Download - 4. Pembahasan
BAB II
PEMBAHASAN
A. SURAT PERMINTAAN VISUM
B. Multiple Cause of Damage
A-1 : Luka memar pada daerah mata sebelah kiri
A-3 : kerusakan jaringan
A-2 : Trauma benda tumpul
C. Hasil Pemeriksaan
Tampak sebuah luka memar pada punggung sebelah kiri berwarna ungu
dengan ukuran empat koma enam kali satu sentimeter disertai dengan nyeri
tekan dan daerah sekeliling memar berwarna kuning dengan batas tidak tegas.
Lokasi memar dengan ujung pertama (titik A) berjarak tiga belas sentimeter dari
garis tengah tubuh dan sebelas sentimeter dari ujung bawah tulang punggung.
Ujung kedua (titik B) berjarak lima belas sentimeter dari garis tengah tubuh dan
lima sentimeter dari ujung bawah tulang punggung. Luka memar tersebut tidak
memiliki sudut. Daerah di sekitar luka tampak berwarna kekuningan, tepi luka
tidak rata (irreguler), tidak terdapat tebing luka, tidak tampak dasar luka, tidak
terdapat jembatan jaringan.
Gambar 1. Tampak luka memar pada punggung kiri
Tampak sebuah luka memar di bagian lengan kiri atas berwarna ungu
kecoklatan dengan dengan ukuran empat kali empat sentimeter disertai dengan
nyeri tekan dan batas tegas. Luka tersebut tidak memiliki sudut. Daerah di sekitar
luka tampak berwarna kecoklatan, tepi luka tidak rata (irreguler), tebing luka tidak
ada. Dasar luka tidak tampak . tidak terdapat jembatan jaringan
Gambar 2. Terdapat luka memar pada lengan kiri
Tampak dua luka memar pada paha sebelah kiri. Tampak satu luka memar pada
paha kiri bagian luar dengan ukuran dua kali satu koma lima sentimeter disertai
dengan nyeri tekan. Tampak satu luka memar pada paha kiri sebelah depan dengan
ukuran dua kali nol koma lima sentimeter disertai dengan nyeri tekan. Luka tidak
memiliki sudut. Daerah di sekitar luka tampak berwarna kecoklatan, tepi luka tidak
rata (irreguler), tebing luka tidak ada, dasar luka tidak tampak, tidak terdapat
jembatan jaringan.
Gambar 3. Luka memar pertama pada paha
Gambar 4. Luka memar kedua pada paha
D. Tinjauan Pustaka
Trauma tumpul ialah suatu ruda paksa yang mengakibatkan luka pada
permukaan tubuh oleh benda-benda tumpul. Hal ini disebabkan oleh benda-
benda yang mempunyai permukaan tumpul seperti batu, kayu, martil, terkena
bola, ditinju, jatuh dari tempat tinggi, kecelakaan lalu lintas dan lain-lain
sebagainya.(1)
Variasi mekanisme terjadinya trauma tumpul adalah:(1)
1. Benda tumpul yang bergerak pada korban yang diam.
2. Korban yang bergerak pada benda tumpul yang diam.
Sekilas nampak sama dalam hasil lukanya namun jika diperhatikan lebih
lanjut terdapat perbedaan hasil pada kedua mekanisme itu. Organ atau jaringan
pada tubuh mempunyai beberapa cara menahan kerusakan yang disebabkan
objek atau alat, daya tahan tersebut menimbulkan berbagai tipe luka yakni: (1)
1. Luka lecet (abrasi)
2. Luka memar
3. Luka robek
1. Luka lecet (abrasi)
Luka lecet adalah luka yang superficial, kerusakan tubuh terbatas hanya pada
lapisan kulit yang paling luar/kulit ari. Walaupun kerusakan yang ditimbulkan
minimal sekali, luka lecet mempunyai arti penting dalam ilmu kedokteran
kehakiman, oleh karena dari luka tersebut dapat memberikan banyak petunjuk
dalam banyak hal. Manfaat interpretasi luka lecet ditinjau dari aspek
medikolegal seringkali diremehkan. Padahal pemeriksaan luka lecet yang
diteliti disertai pemeriksaan di TKP dapat mengungkapkan peristiwa yang
sebenarnya terjadi. Sesuai dengan mekanisme terjadinya, luka lecet dapat
diklasifikasi sebagai luka lecet gores, luka lecet serut, luka lecet tekan, dan
luka lecet geser. (2)
a. Luka lecet gores (scratch), diakibatkan oleh benda runcing (misalnya
jarum, kuku jari tangan) yang menggeser lapisan permukaan kulit
(epidermis) di depannya dan menyebabkan lapisan tersebut terangkat
sehingga dapat menunjukkan arah kekerasan yang terjadi.
b. Luka lecet gesek / serut (graze), merupakan variasi dari luka lecet gores
yang daerah persentuhannya dengan permukaan kulit yang lebih lebar.
Cedera seperti ini biasanya akibat kecelakaan lalu lintas. Pangkal luka
tampak bersih tetapi pada ujung luka terlihat tumpukkan kulit, yang
menunjukkan arah kekerasan yang terjadi.
c. Luka lecet tekanan (impression, impact abrasion), disebabkan oleh
penjejakkan benda tumpul pada kulit, misalnya dengan ban kendaraan
bermotor, sehingga pada kulit akan terlihat bekas sesuai dengan
gambaran alur ban kendaraan tersebut.
Gambar1. Pola ban yang tercetak pada permukaan kulit(marginal haemorrhages) (3)
d. Luka lecet geser (friction abrasion), disebabkan oleh tekanan linear pada
kulit disertai gerakan bergeser, misalnya pada kasus gantung atau jerat.
2. Luka Memar (Hematom)
Memar adalah cedera yang disebabkan benturan dengan benda tumpul
yang mengakibatkan pembengkakan pada bagian tubuh tertentu karena
keluarnya darah dari kapiler yang rusak ke jaringan sekitarnya, yang terjadi
sewaktu orang masih hidup. Pada luka memar biasanya permukaan kulit utuh,
yang mengalami kerusakan adalah jaringan di bawah kulit. Benturan dengan
benda tumpul ini termasuk pukulan dengan tangan, jatuh pada permukaan
yang datar, cedera akibat senjata tumpul. (1-3)
Letak, bentuk dan luas luka memar dipengaruhi oleh berbagai faktor
seperti besarnya kekerasan, jenis benda penyebab (karet,kayu,besi), kondisi
dan jenis jaringan (jaringan ikat longgar,jaringan lemak), usia, jenis kelamin,
corak dan warna kulit, kerapuhan pembuluh darah, penyakit
(hipertensi,penyakit kardiovaskuler, diatesis hemoragik). Bila kekerasan benda
tumpul yang mengakibatkan luka memar terjadi pada daerah dimana jaringan
ikat longgar, seperti di daerah mata, leher, atau pada orang lanjut usia dan
pada bayi, maka luka memar yang tampak seringkali tidak sebanding dengan
kekerasan, dalam arti memar lebih mudah terjadi dan seringkali lebih luas dan
adanya jaringan longgar tersebut memungkinkan berpindahnya “memar” ke
daerah yang lebih rendah karena pengaruh gravitasi. Seorang dengan
kekurangan vitamin K atau seorang penderita hemofilia, persentuhan yang
ringan dengan benda tumpul dapat menyebabkan luka memar yang luas. (1-3)
Salah satu bentuk luka memar yang dapat memberikan informasi
mengenai bentuk dari benda tumpul adalah apa yang dikenal dengan
“marginal haemorrhages”, misalnya bila tubuh korban terlindas ban kendaraan,
dimana pada tempat dimana terdapat tekanan justru tidak menunjukkan
kelainan. Perdarahan akan menepi sehingga terbentuk perdarahan tepi yang
bentuknya sesuai dengan bentuk celah antara kedua kembang ban yang
berdekatan. Hal yang sama misalnya bila seseorang dipukul dengan rotan
atau benda yang sejenis, maka akan tampak memar yang memanjang dan
sejajar yang membatasi daerah yang tidak menunjukkan kelainan. Daerah
antara kedua memar yang sejajar dapat menggambarkan ukuran lebar dari
alat pemukul yang mengenai tubuh korban. (1-3)
Hematom ante-mortem yang timbul beberapa saat sebelum kematian
biasanya akan menunjukkan pembengkakan dan infiltrasi darah dalam
jaringan sehingga dapat dibedakan dari lebam mayat dengan cara melakukan
penyayatan kulit. Pada lebam mayat (hipostasis pascamati) darah akan
mengalir keluar dari pembuluh darah yang tersayat sehingga bila dialiri air,
penampang sayatan akan tampak bersih, sedangkan pada hematom
penampang sayatan tetap berwarna merah kehitaman. Pada pembusukan
juga terjadi ekstravasasi darah yang dapat mengacaukan pemeriksaan ini.
Selain itu,untuk membedakan luka memar dengan lebam mayat dapat dilihat
dari lokasinya pada tubuh korban, dimana lebam mayat letaknya pada bagian
tubuh yang terendah. (2, 3)
Umur Luka memar: (3)
a. Mula-mula hanya timbul pembengkakan
b. Kemudian berwarna ungu atau hitam
c. Pada hari ke 4-5 menjadi hijau
d. Pada hari ke 7 sampai dengan 10 warna kuning dan akhirnya
menghilang dalam 14 sampai dengan 15 hari
A. Diagnosis dan Pemeriksaan
Diagnosis dibuat secara klinis dan anamnesis tentang riwayat dapat
membantu penegakan diagnosis dan terapi lebih lanjut. (4)
B. Penatalaksanaan
Luka memar biasanya tidak memerlukan pengobatan. Pengobatan dini
ialah dengan kompres dingin untuk mengurangkan bengkak dan mencegah
bertambah banyak darah yang merembes ke jaringan. Pada hari berikut
kompres hangat setiap 1-2 jam untuk meringankan nyeri dan membantu
dalam resorpsi darah.Obat anti nyeri dapat diberikan untuk mengurangkan
gejala nyeri. Luka memar akan hilang atau diabsorpsi dalam 1- 2 minggu tanpa
diobati.(4)
C. Komplikasi
Memar akan membaik dalam waktu 1 - 2 minggu, sehingga tidak ada
komplikasi serius yang terjadi.(4)
D. Prognosis
Secara umum memar tanpa komplikasi dapat membaik dalam waktu 2
minggu.(4)
3. Luka Robek (Laserasi)
Luka robek (laserasi) merupakan luka terbuka akibat trauma benda
tumpul, yang menyebabkan kulit terengang kesatu arah dan bila batas
elastisitas kulit terlampaui, maka akan terjadi robekan pada kulit. Luka ini
mempunyai ciri bentuk luka yang umumnya tidak beraturan, tepi atau dinding
tidak rata, tampak jembatan jaringan antara kedua tepi luka, bentuk dasar luka
tidak beraturan, sering tampak luka lecet atau luka memar di sisi luka.
Perkiraan kejadian saat kejadian pada luka laserasi sulit ditentukan tidak
seperti luka atau memar. Pembagiannya adalah sangat segera, beberapa hari,
dan lebih dari beberapa hari. Laserasi yang terjadi setelah mati dapat
dibedakan dengan yang terjadi saat korban hidup yaitu tidak adanya
perdarahan. Luka karena kererasan tumpul dapat berebentuk salah satu atau
kombinasi dari luka memar, luka lecet, luka robek, patah tulang atau luka
tekan.(1, 3)
Aspek Hukum
Di dalam melakukan pemeriksaan terhadap korban kekerasan, pada
hakekatnya dokter diwajibkan untuk dapat memberikan kejelasan dari
permasalahan sebagai berikut:
Jenis luka apa yang ditemui
Jenis kekerasan atau senjata apakah yang menyebabkan luka
Bagaimana kualifikasi dari luka itu
Untuk memahami yang dimaksud dengan kualifikasi derajat luka
sebaiknya mempelajari terlebih dahulu pasal-pasal dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana, yang bersangkutan dengan penganiayaan. Pasal-
pasal tersebut antara lain (5)
Pasal 351
1. Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua
tahun delapan bulan atau denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah
2. Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, dikenakan pidana
penjara lima tahun
3. Jika mengakibatkan mati, dikenakan pidana penjara tujuh tahun
4. Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan
5. Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana. (5)
Pasal 352
1. Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan
yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan
pekerjaan jabatan atau pencaharian, diancam sebagai penganiayaan
ringan, dengan pidana penjara paling lama tiga bulan, atau denda
paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. Pidana dapat ditambah
sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu terhadap orang
yang bekerja padanya, atau menjadi bawahannya.
2. Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana. (5)
Pasal 90
Luka berat :
Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan
sembuh sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut;
Tidak mampu terus menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau
pekerjaan pencaharian;
Kehilangan salah satu panca indera;
Mendapat cacat berat;
Menderita sakit lumpuh;
Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih;
Gugurnya atau matinya kandungan seorang perempuan. (5)
Pasal 44 (5)
1. Setiap orang yang melakukan kekerasan dalam rumah tangga
sebagaimana dimaksud dengan pasal 5 huruf (a) dipidana penjara
paling lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp 15.000.000,-
2. Dalam hal perbuatan sebagaimana dalam ayat (2) mengakibatkan
korban mendapat jatuh sakit atau luka berat dipidana dengan penjara
paling lama 10 tahun atau denda paling banyak Rp 30.000.000,-
3. Dalam hal perbuatan sebagaimana dalam ayat (2) mengakibatkan
matinya korban dipidana paling lama 15 tahun atau denda paling
banyak Rp 45.000.000,-
4. Dalam hal perbuatan sebagaimana dalam ayat (1) dilakukan oleh
suami terhadap istri atau sebaliknya yang tidak menimbulkan penyakit
atau halangan untuk menjalankan pekerjaan, jabatan atau kegiatan
sehari-hari, dipidana penjara paling lama 4 bulan atau denda paling
banyak Rp 5.000.000,-
Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan :
-Luka pertama tampak sebuah luka memar pada punggung sebelah kiri berwarna
ungu dengan ukuran empat koma enam kali satu sentimeter disertai dengan nyeri
tekan dan daerah sekeliling memar berwarna kuning dengan batas tidak tegas.
Lokasi memar dengan ujung pertama (titik A) berjarak tiga belas sentimeter dari
garis tengah tubuh dan sembilan sentimeter dari garis yang menghubungkan kedua
ujung bawah tulang belikat. Ujung kedua (titik B) berjarak lima belas sentimeter dari
garis tengah tubuh dan empat sentimeter dari garis yang menghubungkan ujung
bawah tulang belikat. Luka memar tersebut tidak memiliki sudut. Daerah di sekitar
luka tampak berwarna kekuningan, tepi luka tidak rata (irreguler), tidak terdapat
tebing luka, tidak tampak dasar luka, tidak terdapat jembatan jaringan.
-Luka kedua tampak sebuah luka memar di bagian lengan kiri atas berwarna ungu
kecoklatan dengan dengan ukuran empat kali empat sentimeter disertai dengan
nyeri tekan dan batas tegas. Lokasi memar dengan ujung kanan (titik A) berjarak
dua puluh dua sentimeter dari garis tengah tubuh, ujung kiri (titik B) berjarak dua
puluh enam sentimeter, ujung atas (titik C) berjarak enam koma lima sentimeter dari
lipat ketiak, dan ujung bawah (titik D) berjarak sepuluh koma lima sentimeter dari
lipat ketiak. Luka tersebut tidak memiliki sudut. Daerah di sekitar luka tampak
berwarna kecoklatan, tepi luka tidak rata (irreguler), tebing luka tidak ada. Dasar luka
tidak tampak . tidak terdapat jembatan jaringan.
-Luka ketiga dan keempat: Tampak dua luka memar pada paha sebelah kiri.
Tampak satu luka memar pada paha kiri bagian luar dengan ukuran dua kali satu
koma lima sentimeter disertai dengan nyeri tekan. Ujung pertama luka (titik A)
berjarak sembilan sentimeter dari garis yang menghubungkan kedua lutut dan ujung
kedua (titik B) berjarak tujuh koma lima sentimeter dari garis yang menghubungkan
kedua lutut. Tampak satu luka memar pada paha kiri sebelah depan dengan ukuran
dua kali nol koma lima sentimeter disertai dengan nyeri tekan. Ujung pertama (titik A)
berjarak delapan koma lima sentimeter dari garis yang menghubungkan kedua lutut , dan
ujung kedua (titik B) berjarak tujuh koma lima sentimeter dari garis yang menghubungkan
kedua lutut. Daerah di sekitar luka tampak berwarna kecoklatan, tepi luka tidak rata
(irreguler), tebing luka tidak ada, dasar luka tidak tampak, tidak terdapat jembatan
jaringan.
Luka memar ini diakibatkan oleh trauma benda tumpul dimana terjadi
kerusakan pada jaringan subkutan dimana pembuluh darah kapiler rusak dan pecah
sehingga darah meresap ke jaringan sekitarnya.
Perkiraan umur luka memar yaitu berumur kurang lebih satu hari karena luka
memar berwarna ungu kecoklatan. Hal ini sesuai dengan kesaksian korban yang
menyatakan bahwa luka memar tersebut baru terjadi sehari sebelum korban datang
ke rumah sakit.
Dari aspek medikolegal, orientasi dan paradigma yang digunakan dalam
merinci luka dan kecederaan adalah untuk dapat membantu merekonstruksi
peristiwa penyebab terjadinya luka dan memperkirakan derajat keperahan luka.
Luka memar pada korban tidak menganggu aktivitas dalam pekerjaan sehari-hari,
serta luka memar tersebut dapat sembuh.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dimaio VJ, Dimaio D. Blunt Trauma Wounds. Forensic Pathology. 2 ed. USA:
CRC Press 2001. p. 110.
2. Idris AM. Luka Akibat Benda Tumpul. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik.
Jakarta: Binarupa Aksara; 1997. p. 54-84, 91-9.
3. Budiyanto A. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1997.
4. American College of Occupational And Enviromental Medecine,.Contusion
Eye. 2004 [cited :11 September 2013] Available from URL :
http://www.mdguidelines.com/contusion-eye
5. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (Kuhp).Html