pembahasan to 4 februari

522

Click here to load reader

Upload: dea-prista-agatha

Post on 18-Dec-2015

94 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

Pembahasan to 4 Februari

TRANSCRIPT

  • Pembahasan TO 4

  • Anak

  • 1. IKA Kejang Demam Kompleks (KDK)KeywordsKejang terjadi 2x Demam sejak 2 hari yang laluRiwayat kejang demam (+)sekarang merupakan episode kejang yang keempatSuhu 38,5CDiagnosis pada kasus ini adalah kejang demam kompleks karena telah terjadi >1 x episode kejang dalam 24 jam terakhir.Terapi pada pasien KDK meliputi terapi intermiten dan terapi rumatanTerapi rumatan diberikan apabila terapi intermiten gagal atau ada indikasi pemberian!Dianjurkan diberikan rumatan:Defisit neurologis nyata sebelum/sesudah kejangKejang >15 menitKejang fokalDipertimbangkan diberikan rumatan:Kejang berulang dalam 24 jamBayi usia
  • Terapi KDKTerapi IntermitenAntipiretik: asetaminofen 10-15 mg/kgBB/kali qidAntikonsulvanDiazepam oral 0,5 mg/kgBB/hari qid bila suhu >38,5C (aksila)Diazepam rektal 0,5 mg/kgBB/kali bila suhu >39C (rektal)Terapi RumatanDiberikan hingga 1 tahun bebas kejangBerupa OAEAsam valproat 15-40 mg/kgBB/hari bid-tidFenobarbital 3-6 mg/kgBB/hari bidEfek sampingAsam valproat: gangguan fungsi hati dan darah (jarang)Fenobarbital: hiperaktifitasAsam valproat lebih dipilih daripada fenobarbital

  • 2. IKA Oral Thrush (Infeksi C.albicans)Keywords:Dua hari setelah terapi AB, timbul bercak bercak putih di mukosa mulut dan lidah, bercak putih sukar dibersihkanPada kasus didapatkan riwayat adanya penggunaan AB spektrum luas yang merupakan faktor risiko terjadinya infeksi sekunder C.albicansInfeksi C.albicans pada neonatus bermanifestasi sebagai:Oral thrushCandida diaper dermatitisCongenital cutaneous candidiasis terjadi akibat ascending infection selama kehamilanInvasive fungal dermatitisFaktor risiko infeksi C.albicans pada neonatusLahir prematurBBLRPajanan AB spektrum luasOperasi abdomen (invasive candidiasis)Penggunaan CVP (invasive candidiasis)Terapi yang berikan pada oral thrush adalah Oral nystatin suspension Clotrimazole troches (older children)Gentian violet 0,5-1%Fluconazole 6 mg/kgBB/hari (older children)Jawaban: A. Nistatin

  • 3. IKA Gizi Buruk/KEPKeywordsAnak berusia 3 tahunBerat badan tidak naikPasien tampak kurus, iga gambang (+), baggy pants (+), edema pitting di kedua tungkai (+/+)Diagnosis pada kasus ini adalah gizi buruk/KEP.Pada kasus juga ditemukan keadaan hipoglikemia (karena GDS
  • Gizi Buruk KlasifikasiKwashiorkor:Perubahan mental sampai apatisAnemiaPerubahan warna dan tekstur rambut, mudah dicabut/rontokGangguan sistem gastrointestinalPembesaran hati (dermatosis)Atrofi ototEdema simetris pada kedua punggung kaki, dapat sampai seluruh tubuhMarasmus:Penampilan wajah seperti orang tua, terlihat sangat kurusPerubahan mental, cengengKulit kering, dingin dan mengendor, keriputLemak subkutan menghilang hingga turgor kulit berkurangOtot atrofi sehingga kontur tulang terlihat jelasKadang-kadang terdapat bradikardiaTekanan darah lebih rendah dibandigkan anak sehat yang sebayaTipe Campuran

  • Gizi Buruk Diagnosis dan TerapiDiagnosis gizi buruk ditegakkan atas dasar klinis dan atau antoprometriTerlihat sangat kurus dan atau edema, dan atauAntropometriAnak usia 5 tahun (CDC): persentil BB/TB < 70%Anak dengan organomegali: LLA < 11,5 cm atau LLA/U < 70%KlasifikasiKwashiorkor: edema, rambut kemerahan dan mudah dicabut, kurang aktif, rewel, cengeng, pengurusan otot, crazy pavement dermatosisMarasmus: wajah seperti orang tua, kulit terlihat longgar, iga gambang, baggy pants, kulit paha berkeriputTipe Campuran10 Langkah Tatalaksana Gizi BurukTerbagi dalam 4 fase Fase stabilisasi (hari ke 1-2): bertujuan untuk mencegah kematian akibat hipoglikemia, hipotermia dan dehidrasiFase transisi (hari 3-7)Fase rehabilitasi (minggu ke 2-6): untuk tumbuh kejarFase follow up (setelah minggu ke-7-26)

  • 4. IKA PertusisKeywordskeluhan batuk sudah 3 minggutiap batuk pasien menarik nafas dalam dan bersuara melengking (whooping cough)tidak mendapat imunisasi perdarahan subkonjungtiva (+)Diagnosis pertusis diteggakkan atas dasar batuk 14 hari dan terdapatnya minimal 1 gejala batuk yang paroksimal, whooping atau muntah post-tussive. Pada pertusis jarang ditemukan demam, malaise/myalgia, exanthem/enanthem, nyeri tenggrokan, suara serak, takipnea, wheezing dan rales.Gejala yang khas ditemukan adalah whooping cough yaitu batuk yang diakhiri dengan inspirasi dalam.Imunisasi yang diberikan untuk mencegah pertusis adalah DTP yang diberikan pada usia 2, 4, 6 dan 18-24 bulan serta 5, 10-12 dan 18 tahun.Patogenesi s: kuman berinokulasi di saluran napas menghasilkan toksin yang menyebabkan kelumpuhan bulu getar trakea gangguan aliran sekret saluran napas sumbatan jalan napas dan pneumoniaSecara klinis , pertusis dibagi menjadi 3 stadiumStadium katarrhalStadium paroksismalStadium konvalesensJawaban: B. Pertusis

  • Pertusis Stadium & TatalaksanaStadium katarrhal (1-2 minggu): dimulai setelah masa inkubasi (3-12 hari)Kongesti dan rinoreaDemam ringanSneezingLakrimasiPerdarahan konjungtiva Stadium paroksismal (2-6 minggu): gejala awal berkurangWhooping coughPost-tussive emesisStadium konvalesens ( 2 minggu)Berkurangnya derajat dan frekuensi batukAntibiotikEritromisin 40-50 mg/kgBB/hari qid selama 14 hariAmpisilin 100 mg/kgBB/hari qid selama 14 hari (bila alergi terhadap eritromisin)Azithromycin selama 5 hariClarithromycin selama 7 hariKortikosteroidMengurangi derajat keparahan penyakit tetapi dapat menyebabkan efek masking terhadap superinfeksi bakteriBeta blockerMengurangi derajat keparahan penyakitPemberian oral menyebabkan takikardiaPemberian aerosol dapat menpresipitasi batukDrug of choice: Albuterol 0,3-05 mg/kgBB/hari qid

  • 5. IKA Imunisasi DTP dan PolioKeywordsAnak berusia 6 bulan Akan diberikan imunisasi DTP dan polioAnak demam (suhu 38C), batuk dan pilekPada anak ini tidak ditemukan adanya kontraindikasi pemberian vaksin DTP dan polio sehingga pemberian imunisasi dapat terus dilanjutkan dan selanjutnya pasien diterapi untuk penyakitnya.Jawaban: A. Tetap memberikan imunisasi DTP dan polio

  • Vaksin PolioOPV (oral)Jadwal: lahir, 2, 4, 6, 18-24 bulan; 5 tahunIsi: live attenuated polio virus tipe 1, 2 dan 3 (Sabin)Metode pemberian: 2 tetes oral (0,1 ml) sesaat sebelum pulang dari RS (pada bayi baru lahir)Dosis: 2 tetes oral (0,1 ml)Kontraindikasi: penyakit akut, demam >38,5C, muntah/diare, imunosupresi/imunodefisiensi, hamil 4 bulan pertama, kombinasi dengan vaksin tifoid oral, alergi terhadap ABKIPI: diare ringan, nyeri otot, VAPPIPV (injeksi)Jadwal: lahir, 2, 4, 6, 18-24 bulan; 5 tahunIsi: virus polio tipe 1, 2 dan 3 mati (Salk)Metode pemberian: suntikan subkutan 3x berturut-turut dalam interval 2 bulanDosis: 0,5 ml

  • Vaksin DifteriTetanusPertusis (whole/acellular)DTPwJadwal: 2,4, 6, 18-24 bulan; 5, 10-12 (dT), 18 (dT) tahunIsi: toksoid difteri 40 Lf, toksoid tetanus 15 Lf, whole cell pertusis 24 CU, Al3(PO4)2, thimerosalMetode pemberian: suntikan IMDosis: 1 mlKontraindikasi Absolut: anafilaksis dan ensefalopatiRelatif: riw. Hiperpireksia, hipotonik-hiporesponsif dalam 48 jam, inconsolable crying, kejang (3 hari sesudah imunisasi)KIPI: reaksi lokal, demam > 38,5C, lesu, iritabel, inconsolable crying, kejang, hipotonik hiporesponsif, anafilaksis, ensefalopatiDTPaJadwal: 2,4, 6, 18-24 bulan; 5, 10-12 (dT), 18 (dT) tahunIsi: Isi: toksoid difteri 40 Lf, toksoid tetanus 15 Lf, acellular cell pertusis Metode pemberian: suntikan IMDosis: ?Kontraindikasi: idem DTPwKIPI: idem DTPw tetapi lebih ringan dan jarang

  • 6. IKA Demam TifoidKeywords:Demam 8 hari, memberat di sore hariMual (+), muntah (+), tidak BAB sejak 3 hari yang lalulidah kotor (+), nyeri tekan epigastrium (+) dan hepatomegali (+)Diagnosis pada kasus ini adalah demam tifoidDiagnosis pasti adalah dengan menemukan kuman melalui kultur. Darah merupakan spesimen yang sering digunakan untuk kultur kumanJawaban: C. Darah

  • Demam Tifoid Pemeriksaan PenunjangKulturDarah: positif pada minggu 1-2; sering digunakan pada media biak agar empeduSumsum tulang belakang: positif pada minggu 1-4; invasif dan mahalUrin: negatif pada minggu 1-2Feses: negatif pada minggu 1-2Widal2x pemeriksaan: peningkatan kadar titer O dan H 4x dari pemeriksaan pertama1x pemeriksaan: titer O 1/320 dan titer H 1/640TubexMendeteksi adanya IgM anti tifoid, sangat spesifik dan mahal

  • 7. IKA - Diare Akut Dehidrasi BeratKeywords:Diare sejak 1 hari yang laluMata cekung, turgor sangat lambat, kulit kering, anak lesu dan malas makan minumKlasifikasi diare:Diare akut adalah diare yang berlangsung selama 14 hari (2 minggu)Disentri adalah diare yang disertai dengan darah (biasanya disebabkan patogen invasif)Pada kasus ini tampak gejala dehidrasi berat (TD turun, turgor sangat lambat, mukosa kering, CRT lambat) sehingga diagnosis pada kasus adalah diare akut dehidrasi berat.Jawaban: C. Diare akut dehidrasi berat

  • Diare Akut Klasifikasi berdasarakan Gejala Klinis

    Derajat DehidrasiKeadaan UmumRasa HausKelopak/ Air MataMulutKulit UrinTanpa dehidrasi (2s, turgor sangat lambatTidak ada

  • 8. IKA Konjungtivitis GonoreKeywords: keluhan keluar nanah dari kedua mata sejak 1 hari yang lalubayi lahir spontan ibu pasien keputihan selama kehamilansekret purulen (+)kuman diplococcus Gram (-)Ophthalmia neonatorum adalah peradangan konjungtiva bilateral yang terjadi pada bayi berusia kurang dari 30 hari. Penyebabnya adalah:Bahan kimia , ex: AgNO3, sale AB mata chemical conjungtivitisInfeksi gonokokus konjungtivitis gonore (sekret purulen)Infeksi bakteri lain seperti S.aureus, S.haemolyticus dan S.pneumoniaInfeksi C.trachomatis serotipe D dan K neonatal inclusion conjungtivitis (sekret mukoid/mukopurulen)Infeksi HSV tipe 2 herpes simplex ophthalmia neonatorumInfeksi dapat terjadiSebelum lahir (jarang)Intrapartum (sering)Setelah lahir (biasanya pada saat pertama kali memandikan bayi)Tanda dan gejalaNyeri pada bola mataDischarge konjungtivaEdema palpebraKonjungtiva kemosis dan hiperemisKeterlibatan kornea keratitis punctataPada kasus kemungikinan penyebab adalah infeksi gonokok karena terdapat sekret purulenPatogen penyebabnya adalah N.gonoreTh/ Gonococcal ophthalmia neonatorumTopikal: salep mata basitrasin 4x/hariSistemik: Ceftriaxone 75-100 mg/kg/day IV or IM qid selama 7 hariJawaban: E. Neisseria gonorrhea

  • 9. IKA VariselaKeywords:keluhan muncul lenting-lenting berair sejak 4 hari yang laluDemam (+)pertama kali muncul di dada yang kemudian menyebar ke wajah dan lenganRiwayat imunisasi tidak diketahuiLesi: vesikel, papul eritematosa, pustul dan krustaDiagnosis pada kasus ini mengarah pada varisela yang disebabkan oleh infeksi VZV (Varicella-Zoster Virus)Sinonim: cacar air, chicken poxVZV menyebar secara aerogenInfeksi primer menyebabkan varisela. Reaktifasi infeksi setelah masa dorman menyebabkan herpes zosterGejala khas pada varisela adalah demam yang diikuti munculnya kelaninan kulit polimorfik (papul vesikel pustul krusta) yang tersebar secara sentrifugal (dari sentral badan ke wajah dan tungkai/lengan)Terapi: asiklovir Jawaban: B. Varisela

  • 10. IKA Imunisasi Hepatitis BKeywordsBayi berumur 1 bulan akan diimunisasiImunisasi yang diberikan adalah hepatitis B (0,1 dan 6 bulan)Jawaban: C. Hepatitis B

  • Imunisasi Hepatitis BImunisasi Pasif (HBIg)Diberikan pasca paparanDosis0,06 ml/kg; maksimum 5 ml dalam 48 jam pertama0,5 ml HBIg + vaksin Hep B pada bayi dengan ibu Hep BVaksinasi Hep B (Vaksin Rekombinan)Jadwal: 0,1,6 bulanIsi: vaksin rekombinan, respon protektif Anti HBs 10 mIU/mlMetode pemberian: IM dalam (bayi: anterolateral paha, anak besar/dewasa: deltoid)Dosis: bergantung produk dan usia resipienKI: alergi, demam tinggiKIPILokal: kemerahan, bengkak, nyeri, demam ringan 2 hariSistemik: mual, muntah, nyeri kepala, nyeri otot, nyeri sendi

  • 11. IKA Serangan Asma AkutKeywordskeluhan sesak nafasanak hanya dapat dudukRR 34 x/menitekspirasi memanjang dan wheezing (+) di kedua lapang paruDiagnosis pada kasus ini adalah serangan asma akut derajat sedang.Tatalaksana awal pada serangan asma adalah dengan memberikan nebulisasi agonist seperti salbutamol. Pemberian dengan nebulisasi dipilih karena onset kerja obat cepat dan efektifJawaban: D. Nebulizer salbutamol

  • 12. IKA Ketoasidosis DiabetikKeywordspenurunan kesadaransering buang air kecil , tampak penurunan berat badanGDS 315 mg/dL dan keton (+)Diagnosis DM tipe 1 ditegakkan apabila ditemukanKlinis: poliuria, polidipsia, polifagia, BBLaboratoris: GDP >126 mg/dL, GD2PP >200 mg/dLPatogenesis DM tipe 1 adalah kerusakan sel pankreas sehingga tidak ada insulin yang dihasilkan. Sering mengalami komplikasi akut apabila tidak diterapiDiagnosis ketoasidosis diabetik (KAD) ditegakkan apabila terdapat:GD >200 mg/dLpH darah
  • 13. IKA Hipoglikemia pada NeonatusKeywords:Bayi besar lahir dari ibu DM tidak terkontrolGDS awal 25 mg/dL 32 mg/dL (3 jam)Diagnosis pada kasus ini adalah hipoglikemia derajat berat karena pada GDS awal didapatkan GDS 25 mg/dL dan pasien diterapi masih
  • 14. IKA Skor APGARKeywordsbayi menangis merintih dan lemah, tungkai sedikit fleksi, denyut jantung 120 x/menit, reflek lemah, tubuh mulai memerah tetapi akralnya masih sianosisSkor APGAR adalah skor yang digunakan untuk menilai derajat asfiksia pada bayi baru lahir. Skor dinilai pada menit pertama dan kelima.Skor APGAR pada pasien ini adalah 6Jawaban: D. 6

    Skor APGAR7-10: baik; 4-6: asfiksia ringan sedang; 0-3: asfiksia beratTanda012Laju jantungTidak ada100 bpmUsaha bernapasTidak adaLambatMenangis kuatTonus ototLumpuhEkstremitas fleksi sedikitGerakan aktifRefleksTidak bereaksiGerakan sedikitReaksi melawanWarna kulitSeluruh tubuh biru/pucatTubuh kemerahan, ekstremitas biruSeluruh tubuh kemerahan

  • 15. IKA Sepsis NeonatorumKeywords:usia 2 haritampak lemah dan sulit bernapasibu demam selama persalinan kesadaran letargi, malas menghisap, ikterus (+) Kramer II, suhu 35Cleukosit 35.000/mm3Diagnosis pada kasus ini adalah sepsis neonatorum. Karena awitan
  • Sepsis Neonatorum DiagnosisNeonatus diduga mengalami sepsis (tersangka sepsis) bila ditemukan tanda-tanda dan gejala berikut: Untuk bayi berumur sampai dengan tiga hariBila ada riwayat ibu dengan infeksi intrauterin, demam yang dicurigai sebagai infeksi berat atau KPD (ketuban pecah dini); Bila bayi mempunyai dua tanda atau lebih pada Kategori A (tabel 6), atau tiga tanda atau lebih pada Kategori B (tabel 6); Bila bayi mempunyai satu tanda pada Kategori A dan satu tanda pada Kategori B, atau dua tanda pada Kategori B; Bila selama pengamatan terdapat tambahan tanda sepsis, kapan saja timbulnya; Bila selama pengamatan tidak terdapat tambahan tanda sepsis, tetapi tanda awalnya tidak membaik, lanjutkan pengamatan selama 12 jam lagi. Bayi berumur lebih dari tiga hariBila bayi mempunyai dua tanda atau lebih pada Kategori A atau tiga tanda atau lebih pada Kategori B;Bila bayi mempunyai satu tanda pada Kategori A dan satu tanda pada Kategori B, atau dua tanda pada Kategori B.

  • Sepsis Neonatorum DiagnosisSepsis neonatal dibagi menjadi:Awitan dini: ditemukan pada umur < tiga hari Awitan lambat: terjadi setelah hari ke 3

    Faktor risiko pada awitan dini:Faktor ibu: kurang bulan, ketuban pecah >18-24 jam, chorioamnionitis, persalinan dengan tindakan, demam pada ibu, ISK, faktor sosial ekonomi. Faktor bayi terdiri dari: asfiksia perinatal, BBLR, bayi kurang bulan, prosedur invasif, kelainan bawaan.Gambaran klinis: tidak spesifikDapat muncul: takikardi, asfiksia, nilai APGAR rendah, hipo/hipertermia, hipoglikemia, kadang hiperglikemia, ikterik, dan lain-lain.

    Pemeriksaan yang dapat dilakukan: kultur, CRP, rasio I/T.

  • Sepsis Neonatorum Tatalaksana

  • 16. IKA Asidosis MetabolikKeywordsdiare sejak 3 hari yang lalutampak anak letargi, tidak mau minum, mata cekung (+/+) dan turgor kulit sangat lambatPada kasus ini terjadi keadaan diare akut dehidrasi berat.Pada keadaan dehidrasi berat terjadi pengurangan volume efektif sirkulasi yang dapat menyebabkan keadaan perfusi jaringan yang inadekuat akibat hipovolemiaPada keadaan kurangnya perfusi jaringan, jaringan perifer akan mengubah metabolisme sel menjadi anaerob dan menghasilkan asam lakat sebagai produk sampinganAsam laktat yang meningkat akan menyebabkan pH darah turun (asidosis metabolik)Kompensasi fisiologis adalah mengurangi CO2 melalui pernapasan Kussmaul (cepat dan dalam)Jawaban: A. Asidosis metabolik

  • Asidosis Metabolik

  • 17. IKA Sindrom NefrotikKeywordskeluhan bengkak di mata dan tungkaiBAK dikatakan berbusashifting dullness (+), edema pitting di kedua tungkai (+)oval fat bodies (+)proteinuria +3Oval fat bodies terbentuk karena adanya lemak yang terfiltrasi pada glomerulus. Lemak ini kemudian akan diubah menjadi oval fat bodies oleh sel epitel tubulus kontortus distal. Kebocoran lemak terjadi karena keadaan hiperkolesterolemia dan gangguan filtrasi di glomerulus. Hal ini terjadi pada sindroma nefrotik. Sehingga oval fat bodies adalah temuan patognomonik pada sindroma nefrotik. Patogenesis sindroma nefrotik adalah akibat adanya disfungsi membran filtrasi glomerular yang menyebabkan albumin lolos ke urin.Albumin merupakan fraksi protein terbesar setelah globulin. Albumin berperan dalam menjada tekanan onkotik dalam plasma. Hilangnya albumin menyebabkan tekanan onkotik menurun dan berakibat terjadi edema intersititial (edema pitting)Edema non pitting hanya ditemukan pada kasus gangguan sirkulasi pembuluh limfe.Jawaban: A. Hipoalbuminemia

  • Sindroma Nefrotik Definisi, PatogenesisDefinisiSindrom klinis dengan gejala proteinuria masif (>40 mg/m2/jam), hipoalbuminemia (
  • Sindrom NefrotikDefinisiProteinuriaHipoalbuminemiaEdemaHiperkolesterolemiaPenunjangUrinalisis: oval fat bodies

    Tata laksanaAnak: diuretik, suplemen protein (termasuk albumin), batasi Na, prednison untuk sindrom nefrotik primerDewasa: diuretik, suplemen protein, batasi Na, atasi hiperlipidemia, ACE-I/ARB untuk sindrom nefrotik sekunder

  • 18. IKA VSDKeywords:cepat lelah jika menyusu terlalu lama Pasien tidak birumurmur pansistolik di sela iga 4 linea parasternalis sinistraGejala gagal jantung yang dialami pasien kemungkinan disebabkan oleh PJB asianotik. Pada pemeriksaan fisis didapatkan murmur pansistolik di sela iga 4 linea parasternalis sinistra yang menunjang diagnosis VSD.Mumur adalah bunyi jantung patologis yang terjadi akibat adanya aliran turbulen (dalam keadaan normal, aliran darah bersifat laminer). Terdapat 3 mekanisme terjadinya murmur sistolik, yaitu:Ada defek sekat ventrikelAda regurgitasi katup AVAda stenosis katup seminularPada kasus ini penyebab adanya murmur adalah defek sekat ventrikelJawaban: C. VSD

  • VSD

  • PJB - Klasifikasi

  • 19. IKA BronkopneumoniaKeywords:keluhan batuk dan demam sejak 3 hari yang laluretraksi sela iga (+), retraksi epigastrium (+), rhonki basah kasar (+/+)kesan infiltrat di kedua lapang paruPada kasus ini terdapat gejala inspiratory effort berupa retraksi sela iga dan epigastrium yang khas ditemukan pada pada bronkopneumonia.Pada bronkopneumia, alvelous terisi sekret akibat infeksi kuman yang menyebabkan adanya bunyi rhonki kasar (akibat getaran slem saat dilewati udara di atasnya) dan gambaran infiltrat pada foto thorax.Jawaban: A. Bronkopneumonia

  • Konsep Dyspnea pada AnakPada bronkiolitis terjadi gangguan flow karena bronkokonstriksi sehingga terjadi gejala klinis berupa expiratory effort seperti wheezing dan napas cuping hidungPada bronkopneumonia terjadi gangguan volume akibat sekret yang memenuhi alveolus sehingga terjadi gejala klinis berupa inspiratory effort seperti retraksi sela iga dan epigastrium dan takipnea

  • 20. IKA Graves DiseaseKeywords:keluhan sering berkeringat dan tangan bergetar sejak 2 minggu yang lalumuncul benjolan di leher yang dirasakan telah membesar sejak 1 bulan yang laluTiroid membesar, kenyal dan difuseksoftalmus (+), tremor halus (+/+), refleks fisiologis (/)TSH menurun dan fT4 meningkatEksoftalmus dan pembesaran tiroid difus merupakan gejala dan tanda khas penyakit Graves.Penyakit Graves disebabkan oleh adanya antibodi yang merangsang reseptor TSH sehingga hormon tiroid disekresiHipertiroidisme akan menyebabkan peningkatan metabolisme tubuh, takikardia, TD meningkat.Pada pemeriksaan lab penyakit graves biasanya menggambarkan gangguan hipertiroidisme primer dengan peningkatan kadar fT4 dan penurunan TSH sebagai kompensasiJawaban: A. Penyakit Graves

  • Pendekatan Klinis Hipertiroid

  • 21. IKA Gangguan AbsorbsiKeywordskeluhan sering BAB cair sejak mengkonsumsi MPASIPada kasus ini MPASI yang dikonsumsi kemungkinan tidak dapat dicerna dengan baik sehingga merangsang terjadinya diare osmotik.Jawaban: A. Gangguan absorspsi

  • 22. IKA Demam RematikKeywords:nyeri sendi berpindahDemam (+) arthritis (+) sendi sikubising diastolik didahului dengan opening snap (OS) di katup mitralCTR >50% dan ASTO (+)Patogenesis berkaitan dengan mimics epitops Protein M SBGA di berbagai jaringan tubuh N-acetylglucosamine synovia artritisMyosin dan tropomyosin miokardium karditisLaminin katup jantung karditisVimentin synovia artritisKeratin kulit eritema marginatumLysoganglioside n.caudatus dan subtalamik choreaDiagnosis dengan kriteria Jones/WHO 2004Jawaban: A. Demam rematik

    Kriteria WHO 2004DiagnosisKriteriaDR serangan pertama2M atau 1M+2m; + B(+)DR serangan rekuren tanpa PJR2M atau 1M+2m; + B(+)

    DR serangan rekuren dengan PJR2m + B(+)Korea syndenhamM(-), B(-)PJR MIMS/MRMS murni atau MIMS dan atau gangguan katup aorta

  • Kriteria Jones (1)Gejala Mayor (M)Karditis: bila ada 1 dari 4 kriteria berikutTerdapat bising jantung organikPerikarditis: friction rub, efusi perikardium, nyeri dada, perubahan EKGKardiomegali pada Ro thoraxGagal jantung kongestifArtritis: nyeri, bengkak, merah dan panas, ROM turun, mengenai sendi besar, asimetri dan berpindah-pindahKorea sydenham: gerakan yang tidak terkoordinasi dan tidak berutujuan serta emosi yang labil; terlihat pada saat bangun tidur dan keadaan tertekanEritema marginatum: makula eritematosa, tidak gatal, predileksi: tubuh, tungkai proksimal , tidak melibatkan mukaNodul subkutan: nodul pada eksterior sendi (ruas jari, lutut, persendian kaki), tidak nyeri dan mobile, tidak meradang

  • Kriteria Jones (2)Gejala Minor (m)ArtralgiaDemamBukti Laboratoris (B)Bukti infeksi streptokokusBiakan (+)ASTO (+)Bukti peradangan sistemikLED meningkatCRP meningkatBukti adanya keterlibatan jantungRo thorax: kardiomegaliEKG: pemanjangan interval PREcho: miokarditis, MR/MS/AR

  • 23. IKA GNAPSKeywords:Bengkak di mataKencing air cucian dagingRiwayat ISPA atasTD 140/90 mmHgGNAPS merupakan salah satu sindrom nefritik yang ditandai oleh timbulnya hematuria, edema, hipertensi dan penurunan fungsi ginjalGNAPS terjadi akibat deposisi kompleks imun (Rx hipersensitifitas tipe 3) pada GBM dan atau mesangium sehingga terjadi reaksi inflamasi. ggn f(x) ginjal komplikasi: ensefalopati hipertensif, gagal jantung, edema paru dan gagal ginjalDidahului oleh infeksi SBGA nefritogenik (tipe 4, 12, 16, 25, dan 49) di saluran napas atas. Rx Ag-Ab terjadi setelah infeksi saluran napas atas telah usai.Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah ASTOJawaban: A. ASTO

  • 24. IKA IntususepsiKeywords:keluhan sakit perut BAB cair berdarah bercampur lendircolok dubur didapatkan portio-like appearanceDitemukan trias intususepsi pada pasien ini berupa nyeri abdomen (anak rewel dan menangis keras) dan red currant jelly stoolPortio like appearance sering ditemukan pada pasien dengan intususepsiJawaban: B. Intususepsi

  • IntususepsiINTUSUSEPSIInvaginasi sebuah segmen usus ke lumen usus sebelahnya

    Gejala dan tandaTrias intususepsi: Muntah, nyeri abdomen, BAB darah bercampur mukus (red currant jelly stool)LetargiNyeri bersifat kolik. Pada bayi: menangis melengking dan fleksi pinggang saat nyeri.PFMassa berbentuk sosis di kuadran kanan atasKekosongan di kuadran kanan bawah (Dances sign)

    PenunjangUSG abdomen: target sign

    TatalaksanaEnema terapeutik: hanya jikaPenyebab idiopatikBukan invaginasi usus halus-usus halusTidak ada perforasi atau peritonitisBedah

  • 25. IKA Kejang DemamKeywords:riwayat kejang 1 jam sebelumnyaDemam 39CBB 10 kgSesaat setelah infus terpasang, anak kembali kejang terapi yang diberikan adalah diazepam iv 0,5 mg/kgBB Jawaban: C. Diazepam 5 mg IV

  • Kejang Demam Definisi, PatofisiologiKejang demam adalah kejang yang terjadi akibat demam suhu aksila >38,5C (suhu rektal 38C) tanpa adanya infeksi SSP atau gangguan elektrolit akut, terjadi akibat proses ekstrakranial, terjadi pada anak di atas usia 1 bulan dan tidak ada riwayat kejang tanpa demam sebelumnya.Kejang demam dibagi 2, yaitu:Simpleks: kejang seluruh tubuh, 15 menit, berulang dalam 24 jamPatofisiologiKeadaan hipoglikemia dan hipoksia akan menyebabkan gangguan pompa Na+/K+ ATP dependent channel ion di membran sel neuronPada keadaan demam, setiap peningkatan suhu 1C terjadi peningkatan metabolisme basal sekitar 10-15% dan kebutuhan O2 20% di otak terjadi keadaan hipoglikemia dan hipoksia relatif gangguan kanal ion NA+/K+ ATP dependent kejang

  • Tatalaksana Kejang Demam

  • Interna

  • 26. D: AkathisiaKeyword: jalan seperti robot, air liur terkumpul di mulut. Bila Duduk, kaki pasien bergerak tidak bisa diam

    Diagnosis: akathisiaAtaksia: gangguan keseimbangan karena kerusakan cerebellum

  • Konsep dopamine dan antidopamineDopamine adalahy neurotransmitter yg banyak ditemukan di substantia nigra dan mesolimbik.Di substantia nigra (bagian dari basal ganglia), berfungsi sebagai filter gerakkan yang tidak perlu. Bila dopamine rendah disini, maka yg terjadi adalah gejala parkinson (T R A P: Tremor, Rigidity, Akinesia/bradykinesia, dan Postural imbalance)Di mesolimbik, bila dopamine terlalu banyak, maka akan menimbulkan psikosis, seperti pada skizofrenia. Itulah alasannya pengobatan skizofren digunakan antipsotik yang terutama berperan sebagai dopamine blocker atau dopamine antagonist

  • Konsep dopamine dan antidopamineDopamine antagonist tidak memilih lokasi, dia menghambat di mesolimbik, dy juga menghambat di nigrostriatal pathway (substansia nigra striatum), sehingga gejala parkinson muncul, biasa disebut pseudoparkinsonism. Gejala ini ada bermacam-macam, berturutan muncul mulai dari pseudoparkinsonism (muncul di awal pengobatan), menjadi dystonia (beberapa hari kemudian), menjadi akathisia (minggu2 kemudian), dan bila diteruskan, menjadi tardive dyskinesia (berbulan2)

  • Konsep sensitizationdan upregulationPada awalnya, dopamine antagonist akan menempel pada reseptor dopamine, namun tidak akan terjadi stimulasi saraf (karena dia antagonist). Dopamine akan menurun, sehingga terjadi gejala pseudoparkinsonism (rigiditas, bradykinesia) dan beberapa hari kemudina, dystonia (kaku leher, nyeri)Hal yang terjadi berikutnya, reseptor yg tersisa (yg tidak berikatan dengan dopamine antagonist) akan mengalami sensitisasi..yang artinya, affinitas terhadap dopamine akan meningkat (seakan2 reseptor ini berjuang untuk mendapatkan stimulus dopamine). Disini lah momen terjadi gejala akathisia (keinginan untuk bergerak, tidak bisa diam, terutama pada bagian kaki, dy akan berdiri dan duduk, berdiri dan duduk.). Sensitisasi terjadi dalam wktu mingguan

  • Konsep sensitizationdan upregulationBila hal ini berlangsung berbulan-bulan, maka akan terjadi peningkatan jumlah reseptor dopamine (sekali lagi, reseptor merasa lapar akan dopamine, sampai2 ia membentuk reseptor2 baru). Hal ini dinamakan Upregulation. Disini momen muncul gejala Tardive dyskinesia dan bersifat Ireversibel. Dimana ciri khasnya, sprti huntington, gerakkan tidak tertahan, dan pasien tidak ingin tampak sprti itu tp tidak bisa..

  • Kesimpulan jawaban soalMembdakan dlm soal:Ataxia: gangguan keseimbangan, jatuh terusBradykinesia: langkah pendek2Akathisia: gerak terus, terutama bagian kaki, tampak gelisah, tidak bisa diam.Dystonia: kaku, terasa nyeriTardive diskinesia: gerakkan involunter, seluruh badan, terutama bagian wajah sudah terlibat.Questions objective: pseudoparkinsonism,dystonia,akathisia,dan tardive diskinesia disebabkan oleh terapi antipsikotik berupa dopamine antagonist.

  • 27. C- haptaglobin serum menurunkeywords;: kuning dan pucat, normositik normokrom anemia, membentuk rouleaux dan spherocytesDiagnosis: hemolytic anemiaPada hemolytic anemia haptaglobin serum akan menurun

  • Konsep haptaglobinHaptaglobin adalah protein yg beredar di dalam darah, yang bisa berikatan dengan hemoglobin.Bila ada hemolisis, sel darah merah akan melepas hemoglobin, shingga Hemoglobin dalam darah akan meningkat, dan haptaglobin akan berikatan dengan hemoglobin2 ini. Karena itu haptaglobin menurun.

  • Jawaban lainBilirubin indirek meningkat karena hemoglobin akan dipecah jadi biliverdinbilirubin. Bila hati masih bekerja dengan baik, hati akan mengkonjugasi bilirubin indirek ini, jadi bilirubin direk akan meningkat walau tidak sbnyak indirek stidaknya (atau bisa jga bil direk normal, yg pasti tidak akan turun)Retikulosit harus naik, karena sum-sum tulang akan terangsang untk membentuk sel darah merah baruFragibilitas osmotik eritrosit akan meningkat pada penyakit hereditary spherocytosis. Mirip pada kasus ini, hanya saja pada hereditary spherocytosis biasanya mikrositik hipokrom, dan karena genetik, terjadi pada anak2Urobilin urin jelas seharusnya positif.Questions objective: hemolitik anemia ditandai dengan pucat dan kuning. Dimediasi oleh IgG. Hemolitik anemia akan menurunkan serum haptaglobin

  • 28. B-nilai hematokritKeywords: pasien DBD, nilai hematocrit meningkatDiagnosis: Demam Berdarah dengue. Karena ada hemokonsentrasiPrinsip utama penanganan DBD adalah cairan, dan penilaian adanya kebutuhan cairan yang lebih dilihat dari terjadinya hemokonsentrasi. Hemokonsentrasi dilihat dari peningkatan HCT pada lab, namun bisa juga dari foto: efusi pleuraNilai trombosit dapat dijadikan kriteria pemulangan, apabila trend trombosit masih turun (misalnya dari 90rb, menjadi 70rb), walau klinis terlihat baik,pasien tetap tidak boleh dipulangkan.Questions objective: pada demam berdarah dengue, terjadi hemokonsentrasi yang salah satunya dilihat dari peningkatan hematocrit.

  • Bagan penanganan DBD

  • Bagan penanganan DBD

  • 29. E - IgGKeywords: sama seperti nomor 27Hemolitik anemia yg berperan paling utama ada IgGIgA: di epitelial lining di mukosa, sepanjang GI tract. Mencegah kuman menempel pada mukosaIgM: immunoglobulin fase akut, paling baik dalam mengaktifkan komplemen, tidak tembus plasenta.IgE: utk reaksi alergi dan hipersensitivitas tipe1IgD: gak jelas, penanda B cellsIgG: immunoglobulin fase kronis/delayed, dapat mengaktifkan komplemen juga, cross plasenta, plg banyak di darah, opsonisasi bakteri, menetralkan toksin bakteri dan virusQuestions objective: sama seperti no 26

  • 30. D- CMLKeywords: hepatosplenomegaly, turun BB, anemia, leukositosis , trdapat sel granulosit dengan berbagai stadium diferensiasiDiagnosis: CML

  • Acute LeukemiaLeukemia akut didefinisikan sebagai blast >20% di sum-sum tulang (ingat, bukan waktu, tp jmlh blast yang menentukan akut nya)Leukemia akut bisa berasal dari Limfoblastik(ALL) atau myeloblastik(AML)Gejala infiltrasi hampir tidak ada di leukemia akut, kecuali AML jenis monosit, dimana sel neoplastik berasal dari monosit.Gejala utamanya adalah gejala anemia, penurunan sistem imun, dan perdarahan hemostasis primer karena penekanan sel blast untk sel darah jenis yg lainnya.

  • Chronic leukemiaSeperti leukemia akut, bisa berasal dari limfoblast (CLL) bisa berasal dari myeloblast(CML).Gejala infiltrasi sangat sering (hepatosplenomegali dan lympadenopathy generalisata)Khas utamanya di sediaan darah tepi adalah, ditemukan sel yang matur juga (untuk CLL tentu ketemu limfosit, dan untuk CML ketemu bisa granulosit, eritrosit, trombosit, monosit, disertai dengan yg imatur juga).

  • Kesimpulan jawaban soalALL biasa pada anak kecil. AML, CML, CLL bisa pada orang dewasa.Pada kasus ada gejala infiltrasi yang dominan, jadi kemungkinanya CML atau CLLAda granulosit, jadi itu CML, bukan CLL.Questions objective: membedakan leukemia akut dan kronik leukemia. Dmn akut leukemia gejala infiltrasi lebih jarang (kecuali jenis monositosis, infiltrasi pada gusi), kronik leukemia infiltrasi lebih sering(terdapat pembesaran organ ). Kronik leukemia terdapat beberapa sel matur pada sediaan darah tepi, tergantung dari jenis sel yg menjadi neoplastik.

  • 31. B-anti TPOKeywords: lemah, mudah capek, tidak tahan udara dingin, kelenjar tiroid membesar, edem pretibial, puffy face, makroglossia Diagnosis: gejala di atas khas hipotiroid. Karena di tanya adalah suatu autoantibodi, ini adalah hashimoto tiroiditis

  • Hashimoto tiroiditisAwalnya bisa hipertiroid karena kerusakan tiroid akibat inflamasi, tapi kemudian hormon tiroid akan habis, sehingga terjadi hipotiroidPatomekanisme utama: anti TPOAkibat feedback inhibition: TSH akan naik, memaksa kelenjar tiroid mensekresi hormon tiroid, tapi FT4 tetap rendah, karena klnjarnya sndiri sudah rusak.Akibat ke-2 feedback inhibisi: TRH akan naik. TRH juga menstimulasi prolaktin, sehingga terjadi hiperprolaktinemia. Pada wanita: amenorrea. Pada laki2: infertilitas dan ginekomastiQuestions objective: mengenali tanda hipotiroid,tiroiditis hashimoto sebagai penyebab tersering, patomekanisme utama, dan efek feedback inhibition.

  • 32. C- TSH naik, FT 4 turunKeywords: sama dengan no 31Penjelasan: sama dengan no 31Questions objective: sama dengan no 31

  • 33. RBBB Keywords: EKG amplitudo GRS lebih dari 5 kotak, interval QRS 0,12 detik, ST terbalik di V1. Gelombang S besar di V5-V6 Diagnosis: RBBB (sebenarnya, inkomplit RBBB)

  • Kriteria LBBB dan RBBBLBBB komplit:Durasi qrs >0,12sSlurred R lebar di V6, depressed ST segment dan T invertedSlurred R lebar di I dan AvlGelombang S dalam di V1-V2PR interval normalIntrinsicoid deflection delayed to 0,07 sec in V6

    Inkomplit:Semua di atas kecuali qrs durasi

  • Kriteria LBBB dan RBBBRBBB komplit:Qrs duirasi >0,12RSR di V1 dengan depresi segmen ST dan T inversiGelombang S dalam di V5-V6PR interval normalIntrinsicoid deflection delayed to 0,07 sec in V1

    Inkomplit RBBB:Sama dengan di atas, kecuali durasi QRS

  • Gambar LBBB

  • Gambar LBBB

  • Questions objectiveBundle branch block ada 2, yaitu LBBB dan RBBB. Pada Left, maka lead I, avl, V5-V6 terdapat slurred R atau Rsr, di V1-V2 terdapat S yang dalam. RBBB adalah kebalikkannya.

  • 34. E- limfositosis relatifKeywords: demam 2 hari, rumpel leede (+), trombositopeniaDiagnosis: DBDGambaran limfosit pada DBD adalah limfositosis karena penyebabnya virusLimfositosis adalah relatif, karena persentase limfosit akan tinggi semata-mata karena leukopenia.Questions objective: mengenali diff count pada DBD.

  • 35. A- PPI+amox+klaritromisinKeywords: nyeri ulu hati, mual dan muntah, urea breath test positifDiagnosis: infeksi H.pyloriPengobatannya: PPI+ amoxicillin+ klaritomisin selama 14 hariAlternatif: PPI/H2A, bismuth subsalicylate+metronidazole+tetracycline 10-14 hariQuestions objective: mendiagnosis infeksi H.pylori, salah satunya adalah urea breath test. Tatalaksana H.pylori

  • 36. A- immediate type hipersensitivityKeywords: anak kecil, sering gatal2, sering kambuh (residif), kulit kemerahan di tangan dan tungkai, erosi dan bekas garukkan (gatal), ibu pnya keluhan serupa (riwayat atopi keluarga)Diagnosis: dermatitis atopiDermatitis atopi adalah immediate type hipersensitivity, dimediasei oleh IgE

  • Jawaban lainAntibody mediated hypersensitivity: IgG, plg sering autoimmune hemolitik anemia, bisa karena rhesus, bisa karena reaksi transfusi, Rheumatic heart disease termasuk tipe iniImune complex dan arthus type: tipe 3, biasanya SLEDelayed type hipersensitivity: Dermatitis kontak alergi, TB paru, Reumatoid arthritis (RA bisa tipe 4, bisa tipe 3)Questions objective: mengenali macam-macam jenis hipersensitivitas dan contoh penyakitnya.

  • 37-B malnutrisi beratKeywords: tinggi 160 cm, BB 40kg.Diagnosis: malnutrisi sedangHitung BMI: 40/(1,6)2= 15,625Kriteria BMI asia:The current WHO BMI cut-off points of
  • Derajat Malnutrisi pada dewasa

  • Bila kita lihat pakai bagan di atas, maka dibutuhkan serum albumin untuk menentukannya. Karena di soal tidak ada, kita menggunakan BMICachexia: general physical wasting and malnutrition usually associated with chronic disease Intinya ada penurunan massa otot dan kekuatan otot, tidak bisa reverse hanya dengan nutrisi, berasosiasi dengan penyakit kronisQuestions objective: menghitung BMI, mengenali cachexia sebagai akibat dari penyakit kronis, ditandai dengan penurunan massa dan kekuatan otot.

  • 38. C lanjut terapi antibiotik, ganti dengan metronidazoleKeywords: pasien didiagnosis bronkopneumonia, diberi antiobiotik spektrum luas, kemudian diare, ditemukan bakteri anaerob (+)Diagnosis: pseudomembranous collitis akibat clostridium difficile. Jawaban: terapi antibiotik lanjut+metronidazole

  • Pseudomembranous collitisAdalah diare mild-moderate, paling kuat asosiasinya dengan penggunaan antibiotik spektrum luas. Plg sering pada pasien2 yg dirawat, yg diberikan antibiotikKonsep: di usus ada normal flora, salah satunya clostridium difficile. Antibiotik spektrum luas merusak keseimbangan flora normal, sehingga bakteri lain mati, smntara C.difficile akan berkembang biakTatalaksana: metronidazole. Keputusan lanjut antibiotik atau tidak bergantung kepada seberapa perlu antibiotik itu diberikan.Pada kasus di atas, pasien bronkopneumonia, diasumsikan perlu diberikan antibiotik. Jadi jawabannya lanjutkan+metronidazoleQuestions objective: antibiotik spektrum luas dapat menyebabkan gangguan flora normal usus, sehingga C.difficile berkembang biak, penyakitnya pseudomembranous collitis. Pengobatan adalah dengan metronidazole, antibiotik sebisa mngkin tidak dilanjutkan, kecuali perlu.

  • 39. E- atenololKeywords: hipertensi+riwayat asma, obat yg kardioselektifObat yg dicari adalah beta blocker yang sifatnya kardioselektif (beta-1 antagonist >>>> beta -2 antagonist)Jawab: atenolol

  • Lists obat beta blockerCara menghafal: obat beta blocker yg diurutkan dari huruf pertama a-m, merupakan beta selektif:AtenololAcebutololBisoprololMetoprolol

    Sisanya, dari m- z, adalah beta non-selektif:PropranololPindololTimolol

    Contoh, bagaimana dengan Carvedilol?. Berarti carvedilol adlaah beta selektif

  • Obat Beta blockerTambahan pengetahuan lainnya:Obat beta blocker yg berakhir olol: seperti propranolol, esmolol hanya menghambat beta saja. Bila tidak olol, tapi ilol atau alol, artinya punya efek lain selain beta antagonistcarvedilol dan labetalol: Memiliki efek alfa blockerSotalol: memiliki efek K channel blockadeObat beta blocker kardioselektif : safer in asthma. Safer bukan berarti dia tidak kena reseptor beta-2 sama sekali.tapi lebih baik dibanding non-kardioselektif.Hanya propranolol yang efektif untuk pasien tirotoksikosis, karena memiliki efek inhibisi deiodinase, sehingga menghambat T4 jadi T3.Questions objective: beta blocker ada yg selektif (hanya mengenai Beta-1) ada yg non selektif( mengenai beta1 dan 2). Beta blocker yg selektif lebih aman dari nonselektif.

  • 40. C- ditemukan monosodium urat di cairan sendiKeywords: pasien pria, nyeri ibu jari kaki kiri, kemerahan dan bengkak (tanda inflamasi di sendi), nyeri semakin dirasakan pagi hari. Hanya 1 sendiDiagnosis: gout arthritisGold standar: monosodium urat di sendiAsam urat serum bukan alat diagnostik, melainkan sebagai pengukur faktor risiko terjadinya gout. Diagnosis pasti gout adalah analisis cairan sinovial, menemukan monosodium urat di sendi!Questions objective: mendiagnosis pasien gout, dan mengetahui gold standar diagnosis gout arthritis. Memahami makna asam urat serum adalah penilaian faktor risiko

  • 41.Endocarditis infektifKeywords: sesak, pengguna narkoba suntik, murmurDiagnosis: infective endocarditisTatalaksana: benzathine Penicilline G 4 x 2,5 juta /hari,IV,selama 4 sampai 6 minggu Questions objective: mengenali diagnosis infektif endokarditis dan terapinya.

  • 42. A- atorvastatinKeywords: kolesterol total 400mg/dl, LDL 170 mg/dl, HDL 40Diagnosis: hiperkolesterolemia, dyslipidemiaJawbaan: atorvastatinHanya statin yg terbukti secara EvidenceBasedMedicine(EBM) mampu menurunkan risiko cardiovaskular. Selalu pilih jawaban ini pada kasus orang yg berisiko sakit kardiovaskular.

  • Beberapa obat lipid lowering agentsSecara general bila: (3 pernyataan di bawah ini berdasarkan farmakologi semata, bukan EBM!)- Peningkatan hanya kolesterol: gunakan kolestiramin, kolestipol, ezetimibe - Peningkatan trigliserida: gunakan gemfibrozil (fibrat)- Peningkatan kolesterol dan trigliserida: statin, niasin dan ezetimibeStatin adalah yang plg utama digunakan bila LDL tinggi dan kolesterol tinggi, skali lagi, alasannya karena EBM.

  • Questions objectiveStatin adalah pengobatan antihiperlipidemik yang utama secara EBM untuk menurunkan risiko kardiovaskular pada orang yg tinggi kolesterol/LDL.

  • 43. A saat diagnosis tegakKeywords: pasien hipertensi lama, TD 180/100 mmHgDiagnosa: HT lamaPemeriksaan EKG langsung dilakukan unttuk mengassess efek HT kronis terhadap kelainan jantung yang ada pada pasien, seperti LVH, atau riwayat infark lama (Q wave), AF (bila pernah infark inferior), dll.Questions objective: EKG digunakan untuk mengassess efek HT kronis selain mengetahui ACS

  • 44. B- atrial fibrilasiKeywords: berdebar-debar, irreguler, takikardia (120x/menit). Gambaran ekg: p (-), QRS sempit, irregulerDiagnosis: AFAtrial flutter: p(-), tapi umumnya reguler, dan ada gelombang yg teratur (which is bukan p), T hilangVES: ada QRS yang lebar(>0,12s). Tidak semuanya, hanya sesekali. Bila muncul 2 dalam 1 lead (bigemini), bila 3 (trigemini)SVT: p wave(-), takikardia, reguler, QRS sempit. Umumnya >150x/menit, T wave adaBundle branch block: LBBB dan RBBB, sudah dijelaskan di slide sblumnya

  • Gambaran2 EKG yang umum keluarAtrial fibrilasi

    Atrial flutter

  • Ventricular extrasistole

  • Supraventrikular takikardia

  • Questions objectiveMengenali AF, atrial flutter, VES, PSVT, LBBB.

  • 45. A limfadenopati akutKeywords: benjolan terasa nyeri , kgb teraba , mobile, lunak, nyeri, hiperemis. FNAB: PMN, limfosit, sel blasDiagnosis: limfadenopati akut, curiga infeksiPainful Lymphadenopathy (LAD): infeksi akutPainless LAD: kronik LAD, lymphoma, metastatic carcinoma

  • Sinus catarrhalis: infeksi sinusitis oleh moraxella catarrhalis. Gejala antara lain: ISPA, pneumonia, endokarditis.Cat scratch disease: penyakit yang disebatkan oleh bartonella. Biasanya ada riwayat pasien kontak dengan kucing (dicakar, dijilat, dll). Pasien dtg dengan keluhan utama kgb membesar, nyeri, sprti pada kasus

  • Kesimpulan jawaban soaljawaban soal yang mngkin: limfadenopati akut atau catsratch disease. Namun di soal tidak dinyatakan riwayat kontak dengan kucing atau mengarahkan ke catscratch disease, jadi jwbannya A.Questions objective: mengenali macam2 limfadenopati. Bila nyeri: kemungkinan infeksi akut.gambaran FNAB:terutama PMN. Bila tidak nyeri: kronik, metastasis, atau limfoma

  • 46. C- misoprostolKeywords: BAB hitam, riwayat minum NSAID (piroksikam)Diagnosa: melena ec NSAIDJawab: misoprostol

  • Alasan jawaban soalNSAID memiliki efek menghambat COX1 dan COX2. COX1 menghambat pembentukkan prostaglandin, yang berperan dalam memediasi nyeri. Tapi prostaglandin jg berperan dalam menjaga integritas mukosa lambungMisoprostol, mengandung prostaglandin, yang bisa dikatakan sebagai antidote dari peptic ulcer yg disebbakan karena NSAID. Misoprostol lebih tepat karena sesuai dengan kausa dan patofisiologi penyakit yg dialami kasus di atasOmeprazole, sukralfat, dan antacid, dapat digunakan sebagai terapi supportif, tapi tidak secara tepat sesuai dengan kausa dari pnyakit yg dialami.Questions objective: mengenali patofisiologi NSAID menyebabkan ulkus peptik, dimana prostaglandin sebagai mediator penting sebagai penghantar rasa nyeri yg dihambat oleh COX1, namun berperan dalam integritas mukosa. Misoprostol sebagai antidote

  • 47. Trombosit cryoprecipitatKeywords: pasien dengan trombosit sangat rendah 28.000, Hb dan leuko normal .Diagnosa: trombositopeniaTransfusi: Trombosit cryoprecipitatFFP: berisikan plasma dan faktor2 pembeukan lainnyaWhole blood: semua sel darah+plasmaPRC: terutama RBCTrombosit cryoprecipitat: terutama trombositFaktor VIII: terutama faktor VIIIQuestions objective: macam2 sediaan darah dan penggunaannya

  • 48. Defisiensi insulin relatifKeywords: usia 23 tahun, gemuk,BB naik terus, GDS 210 mg/dlDiagnosis: DMt2 atau TGTDMt1: defisiensi insulin absolutTGT: defisiensi insulin relatifDMt2: gangguan pada reseptor insulin

  • Konsep defisiensi insulin relatif dan obesitas sebagai faktor risikoPasien obese: risiko DMt2Alasannya karena untuk memasukkan glukosa ke dalam sel adiposa, dibutuhkan insulin.Semakin banyak sel adiposa, (artinya, semakin gemuk orang itu..) maka jmlh insulin yang dibutuhkan akan lebih bykPankreas akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan insulin yang ada. Namun akan tiba saatnya dimana pankreas akan kesulitan mensekresi insulin dalam jumlah banyak defisiensi insulin relatifMekanisme resistensi reseptor insulin not known.

  • Konsep defisiensi insulin relatif dan obesitas sebagai faktor risikoPada kasus ini, penyebab menjadi gemuk bukan karena ia DMt2. semata2 pasien memang gemuk. Kegemukkan tersebut yg menyebabkan defisiensi insulin relatif gula darah meningkatSemakin obese/semakin byk sel adiposa dlm tubuh semakin besar kemungkinan terjadinya resistensi insulin selain daripada pankreas lelah mensekresi insulin. Mekanisme: not knownQuestions objective: mengenali tingginya gula darah sebagai akibat dari gangguan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya.obesitas sebagai faktor risiko utama

  • 49. E - Diet diabetes + olahraga + Metformin 3 x 500 mgKeywords: pengaturan diet dan olahraga+DM sejak 3 tahun, gemuk, GDS 290 mg/dlDiagnosis: DMt2 gd belum terkontrolJawab: E, diet+olahraga+metformin 3x500 mgAlasannya di slide berikut

  • Pasien belum pernah mendapat terapi OHO sebelumnya (berdasarkan soal). Karena itu kita selalu memulai dengan monoterapi. Pengecualian kita bisa loncat terapi hanya bila nilai HbA1c diberitahu, seperti pada slide sebelumnya:Mengapa bukan jawaban A? karena jawaban A tidak ada kata olahraga..Questions objective: tatalaksana DMt2 terdiri atas lifestyle modification (olahraga+diet)+OHO. OHO utama yg diberikan adalah metformin sebagai lini utama. Nilai HbA1c dapat digunakan sebagai patokan terapi.

  • 50. E - Peningkatan tekanan vena portaKeywords: BAB hitam, varises esofagus, penyakit hati kronikDiagnosis: sirosis hepatisJawaban: peningkatan tekanan vena portaSirosis: hati mengalami fibrosis+tampak nodular regenerasiSirosis memberikan kerusakan/patofisiologi gejala muncul dari 2 hal: gangguan fungsi hati, dan gangguan struktural

  • Gangguan fungsi:Faktor koagulasi, siklus urea, glukoneogenesis, dll.Gangguan struktural:Hipertensi vena porta ascites dan edema ekstremitas bawah, varises esofagus, hemorrhoidQuestions objective: memahami patofisiologi sirosis hepatis dan kaitan kerusakan hati dengan gejala yang akan muncul.

  • Forensik

  • 51. BKeywords : Pasien datang ke dokter untuk meminta suntik vitamin C. Dokter mengatakan tidak perlu. Pasien tetap ingin suntik.

    Dilema prinsip kaidah dasar moral pada kasus ini adalah autonomy pasien (ingin disuntik vit C) vs non-maleficence dokter (suntik punya potensi anafilaksis, harmful, tidak jelas kegunaannya)

  • Kaidah dasar moralBeneficence : Melakukan hal yang baik/melindungi pasienmencegah terjadi kerugian pada yang lain,menghilangkan kondisi penyebab kerugian pada yang lain,menolong orang cacat,menyelamatkan orang dari bahaya.

    Non Maleficence (tidak merugikan) Ciri :Primum non nocere (above all, do no harm)Menolong pasien emergensiMencegah pasien dari bahaya lebih lanjutManfaat pasien > kerugian dokter

  • Autonomy (kemandirian) Ciri:Menghargai hak pasienmenentukan nasib sendiriBerterus terangMenghargai privasi pasienMenjaga rahasiaMelaksanakan informed consent

    Justice (kesetaraan / keadilan) :Merawat semua orang dengan perhatian dan kualitas yang samaMendistribusikan keuntungan maupun beban dengan merata

  • 52. C Keywords : RS mendapat dana, ada pilihan untuk beli alat baru (income baru bagi RS, mempertajam diagnosis, dll) atau pembangunan gedung baru (memperbaiki pelayanan, menambah kapasitas rawat, dll).

    Kaidah dasar moral yang bermain pada kasus ini adalah justice, dimana dokter harus berusaha Mendistribusikan keuntungan maupun beban dengan merata.

  • Kaidah dasar moralBeneficence : Melakukan hal yang baik/melindungi pasienmencegah terjadi kerugian pada yang lain,menghilangkan kondisi penyebab kerugian pada yang lain,menolong orang cacat,menyelamatkan orang dari bahaya.

    Non Maleficence (tidak merugikan) Ciri :Primum non nocere (above all, do no harm)Menolong pasien emergensiMencegah pasien dari bahaya lebih lanjutManfaat pasien > kerugian dokter

  • Autonomy (kemandirian) Ciri:Menghargai hak pasienmenentukan nasib sendiriBerterus terangMenghargai privasi pasienMenjaga rahasiaMelaksanakan informed consent

    Justice (kesetaraan / keadilan) :Merawat semua orang dengan perhatian dan kualitas yang samaMendistribusikan keuntungan maupun beban dengan merata

  • 53. BKeywords : Korban perampokan dengan luka-luka, dibawa ke UGD,perlu rawat inap , pulang , kontrol ke poliklinik.Saat pasien kontrol, visum yang dibuat adalah VER lanjutan. Saat pasien di UGD atau dirawat inap jika diminta visum maka yang dibuatadalah VER sementara.

  • Jenis-jenis VeR:

    VeR hidupDefinitif: dibuat seketika, dimana korban tidak memerlukan perawatan dan pemeriksaan lanjutan sehingga tidak menghalangi pekerjaan korban. Kualifikasi luka ditulis derajat I.Sementara: dibuat sementara waktu karena korban memerlukan perawatan dan pemeriksaan lanjutan sehingga menghalangi pekerjaan korban. Kualifikasi luka tidak ditulis.Lanjutan: yaitu VeR yang dibuat saat luka korban telah sembuh atau pindah rumah sakit atau pindah dokter atau pulang paksa. Kualifikasi luka ditulis.

    VeR jenazahTerhadap korban yang sudah meninggal

  • 54. AKeywords : Seorang perempuan (65 tahun) datang tidak sadarkan diri (tidak kompeten memberikan consent), dan harus segera dilakukan operasi.

    Dalam keadaan tersebut, urutan yang paling berhak memberikan consent adalah suami/istri - orang tua kandung - anak kandung - saudara kandung - wali

  • Peraturan Menteri Kesehatan No. 290 Tahun 2008Semua tindakan harus dengan persetujuan pasien yang kompetenKompeten: usia cukup (18 tahun ke atas) atau telah/pernah menikah, sadar, tidak cacat mentalBila pasien tidak kompeten, maka persetujuan berhak diberikan oleh keluarga terdekat (suami/istri, orang tua kandung, anak kandung, saudara kandung) atau wali

    Tindakan berisiko tinggi harus dengan persetujuan tertulisUntuk keadaan gawat darurat (mengancam jiwa) dimana pasien tidak kompeten dan tidak ditemukan yang berhak mewakilinya, dokter dapat melakukan tindakan tanpa persetujuan

    Pada kasus ini, kesadaran pasien masih baik, sehingga belum bisa digolongkan gawat darurat. Dokter wajib memanggil orang tua pasien. Teman pasien tidak berhak mewakili pasien.

  • Undang-undang lain PerMenKes No. 585/Men.Kes/Per/IX/1989 pasal 3 ayat (1) dan SK PB-IDI No. 319/PB/A.4/88 butir 3 : setiap tindakan medis yang mengandung resiko cukup besar, mengharuskan adanya persetujuan tertulis, setelah sebelumnya pihak pasien memperoleh informasi yang kuat tentang perlunya tindakan medis serta resiko yang berkaitan dengannya (telah terjadi informed consent).

  • 55. BKeywords : Luka tembak + kelim tato : Luka tembak dekat.Luka lecet bisa didapat mulai dari luka tembak jauh, tapi kalau luka tembak jauh pasti belum ada kelim tato.

  • Luka tembakLT tempel terdapat jejas larasLT sangat dekat (maksimal 15 cm) terbentuk akibat anak peluru, mesiu, jelaga dan panas/api kelim apiLT dekat terbentuk akibat anak peluru dan mesiu kelim jelaga (maksimal 30 cm), kelim tato (maksimal 60 cm)LT jauh (> 60 cm) terbentuk akibat komponen anak peluru kelim kesat dan kelim lecetKelim lecet: bagian yang kehilangan kulit ari yang mengelilingi lubang akibat anak peluru yang menembus kulitKelim kesat: usapan zat yang melekat pada anak peluru (pelumas, jelaga, dan elemen mesiu) pada tepi lubangKelim tato: butir-butir mesiu yang tidak habis terbakar yang tertanam pada kulit di sekitar kelim lecet.Kelim jelaga: penampilan jelaga/asap pada permukaan kulit di sekitar lubang luka tidak masukKelim api: daerah hiperemi atau jaringan yang terbakar yang terletak tepat di tepi lubang luka

  • 56. DKeywords : Seorang laki-laki 24 tahun ditemukan meninggal mendadak setelah masuk ke dalam kolam renang. ; Terdapat cutis anserina, ditemukan alkohol dalam darah. Mengarahkan ke mekanisme kematian Immersion syndrome

    Cutis anserina : Perubahan kulit permukaan anterior tubuh, terutama pada ekstremitas akibat kontraksi otot errector pilli yang dapat terjadi karena rangsang dinginnya air (sebagai gambaran seperti saat seseorang berdiri bulu kuduknya / merinding)

  • Wet drowning. Pada keadaan ini cairan masuk ke dalam saluran pernafasan setelah korban tenggelam. Kematian terjadi setelah korban menghirup air. Jumlah air yang dapat mematikan, jika dihirup paru-paru adalah sebanyak 2 liter untuk orang dewasa dan 30-40 ml untuk bayi.

    Dry drowning. Pada keadaan ini, cairan tidak masuk ke dalam saluran pernafasan, akibat spasme laring dan kematian terjadi sebelum menghirup air.

    Secondary drowning Terjadi gejala bebertapa hari setelah korban tenggelam dan diangkat dari dalam air dan korban meninggal akibat komplikasi.

    Immersion syndrome Korban tiba-tiba meninggal setelah tenggelam dalam air dingin akibat refleks vagal yang menyebabkan cardiac arrest. Keadaan tersebut hanya dapat dijelaskan oleh karena terjadinya fibrilasi ventrikel dan dapat dibuktikan bahwa pada orang yang masuk ke air dingin atau tersiram air yang dingin, dapat mengalami ventricular ectopic beat. Alkohol dan makan terlalu banyak merupakan faktor pencetus.

  • 57. DKeywords: Kaku jenazah menetap, lengkap dan sukar digerakkan. Lebam mayat tidak hilang dengan penekanan. Lebam mayat menetap 8 - 12 jam post-mortemKaku mayat lengkap 12 - 24 jam post-mortem, menghilang >24 jam post-mortem.

    Jawaban: D. 12 24 jam

  • Tanda Pasti Kematian (Tanatologi)Algor mortis: penurunan suhu tubuh mayat akibat terhentinya produksi panas dan pengeluaran panas secara terus-menerus Livor mortis/lebam mayat: suatu bercak atau noda besar merah kebiruan atau merah ungu (livide) pada lokasi terendah tubuh mayat akibat penumpukan eritrosit. Mulai tampak 20-30 menit setelah meninggal, menetap setelah 8-12 jam.Rigor mortis/kaku mayat: kekakuan yang terjadi pada otot yang terjadi setelah periode pelemasan/ relaksasi primer. Mulai tampak setelah 2 jam, dari luar ke tengah, lengkap setelah 12 jam, dipertahankan setelah 12 jam, kemudian menghilang dalam urutan yang sama.Cadaveric spasme/instantenous rigor mortis: kekakuan otot segera setelah kematian somatis tanpa relaksasi primer Decomposition: proses degradasi jaringan terutama protein akibat autolisis dan kerja bakteri pembusuk terutama Klostridium welchii. Mulai tampak 24 jam setelah mati berupa warna kehijauan pada perut kanan bawah. Larva lalat muncul 36-48 jam setelah kematian, menetas 24 jam kemudian.Adiposera: terbentuknya bahan yang berwarna keputihan, lunak atau berminyak, berbau tengik dalam jaringan lunak tubuh pasca kematianMumifikasi: terjadi akibat penguapan jaringan dan dehidrasi jaringan yang cukup berat

  • 58. CKeywords :Luka lecet tekan pada leher PencekikanPada pembunuhan jerat ada jejas jerat datar, pada gantung diri ada jejas jerat meninggi kearah simpul.Lidah terjulur, mata melotot, dan air mani keluar semuanya menunjukkan proses asfiksia mekanik.

  • PencekikanMekanisme kematianAsfiksiaRefleks vagalPemeriksaan jenazahLuka lecet pada kulit, berbentuk bulan sabit akibat penekanan kuku jariLuka memar bekas tekanan jariPerdarahan pada m. Sternokleidomastoideus (disebabkan oleh kontraksi yang kuat pada otot tst saat korban melawan)Fraktur tulang lidah dan kornu superior rawan gondokPatah tulang lidah dan rawan tiroid masih dapat ditemukan di kasus lain, misalnya trauma

  • PembunuhanBunuh DiriALAT PENJERATSimpulJumlah lilitanArahJarat titik tumpu-simpulSimpul matiSatuDatarDekatHidupSatu/lebihSerong ke atasJauhKORBANJejas jeratLuka perlawananLuka-luka lainJarak dari lantaiDatar+AdaJauhMeninggi ke arah simpul--DekatTKPLokasiKondisiPakaianVariasiTidak teraturRobek/tidak teraturSembunyiTeraturRapi dan baikAlatDari si pembunuhBerasal dari TKPSurat peninggalan-+RuanganTak teratur, terkunci dari luarTeratur, terkunci dari dalam

  • 59. AKeywords : Pasien ditemukan tergantung di dalam kamarnya. Dari hasil pemeriksaan dalam didapatkan darah yang berwarna merah terang dan encer.

    Terjadinya darah encer disebabkan aktivitas fibrinolisin dalam darah sehingga darah sukar membeku dan mudah mengalir.

  • Secara umum pada pasien yang meninggal akibat asfiksia akan ditemukan tanda berikut:

    1. SianosisKurangnya oksigen menyebabkan darah lebih encer dan lebih gelap. Warna lebam mayat merah kebiruan gelap dan terbentuk lebih cepat. Distribusi lebam lebih luas akibat kadar CO2 yang tinggi dan aktivitas fibrinolisin dalam darah sehingga darah sukar membeku dan mudah mengalir.Pada kasus keracunan sianida dan CO, lebam jenazah berwarna merah terang meskipun tidak selalu demikian, sebab masing-masing mempunyai kadar oskihemoglobin dan CO-Hb yang tinggi.

  • 2. Kongesti venaKongesti yang khas asfiksia bila kongesti sistemik pada kulit dan organ selain paru-paru, termasuk dilatasi jantung kanan. Dapat terlihat adanya bintik-bintik perdarahan (petechial haemorrages) atau disebut tardieus spot; terjadi karena timbulnya peningkatan permeabilitas kapiler & karena rusak/pecahnya dinding endotel kapiler akibat hipoksia. Tardieu spot mudah terjadi pada jaringan longgar, seperti misalnya jaringan bawah kelopak mata, atau organ dengan membran transparan (pleura, perikardium). Pada asfiksia hebat, bintik perdarahan dapat terlihat pada faring dan laring.

    3. EdemaDisebkan karena kerusakan pada pembuluh kapiler sehingga permeabilitas meningkat, hingga menyebabkan edema terutama pada paru-paru.

  • 60. BKeywords : Pasien laki-laki 70 tahun tidak mengerti penjelasan dokter setelah dijelaskan berulang kali.Kasus ini bukan kasus gawat darurat yang perlu langsung dilakukan tindakan emergensi, sehingga yang perlu dilakukan oleh dokter : B. Meminta izin memanggil anaknya untuk dijelaskan

  • Permenkes nomor 585/Menkes/Per/IX/1989 tentang Persetujuan Tindakan MedisBab III ( Informasi)a) Pasal 4 ayat (1) : Informasi tentang tindakan medis harus diberikan kepada pasien, baik diminta maupun tidak diminta.b) Pasal 4 ayat (2) : Dokter harus memberikan informasi selengkaplengkapnya kecuali bila dokter menilai bahwa informasi tersebut dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien atau pasien menolak diberikan informasi.c) Pasal 4 ayat (3) : Dalam hal sebagaimana dimaksud ayat (2), dokter dengan persetujuan pasien dapat memberikan informasi tersebut kepada keluarga terdekat dengan didampingi oleh seorang perawat / paramedik lainnya sebagai saksi.d) Pasal 5 ayat (1) : Informasi yang diberikan mencakup keuntungan dan kerugian dari tindakan medis yang akan dilakukan, baik diagnostic maupun terapeutik.e) Pasal 5 ayat (4) : Dalam hal-hal sebagaimana dimaksud ayat (3), dokter dengan persetujuan pasien dapat memberikan informasi tersebut kepada keluarga terdekat pasien.

    Bab IV ( Yang berhak memberikan persetujuan)a) Pasal 8 ayat (1) : Persetujuan diberikan oleh pasien dewasa yang berada dalam keadaan sadar dan sehat mental.b) Pasal 8 ayat (2) : Pasien dewasa sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah yang telah berumur 21 (duapuluh satu) tahun atau telah menikah.c) Pasal 9 ayat (1) : Bagi pasien dewasa yang berada dibawah pengampuan (curatele), persetujuan diberikan oleh wali / curator.d) Pasal 9 ayat (2) : Bagi pasien dewasa yang menderita gangguan mental, persetujuan diberikan oleh orangtua / wali / curator.e) Pasal 10 : Bagi pasien dibawah umur 21 (duapuluh satu) tahun dan tidak mempunyai orangtua / wali dan / atau orangtua / wali berhalangan, persetujuan diberikan oleh keluarga terdekat atau induk semang (guardian).

  • 61. AKeywords : pria, matanya terkena air aki saat bekerja di bengkel. PF: visus menurun, kemosis, injeksi konjungtiva, kornea edema.

    Prinsipnya air aki ada 2 macam :a. Air aki botol merah /zuur. Biasanya digunakan pada saat pengisian pertama aki. unsur kimia yang terkandung adalah H2SO4.b. Air aki botol biru Berisi air murni atau telah melewati penyulingan. Memiliki unsur H2O. Yang dimaksud pada soal ini kemungkinan yang berisi H2SO4, jadi trauma asam berat pada mata. Pilihan tatalaksana terbaik pada soal : A. Tetes pantokain-irigasi 2L-debridemens- siklopegik-antibiotik salep

  • Mata

  • Trauma kimia mataDibagi menjadi 2 : Asam dan basaTrauma asam :Terjadi koagulasi protein epitel kornea yang mengakibatkan kekeruhan pada kornea. Biasanya kerusakan hanya pada bagian superfisial saja. Bahan kimia bersifat asam : asam sulfat, air accu, asam sulfit, asam hidrklorida, zat pemutih, asam asetat, asam nitrat, asam kromat, asam hidroflorida.Trauma basa :Biasanya lebih berat daripada trauma asam. Bahan basa memiliki dua sifat yaitu hidrofilik dan lipolifik dimana dapat secara cepat untuk penetrasi sel membran dan masuk ke bilik mata depan, bahkan sampai retina.T erjadi penghancuran jaringan kolagen kornea. Bahan kimia basa bersifat koagulasi sel dan terjadi proses safonifikasi, disertai dengan dehidrasiBahan kimia bersifat basa: NaOH, CaOH, amoniak, Freon/bahan pendingin lemari es, sabun, shampo, kapur gamping, semen, tiner, lem, cairan pembersih dalam rumah tangga, soda kuat.

  • KlasifikasiTrauma kimia pada mata dapat diklasifikasikan sesuai dengan derajat keparahan :Derajat 1: kornea jernih dan tidak ada iskemik limbus (prognosis sangat baik)Derajat 2: kornea berkabut dengan gambaran iris yang masih terlihat dan terdapat kurang dari 1/3 iskemik limbus (prognosis baik)Derajat 3: epitel kornea hilang total, stroma berkabut dengan gambaran iris tidak jelas dan sudah terdapat iskemik limbus (prognosis kurang)Derajat 4: kornea opak dan sudah terdapat iskemik lebih dari limbus (prognosis sangat buruk)

  • TatalaksanaEmergensi :

    Irigasi : Larutan normal saline (atau yang setara) selama 15-30 menit sd PH mata normal (7,3), min. 2000 ml dalam 30 menit.

    Double eversi pada kelopak mata: memindahkan material yang terdapat pada bola mata, menghindarkan terjadinya perlengketan antara konjungtiva palpebra, konjungtiva bulbi, dan konjungtiva forniks.

    Debridemen pada daerah epitel kornea yang mengalami nekrotik sehingga dapat terjadi re-epitelisasi pada kornea.

    Lanjutan : bebat (verban) pada mata, lensa kontak lembek dan artificial tear (air mata buatan).

  • Tatalaksana medikamentosaSteroid : mengurangi inflamasi dan infiltrasi neutofil, dapat menghambat penyembuhan stroma dengan menurunkan sintesis kolagen dan menghambat migrasi fibroblas. Untuk itu steroid hanya diberikan secara inisial dan di tappering off setelah 7-10 hari. Dexametason 0,1% ED dan Prednisolon 0,1% ED diberikan setiap 2 jam. Bila diperlukan dapat diberikan Prednisolon IV 50-200 mg Sikloplegik untuk mengistirahatkan iris, mencegah iritis dan sinekia posterior. Atropin 1% ED atau Scopolamin 0,25% diberikan 2 kali sehari.

    Asam askorbat mengembalikan keadaan jaringan scorbutik dan meningkatkan penyembuhan luka dengan membantu pembentukan kolagen matur oleh fibroblas kornea. Natrium askorbat 10% topikal diberikan setiap 2 jam. Untuk dosis sitemik dapat diberikan sampai dosis 2 gr.

    Beta bloker/karbonik anhidrase inhibitor untuk menurunkan tekanan intra okular dan mengurangi resiko terjadinya glaukoma sekunder. Diberikan secara oral asetazolamid (diamox) 500 mg.

    Antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi oleh kuman oportunis. Tetrasiklin efektif untuk menghambat kolagenase, menghambat aktifitas netrofil dan mengurangi pembentukan ulkus. Dapat diberikan bersamaan antara topikal dan sistemik (doksisiklin 100 mg).

    Asam hyaluronik untuk membantu proses re-epitelisasi kornea dan menstabilkan barier fisiologis. Asam Sitrat menghambat aktivitas netrofil dan mengurangi respon inflamasi. Natrium sitrat 10% topikal diberikan setiap 2 jam selama 10 hari. Tujuannya untuk mengeliminasi fagosit fase kedua yang terjadi 7 hari setelah trauma.

  • 62. EKeyword : Wanita dengan mata lengket + sekret kuning kehijauan. Sudah diobati dengan tetes mata antibiotik + steroid namun keluhan tidak membaik. Mengarahkan ke infeksi fungal.

    Pada mata infeksi fungal paling banyak disebabkan oleh Candida dan Aspergillus. Candida albicans is the most common cause of endogenous endophthalmitis. Filamentous fungi, such as Fusarium solani and Aspergillus flavus, may constitute up to one-third of all cases of traumatic infectious keratitis

  • 63. B Keywords : Pasien dengan gejala glaukoma akut. Obat yang tidak boleh diberikan ? Jawab : B. Atropine Memiliki aktivitas simpatis, menimbulkan midriasis sudut semakin tertutup, glaukoma semakin berat.

  • Glaukoma akut kegawatdaruratan oftalmologiSegera turunkan tekanan intraokular dengan azetazolamid IV atau oral bersama dengan obat topikal (siklopegik pilokarpin 2-4% 6gtt/hari, @1gtt). Dapat diganti dengan latanoprost, apraklonidin, timolol 0.25-0.5%)Pilokarpin untuk kontraksi siliar dan mengkonstriksi pupil agar tidak terjadi iskemia iris. Sudah jarang dipakai dan banyak digantikan oleh latanoprost.Timolol dan apraklonidin mengurangi produksi aqueous humour.Steroid topikal kadang dipakai untuk mengurangi inflamasi intraokuler sekunder.Zat hiperosmolar (manitol, gliserin) kadang dipakai untuk mengurangi volume vitreous.

  • Setelah tekanan intraokuler turun iridotomi perifer. Tujuan operasi adalah untuk membuat hubungan permanen antara bilik mata depan dan belakang agar iris bombe terlepas.Tindakan yang juga dapat dilakukan: trabekulektomi. Syarat = belum ada sinekia anterior perifer.Jika gagal lakukan:ALPI (argon laser peripheral iridoplasty).IRIDEKTOMI PERIFER (operasi biasa).Jika unilateral, mata kontralateral perlu di iridotomi perifer laser untuk tujuan profilaksis.

  • 64. BKeywords : Mata tenang, visus turun mendadak. Sebelumnya seperti melihat kotoran, kilatan cahaya, penglihatan seperti-ditutup tirai. Khas untuk ablasio retina.

    Pemeriksaan untuk memastikan : Funduskopi.

    Pada pemeriksaan oftalmologis dapat ditemukan adanya: defek relatif pupil aferen (RAPD), tekanan intraokular yang menurun, iritis ringan, adanya gambaran tobacco dust atau Schaffer sign, robekan retina pada funduskopi. Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat retina yang terangkat berwarna pucat dengan pembuluh darah di atasnya dan terlihat adanya robekan retina berwarna merah. Bila bola mata bergerak akan terlihat retina yang terlepas bergoyang.

  • Ablasio retinaAblatio retina adalah lepasnya lapisan sensoris retina (sel batang dan sel kerucut) dari lapisan epitel pigmen retina. Diawali dengan penglihatan seperti ada kotoran, ada bintik bintik hitam atau bayang bayang hitam seperti garis garis pada lapangan penglihatannya (floaters) dan dapat juga disertai adanya sensasi kilatan kilatan cahaya (fotopsi) selanjutnya secara cepat penglihatan seperti tertutup tirai dan bahkan gelap sama sekali.

  • Ablasio retinaDikelompokan dalam 3 jenis :Ablatio retina regmatogen karena adanya robekan/lubang pada retinaAblatio retina traksional oleh karena tarikan terhadap retina Ablatio retina eksudatif akibat komplikasi penyakit lain misalnya adanya tumor, hipertensi, peradangan dll.

    Tatalaksana : pneumatic retinopexy, pembedahan scleral bucling dan vitrektomi

  • 65. BKeywords : Pasien mata tenang visus turun. Fotofobia (+), lebih nyaman di tempat gelap. PF mata : lensa keruh. Katarak

    Pemeriksaan khusus : Shadow test

  • InsipienImaturMaturHipermaturKekeruhanRinganSebagian SeluruhMasifCairan lensaNormalBertambahNormalBerkurangIrisNormalTerdorongNormalTremulansBilik mata depanNormalDangkalNormalDalamSudut bilik mataNormalSempitNormal TerbukaShadow test(-)(+)(-)PseudopositifPenyulitGlaukomaUveitis, glaukoma

  • Pemeriksaan mataAnel test untuk mengetahui apakah fungsi dari saluran ekresi (kelenjar lakrimal) baik atau tidakAnel + : fungsi baikAnel negatif -: terdapat sumbatan/kelainan saluran ekskresiSchimmer testpengukuran produksi air mataFluorescence test penentuan letak (lebar dan dalamnya) ulkus kornea (superfisial atau non superfisial)Heirsberg test mengetahui kedudukan pupil kedua mata/ mengukur derajat tropia

  • 66. CKeywords : Wanita 20 tahun , mata merah, visus tidak turun, mata berair, gatal, seperti ada yang mengganjal. Cobble Stone Appearance (+).Jawaban : Konjungtivitis vernal

  • Konjungtivitis vernal hipersensitifitas tipe 1 dan 4Sangat gatal2 tipe: giant papils (cobble stone) dan limbal (tantras dot)Giant papil bisa membuat ulkus pada kornea, biasa berhubungan dengan iritasi kronik pada konjungtiva, sering pada pengguna lensa kontak.Terapi: mast cell stabilizer, antihistamin topikal, atau steroid topikal.

  • 67. EKeywords : Visus menurun, hipertensi, PF mata : cotton wool spot, copper wire arteriole, dan AV nipping Retinopati hipertensi

  • Retinopati HipertensiBerdasarkan gejala pada pasien ini termasuk mata tenang visus turun perlahan.Gejala klinis retinopati HT: pada funduskopi ditemukan fenomena cotton wool spot + av crossing + copper wire.

  • 68. AKeywords : Pasien dengan mata merah visus turun. Disertai dengan gatal, nyeri, riwayat kemasukan pasir. Tes fluorensens (+) Ulkus kornea.

    Tatalaksana :- Asetazolamid bila pemeriksaan TIO di atas normal- Pemberian EDTA tetes 4 x 1 dan Tetrasilklin tablet 4 x 250 mg, bila didapati melting kornea atau perforasi- Persiapan flap amnion, bila memenuhi syarat-Persiapan flap konjungtiva bila telah perforasi

  • Ulkus korneaDefisiensi vitamin A (keratomalacia)Virus herpes: ulkus dendritikJamur: lesi satelit dan hipopionProtozoa: sangat nyeri, berhubungan dengan lensa kontak dan kolam renangTrauma, exposure: letak sentralEntropion dan trichiasis: letak periferAkibat penyakit sistemik: ulkus Mooren

  • Gejala pada mata dibedakan atas 4 kelompok:Mata merah visus turun mengenai media refraksi, mis. keratitis, uveitis, glaukoma akutMata merah visus tidak turun tidak mengenai media refraksi, mis. Konjungtivitis, skleritis, episkelritis, hordeolum, pterigium, pinguekulaMata tenang visus turun perlahan katarak, ARMD, retinopati hipertensi/DMMata tenang visus turun mendadak ablasio retina, neuritis optika, oklusi arteri/vena retina

  • 69. AKeywords : Bayi dengan sekret kehijauan, lengket. PF mata : sekret mukopurulen, edema palpebra, dan injeksi konjungtiva. Kornea dalam batas normal Mengarah ke diagnosa konjungitivits gonnorhea yang biasanya disebabkan oleh infeksi dari jalan lahir ibu

    Pengobatan : tetes mata bakteriostatik

  • Pada bayi: konjungtivitis bilateral mata merah, nyeri, sekret purulen. Dapat juga terjadi infeksi faring, respirasi, atau rectal akibat disseminated gonococcal infection (DGI). Dapat terjadi kerusakan permanen pada mata secara cepat

    Tatalaksana : Antibiotik topikal : erythromycin/kloramfenikol + Sefalosporin generasi 3 IV/IM

  • 70. AKeywords : Wanita dengan visus turun, penglihatan seperti berkabut. Iris shadow (+), visus tidak membaik sempurna dengan koreksi. Katarak

    Komplikasi yang berbahaya adalah lens induced uveitis /phacoanaphylaxis akibat katarak hipermatur yang pecah dan Phacomorphic glaucoma / lens induced glaukoma yaitu glaukoma sekunder akibat post prosedur ekstraksi katarak. Pada pasien belum dilakukan ekstraksi sehingga kemungkinan komplikasi adalah lens induced uveitis.

  • Phacoanaphylaxis/lens-induced uveitis occurs in the setting of a ruptured or degenerative lens capsule and is characterized by a granulomatous antigenic reaction to lens protein

    After a break in the lens capsule and sensitization to lens proteins, an immune complexmediated phenomenon develops, which can be transferred by hyperimmune serum. Type II, III, and IV hypersensitivity reactions may be involved in the pathogenesis.

  • 71. AKeywords : Pasien dengan trauma fisik pada mata, terdapat darah di COA HifemaBiasanya akan diresorbsi sendiri, tatalaksana dengan bed-rest dengan kepala ditinggikan 30 derajat, kecuali terdapat tanda-tanda glaukoma akut, perlu dilakukan parasentesis + tatalaksana glaukoma

  • Hifema: darah di COA akibat robeknya pembuluh darah iris atau badan siliar.Biasanya hilang sempurna.Tatalaksana: bed-rest dengan kepala ditinggikan 30 derajatmata tutupAsetazolamid terjadi komplikasi glaukomaParasentesis terjadi tanda imbibisi kornea dan terjadi glaukoma sekunder, hifema penuh dan berwarna hitam, atau setelah 5 hari tidak terlihat tanda hifema berkurang,

  • 72. D Keywords : Mata merah, visus turun. Mua, nyeri kepala (+). PF mata : blepharospasm, injeksi konjungtiva, COA dangkal. Mengarah ke diagnosis glaukoma akut.

  • Glaukoma akutNeuropati optik akibat peningkatan tekanan intraokular (TIO)Dapat disebabkan oleh: bilik mata depan yg dangkal (sudut mata sempit), penggunaan midriatikum, dan emosional / stressDiagnosis: tonometriTh/ asetazolamid iv, timolol, pilocarpin

  • Pemeriksaan glaukoma pemeriksaan tekanan bola mata tonometerGonioskopi melihat keadaan sudut bilik mata.Uji lain (bukan untuk keadaan glaukoma akut):Uji kopi disuruh meminum kopi tekanan naik sesudah 20-40 menit glaukomaUji minum air minum air banyak menurunkan tekanan osmotik air banyak masuk bola mata tekanan naik.Uji steroid (glaukoma herediter) diteteskan steroid (beta atau deksametason) 3-4x/hari tekanan bola mata naik setelah 2 minggu.

  • 73. B Keywords : Pasien mengeluh pandangan kabur bila melihat jauh. VOD S-3.00, VOS -2.00. Myopia

    Yang terjadi : Bayangan jatuh di depan retina

  • 74. DKeywords : Laki-laki dengan mata kiri memiliki hambatan melihat ke arah temporal. Hambatan pada musculus rectus lateralis (Nervus VI)

  • 75. BKeywords : Wanita dengan mata merah, visus normal. Gatal, berair, pagi hari ada kotoran dan cairan putih / serosa di mata. -> Mengarah ke konjungtivitis virus.

    Penyebab tersering : adenovirus , biasanya sering disertai dengan pembesaran KGB preaurikuler.

  • Viruses are a common cause of conjunctivitis in patients of all ages. Adenovirus is by far the most common cause, Herpes simplex virus (HSV) is the most problematic.Viral conjunctivitis, although usually benign and self-limited, lasting for approximately 2-4 weeks, highly contagious. Viral infection is characterized commonly by an acute follicular conjunctival reaction and preauricular adenopathy.

  • KULIT

  • 76. C. Malassezia furfurKeywords:Perempuan, 34 tahunleher dan punggung gatalMultipel makula hipopigmentasi berbagai ukuranPemeriksaan KOH hifa pendek dan spora bulat yang berkelompok

    Diagnosis: Ptiriasis versikolor

  • Ptiriasis versikolorSinonim: kromofitosis, dermatomikosis, liver spot, tinea flava, panauPenyebab: Malassezia furfurPredileksi: ketiak, paha, lengan, tungkai atas, leher, muka, kulit kepala berambutPredisposisi: faktor eksogen (suhu, kelembaban udara, keringat) dan faktor endogen (defisiensi imun)Gejala klinis: bercak berwarna warni, bentuk teratur tidak teratur, batas jelas tidak jelas, gatalLampu wood: kuning keemasanKOH : hifa pendek dan spora bulat yang dapat berkelompokObat-obatan yang dapat digunakanSuspensi selenium sulfide (sebagai sampo)Sulfur presipitatum 4-20% (dalam losio)Ketokonazol topikalKetokonazol 1x200mg selama 10 hari p.o

  • TineaSinonim: ringworm, kurap, teigne, herpes sirsinataPenyebab: Microsporum, Trichophyton, EpidermophytonPredileksi: Tinea kapitis kulit dan rambut kepalaTinea barbe dagu dan jenggotTinea kruris daerah genitokruralTinea pedis et manum kaki dan tanganTinea unguium kuku jari tangan dan kakiTinea korporis selain lokasi di atasGejala klinis: bercak gatal, polimorfi, tepi lebih aktif (polisiklik), central healing Lampu wood: hijau kekuning-kuninganKOH : hifa dan spora berderet (arthospora)Obat-obatan yang dapat digunakanGriseofulvin 500-1000 mg atau 10-25 mg/kg per hari hingga 2 minggu setelah sembuh klinisKetokonazol 200mg/per hari selama 10-14 hari

  • Kandidosis Sinonim: kandidiasis, moniliasisPenyebab: Candida albicansPredileksi: selaput lendir, kutis, sistemikPredisposisi: faktor eksogen (suhu, kelembaban udara, kebersihan) dan faktor endogen (umur, imunologik, perubahan fisiologik)Gejala klinis: Selaput lendir trush, vulvovaginitis, balanitis, kandidosis mukokutan kronikKutis bercak berbatas tegas, bersisik, basah, eritematosa, lesi satelit (vesikel, pustule, bula), gatalSistemik KOH : hifa semu dan blatosporaObat-obatan yang dapat digunakanNistatin topical Ketokonazol topikalKetokonazol 2x200mg selama 5 hari p.o Amfoterisin B

  • 77. C. Tinea KapitisKeywords:AnakKulit kepala yang tidak ditumbuhi rambutLesi kemerahan, bersisik, warna rambut menjadi abu-abu tidak mengkilat, dan rambut mudah patahLampu wood hijau kekuning-kuningan

    Diagnosis: Tinea Kapitis (grey patch ringworm)

  • Tinea kapitisKelainan kulit dan rambut kepala disebabkan oleh dermatofita3 bentukGrey patch ringworm warna rambut abu-abu, tidak berkilat, mudah patah, mudah dicabut tanpa nyeri, alopecia setempat (grey patch). Disebabkan oleh microsporum andouiniKerion pembengkakan menyerupai sarang lebah, alopesia menetap. Disebabkan oleh microsporum canis, microsporum gypseumBlack dot ringworm Rambut patah tertinggal ujungnya (penuh spora), ujung rambut berwarna hitam dengan gambaran black dot. Disebabkan trichophyton tonsurans, trichophyton violaceumLampu wood: hijau kekuning-kuninganKOH: mikrospora dan makrospora. Spora di luar rambut (ektotriks) dan di dalam rambut (endotriks)

  • Obat-obat yang dapat digunakan:Griseofulvin 500-1000 mg atau 10-25 mg/kg per hari hingga 2 minggu setelah sembuh klinisKetokonazol 200mg/per hari selama 10-14 hari (bila resisten griseofulvin) Pengobatan tambahan: Pemotongan rambutObat topikal (asam salisilat, asam benzoate, sulfur presipitatum)Pengobatan kerion:Kotikosteroid sistemik (prednisone 3x5mg 2 minggu) + Griseofulvin 500-1000 mg atau 10-25 mg/kg per hari hingga 2 minggu setelah sembuh klinis

  • Dermatitis seboroikKelainan kulit yang didasari factor kontitusi, berpredileksi pada daerah seboroikAlopesia areataKebotakan yang terjadi setempat-setempat dan berbatas tegasDihubungkan dengan infeksi fokal, kelainan endokrin, stress emosionalPiedra/ Tinea nodosainfeksi jamur pada rambut ditandai nodus sepanjang rambut

  • 78. A. Griseofulvin oralKeywords:AnakKulit kepala yang tidak ditumbuhi rambutLesi kemerahan, bersisik, warna rambut menjadi abu-abu tidak mengkilat, dan rambut mudah patahLampu wood hijau kekuning-kuningan

    Diagnosis: Tinea Kapitis

  • 79. A. Dermatitis AtopikKeywords:Anak perempuan, 8 tahunKeluhan gatal pada lipatan-lipatan tubuhLesi likenifikasi pada liat siku dan lipat lututAyah pasien menderita asma dan alergi

    Diagnosis: Dermatitis Atopik

  • DermatitisReaksi peradangan kulit (epidermis dan dermis) akibat pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogenMenimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi yang beraneka ragam dan rasa gatalKeluhan biasanya cenderung dapat muncul kembali atau menjadi kronis.

  • Dermatitis KontakDermatitis AtopikNeurodermatitisDermatitis NumularisDermatitis StasisIritanAlergiSinonim____Ekzem atopik, ekzem konstitusional, ekzem fleksural, neurodermitis diseminata, prurigo besnierLiken simpleks, liken vidalEkzem numular, ekzem discoid, neurodermatitis numularDermatitis gravitasional, ekzem stasis, ekzem varikosa, dermatitis venosa, dermatitis hipostatikDefinisiDermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang menempel pada kulit, kemudian menimbulkan reaksi nonimunologik (tanpa sensitisasi)Dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang menempel pada kulit, kemudian menimbulkan reaksi imunologik (melalui fase sensitisasi)Peradangan kulit kronis dan residif, berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi (DA, ritinis alergik, asma bronkial)Peradangan kulit kronis, likenifikasi akibat garukan/gosokan berulang-ulang akibat rangsangan pruritogenikDermatitis dengan lesi berbentuk koin dan berbatas tegasDermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena tungkai bawah

  • Gambaran klinisGatal, bercak eritematosa berbatas tegas edema, papulovesikel,vesike, atau bula kering berskuama, papul, likenifikasi, fisur2 hingga 24 bulan: lesi eritema, papulovesikel halus, dapat terbentuk krusta di pipi dan dahi. Lesi dapat meluas ke skalp leher, lengan, tungkai2 hingga 10 tahun: lesi menjadi lebih kering, likenifikasi, banyak papul. Muncul di lipat siku, lipat lutut dan fleksor. >10 tahun: lesi kering, menimbul, plak likenifikasi, sangat gatal, kuama, hiperpigmentasi. Gatal hilang timbul, lesi biasanya tunggal (awal: edema dan eritema, kemudian jadi likenifikasi dan hiperpigmentasi), batas tidak jelas, dapat muncul di seluruh tubuh (paling sering tengkuk, ekstensor,perianal, lutut, dll) Lesi sangat gatal,berupa vesikel dan papulovesikel yang membentuk koin, eritema, edema, batas tegasVarises kulit berwarna merah kehitaman dan purpura eritema, skuama, kadang eksudasi, gatal lipodermatosklerosis (likenifikasi dan fibrotik meliputi 1/3 tungkai bawah)KomplikasiInfeksiUlkus venosum, selulitis EdukasiHindari bahan iritanHindari kontak dengan alergenHindari faktor pemicuHindari menggarukHindari pencetusElevasi tungkaiTerapi (sesuai kebutuhan)Kortikosteroid topikal, antihistaminKortikosteroid oral/topikalHidrasi kulit, kortikosteroid oral/topikal, antihistamin, antibiotik, terapi sinar, imunomodulator topikalAntihistamin, kortikosteroid topikal, terapi sinar, produk terEmolien, antibioti, kortiko-steroid, imuno-modulator topikal, antihistaminKortikosteroid topikal, antibiotik

  • 80. D. NeurodermatitisKeywords:Wanita, 65 tahunGatal di tengkuk dan sering digaruk-garuk Lesi plakat berbatas tegas dan likenifikasi

    Diagnosis: Neurodermatitis

  • DermatitisReaksi peradangan kulit (epidermis dan dermis) akibat pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogenMenimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi yang beraneka ragam dan rasa gatalKeluhan biasanya cenderung dapat muncul kembali atau menjadi kronis.

  • Dermatitis KontakDermatitis AtopikNeurodermatitisDermatitis NumularisDermatitis StasisIritanAlergiSinonim____Ekzem atopik, ekzem konstitusional, ekzem fleksural, neurodermitis diseminata, prurigo besnierLiken simpleks, liken vidalEkzem numular, ekzem discoid, neurodermatitis numularDermatitis gravitasional, ekzem stasis, ekzem varikosa, dermatitis venosa, dermatitis hipostatikDefinisiDermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang menempel pada kulit, kemudian menimbulkan reaksi nonimunologik (tanpa sensitisasi)Dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang menempel pada kulit, kemudian menimbulkan reaksi imunologik (melalui fase sensitisasi)Peradangan kulit kronis dan residif, berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi (DA, ritinis alergik, asma bronkial)Peradangan kulit kronis, likenifikasi akibat garukan/gosokan berulang-ulang akibat rangsangan pruritogenikDermatitis dengan lesi berbentuk koin dan berbatas tegasDermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena tungkai bawah

  • Gambaran klinisGatal, bercak eritematosa berbatas tegas edema, papulovesikel,vesike, atau bula kering berskuama, papul, likenifikasi, fisur2 hingga 24 bulan: lesi eritema, papulovesikel halus, dapat terbentuk krusta di pipi dan dahi. Lesi dapat meluas ke skalp leher, lengan, tungkai2 hingga 10 tahun: lesi menjadi lebih kering, likenifikasi, banyak papul. Muncul di lipat siku, lipat lutut dan fleksor. >10 tahun: lesi kering, menimbul, plak likenifikasi, sangat gatal, kuama, hiperpigmentasi. Gatal hilang timbul, lesi biasanya tunggal (awal: edema dan eritema, kemudian jadi likenifikasi dan hiperpigmentasi), batas tidak jelas, dapat muncul di seluruh tubuh (paling sering tengkuk, ekstensor,perianal, lutut, dll) Lesi sangat gatal,berupa vesikel dan papulovesikel yang membentuk koin, eritema, edema, batas tegasVarises kulit berwarna merah kehitaman dan purpura eritema, skuama, kadang eksudasi, gatal lipodermatosklerosis (likenifikasi dan fibrotik meliputi 1/3 tungkai bawah)KomplikasiInfeksiUlkus venosum, selulitis EdukasiHindari bahan iritanHindari kontak dengan alergenHindari faktor pemicuHindari menggarukHindari pencetusElevasi tungkaiTerapi (sesuai kebutuhan)Kortikosteroid topikal, antihistaminKortikosteroid oral/topikalHidrasi kulit, kortikosteroid oral/topikal, antihistamin, antibiotik, terapi sinar, imunomodulator topikalAntihistamin, kortikosteroid topikal, terapi sinar, produk terEmolien, antibioti, kortiko-steroid, imuno-modulator topikal, antihistaminKortikosteroid topikal, antibiotik

  • 81. A. Fenomena auspitz dan tetesan lilinKeywords:Laki-laki, 45 tahunKulit bersisik tebal pada siku dan lutut, gatal ringanPlak eritema dengan skuama berlapis-lapis di atasnya

    Diagnosis: Psoriasis

  • PsoriasisDisebabkan oleh autoimun, kronik residifBercak-bercak eritema berbatas tegas, dengan skuama kasar berlapis-lapis dan transparan, gatal ringanPredileksi: scalp, ekstremitas bagian ekstensor, daerah lumbosacral3 tanda:Fenomena tetesan lilin (khas) Skuama berubah warna jadi putih dengan goresanFenomena auspitz (khas) Bila skuama dikerok maka akan memperlihatkan gambaran perdarahan bintik-bintikFenomena kobner trauma pada lokasi tubuh lain dapat menimbulkan kelainan sama dengan psoriasis

  • Terapi:Sistemik, pilihan obat:Kortikosteroid (prednisone 30 mg per hari)MetotreksatDDSEtretinat 1 mg/KgBB (dapat ditingkatkan)TopikalPreparat terKortikosteroidDtranolEmolien

  • 82. E. Gram Keywords:Laki-laki, 32 tahunKeluar nanah dari lubang kemaluanRasa gatal, panas, dan nyeri saat BAK

    Diagnosis: Gonore

  • Gonore Gejala klinis pria :masa inkubasi 2-5 hariuretritis: anamnesis : gatal di sekitar OUE, panas di sekitar OUE, disuria, polakisuria, duh tubuh (terkadang disertai darah), nyeri saat ereksitanda : OUE eritematosa, edematosa, dan ektropion, serta duh tubuh mukopurulen, terkadang pembesaran KGB inguinalkomplikasi : tysonitis, parauretritis, littritis, cowperitis, prostatitis, vesikulitis, funikulitis, epididimitis, trigonitisGejala klinis wanita masa inkubasi sulit ditentukan (umumnya asimtomatik)uretritis:anamnesis : disuria, poliuria (kadang)tanda : OUE eritema dan edematosa, serta duh tubuh mukopurulenkomplikasi : parauretritis, bartolinitisservisitis:anamnesis : dapat asimtomatik , nyeri punggung bawahtanda : serviks eritema disertai erosi, duh tubuh mukopurulenkomplikasi : salpingitis, PID

    Penyebab: Neisseria gonorrhoeaePenularan: genito-genital, ano-genital, oro-genital, manual (pakaian, handuk, termometer)

  • Pemeriksaan penunjangPewarnaan gram: gonokokus gram negatif intraselular dan ekstraselular Kultur: agar Thayer martin, Mc Leods chocolate agar Tes definitive: tes oksidasi (+ koloni bening menjadi merah muda) dan tes fermentasi (meragikan glukosa)Terapi:Seftriakson 250mg IM + azitromisin 1 gram dosis tunggal

  • 83. C. Rifampisin 600mg per bulan + clofazimin 300mg (hari ke 1 tiap bulan), 50mg (hari ke 2-28 tiap bulan) + dapsone 100mg per hari selama 12 bulanKeywords:Wanita, 23 tahunBercak putih yang semakin banyak pada lengan atasMakula hipopigmentasi multipel (total 9 lesi) pada kedua lengan atasTes sensibilitas suhu, panas dan dingin sulit dibedakanZiehl neelsen didapatkan BTA (+)

    Diagnosis: MH tipe BL

  • Morbus hansenLepra, kustaPenyakit infeksi kronik akibat Mycobacterium leprae yang bersifat intraselular obligatTerapi:PB dengan lesi tunggal : Rifampisin 600 mg + Ofloksasin 400 mg dan Mino