Download - Drug Urine Test
BAB I
PENDAHULUAN
Penggunaan obat-obatan telah menjadi bagian dari eksistensi manusia sejak
ribuan tahun yang lalu. Opium, telah digunakan sejak kurang lebih 3.500 tahun yang
lalu. Mariyuana telah digunakan sebagai obat pada pengobatan herbal di China.
Gangguan akibat penggunaan zat menimbulkan kondisi kejiwaan yang rumit dan
keluhan yang timbul seperti gangguan psikiatri yang lain, faktor biologi dan
lingkungan merupakan penyebab yang signifikan.1
Penyalahgunaan zat merupakan masalah yang sangat penting di seluruh dunia.
Pemeriksaan urine narkoba (narkotika, psikotropika, bahan/ zat adiktif dan precursor)
diperlukan untuk melamar pekerjaan, militer, keperluan olahraga, penyelidikan
hukum, pemantauan kepatuhan pengobatan. Tes urin narkoba digunakan untuk
mengidentifikasi penyalahgunaan narkoba. Zat yang sering disalahgunakan adalah
opiate, amfetamin, kokain, cannabinoid, phencyclidine dan benzodiazepine.2
Pemeriksaan yang dilakukan pada orang dengan penyalahgunaan zat untuk
mengidentifikasi obat yang sedang digunakan termasuk diagnosis awal, terapi dan
monitoring jangka panjang.3
Kesalahan dalam penafsiran dari tes narkoba dapat menimbulkan konsekuensi
yang serius, seperti pemutusan sepihak dari pekerjaan, risiko hukuman penjara. Istilah
false positive dan false negative banyak digunakan dalam diskusi hasil urine drug test
(UDT). Hasil ini bersifat tidak adekuat, berpotensi memberikan hasil pemeriksaan
1
2
yang tidak adekuat, tidak sesuai dan menyesatkan. Penyebab dari false positive UDT
termasuk konversi metabolic obat, kesalahan dari laboratorium. Penyebab dari false
negative UDT kadar obat dibawah nilai ambang, manipulasi specimen dan kesalahan
laboratorium.4,5
Tujuan tulisan ini adalah, untuk mempelajari lebih banyak tentang hasil
pemeriksaan UDT yang berpotensi untuk menjadi false positif dan penyebabnya.
Masalah false positive banyak didapatkan dalam pemeriksaan sehari-hari, sehingga
dapat menjadi penapisan untuk terjadinya false potive atau tidak. Mendapatkan
informasi yang relevan secara klinis yang dapat digunakan untuk menafsirkan UDT.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penyalahgunaan zat adalah masalah kesehatan utama di Amerika. Hal ini
mendorong kemajuan dalam metode pemeriksaan untuk membantu diagnosis
penyalahgunaan zat dan orang yang dicurigai sebagai pecandu. Pemeriksaan
laboratorium awalnya digunakan untuk mengetahui adanya overdosis, namun untuk
saat ini digunakan untuk melakukan skrining. False positive dari pengujian
labolatorium hasil dari banyak variabel, pendeteksian tergantung dari jenis obat,
waktu pengambilan sampel dan sensitivitas metode analisis.6
2.1 Tujuan Pemeriksaan
Penyalahgunaan Narkoba ditandai oleh perilaku impulsive untuk mencari obat
dan adanya kekambuhan. Gambaran umum dari penyalahguna narkoba adalah
tidak mengakui sebagai pemakai (denial). Pelaku berbohong kepada dirinya
sendiri dan orang sekitarnya agar tidak dapat terus menggunakan narkoba. Untuk
alasan ini, pelaku jarang yang mengakui kepada dokter tentang aktivitas
pemakaian narkoba.6
Penggunaan obat dan penyalahgunaan narkoba merupakan bagian yang
penting dari riwayat pengobatan. Dokter tidak dapat memberikan terapi dengan
baik, bila tidak disampaikan tentang riwayat kecanduan pasien. Gejala fisik atau
kejiwaan dapat muncul akibat dari penyalahgunaan narkoba.6
3
4
Pengujian laboratorium yang komprehensif merupakan bagian penting untuk
melakukan evaluasi tindak lanjut dan dalam memilih pengobatan yang tepat.
Alasan untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium narkoba adalah untuk
identifikasi secara objektif dan zat yang digunakan. Pemeriksaan narkoba juga
merupakan bagian yang penting setelah identifikasi terhadap penyalahguna
narkoba, bertujuan untuk memonitoring kekambuhan penggunaan zat.
Pemeriksaan laboratorium narkoba dapat berguna untuk forensik.6
Tabel 1. Perilaku yang menimbulkan kecurigaan terhadap penyalahgunaan obat atau ketergantungan12
5
2.2 Pemilihan Sampel
Urin, darah, rambut, air liur, keringat dan kuku adalah spesimen biologi
yang digunakan untuk pengujian obat, yang memberikan berbagai tingkat
spesifisitas, sensitivitas, dan akurasi yang berbeda. Urin adalah spesimen yang
paling sering digunakan karena mudah untuk didapatkan dan mudah untuk
diidentifikasi tanpa memerlukan pemeriksaan laboratorium yang rumit.
Konsentrasi obat dan metabolit cenderung tinggi dalam urin. Kelebihan lain
spesimen urin adalah pengambilannya yang tidak invasif dan dapat dilakukan
oleh petugas yang bukan medis. Urine merupakan matriks yang stabil dan dapat
disimpan beku tanpa merusak integritasnya. Obat-obatan dalam urine biasanya
dapat dideteksi sesudah 1-3 hari. Kelemahan pemeriksaan urin adalah mudahnya
dilakukan pemalsuan dengan cara substitusi dengan bahan lain maupun
diencerkan sehingga mengacaukan hasil pemeriksaan.3,4,7
Tabel 1. Cut off poin4
Dua jenis UDT yang digunakan, yaitu immunoassay dan gas
chromatography-mass spectometry (GC-MS). Immunoassay, menggunakan
antibodi untuk mendeteksi keberadaan zat, merupakan metode yang digunakan
6
untuk skrining awal. Keuntungan immunoassay lebih cepat untuk mendeteksi.
Kerugian immunoassay adalah terdapat positif palsu, sehingga diperlukan tes
kedua untuk konfirmasi. Hasil dari immunoassay dapat dikonfirmasi dengan tes
laboratorium yaitu GC-MS. Pemeriksaan GC-MS lebih mahal dan memerlukan
waktu yang lebih lama, namun merupakan gold standard untuk konfirmasi hasil
positif dari immunoassay. Semua hasil positif pada GC-MS adalah true
positive.4,7,9
Tabel 2. Lama zat yang dapat dideteksi dalam urine4
Darah memiliki waktu deteksi paling pendek. Kebanyakan zat telah
dikeluarkan dari peredaran darah dalam waktu 12 jam atau kurang. Berbeda
dengan urine yang memiliki waktu deteksi 1-3 hari.3
Rambut di kepala tumbuh 0,5inchi (1,3 cm) tiap bulan. Sel-sel rambut yang
baru dimasukkan obat dari darah pada hari itu, menciptakan rekaman vitual dari
7
penggunaan narkoba. Ketika pemeriksaan tes rambut digunakan, hasil positif dari
pengujian rambut secara umum hanya akan terjadi pada pengguna yang
menggunakan zat sekurang-kurangnya 4 sampai 6 kali. merupakan indikator
yang dapat diandalkan pada keadaan yang kronis dan berulang-ulang.3
Gambar 1. Penyebaran zat dari darah ke folikel rambut6
Pemeriksaan keringat, orang yang diperiksa menggunakan patch, seperti
patch nikotin. Pengujian patch keringat sangat berguna untuk menindaklanjuti
pemeriksaan pengobatan dan yang kembali bekerja saat pemeriksaan urin harian
dan pemeriksaan urin secara acak kurang praktis. Pengujian rambut dan patch
keringat memberikan keuntungan yang penting dibandingkan pemeriksaan urine.
Keduanya jauh lebih tahan terhadap kecurangan.3
Biological matrix
Drug detection
Major advantages
Major disadvantages Primary use
8
timeUrine 2-4 days Mature
technology; on-site methods available; established cut-offs
Only detects recent use Detection of recent drug use
Saliva 12-24 hours
Easily obtainable; samples free drug fraction; parent drug presence
Short detection time; oral drug contamination; collection methods influence pH and s/p ratios; only detects recent use; new technology
Linking positive drug test to behavior and performance impairment
Sweat 1-4 weeks
Cumulative measure of drug use
High potential for environmental contamination; new technology
Detection of recent drug use (days-weeks)
Hair months Long-term measure of drug use; similar sample can be recollected
High possibility for environmental contamination; new technology
Dectection of drug use in recent past (1-6 months)
TABLE 3. Comparative usefulness of urine, saliva, sweat, and hair as a biologic matrix for drug detection6
2.3 Interpretasi hasil
Penafsiran hasil pemeriksaan urin narkoba memerlukan pemahaman tentang
modalitas pengujian, waktu pengujian untuk obat khusus dan alasan yang paling
sering terjadi hasil positif dan negative palsu.12
2.3.1 Hasil False Positive
Meskipun teknik immunoassay sensitive terhadap metabolit zat,
perbedaan spesifisitas tergantung pada uji yang digunakan dan zat yang
akan dideteksi. Spesifisitas merupakan karakter yang paling penting dari
reagen antigen antibodi, ditentukan oleh antigen diidentifikasi oleh sifat
pelengkap dari struktur spasial antara kluster dan daerah hiper variabel dari
9
molekul antibody. Akibatnya, orang yang menggunakan agen yang
menyerupai dengan narkoba dalam hal strukturnya akan menimbulkan hasil
false positive. Konversi metabolik, fungsi hati dan fungsi ginjal akan
mempengaruhi eksresi dan hasil pemeriksaan yang muncul. 2,14
Table 4. daftar obat yang mengganggu gasil pemeriksaan urine narkoba14
a. Amphetamine
10
Obat yang mengandung ephedrine, pseudoephedrine dan
fenilpropanolamin dapat memberikan reaksi positif pada pemeriksaan
immunoassay. Obat dengan yang memiliki stereoisomer methamphetamine
seperti Vicks Vapor Inhaler akan memberikan hasil positif. Pemeriksaan
dengan GC-MS tidak mampu membedakan antara enantiomer, karena
adanya fragmentasi molekul sehingga menghasilkan spekrtum massa yang
identik.5
Obat Dimethylamylamine (DMAA), dapat memberikan hasil false
positive pada amphetamine. Konsentrasi 3,1mg/mLdapat memberikan hasil
positif pada pemeriksaan amphetamine. Pada penelitian lainnya,
menyebutkan diperlukan kadar sebanyak 7,5 mg/mL atau lebih untuk
memberikan hasil false positive.8
Bupropion adalah antidepresan yang sering diresepkan di Amerika
untuk mengobati depresi major. Bupropion menunjukkan bereaksi silang
dengan immunoassay amphetamine. Sebagian hasil false positive pada
amphetamine merupakan pada penggunaan bupropion.8,10
Table 5. false positive pada amphetamine.8
11
b. Benzodiazepine
Benzodiazepine digunakan sebagai anxiolityc dan hypnotic. Efavirenz
(EFV), digunakan untuk pengobatan HIV terbukti bereaksi silang dan
memberikan hasil positif pada benzodiazepine. Hasil false positive juga
didapatkan dari sertraline.8
Table 6. false positive benzodiazepine8
c. Cocaine
Reaksi silang antara cocaine dengan zat lain hampir tidak ada.
Pemeriksaan urine untuk cocaine sangat akurat dalam mendeteksi cocaine
yang baru dikonsumsi. Namun, Amoxicillin dan antibiotik lainnya dapat
memberikan hasil false positive pada pemeriksaan immunoassay cocaine.
Penggunaan analgetik NSAID juga dapat memberikan hasil positif pada
pemeriksaan cocaine.4,11
d. Opiate
Opiate merupakan senyawa yang mampu berinteraksi dengan reseptor
opiate endogen. Immunoassay opiate biasanya menargetkan morfin dan
kodein. Quetiapine 125 mg/ hari dilaporkan dapat memberikan hasil false
positive. Rifampisin juga dapat mengganggu immunoassay opiate dengan
menimbulkan reaksi silang. Dosis tunggal rifampisin 600 mg dapat
12
terdeteksi setelah 18 jam mengkonsumsi rifampisin. Quinolon juga dapat
menimbulkan hasil fase positive pada pemeriksaan opiate.4,5,8
Table 7. false positive opiate8
e. Ganja
Immunoassay digunakan untuk menskrining penyalahgunaan ganja
dengan mendeteksi 11-nor-D9-tetrahydrocannabinol-9-carboxylic acid (11-
nor-D9-THC-9-COOH). Pasien yang mendapat terapi efavirens
13
memberikan hasil yang positif pada ganja. Obat-obatan antiinflamasi non
steroid dilaporkan jua dapat menimbulkan hasil false positif pada ganja.4,8
Table 8. false positif ganja8
f. Phencyclidine
Venlafaxine mengakibatkan hasil false positive untuk pemeriksaan
phencyclidine. Hasil reaksi silang ini sangat rendah, namun gabungan
antara obat dan metabolit dapat menyebabkan timbulnya false positive.
Tramadol juga dapat menimbulkan hasil false positive pada
phencyclidine.4,8
14
Table 9. false positive phencyclidine8
2.3.2 Hasil False Negative
Konteks yang menganggap hasil positif dalam pemeriksaan urin
narkoba menggambarkan perilaku criminal, penyalahgunaan zat. Hal ini
dapat berimbas kepada penahanan, pemecatan dari tempat kerja, skorsing
atau denda. Kondisi ini memberikan motivasi untuk memberikan hasil
false negative pada pemeriksaan urin, dengan banyak metode atau produk
yang ditawarkan secara komersial. Efektivitas dari sabotase tergantung
pada konsentrasi obat dalam urin dan cara pemalsuan. Konsentrasi obat
dalam urin sangat bervariasi tergantung pada jumlah yang digunakan,
15
waktu penggunaan, metabolism individu, lemak tubuh dan konsumsi
cairan.13
Cara untuk membuat false negative pada urin:13,14
a. Pemalsuan in vitro : produk komersial
Pemalsuan in vitro adalah zat asing yang ditambahkan pada specimen
urin setelah berkemih. Zat ini dapat mengganggu efektivitas
immunoassay dalam mendeteksi senyawa zat target.
Glutaraldehyde
Zat yang tertama tersedia dipasaran dengan nama bClean-X,
QbInstant Clean ADD-it-ive, Q and bUrine Aid. Produk yang
mengandung Glutaraldehyde menyebabkan gangguan tingkat serapan
immunoassay. Glutaraldehyde tidak mempengaruhi pemeriksaan
konfirmasi menggunakan GC-MS.
Nitrite
Produk yang mengandung nitrite sebagai bahan aktif dijual dengan
berbagai merek bKlear, QbWhizzies, QbPurafyzit, Q and bKrystal
KleanQ. Nitrite dapat mengganggu pemeriksaan konfirmasi GC-MS
untuk THC namun tidak mempengaruhi hasil pemeriksaan
benzodiazepine, morfin, amphetamine dan PCP.
Pyridinium chlorochromate (PCC)
PCC dikenal dipasaran dengan nama bUrine Luck, bLL-418, bSweet
16
Pea’s Spoiler, dan bKlear II. PCC efektif memberikan hasil false
negative untuk THC, opiate, kokain, amfetamin dan PCP. PCC tidak
mengubah kimia pada target sasaran namun menurunkan pH standar
sampel pemeriksaan.
Peroxidase dan peroxide(Stealth)
Stealth merupakan campuran peroksidase dan peroksida. Stealth
bekerja dengan mengoksidasi obat dan metabolitnya sehingga tidak
terdeteksi pada pemeriksaan Immunoassay.
Tabel 10. Pemalsuan in vitro13
b. Pemalsuan in vitro : produk rumah tangga
Pemutih
Pemutih merupakan salah satu pemalsu hasil urin yang efektif karena
menurunkan deteksi narkoba dan menunjukkan hasil false negative
pada beberapa pemeriksaan immunoassay yang berbeda dan efektif
memberikan efek masking pada pemeriksaan GC-MS. Pemutih akan
17
memberikan hasil false positive pada PCP karena meningkatkan
jumlah PCP.
Cuka
Cuka telah terbukti mengganggu deteksi THC dan amfetamin dengan
menurunkan kadar pH, mempengaruhi pengikatan, waktu reaksi dan
kelarutan obat.
Tetes mata Visine
Bahan aktif hirdoklorida tetrahidrozoline yang akan mengurangi
kemerahan dan iritasi dengan cara vasokonstriksi pembuluh darah.
Zat ini akan menyebabkan mengurangi kemampuan pengikatan obat
sehingga menimbulkan hasil false negative.
Drano (Sodium hydroxide)
Dikenal sebagai soda kaustik yang memiliki efek untuk pemalsuan
hasil urin yang kuat. Menyebabkan pH urin menjadi basa yang
mempengaruhi reaksi, kelarutan obat dan pengikatan obat.
Detergent
Detergen akan meningkatkan pH dalam sampel urin dan mengganggu
pengikatan pada immunoassay.
Ammonia
Ammonia dapat mencegah hasil positif pada PCP, namun tidak
memberikan pengaruh pada THC, amfetamin atau opiate.
18
Sodium chloride
Garam dapur dapat mengganggu pemeriksaan immunoassay, akan
memberikan hasil false negative pada amfetamin, kokain, opiate dan
PCP. Garam dapur mempengaruhi immunoassay dengan mengubah
struktur protein, yang kemudian mengubah aktivitas enzim dan
pengikatan obat.
Table 11. Pemalsuan menggunakan bahan rumah tangga13
c. Cairan pemalsuan in vivo
Zat yang dimakan untuk menghindari deteksi dari penggunaan
narkoba. Secara umum mekanisme in vivo adalah dengan pengenceran
19
dan eksresi. Dengan mengkonsumsi diuretic atau minum air yang
banyak akan menimbulkan hasil false negative.
d. Mengganti urin
Mengganti urin merupakan cara lain untuk menghindari pemeriksaan
narkoba. Dengan menggunakan specimen urin dari relawan yang sehat.
Cara ini dapat dihindari dengan memperhatikan temperature specimen
urin.
Pemalsuan dan penggantian urin dapat dinyatakan sebagai false negative.
Hal ini dapat dideteksi melalui observasi selama pengumpulan sampel,
pemeriksaan visual, analisis di tempat, dan analisis laboratorium. Berikut
beberapa prosedur yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemungkinan
pemalsun pada skrining narkoba pada urin.7
1. Melepaskan pakaian luar yang tidak begitu berguna (jaket, syal dll)
2. Memindahkan benda/ substansi pada area pengambilan sampel yang
dapat digunakan untuk memalsukan urine (air, sabun cuci tangan)
3. Menaruh disinfektan berwarna biru pada air pembilas yang terdapat
dalam area pengambilan sampel
4. Meminta untuk mengeluarkan dan menyimpan barang-barang yang
terdapat di saku pasien
5. Meyimpan barang-barang pribadi dengan pakaian luar (tas, ransel)
20
6. Menginstruksikan pasien untuk mencuci tangan dan mengeringkannya
(lebih baik dengan sabun cuci tangan cair) dengan pengawasan dan
tidak mencuci tangan sampai pasien menyerahkan specimen.
Table 12. Temuan yang dapat dianggap manipulasi urin2
2.3.3 Kesalahan Pemeriksaan
Kesalahan pemeriksaan labolatorium dapat dibagi menjadi tiga bagian,
pra analisis, analisis dan post analisis. Sebagian besar kesalahan
labolatorium terjadi pada fase pra analisis. Kesalahan dalam
mengidentifikasi specimen merupakan kesalahan yang paling sering pada
fase pra analisis berkisar 0,1-5%.5
2.3.1 pra analisis
21
Kesalahan dalam permintaan untuk pemeriksaan UDT yang tepat.
Permintaan kombinasi pemeriksaan urine yang banyak, sehingga terjadi
salah pengertian antara dokter pemesan dan analis.5
Table 13. jenis kesalahan pra analisis5
2.3.2 Analisis
Metode immunoassay untuk mendeteksi zat dalam urine dapat
menimbulkan hasil yang tidak sesuai, karena beberapa gangguan analisis:5
Deteksi antibody yang bereaksi silang dengan farmakologi atau
struktur molekul yang mirip dengan antigen target.
Lingkungan kimia yang menghambat pengikatan antigen pada
antibody immunoassay
Senyawa yang ada mengganggu kimia yang digunakan untuk
mengukur zat atau komplek metabolit zat dengan antibody.
22
Kimia yang muncul secara langsung mengganggu terhadap zat atau
metabolit baik mengikat atau merusaknya.
2.3.3 Post analisis
Kesalahan post analisis dapat terjadi dengan dua cara, informasi yang
diberikan oleh laboratorium adalah salah. Atau, interpretasi dari
laboratorium adalah valid dianggap salah oleh dokter.5
2.4 Pemeriksaan Urine Forensik
Pengujian forensik memiliki 3 komponen: pengujian di tempat kerja,
postmortem, dan peradilan. Pengujian forensik dikembangkan dari pengujian
klinis dan patologis. Laboratorium harus menerapkan berbagai prosedur yang
dapat diterima secara hukum dan harus dapat membuktikan hasil positif yang
akurat dan membuktikan bahwa hasil pemeriksaan berasal dari urin yang
bersangkutan. Berbagai jenis pemeriksaan yang dilakukan saat melamar
pekerjaan dengan pengujian obat secara masal, dengan hasil positif akan
mengakibatkan hilangnya pekerjaan atau kesempatan kerja. Dalam pengujian
forensik, prosedur dengan menggunakan immunoassay dan konfirmasi positif
dengan menggunakan GC-MS.2,14
Bentuk lain pengujian forensik akan kebutuhan litigation
documentation pada kasus medikolegal dan analisis postmortem pada cairan
tubuh untuk menemukan adanya obat, alkohol ataupun racun. 2,14
BAB III
SIMPULAN
Pemeriksaan urine pada skrining narkoba merupakan pemeriksaan yang
banyak dilakukan karena cepat, sederhana dan terpercaya dengan spesimen
yang dapat diperoleh secara tidak invasif.
Kesalahan dalam penafsiran dari tes narkoba dapat menimbulkan
konsekuensi yang serius, seperti pemutusan sepihak dari pekerjaan, risiko
hukuman penjara.
Hasil pemeriksaan false positive dapat disebabkan oleh struktur yang
berbeda. Sementara beberapa kesamaan dapat terjadi antara struktur kimia
sehingga timbul reaksi silang. Metabolit obat dapat menyebabkan hasil false
positif.
Kekurangan penggunaan spesimen urine adalah mudahnya dilakukan
pemalsuan spesimen, sehingga dibutuhkan pengawasan saat dilakukan
pengambilan sampel. Berbagai cara dapat dilakukan untuk mendapatkan
hasil pemeriksaan false negative.
Hasil positif dari pemeriksaan urin secara immunoassay harus dilanjutkan
dengan pemeriksaan GC-MS untuk konfirmasi hasil positif.
23