JENIS PRODUK DAN PENGEMBANGAN
PRODUK EKOWISATA
LIA KUSUMANINGRUM, S.HUT.M.SC
Sekilas INDONESIANegara Kepulauan yang terbentang di sepanjang garis
khatulistiwa
Lebih dari 300 ragam suku dan etnis
dan 742 bahasa dan dialek.Lebih dari 17.100 pulau,
6000 diantaranya berpenghuni.
Dengan luas daratan 1,9 juta km2,
dan 3,1 juta km2 luas perairan
8 World Heritage Cultural Sites
Tempat penyelenggaraan Pameran dan
Festival Internasional dan industri kreatifyang kuat
Indonesia merupakan negara
archipelago terluas, dan memiliki
populasi penduduk terbesar
keempat di dunia
(± 237 juta orang)
Membentang 5.120 km dari timur ke
barat, 1.760 km dari utara ke selatan
Peringkat 39 dari Cultural Heritage
dari 139 Negara oleh WEF
Visi Indonesia
(Bidang Pariwisata) 2045
Sumber : Bappenas 2018
VISI Indonesia (2045) Bidang Pariwisata
“Indonesia sebagai salah satu destinasi wisata
utama di Asia dan dunia dengan 73,6 juta
wisatawan mancanegara, dan pertumbuhan
devisa 4,9%/tahun”
> 17.000 Pulau
1
> 300 Suku Bangsa
2
742 Bahasa Daerah
3
51 taman nasional
4
keanekaragaman
hayati terbesar nomor
3 di dunia
5
Keunggulan Komparatif Ekowisata Indonesia
Raja Ampat vs Phi phi island Air terjun Moramo vs Niagara
Green Canyon vs grand canyon Puncak Jayawijaya vs Mount Everest
Hutan Kalimantan vs Amazon Gumuk pasir Parangkusumo vs Gurun SaharaDanau Ranu Kumbolo vs Hutan Pinus Eropa
83% ingin agar liburannya tidak merusak lingkungan
71% ingin agar liburannya bisa memberikan keuntungan bagi masyarakatsetempat di destinasi
Pertumbuhan pasar yang pesat dan meningkatnya
permintaan pengalaman berlibur yang berkualitas.
54% ingin tahu lebih banyak tentang berbagai isu sosialbudaya dan lingkungan lokal sebelum merekamemesan tiket liburannya!
77% ingin agar dalam liburannya dapat mencicipi makanandan budaya lokal
(ABTA annual survey, 2008)
Perubahan Paradigma Berlibur
RANGKAIAN USAHA DAN JASA DALAM PARIWISATA
PROMOSI
PARIWISATA
INFORMASI
DESTINASI
PEMESANAN PERJALANAN KE DESTINASI
PENYAMBUTAN
INFORMASI DI DESTINASI
PERJALANAN
PULANG
PELAYANAN
PASCA
KUNJUNGAN
INFRA
STRUKTUR
FASILITAS
WISATAKEGIATAN DAYA TARIK
WISATA
DESTINASI
KEWIRAUSAHAAN DAPAT
DILAKUKAN DI SETIAP
TITIK DALAM RANGKAIAN
(1) Usaha daya tarik wisata;
(2) Usaha kawasan pariwisata;
(3) Jasa transportasi wisata;
(4) Jasa perjalanan wisata;
(5) Jasa makanan dan minuman;
(6) Penyedia akomodasi;
(7) Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi;
(8) Penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi
dan pameran;
(9) Jasa informasi pariwisata;
(10) Jasa konsultan pariwisata;
(11) Jasa pramuwisata;
(12) Wisata tirta; dan
(13) SPA.
USAHA PARIWISATA (UU No.10/2009)
8
Bentuk Pariwisata :
Mass tourism
- over comercial
- over crowding
- over development
Green tourism/ Ecoturism
- Untung vs lestari
- Manajemen pengunjung
- Pembangunan terbatas
Tabel perbedaan bentuk pariwisata
Potensi Indonesia :
Ekosistem/ lanskap (hutan, pantai, sungai, gunung dll
Species (satwa/ vegetasi)
Budaya
PERBEDAAN BENTUK PARIWISATA
Mass tourism Green Tourism/Ecoturism
Tanpa Perencanaan Dg Perencanaan
Perencanaan level distrik Koord dg perenc regional
Pengembangan terpencar Pengemb. Terkonsentrasi
Lans terbaik : intensif Lans terbaik : konservasi
Bangunan baru Reused building
Berorientasi luar Pelaksana setempat
SDM luar SDM dalam
Pemb. Bersifat ekonomis Ekonomis, ekologis, sosial
Sosial cost dibebani pd masy Pelaku dibebani biaya konservasi
lingk
Kapasitas musiman Kapasitas rata-rata
Rintangan alam dihilangkan Rintangan dijasikan atraksi
Arsitektur modern Arsitektur lokal
9
Aspek Biro Perjalanan Akomodasiumum 1. Bisnis Pariwisata masih sangat tergantung pada faktor eksternal,
seperti kondisi politik, konflik sosial masayarakat sekitar kawasan, ekonomi.
2. Bisnis Pariwisata membutuhkan waktu agar produk dikenal pasar.finansial Dukungan finansial dari lembaga
keuangan formal masih sulit di dapatkan karena berbasis jasa.
Pada skala tertemtu, membutuhkan investasi awal yang cukup besar untuk fix cost.
Pasar Pasar sering berfluktuasi tergantung faktor eksternal, sehingga pendapatan kurang stabil, sementara penyesuaian produk membutuhkan waktu dan biaya.
Tren pasar berubah sementara aset tetap, penyesuaian membutuhkan investasi cukup besar.
Standar dan Regulasi
Belum ada regulasi dan standar biro perjalanan hijau di Indonesia.
Sumber Daya Manusia
Lebih sulit di dapat, khususnya SDM yang berkemampuan mengembangakan tur pariwisata hijau
TANTANGAN PENGEMBANGAN BISNIS PARIWISATA HIJAU
PELUANG PENGEMBANGAN BISNIS PARIWISATA HIJAU
1. Meningkatnya permintaan pasar internasional dan nasional pada produk (paket
tour maupun akomodasi) yang ramah lingkungan.
2. Perkembangan ekonomi Indonesia relatif stabil dan meningkat.
3. Meningkatnya jumlah wisatwan mancenaga yang berwisata ke Indonesia dan
wisatawan domestik yang berlibur di tanah air.
4. Meningkatnya jumlah perusahaan penerbangan yang melayani rute ke
kawasan-kawasan yang memiliki daya tarik wisata.
5. Meningkatnya julah penerbangan berbiaya murah, sehingga meninngkatkan
animo berwisata karena keterjangkauan biaya
POLA PIKIR PENGEMBANGAN PARIWISATALANDASAN
UU 9/90
INPUT
POSISI PENCAPAIAN
HINGGA SAAT INI
KEBIJAKAN
STRATEGI
PROGRAM
Pemasaran PariwisataPengembangan Produk WisataPengembangan AksesibilitasPengembangan Pariwisata Nusantara
Pengembangan “MICE” (Meeting,
Incentive, Convention, and Exhibition)
Pengembangan SDM
SASARAN PENGEMBANG
WISMAN WISNUS
LINGKUNGAN
LUAR NEGERI
DALAM NEGERI
Jumlah Kunjungan
Pertumbuhan
Lama Tinggal
Pengeluaran
Pengembangan Kepariwisataan Alam
KONSEP Dasar :
1. Market driven : keinginan wisatawan.
Contoh leisure travelers, Spa dll
2. Product driven : pengembangan
produk wisata. Contoh kawasan
dengan Potensi budaya/ alam yang kuat
(Bali, candi Borobudur)
Gabungan keduanya akan lebih baik
(dg. Porsi berbeda)
Pengalaman yang tinggi dan mengesankan
TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN WISATAALAM DI KAWASAN KONSERVASI
15
k
PeluangKeterlibatan
Masyarakat sekitar hutan/kawasan berupa kearifan local (budaya,
kuliner, souvenir)
Keterlibatan parapihak Pelibatan Pengembangan
(Desa/Bumdes/Perbank pengembangan Peningkatan SDM Branding WisataAlam an/KUR/LSM/Pendampi teknologi yang tepat bersama multi pihak (Forest for Healing,Go
ngan/Swasta/CSR, guna Green Tourism)Akademisi/Litbang)
Tantangan
pemerataan destinasi yang berkualitas di seluruh wilayah di
Indonesia
layanan wisata alam yang berkualitas dan
terstandardisasi
Pemerataan pembangunan dan
pengembangan destinasi di KK
kompetensiSDM pengelola wisata yang
masih rendah
Diservikasi produk wisata yang masih
rendah
PENGELOLAAN PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM
Setiap kegiatan wisata memberikan dampak terhadap aspek
ekologis, ekonomi, maupun sosial-budaya pada kawasan hutan
atau kawasan lainnya yang menjadi areal pengelolaan. Dampak
negatif dari kegiatan wisata alam perlu diminimalisir dan dikontrol
agar tidak berdampak luas dan menyebabkan kualitas lingkungan
menurun.
Setiap kegiatan wisata memberikan dampak terhadap aspek
ekologis, ekonomi, maupun sosial-budaya pada kawasan hutan
atau kawasan lainnya yang menjadi areal pengelolaan. Dampak
negatif dari kegiatan wisata alam perlu diminimalisir dan dikontrol
agar tidak berdampak luas dan menyebabkan kualitas lingkungan
menurun.
Atas kesadaran tersebut disusunlah prinsip, kriteria dan indikator
dari SNI 8013:2014 tentang Pengelolaan Pariwisata Alam yangdapat mendukung kegiatan pengelolaan pariwisata alam yang
ramah lingkungan dan berkelanjutan didalam maupun diluar
kawasan hutan.
9
MENGELOLA PARIWISATA DENGAN
MENGEDEPANKAN UNSUR KONSERVASI
DAN RAMAH LINGKUNGAN- UNTUK
PARIWISATA KEBERLANJUTAN
“Sebagai pedoman bagi pemangku kepentingan
untuk pengelolaan pariwisata alam secara
lestari.”
Indonesian Ecotourism Network (INDECON) Mengeluarkan Prinsip-prinsip
Pengembangan Ekowisata :
1. Prinsip konservasi (alam dan budaya), memiliki kepedulian, tanggung
jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan (alam dan budaya)
serta pembangunannya mengikuti kaidah-kaidah ekologis.
2. Prinsip Ekonomi, memberikan manfaat yang optimal kepada pengelola
dan berkontribusi pada perekonomian lokal dan pendapatan masyarakat
setempat.
3. Prinsip Partisipasi Masyarakat, perencanaan dan pengembangan harusmelibatkan masyarakat secara optimal dan partisipatif.
4. Prinsip Edukasi, meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap alam,
nilai-nilai peninggalan sejarah dan budaya serta memberikan nilai tambah,
dan pengetahuan bagi pengunjung, masyarakat dan para pihak.
5. Prinsip Wisata, menciptakan rasa aman, nyaman dan memberikan
kepuasan serta pengalaman berharga bagi pengunjung
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan daya tarik Ekowisata :
• Menekankan pada usaha yang bertanggungjawab, yaitu membangun infrastruktur yang harmoni dengan alam, meminimalkan penggunaan bahan bakar fosil, melestarikantumbuhan dan satwa lokal, dan menyatu dengan lingkungan alam dan budaya.
1.
• Menekankan penggunaan kajian data dasar lingkungan dan sosial, dan juga program pemantauan untuk menilai dan meminimalkan dampak2.
• Pengembangan pariwisata tidak melebihi batas perubahan yang dapat diterima olehlingkungan hidup dan sosial.3.
• Mengoptimalkan keuntungan ekonomi dan memberikan peluang pada masyarakatsetempat untuk mendapatkan kerja dan usaha mikro.4.
•Memiliki mekanisme pengelolaan pengunjung5.
• Menitikberatkan kebutuhan akan perencanaan zonasi pariwisata6.
Dalam penyelenggaraan perjalanan ekowisata, hal yang perlu diperhatikan:
Produk wisata yang ditawarkan harus memperhatikan dan berkontribusi padaupaya pelestarian sumber daya alam dan budaya
Produk wisata yang ditawarkan harus meminimalkan dampak negatifterhadap alam dan budaya
Produk wisata yang ditawarkan memberikan nilai pengetahuan bagiwisatawan tentang pentingnya konservasi alam dan budaya.
Produk wisata yang ditawarkan memastikan adanya interaksi yang kuatantara wisatawan dan masyarakat yang dikunjung
Meminimalkan penggunaan bahan bakar fosil
Pelaksanaannya dituntut menggunakan standar pelayanan prima.
PROSES PENGEMBANGAN PRODUK
Elemen produk Ekowisata dapat terdiri dari :
Daya Tarik Wisata
•Daya tarik wisata merupakan salah satu produk wisata yang menjadi komponen utama dari suatu paketperjalanan wisata. Daya tarik wisata dapat berupa daya tarik wisata alam seperti air terjun, bentangalam yang indah, gunung, sungai, dsb; serta daya tarik budaya seperti rumah atau kampung adat, pemakaman adat, peninggalan sejarah,dsb; Daya tarik buatan, seperti taman mini, waterboom dsb
KegiatanWisata
•Kegiatan wisata merupakan produk wisata yang menjadi komponen penting dalam penyusunan paketperjalanan wisata. Salah satu contoh misalnya kegiatan bersepeda ke desa, kegiatan menanam karang, kegiatan memasak, mengikuti kegiatan sehari-hari masyarakat
Fasilitas
•Fasilitas penunjang aktifitas. seperti akomodasi, restoran, kesediaan air bersih, bank, tempat kesehatan, listrik, transportasi, tower pengamatan burung dan sebagainya.
Infrastruk-tur
•Infrastruktur pendukung, jalan menuju daya tarik, pelabuhan dan sebagainya
Oleh-oleh•Oleh-oleh khas atau kenang-kenangan berupa cinderamata dari tempat yang dikunjungi.
PENINGKATAN DAYA SAING PARIWISATA
Sasaran pembangunan pariwisata adalah sebagai
berikut:
Sasaran Pembangunan Inklusif
Meningkatnya usaha lokal dalam industri pariwisata dan
meningkatnya jumlah tenaga kerja lokal yang tersertifikasi.
Slide - 21
URAIAN SASARAN Baseline 2014 *) 2019
1 Kontribusi terhadap PDB Nasional 4,2% 8 %
2 Wisatawan Mancanegara (Orang) 9 juta 20 juta
3 Wisatawan Nusantara (Kunjungan) 250 juta 275 juta
4 Devisa (triliun rupiah) 120 240
FOKUS PENINGKATAN DAYA SAING PARIWISATAFokus dan Kegiatan Prioritas Bidang Kepariwisataan
1.Pengembangan Usaha, Industri, dan Investasi Pariwisata;
2.Pengembangan Standardisasi Pariwisata.
PENGEMBANGAN INDUSTRI PARIWISATA
PENGEMBANGAN TUJUAN PARIWISATA
PENGEMBANGAN PEMASARAN DAN
PROMOSI PARIWISATA
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
PARIWISATA
© KONFERENSI PARIWISATA NASIONAL
1.PengembanganDaya Tarik Pariwisata;
2.PemberdayaanMasyarakat di Tujuan Pariwisata;
3.PeningkatanPNPM MandiriBidang Pariwisata
1. Peningkatan Promosi Pariwisata Dalam dan luar Negeri;
2. Pengembangan Informasi Pasar Pariwisata;
3. Peningkatan Publikasi Pariwisata;
4. Peningkatan Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konferensi, dan Pameran
1.Pengembangan SDM Kebudayaan dan Pariwisata;
2.Penelitian dan Pengembangan Bidang Kepariwisataan;
3.Pengembangan Pendidikan Tinggi Bidang Pariwisata
MARINA SUNGAI
PERJALANAN WISATA
DERMAGA APUNG
PEMBANGUNAN FASILITAS EKOWISATA
SUNGAI:
PELABUHAN (MARINA SUNGAI) DAN
DERMAGA APUNG / SINGGAH
DI 5 TITIK SINGGAH
SASARAN : 5 SUNGAI
SUNGAI KAPUAS, SUNGAI BARITO,
SUNGAI MAHAKAM, SUNGAI MUSI DAN SUNGAI BATANG HARI
PEMBANGUNAN EKOWISATA SUNGAI
PEMBANGUNAN EKOWISATA MARITIM
SASARAN:Pembangunan 38 Titik Labuh dengan 3 Entry Port: (1) Kupang; (2) Saumlaki;
dan (3) Tarakan
Kupang
Saumlaki
Karimun Jawa
Makassar
Tarakan
BiakRaja Ampat
Anambas
TgPinang
Lingga
AlorLovina
Bitung
Wakatobi
KEBIJAKAN DAN REGULASI INDONESIA TERKAIT PARIWISATA
UU Pariwisata, UU No. 10/2009
Pembangunan kepariwisataan nasional
meliputi 4 (empat) pilar pembangunan yaitu :
(1) Destinasi Pariwisata;
(2) Industri Pariwisata;
(3) Pemasaran pariwisata;
4) Kelembagaan Kepariwisataan.
Keberlanjutan harus
mencakup alam, sosial,
ekonomi dan budaya
lingkungan Hidup Implikasi:
1. Pengembangan tujuan wisata harus didasarkan padakeberlanjutan
2. Manfaat sosial dan ekonomidapat diperoleh dari kawasan wisata tanpa merusak lingkungan dan budaya lokal
3. Perilaku wisatawan dan
kode etik pariwisata
membentuk bagian
integral dalam realisasi pembangunan berkelanjutan
KEBIJAKAN DAN REGULASI INDONESIA TERKAIT PARIWISATA
Rencana Pembangunan Nasional 2005-2025Pengembangan Pariwisata juga harus didasarkan pada prinsip-prinsip yang harus dimiliki pariwisata melindungi dan melestarikan lingkungan secara holistik
Pedoman tentang Tujuan BerkelanjutanPengembangan (Permenpar No. 14 Tahun 2016 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan)• Mengacu pada Kriteria UNWTO dan GSTC• Pedoman Observatorium Berkelanjutan Nasional (Sedang Berlangsung)• Pedoman Sertifikasi Pariwisata Berkelanjutan (Sedang Berlangsung)• Pedoman Penghargaan Pariwisata Berkelanjutan Indonesia (ISTA) 44
KEBIJAKAN DAN REGULASI INDONESIA TERKAIT PARIWISATA
Pengembangan Green Homestay
dimulai pada tahun 2004 Sebuah pedoman tentang bagaimana mengembangkan homestay sebagai “media mikro kecil perusahaan ”
Standar Panduan Lingkungan (Eco-Guide Standard) pada tahun 2009 Indonesia menetapkan standar untuk ECOGUIDE untuk meningkatkan profesionalismedan kualitas panduan serta ekowisata
Pengembangan Taman dan KebunPada 2011 Indonesia mulai merancang pedoman tentang cara mengembangkan taman dan kebun
Standar Hotel Hijau (adopsi)
langkah-langkah konservasi energi yang ramah lingkungan dan mengadopsi berhubungan dengan kebijakan lingkungan, produk hijau, pemberdayaan masyarakat, pengelolaan limbah, efisiensi energi (dimulai pada 2007)
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
1. Pemasaran Pariwisata Nasional
Jenis pariwisata yang akan diandalkan dalam promosi ke Wisman mencakup:
I. Wisata alam yang terdiri dari wisata bahari, wisata ekologi, dan wisata petualangan.
II. Wisata budaya yang terdiri dari wisata heritage dan religi, wisata kuliner dan belanja, dan wisata kota
dan desa.
III. Wisata ciptaan yang terdiri dari wisata MICE & event, wisata olahraga, dan wisata kawasan terpadu.
2. Pembangunan Destinasi Pariwisata
I. Fasilitasi pembangunan destinasi pariwisata nasional yang menjadi fokus pemasaran pariwisata
dengan bentuk advokasi penetapan kawasan peruntukan pariwisata dalam RTRW dan RDRW,
bantuan penyusunan site plan, rancangan detail (detail design) kawasan destinasi wisata.
II. Bersama para pemangku kepentingan pariwisata membangun fasilitas umum di kawasan wisata.
III. Meningkatkan citra kepariwisataan.
IV.Menata kelembagaan organisasi pengelola destinasi, destination management organisation (DMO).
Slide - 29
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
3. Pembangunan Industri Pariwisata
I. Pembinaan usaha pariwisata bagi masyarakat lokal,
II. Fasilitasi investasi usaha sektor pariwisata, serta
III. Fasilitasi pengembangan dan peningkatan jenjang keterampilan tenaga kerja lokal di
bidang wisata;
IV.Mendorong terbangunnya sikap/mental penduduk lokal yang ramah terhadap wisatawan.
4. Pembangunan Kelembagaan Pariwisata
I. Berkoordinasi dengan perguruan tinggi penyelenggara pendidikan sarjana di bidang
kepariwisataan;
II. Meningkatkan kapasitas dan kualitas lembaga pendidikan kepariwisataan, memperluas
jurusan dan peminatan, membangun sekolah pariwisata; serta
III. Turut serta menjaga kualitas pendidikan kepariwisataan yang diselenggarakan swasta.
Slide - 30
HUTAN LINDUNG SUNGAI LESAN-EKOWISATA MENDUNIA