bab ii gambaran pelayanan skpd 2.1. tugas, fungsi dan ... · 2.1. tugas, fungsi dan struktur...

25
Bab II Gambaran Pelayanan SKPD Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA) Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-1 BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi BLHD Provinsi Sulawesi Selatan. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis dan Lembaga lain Provinsi Sulawesi Selatan yang ditinjaklanjuti Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 34 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Jabatan Struktural pada Badan lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dimana Badan Lingkungan Hidup Daerah merupakan unsur pendukung Gubernur, dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah, mempunyai tugas pokok menyelenggarakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang lingkungan hidup berdasarkan asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan. Dalam menyelenggarakan tugas pokok Badan Lingkungan Hidup Daerah mempunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis lingkungan hidup daerah meliputi standarisasi dan pemulihan kualitas lingkungan, ekonomi, sumber daya dan teknologi lingkungan, konservasi sumber daya alam dan pengendalian pencemaran, pengawasan dan penegakan hukum lingkungan; b. Pengorganisasian penyusun perencanaan lingkungan hidup daerah meliputi standarisasi dan pemulihan kualitas lingkungan, ekonomi, sumberdaya, dan teknologi lingkungan, konservasi sumberdaya alam dan pengendalian pencemaran, pengawasan dan penegakan hukum lingkungan; c. Pembinaan dan penyelenggaraan tugas dibidang lingkungan hidup daerah meliputi standarisasi dan pemulihan kualitas lingkungan, ekonomi, sumber daya dan teknologi lingkungan, konservasi sumberdaya alam dan pengendalian pencemaran, pengawasan dan penegakan hukum lingkungan; d. Penyelenggaraan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya. Susunan Organisasi Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebagai berikut : a. Kepala Badan;

Upload: lythien

Post on 02-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)

Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-1

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi BLHD Provinsi Sulawesi Selatan.

Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah, Lembaga Teknis dan Lembaga lain Provinsi Sulawesi Selatan yang

ditinjaklanjuti Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 34 Tahun 2008 tentang

Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Jabatan Struktural pada Badan

lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dimana Badan Lingkungan

Hidup Daerah merupakan unsur pendukung Gubernur, dipimpin oleh seorang

kepala yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur melalui

Sekretaris Daerah, mempunyai tugas pokok menyelenggarakan penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan daerah dibidang lingkungan hidup berdasarkan asas

desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan.

Dalam menyelenggarakan tugas pokok Badan Lingkungan Hidup Daerah

mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis lingkungan hidup daerah meliputi standarisasi dan

pemulihan kualitas lingkungan, ekonomi, sumber daya dan teknologi

lingkungan, konservasi sumber daya alam dan pengendalian pencemaran,

pengawasan dan penegakan hukum lingkungan;

b. Pengorganisasian penyusun perencanaan lingkungan hidup daerah meliputi

standarisasi dan pemulihan kualitas lingkungan, ekonomi, sumberdaya, dan

teknologi lingkungan, konservasi sumberdaya alam dan pengendalian

pencemaran, pengawasan dan penegakan hukum lingkungan;

c. Pembinaan dan penyelenggaraan tugas dibidang lingkungan hidup daerah

meliputi standarisasi dan pemulihan kualitas lingkungan, ekonomi, sumber daya

dan teknologi lingkungan, konservasi sumberdaya alam dan pengendalian

pencemaran, pengawasan dan penegakan hukum lingkungan;

d. Penyelenggaraan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.

Susunan Organisasi Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi

Selatan adalah sebagai berikut :

a. Kepala Badan;

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)

Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-2

b. Sekretariat; mempunyai tugas pokok mengkoordinasi kegiatan, memberikan

pelayanan teknis dan admistrasi umum dan kepegawaian, keuangan serta

penyusunan program. Sekretariat membawahi :

1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

2) Sub Bagian Keuangan

3) Sub Bagian Program

c. Bidang Standarisasi dan Pemulihan Kualitas Lingkungan; mempunyai tugas

pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkungan hidup dibidang

standarisasi dan pemulihan kualitas lingkungan. Bidang Standarisasi dan

Pemulihan Kualitas Lingkungan membawahi :

1) Sub Bidang Standarisasi Lingkungan

2) Sub Bidang Pemulihan Kualitas Lingkungan

d. Bidang Ekonomi, Sumber Daya dan Teknologi Lingkungan; mempunyai tugas

pokok melaksanakan sebagian tugas badan dibidang Pengembangan Sumber

Daya Ekonomi dan Teknologi Lingkungan. Bidang Ekonomi, Sumber Daya dan

Teknologi Lingkungan membawahi :

1) Sub Bidang Sumber Daya Lingkungan

2) Sub Bidang Ekonomi dan Teknologi Lingkungan

e. Bidang Konservasi Sumber Daya Alam dan Pengendalian Pencemaran;

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan di Bidang

Konservasi Sumber Daya Alam dan Bidang Pengendalian Pencemaran

Lingkungan. Bidang Konservasi Sumber Daya Alam dan Pengendalian

Pencemaran membawahi :

1) Sub Bidang Konservasi Sumber Daya Alam

2) Sub Bidang Pengendalian Pencemaran

f. Bidang Pengawasan dan Penegakan Hukum Lingkungan; mempunyai tugas

pokok melaksanakan sebagian tugas Badan dibidang Pengawasan dan

Penegakan Hukum Lingkungan. Bidang Pengawasan dan Penegakan Hukum

Lingkungan membawahi :

1) Sub Bidang Pengawasan dan Pemantauan Lingkungan

2) Sub Bidang Penegakan Hukum Lingkungan

g. Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Laboratorium Lingkungan Hidup

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)

Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-3

UPTB Laboratorium Lingkungan Hidup dibentuk untuk melaksanakan

sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang

Badan, yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa daerah

kabupaten/kota.

UPTB Laboratorium Lingkungan membawahi :

a. Seksi Administrasi Laboratorium LH

b. Seksi Pelayanan dan Pengujian Laboratorium LH

c. Seksi Tata Usaha

h. Kelompok Jabatan Fungsional

Jabatan fungsional untuk menampung personil dengan keahlian khusus

seperti Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah (PPLHD), ketentuan yang

dapat digunakan dalam pembentukan kelompok jabatan fungsional sebagai

berikut :

- Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional

Pegawai Negeri Sipiljo. PP No 40 Tahun 2010

- Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan

Fungsional PNS

- Keputusan bersama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

:47/KEP/MENPAN/8/2002 tentang Jabatan Fungsional Pengendali Dampak

Lingkungan dan Angka Kreditnya

- Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor : 145 tahun 2004

tentang Petunjuk Teknis pelaksanaan jabatan Fungsional Pengendali

Dampak Lingkungan dan Angka Kreditnya.

- Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 146 Tahun 2004

tentang Pedoman Kualifikasi Pendidikan untuk Jabatan Fungsional

Pengendali Lingkungan.

- Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 147 tahun 2004

tentang Kode Etik Profesi Pengendali Dampak Lingkungan

- Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 39 Tahun 2011 tentang Jabatan Fungsional Pengawas

Lingkungan Hidup dan Angka Kreditnya.

- Peraturan Bersama Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kepala Badan

Kepegawaian Negara Nomor : 09 Tahun 2012 Nomor : 06 Tahun 2012

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)

Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-4

tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 39 Tahun 2011 tentang

Jabatan Fungsional Pengawas Lingkungan Hidup dan Angka Kreditnya

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)

Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-5

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

SUB BAGIAN UMUM DAN

KEPEGAWAIAN

Jumanto, SE

SUB BAGIAN PROGRAM

Muhammad Ridwan, SE, MSi

SUB BAGIAN KEUANGAN

Dra. Hj.MarwantySaharuddin

SUB BIDANG STANDARISASI LINGKUNGAN

Maidawati.S. Hut, M. Si

SUB BIDANG PEMULIHAN

KUALITAS LINGKUNGAN

Andi Astetika, BA

SUB BIDANG SUMBERDAYA

LINGKUNGAN

Dra. Rosmiati Bangun

SUB BIDANG EKONOMI DAN

TEKNOLOGI LINGKUNGAN

Sumarni.S.Spi.M.Si

SUB BIDANG PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN

LINGKUNGAN Muh. Nur Salam, SH,

M.Si SUB BIDANG PENEGAKAN

HUKUM LINGKUNGAN

Aswar, SH. M.Si

SEKSI TATA USAHA

Rosma, ST

SEKSI ADMINISTRAS

AristaAsrib, S.I.P I

SEKSI PELAYANAN & PENGUJIAN

Sri Bulan, SE

KEPALA BADAN

Ir. Andi Hasbi Nur, MTP

SEKRETARIAT

Ir . Faisal, M.Si

BIDANG KONSERVASI

SUMBERDAYA ALAM DAN

PENGENDALIAN PENCEMARAN

Drs. H. Anwar Latief, M.Pd

BIDANG EKONOMI,

SUMBERDAYA, DAN

TEKNOLOGI LINGKUNGAN

H. Muhammad Nuhrahim,

SH

BIDANG PENGAWASAN DAN

PENEGAKAN HUKUM

LINGKUNGAN Ir. Andi Sarrafah, M.Si

BIDANG STANDARISASI

DAN PEMULIHAN

KUALITAS LINGKUNGAN Drs. H. Abd. Muis,

M.Si

SUB BIDANG KONSERVASI

Darmayanti, S.Hut, M.Si

SUB BIDANG ENGENDALIAN

PENCEMARAN Agus Dina, ST, M.Si

UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) LABORATORIUM LH

Naskah Filaillah, Pg.Dip,, M.Si

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)

Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-6

2.2. Sumber Daya Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan

Apapun kualifikasi staf secara umum diasumsikan pada berbagai

komposisi di BLHD pada setiap level pada struktur organisasi tergantung pada

berbagai faktor yaitu :

- Fungsi, prioritas dan beban kerja dari setiap sub bidang, sub bagian di BLHD.

- Isu dan permasalahan lingkungan yang berkembangan di Sulawesi Selatan.

- Arah dan prioritas dan kegiatan organisasi

- Kemampuan anggaran

- Ketersediaan personil dengan kualifikasi dan pengalaman yang dibutuhkan.

Berdasarkan pengalaman BLHD Provinsi Sulawesi Selatan, kualifikasi staf

yang dibutuhkan pada setiap level adalah sebagai berikut :

Semua Kepala Bidang dan Kepala Sub Bidang Teknis seharusnya memiliki

kualifikasi sesuai dengan bidang tugas dan memiliki pendidikan Strata 1.

Setiap Kepala Sub Bagian pada Sekretariat seharusnya memiliki kualifikasi

Strata 1 dalam bidang perencanaan, hukum, keuangan komunikasi.

Staf di Sub Bidang teknis seharusnya 70 % memiliki kualifikasi Strata I, 20 %

sertifikat diploma/sertifikasi training yang relevan dengan isu-isu lingkungan,

sedangkan 10 % cukup berpendidikan SMU dan SLTP.

Kelompok fungsional di dalam organisasi BLHD 90 % minimal berkualifikasi

Strata I dan 10 % cukup Diploma teknik yang berkaitan dengan tugas fungsinya.

Aparatur BLHD hendaknya memiliki pengetahuan tentang permasalahan

lingkungan dan kemampuan koordinasi dan kerjasama dengan berbagai pihak,

pengetahuan tentang Sistem Fisika, Kimia, Biologi memahami dan berpengalaman

dalam proses industri dan teknologi produksi bersih, kemampuan dalam melakukan

pengukuran berbagai parameter lingkungan, selain itu juga harus mampu

berkomunikasi secara efektif dan memberikan pelayanan informasi.

Tabel 2.1

Jumlah Karyawan PNS BLHD Provinsi Sulawesi Selatan

Bagian Jumlah

Sekretariat 28

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)

Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-7

Bidang Standarisasi dan Pemulihan Kualitas Lingkungan 8

Bidang Ekonomi Sumberdaya dan Teknologi Lingkungan 9

Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Pengendalian

Pencemaran

7

Bidang Pengawasan dan Penegakan Hukum Lingkungan 11

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Laboratorium LH 17

Fungsional Pengawas Lingkungan Hidup 5

Jumlah 85

Tabel 2.2. Jumlah Karyawan Tenaga Kontrak BLHD Provinsi Sulawesi Selatan

Bagian Jumlah

Sekretariat 4

Bidang Standarisasi dan Pemulihan Kualitas Lingkungan 0

Bidang Ekonomi Sumberdaya dan Teknologi Lingkungan 5

Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Pengendalian

Pencemaran

0

Bidang Pengawasan dan Penegakan Hukum Lingkungan 1

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Laboratorium LH 4

Jumlah 14

Tabel 2.3.

Jumlah Karyawan PNS Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah

S3 1

S2 16

S1 48

D3 2

SMA 17

SD 1

Jumlah 85

Gambar 2.1.

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)

Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-8

Proporsi PNS BLHD Berdasarkan Pendidikan

Tabel 2.4 Jumlah PNS BLHD Menurut Tingkat Pangkat/Golongan

Golongan / Ruang Jumlah

IV/c 1

IV/b 4

IV/a 5

III/d 17

III/c 12

III/b 16

III/a 11

II/d 2

II/c 1

II/b 12

II/a 1

I/a 1

Jumlah 77

Tabel 2.5. Jumlah PNS BLHD Menurut Eselon

Golongan / Ruang Jumlah

II/a 2

III/a 5

IV/a 14

Jabatan Fungsional Umum 59

Jabatan Fungsional Pengawas Lingkungan Hidup 5

1%

19%

56%

2%

20%

0% 1%

Jumlah

S3 S2 S1 D3 SLTA SLTP SD

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)

Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-9

Jumlah 85

Tabel 2.6 Jumlah Anggaran BLHD Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2013 (Rp.)

No. Tahun

Belanja Tidak

Langsung

(BTL)

Belanja

Langsung (BL) Jumlah

Kegiatan

Dekonsentrasi

1. 2008 2.240.477.210 6.335.830.125 8.576.307.335 500.000.000

2. 2009 2.953.450.948 6.445.873.000 9.899.323.948 500.000.000

3. 2010 3.141.379.626 8.840.000.000 11.399.323.948 500.000.000,-

4. 2011 3.747.341.256 9.255.000.000 13.002.341.256 500.000.000,-

5. 2012 4.385.166.499 4.385.166.499 16.931.711.999 4.209.540.000

6. 2013 4.899.312.202 12.400.000.000 17.299.312.200 6.000.000.000

7. 2014 5.937.461.244 14.504.692.895 20.442.154.139 8.784.555.000

2.3. Kinerja Pelayanan Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi

Selatan

Menurut Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 dan Permenpan Nomor 20 Tahun

2008 Indikator Kinerja Utama (IKU) untuk urusan lingkungan hidup Pemerintah Daerah

terdiri dari :

1. Persentase pemantauan pencemaran status mutu air (jumlah kawasan permukiman

atau industri atau sumberdaya air yang dipantau mutu airnya/ jumlah kawasan

permukiman atau industri dan sumber mata air).

2. Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan Amdal (jumlah dokumen Amdal yang

diawasi pelaksanaannya/ jumlah total dokumen Amdal yang berlaku).

3. Cakupan penegakan hukum lingkungan (Jumlah kasus lingkungan yang

diselesaikan/ jumlah kasus lingkungan yang ada).

4. Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air.

5. Persentase penanganan sampah.

6. Persentase penduduk berakses air minum.

7. Persentase luas pemukiman yang tertata.

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)

Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-10

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah menyatakan Lingkungan Hidup merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang

tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar, kemudian kriteria Urusan Pemerintahan yang

menjadi kewenangan Daerah Provinsi adalah :

a. Urusan Pemerintahan yang lokasinya lintas Daerah kabupaten/kota.

b. Urusan Pemerintahan yang penggunaannya lintas Daerah Kabupaten/Kota.

c. Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya lintas Daerah

kabupaten/kota; dan/atau

d. Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila

dilakukan oleh Daerah Provinsi.

Tabel 2.7 Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup Berdasarkan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

No. Sub Bidang Pemerintahan

Pusat Daerah Provinsi

Daerah

Kabupaten/Kota

1 2 3 4 5

1. Perencanaan Lingkungan Hidup

Rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (RPPLH) nasional

RPPLH Provinsi RPPLH Kabupaten/Kota

2. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

KLHS untuk kebijakan, rencana dan/atau program (KRP) Nasional.

KLHS untuk KRP provinsi.

KLHS untuk KRP kabupaten/kota.

3. Pengendalian Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup

Pencegahan, penanggulangan dan pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup lintas Daerah provinsi dan/atau lintas batas negara.

Pencegahan, penanggulangan dan pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup lintas Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi.

Pencegahan, penanggulangan dan pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dalam Daerah kabupaten/kota.

4. Keanekaragaman Hayati (Kehati)

Pengelolaan Kehati nasional.

Pengelolaan Kehati provinsi.

Pengelolaan Kehati kabupaten/kota.

5. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3),

a. Pengelolaan B3.

Pengumpulan limbah B3 lintas Daerah

a. Penyimpanan sementara limbah B3.

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)

Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-11

dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3)

b. Pengelolaan limbah B3.

kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi.

b. b. Pengumpulan limbah B3 dalam 1 (satu) Daerah kabupaten/kota.

6. Pembinaan dan pengawasan terhadap izin lingkungan dan izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (PPLH)

Pembinaan dan pengawasan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang izin lingkungan dan izin PPLH diterbitkan oleh Pemerintah Pusat.

Pembinaan dan pengawasan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang izin lingkungan dan izin PPLH diterbitkan oleh Pemerintah Daerah provinsi.

Pembinaan dan pengawasan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang izin lingkungan dan izin PPLH diterbitkan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota.

7. Pengakuan keberadaan masyarakat hukum adat (MHA), kearifan lokal dan hak MHA yang terkait dengan PPLH

a. Penetapan pengakuan MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait dengan PPLH yang berada di 2 (dua) atau lebih Daerah provinsi.

b. Peningkatan kapasitas MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait dengan PPLH yang berada di 2 (dua) atau lebih Daerah provinsi.

a. Penetapan pengakuan MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait dengan PPLH yang berada di dua atau lebih Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi.

b. Peningkatan kapasitas MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait dengan PPLH yang berada di dua atau lebih Daerah kabupaten/kota

a. Penetapan pengakuan MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait dengan PPLH yang berada di Daerah kabupaten/kota.

b. Peningkatan kapasitas MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait dengan PPLH yang berada di Daerah kabupaten/kota.

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)

Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-12

dalam 1 (satu) Daerah provinsi

8. Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan Lingkungan Hidup Untuk Masyarakat

Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan lingkungan hidup untuk lembaga kemasyarakatan tingkat nasional.

Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan lingkungan hidup untuk lembaga kemasyarakatan tingkat Daerah provinsi.

Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan lingkungan hidup untuk lembaga kemasyarakatan tingkat Daerah kabupaten/kota.

9. Penghargaan Lingkungan Hidup Untuk Masyarakat

Pemberian penghargaan lingkungan hidup tingkat nasional.

Pemberian penghargaan lingkungan hidup tingkat Daerah provinsi.

Pemberian penghargaan lingkungan hidup tingkat Daerah kabupaten/kota.

10. Pengaduan Lingkungan Hidup

Penyelesaian pengaduan masyarakat di bidang PPLH terhadap : a. usaha dan/atau

kegiatan yang izin lingkungan

dan/atau izin PPLH diterbitkan oleh Pemerintah Pusat.

b. usaha dan/atau kegiatan yang lokasi dan/atau dampaknya lintas Daerah provinsi.

Penyelesaian pengaduan masyarakat di bidang PPLH terhadap : a. usaha dan/atau

kegiatan yang izin lingkungan dan/atau izin PPLH diterbitkan oleh Pemerintah Daerah provinsi.

b. usaha dan/atau kegiatan yang lokasi dan/atau dampaknya lintas Daerah kabupaten/kota.

Penyelesaian pengaduan masyarakat di bidang PPLH terhadap : a. usaha dan/atau

kegiatan yang izin lingkungan dan/atau izin PPLH diterbitkan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota.

b. usaha dan/atau kegiatan yang lokasi dan/atau dampaknya di Daerah kabupaten/kota.

11. Persampahan

a. Penerbitan izin insenerator pengolah sampah menjadi energi listrik.

b. Penerbitan izin pemanfaatan gas metana (landfill gas) untuk energi listrik di tempat pemrosesan akhir (TPA)

Penanganan sampah di TPA/TPST regional.

a. Pengelolaan sampah.

b. Penerbitan izin pendaurulangan sampah/pengolahan sampah, pengangkutan sampah dan pemrosesan akhir sampah yang diselenggarakan oleh swasta.

c. Pembinaan dan pengawasan

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)

Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-13

regional oleh pihak swasta.

c. Pembinaan dan pengawasan penanganan sampah di TPA/tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) regional oleh pihak swasta.

d. Penetapan dan pengawasan tanggung jawab produsen dalam pengurangan sampah.

e. Pembinaan dan pengawasan tanggung jawab produsen dalam pengurangan sampah.

pengelolaan sampah yang diselenggarakan oleh pihak swasta.

Berdasarkan tugas dan fungsinya, Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi

Sulawesi Selatan, memiliki berbagai bentuk jenis pelayanan kepada masyarakat yakni :

layanan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL); layanan perizinan lingkungan;

layanan penilaian kualitas air dan udara, layanan informasi lingkungan hidup, layanan

pengawasan dan penegakan hukum lingkungan. Kinerja pelayanan Badan Lingkungan

Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan pada masing-masing jenis pelayanan adalah

sebagai berikut :

a. Layanan Dokumen Lingkungan dan Pengawasan Dokumen Lingkungan

Layanan rekomendasi dokumen lingkungan diberikan kepada masyarakat dunia

usaha yang membutuhkan rekomendasi dokumen lingkungan bagi kegiatan usaha yang

akan dibangun. Selama kurun waktu 2010-2014, jumlah rekomendasi dokumen

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)

Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-14

lingkungan AMDAL yang dikeluarkan Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi

Selatan sebanyak 19 dokumen.

Tabel 2.7

Layanan Rekomendasi Dokumen Lingkungan AMDAL dan UKL-UPL

No Rekoemdasi Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

1. AMDAL 10 6 3

24

2 UKL-UPL

Sumber : Badan Lingkungan Hidup DaerahProv. Sulsel Tahun 2014

Selain memberikan pelayanan dokumen lingkungan, seperti AMDAL dan UKL-

UPL, Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Selatan juga melakukan pengawasan

terhadap pelaksanaan rekomendasi dalam dokumen lingkungan. Jumlah perusahaan

yang wajib AMDAL yang diawasi turus meningkat, namun belum mampu menjangkau

seluruh perusahaan wajib AMDAL. Pada tahun 2008 jumlah perusahaan wajib AMDAL

yang diawasi sebanyak 225 perusahaan atau sekitar 94,94 % dari total wajib AMDAL,

kemudian meningkat menjadi 329 perusahaan pada tahun 2012, atau sekitar 98,21 %

dari total wajib AMDAL.

Tabel 2.8

Persentase Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Amdal

Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012

No Uraian Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

1. Jumlah

Perusahaan

wajib AMDAL

yang telah

diawasi

225 242 267 298 329

10

2. Jumlah seluruh

perusahaan

wajib AMDAL

237 251 272 300 335

340

3. Persentase

Jumlah

Pengaduan yang

ditindaklanjuti

(1)/(2)

94,94

%

96,41

%

98,16

%

99,33

%

98,21

%

2,94%

Sumber : Badan Lingkungan Hidup DaerahProv. Sulsel Tahun 2014

b. Layanan Penegakan Hukum Lingkungan

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)

Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-15

Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi yang akseleratif di

Sulawesi Selatan, maka sengketa lingkungan antar masyarakat/ organisasi juga semakin

meningkat. Peningkatan sengketa lingkungan ini, tergambar dari semakin meningkatnya

pengaduan kasus lingkungan. Pada tahun 2008 jumlah pengaduan kasus lingkungan

yang diterima BLHD Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 5 kasus meningkat menjadi 22

kasus pada tahun 2012. Kasus-kasus lingkungan yang ada dalam kurun waktu 5 tahun

terakhir semuanya telah ditindak lanjuti oleh PEMDA, kecuali satu kasus pada tahun

2011. Berdasarkan trend peningkatan jumlah pengaduan kasus lingkungan, maka pada

tahun 2018, jumlah kasus lingkungan di Sulawesi Selatan akan semakin banyak dan

semakin beragam.

Tabel 2.9

Persentase Penegakan Hukum Lingkungan Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012

No Uraian Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

1. Jumlah kasus lingkungan

yang masuk 5 6 10 16 22

2. Jumlah kasus lingkungan

yang diselesaikan BLHD

Prov.Sulsel

5 6 10 15 22

3. Persentase Jumlah

Pengaduan yang

ditindaklanjuti (1)/(2)

100 % 100 % 100 % 93.75 % 100 %

50%

Sumber : Badan Lingkungan Hidup DaerahProv. Sulsel Tahun 2014

c. Layanan Informasi Status Mutu Air

Sumber-sumber air seperti sungai dan danau memiliki peran strategis dalam

kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya. Di Sulawesi Selatan, air sungai dan

danau selain dijadikan sebagai sumber air minum bagi sebagian masyarakat Sulawesi

Selatan, juga menjadi sumber air baku untuk berbagai kebutuhan lainnya, seperti

industri, pertanian dan pembangkit tenaga listrik. Akan tetapi, disisi lain, sumber-sumber

air tersebut sering dijadikan tempat pembuangan berbagai macam limbah sehingga

tercemar dan kualitasnya semakin menurun. Mengingat peran strategisnya, BLHD

Provinsi Sulawesi Selatan, ditugaskan untuk memantau kualitasnya, menetapkan dan

menginformasikan status mutu air dari berbagai sumber-sumber air tersebut yang

menjadi kewenangannya.

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)

Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-16

Sulawsi Selatan memiliki 27 sungai dan 2 danau lintas kabupaten. Pada Tahun

2008 jumlah sungai yang dipantau mutu airnya sebanyak 1 sungai atau sekitar 3,70 %

dari total sungai yang ada, dan pada tahun 2012 jumlah sungai yang dipantau mutu

airnya meningkat menjadi 4 buah atau sekitar 14,81 %.

Tabel 2.10

Persentase Pencemaran Status Mutu Air

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

No Uraian Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

1.

Jumlah sungai yang dipantau

mutu airnya 1 1 2 3 4

10

Sungai

dan 2

Danau

2.

Jumlah sungai yang wajib

dipantau

27

Sungai

dan 2

danau

prioritas

27

Sungai

dan 2

danau

prioritas

27

Sungai

dan 2

danau

prioritas

27

Sungai

dan 2

danau

prioritas

27

Sungai

dan 2

danau

prioritas

27

Sungai

dan 2

danau

prioritas

27

Sungai

dan 2

danau

prioritas

3. Persentase Jumlah sumber air

yang dipantau Mutu Airnya

(1)/(2)

3.70 % 3.70 % 7.41 % 11.11 % 14.81 %

Sumber : Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013

d. Layanan Penangan Sampah

Sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau dari proses alam.

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk maka volume sampah yang dihasilkan

dari aktivitas penduduk tersebut juga semakin meningkat. Oleh karena itu diperlukan

penanganan yang tepat agar sampah tersebut tidak menimbulkan masalah baik bagi

manusia maupun lingkungan. Produksi sampah di Sulawesi Selatan terus meningkat,

pada tahun 2008 jumlah produksi sampah sebesar 2,35 juta M3 per tahun kemudian

meningkat menjad 2,64 juta M3 per tahun, yang berarti selama kurun waktu 5 tahun,

produksi sampah meningkat sekitar 12,45 %. Pada tahun 2008 volume sampah yang

dangani hanya sekitar 82,65 % dari produksi sampah, dan pada tahun 2012 presentasi

sampah yang ditangan hanya sekitar 81,23 %.

Tabel 2.11

Persentase Penanganan Sampah

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

No Uraian Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)

Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-17

1 Jumlah sampah yang

ditangani (M3/Thn)

1,943,248 1,983,080 2,063,667 2,104,995 2,147,498

2 Jumlah produksi sampah

(M3/Thn)

2,351,118 2,338,596 2,537,022 2,589,619 2,643,827

3 Persentase (%) 82.65 84.80 81.34 81.29 81.23

Sumber : Dinas Tata Ruang & Permukiman Prov. Sulsel Tahun 2013

Pada tahun 2012, produksi sampah di Sulawesi Selatan terbesar diproduksi di

Kota Makassar, dengan volume sebesar 1,26 juta M3 per tahun, sedangkan volume

produksi sampah paling kecil di tempati Kabupaten Luwu dengan volume produksi

hanya sebesar 15,471 M3 per tahun. Dari aspek penangan sampah, tercatat Kota Pare-

Pare dan Kota Makassar memiliki persentase penangan sampah paling tinggi yakni

masing-masing 94,90 % untuk Kota Pare-Pare dan 91,93 % untuk Kota Makassar.

Sedangkan daerah yang memiliki penanganan sampah paling rendah ditempati

Kabupaten Luwu Timur dan Jeneponto dengan presentase secara berturut-turut

sebesar 20 % dan 30 %.

Tabel 2.12

Jumlah Volume Sampah dan Produksi Sampah Menurut Kabupaten/Kota

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012

No Kabupaten / Kota Jumlah Sampah yang

Ditangani (M3/Thn)

Jumlah Volume Produksi

Sampah (M3/Thn)

Persentase

(%)

1 Kepulauan Selayar 18,190 21,884 83.12

2 Bulukumba 49,159 61,449 80.00

3 Bantaeng 20,638 43,967 46.94

4 Jeneponto 7,345 24,482 30.00

5 Takalar 29,651 38,205 77.61

6 Gowa 145,858 191,916 76.00

7 Sinjai 28,142 46,903 60.00

8 Maros 34,091 59,115 57.67

9 Pangkep 16,512 41,280 40.00

10 Barru 28,873 41,597 69.41

11 Bone 96,874 107,703 89.95

12 Soppeng 34,212 46,816 73.08

13 Wajo 66,286 79,544 83.33

14 Sidrap 62,815 86,641 72.50

15 Pinrang 61,916 69,568 89.00

16 Enrekang 9,118 19,538 46.67

17 Luwu 12,033 15,471 77.78

18 Tana Toraja 33,849 65,582 51.61

19 Luwu Utara 12,620 16,042 78.67

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)

Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-18

No Kabupaten / Kota Jumlah Sampah yang

Ditangani (M3/Thn)

Jumlah Volume Produksi

Sampah (M3/Thn)

Persentase

(%)

20 Luwu Timur 8,683 43,413 20.00

21 Toraja Utara 20,440 44,548 45.88

22 Makassar 1,154,894 1,256,220 91.93

23 Pare Pare 100,713 106,128 94.90

24 Palopo 94,586 115,815 81.67

Sumber : Dinas Tata Ruang & Permukiman Sulawesi Selatan Tahun 2013

Daya tampung tempat pembuangan sampah (TPS) di Sulawesi Selatan selama

kurun waktu 2008-2012 tidak mengalami perubahan, sementara jumlah penduduk

Sulawesi Selatan terus bertambah. Kondisi tersebut menyebabkan rasio daya tampung

TPS terhadap jumlah penduduk terus menurn. Pada tahun 2008 rasio daya tampun TPS

terhadap jumlah penduduk sebesar 0,0015 % yang berarti daya tampung TPS yang

tersedia hanya sebesar 0,0015 M3 per 100 penduduk. Bahkan pada tahun 2012 rasio

tersebut hanya sekitar 0,0014 %.

Tabel 2.13

Rasio Tempat Pembuangan Sampah terhadap Jumlah Penduduk

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

No Uraian Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1. Jumlah Daya Tampung TPS

(M³) 122,24 122,24 122,24 122,24 122,24

2. Jumlah Penduduk (Jiwa) 7.700.255 7.908.519 8,034,776 8.115.638 8.199.999

3. Rasio Daya Tampung TPS thd

Jumlah penduduk 0,0015 % 0,0015 % 0,0015 % 0,0015 % 0,0014 %

Sumber : Badan Lingkungan Hidup DaerahProv. Sulsel Tahun 2013

Rasio daya tampung TPS terhadap jumlah penduduk menurut wilayah kabupaten

kota di Sulawesi Selatan memperlihatkan bahwa, Kota Pare-Pare dan Kota Makassar

menempati posisi teratas. Rasio daya tampung TPS terhadap jumlah penduduk di

kedua wilayah tersebut masing-masing sebesar 124,13 % dan 86,96 %. Sedangkan

posisi terendah di tempati Kabupaten Kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten Luwu.

Tabel 2.14

Rasio Tempat Pembuangan Sampah terhadap Jumlah Penduduk

Menurut Kabupaten/Kota

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012

No. Uraian Jumlah Penduduk

(jiwa)

Jumlah Daya Tampung TPS

(Ton) Rasio

1 Kepulauan Selayar 124.854 18.000,00 14,41 %

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)

Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-19

No. Uraian Jumlah Penduduk

(jiwa)

Jumlah Daya Tampung TPS

(Ton) Rasio

2 Bulukumba 399.785 29.040,00 7,26 %

3 Bantaeng 178.861 27.000,00 15,09 %

4 Jeneponto 346.894 - -

5 Takalar 275.567 - -

6 Gowa 677.456 43.920,00 6,48 %

7 Sinjai 231.910 46.800,00 20,18 %

8 Maros 325.994 23.400,00 7,18 %

9 Pangkep 311.821 28.800,00 9,23 %

10 Barru 167.580 25.051,20 14,95 %

11 Bone 725.743 126.000,00 17,36 %

12 Soppeng 224.184 98.280,00 43,84 %

13 Wajo 387.423 41.277,60 10,65 %

14 Sidrap 278.091 32.850,00 11,81 %

15 Pinrang 356.334 49.680,00 13,94 %

16 Enrekang 193.534 17.683,56 9,14 %

17 Luwu 338.494 9.000,00 2,66 %

18 Tana Toraja 223.653 12.045,00 5,39 %

19 Luwu Utara 292.670 11.340,00 3,87 %

20 Luwu Timur 254.080 4.200,00 1,65 %

21 Toraja Utara 219.676 - -

22 Makassar 1.377.494 1.196.513,80 86,86 %

23 Pare Pare 132.540 164.520,00 124,13 %

24 Palopo 155.360 120.600,00 77,62 %

Jumlah 8.199.999 2.126.001,16

Sumber : Badan Lingkungan Hidup DaerahProv. Sulsel Tahun 2013

e. Aksesibilitas Air Minum

Air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar measyarakat, baik untuk

keperluan air minum maupun untuk keperluan lainnya. Karena itu penyediaan air bersih

yang dapat diakses oleh masyarakat selalu menjadi perhatian pemerintah. Yang

dimaksud akses air bersih meliputi air minum yang berasal dari air mineral, air

leding/PAM, pompa air, sumur, atau mata air yang terlindung dalam jumlah yang cukup

sesuai standar kebutuhan minimal. Aksesibilitas penduduk Sulawesi Selatan terhadap

air bersih terus meningkat. Pada tahun 2008 persentase penduduk terhadap akses air

bersih sebesar 77,36 persen, dan meningkat pada tahun 2012 menjadi 82,52 persen,

yang berarti terjadi peningkatan sebesar 5 persen dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.

Tabel 2.15

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)

Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-20

Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Akses Air Minum

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

No Uraian Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1 Jumlah penduduk yang

mendapat akses air

minum

6,037,826 6,402,141 6,481,108 6,691,486 6,785,324

2 Jumlah penduduk 7,805,024 7,908,512 8,034,776 8,115,638 8,222,631

3 Persentase penduduk

berakses air bersih

77.36 80.95 80.66 82.45 82.52

Sumber : Dinas Tata Ruang & Permukiman Prov. Sulsel Tahun 2013

Aksesibilitas penduduk terhadap air bersih menurut wilayah di Sulawesi Selatan

seperti pada tabel berikut, memperlihatkan bahwa Kota Makaasar memliki persentase

penduduk mendapatkan akses air bersih mencapai 100 %, yang berarti seluruh

penduduk di wilayah ini sudah memiliki aksesibilitas terhadap air bersih. Akan tetapi di

Kabupaten Tanah Toraja dan Toraja Utara, hanya sekitar separuh penduduknya

memiliki aksesibilitas terhadap air bersih.

Tabel 2.16

Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Akses

Air Minum dan Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012

No Kabupaten / Kota

Jumlah

Penduduk

(Jiwa)

Jumlah Penduduk yang

Mendapatkan Akses Air Minum

(Jiwa)

Persentase

(%)

1 Kepulauan Selayar 124,516 113,112 90,84

2 Bulukumba 398,531 295,836 74.23

3 Bantaeng 178,477 168,007 94.13

4 Jeneponto 346,149 313,966 90.70

5 Takalar 272,316 234,456 86.10

6 Gowa 659,512 572,876 86.86

7 Sinjai 231,182 169,030 73.12

8 Maros 322,212 274,325 85.14

9 Pangkep 308,814 222,896 72.18

10 Barru 167,653 151,133 90.15

11 Bone 724,905 560,160 77.27

12 Soppeng 226,079 205,611 90.95

13 Wajo 388,985 297,201 76.40

14 Sidrap 274,648 265,328 96.61

15 Pinrang 354,652 303,627 85.61

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)

Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-21

16 Enrekang 192,163 131,804 68.59

17 Luwu 335,828 253,558 75.50

18 Tana Toraja 223,306 124,673 55.83

19 Luwu Utara 290,365 212,723 73.26

20 Luwu Timur 245,515 189,523 77.19

21 Toraja Utara 218,943 113,307 51.75

22 Makassar 1,339,374 1,347,480 100.61

23 Pare Pare 130,563 129,025 98.82

24 Palopo 149,421 135,667 90.80

Sumber : Dinas Tata Ruang & Permukiman Prov. Sulsel Tahun 2013

f. Persentase Luas Pemukiman Yang Tertata

Persentase luas pemukiman yang tertata di ukur dari rasio antara luas areal

pemukiman tertata terhadap total areal pemukiman secara keseluruhan. Permukiman

adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan

perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau

lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan

penghidupan. Dari tabel berikut memperlihatkan bahwa persentase luas areal

pemukiman yang tertata terus meningkat. Pada tahun 2009 sebesar 61,48 persen dan

pada tahun 2012 meningkat menjadi 86,11 persen, atau meningkat 25 persen dala kurun

waktu 4 tahun.

Tabel 2.17

Persentase Luas Permukiman yang Tertata

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

No Uraian Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1 Luas area permukiman

tertata(Ha)

- 43,190 97,776 104,744 114,345.83

2 Luas area permukiman

keseluruhan (Ha)

- 70,246.24 122,579.24 125,368.04 132,790.04

3

Persentase luas

permukiman yang tertata

(Ha)

- 61.48 79.77 83.55 86.11

Sumber : Dinas Tata Ruang & Permukiman Prov. Sulsel Tahun 2013

Persentase Luas Permukiman yang tertata menurut Kabupaten/Kota di Provinsi

Sulawesi Selatan Tahun 2011, seperti tersaji pada tabel berikut memperlihatkan bahwa

Kabupaten Sidrap menempati posisi teratas dalam hal presentase luas pemukiman

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)

Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-22

tertata yakni mencapai 98,76 % sedangkan posisi paling rendah di tempati oleh

Kabupaten Barru, dengan persentase luas pemukiman tertata hanya sebesar 54,70 %.

Tabel 2.18

Persentase Luas Permukiman yang TertataMenurut Kabupaten/Kota

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011

No Kabupaten / Kota

Luas Area

Permukiman

Keseluruhan (Ha)

Luas Area

Permukiman

Tertata (Ha)

Persentase

(%)

1 Kepulauan Selayar 872.15 690.15 79.13

2 Bulukumba 237,87 202.56 85.16

3 Bantaeng 7,253.00 6,553.30 90.35

4 Jeneponto 2,674.00 2,333.80 87.28

5 Takalar 1,929.00 1,508.50 78.20

6 Gowa 9,793.26 9,378.68 95.77

7 Sinjai 169.00 126.27 74.72

8 Maros 3,420.48 1,991.88 58.23

9 Pangkep 3,336.70 3,092.80 92.69

10 Barru 2,767.92 1,514.10 54.70

11 Bone 17,779.00 11,349.90 63.84

12 Soppeng 272.73 188.73 69.20

13 Wajo 150.00 138.04 92.03

14 Sidrap 21,395.22 21,130.11 98.76

15 Pinrang 508.20 473.55 93.18

16 Enrekang 3,351.00 2,463.70 73.52

17 Luwu 7,318.00 6,685.30 91.35

18 Tana Toraja 1,474.83 914.13 61.98

19 Luwu Utara 17,717.00 16,106.30 90.91

20 Luwu Timur 10,059.44 9,299.44 92.44

21 Toraja Utara 9,865.00 9,706.50 98.39

22 Makassar 5,400.24 4,501.74 83.36

23 Pare Pare 424.00 310.20 73.16

24 Palopo 4,622.00 3,686.15 79.75

Sumber : Dinas Tata Ruang & Permukiman Prov. Sulsel Tahun 2012

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)

Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-23

Tabel 2.19

Pencapaian Kinerja Pelayanan BLHD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 s/d 2012.

NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi BLHD Target SPM Target

IKK

Target

Indikator

Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16

) (17) (18) (19) (20)

Urusan Wajib LH

1.

Persentase jumlah sungai dan danau yang dipantau kualitasnya, ditetapkan status mutu airnya dan diinformasikan status mutu airnya

100 % - - 20% 40% 60% 80% 100% 20 % 20 % 40 % 80 % 60 % 1 0,5 0,66 1 0,4

2 Persentase jumlah kabupaten/kota yang dipantau kualitas udara ambiennya dan diinformasikan mutu udara ambiennya

100 % - - 20% 40% 60% 80% 100% - 4,16 % 29,16 % 41,66 % 58,33 % - 0,10 0,48 0,52 0,58

3

Persentase jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti

100 % - - 20% 40% 60% 80% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 5 2,5 1,66 1,25 1

4

Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan Amdal (jumlah dokumen Amdal yang diawasi pelaksanaannya/ jumlah total dokumen Amdal yang berlaku)

- 72,34

% - - - - - 94,94% 96,41% 98,16% 99,33 % 98,21 %

5 Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air

- - - - - -

6 Persentase penanganan sampah

- 81,67

% - - - - -

82,65%

84,80%

81,34% 81,29

%

81,23

%

7 Persentase penduduk berakses air minum

- 82,52

% - - - - -

77,36%

80,95%

80,66% 82,45

%

82,52

%

8 Persentase luas pemukiman yang tertata

- 86,11

% - - - - -

61,48%

79,77% 83,55

%

86,11

%

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)

Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-24

Tabel 2.20

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan BLHD Provinsi Sulsel Tahun 2008-2012.

Uraian

Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke- Rata-rata

Pertumbuhan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Anggara

n Realisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

PENDAPATAN DAERAH

Pendapatan Asli Daerah

- Hasil retribusi daerah 100 120 130,5 250 450 105 125 133 253 479 1,05 1,04 1,02 1,01 1,06 70 74,8

- Dana Dekonsentrasi 500 500 500 500 4.209 412 435 430 440 3.698 0,82 0,87 0,86 0,88 0,88 741,8 657,2

BELANJA DAERAH 8.576 9.899 11.399 13.002 16.931 8.260 9.023 11.631 12.516 16.470 0,96 0,91 1,02 0,96 0,97 1671 1642

Belanja tidak langsung 2.240 2.953 3.141 3.747 4.385 2.125 2.798 3.101 3.546 4.298 0,95 0,95 0,99 0,95 0,98 429 434,6

Belanja langsung 6.335 6.445 8.840 9.255 12.547 6.135 6.225 8.530 8.970 12.172 0,97 0,97 0,96 0,97 0,97 1242,4 1207,4

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)

Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018 II-25

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Badan Lingkungan Hidup

Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.

Adapun tantangan yang dihadapi dalam pengembangan pelayanan Badan

Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebagai berikut ;

1. Menurunnya daya dukung dan kualitas lingkungan hidup sebagai dampak aktivitas

pembangunan yang semakin meningkat

2. Meningatnya pencemaran lingkungan hidup air, udara dan tanah yang diakibatkan

oleh aktivitas industri dan masyarakat.

3. Fenomena perubahan iklim, seperti meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi,

pergeseran musim, perubahan intensitas dan periode hujan.

4. Rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai pengelolaan

lingkungan hidup.

5. Lemahnya penegakan hukum lingkungan.

6. Kurangnya keterpaduan pengelolaan lingkungan lintas SKPD.

Sementara itu untuk peluang dalam pengembangan Pelayanan Badan

Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan yang dapat dioptimalkan antara

lain:

1. Komitmen kepala daerah dalam hal ini oleh Gubernur Sulawesi Selatan terkait upaya

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

2. Penambahan anggaran setiap tahunnya dalam upaya peningkatan kapasitas

pengelolaan lingkungan hidup di Sulawesi Selatan.

3. Terealisasinya sekolah lingkungan hidup pertama di Indonesia di Sulawesi Selatan

dalam rangka menghadirkan sumberdaya manusia yang kompeten dalam

pengelolaan lingkungan.

4. Terbitnya regulasi berupa PERDA dan PERGUB yang terkait perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup di Sulawesi Selatan.