dosis response obat

Upload: thiba-annamalai

Post on 16-Oct-2015

49 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

LD50, ED50.

TRANSCRIPT

  • 5/26/2018 Dosis Response Obat

    1/16

    DOSIS RESPON OBAT DAN INDEKS TERAPI

    I. TUJUAN

    1. Mahasiswa memperoleh gambaran bagaimana merancang eksperimenuntuk memperoleh DE50dan DL50.

    2. Memahami konsep indeks terapi dan implikasinya.

    II. TEORI

    Obat didefinisikan sebagai senyawa yang digunakan untuk mencegah

    mengobati, mendiagnosis penyakit/gangguan, atau menimbulkan suatu

    kondisitertentu, misalnya membuat seseorang infertile, atau melumpuhkan otot

    rangka selama pembedahan (Ganiswara, 2007).

    Dalam farmakologi terfokus pada dua subdisiplin, yaitu farmakodinamik

    danfarmakokinetik. farmakokinetik atau kinetika obat adalah nasib obat dalam

    tubuh atauefek tubuh terhadap obat. Farmakokinetik mencakup 4 proses, yakni

    proses absorpsi(A), distribusi (D), metabolism (M), dan ekskresi (E).

    Farmakodinamik menyangkut pengaruh obat terhadap sel hidup, organ

    atau makhluk, secara keseluruhan erat berhubungan dengan fisiologi,

    biokimia, dan patologi. Obat farmakodinamik bekerjameningkatkan atau

    menghambat fungsi suatu organ (Ganiswara, 2007).

    Efek terapeutik obat dan efek toksik obat adalah hasil dari interaksi obat

    tersebut dengan molekul di dalam tubuh pasien. Sebagian besar obat bekerja

    melalui penggabungan dengan makromolekul khusus dengan cara mengubah aktiv

    itas biokimia dan biofisika makromolekul, hal ini dikenal dengan istilah reseptor.

    (Katzung, 1989)

    Obat biasanya diberikan dalam dosis biasa atau dosis rata-rata, yang cocok

    untuk sebagian besar pasien. Namun untuk pasien lainnya, dosis biasa ini terlalu

    besar sehingga menimbulkan efek toksik atau terlalu kecil sehingga tidak efektif.

    (Ganiswara et, 2007)

  • 5/26/2018 Dosis Response Obat

    2/16

    Kebanyakan obat diubah di hati dalam hati, kadang-kadang dalam ginjal

    danlain-lain. Kalau fungsi hati tidak baik maka obat yang biasanya diubah dalam

    hatitidak mengalami peubahan atau hanya sebagian yang diubah. Hal tesebut

    menyebabkan efek obat berlangsung lebih lama dan obat menjadi lebih tosik.

    Respons terhadap dosis obat yang rendah biasanya meningkat sebanding langsung

    dengan dosis. Namun, dengan meningkatnya dosis peningkatan respon menurun.

    Pada akhirnya, tercapailah dosis yang tidak dapat meningkatkan respon lagi. Pada

    sistem ideal atau system invitro hubungan antara konsentrasi obat dan efek obat

    digambarkan dengan kurva hiperbolik(Lamidi, 1995).

    Dosis yang menimbulkan efek terapi pada 50% individu (ED50) disebut

    jugadosis terapi median. Dosis letal median adalah dosis yang menimbulkan

    kematian pada 50% individu, sedangkan TD50 adalah dosis toksik 50%.

    Penentuan DL50 merupakan tahap awal untuk mengetahui keamanan bahan yang

    akan digunakan manusia dengan menentukan besarnya dosis yang menyebabkan

    kematian 50% pada hewan uji setelah pemberian dosis tunggal. DL50 bahan obat

    mutlak harus ditentukan karena nilai ini digunakan dalam penilaian rasio

    manfaat(khasiat) dan daya racun yang dinyatakan sebagai indeks terapi obat

    (DL50/ DE50). Makin besar indeks terapi, makin aman obat tersebut jika

    digunakan (Ganiswara,2007).

    Ada berbagai metode perhitungan DL50 yang umum digunakan antara

    lainmetode Miller-Tainter, metode Reed-Muench, dan metode Krber. Dalam

    metode Miller-Tainter digunakan kertas grafik khusus yaitu kertas logaritma-

    probit yang memiliki skala logaritmik sebagai absis dan skala probit (skala ini

    tidak linier) sebagai ordinat. Pada kertas ini dibuat grafik antara persen mortalitas

    terhadaplogaritma dosis. Metode Reed-Muench didasarkan pada nilai kumulatif

    jumlah hewanyang hidup dan jumlah hewan yang mati. Diasumsikan bahwa

    hewan yang matidengan dosis tertentu akan mati dengan dosis yang lebih besar,

    dan hewan yang hidupakan hidup dengan dosis yang lebih kecil. Metode Krber

    prinsipnya menggunakan rataan interval jumlah kematian dalam masing-masing

    kelompok hewan dan selisihdosis pada interval yang sama(Widjojo, 2009).

  • 5/26/2018 Dosis Response Obat

    3/16

    Indeks terapi hanya berlaku untuk satu efek, maka obat yang mempunyai

    beberapa efek terapi juga mempunyai beberapa indeks terapi. Contoh : Aspirin

    mempunyai efek analgetik dan antirheumatik. Indeks terapi atau batas keamanan

    obat aspirin sebagai analgetik lebih besar dibandingkan dengan indeks terapi

    sebagai antireumatik karena dosis terapi antireumatik lebih besar dari dosis

    analgetik (Adriano, 2007).

    Meskipun perbandingan dosis terapi dan dosis toksik sangat bermanfaat

    untuk suatu obat, namun data demikian sulit diperoleh dari penelitian klinik.( sulit

    mendapatkan responden yang bersedia untuk uji klinik ). Maka dari itu selektifitas

    obat dinyatakan secara tidak langsung yaitu diperhitungkan dari data: (1) pola dan

    insiden efek samping yang ditimbulkan obat dalam dosis terapi, dan (2) persentase

    penderita yang menghentikan obat atau menurunkan dosis obat akibat efek

    samping(Anonym,2006).

    Harus diingat bahwa gambaran atau pernyataan bahwa obat cukup aman

    untuk kebanyakan penderita, tetapi tidak menjamin keamanan untuk setiap

    penderita karena selalu ada kemungkinan timbul respons yang menyimpang.

    Contohnya : penisilin dapat dinyatakan aman untuk sebagian besar penderita

    tetapi dapat menyebabkan kematian untuk penderita yang alergi terhadap obat

    tersebut.

    (Anonym, 2006)

    Respons individu terhadap obat sangat bervariasi, yaitu dapat berupa: (1)

    Hiperaktif (dosis rendah sekali sudah dapat memberikan efek);

    (2)Hiporeaktif (untuk mendapatkan efek, memerlukan dosis yang tinggi sekali);

    (3) Hipersensitif ( orang alergi terhadap obat tertentu ); (4) Toleransi ( untuk

    mendapatkan efek obat yang pernah di konsumsi sebelumnya, memerlukan dosis

    yang lebih tinggi); (5) Resistensi (efek obat berkurang karena pembentukan

    genetik); (6) Idiosikrasi (efek obat yang aneh , yang merupaka reaksi alergi obat

    atau akibat perbedaan genetik) (Anonym , 2006).

    Indeks terapeutik bisa juga dituliskan sebagai berikut:

    http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/
  • 5/26/2018 Dosis Response Obat

    4/16

    Indek terapeutik =

    Jadi indeks terapeutik merupakan suatu ukuran keamanan obat, karena

    nilai yang besar menunjukkan bahwa terdapat suatu batas yang luas/lebar diantara

    dosis-dosis yang efektif dan dosis-dosis yang toksik (Katzung, 1989).

    Fenobarbital merupakan long acting barbiturate yang memiliki khasiat

    hipnotik, sedatif, anti konvulsi sserta sebagai peleamas otot rangka (muscle

    reclaxan). Dalam propilenglikol 90% obat ini dapat larut sempurna dan stabil,

    sehingga tepat sebagai sediaan injeksi. Obat ini dapat meyebabkan mengantuk,

    kelelahan, depresi mental, ataksia dan alergi kulit, paradoxical excitementrestlessness, bingung pada orang dewasa dan hiperkinesia pada anak; anemia

    megaloblastik (dapat diterapi dengan asam folat)( Katzung, B. 1989).

    Keracunan benzodiazepine dan barbiturate dapat menyebabkan lemahnya

    kesadaran secara cepat. Koma yang mendalam atau manifestasi lain depresi berat

    pada fungsi batangotak yang terganggu, pada keadaan ini pasien seperti tidur dan

    dapat sadar sesaatdengan rangsangan yang cepat. Pada keadaan ini biasanya

    disertai sedikit atau tanpadepresi pernapasan, curah dan irama jantung tetap

    normal pada saat anoxia atauhipertensi berat. Toleransi benzodiazepin terjadi

    dengan cepat, keadaan seringkembali pada saat konsentrasi obat dalam darah

    tinggi kemudian dapat diikuti denganterjadinya koma. Pada overdosis akut selama

    pemulihannya dapat terjadi ansietas daninsomnia, yang dapat berkembang

    menjadi withdrawal syndrome (gangguan mentalakibat penghentian penggunaan

    zat psikoaktif), dapat pula diikuti dengan kejang yanghebat, ini dapat terjadi pada

    pasien yang sebelumnya menjadi pemakai kronik(Schmitz,,2003).

    III. ALAT DAN BAHAN

    Hewan Percobaan: Mencit jantan

    Bahan obat: Fenobarbital, NaCl 0.9%

    Alat: Alat suntikan 1ml, timbangan hewan

    http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/
  • 5/26/2018 Dosis Response Obat

    5/16

    Mencit jantan

    Fenobarbital

    NaCl 0.9%

    Alat suntikan 1ml

    Timbangan hewan

  • 5/26/2018 Dosis Response Obat

    6/16

    IV. PROSEDUR

    Untuk melakukan percobaan respon obat dan indeks terapi, Mencit

    dibahagi kepada 3 kelompok yaitu masing-masing kelompok mempunyai 6 ekor

    mencit yang bakal digunakan untuk pengujian. Setiap mencit ditandai supaya

    mudah dikenali. Kemudian, setiap mencit ditimbang bobot badan untuk

    memudahkan perhitungan dosisnya. Setelah ditimbang, dilakukan pengiraan dosis

    untuk setiap menci. Dosis yang diberikan pada setiap mencit adalah berbeda.

    Dosis yang diberikan adalah 50 (mg/kg BB), 75(mg/kgBB), 100(mg/kg BB), 125

    (mg/kgBB), 150(mg/kgBB ) dan NaCL fisologik bagi setiap mencit yang berbeda

    . Obat yang disuntik mengikut dosis yang ditetapkan ialah obat Fenobarbital

    sejenis obat hipnotik sedatif. Obat disuntik secara intraperitonial bagi setiap

    mencit. Setelah disuntuik, diamati dan dicatat jumlah mencit yang kehilangan

    righting reflex. Angka atau nilai yang didapati tersebut dinyatakan dalam

    persentase serta jumlah mencit yang mati pada setiap kelompok tersebut juga

    dicatat. Kemudian, dilakukan grafik dosis-respon dibuat pada kertas grafik log

    pada ordinat presentase hewan yang memberikan efek (hilang righting refleks

    atau kematian) pada dosis yang digunakan.

    V. DATA PENGAMATAN

    Kelompok 1 & 2

    NO. BERAT

    BADANMENCIT

    (mg)

    DOSIS

    OBAT(ml)

    PERLAKUAN

    OBAT(mg/kg BB)

    WAKTU (menit)

    0 15 30 45 60

    1 26.7 0.6500 50 + + + + +

    2 13.4 0.3350 75 + + + + +

    3 11.3 0.2825 100 + + + - -

    4 11.4 0.2850 125 + + + + +

    5 22.9 0.5725 150 + + - - -

    6 15.8 0.3950 NaCl fisiologik + + + + +

  • 5/26/2018 Dosis Response Obat

    7/16

    Kelompok 3 & 4

    NO. BERAT

    BADAN

    MENCIT

    (mg)

    DOSIS

    OBAT

    (ml)

    PERLAKUAN

    OBAT (mg/kg

    BB)

    WAKTU (menit)

    0 15 30 45 60

    1 13.5 0.3375 50 + + + + +

    2 15.5 0.3870 75 + + + + +

    3 16.1 0.4020 100 + + + + +

    4 11.0 0.2570 125 + + - - -

    5 11.8 0.2950 150 + + + + -

    6 9.6 0.2400 NaCl fisiologik + + + + +

    Kelompok 5 & 6

    NO. BERAT

    BADAN

    MENCIT

    (mg)

    DOSIS

    OBAT

    (ml)

    PERLAKUAN

    OBAT (mg/kg

    BB)

    WAKTU (menit)

    0 15 30 4

    5

    60

    1 14.6 0.37 50 + + + + +

    2 17.0 0.43 75 + + + + +

    3 19.1 0.48 100 + + + - -4 18.0 0.45 125 + + + - -

    5 16.5 0.41 150 + + + + +

    6 16.5 0.41 NaCl fisiologik + + + + +

    * (+) berarti mencit masih aktif, (-) berarti mencit tidak sedar

    RED-MUENCH METHOD

    Dosi

    s(mg/kg)

    Log

    Dosis

    Observ

    asiKematian

    Jumlah

    MencitMati

    Jumlah

    MencitHidup

    Akumulasi

    Mencit

    Rasio

    Kematian

    Persen

    Kematian(%)Mati

    Hidup

    Total

    50 1.7000

    0/3 0 3 0 3 3 0/3 0

    75 1.8751

    0/3 0 3 0 3 3 0/3 0

    100 2.000

    2/3 2 1 2 1 3 2/3 66.67

    125 2.0969

    2/3 2 1 2 1 3 2/3 66.67

    150 2.17

    61

    2/3 2 1 2 1 3 2/3 66.67

  • 5/26/2018 Dosis Response Obat

    8/16

    Total: 6 9

    PERHITUNGAN

    A. Jumlah obat yang diberikan pada mencit (mL)

    = ()

    Kelompok 1 & 2

    1. Jumlah obat yang diberikan pada mencit(mL) =

    = 0.67

    2. Jumlah obat yang diberikan pada mencit(mL) =

    = 0.34

    3. Jumlah obat yang diberikan pada mencit(mL) = = 0.284. Jumlah obat yang diberikan pada mencit(mL) =

    = 0.29

    5. Jumlah obat yang diberikan pada mencit(mL) =

    = 0.57

    6. Jumlah obat yang diberikan pada mencit(mL) =

    = 0.40

    Kelompok 3 & 4

    1. Jumlah obat yang diberikan pada mencit(mL) =

    = 0.34

    2. Jumlah obat yang diberikan pada mencit(mL) =

    = 0.39

    3. Jumlah obat yang diberikan pada mencit(mL) =

    = 0.40

    4. Jumlah obat yang diberikan pada mencit(mL) =

    = 0.28

    5. Jumlah obat yang diberikan pada mencit(mL) =

    = 0.30

    6. Jumlah obat yang diberikan pada mencit(mL) =

    = 0.24

    Kelompok 5 & 6

    1. Jumlah obat yang diberikan pada mencit(mL) =

    = 0.37

    2. Jumlah obat yang diberikan pada mencit(mL) =

    = 0.43

    3. Jumlah obat yang diberikan pada mencit(mL) =

    = 0.48

    4. Jumlah obat yang diberikan pada mencit(mL) =

    = 0.45

  • 5/26/2018 Dosis Response Obat

    9/16

    5. Jumlah obat yang diberikan pada mencit(mL) =

    = 0.41

    6. Jumlah obat yang diberikan pada mencit(mL) = = 0.41B. Log dosis:

    1. Log 50mg = 1.700

    2. Log 75mg = 1.8751

    3. Log 100mg = 2.0000

    4. Log 125 = 2.0969

    4. Log 150mg = 2.1761

    C. Persen Kematian:

    1. 50mg/kg:

    = 0%

    2. 75mg/kg:

    = 0%

    3. 100mg/kg:

    = 66.67%

    4. 125mg/kg:

    = 66.67%

    5. 150mg/kg:

    = 66.67%

    D. Grafik

  • 5/26/2018 Dosis Response Obat

    10/16

    VI. PEMBAHASAN

    Percobaan dosis respon obat dan indeks terapi ini bertujuan untuk

    memperoleh (LD50) dan (ED50) serta memahami konsep indeks terapi pada

    hewan percobaan, yaitu mencit dengan berat sekitar 20g. Sementara obat yang

    diujikan indeks terapinya adalah fenobarbital. Selain obat, digunakan juga NaCI

    fisiologis sebagai kontrol negatif. Kemudian setelah data mengenai jumlah mencit

    yang memberikan efek didapati, data yang dinyatakan dengan angka tersebut

    dinyatakan dalam persentase dan dimasukkan ke dalam grafik dosis respon.

    Grafik dosis-respon digambarkan dengan cara pada kertas grafik log pada ordinatpersentase hewan yang memberikan efek (hilang righting reflex atau kematian)

    pada dosis yang digunakan. Grafik dosis-respon digambarkan menurut pemikiran

    paling representative untuk fenomena yang diamati dengan memperhatikan

    sebesar titik-titik pengamatan.

    Hubungan terapi suatu obat dengan kurva dosis respon terdiri dari dua

    yaitu: Kurva dosis yang terjal dengan dosis kecil menyebabkan respon obat yang

    cepat (efektifitas obat besar) tetapi toksisitasnya besar. Kurva dosis respon datar

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    0 0.5 1 1.5 2 2.5

    log dosis vs persen kematian

  • 5/26/2018 Dosis Response Obat

    11/16

    atau landai. Dosis yang diperlukan relative lebih besar untuk mendapatkan respon

    yang lebih cepat (efektifitas berkurang) tetapi toksisitasnya kecil. Rentang efek

    terapeutiknya kecil atau sempit. Obat yang ideal menimbulkan efek terapi pada

    semua penderita tanpa menimbulkan efek toksik pada seorang penderita pun.

    Karena tidak ada mencit yang mengalami kematian, maka dosis lethal tidak

    ditemukan pada percobaan ini sehingga indeks terapi tidak dapat ditentukan. Pada

    umumnya intensitas efek obat akan meningkat jika diberi dosis obat yang tinggi.

    Dari hasil percobaan terlihat bahwa semakin tinggi dosis obat yang diberikan,

    efek yang ditimbulkan obat semakin meningkat.

    Penyuntikan obat pada mencit dilakukan secara intraperitonial. Cara

    pemberian secara iintraperitonial yaitu mencit disuntik di bagian abdomen bawah

    sebelah garis midsagital dengan posis abdomen lebih tinggi daripada kepala, dan

    kemiringan jarum suntik 10 . Pemberian secara intraperitonial dimaksudkan agar

    absorbsi pada lambung, usus dan proses bioinaktivasi dapat dihindarkan sehingga

    didapatkan kadar obat yang utuh dalam darah karena sifatnya yang sistemik.

    Selain itu, obat tidak diberikan mellui intravena karena alat-alat injeksi

    perlulah disterilisasi terlebih dahulu dan harus bebas dari mikroba. Obat juga tidak

    diberikan melalui cara oral karena absorpsi obat melalui cara ini adalah lambat

    dan mengambil masa untuk kita mengetahui indeks terapi bagi mencit tersebut.

    Obat yang digunakan adalah fenobarbital. Ia adalah obat antiepilepsi. Obat ini

    pernah menjadi "first line drug" tetapi sekarang tidak lagi karena ada efek

    penenag, depresi dan agitasi. Fenobarbital merupakan obat antikonvulsif dan

    antiepilepsi yang efektif. Dosis antikonvulsifnya berada dibawah dosis untuk

    hipnotis. Ia adalah antikonvulsan yang non selektif.

    Mekanisme kerjanya adalah dimana reseptor GABA adalah target utama

    untuk barbiturat dalam sistem saraf pusat. Seperti halnya untuk barbiturat klinis

    penting lainya, fenobarbital dan memperpanjang mempotensiasi aksi GABA pada

    resptor GABA dan pada konsentrasi yang lebih tinggi secara langsung

    mengaktifkan reseptor. Berbeda dengan anestesi barbiturates seperti pentobarbital,

    fenobarbital adalah minimal penenang pada dosis antikonvulsan yang efektif.

    Perjelasan yang mungkin untuk efek penenang mengurangi fenobarbital termasuk

  • 5/26/2018 Dosis Response Obat

    12/16

    tindakan yang lebih regional dibatasi, aktivitas agonis parsial, kecenderungan

    berkurang untuk langsung mengaktifkan reseptor GABA dan aktivitas berkurang

    pada target saluran ion lainya, termasuk tegangan-gated saluran kalsium.

    Meskipun situs yang tepat dimana barbiturat berinteraksi dengan reseptor GABA

    belum ditetapkan, domain transmembran kedua dan ketiga dari subunit

    tampaknya penting, mungkin mengikat melibatkan saku dibentuk oleh - subunit

    286 metionin serta - subunit metionin 236.

    Selain efek pada reseptor GABA, barbiturat blok reseptor AMPA, dan

    mereka menghambat pelepasan glutamat melalui efek pada P/Q-jenis tegangan

    tinggi saluran kalsium diaktifkan. Kombinasi dari berbagai tindakan kemungkinan

    untuk kegiatan mereka yang beragam klinis. Hmapir semua obat dengan dosis

    yang cukup besar dapat menimbulakan efek toksis yaitu, dosis toksis, TD dan

    pada akhirnya dapat menyebabkan kematian yaitu, dosis lethal, LD. Dosis

    teurapeutis adalah takaran pada mana obat menghasilkan efek yang diinginkan.

    Untuk menilai keaman dan efek suatu obat di laboratorium farmakologi

    dilakukan penelitian dengan hewan percobaan. Yang ditentukan adalah khusus

    ED50 dan LD50 yaitu dosis yang masing-masing memberikan efek atau dosis

    yang mematikan pada 50% pada jumlah hewan percobaan.

    Indeks terapi (LD50:ED50) merupakan perbandingan antara kedua dosis itu,

    yang merupakan suatu ukuran keamanan obat. Semakin besar indeks terapi,

    semakin aman penggunaan obat tersebut. Tetapi, hendaknya diperhatikan bahwa

    indeks terapi ini tidak dengan begitu saja dapat dikorelasikan terhadap manusia,

    seperti semua hasil percobaan dengan binatang, karena adanya perbedaan

    metabolisme. Luas terapi (ED50:LD50) adalah jarak antara ED50 dan LD50 juga

    dinamakan jarak keamanan.

    Dosis efektif menengah suatu obat adalah jumlah yang akan menghasilkan

    intensitas efek yang diharapkan 50% dari jumlah populasi percobaan. Dosis toksik

    median ialah jumlah yang akan menghasilkan efek keracunan tertentu yang

    diharapkan pada 50% dari populasi percobaan.

    Hubungan antara efek obat yang diharapkan dan yang tidak biasanya

    dinyatakan dalam indeks terapeutik dan dinyatakan sebagai rasio (perbandingan)

  • 5/26/2018 Dosis Response Obat

    13/16

    antara dosis toksik median dan dosis efektif median suatu obat, TD50/ED50. Jadi

    suatu obat dengan indeks terapeutik 15 dapat diharapkan akan memberikan batas

    keselamatan yang lebih besar dalam pengunaanya daripada obat dengan indeks

    terapeutik.

    Sedasi dan hipnosis adalah efek samping utama (kadang-kadang), mereka

    juga efek yang diinginkan) dari fenobarbital. Efek sistem saraf pusat, seperti

    pusing, nystagmus dan ataksia, juga umum. Pada pasien usia lanjut, dapat

    menyebabkan kegembiraan dan kebingungan, sementara pada anak-anak dapat

    menyebabkan hiperaktif paradoks. Efek samping lain yang sangat langka ini

    amelogenesis imperfecta. Semuanya ada 3 kelompok praktikum. Masing-masing

    kelompok mempunyai berbeda keputusan.

    Berat mencit bagi kesemua kelompok adalah dalam range 11g- 27g. Untuk

    kelompok pertama, kita dapat lihat bahwa semakiin tinggi dosis obat yang diberi

    maka semakin cepat mencit tidak sadar atau tidak mengalami "righting reflex".

    Masa yang diambil untuk mencit tidak sadar sangat singkat. Contohnya pada

    kelompok 1, mencit yang paling berat dibekalkan dengan dosis yang paling tinggi

    sesuai dengan bobot badannya. Namun, apabila diberikan dosis sejumlah 125g

    dan NaCI fisiologis semua mencit berada dalam keadaan sadar sahaja.

    Kemudian setelah data mengenai jumlah mencit yang memberikan efek

    diperoleh, data yang dinyatakan dengan angka tersebut dinyatakan dalam

    persentase dan dimasukkan kedalam grafik dosis respon. Grafik dosis-respon

    digambarkan dengan cara pada kertas grafik log pada ordinat persentase hewan

    yang memberikan efek (hilang righting reflex atau kematian) pada dosis yang

    digunakan.

    Grafik dosis-respon digambarkan menurut pemikiran paling representative

    untuk fenomena yang diamati dengan memperhatikan sebesar titik-titik

    pengamatan. Hubungan terapi suatu obat dengan kurva dosis respon terdiri dari

    dua yaitu kurva dosis yang terjal. Dengan dosis kecil menyebabkan respon obat

    yang cepat (efektifitas obat besar) tetapi toksisitasnya besar.

    Rentang efek terapeutiknya luas. Kurva dosis-respon datar atau landai.

    Dosis yang diperlukan relative lebih besar untuk mendapatkan respon yang lebih

  • 5/26/2018 Dosis Response Obat

    14/16

    cepat (efektifitas berkurang) tetapi toksisitasnya kecil. Rentang efek terapeutiknya

    kecil atau sempit. Obat yang ideal menimbulkan efek terapi pada semua penderita

    tanpa menimbulkan efek toksik pada seorang penderita pun.

    Bagi kelompok 2 pula, yaitu kelompok kami, dapat dilihat bahwa mencit

    yang mengambil masa yang agak lama juga untuk bertindak balas dengan dosis

    yang diberikan. Pada dosis 125mg/kg BB dan juga 150mg/kg BB, mencit tidak

    sadarkan diri selepas menit 30 menit dan pada menit ke-60 sahaja. Pada kontrol

    negatif yaitu pada pemberian NaCI fisiologis memang tiada perubahan pada

    mencit.

    Pada kelompok terakhir pula dapat terlihat perubahan pada perlepasan

    dosis 100mg/kg BB dan 125mg/kg BB yaitu sebanyak 0.48ml fenobarbital

    diberikan. Mencit saat ini cepat sekali tidak sadarkan diri. Tindak balas cepat

    berlaku selepas menit ke-45. Selepas dosis 150mg/kg BB dan pada NaCI

    fisiologis (kontrol negatif), mencit seperti sahaja sadar. Sepatutnya semakin

    meningkat dosis, semakin nipis batas keamanan obat tersebut tetapi pada

    kelompok ini sebaliknya. Ini memungkinkan sewaktu menimbang bobot mencit

    adalah tidak akurat, ini karena mencit mungkin tidak mampu dikawal dan

    terlampau aktif. Jadi perlepasan dosis yang dihitung tidak sewajar dengan bobot

    mencit yang sebenar.

    Berdasarkan Reed-Muench metode, daripada 18 mencit yang digunakan

    hanya 6 mencit sahaja yang mati. 12 mencit lagi hidup. Dilihat pada ratio

    kematian sebanyak 2 mencit masing-masing mati pada perlepasan dosis 100mg/kg

    BB, 125mg/kg BB dan 150mg/kg BB. Jadinya persen (%) kematian mencit adalah

    66.67% pada masing-masing dosis. Berdasarkan pengamatan graf yang dilakukan,

    grafiknya berbentuk linear. Maka, peningkatan dosis selari dengan persentase

    kematian mencit. Log dosis yang didapati adalah1.699, 1.875, 2,000, 2.097 dan

    2.176. Jadi dapat diamati bahwa log dosis yang diperoleh adalah selari.

    Di sini kita dapat lihat bahwa apabila dosis obat meningkat maka log dois obat

    turut meningkat. Seterusnya, mingkatkan efektivitas obat terhadap aktivitas

    mencit.

  • 5/26/2018 Dosis Response Obat

    15/16

    VII. KESIMPULAN

    1. Berdasarkan hasil percobaan pemberian dosis obat terhadap hewan percobaanyaitu mencit, DE50dan DL50 tidak dapat diperolehi

    2. Indeks terapi adalah rasio antara dosis yang menimbulkan kematian pada 50%

    dari hewan percobaan yang digunakan (DL50) dibagi dosis yang memberikan efek

    yang diteliti pada 50% dari hewan percobaan yang digunakan (LD50)

    3. Semakin besar indeks terapi obat maka semakin besar efek terapeutiknya

    DAFTAR PUSTAKA

    Adriano. 2007. fenobarbital. Tersedia di http://www.chm.bris.ac.uk/motm/fenobarbitall/sodiumjm.htm [diakses tanggal 22 Maret 2014]

    Anonym. 2006. Obat Sedatif dan Hipnotik. Tersedia di http://medicastore.com

    /apotikonline/obat_saraf_otot/obat_bius.htm [diakses tanggal 22 Maret 2014]

    Ganiswara, S.G., R. Setiabudi, FD. Suyana, Purwantyastuti(Editor). 2007.

    Farmakologi dan Terapi.Edisi 5. Bagian Farmakologi FK UI : Jakarta.

    Katzung, B. 1989.Farmakologi Dasar dan Klinik.Edisi 3. EGC : Jakarta.

    Lamidi, Sofyan. 1995.Farmakologi UmumI.EGC : Jakarta.

    Schmitz, Gary Hans Lepper dan Michael Heidrich. 2003. Farmakologi dan Toksikologi.

    Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

    http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/
  • 5/26/2018 Dosis Response Obat

    16/16