memiliki masa berlaku 10 tahun untuk rumah tinggal dan 5 tahun untuk
bangunan non hunian. Bila masa IPB habis, maka pemilik harus mengajukan PKMB
(Permohonan Kelayakan Menggunakan Bangunan). Dalam proses tersebut petugas akan
memriksa kelayakan bangunan tersebut, terutama dari segi struktur dan konstruksinya.
Semoga penjelasan tadi bisa membantu sebelum kita melakukan tahapan pembangunan.
Dengan mengurus IMB secara benar dan jujur, akan memberikan kenyamanan,
keamanan, dan keselarasan dari bangunan yang akan kita bangun dengan lingkungan
sekitar.
PROSEDUR PENGAJUAN IZIN GANGGUAN (HO)
Izin HO (hinder ordonantie) atau izin UU Gangguan berdasarkan Staatsblad Tahun 1926
Nomor 226) sebagaimana telah beberapa kali diubah dan ditambah, terakhir dengan
Staatsblad Tahun 1940Nomor 450.
Pemberian izin HO ini merupakan kewenangan masing-masing pemerintah daerah. Hal
ini sesuai dengan pasal 2 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 27 Tahun
2009 tentang Pedoman Penetapan Izin Gangguan di Daerah:
“Izin Gangguan diatur dalam peraturan daerah”
Selanjutnya pasal 7 ayat (1) Permendagri No. 27 Tahun 2009 menyatakan bahwa
pemberian izin HO, merupakan kewenangan Bupati/Walikota. Jadi, teknis pemberian izin
HO bisa berbeda-beda di daerah-daerah, tergantung pada peraturan daerah di masing-
masing tempat.
Sebagai Contoh :
Untuk DKI Jakarta, persyaratan pengajuan izin HO yang dimuat dalam situs resmi Provinsi DKI Jakarta adalah:
Fotokopi Surat tanah atau bukti lainnya
Fotokopi KTP, NPWP
Fotokopi Akte Pendirian
Fotokopi Tanda Pelunasan PBB
Persyaratan tidak berkeberatan dari tetangga atau masyarakat yang berdekatan
Daftar bahan baku penunjang
Fotokopi IMB/siteplan
Izin keramaian, sesuai pasal 15 ayat (2) huruf a UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara, diberikan oleh Polri. Menurut situs Puskominfo Bid. Humas Polda Metro Jaya diperlukan apabila hendak menyelenggarakan kegiatan yang melibatkan banyak orang, contohnya pertandingan olah raga atau konser musik. Jadi, izin keramaian tidak diperlukan kecuali jika restoran hendak mengadakan acara-acara seperti konser musik atau acara-acara lain yang melibatkan banyak orang.
Syarat pengajuan Izin Keramaian di wilayah DKI Jakarta:
1. Mengajukan Surat Permohonan kepada Kapolda Metropolitan Jakarta Raya, U.p. Dir Intelkam Polda Metropolitan Jakarta Raya (tingkat polda/provinsi)
2. Melampirkan:
Proposal kegiatan.
KTP Penanggungjawab kegiatan.
Izin tempat kegiatan.
Rekomendasi instansi terkait, sebagai contoh: bila ada kegiatan yang bersifat penjualan tiket, harus ada izin dari Dinas Pariwisata, selanjutnya masalah pengamanan harus ada rekomendasi dari Polres atau Biro Operasi (Ro. Ops.) Polda Metropolitan Jakarta Raya.
3. Izin diajukan 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan kegiatan, dan pihak kepolisian akan mengeluarkan izin 3 (tiga) hari sebelum kegiatan.