Bab II Gambaran Pelayanan SKPD
Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-1
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD
2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi BLHD Provinsi Sulawesi Selatan.
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah, Lembaga Teknis dan Lembaga lain Provinsi Sulawesi Selatan yang
ditinjaklanjuti Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 34 Tahun 2008 tentang
Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Jabatan Struktural pada Badan
lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dimana Badan Lingkungan
Hidup Daerah merupakan unsur pendukung Gubernur, dipimpin oleh seorang
kepala yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur melalui
Sekretaris Daerah, mempunyai tugas pokok menyelenggarakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah dibidang lingkungan hidup berdasarkan asas
desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok Badan Lingkungan Hidup Daerah
mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis lingkungan hidup daerah meliputi standarisasi dan
pemulihan kualitas lingkungan, ekonomi, sumber daya dan teknologi
lingkungan, konservasi sumber daya alam dan pengendalian pencemaran,
pengawasan dan penegakan hukum lingkungan;
b. Pengorganisasian penyusun perencanaan lingkungan hidup daerah meliputi
standarisasi dan pemulihan kualitas lingkungan, ekonomi, sumberdaya, dan
teknologi lingkungan, konservasi sumberdaya alam dan pengendalian
pencemaran, pengawasan dan penegakan hukum lingkungan;
c. Pembinaan dan penyelenggaraan tugas dibidang lingkungan hidup daerah
meliputi standarisasi dan pemulihan kualitas lingkungan, ekonomi, sumber daya
dan teknologi lingkungan, konservasi sumberdaya alam dan pengendalian
pencemaran, pengawasan dan penegakan hukum lingkungan;
d. Penyelenggaraan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.
Susunan Organisasi Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan adalah sebagai berikut :
a. Kepala Badan;
Bab II Gambaran Pelayanan SKPD
Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-2
b. Sekretariat; mempunyai tugas pokok mengkoordinasi kegiatan, memberikan
pelayanan teknis dan admistrasi umum dan kepegawaian, keuangan serta
penyusunan program. Sekretariat membawahi :
1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
2) Sub Bagian Keuangan
3) Sub Bagian Program
c. Bidang Standarisasi dan Pemulihan Kualitas Lingkungan; mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkungan hidup dibidang
standarisasi dan pemulihan kualitas lingkungan. Bidang Standarisasi dan
Pemulihan Kualitas Lingkungan membawahi :
1) Sub Bidang Standarisasi Lingkungan
2) Sub Bidang Pemulihan Kualitas Lingkungan
d. Bidang Ekonomi, Sumber Daya dan Teknologi Lingkungan; mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian tugas badan dibidang Pengembangan Sumber
Daya Ekonomi dan Teknologi Lingkungan. Bidang Ekonomi, Sumber Daya dan
Teknologi Lingkungan membawahi :
1) Sub Bidang Sumber Daya Lingkungan
2) Sub Bidang Ekonomi dan Teknologi Lingkungan
e. Bidang Konservasi Sumber Daya Alam dan Pengendalian Pencemaran;
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan di Bidang
Konservasi Sumber Daya Alam dan Bidang Pengendalian Pencemaran
Lingkungan. Bidang Konservasi Sumber Daya Alam dan Pengendalian
Pencemaran membawahi :
1) Sub Bidang Konservasi Sumber Daya Alam
2) Sub Bidang Pengendalian Pencemaran
f. Bidang Pengawasan dan Penegakan Hukum Lingkungan; mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian tugas Badan dibidang Pengawasan dan
Penegakan Hukum Lingkungan. Bidang Pengawasan dan Penegakan Hukum
Lingkungan membawahi :
1) Sub Bidang Pengawasan dan Pemantauan Lingkungan
2) Sub Bidang Penegakan Hukum Lingkungan
g. Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Laboratorium Lingkungan Hidup
Bab II Gambaran Pelayanan SKPD
Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-3
UPTB Laboratorium Lingkungan Hidup dibentuk untuk melaksanakan
sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang
Badan, yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa daerah
kabupaten/kota.
UPTB Laboratorium Lingkungan membawahi :
a. Seksi Administrasi Laboratorium LH
b. Seksi Pelayanan dan Pengujian Laboratorium LH
c. Seksi Tata Usaha
h. Kelompok Jabatan Fungsional
Jabatan fungsional untuk menampung personil dengan keahlian khusus
seperti Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah (PPLHD), ketentuan yang
dapat digunakan dalam pembentukan kelompok jabatan fungsional sebagai
berikut :
- Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional
Pegawai Negeri Sipiljo. PP No 40 Tahun 2010
- Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan
Fungsional PNS
- Keputusan bersama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
:47/KEP/MENPAN/8/2002 tentang Jabatan Fungsional Pengendali Dampak
Lingkungan dan Angka Kreditnya
- Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor : 145 tahun 2004
tentang Petunjuk Teknis pelaksanaan jabatan Fungsional Pengendali
Dampak Lingkungan dan Angka Kreditnya.
- Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 146 Tahun 2004
tentang Pedoman Kualifikasi Pendidikan untuk Jabatan Fungsional
Pengendali Lingkungan.
- Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 147 tahun 2004
tentang Kode Etik Profesi Pengendali Dampak Lingkungan
- Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 39 Tahun 2011 tentang Jabatan Fungsional Pengawas
Lingkungan Hidup dan Angka Kreditnya.
- Peraturan Bersama Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor : 09 Tahun 2012 Nomor : 06 Tahun 2012
Bab II Gambaran Pelayanan SKPD
Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-4
tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 39 Tahun 2011 tentang
Jabatan Fungsional Pengawas Lingkungan Hidup dan Angka Kreditnya
Bab II Gambaran Pelayanan SKPD
Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-5
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SUB BAGIAN UMUM DAN
KEPEGAWAIAN
Jumanto, SE
SUB BAGIAN PROGRAM
Muhammad Ridwan, SE, MSi
SUB BAGIAN KEUANGAN
Dra. Hj.MarwantySaharuddin
SUB BIDANG STANDARISASI LINGKUNGAN
Maidawati.S. Hut, M. Si
SUB BIDANG PEMULIHAN
KUALITAS LINGKUNGAN
Andi Astetika, BA
SUB BIDANG SUMBERDAYA
LINGKUNGAN
Dra. Rosmiati Bangun
SUB BIDANG EKONOMI DAN
TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Sumarni.S.Spi.M.Si
SUB BIDANG PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN Muh. Nur Salam, SH,
M.Si SUB BIDANG PENEGAKAN
HUKUM LINGKUNGAN
Aswar, SH. M.Si
SEKSI TATA USAHA
Rosma, ST
SEKSI ADMINISTRAS
AristaAsrib, S.I.P I
SEKSI PELAYANAN & PENGUJIAN
Sri Bulan, SE
KEPALA BADAN
Ir. Andi Hasbi Nur, MTP
SEKRETARIAT
Ir . Faisal, M.Si
BIDANG KONSERVASI
SUMBERDAYA ALAM DAN
PENGENDALIAN PENCEMARAN
Drs. H. Anwar Latief, M.Pd
BIDANG EKONOMI,
SUMBERDAYA, DAN
TEKNOLOGI LINGKUNGAN
H. Muhammad Nuhrahim,
SH
BIDANG PENGAWASAN DAN
PENEGAKAN HUKUM
LINGKUNGAN Ir. Andi Sarrafah, M.Si
BIDANG STANDARISASI
DAN PEMULIHAN
KUALITAS LINGKUNGAN Drs. H. Abd. Muis,
M.Si
SUB BIDANG KONSERVASI
Darmayanti, S.Hut, M.Si
SUB BIDANG ENGENDALIAN
PENCEMARAN Agus Dina, ST, M.Si
UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) LABORATORIUM LH
Naskah Filaillah, Pg.Dip,, M.Si
Bab II Gambaran Pelayanan SKPD
Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-6
2.2. Sumber Daya Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
Apapun kualifikasi staf secara umum diasumsikan pada berbagai
komposisi di BLHD pada setiap level pada struktur organisasi tergantung pada
berbagai faktor yaitu :
- Fungsi, prioritas dan beban kerja dari setiap sub bidang, sub bagian di BLHD.
- Isu dan permasalahan lingkungan yang berkembangan di Sulawesi Selatan.
- Arah dan prioritas dan kegiatan organisasi
- Kemampuan anggaran
- Ketersediaan personil dengan kualifikasi dan pengalaman yang dibutuhkan.
Berdasarkan pengalaman BLHD Provinsi Sulawesi Selatan, kualifikasi staf
yang dibutuhkan pada setiap level adalah sebagai berikut :
Semua Kepala Bidang dan Kepala Sub Bidang Teknis seharusnya memiliki
kualifikasi sesuai dengan bidang tugas dan memiliki pendidikan Strata 1.
Setiap Kepala Sub Bagian pada Sekretariat seharusnya memiliki kualifikasi
Strata 1 dalam bidang perencanaan, hukum, keuangan komunikasi.
Staf di Sub Bidang teknis seharusnya 70 % memiliki kualifikasi Strata I, 20 %
sertifikat diploma/sertifikasi training yang relevan dengan isu-isu lingkungan,
sedangkan 10 % cukup berpendidikan SMU dan SLTP.
Kelompok fungsional di dalam organisasi BLHD 90 % minimal berkualifikasi
Strata I dan 10 % cukup Diploma teknik yang berkaitan dengan tugas fungsinya.
Aparatur BLHD hendaknya memiliki pengetahuan tentang permasalahan
lingkungan dan kemampuan koordinasi dan kerjasama dengan berbagai pihak,
pengetahuan tentang Sistem Fisika, Kimia, Biologi memahami dan berpengalaman
dalam proses industri dan teknologi produksi bersih, kemampuan dalam melakukan
pengukuran berbagai parameter lingkungan, selain itu juga harus mampu
berkomunikasi secara efektif dan memberikan pelayanan informasi.
Tabel 2.1
Jumlah Karyawan PNS BLHD Provinsi Sulawesi Selatan
Bagian Jumlah
Sekretariat 28
Bab II Gambaran Pelayanan SKPD
Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-7
Bidang Standarisasi dan Pemulihan Kualitas Lingkungan 8
Bidang Ekonomi Sumberdaya dan Teknologi Lingkungan 9
Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Pengendalian
Pencemaran
7
Bidang Pengawasan dan Penegakan Hukum Lingkungan 11
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Laboratorium LH 17
Fungsional Pengawas Lingkungan Hidup 5
Jumlah 85
Tabel 2.2. Jumlah Karyawan Tenaga Kontrak BLHD Provinsi Sulawesi Selatan
Bagian Jumlah
Sekretariat 4
Bidang Standarisasi dan Pemulihan Kualitas Lingkungan 0
Bidang Ekonomi Sumberdaya dan Teknologi Lingkungan 5
Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Pengendalian
Pencemaran
0
Bidang Pengawasan dan Penegakan Hukum Lingkungan 1
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Laboratorium LH 4
Jumlah 14
Tabel 2.3.
Jumlah Karyawan PNS Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlah
S3 1
S2 16
S1 48
D3 2
SMA 17
SD 1
Jumlah 85
Gambar 2.1.
Bab II Gambaran Pelayanan SKPD
Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-8
Proporsi PNS BLHD Berdasarkan Pendidikan
Tabel 2.4 Jumlah PNS BLHD Menurut Tingkat Pangkat/Golongan
Golongan / Ruang Jumlah
IV/c 1
IV/b 4
IV/a 5
III/d 17
III/c 12
III/b 16
III/a 11
II/d 2
II/c 1
II/b 12
II/a 1
I/a 1
Jumlah 77
Tabel 2.5. Jumlah PNS BLHD Menurut Eselon
Golongan / Ruang Jumlah
II/a 2
III/a 5
IV/a 14
Jabatan Fungsional Umum 59
Jabatan Fungsional Pengawas Lingkungan Hidup 5
1%
19%
56%
2%
20%
0% 1%
Jumlah
S3 S2 S1 D3 SLTA SLTP SD
Bab II Gambaran Pelayanan SKPD
Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-9
Jumlah 85
Tabel 2.6 Jumlah Anggaran BLHD Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2013 (Rp.)
No. Tahun
Belanja Tidak
Langsung
(BTL)
Belanja
Langsung (BL) Jumlah
Kegiatan
Dekonsentrasi
1. 2008 2.240.477.210 6.335.830.125 8.576.307.335 500.000.000
2. 2009 2.953.450.948 6.445.873.000 9.899.323.948 500.000.000
3. 2010 3.141.379.626 8.840.000.000 11.399.323.948 500.000.000,-
4. 2011 3.747.341.256 9.255.000.000 13.002.341.256 500.000.000,-
5. 2012 4.385.166.499 4.385.166.499 16.931.711.999 4.209.540.000
6. 2013 4.899.312.202 12.400.000.000 17.299.312.200 6.000.000.000
7. 2014 5.937.461.244 14.504.692.895 20.442.154.139 8.784.555.000
2.3. Kinerja Pelayanan Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan
Menurut Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 dan Permenpan Nomor 20 Tahun
2008 Indikator Kinerja Utama (IKU) untuk urusan lingkungan hidup Pemerintah Daerah
terdiri dari :
1. Persentase pemantauan pencemaran status mutu air (jumlah kawasan permukiman
atau industri atau sumberdaya air yang dipantau mutu airnya/ jumlah kawasan
permukiman atau industri dan sumber mata air).
2. Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan Amdal (jumlah dokumen Amdal yang
diawasi pelaksanaannya/ jumlah total dokumen Amdal yang berlaku).
3. Cakupan penegakan hukum lingkungan (Jumlah kasus lingkungan yang
diselesaikan/ jumlah kasus lingkungan yang ada).
4. Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air.
5. Persentase penanganan sampah.
6. Persentase penduduk berakses air minum.
7. Persentase luas pemukiman yang tertata.
Bab II Gambaran Pelayanan SKPD
Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-10
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah menyatakan Lingkungan Hidup merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang
tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar, kemudian kriteria Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah Provinsi adalah :
a. Urusan Pemerintahan yang lokasinya lintas Daerah kabupaten/kota.
b. Urusan Pemerintahan yang penggunaannya lintas Daerah Kabupaten/Kota.
c. Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya lintas Daerah
kabupaten/kota; dan/atau
d. Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila
dilakukan oleh Daerah Provinsi.
Tabel 2.7 Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
No. Sub Bidang Pemerintahan
Pusat Daerah Provinsi
Daerah
Kabupaten/Kota
1 2 3 4 5
1. Perencanaan Lingkungan Hidup
Rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (RPPLH) nasional
RPPLH Provinsi RPPLH Kabupaten/Kota
2. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
KLHS untuk kebijakan, rencana dan/atau program (KRP) Nasional.
KLHS untuk KRP provinsi.
KLHS untuk KRP kabupaten/kota.
3. Pengendalian Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup
Pencegahan, penanggulangan dan pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup lintas Daerah provinsi dan/atau lintas batas negara.
Pencegahan, penanggulangan dan pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup lintas Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi.
Pencegahan, penanggulangan dan pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dalam Daerah kabupaten/kota.
4. Keanekaragaman Hayati (Kehati)
Pengelolaan Kehati nasional.
Pengelolaan Kehati provinsi.
Pengelolaan Kehati kabupaten/kota.
5. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3),
a. Pengelolaan B3.
Pengumpulan limbah B3 lintas Daerah
a. Penyimpanan sementara limbah B3.
Bab II Gambaran Pelayanan SKPD
Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-11
dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3)
b. Pengelolaan limbah B3.
kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi.
b. b. Pengumpulan limbah B3 dalam 1 (satu) Daerah kabupaten/kota.
6. Pembinaan dan pengawasan terhadap izin lingkungan dan izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (PPLH)
Pembinaan dan pengawasan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang izin lingkungan dan izin PPLH diterbitkan oleh Pemerintah Pusat.
Pembinaan dan pengawasan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang izin lingkungan dan izin PPLH diterbitkan oleh Pemerintah Daerah provinsi.
Pembinaan dan pengawasan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang izin lingkungan dan izin PPLH diterbitkan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota.
7. Pengakuan keberadaan masyarakat hukum adat (MHA), kearifan lokal dan hak MHA yang terkait dengan PPLH
a. Penetapan pengakuan MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait dengan PPLH yang berada di 2 (dua) atau lebih Daerah provinsi.
b. Peningkatan kapasitas MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait dengan PPLH yang berada di 2 (dua) atau lebih Daerah provinsi.
a. Penetapan pengakuan MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait dengan PPLH yang berada di dua atau lebih Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi.
b. Peningkatan kapasitas MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait dengan PPLH yang berada di dua atau lebih Daerah kabupaten/kota
a. Penetapan pengakuan MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait dengan PPLH yang berada di Daerah kabupaten/kota.
b. Peningkatan kapasitas MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait dengan PPLH yang berada di Daerah kabupaten/kota.
Bab II Gambaran Pelayanan SKPD
Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-12
dalam 1 (satu) Daerah provinsi
8. Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan Lingkungan Hidup Untuk Masyarakat
Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan lingkungan hidup untuk lembaga kemasyarakatan tingkat nasional.
Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan lingkungan hidup untuk lembaga kemasyarakatan tingkat Daerah provinsi.
Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan lingkungan hidup untuk lembaga kemasyarakatan tingkat Daerah kabupaten/kota.
9. Penghargaan Lingkungan Hidup Untuk Masyarakat
Pemberian penghargaan lingkungan hidup tingkat nasional.
Pemberian penghargaan lingkungan hidup tingkat Daerah provinsi.
Pemberian penghargaan lingkungan hidup tingkat Daerah kabupaten/kota.
10. Pengaduan Lingkungan Hidup
Penyelesaian pengaduan masyarakat di bidang PPLH terhadap : a. usaha dan/atau
kegiatan yang izin lingkungan
dan/atau izin PPLH diterbitkan oleh Pemerintah Pusat.
b. usaha dan/atau kegiatan yang lokasi dan/atau dampaknya lintas Daerah provinsi.
Penyelesaian pengaduan masyarakat di bidang PPLH terhadap : a. usaha dan/atau
kegiatan yang izin lingkungan dan/atau izin PPLH diterbitkan oleh Pemerintah Daerah provinsi.
b. usaha dan/atau kegiatan yang lokasi dan/atau dampaknya lintas Daerah kabupaten/kota.
Penyelesaian pengaduan masyarakat di bidang PPLH terhadap : a. usaha dan/atau
kegiatan yang izin lingkungan dan/atau izin PPLH diterbitkan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota.
b. usaha dan/atau kegiatan yang lokasi dan/atau dampaknya di Daerah kabupaten/kota.
11. Persampahan
a. Penerbitan izin insenerator pengolah sampah menjadi energi listrik.
b. Penerbitan izin pemanfaatan gas metana (landfill gas) untuk energi listrik di tempat pemrosesan akhir (TPA)
Penanganan sampah di TPA/TPST regional.
a. Pengelolaan sampah.
b. Penerbitan izin pendaurulangan sampah/pengolahan sampah, pengangkutan sampah dan pemrosesan akhir sampah yang diselenggarakan oleh swasta.
c. Pembinaan dan pengawasan
Bab II Gambaran Pelayanan SKPD
Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-13
regional oleh pihak swasta.
c. Pembinaan dan pengawasan penanganan sampah di TPA/tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) regional oleh pihak swasta.
d. Penetapan dan pengawasan tanggung jawab produsen dalam pengurangan sampah.
e. Pembinaan dan pengawasan tanggung jawab produsen dalam pengurangan sampah.
pengelolaan sampah yang diselenggarakan oleh pihak swasta.
Berdasarkan tugas dan fungsinya, Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan, memiliki berbagai bentuk jenis pelayanan kepada masyarakat yakni :
layanan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL); layanan perizinan lingkungan;
layanan penilaian kualitas air dan udara, layanan informasi lingkungan hidup, layanan
pengawasan dan penegakan hukum lingkungan. Kinerja pelayanan Badan Lingkungan
Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan pada masing-masing jenis pelayanan adalah
sebagai berikut :
a. Layanan Dokumen Lingkungan dan Pengawasan Dokumen Lingkungan
Layanan rekomendasi dokumen lingkungan diberikan kepada masyarakat dunia
usaha yang membutuhkan rekomendasi dokumen lingkungan bagi kegiatan usaha yang
akan dibangun. Selama kurun waktu 2010-2014, jumlah rekomendasi dokumen
Bab II Gambaran Pelayanan SKPD
Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-14
lingkungan AMDAL yang dikeluarkan Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi
Selatan sebanyak 19 dokumen.
Tabel 2.7
Layanan Rekomendasi Dokumen Lingkungan AMDAL dan UKL-UPL
No Rekoemdasi Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
1. AMDAL 10 6 3
24
2 UKL-UPL
Sumber : Badan Lingkungan Hidup DaerahProv. Sulsel Tahun 2014
Selain memberikan pelayanan dokumen lingkungan, seperti AMDAL dan UKL-
UPL, Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Selatan juga melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan rekomendasi dalam dokumen lingkungan. Jumlah perusahaan
yang wajib AMDAL yang diawasi turus meningkat, namun belum mampu menjangkau
seluruh perusahaan wajib AMDAL. Pada tahun 2008 jumlah perusahaan wajib AMDAL
yang diawasi sebanyak 225 perusahaan atau sekitar 94,94 % dari total wajib AMDAL,
kemudian meningkat menjadi 329 perusahaan pada tahun 2012, atau sekitar 98,21 %
dari total wajib AMDAL.
Tabel 2.8
Persentase Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Amdal
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012
No Uraian Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
1. Jumlah
Perusahaan
wajib AMDAL
yang telah
diawasi
225 242 267 298 329
10
2. Jumlah seluruh
perusahaan
wajib AMDAL
237 251 272 300 335
340
3. Persentase
Jumlah
Pengaduan yang
ditindaklanjuti
(1)/(2)
94,94
%
96,41
%
98,16
%
99,33
%
98,21
%
2,94%
Sumber : Badan Lingkungan Hidup DaerahProv. Sulsel Tahun 2014
b. Layanan Penegakan Hukum Lingkungan
Bab II Gambaran Pelayanan SKPD
Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-15
Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi yang akseleratif di
Sulawesi Selatan, maka sengketa lingkungan antar masyarakat/ organisasi juga semakin
meningkat. Peningkatan sengketa lingkungan ini, tergambar dari semakin meningkatnya
pengaduan kasus lingkungan. Pada tahun 2008 jumlah pengaduan kasus lingkungan
yang diterima BLHD Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 5 kasus meningkat menjadi 22
kasus pada tahun 2012. Kasus-kasus lingkungan yang ada dalam kurun waktu 5 tahun
terakhir semuanya telah ditindak lanjuti oleh PEMDA, kecuali satu kasus pada tahun
2011. Berdasarkan trend peningkatan jumlah pengaduan kasus lingkungan, maka pada
tahun 2018, jumlah kasus lingkungan di Sulawesi Selatan akan semakin banyak dan
semakin beragam.
Tabel 2.9
Persentase Penegakan Hukum Lingkungan Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012
No Uraian Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
1. Jumlah kasus lingkungan
yang masuk 5 6 10 16 22
2. Jumlah kasus lingkungan
yang diselesaikan BLHD
Prov.Sulsel
5 6 10 15 22
3. Persentase Jumlah
Pengaduan yang
ditindaklanjuti (1)/(2)
100 % 100 % 100 % 93.75 % 100 %
50%
Sumber : Badan Lingkungan Hidup DaerahProv. Sulsel Tahun 2014
c. Layanan Informasi Status Mutu Air
Sumber-sumber air seperti sungai dan danau memiliki peran strategis dalam
kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya. Di Sulawesi Selatan, air sungai dan
danau selain dijadikan sebagai sumber air minum bagi sebagian masyarakat Sulawesi
Selatan, juga menjadi sumber air baku untuk berbagai kebutuhan lainnya, seperti
industri, pertanian dan pembangkit tenaga listrik. Akan tetapi, disisi lain, sumber-sumber
air tersebut sering dijadikan tempat pembuangan berbagai macam limbah sehingga
tercemar dan kualitasnya semakin menurun. Mengingat peran strategisnya, BLHD
Provinsi Sulawesi Selatan, ditugaskan untuk memantau kualitasnya, menetapkan dan
menginformasikan status mutu air dari berbagai sumber-sumber air tersebut yang
menjadi kewenangannya.
Bab II Gambaran Pelayanan SKPD
Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-16
Sulawsi Selatan memiliki 27 sungai dan 2 danau lintas kabupaten. Pada Tahun
2008 jumlah sungai yang dipantau mutu airnya sebanyak 1 sungai atau sekitar 3,70 %
dari total sungai yang ada, dan pada tahun 2012 jumlah sungai yang dipantau mutu
airnya meningkat menjadi 4 buah atau sekitar 14,81 %.
Tabel 2.10
Persentase Pencemaran Status Mutu Air
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No Uraian Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
1.
Jumlah sungai yang dipantau
mutu airnya 1 1 2 3 4
10
Sungai
dan 2
Danau
2.
Jumlah sungai yang wajib
dipantau
27
Sungai
dan 2
danau
prioritas
27
Sungai
dan 2
danau
prioritas
27
Sungai
dan 2
danau
prioritas
27
Sungai
dan 2
danau
prioritas
27
Sungai
dan 2
danau
prioritas
27
Sungai
dan 2
danau
prioritas
27
Sungai
dan 2
danau
prioritas
3. Persentase Jumlah sumber air
yang dipantau Mutu Airnya
(1)/(2)
3.70 % 3.70 % 7.41 % 11.11 % 14.81 %
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013
d. Layanan Penangan Sampah
Sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau dari proses alam.
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk maka volume sampah yang dihasilkan
dari aktivitas penduduk tersebut juga semakin meningkat. Oleh karena itu diperlukan
penanganan yang tepat agar sampah tersebut tidak menimbulkan masalah baik bagi
manusia maupun lingkungan. Produksi sampah di Sulawesi Selatan terus meningkat,
pada tahun 2008 jumlah produksi sampah sebesar 2,35 juta M3 per tahun kemudian
meningkat menjad 2,64 juta M3 per tahun, yang berarti selama kurun waktu 5 tahun,
produksi sampah meningkat sekitar 12,45 %. Pada tahun 2008 volume sampah yang
dangani hanya sekitar 82,65 % dari produksi sampah, dan pada tahun 2012 presentasi
sampah yang ditangan hanya sekitar 81,23 %.
Tabel 2.11
Persentase Penanganan Sampah
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No Uraian Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
Bab II Gambaran Pelayanan SKPD
Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-17
1 Jumlah sampah yang
ditangani (M3/Thn)
1,943,248 1,983,080 2,063,667 2,104,995 2,147,498
2 Jumlah produksi sampah
(M3/Thn)
2,351,118 2,338,596 2,537,022 2,589,619 2,643,827
3 Persentase (%) 82.65 84.80 81.34 81.29 81.23
Sumber : Dinas Tata Ruang & Permukiman Prov. Sulsel Tahun 2013
Pada tahun 2012, produksi sampah di Sulawesi Selatan terbesar diproduksi di
Kota Makassar, dengan volume sebesar 1,26 juta M3 per tahun, sedangkan volume
produksi sampah paling kecil di tempati Kabupaten Luwu dengan volume produksi
hanya sebesar 15,471 M3 per tahun. Dari aspek penangan sampah, tercatat Kota Pare-
Pare dan Kota Makassar memiliki persentase penangan sampah paling tinggi yakni
masing-masing 94,90 % untuk Kota Pare-Pare dan 91,93 % untuk Kota Makassar.
Sedangkan daerah yang memiliki penanganan sampah paling rendah ditempati
Kabupaten Luwu Timur dan Jeneponto dengan presentase secara berturut-turut
sebesar 20 % dan 30 %.
Tabel 2.12
Jumlah Volume Sampah dan Produksi Sampah Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012
No Kabupaten / Kota Jumlah Sampah yang
Ditangani (M3/Thn)
Jumlah Volume Produksi
Sampah (M3/Thn)
Persentase
(%)
1 Kepulauan Selayar 18,190 21,884 83.12
2 Bulukumba 49,159 61,449 80.00
3 Bantaeng 20,638 43,967 46.94
4 Jeneponto 7,345 24,482 30.00
5 Takalar 29,651 38,205 77.61
6 Gowa 145,858 191,916 76.00
7 Sinjai 28,142 46,903 60.00
8 Maros 34,091 59,115 57.67
9 Pangkep 16,512 41,280 40.00
10 Barru 28,873 41,597 69.41
11 Bone 96,874 107,703 89.95
12 Soppeng 34,212 46,816 73.08
13 Wajo 66,286 79,544 83.33
14 Sidrap 62,815 86,641 72.50
15 Pinrang 61,916 69,568 89.00
16 Enrekang 9,118 19,538 46.67
17 Luwu 12,033 15,471 77.78
18 Tana Toraja 33,849 65,582 51.61
19 Luwu Utara 12,620 16,042 78.67
Bab II Gambaran Pelayanan SKPD
Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-18
No Kabupaten / Kota Jumlah Sampah yang
Ditangani (M3/Thn)
Jumlah Volume Produksi
Sampah (M3/Thn)
Persentase
(%)
20 Luwu Timur 8,683 43,413 20.00
21 Toraja Utara 20,440 44,548 45.88
22 Makassar 1,154,894 1,256,220 91.93
23 Pare Pare 100,713 106,128 94.90
24 Palopo 94,586 115,815 81.67
Sumber : Dinas Tata Ruang & Permukiman Sulawesi Selatan Tahun 2013
Daya tampung tempat pembuangan sampah (TPS) di Sulawesi Selatan selama
kurun waktu 2008-2012 tidak mengalami perubahan, sementara jumlah penduduk
Sulawesi Selatan terus bertambah. Kondisi tersebut menyebabkan rasio daya tampung
TPS terhadap jumlah penduduk terus menurn. Pada tahun 2008 rasio daya tampun TPS
terhadap jumlah penduduk sebesar 0,0015 % yang berarti daya tampung TPS yang
tersedia hanya sebesar 0,0015 M3 per 100 penduduk. Bahkan pada tahun 2012 rasio
tersebut hanya sekitar 0,0014 %.
Tabel 2.13
Rasio Tempat Pembuangan Sampah terhadap Jumlah Penduduk
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No Uraian Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
1. Jumlah Daya Tampung TPS
(M³) 122,24 122,24 122,24 122,24 122,24
2. Jumlah Penduduk (Jiwa) 7.700.255 7.908.519 8,034,776 8.115.638 8.199.999
3. Rasio Daya Tampung TPS thd
Jumlah penduduk 0,0015 % 0,0015 % 0,0015 % 0,0015 % 0,0014 %
Sumber : Badan Lingkungan Hidup DaerahProv. Sulsel Tahun 2013
Rasio daya tampung TPS terhadap jumlah penduduk menurut wilayah kabupaten
kota di Sulawesi Selatan memperlihatkan bahwa, Kota Pare-Pare dan Kota Makassar
menempati posisi teratas. Rasio daya tampung TPS terhadap jumlah penduduk di
kedua wilayah tersebut masing-masing sebesar 124,13 % dan 86,96 %. Sedangkan
posisi terendah di tempati Kabupaten Kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten Luwu.
Tabel 2.14
Rasio Tempat Pembuangan Sampah terhadap Jumlah Penduduk
Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012
No. Uraian Jumlah Penduduk
(jiwa)
Jumlah Daya Tampung TPS
(Ton) Rasio
1 Kepulauan Selayar 124.854 18.000,00 14,41 %
Bab II Gambaran Pelayanan SKPD
Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-19
No. Uraian Jumlah Penduduk
(jiwa)
Jumlah Daya Tampung TPS
(Ton) Rasio
2 Bulukumba 399.785 29.040,00 7,26 %
3 Bantaeng 178.861 27.000,00 15,09 %
4 Jeneponto 346.894 - -
5 Takalar 275.567 - -
6 Gowa 677.456 43.920,00 6,48 %
7 Sinjai 231.910 46.800,00 20,18 %
8 Maros 325.994 23.400,00 7,18 %
9 Pangkep 311.821 28.800,00 9,23 %
10 Barru 167.580 25.051,20 14,95 %
11 Bone 725.743 126.000,00 17,36 %
12 Soppeng 224.184 98.280,00 43,84 %
13 Wajo 387.423 41.277,60 10,65 %
14 Sidrap 278.091 32.850,00 11,81 %
15 Pinrang 356.334 49.680,00 13,94 %
16 Enrekang 193.534 17.683,56 9,14 %
17 Luwu 338.494 9.000,00 2,66 %
18 Tana Toraja 223.653 12.045,00 5,39 %
19 Luwu Utara 292.670 11.340,00 3,87 %
20 Luwu Timur 254.080 4.200,00 1,65 %
21 Toraja Utara 219.676 - -
22 Makassar 1.377.494 1.196.513,80 86,86 %
23 Pare Pare 132.540 164.520,00 124,13 %
24 Palopo 155.360 120.600,00 77,62 %
Jumlah 8.199.999 2.126.001,16
Sumber : Badan Lingkungan Hidup DaerahProv. Sulsel Tahun 2013
e. Aksesibilitas Air Minum
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar measyarakat, baik untuk
keperluan air minum maupun untuk keperluan lainnya. Karena itu penyediaan air bersih
yang dapat diakses oleh masyarakat selalu menjadi perhatian pemerintah. Yang
dimaksud akses air bersih meliputi air minum yang berasal dari air mineral, air
leding/PAM, pompa air, sumur, atau mata air yang terlindung dalam jumlah yang cukup
sesuai standar kebutuhan minimal. Aksesibilitas penduduk Sulawesi Selatan terhadap
air bersih terus meningkat. Pada tahun 2008 persentase penduduk terhadap akses air
bersih sebesar 77,36 persen, dan meningkat pada tahun 2012 menjadi 82,52 persen,
yang berarti terjadi peningkatan sebesar 5 persen dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
Tabel 2.15
Bab II Gambaran Pelayanan SKPD
Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-20
Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Akses Air Minum
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No Uraian Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
1 Jumlah penduduk yang
mendapat akses air
minum
6,037,826 6,402,141 6,481,108 6,691,486 6,785,324
2 Jumlah penduduk 7,805,024 7,908,512 8,034,776 8,115,638 8,222,631
3 Persentase penduduk
berakses air bersih
77.36 80.95 80.66 82.45 82.52
Sumber : Dinas Tata Ruang & Permukiman Prov. Sulsel Tahun 2013
Aksesibilitas penduduk terhadap air bersih menurut wilayah di Sulawesi Selatan
seperti pada tabel berikut, memperlihatkan bahwa Kota Makaasar memliki persentase
penduduk mendapatkan akses air bersih mencapai 100 %, yang berarti seluruh
penduduk di wilayah ini sudah memiliki aksesibilitas terhadap air bersih. Akan tetapi di
Kabupaten Tanah Toraja dan Toraja Utara, hanya sekitar separuh penduduknya
memiliki aksesibilitas terhadap air bersih.
Tabel 2.16
Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Akses
Air Minum dan Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012
No Kabupaten / Kota
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
Jumlah Penduduk yang
Mendapatkan Akses Air Minum
(Jiwa)
Persentase
(%)
1 Kepulauan Selayar 124,516 113,112 90,84
2 Bulukumba 398,531 295,836 74.23
3 Bantaeng 178,477 168,007 94.13
4 Jeneponto 346,149 313,966 90.70
5 Takalar 272,316 234,456 86.10
6 Gowa 659,512 572,876 86.86
7 Sinjai 231,182 169,030 73.12
8 Maros 322,212 274,325 85.14
9 Pangkep 308,814 222,896 72.18
10 Barru 167,653 151,133 90.15
11 Bone 724,905 560,160 77.27
12 Soppeng 226,079 205,611 90.95
13 Wajo 388,985 297,201 76.40
14 Sidrap 274,648 265,328 96.61
15 Pinrang 354,652 303,627 85.61
Bab II Gambaran Pelayanan SKPD
Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-21
16 Enrekang 192,163 131,804 68.59
17 Luwu 335,828 253,558 75.50
18 Tana Toraja 223,306 124,673 55.83
19 Luwu Utara 290,365 212,723 73.26
20 Luwu Timur 245,515 189,523 77.19
21 Toraja Utara 218,943 113,307 51.75
22 Makassar 1,339,374 1,347,480 100.61
23 Pare Pare 130,563 129,025 98.82
24 Palopo 149,421 135,667 90.80
Sumber : Dinas Tata Ruang & Permukiman Prov. Sulsel Tahun 2013
f. Persentase Luas Pemukiman Yang Tertata
Persentase luas pemukiman yang tertata di ukur dari rasio antara luas areal
pemukiman tertata terhadap total areal pemukiman secara keseluruhan. Permukiman
adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan
perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau
lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan. Dari tabel berikut memperlihatkan bahwa persentase luas areal
pemukiman yang tertata terus meningkat. Pada tahun 2009 sebesar 61,48 persen dan
pada tahun 2012 meningkat menjadi 86,11 persen, atau meningkat 25 persen dala kurun
waktu 4 tahun.
Tabel 2.17
Persentase Luas Permukiman yang Tertata
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No Uraian Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
1 Luas area permukiman
tertata(Ha)
- 43,190 97,776 104,744 114,345.83
2 Luas area permukiman
keseluruhan (Ha)
- 70,246.24 122,579.24 125,368.04 132,790.04
3
Persentase luas
permukiman yang tertata
(Ha)
- 61.48 79.77 83.55 86.11
Sumber : Dinas Tata Ruang & Permukiman Prov. Sulsel Tahun 2013
Persentase Luas Permukiman yang tertata menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2011, seperti tersaji pada tabel berikut memperlihatkan bahwa
Kabupaten Sidrap menempati posisi teratas dalam hal presentase luas pemukiman
Bab II Gambaran Pelayanan SKPD
Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-22
tertata yakni mencapai 98,76 % sedangkan posisi paling rendah di tempati oleh
Kabupaten Barru, dengan persentase luas pemukiman tertata hanya sebesar 54,70 %.
Tabel 2.18
Persentase Luas Permukiman yang TertataMenurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011
No Kabupaten / Kota
Luas Area
Permukiman
Keseluruhan (Ha)
Luas Area
Permukiman
Tertata (Ha)
Persentase
(%)
1 Kepulauan Selayar 872.15 690.15 79.13
2 Bulukumba 237,87 202.56 85.16
3 Bantaeng 7,253.00 6,553.30 90.35
4 Jeneponto 2,674.00 2,333.80 87.28
5 Takalar 1,929.00 1,508.50 78.20
6 Gowa 9,793.26 9,378.68 95.77
7 Sinjai 169.00 126.27 74.72
8 Maros 3,420.48 1,991.88 58.23
9 Pangkep 3,336.70 3,092.80 92.69
10 Barru 2,767.92 1,514.10 54.70
11 Bone 17,779.00 11,349.90 63.84
12 Soppeng 272.73 188.73 69.20
13 Wajo 150.00 138.04 92.03
14 Sidrap 21,395.22 21,130.11 98.76
15 Pinrang 508.20 473.55 93.18
16 Enrekang 3,351.00 2,463.70 73.52
17 Luwu 7,318.00 6,685.30 91.35
18 Tana Toraja 1,474.83 914.13 61.98
19 Luwu Utara 17,717.00 16,106.30 90.91
20 Luwu Timur 10,059.44 9,299.44 92.44
21 Toraja Utara 9,865.00 9,706.50 98.39
22 Makassar 5,400.24 4,501.74 83.36
23 Pare Pare 424.00 310.20 73.16
24 Palopo 4,622.00 3,686.15 79.75
Sumber : Dinas Tata Ruang & Permukiman Prov. Sulsel Tahun 2012
Bab II Gambaran Pelayanan SKPD
Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-23
Tabel 2.19
Pencapaian Kinerja Pelayanan BLHD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 s/d 2012.
NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi BLHD Target SPM Target
IKK
Target
Indikator
Lainnya
Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16
) (17) (18) (19) (20)
Urusan Wajib LH
1.
Persentase jumlah sungai dan danau yang dipantau kualitasnya, ditetapkan status mutu airnya dan diinformasikan status mutu airnya
100 % - - 20% 40% 60% 80% 100% 20 % 20 % 40 % 80 % 60 % 1 0,5 0,66 1 0,4
2 Persentase jumlah kabupaten/kota yang dipantau kualitas udara ambiennya dan diinformasikan mutu udara ambiennya
100 % - - 20% 40% 60% 80% 100% - 4,16 % 29,16 % 41,66 % 58,33 % - 0,10 0,48 0,52 0,58
3
Persentase jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti
100 % - - 20% 40% 60% 80% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 5 2,5 1,66 1,25 1
4
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan Amdal (jumlah dokumen Amdal yang diawasi pelaksanaannya/ jumlah total dokumen Amdal yang berlaku)
- 72,34
% - - - - - 94,94% 96,41% 98,16% 99,33 % 98,21 %
5 Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air
- - - - - -
6 Persentase penanganan sampah
- 81,67
% - - - - -
82,65%
84,80%
81,34% 81,29
%
81,23
%
7 Persentase penduduk berakses air minum
- 82,52
% - - - - -
77,36%
80,95%
80,66% 82,45
%
82,52
%
8 Persentase luas pemukiman yang tertata
- 86,11
% - - - - -
61,48%
79,77% 83,55
%
86,11
%
Bab II Gambaran Pelayanan SKPD
Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-24
Tabel 2.20
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan BLHD Provinsi Sulsel Tahun 2008-2012.
Uraian
Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke- Rata-rata
Pertumbuhan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Anggara
n Realisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
PENDAPATAN DAERAH
Pendapatan Asli Daerah
- Hasil retribusi daerah 100 120 130,5 250 450 105 125 133 253 479 1,05 1,04 1,02 1,01 1,06 70 74,8
- Dana Dekonsentrasi 500 500 500 500 4.209 412 435 430 440 3.698 0,82 0,87 0,86 0,88 0,88 741,8 657,2
BELANJA DAERAH 8.576 9.899 11.399 13.002 16.931 8.260 9.023 11.631 12.516 16.470 0,96 0,91 1,02 0,96 0,97 1671 1642
Belanja tidak langsung 2.240 2.953 3.141 3.747 4.385 2.125 2.798 3.101 3.546 4.298 0,95 0,95 0,99 0,95 0,98 429 434,6
Belanja langsung 6.335 6.445 8.840 9.255 12.547 6.135 6.225 8.530 8.970 12.172 0,97 0,97 0,96 0,97 0,97 1242,4 1207,4
Bab II Gambaran Pelayanan SKPD
Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-25
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Badan Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.
Adapun tantangan yang dihadapi dalam pengembangan pelayanan Badan
Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebagai berikut ;
1. Menurunnya daya dukung dan kualitas lingkungan hidup sebagai dampak aktivitas
pembangunan yang semakin meningkat
2. Meningatnya pencemaran lingkungan hidup air, udara dan tanah yang diakibatkan
oleh aktivitas industri dan masyarakat.
3. Fenomena perubahan iklim, seperti meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi,
pergeseran musim, perubahan intensitas dan periode hujan.
4. Rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai pengelolaan
lingkungan hidup.
5. Lemahnya penegakan hukum lingkungan.
6. Kurangnya keterpaduan pengelolaan lingkungan lintas SKPD.
Sementara itu untuk peluang dalam pengembangan Pelayanan Badan
Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan yang dapat dioptimalkan antara
lain:
1. Komitmen kepala daerah dalam hal ini oleh Gubernur Sulawesi Selatan terkait upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
2. Penambahan anggaran setiap tahunnya dalam upaya peningkatan kapasitas
pengelolaan lingkungan hidup di Sulawesi Selatan.
3. Terealisasinya sekolah lingkungan hidup pertama di Indonesia di Sulawesi Selatan
dalam rangka menghadirkan sumberdaya manusia yang kompeten dalam
pengelolaan lingkungan.
4. Terbitnya regulasi berupa PERDA dan PERGUB yang terkait perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup di Sulawesi Selatan.