Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB 1
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel
1. Lokasi
Lokasi penelitian berada beberapa wilayah di Kota Bandung yang memiliki
sawah. Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bentuk morfologi
wilayahnya bagaikan sebuah mangkok raksasa, secara geografis kota ini terletak
di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, serta berada pada ketinggian ±768 m di atas
permukaan laut, dengan titik tertinggi di berada di sebelah utara dengan
ketinggian 1.050 meter di atas permukaan laut dan sebelah selatan merupakan
kawasan rendah dengan ketinggian 675 meter di atas permukaan laut.
Kota Bandung berada diantara koordinat 06°49’30’’ - 06°58’30”LS dan
107°33′00″BT - 107°36’00’’. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kabupaten Bandung Barat.
- Sebelah Selatan : Kabupaten Bandung.
- Sebelah Timur : Kabupaten Bandung.
- Sebelah Barat : Kabupaten Bandung Barat.
2. Populasi
Menurut Sumaatmadja (1988, hlm 122) populasi adalah keseluruhan
gejala(fisik,sosial,ekonomi,budaya,politik), individu (manusia baik
perorangan maupun kelompok), kasus (masalah peristiwa tertentu) yang ada
pada ruang tertentu. Adapun menurut Arikunto (2010, hlm 173) populasi
adalah keseluruhan subjek penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut, maka
populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah populasi wilayah dan
populasi manusia. Populasi penelitian ini terdiri atas :
1) Populasi wilayah yaitu wilayah penggunaan lahan pertanian sawah di
Kota Bandung. Persebaran lahan pertanian di Kota Bandung yang tersebar
di 19 Kecamatan. Lebih jelasnya lihat tabel 3.2. pertanian terluas di Kota
Bandung berada di Kecamatan Gedebage dengan luas 476 Ha, atau sekitar
49,69 % dari luas wilayah Kecamatan Gedebage. Kecamatan Gedebage
Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
sendiri masuk merupakan pemekaran Kota Bandung kedalam wilayah
Bandung Timur. Kemudian lahan sawah tersempit berada di Kecamatan
Batununggal dengan luas 1 Ha atau sekitar 0,20 % dari luas Kecamatan
Batununggal yang berada di bagian tengah Kota Bandung. Data pada
tabel 3.2 menunjukan luas lahan pertanian per kecamatan di Kota
Bandung yang tersebar di 19 kecamatan. Lahan pertanian kemudian di
klasifikasikan menjadi 3 kategori yaitu kategori luas, sedang dan sempit
dengan perhitungan berikut ini:
𝑛 = Max − Min
3
Dimana :
n = nilai selisih
Max = nilai maksimal pada variabel
Min = nilai minimal pada variabel
3 = 3 Kategori
Pengklasifikasian luas, sedang dan sempitnya lahan pertanian di setiap
kecamatan yang ditunjukan pada tabel 3.2 tersebut berdasarkan
perhitungan yang di sesuaikan dengan luas lahan masing-masing
kecamatan, dengan hasil pada tabel 3.1.
Tabel 1.1Klasifikasi Luas Lahan Pertanian
No. Luas (Ha) Klasifikasi
1 0 – 158 Ha Sempit
2 159 – 316 Ha Sedang
3 >317 Ha Luas
Sumber : Hasil perhitungan penulis, 2015
Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Tabel 1.2Luas Lahan Pertanian per Kecamatan di Kota Bandung
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dan
perhitungan penulis, 2015.
2) Populasi Manusia
Populasi manusia pada penelitian ini adalah seluruh petani sawah yang
ada di Kota Bandung yang tersebar di 19 kecamatan yang ada di Kota
Bandung. Perhatikan Tabel 3.3 berikut :
No Kecamatan Luas Wilayah
(km2)
Luas Lahan
(Ha)
% Kategori
1 Gedebage 958 476 49,69 Luas
2 Ujungberung 640 110 17,19 Sempit
3 Cinambo 368 70 19,02 Sempit
4 Cibiru 632 60 9,49 Sempit
5 Buahbatu 793 55 6,94 Sempit
6 Rancasari 733 40 5,46 Sempit
7 Bandung Kidul 606 35 5,78 Sempit
8 Arcamanik 587 30 5,11 Sempit
9 Panyileukan 510 27 5,29 Sempit
10 Kiaracondong 612 14 2,29 Sempit
11 Mandalajati 667 11 1,65 Sempit
12 Babakan Ciparay 745 10 1,34 Sempit
13 Bandubg Kulon 646 8 1,24 Sempit
14 Antapani 379 7 1,85 Sempit
15 Bojongloa kidul 626 7 1,12 Sempit
16 Regol 43 3 6,98 Sempit
17 Cidadap 611 2 0,33 Sempit
18 Cibeunying Kaler 45 1 2,22 Sempit
19 Batununggal 503 1 0,20 Sempit
Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Tabel 1.3Jumlah Petani Per Kecamatan di Kota Bandung
No. Kecamatan Jumlah Petani
(jiwa)
1 Gedebage 1534
2 Cinambo 320
3 Ujungberung 6774
4 Cibiru 2111
5 Rancasari 2128
6 Regol 41
7 Buahbatu 6956
8 Bandung Kidul 130
9 Panyileukan 382
10 Arcamanik 1418
11 Kiaracondong 47
12 Cibeunying Kaler 22
13 Antapani 40
14 Mandalajati 2034
15 Babakan Ciparay 1092
16 Bandung Kulon 52
17 Bojongloa kidul 279
18 Cidadap 50
Sumber :Dari berbagai sumber dan perhitungan penulis, 2015.
3. Sampel
Menurut Sumaatmadja (1988, hlm 112) “sampel adalah merupakan
bagian dari populasi (cuplikan, contoh) yang mewakili populasi yang
bersangkutan”. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
penentuan sampel tidak terpaut pada besarnya jumlah sampel tertentu. Yang
penting adalah sampel tersebut haruslah bersifat respresentatif, atau dapat
mewakili populasi yang ada. Dalam penelitian ini terdapat dua macam
sampel, yaitu sampel manusia dan sampel wilayah. Sampel manusia adalah
berupa sebagian petani.
1) Sampel Wilayah
Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Bandung memiliki 30 Kecamatan yang tersebar di seluruh Kota Bandung.
Namun dari semua kecamatan, hanya 19 kecamatan yang masih memiliki
lahan pertanian sawah dengan luas lahan yang berbeda-beda.Sampel wilayah
pada penelitian ini adalah Kecamatan Gedebage untuk mewakili klasifikasi
lahan kategori luas dan Kecamatan Buahbatu, Kecamatan Bandung Kulon
dan Kecamatan Cidadap untuk mewakili klasifikasi lahan kategori sempit.
Sampeldari kategori sempit diambil berdasarkan letak lahan yang dianggap
mewakili Kota Bandung. Perhatikan Tabel 3.4 berikut ini :
Tabel 1.4Sampel Wilayah Penelitian
No Kecamatan Luas Wilayah
(KM2)
Luas Lahan
Sawah (Ha)
Lokasi
1 Gedebage 958 476 Timur
2 Buah Batu 793 55 Selatan
3 Bandung Kulon 646 8 Barat
4 Cibiru 632 60 Utara
Sumber : Hasil perhitungan penulis, 2015.
2) Sampel Manusia
Penentuan Penetuan jumlah sampel dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan Dixon dan B. Leach (Rego, 2012:30) dengan
rumus:
𝑛 = Z x V
C ²
Dimana :
n = Jumlah sample
Z = tingkat kepercayaan (Confindence level) nilai confindence level 95%
adalah 1.96
V = Variabilitas dalam persen dihitung dengan rumus :
𝑉 = 𝑝(100 − 𝑝)
Keterangan :
Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
𝑝 = Persentasi karakteristik sampel yang dianggap benar, rumus
untuk menghitung jumlah p:
𝑝 =jumlah petani
Jumlah Pendudukx 100%
kecamatan Gedebage :
𝑝 =1543
26937x 100%
𝑝 = 5,72%
𝑉 = 𝑝(100 − 𝑝)
𝑉 = 5,72(100 − 5,72)
𝑉 = 23,23
kecamatan Buah Batu ∶
𝑝 =2226
88596x 100%
𝑝 = 2,51%
𝑉 = 𝑝(100 − 𝑝)
𝑉 = 2,51(100 − 2,51)
𝑉 = 15,65
Kecamatan Cibiru :
𝑝 =50
58672x 100%
𝑝 = 0,08%
𝑉 = 𝑝(100 − 𝑝)
𝑉 = 0,08(100 − 0,08)
𝑉 = 2,91
Kecamatan Bandung Kulon :
𝑝 =52
136738x 100%
𝑝 = 0,03%
𝑉 = 𝑝(100 − 𝑝)
𝑉 = 0,03(100 − 0,03)
𝑉 = 1,9
Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
C = Batas kepercayaan (Confindence level) dalam persen
Maka perhitungan jumlah sample adalah :
𝑛 = Z x V
C ²
Kecamatan Buah Batu :
𝑛 = 1,96 x 15,65
10 ²
𝑛 = 3,06751007 ²
𝑛 = 9,40
Kecamatan Gede Bage :
𝑛 = 1,96 x 23,23
10 ²
𝑛 = 4,55465374 ²
𝑛 = 20,74
Kecamatan Cibiru :
𝑛 = 1,96 x 2,91
10 ²
𝑛 = 0,57192686 ²
𝑛 = 0,32
Kecamatan Bandung Kulon :
𝑛 = 1,96 x 1,94
10 ²
𝑛 = 0,38214707 ²
𝑛 = 0,14
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa jumlah sampel
penduduk dalam penelitian ini sebanyak 9 sampel di Kecamatan Buah Batu,
21 sampel di Kecamatan Gede Bage, 1 sampel di Kecamatan Cibiru 2 dan 1
sampel di Kecamatan Bandung Kulon (dibulatkan). Sehingga total sampel
manusia berjumlah 32 petani. Perhatikan Tabel 3.5 berikut.
Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Tabel 1.5 Jumlah Sampel Manusia
No. Kecamatan Sampel
1 Gedebage 21
2 Buahbatu 9
3 Bandung Kulon 1
4 Cibiru 2
Jumlah 33
Sumber : Hasil perhitungan, 2015
B. Metode dan Pendekatan Penelitian
1. Metode Penelitian
Menurut penelitian merupakan satu cara yang dipergunakan dalam
pengumpulan dan analisis data, serta menginterpretasikan data yang diperoleh
menjadi suatu kesimpulan. Hal ini sejalan dengan pendapat Surakhmad (1990,
hlm 131) :
“Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan,
misalanya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan mempergunakan
teknik dan alat-alat tertentu. Cara utama itu dipergunakan setelah penyelidik
memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta
situasi penyelidikan”.
Sesuai dengan pendapat di atas, maka dalam suatu penelitian diperlukan
suatu metode yang sesuai dengan tujuan penelitian dan karakteristik masalah
yang diteliti.Oleh karena itu dalam penelitian ini menggunakan metode
deskriptif yang didukung oleh studi kepustakaan, wawacara, pengamatan
(observasi).
Penggunaan metode penelitian deskriptif dalam penelitian ini adalah metode
survey. Metode survey pada penelitian ini dimaksudkan guna pegamatan
langsung di lapangan untuk lebih memahami kondisi setempat serta
pengumpulan berbagai data yang berhubungan dengan kondisi suatu lahan. Data
Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
diperoleh melalui beberapa tekhnik, seperti wawacara, pengamatan (observasi),
dan studi kepustakaan/studi literatur.
Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Pelaksanaan metode survey pada penelitian ini menggunakan beberapa
instrument baik untuk meneliti aspek sosial maupun fisik. Untuk penelitian
aspek sosial menggunakan instrument berupa angket maupun format wawancara,
sedangkan untuk penelitian fisik instrument yang digunakan berupa format
observasi.
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan keruangan (spasial). Pendekatan
spasial mnganalisis gejala atau fenomena geografis berdasarkan penyebaranyya
dalam ruang. Analisis spasial merupakan pendekatan yang khas dalam geografi,
sebab merupakan studi tentang keanekaragaman ruang muka bumi dengan
membahas masing-masing aspek keruanganya.
Aspek-aspek ruang muka bumi meliputi faktor lokasi, kondisi alam dan
kondisi sosial budaya masyarakat. Dalam mengkaji aspek tersebut, peneliti
memperthatikan faktor letak, distribusi (persebaran), interelasi serta interaksi.
Karena itu, analisis keruangan dapat dijadikan dasar untuk perencanaan
penggunaann lahan tertentu. Pendekatan pada penelitian ini membahas mengenai
faktor fisik dan sosial yang menyebabkan ketersediaan lahan sawah yang saat ini
masih ada dan tersebar di Kota Bandung.
C. Definisi Operasional
1. Eksistensi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2002, hlm 357), eksistensi adalah
keberadaan,kehadiran yang mengandung unsur bertahan. Sedangkan menurut
Abidin (2007, hlm 58) mengemukakan bahwa:
“eksistensi seharusnya dipahami bukan sebagai substansi, mekanisme-
mekanisme, pola-pola statis,melainkan sebagai “gerak”, atau “menjadi”
sebagai sesuatu yang “mengada”. Konteks eksistensi haruslah berdasarkan
pada kenyataan bahwa menyadari ada pada saat ini dalam ruang dan waktu
dan melakukan sesuatu kemudian”.
Berdasarkan definisi yang dipaparkan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
eksistensi adalah proses atau gerak untuk menjadi ada. Dalam bidang pertanian
khususnya padi sawah, eksistensi dapat diartikan sebagai aktifitas pertanian yang
berada di suatu tempat dan perkembanganya relative tetap. Adapun yang
Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
dimaksud penulis dengan eksistensi disini adalah eksistensi pertanian sawah padi
di Kota Bandung.
2. Lahan Pertanian Sawah
Penggunaan lahan dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu
penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan non pertanian. Penggunaan
lahan pertnaian dibagi menjadi beberapa penggunaan lahan, seperti : sawah
irigasi, sawah tadah hujan, perkebunan, tegalan, hutan produksi dan sebagainya.
Sedangkan lahan non pertanian seperti : pemukiman, perindustrian, jalan, dan
lain-lain.
Pertanian adalah sejenis proses produksi yang khas yang didasarkan atas
proses-proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Hal ini dikemukakan oleh
mosher dalam Banoewidjojo (1983, hlm 20), dalam pengertian di atas dapat
diartikan bahwa pertanian merupakan usaha mengembangbiakan atau menambah
hasil produksi dari reproduksi hewan dan tumbuhan.
Salah satu penggunaan lahan yang sudah disebutkan di atas adalah
sawah.Sawah adalah bentuk pertanian lahan basah karena menggunakan banyak
air dalam kegiatan pertaniannya dan sawah juga bertujuan untuk ditanami padi,
tetapi pada kenyataanya sawah juga dimanfaatkan untuk tanaman palawija
lainnya secara bergiliran. Adapun yang dimaksud penulis dari lahan pertanian
sawah padi yang ada di Kota Bandung.
3. Lahan Pertanian di Kota
Lahan pertanian kota merupakan lahan usaha tani yang membudidayakan
tanaman sawah padi yang berada di perkotaan. Padahal secara umum kota dapat
dicirikan dengan adanya fasilitas yang lengkap seperti, jalan raya, sekolah,
rumah sakit, bank dan bangunan-bangunan yang besar. Seperti yang dikemukan
oleh Maryani dan Waluya (2008, hlm 25) bahwa kota dapat dipandang sebagai
suatu wilayah di permukaan bumi yang sebagian besar arealnya terdiri atas
benda-benda hasil rekayasa manusia serta tempat pemusatan penduduk yang
tinggi dengan mata pencaharian diluar sektor pertanian. Adapun yang dimaksud
penulis dari lahan pertanian sawah yang berada di area Kota Bandung.
Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
D. Variabel Penelitian
Arikunto (2002, hlm 104), menyatakan bahwa: “Variabel adalah gejala yang
bervariasi, yang menjadi objek penelitian”. Berdasarkan kutipan tersebut dapat
disimpulkan bahwa dalam satu penelitian memiliki variabel yang akan menjadi
objek suatu penelitian. Untuk variabel pada penelitian ini tertera pada tabel 3.6
berikut :
Tabel 1.6Variabel Penelitian
Sumber : diolah dari berbagai sumber oleh penulis, 2015
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang akurat dan aktual dalam penelitian, maka
penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Observasi Lapangan
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara meneliti secara langsung
dan mengamati objek di lapangan. Perolehan data primer dari lapangan akan
sangat membantu dalam kelengkapan data untuk selanjutnya diolah dan
dianalisis oleh penulis untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik.
Observasi lapangan secara langsung akan dilakukan untuk mengetahui secara
Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y)
1. Faktor Fisik
a. Aksesibilitas
b. Morfologi
c. Hidrologi
d. Jenis Tanah
2. Faktor Sosial dan Ekonomi
a. Kebijakan Pemerintah
b. Status Kepemilikan Tanah
c. Tenaga Kerja
d. Pendapatan Petani
e. Pengeluaran Petani
Eksistensi Lahan Pertanian
Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
langsung kondisi di lapangan terutama yang terkait dengan variabel eksistensi
lahan pertanian perkotaan yaitu variabel fisik dan sosial yang diindikasikan
menjadi faktor bertahannya lahan pertanian.
2. Penyebaran Angket
Menurut Riduwan (2011, hlm 25) angket/kuisioner adalah daftar pertanyaan
yang diberikan kepada orang yang bersedia memberikan respon (informan)
sesuai dengan permintaan pengguna (peneliti). Kuisioner ini berisikan
pertanyaan untuk mengukur variabel respon (persepsi, sikap dan prilaku) dalam
bentuk pertannyaan yang telah disusun secara terstruktur. Penggunaan angket
dianggap lebih efektif untuk menghimpun data lapangan yang luas dengan
waktu yang cukup singkat jika harus dibandingkan dengan teknik pengambilan
data yang lainnya.
3. Studi Literatur
Studi literatur dimaksudkan untuk mencari teori-teori tentang eksistensi
lahan pertanian dari berbagai sumber baik dari buku, internet, artikel, karya tulis
dan lain-lain.
4. Studi Dokumentasi
Menurut Fathoni (2006, hlm.112) studi dokumentasi adalah teknik
pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi
responden. Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan pengkajian
terhadap dokumen yang tersedia. Studi dokumentasi dilakukan untuk
melengkapi data dalam rangka rangka untuk analisis masalah terkait, berupa
catatan, buku, media cetak dengan cara medokumentasikan atau memotret
fenomena yang ada.
F. Tahapan Penelitian
Tahapan dalam penilitian ini adalah sebagai berikut :
1. Persiapan
Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Tahap persiapan dilakukan dengan cara mempersiapkan data yang diperlukan
untuk penelitian seperti mempersiapkan instrumen penelitian dan pedoman
observasi.
2. Survey Lapangan dan Pengolahan Data
Survey lapangan dilakukan untuk menyesuaikan data yang diperoleh dari
instansi terkait dengan keadaan sesungguhnya.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumetasi yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan
menghadirkan data-data yang telah terhimpun khususnya data dari Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dan data lainnya yang
mendukung untuk penelitian ini.
G. Alat Pengumpul Data
Adapun alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Peta RBI Lembar Bandung, Ujung Berung, Cimahi dan Lembang tahun 2001.
Peta ini digunakan untuk menganalisis kawasan pertanian di Kota Bandung
terkait dengan eksistensi lahan pertanian kota.
2. Alat tulis untuk mencatat hasil penelitian lapangan.
3. Instrumen penelitian berupa pedoman wawancara dan lembar observasi
sebagai acuan dalam melakukan kegiatan wawancara dengan objek penelitian
terkait dengan eksistensi lahan pertanian.
4. GPS digunakan untuk menentukan lokasi sebaran lahan pertanian responden.
5. Kamera digunakan untuk mendokumentasikan berbagai objek hasil penelitian
di lapangan.
H. Instrumen Penelitian
Instumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data atau informasi yang bermanfaat dan dapat menjawab permasalahan
penelitian. Dalam penelitian terdapat variabel terikat yaitu eksistensi lahan
pertanian dan variabel bebas yaitu faktor fisik dan faktor sosial dan ekonomi
masyarakat petani. Kisi-kisi instrumen terdapat pada tabel 3.7.
Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
I. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data yang digunakan digunakan penulis pada penelitian ini
berdasarkan dari Pabundi (2005, hlm 91) yaitu :
a. Editing data, data yang terkumpul di baca kembali kemudian diperbaiki jika
ada hal-hal yang masih kurang. Data yang akan diolah lebih lanjut adalah data
yang cukup baik dan relevan terhadap tujuan penelitian.
b. Coding, pengklasifikasian atau pengelompokan jawaban menurut macamnya
yang bertujuan untuk mempermudah dalam analisis sehingga dapat diketahui
apakah data tersebut sudah memenuhi terhadap pertanyaan peneliti.
c. Entry, setelah dilakukan coding maka dilakukan entry data dimana setelah
diklasifikasikan data dimasukan ke dalam kolom-kolom yang terdapat pada
Ms Excel.
d. Tabulasi, hasil dari coding dan entry , data-data yang sudah terkumpul
didalam tabel kemudian dapat menghasilkan angka-angka sehingga dapat
dihitung jumlah masalah dalam berbagai kategori kemudian ditampilkan
dalam bentuk tabel.
2. Analisis Data
Analisis dilakukan setelah selesai mengumpulkan data secara lengkap dari
lapangan. Adapun analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Analisis Deskriptif
Analisis yang digunakan untuk mendeskripsikan gejala yang nampak di
daerah penelitiannya serta kondisi dari keadaan masalah yang diteliti mulai
dari mengolah, menginterpretasi data, dan informasi lain berdasarkan data
yang sudah dianalisis secara berskala dari literatur dan hasil observasi di
lapangan. Mendeskripsikan eksistensi lahan pertanian sawah di Kota
Bandung melalui data primer yang didapat dari responden dan data
pendukung seperti dari data dokumentasi yang ada.
Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Tabel 1.7Kisi-kisi Instrumen Penelitian
No Variabel Sub
Variabel
Indikator Bentuk
Instrumen
No Item Sasaran Point pertanyaan
1 Faktor Sosial
dan Ekonomi
Karakteistik
Petani
- Identitas petani Format
Angket
1A – 1E Petani Nama, umur, pekerjaan pokok, pekerjaan sampingan,
Status
Kepemilikan
Lahan
- Status lahan
- Luas lahan
- Kepemilikan lahan
2A – 2C - status kepemilikan lahan
- asal-usul lahan pertanian
- luas lahan
- sistem sewa, jika menyewa
Tenaga kerja - Sistem tenaga kerja
- Jumlah tenaga kerja
3A – 3C - Pengerjaan sawah
- Jumlah tenaga kerja
- Sistem ketenaga kerjaan
- Upah tenaga kerja
Modal - Modal usaha tani - Sumber dana
Pengeluaran - Harga bibit
- Harga pupuk
- Sumber air
- Pestisida
- Upah tenaga kerja
4A – 4H - Biaya bibit dalam sekali tanam
- Biaya pupuk dalam sekali tanam
- Biaya pengairan sawah dalam sekali tanam
- Biaya pestisida dalam sekali tanam
- Biaya upah untuk karyawan dalam sekali
tanam
Pendapatan - RESPONDEN
panen
- hasil panen
- kualitas padi
- waktu panen
5A – 5D - Jumlah panen dalam 1 tahun
- -hasil produksi panen
- Jumlah hasil panen dalam 1 kali panen (ton)
- Kualitas padi
- Harga gabah per ton
Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Sumber : berbagai sumber dan diolah oleh penulis, 2015.
- Harga gabah - Harga beras per ton
2 Faktor Fisik Identitas
Lokasi
- Koordinat
Morfologi - Ketinggian
- Kemiringan Lereng
- Jenis batuan
- Tingkat erosi
Hidrologi - Kualitas air
- Sumber pengairan
- Tingkat kecukupan
Tanah - Jenis tanah
Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
b. Skala Likert
Skala Likert menurut Riduwan (2009, hlm 87) digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian
atau gejala sosial. Dalam penelitian ini menggunakan skala likert untuk
menganalisis pendapat dan persepsi petani mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi bertahannya lahan pertanian sawah dan keadaan di masa yang
akan datang di Kota Bandung.
Pengukuran berdasarkan indikator yang telah diturunkan dari Variabel
menggunakan skala 1-5 dengan keterangan yang dihubungkan sesuai
jawaban, adapun skala likert pada tabel berikut :
Tabel 1.8Alternatif Jawaban Menggunakan Skala Likert
Indikator
Nilai/Kategori Jawaban
Sangat
Baik
Baik Cukup
Baik
Kurang
Baik
Tidak
Baik
Pernyataan 5 4 3 2 1
Sumber : Riduwan, 2009
Keterangan dari tabel di atas memiliki masing-masing nilai yang mana dari
nilai tersebut akan diakumulasikan dan dilakukan perhitungan. Adapun
keterangan nilai dari sekala Likert yang digunakan yaitu :
1) Sangat Baik : (SB) Nilai 5
2) Baik : (B) Nilai 4
3) Cukup Baik : (CB) Nilai 3
4) Kurang Baik : (KB) Nilai 2
5) Sangat Tidak Baik : (STB) Nilai 1
Angket yang telah disebar dan diisi oleh petani selanjutnya jawaban
ditabulasi dan didapat kecenderungan atas jawaban petani tersebut. Angket
yang berisikan tabel dengan item faktor eksistensi pertanian yang kemudian
diukur dengan menggunakan skala Likert akan diolah dalam perhitungan
yaitu :
Skor Indeks = ((F1x1)+(F2x2)+(F3x3)+(F4x4)+(F5x5))
Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
F1 = RESPONDEN jawaban responden yang menjawab 1 ( Sangat Tidak
Baik)
F2 = RESPONDEN jawaban responden yang menjawab 2 ( Kurang Baik)
F3 = RESPONDEN jawaban responden yang menjawab 3 ( Cukup Baik )
F4 = RESPONDEN jawaban responden yang menjawab 4 ( Baik )
F5 = RESPONDEN jawaban responden yang menjawab 5 ( Sangat Baik )
Hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka selanjutnya adalah interpretasi
skor yang mencakup hasil dari setiap analisis data yang telah dilakukan dalam
analisis dari setiap jawaban responden yang dijadikan sampel penelitian.
berikut adalah tabel 3.9 persentase hasil akumulasi skala Likert yang akan
digunakan :
Tabel 1.9Kriteria Interpretasi Skor
Angka 0%-20% Sangat lemah
Angka 21%-40% Lemah
Angka 41%-60% Cukup
Angka 61%-80% Kuat
Angka 81%-100% Sangat Kuat
Sumber : Riduwan, 2011
c. Analisis Statistik
Analsis statistik adalah analisis yang digunakan untuk mengaetahui
kecenderugan-kecenderungan jawaban responden yang digunakan
berdasarkan metode persentase menurut Santoso (2001, hlm 299) dengan
rumus sebagai berikut:
P =𝑓
𝑛 × 100 %
Keterangan:
P = Persentase
f = data yang didapat
n = Jumlah seluruh data
Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
100 % = Bilangan konstan
Angka yang dimasukan ke dalam rumus di atas merupakan data yang
diperoleh dari hasil jawaban responden atas pertanyaan yang diajukan. Hasil
perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan kriteria yang telah
ditentukan.
Kriteria penjabaran mengenai nilai persentase yang akan dihasilkan dari
penghitungan yaitu menggunakan persentase hasil penelitian yang
dikemukakan oleh Effendi dan Manning (dalam Mahardika,2014, hlm 49)
yang dapat dilihat pada tabel 3.10.
Tabel 1.10Persentase Hasil Penelitian
Persentase Kriteria
100 % Seluruhnya
75% - 99% Sebagian besar
51% - 74% Lebih dari setengahnya
50% Setengahnya
25% - 49% Kurang dari setengahnya
1% - 24% Sebagian kecil
0% Tidak ada / tidak seorangpun
Sumber : Effendi dan Manning (dalam Mahardika,2014, hlm 49)
Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
J. Alur Penelitian
Masalah di Lapangan
KESIMPULAN
1. Analisis Deskriptif
2. Persentase
3. Skala Likert
Pengolahan Data dan
Analisis Data
Data Primer
- Wawancara
- Observasi
Pengumpulan Data Memberi Manfaat kepada
Penulis, Pemerintah, dan
wisatawan
Tujuan yang Dicapai Rumusan Masalah
Observasi Lapangan
Tahap Awal
Data Sekunder
Dinas Pertanian
dan Ketahanan
Pangan
Bappeda Kota
Bandung
Hafid Munjinadir, 2015 ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu