Download - Aika 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama Rahmatan Lil Alamin yang artinya rahmat bagi
seluruh alam semesta. Dalam Islam dikenal sebuah syariah sebagai aturan-
aturan bagi umat yang bersumber pada wahyu Allah. Namun dalam era
globalisasi sekarang ini, banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan dari
diri umat manusia yang tentunya tidak sejalan dengan syariah Islam.
Disekitar kita banyak orang-orang pintar, namun tidak memiliki
akhlak yang baik. Tentu kita sudah tahu bahwa di Negara kita banyak terjadi
kasus yang menimpa pejabat negara. Salah satu penyebabnya adalah karena
terabaikannya Syariah Islam untuk mencetak individu-individu yang
beradab. Beberapa institusi pendidikan terkadang mengabaikan pentingnya
Syariah Islam.
Hal ini menjadi sangat penting untuk dibahas karena menyangkut
masa depan generasi penerus. Tanpa ditegakkannya syariah Islam dalam
kehidupan sehari-hari, maka semakin hari akan semakin banyak kerusakan.
Hal inilah yang mendasari penulis membahas mengenai Syariah Islam ini.
1
B. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Apa pengertian dari Syari’ah?
2. Dari mana Sumber-sumber Syari’ah itu?
3. Apa Hukum-hukum dari Syariah ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makal ini adalah :
1. Pembaca dapat mengetahui pengertian dari Syari’ah.
2. Pembaca dapat mengetahui Sumber-sumber Syari’ah
3. Pembaca dapat mengetahui hukum-hukum dalam Syari’ah.
D. Manfaat Penulisan
Hasil dari penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan
manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada mahasiswa dalam mata
kuliah AIKA 3 untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang
Syari’ah dalam Islam. Manfaat lain dari penulisan makalah ini adalah
dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan dapat dijadikan acuan
dalam mempelajari AIKA. Khususnya dalam materi Syariah dalam Islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Syariah
1. Syari’ah
Secara harfiah kata syari’ah berasal dari kata syara’a - yasy’rau -
syariatan yang berarti jalan keluar tempat air untuk minum.1 Pengertian
lainya yang dikemukakan dalam kitab Buhutsu fi Fiqhi ala Mazhabi li
Imam Syafi’i, secara bahasa Syari’ah adalah jalan lurus. Syariah dalam arti
istilah adalah hukum-hukum dan aturan-aturan yang disampaikan Allah
kepada hamba-hambanya2 dengan demikian syariah dalam pengertian ini
adalah wahyu Allah, baik dalam pengertian wahyu al-Matluww (Al-
Qur’an), maupun al-Wahyu gair matluw (Sunnah).
Syariah dalam literatur hukum Islam ada tiga pengertian :
1. Syari’ah dalam arti sebagai hukum yang dapat berubah
sepanjang masa.
2. Syari’ah dalam arti sebagai hukum Islam baik yang tidak
dapat berubah sepanjang masa maupun yang dapat berubah.
3. Syari’ah dalam pengertian hukum yang digali (berdasarkan
atas apa yang disebut Istinbat ) dari Al–Qur’an dan Sunnah.3
1 Louis Ma’luf, Al-Munjid fi Al-Lughat, (Beirut: Dar al-Masyriq, t.th.), h. 383.
2 Lajnah Marasiah, Buhutsu fi Fiqhi ala Mazhabi li Imam Syafii (Kairo:Maktabu Risalah Wathabi’iayah, 2000), h.2
3 Juhaya S. Praja, Filsafat Hukum Islam (Bandung: LPPM Universitas Bandung,1995), h.10
3
Syariah Islam adalah hukum dan aturan Islam yang mengatur seluruh
sendi kehidupan umat Muslim. Selain berisi hukum dan aturan, Syariah
Islam juga berisi penyelesaian masalah seluruh kehidupan ini. Maka oleh
sebagian penganut Islam, Syariah Islam merupakan panduan menyeluruh
dan sempurna seluruh permasalahan hidup manusia dan kehidupan dunia
in
Landasan hukum dari Syariah Islam , antara lain :
1. Q.S. An Nahl Ayat 89
Artinya: (Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada
tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri
dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas
seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al
Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan
petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang
yang berserah diri.
2. Q.S. Al An’am ayat 38
Artinya: Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan
burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya,
melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan
4
sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah
mereka dihimpunkan.
Dari dua ayat diatas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa Allah
sudah menyebutkan bahwa dalam Al Qur’an terkandung berbagai macam
hal, termasuk aturan-aturan yang berhubungan dengan kehidupan manusia
baik duniawi maupun ukhrawi.4
B. Sumber – sumber Syariah
1. Al Quran
Sumber paling utama bagi syariah adalah Alquran, yang oleh
beberapa sarjana diklaim sebagai satu-satunya sumber dasar, dan semua
sumber lainnya hanya untuk menjelaskan dan merinci aturan-aturan
pokok dan prinsip-prinsip yang ada di dalam Kitab Suci. Terdapat
sekitar 350 ayat hukum, atau yang dalam hukum Barat disebut juris
corpus, dalam Alquran. Sebagian ayat tersebut berkenaan dengan
masalah hukum secara spesifik dan sanksi-sanksi terhadap perbuatan
yang diharamkan dan dilarang. Sebagian besar berkenaan dengan
aturan-aturan umum dalam beribadah dan beberapa ayat merupakan
perincian aturan-aturan umum dimaksud. Beberapa ayat yang lain
menyinggung masalah perdagangan dan ekonomi. Selebihnya, banyak
ayat yang membicarakan keadilan, persamaan, bukti dalam hukum, hak-
hak dalam hukum, dan lain-lain. Jumlah ayat ini hanya merupakan
4 Ilham.2010.http://id.wikipedia.org/wiki/Syariat_Islam. (diakses tanggal 16 September 2013)
5
sebagian kecil dari jumlah keseluruhan ayat Alquran, tetapi ayat-ayat ini
sangat esensial sebagai dasar hukum Islam.5
Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam adalah firman Allah
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan
kepada seluruh umat manusia hingga akhir zaman (QS Saba 34:28).
Selain sebagai sumber ajaran Islam, Al Quran disebut juga sebagai
sumber pertama atau asas pertama Syara'.
2. Al Hadist
Sunnah atau hadis artinya adalah cara yang dibiasakan atau cara
yang dipuji. Sedangkan menurut istilah bahwa hadis adalah perkataan
Nabi, perbuatannya dan taqrirnya (yakni ucapan dan perbuatan sahabat
yang beliau diamkan dengan arti membenarkannya). Dengan demikian
sunnah Nabi dapat berupa: sunnah Qauliyah (perkataan), Sunnah
Fi’liyah (perbuatan), Sunnah Taqriryah (ketetapan).6
2.1.1 Pembagian Hadist
A. Hadits mutawatir.
Hadits mutawatir ialah hadits yang diriwayat oleh rawi yang
banyak dan tidak mungkin mereka mufakat berbuat dusta pada
hadits itu, mengingat banyaknya jumlah mereka.
5 Perintah-perintah Alquran, bagaimanapun, tidak akan dapat dimengerti secara sempurna tanpa bantuan Sunnah dan Hadis
Nabi, yang berfungsi sebagai penjelas (tafsir) pertama Alquran. Alquran memerintahkan shalat kepada setiap Muslim, tetapi bagaimana tata cara shalat dipelajari dari contoh yang dipraktikkan Nabi. Oleh karena itu, setelah Alquran, Sunnah dan Hadis adalah sumber paling penting kedua bagi syari’at. Semua mazhab hukum Islam, baik Sunni ataupun Syi’ah, menerima kedua sumber ini sebagai sumber yang mutlak bagi hukum Islam S.H. Nasr, the heart of islam……, hlm. 143-144.
6 Nazar bakry, fiqh dan ushul fiqh, --Ed. 1. Cet. 4.—Jakarta: PT RajaGrapindo Persada, 2003, h. 40.
6
Pembagian hadits mutawatir :
Mutawatir lafzi, ialah hadits yang serupa lafaz dan maknanya
dari setiap rawi.
Mutawatir maknawi, ialah hadits yang berbagai-bagai lafaz dan
makna, akan tetapi didalamnya ada satu bagian yang sama
bagian yang sama tujuannya. 7
B. Hadist Masyur ( Terkenal)
Hadits masyhur ialah hadits yang diriwayatkan oleh tiga
orang atau lebih, selama tidak mencapai tingkatan mutawatir. Dalam
menanggapi masalah ini, sebagian ulama mengatakan bahwa
hadits masyhur itu sama dengan hadits mustafidl. Sedang yang lain
mengatakan berbeda, jika mustafidlperawinya berjumlah tiga orang
atau lebih sedikit,mulai dari generasi pertama sampai terakhir.
Dan hadits masyhur lebih umum dari pada mustafidl, artinya
jumlah perawi dalam tiap-tiap genarasi tidak harus sama atau
seimbang, sehingga jika generasi pertama sampai generasi ketiga
perwinya hanya seorang, tetapi generasi terakhir jumlah perawinya
beanyak, maka hadits ini dinamakan hadits masyhur.8
C. Hadits ahad (perorangan)
7 Ibid., h. 41
8 http://stiqulumalhadis.blogspot.com/2012/01/hadits-mutawatir-ahad-dan-masyhur.html
7
Hadits ahad ialah hadits yang diriwayatkan oleh seorang
atau lebih tidak kebatasan hadits mutawatir.9 Hadits ini tidak
sampai kederajat mutawatir yaitu Shahih, hasan, dhaif.
Pembagian hadits ahad :
1. Hadits shahih ialah hadits yang berhubungan sanadnya,
diriwayatkan oleh yang adil dan dhabith dari orang yang
seumpanya, terpelihara dari perjanjian bersih dari cacat yang
memburukkan.10
2. Hadits hasan ialah hadits yang dihubungkan sanad
diriwayatkan oleh orang yang adil yang kurang dhabitnya,
terpelihara dari perjanjian dan bersih dari cacat yang
memburukkan.
3. Hadits dhaif ialah hadits yang kurang satu syarat atau lebih
diantara syarat-syarat hadits shahih dan hasan atau dalam
sanadnya ada orang yang bercacat.
2.1.2 Fungsi Hadist
1. Sumber hukum Islam yang ke-2
2. Penjelasan dari ayat-ayat Al-Qur’an yang masih samar.
3. Penjelasan dari ayat-ayat Al-Qur’an yang masih umum.
4. Merinci hukum-hukum dari Al-Qur’an yang global.
3. Ijtihad (Ra’yu)
9 Satria effendi. M. Zein, ushul fiqh, --Ed. 1. Cet. 2. – Jakarta: PT Kencana, 2008. h. 118.
10 Nazar bakry, fiqh dan ushul fiqh,.. h. 42.
8
Ijtihad adalah sebuah usaha untuk menetapkan hukum Islam
berdasarkan Al Qur'an dan Al Hadist. Ijtihad dilakukan setelah Nabi
Muhammad SAW wafat sehingga tidak bisa langsung menanyakan
pada beliau tentang sesuatu hukum. Namun, ada hal-hal ibadah tidak
bisa di ijtihadkan. Beberapa macam ijtihad, antara lain :
1. Ijma' yaitu kesepakatan para-para ulama
2. Qiyas yaitu diumpamakan dengan suatu hal yang mirip dan sudah
jelas hukumnya
3. Maslahah Mursalah yaitu untuk kemaslahatan uma
4. Urf yaitu kebiasaan.
C. Hukum – hukum Syariah
1. Wajib (Ijab), yaitu suatu ketentuan yang menurut pelaksanaannya,
apabila dikerjakan mendapat pahala, dan apabila ditinggalkan
mendapat dosa.
2. Haram, yaitu suatu ketentuan apabila ditinggalkan mendapat
pahala dan apabila dikerjakan mendapat dosa. Contohnya : zinah,
mencuri, membunuh, minum-minuman keras, durhaka pada orang
tua, dan lain-lain.
3. Sunnah (Mustahab), yaitu suatu ketentuan apabila dikerjakan
mendapat pahala dan apabila ditinggalkan tidak berdosa.
4. Makruh (Karahah), yaitu suatu ketentuan yang menganjurkan untuk
ditinggalkannya suatu perbuatan; apabila ditinggalkan mendapat
9
pahala dan apabila dikerjakan tidak berdosa. Contohnya : merokok,
makan bau-bauan, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
10
A. Kesimpulan
Syariah Islam adalah hukum dan aturan yang bersumber dari Al
Quran, Hadist, dan Ijtihad yang Islam yang mengatur seluruh sendi
kehidupan umat Muslim dari berbagai aspek. Dengan melaksanakan syariah
islam, akan dapat memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan. Bahkan,
dengan melaksanakan syariah islam akan mengarahkan umat manusia
menuju peradaban yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
11
Abdul. : http://www.abdulhelim.com/2012/06/alquran-dan-hadis-sebagai-sumber-
hukum.html#ixzz2fHC2Krle .( diakses tanggal 19 September 2013 )
Hadi Munawar.2009.http://haditsarbain.wordpress.com. (diakses tanggal 16
September 2013)
Ilham.2010.http://id.wikipedia.org/wiki/Syariat_Islam. (diakses tanggal 16
September 2013)
Ma’shum Zein, Muhammad.MA, Ulumul Hadits dan Musthalah Hadits, Jakarta,
2007.
12