aika 3

17
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama Rahmatan Lil Alamin yang artinya rahmat bagi seluruh alam semesta. Dalam Islam dikenal sebuah syariah sebagai aturan-aturan bagi umat yang bersumber pada wahyu Allah. Namun dalam era globalisasi sekarang ini, banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan dari diri umat manusia yang tentunya tidak sejalan dengan syariah Islam. Disekitar kita banyak orang-orang pintar, namun tidak memiliki akhlak yang baik. Tentu kita sudah tahu bahwa di Negara kita banyak terjadi kasus yang menimpa pejabat negara. Salah satu penyebabnya adalah karena terabaikannya Syariah Islam untuk mencetak individu-individu yang beradab. Beberapa institusi pendidikan terkadang mengabaikan pentingnya Syariah Islam. 1

Upload: elin-rusyanti

Post on 22-Oct-2015

29 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Aika 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama Rahmatan Lil Alamin yang artinya rahmat bagi

seluruh alam semesta. Dalam Islam dikenal sebuah syariah sebagai aturan-

aturan bagi umat yang bersumber pada wahyu Allah. Namun dalam era

globalisasi sekarang ini, banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan dari

diri umat manusia yang tentunya tidak sejalan dengan syariah Islam.

Disekitar kita banyak orang-orang pintar, namun tidak memiliki

akhlak yang baik. Tentu kita sudah tahu bahwa di Negara kita banyak terjadi

kasus yang menimpa pejabat negara. Salah satu penyebabnya adalah karena

terabaikannya Syariah Islam untuk mencetak individu-individu yang

beradab. Beberapa institusi pendidikan terkadang mengabaikan pentingnya

Syariah Islam.

Hal ini menjadi sangat penting untuk dibahas karena menyangkut

masa depan generasi penerus. Tanpa ditegakkannya syariah Islam dalam

kehidupan sehari-hari, maka semakin hari akan semakin banyak kerusakan.

Hal inilah yang mendasari penulis membahas mengenai Syariah Islam ini.

1

Page 2: Aika 3

B. Rumusan Masalah

Masalah yang dibahas dalam penulisan makalah ini adalah :

1. Apa pengertian dari Syari’ah?

2. Dari mana Sumber-sumber Syari’ah itu?

3. Apa Hukum-hukum dari Syariah ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dari makal ini adalah :

1. Pembaca dapat mengetahui pengertian dari Syari’ah.

2. Pembaca dapat mengetahui Sumber-sumber Syari’ah

3. Pembaca dapat mengetahui hukum-hukum dalam Syari’ah.

D. Manfaat Penulisan

Hasil dari penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan

manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada mahasiswa dalam mata

kuliah AIKA 3 untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang

Syari’ah dalam Islam. Manfaat lain dari penulisan makalah ini adalah

dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan dapat dijadikan acuan

dalam mempelajari AIKA. Khususnya dalam materi Syariah dalam Islam.

2

Page 3: Aika 3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Syariah

1. Syari’ah

Secara harfiah  kata syari’ah berasal dari kata syara’a - yasy’rau -

syariatan yang berarti jalan keluar tempat air untuk minum.1 Pengertian

lainya yang dikemukakan dalam kitab Buhutsu fi Fiqhi ala Mazhabi li

Imam Syafi’i, secara bahasa Syari’ah adalah jalan lurus. Syariah dalam arti

istilah adalah hukum-hukum dan aturan-aturan yang disampaikan Allah

kepada hamba-hambanya2 dengan demikian syariah dalam pengertian ini

adalah wahyu Allah, baik dalam pengertian wahyu al-Matluww (Al-

Qur’an), maupun al-Wahyu gair matluw (Sunnah).

Syariah dalam literatur hukum Islam ada tiga pengertian :

1. Syari’ah dalam arti sebagai hukum yang dapat berubah

sepanjang masa.

2. Syari’ah dalam arti sebagai hukum Islam baik yang tidak

dapat berubah sepanjang masa maupun yang dapat berubah.

3. Syari’ah dalam pengertian hukum yang digali (berdasarkan

atas apa yang disebut Istinbat ) dari Al–Qur’an dan Sunnah.3

1 Louis Ma’luf, Al-Munjid fi Al-Lughat, (Beirut: Dar al-Masyriq, t.th.), h. 383.

2 Lajnah Marasiah, Buhutsu fi Fiqhi ala Mazhabi li Imam Syafii (Kairo:Maktabu Risalah Wathabi’iayah, 2000), h.2

3 Juhaya S. Praja, Filsafat Hukum Islam (Bandung: LPPM Universitas Bandung,1995), h.10

3

Page 4: Aika 3

Syariah Islam adalah hukum dan aturan Islam yang mengatur seluruh

sendi kehidupan umat Muslim. Selain berisi hukum dan aturan, Syariah

Islam juga berisi penyelesaian masalah seluruh kehidupan ini. Maka oleh

sebagian penganut Islam, Syariah Islam merupakan panduan menyeluruh

dan sempurna seluruh permasalahan hidup manusia dan kehidupan dunia

in

Landasan hukum dari Syariah Islam , antara lain :

1. Q.S. An Nahl Ayat 89

Artinya: (Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada

tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri

dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas

seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al

Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan

petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang

yang berserah diri.

2. Q.S. Al An’am ayat 38

Artinya: Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan

burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya,

melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan

4

Page 5: Aika 3

sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah

mereka dihimpunkan.

Dari dua ayat diatas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa Allah

sudah menyebutkan bahwa dalam Al Qur’an terkandung berbagai macam

hal, termasuk aturan-aturan yang berhubungan dengan kehidupan manusia

baik duniawi maupun ukhrawi.4

B. Sumber – sumber Syariah

1. Al Quran

Sumber paling utama bagi syariah adalah Alquran, yang oleh

beberapa sarjana diklaim sebagai satu-satunya sumber dasar, dan semua

sumber lainnya hanya untuk menjelaskan dan merinci aturan-aturan

pokok dan prinsip-prinsip yang ada di dalam Kitab Suci. Terdapat

sekitar 350 ayat hukum, atau yang dalam hukum Barat disebut juris

corpus, dalam Alquran. Sebagian ayat tersebut berkenaan dengan

masalah hukum secara spesifik dan sanksi-sanksi terhadap perbuatan

yang diharamkan dan dilarang. Sebagian besar berkenaan dengan

aturan-aturan umum dalam beribadah dan beberapa ayat merupakan

perincian aturan-aturan umum dimaksud. Beberapa ayat yang lain

menyinggung masalah perdagangan dan ekonomi. Selebihnya, banyak

ayat yang membicarakan keadilan, persamaan, bukti dalam hukum, hak-

hak dalam hukum, dan lain-lain. Jumlah ayat ini hanya merupakan

4 Ilham.2010.http://id.wikipedia.org/wiki/Syariat_Islam. (diakses tanggal 16 September 2013)

5

Page 6: Aika 3

sebagian kecil dari jumlah keseluruhan ayat Alquran, tetapi ayat-ayat ini

sangat esensial sebagai dasar hukum Islam.5

Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam adalah firman Allah

yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan

kepada seluruh umat manusia hingga akhir zaman (QS Saba 34:28).

Selain sebagai sumber ajaran Islam, Al Quran disebut juga sebagai

sumber pertama atau asas pertama Syara'.

2. Al Hadist

Sunnah atau hadis artinya adalah cara yang dibiasakan atau cara

yang dipuji. Sedangkan menurut istilah bahwa hadis adalah perkataan

Nabi, perbuatannya dan taqrirnya (yakni ucapan dan perbuatan sahabat

yang beliau diamkan dengan arti membenarkannya). Dengan demikian

sunnah Nabi dapat berupa: sunnah Qauliyah (perkataan), Sunnah

Fi’liyah (perbuatan), Sunnah Taqriryah (ketetapan).6

2.1.1 Pembagian Hadist

A. Hadits mutawatir.

Hadits mutawatir ialah hadits yang diriwayat oleh rawi yang

banyak dan tidak mungkin mereka mufakat berbuat dusta pada

hadits itu, mengingat banyaknya jumlah mereka.

5 Perintah-perintah Alquran, bagaimanapun, tidak akan dapat dimengerti secara sempurna tanpa bantuan Sunnah dan Hadis

Nabi, yang berfungsi sebagai penjelas (tafsir) pertama Alquran. Alquran memerintahkan shalat kepada setiap Muslim, tetapi bagaimana tata cara shalat dipelajari dari contoh yang dipraktikkan Nabi. Oleh karena itu, setelah Alquran, Sunnah dan Hadis adalah sumber paling penting kedua bagi syari’at. Semua mazhab hukum Islam, baik Sunni ataupun Syi’ah, menerima kedua sumber ini sebagai sumber yang mutlak bagi hukum Islam S.H. Nasr, the heart of  islam……, hlm. 143-144.

6 Nazar bakry, fiqh dan ushul fiqh, --Ed. 1. Cet. 4.—Jakarta: PT RajaGrapindo Persada, 2003, h. 40.

6

Page 7: Aika 3

Pembagian hadits mutawatir :

Mutawatir lafzi, ialah hadits yang serupa lafaz dan  maknanya

dari setiap rawi.

Mutawatir maknawi, ialah hadits yang berbagai-bagai lafaz dan

makna, akan tetapi didalamnya ada satu bagian yang sama

bagian yang sama tujuannya. 7

B. Hadist Masyur ( Terkenal)

Hadits masyhur ialah hadits yang diriwayatkan oleh tiga

orang atau lebih, selama tidak mencapai tingkatan mutawatir. Dalam

menanggapi masalah ini, sebagian ulama mengatakan bahwa

hadits masyhur itu sama dengan hadits mustafidl. Sedang yang lain

mengatakan berbeda, jika mustafidlperawinya berjumlah tiga orang

atau lebih sedikit,mulai dari generasi pertama sampai terakhir.

Dan hadits masyhur lebih umum dari pada mustafidl, artinya

jumlah perawi dalam tiap-tiap genarasi tidak harus sama atau

seimbang, sehingga jika generasi pertama sampai generasi ketiga

perwinya hanya seorang, tetapi generasi terakhir jumlah perawinya

beanyak, maka hadits ini dinamakan hadits masyhur.8

C.  Hadits ahad (perorangan)

7 Ibid., h. 41

8 http://stiqulumalhadis.blogspot.com/2012/01/hadits-mutawatir-ahad-dan-masyhur.html

7

Page 8: Aika 3

Hadits ahad ialah hadits yang diriwayatkan oleh seorang

atau lebih tidak kebatasan hadits mutawatir.9 Hadits ini tidak

sampai kederajat mutawatir yaitu Shahih, hasan, dhaif.

Pembagian hadits ahad :

1. Hadits shahih ialah hadits yang berhubungan sanadnya,

diriwayatkan oleh yang adil dan dhabith dari orang yang

seumpanya, terpelihara dari perjanjian bersih dari cacat yang

memburukkan.10

2. Hadits hasan ialah hadits yang dihubungkan sanad

diriwayatkan oleh orang yang adil yang kurang dhabitnya,

terpelihara dari perjanjian dan bersih dari cacat yang

memburukkan.

3. Hadits dhaif ialah hadits yang kurang satu syarat atau lebih

diantara syarat-syarat hadits shahih dan hasan atau dalam

sanadnya ada orang yang bercacat.

2.1.2 Fungsi Hadist

1. Sumber hukum Islam yang ke-2

2. Penjelasan dari ayat-ayat Al-Qur’an yang masih samar.

3. Penjelasan dari ayat-ayat Al-Qur’an yang masih umum.

4. Merinci hukum-hukum dari Al-Qur’an yang global.

3. Ijtihad (Ra’yu)

9 Satria effendi. M. Zein, ushul fiqh, --Ed. 1. Cet. 2. – Jakarta: PT Kencana, 2008. h. 118.

10 Nazar bakry, fiqh dan ushul fiqh,.. h. 42.

8

Page 9: Aika 3

Ijtihad adalah sebuah usaha untuk menetapkan hukum Islam

berdasarkan Al Qur'an dan Al Hadist. Ijtihad dilakukan setelah Nabi

Muhammad SAW wafat sehingga tidak bisa langsung menanyakan

pada beliau tentang sesuatu hukum. Namun, ada hal-hal ibadah tidak

bisa di ijtihadkan. Beberapa macam ijtihad, antara lain :

1. Ijma' yaitu kesepakatan para-para ulama

2. Qiyas yaitu diumpamakan dengan suatu hal yang mirip dan sudah

jelas hukumnya

3. Maslahah Mursalah yaitu untuk kemaslahatan uma

4. Urf yaitu kebiasaan.

C. Hukum – hukum Syariah

1. Wajib (Ijab), yaitu suatu ketentuan yang menurut pelaksanaannya,

apabila dikerjakan mendapat pahala, dan apabila ditinggalkan

mendapat dosa.

2. Haram, yaitu suatu ketentuan apabila ditinggalkan mendapat

pahala dan apabila dikerjakan mendapat dosa. Contohnya : zinah,

mencuri, membunuh, minum-minuman keras, durhaka pada orang

tua, dan lain-lain.

3. Sunnah (Mustahab), yaitu suatu ketentuan apabila dikerjakan

mendapat pahala dan apabila ditinggalkan tidak berdosa.

4. Makruh (Karahah), yaitu suatu ketentuan yang menganjurkan untuk

ditinggalkannya suatu perbuatan; apabila ditinggalkan mendapat

9

Page 10: Aika 3

pahala dan apabila dikerjakan tidak berdosa. Contohnya : merokok,

makan bau-bauan, dan lain-lain.

BAB III

PENUTUP

10

Page 11: Aika 3

A. Kesimpulan

Syariah Islam adalah hukum dan aturan yang bersumber dari Al

Quran, Hadist, dan Ijtihad yang Islam yang mengatur seluruh sendi

kehidupan umat Muslim dari berbagai aspek. Dengan melaksanakan syariah

islam, akan dapat memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan. Bahkan,

dengan melaksanakan syariah islam akan mengarahkan umat manusia

menuju peradaban yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

11

Page 12: Aika 3

Abdul. : http://www.abdulhelim.com/2012/06/alquran-dan-hadis-sebagai-sumber-

hukum.html#ixzz2fHC2Krle .( diakses tanggal 19 September 2013 )

Hadi Munawar.2009.http://haditsarbain.wordpress.com. (diakses tanggal 16

September 2013)

Ilham.2010.http://id.wikipedia.org/wiki/Syariat_Islam. (diakses tanggal 16

September 2013)

Ma’shum Zein, Muhammad.MA, Ulumul Hadits dan Musthalah Hadits, Jakarta,

2007.

12