perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN
AKUNTANSI DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)
PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM 1 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2009/2010
(Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI
Oleh :
EVA MURFIANA D.P
K 7406076
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN
AKUNTANSI DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)
PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM 1 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2009/2010
(Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh :
EVA MURFIANA D.P
K 7406076
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Eva Murfiana Dita Purbawani. K 7406076. PENINGKATAN PRESTASI
BELAJAR MATA PELAJARANAKUNTANSI DENGAN METODE
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)
PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN
2009/2010. Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2010.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Model Group
Investigation (GI) dalam peningkatan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi
pada siswa kelas XI SMA Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2009/2010.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas
(classroom action research) dengan menggunakan strategi siklus. Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 SMA Islam 1 Surakarta yang berjumlah
29 siswa. Obyek penelitian pada penelitian tindakan ini adalah berbagai kegiatan
yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses pembelajaran.
Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan
melibatkan partisipasi siswa. Sumber data yang digunakan dalam penelitian
tindakan ini antara lain informan, tempat atau lokasi, peristiwa, dokumen dan
arsip. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, tes, dokumentasi
dan angket. Prosedur penelitian meliputi tahap: (1) identifikasi masalah, (2)
persiapan, (3) penyusunan rencana tindakan, (4) implementasi tindakan, (5)
pengamatan, dan (6) penyusunan laporan. Proses penelitian ini dilaksanakan
dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1)
perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi,
dan (4) analisis dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan,
alokasi waktu masing-masing pertemuan 5 x 40 menit.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
terdapat peningkatan prestasi belajar melalui penerapan model pembelajaran
Group Investigation (GI). Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai
berikut: (1) Pada penerapan metode Group Investigation (GI) dalam pelajaran
Akuntansi terdapat peningkatan. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya
peningkatan pada siklus I sebesar 78,67% menjadi 86% pada siklus II. (2)
Motivasi belajar siswa yang aktif dalam kelompok selama kegiatan berdiskusi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berlangsung dalam pelajaran akuntansi juga mengalami peningkatan. Hal tersebut
ditunjukkan dengan adanya peningkatan pada siklus I sebesar 77,70% menjadi
83,22% pada siklus II. (3) Partisipasi siswa yang aktif dalam mengemukakan
pendapat dan mengajukan pertanyaan selama berdiskusi dalam pelajaran
Akuntansi mengalami penimgkatan. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya
peningkatan pada siklus I sebesar 67,59% menjadi 82,07% pada siklus II. (4)
Adanya peningkatan prestasi belajar dalam pelajaran akuntansi. Hal tersebut
ditunjukkan dengan adanya peningkatan pada siklus I sebesar 75,86% menjadi
93,10% pada siklus II.
Peningkatan tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya,
antara lain: (1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation (GI),
(2) Guru membuat suasana baru dalam menyampaikan materi yang dilakukan oleh
siswa dengan cara diskusi dengan tim ahli dan menjelaskan di kelompok utama,
(3) Guru melakukan evaluasi setelah pelaksanaan pembelajaran untuk
meningkatkan prestasi belajar berikutnya. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
(GI),dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi baik dari segi keaktifan
maupun prestasi belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Eva Murfiana Dita Purbawani. K 7406076. IMPROVING ACADEMIC
ACHIVEMENT IN ACCOUNTING SUBJECTS WITH TYPE OF
COOPERATIVE LEARNING METHODS IN THE GROUP
INVESTIGATION (GI) OF CLASS XI SMA ISLAM 1 SURAKARTA
ACADEMIC YEAR 2009/2010. Thesis. Surakarta. Faculty of Teacher
Training and Education. Sebelas Maret Surakarta University. July 2010.
The purpose of this study was to describe the Model Group Investigation
(GI) in improving academic achievement in accounting subjects in class XI SMA
Islam 1 Surakarta academic year 2009/2010.
This study uses a classroom action research approach (classroom action
research) using the cycle strategy. The subjects of this study was class XI IPS 2
SMA Islam 1 Surakarta about 29 students. Object of research on action research
are the various activities that occur in the classroom during the learning process.
This research was conducted with the collaboration between researchers,
classroom teachers and involving the participation of students. Source of data
used in this action research, among others, the informant, place or location,
events, documents and archives. Data was collected by observation, testing,
documentation and questionnaire. Research procedure included three stages: (1)
identification, (2) preparation, (3) preparation of action plans, (4) implementation
of measures, (5) observations, and (6) preparation of reports. The research process
was conducted in two cycles, each cycle consisting of four stages: (1) planning
action, (2) implementation of the action, (3) observation and interpretation, and
(4) analysis and reflection. Each cycle is carried out in three sessions, each time
the allocation of 5 x 40-minute meeting.
Based on research that has been done, it can be concluded that there was
an increase academic achievement through the implementation of the learning
model of Group Investigation (GI). This is reflected in several indicators as
follows: (1) In applying method of Group Investigation (GI) in Accounting lesson
there is an increase. It was indicated by an increase in the first cycle of 78.67% to
86% on the second cycle. (2) active student learning motivation in a group
discussion during the activity took place in accounting subjects also increased. It
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
was indicated by an increase in the first cycle of 77.70% to 83.22% on the second
cycle. (3) active student participation in a proposed opinion and ask questions
during the discussion in the lesson penimgkatan Accounting experience. It was
indicated by an increase in the first cycle of 67.59% to 82.07% on the second
cycle. (4) There is an increasing academic achievement in accounting lessons. It
was indicated by an increase in the first cycle of 75.86% to 93.10% on the second
cycle.
The increase occurred after the teacher made several attempts, among
other things: (1) The implementation of cooperative learning model of the type of
Group Investigation (GI), (2) Teachers create a new atmosphere in conveying
materials made by students in a way discussions with the team of experts and
explained in the main group, (3) Teacher evaluation after the implementation of
learning to improve subsequent learning achievement. Thus it can be concluded
that with the implementation of cooperative learning model type Group
Investigation (GI), can improve learning achievement in terms of liveliness
accounting and academic achievement.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
“ The biggest, the smartest, and the strongest are not the survivors.
Rather, the survivors are the most adaptable.”
(Orang yang bertahan hidup bukanlah orang yang terbesar, terpandai dan terkuat.
Melainkan orang yang paling mampu beradaptasi/menyesuaikan diri)
(Charles Darwin)
“ Tekad merupakan sumber motivasi bagi kemajuan dan kesuksesan.
Mereka yang memiliki tekad yang kuat, dia bisa menciptakan
apa yang tidak mungkin menjadi mungkin.”
(Adrie Wongso)
“Kita tidak bisa menjadi bijaksana dengan kebijakan orang lain,
Akan tetapii kita bisa berpengetahuan dengan pengetahuan orang lain.”
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang,
cinta kasih penulis dan terima kasih penulis kepada :
Ibu dan Ayah tersayang yang telah memberikan banyak
pengorbanan dan doa restu sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar.
Eyang putri Darmo Ijoyo terima kasih atas doa restu dan
nasehatnya.
Arif Fiyanto terkasih dan adikku tersayang Raseda E
Muhartika yang membuatku selalu bersemangat.
Drs. Sudiyanto, M.Pd terima kasih untuk dorongan dan
bimbingannya selama ini.
Laily Faiza Ulfa, SE.MM terima kasih untuk bimbingan dan
kesabarannya.
Murry, Intan dan semua temen-temen seperjuanganku, I lope
u Prend...
Semua sahabat-sahabatku, buat motivasi dan doanya.
Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi
ini.
Almamater UNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia rancangannya yang sempurna sehingga skipsi ini dapat diselesaikan
dengan baik oleh penulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.
3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Akuntansi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan bijaksana.
4. Drs Sukirman, M.M, selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan
banyak doa dan bimbingan serta semangat.
5. Drs. Sudiyanto, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan banyak
sekali motivasi, ilmu dan arahan dengan penuh kesabaran.
6. Laily Faiza Ulfa, SE.MM, selaku pembimbing II yang telah memberikan
dorongan, semangat dan bimbingan dengan baik.
7. Drs. Kadarusman, selaku kepala Sekolah SMA Islam 1 Surakarta terima kasih
atas ijin dan kemudahan bagi penulis dalam pelaksanakan penelitian.
8. Atin Nur Widayati, S.Pd. selaku guru akuntansi SMA Islam 1 Surakarta yang
telah banyak membantu penulis dalam penelitian ini. Terima kasih untuk
bantuan waktu tenaga serta pikiran dan juga doa yang selalu diberikan kepada
Penulis.
9. Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Islam 1 Surakarta terima kasih atas kerjasamanya
dalam penelitian yang penulis lakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10. Bapak Ibu tercinta, yang selalu memberikan dorongan baik moril maupun
spiritual, kasih sayang serta doa yang tak henti-hentinya mengiringi penulis
hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
11. Eyang putri Darmo Ijoyo terima kasih atas doa restu dan nasehatnya.
12. Adikku tersayang Raseda E Muhartika yang membuatku selalu bersemangat.
13. Murry, Intan, Ema F, Isna, Tasnim, Ditha, Burhan (pak B), Bayu (singo),
Septian, Hafid (kacang), Wawan (pak wasus), Dyah, Dwi, Susi, Harjani dan
semua teman-teman seperjuangan yang selalu membuatku tersenyum.
14. Mizz tina (munthul), Si boz (mba’ dwi), Alamanda (mizrock), mizz dani,
mba’ ci, peethup, mas tri, mas budhi, wizhnue, mas edy, mas sahlan, semua
teman-teman “Latero” dan “dJokam Larangan” yang selalu membuat hari-
hariku lebih berwarna dan yang selalu mendoakanku.
15. Arif Fiyanto “penyemangatku” yang secara tidak langsung memberiku banyak
inspirasi, motivasi dan semangat.
16. Sahabat-sahabatku, terima kasih buat senyum dan doanya.
17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,
namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.
Surakarta, 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
HALAMAN REVISI ...................................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ vi
HALAMAN MOTTO .................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 7
D. Perumusan Masalah ............................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 8
F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 10
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 10
1. Metode Pembelajaran Kooperatif .................................................. 10
a. Hakikat Metode Pembelajaran ................................................. 10
b. Hakikat Metode Pembelajaran Kooperatif ............................... 11
1) Hakikat Pembelajaran Kooperatif ...................................... 11
2) Hakikat Group Investigation (GI) ...................................... 14
2. Hakikat Motivasi Belajar ............................................................... 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Hakikat Partisipasi Belajar ............................................................. 18
a. Pengertian Partisipasi Siswa ................................................... 18
b. Manfaat P artisipasi ................................................................. 20
c. Syarat Terjadinya Partisipasi Siswa ........................................ 20
4. Hakikat Prestasi Belajar ................................................................. 21
a. Pengertian Prestasi Belajar ....................................................... 21
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar ................. 22
5. Mata Pelajaran Akuntansi .............................................................. 23
B. Penelitian yang Relevan ...................................................................... 24
C. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 25
D. Hipotesis Tindakan............................................................................... 28
BAB III TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ...................................... 29
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 29
1. Tempat Penelitian........................................................................... 29
2. Waktu Penelitian ............................................................................ 30
B. Pendekatan Penelitian .......................................................................... 30
C. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 33
D. Prosedur Penelitian............................................................................... 34
E. Proses Penelitian .................................................................................. 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 38
A. Deskripsi Lokasi Penelitian.................................................................. 38
1. Sejarah Singkat SMA Islam 1 Surakarta ....................................... 38
2. Visi, Indikator dan Misi SMA Islam 1 Surakarta ......................... 39
3. Kondisi Lingkungan SMA Islam 1 Surakarta ............................... 40
4. Pelaksanaan Kurikulum ................................................................ 41
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 2 di SMA
Islam 1 Surakarta.................................................................................. 43
C. Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................... 46
1. Siklus I .......................................................................................... 46
a. Perencanaan Tindakan Siklus I ............................................... 46
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ................................................ 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Observasi dan Interpretasi ....................................................... 53
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I ................................. 54
2. Siklus II ......................................................................................... 56
a. Perencanaan Tindakan Siklus II .............................................. 56
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II .............................................. 59
c. Observasi dan Interpretasi ........................................................ 62
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II ................................ 64
D. Pembahasan ......................................................................................... 69
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN ................................................ 75
A. Simpulan .............................................................................................. 75
B. Implikasi ............................................................................................... 76
C. Saran ..................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 79
LAMPIRAN ................................................................................................... 81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian ........................... 30
Tabel 2. Indikator Ketercapain Belajar Siswa ........................................... 36
Tabel 3. Penerapan Model Group Investigation (GI) ..................................... 65
Tabel 4. Motivasi Belajar Siswa ................................................................... 65
Tabel 5. Partisipasi Belajar Siswa ............................................................... 66
Tabel 6. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa .................................................... 66
Tabel 7. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ............................................. 67
Tabel 8. Pedoman Angket Penerapan Metode Pembelajaran
Group Investigation (GI) ............................................................... 83
Tabel 9. Pedoman Angket Penilaian Motivasi Siswa ................................ 86
Tabel 10. Angket Penilaian Motivasi Berprestasi Siswa ........................... 87
Tabel 11. Pedoman Angket Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran
Dengan Metode Group Investigation (GI) ................................... 89
Tabel 12. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah
Penerapan Metode Group Investigation (GI) ............................. 92
Tabel 13. Daftar Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Islam 1 Surakarta .............. 94
Tabel 14. Daftar Anggota Kelompok .......................................................... 95
Tabel 15. Daftar Nama Guru, Pembagian Tugas Mengajar dan
Fungsional SMA Islam 1 Surakarta
Tahun Pelajaran 2009/2010 ......................................................... 97
Tabel 16. Lembar Observasi Kualitas Penerapan Metode
Pembelajaran Group Investigation (GI) Siklus I ........................ 138
Tabel 17. Motivasi Berprestasi Siswa Siklus I ............................................ 143
Tabel 18. Penilaian Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Dengan
Metode Group Investigation (GI) Siklus I ................................... 157
Tabel 19. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah
Penerapan Metode Group Investigation (GI) Siklus I ................ 191
Tabel 20. Lembar Observasi Kualitas Penerapan Metode
Pembelajaran Group Investigation (GI) Siklus II ...................... 194
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 21. Motivasi Berprestasi Siswa Siklus II ......................................... 199
Tabel 22. Penilaian Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Dengan
Metode Group Investigation (GI) Siklus II ................................. 209
Tabel 23. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah
Penerapan Metode Group Investigation (GI) Siklus II .............. 213
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas dengan
Metode Pembelajaran Group Investigation (GI) ..................... 27
Gambar 2. Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) .................. 32
Gambar 3. Struktur Organisasi SMA Islam 1 Surakarta ........................ 42
Gambar 4. Grafik Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ...................... 98
Gambar 5. Suasana Pembelajaran Group Investigation (GI) Siklus I ..... 109
Gambar 6. Suasana Pembelajaran Group Investigation (GI) Siklus II .... 166
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Catatan Lapangan 1 ............................................................... 81
Lampiran 2. Lembar Observasi Kualitas Penerapan
Metode Pembelajaran Group Investigation (GI) ................... 83
Lampiran 3. Pedoman Angket Penilaian Motivasi Siswa ......................... 86
Lampiran 4. Angket Penilaian Motivasi Berprestasi Siswa ...................... 87
Lampiran 5. Lembar Observasi Penilaian Partisipasi Siswa ................... 89
Lampiran 6. Perolehan Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Setelah
Penerapan Metode Group Investigasi (GI) ............................ 92
Lampiran 7. Daftar Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Islam 1 Surakarta ........ 94
Lampiran 8. Daftar Anggota Kelompok ..................................................... 95
Lampiran 9. Daftar Nama Guru, Pembagian Tugas Mengajar dan
Fungsional SMA Islam 1 Surakarta
Tahun Pelajaran 2009/2010 .................................................... 97
Lampiran 10. Catatan Lapangan 2 ............................................................. 101
Lampiran 11. Dokumentasi .......................................................................... 108
Lampiran 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................................. 110
Lampiran 13. Lampiran Materi Pembelajaran ......................................... 119
Lampiran 14. Tugas Diskusi Kelompok ..................................................... 122
Lampiran 15.Kunci Jawaban Diskusi Kelompok ...................................... 128
Lampiran 16. Soal Ulangan (Kuis) Siklus I ............................................... 132
Lampiran 17. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I ............................... 135
Lampiran 18. Lembar Observasi Kualitas Penerapan Metode
Pembelajaran Group Investigation (GI) Siklus I ................... 138
Lampiran 19. Angket Penilaian Motivasi Berprestasi Siswa .................... 143
Lampiran20. Lembar Observasi Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran
Dengan Metode Group Investigation (GI) Siklus I ................ 153
Lampiran21. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan
Setelah
Penerapan Metode Group Investigation (GI) Siklus I ........... 157
Lampiran 22. Catatan Lapangan 3 ............................................................. 160
Lampiran 23. Dokumentasi .......................................................................... 165
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 24. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................................. 167
Lampiran 25 Lampiran Materi Pembelajaran .......................................... 175
Lampiran 26. Tugas Diskusi Kelompok ..................................................... 181
Lampiran 27.Kunci Jawaban Diskusi Kelompok ...................................... 184
Lampiran 28. Soal Ulangan (Kuis) Siklus II ............................................. 188
Lampiran 29. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II ............................. 192
Lampiran 30. Lembar Observasi Kualitas Penerapan Metode
Pembelajaran Group Investigation (GI) Siklus II .............. 194
Lampiran 31. Angket Penilaian Motivasi Berprestasi Siswa Siklus II .... 199
Lampiran32. Lembar Observasi Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran
Dengan Metode Group Investigation (GI) Siklus II ............ 209
Lampiran33. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan
Setelah Penerapan Metode Group Investigation (GI) Siklus II ................. 213
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang MasalahA.
Pembangunan Sumber Daya Manusia di Indonesia adalah merupakan
bagian integral dari rangkaian kegiatan pembangunaan Nasional yang harus
dilaksanakan sebagai upaya untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Kesinambungan
pembangunan menuntut adanya partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat.
Dalam pelaksanaan Pembangunan Sumber Daya Manusia sangat ditentukan oleh
dunia pendidikan kita. Sedangkan dunia pendidikan kita terus mengalami
perubahan dan perkembangan yang begitu pesat sesuai dengan kebutuhan global
dunia pendidikan.
Kualitas pendidikan tegantung pada pelaksanaan sistem pembelajaran di
kelas, dimana kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
terlibat di dalamnya antara lain proses belajar mengajar, kualitas tenaga
pengajarnya, kurikulum, fasilitas pendidikan dan manajemen organisasi
pendidikannya. Sistem pembelajaran di kelas merupakan salah satu komponen
peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Dalam proses belajar mengajar
terdapat hubungan erat antara siswa yang belajar dengan guru yang mengajar dan
diantara keduannya terdapat interaksi yang kuat yang saling mendukung untuk
mencapai tujuan. Dengan demikian Pembelajaran merupakan suatu proses belajar
mengajar yang memungkinkan siswa termotivasi untuk mempelajari materi yang
telah diberiakan sehingga tercapainya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Kegiatan pembelajaran pada dasarnya bertujuan untuk mencoba
menolong, membimbing dan mengembangkan kemampuan siswa dalam suatu
kegiatan belajar mengajar serta membantu para siswa agar memperoleh berbagai
pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah, baik
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
kuantitas maupun kualitasnya. Tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan,
ketrampilan dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan
perilaku siswa. Pembelajaran dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan-
kesulitan dan berusaha memecahkannya serta mencari jalan keluar. Kualitas
pembelajaran tergantung pada berhasil tidaknya proses belajar mengajar dikelas
yang kemudian proses belajar menganjar ini akan mempengaruhi meningkatnya
prestasi belajar siswa. Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya
merupakan pencerminan usaha belajar siswa. Pada umumnya semakin baik usaha
belajarnya maka semakin baik pula prestasi yang diraih. Dengan demikian,
pelaksanaan pembelajaran perlu direncanakan sebaik mungkin dengan
memperhatikan berbagai aspek.
Akan tetapi pada kenyataannya yang terjadi di lapangan guru belum bisa
menerapkan pembelajaran yang efektif dan berkualitas. Berbagai upaya telah
dilakukan guna meningkatkan sistem pembelajaran yang efektif dan berkualitas.
Ilmu akuntansi sebagai salah satu mata pelajaran yang merupakan bagian dari
Ilmu Pengetahuan Sosial yang di ajarkan kepada siswa agar siswa mampu
mengolah data dalam proses akuntansi yaitu dimana terdapat suatu siklus mulai
dari transaksi keuangan, jurnal, buku besar, neraca saldo, jurnal penyesuaian,
jurnal penutup, neraca saldo penutup sampai pada laporan keuangan. oleh karena
itu pembelajaran akuntansi didominasi dengan pemberian soal-soal, modul dan
latihan-latihan yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Pemerintah juga berusaha agar kualitas pembelajaran di Indonesia dapat
meningkat. Terbukti dengan adanya perubahan kurikulum pendidikan yang sesuai
dengan perkembangan jaman. Sejak tahun 2004 telah diterapkan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK), dan kini telah berubah menjadi kurikulum 2006
yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang menggunakan
paradigma pembelajaran konstruktivisme dalam kegiatan pembelajaran. Esensi
dari teori konstruktivisme adalah ide atau gagasan bahwa siswa harus menemukan
dan mentransformasikan suatu informasi yang kompleks ke situasi lain, dan
apabila dikehendaki informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Dengan dasar ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
pelajaran harus dikemas menjadi proses mengkontruksi, bukan menerima
pengetahuan. Sehingga guru dituntut untuk lebih profesional guru harus mampu
menerapkan suatu pendekatan atau strategi yang disesuaikan dengan materi yang
akan disampaikan dan tujuan yang ingin dicapai yaitu meningkatkan prestasi
belajar siswa. Seorang guru hendaknya mengetahui bermacam-macam metode
sehingga guru mempunyai pegangan dalam memilih metode mengajar yang akan
digunakan dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, materi, kemampuan guru,
waktu, besar kecilnya kelompok dan fasilitas yanga ada. Metode pembelajaran
yang digunakan dalam mengajarkan mata pelajaran akuntansi pada umumnya
masih menggunakan metode ceramah. Dalam penggunaan metode ceramah ini
siswa kurang menampakkan aktivitas yang positif selama proses pembelajaran.
Hal ini ditunjukkan kurang terlihatnya interaksi baik antara siswa dengan guru,
maupun siswa dengan siswa.
Hal ini juga terjadi di kelas XI SMA Islam 1 Surakarta, dari survei yang
dilakukan peneliti dengan mengadakan pengamatan saat megikuti Program
Pengalaman Lapangan (PPL) di kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2, proses
pembelajaran hanya terpuasat pada guru. Dalam proses pembelajaran ini guru
menggunakan metode ceramah dan demonstrasi. Hal ini menyebabkan siswa
cenderung beranggapan dalam mempelajarai akuntansi hanya semata-mata
menghafal, bukan memahami konsep dan prinsip. Sehingga siswa kurang
termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran dan cepat merasa bosan. Dari
hasil survai banyak siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 belum memenuhi
standar nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran akuntansi, yaitu
68,00 ini disebabkan motivasi belajar siswa masih rendah dan partispasi siswa
terhadap guru kurang positif. Beberapa siswa sering sibuk dengan urusannya
sendiri sehingga tidak memperhatikan materi yang diberikan oleh guru,
diantaranya: ketika guru sedang menerangkan hanya sebagian kecil siswa yang
mau aktif dalam proses pembelajaran, ketika diberi kesempatan untuk bertanya
tidak ada siswa yang mengajukan pertanyaan, ketika diberi kesempatan untuk
mengerjakan soal latihan di papan tulis siswa cenderung malu dan takut salah, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
ketika siswa di suruh mengerjakan soal banyak yang berbicara sendiri, mengantuk
bahkan melamun selama berlangsungnya proses kegiatan belajar mangajar, hal ini
merupakan permasalahan umum yang dihadapi banyak sekolah termasuk di SMA
Islam 1 Surakarta.
Salah satu faktor yang mempengaruhi potensi perkembangan anak dalam
pencapaian prestasi adalah motivasi belajar. Menurut Hamalik dalam Djamarah
(2002:114), motivasi adalah suatu perubahan didalam pribadi seseorang yang
ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Seseorang yang mempunyai motivasi dalam belajar akan berusaha mencurahkan
segenap kemamampuannya untuk menguasai ilmu yang dipelajari agar mencapai
hasil belajar yang optimal. Motivasi selalu mendasari dan mempengaruhi kegiatan
seseorang untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Dalam belajar, apabila siswa
mempunyai motivasi yang baik dan kuat, hal itu akan memperbesar usaha dan
kegiatannya mencapai prestasi tinggi. Siswa yang tampaknya tidak bermotivasi,
mungkin pada kenyataannya cukup bermotivasi tapi tidak dalam hal-hal yang
diharapkan pengajar. Mungkin siswa cukup bermotivasi untuk berprestasi di
sekolah, akan tetapi pada saat yang sama ada gangguan-gangguan, seperti
misalnya teman-teman yang mendorong untuk tidak berprestasi di sekolah.
Siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan merasa senang,
bergairah dan bersemangat dalam belajar. Begitu pula sebaliknya siswa yang
motivasi belajarnya rendah akan cenderung kurang bersemangat dalam belajar.
Dengan demikian siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi maka akan
mencapai prestasi tinggi begitu pula sebaliknya.
Adapun faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar adalah partisipasi
siswa dalam pembelajaran. Partisipasi siswa dalam pembelajaran sangat
dibutuhkan karena siswa tidak hanya pandai dalam mengerti dan memahami
pelajaran, akan tetapi harus ditunjukkan partisipasinya dalam proses belajar
mengajar. Partisipasi siswa dalam belajar dapat ditunjukkan dengan keaktifannya
dalam proses belajar mengajar, perhatian saat guru menerangkan materi pelajaran
dikelas dan menanyakan apa yang menjadi ganjalan dalam pikirannya serta dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
berkomunikasi timbal balik dalam pembelajaran. Semakin besar partisipasi siswa
maka akan semakin besar pula rasa keingintahuan siswa pada pelajaran tersebut.
Peran penting seorang guru untuk menumbuhkan rasa untuk berpartisipasi dari
diri siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Jika partisipasi siswa semakin baik,
maka guru akan mudah mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dan
mencari jalan terbaik untuk memberikan pemahaman kembali mata pelajaran yang
sulit dimengerti. Sebaliknya jika siswa kurang berpartisipasi dalam pembelajaran,
maka guru akan mengalami kesulitan dalam mengetahui kesulitan-kesulitan
belajar yang dihadapi siswanya. Partisipasi siswa yang besar akan tercipta suasana
keterbukaan antara guru dan siswa, sehingga kesulitan-kesulitan belajar yang
dihadapi siswa dapat diatasi secara cepat dan tepat. Hal ini akan mendorong siswa
untuk selalu berprestasi.
Rendahnya motivasi siswa dan partisipasi siswa dalam pembelajaran
disebabkan oleh model pembelajaran yang kurang menarik dan masih bersifat
konvensional, sehingga keaktifan siswa dalam belajar kurang dan berakibat lebih
lanjut pada prestasi belajar yang kurang optimal. Berdasarkan hal tersebut, maka
guru dituntut untuk lebih jeli dalam menemukan inovasi-inovasi baru dalam
pembelajaran yang lebih menyenangkan serta dapat meningkatkan keaktifan dan
prestasi siswa dalam pembelajaran mata pelajaran akuntansi. Oleh karena itu,
perlu dilakukan suatu penelitian guna meningkatkan prestasi belajar siswa, salah
satunya dengan menggunakan suatu model pembelajaran kooperatif yang lebih
menyenangkan dan dapat meningkatkan motivasi dan keaktifan/ partisipasi siswa
sehingga prestasi belajar mata pelajaran akuntansi meningkat.
Metode pembelajaran kooperatif yang dapat dijadikan solusi adalah Group
Investigation (GI) atau investigasi kelompok. Metode pembelajaran kooperatif
tipe Goup Investigation (GI) ini berasal dari jamannya John Dewey (1970) tetapi
telah diperbaharui dan diteliti kembali oleh Shlomo dan Yael Sharan. Metode
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) ini dikemukakan oleh
Sharan pada tahun 1992 yang dirancang untuk melatih kemampuan berfikir yang
lebih tinggi seperti menganalisis dan mengevaluasi. Metode pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
kooperatif yang dapat dijadikan solusi adalah Group Investigation (GI) atau
investigasi kelompok, merupakan model pembelajaran yang kompleks karena
memadukan antara prinsip belajar kooperatif dengan pembelajaran yang berbasis
konstruktivisme dan prinsip pembelajaran demokrasi. Metode pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat melatih siswa untuk menumbuhkan
kemampuan berfikir mandiri. Dalam metode pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation (GI) ini, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-
masing kelompok beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang
heterogen. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi
mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan
dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Dengan
menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI)
diharapkan pembelajaran di kelas dapat lebih efektif dan prestasi belajar mata
pelajaran akuntansi meningkat.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti terdorong untuk
melakukan penelitian dengan judul Peningkatan Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Akuntansi dengan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation (GI) Pada Siswa Kelas XI SMA Islam 1 Surakarta Tahun
Ajaran 2009/2010
Identifikasi MasalahB.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas
dapat diidentiifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:
Rendahnya prestasi belajar siswa dikarenakan kurangnya motivasi belajar dan1.
partisipasi aktif dari diri siswa.
Keterampilan bekerjasama dalam tim/ kelompok (kemampuan berpendapat/2.
berdiskusi) rendah, keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
(KBM) kurang dan terdapat siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan
minimal (KKM) sehingga prestasi belajar kurang optimal.
Keterbatasan kemampuan guru dalam menentukan dan menerapkan metode-3.
metode pembelajaran yang sesuai dan diminati oleh siswa. Sehingga guru
mengalami kesulitan dalam meningkatkan semangat belajar dan pemahaman
siswa terhadap materi yang disampaikan.
Keterbatasan sarana dan prasarana di kelas seperti media pembelajaran dan4.
sumber-sumber belajar.
Pembatasan MasalahC.
Kualitas penelitian ilmiah bukanlah terletak pada keluasan masalah yang
diambil akan tetapi pada kedalaman pengkajian pemecahan masalah, untuk itu
penelitian ini difokuskan pada:
Subjek penelitian adalah siswa kelas XI semester genap di SMA Islam 11.
Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010.
Objek penelitian adalah sebagai berikut:2.
Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigationa.
(GI). Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) adalah
model pembelajaran yang kompleks karena memadukan antara prinsip
belajar kooperatif dengan pembelajaran yang berbasis konstruktivisme
dan prinsip pembelajaran demokrasi. Melalui pembelajaran kooperatif
tipe Group Investigation (GI) yang diterapkan di SMA Islam 1
Surakarta menumbuhkan motivasi belajar siswa dan meningkatkan
partisipasi aktif siswa saat proses belajar mengajar berlangsung serta
melatih siswa dalam menyelesaikan setiap persoalan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Pengukuran prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansib.
dengan menilai keaktifan dan hasil belajar siswa dari pembelajaran
dengan metode Group Investiogation (GI).
Perumusan MasalahD.
Setelah dilaksanakan identifikasi masalah dan pembatasan masalah dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
Rumusan masalah utama:1.
Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI)
dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas
XI SMA Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010?
Rumusan masalah khusus:2.
Apakah melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Group1.
Investigation (GI) dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam mata
pelajaran akuntansi pada siswa kelas XI SMA Islam 1 Surakarta Tahun
Ajaran 2009/2010?
Apakah melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Group2.
Investigation (GI) dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam mata
pelajaran akuntansi pada siswa kelas XI SMA Islam 1 Surakarta Tahun
Ajaran 2009/2010?
Tujuan PenelitianE.
Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tujuan Umum:1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas
XI di SMA Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010 dengan metode
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).
Tujuan Khusus:2.
Menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam belajar mata pelajaran akuntansi1.
pada siswa kelas XI di SMA Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010
dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).
Meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam belajar mata pelajaran akuntansi2.
pada siswa kelas XI di SMA Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010
dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).
Manfaat PenelitianF.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain
sebagai berikut :
Manfaat teotitis1.
Hasil penelatian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
dalam bidang pendidikan khususnya motode pembelajaran yang paling efektif,
serta mendorong calon peneliti lain untuk mengadakan penelitian yang lebih
mendalam mengenai dunia pendidikan.
Manfaat Praktis2.
Bagi Sekolah1.
Sebagai masukan dalam rangka mengefektifkan pembinaan dan pengelolaan
sumber-sumber belajar.
Bagi Guru2.
Menambah masukan dalam pengelolaan kelas untuk kegiatan belajar mengajar
(KBM) melalui pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat memberikan
sumbangan yang nyata bagi peningkatan profesionalitas guru dalam upaya
peningkatan prestasi belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Bagi Siswa3.
Peningkatan kualitas mereka dalam aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikapnya.
Siswa lebih menguasai materi yang mereka pelajari lebih menyenangi belajar yang
bernuansa perhitungan dan analisa, lebih berani dan terampil bertanya dan
menjelaskan.
Bagi Peneliti4.
Untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah peneliti terima di bangku kuliah
khususnya yang berkaitan dengan akuntansi, serta untuk membekali peneliti
sebagai calon guru untuk menentukan model mengajar yang tepat.
BAB II
LANDASAN TEORI
Tinjauan PustakaA.
Metode Pembelajaran Kooperatif1.
Hakikat Metode Pembelajarana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan
sengaja. Oleh karena itu pembelajaran pasti mempunyai tujuan. Tujuan
pembelajaran adalah membantu para siswa agar memperoleh berbagai pengalaman
dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah, baik kuantitas maupun
kualitasnya. Tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, ketrampilan dan
nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa.
W. James Popham dan Eva L. Baker (2003:7) menyatakan bahwa
efektivitas pengajaran itu seharusnya ditinjau dari hubungannya dengan guru
tertentu yang mengajar kelompok siswa tertentu, didalam situasi tertentu dalam
uasahanya mencapai tujuan-tujuan instruksional tertentu . Dalam proses
pembelajaran terdapat hubungan yang erat antara siswa dengan guru yang
mengajar dan diantara keduanya terdapat interaksi yang kuat saling mendukung
untuk mencapai tujuan.
Efektivitas guru mengajar nyata dari keberhasilan siswa menguasai apa
yang diajarkan guru itu (Nasution, 1999 : 110). Menurut Dick dan Reiser dalam
M. Sobry Sutikno (2004 : 85) Pembelajaran efektif adalah suatu pembelajaran
yang memungkinkan siswa untuk belajar ketrampilan spesifik, ilmu pengetahuan
dan sikap serta membuat siswa senang .
Richard Dunne dan Ted Wragg dalam Anwar Jasin (1996:4) menjelaskan
ciri-ciri pembelajaran yang efektif yaitu:
Pembelajaran efektif memudahkan murid belajar sesuatau yang1)
bermanfaat seperti fakta, ketrampilan, nilai, konsep, dan bagaimana
hidup serasi dengan sesama atau sesuatu hasil belajar yang
diinginkan.
Pembelajaran efektif adalah bahwa ketrampilan tersebut diakui oleh2)
mereka yang kompeten menilai, seperti guru-geru, pelatih guru-guru,
pengawas, tutor, dan pemandu atau murid-murid sendiri.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang efektif
merupakan proses belajar mengajar yang efektif yang memungkinkan siswa
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
termotivasi untuk mempelejari materi yang telah diberikan sehingga tercapainya
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Hakikat Metode Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI)b.
Hakikat Pembelajaran Kooperatif1)
Robert E. Slavin (1995: 73-74) menjelaskan mengenai komponen
utama yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif, yaitu: a) presentasi kelas;
b) kelompok; c) tes; d) nilai peningkatan atau perkembangan; dan e)
penghargaan kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif terdapat elemen yang
saling terkait, yaitu: (1) saling ketergantungan positif; (2) interaksi tatap muka;
(3) akuntabilitas individual; dan (4) keterampilan untuk menjalin hubungan
antar pribadi atau keterampilan sosial yang sengaja diajarkan.
Metode pembelajaran ini menggunakan kelompok kecil, setiap siswa
yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda
beda, menggunakan kegiatan belajar yang bervariasi untuk meningkatkan
pemahaman siswa terhadap topik/ materi pelajaran yang diajarkan. Setiap
anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari materi yang sedang
diajarkan, tetapi juga bertanggung jawab untuk membantu anggota kelompok
untuk belajar, dengan demikian perlu diciptakan atmosfir keberhasilan.
Seluruh siswa pada kegiatan belajar ini harus berpartisipasi aktif, perbedaan
individual antara siswa dapat diminimalkan pada saat mereka mempelajari
materi. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah: (a) meningkatkan kinerja
siswa dalam tugas-tugas akademik; (b) penerimaan terhadap perbedaan
individu; dan (c) pengembangan keterampilan sosial.
Berikut ini merupakan prinsip dasar, ciri-ciri, serta kelebihan dan
kekurangan pembelajaran kooperatif :
Prinsip Dasar Metode Pembelajaran Kooperatifa).
Dibawah ini merupakan prinsip dasar dalam metode pembelajaran
kooperatif antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Siswa dalam kelompoknya harus beranggapan bahwa mereka sehidup(1)
dan sepenanggungan.
Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya.(2)
Siswa harus melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya(3)
memiliki tujuan yang sama.
Siswa harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara(4)
anggota kelompoknya.
Siswa akan dikenakan evaluasi dan diberikan hadiah/penghargaan yang(5)
juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.
Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan(6)
untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
Siswa akan diminta pertanggung jawaban tentang materi yang(7)
dipelajari dalam kelompoknya.
Ciri Ciri Pembelajaran Kooperatifb).
Berikut ini merupakan ciri ciri pembelajaran kooperatif, antara lain :
Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan(1)
materi pelajaran.
Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,(2)
sedang dan rendah.
Anggota kelompok dapat berasal dari suku, budaya, jenis kelamin, dan(3)
ras yang berbeda.
Penghargaan lebih berorientasi kelompok daripada individu.(4)
Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatifc).
Pembelajaran kooperatif di samping memiliki kelebihan juga
memiliki kelemahan.
Kelebihan model pembelajaran kooperatif antara lain :(1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Pembelajaran yang aktif : pembelajaran kooperatif mengharuskan(a).
setiap siswa aktif berinteraksi satu sama lain.
Keterampilan sosial : siswa belajar berinteraksi dengan siswa lain,(b).
mengembangkan suatu keterampilan interpersonal, kepemimpinan,
berkompromi, komunikasi dan berkolaborasi.
Saling ketergantungan : ketergantungan positif dan kepercayaan(c).
kelompok dikembangkan dengan adanya interaksi siswa untuk
mencapai tujuan yang sama.
Akuntabilitas individu : apabila kelompok mencapai keberhasilan(d).
dan sukses itu adalah akibat dari input dari setiap individu yang ada
dalam kelompok.
Sedangkan kelemahan dari metode pembelajaran kooperatif antara(2)
lain:
Kecocokan antara siswa : dalam pembentukan kelompok kadang(a).
sangat sulit sehingga guru harus mengetahui siswanya dengan baik
untuk menggabungkan siswa agar mau bekerja sama dengan baik.
Ketergantungan siswa : guru tidak boleh hanya mempercayai satu(b).
siswa yang pintar untuk mengkoordinasikan belajar pada
kelompoknya karena akan menggagalkan tujuan pembelajaran
kooperatif. Sehingga guru harus mengelola kelompok sehingga
benar benar terjadi kolaborasi.
Memerlukan waktu yang lama : metode pembelajaran kooperatif(c).
memerlukan waktu lebih banyak untuk mempelajari materi
pelajaran dibandingkan dengan metode pembelajaran lainnya.
Individualist : siswa yang suka bekerja secara independen tidak(d).
menyukai metode pembelajaran kooperatif.
Keterbatasan logistik/ bahan : guru harus menyiapkan banyak(e).
informasi yang menjadi tanggung jawab siswa untuk mempelajari,
kemudian menyiapkan bahan bahan untuk pengujian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Adapun manfaat yang diperoleh dengan penerapan pembelajaran
kooperatif adalah mendokumentasikan hasil-hasil pembelajaran termasuk
peningkatan hasil belajar, perbaikan terhadap tingkah laku dan kehadiran,
meningkatkan self confidence dan motivasi, serta meningkatkan kedekatan
antara teman sekelas dan teman satu sekolah.
Hakikat Group Investigation (GI)2).
Metode pembelajaran kooperatif tipe Goup Investigation (GI) ini
berasal dari jamannya John Dewey (1970) tetapi telah diperbaharui dan diteliti
kembali oleh Shlomo dan Yael Sharan. Metode pembelajaran kooperatif tipe
Goup Investigation (GI) ini dikemukakan kembali oleh Sharan pada tahun
1992 yang dirancang untuk melatih kemampuan berfikir yang lebih tinggi
seperti menganalisis dan mengevaluasi. Siswa bekerja dalam kelompok untuk
menghasilkan suatu proyek/ tugas yang dapat dipilih sendiri oleh siswa.
Metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI)
merupakan metode pembelajaran yang kompleks karena memadukan antara
prinsip belajar kooperatif dengan pembelajaran yang berbasis konstruktivisme
dan prinsip pembelajaran demokrasi. Metode pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation (GI) dapat melatih siswa untuk menumbuhkan
kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat
mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran sehingga akan
memberi peluang kepada siswa untuk lebih mempertajam gagasan dan guru
akan mengetahui kemungkinan gagasan siswa yang salah sehingga guru dapat
memperbaiki kesalahannya.
Robert E. Slavin (2008 : 215), mengatakan bahwa Group
Investigation tidak akan dapat diimplementasikan dalam lingkungan
pendidikan yang tidak mendukung dialog interpersonal atau yang tidak
memperhatikan dimensi rasa sosial dari pembelajaran di kelas .
Dalam pembelajaran metode pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation (GI), interaksi sosial menjadi faktor penting bagi perkembangan
skema mental yang baru. Komunikasi dan interaksi kooperatif diantara sesama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
teman sekelas akan mencapai hasil terbaik apabila dilakukan dalam kelompok
kecil, dimana pertukaran pikiran dan sikap-sikap kooperatif bisa terus
bertahan. Dalam pembelajaran inilah, kooperatif memainkan peranannya
dalam memberi kebebasan kepada pebelajar untuk berfikir secara analitis,
kritis, kreatif, reflektif dan produktif. Pola pengajaran ini akan menciptakan
pembelajaran yang diinginkan, karena siswa sebagai subyek pembelajaran ikut
terlibat dalam penentuan pembelajaran.
Adapun langkah langkah pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation (GI) menurut Robert E. Slavin (2008 : 218) antara lain :
Tahap 1 : Mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam
kelompok.
Siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sujumlah topika).
dan mengkategorikan saran-saran.
Siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topikb).
yang teleh mereka pilih.
Komposisi kelompok didasarkan pada keterkaitan siswa danc).
harus bersifat heterogen.
Guru membantu siswa dalam pengumpulan informasi dand).
memfasilitasi pengaturan.
Tahap 2 : Merencanakan tugas yang akan dipelajari.
Siswa merencanakan bersama mengenai materi yang akana).
dipelajari, bagaimana mempelajarinya, siapa melakukan apa dan
untuk tujuan atau kepentingan apa menginvestigasi topik ini.
Tahap 3 : Melaksanakan investigasi
Siswa mengumpulkan informasi, menganalisa data dan membuata).
kesimpulan.
Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yangb).
dilakukan kelompoknya.
Siswa saling bertukar pikiran, berdiskusi, mengklarifikasi danc).
mensintesis semua gagasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Tahap 4 : Menyiapkan laporan akhir.
Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyeka).
mereka.
Anggota kelompok merencanakan apa yang akan merekab).
laporkan dan bagaimana mereka akan membuat presentasi
mereka.
Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untukc).
mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi.
Tahap 5 : Mempresentasikan laporan akhir.
Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagaia).
macam bentuk.
Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarnyab).
secara aktif.
Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilanc).
presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya
oleh seluruh anggota kelas.
Tahap 6 : Evaluasi
Siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut,a).
mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai
keefektifan pengalaman-pengalaman mereka.
Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaranb).
siswa.
Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiranc).
paling tinggi.
Hakikat Motivasi Belajar2.
Prestasi belajar yang maksimal tidak dapat terwujud tanpa usaha dari
guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. Melalui penerapan metode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) diharapkan dapat
menumbuhkan motivasi belajar siswa. W. S. Winkel mengatakan bahwa motif
adalah daya penggerak di dalam diri orang untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu (Darsono, 2000:61). Berawal dari
kata motif itu, motivasi diartikan sebagai motif yang sudah menjadi aktif pada
saat-saat melakukan suatu perbuatan. Sedangkan motif sudah ada dalam diri
seseorang, jauh sebelum orang itu melakukan suatu perbuatan
Menurut McDonald dalam Oemar Hamalik (2009: 173), Motivasi adalah
suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya
afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi belajar merupakan hal yang
sangat penting dimiliki siswa. Harus ada motivasi untuk melaksanakan suatu
kegiatan belajar mengajar demi tercapainya tujuan belajar. Motivasi belajar
merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberi arah
pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki subjek belajar itu dapat
tercapai.
Motivasi ada dua, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi instrinsik timbul dari dalam diri siswa tanpa ada paksaan dan dorongan
dari orang lain tetapi atas dasar kemauan sendiri. Motivasi ini terbentuk karena
kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar untuk mengembangkan
dirinya dan bekal dalam menjalani kehidupan. Motivasi ekstrinsik timbul sebagai
akibat pengaruh dari luar individu. Siswa yang selalu memperhatikan waktu guru
menyampaikan materi pelajaran bukanlah masalah bagi guru karena didalam diri
siswa tersebut ada motivasi, yaitu motivasi instrinsik. Siswa yang demikian
biasanya dengan kesadaran diri memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin
tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai
gangguan yang ada disekitarnya, kurang dapat mempengaruhinya agar
memecahkan perhatiannya. Berbeda dengan siswa yang tidak ada motivasi di
dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
dirinya mutlak diperlukan. Dalam hal ini tugas guru adalah membangkitkan
motivasi peserta didik sehingga ia mau melakukan belajar.
Motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan
memelihara perilaku seseorang secara terus-menerus (Anni, 2005:111). Dalam
pengertian ini intensitas dan arah motivasi dapat bervariasi. Untuk belajar sangat
diperlukan adanya motivasi, sesuai dengan semboyan motivation is an essential
condition of learning . Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi.
Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu
(Sardiman, 2003:84). Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha
belajar bagi para siswa.
Motivasi berfungsi sebagai pendorong usaha dalam pencapaian prestasi.
Sardiman (2003: 85) mengemukakan tiga fungsi motivasi, yaitu:
Mendorong manusia untuk berbuat.1.
Motivasi merupakan penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang akan dicapai.2.
Motivasi dapat memberikan arah dari kegiatan yang harus dikerjakan
sesuai dengan rumusan tujuannnya.
Menyelesaikan perbuatan.3.
Menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan guna
mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat
bagi tujuan tersebut.
3. Hakikat Partisipasi Belajar
Pengertian Partisipasi Siswaa.
Kata partisipasi berasal dari bahasa Inggris Partisipate yang dalam
bahasa indonesia berarti turut serta, ambil bagian atau keterlibatan. Partisipasi
dalam pembahasan ini yang dimaksud adalah perisipasi yang berarti keterlibatan
siswa secara fisik, intelektual-emosional, dan sosial dalam proses poembelajan.
Menurut Keit Davis dalam Sastroputro (1989:35) menyatakan bahwa
partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi seseorang dalam situasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok
dalam usaha mencapai tujuan serta tanggung jawab terhadap usaha yang
bersangkutan.
George Terry dalam Winardi menyatakan bahwa partisipasi adalah turut
sertanya seseorang baik secara mental maupun emosional untuk memberikan
sumbangan-sumbangan pada proses pembuatan keputusan, terutama mengenai
persoalan dimana keterlibatan pribadi orang yang bersangkutan melaksanakan
tanggung jawabnya untuk melakukan hal tersebut (Winardi, 2002:149). Partisipasi
siswa dalam pembelajaran sering juga diartikan sebagai keterlibatan siswa dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran (Mulyasa, 2004:156).
Untuk mendorong partisipasi siswa dapat dilakukan dengan berbagai
cara, antara lain memberikan pertanyaan dan menanggapi respon siswa secara
positif, menggunakan pengalaman berstruktur, dan menggunakan metode yang
bevariasi yang lebih melibatkan siswa. Siswa sebagai subjek sekaligus objek
dalam pembelajaran. Sebagai subjek siswa adalah individu yang melakukan proses
belajar mengajar. Sebagai objek karena kegiatan pembelajaran diharapkaan dapat
mencapai perubahan perilaku pada diri subjek belajar. Untuk itu, dari pihak siswa
diperlukan partisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Partisipasi aktif subjek
belajar dalam proses pembelajaran antara lain dipengaruhi faktor kemampuan
yang dimiliki hubungannya dengan materi yang akan dipelajari.
Pendapat tentang partisipasi juga disampaikan oleh Dimyanti dan
Mudjino (1994: 26) mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan, dan
berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Berdasarkan pendapat tersebut, partisipasi
memiliki aspek-aspek yaitu kesediaan memperhatikan dan berpartisipasi atau
keterlibatan dalam suatu kegiatan. Kegiatan yang dimaksud disini adalah kegiatan
siswa selama proses pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi serta pisik anggota dalam
memberikan inisiatif terhadap kegiatan-kegiatan yang dilancarkan, serta
mendukung pencapaian tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Manfaat Partisipasib.
Suryosubroto (1997: 282) mengemukakan manfaat prinsipil dari
partisipasi yaitu:
Lebih memungkinkan diperolehnya keputusan yang benar karea1)banyaknya sumbangan pemikiranPengembangan potensi diri dan kreativitas2)Adanya penerimaan yang lebih besar terhadap perintah yang3)diberikan dan adanya perasaan diperlukanMelatih untuk bertanggung jawab serta mendorong untuk4)membangun kepentingan bersama
Heidjrachman dalam Suryosubroto (1997: 282) mengemukakan bahwa
dengan dijalankannya partisipasi akan bisa diperoleh beberapa manfaat seperti
bisa dibuatnya keputusan yang lebih baik (karena banyaknya sumbangan pikiran),
adanya penerimaan yang lebih besar terhadap perintah yang diberikan dan adanya
perasaan diperlukan.
Partisipasi dalam proses pembelajaran dapat mengembangkan potensi
diri dan kreativitas siswa, serta dapat melatih siswa untuk bertanggung jawab
terhadap proses dan hasil belajar yang dijalaninya. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa dengan adanya partisipasi siswa dalam pembelajaran akan
memberikan peranan yang penting bagi keberhasilan tujuan dari proses
pembelajaran yang terkait.
Syarat Terjadinya Partisipasi Siswac.
Martinis Yamin (2007: 80-81) menjelaskan bahwa peran aktif dan
partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan apabila tercipta
suatu kondisi sebagai berikut:
Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa1)
Guru berperan sebagai pembimbing supaya terjasi pengalaman dalam belajar.2)
Tujuan kegiatan pembelajaran yaitu tercapainya kemampuan minimal siswa3)
(kompetensi dasar).
Pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas siswa,4)
meningkatkan kemampuan minimalnya, dan mencipta siswa yang kreatif serta
mampu menguasai konsep-konsep.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Melakukan pengukuran secara kontinu dalam berbagai aspek pengetahuan,5)
sikap, dan keterampilan.
Sedangkan Gagne dan Briggs dalam Martinis Yamin (2007: 84) until
menumbuhkan aktivitas dan partisipasi siswa dalam pembelajaran dapat dilakukan
melalui 9 aspek berikut ini:
Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa, sehingga1)mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar) kepada siswa.2)Mengingatkan kompetensi prasyarat.3)Memberikan stimulus (masalah, topic, dan konsep) yang akan4)dipelajari.Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya.5)Memunculkan aktivitas serta partisipasi aktif siswa dalam kegiatan6)pembelajaran.Memberikan umpan balik (feed back).7)Melakukan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes, sehingga8)kemampuan siswa terpantau dan terukur.Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir9)pembelajaran.
Partisipasi siswa dapat terjadi apabila dalam proses pembelajaran
tercipta suatu kondisi yang dapat merangsang tumbuhnya peran serta dan
partisipasi siswa. Seorang guru diharapkan memiliki keterampilan dalam
merangsang tumbuhnya partsisipasi siswa. Dengan demikian peran serta dan
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran akan meningkat, yang pada
akhirnya kegiatan pembelajaran akan lebih berpusat pada siswa.
4. Hakikat Prestasi Belajar
Pengertian Prestasi Belajara.
Setiap siswa yang melakukan kegiatan belajar pada akhirnya ingin
mengetahui hasilnya. Hasil dari kegiatan belajar itulah yang dinamakan prestasi
belajar. Prestasi tidak dapat dilepaskan dengan proses belajar. Prestasi merupakan
kecakapan nyata yang dapat diukur dan belajar merupakan proses perubahan
tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Prestasi belajar dapat dikatakan sebagai hasil kecakapan
yang baru dari proses belajar seseorang yang mempunyai prestasi yang baik dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
belajarnya, berarti ia mendapatkan hasil kecakapan yang baru dari apa yang
dipelajarinya (Suryabrata, 2001:232).
Widodo (2002: 594) berpendapat bahwa Prestasi adalah hasil yang telah
dicapai . Menurut Winkel (1996:162) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah
suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam
melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.
Berdasarkan pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi
belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai melalui pengukuran dan penilaian
tehadap penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa melalui
proses belajar mengajar yang dinyatakan dalam simbul, angka, huruf atau kode.
Prestasi merupakan salah satu faktor penting untuk menentukan tingkat
pengetahuan siswa. Prestasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
keterampilan bekerjasama dalam tim/ kelompok (kemampuan berpendapat/
berdiskusi), keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM)
dan ketuntasan hasil belajar siswa dalam pembelajaran mata diklat akuntansi
keuangan, yang diberikan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
Group Investigation (GI) dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar mata
diklat akuntansi pada siswa kelas XI.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajarb.
Pencapaian prestasi belajar oleh seorang individu merupakan hasil
interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik dari dalam (faktor
internal) maupun dari luar (faktor eksternal).
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991: 130) faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal.
Faktor internal terdiri dari: a) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang
bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya
penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya. b) Faktor psikologis
baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri atas: (1) Faktor
intelektif yang meliputi: Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat dan faktor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. (2) Faktor non intelektif, yaitu
unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan,
motivasi, emosi penyesuaian diri. (3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.
Faktor eksternal terdiri dari: a) Faktor sosial yang terdiri atas :
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, lingkungan
kelompok. b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan
kesenian. c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan
iklim. d) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
Faktor-faktor diatas akan saling berinteraksi baik secara langsung
ataupun tidak langsung dalam pencapaian prestasi belajar yang dilakukan oleh
siswa. Sehingga faktor-faktor tersebut akan sangat berpengaruh terhadap
pencapaian prestasi belajar siswa.
Mata Pelajaran Akuntansi5.
Akuntansi ( accounting) berasal dari bahasa inggris to account yang
artinya memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan, dari pengelola
perusahaan kepada pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan
kepadanya untuk menjalankan kegiatan perusahaan tersebut. Pengertian akuntansi
yang dikeluarkan oleh American Institute of Certified Public Accounts (AICPA)
yang dikutip oleh Ngadiman, dkk (2004: 2) dalam bukunya yang menyatakan
bahwa Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa . Fungsinya ialah menyediakan data
kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, dari kesatuan usaha ekonomi yang
digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomis dalam pemilihan
alternatif suatu keadaan.
Sedangkan menurut Arnie Fajar (2005: 130), akuntansi merupakan mata
pelajaran yang mengkaji tentang suatu sistem untuk menghasilkan informasi
berkenaan dengan transaksi keuangan. Menurut AAA ( American Accounting
Association) dalam Kardiman (2006: 2), akuntansi sebagai suatu proses
pengidentifikasian, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi yang
memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
oleh mereka yang menggunakan informasi keuangan tersebut. Menurut Achmad
Tjahjono dan Sulastiningsih (2003: 3), akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu
sistem informasi yang berfungsi menyediakan informasi kuantitatif dari suatu unit
organisasi atau kesatuan ekonomi yang ditujukan kepada para pemakai sebagai
dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa mata
pelajaran akuntansi adalah merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang suatu
sistem untuk menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan
melalui proses pengidentifikasian, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi
yang memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan
tegas oleh mereka yang menggunakan informasi keuangan tersebut
Ruang lingkup mata pelajaran akuntansi dimulai dari dasar-dasar
konseptual, struktur, dan siklus akuntansi. Fungsi mata pelajaran akuntansi di
SMA salah satunya adalah mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, sikap
rasional, teliti, jujur, dan bertanggungjawab melalui prosedur pencatatan,
pengelompokan serta pengikhtisaran transaksi keuangan, penyusunan laporan
keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
Penelitian Yang RelevanB.
Beberapa penelitian yang relevan berkaitan dengan penelitian tindakan
kelas menggunakan pembelajaran kooperatif model Group Investigasi (GI) antara
lain :
Hendrawan Yulianto Nugroho (2007). Study Komparasi antara Metode1.
Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok dengan Metede Ceramah
dalam Pembelajran Akuntansi Perusahaan Dagang Kelas II Semester I SMK
BATIK 2 Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007 .
Eka Vitaloka (2009). Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Mata2.
Pelajaran Akuntansi melalui Penerapan Metode Pembelajaran Group
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Investigation (GI) Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Simo Boyolali Tahun
Ajaran 2009/2010.
Efa M. Sakdiyah (2006). Pengaruh Motivasi, Disiplin dan Partisipasi Siswa3.
dalam Pembelajran Terhadap Prestasi Belajar Akuntnasi Siswa Kelas XI IPS
SMA NEGERI 1 TAYU PATI Semester II Tahun Ajaran 2005/2006 .
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil simpulan ada pengaruh positif
antara motivasi berprestasi, disiplin belajar dan partisipasi siswa dalam
pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI IPS
SMA Negeri 1 Tayu Pati baik secara simultan maupun parsial dan variabel
yang paling berpengaruh adalah motivasi berprestasi kemudian diikuti oleh
disiplin belajar dan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Oleh karena itu,
peneliti menyarankan kepada siswa sebaiknya siswa dapat menentukan
proporsi waktu belajar sebaik mungkin dengan mempertimbangkan
kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga prestasi belajar akuntansi dapat
lebih optimal. Hendaknya guru dapat membantu meningkatkan disiplin belajar
siswa dengan cara memberi kesempatan kepada siswa untuk selalu bertanya
mengenai materi yang dijelaskan dan siswa hendaknya langsung bertanya
kepada guru jika susah mencerna materi yang diterangkan oleh guru di depan
kelas untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam. Kepada pihak
sekolah untuk lebih menyediakan refrensi buku-buku akuntansi yang
bervariasi agar dapat dipinjam oleh siswa dan guru perlu memberikan
penugasan-penugasan yang menuntut siswa untuk mencari literatur lain,
seperti penugasan kepada siswa untuk mencari soal-soal untuk dibawa ke
forum diskusi kelas.
Kerangka PemikiranC.
Kerangka pemikiran merupakan arahan penalaran untuk dapat sampai
pada pemberian jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan. Untuk
mencapai kualitas proses dan hasil belajar yang optimal maka diperlukan kerangka
pemikiran yang sesuai dengan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya.
Kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Pembelajaran merupakan suatu proses belajar mengajar yang
memungkinkan siswa termotivasi untuk mempelajari materi yang telah diberiakan
sehingga tercapainya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Salah satu permasalahan yang dihadapai dalam pembelajaran akuntansi
adalah bahwa guru merasa kesulitan mencari metode pembelajaran yang tepat
untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran
akuntansi. Hal tersebut menjadikan indikator bahwa prestasi belajar akuntansi
siswa rendah. Oleh karena itu, untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi
peneliti akan menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation (GI) sehingga akan terbentuk suatu pembalajaran yang menarik,
berkesan dan membuat siswa lebih bersemangat.
Faktor yang mempengaruhi belajar siswa adalah adanya motivasi belajar yang
dimiliki siswa. Motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar sehingga tujuan yang ingin di capai
dalam kegiatan belajar mengajar. Peranan motivasi sangat diperlukan, siswa yang
mempunyai motivasi belajar tinggi akan merasa senang, bergairah dan semangat
dalam belajar. Sebaliknya siswa yang motivasi belajarnya rendah maka cenderung
kurang bersemangat dalam belajar. Meningkatnya motivasi belajar siswa di tandai
dengan adanya Kesadaran dalam diri siswa untuk belajar, siswa memperhatiakan
waktu guru menyampaikan materi pelajaran, adanya antusias dan minat belajar
yang tinggi dari siswa untuk belajar lebih giat sehingga orientasi siswa jauh ke
depan. Dengan demikian siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi maka
kemungkinan prestasinya tinggi, begitu pula sebaliknya.
Faktor lain yang mempengaruhi belajar siswa adalah adanya partisipasi
aktif dari diri siswa. Partisipasi merupakan keterlibatan siswa dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Siswa dituntut secara aktif berpartisipasi
dalam kegiatan belajar mengajar. Partisipasi aktif siswa ditandai dengan adanya
kontribusi atau keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran, siswa lebih aktif
bertanya dan ada komunikasi timbal balik. Dengan meningkatnya motivasi belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
siswa dan partisipasi aktif siswa maka akan berdampak pada peningkatan prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.
Motivasi belajar siswa meningkat
Meningkatnya motivasi belajar siswa di tandai dengan adanya
Kesadaran dalam diri siswa untuk belajar, siswa memperhatiakan
waktu guru menyampaikan materi pelajaran, adanya antusias dan
minat belajar yang tinggi dari siswa untuk belajar lebih giat sehingga
orientasi siswa jauh ke depan.
Partisipasi serta keektifan siswa juga ikut meningkat.
Partisipasi aktif siswa ditandai dengan adanya kontribusi /keterlibatan
siswa dalam kegiatan pembelajaran misalnya siswa dapat memberikan
pendapatnya dan saran, siswa lebih aktif bertanya dan adanya
komunikasi timbal balik.
Prestasi belajar mata pelajaran akuntansi siswa meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Gambar 1. Kerangka Berfikir Tentang Penelitian Tindakan Kelas dengan
Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI)
Hipotesis TindakanD.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu persoalan, yang
dimaksud sebagai tuntutan sementara dalam penyelidikan untuk mencari jawaban
yang benar. Hipotesis merupakan kesimpulan sementara terhadap pertanyaan
pertanyaan yang dikemukakan dalam perumusan masalah.
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran di atas, maka dapat
dirumuskan hipotesis tindakan bahwa: Penerapan metode pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat meningkatkan prestasi belajar mata
pelajaran akuntansi pada siswa kelas XI SMA Islam 1 Surakarta .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu PenelitianA.
Tempat Penelitian1.
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Islam 1 Surakarta, yang
beralamat di Jl. Brigjen Sudiarto 151 Surakarta. Sekolah ini dipimpin oleh Bapak
Drs. Kadarusman. Penelitian ini difokuskan pada kelas XI Ilmu Pengetahuan
Sosial, yang mana kelas XI dibagi kedalam dua kelas yaitu kelas XI Ilmu
Pengetahuan Sosial 1 dan kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2. Pada kedua kelas
tersebut ditemukan adanya permasalahan-permasalahan dalam kegiatan belajar-
mengajar khususnya mata pelajaran Akuntansi. Dalam penelitian ini, peneliti
mengambil salah satu subjek yaitu siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2
dengan jumlah siswa 29 siswa pada semester 2 tahun ajaran 2009/2010.
Alasan peneliti melakukan penelitian di SMA Islam 1 Surakarta dengan
pertimbangan sebagai berikut:
SMA Islam 1 Surakarta memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakana.
penelitian.
Antara peneliti dengan pihak sekolah sudah ada hubungan yang baik, , karenab.
peneliti pernah melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di
sekolah ini, sehingga peneliti sedikit banyak mengetahui mekanisme
pembelajaran di sekolah ini.
Sekolah tersebut belum pernah dipergunakan sebagai subjek penelitianc.
sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Dari pengamatan awal peneliti di kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2d.
menunjukkan bahwa motivasi dan partisipasi belajar akuntansi siswa rendah,
akibatnya prestasi belajar siswa kurang optimal.
Kualitas proses dan hasil belajar akuntansi kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosiale.
2 yang belum optimal, sehingga perlu dilakukan penelitian dengan penerapan
model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation (GI) dengan harapan
kualitas proses dan hasil belajar siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2
dapat meningkat.
Dilihat dari sisi efisiensi, tanpa mengurangi harapan tentang kualitas hasilf.
penelitian, lokasi penelitian sangat menguntungkan bagi peneliti karena dekat
dengan tempat tinggal peneliti.
Waktu Penelitian2.
Peneliti merencanakan pelaksanaan penelitian dari Bulan Januari 2010
sampai dengan Bulan Juni 2010. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai
penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel 1. Jadwal Penelitian
1. Persiapan Penelitian
a. Penyusunan Judul
b. Penyusunan Proposal
c. Perijinan
2. Perencanaan Tindakan
3. Implementasi Tindakan
a. Siklus I
b. Siklus II
4. Penyusunan Laporan
Apr 2010
Mei 2010
Jun 2010
Jenis Kegiatan
Jan 2010
Feb 2010
Mar 2010
29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
B. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang dilakukan pada suatu obyek dan mengkondisikannya seperti apa
adanya. Menurut pendapat Kemmis dan Carr sebagaimana dikutip Kasihani
Kasbolah (2001: 9), Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian
yang yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial
dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjan ini serta di
mana pekerjaan ini dilakukan . Kegiatan penelitian berangkat dari permasalahan
riil yang dihadapi guru dalam proses belajar mengajar, kemudian direfleksikan
alternatif pemecahan masalahnya dan ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan
nyata yang terencana dan terukur.
Menurut Suharsimi Arikunto (2005:91) Penelitian tindakan kelas terdiri
dari tiga kata yaitu penelitian, tindakan dan kelas. Penelitian adalah kegiatan
mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat utnuk meningkatkan mutu suatu
hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah sesuatu gerak
kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini
berbentuk rangkaian siklus kegiatan. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam
waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru .
Hal penting dalam PTK adalah tindakan nyata (Action) yang dilakukan
oleh guru (dan bersama pihak lain) untuk memecahkan masalah yang dihadapi
dalam proses belajar mengajar. Tindakan itu harus direncanakan dengan baik dan
dapat diukur tingkat keberhasilannya dalam pemecahan masalah tersebut. Jika
ternyata program tersebut belum dapat memecahkan masalah yang ada, maka
perlu dilakukan penelitian siklus berikutnya (siklus kedua) untuk mencoba
tindakan lain (alternatif pemecahan lain sampai permasalahan dapat teratasi).
Untuk lebih memahami apa yang dimaksud PTK, perlu diketahui
karakteristik dari PTK itu sendiri. Menurut Zainal Aqib (2007 : 128) karakteristik
PTK meliputi :
Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional.1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya.2.
Penelitian sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi.3.
Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik4.
instruksional.
Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.5.
Pihak yang melakukan tindakan adalah guru sendiri, sedangkan yang6.
melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah
peneliti, bukan guru yang sedang melakukan tindakan.
Berdasarkan definisi tersebut penelitian tindakan kelas dapat diartikan
bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang
memerlukan tindakan untuk menanggulangi masalah dalam bidang pendidikan
dan dilaksanakan dalam kawasan kelas atau sekolah tujuan untuk memperbaiki
dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran.
Siklus pelaksanaan PTK dilakukan melalui empat tahap, yakni :
a. Perencanaan Tindakan,
b. Pelaksanaan Tindakan,
c. Observasi dan Interpretasi, dan
d. Analisis dan Refleksi, yang digambarkan sebagai berikut :
Siklus I
Siklus II
PelaksanaanTindakan I
PerencanaanTindakan I
Pengamatan/Pengumpulan Data IRefleksi I
PelaksanaanTindakan II
PerencanaanTindakan II
Refleksi IIPengamatan/ Pengumpulan
Data II
Dilanjutkan kesiklus berikutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Gambar 2. Siklus PTK (Suharsimi Arikunto, 2007: 74)
Teknik Pengumpulan DataC.
Sesuai dengan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka
teknik pengumpulan data yang digunakan:
Wawancara1.
Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa untuk menggali informasi guna
memperoleh data yang berkenaan dengan aspek-aspek pembelajaran,
penentuan tindakan dan respon yang timbul sebagai akibat dari tindakan yang
dilakukan. Jenis wawancara bebas terpimpin dilakukan, di mana interviewer
membawa kerangka pertanyaan untuk disajikan, tetapi cara bagaimana
pertanyaan itu diajukan sesuai kebijaksanaan interviewer.
Observasi2.
Observasi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan dan perkembangan
pembelajaran akuntansi yang dilakukan oleh guru dan siswa. Pengamatan
dilakukan sebelum, selama dan sesudah siklus penelitian berlangsung. Jenis
observasi yang dilakukan adalah observasi partisipan, artinya peneliti ikut
terlibat dalam proses pembelajaran (tindakan).
Tes3.
Tes digunakan untuk mengetahui perkembangan atau keberhasilan
pelaksanaan tindakan. Ada dua bentuk tes yang diberikan kepada siswa, yaitu
tes obyektif tipe pilihan ganda dan tes esai.
Dokumentasi4.
Dokumentasi merupakan suatu metode untuk memperoleh atau mengetahui
data dengan melihat buku-buku, arsip atau catatan yang berhubungan dengan
objek maupun subjek yang diteliti. Arsip yang digunakan dalam proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
pembelajaran, gambaran ataupun foto rekaman prosese penelitian tindakan
kelas.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam
penelitian dari awal sampai akhir. Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa
tahap kegiatan yaitu:
Tahap Pengenalan Masalah1.
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah :
Mengidentifikasi masalah.a.
Menganalisis masalah secara mendalam dengan mengacu pada teori-teorib.
yang relevan.
Menyusun bentuk tindakan yang sesuai dengan siklus pertama.c.
Menyusun alat monitoring dan evaluasi.d.
Tahap Persiapan Tindakan2.
Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi :
Penyusunan jadwal penelitian.a.
Penyusunan rencana pembelajaran.b.
Penyusunan soal evaluasi.c.
Tahap Penyusunan Rencana Tindakan3.
Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu : siklus I dan siklus II.
Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu :
Perencanaan tindakana.
Pelaksanaan tindakanb.
Observasi dan interpretasic.
Tahap analisis dan refleksid.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Tahap Implementasi Tindakan4.
Dalam tahap ini peneliti melaksanakan hipotesis tindakan, yakni untuk
meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi dengan penerapan
metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dalam proses
pembelajaran mata pelajaran akuntansi. Hipotesis tindakan ini dimaksudkan
untuk menguji kebenarannya melalui tindakan yang telah direncanakan.
Tahap Pengamatan5.
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yang sedang
melakukan kegiatan belajar-mengajar dibawah bimbingan guru.
Tahap Penyusunan Laporan6.
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah
dilakukan selama penelitian.
Proses PenelitianE.
Proses Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari tiga siklus
dimana setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: Perencanaan Tindakan,
Pelaksanaan Tindakan, Observasi dan Interpretasi, dan Analisis dan Refleksi.
Adapun kedua siklus tersebut dijelaskan sebagai berikut:
Rancangan Siklus Pertama (I)1.
Perencanaan tindakana.
Pada tahap ini peneliti dan guru menyusun:
Skenario pembelajaran sebagai berikut:1)
Guru menjelaskan materi pelajaran yang telah dipelajaria)
sebelumnya, kemudian mengaitkan dengan materi yang akan
dipelajari selanjutnya.
Guru membagi kelompok, satu kelompok terdiri dari lima sampaib)
enam siswa.
Guru memberi tugas kepada masing-masing kelompok agarc)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
menyelesaikan soal latihan untuk dibahas bersama dalam
kelompoknya.
Guru menyuruh salah satu kelompok untuk mempresentasikan dand)
melaporkan hasil laporannya di depan kelas secara keseluruhan.
Instrument untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis.2)
Menetapkan indikator ketercapaian.3)
Indikator ketercapaian ini dinilai dari beberapa komponen, seperti yang
disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 2. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa
Aspek yang diukurPersentase
TargetCapaian
Cara mengukur
Metode pembelajaran
kooperatif Group
Investigation ( GI )
80% Diamati pada saat kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan
lembar observasi kelas. Dengan
kriteria penilaian dari kurang sekali
hingga baik sekali.
Motivasi siswa dalam
mengikuti proses
pembelajaran
70% Nilai hasil diperoleh dari penyebaran
angket sederhana.
Partisipasi siswa dalam
mengajukan pertanyaan/
ide dalam diskusi kelas
70% Diamati saat pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi dan
dihitung dari jumlah siswa yang
mengajukan pertanyaan / ide dalam
diskusi kelas.
Ketuntasan prestasi
belajar
80% Dihitung dari jumlah siswa yang
mendapatkan nilai 68 ke atas, untuk
siswa yang mendapat nilai 68
dianggap telah mencapai ketuntasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
belajar.
Pelaksanaan tindakanb.
Peneliti melakukan tindakan pembelajaran sesuai dengan skenario
pembalajaran yang telah disusun dan dilakukan bersamaan dengan
observasi terhadap dampak tindakan yang akan dilakukan di kelas XI IPS 2
yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif
tipe Group Investigation (GI) untuk peningkatan prestasi belajar akuntansi.
Observasi/ pengamatanc.
Pada tahap ini peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dan
menginterpretasikan aktivitas penerapan metode pembelajaran kooperatif
tipe Group Investigation pada proses pembelajaran akuntansi untuk
memperoleh data tentang kekurangan dan kemajuan pelaksanaan tindakan.
Refleksid.
Pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi tentang hal yang dikerjakan
secara kritis mengenai hal-hal yang telah dikerjakan dengan tujuan untuk
mengetahui kekurangan, kesalahan dan kebenaran pembelajaran yang
dilakukan. Kekurangan-kekurangan yang ditemukan dari analisis siklus I
harus diperbaiki atau disempurnakan dalam proses belajar mengajar pada
siklus II.
Rancangan Siklus Kedua (II)2.
Langkah-langkah yang dilaksanakan pada siklus II sama dengan langkah-
langkah yang dilakukan dalam siklus I, meliputi perencanaan, pelaksanaan
tindakan, pengamatan dan refleksi. Apabila berdasarkan refleksi belum terjadi
peningkatan minat siswa dalam belajar akuntansi masih perlu dilakukan
tindakan siklus ke III, IV, dan seterusnya. Apabila pada akhir siklus II sudah
ada peningkatan kualitas pembelajaran siswa dalam belajar akuntansi, maka
tindakan penelitian dapat dihentikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Lokasi PenelitianA.
Sejarah Singkat SMA Islam 1 Surakarta1.
Berdirinya Sekolah Menengah Atas (SMA) Islam 1 Surakarta diawali pada
tahun 1967 yaitu Yayasan Pendididkan Islam Surakarta yang bergerak di bidang
dakwah Islam mendirikan Sekolah Dasar di atas tanah + 2000 m2 di Jalan
Briagjen Sidiarto 151 Solo. Sekolah Dasar tersebut mengelolah kelas 1, 2 dan 3
dan masuk pagi. Pada sore hari gedung Sekolah Dasar dipergunakan untuk
sekolah Diniah atau Sekolah yang memberikan pelajaran Agama Islam. Setelah
selang beberapa tahun kemudian Yayasan mempunyai rencana akan mendirikan
Sekolah Dasar ke gedung lain + 500 m2 sebelah utara gedung lama yang
pengelolaannya diserahkan kepada Yayasan Perguruan Muhammadiyah.
Pada bulan Maret tahun 1972 di gedung tersebut di dirikan pondok
pesantren Islam Al-Mukmin, karena perkembangannya yang cukup maju sehingga
gedung yang hanya 5 lokal tidak mampu menampung santri-santrinya. Pada awal
tahun 1974 pondok pesantren Al-Mukmin kemudian di pindahkan ke desa Ngruki
Grogol, Sukoharjo. Untuk memaksimalkan fungsi gedung, maka gedung yang
lama kemudian dipergunakan untuk pendididkan Madrasah khusus putri sampai
tahun 1976, yang kemudian ikut pindah ke Ngruki Grogol, Sukoharjo. Karena
gedung kosong kemudian Yayasan berusaha untuk memanfaatkan gedung tersebut
untuk pendidikan umum.
Empat tahun kemudian tepatnya pada bulan Mei sampai bulan Juni 1979
di realisasikan untuk dilakukan pendaftaran pendirian sekolah baru SMA Islam
Surakarta 1, kemudian surat ijin pendirian diajukan ke kanwil Depdikbud propinsi
Jateng. Selang beberapa waktu kemudian ijin operasional SMA Islam Surakarta 1
diterbitkan pada tanggal 8 Juni 1979. Pembukaan pendaftaran siswa baru SMA
Islam Surakarta 1 dibuka pada bulan Juli 1979 dan mendapatkan murid yang
jumlahnya sekitar 30 siswa, itulah titik awal yang dapat memicu semangat para
pendidik di SMA Islam Surakarta 1. Ketika itulah secara resmi SMA Islam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Surakarta 1 berdiri dan untuk memudahkan admiministrasinya akhirnya SMA
Islam Surakarta 1 pada tahun 1993 namanya diubah menjadi SMA Islam 1
Surakarta hingga sekarang tahun 2010.
Visi, Indikator dan Misi SMA Islam 1 Surakarta2.
Visia.
Terwujudnya insan bertaqwa, berprestasi, terampil dan berjiwa wirausaha.
Indikatorb.
Meningkat dalam prestasi akademis.1)
Meningkat dalam bidang ilmu dan tegnologi.2)
Unggul dalam bidang keterampilan.3)
Unggul dalam ketertiban dan kedisiplinan.4)
Unggul dalam pengalaman agama dan kepedulian sosial.5)
Unggul dalam bidang olah raga dan seni.6)
Unggul dalam etika dan sopan santun.7)
Misic.
Memperluas pengetahuan untuk menguasai IPTEK.1)
Melaksanakan pembelajaran secara efektif sehingga siswa dapat berkembang2)
secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Mengenalkan dan menggunakan serta mengembangkan hasil teknologi3)
modern.
Mengoptimalisasi bakat dan keterampilan siswa sehingga memiliki4)
kemandirian dan kecakapan hidup di tengah masyarakat.
Menumbuhkan semangat ketertiban dan kedisiplinan bagi warga sekolah5)
sebagai konsep dasar menuju sukses.
Mendorong semangat kerja bagi guru dan karyawan sehingga memiliki6)
tanggung jawab dan berdedikasi tinggi.
Meningkatkan pengamalan ajaran agama yang dianut dan budaya bangsa7)
sehingga menjadi sumber kearifan berperilaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Mendorong dan membantu siswa untuk mengenali potensi dari dalam bidang8)
olah raga dan seni sehingga dapat berkembang secara optimal.
Membudayakan etika pergaulan yang saling senyum, salam, dan sapa serta9)
berjabat tangan oleh seluruh warga sekolah saat berada di lingkungan sekolah
sehingga dapat terjalin persaudaraan yang erat dan kesetiakawanan sejati,
saling asah, asih, dan asuh.
Kondisi Lingkungan SMA Islam 1 Surakarta3.
Secara umun, gedung SMA Islam 1 Surakarta dalam keadaan baik dan
memenuhi syarat sebagai tempat kegiatan belajar mengajar. Disamping itu, di atas
tanahnya yang luas yaitu ± 2000 m 2 didirikan ruangan-ruangan yang menunjang
kegiatan belajar mengajar terdiri dari :
Ruang Kepsek : 11)
Ruang Guru : 12)
Ruang Tata Usaha : 13)
Ruang BP : 14)
Ruang Kelas : 95)
Ruang Komputer : 16)
Ruang UKS : 17)
Ruang Perpustakaan : 18)
Kantin : 29)
Koperasi : 110)
Mushola : 111)
Masjid : 112)
Aula : 113)
Ruang Pelaksana : 114)
Ruang Sablon : 115)
Ruang Ketrampilan : 116)
Ruang Kesenian: 117)
Ruang Tataboga: 118)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Ruang Multimedia : 119)
Lapangan Basket : 120)
Kamar mandi guru : 321)
Kamar mandi siswa : 222)
Laboratorium : 223)
Ruang Jaga : 124)
Pegawai edukatif (guru) dan non edukatif (karyawan) di SMA Islam 1
Surakarta seluruhnya berjumlah 41 orang, yang terdiri dari 33 orang guru dengan
status mereka adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS), Guru Kontrak (Bantu) dan
Guru Wiyata Bakti dan 8 orang karyawan. Latar belakang pendidikan semua guru
di SMA Islam 1 Surakarta adalah pendidikan sarjana dari berbagai disiplin ilmu,
sehingga para guru memiliki kompetensi dan pengetahuan yang cukup memadai
dalam mencapai tujuan pendidikan.
Pelaksanaan Kurikulum4.
Sejak tahun 2006 lalu SMA Islam 1 Surakarta telah menggunakan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sesuai dengan rekomendasi yang diberikan
oleh Departemen Pendidikan Nasional, pelaksanaan KTSP diarahkan untuk
mengembangkan kecerdasan, pengetahuan, pemahaman, kemampuan nilai, sikap
dan minat peserta didik agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran,
ketepatan dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab. Penilaian KTSP tidak
hanya mengacu pada aspek kognitif tetapi juga psikomotorik dan afektif
berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). KKM merupakan batasan
nilai minimum yang harus dicapai oleh siswa baik pada penilaian Ulangan Harian,
Ulangan Tengah Semester maupun Ulangan Akhir Semester/Kenaikan Kelas.
KKM untuk setiap mata pelajaran tidak sama yang ditentukan pada setiap awal
semester. Setiap sekolah pasti mempunyai susunan kepengurusan atau struktur
organisasi yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang berbeda pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
masing-masing bagian. Adapun struktur organisasi SMA Islam 1 Surakarta adalah
sebagai berikut:
Struktur Organisasi SMA Islam 1 Surakarta
Tahun 2009 / 2010
KANWIL DIKPORA
PROP. JAWA TENGAH
KEPALA SEKOLAH
DRS. KADARUSMAN
YPIA AL-MUKMIN
SURAKARTA
KOMITE SEKOLAH
KA. TU / STAF
WK. KURIKULUM
DWIDJAJANTI S.Pd
WK. KESISWAAN
DRS. SUDIRMAN
WK. SARANA
DRS. SUDADI W
WK. HUMAS
DRS. SAFAWI
KOORDINATOR BP/BK
DRS. SUDIRMAN
G U R U
DIKPORA
KOTA SURAKARTA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Gambar 3. Struktur Organisasi SMA Islam 1 Surakarta Tahun 2009 / 2010
Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 2 di SMAB.
Islam 1 Surakarta
Kegiatan awal dilakukan dengan mengidentifikasi masalah pembelajaran
akuntansi pada kelas yang diteliti. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk
mengetahui kegiatan pembelajaran akuntansi yang dilaksanakan di SMA Islam 1
Surakarta. Observasi awal dilaksanakan pada bulan Agustus 2009 pada saat
peneliti mengikuti kegiatan PPL (Program Pengalaman Lapangan) di SMA Islam
1 Surakarta. Dari hasil pengamatan dapat diketahui permasalahan-permasalahan
sebagai berikut:
Ditinjau dari Segi Siswa1.
Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran akuntansi.a.
Siswa kurang menunjukkkan motivasi dan partisipasi aktif dalam
pembelajaran akuntansi. Hal ini disebabkan karena pada umumnya
pembelajaran dilakukan dengan metode konvensional. Pada metode
konvensional siswa hanya duduk mendengarkan dan mencatat penjelasan
dari guru. Keadaan ini membuat siswa mudah bosan dan cenderung tidak
berkonsentrasi penuh dalam pembelajaran. Ketidakefektifan siswa dalam
mengikuti pembelajaran akuntansi mengakibatkan mereka sering
kebingungan ketika menemui tugas dan ulangan harian karena siswa tidak
mempergunakan kesempatan yang diberikan oleh guru untuk bertanya
mengenai materi yang kurang dipahami. Akuntansi merupakan suatu siklus
kegiatan pencatatan sehingga jika mereka melewatkan pembelajaran
mereka tidak akan mengerti, karena pembelajaran akuntansi berkelanjutan
atau selalu berkaitan dengan materi pembelajaran sebelumnya. Hal ini
S I S W A
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
dapat diatasi dengan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif
dalam kegiatan pembelajaran.
Sarana dan prasarana dalam pembelajaran kurang memadai.b.
Dalam pembelajaran akuntansi di SMA Islam 1 Surakarta pada
umumnya dapat berjalan dengan lancar, namun yang masih perlu
diperhatikan adalah sarana dan prasarana yang dapat menunjang
kelancaran, keefektifan dan efisiensi dalam pembelajaran akuntansi.
Sarana dan prasarana tersebut dapat berupa media/ alat maupun sumber
pembelajaran. Media/ alat pembelajaran dapat berupa whiteboard,
boardmarker/ spidol, LCD/ OHP (overhead projektor) dan sebagainya.
Sumber pembelajaran dapat berupa buku-buku paket, LKS dan sumber-
sumber internet. Di SMA Islam 1 Surakarta ini didukung dengan buku
paket yang mana masing-masing siswa berhak meminjam buku yang
tersedia di perpustakaan sekolah. Namun, kenyataan yang terjadi adalah
tidak semua siswa bisa mendapatkan buku tersebut. Hal itu dikarenakan
jumlah buku yang tersedia sangat terbatas. Keterbatasan tersebut
berdampak pada terhambatnya proses belajar siswa (baik belajar di rumah
maupun di sekolah). Selain itu juga dapat dipasang LCD/ OHP guna
mempermudah guru dalam menyampaikan materi yang dikemas dengan
sangat menarik sehingga siswa tertarik dan tidak mudah jenuh.
Siswa mudah jenuh atau bosan terhadap pembelajaran yang berlangsung.c.
Kejenuhan siswa terhadap pembelajaran akuntansi yang sedang
berlangsung disebabkan karena penerapan metode pembelajaran yang
masih bersifat konvensional, kurangnya sarana dan prasarana dalam
pembelajaran dan penyampaian materi yang kurang merangsang siswa
untuk berpikir mandiri dan kreatif. Disamping itu, pengaturan jadwal
untuk pembelajaran akuntansi terlalu siang sehingga banyak siswa yang
mengeluh dan kurang antusias. Oleh karena itu guru harus pandai untuk
melakukan inovasi-inovasi pembelajaran dengan penerapan metode-
metode pembelajaran yang dapat melatih siswa untuk lebih aktif dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
kreatif, tersedianya sarana dan prasarana dalam pembelajaran, dan
penyajian materi yang dikemas dengan menarik sehingga pembelajaran
berlangsung sangat baik dan siswa tidak mudah jenuh atau bosan.
Siswa kurang berpartisipasi dalam proses pembelajaran akuntansi sehinggad.
siswa kurang mampu untuk saling berpendapat atau bertukar pikiran baik
dengan guru maupun dengan siswa yang lain.
Kurangnya partisipasi siswa dalam pembelajaran akuntansi
disebabkan oleh minat siswa dalam pembelajaran akuntansi rendah
sehingga siswa cenderung diam dan hanya memperhatikan guru yang
sedang menyampaikan materi tanpa ada usaha untuk berpendapat atau
menggali lebih dalam dan bertanya tentang materi yang kurang dipahami.
Selain itu interaksi dan respon siswa terhadap guru dan siswa yang lain
juga masih rendah sehingga sulit diperoleh umpan balik dalam
pembelajaran karena siswa kurang antusias dan cenderung tidak
mengemukakan pendapatnya.
Siswa lebih tertarik pada kebebasan dan keleluasaan.e.
Hal ini didasarkan pada hasil pengamatan peneliti pada saat survei
awal, bahwa sebagian besar siswa SMA Islam 1 Surakarta XI IPS 2,
mereka lebih senang belajar dengan serius tetapi santai, dalam artian
mereka belajar dengan serius, namun dalam pembelajaran mereka
menghendaki keleluasaan (tidak ada paksaan/rileks). Mereka lebih senang
bertanya kepada teman dari pada guru soal materi yang belum mereka
kuasai. Misalnya, saat guru menerangkan mereka tidak mengerti dan
mereka menjadi malas untuk mengikuti pelajaran dan memilih bertanya
pada saat pelajaran telah selesai pada teman dari pada memperhatikan guru
pada saat menerangkan materi sehingga suasana kelas menjadi gaduh
karena siswa membuat kesibukan sendiri-sendiri.
Ditinjau dari Segi Guru2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Guru kesulitan dalam menerapkan metode-metode pembelajaran yanga.
tepat guna meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran akuntansi.
Akuntansi merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat pakem/ statis
sehingga guru kesulitan untuk memilih metode mana yang tepat guna
meningkatkan prestasi belajar siswa. Guru telah berupaya untuk
merangsang pemikiran siswa dan keaktifan siswa dalam pembelajaran
dengan metode demonstrasi/ ceramah kepada siswa. Tetapi upaya tersebut
masih belum optimal dan siswa masih kurang aktif dan tidak menunjukkan
usaha untuk mencari informasi lebih banyak dengan bertanya maupun
berdiskusi baik kepada guru atau teman. Selain itu siswa masih cenderung
hanya menerima materi yang telah disampaikan oleh guru dan tidak
berinisiatif sendiri untuk menemukan materi-materi baru yang relevan.
Hasil belajar yang tercermin dari prestasi siswa belum menunjukkan hasilb.
yang maksimal
Dari observasi awal yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan
bahwa prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran akuntansi masih
dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 68,00. Berdasarkan
hasil nilai ulangan harian awal menunjukkan bahwa sebanyak 20 siswa
atau 68,97% telah memenuhi KKM sedangkan sebanyak 9 siswa atau
31,08% belum memenuhi KKM. Dari data tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar mata pelajaran akuntansi belum
optimal.
Deskripsi Hasil PenelitianC.
Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing
siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.
Siklus I1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus I melalui model
pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) adalah :
Perencanaan Tindakan Siklus Ia.
Kegiatan perencanaan Tindakan I dilaksanakan pada hari sabtu, 17
April 2010 di ruang guru SMA Islam 1 Surakarta. Guru bersama peneliti
mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini.
Peneliti mengungkapkan bahwa siswa menemui permasalahan dalam
memahami materi dan masih rendahnya tingkat keaktifan siswa serta
kurangnya motivasi mengikuti pembelajaran akuntansi. Kemudian disepakati
bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I akan dilaksanakan selama 3 kali
pertemuan, yakni pada setiap hari Senin tanggal 19 April 2010, 22 April 2010
dan 24 April 2010.
Tahap perencanaan tindakan I meliputi kegiatan sebagai berikut :
Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi1)
menggunakan model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI),
dengan skenario pembelajaran sebagai berikut:
Pertemuan pertama (2x40 menit)a)
Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa.(1)
Menciptakan kondisi/ situasi pembelajaran yang kondusif untuk(2)
membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa
maupun kelas.
Mengulangi sedikit materi yang terdahulu yang masih ada(3)
kaitannya dengan materi yang akan diajarkan dengan cara
memberikan pertanyaan kepada siswa (tanya jawab) agar guru tahu
seberapa jauh pemahaman siswa.
Guru menjelaskan konsep Laporan Keuangan (laporan laba-rugi)(4)
pada perusahaan jasa . Siswa memperhatikan dengan seksama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Siswa diberi kesempatan untuk memahami materi yang telah(5)
disampaikan dan diberikan kesempatan untuk bertanya maupun
berpendapat.
Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang masing-masing(6)
kelompok terdiri dari 5-6 siswa yang pembagiannya heterogen.
Guru membagikan satu topik bahasan kepada masing-masing(7)
kelompok. Kemudian mengarahkan masing-masing kelompok
untuk memulai diskusi dengan saling bertukar pikiran dengan
anggota kelompoknya.
Guru memonitoring berlangsungnya kegiatan diskusi oleh masing-(8)
masing kelompok, dan membantu atau memberikan masukan-
masukan guna melengkapi materi-materi yang didiskusikan
tersebut.
Setelah diskusi dilaksanakan, tahap selanjutnya adalah presentasi(9)
kelompok. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
diskusi mereka di depan kelas. Kelompok lain memperhatikan dan
diberi kesempatan untuk bertanya atau memberi masukan.
Guru mengarahkan proses presentasi supaya dapat berjalan dengan(10)
lancar dan membenarkan maupun menambahi materi-materi yang
kurang tepat dan kurang lengkap.
Guru memberitahu bahwa presentasi kelompok akan dilanjutkan(11)
pada pertemuan berikutnya karena masih ada beberapa kelompok
yang belum mempresentasikan hasil diskusinya.
Guru menyampaikan rencana kegiatan pertemuan mendatang dan(12)
menutup dengan menyampaikan kesimpulan dari materi yang telah
dipelajari.
Salam penutup(13)
Pertemuan Kedua (1x40 menit)b)
Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa.(1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam(2)
pembelajaran.
Membahas sedikit materi yang terdahulu dengan tanya jawab(3)
kepada siswa untuk menilai pemahaman/konsepsi yang ada pada
diri siswa.
Siswa diminta untuk melanjutkan presentasikan tugas yang(4)
diberikan pada pertemuan sebelumnya di depan kelas.
Guru memberikan sedikit evaluasi terhadap jalannya proses diskusi(5)
dan presentasi.
Guru menyampaikan rencana kegiatan pertemuan mendatang dan(6)
menutup dengan menyampaikan kesimpulan dari materi yang telah
dipelajari.
Salam penutup(7)
Pertemuan Ketiga (2x40 menit)c)
Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa.(1)
Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam(2)
pembelajaran.
Guru mengulas sedikit mengenai materi yang telah disampaikan(3)
pada pertemuan sebelumnya dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum
jelas.
Guru membagikan soal untuk evaluasi berupa soal pilihan ganda(4)
dan essay kemudian guru meminta agar siswa dalam mengerjakan
tidak saling bekerja sama.
Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat(5)
mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.
Guru meminta lembar jawab soal.(6)
Guru menyampaikan kesimpulan atas materi maupun soal evaluasi(7)
dengan singkat, jelas dan padat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Salam penutup.(8)
Guru (peneliti disini bertindak sebagai guru) menyusun Rencana2)
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi Laporan Keuangan
(Laporan Laba Rugi) pada perusahaan jasa
Peneliti menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan nontes.3)
Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus). Sedangkan
instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan
oleh peneliti dengan mengamati partisipasi (keaktifan) siswa dalam
pembelajaran, keterampilan siswa bekerjasama dengan kelompoknya dan
ketuntasan hasil belajar siswa terhadap mata akuntansi.
Pelaksanaan Tindakan Ib.
Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, seperti
yang telah direncanakan, yaitu tanggal 19 April 2010, 22 April 2010 dan 24
April 2010 di ruang kelas XI IPS 2. Pertemuan dilaksanakan selama 5 x 40
menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Materi pada
pelaksanaan tindakan I ini adalah Membuat laporan keuangan laba rugi pada
perusahaan jasa.
Pada pertemuan pertama, guru menjelaskan konsep materi dan
memberikan topik diskusi kepada masing-masing kelompok, kemudian
meminta kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya. Pertemuan
kedua diisi dengan melanjutkan presentasi pada pertemuan sebelumnya dan
diisi. Pertemuan ketiga, mengadakan evaluasi belajar untuk siklus I.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
Pertemuan Pertama (Senin, 19 April 2010)1)
Guru mengawali pembelajaran dengan salam, kemudian melakukana)
presensi siswa yang mengikuti pelajaran, siswa hadir semua. Guru
mengkondisikan kelas untuk memeriksa apakah siswa sudah siap
untuk mengikuti proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Siswa diberi motivasi oleh guru sebelum memulai pelajaran agarb)
siswa fokus terhadap materi yang akan dipelajari.
Siswa diberi pertanyaan oleh guru tentang materi pelajaran padac)
pertemuan sebelumnya yaitu tentang jurnal penyesuaian, kertas kerja,
dan laporan keuangan.. Hanya beberapa siswa yang terlihat aktif
menjawab pertanyaan dari guru masih terlihat siswa yang belum
aktif. Siswa yang aktif tersebut adalah siswa yang sudah terbiasa
mendominasi jalannya pembelajaran.
Guru melanjutkan materi dengan mendeskripsikan materi laporand)
keuangan (laporan laba-rugi). Kemudian guru mendemonstrasikan
penyusunan laporan laba-rugi dan menunjuk beberapa siswa untuk
mencoba mendemonstrasikan di depan kelas.
Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang merekae)
rasa belum jelas. Pada awalnya tidak ada siswa yang mau bertanya,
namun akhirnya guru memberikan beberapa pertanyaan secara
bergilir dan apabila siswa tidak dapat menjawab maka akan
dilemparkan ke siswa yang lain.
Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang masing-masingf)
kelompok terdiri dari 5-6 siswa yang pembagiannya heterogen.
Guru membagikan satu topik bahasan kepada masing-masingg)
kelompok. Kemudian mengarahkan masing-masing kelompok untuk
memulai diskusi dengan saling bertukar pikiran dengan anggota
kelompoknya.
Guru memonitoring berlangsungnya kegiatan diskusi oleh masing-h)
masing kelompok, dan membantu atau memberikan masukan-
masukan guna melengkapi materi-materi yang didiskusikan tersebut.
Setelah diskusi dilaksanakan, kegiatan selanjutnya adalah presentasii)
kelompok. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
diskusi mereka di depan kelas dalam waktu 10-15 menit. Kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
lain memperhatikan dan diberi kesempatan untuk bertanya atau
memberi masukan. Urutan presentasi kelompok :
Kelompok 5 presentasi mengenai sistem pencatatan laporan laba-(1)
rugi dalam bentuk langsung (single step). Anggota dari kelompok
3 yaitu Febriana Novitasari mengajukan pertanyaan dan langsung
dijawab oleh kelompok 5.
Kelompok 1 presentasi mengenai sistem pencatatan laporan laba-(2)
rugi dalam bentuk tak langsung (multipel step). Anggota dari
kelompok 4 yaitu Putri Dita Nurjanah mengajukan pertanyaan
dan langsung dijawab oleh kelompok 1.
Kelompok 2 presentasi tentang perbedaan laporan laba-rugi(3)
bentuk langsung (single step) dengan bentuk tak langsung
(multipel step). Ada pertanyaan yang diajukan oleh Ayu
Wulandari..
Guru mengarahkan proses presentasi supaya dapat berjalan denganj)
lancar dan membenarkan maupun menambahi materi-materi yang
kurang tepat dan kurang lengkap.
Guru memberitahukan bahwa presentasi kelompok akan dilanjutkank)
pada pertemuan berikutnya karena masih ada beberapa kelompok
yang belum mempresentasikan hasil diskusinya.
Guru menyampaikan rencana kegiatan pertemuan mendatang danl)
menutup dengan menyampaikan kesimpulan dari materi yang telah
dipelajari.
Salam penutupm)
Pertemuan Kedua ( Kamis, 22 April 2009)2)
Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa.a)
Guru menyampaikan mengenai rencana kegiatan yang telahb)
dijelaskan pada pertemuan sebelumnya.
Siswa melanjutkan jalannya presentasi pada pertemuan sebelumnya.c)
Ada 2 kelompok yang presentasi yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Kelompok 4 mempresentasikan tentang jenis-jenis laporan(1)
keuangan dalam perusahaan jasa kemudian ada pertanyaan dari
Kelompok 1 yaitu Bayu Dwi Prasetyo dan langsung dijawab oleh
kelompok 4.
Kelompok 3 mempresentasikan tentang sistem pencatatan(2)
laporan laba-rugi dalam bentuk tak langsung (multipel step).
Tidak ada siswa yang bertanya maupun yang memberi masukan.
Guru memberikan masukan-masukan untuk melengkapi penjelasand)
tentang materi yang telah dipresentasikan oleh kelompok-kelompok
tersebut.
Guru memberi gambaran sebagai kesimpulan materi yang telahe)
dibahas dan mengevaluasi jalannya presentasi yang telah dilakukan.
Salam penutup.f)
Pertemuan Ketiga ( 24 April 2010 )3)
Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa. Siswa yang tidak masuka)
adalah Anis Dwi Handarani (S).
Guru menyampaikan mengenai rencana kegiatan yang telahb)
dijelaskan pada pertemuan sebelumnya.
Guru mengulas sedikit mengenai materi yang telah disampaikan padac)
pertemuan sebelumnya dan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum jelas.
Ternyata siswa masih banyak yang belum mengerti tentang materid)
tersebut jadi guru harus mengulangi kembali penjelasan materi yang
belum dipahami siswa sampai siswa benar-benar paham.
Dalam pertemuan ketiga ini tidak ada diskusi dan presentasi karenae)
waktu yang singkat dan harus segera dilaksanakan evaluasi siklus 1
berupa soal esay (terdiri dari 5 pertanyaan dan soal antara bangku
kanan dan kiri berbeda).
Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapatf)
mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.
Masih ada beberapa siswa yang mencoba bekerjasama. Guru
menegur satu-persatu siswa yang bekerjasama.
Guru meminta lembar jawab.g)
Guru menyimpulkan kesimpulan atas materi yang telah disampaikanh)
dan membahas sedikit mengenai soal evaluasi yang dianggap sulit
bagi siswa.
Salam penutup.i)
Observasi dan Interpretasic.
Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran akuntansi dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) di
kelas XI IPS 2. Peneliti bertindak sebagai guru dengan tujuan agar peneliti
dapat secara jelas melihat (mengamati) kegiatan belajar mengajar akuntansi
pada hari itu.
Pada pertemuan pertama yaitu hari Senin 19 April 2010, guru
menyampaikan materi akuntansi Mendeskripsikan Laporan Keuangan (laporan
laba-rugi) perusahaan jasa dengan metode Group Investigation (GI) secara
jelas dan mengadakan presentasi hasil diskusi kelompok. Sedangkan pada
pertemuan kedua, siswa diminta untuk melanjutkan presentasi hasil diskusi
pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan ketiga, guru mengadakan
evaluasi akhir siklus I agar hasil belajar dari siklus I dapat segera diketahui.
Dari kegiatan tersebut, deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran
akuntansi dengan menggunakan metode Group Investigation (GI) sudah
dijelaskan secara rinci dalam pelaksanaan tindakan I.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar akuntansi, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebesar 78,67%, sedangkan1)
21,33% lainnya masih belum secara aktif dalam mengikuti apersepsi pada
awal pembelajaran.
Siswa yang aktif dalam kelompok selama kegiatan kerja kelompok2)
berlangsung sebesar 77,70%, sedangkan 22,30% lainnya tidak turut serta
dalam kerja kelompok. Hal ini disebabkan karena siswa merasa tidak bisa
mengerjakan dan tidak mau ikut berdiskusi karena kurangnya motivasi dari
dalam diri mereka.
Siswa yang aktif dalam mengemukakan pendapat dan mengajukan pertanyaan3)
selama kerja kelompok sebesar 67,59% sedangkan 32,41% hanya menunggu
dan melihat teman yang lainnya selesai mengerjakan.
Berdasarkan hasil evaluasi akhir siklus I dapat diidentifikasi bahwa siswa4)
yang telah mampu mengerjakan soal evaluasi dan mendapat nilai diatas KKM
yaitu 68 adalah sebanyak 22 siswa atau 75,86% sedangkan 7 siswa atau
24,14% belum mampu mencapai tingkat KKM yang telah ditentukan. Hal ini
disebabkan mereka masih kesulitan dalam memahami materi dan kurang teliti
dalam pengerjaan soal.
Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus Id.
Hasil observasi yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa penerapan
metode Group Investigation (GI) mampu meningkatkan hasil belajar dan
prestasi belajar akuntansi siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya
nilai rata-rata kelas. Sebelum penerapan metode Group Investigation (GI),
rata-rata kelas adalah 71,59 namun setelah diterapkannya metode ini, rata-
rata kelas menjadi 75,48. Jumlah siswa yang mendapatkan nilai diatas standar
ketuntasan 68 sebanyak 22 siswa dari jumlah keseluruhan 29 siswa. Akan
tetapi, indikator ketercapaian pada siklus I belum tercapai dari 80% target
yang direncanakan, yaitu baru 75,86% siswa yang memperoleh nilai diatas 68
sedangkan 24,14% siswa yang lainnya masih belum tuntas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus I,
peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
Beberapa kelemahan guru dalam siklus I ini adalah:1)
Guru kurang memberikan dorongan semangat kepada siswa sehinggaa)
masih banyak siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Mereka masih
enggan untuk meyampaikan pendapatnya. Mereka cenderung diam
dan hanya beberapa siswa yang aktif dan mendominasi pembelajaran
pada saat itu.
Guru dalam menjelaskan materi dan memberikan contoh ataub)
mendemonstrasikan pengerjaan soal terlalu cepat dan kurang keras
suaranya, sehingga siswa harus meminta guru untuk mengulangi
kembali.
Guru belum dapat menjangkau seluruh siswa dalam pembelajaranc)
dan dalam memonitoring jalannya diskusi.
Guru belum memberikan penghargaan kepada siswa yang mampud)
menyelesaikan tugas dengan benar, tepat dan cepat daripada siswa
yang lain.
Beberapa kekurangan yang ditemukan dari segi siswa adalah sebagai2)
berikut:
Masih banyak siswa merasa segan bertanya langsung pada guru padaa)
saat pembelajaran, mereka baru mau bertanya atau mengemukakan
pendapat setelah ditunjuk langsung oleh guru. Mereka merasa lebih
nyaman bertanya kepada guru apabila guru mendekati mereka
(seperti pada saat monitoring).
Siswa kurang memberikan respon pada saat guru menyampaikanb)
materi sehingga siswa keaktifan siswa rendah dalam pembelajaran.
Kurangnya ketrampilan siswa dalam berkomunikasi/ bersosialisasic)
pada saat presentasi hasil diskusi kelompok.
Siswa yang telah tuntas dalam pembelajaran akuntansi keuangand)
yang telah mencapai nilai 68 keatas sebanyak 22 siswa (75,86 %)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
dari 29 siswa dan siswa-siswa tersebut dapat dinyatakan telah
mencapai ketuntasan hasil belajar , sedangkan 7 siswa (24,14%)
belum mencapai ketuntasan belajar. Nilai tertinggi adalah 95 dan
terendah adalah 60 dengan nilai rata-rata kelas 75,48.
Berdasarkan observasi dan analisis di atas, maka tindakan refleksi yang
dapat dilakukan antara lain :
Guru lebih kreatif dan inovatif dalam menyajikan materi kepada siswa(1)
supaya siswa tidak mudah jenuh/ bosan dan siswa lebih mudah
memahami materi yang disampaikan.
Guru sebaiknya lebih banyak lagi memberikan masukan-masukan yang(2)
bersifat memotivasi siswa dalam belajar supaya siswa terpacu untuk
lebih aktif dalam pembelajaran.
Guru hendaknya memberikan penghargaan kepada siswa yang aktif(3)
dalam pembelajaran, terampil dalam bekerjasama tim dan tuntas hasil
belajarnya, agar siswa terpacu untuk lebih giat dan rajin belajar.
Guru lebih banyak melakukan pendekatan dan monitoring yang merata(4)
kepada semua siswa, selain sebagai pengawasan juga agar tidak ada
siswa yang merasa kurang diperhatikan dan setiap siswa yang
mengalami kesulitan akan mudah teratasi.
Siklus II2.
Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus II melalui model
pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) :
Perencanaan Tindakan Siklus IIa.
Kegiatan perencanaan Tindakan II dilaksanakan pada hari Sabtu
tanggal 24 April 2010 di ruang guru SMA Islam 1 Surakarta. Guru
bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan
dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil
analisis dan refleksi dari siklus I terdapat beberapa kekurangan, kemudian
disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II akan dilaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
selama 3 kali pertemuan, yakni pada setiap hari Senin tanggal 26 April
2010, 29 April 2010 dan 01 Mei 2010 dengan rancangan sebagi berikut :
Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi1)
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Group
Investigation (GI), skenario pembelajaran tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut:
Pertemuan Pertama (2x 40 menit)a)
Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa.(1)
Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk(2)
membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik
siswa maupun kelas.
Mengulang sedikit materi yang terdahulu yang masih ada(3)
kaitannya dengan materi Laporan keuangan (laporan laba-rugi)
pada perusahaan jasa yaitu dengan sedikit membahas hasil
dari evaluasi yang telah dilakukan pada pertemuan
sebelumnya..
Guru merefleksi kegiatan pembelajaran sebelumnya dan(4)
memberitahukan rencana pembelajaran untuk hari ini.
Guru menjelaskan materi selanjutnya yaitu laporan keuangan(5)
(laporan perubahan modal dan neraca) pada perusahaan jasa .
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya(6)
apabila ada materi yang belum dipahami.
Guru mengarahkan siswa untuk bergabung ke dalam(7)
kelompoknya masing-masing (kelompok masih sama seperti
pertemuan sebelumnya), Kemudian guru membagikan topik
diskusi.
Guru memonitoring berlangsungnya kegiatan diskusi oleh(8)
masing-masing kelompok, dan membantu dan memberikan
masukan-masukan guna melengkapi materi-materi yang
didiskusikan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Guru meminta kelompok untuk mempresentasikan hasil(9)
diskusinya kedepan kelas.
Guru memberitahukan bahwa presentasi kelompok akan(10)
dilanjutkan pada pertemuan berikutnya karena masih ada
beberapa kelompok yang belum mempresentasikan hasil
diskusinya.
Guru menutup dengan menyampaikan kesimpulan dari materi(11)
yang telah dipelajari.
Salam penutup.(12)
Pertemuan Kedua (1 x 40 menit)b)
Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa.(1)
Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan(2)
dalam pembelajaran.
Membahas sedikit materi yang terdahulu dengan tanya jawab(3)
kepada siswa untuk menilai pemahaman/konsepsi yang ada pada
diri siswa.
Siswa diminta untuk melanjutkan presentasi tugas yang diberikan(4)
pada pertemuan sebelumnya di depan kelas.
Guru memberikan sedikit evaluasi terhadap jalannya proses(5)
diskusi dan presentasi.
Guru menyampaikan rencana kegiatan pertemuan mendatang dan(6)
menutup dengan menyampaikan kesimpulan dari materi yang
telah dipelajari.
Salam penutup(7)
Pertemuan Ketiga (2x40 menit)c)
Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa.(1)
Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan(2)
dalam pembelajaran.
Guru mengulas sedikit mengenai materi yang telah disampaikan(3)
pada pertemuan sebelumnya dan memberikan kesempatan kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum
jelas.
Guru membagikan soal untuk evaluasi berupa soal pilihan ganda(4)
dan soal essay kemudian guru meminta agar siswa dalam
mengerjakan tidak saling bekerja sama.
Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat(5)
mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.
Guru meminta lembar jawab soal.(6)
Guru menyampaikan apersepsi yang sangat besar kepada siswa(7)
karena siswa telah menyelesaiakan soal evaluasi dengan baik.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atas(8)
materi-materi yang belum dimengerti.
Guru menyimpulkan materi yang telah disampaikan pada siklus II(9)
ini dan menutup pembalajaran dengan salam.
Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk2)
materi laporan keuangan (laporan perubahan modal dan neraca) pada
perusahaan jasa dengan model pembelajaran kooperatif Group
Investigation (GI).
Peneliti menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan nontes.3)
Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus).
sedangkan instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi
yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan siswa selama
pembelajaran, ketrampilan siswa dalam berdiskusi dengan kelompok
dan ketuntasan hasil belajar siswa.
Pelaksanaan Tindakan IIb.
Kegiatan pelaksanaan Tindakan II dilaksanakan selama 3 kali
pertemuan seperti yang telah direncanakan, yakni pada tiap hari Selasa
tanggal 26 April 2010, 29 April 2010 dan 01 Mei 2010 di ruang kelas XI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
IPS 2. Pertemuan dilaksanakan selama 5x40 menit sesuai dengan skenario
pembelajaran dan RPP.
Pelaksanaan tindakan II hampir sama dengan pelaksanaan tindakan I,
hanya pada pelaksanaan tindakan II ini terdapat perbaikan/ penguatan yang
masih diperlukan dari tindakan I. Materi yang disampaikan pada
pelaksanaan tindakan II masih sama dengan pelaksanaan tindakan I, yaitu
menyusun laporan keuangan pada perusahaan jasa namun pada siklus II
dikhususkan pada laporan perubahan modal dan laporan keuangan neraca.
Pada pertemuan siklus II guru menjelaskan dan mendemonstrasikan
cara menyusun laporan keuangan yaitu laporan perubahan modal dan
neraca pada perusahaan jasa dengan jelas dan dibuka kesempatan tanya
jawab, kemudian siswa mengerjakan soal secara berkelompok masih
dengan metode yang diterapkan di Siklus I. Dilaksanakan kegiatan diskusi
dan presentasi, kegiatan ini ditambah dengan tanya jawab yang lebih
efektif untuk membangun pemahaman siswa, ditutup dengan evaluasi
akhir Siklus II.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
Pertemuan Pertama (Senin, 26 April 2010)1)
Guru membuka pembelajaran dengan salam, kemudian melakukana)
presensi siswa yang mengikuti pelajaran, siswa hadir semua. Guru
mengkondisikan kelas untuk memeriksa apakah siswa sudah siap
untuk mengikuti proses pembelajaran.
Guru menjelaskan materi selanjutnya yaitu laporan keuangan yaitub)
laporan perubahan modal dan neraca pada perusahaan jasa .
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanyac)
apabila ada materi yang belum dipahami.
Ternyata masih banyak siswa yang belum paham tentang materid)
ini. Kemudian guru memberikan penjelasan tambahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Guru mengarahkan siswa untuk bergabung ke dalam kelompoknyae)
masing-masing (kelompok masih sama seperti pertemuan
sebelumnya). Kemudian guru membagikan topik diskusi yang
beruapa soal/ kasus-kasus dalam laporan keuang khusus laporan
perubahan modal dan neraca pada perusahaan jasa.
Guru memonitoring jalannya diskusi dan memberikan penjelasan-f)
penjelasan atas pertanyaan siswa.
Dalam pertemuan ini belum dilaksanakan presentasi karena dalamg)
pengerjaan topik diskusi membutuhkan waktu yang cukup lama
sedangkan masing-masing kelompok belum dapat menyelesaikan
tugasnya.
Guru menyimpulkan materi yang telah didiskusikan dan dipelajarih)
bersama.
Salam penutup.i)
Pertemuan kedua (Kamis, 29 April 2010)2)
Guru membuka dengan mengucap salam kemudian mengabsena)
siswa.
Siswa diberi motivasi oleh guru agar memiliki kemauan untukb)
memanfaatkan waktu presentasi dan tanya jawab dengan baik. Hal
ini dilakukan agar siswa memiliki keberanian berbicara,
mengungkapkan pendapat.
Guru meminta kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinyac)
ke depan kelas.
Guru menyimpulkan materi yang telah didiskusikan dan dipelajarid)
bersama dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya.
Salam penutup.e)
Pertemuan ketiga (Sabtu, 01 Mei 2010)3)
Guru membuka dengan mengucap salam kemudian mengabsena)
siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Guru mengulas sedikit mengenai materi yang telah disampaikanb)
pada pertemuan sebelumnya dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum
jelas.
Guru membagikan soal untuk evaluasi berupa soal pilihan gandac)
dan essay kemudian guru meminta agar siswa dalam mengerjakan
tidak saling bekerja sama.
Guru mengawasi dengan seksama agar siswa tidak bekerjasamad)
dengan siswa lain. Karena hasil nilai yang dicapai siswa secara
individu mencerminkan peningkatan atau penurunan tingkat
ketuntasan hasil belajar siswa, tuntas atau belum tuntas.
Guru meminta lembar jawab soal.e)
Guru menyampaikan apersepsi yang sangat besar kepada siswaf)
karena siswa telah menyelesaiakan soal evaluasi dengan baik.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atasg)
materi-materi yang belum dimengerti.
Guru menyimpulkan materi yang telah disampaikan pada siklus IIh)
ini dan menutup pembalajaran dengan salam.
Observasi dan Interpretasic.
Peneliti mengamati proses pembelajaran akuntansi dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif Group Investigatiion (GI)
di kelas XI IPS 2. Peneliti bertindak sebagai guru dengan tujuan agar
peneliti dapat secara jelas melihat (mengamati) kegiatan belajar mengajar
akuntansi keuangan pada hari itu.
Pada pertemuan pertama yaitu hari Senin, 26 April 2010, guru
menyampaikan materi akuntansi laporan keuangan (laporan perubahan
modal dan neraca) pada perusahaan jasa, dengan model pembelajaran
kooperatif Group Investigation (GI) secara jelas kemudian guru
memberikan topik diskusi kepada masing-masing kelompok dan
memonitoring jalannya diskusi. Pada pertemuan kedua yaitu hari kamis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
tanggal 29 April 2010, guru menyampaikan ulasan materi yaitu laporan
keuangan (laporan perubahan modal dan neraca) dagang kemudian
memberikan topik diskusi yang masih lanjutan dari topik diskusi
sebelumnya. Kemudian guru menunjuk salah 2 kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya. Pada pertemuan ketiga yaitu hari sabtu
tanggal 01 Mei 2010, guru mengadakan evaluasi akhir siklus II agar hasil
belajar dari siklus II dapat segera diketahui Dari kegiatan tersebut,
deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran akuntansi dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI)
sudah dijelaskan secara rinci dalam pelaksanaan tindakan II.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar akuntansi keuangan, diperoleh gambaran tentang aktivitas
siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:
Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebesar 86%, sedangkan1.
14% lainnya masih belum secara aktif dalam mengikuti apersepsi pada
awal pembelajaran.
Siswa yang aktif dalam kelompok selama kegiatan kerja kelompok2.
berlangsung sebesar 83,22%, sedangkan 16,78% lainnya tidak turut
serta dalam kerja kelompok. Hal ini disebabkan karena siswa merasa
tidak bisa mengerjakan dan tidak mau ikut berdiskusi karena kurangnya
motivasi dari dalam diri mereka.
Siswa yang aktif dalam mengemukakan pendapat dan mengajukan3.
pertanyaan selama kerja kelompok sebesar 82,07%, sedangkan 17,93%
hanya menunggu dan melihat teman yang lainnya selesai mengerjakan.
Berdasarkan hasil evaluasi akhir siklus II dapat diidentifikasi bahwa4.
siswa yang telah mampu mengerjakan soal evaluasi dan mendapat nilai
diatas KKM yaitu 68 adalah sebanyak 27 siswa atau 93,10% sedangkan
2 siswa atau 6,9% belum mampu mencapai tingkat KKM yang telah
ditentukan. Hal ini disebabkan mereka masih kesulitan dalam
memahami materi dan kurang teliti dalam pengerjaan soal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus II,
peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
Beberapa kelemahan guru dalam siklus II ini adalah:1)
Guru terlalu cepat dalam menyampaikan materi kepada siswa dana)
waktu yang disediakan untuk diskusi sangat terbatas sehingga siswa
kesulitan untuk mengikuti materi yang disampaikan dan merasa
kurang memperoleh kesempatan untuk mengungkapkan kesulitan-
kesulitannya.
Beberapa kekurangan yang ditemukan dari segi siswa adalah sebagai2)
berikut:
Kurangnya ketrampilan siswa dalam berkomunikasi/ bersosialisasia)
pada saat presentasi hasil diskusi kelompok.
Siswa yang telah tuntas dalam pembelajaran akuntansi keuanganb)
yang telah mencapai nilai 68 keatas sebanyak 27 siswa (93,10% dari
29 siswa) dan siswa-siswa tersebut dapat dinyatakan telah mencapai
ketuntasan hasil belajar , sedangkan 2 siswa (6,9%) belum mencapai
ketuntasan belajar. Nilai tertinggi adalah 95 dan terendah adalah 66
dengan nilai rata-rata kelas 83,86.
Berdasarkan observasi dan analisis di atas, maka tindakan refleksi yang
dapat dilakukan antara lain :
Guru hendaknya memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien serta(1)
lebih kreatif dan inovatif dalam menyajikan materi kepada siswa
sehingga guru dapat menarik minat dan mendorong siswa untuk lebih
aktif .
Guru sebaiknya lebih banyak lagi memberikan masukan-masukan yang(2)
bersifat memotivasi siswa dalam belajar supaya siswa terpacu untuk
lebih aktif dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Setiap siklus yang diterapkan pada proses pembelajaran dengan model
Group Investigation (GI) mampu meningkatkan motivasi belajar, partisipasi serta
prestasi belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 3. Penerapan Model Group Investigation (GI)
Aspek yang diteliti Persentase Capaian Peningkatan
Model Group Investigation (GI) Siklus I Siklus II
Pemberian masalah 80% 90% 10%
Pembagian kelompok 93,33% 93,33% -
Pengarahan diskusi kelompok 73,33% 80% 6,67%
Penyelesaian masalah 66,67% 80% 13,33%
Refleksi atau evaluasi 80% 86,67% 6,67%
Rata-rata 78,67% 86% 7,33%
(Sumber: data primer yang diolah, 2010)
Tabel 4. Motivasi Belajar Siswa
Aspek yang diteliti Persentase Capaian Peningkatan
Motivasi Belajar Siswa Siklus I Siklus II
Keuletan 81,38 % 86,21 % 4,83%
Kemandirian 57,24 % 66,21 % 8,97%
mempertahankan pendapat 85,52 % 86,90 % 1,38%
pemecahan masalah 87,59 % 97,93 % 10,34%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Ketekunan 77,24 % 82,07 % 4,83%
antusias 77,24 % 80 % 2,76%
Rata-rata 77,70 % 83,22 % 5,52%
(Sumber: data primer yang diolah, 2010)
Tabel 5. Partisipasi Belajar Siswa
Aspek yang diteliti Persentase Capaian Peningkatan
Partisipasi Belajar Siswa Siklus I Siklus II
Keterlibatan dalam pemecahan masalah 51,72% 72,41% 20,69%
Mengajukan pertanyaan 93,10% 96,55% 3,45%
Pemecahan masalah 44,82% 75,86% 31,04%
Melaksanakan diskusi kelompok sesuaidengan petunjuk guru.
75,86% 82,76% 6,9%
Melatih diri dalam memecahkan soalatau masalah sejenis
72,41% 82,76% 10,35%
Rata-rata 67,59% 82,07% 14,48%
(Sumber: data primer yang diolah, 2010)
Tabel 6. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Kriteria Jumlah Siswa Persentase
SebelumPenerapa
n
SiklusI
SiklusII
SebelumPenerapan
Siklus I Siklus II
Tuntas 20 22 27 68,97 % 75,86 % 93,10 %
TidakTuntas
9 7 2 31,08 % 24,14 % 6,90 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
(Sumber: data primer yang diolah, 2010)
Tabel 7. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
Aspek yang dinilai Persentase Peningkatan
Siklus I Siklus II
Penerapan model GroupInvestigation (GI)
78,67% 86% 7,33%
Motivasi belajar siswa 77,70% 83,22% 5,52%
Partisipasi siswa 67,59% 82,07% 14,48%
Prestasi belajar dilihat dariketuntasan hasil belajar
75,86 % 93,10 % 17,24%
Berdasarkan tabel data yang disajikan pada siklus I dan siklus II di atas
diperoleh prestasi belajar yang mengalami peningkatan. Model Group
Investigation (GI) berdampak positif terhadap kegiatan pembelajaran akuntansi.
Deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai siklus II dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk
mengetahui kondisi yang ada di SMA Islam 1 Surakarta. Dari hasil survei ini,
peneliti menemukan bahwa prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI IPS 2
masih kurang optimal, yaitu siswa masih kurang antusias mengikuti pembelajaran
dan hasil evaluasi belajarnya kurang maksimal. Oleh karena itu, peneliti
mengadakan diskusi dengan guru kelas dan mencari solusi untuk mengatasi
permasalahan tersebut, yaitu dengan menerapkan model Group Investigation (GI).
Pembelajaran kelompok dan kegiatan tanya jawab dalam presentasi diharapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
dapat membangun interaksi edukatif antara siswa dengan guru serta meningkatkan
pemahaman melalui diskusi dalam memecahkan masalah.
Peneliti dibantu guru kelas kemudian menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) guna melaksanakan kegiatan siklus I. Materi pada
pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah Laporan Keuangan yang di khususkan
pada laba rugi. Guru memberikan materi dengan mendemonstrasikan (modelling)
penyusunan laporan keuangan laba rugi. Kemudian siswa diminta mengerjakan
soal dengan kelompok belajar mengenai materi yang telah diajarkan. Setiap
kelompok terdiri dari 5 siswa agar siswa dapat belajar bekerjasama dengan siswa
yang lain. Setelah selesai, siswa diminta untuk dapat mempresentasikan hasil
pekerjaannya, sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa tidak hanya dari guru,
melainkan juga dari menyaksikan secara langsung proses yang dicontohkan oleh
teman sekelas.
Dari hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi pada
siklus I masih terdapat kekurangan dan kelemahan, yaitu siswa masih kurang aktif
dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari respon siswa pada saat
apersepsi dan dominasi beberapa siswa dalam mengemukakan pendapatnya dan
dalam mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran berlangsung serta
dapat dilihat juga dalam kegiatan kerja kelompok, ada beberapa siswa yang belum
berpartisipasi. Selain itu, kesempatan presentasi untuk tanya jawab juga masih
diabaikan para siswa yang tidak maju. Karena itu, peneliti mencari solusi dan
menyusun rencana pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan dan
kelemahan dalam pembelajaran akuntansi pada siklus I.
Materi pembelajaran pada siklus II masih sama hanya saja dikhususkan
pada perubahan modal dan penyusunan neraca. Dalam pelaksanaan siklus II ini
siswa terlihat lebih antusias dengan metode Group Investigation (GI) yang telah
diterapkan sebelumnya, selain siswa menjadi aktif, siswa juga merasa tidak segan
bertanya dan berdiskusi dengan teman satu kelompoknya untuk mencari masalah
dan menemukan jawabannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi
pada siklus II, prestasi belajar siswa menunjukkan peningkatan. Dari segi motivasi
belajar siswa menunjukkan peningkatan dari 77,70% pada siklus I menjadi
83,22% pada siklus II, sedangkan partisipasi siswa menunjukkan peningkatan dari
67,59% pada siklus I menjadi 82,07% pada siklus II. Begitu pula pada pencapaian
prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan, ini ditunjukkan dari
banyaknya siswa yang sudah mencapai batas ketuntasan minimal yaitu sebesar
75,86% atau sebanyak 22 siswa pada siklus I dan 93,10% atau sebanyak 27 siswa
pada siklus II.
Siswa yang sebelumnya kurang aktif saat pembelajaran, sekarang menjadi
lebih antusias dan lebih merespon apersepsi yang diberikan oleh guru. Siswa yang
sebelumnya tidak bisa bekerjasama dalam kelompok, pada siklus II ini sudah
dapat bekerjasama dengan siswa lain dalam kelompok dengan baik. Kegiatan
presentasi dengan tanya jawab oleh guru juga lebih efektif.
Meskipun begitu, masih diperlukan juga motivasi dan pendekatan dari
guru untuk mendukung berhasilnya proses belajar mengajar akuntansi. Masalah
yang dihadapi pada pembelajaran akuntansi sudah dapat teratasi dengan cara
penerapan model Group Investigation (GI) yang secara langsung dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa, pemahaman siswa, partisipasi siswa dalam
proses pembelajaran, serta meningkatkan prestasi belajar siswa.
D. Pembahasan
Penerapan model Group Investigation (GI) merupakan penelitian tindakan
kelas yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa.
Penelitian dilakukan dengan menerapkan dua siklus pembelajaran dengan metode
yang sama pada tiap siklusnya, yaitu metode Group Investigation (GI).
Berdasarkan tabel data yang disajikan pada siklus I dan siklus II pada deskripsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
hasil penelitian di atas diperoleh prestasi belajar akuntansi siswa yang mengalami
peningkatan yang dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Gambar4. Grafik Hasil Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus
dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2)
pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi
tindakan.
Grafik diatas menunjukan bahwa setelah adanya penerapan model
pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) berdampak terhadap proses dan
hasil kegiatan pembelajaran akuntansi. Dampak positif tersebut antara lain siswa
lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru, siswa menjadi lebih
aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan siswa dapat bekerjasama dengan
kelompok dalam mendiskusikan hasil pekerjaannya. Dan tujuan utama dalam
penelitian tindakan kelas ini tercapai yaitu peningkatan prestasi belajar akuntansi
keuangan dengan model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai siklus II dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Penelitian diawali dengan observasi awal untuk mengetahui kondisi
pembelajaran mata pelajaran akuntansi pada kelas XI IPS 2 SMA Islam 1
Surakarta sebelum dilaksanakan tindakan I dan tindakan II. Observasi awal
dilakukan dengan cara wawancara baik dengan guru kelas maupun dengan siswa.
Disamping itu peneliti telah melakukan survei awal pada saat pelaksanaan
Program Pengalaman Lapangan (PPL) di kelas XI IPS 2 mata pelajaran akuntansi.
Dari hasil survei ini, peneliti menemukan bahwa prestasi pembelajaran akuntansi
keuangan pada siswa kelas tersebut masih belum optimal.
Oleh karena itu, peneliti berinisiatif mencari solusi untuk mengatasi
masalah tersebut, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Group
Investigation (GI). Peneliti mencari sumber-sumber tentang model pembelajaran
kooperatif Group Investigation (GI) dan mempelajari teknik-teknik dalam
pembelajaran tersebut. Selanjutnya peneliti bersama guru menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan dalam tindakan siklus I.
Kemudian diperoleh kesepakatan mengenai materi yang akan disajikan yaitu
materi pada pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah Laporan keuangan yang
mengkhususkan pada laporan laba rugi.
Dalam pembelajaran, pertama guru menjelaskan materi kepada siswa
secara global, kemudian guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang
masing-masing kelompok beranggotakan 5-6 siswa heterogen dan masing-masing
kelompok diminta untuk dapat mempresentasikan hasil diskusinya. Dalam
pelaksanaan diskusi, peran guru adalah memonitoring jalannya diskusi dan
memfasilitasi siswa untuk mengajukan pertanyaan atas materi yang belum
dimengerti. Pembelajaran ini menuntut guru untuk mampu merangsang siswa
supaya lebih aktif dan trampil dalam bekerjasama untuk menyelesaikan topik
diskusi yang telah diberikan oleh guru. Sehingga pengetahuan yang diperoleh
siswa tidak hanya dari guru, melainkan juga dari diskusi dan bertukar pikiran/
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
pendapat baik dengan guru maupun dengan anggota kelompoknya. Dari hasil
pengamatan terhadap kegiatan belajar mengajar akuntansi keuangan pada siklus I
masih terdapat kekurangan dan kelemahan, yaitu masih banyak siswa merasa
segan bertanya langsung pada guru pada saat pembelajaran, mereka baru mau
bertanya atau mengemukakan pendapat setelah ditunjuk langsung oleh guru.
Mereka merasa lebih nyaman bertanya kepada guru apabila guru mendekati
mereka (seperti pada saat monitoring). Siswa kurang memberikan respon pada
saat guru menyampaikan materi sehingga siswa keaktifan siswa rendah dalam
pembelajaran. Kurangnya ketrampilan siswa dalam berkomunikasi/ bersosialisasi
pada saat presentasi hasil diskusi kelompok. Selain itu, waktu dalam berdiskusi
juga cukup terbatas.
Oleh karena itu, peneliti mencari solusi dan menyusun rencana
pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam
pembelajaran akuntansi pada siklus I. Materi pembelajaran pada siklus II masih
sama dengan siklus I yaitu : Laporan keuangan yang mengkhususkan pada laporan
perubahan modal dan neraca.
Siklus II dilaksanakan didasarkan atas perbaikan dari kelemahan siklus I. Pada
saat peneliti melakukan wawancara dengan siswa, siswa merasa cukup tertarik
dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooeratif Group
Investigation (GI), selain siswa menjadi aktif, siswa juga merasa lebih bisa
memahami materi karena selain guru memberikan penjelasan materi secara
bertahap, guru juga memberikan latihan secara terbimbing kepada siswa dalam hal
ini adalah diskusi. Dalam diskusi siswa diajarkan untuk bekerja secara kelompok
dalam menyelesaikan topik yang telah dipilih. Dengan cara ini, siswa menjadi
lebih aktif karena selain dapat bertanya langsung kepada guru, siswa juga dapat
bertanya dan bertukar pikiran dengan anggota kelompoknya.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi
pada siklus II, prestasi belajar siswa menunjukkan peningkatan. Dari segi motivasi
belajar siswa menunjukkan peningkatan dari 77,70% pada siklus I menjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
83,22% pada siklus II ini sesuai dengan pendapat Slavin (1995). Slavin
menemukan bahwa pembelajaran kooperatif yang dihasilkan lebih besar
peningkatannya dalam beberapa aspek dari harga diri (harga diri umum, harga diri
akademik dan sosial) daripada metode dengan noncooperative. Johnson dan
Johnson (1995) juga mengemukakan bahwa pengajaran kooperatif lebih tinggi
secara konsisten menghasilkan skor efektivitas daripada kondisi kompetitif dan
individualistik. Begitu pula dengan partisipasi siswa menunjukkan peningkatan
dari 67,59% pada siklus I menjadi 82,07% pada siklus II. Dan pada pencapaian
prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan, ini ditunjukkan dari
banyaknya siswa yang sudah mencapai batas ketuntasan minimal yaitu sebesar
75,86 % atau sebanyak 22 siswa pada siklus I dan 93,10% atau sebanyak 27 siswa
pada siklus II. Adanya peningkatan prestasi ini juga dikemukakan oleh Slavin
(1995) bahwa: Cooperative learning is a general title for aset of classroom
teaching methods in which students work small groups to help one onother study
academic subject matter.... disini di kemukakan bahwa mengajar dengan
menggunakan investigasi kelompok dapat meningkatkan prestasi akadenis siswa.
Dalam penelitian di singapura juga di terangkan bahwa kelompok investigasi
menghasilkan peningkatan yang lebih tinggi prestasi akademik dan motivasi
instrisik belajar siswa jika dibandingkan dengan pengajaran kelas utuh.
Siswa yang sebelumnya kurang aktif saat pembelajaran, sekarang menjadi
lebih antusias dalam proses pembelajaran. Selain itu siswa yang sebelumnya tidak
bisa bekerjasama dalam kelompok, pada siklus II ini sudah dapat bekerjasama
dengan siswa lain dengan baik. Meskipun begitu, masih diperlukan juga motivasi
dan pendekatan dari guru untuk mendukung berhasilnya kegiatan belajar mengajar
akuntansi keuangan. Oleh sebab itu masalah yang dihadapi pada pembelajaran
akuntansi sudah dapat diatasi dengan cara penerapan model pembelajaran
kooperatif Group Investigation (GI) yang secara berkesinambungan dapat
meningkatkan pemahaman siswa, mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
meningkatkan ketrampilan siswa dalam berdiskusi dengan kelompoknya dan
meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan tindakan yang telah dilaksanakan melakuai tindakan siklus I
dan siklus II, peneliti berhasil melaksanakan pembelajaran akuntansi yang dapat
menarik minat dan perhatian siswa, sehingga proses dan hasil pembelajaran
akuntansi dapat meningkat. Disamping itu, peneliti juga dapat memberikan
masukan mengenai inovasi-inovasi model-model maupun metode pembelajaran
yang efektif, menarik, dan menyenangkan. Keberhasilan pembelajaran akuntansi
dengan penerapan model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dapat
dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut:
Siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran akuntansi sehingga1.
siswa lebih aktif baik bertanya mengenai materi yang belum jelas maupun
mengemukakan pendapatnya.
Siswa mampu bekerjasama dengan kelompoknya dalam menyelesaikan topik2.
diskusi, dan mampu mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dengan
baik dan penuh percaya diri karena siswa telah cukup paham mengenai materi
yang dipresentasikan.
Siswa mampu mengerjakan soal-soal evaluasi dengan teliti, cermat dan benar3.
sehingga siswa telah mampu memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yaitu 68.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
SimpulanA.
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas XI IPS 2 SMA Islam
1 Surakarta ini dengan penerapan motode Group Investigation dalam
pembelajaran akuntansi dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan
dalam 3 kali pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan, sebagai berikut:
Penerapan metode Group Investigation dalam pembelajaran akuntansi dapat1.
meningkat. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan pada siklus I
sebesar 78,67% dan pada siklus II sebesar 86%
Secara rinci, terdapat peningkatan motivasi belajar setelah penerapan metode2.
penilaian Group Investigation dalam pembelajaran akuntansi siswa kelas XI
IPS 2. Hal ini ditunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar siswa pada
siklus I sebesar 77,70% dan pada siklus II sebesar 83,22%
Secara rinci, terdapat peningkatan partisipasi belajar siswa setelah penerapan3.
metode penilaian Group Investigation dalam pembelajaran akuntansi siswa
kelas XI IPS 2. Hal ini ditunjukkan adanya peningkatan partisipasi belajar
siswa pada siklus I sebesar 67,59% dan pada siklus II sebesar 82,07%
Secara rinci, terdapat peningkatan prestasi belajar siswa setelah penerapan4.
metode penilaian Group Investigation dalam pembelajaran akuntansi siswa
kelas XI IPS 2. Hal ini ditunjukkan adanya peningkatan rata-rata kelas pada
kondisi awal dari 71,59 menjadi 75,48 pada siklus I dan 83,86 pada siklus II,
dengan persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 67,59%, pada siklus I
sebesar 82,07 dan pada siklus II sebesar 93,10%.
Penerapan metode penilaian Group Investigation terbukti dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa karena berdampak positif terhadap motivasi,
partisipasi dan prestasi belajar. Keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas ini juga
didukung oleh hal-hal sebagai berikut:
Guru sudah berusaha untuk mengelola kelas dengan baik. Hal tersebut1.
terefleksi dari kemampuan guru dalam (a) menciptakan pembelajaran yang
103
75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
menyenangkan, santai, dan memberikan kesan yang positif tentang guru, (b)
melakukan pendekatan dan memotivasi siswa untuk ikut aktif terlibat dalam
proses pembelajaran yang berlangsung, (c) menumbuhkan semangat dan
kesadaran siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar, dan (d)
penguasaan konsep dan penyampaian materi untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar melalui metode Group
Investigation
Guru menyadari pentingnya melakukan suatu evaluasi terhadap proses2.
pembelajaran, agar segala kelemahan yang ada dapat teratasi dengan baik, dan
tidak terulang dalam proses pembelajaran berikutnya.
ImplikasiB.
Berdasarkan simpulan dalam penelitian tentang penerapan metode
pembelajaran Group Investigation (GI) di SMA Islam 1 Surakarta, maka
implikasi yang dapat dikaji adalah sebagai berikut:
Implikasi Teoritis1.
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan
suatu proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor yang saling berkaitan
satu sama lain. Faktor-faktor tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa.
Faktor dari pihak guru antara lain kemampuan guru dalam mengembangkan dan
menjelaskan suatu materi, kemampuan guru dalam mengembangkan model dan
metode pembelajaran, kemampuan guru dalam mengelola kelas pada saat proses
pembelajaran berlangsung, serta kemampuan guru dalam meningkatkan motivasi
serta partisipasi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan faktor
yang berasal dari siswa antara lain minat dan antusias belajar siswa serta keaktifan
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Implikasi Praktis2.
Hasil penelitian dapat diketahui bahwa penerapan model Group
Investigation (GI) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
digunakan sebagai pertimbangan bagi guru untuk menerapkan model
pembelajaran ini dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari yang disesuaikan pula
dengan materi pembelajaran. Pelaksanaan tindakan yang kemudian dilakukan
refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya
peningkatan kualitas baik proses maupun prestasi yang diperoleh dari
pembelajaran akuntansi. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, guru dapat
menerapkan berbagai model dan metode pembelajaran yang baru, inovatif dan
menyenangkan yang dapat memacu siswa untuk ikut aktif terlibat dalam proses
pembelajaran.
SaranC.
Dengan berhasilnya penerapan metode pembelajaran Group Investigation
(GI dalam peningkatan prestasi belajar siswa , maka peneliti dapat mengajukan
saran-saran sebagai berikut:
Bagi siswa :1.
Siswa meningkatkan ketrampilan berkomunikasi yang baik dimana hal inia.
pada akhirnya akan sangat bermanfaat bagi siswa terutama dalam
meningkatkan rasa percaya diri akan kemampuan yang dimiliki dalam
menjalani kehidupan di masa yang akan datang.
Siswa meningkatkan kerja sama, kemampuan berdiskusi sertab.
bersosialisasi dalam arti yang positif, baik dengan guru maupun dengan
siswa yang lain dalam proses belajar mengajar.
Bagi Guru:2.
Guru meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan dana.
menyampaikan materi serta dalam mengelola kelas dengan menerapkan
pembelajaran inovatif, sehingga proses dan hasil pembelajaran dapat terus
meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya.
Guru mengembangkan model dan metode pembelajaran yang mendorongb.
siswa untuk aktif berpartisipasi dan lebih mudah dalam memahami materi
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Guru yang belum menerapkan model Group Investigation (GI) dapatc.
menerapkan model tersebut dalam pembelajaran akuntansi dengan variasi
pembelajaran yang menarik sehingga dapat meningkatkan perhatian
motivasi dan keaktifan siswa untuk memahami materi yang disajikan yang
pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Guru lebih optimal dalam memanfaatkan sarana dan prasarana yang sudahd.
disediakan oleh pihak sekolah sebagai alat bantu dalam pengembangan
media pembelajaran.
Kerjasama guru dan siswa selama proses pembelajaran harus diperhatikane.
sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif dan siswa dapat
lebih mudah memahami materi pembelajaran.
Siswa harus berperan aktif dalam proses pembelajaran serta harusf.
membuka diri dan tidak menganggap pusat informasi adalah guru, namun
bisa berasal dari teman, buku, televisi maupun internet.
Bagi Peneliti:3.
Bagi peneliti lain dapat menerapkan penelitian yang sejenis dengana.
penyempurnaan dalam berbagai hal untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik dan optimal.
Peneliti sebagai calon guru harus dapat menerapkan metode pembelajaranb.
yang tepat untuk menyampaikan bahan ajar sesuai dengan kondisi yang
diinginkan siswa dalam proses pembelajaran yang akan dilakukan.
Bagi Sekolah :4.
Kepala Sekolah lebih memberikan kesempatan kepada guru-guru mataa.
pelajaran untuk mengikuti workshop yang berhubungan dengan model dan
metode pembelajaran inovatif.
Sekolah mengadakan pertemuan MGMP pada tingkat sekolah yangb.
diadakan rutin untuk mendiskusikan permasalahan pendidikan dan
pembelajaran.
Bagi Orang Tua :5.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Orang tua memfasilitasi kegiatan belajar anak, sehingga dengan fasilitas
belajar yang memadai anak akan lebih merasa nyaman dan bersemangat
dalam belajar. Dengan demikian, pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi
belajar anak.
DAFTAR PUSTAKA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 1991. Psikologi Belajar . Jakarta : PT
Rineka Cipta.
Aqib, Zaenal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru . Bandung: Yrama
Widya.
Eka Vitaloka (2009). Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Mata
Pelajaran Akuntansi melalui Penerapan Metode Pembelajaran Group
Investigation (GI) Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Simo Boyolali
Tahun Ajaran 2009/2010.
Efa M. Sakdiyah (2006). Pengaruh Motivasi, Disiplin dan Partisipasi Siswa
dalam Pembelajran Terhadap Prestasi Belajar Akuntnasi Siswa Kelas XI
IPS SMA NEGERI 1 TAYU PATI Semester II Tahun Ajaran 2005/2006 .
Hendrawan Yulianto Nugroho (2007). Study Komparasi Metode Investigasi
Kelompok dengan Metede Ceramah dalam Pembelajran Akuntansi
Perusahaan Dagang Kelas II Semester I SMK BATIK 2 Surakarta Tahun
Ajaran 2006/2007
Group investigatoin effects on achievement, motivation, and perceptions of
students in Singapore.Tersedia dalam:
http://www.higheam.com/doc/1G1-159328619.html Diunduh tanggal :
16 Maret 2010.
Muhibbin Syeh. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyani Sumantri dan Johar Permana. 2001. Strategi Belajra Mengajar. Bandung
: CV Maulana.
Mustofa B. 2009. Pedoman Penulisan Proposal Penalitian Skripsi dan Tesis.
Panji Pustaka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Ngadiman, dkk. 2004. Buku Satu Dasar-Dasar Akuntansi. Surakarta : UNS Press
Robert E. Slavin. 2008. Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktik).
Bandung. Nusa Media.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT
Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto,dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas . Jakarta : PT Bumi
Aksara.
Sudirman N, A. Tabrani Rusyan, Zainal Arifin dan Toto Fatoni. 1987. Ilmu
Pendidikan. Bandung : Remadja Karya CV.