![Page 1: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/1.jpg)
LAPORAN
PENELITIAN DASAR INTERDISIPLINER
EFEKTIVITAS KEBIJAKAN DANA DESA
DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN
MASYARAKAT DESA
(Studi Efektivitas Dana Desa di Kecamatan Karangjaya,
Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat )
Oleh:
Ketua Tim : Dr. Haniah Hanafie, M.Si (FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Anggota : Dr. Agus Nugraha, MA (FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
PUSAT PENELITIAN DAN PENERBITAN (PUSLITPEN)
LP2M UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2018
![Page 2: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/2.jpg)
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan penelitian yang berjudul Efektivitas Kebijakan Dana Desa
dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Desa (Studi Efektivitas
Dana Desa di Kecamatan Karangjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi
Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan
oleh Dr. Haniah Hanafie, M.Si dan Dr. Agus Nugraha, MA serta telah memenuhi
ketentuan dan kriteria penulisan laporan akhir penelitian sebagaimana yang
ditetapkan oleh Pusat Penelitian dan Penerbitan (PUSLITPEN), LP2M UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 6 Oktober 2018
An. Tim Peneliti,
Ketua,
Dr. Haniah Hanafie, M.Si
NIP: 19610524 2000 03 2 003
Mengetahui,
Kepala Pusat, Ketua Lembaga,
Penelitian dan Penerbitan (PUSLITPEN) Penelitian dan Pengabdian Kepada
LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Masyarakat (LP2M) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
WAHDI SAYUTI, MA DR. ALI MUNHANIF, MA., PhD.
NIP.19760422 200701 1 012 NIP. 19651212 199203 1 004
i
![Page 3: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/3.jpg)
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Dr. Haniah Hanafie, M.Si. (Ketua)
Jabatan : Dosen Tetap
Unit Kerja : Fisip UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Alamat : Pamulang 2 . Jl. Benda Barat 13 B, Blok D 35, No. 22
Pondok Benda , Pamulang, Tangerang Selatan.
No. Hp. 081291158161
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Judul penelitian Efektivitas Kebijakan Dana Desa dalam
Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Desa (Studi Efektivitas
Dana Desa di Kecamatan Karangjaya, Kabupaten Tasikmalaya,
Provinsi Jawa Barat) merupakan karya orisinal Tim Peneliti.
2. Jika di kemudian hari ditemukan fakta bahwa judul, hasil atau bagian dari
laporan penelitian ini merupakan karya orang lain dan /atau plagiasi, maka
kami (Tim Peneliti) akan bertanggungjawab untuk mengembalikan 100 %
dana hibah penelitian yang telah kami (Tim Peneliti) terima dan siap
mendapatkan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku serta bersedia untuk
tidak mengajukan proposal penelitian kepada Puslitpen LP2M UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta selama 2 tahun berturut turut.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 6 Oktober 2018
Yang Menyatakan,
An. Tim Peneliti,
Ketua,
Dr. Haniah Hanafie, M.Si
NIP. 19610524 2000 03 2 003
ii
![Page 4: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/4.jpg)
Abstrak
Tujuan penelitian untuk mengkaji tentang Efektivitas Kebijakan Dana Desa
dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Desa (Studi Efektivitas Dana
Desa di Kecamatan Karangjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa
Barat). Teori Efektifitas dan Peningkatan Ekonomi dijadikan sebagai kerangka
pembahasan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitati. Lokasi
penelitian di empat desa, yaitu : Desa Sirnajaya, Karangjaya, Citalahap dan
Karanglayung, Kecamatan Karang Jaya, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi
Jawa Barat. Wawancara, observasi dan telaah dokumen sebagai teknik
pengumpulan data dan dianalisis secara Deskriptif dengan menggunakan
tahapan analisis McNabb. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kebijakan
Dana Desa di Kecamatan Karang Jaya efektif dalam Meningkatkan
Perekonomian Masyarakat Desa. Dikatakan efektif, karena peruntukkan
kebijakan Dana Desa sesuai dengan sasaran dan tujuan. Sedangkan
keberhasilan dalam peningkatan perekonomian dilihat dari segi peningkatan
pendapatan, penyerapan tenaga kerja, kelancaran distribusi barang,
peningkatan jumlah pedagang dan stabilitas harga.
Kata Kunci : Efektifitas, Dana Desa, Peningkatan Perekonomian.
iii
![Page 5: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/5.jpg)
DAFTAR ISI
Hal
Judul
Lembar pengesahan…………………………………………………………….i
Pernyataan Bebas Plagiasi………………………………..…………................ii
Abstrak ................................................................................................................iii
Daftar Isi ..............................................................................................................iv
Daftar Tabel…………………………………………………………………….vi
Daftar Gambar…………………………………………………………………vii
BAB I : Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................1
B. Perumusan Masalahan Penelitian ....................................................5
C. Tujuan dan Signifikansi Penelitian...................................................6
BAB II : Landasan Teori, Litertur Review dan Kerangka Berpikir
A. Kajian Pustakai ................................................................................8
B. Kajian Teori …………...................................................................10
C. Kerangka Berpikir..........................................................................19
BAB III : Metodologi Penelitian
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ...................................................20
B. Lokasi Penelitian ...........................................................................20
C. Sumber Data………….………………………………… ………20
D. Teknik Pengambilan Sampel (key informan)………………… ....21
E. Teknik Analisis Data ……………………………………………21
F. Hasil Yang Diharapkan…………………………………… ……22
iv
![Page 6: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/6.jpg)
BAB IV : Penyajian dan Pembahasan Hasil Penelitian
A. Setting Sosial………………………………………………….…23
B. Pelaksanaan Kebijakan Dana Desa di Kecamatan
Karang Jaya……………………………………………………....30
C. Efektifitas Kebijakan Dana Desa dalam Peningkatan Perekonomian
Masyarakat Desa………………………………………………......41
C.1. Peningkatan Pendapatan……………………………………..41
C.2. Penyerapan Tenaga Kerja ………………...…………………44
C.3. Kenaikan Jumlah Pedagang di Desa…………………………46
C.4. Kelancaran Distribusi Barang Ekonomi …………………….48
C.5. Stabilitas Harga………………………………………………50
D. Temuan-temuan………...................................................................51
BAB V : Penutup
A. Kesimpulann …………..…………………………………………53
B. Rekomendasi……………………………………………………..54
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................55
v
![Page 7: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/7.jpg)
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel IV.1. Luas Daerah dan Rata-Rata Ketinggian Desa
dari Permukaan Laut …………………………………….. 27
Tabel IV. 2. Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Seks Ratio ………. 27
Tabel IV. 3 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja
Menurut Pekerjaan ………………………………………… 28
Lanjutan Tabel IV. 3 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas
yang Bekerja Menurut Pekerjaan ………………………….. 28
Tabel IV. 5 Jumlah Dusun, RW dan RT Tahun 2016 ………………… 29
Tabel IV. 6 Jumlah Pegawai Desa Menurut Jabatan dan
Jenis Kelamin Tahun 2016 ……………………………….. 29
Tabel IV. 7 Rincian Dana Desa 2015, 2016 dan 2017 beserta
Pengunaannya Desa Sirnajaya Kec. Karangjaya Kab. Tasikmalaya …. 32
Tabel IV. 8 Rincian Dana Desa 2015, 2016 dan 2017 beserta
Pengunaannya Desa Karangjaya Kec. Karangjaya Kab. Tasikmalaya …. 34
Tabel IV. 9 Rincian Dana Desa 2016 dan 2017 beserta Pengunaannya
Desa Karanglayung Kec. Karangjaya Kab. Tasikmalaya ………………. 36
Tabel IV. 10 Rincian Dana Desa 2016 dan 2017 beserta Pengunaannya
Desa Citalahab Kec. Karangjaya Kab. Tasikmalaya ………………………37
Vi
![Page 8: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/8.jpg)
Daftar Gambar
Hal
Gambar 1. Kerangka berpikir ……………………………………………….19
Gambar 2. A.Procedure for Data Analysis………………………………….……21
Gambar 3. Peta Kecamatan Karang Jaya …………………….……………..26
vii
![Page 9: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/9.jpg)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ditangkapnya Bupati Pamekasan yang diduga menerima suap atas
penyelewengan Dana Desa pada bulan Agustus lalu (Kompas.Com, 3 Agustus
2017), membuat Dana Desa (DD) m a s i h menjadi isu penting dan mendapat
perhatian pemerintah maupun masyarakat. Hal ini mengingat Dana Desa
bersumber dari APBN, jumlahnya cukup besar, yaitu sebanyak Rp20.7 Trilyun
untuk 74.093 desa di seluruh Indonesia pada tahun 2015, sehingga rawan
ditunggangi kepentingan politis untuk pemilu, pemilukada dan potensi korupsi di
daerah tinggi (Direktorat Litbang KPK, 2015).
Dana Desa diperuntukkan bagi desa, ditransfer melalui APBD
Kabupaten/Kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan,
pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan
masyarakat (Permendagri No. 113 tahun 2014, Bab I, Pasal 1, ayat 9).
Dana Desa merupakan bentuk komitmen dan keberpihakan negara kepada
desa, sebagai investasi untuk kemandirian desa dan kesejahteraan masyarakat.
Dilaksanakan secara transparan, akuntabel, deliberasi dan partisipatif untuk
menjamin kewenangan, pembangunan, perencanaan. Dana Desa disesuaikan
dengan kehendak rakyat dan berorientasi pada kesejahteraan. Dana Desa yang
didistribusikan kepada desa, dikategorikan menjadi dua yaitu Dana Desa (DD)
yang berasal dari APBN dan Alokasi Dana Desa (ADD) yang berasal dari APBD
(“Politik Dana Desa” oleh Marwan Jafar dalam Seri Diskusi Institut Peradaban).
![Page 10: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/10.jpg)
2
Semakin banyak desa yang dimiliki daerah, maka semakin besar Dana
Desa yang diterima pemerintah daerah dan semakin tinggi peluang pemerintah
daerah untuk membangun dan meningkatkan perekonomian masyarakat di desa.
Jumlah desa di seluruh Indonesia saat ini sebanyak 74.093 desa dan berdasarkan
Indeks Pembangunan Desa (IPD) 2014, terdapat 20.168 desa (27,22 %) berstatus
desa tertinggal (Kompas.Com, Tanggal 20 Oktober 2015). Sedangkan jumlah desa
yang telah dibangun oleh Dana Donor PNPM sebanyak 42.416 desa (53,96%) dan
sisanya dibangun oleh Non PNPM sebanyak 36.187 desa (46,04%).
Pembagian Dana Desa, didasarkan pada jumlah desa (ayat 1), tingkat
kesulitan geografis (ayat 3) dan Jumlah penduduk, luas wilayah, angka
kemiskinan, serta indeks kemahalan (ayat 4, Pasal 11, PP No. 22 Tahun 2015
tentang Dana Desa Yang Bersumber dari APBN). Namun realisasinya, 90 %
dibagi rata ke semua desa dan 10 % memperhitungkan variabel. Jadi semakin
banyak desa yang dimiliki daerah, maka semakin besar Dana Desa yang
diterima. Dengan demikian, semakin besar pula peluang pemerintah daerah untuk
membangun dan meningkatkan perekonomian masyarakat desa.
Namun berdasarkan hasil kajian dan kegiatan koordinasi
dan supervisi pencegahan KPK (Direktorat Litbang, 2015), ternyata efektifitas
kebijakan Dana Desa sangat diragukan dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat desa, karena akuntabilitas pengelolaan keuangan di daerah masih
rendah. Sesuai Permendagri No. 113, tentang Pengelolaan Keuangan Desa Tahun
2014, Bab III, pasal 3 dan 4, Kepala Desa adalah pemegang kekuasaan
pengelolaan keuangan desa dan dalam melaksanakan pengelolaan keuangan desa,
dibantu oleh PTPKD (Pasal 3). PTPKD ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Desa (Pasal 4) dan berasal dari unsur Perangkat Desa yang terdiri dari: a).
Sekretaris Desa, b). Kepala Seksi dan c). Bendahara. Prinsip transparansi,
akuntabel, partisipatif dan tertib, disiplin anggaran (Bab II, Pasal 2) dipakai untuk
pengelolaan keuangan desa, tapi kenyataannya prinsip tersebut, belum mampu
![Page 11: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/11.jpg)
3
diimplementasikan dengan baik oleh setiap Desa, sehingga Kebijakan Dana Desa
tidak efektif.
Selain itu, Dana Desa yang digulirkan di tataran empiris, sangat kecil
dirasakan oleh masyarakat desa, karena prosentasenya lebih banyak untuk
membayar para pendamping, sebagaimana yang pernah terjadi pada Dana Donor
PNPM. Dalam Makalah Seri Diskusi Institut Peradaban di Jakarta (2015),
ditemui hanya 4 % dana yang dirasakan warga miskin dari 31 % dana yang
diperuntukkan warga desa saat Dana Donor PNPM (Masa Pemerintahan SBY)
digulirkan. Sedangkan 27 % lainnya untuk warga lapisan atas dan 69 %
dialokasikan untuk membayar pendamping.
Kecilnya jumlah alokasi dana bagi rakyat miskin di desa, karena
pembangunan desa masih dilihat sebelah mata oleh pemerintah (Misbahul Anwar
dan Bambang Jatmiko, tt) dan besarnya biaya pendampingan (69%), ternyata
belum juga mampu membimbing Pemerintah Desa menjadi “cerdas” dalam
pembuatan laporan tentang keuangan desa, sebagaimana di temui dalam hasil
penelitian Farida (Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 2015:118) bahwa
ternyata persoalan SDM pengelola masih menjadi kendala utama dalam
pembuatan pertanggungjawaban administrasi keuangan tahun 2013, di Desa
Sidogedungbatu, Kecamatan Sangkapura, Kabupaten Gresik, karena belum
mampu mengikuti aturan yang telah ditentukan. Oleh karena itu, masih
dibutuhkan pendampingan dari aparat Pemerintah Daerah.
Penelitian yang sama juga ditemukan Ade Irma dalam e-Jurnal Katalogis,
Volume 3 Nomor 1 (Januari 2015: 136) di Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten
Sigi. Meskipun persoalan perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban baik
secara teknis maupun administrasi sudah berjalan dengan baik, tetapi dalam
pertanggung jawaban administrasi keuangan, masih diperlukan pendampingan
dari aparat pemerintah daerah. Selain itu, masih ditemui indikasi pengelolaan
keuangan yang belum sesuai dengan ketentuan peraturan. Persoalan akuntabilitas
![Page 12: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/12.jpg)
4
pelaksanaan Dana Desa, secara tidak langsung berdampak pula pada
efektifitas kebijakan Dana Desa.
Dalam penelitian Azwardi dan Sukanto (2014), ditemukan bahwa Alokasi
Dana Desa selama tahun 2006 sampai dengan tahun 2012 yang dilaksanakan di
desa desa wilayah Provinsi Sumatera Selatan tidak efektif, karena tidak
berpengaruh terhadap peningkatan dan kegiatan perekonomian masyarakat desa
tersebut.
Selain itu, penelitian Lalu Satria Utama (2016) juga mengatakan bahwa
kegiatan di Desa Kateng, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Loteng, didanai
Dana Desa, belum optimal dan pelaksanaan pembangunan sarana ekonomi desa
belum efektif, pertanggunjawaban belum Substantif, hanya bersifat administrif.
Persoalan pengelolaan keuangan desa yang belum efektif, menunjukkan
bahwa pemerintah, baik pusat maupun daerah belum serius dalam membangun
desa. Meskipun terdapat pula desa yang memperoleh pelatihan dan pendampingan
baik oleh pemerintah kabupaten maupun NGOs, kapasitas dan efektifitas relatif
baik dan pelayanan dasar, infrastruktur maupun ekonomi desa tumbuh dengan
baik. Sedangkan desa yang tidak memperoleh pelatihan dan pendampingan secara
memadai, kapasitas dan efektifitas sangat rendah (Seri Diskusi Institutut
Peradaban, 25 Februari 2015).
Oleh karena itu, penelitian efektivitas kebijakan dana desa masih tetap
relevan untuk dikaji. Banyak penelitian difokuskan pada Alokasi Dana Desa
(ADD) bukan Dana Desa (DD). Selain itu, efektivitas yang diteliti peneliti lain
tidak menghubungkan dengan peningkatan perekonomian masyarakat desa dan
tidak menggunakan indikator efektivitas yang dikemukakan Mahmudi (2005: 92).
Sedangkan penelitian ini justru melihat keterkaitan efektifitas antara kebijakan
Dana Desa (DD) dengan peningkatan perekonomian masyarakat desa dengan
![Page 13: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/13.jpg)
5
menggunakan indikator (aspek-aspek) efektifitas dan indikator (aspek-aspek)
peningkatan ekonomi.
Kabupaten Tasikmalaya, sebagai salah satu kabupaten yang mendapatkan
kucuran Dana Desa (DD) sebesar Rp 227 Milyar bagi 69 Desa pada tahun 2017
(Radar Tasikmalaya, 2017). Namun sebelum itu, setiap kabupaten yang memiliki
desa telah memperoleh kucuran Dana Desa pada tahun 2015 dan 2016.
Kabupaten Tasikmalaya memiliki 10 kecamatan dengan 69 Desa. Produk-produk
Kabupaten Tasikmalaya sangat dikenal masyarakat, terutama seperti Kerajinan
Bordir, Selai Pisang dan Nasi Tutug Oncom merupakan salah satu makanan yang
berasal dari Kabupaten ini.
Kabupaten Tasikmalaya juga dikenal sebagai pusat keagamaan besar di
Jawa Barat, yang memiliki lebih dari 800 pesantren tersebar di penjuru wilayah
Kabupaten. Potensi yang demikian banyak, perlu dikembangkan dan ditingkatkan
terutama di tingkat pedesaan, agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
desa. Salah satu faktor yang diharapkan dapat mendukung peningkatan
perekonomian masyarakat desa adalah bantuan Dana Desa. Oleh karena itu,
efektivitas kebijakan Dana Desa menarik untuk diteliti di Kabupaten Tasikmalaya,
khususnya di Kecamatan Karang Jaya. Hasil pra survei Tim Peneliti,
menunjukkan bahwa Kecamatan Karang Jaya memiliki lokasi yang cukup unik-
berada di bawah kaki Gunung Pani’isan, Gunung Laku dan Gunung Cipayung,
jauh dari keramaian, dan desa-desanya telah melaksanakan pembangunan jalan
dan jembatan yang didanai Dana Desa.
B. Perumusan Masalah
Dari uraian di atas, maka perumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Pembangunan apa saja yang telah di danai oleh Dana Desa di Desa Citalahab,
Desa Karangjaya, Desa Karanglayung dan Desa Sirnajaya, Kecamatan Karang
Jaya, Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat ?
![Page 14: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/14.jpg)
6
2. Bagaimana Efektifitas kebijakan Dana Desa di Desa Citalahab, Desa
Karangjaya, Desa Karanglayung dan Desa Sirnajaya, Kecamatan Karang Jaya,
Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat ?
3. Bagaimana pendapatan warga desa setelah ada pembangunan dari Dana Desa ?.
4. Bagaimana penyerapan tenaga kerja warga desa setelah ada pembangunan dari
Dana Desa ?.
5. Apakah terdapat kenaikan jumlah pedagang di desa setelah ada pembangunan
yang dibiayai Dana Desa ?
6. Bagaimana kelancaran distribusi barang dagangan di desa setelah terdapat
pembangungan yang dibiayai Dana Desa ?
C. Tujuan dan Signifikansi Penelitian
C.1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui, mengkaji dan menganalisis:
a) Hasil-hasil Pembangunan yang telah di danai oleh Dana Desa di Desa
Citalahab, Desa Karangjaya, Desa Karanglayung dan Desa Sirnajaya,
Kecamatan Karang Jaya, Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa
Barat.
b) Efektifitas kebijakan Dana Desa di Desa Citalahab, Desa Karangjaya,
Desa Karanglayung dan Desa Sirnajaya, Kecamatan Karang Jaya,
Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat.
c) Keterkaitan Efektifitas Kebijakan Dana Desa dengan Pendapatan
Warga Desa setelah ada pembangunan dari Dana Desa .
d) Keterkaitan Efektifitas Kebijakan Dana Desa dengan Penyerapan
Tenaga Kerja Warga Desa Setelah ada pembangunan dari Dana Desa.
e) Keterkaitan Efektifitas Kebijakan Dana Desa dengan Kenaikan
Jumlah Pedagang di desa setelah ada Pembangunan dari Dana Desa.
f) Keterkaitan Efektifitas Kebijakan Dana Desa dengan Kelancaran
Distribusi Barang Dagangan di desa setelah terdapat Pembangungan
dari Dana Desa.
![Page 15: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/15.jpg)
7
C.2. Signifikansi Penelitian
Secara teoritik, penelitian ini dapat memperkaya khasanah teori
efektifitas dan teori kebijakan publik dalam meningkatkan perekonomian
masyarakat desa yang lebih komprehensif. Dan secara praktis, memiliki
signifikansi dalam :
a) Mendorong keterlibatan masyarakat, agar ikut memiliki, menjaga dan
memelihara hasil pembangunan yang ada di desa.
b) Mendorong pelaksanaan pembangunan desa lebih efektif dan efisien.
c) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa di bidang ekonomi.
d) Meningkatkan akuntabilitas yang menyeluruh untuk mencegah
korupsi.
--00--
![Page 16: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/16.jpg)
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
Pada Bab ini, diuraikan mengenai kajian Pustaka (Literatur Review) dan
Kerangka Teori yang terdiri dari Teori Efektifitas, Kebijakan dan Peningkatan
Ekonomi.
A. Kajian Pustaka (Literatur Review)
Amelyana Agustin dkk. (tt: 735) mengadakan penelitian dengan judul
Efektifitas Dana Pembangunan Fisik (kualitatif) . Dalam penelitian ini, dikatakan
bahwa efektivitas dana pembangunan fisik Desa Pucangro Kecamatan Gudo
Kabupaten Jombang tidak efesien, karena tidak memenuhi kualitas daya guna
pembangunan fisik. Selain itu, hasil pembangunan tidak efektif, karena
masyarakat kurang merasakan manfaat. Hasil pembangunan yang dilaksanakan ,
tidak lebih dari satu tahun jalan tersebut telah rusak. Dengan demikian, dana
pembangunan terbuang dengan percuma, karena hasilnya tidak dinikmati
masyarakat.
Hampir sama dengan penelitian Agustin dkk, Azwardi dan Sukanto (2014)
dengan penelitian deskriptif kualitatif, digunakan analisis inferensial, yang
berjudul Efektivitas Alokasi Dana Desa (ADD) dan Kemiskinan di Provinsi
Sumatra Selatan, ditemukan bahwa penyaluran ADD belum sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, karena terdapat daerah yang menyalurkan ADD tidak
sesuai dengan ketentuan pemerintah, tetapi tidak dikenakan sanksi. Selain itu,
hasil penelitian Azwardi dan Sukanto melalui regresi sederhana menunjukkan
bahwa tidak ada pengaruh yang positip ADD terhadap tingkat kemiskinan.
Penelitian Aprisiami Putriyanti (2012), berbeda dengan Agustin dkk dan
Azwardi dan Sukanto. Putriyanti meneliti tentang Akuntabilitas Penyelenggaraan
Dana Desa di Desa Aglik, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo. Hasil
![Page 17: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/17.jpg)
9
penelitian Putriyanti, ditemukan bahwa penguatan akuntabilitas Pemerintahan
Desa Aglik rendah, karena masyarakat kurang respon terhadap informasi Laporan
Penyelenggaraan Dana Desa, sehingga pengawasan terhadap pertanggungjawaban
pemerintah desa menjadi kurang atau dapat dikatakan rendah. Dapat dikatakan
masyarakat apatis, tidak peduli terhadap pembangunan yang dibiayai Dana Desa.
Penelitian kualitatif dilakukan Astri Furqani (2010) tentang manajemen
keuangan Dana Desa di Desa Kalimo Kecamatan Kalianget Kabupaten
Sumenep. Hasil penelitian dinyatakan bahwa prinsip transparansi hanya terlihat
pada saat perencanaan pembangunan desa. Sedangkan semua proses tidak
memenuhi prinsip pertanggungjawaban yang digariskan dalam Permendagri
No. 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa. Selain itu,
prinsip akuntabilitas sangat rendah karena tidak melibatkan masyarakat dan BPD
(Badan Permusyawaratan Desa) dalam pertanggungjawaban keuangan.
Penelitian yang besifat kualitatif yang dilakukan Teguh Riyanto (2015)
dengan judul Akuntabilitas Finansial dalam Pengelolaan ADD di Kantor
Desa Perangat Selatan, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai
Kartanegara mengatakan bahwa pengelolaan ADD belum dapat
dipertanggungjawabkan karena masih terdapat aturan-aturan baru yang muncul di
BPD dan Ketua RT dan faktor cuaca. Sedangkan tingkat partisipasi masyarakat
dapat dikatakan tinggi.
Ade Irma (2015) melakukan penelitian di Kecamatan Dolo Selatan,
Kabupaten Sigi tentang Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD).
Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana
Desa dilihat dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban baik
secara teknis maupun administrasi sudah berjalan dengan baik. Namun dalam hal
pertanggungjawaban administrasi keuangan kompetensi sumberdaya manusia
pengelola masih merupakan kendala utama, sehingga masih memerlukan
pendampingan dari Aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi dan masih
![Page 18: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/18.jpg)
10
ditemukan cukup banyak indikasi bahwa pengelolaan administrasi keuangan ADD
belum sepenuhnya sesuai dengan ketentuan peraturan daerah.
Penelitian Faridah dalam Jurnal ilmu dan Riset Akuntasi Vol. 4, No. 5
(2015) tentang Transparansi dan Akuntabilitas Pemerintah Desa dalam
Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) hampir mirip
dengan apa yang ditemukan oleh Ade Irma. Dalam penelitian ini, juga ditemukan
pada tingkat perencanaan sudah baik, karena melibatkan masyarakat dan secara
teknis dan administratif juga sudah baik. Namun masih terdapat kekurangan,
karena dalam pertanggungjawaban administrasi keuangan, kompetensi sumber
daya manusia pengelola masih menjadi kendala utama. Oleh karena itu,
masih diperlukan pendampingan dari aparat pemerintah daerah untuk
menyesuaikan dengan peraturan yang ditentukan, yang setiap tahunnya
mengalami perubahan.
Penelitian-penelitian terdahulu tentang kebijakan Dana Desa dan Alokasi
Dana Desa, umumnya difokuskan pada akuntabilitas dan transparansi. Sedangkan
p enelitian ini justru berbeda, akan mengkaji kebijakan Dana Desa yang
bersumber dari APBN dari segi efektifitasnya yang terkait dengan aspek
Kontribusi Kebijakan, Pencapaian Sasaran, Intensitas yang Dicapai, Penilaian
Pencapaian Tujuan dan Tingkat Kepuasan dalam meningkatkan perekonomian
masyarakat desa. Selain itu, penelitian ini juga melihat keterkaitan efektifitas
kebijakan dana desa dengan peningkatan perekonomian masyarakat desa.
B. Kajian Teori
B.1. Teori Efektivitas
Kata Efektivitas atau dikenal dengan istilah keefektifan yang berasal dari
kata dasar efektif, menunjukkan pada taraf tercapainya hasil. Hal ini senantiasa
dikaitkan dengan pengertian efisien, meskipun sebenarnya ada perbedaan di antara
keduanya. Efektivitas menekankan pada hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi
lebih melihat pada bagaimana cara mencapai hasil yang dicapai itu dengan
![Page 19: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/19.jpg)
11
membandingkan antara input dan outputnya (Siagian, 2007: 24). Selanjutnya
Sondang P Siagian (2007) mengatakan bahwa efektivitas adalah pemanfaatan
sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar
ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan
yang dijalankannya. Efektivitas juga menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai
tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati
sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya.
Mahmudi (2005: 92), justru mendefinisikan efektivitas sebagai hubungan
antara output dengan tujuan. Semakin besar output yang dihasilkan dari tujuan
yang ditentukan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan tersebut.
Dengan demikian, efektivitas dapat digambarkan sebagai siklus input, proses dan
output yang mengacu pada hasil daripada suatu organisasi, program atau kegiatan
yang menyatakan sejauhmana tujuan (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah dicapai,
serta ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuan dan targetnya.
Hal ini berarti bahwa pengertian efektivitas yang dipentingkan adalah semata-
mata hasil atau tujuan yang dikehendaki.
Dapat disimpulkan bahwa efektivitas berkaitan dengan tercapainya semua
tujuan yang telah ditetapkan, dikaitkan dengan ketepatan waktu, biaya (efisiensi)
dan melibatkan partisipasi aktif dari stakeholder yang terkait.
Terdapat beberapa indikator Efektivitas (Mahmudi, 2005: 92), yaitu
meliputi : 1). Kontribusi Kebijakan, 2). Pencapaian Sasaran, 3). Intensitas yang
Dicapai, 4). Penilaian Pencapaian Tujuan dan 5). Tingkat Kepuasan. Selain
Mahmudi, Muasaroh (2010: 13), diakses dalam literaturbook.blogspot.co.id,
tanggal 1 Oktober 2017) juga mengemukakan aspek-aspek efektivitas, antara
lain: (1) Aspek tugas atau fungsi, yaitu lembaga dikatakan efektif, jika
melaksanakan tugas atau fungsinya, begitu juga suatu program akan efektif, jika
tugas dan fungsinya dapat dilaksanakan dengan baik; (2) Aspek rencana atau
program, apabila seluruh rencana dapat dilaksanakan, maka rencana atau
![Page 20: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/20.jpg)
12
program tersebut dikatakan efektif; (3) Aspek ketentuan dan peraturan,
efektivitas suatu program juga dapat dilihat dari berfungsi atau tidaknya aturan
yang telah dibuat dalam rangka menjaga berlangsungnya proses kegiatannya; dan
(4) Aspek tujuan atau kondisi ideal, suatu program kegiatan dikatakan efektif
dari sudut hasil jika tujuan atau kondisi ideal program tersebut dapat dicapai.
Penilaian aspek ini dapat dilihat dari prestasi yang dicapai.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah
suatu keadaan yang menunjukkan sejauh mana rencana dapat dicapai. Semakin
banyak rencana dapat dicapai, maka semakin efektif kegiatan tersebut. Dengan
demikian, efektivitas dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan yang dapat
dicapai dari suatu cara atau usaha tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai.
Untuk mengukur efektivitas (keefektifan) pengelolaan Dana Desa dalam
pembahasan penelitian ini, maka digunakan indikator efektivitas dan aspek-aspek
efektivitas yang dikemukakan Mahmudi dan Muasaroh tersebut di atas.
B.2. Kebijakan
James E. Anderson (1995: 22) , mengatakan bahwa A. Purpose course of
action followed by an actor or set of actors in dealing with a problem or matter of
cancern (kebijakan adalah serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu
yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku untuk
memecahkan suatu masalah). Selanjutnya M. Irfan Islamy (1984: 25) juga
mengutip Anderson (1995) menambahkan bahwa kebijakan publik adalah
kebijakan yang dikembangkan oleh badan dan pejabat pemerintah (public policies
are those policies developed by governmental).
Berikut karakteristik kebijakan publik dikemukakan Anderson (1995)
yang dikutip M. Irfan Islamy (1984: 25), yaitu antara lain: a). purposive), b).
![Page 21: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/21.jpg)
13
Courses or pattern of actions, c). What government actually do, d). Either positive
or negative, e). Based on law and is authoritative).
Sedangkan Thomas R. Dye (1992) dalam M. Irfan Islamy (1984: 24)
mengatakan kebijakan publik adalah apa pun pilihan pemerintah untuk melakukan
sesuatu atau tidak melakukan sesuatu (Public policy is whatever the government
choose to do or not to do).
Nicholas Henry ( 1995: 363-364), mengatakan bahwa kebijakan publik
dapat dianalisis dari dua sudut, yaitu : dari segi proses dan dari segi hasil dan
akibat/efek. Dari kedua sudut pandang ini, maka pandangan kedua (dari segi
hasil dan akibat/efek) yang dijadikan sebagai pisau analisis dalam penelitian ini.
Sedangkan kebijakan publik yang dianalisis dari segi hasil dan akibat/efek ini
sifatnya preskriptif, yaitu menunjukkan cara-cara untuk meningkatkan
mutu/kualitas isi, hasil dan akibat dari kebijakan tersebut (bagaimana cara
meningkatkan kualitas proses atau hasil dari pembuatan kebijakan). Teori yang
dapat digunakan dalam kategori analisis adalah Teori Pilihan Rasional, Teori
Incremental dan Teori Mixed Scanning.
1).Teori Pilihan Rasional (Rational Choice Theory)
Teori ini mengatakan bahwa setiap individu akan berperilaku secara
rasional, memperhitungkan efisiensi biaya dan keuntungan bagi nilai-nilai sosial,
sehingga akan dipilih alternatif yang terbaik (Nicholas Henry, 1995: 373). Oleh
karena itu dibutuhkan struktur organisasi pemerintah (birokrasi) yang optimal
mengatur arus informasi, sehingga memperoleh umpan balik yang baik.
2). Teori Incremental (Incremental Theory)
Teori ini memandang kebijakan publik sebagai suatu kelanjutan kegiatan-
kegiatan pemerintah di masa lalu dengan hanya memodifikasi sedikit-sedikit alias
tambal sulam.
![Page 22: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/22.jpg)
14
3). Teori Mixed Scanning (Mixed Scanning Theory)
Teori ini dikemukakan oleh Amitai Etzioni. Teori ini adalah
penggabungan antara Teori Pilihan Rasional dengan Teori Incremental, karena
melihat kelemahan kedua teori tersebut. Meskipun tambal sulam yang
dilaksanakan, tetapi harus benar-benar rasional.
Di antara teori-teori yang dikemukakan di atas, teori Pilihan Rasionallah
yang tepat untuk diterapkan dan bila teori ini benar-benar dapat
diimplementasikan dengan baik dan benar, maka kebijakan publik yang ada akan
dapat dinikmati oleh rakyat dengan baik. Selain itu, good will pemegang
kekuasaan untuk membuat suatu kebijakan publik yang berpihak kepada
masyarakat umum adalah suatu kebijakan yang sangat dinantikan. Bagaimana
peningkatan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat desa khususnya, maka
terlihat di dalam Efektivitas Pengelolaan Dana Desa yang menjadi fokus dalam
penelitian ini.
B.3. Desa dan Dana Desa
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau
hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (Permendagri No. 113 tahun 2014, Bab I, Pasal 1,
ayat 1).
Dana Desa (DD) adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer
melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota dan
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat
(Permendagri No. 113 tahun 2014, Bab I, Pasal 1, ayat 9). Sedangkan Alokasi
Dana Desa yang dikenal dengan ADD merupakan bagian dari keuangan desa
![Page 23: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/23.jpg)
15
(APBDes) yang bersumber dari APBD (kabupaten /kota). Tujuan Dana Desa
adalah meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan pembangunan desa melalui
peningkatan pelayanan publik di desa, memajukan perekonomian desa, mengatasi
kesenjangan pembangunan antar desa serta memperkuat masyarakat desa sebagai
subjek dari pembangunan.
Dana Desa (DD) bersumber dari APBN tersebut, merupakan salah satu
sumber pendapatan keuangan Desa yang menjadi bagian dari APBDes.
Realisasi pelaksanaan APBDes harus dilaporkan dan dipertanggungjawabkan
kepada bupati/walikota oleh kepala desa. Pelaporan dilakukan sebanyak 2
semester (Juli dan Januari ), sedangkan pertanggungjawab hanya pada akhir
tahun. Oleh karena itu, pemerintah daerah dalam hal ini bupati/walikota juga
harus mengelola secara efektif, agar dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat.
Pengelolaan keuangan desa (dana desa), telah diatur dalam Permendagri
No. 113 tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa, dengan menggunakan
prinsip transparan, akuntabel, deliberasi dan partisipatif untuk menjamin
kewenangan, pembangunan, perencanaan, sehingga Dana Desa sesuai
dengan kehendak rakyat dan berorientasi pada kesejahteraan (Marwan Jafar,
2015).
B.4. Peningkatan Ekonomi
Dari hasil penelitian (Tim Peneliti UIN Jakarta, 2017), ditemukan bahwa
di Kecamatan Masalembu, Kabupaten Sumenep menunjukkan bahwa
penggunaan anggaran Dana Desa lebih banyak diarahkan pada pembangunan
infrastruktur. Sedangkan pemberdayaan masyarakat tidak terjamah. Selain itu,
hasil Pra Survai di Desa Sirna Jaya Kecamatan Karangjaya, bahwa Dana Desa
telah diperuntukkan bagi pembangunan jalan dan jembatan. Oleh karena itu,
apabila menghubungkan Kebijakan Dana Desa dengan peningkatan ekonomi
masyarakat desa di Kecamatan Karangjaya, maka indikator peningkatan
![Page 24: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/24.jpg)
16
ekonomi akan dikaitkan dengan peningkatan pendapatan warga desa,
penyerapan tenaga kerja warga desa, kenaikan jumlah pedagang di desa
dan kelancaran distribusi barang dagangan.
a). Pengertian Pendapatan
Pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diperoleh dari hasil pekerjaan
dan biasanya pendapatan seseorang dihitung setiap tahun atau setiap bulan. Jadi
Pendapatan merupakan gambaran terhadap posisi ekonomi keluarga dalam
masyarakat. Pendapatan keluarga berupa jumlah keseluruhan pendapatan dan
kekayaan keluarga, dipakai untuk membagi keluarga dalam tiga kelompok
pendapatan, yaitu: pendapatan rendah, pendapatan menengah dan pendapatan
tinggi. Pembagian di atas berkaitan dengan, status, pendidikan dan keterampilan
serta jenis pekerja seseorang namun sifatnya sangat relative (Bangbang Prayuda,
2014).
Sebagaimana pendapat di atas, bahwa pendapatan merupakan gambaran
terhadap posisi ekonomi keluarga dalam masyarakat, oleh karenanya setiap orang
yang bergelut dalam suatu jenis pekerjaan tertentu termasuk pekerjaan di sector
informal atau perdagangan, berupaya untuk selalu meningkatkan pendapatan
darihasil usahanya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya
dan sedapat mungkin pendapatan yang diperoleh dapat meningkatkan taraf hidup
keluarganya.
Selain itu, Pendapatan dapat dikatakan sebagai penerimaan bersih
seseorang, baik berupa uang kontan maupun natura. Pendapatan atau juga disebut
juga income dari seorang warga masyarakat adalah hasil penjualannya dari faktor-
faktor produksi yang dimilikinya pada sektor produksi. Dan sektor produksi ini
membeli faktor-faktor produksi tersebut untuk digunakan sebagai input proses
produksi dengan harga yang berlaku di pasar faktor produksi. Harga faktor
produksi di pasar (seperti halnya juga untuk barang-barang di pasar barang)
ditentukan oleh tarik menarik, antara penawaran dan permintaan (Poniwati Asmie,
![Page 25: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/25.jpg)
17
2008) dalam (https://www.hestanto.web.id/teori-pendapatan-ekonomi, tanggal 4
Januari 2018, diakses tanggal 1 Oktober 2018).
Secara garis besar pendapatan digolongkan menjadi tiga golongan
(Suparmoko, 2000 dalam Ita Yelli Prihandini, 2013), yaitu :
1. Gaji dan Upah. Imbalan yang diperoleh setelah orang tersebut melakukan
pekerjaan untuk orang lain yang diberikan dalam waktu satu hari, satu
minggu maupun satu bulan.
2. Pendapatan dari Usaha Sendiri. Merupakan nilai total dari hasil produksi
yang dikurangi dengan biaya-biaya yang dibayar danusaha ini merupakan
usaha milik sendiri atau keluarga dan tenaga kerja berasal dari anggota
keluarga sendiri, nilai sewa kapital milik sendiri dan semua biaya ini
biasanya tidak diperhitungkan.
3. Pendapatan dari Usaha Lain. Pendapatan yang diperoleh tanpa
mencurahkan tenaga kerja, dan ini biasanya merupakan pendapatan
sampingan antara lain, pendapatan dari hasil menyewakan asset yang
dimiliki seperti rumah, ternak dan barang lain, bunga dari uang,
sumbangan dari pihak lain, pendapatan dari pensiun, dan lain-lain.
Menurut Tohar (2003) dalam Kusmawardhani (2014) pendapatan
perseorangan adalah jumlah pendapatan yang diterima setiap orang dalam
masyarakat yang sebelum dikurangi transfer payment. Transfer Payment yaitu
pendapatan yang tidak berdasarkan balas jasa dalam proses produksi dalam tahun
yang bersangkutan. Pendapatan dibedakan menjadi:
1. Pendapatan asli yaitu pendapatan yang diterima oleh setiap orang yang
langsung ikut serta dalam produksi barang.
2. Pendapatan turunan (sekunder) yaitu pendapatan dari golongan penduduk
lainnya yang tidak langsung ikut serta dalam produksi barang seperti
dokter, ahli hukum dan pegawai negeri.
Sedangkan pendapatan menurut perolehannya dibedakan menjadi:
a).Pendapatan kotor yaitu pendapatan yang diperoleh sebelum dikurangi
pengeluaran dan biaya–biaya dan b). Pendapatan bersih yaitu pendapatan yang
diperoleh sesudah dikurangi pengeluaran dan biaya-biaya.
![Page 26: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/26.jpg)
18
Menurut Yudhohusodo dalam Poniwati (2006) dalam
https://www.hestanto.web.id, tanggal 4 Januari 2018, diakses tanggal 1 Oktober
2018) tingkat pendapatan seseorang dapat digolongkan dalam 4 golongan yaitu:
1). Golongan yang berpenghasilan rendah (low income group) yaitu pendapatan
rata-rata dari Rp.150.000 perbulan, 2). Golongan berpenghasilan sedang
(Moderate income group) yaitu pendapatan rata-rata Rp.150.000 – Rp.450.000
perbulan, 3). Golongan berpenghasilan menengah (midle income group) yaitu
pendapatan rata-rata yang diterima Rp.450.000 – Rp.900.000perbulan.
d. Golongan yang berpenghasilan tinggi (high income group) yaitu rata-rata
pendapatan lebih dari Rp.900.000.
b). Penyerapan tenaga kerja warga desa
Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga kerja yang
digunakan dalam suatu unit usaha tertentu atau dengan kata lain penyerapan
tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam suatu unit usaha.
Dalam penyerapan tenaga kerja ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal tersebut antara lain tingkat
pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, pengangguran dan tingkat bunga
(Zamrowi, M. Taufik.2007).
c). Kenaikan jumlah pedagang
Jumlah kenaikan pedagang di desa maksudnya adalah semakin banyak
masyarakat yang berdagang atau semakin banyak jumlah para pedagang yang
berdatangan di desa tersebut. Intinya baik pedagang intenal maupun eksternal
terjadi kenaikan jumlah di desa.
d). Pengertian distribusi barang dagangan.
Pengertian Distribusi adalah kegiatan ekonomi yang menjembatani
kegiatan produksi dan konsumsi. Berkat distribusi barang dan jasa dapat sampai
ke tangan konsumen. Dengan demikian kegunaan dari barang dan jasa akan lebih
meningkat setelah dapat dikonsumsi (http://www.nafiun.com/2013/05/pengertian-
![Page 27: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/27.jpg)
19
distribusi-tujuan-fungsi diakses 1 Oktober 2018). Kelancaran Distribusi barang
ekonomi dapat diartikan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat desa
mudah atau cepat diperoleh ketika diperlukan.
e). Stabilitas Harga
Yang dimaksud stabilitas harga adalah pemeliharaan suatu tingkat harga
umum yang tidak berubah dari waktu ke waktu dalam suatu perekonomian.
C. Kerangka Berpikir
ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA NEGARA
(APBN)
DANA DESA (DD)
SECARA EFEKTIF
1). Kontribusi
Kebijakan
2). Pencapaian
Sasaran
3). Intensitas yang
Dicapai,
4). Penilaian
Pencapaian
Tujuan
5). Tingkat Kepuasan
KEBIJAKAN DANA DESA EFEKTIF DALAM MENINGKATKAN
EKONOMI MASYARAKAT DESA DI KECAMATAN KARANGJAYA
PENGELOLAAN DANA DESA
PENINGKATAN
EKONOMI
1) peningkatan
pendapatan warga
desa.
2) penyerapan
tenaga kerja
warga desa
3) kenaikan jumlah
pedagang di desa
4) kelancaran
distribusi barang
![Page 28: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/28.jpg)
20
--00--
![Page 29: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/29.jpg)
20
BAB III
METODOLOGI
Pada bagian metodologi ini diuraikan tentang pendekatan, lokasi, sumber
data, teknik pengambilan data dan teknis analisa data.
A. Pedekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian. Tujuan digunakan
pendekatan ini untuk mengungkapkan dan menganalisis fenomena tentang
efektivitas kebijakan Dana Desa dalam meningkatkan perekonomian masyarakat
desa, yang belum dapat diungkapkan melalui pendekatan kuantitatif.
B. Lokasi Penelitian
Desa Citalahab, Desa Karangjaya, Desa Karanglayung dan Desa Sirnajaya,
Kecamatan Karang Jaya, Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat, menjadi
tempat atau lokasi penelitian ini dilakukan. Pilihan Lokasi yang berdekatan dalam
satu wilayah kecamatan, selain memudahkan peneliti untuk menjangkaunya, juga
fenomena Efektifitas Dana Desa menarik untuk diteliti.
C. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian berasal dari Data Primer
dan Data Sekunder. Data Primer berasal dari Wawancara dengan Key Informan
dengan menggunakan In-depth interview. Key informan terdiri dari Key
informan sebanyak 4 Kepala Desa, 4 pegawai keuangan Desa, 4 orang
Pendamping Ahli masing masing 4 Desa, 8 Tokoh Badan Permusyaratan
Desa (BPD 4 Desa) dan 2 pegawai Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya bagian
Laporan Realisasi dan Pencairan Dana Desa. Sedangkan data sekunder dari
dokumen-dokumen penting terkait dengan alokasi dan penggunaan Dana Desa
dan Laporan Realisasi Dana Desa.
![Page 30: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/30.jpg)
21
D. Teknik Pengambilan Sampel (Key Informan)
Teknik yang digunakan, yaitu teknik purposive sampling, karena teknik ini
dipandang lebih representatif dan dapat memberikan informasi yang dapat
menjawab tujuan penelitian. Direncanakan jumlah key informan yang
diwawancai sebanyak 22 orang.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data bersifat deskriptif kualitatif, yaitu menganalisis
efektivitas kebijakan Dana Desa dalam meningkatkan perekonomian masyarakat
desa dengan menggunakan tahapan prosedur analisis data, sebagaimana
dikemukakan McNabb (2002: 297) dalam gambar di bawah ini:
Gambar 1: A.Procedure for Data Analysis
Step 1
Organize the data
Step 2 Generate
Categories, themes
and patterns
Step 3
Code the data
Step 6 Write and present
the report
Sumber: McNabb, 2002: 297
Step 5 Search for alternative
explantion
Step 4 Apply the ideas, themes
and categories
![Page 31: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/31.jpg)
22
F. Hasil Yang Diharapkan
1. Dapat membuat sebuah Model yang Efektivitas Kebijakan Dana
Desa dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Desa,
sehingga dapat dijadikan acuan bagi Pemerintah Desa di
Kecamatan Karangjaya, Kabupaten Tasikmalaya khususnya dan
pemerintah desa lainnya di Indonesia.
2. Secara praktis, dapat memberikan masukan bagi pengambil
kebijakan, terutama Kementrian Transmigrasi dan Desa
Tertinggal dalam mengevaluasi kebijakan tentang Kebijakan
Dana Desa yang Efektif dalam Meningkatkan Perekonomian
Masyarakat Desa.
3. Dihasilkan sebuah artikel dalam bentuk Jurnal, akreditasi
nasional 2018 atau internasional pada tahun 2019.
4. Dihasilkan sebuah buku yang ber ISBN dan didaftarkan ke
HAKI Kemenkumham RI 2019.
--00--
![Page 32: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/32.jpg)
23
BAB IV
PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dijelaskan tentang hasil penelitian dari lapangan yang
dirangkai dalam pelaksanaan Dana Desa di Kecamatan Karangjaya dan
peningkatan perekonomian masyarakat desa dan temuan-temuan. Namun
sebelumnya disajikan tentang setting social Kecamatan Karangjaya.
A. Setting Sosial Kecamatan Karangjaya
A.1. Sejarah Singkat
Wilayah Kecamatan Karangjaya pada awalnya merupakan bagian
dari wilayah Kecamatan Cineam. Wilayah ini, pada masa Kadaleman Galuh
Garatengah kurang lebih pada tahun 1642 yang dipimpin oleh Mas Bangsar atau
Raden Adipati Aria Jayanegara masuk ke wilayah Imbanagara Ciamis. Nama
awalnya adalah Cineang yang berarti tempat neang (bahasa Sunda) atau suatu
tempat (Leuwi/Muara) yang biasa dijadikan tempat berkumpulnya rusa untuk
minum air. Dalam kekuasaan Raden Adipati Aria Anggapraja dalem Galuh
Imbanegara kedua, wilayah Cineang diserahkan kepada Raden Tumenggung
Anggadipa dalem Sukapura (Tasikmalaya sekarang). Mulai saat itu Cineang
termasuk wilayah Sukapura (saat ini Tasikmalaya) dan namanya diganti menjadi
Cineam, akibat orang suruhan salah dengar sehingga salah menyebutkan kata
Cineang menjadi Cineam. Sejak saat itu, wilayah Kecamatan Cineam termasuk
didalamnya wilayah Karangjaya termasuk dalam Kabupaten Tasikmalaya
(http://desacineam.blogspot.com diakses tanggal 29 Sptember 2018).
Baru pada tahun 1992, dibentuk Kemantren Karangjaya untuk membantu
pembinaan wilayah terpencil yakni Desa Karanglayung, Karangjaya, Sirnajaya
dan Citalahab. Desa-desa tersebut, terutama Desa Sirnajaya dan Citalahab agak
sulit dijangkau dari kantor pusat Kecamatan yang berada di Desa Cineam, karena
jarak yang sangat jauh dan sarana jalan yang belum diaspal dengan tanjakan dan
turunan yang sangat terjal.
![Page 33: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/33.jpg)
24
Pada awal reformasi, ada penghapusan beberapa nomenklatur dan susunan
pemerintahan yakni Keresidenan, Kota Administratif (Kotif), Kewedanaan dan
termasuk Kemantren. Dengan demikian maka Kemantren Karangjaya berubah
menjadi Kecamatan Karangjaya dengan cakupan wilayahnya tetap empat desa
yakni Desa Karanglayung, Karangjaya, Sirnajaya dan Citalahab
(https://id.wikipedia.or diakses tanggal 29 September 2018).
A.2. Lambang Daerah
Kecamatan Karangjaya merupakan salah satu kecamatan yang ada di
wilayah Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. Kabupaten Tasikmalaya sendiri
memiliki lambang sebagai berikut :
Lambang tersebut memiliki beragam makna sesuai dengan komponen-
komponen lambang yang ada didalamnya. Perisai bersudut lima berwarna putih
menunjukan sifat gotong royong yang berintikan Pancasila, melambangkan
kepribadian, adat istiadat, kepercayaan dan kebudayaan rakyat daerah, sejak dulu
sekarang dan kemudian. Gunung melukiskan Gunung Galunggung berwarna biru
yang melambangkan ciri tasikmalaya.
Sementara itu, simbul industri melambangkan sebagaian dari sumber
penghidupan rakyat beserta kekayaan alam di daerah Kabupaten Tasikmalaya.
![Page 34: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/34.jpg)
25
Adapaun tiga buah sungai melambangkan pemberi sumber kehidupan rakyat.
Sawah berwarna hijau terdiri dari 17 petak, melambangkan kesuburan/
kemakmuran rakyat yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Sedangkan Sawat berwarna kuning melambangkan sebagian penghidupan rakyat
yang didapat dari kerajinan tangan. Selain itu bambu runcing terbuat dari haur
kuning melambangkan sejarah perjuangan rakyat daerah Tasikmalaya dalam
mengusir kaum penjajah. Pita kuning melambai bertuliskan "Sukapura Ngadaun
Ngora" melambangkan kemajuan yang abadi.
Warna juga memiliki beragam makna, dimana warna putih mengkilat
melambangkan tekad suci, warna hitam berarti kekal dan abadi, warna kuning
melambangkan keadaan yang gilang gemilang (keemasan), warna hijau
melambangkan kehidupan yang tertinggi, adil dan subur makmur sedangkan
warna biru berarti kesetiaan dan kejujuran.
A.3. Kondisi Geografis dan Demografis
Sebagai salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Tasikmalaya,
Kecamatan Karangjaya memiliki luas wilayah 37,87 km persegi dan ketinggian
rata-rata 894 meter dari permukaan laut. Sebelah utara Kabupaten Ciamis,
sebelah timur Kabupaten Ciamis, sebelah selatan Kabupaten Pangandaran,
sebelah barat Kecamatan Cineam. Kecamatan Karangjaya terdiri dari Empat Desa
dengan klasifikasi pedesaan semuanya. Untuk lebih jelaskanya letak geografis
Kecamatan Karangjaya, bisa dilihat pada peta berikut ini.
![Page 35: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/35.jpg)
26
Sumber : Kecamatan Karangjaya Dalam Angka, 2016.
Luas wilayah Kecamatan Karangjaya dilihat dari komposisi masing-
masing desa dapat ditelaah pada tabel 1.
![Page 36: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/36.jpg)
27
Tabel 1
Luas Daerah dan Rata-Rata Ketinggian Desa
dari Permukaan Laut
Desa Luas Daerah
(Ha)
Rata2 Ketinggian % Luas
Desa/Kec
Citalahab 826,14 888 21,80
Sirnajaya 1.175,54 790 31,03
Karangjaya 797,47 600 21,05
Karanglayung 988,12 297 26,09
Kecamatan 3.787,27 2.575 100 Sumber :Kecamatan Karangjaya Dalam Angka 2016
Dari tabel tersebut nampak jelas bahwa Desa Sirnajaya merupakan desa
yang memiliki wilayah yang paling luas yakni 1.172,54 Ha (31,03 %), disusul
Desa Karanglayung 988,12 Ha (26,09 %) dan Desa Citalahab 826,14 Ha (21,80
%). Sementara Desa Karangjaya dimana kantor Pemerintahan Kecamatan
Karangjaya berada merupakan desa dengan luas wilayah paling kecil dibanding
tiga desa lainnya yakni 797,47 Ha (21,05 %).
Urutan luas wilayah tersebut tidak linier dengan urutan jumlah penduduk,
dimana desa dengan penduduk paling banyak ditempati Desa Karanglayung
(4.206), diikuti Desa Sirnajaya 3.648 dan Desa Karangjaya 2.868. Sedangkan
Desa Citalahab memiliki jumlah penduduk yang paling sedikit yakni 1.725. Untuk
lebih jelasnya, gambaran tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2
Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Seks Ratio
Desa Laki-laki Perempuan Jumlah Seks Ratio
Citalahab 872 853 1.725 102.22
Sirnajaya 1.820 1.838 3.648 99.02
Karangjaya 1.400 1.439 2.868 97,28
Karanglayung 2.066 2.140 4.206 96.54
Jumlah 6.158 6.270 12.428 98,21
Sumber :Kecamatan Karangjaya Dalam Angka 2016
![Page 37: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/37.jpg)
28
Dari komposisi jumlah penduduk diatas, maka seks rasio penduduk
kecamatan Karangjaya sebesar 98,21dan dengan luas wilayah 3.787,27 Ha atau
37,87 kilometer persegi maka kepadatan penduduk per kilometer persegi adalah
sebesar 328 penduduk. Bila dirinci per desa maka desa Karanglayung adalah desa
terpadat dengan 426 penduduk per kilometer persegi, sedangkan desa Citalahab
adalah desa terjarang penduduknya hanya 209 penduduk per kilometer
perseginya.
Penduduk Kecamatan Karangjaya mayoritas bekerja pada sektor pertanian
yakni 4.914 orang, dan disusul buruh 1.522 orang. Sementara yang berprofesi
sebagai wairausahawan sebanyak 803, karyawan 258 orang dan PNS/TNI/POLRI
127 orang. Selengkapnya gambaran tersebut dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.
Tabel 3
Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Pekerjaan
Desa PNS/TNI/POLRI Karyawan Buruh Petani Peternak
Citalahab 9 8 52 483 7
Sirnajaya 29 29 126 2.076 4
Karangjaya 17 146 857 854 2
Karanglayung 72 75 487 1.501 1
Jumlah 127 258 1.522 4.914 14
Sumber :Kecamatan Karangjaya Dalam Angka 2016
Tabel 4
Lanjutan Tabel 3
Desa Wiraswasta Pelajar Tdk Bekerja Lainnya Jumlah
Citalahab 85 226 287 566 1.725
Sirnajaya 428 759 168 38 3.658
Karangjaya 133 129 336 393 2.839
Karanglayung 157 75 175 664 4.206
Jumlah 803 268 966 1.661 12.428
Sumber :Kecamatan Karangjaya Dalam Angka 2016
![Page 38: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/38.jpg)
29
A.4. Pemerintahan
Jumlah Desa di Kecamatan Karangjaya pada tahun 2016 adalah empat
desa, dengan 190 Perangkat, 24 Kedusunan, 36 Rukun Warga (RW) dan 96
Rukun Tetangga (RT). Komposisi Dusun, RW dan RT tersebut dapat ditelaah
pada tabel 2 berikut ini.
Tabel 5
Jumlah Dusun, RW dan RT
Tahun 2016
Desa Dusun RW RT
Citalahab 3 6 13
Sirnajaya 7 11 32
Karangjaya 6 12 24
Karanglayung 7 7 27
Jumlah 24 36 96
Sumber :Kecamatan Karangjaya Dalam Angka 2016
Sementara itu, komposisi secara keseluruhan perangkat desa bisa dilihat
pada tabel 6 berikut ini.
Tabel 6
Jumlah Pegawai Desa Menurut Jabatan dan Jenis Kelamin
Tahun 2016
Desa Laki-laki Perempuan Jumlah
Kepala Desa 4 - 4
Sekretaris Desa 4 - 4
Kasi Pemerintahan 3 1 4
Kasi Ekbang 4 - 4
Kasi Kesra 4 - 4
Kaur Keuangan 1 3 4
Kaur Administrasi 2 2 4
Kaur Umum 4 - 4
Kepala Dusun 23 - 23
Staf 2 - 2
Ketua RW 46 - 46
Ketua RT 94 1 95
Jumlah 192 6 198 Sumber :Kecamatan Karangjaya Dalam Angka 2016
![Page 39: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/39.jpg)
30
B. Pelaksanaan Kebijakan Dana Desa di Kecamatan Karangjaya
Pelaksanaan dana desa sebagai implementasi UU Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa diatur dalam PP Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas
PP Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN. Dalam
PP tersebut diatur mekanisme penyaluran dana desa didasarkan pada kinerja
penyerapan dan capaian output serta pengalihan penyaluran melalui Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) di daerah. Untuk penyaluran dari
Rekening Kas Umum Negara (RKUN) ke Rekening Kas Umum Daerah (RKUD)
ditentukan : Tahap I sebesar 60% paling cepat Maret dan paling lambat Juli,
dengan pesyaratan : (1) Perda APBD; (2) Perkada mengenai tata cara pembagian
dan realisasi penyerapan DD tahun sebelumnya; (3) Rata-rata capaian output
paling kurang 50%. Selanjutnya Tahap II sebesar 40%, paling cepat bulan
Agustus dengan persyaratan : (1) Laporan DD tahap I telah disalurkan ke
Rekening Kas Desa (RKD) paling kurang 90%; (2) Laporan DD tahap I telah
diserap oleh desa rata-rata paling kurang 75%; dan (3) Rata-rata capaian output
paling kurang 50%. Sementara itu penyaluran dari RKUD ke RKD diatur Tahap I
disalurkan 7 hari kerja setelah diterima di RKUD, dengan persyaratan : (1) Perdes
APB Desa; dan (2) Laporan realisasi penyerapan DD tahun anggaran sebelumnya.
Tahap II, disalurkan 7 hari kerja setelah diterima di RKUD, dengan persyaratan :
(1) Laporan penyerapan DD Tahap I menunjukkan rata-rata paling kurang 75%
dan (2) capaian output rata-rata paling kurang 50%.
Dari hasil pengamatan, studi dokumentasi dan wawancara dengan para
Sekretaris Desa di lingkungan Kecamatan Karangjaya, diperoleh gambaran
bahwa pelaksanaan penyerapan anggaran dana desa di empat desa lokasi
penelitian, pada dasarnya secara administratif telah dilaksanakan, walaupun belum
secara paripurna berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Terutama
Sementara itu penyaluran dari RKUD ke RKD diatur 7 hari kerja setelah diterima
persyaratan : (1) Perdes APB Desa; dan (2) Laporan realisasi penyerapan DD
tahun anggaran sebelumnya, dilapangan rata-rata bisa mencapai waktu 15 hari
kerja sehingga berdampak pada terlambatnya dimulainya pelaksanaan
![Page 40: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/40.jpg)
31
pembangunan. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan dana desa di Kecamatan
Karangjaya, maka akan disajikan gambaran dari masing-masing desa sebagai
berikut :
B.1. Desa Sirnajaya
Desa Sirnajaya merupakan desa yang terluas wilayahnya di Kecamatan
Karangjaya yakni1.172,54 Ha (31,03 %) dengan jumlah penduduk 3.648 orang
yang tersebar di tujuh kedusunan. Pada saat dana desa mulai digulirkan tahun
2015, Desa Sirnajaya telah mendapatkan dana desa sebesar 284.865.537 yang
langsung dialokasikan untuk membangun infrastuktur jalan yang sangat
dibutuhkan masyarakat. Walaupun pembangunannya baru bisa dilaksanakan pada
dua titik yang menghubungkan dua kedusunan/kampung prioritas yang memiliki
tanjakan dan turunan yang terjal dan sulit dilalui kendaraan yaitu jalan di
Kampung Cinangsi dengan dana Rp. 57.065.537 dan jalan di Kampung
Cibeunteur sebesar Rp. 227.800.000.
Pada tahun 2016, Desa Sirnajaya memperoleh dana desa dengan jumlah
dua kali lipat lebih dari tahun sebelumnya yakni Rp. 622.819.986. Dana desa
tersebut kembali digunakan untuk pembangunan infrastruktur jalan dengan empat
titik pembangunan dan hanya ada satu kegiatan lain, pelatihan kepala desa beserta
pelangkatnya. Secara lebih lengkap penggunaan dana desa tersebut adalah : a).
Pembangunan Jalan Sukajaya – Cibeunteur Rp.124.550.000; b). Pembangunan
Jalan Cinangsi Rp. 234.750.586; c). Pembangunan Jalan Legoksitu Kampung
Sukajaya Rp. 115.807.000; d). Pembangunan Jalan RT 16-18 Kampung Awiluar
Rp.133.334.000; dan e). Pelatihan Kades dan Perangkatnya Rp.14.378.400.
Selanjutnya tahun 2017, dana desa yang dialokasikan ke Desa Sirnajaya
kembali meningkat menjadi Rp. 804.207.850. Dana tersebut masih terus
diprioritaskan pada pembangunan infra jalan yakni : a). Pembangunan Jalan
Gunungsangkur Batas Kampung Sukasirna Rp. 101.779.200; b). Pembangunan
Jalan Balisuk Kampung Sukasirna Rp. 93.518.100; c) Pembangunan Jalan RT 15
![Page 41: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/41.jpg)
32
Kampung Awiluar Rp. 158.036.500; d). Pembangunan Jalan Gunungjantra-
Ciwareli Rp. 65.444.200; (e). Pembangunan Jalan Pasirtamiang Kampung
Cibeunteur Rp. 63.746.000; (f). Pembangunan Jalan Pasirjengkol – Girimekar
Rp. 251.683.850. Dari dana desa tersebut, ada sebagian kecil yang dialokasikan
pada kegiatan non infrastruktur jalan yakni penanaman Modal Badan Usaha Milik
Desa (BUMDes) sebesar 70.000.000, untuk kegiatan usaha penyewaan alat-lat
pesta.
Untuk lebih jelasnya keseluruhan jumlah dana desa yang diperoleh Desa
Sirnajaya beserta penggunaannya, dapat dilihat pada tabelberikut ini.
Tabel 7
Rincian Dana Desa 2015, 2016 dan 2017 beserta Pengunaannya
Desa Sirnajaya Kec. Karangjaya Kab. Tasikmalaya
No. Uraian Total Dana
(Rp)
Perkegiatan
(Rp)
1 Dana Desa Tahun 2015 284.865.537
a. Pemb Jln Pasirtamiang Kp. Cibeunteur 227.800.000
b. Pemb. Jln Sukasirna-Cinangsi 57.065.537
2 Dana Desa Tahun 2016 622.819.986
a. Pemb. Jln Sukajaya-Cibeunteur 124.550.000
b. Pemb. Jln Cinangsi 234.750.586
c. Pemb. Jln Legoksitu Kp. Sukajaya 115.807.000
d. Pemb. Jln RT 16-18 Kp Awiluar 133.334.000
Pelatihan Kades dan Perangkat 14.378.400
3 Dana Desa Tahun 2017 804.207.850
a. Pemb Jln Gunungsangkur Batas Kp.
Sukasirna 101.779.200
b. Pemb Jln Balisuk Kp. Sukasirna 93.518.100
c. Pemb Jln RT 15 Kp Awiluar 158.036.500
d. Pemb Jln Gunungjantra-Ciwareli 65.444.200
e. Pemb Jln Pasirtamiang Kp. Cibeunteur 63.746.000
f. Pemb Jln Pasirjengkol-Girimekar 251.683.850
g. Modal BUMDes 70.000.000 Sumber : Dokumen Sekretariat Kantor Desa Sirnajaya, 2017.
![Page 42: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/42.jpg)
33
Dari tabel tersebut meperlihatkan bahwa selama tiga tahun (2015, 2016
dan 2017) Desa Sirnajaya memperoleh dana desa dengan total Rp. 1.711.893.373.
Keseluruhan dana desa tersebut, hanya Rp.14.378.400 (08%) yang digunakan
kegiatan non-ekonomi yakni pelatihan kepala desa beserta perangkatnya.
Sedangkan 99,02 % nya dialokasikan pada kegiatan yang sangat berdampak pada
perekonomian desa yaitu pembangunan infrastruktur jalan dan penanaman modal
badan usaha milik desa. Dari perspektif ekonomi, pembangunan infrastruktur
jalan akan berdampak pada kelancaran mobilitas orang, distribusi barang,
meningkatkan efisiensi biaya transportasi, dan pada gilirannya akan mendorong
perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Begitu pula
penanaman modal BUMDes, merupakan pilihan yang baik dan memiliki
pengaruh yang signifikan untuk menggerakkan ekonomi masyarakat pedesaan.
B.2. Desa Karangjaya
Luas wilayah Desa Karangjaya 797,47 Ha dengan jumlah penduduk 2.868
yang tersebar di 6 Kedusunan, 12 RW dan 24 RT. Desa Karangjaya merupakan
tempat pusat pemerintahan Kecamatan Karangjaya, karena posisinya yang berada
ditengah-tengah diantara desa-desa lainnya. Pada Tahun 2015, sejak pertama kali
kebijakan dana desa dikeluarkan pemerintah pusat melalui APBN, Desa
Karangjaya memperoleh dana desa sebesar Rp. 281.276.532. Sebagaimana halnya
Desa Sirnajaya, dana desa tersebut langsung dialokasikan untuk pembangunan
infrastruktur jalan di lima titik yaitu pembangunan jalan desa Dusun
Rancagembor, Dusun Setiamulya, Dusun Ciaren, Dusun Sukarapih dan
pembangunan jalan setapak Dusun Cisarana. Tentu, pembangunan infrastuktur
jalan memiliki peranan yang sangat srategis bagi kehidupan masyarakat dalam
rangka mendorong perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
Dana desa tahun 2016 diperoleh Desa Karangjaya sebesar Rp.
479.064.245. Dana tersebut, kembali dialokasikan pada pembangunan
infrastruktur jalan yaitu : melanjutkan pembangunan jalan desa di Dusun
Curuglandung, Dusun Sukarapih, Dusun Rancagembor dan Dusun Cisarana.
Selain itu juga dibangun jalan setapak dan saluran air. Begitu pula pada tahun
![Page 43: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/43.jpg)
34
2017, dari dana desa yang diperoleh Desa Karangjaya sebesar Rp. 791.216.900
diprioritaskan kembali untuk melanjutkan infrastruktur jalan yaitu :
pembangunan jalan desa Dusun Curuglandung, Dusun Setiamulya, Dusun Ciaren,
pembangunan jalan pesantren Dusun Ciaren, Dusun Sukarapih, Dusun Cisarana,
jalan Setapak Rancagembor, Pembangunan Jembatan Pacargantung, serta
pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) RT 24 dan 002, serta penanaman
002 Modal BUMDES. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 8
Rincian Dana Desa 2015, 2016 dan 2017 beserta Pengunaannya
Desa Karangjaya Kec. Karangjaya Kab. Tasikmalaya
No. Uraian Total Dana
(Rp)
Perkegiatan
(Rp)
1 Dana Desa Tahun 2015 281.276.532
a. Pemb Jln Desa Dusun Rancagembor 91.800.000
b. Pemb Jln Desa Dusun Setiamulya 21.000.000
c. Pemb Jln Desa Dusun Ciaren 112.000.000
d. Pemb Jln Desa Dusun Sukarapih
41.476.532
e. Pemb Jln Setapak Dusun Cisarana 15.000.000
2 Dana Desa Tahun 2016 479.064.245
a.Pemb Jln Desa dan Pelengkap
167.250.000
a.Pemb Jln Desa Dusun Curuglandung 150.000.000
b.Pemb Jln Setapak 30.000.000
c.Pemb Jln Desa Dusun Sukarapih
21.188.000
d.Pemb Jln Dusun Rancagembor 95.625.000
e.Pemb Jln Dusun Cisarana 70.000.000
g.Pemb. Jln dan Saluran Air 80.001.245
3 Dana Desa Tahun 2017 791.216.000
a. Pemb Jln Dusun Setiamulya 175.172.000
k. Pemb Jln Desa Dusun Curuglandung
172.032.000
j. Pemb Jln Desa Dusun Ciaren
33.798.000
k. Pemb Jln Pesantren Dusun Ciaren
33.798.000
j. Pemb Jln Dusun Sukarapih
50.399.000
k. Pemb Jln Dusun Cisarana
34.648.000
![Page 44: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/44.jpg)
35
j. Pemb Jln Setapak Rancagembor
50.000.000
k. Pemb Jembatan Pacargantung
92.845.000
l.Pemb TPT RT 24
53.287.000
m.Pemb TPT RT 002
45.237.900
o.Modal BUMDES 50.000.000
Sumber : Dokumen Sekretariat Kantor Desa Karangjaya, 2017.
B.3. Desa Karanglayung
Desa Karanglayung memiliki jumlah penduduk yang paling banyak diatara
desa-desa lain di wilayah Kecamatan Karangjaya yakni sejumlah 4.206 orang,
dengan luas wilayah 988,12 Ha. Jumlah penduduk tersebut tersebar di 7
Kedusunan, 7 RW dan 27 RT. Pada tahun 2016, Desa Karanglayung memperoleh
dana desa sebesar 618.910.297. Sejumlah dana tersebut sebagaimana desa
lainnya, penggunaannya masih diprioritaskan pada pembangunan infra struktur
jalan yaitu : pembangunan jalan desa Dusun Karangpaningal dan Dusun Citambal
dikombinasikan dengan pembangunan tembok penahan tanah (TPT).
Pembangunan TPT tersebut dimaksudkan agar jalan tidak longsor serta tidak
kena longsoran tanah. Adapun TPT yang dibangunan dari dana desa
Karanglayung 2016, adalah : TPT Dusun Kertajaya RT 09, TPT Dusun
Kertajaya RT 11, dan TPT Dusun Kertajaya RT 12. Ada satu kegiatan
pembangunan non jalan yakni pembangunan TK Dusun Citambal, yang juga
merupakan usulan masyarakat guna meningkatkan kualitas pendidikan
masyarakat.
Sementara itu pada tahun 2017, prioritas penggunaan dana desa di
Karanglayung tetap masih pada pembangunan infrastruktur jalan. Dari jumlah
dana desa sebesar Rp. 792.427.800, mayoritas dialokasikan pada pembangunan
jalan yakni : pembangunan jalan desa Dusun Karangsirna, Dusun Ciherang,
Dusun Citambal, Dusun Pananjung RT 07, Dusun Karangpaningal. Untuk
mendukung ketahanan jalan, maka dibangun pula tembok penyangga tanah yakni
TPT Dusun Citambal RT 17, TPT Dusun Kertajaya RT 09, TPT Dusun Kertajaya
RT 11 dan TPT Dusun Karangsirna. Adapun kegiatan pembangunan non
![Page 45: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/45.jpg)
36
infrastruktur jalan, hanya ada dua titik yaitu : pembangunan Pos Yandu Dusun
Citambal dan Pos Yandu Dusun Karangpaningal. Selengkapnya rincian
pelaksanaan dana desa di Desa Karanglayung dapat ditelaah dari tabel berikut ini.
Tabel 9
Rincian Dana Desa 2016 dan 2017 beserta Pengunaannya
Desa Karanglayung Kec. Karangjaya Kab. Tasikmalaya
No. Uraian Total Dana
(Rp)
Perkegiatan
(Rp)
1 Dana Desa Tahun 2016 618.910.297
a. Pemb Jln Desa Dusun Karangpaningal 328.125.000
b. Pemb Jln Desa Dusun Citambal 65.625.000
c. Pemb TK Dusun Citambal 131.410.297
d. Pemb TPT Dusun Kertajaya RT 09
16.168.000
e. Pemb TPT Dusun Kertajaya RT 11 49.852.000
f. Pemb TPT Dusun Kertajaya RT 12 27.730.000
2 Dana Desa Tahun 2017 792.427.800
a.Pemb Jln Dusun Karangsirna 32.306.250
b.Pemb Jln Dusun Ciherang 196.875.000
c.Pemb Jln Dusun Pananjung RT 07
131.250.000
d.Pemb Jln Desa Dusun Citambal 71.875.000
e.Pemb Pos Yandu Dusun Citambal 32.873.275
g.Pemb. Pos Yandu Dusun Karangpaningal 32.873.275
h.Pemb Jln Desa Dusun Karangpaningal 21.875.000
i.Pemb TPT Dusun Citambal RT 17 30.000.000
j. Pemb TPT Dusun Kertajaya RT 09 33.050.000
k. Pemb TPT Dusun Kertajaya RT 11
10.700.000
l. Pemb TPT Dusun Karangsirna
17.500.000
m.Modal BUMDES 5.000.000
Sumber : Dokumen Sekretariat Kantor Desa Karanglayung, 2017.
B.4. Desa Citalahab
Desa Citalahab memiliki luas wilayah 826, 14 Ha dengan jumlah
penduduk paling sedikit dibanding dengan desa-desa lainnya dilingkungan
Kecamatan Karangjaya yakni 1.725 orang. Jumlah penduduk tersebut tersebar di
3 kedusunan, 6 RW dan 13 RT. Pada tahun 2016 Desa Citalahab memperoleh
![Page 46: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/46.jpg)
37
dana desa sebesar Rp. 602.360.384, dengan prioritas sama dengan desa-desa
lainnya yakni pembangunan infrastruktur jalan. Pembangunan jalan dilakukan di
tiga kedusunan yakni pembangunan jalan desa di Dusun Sukamaju, Cintaasih dan
Kalangsari, disertai dengan pembangunan tembok penyangga tanah agar jalan
stabil dan tidak rawan longsor.
Pada tahun 2017, Desa Citalahab memperoleh dana desa sebsar
726.840.000. Dana tersebut kembali diprioritaskan untuk melanjutkan
pembangunan infrastruktur di tiga kedusunan dikombinasikan dengan
pengembangan ekonomi melalui penanaman modal untuk BUMDes. Selain itu
juga dibangun posyandu, saluran air, sarana olah raga, dan sarana pemakaman.
Selengkapnya detail kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 10
Rincian Dana Desa 2016 dan 2017 beserta Pengunaannya
Desa Citalahab Kec. Karangjaya Kab. Tasikmalaya
No. Uraian Total Dana
(Rp)
Perkegiatan
(Rp)
1 Dana Desa Tahun 2016 602.360.384
a. Pemb Jln Desa Dusun Sukamaju 228.125.000
b. Pemb Jln Desa Dusun Cintaasih 165.625.000
c. Pemb Jln Desa RT 010 RW 006 131.410.384
d. Pemb Jln Desa RT 011 RW 003
116.168.000
e. Pemb Jln Desa Ciastana RT 005 RW 002 49.852.000
f. Pemb Jln Desa Dusun Kalangsari 47.830.000
2 Dana Desa Tahun 2017 726.840.000
a. Pemb Jln Desa Dusun Sukamaju 122.306.000
b. Pemb Jln Desa Dusun Cintaasih 121.535.000
c.Pemb Jln Dusun Kalangsari
121.250.000
d.Pemb Jln Desa Ciastana 101.875.000
e.Pemb Pos Yandu RT 002/001 32.873.000
g.Pemb TPT Puskesmas 32.873.000
h.Pemb TPT Jln Lingkungan RT 004/004 21.875.000
i.Pemb Pipanisasi Selokan Cipageur 30.000.000
j. Pemb Sarana Olah Raga Desa Citalahab 33.050.000
![Page 47: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/47.jpg)
38
k. Pemb Jln Setapak RT 01/01
31.700.000
l. Pemb Jln Setapak ke Tempat Pemakaman
27.500.000
m.Modal BUMDES 50.000.000
Sumber : Dokumen Sekretariat Kantor Desa Karanglayung, 2017.
Dari keseluruhan gambaran pelaksanaan dana desa di Desa Sirnajaya,
Desa Karangjaya, Desa Karanglayung dan Desa Citalahab secara umum telah
terlaksana dengan baik. Hal tersebut secara administratif dapat dipahami karena
pencairan dana desa yang sudah dialokasikan APBN ke rekening desa melalui
rekening pemerintah kabupaten cukup sederhana yakni hanya dipersyaratkan
adanya Perdes APB Desa disertai laporan realisasi penyerapan DD tahun
sebelumnya. Secara prosedur formal, dengan telah dicairkannya dana desa tahun
2016 dan 2017, maka tentu persyaratan tersebut telah dipenuhi.
Namun demikian secara substansial perlu ditelaah apakah APB Desa
sebagai landasan pelaksanaan dana desa sudah disusun melalui tahapan seperti
diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 114
Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa. Dimana dana desa sebagai
salah satu sumber pendapatan desa yang sangat dominan maka pengelolaannya
harus dilakukan dalam kerangka pengelolaan keuangan desa, berdasarkan asas-
asas : transparan, akuntabel, partisipatif, tertib dan disiplin anggaran seperti
ditegaskan dalam Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Keuangan Desa. Dalam peraturan tersebut pengelolaan keuangan desa, secara
pokok meliputi : (1) Tahap perencanaan, diawali dari musyawarah perencanaan
pembangunan (Musrenbang) tingkat dusun dan masuk proses perencanaan
pembangunan tingkat desa yang diselenggarakan pemerintah desa, BPD dan
unsur masyarakat secara partisipatif guna memanfaatkan dan mengalokasikan
sumber daya desa dalam rangka mencapai tujuan pembangunan desa. Prioritas
penggunaan dana desa ditetapkan dalam musyawarah desa antara BPD, dengan
mengacu pada RPJM Desa, Pemdes dan unsur-unsur masyarakat. Perencanaan
pembangunan desa disusun secara berjangka melalui Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun dan Rencana
![Page 48: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/48.jpg)
39
Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut Rencana Kerja Pemerintah Desa,
yang merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, Rencana Kerja Pemerintah Desa
dan APB Desa ditetapkan dengan Peraturan Desa. (2) Tahap pelaksanaan, dengan
telah disyahkannya APD Desa maka selanjutnya dilaksanaan penerimaan dan
pengeluaran dana desa dalam rekening Kas Desa. (3) tahap penatausahaan,
dimana setiap penerimaan dan pengeluaran wajib dilakukan pencatatan oleh
Bendahara Desa dalam Buku Kas Umum, Buku Kas Pembantu Pajak dan Buku
Bank. (4) Tahap pelaporan dan pertanggungjawaban, laporan pertanggungjawaban
realisasi pelaksanaan APB Desa disampaikan setiap akhir tahun anggaran
ditetapkan dengan Peraturan Desa.
Berdasarkan hasil studi dokumentasi, pengamatan di lapangan dan
wawancara dengan berbagai pihak diperoleh gambaran bahwa substansi
pelaksanaan seperti diatur Permendagri No. 114 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pembangunan Desa dan Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa, di Desa Sirnajaya, Karangjaya, Karanglayung, dan
Citalahab telah dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut dapat diamati dari
penerapan prinsip transparansi pengelolaan keuangan yang terbuka luas kepada
seluruh lapisan masyarakat dan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan
dan pengawasan pembangunan begitu luas. Keadaan tersebut berdampak pada
kualitas pembangunan yang sangat baik, dimana jalan-jalan cor yang dibangun
memperlihatkan komponen semen perekat yang sangat memadai serta memiliki
kualitas jalan yang kokoh dan handal.
Agar desa dapat melaksanakan kewenangannya dan mengelola dana desa
dengan lebih baik lagi sehingga benar-benar dapat meningkatkan perekonomian
dan kesejahteraan masyarakat, maka diadakan pendampingan desa sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pendampingan
Desa. Pendampingan Desa adalah kegiatan untuk melakukan tindakan
![Page 49: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/49.jpg)
40
pemberdayaan masyarakat melalui asistensi, pengorganisasian, pengarahan dan
fasilitasi Desa. Pasal 12 Pendamping Desa melaksanakan tugas mendampingi
desa, meliputi: (a) mendampingi desa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pemantauan terhadap pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa; (b)
mendampingi desa dalam melaksanakan pengelolaan pelayanan sosial dasar,
pengembangan usaha ekonomi desa, pendayagunaan sumber daya alam dan
teknologi tepat guna, pembangunan sarana prasarana desa, dan pemberdayaan
masyarakat desa; (c) melakukan peningkatan kapasitas bagi pemerintahan desa,
lembaga kemasyarakatan desa dalam hal pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat desa; (d) melakukan pengorganisasian di dalam kelompok-kelompok
masyarakat desa; (e) melakukan peningkatan kapasitas bagi Kader Pemberdayaan
Masyarakat Desa (KPMD) dan mendorong terciptanya kader-kader pembangunan
desa yang baru; (f) mendampingi desa dalam pembangunan kawasan perdesaan
secara partisipatif; dan (g) melakukan koordinasi pendampingan di tingkat
kecamatan dan memfasilitasi laporan pelaksanaan pendampingan oleh Camat
kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Adapun tujuan dari adanya kegiatan
pendampingan desa adalah: (a) meningkatkan kapasitas, efektivitas dan
akuntabilitas pemerintahan desa dan pembangunan desa; (b) meningkatkan
prakarsa, kesadaran dan partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan desa
yang partisipatif; (c) meningkatkan sinergi program pembangunan desa
antarsektor; dan (d) mengoptimalkan aset lokal desa secara emansipatoris.
Namun demikian, berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan
wawancara dengan berbagai pihak diperoleh gambaran bahwa peran pendamping
desa belum berjalan dengan baik, bahkan dapat dikatakan kurang berperan dengan
kapasitas pendampingan yang rendah.
![Page 50: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/50.jpg)
41
C. Efektivitas Kebijakan Dana Desa dalam Peningkatan Perekonomian
Masyarakat Desa.
Untuk menganalis Efektivitas Kebijakan Dana Desa dalam Peningkatan
Perekonomian Masyatakat Desa, maka ditelaah melalui pencapaian tujuan
kebijakan Dana Desa yaitu meliputi : 1). Peningkatan Pendapatan Masyarakat, 2).
Penyerapan Tenaga Kerja Desa, 3). Peningkatan Jumlah Pedagang, 4). Kelancaran
Distribusi Barang Ekonomi dan 5) Stabilitas Harga.
Berikut ini dianalisis kelima indikator pencapaian tujuan tersebut sebagai
bagian dari Efektivitas Kebijakan Dana Desa.
C.1. Peningkatan Pendapatan Masyarakat
Pendapatan adalah sebagai jumlah penghasilan yang diterima oleh para
anggota masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa atau faktor-
faktor produksi yang telah disumbangkan( Reksoprayitno. 2004: 79). Sedangkan
menurut Tohar (2003) dalam Kusmawardhani (2014) diakses dari
(https://www.hestanto.web.id/teori-pendapatan-ekonomi, tanggal 4 Januari 2018,
diakses tanggal 1 Oktober 2018) pendapatan perseorangan adalah jumlah
pendapatan yang diterima setiap orang dalam masyarakat yang sebelum dikurangi
transfer payment. Transfer Payment yaitu pendapatan yang tidak berdasarkan
balas jasa dalam proses produksi dalam tahun yang bersangkutan.
Sedangkan pendapatan menurut perolehannya dibedakan menjadi dua,
yaitu: Pendapatan Kotor dan Bersih. Pendapatan kotor yaitu pendapatan yang
diperoleh sebelum dikurangi pengeluaran dan biaya–. Biaya. Pendapatan bersih
yaitu pendapatan yang diperoleh sesudah dikurangi pengeluaran dan biaya-biaya.
Peningkatan pendapatan masyarakat adalah ada peningkatan sejumlah
penghasilan yang diterima masyarakat, dalam bentuk pendapatan bersih, baik
harian, bulanan ataupun tahunan, sesuai dengan bidang usaha masing-masing.
Dari hasil wawancara dan pengamatan langsung, menunjukkan bahwa
hasil pembangunan dari Dana Desa terlihat jelas dengan adanya pembangunan
infrastruktur, sehingga secara tidak langsung dapat dirasakan manfaatnya oleh
![Page 51: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/51.jpg)
42
masyarakat, termasuk dalam peningkatan pendapatan masyarakat secara tidak
langsung.
Salah satu dampak peningkatan pendapatan masyarakat secara tidak
langsung adalah kemudahan dalam membawa hasil-hasil perkebunan seperti
kareta, cengkeh, kayu abasiah, kayu mahoni. Sebelum jalan dibangun, masyarakat
harus memikul dan ongkos pengangkutan juga mahal, karena melewati jalan
rusak, sehingga biaya yang dikeluarkan lebih mahal, dengan demikian, jumlah
pendapatan menjadi sedikit (kecil). Sedangkan sekarang, kendaraan dapat dengan
mudah dan lancar membawa hasil perkebunan masyarakat, sehingga ongkos
pengangkutan menjadi murah dan keuntungan sebagai pendapatan bersih lebih
besar. Hal ini didukung dari hasil wawancara dengan Komar warga Desa
Citalahap (Wawancara, tanggal 7 Mei 2018) berikut ini :
Itu dulu mah kan itu perkebunan, jadi dulu kan kalo bawa hasilnya
mah harus dipikul, kan berat, ongkosnya juga mahal. Kalo
sekarang mah mobil bisa masuk langsung. Jadi kan ongkosnya
beda.
Kelancaran transportasi juga dikemukakan Eri Mandra S, Sekretaris Desa
Citalahap (Wawancara, Tanggal 7 Mei 2018 di Desa Citalahap) bahwa “pertanian
jadi lancar, hanya ada kendala jalan yang menuju Ciamis (kabupaten) belum
dibangun, masih rusak, karena itu urusan kabupaten”.
Adanya pembangunan infrastruktur (jalan) memudahkan masyarakat
membawa hasil panen ke pasar dan memperoleh informasi tentang pertanian
(Wawancara dengan Mayasarimanah, Kaur Bagian Umum, Tanggal 7 Mei 2018
di Desa Sirnajaya). Selain itu, dapat meningkatan pendapatan masyarakat secara
otomatis, dikemukakan juga oleh Mamat Surahmat, Kepala Wilayah (Kawil)
Desa Sirnajaya, dulu disebut sebagai Kepala Dusun (Wawancara, Tanggal 7 Mei
2018), sebagai berikut :
pasti, karena itu otomatis, kalo infrastruktur jalan, pasti ekonomi
masyarakat maju, jadi kan sekarang jalanan udah banyak dibangun
jadi masyarakat sudah enak kalo mau bawa bahan-bahan, motor
juga udah enak lewatnya, jadi ya lebih mudah dan lebih cepat juga
kalo pake kendaraan.
![Page 52: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/52.jpg)
43
Apabila dihitung secara kuantitas, peningkatan pendapatan masyarakat
memang belum 100 % (Wawancara dengan Uus Nedar, Sekdes, tanggal 7 Mei
2018 di Desa Sirnajaya). Pernyataan Nedar sebagai wakil dari Pemerintah Desa ,
menunjukkan kejujuran dari aparat pemerintah desa. Meskipun demikian, menurut
peneliti, peningkatan pendapatan tetap ada, meskipun belum optimal. Namun
kalau diamati pernyataan Aam Hamza, anggota Karang Taruna Desa Sirnajaya
bahwa “waktu jalan rusak, biaya transportasi atau ongkos ojek Rp.50.000, tetapi
sejak jalan dibangun, ongkos ojek hanya Rp.10.000” (Wawancara Tanggal 7 Mei
2018 di Desa Sirnajaya), maka secara real (kuantitas), peningkatan pendapatan
masyarakat sudah dapat dihitung atau dilihat, karena “terasa harganya adanya
pembangunan jalan, harga jadi lebih murah, dulu ongkos angkutnya tinggi,
sekarang gampang jadi murah” demikian diungkapkan Hi Khomaruddin, anggota
MUI Kecamatan Karangjaya (Wawancara tanggal 7 Mei 2018 di Desa Sirnajaya).
Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa kebijakan Dana Desa di
Kecamatan Karangjaya efektif dalam peningkatan perekonomian masyarakat
desa, khususnya dari sisi peningkatan pendapatan masyarakat. Hal ini sesuai
dengan penjelasan Efektivitas yang dikemukakan (Siagian, 2007: 24) bahwa
efektifitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang
telah ditetapkan. Deemikian pula efektifitas kebijakan Dana Desa di Kecamatan
Karangjaya dalam meningkatkan perekonomian masyarakat, telah memenuhi
indikator Efektivitas yang dikemukakan Mahmudi (2005: 92), yaitu meliputi :
Pertama, Kontribusi Kebijakan, dalam hal ini terdapat kontribusi kebijakan Dana
Desa dengan membangun infrastruktur (jalan) bagi masyarakat Kecamatan
Karangjaya. Kedua, Pencapaian Sasaran. Kebijakan Dana Desa di Kecamatan
Karangjaya telah mencapai sasaran, yaitu pembangunan-pembangunan yang
dilaksanakan, terutama pembangunan infrastruktur (jalan). Ketiga, Intensitas yang
Dicapai, yaitu banyaknya pembangunan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah
Desa di Kecamatan Karangjaya. Keempat, Penilaian Pencapaian Tujuan. Dengan
adanya pembangunan infrastruktur (jalan) membuat transportasi lancar dan
![Page 53: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/53.jpg)
44
Kelima, Tingkat Kepuasan, masyarakat di Kecamatan Karangjaya merasa puas
dengan kelancaran transportasi, karena mereka mudah mengangkut hasil-hasil
perkebunan (hasil panen) menuju pasar. Dengan demikian, dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat.
C.2. Penyerapan Tenaga Kerja Masyarakat Desa
Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga kerja yang
digunakan dalam suatu unit usaha tertentu atau dengan kata lain penyerapan
tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam suatu unit usaha.
Dalam penyerapan tenaga kerja ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal tersebut antara lain tingkat
pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, pengangguran dan tingkat bunga
(Zamrowi, M. Taufik.2007).
Namun dalam penelitian ini, yang dimaksud penyerapan tenaga kerja
bukan untuk perusahaan, tetapi pada proyek pembangunan yang dibiayai oleh
Dana Desa dan ditangani oleh Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) yang berada pada
setiap Pemerintah Desa.
Kebijakan Dana Desa yang turun di kecamatan Karangjaya, ternyata tidak
hanya membawa manfaat bagi Pemerintah Desa, tetapi juga secara invidual,
karena dengan Dana Desa, pembangunan yang dilaksanakan telah menyerap
tenaga kerja dari masyarakat di desa-desa Kecamatan Karangjaya. Hal ini
dikemukan oleh Komar, warga Desa Citalahap (Wawancara tanggal 7 Mei 2018)
bahwa “ iya masyarakat terlibat, kan masyarakat juga yang mengerjakan”.
Pelibatan tenaga kerja di Desa Citalahap, tidak sekedar gotong royong,
tetapi dibayar per orang sebesar Rp. 20.000 untuk pembangunan jalan dusun dan
Rp. 40.000 per orang untuk jalan desa (Wawancara dengan Eri Mandra S
(Sekretaris Desa, Tanggal 7 Mei 2018 di Desa Citalahap). Pembayaran ini,
tergantung kepada lingkungan (RT), apakah akan diberikan uang atau makan,
demikian tutur Eri Mandra S. Jumlah tenaga yang diserap sekitar 50 orang
perproyek padat karya. Bahkan bisa sampai “100 orang lebih per proyek, karena
![Page 54: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/54.jpg)
45
masyarakat antusias dan siap sedia (Wawancara dengan Mayasarimanah, Kaur
Bagian Umum, Tanggal 7 Mei 2018 di Desa Sirnajaya, karena ada Hari Orang
Kerja (HOK) kata Uus Nedar, Sekdes (Wawancara, tanggal 7 Mei 2018 di Desa
Sirnajaya).
Penyerapan tenaga kerja dari masyarakat ini justru saling menguntungkan,
baik bagi pedagang, petani maupun masyarakat lainnya, karena pembangunan
yang dilaksanakan merupakan aspirasi masyarakat dan hasil akhir untuk
masyarakat juga. Selain itu, dengan menggunakan tenaga kerja local, justru lebih
mudah aksesnya kata Mamat Surahmat, Kepala Wilayah (Kawil) Desa Sirnajaya
(Wawancara Tanggal 7 Mei 2018). Maksudnya tenaga local mudah diperoleh,
tidak perlu mencari tenaga dari luar dan efisien, karena murah, tidak mahal biaya
yang harus dikeluarkan untuk tenaga pengerjaannya.
Hasil wawancara dengan Aam Hamza, anggota Karang Taruna (Tanggal 7
Mei 2018 di Desa Sirnajaya) dikatakan bahwa dalam melaksanakan pembangunan
di desa dari Dana Desa, tenaga yang diserap ada dua kategori, yaitu tenaga ahli
(tukang) yang dibayar sesuai dengan keahliannya dan tenaga swadaya masyarakat
yang sukarela membantu tetapi dikasih makan dan minum. Adanya tenaga
swadaya masyarakat ini menunjukkan bahwa sifat sosial masyarakat masih tinggi
dan bersedia saling membantu.
Penyerapan tenaga local sangat dimanfaatkan oleh Pemerintah Desa, agar
pekerjaan pembangunan tidak dikerjakan orang luar, sehingga mulai dari tenaga
kerja sampai pimpinan proyek, semuanya berasal dari orang desa sendiri
(Wawancara dengan Hi Khomaruddin anggota MUI Kecamatan, tanggal 7 Mei
2018 di Desa Sirnajaya).
Penyerapan tenaga kerja yang banyak, menunjukkan bahwa tingkat
partisipasi masyarakat dalam pembangunan bagus, apalagi dilandasi nilai gotong
royong bersama masyarakat untuk menyelesaikan suatu pembangunan.
Kegotongroyongan ini disampaikan pula oleh Pepen Suhendi, Kawil (Kadus)
Desa Karanglayung (wawancara tanggal 6 Mei 2018). Berikut petikannya :
![Page 55: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/55.jpg)
46
iya jelas kebanyakan dari swadaya itu juga masyarakat semuanya
masyarakat pada gotong royong. Gak semua swadaya, kalo tenaga
ahli nya mah dapet (dibayar), cuma kalo masyarakat mah bantu
bantu aja gotong royong gitu kalo sampe sore paling masyarakat
palingan sampe tengah hari untuk gotong royongnya.
Meskipun tidak dibayar dan hanya setengah hari, tetap antusias untuk
membangun pada masyarakat Desa di Kecamatan Karangjaya dapat dikatakan
bagus.
Penyerapan tenaga kerja sebagai bagian dari peningkatan ekonomi
masyarakat, akibat kebijakan Dana Desa yang dikucurkan pemerintah pusat
kepada pemerintah desa di Kecamatan Karangjaya, dapat dikatakan efektif, karena
usulan pembangunan berasal dari masyarakat, dikerjakan oleh masyarakat dan
hasilnya dapat dirasakan oleh masyarakat itu sendiri. Hal ini sesuai dengan salah
satu aspek efetivitas yang dikemukakan Muasaroh (2010: 13) dalam
literaturbook.blogspot.co.id, diakses tanggal 1 Oktober 2017, yaitu Aspek
rencana atau program, yaitu apabila seluruh rencana dapat dilaksanakan, maka
rencana atau program tersebut dikatakan efektif. Artinya pembangunan
infrastruktur di setiap desa Kecamatan Karangjaya merupakan keinginan
(aspirasi) yang direncanakan masyarakat, kemudian dikerjakan bersama dengan
masyarakat, sehingga dapat dirasakan bersama manfaatnya.
C.3. Kenaikan Jumlah Pedagang di Desa
Jumlah kenaikan pedagang di desa maksudnya adalah semakin banyak
masyarakat yang berdagang atau semakin banyak jumlah para pedagang yang
berdatangan di desa tersebut. Intinya baik pedagang intenal maupun eksternal
terjadi kenaikan jumlah di desa.
Implikasi dari pembangunan infrastruktur (jalan) sangat dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat desa Kecamatan Karangjaya, termasuk kenaikan
jumlah pedagang sebagai salah satu indicator peningkatan ekonomi masyarakat.
Hal ini dapat dilihat dari jumlah warung yang ada di Desa Citalahap. Menurut Eri
Mandra S, Sekretaris Desa (Wawancara Tanggal 7 Mei 2018 di Desa Citalahap),
![Page 56: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/56.jpg)
47
“warung tambah banyak dari 25 buah pada tahun 2014 menjadi 85 buah tahun
2017”, jadi jumlahnya bertambah. Pertambahan ini didukung adanya perbaikan
jalan yang lebih baik dan lancar.
Selian itu, “apabila jalan rusak, maka masyarakat sulit memasarkan hasil
pertanian seperti kelapa, gula aren” kata Eri Mandra S (wawancara tanggal 7 Mei
2018 di Desa Citalahap), sehingga menyulitkan para pedagang untuk menjual
dagangannya ke pasar, karena masalah transportasi sangat urgen bagi masyarakat
desa.
Pengaruh kelancaran transportasi terhadap pedagang, baik kecil maupun
besar dikemukakan oleh Komar, warga Desa Citalahap (Wawancara tanggal 7
Mei 2018, di Desa Citalahap) sebagai berikut :
Iya nambah, itu kaya (seperti) pedagang kayu kan juga nambah,
pedagang kecilnya kan juga udah nambah, kan jalannya udah enak.
Pertambahan jumlah pedagang tidak hanya secara internal dari masyarakat
desa itu, melainkan pedagang dari luar juga banyak yang berdatangan ke desa,
seperti pedagang tahu bulat, pedagang cilok, pedagang sayuran dan perabotan
dengan membawa motor, setelah jalan desa dan dusun di bangun, demikian hasil
wawancara dengan Mayasarimanah, Kaur Bagian Umum (Tanggal 7 Mei 2018 di
Desa Sirnajaya). Apa yang dikatakan Mayasarimanah, juga didukung oleh Hi
Khomaruddin, anggota MUI Kecamatan Karangjaya (Wawancara tanggal 7 Mei
2018 di Desa Sirnajaya) dan ditambahkan Hi Khomaruddin bahwa jumlah orang
yang berwiraswasta semakin banyak.
Demikian pula apa yang dikemukakan oleh Pepen Suhendi, Kawil (Kadus)
Desa Karanglayung (wawancara tanggal 6 Mei 2018), pertambahan pedagang di
desa menjadi ramai setelah pembangunan jalan menjadi baik. Berikut petikan
wawancara :
Iya itu pedagang pedagang yang eceran nyampe sekarang mah ke
kampung. Dulu mah enggak, boro boro sekarang mah pada
nyampe pedagang eceran yang syur sayur itu jadi sekarang mah
nyampe. Mobil juga nyampe ke pelosok pelosok.
![Page 57: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/57.jpg)
48
Hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa para pedagang banyak yang
berdatangan ke desa, dikarenakan jalan yang dicor sudah bagus dan mudah
dilewati, sehingga tidak hanya pedagang kecil (menggunakan grobal), tetapi
pedagang sedang yang menggunakan roda empat juga masuk sampai ke pelosok-
pelosok.
Dapat dikatakan mobilitas kendaraan dari luar cukup intens menuju
Kabupaten Ciamis terutama melalui Desa Sirnajaya, karena jalan Desa Sirnajaya
merupakan jalan tembus yang lebih dekat menuju Kabupaten Ciamis.
Dengan demikian, kebijakan Dana Desa efektif meningkatkan ekonomi
masyarakat desa, terutama terdapat kenaikan jumlah pedagang di desa-desa
Kecamatan Karangjaya akibat dari pembangunan inftrastruktur.
C.4. Kelancaran Distribusi Barang Ekonomi
Pengertian Distribusi adalah kegiatan ekonomi yang menjembatani
kegiatan produksi dan konsumsi. Berkat distribusi barang dan jasa dapat sampai
ke tangan konsumen. Dengan demikian kegunaan dari barang dan jasa akan lebih
meningkat setelah dapat dikonsumsi (http://www.nafiun.com/2013/05/pengertian-
distribusi-tujuan-fungsi diakses 1 Oktober 2018). Kelancaran Distribusi barang
ekonomi dapat diartikan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat desa mudah
atau cepat diperoleh ketika diperlukan.
Salah satu tujuan pembangunan infrastruktur jalan membuat kelancararan
distribusi ekonomi dan di desa-desa Kecamatan Karangjaya, tujuan tersebut telah
tercapai, sebagaimana dikemukakan Komar, salah seorang warga Desa Citalahap
(wawancara tanggal 7 Mei 2018) berikut ini:
Tanya : Kalo begitu, jalan yang dibangun itu mampu meingkatkan
perekonomian ya pak ?.
Jawab : iya sangat terasa, terutama masalah ongkos, kan jadi lebih
murah, kalo dulu kan ada ongkos angkut, gitu-gitu, kalo sekarang
kan bisa jalan sendiri.
![Page 58: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/58.jpg)
49
Kelancaran transportasi ini juga diakui oleh Sekretaris Desa Citalahap,
hanya ada sedikit hambatan ketika melalui jalan yang masih rusak menuju
Kabupaten Ciamis (Wawancara dengan Eri Mandra S, Tanggal 7 Mei 2018 di
Desa Citalahap). Seharusnya jalan ini dibangun oleh Pemerintah Kabupaten
Ciamis, tetapi sampai saat ini belum dibangun. Berdasarkan pengamatan, memang
sebagian jalan menuju Desa Citalahap masih rusak dan sebagian lagi sudah dicor.
Kebetulan Desa Citalahap ini adalah Desa yang berbatasan dengan wilayah
Kabupaten Ciamis.
Berkat adanya pembangunan jalan, akses lebih mudah, sehingga
kelancaran distribusi ekonomi masyarakat desa menjadi lancar, hal ini diakui pula
oleh Komar, warga Desa Citalahap (Wawancara tanggal 7 Mei 2018). Berikut
petikan wawancara:
iya jadi kendaraan kan bisa langsung masuk, terus kan disini juga
ada swadaya masyarakat (maksudnya :wirausaha) kayu (pengepul)
kecil-kecilan, terus kan dibawa ke daerah-daerah.
Kebutuhan akan perbaikan jalan tampaknya sangat urgen bagi masyarakat
di Kecamatan Karangjaya, mengingat sebagian besar masyarakat desa memiliki
perkebunan, pertanian, perikanan dan usaha, meskipun kecil dan hasilnya harus
dipasarkan ke pasar atau dikirim ke daerah daerah lain di luar Kecamatan
Karangjaya. Ditambahkan oleh Aam Hamza, anggota Karang Taruna (Wawancara
Tanggal 7 Mei 2018 di Desa Sirnajaya) bahwa adanya pembangunan jalan yang
dibiayai Dana Desa, justru membuat transportasi lebih cepat, misalnya kalau ke
Ciamis, dulu ditempuh 3 jam dengan kendaraan, sedangkan sekarang hanya 40
menit.
Hi Khomaruddin, anggota MUI Kecamatan Karangjaya (Wawancara
tanggal 7 Mei 2018 di Desa Sirnajaya), justru melihat pembangunan infrastruktur
tidak hanya melancarkan distribusi ekonomi masyarakat desa Kecamatan
Karangjaya saja, tetapi juga memudahkan dan melancarkan para pedagang kecil
dari luar masuk ke desa-desa di sekitar wilayah Kecamatan Karangjaya.
![Page 59: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/59.jpg)
50
Pembangunan jalan dirasakan semakin lancar, jika dibandingkan dengan
sebelum dibangun. Hal ini dikemukakan Kepala Wilayah (Kadus), Pepen
Suhendi , Kadus Desa Karanglayung , tanggal 6 Mei 2018 bahwa :
Ini untuk masyarakat dan juga untuk desa juga semakin besar
semakin menunjang, transportasi lancar begitu. Waktu belum
dibangun tuh jalan jalan desa biasanya kan tranportasinya malah
makin mahal karena jaraknya semakin jauh.
Dari hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa kelancaran transportasi
juga dapat mempengaruhi kelancaran distribusi barang ekonomi ke tengah
masyarakat desa, karena kerusakan jalan justru akan menghambat distribusi dan
kenaikan biaya transpotasi menjadi mahal.
Oleh karena itu kebijakan Dana Desa sangat efektif membantu masyarakat
peningkatan perekonomian masyarakat desa di desa-desa Kecamatan Karangjaya ,
khusus dalam kelancaran distribusi barang ekonomi.
C.5. Stabilitas Harga
Yang dimaksud stabilitas harga adalah pemeliharaan suatu tingkat harga
umum yang tidak berubah dari waktu ke waktu dalam suatu perekonomian.
Adanya kebijakan Dana Desa yang membantu pembangunan inftastruktur
di desa desa Kecamatan Karangjaya dan melancarkan distribusi barang ekonomi,
sebagaimana dijelaskan di atas, sehingga dapat disimpulkan akan membantu
menstabilkan harga, ternyata dari hasil wawancara dengan Pepen Suhendi , Kadus
Desa Karanglayung , tanggal 6 Mei 2018, justru mempunyai pandangan yang
berbeda. Menurut Suhendi,kalau masalah harga, tetap saja, tidak ada kenaikan
atau penurunan, yang ikut mempengaruhi stabilitas harga justru BBM (Bahan
Bakar Minyak).
Paling-paling yang berdampak dari pembangunan jalan adalah masalah
transportasi dengan cepat ditemukan. Intinya kalau mau mau ke dokter atau
kerumah sakit jadi mudah, karena cepat mendapatkan kendaraan. Bepergian dari
dusun ke dusun sekarang menjadi cepat.
![Page 60: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/60.jpg)
51
Berbeda dengan Suhendi, Komar, warga Desa Citalahap (Wawancara
tanggal 7 Mei 2018, di Desa Citalahap), justru mengatakan bahwa perbaikan
jalan justru mempengaruhi harga. Selain Komar, Eri Mandra S (Sekretaris Desa,
Tanggal 7 Mei 2018 di Desa Citalahap) juga melihat stabilitas harga juga
terpengaruh. Kalau dulu harga semen Rp. 70.000 , tapi sekarang menjadi Rp.
57.000-Rp. 60.000. Artinya ada pengaruh yang cukup signifikan antara
pembangunan jalan dengan kestabilan harga.
Mayasarimanah, Kaur Bagian Umum (wawancara Tanggal 7 Mei 2018 di
Desa Sirnajaya) juga demikian, dengan mengatakan bahwa apabila jalan rusak,
maka pedagang jarang yang dagang, sehingga harga bisa dinaikkan, karena barang
pokok diperlukan, tapi sedikit yang berjualan.
Hasil wawancara dengan Mamat Surahmat , Kawil, Desa Sirnajaya,
(Tanggal 7 Mei 2018) malah memiliki pandangan yang berbeda. Menurut
Surahmat, harga pada dasarnya stabil semua, tergantung barangnya, seperti harga
kelapa, itu tergantung harga di tingkat nasional. Sedangkan barang-barang seperti
material pasir dan semen dianggap masih murah.
Aam Hamza, anggota Karang Taruna (Tanggal 7 Mei 2018 di Desa
Sirnajaya) melihatnya ada perubahan harga. Dulu harga-harga naik, tapi kalau
sekarang justru menjadi murah tutur Hi Khomaruddin anggota MUI Kecamatan
(tanggal 7 Mei 2018 di Desa Sirnajaya)
D. Temuan-Temuan
Dari hasil wawancara dengan beberapa narasumber diperoleh beberapa hal
yang cukup menarik, baik positip, maupun negatif, yaitu antara lain :
1). Desa Citalahap mendapat penghargaan dari Kabupaten Tasikmalaya
tentang Pengelolaan Dana Desa yang terbersih dari KKN kedua sekabupaten
pada tanggal 10 Maret Tahun 2017.
2). Dengan adanya Dana Desa yang diterima oleh Pemerintah Desa di
Kecamatan Karangjaya, maka Pemerintah Desa dianggap memiliki banyak uang,
sehingga banyak media (wartawan) dating bertanya dan meminta uang
![Page 61: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/61.jpg)
52
(Wawancara dengan Eri Mandra S,Sekretaris Desa, Tanggal 7 Mei 2018 di Desa
Citalahap).
3). Di Kecamatan Karangjaya, Kepala Desa dapat menghindari
penyelewenangan, tidak dapat semena-mena menggunakan anggaran Dana Desa,
karena telah diserahkan kepada TPK (Tim Pelaksana Kegiatan) sesuai dengan
Peraturan Gubernur Jawa Barat.
4). Berdasarkan Peraturan Gubernur, dibuatkan Kontrak (perjanjian)
kesedian menerima atau tidak kebijakan Dana Desa untuk pembangunan di desa
antara masyarakat dengan kepala Desa.
5). Tidak terdapat pemotongan-pemotongan Dana Desa.
6). Pemborongan kerjaan diundi oleh TPK dan dibagi rata.
--00--
![Page 62: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/62.jpg)
53
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang Efektivitas Kebijakan Dana Desa Dalam
Peningkatan Ekonomi Masyarakat Desa di Kecamatan Karang Jaya, dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Dana Desa yang diterima Pemerintah Desa Citalahab, Desa
Karangjaya, Desa Karanglayung dan Desa Sirnajaya, Kecamatan
Karang Jaya, Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat digunakan
untuk pembangunan infrastruktur yang terdiri dari jalan-jalan utama
desa, jalan setapak dan jalan dusun. Jadi pembangunan jalan yang
lebih diutamakan, sedangkan pemberdayaan belum.
2. Bantuan Dana Desa yang diperuntukkan bagi Pemerintah Desa
Citalahab, Desa Karangjaya, Desa Karanglayung dan Desa Sirnajaya,
Kecamatan Karang Jaya, Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat
dapat dikategorikan efektif, hal ini dikarenakan :
a. Terdapat peningkatan pendapatan masyarakat desa, meskipun
belum diukur secara kuatitatif.
b. Terdapat penyerapan tenaga kerja warga desa yang cukup banyak
kurang lebih antara 50-100 orang.
c. Terdapat kenaikan jumlah pedagang di desa, baik dari dalam
maupun dari luar ke desa.
d. Terdapat kelancaran distribusi barang ekonomi, sehingga ongkos
transportasi menjadi mudah, lancar dan murah.
e. Dapat mempengaruhi Stabilitas harga, meskipun belum diukur
secara kuantitatif.
![Page 63: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/63.jpg)
54
3. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Kebijakan Dana Desa dalam
peningkatan ekonomi masyarakat desa di Kecamatan Karang Jaya
efektif.
B. Rekomendasi
1. Unsur peningkatan pendapatan dan stabilitas harga, perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut melalui pendekatan kuantitatif.
2. Pemerintah Desa di Kecamatan Karang Jaya perlu mendapat bantuan
Dana Desa lagi, karena masih terdapat beberapa jalan yang rusak dan
jembatan yang belum dibangun.
3. Perlu dilakukan kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya
dan Kabupaten Ciamis dalam membangun jalan-jalan di wilayah
perbatasan kedua kabupaten tersebut.
--00--
![Page 64: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/64.jpg)
55
Daftar Pustaka
Agustin, Amelyana dkk. tt. “Efektivitas Dana Pembangunan Fisik Desa
Pucangro, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang “dalam Jurnal
Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 4.
Anderson, James E. 1995. Public Policymaking, Boston, Toronto: Hougton
Mifflin Company
Anwar, Misbahul dan Bambang Jatmiko. 2002. “Kontribusi dan Peran
Pengelolaan Keuangan Desa untuk Mewujudkan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa yang Transparan dan Akuntabel (Survey pada
Perangkat Desa di Kecamatan Ngaglik, Sleman, Yogyakarta), Hasil
Penelitian. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta- Yogyakarta.
Azwardi dan Sukanto. 2014. “ Efektivitas Alokasi Dana Desa (ADD) dan
Kemiskinan di Provinsi Sumatra Selatan” dalam Jurnal Ekonomi
Pembangunan, Juni. ISSN 1829-584329
Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK. 2015. Laporan Kajian
Sistem Pengelolaan Keuangan Desa: “Alokasi Dana Desa dan Dana
Desa”.
Dokumen Sekretariat Kantor Desa Sirnajaya, 2017.
Dokumen Sekretariat Kantor Desa Karangjaya, 2017.
Dokumen Sekretariat Kantor Desa Karanglayung, 2017.
Farida, 2015. “Transparansi dan Akuntabilitas Pemerintah Desa dalam
Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) “ dalam
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 5
Furqani, Astri. 2010. “Pengelolaan Keuangan Desa dalam Mewujudkan Good
Governance (Studi pada Pemerintahan Desa Kalimo, Kecamatan
kalinganget Kabupaten Sumenep)” dalam e Jurnal diakses tanggal 27 Mei
2015.
Henry, Nicholas. 1995. Administrasi Publik. Terjemahan. New Jersey; Pearson
Education,Upper Sadlde River.
![Page 65: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/65.jpg)
56
Irma, Ade. 2015. “Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di
Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi”dalam e-jurnal katalogis,
volume 3 nomor 1, januari 2015.
Islamy. Irfan M. 1984. Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara
(Kebijakan Publik). Jakarta: Bina Aksara.
Jafar, Marwan. 2015. “Politik Dana Desa” dalam Seri Diskusi Institut Peradaban.
Kecamatan Karangjaya Dalam Angka, 2016.
Mahmudi, Manajemen Kinerja Sektor Publik, (Jakarta:UPP STIM YKPN,
2005), h. 92.
McNabb, David E. 2002. Research Methods in Public Administration and
Nonprofit Management: Quantitative and Qualitative Approaches.USA:
M.E. Sharpe.
Putriyanti, Aprisiami. 2012. “Penerapan Otonomi Daerah dalam Menguatkan
Akuntabilitas Pemerintahan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat di
Desa Aglik,Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo” Dalam e Jurnal
diakses tanggal 27 Mei 2015.
Reksoprayitno. 2004. Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi. Jakarta: Bina
Grafika.
Riyanto, Teguh. 2015. “Akuntabilitas Finansial dalam Pengelolaan Alokasi Dana
Desa di Kantor Desa Perangat Selatan Kecamatan Marangkayu
Kabupaten Kutai Kartanegara” dalam e Ejournal Administrasi Negara,
Volume 3, Nomor 1.
Siagian, Sondang P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi
Aksara.
Utama, Lalu Satria. 2015. “Implementasi Kebijakan Alokasi Dana Desa
(ADD) dalam Penguatan Kelembagaan dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa (studi kasus di Desa Kateng Kec. Praya Barat Kab. Loteng dalam
Jurnal Media Bina Ilmiah. Volume 9, No. 5, Agustus, ISSN No. 1978-
3787.
Zamrowi, M. Taufik.2007. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil
(Studi di Industri Kecil Mebel di Kota Semarang) dalam tesis. Program
Pasca Sarjana, UNIDP, Semarang.
![Page 66: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022102921/5c79bbe709d3f207058b633d/html5/thumbnails/66.jpg)
57
Peraturan:
Peraturan Pemerintah (PP) No. 22 Tahun 2015 tentang Dana Desa Yang
Bersumber dari APBN.
Permendagri No. 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa
Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa
Kompas.Com, Tanggal 20 Oktober 2015 diakses tanggal 30 Agustus 2017
Kompas Com. Tanggal 3 Agustus 2017 diakses tanggal 4 Oktober 2017
Radar Tasikmalaya, Setember 2017, diakses tanggal 1 Oktober 2017
http://literaturbook.blogspot.co.id, tanggal 27 Desember 2014 diakses tanggal 1
Oktober 2017.
http://desacineam.blogspot.com diakses tanggal 29 September 2018.
https://id.wikipedia.or diakses tanggal 29 September 2018.
https://www.hestanto.web.id/teori-pendapatan-ekonomi, tanggal 4 Januari 2018,
diakses tanggal 1 Oktober 2018.
http://www.nafiun.com/2013/05/pengertian-distribusi-tujuan-fungsi diakses 1
Oktober 2018.
--00--