Download - Makalah Hukum Tata Negara
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hak adalah suatu akibat, sebagaimana pula kewajiban karena tidak
mungkin sesuatu itu diberi hak tanpa lebih dahulu diberi yang namanya
kewajiban sebagai sebuah akibat, begitu juga sebaliknya.
Hak Asasi Manusia adalah hak hak yang telah dipunyai seseorang
sejak ia dalam kandungan. HAM berlaku secara universal. Dasar-dasar HAM
tertuang dalam deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat (Declaration of
Independence of USA) dan tercantum dalam UUD 1945 Republik Indonesia,
seperti pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat 1,
dan pasal 31 ayat 1.
Contoh Hak Asasi Manusia :
1. Hak untuk hidup.
2. Hak untuk memperoleh pendidikan.
3. Hak untuk hidup bersama-sama seperti orang lain.
4. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama.
5. Hak untuk mendapatkan pekerjaan.
Berdasar inilah maka kami perlu membahas beberapa mengenai Hak
Asasi Manusia yang merupakan hal sensitif yang diperdebatkan dimana-
mana sebagai gejala masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan sejarah Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia,
serta bagaimana pengertiannya?
2. Bagaimana bentuk hukum dan hak asasi yang diatur dalam Undang-Undang
Dasar 1945 ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Perkembangan Sejarah Hak Asasi Manusia (HAM) di
Indonesia.
Dalam Tata Hukum segala bentuk hak yang dimiliki setiap manusia
akan selalu bergandengan dengan kewajiban. Begitu pula dengan “Hak
Asasi” harus juga bergandengan dengan “Kewajiban Asasi”. [1]
Seperti yang telah diketahui Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang
telah dipunyai seseorang sejak ia dalam kandungan. Sebagai makhluk sosial
yang hidup ditengah masyarakat dan bergantung pada orang-orang disekitar
maka dalam pencapaian perkembangan dan kemajuan haruslah
menyeimbangkan hak dasar dengan kewajiban dasar.
Beberapa mendefinisikan bahwa Hak Asasi Manusia adalah hak yang
melekat pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur
hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun. Sebagai warga negara
yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia tanpa
membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain
sebagainya.[2]
Dalam ketentuan umum Undang – Undang Nomor 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia Pasal 1 yang dimaksud dengan Hak Asasi Manusia
adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dankeberadaan manusia sebagai
makhlukTuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung
tinggi dan dilindungi oleh negara,hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.[3]
Batasan tentang Hak Asasi atau yang biasa disebut Hak Dasar adalah
hak-hak yang pokok atau yang dasar dimiliki setiap manusia sebagai
pembawaan sejak keahirannya, yang sangat berkaitan dengan martabat
manusia tersebut. Hak Asasi lazim pula disebut dengan Hak Kemanusiaan
yang tidak boleh dilanggar siapapun.
Secara historis Hak Asasi Manusia sebagaimana yang saat ini dikenal,
telah memiliki riwayat perjuangan yang panjang. Sejatinya perjuangan
tersebut bukan dimulai dari abad ke 13 sebagaimana sejarah peradaban
barat menulisnya, namun lebih lampau daripada zaman tersebut. Kalau kita
pelajari Kitab-kitab Suci Keagamaan (baik itu al-Qur’an, Injil dan lain
sebagainya) tentang perlindungan Hak dan demikian pula tentang
diwajibkannya Kewajiban atas tiap anak manusia, maka mudah kita temukan
bahwasanya Kitab-kitab Suci tersebut telah terlebih dahulu
mengemukakannya. Contohnya didalam Kitab Suci Umat Islam yaitu al-
Qur’an surah al-Maidah ayat 32 disebutkan :
“…oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa:
Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu
(membunuh) orang lain[411], atau bukan karena membuat kerusakan
dimuka bumi, Maka seakan-akan Dia telah membunuh manusia
seluruhnya[412]. dan Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang
manusia, Maka seolah-olah Dia telah memelihara kehidupan manusia
semuanya. dan Sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-rasul Kami
dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak
diantara mereka sesudah itu[413] sungguh-sungguh melampaui batas dalam
berbuat kerusakan dimuka bumi.”
Ayat tersebut menegaskan bahwa Islam telah memiliki hak
perlindungan terhadap jiwa tiap-tiap manusia. Selanjutnya adalah contoh
perlindungan keyakinan yang mana tertuang dalam ajaran La Iqrah fi-Dhien
(tidak ada pemaksaan dalam beragama) atau Lakum dhienukum waliyadhien
(bagimu agamamu, bagiku agamaku).
Ini artinya perjuangan atas Hak-hak Asasi yang dimiliki manusia telah
lebih dahulu berlangsung ribuan tahun yang lalu, dengan demikian
sesungguhnya adalah tidak tepat kalau sejarah perjuangan Hak-hak Asasi
Manusia dimulai bersamaan dengan ditanda-tanganinya Magna Charta
(tahun 1215), akan tetapi karena sejarah telah menentukannya demikian,
jelasnya: bahwa saat-saat kelahiran Magna Charta dianggap sebagai
tonggak pertama kemenangan Hak Asasi atau sebagai permulaan sejarah
perjuangan Hak-hak Asasi manusia, maka dari itu kita ikuti saja kehendak
para ahli sejarah tersebut.[4]
Magna Charta ditandatangani oleh seorang Raja yang bernama John
Lackland yang sejatinya dapat dikatakan belum merupakan bentuk
perlindungan terhadap Hak Asasi manusia seperti apa yang kita kenal
dewasa ini, sebab yang termuat di dalamnya hanyalah tentang jaminan-
jaminan perlindungan terhadap kaum bangsawan dan gereja, oleh
karenanya maka Magna Charta ini selalu dipandang sebagai kemenangan
para bangsawan atas Raja Inggris.
Dalam Magna Charta tercantum penjelasan bahwa raja tidak lagi
bertindak sewenang-wenang, karena dalam hal-hal tertentu raja di dalam
tindakan atau kebijaksanaannya secara telebih dahulu harus mendapat
persetujuan dari para bangsawan dan ini berarti bahwa hak-hak tertentu
para bangsawan diakui oleh raja.[5] Prinsip ini dirasa oleh para bangsawan
sebagai sebuah kemenangan.
Perkembangan selanjutnya tentang Hak-hak Asasi manusia ini
berlanjut dengan ditandatanganinya Petition of Right pada tahun 1628 oleh
Raja Charles I lalu kemudian ditandatanganinya Bill of Rights oleh Raja
Willem II di Britania Raya tahun 1689. Perkembangan hak asasi manusia
selanjutnya lebih banyak dipengaruhi oleh pemikiran John Locke (1632-1704)
dan JJ. Rosseau.[6] Di Negara Perancis sendiri pengakuan atas hak asasi
manusia tercantum dalam Declaration des droits de I”home et du citoyen,
yaitu suatu piagam yang dibuat pada tahun 1789 dalam detik-detik pertama
revolusi Perancis. Perkembangan tentang hak asasi manusia dalam
kaitannya dengan demokrasi dalam hal ini turut banyak mendorong
terjadinya sebuah Revolusi yang mana diantaranya adalah Revolusi Amerika
(1776) dan Revolusi Perancis (1789).
Selanjutnya setelah perang dunia kedua, mulai tahun 1946, disusunlah
rancangan piagam hak-hak asasi manusia oleh organisasi kerja sama untuk
sosial ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang terdiri dari 18 anggota.
PBB membentuk komisi hak asasi manusia (commission of human
right). Sidangnya dimulai pada bulan januari 1947 di bawah pimpinan Ny.
Eleanor Rossevelt. Baru 2 tahun kemudian, tanggal 10 Desember 1948
Sidang Umum PBB yang diselenggarakan di Istana Chaillot, Paris menerima
baik hasil kerja panitia tersebut. Karya itu berupa UNIVERSAL DECLARATION
OF HUMAN RIGHTS atau Pernyataan Sedunia tentang Hak – Hak Asasi
Manusia, yang terdiri dari 30 pasal. Dari 58 Negara yang terwakil dalam
sidang umum tersebut, 48 negara menyatakan persetujuannya, 8 negara
abstain, dan 2 negara lainnya absen. Oleh karena itu, setiap tanggal 10
Desember diperingati sebagai hari Hak Asasi Manusia.[7]
Universal Declaration of Human Rights antara lain mencantumkan,
Bahwa setiap orang mempunyai Hak Hidup, kemerdekaan dan keamanan
badan, diakui kepribadiannya, memperoleh pengakuan yang sama dengan
orang lain menurut hukum untuk mendapat jaminan hokum dalam perkara
pidana, seperti diperiksa di muka umum, dianggap tidak bersalah kecuali
ada bukti yang sah, masuk dan keluar wilayah suatu Negara, mendapatkan
suatu kebangsaan, mendapatkan hak milik atas benda, bebas mengutarakan
pikiran dan perasaan, bebas memeluk agama, mengeluarkan pendapat,
berapat dan berkumpul, mendapat jaminan sosial, mendapatkan pekerjaan,
berdagang, mendapatkan pendidikan, turut serta dalam gerakan
kebudayaan dalam masyarakat, menikmati kesenian dan turut serta dalam
kemajuan keilmuan
Majelis umum memproklamirkan Pernyataan Sedunia tentang Hak Asasi
Manusia itu sebagai tolak ukur umum hasil usaha sebagai rakyat dan bangsa
dan menyerukan semua anggota dan semua bangsa agar memajukan dan
menjamin pengakuan dan pematuhan hak-hak dan kebebasan- kebebasan
yang termasuk dalam pernyataan tersebut. Meskipun bukan merupakan
perjanjian, namun semua anggota PBB secara moral berkewajiban
menerapkannya.
Dalam Pembagian Bidang, Jenis dan Macam Hak Asasi Manusia dibagi
menjadi : [8]
1. Hak asasi pribadi / personal Right
Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan berpindah-pndah tempat
Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat
Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan
Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan
kepercayaan yang diyakini masing-masing
2. Hak asasi politik / Political Right
Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan
Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan
Hak membuat dan mendirikan parpol / partai politik dan organisasi politik
lainnya
Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi
3. Hak azasi hukum / Legal Equality Right
Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil / PNS
Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum
4. Hak azasi Ekonomi / Property Rigths
Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli
Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak
Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-piutang, dll
Hak kebebasan untuk memiliki susuatu
Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak
5. Hak Asasi Peradilan / Procedural Rights
Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan
Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan
dan penyelidikan di mata hukum.
6. Hak asasi sosial budaya / Social Culture Right
Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan
Hak mendapatkan pengajaran
Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat
Hak Asasi Manusia di Indonesia bersumber dan bermuara pada
pancasila. Yang artinya Hak Asasi Manusia mendapat jaminan kuat dari
falsafah bangsa, yakni Pancasila.
Bermuara pada Pancasila dimaksudkan bahwa pelaksanaan hak asasi
manusia tersebut harus memperhatikan garis-garis yang telah ditentukan
dalam ketentuan falsafah Pancasila. Bagi bangsa Indonesia, melaksanakan
hak asasi manusia bukan berarti melaksanakan dengan sebebas-bebasnya,
melainkan harus memperhatikan ketentuan-ketentuan yang terkandung
dalam pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Hal ini
disebabkan pada dasarnya memang tidak ada hak yang dapat dilaksanakan
secara multak tanpa memperhatikan hak orang lain.[9]
Setiap hak akan dibatasi oleh hak orang lain. Jika dalam melaksanakan
hak, kita tidak memperhatikan hak orang lain,maka yang terjadi adalah
benturan hak atau kepentingan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara
Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi
manusia dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati
melekat dan tidak terpisah dari manusia yang harus dilindungi, dihormati,
dan ditegakkan demi peningkatan martabat kemanusisan, kesejahteraan,
kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan.
Berbagai instrumen hak asasi manusia yang dimiliki Negara Republik
Indonesia,yakni:
1. Undang – Undang Dasar 1945
2. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia
3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Di Indonesia secara garis besar disimpulkan, hak-hak asasi manusia itu
dapat dibeda-bedakan menjadi sebagai berikut :
1. Hak-hak asasi pribadi (personal rights) yang meliputi kebebasan
menyatakan pendapat, kebebasan memeluk agama, dan kebebasan
bergerak.
2. Hak-hak asasi ekonomi (property rights) yang meliputi hak untuk memiliki
sesuatu, hak untuk membeli dan menjual serta memanfaatkannya.
3. Hak-hak asasi politik (political rights) yaitu hak untuk ikut serta dalam
pemerintahan, hak pilih (dipilih dan memilih dalam pemilu) dan hak untuk
mendirikan partai politik.
4. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan ( rights of legal equality).
5. Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan ( social and culture rights). Misalnya
hak untuk memilih pendidikan dan hak untukmengembangkan kebudayaan.
6. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan
perlindungan (procedural rights). Misalnya peraturan dalam hal penahanan,
penangkapan, penggeledahan, dan peradilan.
Secara konkret untuk pertama kali Hak Asasi Manusia dituangkan
dalam Piagam Hak Asasi Manusia sebagai lampiran Ketetapan
Permusyawarahan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVII/MPR/1998.
B. Hak Asasi Manusia yang diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945
Seperti yang telah diketahui bahwa Undang Undang Dasar 1945 terdiri
dari 3 bagian yang mempunyai kedudukan yang sama, yaitu Pembukaan,
Batang Tubuh yang terdiri dari 37 pasal, empat Aturan Peralihan dan dua
Aturan Tambahan serta penjelasan.
1. Dalam Pembukaan
Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 banyak disebutkan
tentang Hak Hak Asasi Manusia, seperti yang termuat dalam alenia pertama
"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak
sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan." Dalam kalimat ini tersirat
bahwa adanya pengakuan terhadap kebebasan untuk merdeka (freedom to
be free) .
Pengakuan akan perikemanusiaan adalah intisari dari Hak Asasi
Manusia. Dalam alenia kedua disebutkan Indonesia sebagai Negara yang
adil. [10] Kata sifat adil jelas menunjukkan kepada salah satu tujuan dari
Negara Hukum untuk mencapai atau mendekati keadilan. Selanjutnya pada
alenia ketiga yang berbunyi “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu
pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu
susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasar kepada :….” Menunjukkan bahwa rakyat Indonesia telah
menyatakan kemerdekaanya agar tercipta kehidupan berbangsa dan
bernegara yang bebas.
Sedangkan alenia keempat, menunjukkan pengakuan dan
perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia dalam segala bidang yaitu politik,
hokum, social, kulturil, dan ekonomi. [11]
2. Dalam Batang Tubuh
Secara garis besar hak-hak asasi manusia tercantum dalam pasal 27
sampai 34 dapat dikelompokkan menjadi :
1. Hak dalam bidang politik (pasal 27 (1) dan 28),
2. Hak dalam bidang ekonomi (pasal 27 (2), 33, 34),
3. Hak dalam bidang sosial budaya (pasal 29, 31, 32),
4. Hak dalam bidang hankam (pasal 27 (3) dan 30) [12]
Dalam rincian tersebut Hak Asasi Manusia yang diatur dalam Undang
Undang Dasar 1945 berjumlah 7 pasal. Walaupun hanya tujuh pasal namun
ketujkuh pasal tersebut adalah hal hal yang pokok. Dan ini sesuai dengan
sifat Undang Undang Dasar 1945 yang hanya mengatur hal hal pokok saja.
Tanpa pasal pasal tersebut itu akan hanya menjadi selogan selogan saja
yang belum dapat dilaksanakan. [13]
Seperti pada pasal 28 tentang kebebasan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan. Ketiga hak ini adalah hak
pokok yang sangat penting dalam suatu Negara demokrasi. Kebebasan
berserikat saja apa artinya kalai tidak ada kebebasan mengeluarkan
pendapat.
Berikut kami lampirkan bunyi pasal 27 sampai pasal 34 :
Pasal 27
1. Segala Warganegara bersamaan kedudukannya di dalam Hukum dan
Pemerintahan dan wajib menjunjung Hukum dan Pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya.
2. Tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan.
Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan
dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-undang.
BAB XI
AGAMA
Pasal 29
1. Negara berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.
BAB XII
PERTAHANAN NEGARA
Pasal 30
1. Tiap-tiap warganegara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan
Negara
2. Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan Undang-undang.
BAB XIII
PENDIDIKAN
Pasal 31
1. Tiap-tiap Warganegara berhak mendapat pengajaran
2. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem
pengajaran nasional, yang diatur dengan Undang-undang.
Pasal 32
Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia.
BAB XIV
KESEJAHTERAAN SOSIAL
Pasal 33
1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas
kekeluargaan.
2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh
Negara
3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pasal 34
Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh Negara.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Dalam ketentuan umum Undang – Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia Pasal 1, yang dimaksud dengan Hak Asasi Manusia adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dankeberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh negara,hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.
2. Secara historis Hak Asasi Manusia sebagaimana yang saat ini dikenal, telah
memiliki riwayat perjuangan yang panjang. Sejatinya perjuangan tersebut
bukan dimulai dari abad ke 13. Kalau kita pelajari Kitab-kitab Suci
Keagamaan (baik itu al-Qur’an, Injil dan lain sebagainya) tentang
perlindungan Hak dan demikian pula tentang diwajibkannya Kewajiban atas
tiap anak manusia, maka mudah kita temukan bahwasanya Kitab-kitab Suci
tersebut telah terlebih dahulu mengemukakannya. Selanjutnya disini berarti
bahwa perjuangan atas Hak-hak Asasi yang dimiliki manusia telah lebih
dahulu berlangsung ribuan tahun yang lalu, dengan demikian sesungguhnya
adalah tidak tepat kalau sejarah perjuangan Hak-hak Asasi Manusia dimulai
bersamaan dengan ditanda-tanganinya Magna Charta (tahun 1215), akan
tetapi karena sejarah telah menentukannya demikian, jelasnya: bahwa saat-
saat kelahiran Magna Charta dianggap sebagai tonggak pertama
kemenangan Hak Asasi atau sebagai permulaan sejarah perjuangan Hak-hak
Asasi Manusia. Hak Asasi Manusia pada perkembangannya berlanjut pada
beberapa Negara diantaranya Yunani, Inggris, Amerika Serikat, Perancis,
sampai pada pernyataan sedunia tentang Hak Asasi Manusia yang lebih
popular dikenal sebagai UNIVERSAL DECLARATION OF HUMAN RIGHTS oleh
PBB.
3. Di Indonesia sendiri, Hak Asasi Manusia di Indonesia bersumber dan
bermuara pada pancasila. Yang artinya Hak Asasi Manusia mendapat
jaminan kuat dari falsafah bangsa, yakni Pancasila. Bermuara pada Pancasila
dimaksudkan bahwa pelaksanaan hak asasi manusia tersebut harus
memperhatikan garis-garis yang telah ditentukan dalam ketentuan falsafah
Pancasila. Bagi bangsa Indonesia, melaksanakan hak asasi manusia bukan
berarti melaksanakan dengan sebebas-bebasnya, melainkan harus
memperhatikan ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam pandangan
hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.
4. Berbagai instrumen hak asasi manusia yang dimiliki Negara Republik
Indonesia,yakni:
1. Undang – Undang Dasar 1945
a. Pembukaan : seluruh alenia pada Pembukaan Undang Undang Dasar 1945
menyiratkan tentang Hak Asasi Manusia
b. Batang Tubuh : Pasal 27 sampai pasal 37 menjelaskan tentang pengakuan
kebebasan dalam bidang politik, ekonomi, social budaya, dan hankam.
2. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia
3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
DAFTAR PUSTAKA
Moh Kusnardi, dkk.1988. Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia. (Jakarta
Selatan. CV Sinar Bakti)
R.G. Kartasapoetra. 1987.Sistematika Hukum Tata Negara. (Jakarta:BINA AKSARA,)
Undang – Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Titik Triwulan Tutik. 2008. Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca
Amandemen UUD 1945(Jakarta: CERDAS PUSTAKA)
http://zuhdiachmad.blogspot.com/2010/05/ham-dalam-undang-undang-1945.html
http://emperordeva.wordpress.com/about/sejarah-hak-asasi-manusia/
http://organisasi.org/
pengertianmacamdanjenishakasasimanusiahamyangberlaku_umumglobalpel
ajaranilmuppknpmpindonesia
[1] R.G. Kartasapoetra,Sistematika Hukum Tata Negara, (Jakarta:BINA AKSARA, 1987), hal 246[2] http://organisasi.org/ pengertian_macam_dan_jenis_hak_asasi_manusia_ham_yang_berlaku_umum_global_pelajaran_ilmu_ppkn_pmp_indonesia[3] Undang – Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia[4] R.G. Kartasapoetra,Sistematika Hukum Tata Negara.. h. 248-249[5] Ibid ,h. 249[6] Titik Triwulan Tutik, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Amandemen UUD 1945, (Jakarta: CERDAS PUSTAKA, 2008)[7] http://emperordeva.wordpress.com/about/sejarah-hak-asasi-manusia/[8] R.G. Kartasapoetra,Sistematika Hukum Tata Negara.hal 247 [9] http://emperordeva.wordpress.com/about/sejarah-hak-asasi-manusia/[10] Moh Kusnardi, dkk. Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia. (Jakarta Selatan. CV Sinar Bakti. 1988) hal 324. [11] Ibid. h 324 [12] http://zuhdiachmad.blogspot.com/2010/05/ham-dalam-undang-undang-1945.html[13] Moh Kusnardi, dkk. Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia.hal 325