Download - Akhlak Dan Tasawuf

Transcript

1. Pengertian Akhlak Dan Tasawuf Menurut Bahasa Dan Istilah.

A. Akhlaka. Pengertian akhlak menurut bahasaMenurut bahasa, akhlak berasal dari kata khuluqun atau khulqun. Khuluqun artinya budi, yaitu sesuatu yang tersimpan dalam hati, sangat halus, sulit diketahui orang lain, namun memiliki kekuatan yang sangat besar terhadap tingkah laku perbuatan manusia. Khulqun artinya perbuatan-perbuatan lahir.

b. Pengertian akhlak menurut istilahMenurut istilah, akhlak artinya tingkah laku lahiriah yang diperbuat oleh seseorang secara spontan sebagai manifestasi atau pencerminan, refleksi dari jiwa atau batin atau hati seseorang.

B. Tasawufa. Pengertian tasawuf menurut bahasaSecara bahasa tasawuf diartikan sebagai Sufisme (bahasa arab: ) adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlaq, membangun dhahir dan batin, untuk memporoleh kebahagian yang abadi

b. Pengertian tasawuf menurut istilahSeorang penulis dari mazhab Maliki, Abd al-Wahhab al-Sha'rani mendefinisikan Sufisme sebagai berikut: "Jalan para sufi dibangun dari Qur'an dan Sunnah, dan didasarkan pada cara hidup berdasarkan moral para nabi dan yang tersucikan. Tidak bisa disalahkan, kecuali apabila melanggar pernyataan eksplisit dari Qur'an, sunnah, atau ijma."

2. Ruang Lingkup Akhlak Dan Tasawuf

A. Ruang lingkup akhlak

Akhlak pribadiYang paling dekat dengan seseorang itu adalah dirinya sendiri, maka hendaknya seseorang itu menginsyafi dan menyadari dirinya sendiri, karena hanya denganinsyafdansadarkepada diri sendirilah, pangkal kesempurnaan akhlak yang utama, budi yang tinggi.Manusiaterdiri dari jasmani dan rohani, disamping itu manusia telah mempunyaifitrahsendiri, dengan semuanya itu manusia mempunyai kelebihan dan dimanapun saja manusia mempunyaiperbuatan.

Akhlak berkeluargaAkhlak ini meliputi kewajibanorang tua,anak, dankarib kerabat. Kewajiban orang tua terhadap anak, dalam islam mengarahkan paraorang tuadan pendidik untuk memperhatikan anak-anak secara sempurna, dengan ajaran ajaran yangbijak, setiap agama telah memerintahkan kepada setiap oarang yang mempunyaitanggung jawabuntuk mengarahkan dan mendidik, terutama bapak-bapak dan ibu-ibu untuk memiliki akhlak yang luhur, sikap lemah lembut dan perlakuan kasihsayang. Sehingga anak akan tumbuh secarasabar, terdidik untuk berani berdiri sendiri, kemudian merasa bahwa mereka mempunyaiharga diri,kehormatandankemuliaan.

Akhlak bermasyarakatPendidikan kesusilaan/ akhlak tidak dapat terlepas dari pendidikansosialkemasyarakatan, kesusilaan/moraltimbul di dalammasyarakat. Kesusilaan/moral selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat. Sejak dahulu manusia tidak dapat hidup sendirisendiri dan terpisah satu sama lain, tetapi berkelompok-kelompok, bantu-membantu, saling membutuhkan dan saling mepengaruhi, ini merupakan apa yang disebutmasyarakat. Kehidupan dan perkembangan masyarakat dapat lancar dantertibjika tiap-tiapindividusebagai anggota masyarakat bertindak menuruti aturan-aturan yang sesuai dengannorma- norma kesusilaan yang berlaku.

Akhlak bernegaraMereka yang sebangsadenganmu adalah warga masyarakat yang berbahasa yang sama denganmu, tidak segan berkorban untuk kemuliaan tanah airmu, engkau hidup bersama mereka dengan nasib dan penanggungan yang sama. Dan ketahuilah bahwa engkau adalah salah seorang dari mereka dan engkau timbul tenggelam bersama mereka.[1]

Akhlak beragamaAkhlak ini merupakan akhlak atau kewajiban manusia terhadap tuhannya, karena itulah ruang lingkup akhlak sangat luas mencakup seluruh aspek kehidupan, baik secara vertikal denganTuhan, maupun secara horizontal dengan sesama makhluk Tuhan.[1]

B. Ruang lingkup tasawufTasawuf adalah nama lain dari Mistisisme dalam islam. Di kalangan orientalis barat dikenal dengan sebutan Sufisme. Kata Sufisme merupakan istilah khusus mistisisme islam. Sehingga kata sufisme tidak ada pada mistisisme agama-agama lain.Tasawuf bertujuan untuk memperoleh suatu hubungan khusus langsung dari Tuhan. Hubungan yang dimaksud mempunyai makna dengan penuh kesadaran, bahwa manusia sedang berada di hadirat Tuhan. Kesadaran tersebut akan menuju kontak komunikasi dan dialog antara ruh manusia dengan Tuhan. Hal ini melalui cara bahwa manusia perlu mengasingkan diri. Keberadaannya yang dekat dengan Tuhan akan berbentuk Ijtihad (bersatu) dengan Tuhan. Demikian ini menjadi inti persoalan Sofisme baik pada agama islam maupun di luarnya.Dengan pemikiran di atas, dapat dipahami bahwa tasawuf/mistisisme islam adalah suatu ilmu yang mempelajari suatu cara, bagaimana seseorang dapat mudah berada di hadirat Allah SWT (Tuhan). Maka gerakan kejiwaan penuh dirasakan guna memikirkan betul suatu hakikat kontak hubung yang mampu menelaah informasi dari Tuhannya.Tasawuf atau mistisisme dalam islam beresensi pada hidup dan berkembang mulai dari bentuk hidup kezuhudan (menjauhi kemewahaduniawi). Tujuan tasawuf untuk bisa berhubungan langsung dengan Tuhan. Dengan maksud ada perasaan benar-benar berada di hadirat Tuhan. Para sufi beranggapan bahwa ibadah yang diselenggarakan dengan cara formal belum dianggap memuaskan karena belum memenuhi kebutuhan spiritual kaum sufi.Dengan demikian, maka tampaklah jelas bahwa ruang lingkup ilmu tasawuf itu adalah hal-hal yang berkenaan dengan upaya-upaya/cara-cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan yang bertujuan untuk memperoleh suatu hubungan khusus secara langsung dari Tuhan.

3.Sejarah Terbentuknya Akhlak Dan Tasawuf

A. Sejarah terbentuknya ilmu akhlakAjaran akhlak menemukan bentuknya yang sempurna pada Agama Islam dengan titik pangkalnya pada Tuhan dan akal manusia. Agama Islam pada intinya mengajak manusia agar percaya kepada Tuhan dan mengakuinya bahwa Dia-lah Pencipta, Pemilik, Pemelihara, Pelindung, Pemberi Rahmat, Pengasih dan Penyayang terhadap segala makhluk-Nya. Segala apa yang ada dunia ini, dari gejala-gejala yang bermacam-macam dan segala makhluk yang beraneka warna, dari biji dan binatang melata di bumi sampai kepada langit yang berlapis semua milik Tuhan, dan diatur oleh-Nya.Selain itu,agama Islam juga mengandung jalan hidup manusia yang paling sempurna dan memuat ajaran yang menuntun kepada kebahagiaan dan kesejahteraan. Semua ini terkandung dalam ajaran al-Qur'an yang diturunkan Allah Swt. dan ajaran yang didatangkan dari Nabi Muhammad SAW yang disebut denganSunnah.Perhatian Islam terhadap pembinaan akhlak lebih lanjut dapat dijelaskan dengan menunjukkan universalitas al-Qur'an mengenai jalan yang harus ditempuh manusia. Hasil penelitian Thabathabi terhadap kandungan al-Qur'an mengenai jalan yang harus ditempuh manusia itu ada tiga macam, dengan uraiannya secara singkat sebagai berikut:Pertama, menurut petunjuk al-Quran, dalam hidupnya manusia hanya menuju kepada kebahagiaan, ketenangan dan pencapaian cita-citanya. Kebahagiaan dan ketenangan merupakan suatu warna khusus di antara warna-warna kehidupan yang diinginkan manusia, yang di naungannya ia berharap menemukan kemerdekaan, kesejahteraan, kesentosaan dan lain-lain.Kedua, perbuatan-perbuatan yang dilakukan manusia senantiasa berada dalam suatu kerangka peraturan dan hukum tertentu. Hal ini merupakan suatu kebenaran yang tidak dapat diingkari, dalam segala keadaan, mengingat begitu jelas dan gamblangnya persoalan. Hal itu disebabkan karena manusia yang mempunyai akal hanya melakukan sesuatu setelah ia menghendakinya. Perbuatannya itu berdasarkan kehendak jiwa yang diketahuinya dengan jelas.Ketiga, jalan hidup terbaik dan terkuat manusia adalah jalan yang didasarkan fitrah, bukan berdasarkan emosi dan dorongan hawa nafsu.Selanjutnyaperhatian Islam terhadap pembinaan akhlak dapat pula dijumpai dari perhatian Nabi Muhammad SAW. sebagaimana terlihat dalam ucapan dan perbuatannya yang mengandung akhlak.Di dalam hadisnya kita misalnya menemukan pernyataan bahwa beliau diutus ke muka bumi ini untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Orang yang paling berat timbangan amal baiknya di akhirat adalah orang yang paling mulia akhlaknya. Orang yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya, dan lain sebagainya.

B. Sejarah Terbentuknya Ilmu TasawufSejarah terbentuknya ilmu tasawufBenih-benih tasawuf sudah ada sejak dalam kehidupan Nabi SAW. Hal ini dapat dilihat dalam perilaku dan peristiwa dalam hidup, ibadah dan pribadi Nabi Muhammad SAW. Sebelum diangkat menjadi Rasul, berhari hari ia berkhalwat di gua Hira terutama pada bulan Ramadhan. Disana Nabi banyak berdzikir bertafakur dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Pengasingan diri Nabi di gua Hira ini merupakan acuan utama para sufi dalam melakukankhalwat. Sumber lain yang diacu oleh para sufi adalahkehidupan para sahabat Nabi yang berkaitan dengan keteduhan iman, ketaqwaan, kezuhudan dan budi pekerti luhur. Oleh sebab itu setiap orang yang meneliti kehidupan kerohanian dalam Islam tidak dapat mengabaikan kehidupan kerohanian para sahabat yang menumbuhkan kehidupan sufi di abad abad sesudahnya.Setelah periode sahabat berlalu, muncul pula periode tabiin (sekitar abad ke I dan ke II H). Pada masa itu kondisi sosial-politik sudah mulai berubah darimasa sebelumnya. Konflik konflik sosial politik yang bermula dari masa Usman bin Affan berkepanjangan sampai masa-masa sesudahnya. Konflik politik tersebut ternyata mempunyai dampak terhadap kehidupan beragama, yakni munculnya kelompok-kelompok Bani Umayyah, Syiah, Khawarij, dan Murjiah.Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, kehidupan politik berubah total. Dengan sistem pemerintahan monarki, khalifah-khalifah Bani Umayyah secara bebas berbuat kezaliman-kezaliman, terutama terhadap kelompok Syiah, yakni kelompok lawan politiknya yang paling gencar menentangnya. Puncak kekejaman mereka terlihat jelas pada peristiwa terbunuhnya Husein bin Ali bin Abi Thalib di Karbala. Kasus pembunuhan itu ternyata mempunyai pengaruh yang besar dalam masyarakat Islam ketika itu. Kekejaman Bani Umayyah yang tak henti-hentinya itu membuat sekelompok penduduk Kufah merasa menyesal karena mereka telah mengkhianati Husein dan memberikan dukungan kepada pihak yang melawan Husein. Mereka menyebut kelompoknya itu denganTawwabun(kaum Tawabin). Untuk membersihkan diri dari apa yang telah dilakukan, mereka mengisi kehidupan sepenuhnya dengan beribadah. Gerakan kaumTawabin itu dipimpin oleh Mukhtar bin Ubaid as-Saqafi yang terbunuh di Kufah pada tahun 68 H.Disamping gejolak politik yang berkepanjangan, perubahan kondisi sosialpun terjadi.halini mempunyai pengaruh yang besar dalam pertumbuhan kehidupan beragama masyarakat Islam. Pada masa Rasulullah SAW dan para sahabat,secara umum kaum muslimin hidup dalam keadaan sederhana. Ketika Bani Umayyah memegang tampuk kekuasaan,hidup mewah mulai meracuni masyarakat, terutama terjadi di kalangan istana.Muawiyah bin Abi Sufyan sebagai khalifah tampak semakin jauh dari tradisi kehidupan Nabi SAW serta sahabat utama dan semakin dekat dengan tradisi kehidupan raja-raja Romawi. Kemudian anaknya,Yazid (memerintah 61 H/680 M 64 H/683M), dalam sejarah dikenal sebagai seorang pemabuk. Dalam situasi demikian kaum muslimin yang saleh merasa berkewajiban menyerukan kepada masyarakat untuk hidupzuhud, sederhana, saleh,dan tidak tenggelam dalam buaian hawa nafsu. Diantara para penyeru tersebut ialah Abu Dzar al-Ghiffari. Dia melancarkan kritik tajam kepada Bani Umayyah yang sedang tenggelam dalam kemewahan dan menyerukan agar diterapkan keadilan sosial dalam Islam.Dari perubahan-perubahan kondisi sosial tersebut sebagian masyarakat mulai melihat kembali pada kesederhanaan kehidupan Nabi SAW para sahabatnya. Mereka mulai merenggangkan diri dari kehidupan mewah. Sejak saat itu kehidupanzuhudmenyebar luas dikalangan masyarakat. Para pelakuzuhuditu disebutzahid(jamak :zuhhad) atau karena ketekunan mereka beribadah, maka disebutabid(jamak :abidinatauubbad) ataunasik(jamak :nussak)

4. Tujuan Dan Manfaat Mempelajari Akhlak Dan Tasawuf

A. Tujuan dan Manfaat mempelajari ilmu akhlak Ilmu akhlak akan meningkatkan derajat kehidupan manusia Ilmu Akhlakmenuntun kepada kebaikan ilmu akhlak akan menyempurnakan iman Memperoleh keutamaan di hari kemudian. Memenuhi hajat pokok keluarga Membina kerukunan hidup bertetangga.

B. Tujuan dan manfaat mempelajari ilmu Tasawuf Seseorang nan mempelajari ilmu kebatinan bisa membersihkan hatinya. Seseorang akan memiliki sikap nan baik dan berjiwa dermawan. Hati seseorang akan menjadi tenang dan damai. Dapat mengetahui alam nan gaib, yaitu alam nan tak dapat diketahui dengan mata telanjang dan hanya mata batin nan dapat melihatnya.

METODE STUDI ISLAMIslam Sebagai Ilmu Pengetahuan

OlehFACHRUL SANTOSO140 1010 3046


Top Related