dosis obat

Upload: vana-permata

Post on 08-Mar-2016

22 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

DOSIS OBAT

Oleh :HANIF VANA PERMATA10611032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGIINSTITUT ILMU KESEHATANBHAKTI WIYATA KEDIRI2015DOSIS OBAT A. DefinisiDosis adalah sejumlah takaran obat yang di berikan kepada manusia untuk memberikan efek fisiologis.B. Macam-Macam Dosisa) Dosis Terapi : dosis yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat menyembuhkan si sakitb) Dosis Maksimum : dosis yang terbesar yangdapat diberikan kepada orang dewasa untuk pemakaian sekali dan sehari tanpa membahayakan. c) Dosis Toxic : obat yang tergolong racun ada kemungkinan terjadi keracunan.d) Dosis Lethal : Dosis toksik yang sampai mengakibatkan kematian (Joenoes, 2004). e) Inithial Dose atau Loading dose: Dosis obat untuk memulai terapi sehingga dapat mencapai konsentrasi terapeutik dalam tubuh yang Menghasilkan efek klinis. f) Loading dose : dosis tinggi ketika obat diberikan pada awal terapi pengobatan sebelum dilanjutkan ke terapi dosis yang lebih rendah g) Maintenance Dose : Dosis untuk memelihara dan mempertahankan efek klinik atau konsentrasi terapeutik obat yang sesuai dengan dosis regimen.C. Cara perhitungan dosisDosis obat yang diberikan kepada pasien untuk menghasilkan efek yang diinginkan tergantung dari banyak faktor., antara lain usia, bobot badan, luas permukaan tubuh, kelamin. Untuk obat-obat yang membutuhkan perhitungan dosis individual, mungkin diperlukn perhitungan berdasarkan berat badan (BB) dan luas permukaan tubuh (LPT).D. Dosis Jumlah Pemakaian Berdasarkan Jam pemakaianFI Satu hari dihitung 24 jam sehingga untuk pemakaian sehari dihitung:Dosis = 24/n XN = selang waktu pemberianTiap 3 jam = 24/3 X = 8 X sehari semalamMenurut Va Duin: pemakaian sehari dihitung 16 jam, kecuali antibiotik sehari dihitung 24 jam16/3 +1X = 5,3 + 1 = 6,3 dibulatkan 7 XE. Dosis perhitungan LarutanSuatu massa zat padat yang larut dalam suatu volume cairan lain yang diketahui (g/mL, g/L, mg/mL). Larutan 10% = 10 g zat padat yang dilarutkan dalam 100 Ml larutan. Larutan 1 : 1000 = larutan yang mengandung 1 g zat padat dlm 1000 mL cairan / 1 ml cairan dalam 1000 mL cairan lain.OBAT ANASTESI DI KEDOKTERAN GIGIA. ANASTESI LOKALAnestesi lokal adalah tindakan menghilangkan nyeri atau sakit secara lokal tanpa disertai hilangnya kesadaran. Pemberian anestetik lokal dapat dilakukan dengan teknik:a) Anestetik permukaan yaitu pengolesan atau penyemprotan analgetik lokal diatas selaput mukosa seperti mata, hidung, dan faring.b) Anestesi infiltrasi yaitu penyuntikan larutan analgetik lokal langsung diarahkan disekitar tempat lesi, luka atau insisi. Cara infiltrasi yang sering digunakan adalah blokade lingkar dan obat disuntikan intradermal atau subkutan.c) Anestesi blok yaitu penyuntikan analgetik lokal langsung ke syaraf utama atau pleksus syaraf. Hal ini bervariasi dari blokade pada syaraf tunggal misalnya syaraf oksipital dan pleksus brankialis, anestesi lokal, anestesi epidural, dan anestesi kaudal. Pada anestesi spinal, analgetik lokal disuntikkan kedalam ruang subaraknoid diantara konus medularis dan bagian akhir ruang subaraknoid. Anestesi epidural diperoleh dengan menyuntikkan zat anestetik lokal kedalam ruang epidural. Pada anestesi kaudal, zat anelgetik lokal disuntikkan melalui hiatus sakralis.d) Anastesi regional intravena yaitu penyuntikkan larutan analgetik lokal intravena. Ekstremitas dieksanguinasi dan isolasi bagian proksimalnya dari sirkulasi sintemik dengan turniket pneumatik. B. OBAT ANASTESI1. LIDOKAINLidokain (xylocaine, lignocain), yang diperkenalkan pada tahun 1948, sekarang merupakan anestesik lokal yang paling banyak digunakan dalam bidang kedokteran dan kedokteran gigi. Merupakan anestetika lokal yang berguna untuk infiltrasi dan memblokir syaraf (nerve block). Efek anestesi terjadi lebih cepat, kuat, dan ekstensif dibandingkan prokain dan merupakan obat terpilih bagi mereka yang hipersensitif terhadap prokain dan juga epinefrin.Lidokain cepat menghasilkan, lebih intens, lebih tahan lama dan merupakan anastesi lebih luas daripada prokain dengan konsentrasi yang sama. Tidak seperti prokain, senyawa ini merupakan suatu senyawa aminoetilamida dan merupakan anggota prototipikal golongan anestetik lokal amida. Lidokain adalah pilihan alternatif untuk individual yang sensitif terhadap anestesi lokal tipe ester. Lidokain digunakan pada perawatan ventricular cardiac arrhytmias dan tahanan jantung dengan fibrilasi ventrikular, khususnya dengan iskemia akut, tetapi tidak digunakan pada perawatan atrial arrhytmia.Lidokain di absorbsi secara cepat setelah pemberian parenteral serta dari saluran gastrointestinal dan pernafasan. Walaupun senyawa ini efektif jika digunakan tanpa vasokonstriktor, dengan adanya epinephrine menurunkan laju absorbsinya, sehingga toksisitasnya menurun dan lama kerjanya diperpanjang. Disamping sediaan untuk injeksi, tersedia susunan pengantaran obat bebas jarum (needle-free drug-delivery system) untuk larutan dari lidokaine dan epinephrine (IONTOCAINE). Susunan ini secara umum digunakan untuk prosedur dermal dan menghasilkan anestesi sampai kedalaman 10 mm.

DOSIS LIDOKAINLidokain (lignokain, xylokain) adalah anestetik lokal kuat yang digunakan secara topical dan suntikan. Larutan lidokain 0,25-0,5% dengan atau tanpa adrenalin digunakan untuk anestesi infiltrasi dengan larutan 1-2% untuk anestesi blok atau topical. Untuk anestesi permukaan tersedia lidokain gel 2%, sedangkan pada analgesi/anestesi lumbal digunakan larutan lidokain 5%.Lidokain merupakan aminoetilamid. Pada larutan 0,5% toksisitasnya sama, tetapi pada larutan 2% lebih toksik daripada prokain. Larutan lidokain 0,5% digunakan untuk anesthesia infiltrasi, sedangkan larutan 1,0-2% untuk anesthesia blok dan topical. Anesthesia ini efektif bila digunakan tanpa vasokonstriktor, tetapi kecepatan absorbs dan toksisitasnya bertambah dan masa kerjanya lebih pendek. Lidokain merupakan obat terpilih bagi mereka yang hipersensitif terhadap prokain dan juga epinefrin. Lidokain dapat menimbulkan kantuk sediaan berupa larutan 0,5%-5% dengan atau tanpa epinefrin. (1:50.000 sampai 1: 200.000).

DOSIS LIDOKAIN PER INDIVIDU1. Untuk anestesi infiltrasi perkutan, 5 sampai 300 mg ( 1 dalam 60 mL dari 0,5% larutan, atau 0,5 sampai 30 mL dari 1% larutan).2. Dosis untuk memblok saraf perifer tergantung oleh rute penggunaan. Untuk memblok plexus brankial 225 sampai 300 mg (15 sampai 20 mL) dalam larutan 1,5%.3. Untuk memblok saraf simpatis larutan 1% direkomendasikan. Dosis 50 mg(5 mL) untuk blok servical dan 50 sampai 100mg (5 sampai 10 mL) untuk blok lumbal.4. Untuk anestesi epidural 2 sampai 3 mL larutan dibutuhkan. Untuk anestesi epidural lanjutan,dosis maksimum sebaiknya tidak diulangi terus-menerus lebih dari 90 menit.5. Lidokain: lignokain, xylocain, emlaSetiap kelompok obat anastesi memiliki durasi anasthesia yang berbeda-beda tetapi pada umumnya durasi anasthesia untuk gigi regio maxilla lebih pendek dibandingkan mandibula.Anastesi lokalGigi MaxillaGigi mandibulaJaringan Lunak

Grup 110-20 mnt40-60 mnt2-3 hari

Grup 250-60 mnt90-100 mnt3-4 hari

Grup 360-90 mnt3 jam4-9 hari

Rekomendasi Dosis Maksimal Bahan Anastesi LokalObat/ solusiJumlah maks per mg/kgJumlah cartridge untuk 70kg(dewasa)Jumlah cartridge untuk 20 kg( anak-anak)

lidocaine 2% dengan 1:100,000 epinefrin5103

mepivacaine 2% dengan 1:20,000 levonordefrin5103

mepivacain 3%,562

prilocaine 4% dengan 1: 200,000 epinefrin562

articaine 4 % dengan 1: 100.000 epinefrin761,5

bupivacaine 0,5% dengan 1: 200,000 epinefrin1,5103

etidocaine 1,5 % dengan 1:200,000 epinefrin8155

DAFTAR PUSTAKA

Farmakologi Dasar dan Klinik. Ed. 8, vol.2. Jakarta; Salemba Medika. Hal.162-163Kee, Joyce L. 1996. Farmakologi : Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta: EGCGaniswarna. S. A. 2005. Farmakologi dan Terapi. Edisi IV. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. Hal.332Hoan Tjay,Tan, Rahardja,Kirana, 2008,Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya, Jakarta,Alex Media Komputindo,hal.411-413Hupp,James R, Ellis,Edward, Tucker,Myron R, 2008, Contemporary Oral And Maxillofacial Surgery,Fifth Edition, Missouri, Mosby ElsevierJoonoes, Nanizar Zaman. Ars Prescribendi Resep Yang Rasional. Surabaya: Airlangga University PressKatzung BG & Miller RD. 2002. Anestetik Lokal. Di dalam : Katzung BG, editor. Mansjoer, arief et al. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. 2000. Jakarta; Media Aesculapius. Setiawati A. Adrenergik. Dalam : Ganiswarna SG. Farmakologi Dan Terapi. Edisi 4. Jakarta; Bagian Farmakologi FKUI, 1995: 57-76