i
ANALISIS PENGETAHUAN KOGNITIF PETANI HUTAN
DALAM PELAKSANAKAN PROGRAM PENGELOLAAN
HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM)
DI DESA JOMBLANG KECAMATAN JEPON
KABUPATEN BLORA
SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh:
Chandra Satria Harimurti
3201412109
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Unnes pada
Hari : Jum‟at
Tanggal : 5 Agustus 2016
Pembimbing Skripsi I Pembimbing Skripsi II
Dr. Eva Banowati, M.Si Drs. Heri Tjahjono, M.Si
NIP. 196109291989012003 NIP. 196802021999031001
Mengetahui:
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ilmu Sosial Unnes pada
Hari : Selasa
Tanggal : 16 Agustus 2016
Penguji I Penguji II Penguji III
Ariyani Indrayati, S.Si, M.Sc Dr. Eva Banowati, M.Si Drs. Heri Tjahjono, M.Si
NIP. 197806132005012005 NIP. 196109291989012003 NIP. 196802021999031001
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 10 Mei 2016
Chandra Satria Harimurti
NIM. 3201412109
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Jatuh berdiri lagi, kalah mencoba lagi, gagal bangkit lagi, sampai Tuhan
berkata waktunya pulang.
2. Hidup adalah pantang menyerah, tunjukan kehebatanmu dan semangatmu.
3. Bukan karena bahagia lalu kita bersyukur, tetapi selalu bersyukur hidup
kita akan selalu bahagia.
4. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.
PERSEMBAHAN
1. Kedua Orang Tuaku, Bapak Djuwanto dan Ibu Supadmi, S.Pd., serta
kakak-kakak ku, Mitha Krisna Pratiwi, A.Md., Wahyu Citra Kurniawan,
A.Md., Mohamad Miza Kurniawan, A.Md., dan adik ku, Satria Patra
Irawan yang tak putus asa memberikan doa dan dukungan.
2. Sahabat terbaik ku, Difa Setyarini, Ryan Adi Widiyanto, Faizal Vidho
Herlambang, Arif Setiyaji, Arief Nur Hidayat, Edi Sulistio, Warih Ari
Suluh Tridoyo, Rolly Armando Hutagaol, Mas Aditia Nugroho, Qonitha
Bella, dan Eldorado Jhon Badia Silaban yang banyak memberikan
bantuan, dukungan, dan motivasi.
3. Keluarga besar Pendidikan Geografi 2012 Unnes.
4. Almamaterku.
vi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-
Nya sehingga skripsi dengan judul “Analisis Pengetahuan Kognitif Petani Hutan
Dalam Melaksanakan Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM)
Di Desa Jomblang Kecamatan Jepon Kabupaten Blora” dapat terselesaikan
dengan baik. Penyelesaian skripsi ini banyak sekali mendapat bantuan,
bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. selaku Rektor Universitas Negeri
Semarang atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk
menyelesaikan studi strata satu di Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. Moh. Solehatul Mustofa, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
yang telah memberikan ijin melaksanakan penelitian untuk menyusun
skripsi ini.
3. Dr. Tjaturahono Budi Sanjoto, M.Si. selaku Ketua Jurusan Geografi yang
telah memberikan bimbingan dan arahan dengan tulus.
4. Dosen wali Drs. Suroso, M.Si. yang telah memberikan bimbingan dengan
tulus.
5. Ariyani Indrayati, S.Si, M.Sc. selaku penguji utama yang telah
memberikan bimbingan dengan tulus.
6. Dr. Eva Banowati, M.Si. selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dengan tulus.
7. Drs. Heri Tjahjono, M.Si. selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dengan tulus.
8. Ir. Endro Koesdijanto selaku Administratur/KKPH Cepu yang telah
memberikan ijin penelitian di KPH Cepu.
9. Bapak Priyono selaku Kabag. Umum yang telah memberikan saran dan
dukungan atas penelitian di KPH Cepu.
vii
10. Agung Sugiarto, S.E. selaku KSS/Kaur Pengembangan PHBM yang telah
memberikan saran dan dukungan atas penelitian di KPH Cepu.
11. Surat Wartono, S.E. selaku Ketua LMDH Jati Bagus yang telah
memberikan saran dan dukungan atas penelitian di Desa Jomblang.
12. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan penulis satu persatu.
Demikian besar harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis
khusunya dan pembaca pada umumnya.
Semarang, 10 Mei 2016
Chandra Satria Harimurti
NIM. 3201412109
viii
SARI
Harimurti, Chandra Satria, 2016, Analisis Pengetahuan Kognitif Petani Hutan
Dalam Melaksanakan Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat
(PHBM) Di Desa Jomblang Kecamatan Jepon Kabupaten Blora, Skripsi, Jurusan
Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Dr. Eva Banowati,
M.Si dan Drs. Heri Tjahjono, M.Si. 62 halaman.
Kata Kunci: Pengetahuan Kognitif, Petani Hutan, PHBM
Hutan merupakan sumberdaya yang dapat diperbaharui, sehingga dapat
dimanfaatkan secara berkelanjutan, untuk menjaga kelestarian hutan perlu
diadakan pengelolaan hutan secara baik dan benar. Salah satunya ialah melalui
pendidikan nonformal yaitu dengan pengetahuan kognitif petani hutan dalam
pelaksanaan program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). Pokok
permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana pengetahuan kognitif
petani hutan tentang program PHBM (2) Bagaimanakah partisipasi petani hutan
dalam pelaksanaan program PHBM (3) Bagaimanakah hubungan pengetahuan
kognitif petani hutan dengan partisipasi pelaksanaan program PHBM. Penelitian
ini bertujuan: (1) Mengetahui pengetahuan kognitif petani hutan tentang program
PHBM (2) Mengetahui partisipasi petani hutan dalam pelaksanaan program
PHBM (3) Mengetahui hubungan pengetahuan kognitif petani hutan dengan
partisipasi pelaksanaan program PHBM.
Populasi penelitian ini adalah seluruh petani hutan yang tergabung dalam
anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Jati Bagus. Ada dua variabel
dalam penelitian ini, yaitu: pengetahuan kognitif dan pelaksanaan program
PHBM. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis geografi, dengan
spesifikasinya deskriptif persentase, dan kemudian dihubungkan antar variabelnya
menggunakan tabulasi silang dengan korelasi uji chi-square test.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah pengetahuan kognitif petani hutan
berada pada kategori cukup. Sedangkan partisipasi petani hutan dalam
pelaksanaan program PHBM berada pada kategori cukup. Dari hasil uji tabulasi
silang terdapat hubungan yang positif, makin tingggi pengetahuan kognitif petani
hutan makin tinggi pula pelaksanaan program PHBM. Kesimpulan dalam
penelitian ini pengetahuan kognitif petani hutan dalam pelaksanaan program
PHBM cukup sehingga perlu ditingkatkannya kesadaran penduduk tentang
pentingnya pendidikan sebagai bekal pengetahuan untuk menunjang
kehidupannya. Perhutani dan LMDH perlu memberikan pelatihan, penyuluhan,
maupun pembinaan secara rutin dan menyeluruh kepada masyarakat Desa Hutan
guna mendorong petani hutan agar dapat berpartisipasi lebih dalam pelaksanaan
program PHBM.
ix
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................................. ii
PENGESAHAN KELULUSAN ...............................................................................iii
PERNYATAAN ........................................................................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v
PRAKATA ................................................................................................................ vi
SARI ........................................................................................................................viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xiv
BAB I ......................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 5
1.4. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 6
1.5. Batasan Istilah ................................................................................................ 6
BAB II ........................................................................................................................ 8
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR ........................................ 8
2.1. Deskripsi Teoritis ............................................................................................ 8
2.1.1. Kajian Geografi dan Geografi Sosial ....................................................... 8
2.1.2. Pengetahuan Kognitif .............................................................................. 9
2.1.3. Petani Hutan ........................................................................................... 12
2.1.4. Program PHBM ...................................................................................... 15
2.1.5. Kajian Hasil-hasil Penelitian yang Relevan............................................ 19
x
2.1.6. Kerangka Berpikir.................................................................................. 22
2.1.7. Hipotesis ................................................................................................ 23
BAB III .................................................................................................................... 24
METODE PENELITIAN ......................................................................................... 24
3.1. Populasi Penelitian ........................................................................................ 24
3.2. Variabel Penelitan ........................................................................................ 24
3.2.1. Variabel bebas (X) .................................................................................. 25
3.2.2. Variabel terikat (Y) ................................................................................. 26
3.3. Alat dan Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 26
3.3.1. Wawancara.............................................................................................. 26
3.3.2. Dokumentasi ........................................................................................... 27
3.3.3. Observasi ................................................................................................ 27
3.4. Validitas dan Reliabilitas Alat ...................................................................... 27
3.5. Teknik Analisis Data .................................................................................... 30
BAB IV .................................................................................................................... 33
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................................... 33
4.1.Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................... 33
4.1.1.Kondisi Geografis .................................................................................... 33
4.1.2.Penggunaan Lahan ................................................................................... 36
4.1.3.Kependudukan ......................................................................................... 39
4.1.4.Wilayah Hutan Desa Jomblang Kecamatan Jepon .................................. 41
4.1.5.LMDH Jati Bagus .................................................................................... 44
4.2.Hasil Penelitian ............................................................................................... 47
4.2.Pembahasan .................................................................................................... 55
4.2.1.Pengetahuan Kognitif Petani Hutan terhadap program PHBM ............... 55
4.2.2.Partisipasi pelaksanaan Program PHBM ................................................. 56
4.2.3.Hubungan Pengetahuan Kognitif Petani Hutan terhadap partisipasi
pelaksanaan Program PHBM ............................................................................ 58
BAB V ...................................................................................................................... 59
PENUTUP ................................................................................................................ 59
xi
1.1.Simpulan ......................................................................................................... 59
1.2.Saran ............................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 61
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ 63
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Identitas Responden .................................................................................... 74
Tabel 2 Tabulasi Uji Validitas Pengetahuan Kognitif ............................................. 79
Tabel 2.1 Matrik Kajian Penelitian Terdahulu ......................................................... 19
Tabel 3 Tabulasi Uji Validitas Pelaksanaan Program PHBM ................................. 81
Tabel 3.1 Matrik Variabel Penelitian ....................................................................... 24
Tabel 3.2 Matrik Teknik Analisis Data .................................................................... 30
Tabel 3.3 Standar Penilaian Akademik Unnes ......................................................... 31
Tabel 3.4 Kriteria Pengetahuan Kognitif Petani Hutan ........................................... 32
Tabel 4.1 Penggunaan Lahan Desa Jomblang.......................................................... 36
Tabel 4.2 Karakteristik Tanah pada Hutan di Desa Jomblang ................................. 38
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Desa Jomblang ......................................................................................................... 83
Tabel 4.4 Data Potensi Petak Pangkuan ................................................................... 86
Tabel 4.5 Susunan Pengurus LMDH Jati Bagus Desa Jomblang ............................ 89
Tabel 4.6 Tingkat Kognitif Petani Hutan ................................................................. 48
Tabel 4.7 Pengetahuan Kognitif dilihat tiap indikator ............................................. 84
Tabel 4.8 Tabulasi Data Penelitian Pengetahuan Kognitif ...................................... 90
Tabel 4.9 Partisipasi Pelaksanaan Program PHBM ................................................. 49
Tabel 4.10 Partisipasi pelaksanaan program PHBM dilihat tiap indikator .............. 85
Tabel 4.11 Tabulasi Data Penelitian Program PHBM ............................................. 97
Tabel 4.12 Hasil Tabulasi Silang ........................................................................... 103
Tabel 4.13 Hasil Tinjauan Petakan Hutan................................................................ 53
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Wawancara dengan Ketua LMDH Jati Bagus......................................... 63
Gambar 2 Wawancara dengan KSS PHBM Perhutani KPH Cepu .......................... 63
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ................................................................................ 23
Gambar 3 Petakan Hutan yang dalam Kondisi Baik ................................................ 64
Gambar 4 Petakan Hutan yang dalam Tidak Kondisi Baik ..................................... 64
Gambar 4.1 Desa Jomblang ..................................................................................... 34
Gambar 4.2 Peta Administrasi Desa Jomblang ........................................................ 35
Gambar 4.3 Peta Penggunaan Lahan Desa Jomblang .............................................. 37
Gambar 4.4 Peta Pangkuan Hutan Desa Jomblang .................................................. 43
Gambar 4.5 Pelatihan Budidaya Porang .................................................................. 45
Gambar 4.6 Studi Banding Lembah Hijau Karanganyar ......................................... 46
Gambar 4.7 Petak Hutan 6051 A dengan Kondisi yang Baik. ................................. 53
Gambar 4.8 Petak Hutan 6051 B dengan Kondisi yang Tidak Baik ........................ 54
Gambar 5 Pertemuan Rutin LMDH Jati Bagus (Diskusi Kelompok) ...................... 65
Gambar 6 Wawancara dengan Pesanggem .............................................................. 65
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Foto Kegiatan ....................................................................................... 63
Lampiran 2 Kisi-Kisi Wawancara Penelitian untuk Masyarakat anggota LMDH
Jati Bagus ................................................................................................................. 66
Lampiran 3 Instrumen Penelitian Lembar Wawancara untuk Masyarakat anggota
LMDH Jati Bagus .................................................................................................... 68
Lampiran 4 Lembar Wawancara untuk pihak Perhutani KPH Cepu ....................... 70
Lampiran 5 Lembar Wawancara untuk Ketua LMDH Jati Bagus ........................... 71
Lampiran 6 Lembar Observasi ................................................................................. 72
Lampiran 7 Pedoman Data Dokumentasi yang dibutuhkan ..................................... 73
Lampiran 8 Identitas Responden .............................................................................. 74
Lampiran 9 Tabulasi Uji Validitas Pengetahuan Kognitif ....................................... 79
Lampiran 10 Tabulasi Uji Validitas Pelaksanaan Program PHBM ......................... 81
Lampiran 11 Tabel Terlampir .................................................................................. 83
Lampiran 12 Surat Penelitian ................................................................................. 105
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Hutan merupakan sumberdaya yang dapat diperbaharui, sehingga
dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Hutan mempunyai banyak
manfaat bagi kehidupan manusia secara ekonomi maupun lingkungan,
secara ekonomi yaitu dari hasil hutan yang berupa kayu, sedangkan manfaat
hutan secara lingkungan yaitu sebagai penyedia oksigen, mencegah berbagai
bencana alam seperti banjir dan tanah longsor, serta sebagai stabilisator
iklim. Pada saat ini keberadaan hutan di Indonesia semakin berkurang. Hal
tersebut dikarenakan berbagai sebab, seperti bencana alam berupa
kebakaran maupun karena aktifitas manusia yang menebang hutan secara
ilegal ataupun alih fungsi lahan.
Untuk menjaga kelestarian hutan, maka perlu diadakan pengelolaan
hutan secara baik dan benar. Salah satu upaya pengelolaan hutan yaitu
adanya program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM),
merupakan program pengelolaan hutan yang melibatkan kerjasama antara
Perhutani dengan masyarakat desa hutan. Hutan sebagai milik negara harus
dikelola secara baik dan bijaksana. Masyarakat desa hutan diberikan hak
untuk ikut mengelola hutan dengan diawasi oleh Perhutani.
Masyarakat memerlukan bekal pengetahuan dan keterampilan yang
dapat menunjang untuk kegiatan pengelolaan hutan. Pengetahuan dan
2
keterampilan masyarakat tentang pengelolaan hutan, jenis tanaman,
kelestarian hutan dan lain-lain seperti kelembaban tanah serta masa tanam
suatu tumbuhan akan menentukan keberhasilan pengelolaan hutan.
Pengetahuan dan keterampilan masyarakat dapat diperoleh melalui
pendidikan. Ada 3 jalur pendidikan yaitu formal, non formal, dan informal
sehingga pengetahuan masyarakat dapat diperoleh melalui pendidikan tidak
hanya pendidikan formal, tetapi juga pendidikan non formal dan informal.
Pendidikan non formal dan informal juga sama pentingnya dengan
pendidikan formal, karena melalui pendidikan tersebut masyarakat
memperoleh pengetahuan dan keterampilan lebih dari sebelumnya.
Berdasarkan judul penelitian ini mengkhususkan pada pendidikan non
formal.
Pendidikan sebagai sebuah bagian dari sitem pendidikan memeiliki
peran yang sangat penting dalam rangka pengembangan dan implementasi
belajar sepanjang hayat (lifelong learning). Membahas pendidikan
nonformal bukan berarti hanya membahas pendidikan nonformal sebagai
sebuah pendidikan alternatif bagi masyarakat, akan tetapi berbicara
pendidikan nonformal adalah berbicara tentang konsep, teori dan kaidah-
kaidah pendidikan yang utuh yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
kehidupan masyarakat. Peran pendidikan nonformal dalam rangka
pelayanan pendidikan sepanjang hayat sangat dibutuhkan saat ini dan ke
depan. Sehingga pembahasan pendidikan nonformal terus dilakukan oleh
berbagai pihak, baik oleh akademisi maupun para pengembang pendidikan
3
nonformal lainnya. Dalam banyak negara pembicaraan masalah pendidikan
nonformal menjadi topik-topik khusus, dan dianggap sebagai pendidikan
yang mampu memberikan jalan serta pemecahan bagi persoalan-persoalan
layanan pendidikan masyarakat, terutama masyarakat yang tidak terlayani
oleh pendidikan formal. Dalam hal ini salah satu contoh pendidikan
nonformal yang diambil peneliti ialah pelaksanaan program Pengelolaan
Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) yang dilaksanakan oleh Perum
Perhutani bersama masyarakat desa hutan dengan tujuan melestarikan hutan.
Merujuk pada Taksonomi Bloom, tujuan pendidikan dibagi ke dalam
tiga ranah, yaitu: (1) Cognitive Domain/Ranah Kognitif, (2) Affective
Domain/Ranah Afektif, (3) Psychomotor Domain/Ranah Psikomotor. Ranah
Kognitif berisi mengenai perilaku-perilaku yang menekankan aspek
intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
Ranah Afektif berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan
dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Ranah
Psikomotor berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan
motorik seperti tulisan tangan, dan alam segi magnetik. Pengetahuan
kognitif adalah kemampuan berpikir termasuk di dalamnya kemampuan
memahami, menghafal, mengaplikasi, menganalisis, mensistesis dan
kemampuan mengevaluasi khususnya dalam melaksanakan program PHBM.
Penelitian ini menunjuk beberapa tingkat pengetahuan dalam pengetahuan
kognitif anatara lain pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, dan
evaluasi.
4
Hasil observasi pada tanggal 16 Januari 2016 Desa Jomblang,
Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, bahwa masyarakat belum sepenuhnya
memahami tentang program pengelolaan hutan, bagaimana mengelola
hutan, serta pentingnya kelestarian hutan bagi kehidupan. Masyarakat di
desa tersebut sebagian besar tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa
Hutan (LMDH) yang artinya bahwa masyarakat tersebut dapat berpartisipasi
dalam kegiatan pengelolaan hutan. Mayoritas jenis tanaman pokok hutan
berupa Pohon Jati tepatnya berada pada petak 6018C dengan luas 34,8 Ha
dan ada jenis tanaman pokok hutan lain berupa Pohon Mahoni pada petak
6051A dengan luas 4,3 Ha.
Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa mengelola hutan
artinya memanfaatkan lahan maupun sumberdaya yang ada di hutan saja.
Padahal mengelola hutan bukan hanya itu saja, pengelolaan hutan bisa
diartikan sebagai melindungi, memelihara, dan memanfaatkan potensi
sumberdaya hutan secara bijak. Selain itu juga, masyarakat hanya
berpartisipasi jika ada pekerjaan-pekerjaan tanaman, produksi, ataupun
kegiatan pemeliharaan tetapi tidak terlibat dalam hal perencanaan,
pengelolaan maupun pemasaran. Pengelolaan pertanian yang dilakukan di
kawasan hutan, masyarakat melakukan secara sendiri-sendiri. Berdasarkan
latar belakang tersebut, penulis membuat penelitian dengan judul; Analisis
Pengetahuan Kognitif Petani Hutan Dalam Pelaksanakan Program
Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Di Desa Jomblang
Kecamatan Jepon Kabupaten Blora.
5
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas,
adapun masalah yang dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengetahuan kognitif petani hutan tentang Program
Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM)?
2. Bagaimanakah partisipasi petani hutan dalam pelaksanakan Program
Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM)?
3. Bagaimanakah hubungan pengetahuan kognitif petani hutan dengan
partisipasi pelaksanaan program Pengelolaan Hutan Bersama
Masyarakat?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka didapatkan tujuan
penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengetahuan kognitif petani hutan tentang Program
Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat program (PHBM).
2. Untuk mengetahui partisipasi petani hutan dalam pelaksanakan
Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat program (PHBM).
3. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan kognitif petani hutan
dengan partisipasi pelaksanaan program Pengelolaan Hutan Bersama
Masyarakat (PHBM).
6
1.4. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
terhadap ilmu geografi sosial yaitu tentang pengetahuan kognitif
petani yang dapat dipartisipasikan dalam pembangunan sumberdaya
hutan yang didalam ilmu geografi terdapat fenomena antroposfer.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber
informasi bagi pihak Perum Perhutani dalam penyempurnaan dan
evaluasi program PHBM sebagai upaya untuk mendukung kebijakan
pengelolaan sumberdaya hutan yang lestari.
1.5. Batasan Istilah
Agar tidak terjadi salah penafsiran dan untuk memberikan gambaran
yang lebih jelas terhadap objek penelitian ini maka dikemukaan batasan
istilah-istilah yang terdapat rumusan judul proposal ini adalah:
1. Analisis
Analisis dalam penelitian ini adalah suatu tindakan kegiatan berpikir
dalam menguraikan ataupun menjabarkan sebuah masalah secara
keseluruhan dan kemudian ditemukan suatu hasil kesimpulan yang tepat.
2. Pengetahuan Kognitif
Pengetahuan Kognitif dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan
petani hutan tentang program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat
(PHBM). Berdasarkan Taksonomi Bloom terbagi enam tingkatan, dalam
7
penelitian ini hanya diambil lima tingkatan yaitu mulai pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisa, dan evaluasi.
3. Petani Hutan
Petani Hutan dalam penelitian ini adalah para
pesanggem/masyarakat di kawasan Hutan Desa Jomblang Kecamatan
Jepon Kabupaten Blora yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat
Desa Hutan (LMDH) Jati Bagus.
4. Program PHBM
Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat adalah sistem pengelolaan
sumberdaya hutan dengan pola kolaborasi yang bersinergi antara Perum
Perhutani dan masyarakat desa hutan atau pihak yang berkepentingan
dalam upaya mencapai keberlanjutan fungsi dan manfaat sumberdaya
hutan yang optimal. Berdasarkan Pelaksanaan Program PHBM terdapat 7
program, dalam penelitian ini peneliti hanya diambil 5 program
pelaksanaan kelola sosial oleh Perum Perhutani yaitu berupa bidang
perencanaan, bidang pembinaan sumberdaya hutan, bidang pemasaran,
dan bidang keuangan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
2.1. Deskripsi Teoritis
2.1.1. Kajian Geografi dan Geografi Sosial
Geografi adalah ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena geosfer
(atmosfer, lithosfer, hidrosfer, dan antroposfer) dengan menggunakan
pendidikan keruangan, kelingkungan dan, kompleks wilayah. Dari
pengertian tersebut, dalam penelitian ini berdasarkan ilmu geografi yang
menjadi kajiannya adalah aktifitas petani hutan dalam memanfaatkan
lingkungan hutan. Secara keruangan bahwa berkaitan tentang informasi
yang diberikan meliputi distribusi, luasan, tingkat kesesuaian lahan, faktor
pembatas, dan alternatif teknologi yang dapat diterapkan (Banowati,
2013:7). Berdasarkan pendekatan keruangan digunakan untuk menganilis
petakan-petakan hutan yang berisi tanaman pokok, tanaman pagar, tanaman
pengisi, dan tanaman tumpangsari. Tanaman pokok adalah tanaman
kehutanan yang ditentukan berdasarkan ketetapan dalam rencana
perusahaan pada lokasi yang bersangkutan. Kemudian tanaman pengisi
adalah tanaman yang ditanam dengan tujuan guna membantu mengurangi
segi-segi kurang baik dari budidaya tanaman sejenis, ditanam pada larikan
tanaman pokok. Sedangkan tanaman pagar adalah tanaman yang ditanam di
sekeliling bidang tanaman dengan jenis-jenis tanaman tertentu yang
berfungsi sebagai pelindung/pagar dari bahaya gangguan ternak maupun
8
9
penjarahan penebang liar. Tumpangsari adalah suatu cara pengelolaan tanah
dimana petani dapat mengusahakan lahan kehutanan dengan tanaman
pangan seperti padi, jagung, ubikayu, kol, bawang merah, kentang
disamping tanaman pokok kehutanan seperti jati, pinus, sengon, dan mahoni
(Banowati, 2013:199).
Secara kelingkungan bahwa berkaitan aktivitas manusia terhadap
lingkungan atau interaksi manusia dengan lingkungannya manusia terus
mengalami perkembangan. Pertama kali berinteraksi dengan alam, manusia
hanya memanfaatkan atau tergantung dari apa saja yang dihasilkan oleh
alam. Sampai kemudian manusia mencoba untuk mengelola alam dengan
teknologi yang mereka peroleh. Kemajuan bidang pertanian saat ini
terutama dalam hal penggunaan teknologi dan pengembangan tanaman.
Semua diperoleh melalui berbagai kegiatan penelitian yang tujuannya untuk
meningkatkan hasil atau produk pertanian sehingga kebutuhan akan barang-
barang pertanian selalu tercukupi. Namun demikian sifat-sifat tanaman
dalam pertumbuhan optimalnya sangat dipengaruhi faktor-faktor geografis
(Banowati, 2013:56). Berdasarkan pendekatan keruangan, dalam penelitian
ini petani hutan secara langsung memanfaatkan ruang hutan sebagai
sumberdaya alam.
2.1.2. Pengetahuan Kognitif
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
10
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UU
SPN No. 20 Tahun 2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1:1).
Pendidikan merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan manusia untuk
mengembangkan potensi dirinya. Ada 3 jalur pendidikan yaitu formal, non
formal, dan informal. Pada penelitian ini peneliti memusatkan pada
pendidikan nonformal.
Pendidikan nonfomal adalah proses penyelenggaraan suatu sistem
terlembagakan, yang didalamnya terkandung makna bahwa setiap
pengembangan pendidikan nonformal perlu perencanaan program yang
matang, melalui kurikulum, isi program, sarana, prasarana, sasaran didik,
sumber belajar, serta faktor-faktor yang satu sama lain tak dapat dipisahkan
dalam pendidikan nonformal (Kamil, 2009:14). Berdasarkan penelitian
penuluis, yaitu Analisis Pengetahuan Kognitif Petani Hutan Dalam
Pelaksanakan Program Pengelolaan Hutan Bersama (PHBM) di Desa
Jomblang Kecamatan Jepon Kabupaten Blora menunjukan bahwa
masyarakat sebagai sumber dan sasaran pendidikan nonformal.
1. Masyarakat sebagai sumber belajar
Faktor lingkungan masyarakat banyak memberikan pengaruh kuat
dalam pengembangan program pendidikan nonformal, baik dalam
proses pembelajaran maupun pengelolaan program.
2. Masyarakat sebagai sasaran pendidikan nonformal
Konsep pendidikan nonformal dalam kerangka pembangunan
masyarakat dapat dilihat dari dua sisi peran, pertama masyarakat
11
sebagai sumberdaya pembelajaran, dan ke dua masayrakat sebagai
sasaran pembelajaran.
3. Pendidikan nonformal dalam pemberdayaan masyarakat
Konstribusi pendidikan nonformal dalam pemberdayaan
masyarakat, secara lebih jelas dapat dilihat dari definisi dan
hakekat peran pendidikan nonformal itu sendiri.
Melalui pendidikan, seseorang memperoleh pengetahuan dan
pengalaman yang akan membuat dirinya berkembang menjadi manusia yang
lebih baik. Salah satunya ialah ranah kognitif, yaitu ranah yang menekankan
akan pemahaman atau pengetahuan dan keterampilan berpikir.
Teori perkembangan kognitif menurut Piaget yang dikutip Rifa‟i dan
Anni (2012:31) terdapat empat konsep pokok dalam menjelaskan
perkembangan kognitif. Keempat konsep yang dimasud adalah skema,
asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrium. Skema adalah menggambarkan
tindakan mental dan fisik dalam mengetahui dan memahami objek.
Asimilasi yaitu proses memasukkan informasi kedalam skema yang telah
dimiliki. Akomodasi merupakan proses mengubah skema yang telah
dimiliki dengan informasi baru. Ekuilibrium ialah proses keseimbangan
diantara skema, asimilasi, maupun akomodasi.
Menurut Bloom yang dikutip Kuswana (2012:6) dalam
pengembangan taksonomi kognitif prinsip dasar kerangka yang diajukan
merupakan suatu cara untuk mngelompokan tujuan pendidikan dalam hal
12
kompleks secara bertingkat. Beberapa prinsip dasar yang dimaksud dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Mengingat taksonomi digunakan dalam unit-unit dan program
pendidikan, memiliki perbedaan antara kelas perlu mencerminkan
bagian yang sesuai dengan tingkah laku siswa yang diharapkan.
2. Mengingat taksonomi itu harus logis dan konsisten maka
dikembangkan berdasarkan keutuhan materi, sesuai dengan struktur
internal keilmuan.
3. Mengingat taksonomi harus konsisten dengan pemahaman gejala
psikologis, maka pembedaan secara psikologis tak dapat
dipertahankan meskipun secara teratur telah dirancang oleh para
guru.
4. Mengingat penggolongan merupakan suatu rencana yang relatif
deskriptif, maka harus menunjukan atau mewakili setiap tujuan
jenis pendidikan secara netral.
Kemudian dalam kemampuan intelektual mencangkup pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi diterapkan untuk
membantu membangun pengetahuan. Dalam penelitian ini untuk pencapaian
pengetahuan kognitif diperoleh beberapa indikator, diantaranya: (1)
Pengetahuan, (2) Pemahaman, (3) Aplikasi, (4) Analisis, (5) Evaluasi.
2.1.3. Petani Hutan
Petani adalah orang yang melakukan cocok tanam dari lahan
pertaniannya atau memelihara ternak dengan tujuan untuk memperoleh
13
kehidupan dari kegiatan itu. Berdasarkan perngertian tersebut petani erat
kaitannya dengan pertanian. Definisi pertanian adalah kebudayaan yang
pertama kali dikembangkan manusia sebagai respons terhadap kelangsungan
hidup yang berangsur menjadi sukar karena semakin menipisnya sumber
pangan di alam bebas akibat laju pertambahan manusia (Nurmala, 2012:1).
Pada kegiatan pertanian, petani mempunyai dua tugas atau peranan,
yaitu sebagai penggarap dan sebagai manajer. Petani sebagai penggarap
mempunyai tugas untuk menggarap, merawat, dan memelihara tanaman dan
hewan yang dimilikinya. Tujuannya adalah untuk mencapai atau
menghasilkan produk yang optimal. Petani sebagai manajer, dalam kegiatan
pertanian dibutuhkan pengelolaan dan majerial yang tepat. Apabila
pengelolaan atau manajerial tidak baik, maka besar kemungkinan kurang
hasilnya atau bahkan bisa gagal total (Banowati, 2015:47-49).
Menurut Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan,
pengertian hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan
berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam
persekutuan alam lingkungan, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat
dipisahkan. Petani hutan merupakan masyarakat kawasan hutan yang
melakukan aktifitas pertanian dengan memanfaatkan lahan sebagai
sumberdaya alam dengan melakukan pengelolaan hutan untuk memenuhi
kebutuhan sambil mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan
dan melestarikan lingkungan. Dalam hal ini erat kaitannya dengan
pertaniaan berkelanjutan.
14
Pertanian berkelanjutan didefinisikan sebagai pertanian yang dapat
mengarahkan pemanfaatan oleh manusia lebih besar, efesiensi penggunaan
sumberdaya lahan lebih besar dan seimbang dengan lingkungan, baik
dengan manusia maupun dengan hewan (Nurmala, 2012:29). Ada beberapa
syarat ataupun ketentuan tentang pertanian dikatakan sebagai pertanian
berkelanjutan (Banowati, 2013:161-162). Syarat atau ketentuan tersebut
antara lain:
a. Mantap secara ekologis
Artinya bahwa kualitas sumber daya alam dipertahankan dan
kemampuan agroekosistem secara keseluruhan (manusia, tanaman,
hewan, dan organisme tanah) ditingkatkan.
b. Berkelanjutan secara ekonomis
Artinya bahwa petani mampu menghasilkan untuk pemenuhan
kebutuhan dan pendapatan sendiri serta mendapatkan penghasilan
yang cukup untuk mengembalikan tenaga dan biaya yang
digunakan.
c. Adil
Artinya bahwa sumber daya alam dan kekuasaan didistribusikan
sedemikian rupa sehingga kebutuhan dasar semua anggota
masyarakat terpenuhi dan hak-hak mereka dalam penggunaan
lahan, modal, serta pemasaran terjamin.
15
d. Manusiawi
Artinya bahwa semua bentuk kehidupan (tanaman, hewan,
manusia) harus dihargai keberadaanya.
e. Luwes
Sistem pertanian yang ada harus mampu dijangkau oleh masyarakat
pedesaan.
2.1.4. Program PHBM
Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat berdasarkan SK Dewan
Pengawas No.136/2001 adalah suatu sistem pengelolaan sumberdaya yang
dilakukan bersama oleh Perum Perhutani dan masyarakat desa hutan atau
Perum Perhutani dan masyarakat desa hutan dengan pihak berkepentingan
(stakeholder) dengan jiwa berbagi sehingga kepentingan bersama untuk
mencapai keberlanjutan fungsi dan manfaat sumberdaya hutan dapat
diwujudkan secara optimal dan proporsional. PHBM merupakan
sumberdaya pengelolaan hutan dengan cara berbagi, yang meliputi berbagi
pemanfaatan waktu, ruang dan lahan, dengan prinsip saling menguntungkan,
saling memperkuat, dan saling mendukung (Sutejo, 2014:3).
Mulai tahun 2001 Perhutani melaksanakan program pengelolaan hutan
bersama masyarakat (PHBM), pada tahun yang sama paradigma PHBM
diperbaharui yang semula hanya mengutamakan kayu yaitu dengan
dipakainya kata hutan diubah menjadi sumberdaya hutan. Realisasinya
melalui pengelolaan hutan kolaboratif antara Perhutani dengan desa berbasis
kontrak, berbasis wilayah hutan atau wengkon desa, diharapkan lebih efektif
16
dalam pengelolaan hutan karena mereka adalah masyarakat setempat
dimana hutan tersebut teragih (Banowati, 2013:189).
Bentuk-bentuk kegiatan pengelolaan sumberdaya hutan yang dapat
dikelola bersama masyarakat adalah jenis-jenis kegiatan berbasis lahan yang
dilaksanakan di kawasan hutan dan dapat dikembangkan di luar kawasan
hutan dengan memanfaatkan lahan atau ruang melalui pola tanam yang
disesuaikan karakteristik wilayah. Pola-pola yang sesuai karakteristik
wilayahnya adalah pola tanam yang dapat mengembangkan
keanekaragaman jenis dan komoditi kehutanan, pertanian, perkebunan,
peternakan, perikanan dengan tetap mengoptimalkan fungsi dan manfaat
sumberdaya alam (Sutopo, 2005:46).
Pengelolaan sumberdaya hutan adalah kegiatan yang meliputi
penyusunan rencana pengelolaan sumberdaya hutan, pemanfaatan
sumberdaya hutan dan kawasan hutan, serta perlindungan sumberdaya hutan
konservasi alam. Pengelolaan hutan bersama masyarakat merupakan
kebijakan perusahaan yang menjiwai strategi, struktur, dan budaya
perusahaan dalam pengelolaan sumberdaya hutan. Jiwa yang terkandung
dalam pengelolaan sumberdaya hutan bersama masyarakat merupakan pihak
perusahaan, masyarakat desa hutan, dan pihak yang berkepentingan untuk
berbagi dalam pengelolaan sumberdaya hutan sesuai dengan kaidah-kaidah
keseimbangan, berkelanjutan, kesesuaian, dan keselarasan (Natalia, 2005
dalam Budiarti, 2011).
17
PHBM dimaksudkan untuk memberikan arah pengelolaan
seumberdaya hutan dengan memadukan aspek ekonomi, ekologi, dan sosial
secara proporsional maupun profesional. PHBM bertujuan untuk
meningkatkan peran dan tanggung jawab Perum Perhutani, masyarakat desa
hutan dan pihak yang berkepentingan terhadap keberlanjutan fungsi dan
manfaat sumberdaya hutan, melalui pengelolaan sumberdaya hutan dengan
model kemitraan.
Aktifitas pengelolaan hutan merupakan seperangkat kegiatan
pengusahaan hutan mencakup kegiatan yang terdiri dari strategi, sistem, dan
manajemen pengelolaan. Strategi pengelolaan merupakan suatu kerangka
umum pengelolaan hutan dan pengelolaan hasil hutan (Banowati, 2011:26).
Pemanfaatan hutan oleh masyarakat dapat berupa sumberdaya kayu dan non
kayu. Kayu yang dihasilkan dari hutan memiliki nilai jual yang cukup
tinggi, sehingga diperlukan strategi dalam pemanfaatannya agar eksploitasi
terhadap kayu tidak belebih yang akhirnya mengakibatkan kerusakan hutan.
Sumberdaya non kayu yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu
berupa tanaman tumpangsari yang ditanam masyarakat. Tanaman
tumpangsari tersebut harus ada strategi pemanfaatannya, yaitu masyarakat
harus memperhatikan syarat-syarat tanaman apa saja yang boleh ditanam
untuk menjadi tanaman tumpangsari sehingga tidak mengganggu
pertumbuhan tanaman tegakan.
Sumberdaya utama yang merupakan produk hutan mempunyai fungsi
yang penting sebagai penyangga kehidupan dimana masyarakat desa hutan
18
dapat bermata pencaharian dari hutan serta hutan sebagai penghasil oksigen
menyumbang pembentukan iklim mikro yang dapat menjaga kualitas
disekitar hutan. Sedangkan sumberdaya non kayu merupakan kegiatan
pemanfaatan lahan hutan untuk aktifitas pertanian oleh masyarakat desa
hutan.
Sistem pengelolaan merupakan suatu rangkaian pengelolaan pada
tingkat perencanaan hutan yang meliputi pemilihan jenis tegakan dan jenis
tanaman pertanian sekaligus berhubungan dengan penentuan daur atau rotasi
tanaman pada satuan petak hutan, dan pola tanam tumpangsarinya
(Banowati, 2011:28). Masyarakat desa hutan mendapat ruang sebesar 2.500
m² untuk menanam tanaman tumpangsari dibawah tanaman tegakan.
Tanaman tumpangsari yang ada sebagian besar berupa tanaman empon-
empon seperti kunyit.
Manajemen pengelolaan merupakan suatu tindakan kebijakan yang
dilakukan oleh KPH dengan mempertimbangkan keadaan wilayah yang
terkait dengan kondisi fisik, biofisik, maupun kondisi sosial ekonomi
wilayah yang bersangkutan. Termasuk dalam tindakan ini adalah penetapan
program: penentuan lokasi kemitraan, penetapan fungsi suatu kawasan
hutan, serta teknik silvikultur yang diterapkan (Banowati, 2011:29).
Strategi, sistem, dan manajemen pengelolaan hutan suatu wilayah
berbeda antara wilayah satu dengan yang lainnya. Hal tersebut dikarenakan
setiap wilayah mempunyai karakteristik yang berbeda baik fisik maupun
sosialnya.
19
2.1.5. Kajian Hasil-hasil Penelitian yang Relevan
Menurut penelitian terdahulu mengenai program PHBM, terdapat
penelitian yang dilakukan oleh Wiwik Lestariningsih dalam penelitiannya
yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Nonformal Terhadap Partisipasi
Masyarakat Dalam Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat
(PHBM) Di Desa Adinuso Kecamatan Subah Kabupaten Batang”, dari hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran pendidikan nonformal
terdapat hubungan antara partisipasi masyarakat dalam program PHBM.
Melalui pendidikan nonformal yang terdiri kejar paket dan kursus
menjadikan masyarakat desa hutan lebih memahami akan pentingnya peran
pengetahuan dan keterampilan masyarakat. Hal ini didukung juga dengan
pembinaan, penyuluhan, dan pelatihan yang diberikan oleh Perum
Perhutani. Sehingga partisipasi masyarakat lebih aktif dalam mengikuti
program PHBM.
Tabel 2.1 Matrik Kajian Penelitian Terdahulu.
No Peneliti
(Tahun)
Judul Metode Hasil
1 Andri
Kurniawan
(2011)
(Skripsi)
Implementasi
Program
Pengelolaan Hutan
Bersama
Masyarakat
(PHBM) di
Kawasan KPH
Telawa (studi
kasus di LMDH
Sumber Rejeki,
Makmur Sejati,
Trubus Lestari dan
Studi Kasus Terjadi
implementation gap
pada implementasi
PHBM di LMDH
Sumber Rejeki,
Makmur Sejati
Trubus Lestari dan
Yosowono. Dampak
dari kegiatn PHBM
adalah ada
penambahan
penghasilan bagi
20
Yosowono) masyarakat,
penyerapan tenaga
kerja, pencurian
menurun. Kendala
dari perhutani adalah
kesulitan dalam
kegiatan sosialisasi,
LMDH masih sangat
tergantung dengan
Perhutani. Kendala
dari LMDH adalah
tarif upah yang
kurang transparan,
peralatan kurang,
kurangnya usaha
produktif dari
LMDH. Stategi
untuk meningkatkan
PHBM adalah
strategi intergrasi
horizontal.
2 Astin
Noviyati
(2014)
(Skripsi)
Optimalisasi Peran
Lembaga
Masyarakat Desa
Hutan (LMDH)
Bangun dalam
Meningkatkan
Partisipasi Petani
di Desa Donorejo.
Participatory
Research
Appraisal
Menunjukan tingkat
partisipasi yang
berbeda disetiap
pendukuhan.
3 Hudoro
Prasetyo
(2012)
(Skripsi)
Pemberian Hak
Kelola Lahan oleh
Perhutani Kepada
Masyarakat Desa
Hutan Melalui
Program
Pengelolaan
Bersama
Masyarakat
(PHBM) di Perum
Perhutani KPH
Blora.
Yuridis
Empiris
Baik dasar
pemberian dan
proses pemberiannya
sudah sesuai
pedoman dalam
pemberian hak
pengelolaan lahan
kepada masyarakat
disekitar hutan.
Terkait hak dan
kewajiban yang
dimiliki oleh kedua
belah pihak, sudah
terpenuhi dan sesuai
sebagaimana yang
disebutkan dalam
pedoman PHBM.
21
5 Eva
Banowati
(2001)
(Jurnal)
Kegiatan
Agrosilvikultur
Pendapatan
Penduduk Desa
Hutan Peserta
Pesanggem di
Kecamatan
Tambakromo
Kabupaten Pati
Jawa Tengah
Distribusi
Frekuensi
dan Tabulasi
Silang
Hasil penelitian
bahwa peserta
pesanggem yang
mengolah lahan
andil sebagian besar
kepala rumah tangga
laki-laki da sebagian
kecil (3orang) kepala
rumah tangga
wanita. Umur para
peserta pesanggem
termasuk dalam
kategori miskin.
Luasan lahan andil
yang digarap
berpengaruh
terhadap kegiatan
agrosilvikultur.
Pendapatan rata-rata
yang diperoleh dari
lahan andil
pesanggem tidak ada
perbedaan dengan
rata-rata yang
diperoleh dari lahan
andil pesanggem
Desa Maitan.
Pendapatan dari
lahan andil dapat
membantu
meningkatkan
kesejahteraan
pesanggem selama
mengikuti kontrak
dengan Perhutani.
6 Chandra
Satria
Harimurti
(2016)
(Skripsi)
Analisis
Pengetahuan
Kognitif Petani
Hutan Dalam
Pelaksanaan
Program
Pengelolaan Hutan
Bersama
Masyarakat
(PHBM) di Desa
Diskriptif
Persentase
dan Tabulasi
Silang
Hasil penelitian yang
diperoleh adalah
persentasi kategori
pengetahuan kognitif
sebesar 47% atau
cukup. Sedangkan
persentasi kategori
pelaksanaan program
PHBM sebesar 50%
atau cukup.
22
Jomblang
Kecamatan Jepon
Kabupaten Blora
Berdasarkan hasil uji
tabulasi silang
menunjukan hasil
0% dengan taraf
signifikansi 5%. Hal
ini berarti terdapat
hubungan yang
signifikan antara
pengetahuan kognitif
petani hutan
terhadap
pelaksanakan
program PHBM di
Desa Jomblang
Kecamatan Jepon
Kabupaten Blora.
2.1.6. Kerangka Berpikir
Program PHBM dibentuk oleh Perum Perhutani sebagai upaya untuk
pengelolaan hutan dengan melibatkan masyarakat desa hutan. Program
PHBM tersebut dalam pelaksanaannya melibatkan Perhutani dan
masyarakat petani hutan. Sebagai upaya untuk memberikan pendidikan dan
pengetahuan masyarakat petani hutan tentang pengelolaan hutan, Perhutani
mengadakan pembinaan, penyuluhan, dan pelatihan. Pembinaan,
penyuluhan, dan pelatihan tersebut ditujukan untuk masyarakat petani
hutan. Program PHBM sendiri terdapat kegiatan berupa bidang
perencanaan, bidang pembinaan sumberdaya hutan, bidang pemasaran, dan
bidang keuangan. Berdasarkan upaya pelaksanaan program PHBM,
masyarakat desa hutan memerlukan bekal pengetahuan dan keterampilan.
Pengukuran pengetahuan dan keterampilan petani hutan dapat diukur
melalui Taksonomi Bloom pada level C1, C2, C3, C4, dan C6 yaitu
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, dan evaluasi. Kemudian
23
dapat dilihat bagaimana pengetahuan dan keterampilan masyarakat sehingga
manfaat sumberdaya hutan yang optimal dan peningkatan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) yang bersifat fleksibel, akomdatif, dan
partisipasif. Apabila dari semua indikator tersebut sebagian besar telah
diterapkan masyarakat petani hutan, maka pelaksanaan pengetahuan kognitif
petani hutan dalam melaksanakan program PHBM membawa pengaruh
yang baik terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat.
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
2.1.7. Hipotesis
Pada penelitian ini penulis merumuskan hipotesis yaitu:
Terdapat hubungan antara pengetahuan kognitif petani hutan terhadap
pelaksanaan program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM).
Perhutani
Program PHBM
- Bidang Perencanaan
- Bidang Pemberdayaan
Sumberdaya Hutan
- Bidang Pemasaran
- Bidang Keuangan
- Bidang Produksi
LMDH
Pengetahuan Kognitif
Petani Hutan
Partisipasi Pelaksanaan
Program PHBM
Meningkat
Degradasi Hutan
24
24
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010:173).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani hutan yang tergabung
dalam LMDH Jati Bagus Kecamatan Jepon Kabupaten Blora yaitu sebesar
125 orang (Monografi, Desa Jomblang 2016). Populasi pada penelitian ini
sekaligus menjadi sampel penelitian atau populasi sampel, yaitu sebesar 125
orang. Populasi sampel dilakukan oleh peneliti karena populasi terhingga
atau masih terjangkau untuk dikumpulkan dan tidak terlalu banyak. Populasi
sampel diteliti, hasilnya dianalisis, disimpulkan, dan kesimpulan itu berlaku
untuk populasi.
3.2. Variabel Penelitan
Variabel penelitian mengenai analisis pengetahuan kognitif petani
hutan dalam melaksanakan program PHBM akan dijabarkan sebagai
berikut:
Tabel 3.1 Matriks Variabel Penelitian
No Tujuan Variabel Sub Variabel Teknik
pengumpulan
data
1 Untuk
mengukur
pengetahuan
kognitif petani
hutan
Pengetahuan
kognitif
1. Pengetahuan Wawancara &
Dokumentasi
Pemahaman
Penerapan
Analisa
Evaluasi
25
2 Untuk
mengukur
partisipasi
petani hutan
dalam
melaksanakan
program
PHBM
Program
Pengelolaan
Hutan
Bersama
Masyarakat
(PHBM)
1. Bidang
perencanaan
Observasi,
Wawancara, &
Dokumentasi
2. Bidang
Pembinaan
Sumberdaya
Hutan
Observasi,
Wawancara, &
Dokumentasi
3. Bidang
Produksi
Observasi,
Wawancara, &
Dokumentasi
4. Bidang
Pemasaran
Observasi,
Wawancara, &
Dokumentasi
5. Bidang
Keuangan
Observasi,
Wawancara, &
Dokumentasi
3.2.1. Variabel bebas (X)
Pada penelitian ini, variabel bebasnya adalah pengetahuan kognitif
petani hutan. Untuk mengukur pengetahuan kognitif melalui Taksonomi
Bloom:
1. Pengetahuan (C1)
2. Pemahaman (C2)
3. Penerapan (C3)
4. Analisa (C4)
5. Evaluasi (C6)
26
3.2.2. Variabel terikat (Y)
Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah
pelaksanaan program PHBM di Desa Jomblang, Kabupaten Blora. Kegiatan
program PHBM meliputi:
1. Bidang Perencanaan
2. Bidang Pembinaan Sumberdaya Hutan
3. Bidang Produksi
4. Bidang Pemasaran
5. Bidang Keuangan
3.3. Alat dan Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang diutamakan dalam penelitian ini adalah:
3.3.1. Wawancara
Wawancara adalah cara mengumpulkan data dimana peneliti langsung
mengadakan tanya jawab dengan responden. Wawancara dilakukan pada 27
Maret sampai dengan 17 April 2016, dilakukan kepada petani hutan anggota
LMDH Jati Bagus. Kemudian wawancara juga kepada KSS/Kaur
Pengembangan PHBM Perum Perhutani KPH Cepu oleh Agung Sugianto,
S.E. pada tanggal 11 sampai 12 April 2016, sedangkan pada tanggal 13
sampai dengan 15 April 2016 wawancara dilakukan kepada Ketua LMDH
Jati Bagus Surat Wartono, S.E. Metode wawancara ini digunakan untuk
memperoleh informasi tentang pengetahuan kognitif dan partisipasi
pelaksanaan kegiatan program PHBM lebih detail, bagaimana
27
pelaksanaannya dilapangan dan pengetahuan masyarakat tentang program
tersebut.
3.3.2. Dokumentasi
Berdasarkan metode dokumentasi ini kemudian akan diperoleh data yang
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa data monografi desa, data
geografis dan data penduduk desa yang tinggal di sekitar Hutan Desa
Jomblang. Dokumentasi dilakukan pada setiap kelapangan dilakukan pada
27 Maret sampai dengan 17 April 2016.
3.3.3. Observasi
Metode observasi ini digunakan untuk mengamati kegiatan petani hutan
dalam melaksanakan program PHBM meliputi bidang perencanaan, bidang
produksi, bidang pembinaan sumberdaya hutan, bidang pemasaran, dan
bidang keuangan. Obervasi dilakukan pada tanggal 22 sampai dengan 29
Januari 2016 dan 22 sampai dengan 27 Februari 2016 dengan mengamati
keadaan sekitar hutan dan aktivitas masyarakat desa hutan.
3.4. Validitas dan Reliabilitas Alat
Hasil penelitian dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara
data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek
yang diteliti. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Selanjutnya hasil penelitian yang
reliabel yaitu apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda.
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa
28
kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama,
dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam
pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan
reliabel (Sugiyono, 2010: 172-173).
1) Validitas
1. Validitas Konstruk
Untuk menguji validitas konstruk, dapat digunakan pendapat
dari ahli. Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-
aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka
selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli (Sugiyono, 2010: 179).
Hal pertama yang dilakukan untuk menguji validitas konstruk
yaitu menurunkan variabel menjadi sub variabel yang kemudian
dikembangkan menjadi indikator-indikator yang akan dicapai dan
dituangkan dalam butir-butir soal dengan menyajikannnya dalam
bentuk kisi-kisi angket penelitian. Setelah disajikan dalam bentuk kisi-
kisi, langkah selanjutnya adalah menyusun angket penelitian. Sebelum
diberikan kepada responden untuk diuji cobakan, instrumen tersebut
terlebih dahulu dikonsultasikan dengan ahli yang dalam hal ini adalah
dosen pembimbing apakah angket tersebut sudah sesuai atau belum.
2. Validitas Isi
Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan
antara isi instrumen dengan isi atau rancangan yang telah ditetapkan
(Sugiyono, 2010: 182).
29
Validitas isi dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana butir
soal mencakup keseluruhan bahan yang ingin diukur. Pengujian
validitas diukur dengan menggunakan SPSS 16 dan diperoleh soal
variabel pengetahuan kognitif petani hutan yang tidak valid ada 5 soal,
yaitu: nomor 6, 11, 17, 20, dan 25. Sedangkan untuk variabel partisipasi
pelaksanaan program PHBM diperoleh soal yang tidak valid ialah:
nomor 30, 31, 45, 47, dan 48.
√{ } { }
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N : Jumlah subyek atau responden
X : Jumlah skor setiap item angket
Y : Jumlah skor total angket (Arikunto, 2006: 155)
2) Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu instumen cukup dapat dipercaya
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Reliabel artinya dapat dipercaya jadi dapat diandalkan (Arikunto, 2006:
178). Pengujian reliabilitas diukur dengan menggunakan SPSS 16 dan
diperoleh untuk variabel pengetahuan kognitif petani hutan
reliabilitasnya 0,82 sedangankan untuk variabel partisipasi pelaksanaan
program PHBM reliabilitasnya 0,90.
30
[
] [
]
Keterangan :
r11 : Reliabilitas angket
k : Banyaknya butir pertanyaan atau soal
: Jumlah varian total
: Varian skor total (Arikunto, 2006: 196)
3.5. Teknik Analisis Data
Tabel 3.2 Matriks Teknik Analisis Data
No Masalah Metode Analisis Data
1 Bagaimana pengetahuan kognitif petani
hutan tentang Program Pengelolaan Hutan
Bersama Masyarakat (PHBM)?
Analis Geografi,
Deskriptif Persentase
2 Bagaimana partisipasi petani hutan dalam
pelaksanaan Program Pengelolaan Hutan
Bersama Masyarakat (PHBM)?
Analisis Geografi,
Deskriptif Persentase
3 Bagaimana hubungan pengetahuan kognitif
petani hutan dengan partisipasi pelaksanaan
program Pengelolaan Hutan Bersama
Masyarakat (PHBM)?
Tabulasi Silang, Uji
Chi-Square Test.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
analisis geografi khususnya analisis keruangan. Analisis keruangan
digunakan untuk menganalisis petakan-petakan hutan berisi tanaman pokok,
tanaman pengisi, tanaman pagar, dan tanaman tumpangsari.
Analisis deskriptif persentase digunakan untuk mengetahui
pengetahuan petani hutan dan mengkaji pengetahuan kognitif masyarakat
desa hutan dalam program PHBM. Analisis data ini digunakan
pengumpulan data dengan menentukan skor responden sesuai penskoran
yang ditentukan selanjutnya menjumlah skor tersebut.
31
Untuk menentukan skor (deskriptif persentase) digunakan rumus:
DP=
x100%
Keterangan:
DP: Deskriptif persentase
N : Jumlah seluruh nilai yang diharapkan
n : Nilai yang diperoleh (Ridwan, 2004:71-95)
Presentase yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam kriteria
penilaian pengetahuan. Penulis mengambil standar penilaian dengan
mengacu pada penilaian akademik yang ada di Universitas Negeri
Semarang, namun yang tadinya terdapat 8 kriteria berdasarkan standar
penilaian UNNES, kemudian penulis menyederhanakan menjadi 3 kriteria
untuk mengukur tingkat pengetahuan kognitif petani hutan, adapun kriteria
diantaranya: a) Baik, b) Cukup, c) Kurang. Penskoran untuk tes kriteria
jawaban ialah untuk jawaban benar bernilai 1, salah nilai 0. Untuk lebih
jelasnya dapat melihat pada tabel 3.3 standar penilaian akademik unnes, dan
tabel 3.4 kriteria untuk tingkat pengetahuan kognitif petani hutan.
Tabel 3.3 Standar Penilaian Akademik UNNES
No Nilai Angka Nilai Huruf Bobot Predikat
1 86-100 A 4,00 Sangat Baik
2 81-85 AB 3,50 Lebih dari Baik
3 71-80 B 3,00 Baik
4 66-70 BC 2,50 Lebih dari Cukup
5 61-65 C 2,00 Cukup
6 56-60 CD 1,50 Kurang dari Cukup
7 51-55 D 1,00 Kurang
8 ≤ 50 E 0,00 Gagal (Tidak Lulus)
Sumber: Buku Pedoman Akademik UNNES, 2013
32
Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Pengetahuan Kognitif Petani Hutan
No Rentang Skor Persentasi Nilai Kriteria
1 13 - 20 66-100 Baik
2 8 - 12 61-65 Cukup
3 0 - 7 ≤ 60 Kurang
Kemudian untuk data yang diperoleh dengan cara pengumpulan data
utama dari wawancara dan dianalisis melalui tahapan yaitu:
a) Mengelompokkan data sesuai dengan jenisnya.
b) Membuat tabulasi data
c) Data yang telah ditabulasikan, diolah dalam bentuk komputerisasi.
Sedangkan metode yang digunakan untuk menganalisis data penelitian
tentang pengaruh pengetahuan kognitif petani hutan terhadap partisipasi
pelaksanakan program PHBM, data dianalisis dengan menggunakan cross
tab atau tabulasi silang dengan korelasi uji chi-square test dengan
menggunakan SPSS 16 dan kemudian ditinjau pada fakta lapangan.
Rumus menghitung chi-square adalah sebagai berikut:
∑
Keterangan:
x² = chi kuadrat
fo = frekuensi yang diobservasi
fh = frekuensi yang diharapkan (Arikunto, 2006: 290)
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Geografi adalah ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena geosfer
(atmosfer, lithosfer, hidrosfer, dan antroposfer) dengan menggunakan pendidikan
keruangan, kelingkungan, dan kompleks wilayah. Kajian dalam penelitian ini
adalah aktifitas petani hutan (anggota LMDH Jati Bagus) dalam memanfaatkan
lingkungan hutan. Secara keruangan bahwa berkaitan tentang informasi yang
diberikan meliputi distribusi, luasan, tingkat kesesuaian lahan, faktor pembatas,
dan alternatif teknologi yang dapat diterapkan (Banowati, 2013:7).
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1. Kondisi Geografis
Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Jomblang
Kecamatan Jepon Kabupaten Blora yang tergabung dalam anggota LMDH
Jati Bagus. Secara astronomis Desa Jomblang terletak pada 7º00‟34” LS -
7º02‟58‟‟ LS dan 111º25‟57‟‟ BT - 111º28‟15” BT. Secara administrasi,
termasuk dalam wilayah Kecamatan Jepon Kabupaten Blora serta memiliki
batas-batas wilayah yaitu:
Sebelah Utara : Desa Purworejo & Kecamatan Blora
Sebelah Timur : Desa Kawasan Hutan & Desa Nglobo
Sebelah Barat : Desa Ngampon & Kecamatan Jepon
33
34
Sebelah Selatan : Kawasan Hutan & Desa Semanggi
Gambar 4.1 Desa Jomblang
Sumber: Dokumentasi Penelitian
Lokasi desa ini berjarak 4 km dengan pusat Pemerintahan Kecamatan,
sedangkan dengan Pemerintahan Kabupaten adalah 10 km, serta jarak dari
Ibu Kota Provinsi adalah 133 km, dan jarak tempuh dengan KPH Cepu
adalah 36 km. Wilayah Desa Jomblang terletak di dalam Resor Pangkuan
Hutan (RPH) Nglobo dengan Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH)
Jomblang dan termasuk dalam Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Cepu
yang terletak diujung paling barat wilayah KPH Cepu, berseberangan
dengan wilayah KPH Blora. Desa Jomblang sendiri terdiri dari dua dusun
yaitu Dusun Kaliklampok dan Dusun Jomblang. Untuk mengetahui lebih
jelas mengenai batas-batas wilayah desa dapat dilihat pada gambar 4.2
seperti berikut:
35
Gambar 4.2. Peta Administrasi Desa Jomblang
35
36
4.1.2. Penggunaan Lahan
Luas wilayah Desa Jomblang adalah 1.281,261 Ha dengan ketinggian
146 Mdpl yang terdiri dari sawah, tegal, pekarangan, dan hutan. Untuk lebih
jelasnya perhatikan Luas penggunaan lahan Desa Jomblang dapat dilihat
pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Penggunaan Lahan Desa Jomblang
No Keterangan Luas (Hektar)
1 Sawah 579,752 ha
2 Tegalan/Ladang 83,242 ha
3 Pemukiman 67,040 ha
4 Hutan 551,827 ha
Sumber: Data Analisis Penelitian 2016
Tabel 4.1 menunjukan bahwa penggunaan lahan Desa Jomblang untuk
sawah sebesar 579,752 ha, merupakan penggunaan lahan yang terbesar di
Desa Jomblang. Sedangkan penggunaan lahan pemukiman sebesar 67,040
ha, merupakan penggunaan lahan terkecil. Mayoritas penggunaan lahan
ialah berupa vegetasi meliputi sawah dan hutan yang dilambangkan warna
hijau muda (sawah) dan hijau tua (hutan).
Sedangkan penggunaan lahan yang lain berupa pemukiman dan
tegalan. Pemerintahan Desa Jomblang terbagi atas 2 dusun yaitu Jomblang
dan Kaliklampok. Terdiri dari 3 RW (Rukun Warga) dengan jumlah total 23
RT (Rukun Tetangga) dan dipimpin oleh seorang Kepala Desa. Secara lebih
detail, peta penggunaan lahan ditampilkan pada gambar 4.3.
37
Gambar 4.3. Peta Penggunaan Lahan Desa Jomblang
37
38
Berdasarkan Peta Penggunaan Lahan Desa Jomblang Kecamatan
Jepon Kabupaten Blora, sawah yang terdapat pada Desa Jomblang berupa
sawah tadah hujan. Sawah tipe ini sumber airnya hanya mengandalkan dari
curah hujan. Umumnya diusahakan atau ditanami padi pada musim hujan,
sedangkan pada musim kemarau diberakan. Pola tanamnya adalah padi-bera
atau palawija-padi (Nurmala, 2012:103).
Sedangkan untuk hutan di Desa Jomblang mayoritas hutan yang
berisikan Pohon Jati dan sebagian Mahoni. Kawasan hutan di Desa
Jomblang sebagian kecil juga terdapat hutan rakyat seluas 36 Ha. Hutan
rakyat adalah yang dikuasai oleh rakyat sebagai sumber mata pencaharian
tambahan selain mata pencaharian pokok penduduk suatu desa (Nurmala,
2012:111). Berikut ini karkateristik tanah pada hutan Desa Jomblang
Kecamatan Jepon Kabupaten Blora dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Karakteristik Tanah pada Hutan di Desa Jomblang
No BKPH Petak pH
Drainase
Tanah
(ααβ)
HCL Kandungan
Organik Warna Tanah
Jenis
Tanaman
1 Nglobo 6018C 7,56 Baik Tinggi Rendah Merah
Kecoklatan Jati
2 Nglobo 6051A 7,64 Baik Tinggi Rendah Merah
Kecoklatan Mahoni
Sumber: Perum Perhutani KPH Cepu
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan bahwa kawasan hutan di Desa
Jomblang Kecamatan Jepon Kabupaten Blora termasuk Bagian Kesatuan
Pemangkuan Hutan (BKPH) Nglobo. Pada petak hutan 6018C diisi jenis
39
Pohon Jati, dengan tingkat pH tanah sebesar 7,56 yang berarti basa.
Sedangkan untuk petak hutan 6051A diisi jenis Pohon Mahoni, dengan
tingkat pH tanah sebesar 7,64 yang berarti basa. Drainase pada kedua petak
baik tetapi agak sarang (kedap air), kandungan organik tanah rendah, dan
kandungan kapur pada tanah tinggi. Jenis tanah grumusol dengan warna
tanah merah kecoklatan. Tanah yang sesuai pada Pohon Jati pada umumnya
adalah yang agak basa, dengan pH antara 6-8, sarang (memiliki aerasi yang
baik), mengandung cukup banyak kapur (Ca, calcium) dan fosfor (P),
karena Pohon Jati tidak tahan tergenang air.
4.1.3. Kependudukan
Jumlah penduduk Desa Jomblang pada Tahun 2010 sebanyak 3.273
jiwa, untuk jumlah laki-laki ialah 1.687 orang dan jumlah perempuan
sebanyak 1586 orang dengan jumlah KK sebanyak 946 KK (Monografi,
Desa Jomblang 2016). Kepadatan penduduk 252 jiwa/km², dan terbagi
menjadi 2 Dusun, Dusun Jomblang dan Kaliklampok. Jumlah RW terdapat
3 RW dengan jumlah total 23 RT. Berikut adalah komposisi penduduk
berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin, menurut bidang pekerjaan
utama, dan menurut pendidikan dapat dilihat pada tabel 4.3. (Pada lampiran
halamn 83).
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan bahwa jumlah terbanyak petani
hutan terdapat pada kelompok umur 40-45 yaitu sejumlah 32 orang,
sedangkan jumlah terkecil petani hutan terdapat pada kelompok umur ≥ 70
yaitu sejumlah 1 orang. Rata-rata usia petani hutan di Desa Jomblang adalah
40
berumur 47 tahun. Di desa jomblang sendiri jumlah penduduk sebagian
besar berada pada kelompok umur muda dan semakin sedikit jumlahnya
pada kelompok umur tua sehingga Desa Jomblang memiliki bentuk
piramida muda (ekspansif). Hal tersebut menandakan bahwa angka
kelahiran bayi di Desa Jomblang tinggi.
Perekonomian tidak terlepas dari adanya pekerjaan yang
mendukungnya. Jumlah penduduk di Desa Jomblang yang bekerja pada
bidang pertanian tanaman pangan memiliki jumlah paling tinggi yaitu 1.845
jiwa. Sedangkan dilihat dari sektor mata pencaharian, mayoritas pekerja
anggota LMDH Jati Bagus adalah petani yaitu 58 , terlihat bahwa sebagian
besar penduduk bekerja pada sektor pertanian. Penduduk memanfaatkan
lahan sawah dan hutan negara untuk lahan pertanian mereka, untuk jenis
tanaman pertanian sendiri adalah padi, jagung, dan singkong.
Tingkat Pendidikan penduduk Desa Jomblang termasuk masih rendah
yaitu sebagian besar hanya sampai jenjang Sekolah Dasar yaitu sejumlah
1.145 jiwa dan jumlah penduduk yang memiliki tingkat pendidikan sampai
S1 sedikit yaitu 19 orang. Mayoritas petani hutan berjenjang pendidikan SD
yaitu sebanyak 67 orang dan sebanyak 9 orang lainnya tidak tamat SD.
Sedangkan untuk jenjang sarjana hanya 1 orang. Masih rendahnya
pendidikan masyarakat menandakan kurangnya kesadaran masyarakat
tentang pendidikan.
41
4.1.4. Wilayah Hutan Desa Jomblang Kecamatan Jepon
Wilayah Hutan Desa Jomblang termasuk pangkuan hutan dari KPH
Cepu, dengan BKPH Nglobo. Lebih jelasnya lihat pada tabel 4.4 (pada
lampiran halaman 86). Desa Jomblang terbagi atas 2 dusun, yaitu Dusun
Jomblang dan Kaliklampok. Total pangkuan pada Desa Jomblang ialah 25
petak terbagi masing-masing dusun untuk RPH Jomblang terdiri dari 15
petak dengan luas 557,1 ha. Sedangkan untuk RPH Kaliklampok terdiri dari
10 petak dengan luas 277,1 ha. Total seluruh luas pangkuan hutan Desa
Jomblang adalah sebesar 834,2 ha.
Tanaman pokok yang berada pada KPH Cepu adalah tanaman Jati.
RPH Jomblang untuk tanaman pokok terdiri dari jati dan mahoni. Di satu
kawasan hutan, selain terdapat tanaman pokok terdapat juga tanaman pagar,
pengisi, dan sela. Kawasan hutan Desa Jomblang memiliki tanaman pengisi
kesambi dan kemlanding. Tanaman pengisinya ialah tanaman sonokeling,
sedangkan untuk tanaman pagar ialah tanaman secang. Lebih jelasnya lihat
pada gambar 4.4
42
Gambar 4.4 Peta Pangkuan Hutan Desa Jomblang
43
Berdasarkan gambar 4.4 menunjukan gambaran Petak Pangkuan
Hutan di Desa Jomblang. Jenis tanaman meliputi tanaman pagar, tanaman
pokok, tanaman pengisi, dan tanaman tumpangsari. Tanaman pagar adalah
tanaman yang ditanam di sekeliling bidang tanaman dengan jenis-jenis
tanaman tertentu yang berfungsi sebagai pelindung/pagar dari bahaya
gangguan ternak maupun penjarahan penebang liar. Sedangkan tanaman
pokok adalah tanaman kehutanan yang ditentukan berdasarkan ketetapan
dalam rencana perusahaan pada lokasi yang bersangkutan. Kemudian
tanaman pengisi adalah tanaman yang ditanam dengan tujuan guna
membantu mengurangi segi-segi kurang baik dari budidaya tanaman sejenis,
ditanam pada larikan tanaman pokok, dan tanaman tumpangsari adalah
adalah tanaman yang dikelola dimana petani dapat mengusahakan lahan
kehutanan dengan tanaman pangan seperti padi, jagung, ubikayu, kol,
bawang merah, kentang disamping tanaman pokok kehutanan seperti jati,
pinus, sengon, dan mahoni (Banowati, 2013:199).
Pada kawasan hutan di Desa Jomblang jarak tanaman pagar terhadap
tanaman pokok sekitar 60 sentimeter sampai 1 meter. Pada tanaman pokok
dengan tanaman pengisi berjarak 1 meter sampai 3 meter. Sedangakan untuk
tumpangsari ditanam pada sela-sela tanaman pokok ataupun tanaman
pengisi. Kawasan hutan yang digarap bukan hanya kawasan bukaan saja,
masyarakat juga boleh menggarap kawasan yang sudah tutup tajuk, yaitu
tanaman yang sudah berumur 40 tahun keatas yang tajuknya sudah tertutup.
44
Sebagian besar petani hutan menanam tanaman tumpangsari berupa jagung
dan pisang.
4.1.5. LMDH Jati Bagus
Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) yang ada di Desa
Jomblang Kecamatan Jepon Kabupaten Blora bernama LMDH Jati Bagus.
Ketuanya yaitu Surat Wartono, S.E. dengan Muhammad Amin sebagai
wakil ketua, sedangkan untuk sekretaris yaitu, Rahmat Iskak dan Riyanto.
Kemudian untuk bendara ialah Dwi Yulianto dan Suprapto. Berikut susunan
pengurus LMDH Jati Bagus dapat dilihat pada tabel 4.5 (pada lampiran
halaman 89).
LMDH Jati Bagus berdiri pada tanggal 14 Oktober 2005 dengan
nomor akta notaris 435 dan nomor perjanjian 47 dengan beranggotakan 125
orang. Alamat dari LMDH Jati Bagus sendiri terletak pada Desa Jomblang
Kecamatan Jepon Kabupaten Blora yang termasuk dalam Resor Pangkuan
Hutan (RPH) Nglobo dengan Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH)
Jomblang dan termasuk dalam Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Cepu.
LMDH Jati Bagus merupakan salah satu LMDH andalan dari KPH Cepu.
Salah satu buktinya ialah LMDH Jati Bagus sering dikirim dalam studi
banding maupun pelatihan perwakilan KPH Cepu. Lebih jelasnya lihat
gambar 4.5 dan 4.6
45
Gambar 4.5 Pelatihan Budidaya Porang
Sumber: http://jatibagusjomblang.blogspot.co.id
Sedangkan di dalam forum komunikasi, LMDH Jati Bagus juga sudah
mengikuti perkembangan jaman, yaitu dengan adanya laman atau website:
jatibagusjomblang.blogspot.com atau dengan surat elektronik (surel)
[email protected]. Dilihat dari pembagian (zonasi) wilayah,
Desa Jomblang termasuk dalam zona penyangga dimana zona penyangga
tersebut merupakan daerah yang interaksi terhadap sumber daya hutan
penunjang fungsi ekologi, ekonomi, dan sosial. Desa Jomblang dikelilingi
hutan dengan jumlah petak sebanyak 24 petak, masing-masing 15 petak di
wilayah RPH Jomblang dan 9 petak di wilayah RPH Kaliklampok dengan
luas pangkuan total sebesar 8.342.000 m². Luas garapan untuk masing-
masing anggota LMDH dibagi berdasar ketentuan dari Perhutani yaitu
sebesar 2500 m².
46
Gambar 4.6 Studi Banding Lembah Hijau Karanganyar
Sumber: http://jatibagusjomblang.blogspot.co.id
Ketua dipilih setiap 5 tahun dengan sistem musyawarah pemilihan
umum yang diikuti oleh seluruh anggota LMDH Jati Bagus. Pada saat ini
Ketua LMDH Jati Bagus adalah Bapak Surat Wartono, S.E. Beliau
merupakan ketua LMDH Jati Bagus terpilih untuk dua kali periode ini.
Keaksaran fungsional pernah diadakan oleh Perhutani di Desa
Jomblang selama 6 bulan yang dilakukan dengan SKB Blora yang
dilaksanakan seminggu 3 kali. Pembinaan dilakukan secara rutin paling
tidak 1 minggu 2 kali, dengan materi seputar kehutanan dan paramateri
Asper (Asisten Perhutani) BKPH Nglobo Pak Mulyo Hadi Susanto.
Kegiatan musyawarah atau rapat biasanya diadakan bersama dengan diskusi
anggota, dilaksanakan di ruang terbuka. Ketika di lapangan ada hal yang
perlu didiskusikan maka didiskusikan di lapangan secara langsung bersama
para anggota. Namun untuk rapat resmi, diadakan biasanya dirumah ketua
LMDH Pak Surat Wartono.
47
Kegiatan LMDH Jati Bagus sendiri sangat aktif baik di dalam maupun
luar kawasan. Kegiatan-kegiatan di dalam kawasan diantaranya ialah
penanaman, pemeliharaan/penjarangan, teresan, tebangan, dan penanaman
Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi (GP3K).
Sedangkan untuk kegiatan di luar kawasan diantaranya adalah koperasi,
penanaman empon-empon, budidaya entok, jasa pembayaran listrik, foto
copy, pengetikan, dang penanganan sampah.
Sharing yang diterima digunakan untuk kepentingan masyarakat
bersama. Setiap tahun LMDH Jati Bagus mendapatkan sharing dari
Perhutani, untuk jumlahnya setiap tahunnya berbeda. Hasil sharing yang
diterima sudah merupakan hasil perhitungan dari Perhutani. Hasil tersebut
tidak langsung dibagikan kepada para anggota, namun disimpan untuk
kepentingan-kepentingan LMDH maupun masyarakat luas. Misal ada warga
yang mengajukan proposal bantuan dana untuk pembangunan ke LMDH,
ketika hasil sharing tersebut cukup untuk membantu maka hasil sharing
tersebut digunakan untuk membantu pembangunan fasilitas-fasilitas umum
tersebut sehingga hasil sharing tersebut bermanfaat untuk orang banyak.
4.2. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Jomblang
Kecamatan Jepon Kabupaten Blora, diperoleh data sebagai berikut.
1. Pengetahuan Kognitif Petani Hutan terhadap Program Pengelolaan Hutan
Bersama Masyarakat (PHBM).
48
Pengetahuan Kognitif dalam penelitian ini mempunyai 5 sub variabel
yaitu (1) Pengetahuan/C1, (2) Pemahaman/C2, (3) Penerapan/C3, (4)
Analisa/C4, (5) Evaluasi/C6. Sub variabel tersebut dilakukan pengukuran,
dan dari pengukuran tersebut didapatkan gambaran pengetahuan kognitif
yang diikuti responden seluruh anggota LMDH Jati Bagus di Desa
Jomblang Kecamatan Jepon Kabupaten Blora. Distribusi tabulasi data
pengetahuan kognitif dapat dilihat pada tabel 4.8. (Pada lampiran halaman
90).
Tabel 4.6 Tingkat Kognitif Petani Hutan
Interval Kriteria Frekuensi %
66% - 90% Baik 21 17
41% - 65% Cukup 74 59
15% - 40% Kurang 30 24
Jumlah 125 100
Sumber: Data Penelitian Tahun 2016
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa separuh lebih petani berada
pada kategori cukup yaitu 74 responden (59%). Rata-rata persentase sebesar
51,1% termasuk kategori cukup, ini menunjukan bahwa tingkat kognitif
petani hutan belum baik, disamping itu terdapat juga jarak yang cukup jauh
antara nilai tertinggi dan nilai terendah. Hal ini menunjukan tidak meratanya
pengetahuan petani hutan akan tingkat kognitif tentang program PHBM itu
sendiri. Nilai tertinggi sebesar 90% dan nilai terendahnya sebesar 15%.
Secara lebih detailnya mengenai pengetahuan kognitif dapat dilihat pada
tabel 4.7 (Pada lampiran halaman 84).
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa dalam analisis
pengetahuan kognitif masyarakat desa hutan yang tergabung dalam LMDH
49
Jati Bagus Desa Jomblang Kecamatan Jepon Kabupaten Blora dilihat dari
persentase tingkat pengetahuan terbesar berada pada level evaluasi (C6)
yaitu sebesar 62%. Sedangkan tingkat pengetahuan terkecil berada pada
level analisa (C4). Nilai Indeks Prestasi Tingkat Kognitif petani hutan
sebesar 1,27. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat desa hutan yang
tergabung dalam LMDH Jati Bagus Desa Jomblang belum mengerti
sepenuhnya apa itu program PHBM, hal ini juga dipengaruhi juga tentang
faktor tingkat pendidikan masyarakat yang rendah, dimana sebagian besar
masyarakat berada pada jenjang Sekolah Dasar (SD).
2. Pelaksanaan Program PHBM Petani Hutan anggota LMDH Jati Bagus di
Desa Jomblang Kecamatan Jepon Kabupaten Blora.
Partisipasi masyarakat dalam melaksanaan program PHBM meliputi
bidang perencanaan, bidang pembinaan sumberdaya hutan, bidang
pemasaran, bidang keruangan, dan bidang produksi. Secara keseluruhan
gambaran tentang partisipasi pelaksanaan program PHBM masyarakat
berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut.
Tabel 4.9 Partisipasi Pelaksanaan Program PHBM
Interval Kriteria Frekuensi %
61% - 95% Baik 29 23
46% - 60% Cukup 54 43
15% - 45% Kurang 42 34
Jumlah 125 100
Sumber: Data Analisis Penelitian 2016
Berdasarkan tabel 4.9 diketahui hampir separuh partisipasi
pelaksanaan program PHBM berada pada kategori cukup sejumlah 54
responden (43%). Sedangkan rata-rata persentasenya sebesar 52% termasuk
50
kategori cukup sehingga menunjukkan bahwa tingkat pasrtisipasi
masyarakat dalam pelaksanaan program PHBM belum baik. Hal ini
disebabkan karena masyarakat belum optimal dalam berpartisipasi
melaksanakan kegiatan program PHBM, salah satunya adalah hanya aktif
ketika ada kegiatan tertentu. Padahal kegiatan pengelolaan hutan harus
dilakukan secara berkelanjutan agar terciptanya alam yang lestari, sehingga
nantinya nantinya produksi hutan dapat terkelola dengan baik dan terjaga.
Tingkat partisipasi yang belum maksimal menunjukkan bahwa masyarakat
atau anggota LMDH Jati Bagus kurang aktif dalam berbagai kegiatan
PHBM, baik kegiatan LMDH maupun kegiatan yang diselenggararakan
bersama Perhutani. Secara lebih detailnya mengenai partisipasi pelaksanaan
program PHBM dapat dilihat pada tabel 4.10 (Pada lampiran halaman 85).
Berdasarakan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa dalam analisis
partisipasi pelaksanaan program PHBM masyarakat desa hutan yang
tergabung dalam LMDH Jati Bagus Desa Jomblang Kecamatan Jepon
Kabupaten Blora dilihat dari tingkat partisipasi pelaksanaan terbesar berada
pada program Pemasaran yaitu sebesar 58%. Sedangkan untuk partisipasi
pelaksanaan terkecil berada pada program produksi yaitu 44%. Kemudian
untuk tingkat keberhasilan partisipasi pelaksanaan program PHBM ialah
sebesar 50% atau termasuk kategori cukup. Hal ini menunjukan bahwa
partisipasi masyarakat desa hutan yang tergabung dalam anggota LMDH
Jati Bagus belum baik. Partisipasi dalam hal ini menunjukan kurangnya
peran aktif petani hutan dalam melaksanakan kegiatan baik yang diberikan
51
LMDH ataupun Perhutani. Secara detail dapat dilihat pada hasil tabulasi
data pada tabel 4.11 (pada lampiran halaman 97).
3. Hubungan pengetahuan kognitif petani hutan terhadap pelaksanakan
program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM).
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan kognitif terhadap
partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program PHBM, digunakan
analisis tabulasi silang dimana variabel terpengaruhnya disusun sebagai
baris (vertikal) dan variabel pengaruh disusun sebagai kolom (horizontal).
Analisis tabulasi silang dalam penelitian ini menggunakan SPSS 16. Hasil
tabulasi silang dapat dilihat pada lampiran halaman 103.
Berdasarkan dengan hasil yang diperoleh, diketahui bahwa nilai
r=0,777. Artinya, yang berarti hubungan antara variabel adalah 0,777. Hal
ini menunjukkan hubungan yang kuat antara variabel Pengetahuan Kognitif
dengan Partisipasi Pelaksanaan Program PHBM. Hasil korelasi diketahui
variabel Pengetahuan Kognitif memberikan sumbangan sebesar 60,37%
terhadap variabel Partisipasi Pelaksanaan Program PHBM. Sisanya sebesar
39,63% ditentukan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam kasus atau
pembahasan ini (Lebih jelasnya lihat pada lampiran halaman 104).
Sedangkan dari hasil tabulasi silang diketahui seperti pada tabel 4.12
52
Tabel 4.12 Hubungan Pengetahuan Kognitif terhadap Partisipasi PHBM
Partisipasi Pelaksanaan
Program PHBM
Pengetahuan Kognitif
Kura
ng
Cukup
Bai
k
Total
Kurang Freekuensi 15 14 1 30
Persentase 50 47 3 24
Cukup Freekuensi 22 33 19 74
Persentase 30 44 26 59
Baik Freekuensi 5 7 9 21
Persentase 24 33 43 17
Total Freekuensi 42 54 29 125
Persentase 34 43 23 100
Sumber: Data Penelitian Tahun 2016
Tampak bahwa dari 30 responden (24%) yang memiliki tingkat
kognitif kurang, 15 responden memiliki partisipasi pelaksanaan program
PHBM yang kurang pula. Begitupun pada pengetahuan kognitif baik, dari
21 responden (17%) yang memiliki tingkat kognitif baik, sejumlah 9
responden memiliki partisipasi pelaksanaan program PHBM yang baik pula.
Kesimpulannya adalah apabila masyarakat memiliki pengetahuan kognitif
yang kurang maka akan berpengaruh pada partisipasi pelaksanaan program
PHBM yang kurang pula, begitupun sebaliknya. Lebih jelasnya lihat pada
lampiran halaman 103.
Pada saat peninjauan langsung kelapangan diambil dari 10 responden
yang terdiri dari 7 responden yang memiliki kognitif sangat kurang dang 3
responden yang memiliki kognitif sangat baik. Pada peninjauan lapangan
53
hanya diambil 10 responden karena jika diambil semua tidak
memungkinkan satu per satu. Lebih jelasnya lihat pada tabel 4.13.
Tabel 4.13 Hasil Tinjauan Petakan Hutan
No No.
Resp.
Pengetahuan
Kognitif
Partisipasi
Program PHBM Petak
Kondisi
Lapangan
1 R-037 Kurang Kurang 6018 A Tidak Baik
2 R-039 Kurang Kurang 6018 A Tidak Baik
3 R-040 Kurang Kurang 6018 C Baik
4 R-041 Kurang Kurang 6018 B Tidak Baik
5 R-042 Kurang Kurang 6018 B Tidak Baik
6 R-081 Kurang Kurang 6018 B Tidak Baik
7 R-078 Kurang Kurang 6051 A Baik
8 R-006 Baik Baik 6051 A Baik
9 R-014 Baik Baik 6051 A Baik
10 R-032 Baik Cukup 6051 B Tidak Baik
Sumber: Data Penelitian Tahun 2016
Gambar 4.7 Petak Hutan 6051 A dengan Kondisi yang Baik.
Sumber: Dokumentasi Penelitian 2016
Faktanya, menunjukan bahwa faktanya 2 dari 7 responden yang
memiliki kognitif kurang setelah ditinjau petakan hutan garapan
menunjukan bahwa hutan yang digarap dalam kondisi yang baik. Sedangkan
untuk 3 responden yang memiliki kognitif baik, setelah ditinjau langsung
54
kelapangan bahwa 1 dari 3 responden yang memiliki kognitif yang baik,
menunjukan bahwa fakta pada kondisi petak garapan hutan tidak dalam
kondisi baik. Hal ini menunjukan bahwa tidak semua petani hutan yang
memiliki pengetahuan kognitif yang kurang juga berdampak pada
partisipasi pelaksanaan program yang kurang juga, faktanya terdapat
petakan garapan petani yang memiliki pengetahuan kognitif yang kurang
akan tetapi setelah ditinjau lapangan petak garapan petani hutan tersebut
dalam kondisi baik. Hal ini dikarenakan responden tersebut lebih suka
melakukan pekerjaan lapangan daripada mengikuti forum pertemuan rutin
keanggotaan LMDH.
Gambar 4.8 Petak Hutan 6051 B dengan Kondisi yang Tidak Baik.
Sumber: Dokumentasi Penelitian 2016
Begitu juga sebaliknya tidak semua petani hutan yang memiliki
pengetahuan kognitif yang baik berdampak pada partisipasi pelaksanaan
program yang baik juga. Faktanya, terdapat petakan garapan petani yang
memiliki pengetahuan kognitif baik akan tetapi setelah ditinjau lapangan
55
petak garapan petani hutan tersebut tidak dalam kondisi baik. Hal ini
dikarenakan responden tersebut lebih suka melakukan pertemuan rutin
keanggotaan LMDH daripada melakukan pekerjaan lapangan.
4.2. Pembahasan
4.2.1. Pengetahuan Kognitif Petani Hutan terhadap program PHBM
Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata persentase pengetahuan kognitif
petani hutan yang tergabung dalam LMDH Jati Bagus Desa Jomblang
Kecamatan Jepon Kabupaten Blora sebesar 49% dan termasuk kategori
cukup. Hal ini menunjukan bahwa tingkat kognitif petani hutan belum baik,
hal ini dapat terjadi karena banyak berbagai faktor yang mempengaruhinya,
yaitu salah satu diantaranya ialah mayoritas tingkat pendidikan masyarakat
yang sangat rendah. Kesadaran akan pentingnya tingkat pendidikan masing
kurang. Padahal dengan sadarnya masyarakat akan pentingnya tingkat
pendidikan akan menjadikan masyarakat semakin terampil, baik dalam
kehidupan sehari-hari maupun aspek pengetahuan. Sebagian besar
masyarakat Desa Jomblang mengikuti pendidikan dengan kategori rendah,
yakni SD.
Sehingga dapat diartikan bahwa masyarakat Desa Jomblang sebagian
besar mengikuti jenjang pendidikan dengan kategori rendah, masyarakat
tersebut juga sedikit dalam mengikuti pendidikan nonformal. Pendidikan
nonformal juga sama pentingnya dengan pendidikan formal yang
memberikan pengetahuan kepada masyarakat sebagai bekal untuk
56
menunjang kehidupannya. Semakin banyak atau sering seseorang mengikuti
berbagai kegiatan dalam rangka pendidikan nonformal, semakin banyak
pula pengetahuan, informasi, dan ketrampilan yang dimilikinya, begitupun
sebaliknya. Semakin sedikit seseorang mengikuti kegiatan-kegiatan
pendidikan nonformal maka pengetahuan yang diperolehnya juga semakin
sedikit. Pendidikan dan pengetahuan yang rendah membuat pola pikir
masyarakat juga rendah. Pola pikir yang rendah, masyarakat tidak dapat
meningkatkan kehidupannya menjadi lebih baik.
4.2.2. Partisipasi pelaksanaan Program PHBM
Berdasarkan hasil penelitian rata-rata persentase partisipasi petani
hutan dalam pelaksanaan program PHBM sebesar 51% dan termasuk
kategori cukup. Hal ini dapat terjadi karena bentuk partisipasi aktif petani
hutan dinilai kurang. Keikutsertaan petani hutan dimulai dari bidang
perencanaan, pembinaan sumberdaya hutan, pemasaran, keuangan, maupun
produksi jauh dari yang diharapkan. Masyarakat masih enggan mengikuti
kegiatan-kegiatan perencanaan seperti rapat dalam penyusunan program
pengelolaan hutan atau yang disebut rencana dan strategi lima tahun. Bidang
pembinaan dan sumberdaya sudah dilakukan dengan baik. Akan tetapi
dalam pelasanaan patroli hampir semua kegiatan pengawasan hutan baik
pengurus maupun anggota tidak mengikuti karena masyarakat masih
beranggapan bahwa tugas tersebut lebih menuju pada Perhutani, disamping
itu anggaran untuk patroli tidak seimbang dengan hasil sharing yang didapat
LMDH. Kegiatan dalam produksi tanaman hutan, LMDH kurang
57
berpartisipasi untuk pengamanan hasil tebangan dan pengangkutan hasil
tebangan ke tempat penimbunan kayu. Disini yang berperan hanya pengurus
sehingga anggota-anggota yang lain tidak turut serta dalam kegiatan
tersebut. Bidang pemasaran, kegiatannya adalah Perhutani menyediakan
warung kayu yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memperoleh
kayu, sebagian besar petani hutan tidak mengetahui lokasi warung kayu
tersebut. Bidang keuangan dilakukan oleh pengurus harian. Masyarakat
sebagian besar tidak tahu mengenai hasil sharing.
Berdasarkan wawancara tidak terstruktur dengan beberapa masyarakat
menyebutkan bahwa mereka dalam menggarap lahan dihutan hanya ikut
saja dengan yang telah ditentukan oleh Perhutani dengan tidak merusak
tanaman pokok hutan. Secara tidak langsung mereka juga ikut andil dan
berpartisipasi dalam menjaga keberadaan hutan. Akan tetapi dalam
kedudukan petani alngkah baiknya tidak hanya ikut-ikutan saja melainkan
mempunyai tiga tugas atau peranan, yaitu sebagai penggarap, manajer, dan
manusia. Petani sebagai penggarap mempunyai tugas untuk menggarap,
merawat, dan memelihara tanaman dan hewan yang dimilikinya. Petani
sebagai manajer, dibutuhkan pengelolaan dan manajerial yang tepat. Petani
sebagai manusia, petani memerlukan komunikasi dengan manusia yang lain,
baik itu dalam bentuk keluarga maupun masyarakat (Banowati, 2013:47-
48). Ketiga peranan tersebut jika terlaksana dengan baik maka akan
menghasilkan produk yang optimal.
58
4.2.3. Hubungan Pengetahuan Kognitif Petani Hutan terhadap
partisipasi pelaksanaan Program PHBM
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan
antara pengetahuan kognitif terhadap pelaksanaan program PHBM. Hal
tersebut menunjukan bahwa pengetahuan kognitif merupakan salah satu
faktor internal yang mempengaruhi pelaksanaan suatu program.
Pengetahuan kognitif yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan
tingkatan level pada Taksonomi Bloom meliputi pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisa, dan evaluasi.
Hubungan pengetahuan kognitif dalam penelitian ini adalah
rendahnya tingkat pendidikan baik formal maupun nonformal yang diikuti
masyarakat menyebabkan pelaksanaan program PHBM juga rendah.
Padahal pendidikan memberikan bekal pengetahuan yang sangat berguna
bagi kelangsungan hidup sehari-hari. Melalui pengetahuan tersebut
masyarakat dapat berpartisipasi dalam kegiatan bermasyarakat, salah
satunya adalah berpartisipasi dalam program PHBM. Masyarakat yang
intensitasnya sedikit atau jarang mengikuti pelatihan dan penyuluhan serta
pembinaan yang diadakan Perhutani maupun dinas terkait tentang kehutanan
dan pertanian maka informasi atau pengetahuanya tidak
bertambah/berkembang.
59
BAB V
PENUTUP
1.1. Simpulan
Berdasarkan penelitian dan hasil olah data dalam penelitian ini maka
dapat disimpulkan bahwa:
1. Pengetahuan kognitif petani hutan di Desa Jomblang Kecamatan
Jepon Kabupaten Blora termasuk kategori cukup.
2. Pelaksanaan Program PHBM di Desa Jomblang Kecamatan Jepon
Kabupaten Blora termasuk kategori cukup.
3. Pengetahun kognitif petani hutan mempunyai hubungan positif, makin
tinggi pengetahuan kognitif petani hutan, makin tinggi partisipasi
pelaksanaan program PHBM.
Nilai Indeks Prestasi Tingkat Kognitif petani hutan sebesar 1,27,
sedangkan tingkat keberhasilan partisipasi petani hutan dalam melaksanaan
program PHBM adalah 52% atau cukup. Berdasarkan dengan hasil yang
diperoleh, diketahui bahwa nilai r=0,777. Hasil korelasi diketahui variabel
Pengetahuan Kognitif memberikan sumbangan sebesar 60,37% terhadap
variabel Partisipasi Pelaksanaan Program PHBM. Sisanya sebesar 39,63%
ditentukan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam kasus atau
pembahasan ini. Hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara
pengetahuan kognitif petani hutan terhadap pelaksanakan program PHBM.
59
60
Perhutani dan LMDH perlu memberikan pelatihan, penyuluhan, maupun
pembinaan secara rutin dan menyeluruh kepada masyarakat Desa Hutan
guna mendorong petani hutan agar dapat meningkatkan peran dan tanggung
jawab terhadap keberlanjutan fungsi dan manfaat sumberdaya hutan,
melalui pengelolaan sumberdaya hutan dengan model kemitraan.
1.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang ada maka peneliti memberikan saran
sebagai berikut:
1. Perlu ditingkatnya kesadaran penduduk tentang pentingnya
pendidikan sebagai bekal pengetahuan untuk menunjang
kehidupannya.
2. Perhutani perlu memberikan pelatihan (study banding, pelatihan hutan
rakyat, penanggulangan kebakaran, administrasi keuangan, kompos),
penyuluhan (pengembangan usaha produktif, koperasi, ternak sapi,
entok, dan tanam rumput), maupun pembinaan (pertemuan rutin
LMDH dan kegiatan temporer) secara rutin dan menyeluruh kepada
masyarakat Desa Hutan.
3. Perlu ditingkatkan peran LMDH untuk mendorong anggotanya agar
dapat berpartisipasi lebih dalam pelaksanaan program PHBM. Selama
ini pemahaman akan peran LMDH dan PHBM yang dimiliki
masyarakat masih kurang. Pengetahuan yang sedikit membuat pola
pikri dan keterampilan masyarakat kurang berkembang dan membuat
masyarakat kurang aktif.
61
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
----- 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
----- 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Banowati, Eva. 2001. „Kegiatan Agrosilvikultur Pendapatan Penduduk Desa
Hutan Peserta Pesanggem di Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati
Jawa Tengah’. Laporan Penelitian. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial
UNNES
----- 2011. Buku Ajar Geografi Pertanian (Mina Tani). Semarang: Jurusan
Geografi FIS UNNES.
----- 2013. Geografi Pertanian. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Budiarti, Sukesti. 2011. „Persepsi Dan Partisipasi Masyarakat Desa Sekitar Hutan
Terhadap Sistem PHBM Di Perum Perhutani: Kasus Di KPH Cianjur
Perum Perhutani Unit III, Jawa Barat‟. Skripsi. Bogor: Departemen
Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB.
Dewi Liesnoor Setyowati, dkk. 2015. Paduan Penulisan Skripsi. Semarang:
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.
Kamil, Mustofa. 2009. Pendidikan Nonformal Pengembangan Melalui Pusat
Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) di Indonesia (Sebuah Pembelajaran
dari Kominkan di Jepang). Bandung: Alfabeta.
Kurniawan, Andri. 2011. „Implementasi Program Pengelolaan Hutan Bersama
Masyarakat (PHBM) Di Kawasan KPH Telawa (Studi Kasus Di LMDH
Sumber Rejeki, Makmur Sejari, Trubus Lestari dan Yosowono)‟. Skripsi.
Semarang: Fakultas Ekonomi UNNES.
Kuswono, Wowo Sunaryo. 2012. Taksonomi Kognitif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Lestariningsih, Wiwik. 2015. „Pengaruh Pendidikan Nonformal Terhadap
Partisipasi Masyarakat Dalam Program Pengelolaan Hutan Bersama
Masyarakat (PHBM) Di Desa Adinuso Kecamatan Subah Kabupaten
Batang‟. Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial UNNES.
Noviyati, Astin. 2014. „Optimalisasi Peran Lembaga Masyarakat Desa Hutan
(LMDH) Bangun dalam Meningkatkan Partisipasi Petani di Desa
Donorejo‟. Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial UNNES.
62
Nurmala, Tati. 2012. Pengantar Ilmu Pertanian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Pemerintah Republik Indonesia. 1999. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999
(Kehutanan). Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
----- 2010. Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI
No. 20 Tahun 2003). Jakarta: Sinar Grafika.
Perhutani. 2001. Keputusan Ketua Dewan Pengawas Perum Perhutani tentang
Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat. Jakarta: Perum
Perhutani.
Prasetyo, Hudoro. 2012. „Pemberian Hak Kelola Lahan oleh Perhutani Kepada
Masyarakat (PHBM) di Perum Perhutani KPH Blora‟. Skripsi. Semarang:
Fakultas Hukum UNNES.
Rifa‟i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang:
Unnes Press.
Ridwan. 2004. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.
Sarjono, Haryadi dan Winda Julianita. 2011. SPSS vs LISREL Sebuah Pengantar
Aplikasi untuk Riset. Jakarta: Salemba Empat.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2006. Metode Penelitian Survai. Jakarta:
LP3ES.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sutejo, Probo. 2014. „Hubungan Program Pengelolaan Hutan Bersama
Masyarakat Terhadap Peningkatan Pendapatan Masyarakat‟. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Geografi. Semarang: IKIP Veteran Semarang.
Sutopo, Agus. 2005. „Pengaruh tingkat Pendidikan Terhadap Tingkat Pendapatan
(Perbandingan Antara empat Hasil Penelitian)‟. Jurnal Wawasan.
Medan: Universitas Sumatra Utara.
63
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
FOTO KEGIATAN
Gambar 1. Wawancara dengan Ketua LMDH Jati Bagus
Sumber: Dokumentasi Penelitian 2016
Gambar 2. Wawancara dengan KSS PHBM Perhutani KPH Cepu
Sumber: Dokumentasi Penelitian 2016
64
Gambar 3. Petakan Hutan yang dalam Kondisi Baik
Sumber: Dokumentasi Penelitian 2016
Gambar 4. Petakan Hutan yang dalam Kondisi Tidak Baik
Sumber: Dokumentasi Penelitian 2016
65
Gambar 5. Pertemuan Rutin LMDH Jati Bagus (Diskusi Kelompok)
Sumber: Dokumentasi Penelitian 2016
Gambar 6. Wawancara dengan Pesanggem
Sumber: Dokumentasi Penelitian 2016
66
LAMPIRAN 2
KISI-KISI WAWANCARA PENELITIAN
UNTUK MASYARAKAT ANGGOTA LMDH JATI BAGUS
ANALISIS PENGETAHUAN KOGNITIF PETANI HUTAN DALAM
PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM)
DI DESA JOMBLANG KECAMATAN JEPON KABUPATEN BLORA
No Variabel Sub Variabel Indikator Jumlah
Soal
Nomor
Soal
1
Pengetahuan
Kognitif
a. Pengetahuan
(C1)
b. Pemahaman
(C2)
c. Penerapan
(C3)
d. Analisa
(C4)
1. Menjelaskan
pengertian
program PHBM
2. Menjelaskan
pengertian LMDH
3. Menyebutkan
program-program
PHBM
1. Menggali maksud
dan tujuan PHBM
2. Merinci prinsip-
prinsip PHBM
3. Mencontohkan
organisasi-
organisasi dalam
PHBM
1. Mengemukakan
alur forum
komunikasi PHBM
2. Mengurutkan latar
belakang
pembentukan
PHBM
3. Mengklasifikasi
pelaksanaan
PHBM
1. Memecahkan
masalah dalam
PHBM
2. Mengkorelasikan
keterlibatan para
pihak dalam
PHBM
3. Menyimpulkan
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
2
1
1
2
3
4, 5
6
7
8
9
10
11
12, 13
14
67
2
Program
PHBM
e. Evaluasi
(C6)
a. Bidang
Perencanaa
b. Bidang
Pembinaan
Sumberdaya
Hutan
c. Bidang
Pemasaran
d. Bidang
keruangan
e. Bidang
Produksi
pelaksanaan
pengelolaan
sumberdaya hutan
1. Mengukur
pengetahuan
tentang Pendidikan
Lingkungan Hidup
2. Mengukur
pengetahuan
tentang PHBM
3. Mengetes
pengetahuan
tentang pendidikan
konservasi
1. Penyusunan
kepengurusan
LMDH
2. Penyusunan dan
Strategi Lima
Tahun
1. Mengikuti
persemaian,
tanaman dan
pemeliharaan
tanaman
2. Diskusi Kelompok
1. Lokasi tempat
penimbunan kayu
(TPK)
1. Ikut pengelolaan
administrasi
keruangan
1. Ikut pengamanan
hasil tebangan
2
2
2
3
3
6
1
1
3
3
15, 16
17, 18
19, 20
1, 2, 3
4, 5, 6
7, 8, 9,
10, 11,
12
13
14
14, 15,
17
18, 19,
20
68
LAMPIRAN 3
INSTRUMEN PENELITIAN
LEMBAR WAWANCARA UNTUK MASYARAKAT ANGGOTA LMDH
ANALISIS PENGETAHUAN KOGNITIF PETANI HUTAN DALAM
PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM)
DI DESA JOMBLANG KECAMATAN JEPON KABUPATEN BLORA
Petunjuk Pengisian Tes:
1. Sebelum mengisi tes, terlebih dahulu tuliskan dulu identitas anda.
2. Jawab pertanyaan sesuai dengan kondisi dan keadaan sebenarnya.
3. Atas kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Identitas responden :
No. Responden :
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Pendidikan terakhir :
Alamat :
Petak garapan :
A. Pengetahuan Kognitif
1. Apa yang dimaksud dengan program PHBM?
2. Apa yang dimaksud dengan LMDH?
3. Di dalam pelaksanaan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM)
terdapat berbagai program, diantaranya ialah......
4. Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat sangatlah penting untuk
dikembangkan. Apa maksud dibentuknya PHBM oleh Perum Perhutani?
5. Tujuan dari PHBM adalah......
6. Di dalam pelaksanaan kolaborasi antara Masyarakat Desa Hutan dengan
Perum Perhutani dalam Pengelolaan Sumberdaya Hutan terdapat 5 prinsip,
salah satu diantaranya yaitu......
7. Yang termasuk contoh organisasi-organisasi didalam PHBM adalah......
8. Berikut ini alur dari forum komunikasi PHBM (FK PHBM)......
9. Latar belakangdibentuknya PHBM ialah......
10. Apa ruang lingkup pelaksanaan program PHBM?
11. Program PHBM dari tahun ke tahun masih saja mengalami kendala dan
permasalahan. Apa solusi Perum Perhutani untuk mengatasinya?
69
12. Berikut ini adalah keterlibatan pihak yang berkaitan dengan administrasi
dalam program PHBM adalah......
13. Berikut ini keterlibatan pihak yang berkaitan dengan pemberdayaan
masyarakat dalam program PHBM adalah......
14. Di dalam kolaborasi pengelolaan hutan Masyarakat Desa Hutan dengan
Perhutani perlu adanya pengetahuan kognitif petani hutan tentang peran
penting hutan bagi kehidupan. Apa manfaat hutan?
15. Dalam pelaksanaan program PHBM erat kaitannya dengan Lingkungan
Hidup. Apa yang dimaksud dengan lingkungan hidup?
16. Hutan merupakan sumberdaya alam yang sangat vital bagi kehidupan,
terutapa bagi penyuplai udara bagi makhluk hidup. Berikut ini dampak
yang terjadi akibat hutan yang rusak......
17. Pada tahun berapa PHBM PLUS dicetuskan?
18. Tahun berapa PHBM mulai dicetuskan?
19. Apa yang dimaksud dengan reboisasi?
20. Dalam pengelolaan hutan, kita juga mengenal istilah konservasi. Apa yang
dimaksud dengan konservasi?
B. Program PHBM
1. Bagaimana kepengurusan LMDH?
2. Apakah anda mengikuti rapat untuk pembentukan kepengurusan LMDH?
3. Sebagai apa anda dalam struktur organisasi LMDH?
4. Apakah anda ikut terlibat dalam penyusunan Rencana dan Strategi Lima
Tahuna?
5. Apakah anda pernah menyampaikan pendapat atau ide dalam rapat atau
musyawarah anggota?
6. Berapa kali anda mengikuti rapat/pertemuan anggota LMDH?
7. Apakah anda mengikuti kegiatan persemaian tanaman hutan bersama
Perhutani?
8. Seberapa sering anda mengikuti kegiatan pemeliharaan tanaman hutan
bersama Perhutani?
9. Apakah anda terlibat dalam pengolahan tanah dilahan hutan?
10. Apakah jenis tanaman pertanian yang anda tanam sudah sesuai ketentuan
pihak Perhutani?
11. Apakah jarak anda menanam sesuai dengan ketentuan Perhutani?
12. Apakah anda pernah turut serta dalam pelaksanaan reboisasi?
13. Apakah anda pernah mengikuti diskusi kelompok?
14. Apakah anda mengetahui Tempat Penimbunan Kayu (TPK)?
15. Apakah anda mengetahui jumlah yang didapat setiap mendapatkan
sharing?
16. Apakah anda terlibat dalam pengelolaan keuangan hasil sharing?
17. Apakah anda tahu pengelolaan keuangan hasil sharing?
18. Apakah anda terlibat dalam pengamanan produksi hasil hutan?
19. Pernahkah memanfaatkan produksi dari limbah kayu?
20. Pernahkan melakukan patroli bersama Perhutani?
70
LAMPIRAN 4
LEMBAR WAWANCARA UNTUK PIHAK PERHUTANI KPH CEPU
ANALISIS PENGETAHUAN KOGNITIF PETANI HUTAN DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM PHBM DI DESA JOMBLANG
KECAMATAN JEPON KABUPATEN BLORA
1. Berapa luas lahan hutan yang menjadi pangkuan KPH Cepu?
2. Ada berapa BKPH dan RPH di Kabupaten Blora yang termasuk kedalam
KPH Cepu? Meliputi kecamatan apa saja?
3. Ada berapa desa di kabupaten Blora yang menjadi desa model program
PHBM? Meliputi desa apa saja?
4. Bagaimana sistem PHBM yang ada di KPH Cepu?
5. Apa tujuan PHBM?
6. Apa sajakah program-program dalam PHBM di KPH Cepu?
7. Apakah program-program tersebut dibuat untuk seluruh desa/daerah yang
menjadi pangkuan KPH Cepu ataukah setiap desa/daerah mempunyai
program yang berbeda?
8. Bagaimanakah pelaksanaan program PHBM di daerah-daerah yang
menjadi pangkuan KPH Cepu?
9. Apakah masyarakat yang berpartisipasi hanya yang tergabung dalam
LMDH ataukah seluruh masyarakat desa hutan dapat ikut berpartisipasi?
10. Dalam bidang apa saja masyarakat desa hutan dapat berpartisipasi?
11. Apakah terdapat pelatihan atas pembinaan kepada masyarakat yang
dilakukan oleh pihak perhutani?
12. Materi apa saja yang diberikan dalam pelatihan atau pembinaan tersebut?
13. Bagaimana kerjasama antara pihak perhutani dengan masyarakat desa
hutan? Kerjasama tersebut berupa apa?
14. Bagaimana sistem dalam pengambilan keputusan-keputusan? Apakah
masyarakat ikut terlihat atas keputusan diambil oleh pihak perhutani
sepenuhnya?
15. Berapa kali musyawarah atau rapat-rapat yang dilakukan selama kontrak?
16. Bagaimana sistem kontrak antara Perhutani dengan masyarakat desa
hutan?
17. Untuk penentuan bagi hasil, bagaimanakah mekanisme bagi hasil yang
dilakukan oleh Perhutani KPH Cepu?
71
LAMPIRAN 5
LEMBAR WAWANCARA UNTUK KETUA LMDH JATI BAGUS
ANALISIS PENGETAHUAN KOGNITIF PETANI HUTAN DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM PHBM DI DESA JOMBLANG
KECAMATAN JEPON KABUPATEN BLORA
1. Berapakah jumlah anggota LMDH Jati Bagus?
2. Berapa jumlah luas petak pangkuan hutan yang ada di Desa Jomblang
Kecamatan Jepon Kabupaten Blora?
3. Bagaimanakah sistem pembagian petak garapan untuk digarap para
anggota LMDH?
4. Berdasarkan info, setiap LMDH telah melaksanakan keaksaraan
fungsional (KF). Berapa lama kegiatan tersebut dilaksanakan? Berapa
kali dalam seminggu?
5. Apakah pelatihan-pelatihan dari Perhutani dilaksanakan secara rutin?
Apa saja materi yang diberikan?
6. Bagaimana dengan kegiatan pembinaan yang dilakukan di LMDH Jati
Bagus? A[akah rutin dilakukan? Berapa kali seminggu?
7. Adakah penduduk ataupun anggota LMDH yang mengikuti kursus
ketrampilan tertentu? Kursus apa saja yang pernah diikuti oleh para
anggota?
8. Bagaimanakah pendidikan masyarakat anggota LMDH Jati Bagus?
9. Adakah masyarakat yang mengikuti program kejar paket?
10. Bagaimanakah sistem penentuan ketua LMDH dan kepengurusannya?
11. Apakah dalam penyusunan rencana dan strategi lima tahunan, melibatkan
semua anggota LMDH?
12. Berapa kali diadakan rapat atau musyawarah dalam seminggu?
13. Apakah LMDH Jati Bagus memiliki industri mandiri?
14. Bagaimana pengelolaan hasil sharing yang diterima LMDH?
72
LAMPIRAN 6
LEMBAR OBSERVASI
ANALISIS PENGETAHUAN KOGNITIF PETANI HUTAN DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM PHBM DI DESA JOMBLANG
KECAMATAN JEPON KABUPATEN BLORA
Daftar Pengamatan
1. Kondisi Hutan
No Hal-hal yang diamati Keterangan
1 Tanaman Tegakan:
- Tanaman pokok
- Tanaman pengisi
- Tanaman pagar
- Tanaman sela
Semua ada kecuali tanaman sela
- Jati, mahoni baik (daun
lebat, tumbuh dengan
baik)
- Sonokeling, kemlanding
- Secang
- Tidak ada
2 Tanaman Tumpangsari Baik, sudah sesuai ketentuan
Perhutani, ada juga tanaman yang
sebenarnya tidak diperbolehkan
hanya sebagian kecil.
Tanaman tumpangsari yang ada
adalah pisang dang jagung.
3 Kebakaran Hutan Kebakaran hutan di kawasan
hutan hampir setiap musim
kemarau mengalami kebakaran.
Kebakaran skala kecil
4 Pencurian Kayu Sudah berkurang
2. Aktivitas Masyarakat
No Hal-hal yang diamati Keterangan
1 Aktivitas di hutan Dilakukan pada pagi dan siang
hingga sore hari
2 Kegiatan yang dilakukan
dikawasan hutan
Menyiangi rumput, menjaga dan
merawat hutan
73
LAMPIRAN 7
Pedoman Data Dokumentasi yang dibutuhkan:
1. Daftar petak pangkuan LMDH Jati Bagus
2. Monev 2015 PHBM
3. SK LMDH Jati Bagus
4. Data monografi Desa Jomblang LMDH Jati Bagus
5. Daftar jumlah anggota LMDH Jati Bagus
6. Peta Administrasi Desa dan Peta Petak Pangkuan Hutan
7. Rencana dan strategi lima tahunan LMDH Jati Bagus
74
LAMPIRAN 8
Tabel 1 Identitas Responden
No No. Resp Nama Umur
Jenis Kelamin Pekerjaan
Pendidikan Terakhir Alamat
1 R-001 Martono 50 L Tani SD Jomblang
2 R-002 Supangat 61 L Tani SD Jomblang
3 R-003 Sugiono 63 L Tani SD Jomblang
4 R-004 Rahmad I 46 L Tani SMA Jomblang
5 R-005 Yusmida 43 P Swasta SMA Kaliklampok
6 R-006 Surat W 52 L
Pegawai
TU S1 Kaliklampok
7 R-007 Rakinah 42 P Tani SD Kaliklampok
8 R-008 Sawi 43 L Tani SD Jomblang
9 R-009 Imron A 36 L Tani SMP Kaliklampok
10 R-010 Pardi 53 L Tani SD Jomblang
11 R-011 Siswanto 35 L Tani SMP Jomblang
12 R-012 Sawen 46 L Tani SD Jomblang
13 R-013
Ladiman 70 L Tani Tidak
Tamat SD Kaliklampok
14 R-014
Moh. Amin 46 L Pegawai
Kelurahan SMA Jomblang
15 R-015
Sagi 65 L Tani Tidak
Tamat SD Jomblang
16 R-016
Suyoto 65 L Tani Tidak
Tamat SD Jomblang
17 R-017 Yuti 45 P Tani SD Jomblang
18 R-018 Karno 45 L Tani SD Jomblang
19 R-019 Supratini 37 P Tani SD Jomblang
75
20 R-020 Sartini 64 P Tani Tidak
Tamat SD
Kaliklampok
21 R-021 Sudarto 37 L Tani SD Jomblang
22 R-022 Rakiman 60 L Tani BH Jomblang
23 R-023 Pasri 46 P Tani SD Jomblang
24 R-024 Sunandar 53 L Tani SMA Jomblang
25 R-025 Sarjono 28 L Tani SMP Jomblang
26 R-026 Joko SP 37 L Tani SD Kaliklampok
27 R-027 Mariyatun 41 P Tani SD Jomblang
28 R-028 Parji 45 L Tani SD Jomblang
29 R-029 Sukarni 40 P Tani SD Jomblang
30 R-030 Sumiatun 40 P Tani Tidak
Tamat SD
Kaliklampok
31 R-031 Parman 65 L Tani SD Kaliklampok
32 R-032 Djapar 44 L Wiraswasta SMP Jomblang
33 R-033 Siti
Munawaroh
46 P Tani SD Jomblang
34 R-034 Sutrisno 36 L Wiraswasta SMP Jomblang
35 R-035 Jan 65 L Tani TIDAK TAMAT SD
Kaliklampok
36 R-036 Harnyoto 66 L Tani TIDAK TAMAT SD
Kaliklampok
37 R-037 Jarno 63 L Tani TIDAK TAMAT SD
Jomblang
38 R-038 Sukarni 47 L Tani SD Jomblang
39 R-039 Darmin 62 L Tani TIDAK TAMAT SD
Kaliklampok
40 R-040 Saban 59 L Tani SD Jomblang
41 R-041 Budiarso 58 L Tani SD Kaliklampok
42 R-042 Joyono 60 L Tani SD Jomblang
43 R-043 Ramen 52 L Tani SD Jomblang
44 R-044 Paini 42 P Wiraswasta SMP Jomblang
45 R-045 Wiji 43 L Wiraswasta SMP Kaliklampok
46 R-046 Giman 46 L Tani SD Jomblang
47 R-047 Samto 59 L Tani SD Jomblang
48 R-048 Ngadiran 54 L Tani SD Jomblang
49 R-049 Sukir 34 L Swasta SMA Kaliklampok
50 R-050 Broto 33 L Swasta SMA Jomblang
51 R-051 Tejo 48 L Tani SD Jomblang
76
52 R-052 Kasihan 47 P Tani SD Kaliklampok
53 R-053 Riyanto 46 L Tani SD Jomblang
54 R-054 Suprapto 44 L Wiraswasta SMP Kaliklampok
55 R-055 Pujiono 55 L Tani SD Jomblang
56 R-056 Suparji 54 L Tani SD Jomblang
57 R-057 Sukandar 57 L Tani SD Jomblang
58 R-058 Ranu 56 L Tani SD Kaliklampok
59 R-059 Agus M. 50 L Tani SD Jomblang
60 R-060 Saliman 38 L Wiraswasta SMP Jomblang
61 R-061 Yudi
Setiawan
40 L Wiraswasta SMP Kaliklampok
62 R-062 Suroso 42 L Wiraswasta SMP Kaliklampok
63 R-063 Arif
Kurniawan
43 L Wiraswasta SMP Jomblang
64 R-064 Bambang
Suroto
44 L Wiraswasta SMP Kaliklampok
65 R-065 Botol 56 L Tani SD Jomblang
66 R-066 Sarinah 50 P Tani SD Jomblang
67 R-067 Sarmi 49 P Tani SD Jomblang
68 R-068 Gendar 40 L Wiraswasta SMP Kaliklampok
69 R-069 Ambar 34 P Swasta SMA Jomblang
70 R-070 Suyanto 39 L Wiraswasta SMP Jomblang
71 R-071 Sukarjan 33 L Swasta SMA Jomblang
72 R-072 Sunardi 34 L Swasta SMA Jomblang
73 R-073 Ngatini 56 P Tani SD Jomblang
74 R-074 Sujoko 40 L Wiraswasta SMP Kaliklampok
75 R-075 Suminah 43 P Wiraswasta SMP Jomblang
76 R-076 Karjan 46 L Tani SD Jomblang
77 R-077 Suratmi 48 P Tani SD Jomblang
78 R-078 Supriyanto 50 L Tani SD Jomblang
79 R-079 Sunarto 55 L Tani SD Kaliklampok
80 R-080 Maripah 53 P Tani SD Kaliklampok
81 R-081 Sumijan 44 L Wiraswasta SMP Jomblang
82 R-082 Tri Mulyani 46 L Tani SD Jomblang
83 R-083 Suni 46 P Tani SD Jomblang
84 R-084 Subandi 50 L Tani SD Jomblang
85 R-085 Warmi 49 L Tani SD Jomblang
86 R-086 Sukeni 54 L Tani SD Kaliklampok
77
87 R-087 Sudarmi 59 P Tani SD Kaliklampok
88 R-088 Mirah 58 P Tani SD Jomblang
89 R-089 Simpeni 53 P Tani SD Jomblang
90 R-090 Budi
Santoso
43 L Wiraswasta SMP Kaliklampok
91 R-091 Bibit Ayani 46 L Tani SD Jomblang
92 R-092 Sumini 56 P Tani SD Jomblang
93 R-093 Supardi 57 L Tani SD Jomblang
94 R-094 Gangsar 52 L Tani SD Jomblang
95 R-095 Samani 52 L Tani SD Jomblang
96 R-096 Sukarjo 51 L Tani SD Kaliklampok
97 R-097 Margu 41 L Wiraswasta SMP Kaliklampok
98 R-098 Basri 42 L Wiraswasta SMP Jomblang
99 R-099 Rani 43 P Wiraswasta SMP Jomblang
100 R-100 Karminah 45 P Wiraswasta SMP Jomblang
101 R-101 Supatik 48 P Tani SD Jomblang
102 R-102 Supi Dasir 38 L Wiraswasta SMP Jomblang
103 R-103 Sulistiyorini 37 P Wiraswasta SMP Kaliklampok
104 R-104 Selamet
Subiyanto
36 L Wiraswasta SMP Jomblang
105 R-105 Samirah 44 P Wiraswasta SMP Jomblang
106 R-106 Midi 48 L Tani SD Jomblang
107 R-107 Sumi 43 P Wiraswasta SMP Jomblang
108 R-108 Warji 39 L Wiraswasta SMP Jomblang
109 R-109 Sakini 38 P Wiraswasta SMP Kaliklampok
110 R-110 Eko
Setiawan
36 L Wiraswasta SMP Kaliklampok
111 R-111 Siti Sulaika 35 P Swasta SMA Jomblang
112 R-112 Rosidin 34 L Swasta SMA Jomblang
113 R-113 Yatmi 40 P Wiraswasta SMP Jomblang
114 R-114 Sri Lestari 41 P Wiraswasta SMP Jomblang
115 R-115 Agus
Sutrisno
42 L Wiraswasta SMP Jomblang
116 R-116 Umar Ribut
S
48 L Tani SD Jomblang
117 R-117 Darsini 53 P Tani SD Kaliklampok
118 R-118 Gunarso 45 L Wiraswasta SMP Kaliklampok
119 R-119 Suparti 56 P Tani SD Jomblang
120 R-120 Sadar 53 L Tani SD Jomblang
78
121 R-121 Yulianto 52 L Tani SD Jomblang
122 R-122 Sri
Sulistyanti
50 P Tani SD Kaliklampok
123 R-123 Hendiakto 46 L Tani SD Jomblang
124 R-124 Endah
Wulandari
47 P Tani SD Jomblang
125 R-125 Sumariyanto 39 L Wiraswasta SMP Kaliklampok
79
LAMPIRAN 9
Tabel 2 Tabulasi Uji Validitas Pengetahuan Kognitif
No No Resp
Pengetahuan Kognitif Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 R-001 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 14
2 R-002 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 11
3 R-003 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 15
4 R-004 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 22
5 R-005 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 17
6 R-006 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 22
7 R-007 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 14
8 R-008 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 9
9 R-009 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 15
10 R-010 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 13
11 R-011 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 9
12 R-012 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14
13 R-013 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 7
14 R-014 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 22
15 R-015 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 14
16 R-016 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 14
17 R-017 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 14
18 R-018 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 11
19 R-019 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 13
79
80
20 R-020 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 18
21 R-021 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 16
22 R-022 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 15
23 R-023 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 13
24 R-024 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 18
25 R-025 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 10
26 R-026 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 14
27 R-027 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 18
28 R-028 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 18
29 R-029 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 7
30 R-030 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 6
31 R-031 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 14
80
81
LAMPIRAN 10
Tabel 3 Tabulasi Uji Validitas Pelaksanaan Program PHBM
No No
Resp
Pelaksanaan Program PHBM Jumlah
Skor
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
1 R-001 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 21
2 R-002 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 8
3 R-003 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
4 R-004 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
5 R-005 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 10
6 R-006 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 16
7 R-007 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 3
8 R-008 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 R-009 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 10
10 R-010 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 9
11 R-011 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 6
12 R-012 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 11
13 R-013 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 5
14 R-014 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 18
15 R-015 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 4
16 R-016 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 2
17 R-017 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 4
18 R-018 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 8
81
82
19 R-019 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 3
20 R-020 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 21
21 R-021 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 8
22 R-022 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 11
23 R-023 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 5
24 R-024 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 16
25 R-025 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 11
26 R-026 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 8
27 R-027 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 10
28 R-028 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 8
29 R-029 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 3
30 R-030 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 7
31 R-031 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 20
82
83
LAMPIRAN 11
TABEL TERLAMPIR
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Petani Hutan Desa Jomblang
Sumber: Data Penelitian Tahun 2016
Kel
om
pok U
mur
Pendidikan
X
Pekerjaan
X B
uta
Huru
f
Tdk T
amat
SD
SD
SM
P
SM
A
S1
Tan
i
Sw
asta
Wir
asw
asta
Peg
awai
L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P
28 - 33 - - - - - - 1 - 2 - - - 3 - 1 - 2 - - - - - 3 -
34 - 39 - - - - 2 1 9 3 4 1 - - 15 5 4 1 4 1 7 3 - - 15 5
40 - 45 1 - - - 4 3 12 11 1 - - - 18 14 4 4 1 - 13 10 - - 18 14
46 - 51 - - - - 18 9 - - 1 1 - - 19 10 18 10 - - - - 1 - 19 10
52 - 57 - - - - 15 6 - - 1 - 1 - 17 6 16 6 - - - - 1 - 17 6
58 - 63 1 - - 2 8 - - - - - - - 9 2 9 2 - - - - - - 9 2
64 - 69 - - - - 5 - - 1 - - - - 5 1 5 1 - - - - - - 5 1
≥ 70 - - 1 - - - - - - - - 1 - 1 - - - - - - - 1 -
Jumlah 2 - 1 2 52 19 22 15 9 2 1 - 125 58 24 7 1 20 13 2 - 125
83
84
Tabel 4.7 Pengetahuan Kognitif dilihat tiap indikator.
Keterangan
C1 C2 C3 C4 C6
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Indikator
(%) 43 54 24 41 55 76 44 63 50 23 56 23 48 73 65
Level
Kognitif
(%)
40 57 52 34 62
Sumber: Data Penelitian 2016
84
85
Tabel 4.10 Partisipasi pelaksanaan program PHBM dilihat tiap indikator.
Sumber: Data Penelitian Tahun 2016
Keterangan
Bidang Perencanaan Bidang Pembinaan Sumberdaya
Hutan
Bidang
Pemasaran
Bidang
Keruangan Bidang Produksi
1 2 1 2 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Indikator
(%) 59 49 58 46 58 45
44
Program
(%) 54 52 58 45
44
85
86
Petak Pangkuan Hutan LMDH Jati Bagus
Tabel 4.4 Data Potensi Petak Pangkuan
No RPH Petak Luas
(ha)
Jenis
Tanaman
1 Jomblang 6.018 A 10,4 Jati
B 2,6 Jati
C 34,8 Jati
D 1,8 Jati
6.019 A 10,8 Jati
B 13,6 Sonokeling
C 0,9 Jati
D 2,4 Jati
6.020 A 37,8 Mahoni
B 1,3 Jati
6.023 A 1,9 Jati
B 8,5 Jati
C 7,1 Jati
D 4,2 Jati
E 24,2 Jati
D 4,2 Jati
E 24,2 Jati
F 10,2 Jati
6.024 A 15,1 Jati
B 25,2 Jati
6.025 15,4 Jati
6.026 A 11 Jati
B 2,8 Jati
C 14,2 Jati
D 4,1 Jati
6.027 A 4,9 Jati
B 1,7 Jati
C 3,2 Jati
D 9,4 Jati
E 9,4 Jati
F 2,3 Jati
G 8,2 Jati
87
6.028 A 20 Jati
B 16 Jati
C 2,8 Jati
D 9,3 Jati
6.029 A 24,4 Jati
B 14,6 Jati
C 0,3 Jati
6.030 A 22,3 Jati
B 0,9 Jati
C 8 Jati
D 0,8 Jati
6.031 A 4,7 Jati
B 2,3 Jati
C 6,5 Jati
D 2,7 Jati
E 2,1 Jati
F 7,2 Jati
G 6,3 Jati
H 2 Jati
I 1,3 Jati
6.032 A 23,1 Jati
B 21,8 Jati
C 1,9 Jati
6.033 A 4,4 Jati
B 2,2 Jati
C 19,1 Jati
6.036 A 4 Jati
B 7,7 Jati
C 18,3 Jati
D 0,7 Jati
2 Kaliklampok 6.034 A 14,3 Jati
B 2,7 Jati
6.035 A 17,5 Jati
B 7,5 Jati
6.037 A 14,4 Jati
B 3,5 Jati
6.038 A 3,4 Jati
B 0,6 Jati
C 7,1 Jati
D 8,7 Jati
E 8,2 Jati
6.046 A 0,3 Jati
B 12,2 Jati
C 13,5 Mahoni
88
Sumber: Monografi Desa Jomblang 2016
D 0,9 Mahoni
E 16 Mahoni
F 10,4 Jati
6.047 A 29,3 Jati
B 1 Sonokeling
6.048 A 12,3 Jati
B 2,2 Jati
C 0,5 Jati
D 8,6 Sonokeling
6.049 A 10,7 Jati
B 5,4 Jati
C 4,1 Jati
6.050 A 41,1 Jati
6.051 A 4,3 Jati
B 16,4 Jati
Total Pangkuan 25 834,20
89
Tabel 4.5 Susunan Pengurus LMDH Jati Bagus Desa Jomblang
No Jabatan Nama
1 Ketua Surat Wartono, S.E.
2 Wakil Ketua Muhammad Amin, S.Sy
3 Sekretaris I Rahmat Iskak
Sekretaris II Riyanto
4 Bendahara I Dwi Yulianto
Bendahara II Suprapto
5 Seksi-seksi
1. Tanaman/Pemeliharaan Pujiono
Suparjan
2. Produksi Suparji
Sukandar
Ranu
3. Pengembangan Usaha H. Agus M.
Saliman
Wiji
4. Keamanan Yudi Setiawan
Budiarso
Suroso
5. Humas Arif Kurniawan
Bambang Suroto
Sumber: Monografi Desa Jomblang 2016
90
NO
RESP NAMA
PENGETAHUAN KOGNITIF
Skor Kriteria C1 C2 C3 C4 C6
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
R-001 Martono 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 60,0% C
R-002 Supangat 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 55,0% C
R-003 Sugiono 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 55,0% C
R-004 Rahmad I 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 70,0% B
R-005 Yusmida 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 65,0% C
R-006 Surat W 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 90,0% B
R-007 Rakinah 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 60,0% C
R-008 Sawi 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 55,0% C
R-009 Imron A 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 55,0% C
R-010 Pardi 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 55,0% C
R-011 Siswanto 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 60,0% C
R-012 Sawen 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 55,0% C
Tabel 4.8 Tabulasi Data Penelian Pengetahuan Kognitif
91
R-013 Ladiman 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 55,0% C
R-014 Moh. Amin 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 90,0% B
R-015 Sagi 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 60,0% C
R-016 Suyoto 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 60,0% C
R-017 Yuti 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 55,0% C
R-018 Karno 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 55,0% C
R-019 Supratini 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 60,0% C
R-020 Sartini 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 75,0% B
R-021 Sudarto 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 60,0% C
R-022 Rakiman 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 55,0% C
R-023 Pasri 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 75,0% B
R-024 Sunandar 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 60,0% C
R-025 Sarjono 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 75,0% B
R-026 Joko SP 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 75,0% B
R-027 Mariyatun 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 70,0% B
R-028 Parji 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 70,0% B
R-029 Sukarni 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 75,0% B
R-030 Sumiatun 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 80,0% B
R-031 Parman 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 80,0% B
R-032 Djapar 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 85,0% B
R-033 Siti
Munawaroh 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 70,0% B
R-034 Sutrisno 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 70,0% B
R-035 Jan 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 40,0% K
92
R-036 Harnyoto 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 35,0% K
R-037 Jarno 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 15,0% K
R-038 Sukarni 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 35,0% K
R-039 Darmin 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 25,0% K
R-040 Saban 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 20,0% K
R-041 Budiarso 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 20,0% K
R-042 Joyono 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 20,0% K
R-043 Ramen 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 50,0% C
R-044 Paini 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 50,0% C
R-045 Wiji 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 40,0% K
R-046 Giman 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 50,0% C
R-047 Samto 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 45,0% C
R-048 Ngadiran 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 45,0% C
R-049 Sukir 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 40,0% K
R-050 Broto 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 45,0% C
R-051 Tejo 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 45,0% C
R-052 Kasihan 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 50,0% C
R-053 Riyanto 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 60,0% C
R-054 Suprapto 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 65,0% C
R-055 Pujiono 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 70,0% B
R-056 Suparji 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 60,0% C
R-057 Sukandar 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 65,0% C
R-058 Ranu 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 75,0% B
R-059 Agus M. 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 50,0% C
93
R-060 Saliman 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 50,0% C
R-061 Yudi
Setiawan 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 50,0% C
R-062 Suroso 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 50,0% C
R-063 Arif
Kurniawan 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 65,0% C
R-064 Bambang
Suroto 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 65,0% C
R-065 Botol 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 50,0% C
R-066 Sarinah 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 45,0% C
R-067 Sarmi 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 50,0% C
R-068 Gendar 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 75,0% B
R-069 Ambar 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 65,0% C
R-070 Suyanto 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 65,0% C
R-071 Sukarjan 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 45,0% C
R-072 Sunardi 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 45,0% C
R-073 Ngatini 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 45,0% C
R-074 Sujoko 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 45,0% C
R-075 Suminah 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 45,0% C
R-076 Karjan 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 40,0% K
R-077 Suratmi 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 50,0% C
R-078 Supriyanto 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 25,0% K
R-079 Sunarto 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 50,0% C
R-080 Maripah 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 25,0% K
94
R-081 Sumijan 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 25,0% K
R-082 Tri Mulyani 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 25,0% K
R-083 Suni 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 25,0% K
R-084 Subandi 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 50,0% C
R-085 Warmi 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 45,0% C
R-086 Sukeni 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 45,0% C
R-087 Sudarmi 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 45,0% C
R-088 Mirah 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 50,0% C
R-089 Simpeni 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 45,0% C
R-090 Budi Santoso 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 45,0% C
R-091 Bibit Ayani 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 40,0% K
R-092 Sumini 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 40,0% K
R-093 Supardi 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 45,0% C
R-094 Gangsar 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 50,0% C
R-095 Samani 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 45,0% C
R-096 Sukarjo 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 45,0% C
R-097 Margu 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 45,0% C
R-098 Basri 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 45,0% C
R-099 Rani 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 70,0% B
R-100 Karminah 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 60,0% C
R-101 Supatik 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 65,0% C
R-102 Supi Dasir 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 45,0% C
R-103 Sulistiyorini 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 60,0% C
95
R-104 Selamet
Subiyanto 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 50,0% C
R-105 Samirah 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 45,0% C
R-106 Midi 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 70,0% B
R-107 Sumi 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 70,0% B
R-108 Warji 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 45,0% C
R-109 Sakini 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 40,0% K
R-110 Eko
Setiawan 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 50,0% C
R-111 Siti Sulaika 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 30,0% K
R-112 Rosidin 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 35,0% K
R-113 Yatmi 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 35,0% K
R-114 Sri Lestari 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 50,0% C
R-115 Agus
Sutrisno 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 45,0% C
R-116 Umar Ribut
S 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 42,1% C
R-117 Darsini 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 35,0% K
R-118 Gunarso 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 40,0% K
R-119 Suparti 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 55,0% C
R-120 Sadar 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 30,0% K
R-121 Yulianto 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 30,0% K
R-122 Sri
Sulistyanti 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 30,0% K
R-123 Hendiakto 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 30,0% K
96
R-124 Endah
Wulandari 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 35,0% K
R-125 Sumariyanto 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 30,0% K
Indikator (%) 43 54 24 41 55 76 44 63 50 23 56 23 48 73 65
51,1% C Level (%) 40 57 52 34 62
Kognitif (%) 49
96
97
LAMPIRAN 13
Tabel 4.11 Tabulasi Data Penelian Program PHBM
NO
RESP NAMA
PROGRAM PHBM
Skor Kriteria BIDANG
PERENCANAAN
BIDANG PEMBINAAN
SUMBERDAYA HUTAN
BID
AN
G
PE
MA
SA
RA
N
BIDANG
KERUANGA
N
BIDANG
PRODUKSI
1 2 1 2 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
R-001 Martono 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 85,0% B
R-002 Supangat 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 55,0% C
R-003 Sugiono 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 80,0% B
R-004 Rahmad I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 70,0% B
R-005 Yusmida 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 65,0% C
R-006 Surat W 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 90,0% B
R-007 Rakinah 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 65,0% C
R-008 Sawi 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 55,0% C
R-009 Imron A 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 55,0% C
R-010 Pardi 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 55,0% C
R-011 Siswanto 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 55,0% C
R-012 Sawen 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 55,0% C
R-013 Ladiman 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 40,0% K
R-014 Moh. Amin 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 95,0% B
R-015 Sagi 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 65,0% C
97
98
R-016 Suyoto 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 80,0% B
R-017 Yuti 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 65,0% C
R-018 Karno 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 40,0% K
R-019 Supratini 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 75,0% B
R-020 Sartini 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 75,0% B
R-021 Sudarto 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 40,0% K
R-022 Rakiman 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 55,0% C
R-023 Pasri 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 75,0% B
R-024 Sunandar 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 25,0% K
R-025 Sarjono 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 25,0% K
R-026 Joko SP 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 25,0% K
R-027 Mariyatun 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 65,0% C
R-028 Parji 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 60,0% C
R-029 Sukarni 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 30,0% K
R-030 Sumiatun 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 30,0% K
R-031 Parman 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 75,0% B
R-032 Djapar 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 65,0% C
R-033 Siti
Munawaroh
1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 30,0% K
R-034 Sutrisno 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 65,0% C
R-035 Jan 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 40,0% K
R-036 Harnyoto 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 35,0% K
R-037 Jarno 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 40,0% K
R-038 Sukarni 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 30,0% K
99
R-039 Darmin 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 35,0% K
R-040 Saban 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 35,0% K
R-041 Budiarso 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25,0% K
R-042 Joyono 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25,0% K
R-043 Ramen 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25,0% K
R-044 Paini 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 20,0% K
R-045 Wiji 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 20,0% K
R-046 Giman 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 30,0% K
R-047 Samto 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 30,0% K
R-048 Ngadiran 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 20,0% K
R-049 Sukir 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 40,0% K
R-050 Broto 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 15,0% K
R-051 Tejo 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 20,0% K
R-052 Kasihan 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 45,0% C
R-053 Riyanto 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 50,0% C
R-054 Suprapto 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 70,0% B
R-055 Pujiono 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 80,0% B
R-056 Suparji 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 60,0% C
R-057 Sukandar 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 80,0% B
R-058 Ranu 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 85,0% B
R-059 Agus M. 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 25,0% K
R-060 Saliman 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 80,0% B
R-061 Yudi
Setiawan
1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25,0% K
100
R-062 Suroso 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 80,0% B
R-063 Arif K 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 85,0% B
R-064 Bambang S 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 75,0% B
R-065 Botol 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 20,0% K
R-066 Sarinah 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 45,0% C
R-067 Sarmi 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 30,0% K
R-068 Gendar 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 75,0% B
R-069 Ambar 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 40,0% K
R-070 Suyanto 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 70,0% B
R-071 Sukarjan 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 40,0% K
R-072 Sunardi 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 50,0% C
R-073 Ngatini 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 80,0% B
R-074 Sujoko 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 35,0% K
R-075 Suminah 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 40,0% K
R-076 Karjan 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 40,0% K
R-077 Suratmi 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 55,0% C
R-078 Supriyanto 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 40,0% K
R-079 Sunarto 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 45,0% C
R-080 Maripah 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 45,0% C
R-081 Sumijan 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 30,0% K
R-082 Tri Mulyani 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 55,0% C
R-083 Suni 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 45,0% C
R-084 Subandi 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 40,0% K
R-085 Warmi 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 55,0% C
100
101
R-086 Sukeni 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 70,0% B
R-087 Sudarmi 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 75,0% B
R-088 Mirah 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 45,0% C
R-089 Simpeni 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 55,0% C
R-090 Budi Santoso 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 65,0% C
R-091 Bibit Ayani 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 40,0% K
R-092 Sumini 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25,0% K
R-093 Supardi 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 55,0% C
R-094 Gangsar 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25,0% K
R-095 Samani 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 50,0% C
R-096 Sukarjo 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 55,0% C
R-097 Margu 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 60,0% C
R-098 Basri 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 50,0% C
R-099 Rani 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 45,0% C
R-100 Karminah 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 40,0% K
R-101 Supatik 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 45,0% C
R-102 Supi Dasir 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 65,0% C
R-103 Sulistiyorini 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 70,0% B
R-104 Selamet S 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 50,0% C
R-105 Samirah 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 70,0% B
R-106 Midi 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 60,0% C
R-107 Sumi 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 50,0% C
R-108 Warji 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 50,0% C
R-109 Sakini 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 50,0% C
102
R-110 Eko Setiawan 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 60,0% C
R-111 Siti Sulaika 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 60,0% C
R-112 Rosidin 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 50,0% C
R-113 Yatmi 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 50,0% C
R-114 Sri Lestari 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 70,0% B
R-115 Agus
Sutrisno
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 75,0% B
R-116 Umar Ribut S 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 60,0% C
R-117 Darsini 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 70,0% B
R-118 Gunarso 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 50,0% C
R-119 Suparti 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 70,0% B
R-120 Sadar 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 60,0% C
R-121 Yulianto 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 45,0% C
R-122 Sri
Sulistyanti
0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 60,0% C
R-123 Hendiakto 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 65,0% C
R-124 Endah
Wulandari
0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 45,0% C
R-125 Sumariyanto 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 45,0% C
Indikator (%) 90 72 16 42 40 63 55 55 65 53 58 60 46 58 58 44 33 46 48 38 52% C
Program (%) 59 49 58 46 58 45 44
PHBM (%) 51
102
103
LAMPIRAN 14
Tabel 4.12 Hasil Tabulasi Silang
Hubungan Pengetahuan
Kognitif Petani Hutan
terhadap Partisipasi Program
PHBM
Partisipasi Pelaksanaan
Program PHBM Total
Sangat
Rendah Rendah Cukup
Tingkat
Kognitif
Kurang Frekuensi 15 14 1 30
Persentase 50 47 3 24
Cukup Frekuensi 22 33 19 74
Persentase 30 44 26 59
Baik
Frekuensi 5 7 9 21
Persentase 24 33 43 17
Total Frekuensi 40 54 29 125
Persentase 34 43 23 100
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percen
t
N Percent N Percent
Kognitif *
Partisipasi
125 100.0
%
0 .0% 12
5
100.0%
104
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 12.717a 4 .013
Likelihood Ratio 14.744 4 .005
Linear-by-Linear
Association
10.296 1 .001
N of Valid Cases 125
a. 1 cells (11,1%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 4,87.
Correlations
Partisipasi Kognitif
Partisipasi Pearson Correlation 1 .777**
Sig. (2-tailed) .001
N 125 125
Kognitif Pearson Correlation .777** 1
Sig. (2-tailed) .001
N 125 125
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
105
LAMPIRAN 12
Surar Penelitian
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117