IMPLEMENTASI LAYANAN INOVASI SAMSAT KELILING DALAM UPAYA MENINGKATKAN PELAYANAN
PEMBAYARAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PADA KANTOR BERSAMA
SAMSAT KABUPATEN GOWA
(Studi Kasus Pada Kantor UPT Pendapatan Wilayah Gowa)
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Ahli Madya Perpajakan Pada Program Studi D-III Perpajakan
Oleh: PUTRI AZIZAH ABDULLAH
105751104416
PROGRAM STUDI D-III PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR 2019
ii
HALAMAN PERSEMBAHAN
MOTO
Kegagalan adalah sebuah keberhasilan yang tertunda
Jangan pernah menyerah jika gagal meraih sesuatu
Yakinlah suatu saat nanti kita akan meraih keberhasilan
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk
Ayahanda dan Ibundaku tercinta, saudara-saudaraku, dan
sahabatku
Dengan segenap ketulusan dan keikhlasan hati Terucap terima
kasih atas segala kasih sayang dan iringan doa Hingga sukses
kuraih kelak.
iii
vi
ABSTRAK
Putri Azizah Abdullah, 2019. Implementasi Layanan Inovasi Samsat Keliling Dalam Upaya Meningkatkan Pelayanan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Pada Kantor Bersama Samsat Kabupaten Gowa, Karya Tulis Ilmiah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Prodi Perpajakan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing Oleh Pembimbing I Muhammad Rusydi Dan Pembimbing II Rustan.
Pesatnya jumlah kendaraan bermotor di Kabupaten Gowa menuntut Kantor Bersama Samsat sebagai penyelenggara pelayanan publik, untuk selalu berupaya memberikan pelayanan yang berkualitas kepada Wajib Pajak. Salah satu upaya yang dilakukan adalah peningkatan pelayanan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor melalui layanan inovasi Samsat Keliling.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan layanan inovasi Samsat Keliling. Faktor pendukung dan penghambat layanan inovasi Samsat Keliling serta laju pertumbuhan penerimaan kas layanan inovasi Samsat Keliling.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan layanan inovasi Samsat
Keliling telah sesuai dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63/KEP/M-PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Faktor pendukung terdiri dari sosialisasi, kerjasama pihak terkait, lokasi pelayanan, serta penanganan pengaduan sarana dan masukan. sedangkan yang menjadi faktor penghambat terdiri dari kesadaran Wajib Pajak, sarana dan prasarana serta keterbatasan jenis layanan yang diberikan selanjutnya pertumbuhan penerimaan kas meningkat setiap tahunnya.
Kata Kunci : Samsat Keliling, Meningkatkan Penerimaan
vii
ABSTRACT
Putri Azizah Abdullah, 2019, Implementation of Mobile Samsat Innovation Services in Efforts to Improve Motor Vehicle Tax Payment Services at the Joint Office of Samsat Gowa Regency, Scientific Writing of the Faculty of Economics and Business of Taxation Study Program at Muhammadiyah University, Makassar. Supervised by Supervisor I Muhammad Rusydi and Supervisor II Rustan.
The rapid number of motorized vehicles in Gowa Regency requires the Samsat Joint Office as a public service provider, to always try to provide quality services to taxpayers. One of the efforts undertaken is the improvement of motor vehicle tax payment services through mobile Samsat innovation services.
The type of research used is descriptive research with a qualitative
approach. The purpose of this study was to determine the application of mobile Samsat innovation services. Supporting and inhibiting factors of the Mobile Samsat Innovation service as well as the growth rate of cash revenue from the Mobile Samsat Innovation service.
The results of this study indicate the mobile Samsat innovation
service is in accordance with the Decree of the Minister of Administrative Reform No. 63 / KEP / M-PAN / 7/2003 concerning General Guidelines for Providing Public Services. Supporting factors consist of socialization, cooperation of related parties, location of services, and handling of complaints and input. while the inhibiting factors consist of awareness of taxpayers, facilities and infrastructure as well as the limited types of services provided, the growth of cash receipts increases each year. Keywords : SAMSAT Mobile, Increase Acceptance.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “IMPLEMENTASI
LAYANAN INOVASI SAMSAT KELILING DALAM UPAYA
MENINGKATKAN PELAYANAN PEMBAYARAN PAJAK KENDARAAN
PADA KANTOR BERSAMA SAMSAT KABUPATEN GOWA”. Penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini dimaksudkan Untuk Memenuhi Salah Satu
Persyaratan Mencapai Gelar Ahli Madya Perpajakan Pada Program Studi
Diploma-III Perpajakan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan untaian terima
kasih yang tak terhingga kepada keluarga tercinta. Terutama Kepada
kedua orang tua yang selalu memberikan cinta dan dukungan moril
maupun materil. Terimakasih atas segala yang telah dilakukan demi
penulis. Dan terimakasih atas setiap cinta serta doa dan restu yang selalu
mengiringi tiap langkah penulis sehingga sampai pada titik ini.
Terimakasih kepada Ayahanda Drs H. Abdullah dan Ibunda Hj. Cibong
atas segala kasih sayang yang diberikan kepada penulis selama ini. Dan
teruntuk saudara-saudaraku tercinta, penulis hanturkan banyak doa dan
ucapan terima kasih atas segala doa, dukungan, dan berbagai bantuan
ix
dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiyah ini. Terima kasih untuk Ika
Budiwinarty, Asdar Mukhtamar, Evi Oktaviani S.E, Risky wulandari
A.Md.Kep, Hasdan akbar A.Md.Kep, dan Ataya Nerkeyzia. Semoga usaha
penulis bisa menjadi motivasi agar sauara-saudaraku tercinta dapat
menggapai hal yang sama bahkan lebih demi kebahagiaan dan
kebanggan kedua orang tua tercinta. Serta kepada keluarga besar yang
tidak bisa saya sebutkan satu persatu atas segala bimbingan, nasehat,
dukungan dan semangat kepada penulis.
Pada proses penyeleseian Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dan oleh sebab itu maka
kesempatan ini penulis menghanturkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim, S.E., M.M. selaku Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar beserta staf dan jajarannya.
2. Bapak Ismail Rosulong, SE., MM. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Makassar. Bapak Dr. Agus Salim HR.
SE., MM. selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammdiyah Makassar, Bapak Faidul Adzim, SE., M.SI, selaku
Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi Universitas Muhammdiyah
Makassar, Bapak Syamsul Rizal SE., MM selaku Wakil Dekan III
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammdiyah Makassar
3. Bapak Dr. H. Andi Rustam, SE., MM. Ak., CA., CPA. Selaku Ketua
Prodi D-III Perpajakan dan segenap dosen Beserta Staf Prodi
x
Perpajakan Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah
Makassar.
4. Bapak Dr. H. Muhammad Rusydi, M., Si selaku Pembimbing I dan
Bapak Dr. Rustan., SE., M.Si., AK., CA., CPA selaku pembimbing II
yang Menyempatkan Waktu Ditengah kesibukan dan aktivitas beliau
telah bersedia membimbing dan membantu penulis dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Bapak Dr. Agus Salim HR. SE., MM. Bapak Dr. H. Andi Rustam. SE.,
MM., Ak., CA., CPA., Bapak Ismail Rosulong SE., MM., Dan Bapak
Faidul Adzim, SE., M.Si. selaku Tim Penguji. Terima kasih atas
seluruh saran dan masukannya yang sangat berharga dalam
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Dr. Andi Arman,SE., M.SI., Ak selaku Penasehat akademik yang
bersedia meluangkan waktunya membimbing penulis selama
menempuh studi di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
Makassar.
7. Seluruh Dosen dan segenap Civitas akademik Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan ilmu
dan nasehat serta bantuan lainnya.
8. Terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis
hanturkan kepada Staf UPT Pendapatan Wilayah Kabupaten Gowa
yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian.
xi
9. Kepada Sepupu Terbaik Ibnu Suhatta, Ebi Sumara, Muh Takdir Edy
Tamil, Faisal Akbar, Nur Rahma Arumanti, Rian Firmansyah, Nurul
Hasnah, Nurwanadewi, Nolayanti, Sriwahyuningsih, Meydina, Emhy
Febriani dan serta sahabat yang senantiasa memberikan dukungan
kepada penulis untuk menyelesaikan studinya dengan cepat.
10. Kepada Sahabat Seperjuangan Resti Hardiyanti, Anugrah Lestari
AlHidayat, Bashiruddin Ahmad, Syifa Ainun Qalbi, Thoriq Kemal, Agus
Salim, Rezky Firmansyah HR, Nur Asmi, Destryanti, Nurfasilah, Andi
Nurul Azizah, serta teman-teman yang tidak sempat disebutkan
namanya yang senantiasa menemani penulis selama menempuh studi
di Fakultas Ekonomi. Terima kasih atas begitu banyak hal berharga
yang sudah sama-sama kita lewati selama ini. Begitu banyak
pelajaran dan berkah dipertemuan kita. Semoga persahabatan kita
senantiasa tetap kokoh hingga kapanpun.
11. Terima Kasih Kepada semua yang terlibat dalam perjalan hidup saya
hingga penulis sampai ke tahap tahap ini. Terimakasih banyak untuk
semua.
Gowa, 26 Agustus 2019
Putri Azizah Abdullah
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. iii
ABSTRAK ............................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................. vi
DAFTAR ISI .......................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................ 4
BAB II TINJAUAN TEORI .................................................................. 6
2.1 Landasan Teori ..................................................................... 6
2.1.1 Implemetasi .................................................................... 6
2.1.2 Pengertian Pajak ............................................................ 9
2.1.3 Pajak Daerah ................................................................. 17
2.1.4 Kendaraan Bermotor ...................................................... 19
2.2 Kerangka Konseptual ........................................................... 20
2.3 Metode Pelaksanaan Penelitian ............................................ 21
xiii
2.3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian ......................................... 21
2.3.2 Populasi Dan Sampel .................................................... 21
2.3.3 Jenis Dan Sumber Data ................................................ 22
2.3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................ 23
2.3.5 Metode Analisi Data ...................................................... 24
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 25
3.1 Profil Instansi ......................................................................... 25
3.2 Visi Dan Misi ......................................................................... 27
3.3 Struktur Organisasi ............................................................... 28
3.3.1 Job Description .............................................................. 29
3.4 Hasil Penelitian ...................................................................... 39
3.4.1 Penerapan Layanan Inovasi Samsat Keliling.................. 39
A. Penyerdehanaan Pelayanan ........................................ 40
B. Faktor Pendukung Serta Penghambat .......................... 44
C. Laju Pertumbuhan Kas Dan penerimaan PKB .............. 49
BAB IV PENUTUP ............................................................................ 52
A. Kesimpulan ........................................................................... 52
B. Saran .................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL 2.1 Tarif Pajak Kendaraan Bermotor ..................................................... 20
3.1 Jumlah Pajak Kendaraan Bermotor Terdaftar ................................. 39
3.2 Jadwal Pelayanan Kendaran Bermotor .......................................... 43
3.3 Jadwal Pelayanan Samsat Keliling ................................................. 43
3.4 Lokasi Pelayanan Samsat Keliling .................................................. 45
3.5 Pertumbuhan Penerimaan Kas Samsat Keliling .............................. 49
3.6 Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor ......................................... 50
xv
DAFTAR GAMBAR 2.1 Kerangka Konseptual....................................................................... 21
3.1 Struktur Organisasi UPT Pedapatan Wilayah Gowa ........................ 28
3.2 Alur Pembayaran Kendaraan Bermotor ........................................... 41
3.3 Alur Pembayaran Samsat Keliling .................................................... 42
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hampir seluruh Negara telah mengakui bahwa dengan seiring waktu
pajak telah menjadi sumber utama penerimaan Negara. Sedangkan menurut
Rochmat Soemitro (2016:3) pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara
berdasarkan undang-undang yang dipaksakan dengan tidak mendapatakan
jasa imbalan kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Dalam hal pemungutan pajak, pemerintah berdasarkan pada kriteria
lembaga mana yang memungut pajak. Jika yang mengadmistrasikan pajak
adalah pemerintah pusat dalam hal ini disebut sebagai pajak pusat.
Sebaliknya jika yang memungut pajak adalah pemerintah daerah, maka
golongan pajak ini disebut pajak daerah. Peranan pajak daerah sangat
penting sebagai sumber pendapatan daerah dan sebagai penompang
pembangunan daerah. Undang-undang yang mengatur tentang pajak daerah
yakni undang-undang No 28 tahun 2009. Undang-undang tersebut mengatur
mengenai pajak provinsi yang dibagi menjadi 5 yaitu sebagai berikut :
1. Bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB)
2. Pajak kendaraan bermotor (PKB)
3. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor
2
4. Pajak air permukaan
5. Pajak rokok
Penghasilan pajak daerah berasal dari berbagai sumber, salah
satunya adalah pajak kendaraan bermotor. Pajak kendaraan bermotor
menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 pasal 1, yaitu pajak yang
menyangkut urusan transportasi dan dipungut oleh pemerintah daerah atas
kepemilikan atau penguasaan kendaraan bermotor. Menurut Ilhamsyah,dkk.
(2016:3), Pangalila, dkk (2015:11) kendaraan bermotor adalah transportasi
darat yang memiliki roda baik dua atau lebih beserta gandengannya yang
digerakkan oleh peralatan teknik yang berada pada kendaraan tersebut.
Penggunaan kendaraan bermotor diIndonesia tiap tahunnya terus
mengalami peningkatan. Dapat dilihat dari situasi saat ini yang mana banyak
masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya lebih memilih menggunakan
kendaraan pribadi dari pada kendaraan umum. Tidak hanya itu, sebagian dari
mereka justru ada yang memiliki kendaraan pribadi lebih dari satu. Hal ini
disebabkan karena mudahnya masyarakat dalam memperoleh atau
mendapatkan kendaraan bermotor yang diinginkan dengan sistem kredit
yang diberikan dealer kepada masyarakat. Akibatnya jumlah kendaraan
meningkat setiap tahunnya mendorong tim Pembina Samsat membuat
inovasi-inovasi baru yang nantinya dapat meningkatkan kepatuhan Wajib
Pajak.
3
Terkait dengan cara konsumsi masyarakat yang menginginkan
sesuatu serba instan, maka pemerintah terdorong untuk mengikuti arus
informasi terkait pemungutan pajak yang mana sistem pemungutan pajak
yang dulunya manual sekarang mengarah ke sistem online sehingga
masyarakat mudah melakukan kewajibannya dimanapun bahkan luar daerah
sekalipun. Selain itu, sistem perpajakan dan sistem pemungutan Pajak
Kendaraan Bermotor diefektifkan lagi, terutama dalam pelayanan publik
seperti yang diinginkan masyarakat, yaitu pelayanan yang lebih mudah,
cepat, dan transparan. Salah satu efektifitas sistem perpajakan pada pajak
kendaraan yaitu, wajib pajak dapat mengecek tagihan pajak mereka melalui
Aplikasi online tanpa perlu mendatangi kantor Samsat. Dulunya wajib pajak
hanya dapat membayarkan pajaknya melalui kantor Samsat tetapi, kini Wajib
Pajak dapat membayarkan pajaknya melalui layanan samsat keliling.
Layanan samsat keliling adalah salah satu program unggulan kantor
Bersama SAMSAT Kabupaten Gowa. Keunggulan dari sistem tidak hanya
dinikmati oleh masyarakat sekitar saja, tetapi juga masyarakat luar kota
karena dilengkapi dengan fasilitas Link. Inovasi ini bertujuan untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, mendekatkan diri kepada
masyarakat serta mempermudah masyarakat berdomisili jauh dari kantor
Bersama SAMSAT Kabupaten Gowa setempat.
Dengan adanya fasilitas yang disediakan oleh pemrintah seperti dalam
kemudahan mengurus pembayaran pajak kendaraan bermotor, diharapkan
4
wajib pajak dapat memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh kantor UPT
pendapatan wilayah Gowa atau samsat melalui layanan samsat keliling,
sehingga wajib pajak dapat membayar pajak tepat waktu dan tidak ada lagi
sanksi maupun denda keterlambatan membayar pajak.
Disamping adanya keunggulan yang ditemukan masih ada kendala
yang ditemukan di samsat keliling Kabupaten Gowa, yaitu dengan adanya
masalah jaringan yang membuat terhambatnya pelayanan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, penulis rumuskan
masalah sebagai berikut : “ Bagaimana implementasi layanan inovasi samsat
keliling dalam upaya meningkatkan pelayanan pembayaran pajak kendaraan
bermotor pada kantor Bersama SAMSAT Kabupaten Gowa?”
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penilitian ini untuk mengetahui implementasi layanan
inovasi samsat keliling dalam upaya meningkatkan pelayanan pembayaran
pajak kendaraan bermotor di kantor Bersama SAMSAT Kabupaten Gowa
1.4 Manfaat Penelitian
1. Teoritis
a. Dapat menambah wawasan dalam memahami perpajakan
khususnya implementasi layanan inovasi samsat keliling dalam
upaya meningkatkan pelayanan pembayaran pajak kendaraan
bermotor baik secara teori maupun praktek di lapangan
5
b. Sebagai salah satu sumber acuan untuk peneilitian tentang pajak
kendaraan bermotor di masa mendatang.
2. Praktis
Sebagai bahan untuk instansi yang terkait guna meningkatkan
penerimaan pajak kendaraan bermotor di masa mendatang.
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Implementasi
Implementasi secara sederhana dapat diartikan sebagai
pelaksanaan atau penerapan. Sebagaimana yang ada didalam kamus
besar bahasa Indonesia, implementasi berarti penerapan. Browne dan
wildavsky (2018:19) mengemukakan bahwa implementasi adalah
perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan. Adapun Schubert
(2018:19) mengemukakan bahwa implementasi adalah sistem rekayasa
Dari pengertian diatas, impelementasi dapat diartikan sebagai
penerapan atau operasionalisasi suatu aktivitas guna mencapai suatu
tujuan atau sasaran.
1. Pelayanan Publik
Berdasarkan undang-undang No 25 tahun 2009, bahwa apa yang
disebut sebagai pelayanan publik adalah, kegiatan atau rangkain kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas
barang, jasa dan pelayanan administrasi yang diselenggarakan oleh
penyelenggaran pelayanan publik.
Menurut Mediya Lukman (2013:15) pelayanan publik merupakan
pemberian pelayanan kepada masyarakat yang diberikan oleh pemerintah
pusat maupun daerah sebagai penyelenggara negara dalam rangka
7
pemenuhan kebutuhan masyarakat serta pelaksanaan peraturan
perundang-undangan.
Menurut Sinambela dkk (2010:128) pelayanan publik adalah
sebagai setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap
sejumlah manusia yang memiliki setiap kegiatan yang menguntungkan
dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan
meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik.
Peningkatan pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah salah
satunya melalui program-program inovatif yang berorientasi pada
kepuasan pengguna layanan Rahmayanti (2013:18).
Berdasarkan devinisi diatas dapat dipahami bahwa pelayanan
publik adalah penyelenggara pelayanan dalam hal ini pemerintah sebagai
penyelenggara yang memberikan pelayanan kepada warga Negara atau
penduduk. Adapun pelayanan yang diberikan meliputi pelayanan dalam
berbentuk barang, jasa ataupun yang bersifat admistratif.
2. Inovasi Pelayanan Publik
Dalam Permenpan No 30 Tahun 2014 Tentang Pedoman Inovasi
Pelayanan Publik bahwa, “Inovasi pelayanan publik adalah terobosan
jenis pelayanan baik yang merupakan gagasan/ide kreatif orisinal dan
atau adaptasi/modifikasi yang memberikan mamfaat bagi masyarakat,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan kata lain, inovasi
pelayanan publik sendiri tidak mengharuskan penemuan baru, tetapi
dapat merupakan suatu pendekatan baru yang bersifat kontekstual dalam
8
arti inovasi tidak terbatas dari tidak ada kemudian muncul gagasan dan
praktik inovasi, tetapi dapat berupa inovasi hasil dari perluasan maupun
peningkatan dan kualitas pada inovasi yang ada.”
Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Widodo
(2017:25), bahwa inovasi itu memiliki karakteristik yaitu:
1) Ada tidaknya dampak positif atau kemamfaatan dari suatu
inisiatif perubahan.
2) Mampu member solusi terhadap masalah,
3) Inovasi juga haruslah berkesinambunga.
3. Prinsip Pelayanan
Prinsip pelayanan yang terkandung dalam Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M-PAN/2003 Tentang
Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik terdapat 10 prinsip
yang terdiri dari : kesederhanaan, kejelasan, kepastian waktu, akurasi
produk, keamanan, tanggung jawab, kelengkapan sarana dan prasarana,
kemudahan akses, kedisiplinan, kenyamanan.
4. Pelayanan Berkualitas
Menurut Rahmayanti (2013:18) pelayanan berkualitas adalah
pelayanan dengan standar kualitas tinggi yang senantiasa mengikuti
perkembangan kebutuhan secara konsisten dan handal serta berorientasi
pada kepuasan pelanggan. Menurut Sinambela (2010:6) pelayanan
berkualitas tercermin dari 6 indikator, yaitu : transparansi, akuntabilitas,
9
kondisional, partisipatif, kesamaan hak dan keseimbangan hak dan
kewajiban.
5. Kepuasan pengguna layanan
Menurut kepuasan mentri pendayagunan Aparatur Negara Nomor
25/KEP/M-PAN/2/2004 tentang pedoman umum penyusunan indeks
kepuasan masarakat unit pelayanan instansi pemerintah menetapkan 14
indikator dalam penyusunan indek kepuasan masyarakat, yang terdiri dari
prosedur. Pelayanan, persyaratan pelayanan, kejelasan, kedisiplinan
petugas, pelayanan, keadilan dalam pelayanan, kesopanan dan
keramahan petugas, kewajaran biaya pelayanan, kepastian biaya
pelayanan, kepastian jadwal pelayanan, kenyamanan lingkungan,
keamnan pelayanan.
2.1.2 Pengertian Pajak
Definisi pajak menurut undang-undang No 16 tahun 2009 atas
perubahan keempat atas undang-undang nomo 6 tahun 1983 tentang
ketentuan umum dan tata cara perpajakan pada pasal 1 ayat 1 berbunyi
pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Sedangkan menurut Rochmat Soemitro (2016:3) pajak adalah iuran
rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang yang dipaksakan
dengan tidak mendapatakan jasa imbalan kontraprestasi yang langsung
10
dapat ditujukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran
umum.
Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki
unsur-unsur :
a. Iuran rakyat kepada Negara
Yang berhak memungut pajak hanyalah Negara. Iuran tersebut
berupa uang (bukan barang).
b. Berdasarkan undang-undang
Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari Negara yang secara
langsung dapat di tunjukan. Dalam pembayaran pajak tidak
dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh
pemerintah.
c. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni
pengeluaram-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat
luas.
Berkaitan dengan definisi disebut diatas, Mardiasmo (2016)
menjelaskan beberapa hal tentang pajak sebagai berikut :
1. Fungsi Pajak
Ada dua fungsi pajak yaitu :
a. Fungsi anggaran (budgetair) yaitu pajak berfungsi sebagai
salah satu sumber dana bagi pemrintah
untuk membiaya pengeluaran-pengeluarannya.
11
b. Fungsi mengatur (cregulerend) yaitu pajak berfungsi sebagai
alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
2. Syarat Pemungutan Pajak
Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau
perlawanan, maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
a. Pemungutan pajak harus adil (syarat keadilan)
Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan,
undang-undang maupun pelaksanaan pemungutan pajak harus
adil. Adil dalam perundang-undangan diantaranya mengenakan
pajak secara umum dan merata, serta disesuaikan dengan
kemampuan masing-masing. Sedang adil dalam pelaksan yakni
dengan memberikan hak bagi wajib pajak untuk mengajukan
keberatan, penundaan dalam pembayaran dan mengajukan
banding kepada pengadilan pajak.
b. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (syarat
yuridis)
Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23
ayat Hal ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan
keadilan, baik bagi Negara maupun warganya.
12
c. Tidak menganggu perekonomian (syarat ekonimis)
Pemungutan Tidak boleh menganggu kelancaran
kegiatan produksi maupun perdagangan, sehingga tidak
menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat.
d. Pemnugutan pajak harus efisien (syarat finansial)
Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus
lebih rendah dari hasil pemungutannya.
e. Sistem pemungutan pajak sederhana
Sistem pemungutan yang sederhana akan memudahkan
dan mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya. Syarat ini telah dipenuhi oleh undang-undang
perpajakan yang baru.
3. Tata Cara Pemungutan Pajak
Pemungutan pajak dapat dilakukan berdasrkan 3 stelsel pajak:
a. Stelsel nyata (riel stelsel)
Pengenaan pajak didasarkan pada objek (penghasilan
yang nyata), sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan
pada akhir tahun pajak yakni setelah penghasilan yang
sesungguhnya diketahui. Stelsel nyata mempunyai kelebihan
atau kebaikan dan kekurangan. Kebaikan stelsel ini adalah
pajak yang dikenakan lebih realistis. Sedangkan kelemahnnya
adalah pajak baru dapat dikenakan pada akhir periode (setelah
penghasilan riil diketahui)
13
b. Stelsel anggapan (fictieve stelsel)
Pengenaan pajak didasarkan pada sutau anggapan yang
diatur oleh Undang-Undang. Misalnya , penghasilan suatu
tahun dianggap sama dengan tahun sebelumnya, sehingga
pada awal tahun pajak sudah dapat ditetapkan besarnya pajak
yang terutang untuk tahun pajak berjalan, tanpa harus
menunggu pada akhir tahun. Sedangkan kelemahannya adalah
pajak yang dibayar tidak berdasarkan pada keadaan yang
sesungguhnya.
c. Stelsel campuran
Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan
stelsel anggapan. Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung
berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada akhir tahun
besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya.
Bila besarnya pajak menurut kenytaan lebih besar dari pada
pajak menurut anggapan, maka wajib pajak harus menambah.
Sebaliknya, jika lebih kecil kelebihannya dapat diminta kembali.
4. Sistem pemungutan pajak
Sistem pemungutan pajak dibagi menjadi :
a. Official assessment system
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi
wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan
besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Ciri-cirinya :
14
(1) Wewenang untuk menentukan besaranya pajak terutang
ada pada fiskus
(2) Wajib pajak bersifat pasif
(3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan
pajak oleh fiskus.
b. Self assessment system
Adalah sitem pemungutan pajak yang diberikan
wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri
besarnya pajak yang terutang, ciri-cirinya :
(1) Wewenang untuk menentukan besaranya pajak terutang
ada pada wajib pajak sendiri.
(2) Wajib pajak aktif, mulai dari hitungan, menyetor dan
melaporkan sendiri pajak yang terutng.
(3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
c. Withholding system
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi
wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib
pajak yang bersangkutan) untuk memotong dan memungut
pajak yang terutang oleh wajib pajak.
Ciri-cirinya : wewenang memotong atau memungut pajak yang
terutang ada pada pihak ketiga, yaitu pihak selain fiskus dan
wajib pajak.
15
5. Pengelompokan pajak
Pengelompokan pajak dibagi menjadi tiga golongan yaitu :
a. Menurut golongannya
(1) Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh
wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan
kepada orang lain.
Contoh : pajak penghasialan.
(2) Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.
Contohnya : pajak pertambahan nilai.
b. Menurut sifatnya
(1) Pajak subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan
pada Subjeknya dalam arti memperlihatkan keadaan diri wajib
pajak. Contohnya : pajak penghasilan.
(2) Pajak objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya,
tanpa memperlihatkan keadaan diri wajib pajak.
Contohnya : pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas
barang mewah.
c. Menurut lembaga pemungutannya
(1) Pajak pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah
pusat dan digunakan untuk membiaya rumah tangga Negara.
Contohnya : pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai dan
pajak penjualan atas barang mewah, dan bea materai.
16
(2) Pajak daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah
daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga
daerah. Pajak daerah terdiri atas :
Pajak provinsi : pajak kendaraan bermotor dan pajak bahan
bakar kendaraan bermotor.
Pajak kabupaten/kota : pajak hotel, pajak restoran, dan pajak
hiburan.
6. Hambatan Pemungutan Pajak
Hambatan terhadap pemungutan pajak dapat dikelompokkan
menjadi:
a. Perlawanan pasif
Masyarakat enggan (pasif) membayar pajak, yang dapat
disebabkan antara lain:
1) Perkembangan intelektual dan moral masyarakat.
2) Sistem perpajakan yang (mungkin) sulit dipahami
masyarakat.
3) Sistem kontrol tidak dapat dilakukan atau dilaksanakan
dengan baik
b. Perlawanan aktif
Perlawanan aktif meliputi semua usaha dan perbuatan yang
secara langsung ditujukan kepada fiskus dengan tujuan untuk
menghidari pajak. Bentuknya antara lain:
17
1) Tax avoidance, usaha meringankan beban pajak dengan
tidak melanggar Undang-Undang.
2) Tax evasion, usaha meringankan beban pajak dengan cara
melanggar Undang-Undang (menggelapkan pajak)
2.1.3 Pajak Daerah
Berdasarkan wewenag pemungutan pajak dibedakan menjadi dua
yaitu pajak pusat dan pajak daerah. Pajak pusat adalah pajak yang di
pungut pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga
Negara, sedangkan pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh
pemerintah daerah untuk membiayai pembangunan daerah.
Pengertia pajak daerah berdasrkan undang-undang No 28 tahun
2009 pasal 1 ayat (10) tentang pajak daerah dan retribusi daerah, pajak
daerah yang selanjutnya disebut pajak, adalah kontribusi wajib kepada
daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak daerah menurut Siahaan
(2010:7) adalah iuran wajib yang dilakukan oleh daerah kepada orang
pribadi atau badan tanpa imblan langsung yang seimbang, yang dapat
dipaksa berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan
pembangunan daerah.
18
1. Jenis-jenis pajak daerah
Berdasarkan undang-undang nomor 28 tahun 2009, jenis-jenis
pajak daerah dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
a. Jenis pajak provinsi, terdiri dari :
(1) Pajak kendaraan bermotor
(2) Bea bilik nama kendaraan bermotor
(3) Pajak bahan bakar kendaraan bermotor
(4) Pajak air permukaan, dan
(5) Pajak rokok
b. Pajak kabupaten/kota, terdiri dari :
(1) Pajak hotel
(2) Pajak restoran
(3) Pajak hiburan
(4) Reklame
(5) Pajak penerangan jalan
(6) Pajak mineral bukan logam dan batuan
(7) Pajak parkir
(8) Pajak air tanah
(9) Pajak sarang burung wallet
(10) Pajak bumi dan bangunan perdesaan perkotaan
(11) Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.
19
2.1.4 Kendaraan Bermotor
Pajak kendaraan bermotor adalah semua kendaraan berdoda dua
atau lebih beserta gandengannya digunakan disemua jenis jalan darat dan
digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya
yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber energy tertentu menjadi
tenaga gerak kendaraan, termasuk alat-alat berat, dan alat-alat berat
bergerak.
1. Pajak Kendaraan Bermotor
pajak kendaraan bermotor adalah pajak atas kepemilikan atau
penguasaan kendaraan bermotor sehingaa secara otomatis yang menjadi
objek dari pajak kendaraan bermotor adalah kepemilikan atau
penguasaan kendaraan bermotor, tetapi atas pajak ini terdapat juga
beberapa jenis objek yang dikecualikan dari pengenaan pajak, yaitu
kepemilikan atau penguasaan kendraan bermotor oleh :
a. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah
b. Kedutaan, konsultan perwakilan Negara asing, dan perwakilan
lembaga-lembaga internasional berdasar asas timbal balik
c. Subjek pajak lain yang ditetapkan dengan peraturan daerah
Yang menjadi subjek pajaknya adalah orang atau badan yang
memiliki atau menguasai, sekaligus menjadi wajib pajak.
20
2. Tarif, Dasar Pengenaan, dan Tata Cara Perhitungan Pajak
Kendaraan Bermotor
a. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor
Tabel 2.1
Tarif Pajak Kendaraan Bermotor
Jenis Kendaarn Bermotor Tarif
Kepemilikan pertama 1%-2%
Kepemilikan kedua dan seterusnya dapat diterapkan tarif
pajak progresif
2%-10%
Angkutan umum/pemerintah/ambulans dan lain-lain: 0,5%-1%
Alat berat/besar 0,1%-0,2%
Bea balik nama kendaraan bermotor penyerahan pertama 20%
Bea balik nama kendaraan bermotor penyerahan kedua
dan seterusnya
1%
b. Dasar Pengenaan
Nilai Jual Kendaraan Bermotor dikali bobot kerusakan jalan
c. Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor
Besarnya pokok PKB dapat dihitung dengan sebagai berikut :
Pajak terutang = tarif pajak X dasar pengenaan pajak
2.2 Kerangka Konseptual
pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor melalui layanan inovasi
Samsat Keliling merupakan peningkatan pelayanan dalam upaya
pemberian kemudahan kepada Wajib Pajak. Terdapat beberapa
kemudahan dalam layanan inovasi Samsat Keliling. Kemudahan tersebut
21
yakni, penyederhanaan persyaratan pelayanan, penyederhanaan
prosedur pelayanan serta peningkatan waktu pelayanan.
Dari uraian tersebut maka dibuatlah kerangka Konseptual sebagai
berikut :
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
2.3 Metode Pelaksanaan Penelitian
2.3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Kantor UPT pendapatan wilayah
Gowa atau samsat Kabupaten Gowa yang berada di Jalan Tumanurung
Raya, Kalegowa, Somba Opu, Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan.
Sedangkan Penelitian akan dilakukan selama kurang lebih 2 (dua) bulan
yaitu bulan April sampai dengan bulan Juni 2019.
2.3.2 Populasi Dan Sampel
1. Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, berupa orang,
kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik
tertentu dimana akan ditarik menjadi objek penelitian Mudrajad
Kuncoro (2013:118) Populasi dalam penelitian ini meliputi para
sebagian pegawai UPT pendapatan wilayah Gowa atau samsat
Pelayanan Samsat Keliling
(X)
Peningkatan Pembayaran Pajak
(Y)
22
Kabupaten Gowa dan para sebagian masyarakat atau wajib pajak
yang pernah melakukan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB) di Kantor UPT pendapatan wilayah Gowa atau samsat
Kabupaten Gowa.
2. Sampel merupakan bagian dari jumlah yang dimiliki populasi
Kuncoro (2013:118) Sampel yang digunakan adalah sampel yang
diberikan pada orang baik wajib pajak atau pegawai pajak UPT
pendapatan wilayah Gowa atau samsat Kabupaten Gowa.
2.3.3 Jenis Dan Sumber Data
1 Jenis Data
Dalam peneltian ini menggunakan jenis data kualitatif untuk
menguji dan memberikan gamabaran implementasi layanan inovasi
samsat keliling dalam upaya meningkatkan pelayanan pembayaran pajak
kendaraan bermotor pada kantor bersama samsat kabupaten gowa. Jenis
data kualitatif yaitu hasil pengamatan yang berbentuk dokumentasi dan
hasil wawancara terhadap objek penelitian
2 Sumber Data
Jenis sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:
data primer dan data sekunder.
a) Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti melalui
sumber data yang langsung memeberikan data sugiyono
(2016:137) data tersebut melalui hasil wawancara langsung
23
kepada pihak yang terkait sehubung dengan penulisan karya
tulis ilmiah.
b) Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui sumber
data tidak langsung memberikan data sugiyono (2016:137).
Data tersebut diperoleh melalui studi kepustakaan, bahan
perkuliahan, laporan-laporan tentang tentang tugas.
2.3.4 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2013:139) teknik pengumpulan data merupakan
langka yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data. Teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian pustaka
Dalam penelitian ini penulis memperoleh data yang melalui jalan
membaca berbagai buku, majalah, Koran, jurnal ilmiah, dan lainnya
yang mempunyai keterkaitan dengan materi pembahasan.
2. Teknik pengamatan/Observasi,
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu
proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.
Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan
ingatan.
24
3. Teknik wawancara,
wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan
makna dalam suatu topik tertentu.
4. Teknik dokumentasi,
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seorang.
2.3.5 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif
kualitatif, metode ini bertujuan untuk melihat dan menganalisis
implementasi layanan inovasi samsat keliling dalam upaya meningkatkan
pelayanan pembayaran pajak kendaraan bermotor pada kantor bersama
samsat kabupaten gowa.
25
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Profil Instansi
Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) merupakan
suatu sistem kerjasama terpadu antara Kepolisian Republik Indonesia
(Polri), Dispenda dan PT. Jasa Raharja (Persero). Latar belakang
terbentuknya SAMSAT diseluruh Indonesia diawali dengan
dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri, yaitu Menteri
Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI, Menteri Keuangan dan
Menteri Dalam Negeri NO. POL KEP/13/XII/76 Nomor: KEP-
1693/MK/IV/12/1976; 311 Tahun 1976 tentang peningkatan kerjasama
antara Pemerintah Daerah Tingkat I, Komando Daerah Kepolisian dan
Aparat Departemen Keuangan dalam rangka peningkatan pelayanan
kepada masyarakat serta peningkatan pendapatan daerah khususnya
mengenai pajak-pajak kendaraan bermotor.
Dasar hukum pembentukan Samsat di seluruh Indonesia adalah
Instruksi Bersama Menteri Pertahanan Keamanan, Menteri Dalam
Negeri dan Menteri Keuangan Nomor INS/03/M/X/1999, Nomor 29
TAHUN 1999, Nomor 6/IMK.014/1999 tentang Pelaksanaan Sistem
Administrasi Manunggal Di Bawah Satu Atap dalam penerbitan Surat
Tanda Nomor Kendaraan Bermotor, Surat Tanda Coba Kendaraan
Bermotor, Tanda Nomor Kendaraan Bermotor, Tanda Coba Nomor
Kendaraan Bermotor dan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor, Bea
26
Balik Nama Kendaraan Bermotor serta Sumbangan Wajib Dana
Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.
Samsat merupakan sistem pelayanan publik yang dikelola oleh
tiga instansi berbeda. Oleh karena itu untuk memudahkan koordinasi
dalam penyelenggaraan pelayanan dibentuk Tim Pembina Samsat
Pusat dan Provinsi. Tim Pembina pusat berkedudukan di Jakarta.
Sedangkan Tim Pembina Samsat Provinsi berkedudukan di Ibukota 48
Provinsi. Aparat pelaksanaan Samsat terdiri atas Direktorat Lalu Lintas
Kepolisian Daerah, Dinas Pendapatan Provinsi dan PT. Jasa Raharja
(Persero) cabang. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, masing-
masing ketiga instansi yang ada di SAMSAT memiliki tugas dan
kewenangan masing-masing.
Secara umum luas wilayah Kabupaten Gowa kurang lebih
1.883,33 km2 atau sama dengan 3,01 persen dari luas wilayah provinsi
Sulawesi Selatan. Wilayah administrasi kabupaten Gowa terdiri dari 18
kecamatan dan 167 desa/kelurahan. Berdasarkan posisi dan letak
geografis, kabupaten Gowa berada pada 119.3773° Bujur Barat dan
120.0317° Bujur Timur, 5.0829342862° Lintang Utara dan
5.577305437° Lintang Selatan. Samsat di kabupaten Gowa beralamat
di Jl. Tumanurung Raya, Kalegowa, Somba Opu, kabupaten Gowa,
Sulawesi Selatan.
27
3.2 Visi dan Misi
1. Visi
Adapun visi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Gowa
“Maksimalnya peningkatan pendapatan daerah melalui pengelolaan
pendapatan daerah yang bersih, tertib, transparan, akuntabel dan
inovatif.
2. Misi
Adapun Misi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Gowa
yaitu :
1) Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sekitar 13%
per tahun dan total pendapatan daerah sekitar 10% per
tahun.
2) Meningkatkan kapasitas, efektivitas dan efesiensi unit kerja
dalam rangka memberikan kualitas prima dalam pelayanan
pajak.
3) Mewujudkan aparatur pengelola pendapatan daerah yang
cakap, handal, jujur, bertanggung jawab dan profesional
dalam kemampuan teknis maupun manajemen.
4) Mewujudkan sistem dan prosedur pengelolaan pendapatan
daerah yang transparan dan akuntabel.
5) Peningkatan koordinasi dan pengendalian
28
3.3 Struktur Organisasi
STRUKTR ORGANISASI
UPT PENDAPATAN WILAYAH GOWA
(sumber : Kantor Bersama Samsat Kabupaten Gowa, 2019)
Gambar 3.1
Struktur Organisasi Kantor UPT Pendapatan wilayah Gowa
KEPALA UPT PENDAPATAN WILAYAH GOWA
KEPALA SUB BAGIAN TATA USAHA
PENATAN LAPORAN
KEUANGAN
PENGADMINI
STRASI UMUM
PENGELOLA PEMBENDAHAR
AAN DAN PELAYANAN
PENGELOLA
PEMAANFAATAN BARANG MILIK
DAERAH Nurcahya R
KEPALA SEKSI
PENETAPAN DAN
PENERIMAAN
PENGELOLA DATA PELAYANA
PERPAJAKAN
PENGELOLA DATA DAN INFORMAS DI
PERPAJAKAN
PENGELOLA
DATA
PENGELOLA PENDAFTARAN DAN
PENDATAAN PAJAK/RETRIBUSI
DAERAH
KEPALA SEKSI PENDATAAN DAN
PENAGIHANA
PENGELOLA PENAGIHAN
DAN PENGAWASAN
H. Kartono Syahrir M
PENGADMINISTRASI PAJAK
29
3.3.1 Job Description
1. Kepala Upt Pendapatan Wilayah Gowa
a. Menyusun rencana kegiatan UPT sebagai pedoman dalam
pelaksanaan tugas
b. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas
c. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas
dalam lingkungan UPT untuk mengetahui perkembangan
pelaksanaan tugas
d. Menyusunrancangan, mengoreksi, memaraf dan atau
menandatangani naskah dinas
e. Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya
f. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan program, keuangan,
umum, perlengkapan, kepegawaian dalam lingkungan UPT
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
a. Menyusun rencana kegiatan Sub Bagian Tata Usaha sebagai
pedoman dalam pelaksanaan tugas
b. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas
c. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas
dalam lingkungan Sub Bagian Tata Usaha untuk mengetahui
perkembangan pelaksanaan tugas
d. Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan atau
menandatangani naskah dinas
e. Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya
30
f. Melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan dalam lingkungan
UPT sehingga terwujud koordinasi, sinkronisasi dan integrasi
pelaksanaan kegiatan
3. Penatan Laporan Keuangan
a. Menerima dan memeriksa laporan keuangan sesuai dengan
prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk di proses lebih
lanjut
b. Mempelajari laporan keuangan sesuai dengan prosedur dan
ketentuan yang berlaku untuk mencapai hasil yang diharapkan
c. Menata laporan keuangan sesuai dengan prosedur dan
ketentuan yang berlaku untuk mencapai hasil yang diharapkan
d. Mengkonsultasikan kendala proses penataan laporan
keuangan, sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang
berlaku, untuk mencapai hasil yang diharapkan
e. Mendokumentasikan kendala proses penataan laporan
keuangan, sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku
agar apabila sewaktu-waktu diperlukan lagi data tersebut
mudah dicari
4. Pengelola Pembendaharaan dan Pelayanan
a. Menyusun program kerja, bahan dan alat perlengkapan
mengenai perbendaharaan dan pelayanan sesuai dengan
prosedur dan ketentuan yang berlaku, agar dalam pelaksanaan
pekerjaan dapat berjalan dengan baik
31
b. Memantau perbendaharaan dan pelayanan sesuai dengan
bidang tugasnya, agar dalam pelaksanaan terdapat kesesuaian
dengan rencana awal
c. Mengendalikan perbendaharaan dan pelayanan sesuai dengan
prosedur dan ketentuan yang berlaku, agar tidak terjadi
penyimpangan dalam pelaksanaan
d. Mengkoordinasikan dengan unit-unit terkait dan atau instansi
lain dalam rangka pelaksanaan pengelolaan perbendaharaan
dan pelayanan agar program dapat terlaksana secara terpadu
untuk mencapai hasil yang optimal
5. Pengadministrasi Umum
a. Menerima, mencatat, dan menyortir surat masuk dan surat
keluar, sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku
agar memudahkan pencarian
b. Memberi lembar pengantar pada surat, sesuai dengan prosedur
dan ketentuan yang berlaku agar memudahkan pengendalian
c. Mengelompokkan surat atau dokumen menurut jenis dan
sifatnya sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku
agar memudahkan pendistribusian
d. Mendokumentasikan surat sesuai dengan prosedur dan
ketentuan yang berlaku agar tertib administrasi
32
e. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas secara tertulis dan lisan
kepada atasan sesuai dengan prosedur yang berlaku sebagai
evaluasi dan pertanggung jawaban
f. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh
pimpinan baik tertulis maupun lisan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku agar kegiatan kedinasan dapat berjalan dengan
lancar
6. Pengelola Pemaanfaatan Barang Milik Daerah
a. Menyusun program kerja, bahan dan alat perlengkapan
pemanfaatan barang milik daerah sesuai dengan prosedur dan
ketentuan yang berlaku, agar dalam pelaksanaan pekerjaan
dapat berjalan dengan baik Menyusun program kerja, bahan
dan alat perlengkapan pemanfaatan barang milik daerah sesuai
dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, agar dalam
pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan baik
b. Memantau pemanfaatan barang milik daerah sesuai dengan
bidang tugasnya, agar dalam pelaksanaan terdapat kesesuaian
dengan rencana awal
c. Mengendalikan pemanfaatan barang milik daerah sesuai
dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, agar tidak terjadi
penyimpangan dalam pelaksanaan
d. Mengkoordinasikan dengan unit-unit terkait dan atau instansi
lain dalam rangka pemanfaatan barang milik daerah agar
33
program dapat terlaksana secara terpadu untuk mencapai hasil
yang optimal
e. Mengevaluasi dan menyusun laporan secara berkala, sesuai
dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku sebagai bahan
penyusunan program berikutnya
7. Kepala Seksi Pendataan Dan Penagihan
a. Menyusun rencana kegiatan Seksi Pendataan dan Penagihan
sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas
b. Mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk pelaksanaan
tugas
c. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas
dan kegiatan bawahan untuk mengetahui perkembangan
pelaksanaan tugas
d. Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan atau
menandatangani naskah dinas
e. Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya
8. Pengelola Data
a. Menyusun program kerja, bahan dan alat perlengkapan
mengenai pengelolaan data sesuai dengan prosedur dan
ketentuan yang berlaku, agar dalam pelaksanaan pekerjaan
dapat berjalan dengan baik
34
b. Memantau pengelolaan data sesuai dengan bidang tugasnya,
agar dalam pelaksanaan terdapat kesesuaian dengan rencana
awal
c. Mengendalikan data sesuai dengan prosedur dan ketentuan
yang berlaku, agar tidak terjadi penyimpangan dalam
pelaksanaan
d. Mengkoordinasikan dengan unit-unit terkait dan atau instansi
lain dalam rangka pelaksanaan pengelolaan data agar program
dapat terlaksana secara terpadu untuk mencapai hasil yang
optimal
e. Mengevaluasi dan menyusun laporan secara berkala, sesuai
dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku sebagai bahan
penyusunan program berikutnya Melaksanakan tugas
kedinasan lain yang diperintah atasan baik secara tertulis
maupun lisan
9. Pengelola Data Pelayana Pajak
a. Menyusun program kerja, bahan dan alat perlengkapan
mengenai Pelayanan Perpajakan sesuai dengan prosedur dan
ketentuan yang berlaku, agar dalam pelaksanaan pekerjaan
dapat berjalan dengan baik
b. Memantau pengelolaan data Pelayanan Perpajakan sesuai
dengan bidang tugasnya, agar dalam pelaksanaan terdapat
kesesuaian dengan rencana awal
35
c. Mengendalikan Pelayanan Perpajakan sesuai dengan prosedur
dan ketentuan yang berlaku, agar tidak terjadi penyimpangan
dalam pelaksanaan
d. Mengkoordinasikan dengan unit-unit terkait dan atau instansi
lain dalam rangka pelaksanaan pengelolaan Data Pelayanan
Perpajakan agar program dapat terlaksana secara terpadu
untuk mencapai hasil yang optimal
e. Mengevaluasi dan menyusun laporan secara berkala, sesuai
dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku sebagai bahan
penyusunan program berikutnya
10. Pengelola Penagihan Dan Pengawasan
a. Menyusun program kerja, bahan dan alat perlengkapan
penagihan dan pengawasan sesuai dengan prosedur dan
ketentuan yang berlaku, agar dalam pelaksanaan pekerjaan
dapat berjalan dengan baik
b. Memantau penagihan dan pengawasan sesuai dengan bidang
tugasnya, agar dalam pelaksanaan terdapat kesesuaian
dengan rencana awal
c. Mengendalikan data penagihan dan pengawasan sesuai
dengan prosedur dan ketentuan yang
d. Mengkoordinasikan dengan unit-unit terkait dan atau instansi
lain dalam rangka pelaksanaan penagihan dan pengawasan
36
agar program dapat terlaksana secara terpadu untuk mencapai
hasil yang optimal
e. Mengevaluasi dan menyusun laporan secara berkala, sesuai
dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku sebagai bahan
penyusunan program berikutnya
11. Kepala Seksi Penetapan Dan Penerimaan
a. Menyusun rencana kegiatan Seksi penerimaan dan Penetapan
sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas
b. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas
c. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas
dalam lingkungan Seksi penerimaan dan Penetapan untuk
mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas
d. Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan atau
menandatangani naskah dinasMengikuti rapat-rapat sesuai
dengan bidang tugasnya
e. Menyiapkan bahan dan melakukan perencanaan kebijakan
teknis pelayanan dan penetapan
12. Pengadministrasi Pajak
a. Menerima, mencatat, dan menyortir pembayaran pajak yang
masuk sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku,
agar memudahkan pencarian.
b. Memberi lembar pembayaran pajak sesuai dengan prosedur
dan ketentuan yang berlaku, agar memudahkan pengendalian
37
c. Mengelompokkan pembayaran pajak menurut jenis dan
sifatnya, sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku,
agar memudahkan pendistribusian
d. Mendokumentasikan pembayaran pajak dengan prosedur dan
ketentuan yang berlaku, agar tertib administrasi
e. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas sesuai dengan prosedur
yang berlaku sebagai bahan evaluasi dan pertanggungiawaban
13. Pengelola Pendaftaran dan Pendataan Pajak/Retribusi Daerah
a. Menyusun program kerja, bahan dan alat perlengkapan
mengenai pengelolaan pendaftaran dan pendataan Pajak dan
Retribusi Daerah sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang
berlaku, agar dalam pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan
dengan baik
b. Memantau pengelolaan pendaftaran dan pendataan Pajak dan
Retribusi Daerah sesuai dengan bidang tugasnya, agar dalam
pelaksanaan terdapat kesesuaian dengan rencana awal
c. Mengendalikan pengelolaan pendaftaran dan pendataan Pajak
dan Retribusi Daerah sesuai dengan prosedur dan ketentuan
yang berlaku, agar tidak terjadi penyimpangan dalam
pelaksanaan
d. Mengkoordinasikan dengan unit-unit terkait dan atau instansi
lain dalam rangka pelaksanaan pengelolaan pendaftaran dan
38
pendataan Pajak dan Retribusi Daerah agar program dapat
terlaksana secara terpadu untuk mencapai hasil yang optimal
e. Mengevaluasi dan menyusun laporan secara berkala, sesuai
dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku sebagai bahan
penyusunan program berikutnya
14. Pengelola Data dan Informasi Diperpajakan
a. Menyusun program kerja, bahan dan alat perlengkapan
mengenai data dan informasi perpajakan sesuai dengan
prosedur dan ketentuan yang berlaku, agar dalam pelaksanaan
pekerjaan dapat berjalan dengan baik
b. Memantau pengelolaan data dan informasi perpajakan sesuai
dengan bidang tugasnya, agar dalam pelaksanaan terdapat
kesesuaian dengan rencana awal
c. Mengendalikan data dan informasi perpajakan sesuai dengan
prosedur dan ketentuan yang berlaku, agar tidak terjadi
penyimpangan dalam pelaksanaan
d. Mengkoordinasikan dengan unit-unit terkait dan atau instansi
lain dalam rangka pelaksanaan pengelolaan data dan informasi
perpajakan agar program dapat terlaksana secara terpadu
untuk mencapai hasil yang optimal
e. Mengevaluasi dan menyusun laporan secara berkala, sesuai
dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku sebagai bahan
penyusunan program berikutnya.
39
3.4 Hasil Penelitian
3.4.1 Penerapan Layanan Inovasi Samsat Keliling
Kabupaten Gowa merupakan salah satu kabupaten di Provinsi
Sulawesi selatan dengan jumlah kendaraan bermotor yang cukup tinggi.
Masyarakat memanfaatkan kendaraan bermotor untuk menunjang
kegiatannya. Penggunaan kendaraan bermotor yang cukup tinggi
diharapkan nantinya penerimaan dari Pajak Kendaraan Bermotor
Kabupaten Gowa didapatkan dengan optimal. Ini dapat di lihat dari table di
bawa ini :
Tabel 3.1
Jumlah Kendaraan Bermotor Terdaftar 2016-2018
No
Tahun
Warna TNKB
Jumlah Hitam Merah Kuning
1 2016 117.851 905 1.420 119.661
2 2017 120.554 881 1.150 122.585
3 2018 124.975 817 1.122 127.911
(sumber : Kantor Bersama Samsat Kabupaten Gowa, 2019)
Dari data diatas dapat dilihat bahwa jumlah kendaraan bermotor
terus mengalami peningkatan setiap tahunnya yang terdiri jadi 3 jenis
tanda kendraan bermotor yaitu hitam, merah, dan kuning.
Kantor Bersama Samsat Kabupaten Gowa merupakan lembaga
penghimpun Pajak Kendaraan Bermotor. Pada upaya meningkatkan
pelayanan, Kantor Bersama Samsat Kebupaten Gowa menerbitkan suatu
40
layanan inovasi yang berguna untuk memberikan kemudahan bagi Wajib
Pajak. Bentuk layanan inovasi tersebut adalah layanan Samsat Keliling.
Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor di Kabupaten Gowa kini
semakin mudah dengan adanya layanan inovasi Samsat Keliling. Hal ini
seperti yang dikatakana oleh salah satu pegawai Samsat keliling :
"Dengan adanya inovasi samsat keliling wajib pajak dapat dipermudah untuk melakukan proses pembayaran pajak kendaraan bermotor” (11Juli 2019).
A. Peyederanaan pelayanan
1. Tinjauan Penyederhanaan Persyaratan Pelayanan
Pada pelaksanaannya Kantor Bersama Samsat Kebupaten Gowa
telah menetapkan persyaratan administratif yang diperlukan ketika
menggunakan suatu pelayanan sesuai dengan Standart Operasional
Prosedur. Adapun persyaratan pelayanan pembayaran Pajak Kendaraan
Bermotor setiap satu tahun sekali melalui Kantor Bersama Samsat
adalah sebagai berikut :
1) Foto Copy Indentitas Diri dan STNK
2) STNK Asli
3) Map pendaftaran
Persyaratan pelayanan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor
melalui layanan inovasi Samsat Keliling dilakukah penyederhanaan.
Seperti sebagai berikut :
41
a) Foto Copy Indentitas Diri dan STNK
b) STNK Asli
2. Peningkatan Prosedur Alur Pembayaran
Prosedur alur pembayaran merupakan langkah yang harus dilalui
dalam melakukan pembayaran, tidak terkecuali alur pembayaran pada
Kantor Bersama Samsat Kebupaten Gowa. Prosedur pelayanan
Pembayaran Pajak Kedaraan Bermotor setiap satu tahun sekali pada
Kantor Bersama Samsat Kabupaten Gowa harus melalui beberapa alur
pembayaran untuk menyelesaikan. Adapun alur pembayaran yang harus
dilalui tersebut adalah :
(sumber : Kantor Bersama Samsat Kabupaten Gowa, 2019)
Gambar 3.2
Alur pembayaran pajak kendaraan bermotor
Prosedur alur pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor setiap satu
tahun sekali melalui layanan inovasi Samsat Keliling lebih sederhana
dibandingkan dengan pelayanan melalui Kantor Bersama Samsat Adapun
prosedur pelayanan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor setiap satu
tahun sekali hanya melawati 2 loket, yang terdiri dari :
Wajib Pajak/ Masyarakat
LOKET 1 Pedaftaran dan Pendapatan Persyaratan Lengkap, foto
kopi KTP dan STNK
KASIR
LOKET 2 Pengesahan dan
Penyerahan STNK & TBPKB
ARSIP
42
(sumber : Kantor Bersama Samsat Kabupaten Gowa, 2019)
Gambar 3.3
Alur pembayaran Samsat Keliling
Berdasarkan alur pembayaran samsat diatas dapat dilihat bahwa
prosedur pelayanan pembayaran pada layanan Samsat Keliling mudah
serta tidak berbelit-belit dan cepat, hal ini juga dibenarkan salah seorang
wajib pajak Bapak A :
“Pelayanan pembayaran oleh samsat keliling sangat cepat, setelah semua berkas-berkas yang diperlukan sudah lengkap dan diserahkan kepada petugas langsung diurus oleh mereka dan prosedurnya tidak berbelit-belit”. (11 Juli 2019).
Hal ini juga sama yang dikatakan oleh wajib pajak samsat keliling Ibu R:
“Saya tidak mendapatkan hambatan pada samsat keliling ketika saya ingin membayar pajak kendaraan bermotor karena pelayananya sangat cepat dan instan”. (11 Juli 2019).
3. Peningkatan Waktu pelayanan
Waktu pelayanan merupakan waktu yang telah ditetapkan oleh
penyelenggara pelayanan publik dalam memberikan pelayanan kepada
pengguna layanan. Kantor Bersama Samsat Kabupaten Gowa juga telah
menetapkan waktu pelayanan kepada Wajib Pajak. Waktu pelayanan
Kantor Bersama Samsat Kabupaten Gowa sebagai berikut :
Pendaftaran
Wajib pajak/Masyarakat
Kasir & Pencetakan
43
Tabel 3.2
Jadwal Pelayanan KB Samsat Kabupaten Gowa
(sumber : Kantor Bersama Samsat Kabupaten Gowa, 2019)
Upaya peningkatan pelayanan melalui layanan inovasi Samsat
Keliling juga dilakukan dengan peningkatan waktu pelayanan.
Peningkatan waktu pelayanan yang dilakukan melalui Samsat Keliling
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3
Jadwal Pelayanan Samsat Keliling Kabupaten Gowa
Jadwal Pelayanan SAMSAT Keliling Gowa Jam
Senin – Minggu 08.00 – 15.00
(sumber : Kantor Bersama Samsat Kabupaten Gowa, 2019)
4. Kepuasan Wajib Pajak
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 25/KEP/M-PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan
Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah, indeks
kepuasan masyarakat digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
kepuasan Wajib Pajak dengan adanya layanan inovasi Samsat Keliling.
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan salah seorang Wajib Pajak
Bapak S :
Jadwal Pelayanan KB SAMSAT Gowa Jam
Senin – Minggu 08.00 – 15.30
44
”Iya saya merasa puas dan nyaman dengan pelayanan yang telah diberikan oleh petugas samsat keliling karena pegawai samsat keliling ramah dan baik dan layanan inovasi samsat Keliling dianggap lebih memudahkan Wajib Pajak”. (11 Juli 2019).
B. Faktor – Faktor Pendukung Serta Penghambat
1. Faktor Pendukung
Pada penerapan layanan inovasi Samsat Keliling terdapat beberapa
faktor yang mendukung pelaksanaannya. Faktor–faktor pendukung
tersebut terdiri dari :
a) Sosialisasi Pelayanan
Sosialisasi pelayanan layanan inovasi Samsat Keliling yang
dilakukan oleh Kantor Bersama Samsat Kabupaten Gowa melalui
berbagai media baik media cetak maupun elektronik, berdasarkan
sosialisasi pelayanan yang dilakukan tersebut berarti layanan
inovasi Samsat Keliling telah sesuai dengan kriteria pelayanan
berkualitas pada poin partisipatif Sinambela (2010:6). Partisipatif
disini maksudnya adalah pelayanan yang mendorong peran serta
masyarakat dalam memperhatikan harapan dan kebutuhan
masyarakat. Melalui sosialisasi diharapkan Wajib Pajak akan turut
berpartisipasi dalam penerapan layanan inovasi Samsat Keliling.
b) Kerjasama Pihak Terkait
Kerjasama Kantor Bersama Samsat Kabupaten Gowa dalam
penerapan layanan inovasi Samsat Keliling terdiri dari beberapa
instansi yaitu : Kepolisian Daerah, Dinas Pendapatan Provinsi
Sulawesi Selatan, PT. Jasa Raharja serta pemerintah kecamatan.
45
Menurut Khairul Muluk (2009:49) salah satu faktor keberhasilan
sektor publik adalah pengembangan tim dan kemitraan. Atas
kerjasama yang dilakukan oleh Kantor Bersama Samsat tersebut
berarti dalam penerapan layanan inovasi Samsat Keliling telah
sesuai dengan faktor keberhasilan inovasi publik, karena pada
dasarnya sebuah inovasi tidak akan berjalan dengan baik tanpa
adanya kerjasama yang baik.
c) Lokasi Pelayanan
Layanan inovasi Samsat Keliling Kabupaten Gowa dengan
menggunakan sistem pelayanan jemput bola agar lebih dekat
dengan masyarakat menetapkan lokasi pelayanan. Adapun lokasi
pelayanan tersebut adalah :
Tabel 3.4
Lokasi Pelayanan Samsat Keliling
Gerai Pelayanan SAMSAT Keliling Lokasi Pelayanan
Gerai Samsat Keliling Pattallasang Kantor Lurah Burung-Burung
Gerai Samsat Keliling Bajeng Kantor camat bajeng
Gerai Samsat Keliling Hertasning Kantor show room Honda, Jln
Tung Abdul Razak Hertasning
Baru
Gerai Samsat Keliling Romang
Polong
Kantor Lurah Romang Polong
Gerai Samsat Keliling Panciro Jembatang Timbang DISHUB
Panciro
Gerai Samsat Keliling Batas Kota Jl Sultan Hasanuddin Batas Kota
(sumber : Kantor Bersama Samsat Kabupaten Gowa)
46
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 63/KEP/M-PAN/2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
Pelayanan Publik salah satu prinsip pelayanan publik adalah kemudahan
akses. Kemudahan akses tersebut adalah tempat atau lokasi pelayanan
yang memadai, mudah dijangkau dan memenfaatkan sarana
telekomunikasi dan informasi. Berikut hasil wawancara dengan salah satu
pegawai samsat Kabupaten Gowa :
“Dengan adanya samsat keliling wajib pajak membayar pajak kendaraannya cepat waktu karena samsat gowa menyediakan 6 (enam) bus samsat keliling dan bertugas di beberapa tempat”
(11Juli 2019).
Hal ini juga di katakana oleh salah seorang wajib pajak Bapak T :
“Dengan adanya samsat keliling sangat mempermudah karena tidak menunggu antrian terlalu lama ketika membayar pajak kendaraan bermotor” (11Juli 2019).
Dengan sistem layanan jemput bola yang diterapkan pada layanan
Samsat Keliling, menjadikan layanan inovasi Samsat Keliling lebih dekat,
lebih mudah dijangkau oleh masyarakat. Berdasarkan lokasi pelayanan
yang ditetapkan berarti layanan inovasi Samsat Keliling telah sesuai
dengan prinsip pelayanan publik pada kriteria kemudahan akses.
d) Penanganan pengaduan sarana dan masukan
Penanganan pengaduan sarana dan masukan merupakan
hal yang sangat berpengaruh dalam rangka meningkatakan
kualitas pelayanan pada pelayanan publik samsat keliling
Kabupaten Gowa, tetapi pada petugas samsat keliling tidak
47
mendapatkan respon negatif terhadapat masyarakat atau wajib
pajak. Berikut hasil wawancara salah satu pegawai Samsat
keliling:
“semejak adanya samsat keliling tidak ada respon yang kurang baik atau respon negatif terhadap pemberian pelayanan kepada wajib pajak yang sudah melakukan pembayaran pajak kenadraan bermotor” (11Juli 2019).
Tetapi pegawai samat keliling Kabupaten Gowa mendapatkan
kendala pada saat melakukan pelayanan pembayaran pajak kendaraan
bermotor. Berikut hasil wawancara salah satu pegawai samsat keliling :
“Kendala yang di temukan pada saat pelayanan yaitu ketika wajib pajak tidak mengetahui perosedur atau persyaratan pembayaran pajak kendaraan bermotor”. (11Juli 2019).
2. Faktor Penghambat
Pada penerapan layanan inovasi Samsat Keliling juga terdapat
beberapa faktor penghambat. Faktor-faktor penghambat tersebut terdiri
dari :
a) Kesadaran Wajib Pajak
Berbagai upaya dilakukan Kantor Bersama Samsat Kabupaten
Gowa untuk meningkatkan kesadaran Wajib Pajak, salah satu
upaya yang dilakukan tersebut adalah peningkatan pelayanan
melalui layanan inovasi Samsat Keliling. Pada penerapannya
layanan inovasi Samsat Keliling telah sesuai dengan faktor yang
mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak Safri Nurmantu (2011:161)
Dari segi biaya layanan inovasi Samsat Keliling lebih efisien karena
48
tidak memerlukan biaya perjalanan serta map pendaftaran. Dari
segi waktu standar penyelesaian layanan inovasi Samsat keliling
lebih cepat dari Kantor Bersama Samsat, namun kurangnya
kesadaran Wajib Pajak akan pentingnya pajak serta etika dalam
menggunakan layanan menjadi penghambat jalannya suatu
pelayanan. Berikut hasil wawancara dengan salah satu seorang
wajib pajak Bapak A :
“Kita dapat melihat dari kesadaran wajib pajak masing-masing karena pelayanan samsat keliling sangat cepat dan instan sehingga tidak ada alasan untuk tidak membayar pajak kendaraan bermotor tepat waktu” (11Juli 2019).
b) Sarana dan Prasarana
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 63/KEP/M-PAN/2003 Tentang Pedoman Umum
Penyelenggaraan Pelayanan Publik salah satu prinsip pelayanan
adalah kelengkapan sarana dan prasarana. Kelengkapan sarana
dan prasarana disini maksudnya adalah ketersediaan sarana dan
prasarana kerja yang memadai termasuk penyediaan sarana
telekomunikasi dan informasi. Pada penerapannya layanan inovasi
Samsat Keliling telah menyediakan sarana dan prasarana yang
diperlukan serta pemenfaatan sarana telekomunikasi dan informasi
dalam pelayanan.
c) Keterbatasan Jenis Pelayanan Yang Diberikan
Layanan inovasi Samsat Keliling merupakan layanan pembantu
Kantor Bersama Samsat. Layanan inovasi tersebut diterbitkan guna
49
mengurangi beban tanpa menghilangkan eksistensi kantor
Bersama Samsat. Oleh karena itu layanan inovasi Samsat keliling
hanya mengedepankan pelayanan pembayaran Pajak Kendaraan
Bermotor setiap satu tahun, pengesahan STNK setiap satu tahun
serta pembayaran SWDKLLJ. Pelayanan selain tetap hanya dapat
dilakukan pada Kantor Bersama Samsat.
C. Laju Pertumbuhan Penerimaan Kas Samsat Keliling Dan
Realisasi Penerimaan PKB Dikantor Samsat Gowa
1. Laju Pertumbuhan Penerimaan Kas Samsat Keliling
Laju pertumbuhan dan realisasi digunakan untuk mengetahui
perkembangan penerimaan kas Pajak Kendaraan Bermotor dari tahun ke
tahun. Laju pertumbuhan dihitung dengan membandingkan antara selisih
penerimaan kas Pajak Kendaraan Bermotor.
Tabel 3.5
Pertumbuhan Penerimaan Kas Samsat keliling
Pertumbuhan Penerimaan
Kas Layanan Inovasi
SAMSAT Keliling Tahun
Penerimaan Kas PKB
SAMSAT Keliling
(Rp)
Laju
Pertumbuhan
(%)
2016 11.109.222 1%
2017 39.995.208 4%
2018 153.287.194 14%
(sumber : Kantor Bersama SAMSAT Kabupaten Gowa, 2019)
Dari data diatas dilihat bahwa pertumbuhan penerimaan kas
layanan inovasi Samsat Keliling mengalami peningkatan dimulai pada
tahun 2016 yang mencapai 11.109.222, lalu pada tahun 2017 naik
50
menjadi 39.995.208, tahun 2018 mengalami peningkatan wajib pajak yang
cukup signifikat mencapai 153.287.194. Berikut hasil wawancara salah
seorang pegawai samsat Kabupaten Gowa :
“Peningkatan jumlah pembayaran pajak kendaraan bermotor menjadi meningkat hal ini dapat dilihat langsung dari peningkatan pertumbuhan penerimaan kas pajak kendaraan bermotor”. (11Juli 2019).
2. Realisasi penerimaan PKB Dikantor Samsat Gowa
Dari data yang diberikan oleh semua informan, penulis melihat
bahwa alasan utama masyarakat membayaran Pajak Kendaraan
Bermotor di Kabupaten Gowa kini semakin mudah dengan adanya
layanan inovasi Samsat Keliling. Namun sejak diterapkan layanan inovasi
Samsat Keliling realisasi penerimaan Objek Pajak selalu mengalami
peningkatan setiap tahunnya
Dapat dilihat dari target dan Realisasi Pajak Kendaraan Bermotor di
Kantor Samsat Kabupaten Gowa pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.6
Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor tahun 2016 - 2018
(Sumber: Kantor Bersama Samsat Kabupaten Gowa, 2019)
Tahun Target penerimaan Realisasi Persen
(%)
2016 Rp. 61.609.790.000 Rp. 62.619.138.526 101.6%
2017 Rp. 68.891.600.000 Rp. 69.414.394.837 100.7%
2018 Rp. 73.232.188.000 Rp. 79.188.780.632 108.1%
51
Berdasarkan data penerimaan kantor SAMSAT Kabupaten Gowa
diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa dari tahun ketahun antara
taget dan realisasi pendapatan dapat dikatakan terpenuhi atau bahkan
melampaui target realisasi.
Untuk mengukur implementasi layanan inovasi samsat keliling
dalam upaya meningkatkan pelayanan pembayaran pajak kendaraan
pada kantor bersama Samsat Kabupaten Gowa dengan menggunakan
teori dimana adanya penyerdehanaan pelayanan yang dapat
memudahkan semua wajib pajak, faktor pendukung dan penghambat
pada wajib pajak dan pegawai samsat keliling, serta laju pertumbuhan kas
samsat keliling yang setiap tahunnya mengalami peningkat. Penulis
beranggapan dari semua penjelasan diatas bahwa, dengan adanya
layanan inovasi samsat keliling sangat mempermudah pelayanan
pembayaran pajak kendaraan bermotor, serta penerimaan kas pajak
kendaraan bermotor pada pelayanan samsat keliling secara nominal
sudah cukup mengalami peningkatan. Oleh karena itu, kantor samsat
harus berupaya agar peningkatan penerimaan kas terus ditingkatkan agar
tidak terjadi penurunan penerimaan dan terus meningkatkan pelayanan
inovasi samsat keliling yang lebih baik agar tidak adanya lagi
keterhambatan saat melakukan pembayaran pajak kenadaraan bermotor.
52
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan fokus penelitian yang telah ditetapkan serta hasil
penelitian yang telah dipaparkan, maka peneliti mengambil beberapa
kesimpulan, yakni :
1. Pelayanan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor melalui
layanan inovasi Samsat Keliling merupakan peningkatan pelayanan
dalam upaya pemberian kemudahan kepada Wajib Pajak. Terdapat
beberapa kemudahan dalam layanan inovasi Samsat Keliling.
Kemudahan tersebut yakni, penyederhanaan persyaratan
pelayanan, penyederhanaan prosedur pelayanan serta peningkatan
waktu pelayanan. Mayoritas Wajib Pajak merasa puas akan adanya
layanan inovasi Samsat Keliling, karena layanan inovasi Samsat
Keliling dianggap sangat membantu dan memudahkan Wajib Pajak.
2. Penerimaan kas Pajak Kendaraan Bermotor layanan inovasi
Samsat Keliling Kabupaten Gowa selalu mengalami peningkatan
pada tahun 2016 hingga 2017 dan khusus pada tahun 2018
megalami peningkatan yang sangat signifikat. Hal ini
mengindikasikan adanya perbaikan terhadap kinerja layanan
tersebut.
53
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian mengenai Implementasi
Layanan Inovasi Samsat keliling Dalam Upaya Meningkatakan Pelayanan
Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor, maka peneliti menyarankan :
1. Bagi kantor samsat, di harapkan selalu berupaya dalam
meningkatakan kemajuan pelayanan kantor bersama samsat
dengan melakukan sosialisasi tata cara pembayaran pajak pada
masyarakat akan inovasi yang telah ada.
2. a. Bagi pegawai samsat keliling agar kiranya selalu meningkatkan
kualitas pelayanan samsat keliling baik dari segi akses pajak dan
fasilitasny, dan Bagi wajib pajak kendaran bermotor, diharapkan
agar selalu membayar pajak kendaraan bermotor tepat pada
waktunya.
b. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan melaksanakan penelitian
dengan responden yang lebih luas agar penelitian dapat digunakan
secara universal dan objek penelitiannya tidak hanya paa kantor
bersama samsat Kabupaten Gowa sehingga didaptkan sampel
yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiani, Leli., Kadarisman Hidayat Dan Sri Sulasmiyati. 2016. “Implementasi Layanan Inovasi Samsat Keliling Dalam Upaya Meningkatkan Pelayanan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Pada Kantor Bersama Samsat Kabupaten Tulugalung)”. Jurnal Perpajakan (Jejak). Vol. 9 No 1.
Browne dan wildavsky. 2018. Implemetasi manajemen berbasis sekolah.
Yogyakarta : CV Gre Publishing Ilhamsyah, Randi, Maria G Wi Endang Dan Rizky Yudhi Dewantara. 2016. “Pengaruh Pemahaman Dan Pengetahuan Wajib Pajak Tentang Peraturan Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Samsat Kota Malang)”. Jurnal Perpajakan. (Jejak) Vol. 8 No 1. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 25/Kep/M-
Pan/2/2004 Tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah.
Keputusan Negara Nomor 63/KEP/M-PAN/2003 Tentang Menteri
Pendayagunaan Aparatur Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Kuncoro, Mudrajad. 2013. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi
Bagaimana Meneliti Dan Menulis Tesis Edisi 4. Jakarta : Erlangga Lukman, Mediya. 2013. Badan Layanan Umum Dari Birokrasi Menuju
Korporasi. Jakarta : Pt Bumi Aksara. Mardiasmo. 2016. Perpajakan Edisi Revisi 2016. Yogyakarta : Andi. Muluk, Khairul. 2009. Knowledge Management Kunci Sukses Inovasi
Pemerintahan Daerah. Jatim : Bayumedia Publising Nurmantu, Safri. 2011. Pengantar Perpajakan. Jakarta : Granit Pangalila, Indinisya Indah, Ventje Ilat Dan Treesje Runtu. 2015. “Analisis Pelaksanaan Sistem Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Di Kota Manado”. Jurnal Emba. Vol.3. No.1. PerMenPan Nomor. 30 Tahun 2014 Tentang Pedoman Inovasi Pelayanan
Publik
Rahmayanti, Nina. 2013. Manajemen Pelayanan Prima. Yogyakarta : Graha Ilmu
Republik Indonesia. Undang-Undang No 16 Tahun 2009 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomo 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan.
Republik Indonesia. Undang-Undang No 25 Tahun 2009 Tentang
Pelayanan Publik. Republik Indonesia. Undang-Undang No 28 Tahun 2009 Tentang Pajak
Daerah Dan Retribusi Daerah. Rohema, Riskiyatur., Nurul Kompyurini Dan Emi Rahmawati. 2013.
“Analisis Pengaruh Implementasi Layanan Samsat Keliling Terhadapt Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua Dikabupaten Pamekasan”. Jurnal Infestasi. Vol 9 No 2.
Schubert. 2018. Implemetasi manajemen berbasis sekolah. Yogyakarta :
CV Gre Publishing Siahaan, Marihot P. 2010. Pajak Daerah & Retribusi Daerah. Jakarta : Rajawali Pers Siahaan, Marihot P. 2013. Pajak Daerah & Retribusi Daerah: Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah. Jakarta: Rajawali Pers.
Silvia, Irma Aulia., Srikandi Kumadji Dan Achmad Husaini. 2015. “Analisi
Mekanisme Pemunguta Dan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Pada Kantor Bersama Samsat (Studi Kasuspada Kantor Sistem Administrasi Manuggal Di Bawah Satu Atap Lombok Timur)”. Jurnal Perpajakan (Jejak). Vol. 6 No 2.
Sinambela, Poltak Lijan dkk. 2010. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta :
PT Bumi Aksara.
Soemitro, Rochmat. 2016. Perpajakan edisi terbaru 2016. Yogyakarta.:
Andi Sugianto. 2008. Pajak Dan Retribusi Daerah. Jakarta : PT Gramedia. Sugiyono. 2013. Cara Mudah Menyusun: Skripsi, Tesis, Dan Disertasi. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Widodo, Tri. 2017. Inovasi Harga Mati. Rajawali Pers. Jakarta.
LAMPIRAN 1
SURAT PENELITIAN
LAMPIRAN 2
DAFTAR PERTANYAAN
WAWANCARA
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
Daftar pertanyaan wawancara ini berfungsi untuk menjawab
rumusan masalah pada penelitian yang berjudul “Implementasi Layanan
Inovasi Samsat Keliling Dalam Upaya Meningkatkan Pelayanan
Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Pada Kantor Bersama
Samsat Kabupaten Gowa”. Berikut daftar pertanyaan wawancara untuk
menjawab rumusan masalah bagaimana implementasi layanan inovasi
samsat keliling dalam upaya meningkatkan pelayanan pembayaran pajak
kendaraan bermotor pada kantor bersama samsat kabupaten gowa ?
Daftar pertanyaan :
A. Bagi Pegawai Pajak
1. Bagaimana pendapat anda sebagai pegawai dengan adanya
samsat keliling ?
2. Semenjak berjalannya samsat keliling apakah ada respon
negatif masyarakat atau wajib pajak terhadap pelayanan
samsat keliling ?
3. Apakah samsat keliling mempunyai kendala selama melakukan
pelayanan ?
4. Menurut anda dengan adanya samsat keliling WP dapat
membayar pajak kendaraan bermotor tepat waktu ?
5. Apakah dengan adanya samsat keliling jumlah pembayaran
pajak kendaraan bermotor meningkat ?
B. Bagi Wajib Pajak / Masyarakat
1. Apakah bapak/ ibu merasa puas dan nyaman dengan
pelayanan yang telah diberikan oleh petugas samsat keliling ?
2. Apakah pegawai samsat keliling dalam memberikan pelayanan
kepada bapak/ibu dalam mengurus pajak kendaraan bermotor
dengan cepat ?
3. Apakah anda mendapatkan hambatan pada saat pembayaran
pajak kendaraan bermotor pada samsat keliling ?
4. Apakah dengan adanya samsat keliling wajib pajak (WP) dapat
membayar pajak kendaraan bermotor tepat waktu ?
5. Menurut anda dengan adanya samsat keliling masyarakat atau
wajib pajak (WP) dapat mempermudah pembayaran pajak
kendaraan bermotor ?
LAMPIRAN 3
DOKUMENTASI
DOKUMENTASI
Gambar 1. Halaman Depan Kantor UPT Pendapatan Wilayah Gowa
Atau Samsat Kabupaten Gowa.
Gambar 2. Pelayanan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor
Digerai Samsat Keliling Panciro.
Gambar 3. Wawancara Dengan Wajib Pajak Pak Andi Dini Di Gerai
Samsat Batas Kota
Gambar 4. Wawancara Dengan Pegawai Samsat Keliling Achmad
Latif Digerai Samsat Batas Kota.
RIWAYAT HIDUP
PUTRI AZIZAH ABDULLAH, Dilahirkan di
Sungguminasa, Sulawesi Selatan pada tanggal
01 Oktober 1997. Penulis Merupakan anak
keempat dari empat bersaudara, buah hati dari
Ayahanda DRS. H. Abdullah.HB dan Ibunda Hj.
Hawanty. Penulis memulai Pendidikan di SD
Center Malakaji pada tahun 2007 hingga tahun 2010. Kemudian penulis
melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 1 Tompobulu pada tahun 2010
hingga tahun 2013. Pada tahun tersebut penulis juga melanjutkan
pendidikan ke jenjang SMA di SMA Negeri 1 Tompobulu pada tahun 2013
hingga tahun 2016. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan kejenjang
yang lebih tinggi yaitu Universitas Muhammadiyah Makassar pada
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Jurusan D-III Perpajakan dan
menyelesaikan studi pada tahun 2019.
Contact Person :
Email : [email protected]
No. Hp : 0812 4449 9404