Download - Bleaching Non Vital (Perbaikan)
-
8/13/2019 Bleaching Non Vital (Perbaikan)
1/10
-
8/13/2019 Bleaching Non Vital (Perbaikan)
2/10
BLEACHING NON VITAL - SEBUAH PILIHAN
PERAWATAN PASCA ENDODONTIK YANG TIDAK
INVASIF : SEBUAH LAPORAN KASUS
ABSTRAK
Saat ini banyak pilihan perawatan pasca endodontik yang tersedia bagi para praktisi
dental mulai dari metode invasive seperti mahkota vaneer penuh sampai metode
invasive yang minim dan memperhatikan estetis seperti bleaching. Parameter pentingdalam bleaching non vital adalah penempatan penghalang untuk mencegah resorpsi
gigi yang mempunyai prognosis buruk. Tujuan paper ini adalah untuk melaporkan
suatu kasus bleaching non vital yang berhasil dengan menggunakan mineral trioxideaggregate (MTA) sebagai penghalang, dengan laporan follow up selama dua tahun.Artikel ini menggambarkan suatu kasus follow up bleaching non vital selama satu
tahun pada gigi incisivus sentral maksila yang dirawat saluran akar serta mengalami
diskolorisasi. Dengan menggunakan mineral trioxide aggregate (MTA) sebagaipenghalang, campuran sodium perborat dan air suling digunakan sebagai agen
bleaching. Kunjungan selamafollow upmenunjukkan kemajuan yang signifikan pada
bentuk gigi yang dibleaching bahkan setelah 24 bulan, dengan tidak disertai bukti
terjadinya resorpsi. Ini adalah paper pertama yang melaporkan penggunaan mineraltrioxide aggregate(MTA) sebagai penghalang pada bleaching non vital. Penempatan
penghalang bleching yang tepat adalah faktor yang sangat penting untuk kesuksesan
bleaching intrakoronal. Bleaching non vital dapat dipertimbangkan sebagai suatupilihan perawatan yang aman, efektif serta non invasive dalam manajemen perawatan
endodontik gigi yang mengalami diskolorisasi.
Kata Kunci: walking bleach, mineral trioxide aggregate, penghalang bleaching,
resorpsi eksternal
PENDAHULUAN
Diskolorisasi gigi yang tidak mempunyai pulpa dapat merupakan hasil dari
faktor etiologikal (trauma) atau prosedur endodontik itu sendiri. Pendarahan di kamar
pulpa mungkin dihasilkan dari aliran, kematian pulpa atau kegagalan dalam
mengkontrol perdarahan selama terapi endodontik. Penetrasi darah kedalam tubulus
dentin diikuti oleh hemolisis sel darah merah, yang menghasilkan pelepasan
hemoglobin dan produk perusak, menghasilkan diskolorisasi bewarna kuning
-
8/13/2019 Bleaching Non Vital (Perbaikan)
3/10
kecoklatan. Diskolorisasi ini muncul ketika pigmen besi mengalami penurunan
menjadi sulfida besi. Diskolorisasi mungkin muncul beberapa bulan setelah
perawatan endodontik selesai dan hal ini mirip dengan diskolorisasi hemoragik.1,2
Kegagalan operator untuk membuang darah atau material organik lainnya
secara keseluruhan dari kamar pulpa selama perawatan muncul sebagai alasan yang
paling penting dan biasa untuk diskolorisasi pasca perawatan endodontik.1 Akses
yang inadekuat pada saat persiapan kavitas mengakibatkan adanya rak dentin yang
menyebabkan sulitnya pembuangan debris dari tanduk pulpa dan daerah lingual
kamar pulpa. Oleh karena itu, akses yang memadai untuk debridementkamar pulpa
secara lengkap adalah penting. Medikasi dan pasta sealer harus dibersihkan dari pulpa
bagian koronal sebagai penyelesaian perawatan saluran akar. Bahan-bahan tersebut
kebanyakan mengandung silver, yang apabila tertinggal di mahkota akan
menyebabkan diskolorisasi pada gigi.2 Salah satu material yang telah digunakan
secara luas dimasa lalu, untuk restorasi kavitas dengan akses lingual, kemudian
perawatan saluran akar, adalah amalgam silver. Bahan ini menyebabkan diskolorisasi
keabuan pada gigi, kemungkinan sebagai akibat dari penetrasi sulfide produk dari
proses korosi kedalam tubulus dentin. Penggunaan material resin tanpa teknik etsa-
asam, biasanya menghasilkan celah pada pinggir, dan pada akhirnya terjadinya
staining mahkota internal.
Gigi non vital dengan diskolorisasi yang meluas, dapat dilakukan perawatan
dengan teknik bleaching.Tetapi situasi klinis harus secara hati-hati dinilai sebelum
mempertimbangkan perawatan bleaching. Kualitas serta tipe pengisi saluran akar
yang telah digunakan adalah merupakan kepentingan utama berkenaan dengan kasus
ini. Sealing apikal yang tepat adalah penting untuk mencegah tersaringnya agen
bleaching kedalam jaringan periodikal. Perawatan awal diindikasikan pada kasus
dimana pengisi saluran akar tidak cukup atau terkondensasi secara tidak tepat. Juga,
mahkota harus lengkap, karena mahkota dengan lesi karies yang meluas atau restorasi
dapat lebih baik dirawat dengan cara cast post dan core, bersamaan dengan
pencakupan seutuhnya.3-5
-
8/13/2019 Bleaching Non Vital (Perbaikan)
4/10
Saat ini banyak pilihan perawatan pasca endodontik yang tersedia bagi para
praktisi dental mulai dari metode invasive seperti mahkota vaneer penuh sampai
metode invasive yang minim dan memperhatikan estetis seperti bleaching.4
Walaupun bleaching non-vital telah secara luas disebutkan dalam literatur sebagai
salah satu pilihan dalam perawatan pasca endodontik, mengejutkan bahwa masih
sangat jarang laporan kasus serta follow up yang melaporkan kasus bleaching non
vital. Alasan utama untuk ketakutan atas resopsi servikal yang mengikuti bleaching
non vital adalah tindakan pencegahan yang cukup tidak dilakukan selama prosedur.
Artikel ini ditujukan untuk memenuhi kekosongan tersebut dengan menampilkan
bleaching non vital sertafollow up-nya.
LAPORAN KASUS
Seorang pasien pria berusia 24 tahun dilaporkan ke departemen konservasi
dan endodontik fakultas kedokteran gigi dengan keluhan gigi atas yang berubah
warna serta tampilan yang tidak estetis. Pemeriksaan klinis serta radiografi dibawa
(Gambar 1 dan 2). Diagnosa gigi incisivus sentral maksila non vital didapat,
berdasarkan test vitalitas dengan menggunakan sebuah alat tes pulpa elektrik (Parkell
Digitest Digital pulp tester, Perkell Inc, NY, USA). Perawatan endodontik dilakukan
dengan menggunakan rubber dam. Akses kavitas sementara ditutup dengan cavit (3M
ESPE, St. Paul, MN, USA). Pasien dipanggil kembali setelah satu minggu untuk
prosedur bleaching.
Gambar 1. Gigi pasien sebelum perawatan
-
8/13/2019 Bleaching Non Vital (Perbaikan)
5/10
Gambar 2. Gambaran radiografis gigi pasien setelah dilakukan perawatan
saluran akar
Pada kunjungan berikutnya, gigi dibersihkan dengan pumis dan bentuknya
dicatat (VITA Shade Guide). Sebuah rubber dam dipasang untuk memastikan isolasi
gigi yang lengkap. Pengisi saluran akar di kamar pulpa bagian korona dibuang
sampai 1 mm dibawah fasial semento-enamel junction. Prosedur diadopsi dari Wray
dan welbury. Lalu selanjutnya, lapisan MTA putih setebal 1 mm (ProRoot MTA,
Dentsply Tulsa) ditempatkan diatas guta percha (Gambar 3). Penempatan penghalang
berdasarkan rekomendasi Steiner dan West. Butiran kapas basah digunakan untuk
mengkondensasikan MTA. Butiran kapas ditempatkan dalam kamar pulpa dan
ditutup sementara dengan cavit dan pasien dipanggil kembali setelah 24 jam. Setelah
24 jam, bahan pengisi sementara dan butiran kapas dibuang secara keseluruhan.
kamar pulpa dietsa dengan Asam fosfat 37% (Total Etch, Ivoclar Vivadent,
Liechtenstein) selama 30 detik kemudian dicuci lalu dikeringkan. Campuran dari
sodium perborate ( dalam bentuk tetrahidrat) dan hydrogen peroksida 30% (dengan
perbandingan, 1 g bubuk : 0,5 ml liquid) dibuat dan ditempatkan pada kamar pulpa
dan dikondensasikan dengan butiran kapas yang basah. Sebuah kapas yang kering
diletakkan diatas campuran dan akses kavitas dilapisi dengan semen zinc oxide
eugenol modifikasi (IRM, Dentsply). Pasien kemudian dipanggil setelah dua minggu
untuk ditinjau.
-
8/13/2019 Bleaching Non Vital (Perbaikan)
6/10
Gambar 3
Setelah dua minggu, gigi menunjukkan sebuah kemajuan yang pasti, kecuali
bagian sepertiga incisal gigi (Gambar 4). Jadi, prosedur bleaching internal diulangi
lalu pasien dipanggil kembali setelah satu minggu. Campuran sodium perborat-air
dikeluarkan dari kamar pulpa dan akses kavitas dilapisi dengan resin komposit.
Radiografi diambil untuk membandingkan kunjungan follow up selanjutnya. Pasien
diminta untuk melapor setelah 12 bulan dan 24 bulan untuk ditinjau kembali. Bentuk
bleaching masih bertahan bahkan setelah 24 bulan setelah prosedur bleaching dan
foto radiografi tidak menunjukkan adanya resorpsi di bagian servikal.
Gambar 4. Gigi pasca perawatan setelahfollow upselama 2 minggu
-
8/13/2019 Bleaching Non Vital (Perbaikan)
7/10
PEMBAHASAN
Literatur telah melaporkan berbagai review mengenai bleaching gigi vital
maupun non vital, sekalipun begitu, masih sangat sedikit laporan kasus yang
melaporkan kesuksesan bleaching gigi non vital. Salah satu faktor yang
menghentikan praktisi dental untuk melakukan prosedur ini adalah ketakutan akan
resorpsi servikal yang invasive, yang telah dilaporkan muncul pada beberapa kasus
mengikuti prosedur bleaching internal.8-11
Walking bleach adalah teknik yang
diperkenalkan pada tahun 1961 termasuk penempatan campuran sodium perborat-air
kedalam kamar pulpa.12
Metode ini kemudian dimodifikasi dengan mengganti air
menjadi hydrogen peroksida 30-35%, untuk meningkatkan efek pemutih.13,14
Beberapa laporan telah menyarankan penggunaan campuran sodium perborat-air
untuk mengurangi kemungkinan terjadinya resorpsi servikal.10,13,15
Bleaching non vital tidak mendapat perhatian dari para klinisi akibat
ketakutan akan resorpsi yang mengikuti prosedur, yang mempunyai prognosis buruk.
Tetapi, kasus ini menunjukkan penggunaan metoda penghalang yang tepat dapat
mencegah perkembangan ke arah resorpsi. Penghalang yang bersifat melindungi
ditempatkan 1 mm dibawah fasial CEJ karena hasilnya lebih diterima dalam hal
estetis, khususnya di region servikal.6Namun, prosedur ini menyingkap lebih banyak
tubulus dentin, mengarah langsung pada bagian aproksimal servikal ligament
periodontal. Tetapi, penempatan penghalang bleaching intra koronal berdasarkan
prosedur Steiner dan West mencegah difusi ekstra radikular bahan bleaching.
Paper ini adalah laporan kasus klinis yang pertama untuk menggambarkan
penggunaan MTA sebagai material penghalang dalam bleaching non-vital. Beberapa
material penghalang telah diusulkan oleh literatur. Diantaranya material seperti cavit
sampai Zinc Oxide Eugenol modifikasi (IRM), glass ionomer cement, calcium
hidroksid dan semen gic modifikasi resin.11,14,15
Namun dengan pertimbangan
keuntungan MTA seperti pH alkalin tinggi, tidak dapat larut dan mengurangi
permeabilitas kelembapan, menjadikannya material yang dapat diterima yang
menyediakan penghalang isolasi intrakoronal utama pada bleaching.15,16
Setelah
-
8/13/2019 Bleaching Non Vital (Perbaikan)
8/10
penempatan MTA, pasien diminta untuk melapor setelah 24 jam untuk prosedur
bleaching, karena MTA membutuhkan sekitar 2 jam 45 menit untuk selesai.
Bentuk tetrahidrat dari sodium perborat yang dicampur dengan air yang sudah
disuling digunakan dalam kasus ini, karena pengurangan leakage dari hydrogen
peroksida, dan oleh sebab itu pengurangan resiko dari resorpsi servikal dicatat oleh
bahan ini.7,17
Bleaching non vital mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan dengan
pilihan perawatan pasca endodontik lainnya seperti mahkota penuh vaneer. Kesulitan
dalam pencocokan bentuk dan pencapaian penampilan seperti bentuk gigi yang
natural adalah kekurangan dari restorasi penuh gigi. Sebaliknya, bleaching non vital
adalah prosedur yang tidak invasive dan juga menghabiskan waktu serta dana yang
lebih sedikit. Juga, struktur natural gigi pasien pun dapat dicapai.
KESIMPULAN
Laporan kasus ini menampilkan keberhasilan perawatan gigi yang dilakukan
perawatan saluran akar dan mengalami diskolorisasi dengan menggunakan bleaching
non-vital. Bleaching non vital dapat digunakan sebagai sebuah pilihan perawatan gigi
anterior yang mengalami diskolorisasi pasca endodontik yang sangat efektif dan
aman,
DAFTAR PUSTAKA
1. Ingle J, Bakland: Endodontics, ed 5.Philadelphia, Lea and Febiger, 1976.2. Cohen SC, Bums RC. Pathways of the Pulp. St. Louis, C.V.Mosby Co,1980.3. Fisher NL, Radford JR. Internal bleaching of discolored teeth. Dent Update,
1990; 11014.
4. Wray A, Welbury R. Treatment of the intrinsic discoloration in the permanentanterior teeth in children and adolescents.Int J Paediatr Dent 2001; 11: 309
31.
5. Nutting EB, Poe GS. Chemical bleaching of discolored, endodonticallytreated teeth.Dent Clin North Am 1967: 65562.
-
8/13/2019 Bleaching Non Vital (Perbaikan)
9/10
6. Steiner DR, West JD. A method to determine the location and shape of anintracoronal bleach barrier.J Endod 1994; 20: 30406.
7. Weiger R, Kuhn A, Lost C. Radicular penetration of hydrogen peroxideduring intra-coronal bleaching with various forms of sodium perborate. Int
Endod J 1994 ;27:313-17.
8. Heithersay GS, Dahlstrom SW, Marin PD. Incidence of invasive cervicalresorption in bleached, root-filled teeth.Aust Dent J 1994 ;39:82-87.
9. Lee GP, Lee MY,Lum SO, Poh RS, Lim KC. Extra-radicular diffusion ofhydrogen peroxide and the pH changes which were associated with the
intracoronal bleaching of discolored teeth by using different bleaching agents.
Int Endod J 2004 ;37:500-06.
10.Rotstein I, Lewinstein I, Zuwabi O, Stabholz A, Friedman M. Role of thecementoenamel junction on the radicular penetration of 30% hydrogen
peroxide during intracoronal bleaching in vitro. Endod Dent Traumatol
1996;12:146-50.
11.Costas FL, Wong M. Intra-coronal isolating barriers: effect of location on theroot leakage and the effectiveness of the bleaching agents. J Endod 1991
;17:365-68.
12.Spasser HF. A simple bleaching technique by using sodium perborate. NYState Dent J 1961; 27:33234.
13.Nutting EB, Poe GS. A new combination for bleaching teeth. J So Calif DentAssoc 1963; 31:28991.
14.Lambrianidis T, Kapalas A, Mazinis M. Effect of calcium hydroxide as asupplementary barrier in the radicular penetration of hydrogen peroxide
during intra-coronal bleaching in vitro.Int Endod J 2002; 35:985-90.
15.Tselnik M, Baumgartner J, Marshall J. Bacterial leakage with mineral trioxideaggregate or a resin-modified glass ionomer which was used as a coronal
barrier.J Endod 2004 ;30:782-84.
-
8/13/2019 Bleaching Non Vital (Perbaikan)
10/10
16.Barrieshi Nusair KM, Hammad HM. Intra-coronal sealing comparison ofmineral trioxide aggregate and glass ionomer. Quintessence Int 2005; 36: 539-
45.
17.Ar H, ngr M. In vitro comparison of different types of sodium perboratewhich was used for the intracoronal bleaching of discolored teeth. Int Endod J
2002; 35: 43336.