Download - laporan mikrobiologi uji biokim
1. JUDUL PRAKTIKUM
BAKTERI HASIL DIAGNOSA - UJI BIOKIMIAWI
2. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui dan mengidentifikasi bakteri dengan karakter tertentu,
sehingga membantu dalam menentukan validitas hasil isolasi bakteri rongga mulut
yang telah dilaksanakan pada praktikum sebelumnya.
3. LANDASAN TEORI
Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang senyawa-senyawa yang
ada dalam sistem hidup, Sel-sel pada makhluk hidup tersusun dari biomolekul. Untuk
dapat mempertahankan hidup, sel-sel mengalami metabolisme (reaksi pada sel).
Dalam metabolisme sel menyerap energi dari makanan atau nutrisinya, energi ini
digunakan untuk membentuk biomolekul penyusun sel (Lehninger, 1995).
Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel.
Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil
(mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa
kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan
kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan
industri. Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel,
dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Hal inilah yang menjadi
dasar perbedaan antara sel prokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks
(Colome, 2001). Aktivitas metabolisme tidak lepas dari adanya enzim. berdasarkan
tempat bekerjanya bakteri memiliki juga jenis enzim yaitu endoenzim selain bersifat
anabolik dapat juga bersifat katabolik. Sedangkan eksoenzim yaitu enzim yang
disekresikan ke luar sel dan berdifusi kedalam media. sebagian besar eksoenzim
bersifat hidroliktik, yang berarti bahwa eksoenzim menguraikan molekul kompleks
menjadi molekul yang molekul-molekul yang lebih sederhana. molekul molekul yang
lebih kecil ini kemudian dapat memasuki sel dan digunakan untuk kepentingan sel
(Murray, 2005).
1
Sifat metabolisme bakteri dalam uji biokimiawi biasanya dilihat dari interaksi
metabolit-metabolit yang dihasilkan dengan reagen reagen kimia. kemampuan bakteri
menggunakan senyawa tertentu sebagai sumber karbon dan sumber energinya dapat
digunakan untuk identifikasi (Pelczar,2008). Identifikasi bakteri dapat dilakukan
dengan beberapa uji antara lain uji dalam melakukan fermentasi, uji oksidase,
produksi katalase, uji motilase (Lim, 1998).
Uji biokimia bakteri merupakan suatu cara atau perlakuan yang dilakukan
untuk mengidentifikasi dan mendeterminasi suatu biakan murni bakteri hasil isolasi
melalui sifat - sifat fisiologinya. Proses biokimia erat kaitannya dengan metabolisme
sel, yakni selama reaksi kimiawi yang dilakukan oleh sel yang menghasilkan energi
maupun yang menggunakan energi untuk sintesis komponen-komponen sel dan untuk
kegiatan selular, seperti pergerakan. Suatu bakteri tidak dapat dideterminasi hanya
berdasarkan sifat-sifat morfologinya saja, sehingga perlu diteliti sifat-sifat biokimia
dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya. Ciri fisiologi ataupun
biokimia merupakan kriteria yang amat penting di dalam identifikasi spesimen
bakteri yang tidak dikenal karena secara morfologis biakan ataupun sel bakteri yang
berbeda dapat tampak serupa, tanpa hasil pegamatan fisiologis yang memadai
mengenai kandungan organik yang diperiksa maka penentuan spesiesnya tidak
mungkin dilakukan. Karakterisasi dan klasifikasi sebagian mikroorganisme seperti
bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik maupun biokimia. Mikroorganisme dapat
tumbuh pada beberapa tipe media yang memproduksi tipe metabolit yang dapat
dideteksi dengan reaksi antara mikroorganisme dengan reagen test yang dapat
menghasilkan perubahan warna reagen (Cowan, 2004).
Uji-uji biokimia yang biasanya dipakai dalam kegiatan identifikasi
bakteri atau mikroorganisme yaitu antara lain adalah uji koagulase, uji katalase, uji
MRVP, uji nitrit, hidrolisis gelatin, uji H2S dan lain-lain. Salah satu uji yaitu adalah
uji hidrolisis urea. Uji ini sangat penting dalam identifikasi bakteri-bakteri patogen
penghuni usus, begitu pula uji yang lain sebenarnya digunakan untuk
mengidentifikasi bakteri dengan karakter tertentu, yang mana dengan karakter
2
tersebut ia dapat dibedakan dengan jelas dari bakteri-bakteri yang lain yang hidup
disekitarnya (Dwidjoseputro, 1994).
Isolat bakteri yang diperoleh diamati morfologi koloni dengan melihat bentuk
koloni, warna, tepian dan elevasi pada medium agar lempeng, agar tegak dan agar
miring. Sedangkan morfologi sel ditentukan dengan melihat olesan biakan yang
sudah diwarnai dibawah mikroskop dan melihat bagaimana bentuk sel, sifat gram dan
kemampuan membentuk spora dari bakteri tersebut (Pelczar & Chan, 2008).
KLASIFIKASI UJI BIOKIMIA
1. Uji Fermentasi
Uji Fermentasi dilakukan untuk melihat apakah bakteri mengurai suatu
karbohidrat tertentu menjadi asam. Karbohidrat digunakan oleh bakteri sebagai
sumber energi yang penting. Suatu enzim bakteri hanya dapat bereaksi dengan
satu karbohidrat tertentu seperti : glukosa, sukrosa, manitol, laktosa dan
sebagainya. Suatu bakteri bisa mempunyai banyak enzim sehingga dapat
melakukan fermentasi berbagai karbohidrat.
2. Uji Tsia (Triple Sugar Iron Agar)
Uji Tsia digunakan untuk melihat apakah bakteri memfermentasi Dextrose
(Glukosa,), Laktosa atau Sacharosa (Sukrosa). Uji ini juga digunakan untuk
melihat lebih jauh genus dalam kelompok Enterobacteriaceae , genus ini
seluruhnya merupakan basil gram negatif yang dapat memfermentasikan gula
menjadi asam.
3. Uji Katalase
Uji Katalase digunakan untuk melihat produksi katalase oleh bakteri. Katalase
adalah enzim yang dapat mengkatalisis hidrogen peroksida (H2O2) →
melepaskan oksigen bebas, biasanya untuk membedakan genus Streptococcus
dan Staphylococcus. Staphylococcus menunjukkan katalase positif dan
Streptococcus negatif.
4. Uji Koagulase
3
Uji Koagulase digunakan untuk melihat kemampuan bakteri menggumpalkan
plasma oleh enzim koagulase.
5. Uji Indole
Uji Indole digunakan untuk melihat kemampuan bakteri memproduksi indole dari
tryptophane (asam amino) karena mempunyai enzim Tryptophanase.
6. Uji VP (Vogeas-Proskauer)
Uji VP digunakan untuk mendeteksi kemampuan bakteri membentuk acetyl-
methyl-carbinol dari glukosa.
7. Uji Sitrat
Uji sitrat digunakan untuk melihat kemampuan bakteri menggunakan sitrat untuk
sumber karbon dalam membangkitkan energi.
8. Uji Motility
Uji Motility digunakan untuk melihat pergerakan bakteri.
9. Uji Urease
Uji Urease digunakan untuk melihat adanya enzim urease pada bakteri.
4. ALAT DAN BAHAN
a. Tabung reaksi
b. Ose
c. Rak tabung
d. Brander Spiritus
e. Inkubator
f. Alkohol
g. Sampel media agar dari hasil praktikum
h. Korek
i. Tissue
4
5. PROSEDUR KERJA
a. Uji fermentasi
1. Inokulasikan suspensi bakteri sebanyak masing-masing 1 sengkelit ke
dalam media gula-gula. Hati-hati dalam pengocokan, jangan sampai
menimbulkan gas karena akan menghasilkan reaksi positif palsu.
2. Inkubasikan selama 24 jam pada suhu 35-37∘C.
3. Setelah di inkubasi, amati perubahan warna yang terjadi.
b. Uji Voges Proskauer (VP)
1. Inokulasikan suspensi bakteri sebanyak 1 ose ke dalam media yang
telah disediakan.
2. Inkubasikan selama 24 jam pada suhu 35-37∘C.
3. Setelah di inkubasi, tuangkan ½ bagian ke dalam tabung reaksi yang
bersih, beri label MR.
4. Teteskan pereaksi merah metil 6-8 tetes ke dalam tabung tersebut.
Hasil positif apabila berwarna merah.
5. Untuk voges proskauer, teteskan pereaksi Barrits A 12 tetes dan
pereaksi Barrits B sebanyak 4 tetes ke dalam tabung ½ dari sisa dan
beri label VP. Biarkan selama 15 menit.
c. Uji Sitrat
1. Inokulasikan suspensi bakteri sebanyak 1 ose dengan cara gores pada
perbenihan agar Simmon’s Citrate.
2. Inkubasikan selama 24 jam pada suhu 35-37 ∘C.
3. Amati hasilnya, hasil positif apabila terjadi warna biru.
d. Uji Motil Indol Urea (MIU)
1. Inokulasikan suspensi bakteri sebanyak 1 ose lalu media ditusuk
2. Inkubasikan media selama 18-24 jam
3. Amati hasilnya.
5
6. PEMBAHASAN
1. Uji TSIA
Tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui kemampuan kuman untuk
memfermentasikan karbohidrat. Pada media TSIA berisi 3 macam karbohidrat
yaitu glukosa, laktosa dan sukrosa. Indikatornya adalah phenol red yang
menyebabkan perubahan warna dari merah orange menjadi kuning dalam
suasana asam. Glukosa berada di dasar media sedangkan laktosa dan sukrosa
berada di bagian lereng. Selain menggunakan media TSIA dapat pula
digunakan media KIA (Kligers Iron Agar), bedanya adalah pada media KIA
hanya berisi 2 macam karbohidrat yaitu glukosa dan laktosa. Interpretasi hasil,
hanya memfermentasi glukosa: Bila pada dasar (butt) media berwarna kuning
(bersifat asam) dan lereng (slant) berwarna merah (bersifat basa).
Memfermentasi semua karbohidrat: bila pada dasar (butt) media berwarna
kuning (bersifat asam) dan lereng (slant) berwarna kuning (bersifat asam).
Tidak memfermentasi semua karbohidrat: bila pada dasar (butt) media
berwarna merah (bersifat basa) dan lereng (slant) berwarna merah (bersifat
basa). Fermentasi pada TSIA juga disertai dengan pembentukan gas CO2 yang
dapat dilihat dari pecahnya dan terangkatnya agar. Media TSIA juga dapat
digunakan untuk mengetahui pembentukan H2S yaitu melihat apakah kuman
memfermentasi metionin dan sistein (Asam amino yang mempunyai gugus S).
Pada media TSIA terdapat asam amino metionin dan sistein, jika kuman
memfermentasi kedua asam amino ini maka gugus S akan keluar dan gugus S
akan bergabung dengan H2O membentuk H2S. Selanjutnya H2S bergabung
dengan Fe2+ membentuk FeS berwarna hitam dan mengendap (Buchanan,
2003).
Pada hasil praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil uji TSIA, agar
berwarna kuning. Artinya agar memfermentasi semua karbohidrat karena
dasar dan lerengnya berwarna kuning.
6
2. Uji Sitrat
Media yang dipakai adalah Simons citrat. Tujuan dari uji ini adalah
untuk mengetahui apakah kuman menggunakan sitrat sebagai sumber karbon.
Pada media Simons sitrat berisi indikator BTB (Brom Tymol Blue). Apabila
bakteri menggunakan sitrat sebagai sumber karbon maka media berubah
menjadi basa dan berubah warna menjadi biru. Interpretasi hasil: negatif (-),
tidak terjadinya perubahan warna media dari hijau menjadi biru. Artinya bakteri
ini tidak mempunyai enzim sitrat permease yaitu enzim spesifik yang membawa
sitrat ke dalam sel. Sehingga kuman tidak menggunakan sitrat sebagai salah
satu/satu-satunya sumber karbon. Positif (+), terjadinya perubahan warna media
dari hijau menjadi biru, artinya kuman menggunakan sitrat sebagai salah
satu/satu-satunya sumber karbon (Ratna, 2012).
Pada hasil praktikum yang dilakukan didapat hasil uji sitrat positif, karena
terjadi perubahan warna pada media dari hijau menjadi biru.
7
3. UJI FERMENTASI
Pada hasil praktikum yang dilakukan menunjukkan media gula yang
terdiri dari glukose, laktose, maltose, dan sakarosa menununjukkan adanya
perubahan warna medium menjadi kuning. Terjadi perubahan warna media
dari merah menjadi kuning. Didalam media gula hasilnya adalah asam, positif
dan adanya gas. Media gula terjadi perubahan warna media dari medium
menjadi kuning berarti kuman memfermentasi gula membentuk asam dan gas.
Gas yang diperhitungan minimal 10% dari tinggi tabung durham (Adam,
2001). Hal ini berarti sesuai dengan teori yaitu bakteri tersebut membentuk
asam dari hasil fermentasi terhadap karbohidrat sehingga menghasilkan warna
kuning.
8
a b c
Keterangan : (a) media glukose, (b) media laktose, (c) media maltose, (d)
media sakarose.
4. Uji VP
Media yang dipakai adalah pepton glukosa phosphat. Interpretasi hasil:
negatif (-) : tidak terjadi perubahan warna media menjadi merah setelah ditambahkan
a naphtol 5% dan KOH 40%. Positif (+) : terjadi perubahan warna media menjadi
merah setelah ditambahkan a naphtol 5% dan KOH 40%, artinya hasil akhir
fermentasi bakteri adalah asetil metil karbinol (asetoin) (Colome, 2001).
9
Pada hasil praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil negatif dan
ditunjukkan warna tetap kuning. Hal ini dikarenakan oleh bakteri membentuk basa
dari fermentasi Voges Proskauer. Komposisi dari medium Voges-Proskauer adalah
media kaldu yang mengandung pepton, buffer, dan glukosa. Dari kandungan inilah
mengapa bakteri tidak dapat mengurai Voges-Proskauer untuk proses
metabolismenya. (Cappuccino, 2000).
5. Uji Motil Indol Urea (MIU)
Pergerakan bakteri ditunjukan dengan adanya penyebaran koloni di sekitar
tusukan. Reaksi urea positif ditunjukkan perubahan warna media menjadi merah
muda. Reaksi indol positif ditunjukkan dengan penambahan pereaksi kovac yang
kemudian akan menghasilkan cincin merah di atas permukaan, dan menunjukan
negatif jika menghasilkan cincin jingga di atas permukaan.
Pada praktikum uji miu didapatkan hasil yang positif karena hasil
menunjukkan perubahan warna menjadi merah muda, terlihat adanya penyebaran
koloni disekitar tusukan, dan terdapat cincin berwarna merah di atas permukaan.
10
7. KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil praktikum yang telah di dapatkan bahwa dalam uji
biokimia yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri dapat dilihat bahwa tiap
jenis bakteri dapat mengekspresikan atau menunjukkan karakternya tersendiri
jika dilakukan berbagai macam uji.
8. DAFTAR PUSTAKA
Adam, MR. 2001. Microbiology of Fermented Food. Elsivier Applied Science
Publisher, Ltd. New York.
Anonim. 2010. Identification of Enterobacteriacea. London: Health Protection
Pelczar. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan: Malang.
Buchanan,RE. & Gibbons,NE .2003. Bergey’s Manual of Determinative
Bacteriology. The William & Wilkins Company Baltimore.USA.
Cappuccino, JG. & Sherman, N. 2000. Microbiology: A Laboratory Manual. The
Benjamin/Cummings Publishing Company,Inc. California.
Colome, JS. Et al. 2001. Laboratory Exercises in Microbiology. West Publishing
Company.New York.
11
Cowan, ST. 2004. Manual for the Identification of Medical Fungi. Cambridge
University Press. London.
Fardiaz dan Srikandi. 2002. Mikrobiologi Pangan 1. PT Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Volk dan Wheeler. 1993, Mikrobiologi Dasar, Erlangga: Jakarta.
Lim. 1998. Microbiology: a Laboratory Manual.Adison-Wesley Publishing
company: California.
Murray. 2005. Buku Ajar Mikrobiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta
Pelczar, Michael J. dan Chan E.C.S. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi, Jakarta : UI
– Press.
Ratna, Siri. 2012. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek: Teknik dan Prosedur dasar
Laboratorium. PT Gramedia,Jakarta.
12