file · web viewprinsip seperti ini adalah sebuah kemestian yang kita dapati dalam...

27

Click here to load reader

Upload: trinhnhan

Post on 05-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: file · Web viewPrinsip seperti ini adalah sebuah kemestian yang kita dapati dalam kehidupan ekonomi islam. islam ... Seorang pekerja tidak merasa dizalimi karena dia mendapatkan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam setiap transaksi islami, senantiasa terdapat kompensasi atas setiap usaha yang

dilakukan. Setiap pedagang akan mendapatkan laba atas komoensasi usaha perdagangannya.

Seorang pekerja akan mendapatkan gaji sebagai kompensasi atas jasa yang telah ia berikan

kepada pemberi kerja. Demikian pula seorang produsen, pengusaha makelar, dan sebagainya

akan mendapatkan penghasilan karena usaha yang dicurahkannya.

Prinsip seperti ini adalah sebuah kemestian yang kita dapati dalam kehidupan ekonomi

islam. islam menghindarkan adanya bentuk kezaliman satu sama lain diantara pelaku bisnis.

Seorang pekerja tidak merasa dizalimi karena dia mendapatkan upah. Sebaliknya, pemberi kerja

juga tidak merasa dizalimi karena dia memperoleh manfaat dari pekerjaan tenaga kerja. Dengan

kata lain, semua pihak merasa mendapatkan manfaat yang menguntungkan semua pihak.

Keduanya merasa mendapatkan keadilan dan berharap transaksi tersebut dapat dilanjutkan.

Keadilan dalam transaksi akan berubah menjadi kezaliman manakala salah satu pihak

dalam transaksi merasa dieksploitasi tanpa mendapatkan manfaat apapun. Adapun satu pihak

lainnya akan mendapatkan manfaat, padahal dia tidak memberikan kontribusi apapun dalam

aktivitas ekonomi apapun yang terjadi.

Praktik ini tampak jelas dalam transaksi riba dengan berbagai bentuknya. Pemilik harta

yang meminjamkan telah memperoleh keuntungan berupa bunga tanpa bersusah-payah. Pada

dasarnya ia telah mengeksploitasi peminjam yang harus memberikan bunga, sedangkan dirinya

tak memperoleh manfaat apapun dari pemilik harta.

Kebiasaan membungakan harta, termasuk uang, telah menjadi suatu bagian penting dalam

masyarakat sekarang ini. Pada kenyataannya, bunga sudah dianggap sebagai suatu hal yang

penting demi kelancaran sistem perekonomian yang ada. Namun, islam menganggapnya sebagai

suatu kejahatan ekonomi yang telah membawa pengaruh yang sangat membahayakan bagi

perekonomian dan kehidupan social masyarakat.

Page 2: file · Web viewPrinsip seperti ini adalah sebuah kemestian yang kita dapati dalam kehidupan ekonomi islam. islam ... Seorang pekerja tidak merasa dizalimi karena dia mendapatkan

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian riba ?

2. Apa saja jenis atau macam-macam riba?

3. Bagaimana Al-Qur’an dan Hadits memandang riba?

4. Apakah bunga bank termasuk kedalam riba?

5. Bagaimanakah pengaruh riba dalam perekonomian

C. Maksud dan Tujuan

1. Untuk mengetahui Pengertian riba dan perbedaannya dengan bunga bank

2. Dapat mengetahui Jenis atau macam-macam riba

3. Mampu memahami Ayat dan Hadist yang melarang riba

4. Mengetahui hukum bermuamalah dengan bank konvensional.

5. Untuk mengetahui pengaruh riba dalam perekonomian.

Page 3: file · Web viewPrinsip seperti ini adalah sebuah kemestian yang kita dapati dalam kehidupan ekonomi islam. islam ... Seorang pekerja tidak merasa dizalimi karena dia mendapatkan

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN RIBA

Secara etimologi, riba berarti الزيادة (tambahan)1, seperti arti kata riba pada ayat:

… …

“ Kemudian apabila Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah.”

(QS. Al-Hajj: 5)

Adapun secara terminology, para ulama mendefenisikannya sebagai berikut:

Ibn Khazar al-Askalani berkata,’’esensi riba adalah kelebihan, apakah itu berupa barang

ataupun uang, seperti uang dua dinar sebagai pengganti satu dinar’’2

Allamah mahmud al-Hasan Taunki, riba berarti, “kelebihan atau kenaikan; jka dalam

suatu perjanjian barter (pertukaran barang dengan barang) meminta adanya kelebihan satu

benda yang sama, itulah yang disebut riba”.3

Al-quran menyebut riba untuk bunga yang secara bahasa adalah tambahan, kelebihan,

penigkatan atau surplus. Dalam ilmu ekonomi, bunga merujuk kepada kelebihan pendapatan

yang diterima oleh sipemberi pinjaman dari sipeminjam, kelebihan dari jumlah uang pokok

yang dipinjamkan, yaitu sebagai upah atas di cairkannya sebagai harta dalam waktu yang

sudah di tentukan.

Sifat yang tampak pada riba adalah adanya suatu keuntungan yang diambil oleh pemakan

riba, riba yang sebetulnya adalah hasil dari eksploitasi atas tenaga orang lain. Riba itu

semacam kompensasi yang diperoleh tanpa harus mencurahkan tenaga sedikit pun. Lagi pula

harta yang menghasilkan riba dijamin mendatangkan untung, dan tidak mungkin rugi. Ini jelas

bertentangan dengan kaidah, “Al-Gharam bi al-ghanam (kerugian itu bergandengan dengan

keuntungan)”.4

1 Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001) hal. 2592 Ismail Yusanto, Arif Yunus, Pengantar Ekonomi Islam, (Bogor: Al-Azhar Press,2011) hal. 3523 Ismail Yusanto, Arif Yunus, Pengantar Ekonomi Islam, (Bogor: Al-Azhar Press,2011) hal. 3524 Taqiyuddin An-Nabhani, Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta: HTI Press,2010) hal. 252

Page 4: file · Web viewPrinsip seperti ini adalah sebuah kemestian yang kita dapati dalam kehidupan ekonomi islam. islam ... Seorang pekerja tidak merasa dizalimi karena dia mendapatkan

Sejumlah defenisi telah banyak dikemukakan oleh para ulama. Yang jelas semua sepakat

bahwa bunga adalah nama lain dari riba yang dapat saling menggantikan.5

Walaupun kadang-kadang masih juga kita jumpai upaya memisahkan kata bunga dengan

riba. Mereka berpendapat bahwa dalam bahasa arab kata riba hanya tercakup dalam kata

usury dalam bahasa inggris yang dalam penggunaan modern berarti suku bunga yang

mencekik. Padahal jelas bahwa riba dalam bahasa arab juga berarti tambahan meskipun

sedikit di atas jumlah uang yang dipinjamkan sehingga mencakup makna bunga.6

B. MACAM-MACAM RIBA

Ulama Syafi’iyah membagi riba menjadi tiga jenis7, yaitu:

1. Riba Fadhl

Riba Fadhl adalah jual beli yang disertai adanya tambahan salah satu pengganti (penukar)

dari yang lainnya. Dengan kata lain, tambahan berasal dari penukar paling akhir. Riba ini

terjadi pada barang yang sejenis, seperti menjual satu kilogram kentang dengan satu setengah

kilogram kentang.

2. Riba Yad

Riba yad yaitu jual beli dengan mengakhirkan penyerahan (al-qabdu), yakni bercerai

berai antara dua orang yang akad sebelum timbang terima, seperti menganggap sempurna jual

beli antara gandum dengan sya’ir tanpa harus saling menyerahkan dan menerima di tempat

akad.

Menurut ulama hanafiyah, riba ini termasuk riba nasi’ah, yakni menambah yang tampak

dari utang.

3. Riba Nasi’ah

Riba Nasi’ah, yakni jual beli yang pembayarannya diakhirkan, tetapi ditambahkan

harganya.5 Ismail Yusanto, Arif Yunus, Pengantar Ekonomi Islam, (Bogor: Al-Azhar Press,2011) hal. 3526 Ismail Yusanto, Arif Yunus, Pengantar Ekonomi Islam, (Bogor: Al-Azhar Press,2011) hal. 3537 Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001) hal 260

Page 5: file · Web viewPrinsip seperti ini adalah sebuah kemestian yang kita dapati dalam kehidupan ekonomi islam. islam ... Seorang pekerja tidak merasa dizalimi karena dia mendapatkan

Menurut ulama Syafi’iyah, riba yad dan riba nasi’ah sama-sama terjadi pada pertukaran

barang yang tidak sejenis. Perbedaannya, riba yad mengakhirkan pemegangan barang,

sedangkan riba nasi’ah mengakhirkan hak dan ketika akad dinyatakan bahwa waktu

pembayaran diakhirkan meskipun sebentar. Al-Mutawali menambahkan, jenis riba dengan

riba qurdi (mensyaratkan adanya manfaat). Akan tetapi, Zarkasyi menempatkannya pada riba

fadhl.

C. DALIL KEHARAMAN RIBA

1. Dalil Al-Quran

39. Dan sesuatu Riba (tambahan) yang kamu berikan agar Dia bertambah pada harta

manusia, Maka Riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan

berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang

berbuat demikian) Itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).

Pada tahap pertama, Al-Quran menolak anggapan bahwa pinjaman riba yang pada

zahirnya seolah-olah menolong mereka yang memerlukan sebagai suatu perbuatan yang

mendekatkan diri kepada Allah.

Abdullah saeed, seorang pemikir yang progresif tentang bunga bank ketika

mengomentari ayat diatas mengatakan “ setelah merujuk perbedaan-perbedaan dalam

harta kekayaan orang-orang pada ayat sebelumnya, Al-Quran lalu memerintahkan umat

islam agar memberikan bantuan keuangan kepada orang-orang yang memerlukan,

termasuk para kerabat, orang-orang miskin, dan para musafir. Bantuan ini harus

berdasarkan kedermawanan, bukannya riba. Sebab, orang yang memberikan bantuan

lewat dermalah yang akan memperoleh pahala berlipat di dunia dan akhirat”.8

Dawam Raharjo menjelaskan ayat pertama tentang riba ini sesungguhnya

memberikan defenisi riba. Dari ayat inilah riba itu didefenisaikan sebagai ziyadah. Yang

dimaksud dengan riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta atau uang 8 Azhari Akmal Tarigan, Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi, (Bandung, Cita Pustaka Media Perintis: 2012) hal. 220

Page 6: file · Web viewPrinsip seperti ini adalah sebuah kemestian yang kita dapati dalam kehidupan ekonomi islam. islam ... Seorang pekerja tidak merasa dizalimi karena dia mendapatkan

yang dipinjamkan kepada orang lain. Pada ayat di atas tidak atau belum terdapat

ketetapan hukum tentang haramnya riba. Agaknya ayat ini sekedar ancang-ancang

terhadap larangan riba dalam ayat-ayat yang turun kemudian.9

160. Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas (memakan

makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) Dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka

banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah,

161. dan disebabkan mereka memakan riba, Padahal Sesungguhnya mereka telah

dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan

yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu

siksa yang pedih.

Mufassir Muhammad Asad dalam The Message Of The Qur’An, dahulu setelah

dibebaskannoleh Nabi Musa dari belenggu perbudakan Fir’aun, bangsa Yahudi

memperoleh mengalami berbagai malapetaka dan kesengsaraan dalam sejarah mereka.

Salah satu sebabnya adalah karena mereka suka menjalankan praktek riba dan memakan

harta manusia secara batil. Padahal, pekerjaan itu, seperti di katakana Al-Quran telah

dilarang dalam kitab mereka sendiri yaitu, kitab taurat dan zabur yang dikenal sebagai

kitab perjanjian lama.

Dawam Raharjo menjelaskan bahwa reputasi bangsa Yahudi dalam bisnis

pembungaan uang memang sangat terkenal. Pada masa kini di AS, perakterk

pembungaan uang oleh sekelompok etnis Yahudi, diluar lembafa perbankan, koperasi

atau credit union, masih menjadi phenomena umum. Di negri kita, kegiatan ini dikenal

sebagai “tukang kredit”. Tapi banyak yagn belum tahu bahwa hukum tertua tentang

larangan riba terdapat dalam kode hukum Musa (Lihat perjajian lama, Leviticus XXV:36

dan deutoronomy XXIII:20), walaupun dalam prakteknya larangan itu hanya

diberlakukan di kalangan yahudi saja, sedangkan dengan mengambil riba dari bangsa lain

gentile, menurut etika mereka, diperbolehkan. Larangan riba bukan hanya milik budaya 9 Azhari Akmal Tarigan, Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi, (Bandung, Cita Pustaka Media Perintis: 2012) hal. 220

Page 7: file · Web viewPrinsip seperti ini adalah sebuah kemestian yang kita dapati dalam kehidupan ekonomi islam. islam ... Seorang pekerja tidak merasa dizalimi karena dia mendapatkan

hukum yahudi. Para filsuf yunani kuno juga telah mengembangkan teori yang mendasari

pelarangan riba di Yunani, Riba disebut sebagai rokos, yaitusesuatu yang dilahirkan suatu

makhluk organic. Menurut Aristoteles, uang adalah obyek yang bukan tergolong organic

dan digunakan sebagai medium pertukaran. Karena itu uang tidak bisa beranak. Barang

siapa meminta bayaran dari meminjamkan uang, maka tindakannya itu, oleh Aristoteles,

dinilai sebagai bertentangan dengan hukum alam.

Pada awal abad ke 11, orang-orang yaudi mulai mengubah profesi mereka

sebagai pembunga uang. Pada abad ke 14, jatidiri yahudi telah berubah dari perdagangan

menjadi bunga uang. Factor keterdesakan itulah agaknya yang membuat yahudi menjadi

unggul dalam keterbatasan uang. Keluarga pribumi Itali, Lombardia dan Cahorsia, baru

menyusul kemudian. Mereka adalah keluarga pedagang Katolik. Sekalipun berdasar

moral agama yang resmi, keluarga itu dikutuk sebagai pembunga uang, namun tidak

urung mereka mendapat penghormatan yang tinggi juga di kalangan bangsawan, bahkan

gereja sendiri.

Adapun ayat selanjutnya yang terkait dengan riba telah diwahyukan di Madinah,

segera setelah Perang Uhud (3H/625M) dan hamper sebelas tahun setelah pengecaman

riba yang pertama di makkah;

130. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan Riba dengan berlipat

ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.

Wahbah Al-zuhaily di dalam tafsirnya mengatakan ayat bahwa ayat ini adalah

ayat priode ketiga yang berbicara tentang marahil tadarruj al-tasyri’ fi tahrim al-riba (fase

ketiga dalam proses pengharaman riba yang berlangsung secara gradual). Ayat ini malah

menegaskan baik riba itu sedikit ( sekitar 1%) atau lebih dari itu hukumnya haram.

Saed mengatakan bahwa ayat ini berada dalam konteks sebagai pengingat kepada

orang-orang muslim mengenai apa yang salah di Perang Uhud, saat sebuah kemenangan

yang potensial berubah menjadi kekalahan yang mematikan,berakibatkan gugurnya tujuh

puluh pria muslim yang meninggalkan anak-anak yatim, para janda,dan orang-orang yang

sudah lanjut usia dalam kondisi memerlukan bantuan dan dukungan finansial. Situasi

Page 8: file · Web viewPrinsip seperti ini adalah sebuah kemestian yang kita dapati dalam kehidupan ekonomi islam. islam ... Seorang pekerja tidak merasa dizalimi karena dia mendapatkan

semacam ini mempersyaratkan agar bantuan yang diberikan kepada orang-orang yang

memerlukan itu berdasarkan derma, bukan berdasarkan riba. Jadi, segera setelah

menyatakan bahwa umat Islam tidak boleh terlibat dalam transaksi-transaksi riba, Al-

Qur’an memerintahkan mereka untuk bertakwa kepada Allah, takut terhadap

neraka,mematuhi Allah dan Rasulullah, dan bersegera kepada ampunan dari Tuhan,

dengan menggambarkan mereka yang bertakwa sebagai orang-orang yang menafkahkan

(hartanya) di saat kelaparan dan kesempitan demi menghilangkan penderitaan orang-

orang yang memerlukan.

Masih mengutip Saed, ayat ini (3:130) jelas sekali melarang riba dengan

mengatakan “jangan mengkonsumsi riba.” Menjelaskan makna riba seperti digunakan

dalam ayat 3:130, Thabari (w.310/923) seorang mufassir yang sangat terkenal

mengatakan, “janganlah kalian mengkonsumsi riba setelah kalian memeluk islam

sebagaimana kalian telah mengkonsumsinya setelah memeluk islam. cara orang arab

mengkonsumsi riba adalah bahwa salah seorang dari mereka memiliki hutang yang harus

dilunasi pada tanggal tertentu. Ketika tanggal itu tiba, si kreditur menuntut di debitur. SI

debitur akan mengatakan, “tundalah pelunasann utangku, aku akan memberikan

tambahan atas hartamu.” Inilah riba yang berganda dan berlipat.

Pada tahap ini, Allah SWT dengan jelas dan tegas mengharamkan apapun jenis

tambahan yang diambil dari pinjaman. Pada saat itu (III H) pengambilan bunga dengan

jumlah yang besar banyak dilakukan orang arab. Akibanya banyak masyarakat yang

ekonominya lemah, menjadi terzalimi.

Page 9: file · Web viewPrinsip seperti ini adalah sebuah kemestian yang kita dapati dalam kehidupan ekonomi islam. islam ... Seorang pekerja tidak merasa dizalimi karena dia mendapatkan

275. orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti

berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan

mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),

Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual

beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari

Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah

diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah.

orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni

neraka; mereka kekal di dalamnya.

276. Allah memusnahkan Riba dan menyuburkan sedekah. dan Allah tidak menyukai

Setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.

277. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan

shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada

kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

278. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa Riba

(yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.

279. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka ketahuilah,

bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari

pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak Menganiaya dan tidak

(pula) dianiaya.

Pada tahap ini, Allah SWT dengan jelas dan tegas mengharamkan jenis tambahan

yang diambil dari pinjaman. Ayat terakhir yang terkait dengan riba di wahyukan

menjelang akhir masa kenabian Muhammad. Riwayat-riwayat yang terekam dalam tafsir

Thabari mengindikasikan tahun 8 H(630 M) atau sesudahnya. Ada kesepakatan umum

dikalanagan mufassir bahwa ayat 2:275-278 adalah ayat yang terakhir yang diwahyukan

terkait dengan pengharaman riba.

Istilah yang digunakan dalam ayat-ayat ini tidak berada dengan penggunaannya

pada ayat-ayat Al-Quran yang terlebih dahulu, demikian menurut para mufassir klasik

seperti Thabari, Zamakhsyari dan ibn katsir. Thabari misalnya menafsirkan riba dalam

ayat-ayat ini, merujuk kepada ayat yang dipraktikkan dalam pra islam, dengan

Page 10: file · Web viewPrinsip seperti ini adalah sebuah kemestian yang kita dapati dalam kehidupan ekonomi islam. islam ... Seorang pekerja tidak merasa dizalimi karena dia mendapatkan

mengatakan “Allah telah mengharamkan riba yang merupakan jumlah yang ditambahkan

bagi pokok modal si pemilik atas penangguhan jatuh tempo untuk debiturnya atas

penangguhan pelunasan hutang.

Selanjutnya, M. Rasyid Ridha murid Muhammad Abduh (w,1905) yang cukup

terkenal ketika mengomentari makna riba pada ayat-ayat di atas berkata, “partikel’an

dalam istilah riba pada ayat diatas menunjukkan pengetahuan dan keakraban yang berarti

“jangan mengkonsumsi riba yang akrab dengan kalian dan yang biasa kalian praktikkan

pada zaman pra islam.

Saeed mengatakan, konteks ayat-ayat tersebut juga menegaskan aspek moral yang

ditekankan oleh Al-Quran lewat pengharaman riba. Empat belas ayat yang mendahului

ayat terakhir tentang riba sangat menganjurkan “penafkahan” (infaq), menggunakan akar

kata dari istilah infaq dalam keseluruhan empat belas ayat. Penafkahan ini adalah demi

Allah untuk menghilangkan penderitaan orang-orang yang melarat dan orang-orang yang

miskin. Perasaan sipenerima tidak boleh disakiti dengan mengungkit-ngungkit kebaiakan

yang diberikan kepadanya.

2. Hadits

زنية وثالثين ة ست من أشد يعلم وهو جل الر يأكله ربا درهمPenjelasan:

Dari Abdullah bin Handzalah, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Satu dirham riba yang dimakan oleh seseorang dalam keadaan ia mengetahuinya, lebih

buruk dari tiga puluh enam kali berzina”. Hadits ini dikeluarkan oleh imam Ahmad

dalam musnadnya (no 22007) dari jalan Husain bin Muhammad haddatsana Jarir bin

Hazim dari Ayyub dari ibnu Abi Mulaikah dari Abdullah bin Handzalah”.

Hadits ini menunjukkan bahwa riba adalah dosa yang amat berat, bahkan lebih

berat dari zina 36 kali lipat, padahal zina adalah dosa besar juga. Bahkan Nabi

shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat orang yang memakan riba dan yang memberi

makan dengannya, beliau bersabda:

Page 11: file · Web viewPrinsip seperti ini adalah sebuah kemestian yang kita dapati dalam kehidupan ekonomi islam. islam ... Seorang pekerja tidak merasa dizalimi karena dia mendapatkan

وموكله با الر وآكل والمستوشمة الواشمة وسلم عليه الله صلى النبي لعن

“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat wanita yang mentato dan yang minta ditato,

dan pemakan riba dan yang memberi makan dengan riba”. (HR Bukhari dari Abu

juhaifah).

Dan terlaknat juga orang yang menulisnya, saksinya dan semua pihak yang membantu

riba.

عن بير الز أبو أخبرنا هشيم حدثنا قالوا شيبة أبي بن وعثمان حرب بن وزهير اح الصب بن محمد حدثنا

لعن قال جابر( مسلم ( سواء هم وقال وشاهديه وكاتبه ومؤكله با الر آكل م وسل عليه ه الل صلى ه الل رسول

“Dikatakan Muhammad ibn ash-shobbah dan zuhairu ibn harb dan utsmann ibn

abi syaibah mereka berkata diceritakan husyaim dikabarkan abu zubair dari jabir r.a

beliau berkata : Rasulullah SAW mengutuk makan riba, wakilnya dan penulisnya, serta

dua orang saksinya dan beliau mengatakan mereka itu sama-sama

dikutuk.” Diriwayatkan oleh muslim.

هم : : وقال وشاهديه وكاتبه وموكله الربا آكل وسلم عليه الله صلى الله رسول لعن قوله

تصريح ) , هذا سواء. : . الباطل على اإلعانة تحريم وفيه عليهما والشهادة المترابين بين المبايعة كتابة بتحريم

أعلم والله

Maksudnya, Rasulullah SAW memohon do’a kepada Allah agar orang tersebut

dijauhkan dari Rahmat Allah. Hadits tersebut menjadi dalil yang menunjukan dosa

orang-orang tersebut dan pengharaman sesuatu yang mereka lakukan.

Dikhususkan makandalam Hadits tersebut, karena itulah yang paling umum pemanfaatan

penggunaannya. Selain untuk makan, dosanya sama saja. Yang dimaksud موكله itu

adalah orang yang memberikan riba, karena sesungguhnya tidak akan terjadi riba itu

kecuali dari dia. Oleh karena itu, dia termasuk dalam dosa. Sedangkan dosa penulis dan

saksi itu adalah karena bantuan mereka atas perbuatan terlarang itu. Dan jika keduanya

sengaja serta menngetahui riba itu maka dosa bagi mereka.

Page 12: file · Web viewPrinsip seperti ini adalah sebuah kemestian yang kita dapati dalam kehidupan ekonomi islam. islam ... Seorang pekerja tidak merasa dizalimi karena dia mendapatkan

Dalam suatu riwayat telah dipaparkan, beliau telah mengutuk seorang saksi

dengan mufrad  (tungggal) karena dikehendaki jenisnya. Lalu juga kamu katakan hadits

yang artinya : “ Ya Allah apa-apa yang saya kutuk, jadikanlah dia sebagai rahmat, yang

diriwayatkan oleh Bukhari dan dalam matan lain  ”apa yang saya kutuk maka

memberatkan orang yang saya kutuk itu “, menunjukan keharamannya. Dan tidaklah

dimaksudkann do’a yang sebenarnya yang membahayakan orang beliau do’akan.

Itu jika orang yang dikutuk tersebut bukan yang melakkukan perbuatan yang

diharamkan dan tahu kutukan itu dalam keadaan Rasulullah marah.

مسعود بن الله عبد :  رضي عن . مثل ايسرها بابا وسبعون ثالثة الربا م ص النبي عن عنه الله

أمه الرجل ينكح ان( ) وصجيح بتمامه والحاكم فحتصر ماجه ابن رواه المسلم الرجل عرض الربا اربى وان

Dari Abdullah bin mas’ud r.a dari Nabi SAW beliau bersabda: Riba itu ada 73

pintu. Yang paling ringan diantarannya ialah seperti seseorang laki-laki yang menikahi

ibunya, dan sehebat-hebattnya riba adalah merusak kehormatan seorang muslim.

(diriwayatkan oleh ibnu majah dengan rigkas dan olah al-hakim selengkapnya dan

beliau menilainya sahih.

Adapun yang semakna dengan hadits tersebut terdapat beberapa Hadits. Telah

ditafsirkan riba dalam hal merusak nama baik atau merusak kehomatan seorang muslim

sama saling mencaci maki.

Dalam Hadits tersebut disebutkan bahwa riba itu bersifat mutlak terhadap

perbuatan yang diharamkan, sekalipun bukan termasuk dalam bab riba yang terkenal itu.

Penyamaan riba yang paling ringan dengan seseorang yang berzina dengan ibunya

seperti sudah disebutkan tadi karena dalam perbuatan riba itu terdapat tindasan yang

menjijikkan akal yang  normal.

. وال مثل اال الذهب التبعوا قال م ص الله رسول ان عنه الله رضى الخدرى سعيد ابي عن

بعض على بعضها تشفوا , بناخر غائبا منها تبيعوا وال بعض على بعضها تشفوا وال بمثل مثال اال لورق با الورق تبعوا وال

( عليه( متفقDari abi Said al-khudari r.a ( katanya): sesungguhnya Rasulullah

bersabda :Jangnanlah kamu menjual dengan emas kecuali yang sama nilainya, dan

Page 13: file · Web viewPrinsip seperti ini adalah sebuah kemestian yang kita dapati dalam kehidupan ekonomi islam. islam ... Seorang pekerja tidak merasa dizalimi karena dia mendapatkan

janganlah kamu menjual uang dengan uang kecuali yang sama nilainnya, dan

jangganlah  kamu menambah  sebagian atas sebagiannya, dan jannganlah kammu

menjual yang tidak kelihatan diantara dengan yang nampak. (muttafaq Alaihih).

Hadits tersebut menjadi dalil yang menunjukan pengharaman jual emas dengan

emas, dan perak dengan perak yang lebih kurang (yang tidak sama nilainya) baik yang

satu ada di tempat jual beli dan yang lain tidak ada ditempat penjualan berdasarkann

sabdanya “kecuali sama nilaiya”. Sesungguhnya dikecualikan dari itu dalam hal-hal

yang paling umum, seakan-akan beliau bersabda: janganlah kamu jual- belikan emas dan

perak itu dalam keadaan yang bagaimanapu, kecuali dalam keadaan yang sama nilainya

ataupun harganya emas dan perak itu sendiri.

D. ANTARA BUNGA BANK DENGAN RIBA

Persoalan bunga bank merupakan topic yang sering diperdebatkan. Pertanyaannya

adalah apakah bunga bank sama dengan riba? Seperti yang telah disebut di muka, ulama

telah sepakat bahwa riba hukumnya haram. Namun, apakah riba sama dengan bunga bank,

para ulama tampaknya berbeda pendapat.

Salah seorang pemikir ekonomi islam yang cukup produktif, Umar Chapra telah

menyelesaikan perdebatan ini dengan menyatakan, secara teknis riba (bunga) mengacu pada

premi yang harus dibayar peminjam kepada pemberi pinjaman bersama pinjaman pokok

sebagai syarat untuk memperoleh pinjaman lain atau untuk penangguhan. Sejalan dengan hal

ini , riba mempunyai pengertian yang sama yaitu sebagai bunga sesuai dengan consensus

ulama fiqih.

Kendati Chaprah telah memberikan kesimpulan bahwa bunga sama dengan riba,

namun tetap saja ada yang tidak sependapat. Untuk menyebut salah satu di antaranya adalah

Muhammad Abduh. Baginya riba yang di haramkan hanyalah riba yang ad’aafan

muda’aafah (berlipat ganda). Abduh membolehkan menyimpan uang di bank dan

mengambil bunganya. Dasarnya menurut abduh adlah yang petama, maslahat mursalah. Kedua,

tabungan dibank bisa mendorong perkembangan ekonomi. Ketiga, tabungan dibank disamakan

dengan konsef kerjasama dalam islam (mudharabah dan musyarakah).

Mengenai alasan bunga yang berlipat ganda saja yang diharamkan, sedangkan tingkat suku

bunga bank yang rendah tidak dipandang riba, didasarkan pada argumentasi yang tidak dapat

Page 14: file · Web viewPrinsip seperti ini adalah sebuah kemestian yang kita dapati dalam kehidupan ekonomi islam. islam ... Seorang pekerja tidak merasa dizalimi karena dia mendapatkan

dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Memahami ayat 130 surah Ali_Imran yang telah disebut,

tidak dapat dipisahkan dari ayat riba lainnya ayat terakhir tentang riba telah menegaskan bahwa

tambahan terlepas besar atau kecilnya tetap dilaran. Dengan demikian tidak ada satu ruang pun yang

membedakan antar riba (usuri) dengan bunga (interest) karena keduanya sama-sama

mempersentasekan tambahan atau peningkatan dari pokok modal yang ada.Pada dasarnya riba sangat

bertentangan secara langsung dengan semangat koopertif yang ada dalam ajaran islam. Orang yang

kaya, seharusnya memberikan hak-hak orang miskin dengan membayar zakat dan memberi sedekah

sebagai tambahan dari zakat tersebut islam tidak ingin menjadikan kaum muslimin untuk menjadikan

kekayaannya sebagai alat untuk menghisab darah orang orang miskin. Ada beberapa kejahatan dalam

riba yaitu.10

1. Riba akan meningkatkan rasa tamak, menimbulkan rasa kikir yang berlebihan dan

mementingkan diri sendiri sendiri, karena hati sudah menjadi pemuja uang.

2. Riba akan menimbulkan kebencian, dan permusuhan.

3. Riba dapat mendorong terjadinya penimbunan dan akumulasi kekayaan dan akan

menghambat adanya investasi langsung dalaam perdagangan.

E. Pengaruh Riba dalam Perekonomian

Untuk memahami bagaimana pengaruh riba dalam perekonomian, maka kita harus

mengkaji bagaimana pandangan kalanan non-Muslim tentang riba. Meskipun, kita

menyadari bahwa pandangan mereka jelas sangat berbeda dengan pandangan islam. Namun,

setidaknya kita akan menjumpai berbagai sisi negatif dari praktik ekonomi mereka yang

bersifat ribawi.

Sebenarnya riba senantiasa dikecam diberbagai kesempatan. Hamper semua kalangan

baik kalangan agama, filosof dan penggagas ekonomi Barat semisal Keynes ikut

mengecamnya. Namun, hanya islam yang secara tegas melarang riba dalam segala

bentuknya, sedangkan meraka hanya sepakat menolak usury (mengambil bunga dengan tarif

yang tinggi).

Penolakan mereka terhadap riba belangsung hingga akhir Abad Pertengahan yang

tergambar dari St. Thomas Aquinas pada abad ke-13. Ia berkata, “Mengambil bunga dengan

tarif yang tinggi dari pinjaman uang tidaklah adil, karena hal itu berarti menjual sesuatu

yang tidak ada. Antonius dari Florence mencela usury sebagamana ungkapannya, ‘uang

10Yusuf al-Qardawi, Bunga Bank Haram, (Jakarta : Akbar Media Eka Sarana, 2001 ), h.74-75

Page 15: file · Web viewPrinsip seperti ini adalah sebuah kemestian yang kita dapati dalam kehidupan ekonomi islam. islam ... Seorang pekerja tidak merasa dizalimi karena dia mendapatkan

bukanlah sesuatu yang dapat memberikan keuntungan dengan sendirinya, tetapi mungkin

dapat memberikan keuntungan melalui perniagaan’.11

Para pakar ekonomi yang biasanya membenarkan bunga secara tegas juga menentang

usury. Seluruh undang-undang perdagangan menegaskan kegunaan suku bunga rendah dan

menghapus suku bunga yang tinggi.12 Sri William Petty mendukung suku bunga rendah dan

mengutuk usury. Sri Josiah Child juga menyukai suku bunga rendah dan mengutuk usury.

Sri Thomas Culpepper menyatakan bahwa suku bunga suku bunga yang tinggi membuat

orang menjadi malas dalam profesinya dan akan menjadi rentenir. Ia juga mengatakan suku

bunga yang rendah dapat meningkatkan hasil-hasil pertanian dan membangkitkan kembali

pabrik-pabrik yang sedang sekarat.13

Namun, hingga sekarang kalang ekonom kapitalis tidak pernah mampu merumuskan

seberapa tingkat bunga hingga dikatakan tingkat bunga yang rendah.14

Para ahli ekonomi semua berpendapat bahwa diantara sebab-sebab utama krisis

ekonomi adalah “bunga yang dibayar sebagai imbalan peminjam modal”.15 Dalam sistem

kapitalis, orang akan tertarik untuk meminjam dari bank untuk memperbesar modal

perusahaan mereka. Bank sendiri lalu akan menaikkan bunga pinjaman.

Oleh karena itu bunga itu terkumpul bersama harta lain dalam bank, sedangkan

perusahaan-perusahaan yang maju harus menyisihkan bagian yang cukup besar dari nilai

produksinya buat membayar bunga dari modal yang dipinjamnya, maka bagian dari bagian

produksi sebesar itu terhenti dari peredaran karena tidak menjadi bagian yang diserahkan

sebagai upah buruh, gaji para maneger, para pegawai kantor maupun untuk para pemegang

saham perusahaan.

Oleh karena mereka merupakan mayoritas kekuatan pembeli dalam masyarakat, maka

dapat kita lihat bahwa nilai bunga (riba) itu mengurangi daya beli masyarakat. Akibatnya,

persediaan barang dan jasa semakin tertimbun. Artinya bunga itu menciptakan krisis over

produksi.16

11 Ismail Yusanto, Arif Yunus, Pengantar Ekonomi Islam, (Bogor: Al-Azhar Press,2011) hal. 36812 E. Roll, A History Of Economic Theory, hal. 98-10813 G. Cassel, Nature and Necessity Of Interest, hal. 1014 Mannan, Abdul, Teori Dan Praktek Ekonomi Islam ( Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1997), hal.16415 Ismail Yusanto, Arif Yunus, Pengantar Ekonomi Islam, (Bogor: Al-Azhar Press,2011) hal. 37116 Sulaiman, Abdul Muhsin, Menaggulangi Krisis Ekonomi Secara Islam,(cet. Ke-10, Bandung: Al Ma’arif, 1985), hal.262

Page 16: file · Web viewPrinsip seperti ini adalah sebuah kemestian yang kita dapati dalam kehidupan ekonomi islam. islam ... Seorang pekerja tidak merasa dizalimi karena dia mendapatkan

Ketika itulah kita telah sampai kepada lunas terendah dalam siklus ekonomi, atau

kepada apa yang disebut krisis ekonomi. Pada waktu itu, maka harga bunga akan kembali

turun, dan mulailah bermunculan perusahaan-perusahaan baru, sebagai akibat dari

menurunnya harga bunga. Lalu mulailah semakin banyak orang bekerja, dan bangkit kemali

semangat mereka berproduksi sehingga mencapai mencapai puncak siklus ekonomi, yaitu

suasana serba laris yang kedua kalinya.

Krisis yang setiap kali berulang belumlah akibat yang seluruhnya disebabkan oleh

riba. Bahkan ribalah penyebab dari terjadinya peperangan yang dilancarkan oleh berbagai

Negara dengan tujuan penjajahan politik maupun ekonomi, baik itu ‘perang panas’ seperti

perang dunia I dan II maupun ‘perang dingin’ seperti yang pernah berkecamuk belum lama

ini antara blok kapitalis Barat dan blok komunis Timur. Sesungguhnys perang antar kelas

dan revolusi di Rusia dan Cina, yang dilancarkan oleh kaum buruh untuk menghancurkan

kaum kapitalis, karena dianggap kaum kapitalislah yang memegang pengaruh-pengaruh di

masyarakat kapitalis dan feudal, dan merekalah yang menimbun dan memusatkan kekayaan,

itu semua disebabkan oleh sistem ribawi yang dipegang oleh beberapa tangan saja, selain

kesulitan hidup dan kesengsaraan yang dialami olrh kaum buruh.17

Hal yang paling paling banyak mendatangkan kepahitan adalah sistem bunga yang di

buat oleh Amerika. Bahkan mempunyai pengaruh besar terhadap sistem perekonomian di

Indonesia.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan dan Saran

Jika kita sedang membicarakan masyarakat yang sedang menerapkan islam secara

menyeluruh, termasuk diantaranya adalah sistem ekonomi, bukan sedang membicarakan

masyarakat dalam konteks sekarang, karena masyarakat sekarang adalah masyarakat yang hidup

berdasarkan sistem kapitalis. Karena itu, di dalamnya tampak bahwa lembaga bank adalah

17 Ibid, hal.263

Page 17: file · Web viewPrinsip seperti ini adalah sebuah kemestian yang kita dapati dalam kehidupan ekonomi islam. islam ... Seorang pekerja tidak merasa dizalimi karena dia mendapatkan

sesuatu yang urgen dalam kehidupan. Pemilik harta yang mengklaim dirinya bebas dalam

memiliki harta sekaligus bebas untuk mendapatkan harta dengan cara menipu, menimbun,

berjudi, riba dan sebagainya tanpa kendali (pengawasan) dari Negara atau tanpa terikat dengan

undang-undang tentu tidak diragukan bahwa orang-orang semacam ini akan menganggap riba

dan bank sebagai sesuatu yang urgen dalam kehidupan.

Karena itu, sistem ekonomi sekarang harus dirombak dan diganti secara revolusioner dan

menyeluruh dengan sistem ekonomi islam. apabila sistem ini telah dihapus, lalu diterapkan

sistem islam, maka orangpun akan tahu bahwa masyarakat yang menerapakan islam tidak pernah

melihat peraktik riba sebagai sesuatu yang urgen. Sebab, adakalanya orang yang butuh pinjaman

itu memerlukannya untuk sekedar menyambung hidupnya, atau untuk mengelola pertanian,

islam memenuhinya dengan meminjami siapapun yang membutuhkan tanpa disertai dengan riba.

Ibnu Hibban dan Ibn Majah menuturkan hadis dari Ibnu Mas’ud ra. Bahwa Rasulullah saw.

Pernah bersabda yang artinya :

“Tidak seorang muslim pun yang meminjami muslim yang lain dengan suatu pinjaman sebanyak

dua kali, kecuali hal itu seperti sedekah sekali (HR Ibn Majah dan Ibn Hibban).

Jika riba tidak ada maka kebutuhan akan bank yang ada sekarang tentu tidak ada. Baitul

mal sajalah yang akan bertindak untuk meminjami harta tanpa ada bunga sedikitpun setelah

pemanfaatan harta pinjaman tersebut terealisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Hafidz, 2012, Diskursus Islam Politik dan Spiritual, Al-Azhar Press,

Bogor, Cet.I

An-Nabhani Taqiyuddin, 2010, Sistem Ekonomi Islam, HTI Press, Jakarta, 2010, Cet.I

As-Sabatin Yusuf, 2009, Bisnis Islami Dan Kritik Atas Praktik Bisnis Ala Kapitalis, Al-

Azhar Press, Bogor, Cet.I

Page 18: file · Web viewPrinsip seperti ini adalah sebuah kemestian yang kita dapati dalam kehidupan ekonomi islam. islam ... Seorang pekerja tidak merasa dizalimi karena dia mendapatkan

Abdullah Saeed, 2004, Menyoal Bank Syri’ah: Kritik Atas Interpretasi Bunga Bank Neo-

Ravivalois, terj. Arif Maftuhin, Jakarta

Azhari Akmal,2012, Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi, Cita Pustaka Media Perintis, Bandung,

Cet I

Dwi Suwikyo, 2001, Kompilasi tafsir Yusuf al-Qardawi, Bunga Bank Haram, Akbar

Media Eka Sarana, Jakarta

Muh. Zuhri, 1996, Riba Dalam Al-Qur’an Dan Maslah Perbankan, Rajawali Perss, Jakarta

Rasyid, Sulaiman, 2012, Fiqih Islam, Sinar Baru Algesindo, Bandung

Syafei, Rachmat, 2001, Fiqih Muamalah, Pustaka Setia, Bandung

Victoria Adi, 2012, Khilafah The Answer Catatan Ideologis Seputar Dakwah, Syariah

dan Khilafah, Kutlah, Jogjakarta, Cet.I

Yusanto Ismail, Yunus Arif, 2011, Pengantar Ekonomi Islam, Al-Azhar Press, Bogor,

Cet.II.