LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PANGAN
PANGAN FUNGSIONAL
“KUALA (Kunyit Asam Rosella)”
Disusun untuk memenuhi tugas Teknologi Pangan yang dibimbing oleh Ibu Melina Sari, S.TP,
M.Si
Oleh :
Kelompok 7
Lelya Ari L (P27835111014)
Novi Ika Meita Sari (P27835111017)
Pindra Puji Lestari (P27835111020)
Santistiana P. (P27835111029)
Siti Durrotun Nasyiah ( P27835111033)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
DIPLOMA III JURUSAN GIZI
2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia adalah negara berkembang yang sudah lama mengenal pangan fungsional.
Pangan fungsional adalah pangan yang tidak hanya memperhatikan rasa, namun juga
memperhatikan manfaatnya terhadap kesehatan. Saat ini perkembangan pangan fungsional
tidak hanya pada fungsinya saja, tetapi berkembang juga pada bentuk yang semakin
bervariasi. Oleh sebab itu, ketertarikan masyarakat Indonesia memilih dan mengkonsumsi
makanan fungsional semakin tinggi.
Pangan fungsional didefinisikan sebagai pangan yang secara alamiah maupun telah
melalui proses, mengandung satu atau lebih senyawa yang berdasarkan kajian-kajian ilmiah
dianggap mempunyai fungsi fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan. Pangan
fungsional dikonsumsi sebagaimana layaknya makanan atau minuman, mempunyai
karakteristik sensori berupa penampakan, warna, tekstur dan cita rasa yang dapat diterima
oleh konsumen. Pangan fungsional memberikan kontraindikasi dan tidak memberi efek
samping pada jumlah penggunaan yang dianjurkan terhadap metabolisme zat gizi lainnya.
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan rempah-rempah dan tumbuhan lain yang
tumbuh melimpah. Di Indonesia pengolahan hasil alam masih menggunakan cara tradisional,
sehingga masih menghasilkan racikan. Racikan tradisional ini biasanya digunakan untuk
penambah rasa dalam makanan (bumbu) dan juga bisa dijadikan sebagai minuman, jamu dan
obat.
Kunyit (Curcuma domestica Val) termasuk salah satu tanaman rempah dan obat, habitat
asli tanaman ini meliputi wilayah Asia khususnya Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian
mengalami persebaran ke daerah Indo-Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir
setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya pernah mengkonsumsi tanaman
rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan
kecantikan.
Kunyit tumbuh dengan baik di tanah yang tata pengairannya baik, curah hujan 2.000
mm sampai 4.000 mm tiap tahun dan di tempat yang sedikit terlindung. Tapi untuk
menghasilkan rimpang yang lebih besar diperlukan tempat yang lebih terbuka. Rimpang
kunyit berwarna kuning sampai kuning jingga. Beberapa kandungan kimia dari rimpang
kunyit yang telah diketahui yaitu minyak atsiri sebanyak 6% yang terdiri dari golongan
senyawa monoterpen dan sesquiterpen (meliputi zingiberen, alfa dan beta-turmerone), zat
warna kuning yang disebut kurkuminoid sebanyak 5% (meliputi kurkumin 50-60%,
monodesmetoksikurkumin dan bidesmetoksikurkumin), protein, fosfor, kalium, besi dan
vitamin C. Dari ketiga senyawa kurkuminoid tersebut, kurkumin merupakan komponen
terbesar. Sering kadar total kurkuminoid dihitung sebagai % kurkumin, karena
kandungan kurkumin paling besar dibanding komponen kurkuminoid lainnya. Karena alasan
tersebut beberapa penelitian baik fitokimia maupun farmakologi lebih ditekankan
pada kurkumin.
Selain kunyit, yang dapat dijadikan sebagai pangan fungsional adalah bunga rosella.
Bagi sebagian masyarakat awam, mendengar rosella masih sangat jarang. Wajar memang
karena tanaman ini belum begitu populer. Namun, dikalangan para pecinta tanaman obat,
rosella adalah salah satu jenis tanaman yang memiliki banyak khasiat, kini rosella sudah
mulai populer di masyarakat.
Selain rasanya yang enak, kelopak bunga yang satu ini memang memiliki
efek farmakologis yang cukup lengkap seperti diuretik (melancarkan air seni), onthelmintic
(membasmi cacing), antibakteri, antiseptik, antiradang, menurunkan panas, meluruhkan
dahak, menurunkan tekanan darah, mengurangi kekentalan darah, dan menstimulasi
gerak peristaltik usus. Daun, buah, dan bijinya juga berperan sebagai diuretik,
antisariawan, dan pereda nyeri. Kelopak rosella juga dapat mengatasi panas dalam,
sariawan, kolesterol tinggi, hipertensi, gangguan jantung, sembelit, mengurangi resiko
osteoporosis, dan mencegah kanker darah.
Dengan menggabungkan dua tanaman yang mempunyai manfaat yang sangat banyak
ini, dapat menjadi alternative lain dalam mengonsumsi kunyit asam dan rosella. Sehingga
dapat mengoptimalkan manfaat dari kedua jenis pangan fungsional ini. Kandungan gizi yang
paling tinggi dalan produk “kuala” ini adalah vitamin C. Manfaat dari produk kunyit asam
rosella adalah untuk mencegah dan mengobati panas dalam serta sariawan, membantu
menurunkan kadar asam urat dalam darah, membantu menurunkan tekanan darah,
memperbaiki metabolism tubuh, membantu melangsingkan tubuh, mencegah batuk dan flu,
sebagai minuman yang kaya akan antioksidan dan membantu menghambat pertumbuhan sel
kanker.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana kebutuhan masyarakat terhadap minuman kesehatan ?
1.2.2. Apakah kunyit asam rosella banyak digemari oleh kalangan masyarakat ?
1.2.3. Apa manfaat bahan fortifikan rosella ?
1.2.4. Bagaimana variasi minuman kunyit asam dengan rosella ?
1.2.5. Apa manfaat dan khasiat kunyit asam rosella ?
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk membuat variasi minuman kesehatan
1.3.2. Tujuan khusus
1.Untuk membantu masyarakat dalam mencegah terjadinya suatu penyakit.
2.Untuk membantu masyarakat dalam melakukan terapi kesehatan.
1.4. Manfaat
Dengan dibuatnya produk minuman kunyit asam rosella (kuala) kami berharap
minuman kunyit asam rosella ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan membantu
masyarakat dalam melakukan terapi kesehatan serta membantu masyarakat untuk
mencegah terjadinya suatu penyakit (seperti kanker, batuk, flu, sariawan).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KUNYIT (Curcuma domestica Val.)
Tanaman rempah dan bumbu yang memiliki kemampuan pencegahan kanker telah
diidentifikasikan antara lain family labiates (oregano, sage, rosemary, thyme), Allium sp.
(bawang putih, bawang merah, lokio), Zingiberaceae (kunyit dan jahe), Umbellifereae (adas,
jinten, seledri, ketumbar), dan akar licorice (Caragay 1992). Kunyit merupakan tanaman
daerah tropis dan banyak terdapat di India, RRC (Republik Rakyat Cina), Indonesia,
Kepulauan Solomon (Lautan Teduh), Haiti, dan Jamaica (Rismunandar 1988). Kunyit adalah
umbi pohon yang termasuk ke dalam famili Zingiberaceae yang berwarna kuning oranye dan
sangat beraroma. Menurut Purseglove et al. (1981), saat pemanenan rimpang kunyit yang
paling baik adalah saat tanaman kunyit sudah berumur 9 bulan, ketika batang dan daunnya
sudah mulai mengering. Rimpang kunyit yang tua dan disimpan lebih lama warnanya lebih
baik dibandingkan dengan rimpang muda, daya tahannya juga lebih lama dan kuat (Darwis et
al. 1991).
Kunyit sejak dahulu digunakan sebagai perwarna tekstil, tetapi sekarang banyak
digunakan sebagai pewarna makanan karena warnanya yang kuning oranye. Warna ini
disebabkan oleh senyawa kurkumin, juga monodesmetoksikurkumin dan
bisdesmetoksikurkumin dimana rimpang segar kunyit mengandung ketiga senyawa ini
sebesar 0.8% (Srinivasan 1953). Berdasarkan penelitian Jusuf (1980), diperoleh gambaran
bahwa kandungan kurkumin kunyit dari Jawa adalah 0.63-0.76%(b/b). Selain memberikan
warna kuning oranye, kurkumin juga memberikan rasa pedas yang lembut pada rempah
(Purseglove et al. 1981). Kunyit memiliki aktivitas antioksidan yang cukup tinggi dan
senyawa kurkumin merupakan komponen utama yang menyebabkan aktivitas antioksidan
tersebut. kurkumin juga merupakan antioksidan biologis untuk hemolisis dan peroksidasi
lemak pada eritrosit tikus yang diinduksi dengan hidrogen peroksida (Toda et al. 1988).
Menurut Rukmana (1995), manfaat kunyit adalah (a) bumbu dalam berbagai masakan,
(b) bahan pembuat ramuan untuk mengobati berbagai jenis penyakit pada manusia (sakit
perut, masuk angin, malaria, dan lain-lain) dan pada hewan percobaan (anti diare, anti
hepatotoksik, anti oedema, menurunkan kadar kolesterol, dan lain-lain), serta (c) bahan baku
industri jamu dan kosmetika. Sedangkan menurut Sastroamidjojo (1997), kunyit berkhasiat
sebagai penghilang gatal, antipasmodikum, astringetia, analgetika, serta obat gingivitis
(radang gusi), radang selaput mata, sesak napas, dan sakit perut. Menurut Tonnessen (1986)
dalam Rustam, dkk ( 2007) bahwa kurkuminoid yang terkandung dalam kunyit sebagai salah
satu senyawa hasil isolasi maupun kurkuminnya mempunyai aktivitas yang sangat luas,
antara lain sebagai anti oksidan, anti hepatotoksik, anti inflamasi dan anti rematik.
Ditambahkan pula oleh Meiyanto (2008), kurkuminoid pada kunyit berkhasiat sebagai
antihepatotoksik enthelmintik, antiedemik, analgesic. Kurkumin juga berkhasiat mematikan
kuman dan menghilangkan rasa kembung karena dinding empedu dirangsang lebih giat untuk
mengeluarkan cairan pemecah lemak. Minyak atsiri pada kunyit dapat bermanfaat untuk
mengurangi gerakan usus yang kuat sehingga mampu mengobati diare. Selain itu, juga bisa
digunakan untuk meredakan batuk dan anti kejang.
2.2 ASAM (Tamarindus indica L.)
Sejak dulu tanaman asam, khususnya asam jawa, dikenal sebagai obat tradisional,
bumbu dapur, kayu bangunan, dan merupakan salah satu komoditas ekspor potensial.
Tanaman asam berpotensi untuk dikembangkan secara intensif dan berpola komersial karena
nilai sosial dan ekonominya cukup tinggi. Tanaman asam dapat berfungsi untuk
memperindah dan melindungi pekarangan rumah, jalan-jalan didalam kota, dan jalan raya.
Disamping itu pohon asam juga berfungsi sebagai bahan penghijauan dan penahan angin
serta banyak digunakan untuk memperbaiki lingkungan yang gersang dan tandus (Rukmana,
2005). Tanaman asam jawa termasuk ke dalam family Leguminose dimana buahnya
berbentuk polong. Karakteristik yang paling menonjol dari buah asam jawa adalah
kandungan asamnya yang paling tinggi di antara buah lainnya. Total keasamannya antara
12.3 – 23.8% yang dinyatakan sebagai asam tartarat. Hampir setengah dari asam tartarat
berada dalam bentuk terikat terutama sebagai kalium bitartarat dan sebagian kecil lainnya
sebagai bitartarat. Asam lain yang terdapat dalam buah asam jawa adalah asam malat dan
asam askorbat (Nagy, Shaw 1980). Menurut Soetisna dan Hidayat (1977), daging buah asam
jawa mengandung rata-rata 5.27% kalium bitartarat, 6.63% asam tartarat, dan 2.20% asam
sitrat. Daging buah asam jawa mengandung 30 – 40% gula (Anonim 1979). Buah asam jawa
juga mengandung fosfor dan kalsium yang paling tinggi di antara buah-buah lain. Selain itu,
asam jawa juga merupakan sumber zat besi, riboflavin, thiamin, dan niasin yang baik.
Sebaliknya, kandungan vitamin A dan vitamin C asam jawa sangat rendah. Ada 61
komponen volatil yang berhasil diidentifikasi dari buah asam jawa dan yang paling berperan
dalam aroma asam jawa adalah 2-asetil furan, furfural, dan 5-metil furfural (Nagy, Shaw
1980). Kandungan air buah asam jawa paling rendah, tetapi kandungan protein, karohidrat,
dan mineralnya paling tinggi di antara buah-buah lainnya
Daging buah asam jawa dinyatakan mempunyai daya sebagai obat pencuci perut
(Nagy, Shaw 1980). Asam jawa juga dapat digunakan sebagai obat disentri, demam, lepra,
radang mata, infeksi oral, penyakit pernapasan, dan luka-luka (Lewis, Elvin 1977). Minuman
obat yang terbuat dari asam jawa terbukti mempunyai efek yang baik terhadap penyakit
demam di India. Asam jawa juga kaya akan Zinc dan L-tartaric acid yang mengurangi resiko
terbentuknya batu kristal dalam saluran kemih (Winarno 1997).Kandungan bahan aktif
terpenting dari buah asam jawa adalah xylose (18%). Sedangkan bahan lain yang bisa
diperoleh antara lain galaktosa (23%), glukosa (55%), dan arabinose (4%). Bahan lain yang
bisa diperoleh dari buah ini melalui dilusi menggunakan asam dan pemanasan adalah
xyloglycans, tannins, saponins, sesquiterpenes, alkaloids, dan phlobatamins (Pauly, 1999).
Selain agen-agen yang telah disebutkan, ternyata baru-baru ini juga ditemukan agen aktif
yang sangat bermanfaat dalam bidang medis, yaitu anthocyanin (Nair, et al., 2004).
Menurut Pauly (1999), buah asam jawa memiliki banyak manfaat medis yang telah
dipercaya. Terutama kandungan xylose, xyloglycans, dan anthocyanin yang terdapat dalam
buah tersebut. Xylose dan xyloglycans sangat bermanfaat dalam hal kosmetika medis.
Sedangkan bahan tannins, saponins, sesquiterpenes, alkaloids, dan phlobatamins akan sangat
bermanfaat untuk menenangkan pikiran dan mengurangi tekanan psikis.
2.3 ROSELLA (Hibiscus sabdariffa. Linn)
Rosella mempunyai nama ilmiah Hibiscus sadbariffa Linn, merupakan anggota
family Malvaceae. Rosella dapat tumbuh baik di daerah beriklim tropis dan subtropis.
Tanaman ini mempunyai habitat asli di daerah yang terbentang dari India hingga Malaysia.
Namun, sekarang tanaman ini telah tersebar luas di daerah tropis dan subtropis di seluruh
dunia. Karena itu, tak heran jika tanaman ini mempunyai nama umum yang berbeda-beda di
berbagai Negara (Maryani dan Kristiana, 2005).
Berbagai kandungan yang terdapat dalam tanaman rosella membuatnya populer
sebagai tanaman obat tradisional. Kandungan vitamin dalam bunga rosella cukup lengkap,
yaitu vitamin A,C,D,B1, dan B2. bahkan, kandungan vitamin C-nya (asam askorbat)
diketahui 3 kali lebih banyak dari anggur hitam, 9 kali dari jeruk sitrus, 10 kali dari buah
belimbing, dan 2,5 kali dari jambu biji. Vitamin C merupakan salah satu antioksidan penting.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kandungan antioksidan pada teh rosella sebanyak 1,7
mmol/prolox. Jumlah tersebut lebih tinggi daripada jumlah pada kumis kucing (Widyanto dan
Nelistya, 2008).
Rosella digunakan secara luas dalam obat- obat tradisional. Bernilai karena efek
pencahar ( laksatif ) yang rendah, dan kemampuannya dalam proses urinasi, disebabkan oleh
kandungan senyawa diuretik : asam askorbat dan asam glikolat. Daun dan bunganya
digunakan sebagai teh tonik untuk pencernaan dan fungsi ginjal. Kelopak bunga ( kaliks )
bersifat diuretik, laksatif, dan tonik. Sementara kelopak yang matang, bila direbus dalam air,
dapat digunakan sebagai minuman untuk mengobati sakit empedu ( radang ). Daun yang
dihaluskan juga bisa sebagai pembalut luka.
Kelopak kering bisa dimanfaatkan untuk membuat teh, jeli, selai, es krim, serbat,
mentega, pai, saus, taart, dan makanan pencuci mulut lainnya. Pada pembuatan jeli rosella
tidak perlu ditambahkan pektin untuk memperbaiki tekstur karena kelopak sudah
mengandung pektin 3,19 %. Bunga rosella juga dapat dijadikan bahan baku selai, warnanya
yang merah menyala, menghasilkan selai yang menyehatkan dan berwarna cantik (Sutomo,
2009).
Kelopak rosella mengandung antioksidan yang dapat menghambat terakumulasinya
radikal bebas penyebab pengakit kronis, seperti kerusakan ginjal, diabetes, jantung koroner,
dan kanker (darah). Antioksidan juga dapat mencegah penuaan dini. Dalam hal ini, salah satu
zat aktif yang berperan adalah antosianin.
Antosianin merupakan pigmen tumbuhan yang memberikan warna merah pada bunga
rosella dan berperan mencegah kerusakan sel akibat paparan sinar Ultra Violet berlebih.
Salah satu khasiatnya adalah dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, bahkan mematikan
sel kanker tersebut (Widyanto dan Nelistya, 2008).
2.4 Manfaat dan Khasiat Kunyit Asam / Khasiat Kunir Asam
Jamu kunyit asam atau kunyit asem ada pula yang menyebutnya sebagai kunir asem.
Jamu ini terdiri dari campuran kunyit (curcuma domestica) dan asam Jawa (tamarindus
indica). Jamu kunir asam ini biasanya dikonsumsi para wanita. Dipercaya manfaat Jamu
kunir asam ini berkhasiat menyegarkan tubuh terutama pada masa haid. Jamu ini juga
diyakini mengobati panas dalam dan sariawan.
Rajin minum jamu kunyit asam bercampur rebusan daun sirih bermanfaat untuk
membersihkan organ dalam kewanitaan. Wanita yang rajin minum jamu ini, saat haid
biasanya tidak akan berbau anyir darah. Bau badan pun akan hilang, Selain membeli dari
tukang jamu gendong, wanita juga dapat merasakan khasiat jamu kunyit asam dalam
kemasan modern. Kini di pasaran, sudah tersedia minuman kunyit asam dalam bentuk
minuman praktis
2.5 Manfaat bahan fortifikan ( rosella )
Rosela, asam paya, asam kumbang dan asam susur atau Hisbiscus sabdariffa, adalah
spesies bunga yang berasal dari benua Afrika. Mulanya bunga yang juga cantik untuk
dijadikan penghias halaman rumah itu diseduh sebagai minuman hangat di musim dingin dan
minuman dingin di musim panas. Di negeri asalnya, Afrika, rosela dijadikan selai atau jeli.
Itu diperoleh dari serat yang terkandung dalam kelopak rosela, sementara di Jamaika, dibuat
salad buah yang dimakan mentah. Ada kalanya juga dimakan dengan kacang tumbuk atau
direbus sebagai pengisi kue sesudah dimasak dengan gula. Di Mesir, rosela diminum dingin
pada musim panas dan diminum panas saat musim dingin. Di Sudan, menjadi minuman
keseharian dengan campuran garam, merica, dan tetes tebu. Minuman itu juga
menghilangkan efek mabuk dan mencegah batuk. Tak jarang, rosela juga dimanfaatkan untuk
diet, penderita batuk, atau diabetes gunakan gula rendah kalori seperti gula jagung. Selain itu,
bubuk biji bunga rosela juga dapat dijadikan campuran minuman kopi.
Ditinjau menurut sudut pandang medis modern (kedokteran), mengonsumsi olahan
kelopak bunga rosela secara teratur menunjukkan kesetaraan hasil dengan pengobatan
modern (farmakologis) pada beberapa penyakit berikut ini:
Sebagai Terapi Hipertensi : Pemberian ekstrak kelopak rosela yang mengandung
9,6 miligram anthocyanin setiap hari selama 4 minggu, mampu menurunkan tekanan
darah yang hampir sama dengan pemberian captopril 50 mg/hari. Rosela terstandar
tersebut dibuat dari 10 gram kelopak kering dan 0,52 liter air (Herrera-Arellano,
2004). Terdapat penurunan tekanan darah sistolik sebesar 11,2 % dan tekanan
diastolik sebesar 10,7% setelah diberi terapi teh rosela selama 12 hari pada 31
penderita hipertensi sedang (Haji Faraji, 1999).
Asam Urat dan Kesehatan Ginjal : Tingginya kadar asam urat, kalsium dan
natrium dalam darah secara mekanisme normal tubuh akan dikurangi dengan
membuang kelebihan unsur tersebut melalui ginjal. Jika kondisi demikian dibiarkan
berlangsung lama akan memberatkan kerja ginjal sebagai penyaring darah dalam
tubuh. Kondisi ini dapat memicu kesakitan pada ginjal. Dengan mengonsumsi rosela,
ditemukan penurunan kreatinin, asam urat, sitrat, tartrat, kalsium, natrium, dan fosfat
dalam urin pada 36 pria yang mengonsumsi jus rosela sebanyak 16-24 g/dl/hari
(Kirdpon, 1994).
Khasiat Lebih jauh : Rosela diketahui memiliki kandungan senyawa fenolik yang
berfungsi sebagai antioksidan sebanyak 23,10 mg dalam setiap gram bobot kering
kelopak rosela. Sejumlah antioksidan yang dikandung rosela tersebut memiliki
aktivitas 4 kali lebih tinggi dibanding bubuk kumis kucing. Penelitian yang dilakukan
oleh Ir Didah Nur Faridah MSi, periset Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan
Institut Pertanian Bogor, menunjukkan bahwa kandungan antioksidan yang dimiliki
oleh kelopak rosela terdiri atas senyawa gossipetin, antosianin, dan glukosida hibiscin
yang mampu memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit degeneratif
(akibat proses penuaan) seperti jantung koroner, kanker, diabetes melitus, dan katarak.
BAB II
METODELOGI KERJA
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat : 1. Pisau 1 buah 2. Talenan 1 buah 3. Parutan kelapa 1 buah 4. Blender 1 buah 5. Baskom 2 buah 6. Piring PLastik 3 buah 7. Panci Kecil 2 buah 8. Sendok makan 3 buah 9. Sendok teh 1 buah 10. Gelas polos 3 buah
3.1.2 Bahan : 1. Kunyit 300 gram
2. Gula jawa 150 gram
3. Asam Jawa 150 gram
4. Air 2100 ml
5. Garam sck
6. Rosella 60 kuntum
7. Air jeruk nipis 3 sdm
8. Madu 3 sdm
3.1.3 Prosedur Kerja
Tabel 1. Bahan bahan formulasi
No Bahan Formula 1 Formula 2 Formula 3
1 Kunyit 100 gr 100gr 100gr
2 Gula jawa 50gr 50gr 50gr
3 Asam jawa 50 gr 50 gr 50 gr
3 Air 700 ml 700 ml 700 ml
4 Garam ¼ sdt ¼ sdt ¼ sdt
5 Rosella 15 kuntum 20 kuntum 25 kuntum
6 Air jeruk nipis 1 sdm 1sdm 1 sdm
7 Madu 1 sdm 1 sdm 1 sdm
Campur dan Aduk rata
Kunyit Asam
Jeruk NipisAir hangatMadu
Bunga rosellFormula 1/Formula 2/Formula 3
Minuman Campuran formula bahansaringan
Teh Rosella
Campur Kedua bahan hingga homogen
Kunyit Asam rosella
Saring
Campur dan aduk rata
Parut kunyit/ Haluskan
Saring parutan kunyit
Gula AsamGaram Air hangat
Kunyit
Kupas kulit
Air parutan kunyit
Gambar 1. Diagram Alur Pembuatan KUALA( Kunyit Asam Rosella)
KeteranganFormula 1 Rossela 7 kuntumFormula 2 Rossela 5 kuntumFormula 3 Rossela 3 kuntum
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
4.2.1 Hasil pengamatan Uji Oranoleptik
Tabel 2. Hasil Uji Daya Terima Terhadap Rasa KUALA
No K21 Rank K22 Rank K23 Rank1 2 1.5 4 3 2 1.52 3 1 4 2 5 33 1 1.5 2 3 1 1.54 3 1.5 4 3 3 1.55 4 2 4 2 4 26 3 2.5 2 1 3 2.57 3 1.5 4 3 3 1.58 2 2 2 2 2 29 3 2.5 3 2.5 2 110 2 1 4 2.5 4 2.511 3 2 3 2 3 212 1 2 1 2 1 213 3 1.5 4 3 3 1.514 2 2 2 2 2 215 5 3 4 2 3 116 3 3 2 1.5 2 1.517 3 3 4 2 2 118 3 2 3 2 3 219 3 1.5 4 3 3 1.520 4 3 3 1.5 3 1.521 5 3 4 2 2 122 4 1.5 4 1.5 5 323 4 2 4 2 4 224 3 1 4 2.5 4 2.525 5 3 4 2 5 126 3 2.5 3 2.5 2 127 2 1 4 2.5 4 2.528 3 2 4 3 2 1χ 56 63 49χ² 3136 3969 2401
Tabel 3. Hasil Uji Daya Terima Terhadap Warna KUALA
No K21 Rank K22 Rank K23 Rank1 4 2.5 4 2.5 3 12 4 3 3 1.5 3 1.53 2 2.5 1 1 2 2.54 2 1 4 3 3 25 2 1 4 3 3 26 3 2 3 2 3 27 4 2.5 4 2.5 3 18 3 1 5 3 4 29 3 1.5 4 3 3 1.510 3 1.5 4 3 3 1.511 3 1.5 4 3 3 1.512 2 2 2 2 2 213 3 1 4 2.5 4 2.514 3 1.5 4 3 3 1.515 4 2.5 3 1 4 2.516 3 2 2 1 4 317 3 1.5 4 3 3 1.518 3 1.5 4 3 3 1.519 4 2 4 2 4 220 4 2 4 2 4 221 4 2 4 2 4 222 4 1.5 5 3 4 1.523 3 3 4 2.5 4 2.524 4 2.5 3 1 4 2.525 2 1 5 3 4 226 4 3 3 1.5 3 1.527 3 2 3 2 3 228 3 2 3 2 3 2χ 53 64 53χ² 2809 4096 2809
Tabel 4. Data Hasil Uji Daya Terima Terhadap Aroma KUALA
No K21 Rank K22 Rank K23 Rank1 2 1 4 3 3 22 3 2 3 2 3 23 1 2 1 2 1 24 3 2 3 2 3 25 4 2 4 2 4 26 2 2 2 2 2 27 3 2 4 3 2 18 3 2.5 3 2.5 2 19 4 3 3 1.5 3 1.510 3 1.5 3 1.5 4 311 3 1.5 4 3 3 1.512 2 2 2 2 2 213 4 2 4 2 4 214 4 2.5 3 1 4 1.515 3 3 2 1.5 2 1.516 4 2.5 4 2.5 3 117 4 2 4 2 4 218 4 2.5 3 1 4 2.519 4 3 3 1.5 3 1.520 4 2.5 4 2.5 3 121 5 2.5 5 2.5 4 122 4 2 4 2 4 223 4 1.5 5 3 4 1.524 3 1.5 3 1.5 5 325 3 2.5 3 2.5 2 126 3 2 3 2 3 227 3 2 3 2 3 228 3 2 3 2 3 2χ 59.5 58 49.5χ² 3540.2
53364 2450.2
5
Tabel 5. Data Hasil Uji Daya Terima Terhadap Tekstur KUALA
No K21 Rank K22 Rank K23 Rank1 3 2 3 2 3 22 3 2 3 2 3 23 1 1.5 1 1.5 2 34 4 2 4 2 4 25 3 2 3 2 3 26 3 2 3 2 3 27 3 2 3 2 3 28 3 2 3 2 3 29 4 2 4 2 4 210 3 1.5 3 1.5 4 311 4 2.5 3 1 4 2.512 3 2 3 2 3 213 4 2 4 2 4 214 4 3 3 1.5 3 1.515 3 2 3 2 3 216 4 2 4 2 4 217 3 1 4 2.5 4 2.518 4 2.5 4 2.5 3 119 4 2 4 2 4 220 4 2 4 2 4 221 4 2.5 4 2.5 3 122 4 1 5 2.5 5 2.523 3 2 3 2 3 224 4 2 4 2 4 225 4 1 5 2.5 5 2.526 3 2 3 2 3 227 3 1 4 2.5 4 2.528 3 2 3 2 3 2χ 53.5 56.5 58χ² 2862.2
53192.2
53364
Keterangan :
Kode K21 = Kuala Formula 1
Kode K22 = Kuala Formula 2
Kode K23 = Kuala Formula 3
4.1.2 Uji Penerimaan (Hedonik Test)
Rumus :
X2r =12
n . k (k+1)∑(Rj)2-3n (k+1)
Keterangan:
n = banyaknya baris
k = banyaknya kolom
Hipotesa :
Ho : Tidak ada perbedaan daya terima rasa, aroma, warna, tekstur antara kuala formula
1,2,dan 3.
Hi : Ada perbedaan daya terima rasa, aroma, warna, tekstur antara kuala formula 1,2 dan 3.
Hitung X2t
Pada tingkat kemaknaan a = 5% (0,05) , db = k-1 = 4-1 = 3
X2t = 7,81
1. Uji Daya Terima Terhadap Rasa KUALA
X2r =12
n . k (k+1)∑(Rj)2-3n (k+1)
=12
28.4(3+1)(3136+3969+2401) -3.28 (3+1)
=12
28.4(3+1)(9506)-84(4)
= -88,844
Kesimpulan :
Ho diterima jika X2r ≤ x2t
Ho ditolak jika X2r ≥ x2t
Karena nilai X2r x2t, maka Ho diterima.
Berarti tidak ada perbedaan daya terima rasa antara antara kuala formula 1,2,dan 3.
Rata – rata ranking :
1. Kode K21 : 5628
=2
2. Kode K22 : 6328
=2.25
3. Kode K23 : 4928
=1.75
2. Uji Daya Terima Terhadap Warna KUALA
X2r =12
n . k (k+1)∑(Rj)2-3n (k+1)
=12
28.4(3+1)(2809+4096+2809) -3.28 (3+1)
=12
28.4(3+1)(9714)-84(4)
= -83,436
Kesimpulan :
Karena nilai X2r x2t, maka Ho diterima.
Berarti tidak ada perbedaan daya terima rasa antara antara kuala formula 1,2,dan 3.
Rata – rata ranking :
1. Kode K21 : 5328
=1.89
2. Kode K22 : 6428
=2.28
3. Kode K23 : 5328
=1.89
3. Uji Daya Terima Terhadap Aroma KUALA
X2r =12
n . k (k+1)∑(Rj)2-3n (k+1)
=12
28.4(3+1)(3540.25+3364+2450.25) -3.28 (3+1)
=12
28.4(3+1)(9354.5)-84(4)
= -92.783
Kesimpulan :
Karena nilai X2r x2t, maka Ho diterima.
Berarti tidak ada perbedaan daya terima rasa antara antara kuala formula 1,2,dan 3.
Rata – rata ranking :
1. Kode K21 : 59.528
=2.13
2. Kode K22 : 5828
=2.07
3. Kode K23 :idak 49.528
=1.76
4. Uji Daya Terima Terhadap Tekstur KUALA
X2r =12
n . k (k+1)∑(Rj)2-3n (k+1)
=12
28.4(3+1)(2862.25+3192.25+3364) - 3.28 (3+1)
=12
28.4(3+1)(9418.5)-84(4)
= -91.119
Kesimpulan :
Karena nilai X2r x2t, maka Ho diterima.
Berarti tidak ada perbedaan daya terima rasa antara antara kuala formula 1,2,dan 3.
Rata – rata ranking :
1. Kode K21 : 53.528
=1.91
2. Kode K22 : 56.528
=2.02
3. Kode K23 : 3364
28=2.07
4.1.3 Output SPSS uji hedonic
4.1.3.1 Output SPSS Uji Hedonik terhadap Rasa
Friedman Test
Ranks
Mean Rank
R_21 1.95
R_22 2.25
R_23 1.80
4.1.3.2 Output SPSS Uji Hedonik terhadap Warna
Friedman Test
Ranks
Mean Rank
W_21 1.82
W_22 2.29
W_23 1.89
4.1.3.3 Output SPSS Uji Hedonik terhadap Aroma
Friedman Test
Test Statisticsa
N 28
Chi-Square 4.794
df 2
Asymp. Sig. .091
a. Friedman Test
Test Statisticsa
N 28
Chi-Square 5.765
df 2
Asymp. Sig. .056
a. Friedman Test
Test Statisticsa
N 28
Chi-Square 3.720
Df 2
Asymp. Sig. .156
a. Friedman Test
Ranks
Mean Rank
A_21 2.12
A_22 2.07
A_23 1.80
4.1.3.4 Output SPSS Uji Hedonik terhadap Tekstur
Friedman Test
Ranks
Mean Rank
T_21 1.91
T_22 2.02
T_23 2.07
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pembahasan Uji Organoleptik
Uji organoleptik merupakan suatu proses penilaian atau pemberian tanggapan
terhadap suatu produk makanan dengan mengandalkan indera panelis. Uji ini banyak
digunakan karena produk makanan mempunyai sifat sensorik yang lebih menonjol. Dengan
diuji secara organoleptik maka suatu produk makanan akan dapat diprediksi diminati atau
tidak oleh konsumen. Salah satu jenis uji organoleptik yang banyak digunakan untuk
mengetahui daya terima produk makanan adalah uji penerimaan (uji hedonik).
Uji hedonik dilakukan untuk mengetahui penilaian panelis akan tingkat kesukaan sifat
sensori (rasa, aroma, warna, tekstur, dll) suatu produk makanan. Supaya data mudah dianalisa
maka skala hedonik ditransformasi dalam skala numerik (data ordinal) dengan skor angka
sesuai tingkat kesukaan, yaitu :
Sangat Suka = 5
Suka = 4
Agak Suka = 3
Tidak Suka = 2
Sangat Tidak Suka = 1
Test Statisticsa
N 28
Chi-Square 1.400
Df 2
Asymp. Sig. .497
a. Friedman Test
Berikut pembahasan hasil uji organoleptik Kuala dilihat dari rasa, rasa, warna
dan tekstur berdasarkan uji hedonik manual dan menggunakan program SPSS dengan
Uji Friedman
4.2.1.1 RasaUji hedonik Kuala untuk parameter rasa, berdasarkan pada perhitungan manual
didapat besarnya X2r hitung adalah -88,844. Jika dibandingkan dengan X2r tabel yaitu 7,81, nilai
X2r hitung lebih kecil daripada X2r tabel (X2r hitung X2r). Maka dapat disimpulkan bahwa
H0 diterima yaitu tidak ada perbedaan daya terima rasa dari masing-masing formula
tersebut .
Sedangkan untuk hasil dari SPSS rasa, Berdasarkan Uji Friedman dapat diketahui jika
pada Uji Organoleptik pada rasa Kuala angka signifikan (P)=0,091. Dengan nilai α=0,05,
maka P (0,091) > α (0,05) yang artinya Ho diterima. Berarti tidak ada perbedaan rasa
antara Kuala formula 1 (K21), Kuala formula 2 (K22) dan Kuala formula 3 (K23). Walaupun
begitu, dari hasil SPSS tersebut juga dapat diketahui bahwa ranking dari ketiga produk Kuala,
dari yang tertinggi yaitu formula 2 dengan ranking 2,25 , formula 1 dengan ranking 1,95 dan
formula 3 dengan 1,80. Ini menandakan bahwa rasa kuala yang paling disukai panelis adalah
rasa Kuala Formula 2 . Namun karena perbedaan nilai tingkat kesukaan yang diberikan oleh
panelis tidak terlalu banyak sehingga tidak mempengaruhi hasil . Jadi, dari hasil perhitungan
manual dan SPSS terdapat hasil yang sesuai yaitu Ho sama-sama diterima yang berarti
berdasarkan hasil uji hedonik tidak ada perbedaan daya terima rasa antara Kuala formula 1,
Kuala formula 2 dan Kuala formula 3.
Yang membedakan antara formula 1, 2 dan 3 adalah kepekatan dari air Rosella
(Jumlah kuntum Rosella yang dijadikan air Rosella). Namun karena rasa kunyit dan asam
yang sangat tajam, mengakibatkan Rosella tersebut tidak terlalu terasa. Rasa yang ada seolah-
olah sama yaitu rasa kunyit dan asam yang mendominasi. Bagi panelis yang memiliki
kesensitivan tinggi, mungkin akan memebrikan penilaian yang berbeda pada tiap-tipa
formulla sehingga terdapat ranking yang berbeda pula pada tiap formulanya.
4.2.1.2 Warna
Uji hedonik Kuala untuk parameter warna, berdasarkan pada perhitungan manual
didapat besarnya X2r hitung adalah -83,436. Jika dibandingkan dengan X2r tabel yaitu 7,81, nilai
X2r hitung lebih kecil daripada X2r tabel (X2r hitung X2r) . Maka dapat disimpulkan bahwa
H0 diterima yaitu tidak ada perbedaan daya terima warna dari masing-masing formula
tersebut .
Sedangkan untuk hasil dari SPSS rasa, Berdasarkan Uji Friedman dapat diketahui jika
pada Uji Organoleptik pada warna Kuala angka signifikan (P)=0,056. Dengan nilai α=0,05,
maka P (0,056) > α (0,05) yang artinya Ho diterima. Berarti tidak ada perbedaan warna
antara Kuala formula 1 (K21), Kuala formula 2 (K22) dan Kuala formula 3 (K23). Walaupun
begitu, dari hasil SPSS tersebut juga dapat diketahui bahwa ranking dari ketiga produk Kuala,
dari yang tertinggi yaitu formula 2 dengan ranking 2,89 , formula 3 dengan ranking 1,89 dan
formula 1 dengan 1,82. Ini menandakan bahwa warna kuala yang paling disukai panelis
adalah warna Kuala Formula 2 . Namun karena perbedaan nilai tingkat kesukaan yang
diberikan oleh panelis tidak terlalu banyak sehingga tidak mempengaruhi hasil . Jadi, dari
hasil perhitungan manual dan SPSS terdapat hasil yang sesuai yaitu Ho sama-sama diterima
yang berarti berdasarkan hasil uji hedonik tidak ada perbedaan daya terima warna antara
Kuala formula 1, Kuala formula 2 dan Kuala formula 3.
Warna air rosella pada masing-masing formula mulanya memiliki kepekatan warna
yang berbeda, namun setelah dicampur dengan kunyit dan asam, warna Kuala seolah-olah
sama.Hal ini terjadi karena selain rasa kunyit, warna kuning kunyit sangat pekat dan asam
yang cokelat membuat warna Rosella yang merah menjadi kurang terlihat. Oleh karena itu
warna Rosella menjadi tidak terlalu nampak sehingga perbedaan pada masing-masing
formula tidak ketara.
4.2.1.3 Aroma Uji hedonik Kuala untuk parameter aroma, berdasarkan pada perhitungan manual
didapat besarnya X2r hitung adalah -92.783. Jika dibandingkan dengan X2t tabel yaitu 7,81, nilai
X2r hitung lebih kecil daripada X2t tabel (X2r hitung X2t tabel). Maka dapat disimpulkan
bahwa H0 diterima yaitu tidak ada perbedaan daya terima aroma dari masing-masing formula
tersebut .
Sedangkan untuk hasil dari SPSS aroma, Berdasarkan Uji Friedman dapat diketahui
jika pada Uji Organoleptik pada aroma Kuala angka signifikan (P)=0,156. Dengan nilai
α=0,05, maka P (0,156) > α (0,05) yang artinya Ho diterima. Berarti tidak ada perbedaan
aroma antara Kuala formula 1 (K21), Kuala formula 2 (K22) dan Kuala formula 3 (K23).
Walaupun begitu, dari hasil SPSS tersebut juga dapat diketahui bahwa ranking dari ketiga
produk Kuala, dari yang tertinggi yaitu formula 2 dengan ranking 2,07 , formula 1 dengan
ranking 2,12 dan formula 3 dengan 1,80. Ini menandakan bahwa aroma kuala yang paling
disukai panelis adalah aroma Kuala Formula 2 . Namun karena perbedaan nilai tingkat
kesukaan yang diberikan oleh panelis tidak terlalu banyak sehingga tidak mempengaruhi
hasil . Jadi, dari hasil perhitungan manual dan SPSS terdapat hasil yang sesuai yaitu Ho
sama-sama diterima yang berarti berdasarkan hasil uji hedonik tidak ada perbedaan daya
terima aroma antara Kuala formula 1, Kuala formula 2 dan Kuala formula 3.
Aroma Kuala juga demikian, seperti halnya pembahasan pada warna dan rasa bahwa
aroma Rosella kalah dengan aroma kunyit dan asam . Untuk panelis yang memiliki kepekaan
yang tinggi mungkin akan memberi penilaian berbeda terhadap masing-masing Kuala.
Namun, secara umum, aroma Rosella pada masing-masing formula tidak telalu berbeda.
4.2.1.4 Tekstur Uji hedonik Kuala untuk parameter tekstur , berdasarkan pada perhitungan
manual didapat besarnya X2r hitung adalah -91.119. Jika dibandingkan dengan X2t tabel yaitu
7,81, nilai X2r hitung lebih kecil daripada X2t tabel (X2r hitung X2t tabel). Maka dapat
disimpulkan bahwa H0 diterima yaitu tidak ada perbedaan daya terima tekstur dari masing-
masing formula tersebut .
Sedangkan untuk hasil dari SPSS aroma, Berdasarkan Uji Friedman dapat diketahui
jika pada Uji Organoleptik pada aroma Kuala angka signifikan (P)=0,497. Dengan nilai
α=0,05, maka P (0,497) > α (0,05) yang artinya Ho diterima. Berarti tidak ada perbedaan
tekstur antara Kuala formula 1 (K21), Kuala formula 2 (K22) dan Kuala formula 3 (K23).
Walaupun begitu, dari hasil SPSS tersebut juga dapat diketahui bahwa ranking dari ke
tiga produk Kuala, dari yang tertinggi yaitu formula 3 dengan ranking 2,07 , formula 2
dengan ranking 2,02 dan formula 1 dengan 1,91. Ini menandakan bahwa tekstur kuala yang
paling disukai panelis adalah tekstur Kuala Formula 3 . Namun karena perbedaan nilai
tingkat kesukaan yang diberikan oleh panelis tidak terlalu banyak sehingga tidak
mempengaruhi hasil . Jadi, dari hasil perhitungan manual dan SPSS terdapat hasil yang sesuai
yaitu Ho sama-sama diterima yang berarti berdasarkan hasil uji hedonik tidak ada perbedaan
daya terima tekstur antara Kuala formula 1, Kuala formula 2 dan Kuala formula 3.
4.2.2 Nilai Gizi
4.2.2.1 Nilai Gizi Per Resep
Tabel 6. Tabel Nilai Gizi Per Resep
Jenis Kuala Energi(kkal)
KH(gr)
Protein(gr)
Lemak(gr)
Vit. C
Kuala Formula 1 685.7 14.71 14.1 152.2 42.001
Kuala Formula 2 726.2 14.7 14.1 163.5 47.368
Kuala Formula 3 766.8 14.8 14.1 172.8 52.735
4.2.2.2 Nilai Gizi per saji
Tabel 7. Tabel Nilai Gizi per Saji
Jenis Kuala Energi(kkal)
KH(gr)
Protein(gr)
Lemak(gr)
Vit. C
Kuala Formula 1 228.5 4.9 4.7 50.7 14.0
Kuala Formula 2 242.0 4.9 4.7 54.4 15.789
Kuala Formula 3 255.6 4.93 4.7 57.6 17.578
4.2.2.3 Pembahasan Nilai Gizi
Dapat kita lihat dari hasil penilaian nilai gizi pada produk Kuala didapatkan jika
formula 1 mengandung 228.5 kalori energi, 4.9 gr karbohidrat, 4.7 gr protein, 50.7 gr lemak,
14.0 Vit.C. formula 2 mengandung 242.0 kalori energy, 4.9 gr karbohidrat, 4.7 gr protein,
54.4 gr lemak, 15.789 Vit. C. formula 3 mengandung 255.6 kalori energy, 4.93 gr
karbohidrat, 4.7 gr protein, 57.6 gr lemak, 17.578 Vit. C. Pada produk ini kita lebih
mengeklaim pada kandungan Vit. Cnya yang tinggi. Karena pada jeruk nipis dan asam sudah
memiliki kandungan Vit.C yang tinggi dan kita tambahkan lagi kandungan Vit.Cnya
menggunakan rosella Kand
Kandungan nilai gizi rosella setiap 100 gr :
- kalori 147,12 Kcal, total lemak 0 g, lemak jenuh 0 g, kolesterol 0 mg, sodium 21,89 m,
total karbohidrat 36,64 g, serat diet 0 g, gula 34,48 g, protein 0,14 g, vitamin A 113,46 mg,
vitamin C 214,68 mg, dan kalsium 13,06 mg
Sumber : chemical lab sdn bhd
Tabel 7. Tabel Analisis Proximat
FORMULANAMA BAHAN
BERAT (gr)
KOMPOSISI ZAT GIZI
AIR
EN
ER
GI
PR
OT
EIN
LE
MA
K
KH
SE
RA
T
AB
U
KA
LS
IUM
FO
SF
OR
BE
SI
NA
TR
IUM
KA
LIU
M
TE
MB
AG
A
SE
NG
RE
TIN
OL
β.K
AR
OT
EN
KA
RO
TE
N
TO
TA
L
TIA
MIN
RIB
OF
LA
VIN
NIA
SIN
VIT
.C
G Kkal g g G G g mg mg mg mg mg mg mg ug ug ug mg mg mg mg
FORMULA 1 Rosella 15 kuntum (7.5 g)
Rosell 30 - 147,12 0.14 0 36.64 0 - 13.06 - - - - - -113.46 - - - - - 214.68
Rosella 7.5 - 11.340.0105 0 2.748 0 - 0.975 - - - - - - 8.509 - - - - - 16.101
FORMULA 2Rosella 20 kuntum (10 g)
Rosella 10 - 14.120.014 0 3.664 0 - 1.306 - - - - - -
11.346 - - - - - 21.468
FORMULA 3Rosella 25 kuntum (12.5 g)
Rosella 12.5 - 18.390.017 0 4.506 0 - 1.632 - - - - - -
14.182 - - - - - 26.835
4.2.3 Kebutuhan Masyarakat terhadap Minuman Kesehatan
Pada masyarakat minuman kesehatan memiliki kebutuhan yang sangat tinggi karena
masyarakat percaya jika minuman kesehatan diklaim lebih baik dari pada penggunaan obat
yang terus menerus.
Saat ini ada berbagai jenis minuman kesehatan yang beredar di pasaran. Klaimnya
juga bermacam-macam, mulai mencegah penyakit kanker dan jantung, meningkatkan sistem
kekebalan tubuh, hingga memperlancar pencernaan
Memang tampaknya khasiat minuman-minuman ini terlalu baik untuk dapat
dipercayai. Khasiatnya juga seringkali didasarkan pada ramuan tradisional yang dipercaya
secara turun temurun, sehingga bisa jadi efeknya memang nyata, atau hanya karena efek
plasebo.
4.2.3 Kesulitan yang terjadi saat proses pengolahan
Pada proses pengolahn tidak ada proses yang rumit dan membingungkan hanya saja
pada proses kita diharuskan memakai sarung tangan agar pengolahannya steril dan tangan
kita terhindar dari warna kunyit yang susah hilang.
4.2.4 Variasi minuman kunyit asam dengan rosella
Dapat diketahui dari Uji Hedonik jika variasi minuman kunyit asam rosella digemari
oleh para panelis. Karena rasa yang dihasilkan cukup familiar di masyarakat. Tetapi untuk
perbedaan pada formula satu dengn yang lainnya belum terlihat. Pada ketiga formula tersebut
memilki Rasa, Aroma, Tekstur, dan Warna yang sama dilihat pada hasil SPSS. Untuk itu
dibutuhkan uji yang lain dalam menentukan kualitas minuman tersebut.
4.2.5 Manfaat dan Khasiat Kunyit Asam Rosella
Dari penjelasan dari ketiga bahan (kunyit, asam, dan rosella) dapat diketahui memiliki
fungsi yang berbeda beda tetapi fungsi yang kita ambil lebih menuju ke fungsi penambahan
Vit. C pada seseorang karena menurut Kandungan gizi yang dibuat jika kandungan Vit.C
pada Kuala tinggi. Dan dapat juga digunakan sebagai,
Sebagai Terapi Hipertensi Asam Urat dan Kesehatan Ginjal Mengobati panas dalam dan sariawan
4.2.5 Harga Jual Produk
Harga jual :
Biaya bahan baku Rp. 22.000 Biaya upah kerja Rp 8.000 Total Rp 30.000
Jika anda menginginkan laba sebesar 15% dari biaya total, maka : Harga total = Biaya Total + Laba = Rp. 30.000+ (15% x Rp 30.000) = Rp. 34.500
Dengan demikian untuk setiap KUALA yang anda jual, harganya sebesar
Kuala : Rp. 4000,00
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Uji organoleptik merupakan suatu proses penilaian atau pemberian tanggapan
terhadap suatu produk makanan dengan mengandalkan indera panelis. Uji hedonik dilakukan
untuk mengetahui penilaian panelis akan tingkat kesukaan sifat sensori (rasa, aroma, warna,
tekstur, dll) suatu produk makanan.
Uji hedonik Kuala untuk parameter rasa, berdasarkan pada perhitungan manual dan
perhitungan SPSS rasa, berdasarkan Uji Friedman dapat disimpulkan bahwa Ho sama-sama
diterima yang berarti berdasarkan hasil uji hedonik tidak ada perbedaan daya terima rasa
antara Kuala formula 1, Kuala formula 2 dan Kuala formula 3.
Uji hedonik Kuala untuk parameter warna, berdasarkan pada perhitungan manual dan
perhitungan SPSS warna, berdasarkan Uji Friedman dapat disimpulkan Ho diterima. Berarti
tidak ada perbedaan warna antara Kuala formula 1 (K21), Kuala formula 2 (K22) dan Kuala
formula 3 (K23).
Uji hedonik Kuala untuk parameter aroma, berdasarkan pada perhitungan manual dan
perhitungan SPSS aroma, berdasarkan Uji Friedman dapat disimpulkan Ho diterima yang
berarti berdasarkan hasil uji hedonik tidak ada perbedaan daya terima aroma antara Kuala
formula 1, Kuala formula 2 dan Kuala formula 3.
Uji hedonik Kuala untuk parameter tekstur, berdasarkan pada perhitungan manual dan
perhitungan SPSS tekstur, berdasarkan Uji Friedman dapat disimpulkan Ho diterima
diterima yang berarti berdasarkan hasil uji hedonik tidak ada perbedaan daya terima tekstur
antara Kuala formula 1, Kuala formula 2 dan Kuala formula 3.
Kemudian dilihat dari nilai gizi per sajian, nilai energi, karbohidrat, dan lemak
tertinggi pada Kuala Formula 3. Dan nilai untuk protein sama antar ketiga formula.
DAFTAR PUSTAKA
Jalal Albab. 2011. Contoh Makalah Tanaman Kunyit.
http://sababjalal.wordpress.com/2011/11/03/contoh-makalah-tanaman-kunyit/ diakses
pada tanggal 7 April 2013
Rhestu. 2010. Potensi tempe. http://rhestu.blog.uns.ac.id/2010/04/11/potensi-tempe/ diakses
pada tanggal 7 April 2013
Yadong. 2011. Biological Characteristics, Nutritional and Medicinal Value of Roselle, Hibiscus
Sabdariffahttp://food-techno.blogspot.com/2012/05/efek-antiinflamasi-kunyit-
asam.html( diakses pada 6 April 2013)
Lampiran 1
Daftar Belanja
NO NAMA BAHAN BERAT HARGA
1 Kunyit 300 gr 5000
2 Gula jawa 150 g 5000
3 asam jawa 150 gr 2000
4 Air 2100 ml 2000
6 Rosella 60 kuntum 5000
7 Air jeruk nipis 3 sdm 500
8 Madu 9 sdm 2000
9 Gula pasir Sck 500
JUMLAH 0