file · web viewadsorbsi secara umum adalah proses penggumpalan subtansi terlarut...

24
1 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA NO. PERCOBAAN : 2 NAMA : ZUKHRUFIA ISNA P. NIM : 4311410026 KELOMPOK : 8 JURUSAN : Kimia PRODI : Kimia TANGGAL PERCOBAAN : 27 Maret 2012 DOSEN PENGAMPU : Ir. Sri Wahyuni. M.Si TEMAN KELOMPOK : 1. Ainin Khilya 2. Dwi Indarti Ayu 3. Amir Setiadi

Upload: ngonhan

Post on 01-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: file · Web viewAdsorbsi secara umum adalah proses penggumpalan subtansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu

1

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

NO. PERCOBAAN : 2NAMA : ZUKHRUFIA ISNA P.NIM : 4311410026KELOMPOK : 8JURUSAN : KimiaPRODI : KimiaTANGGAL PERCOBAAN : 27 Maret 2012DOSEN PENGAMPU : Ir. Sri Wahyuni. M.SiTEMAN KELOMPOK : 1. Ainin Khilya

2. Dwi Indarti Ayu3. Amir Setiadi

ISOTERM ADSORPSI CARBON AKTIF

Page 2: file · Web viewAdsorbsi secara umum adalah proses penggumpalan subtansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu

2

A. TUJUANMenentukan isoterm adsorpsi menurut Freundlich bagi proses adsorpsi asam

asetat pada arang.

B. LATAR BELAKANG TEORIAdsorbsi secara umum adalah proses penggumpalan subtansi terlarut

(soluble) yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap,

dimana terjadi suatu ikatan kimia fisika antara subtansi dengan penyerapannya.

Adsorbsi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu ;

a. Adsorbsi fisik, yaitu berhubungan dengan gaya Van der Waals dan merupakan

suatu proses bolak – balik apabila daya tarik menarik antara zat terlarut dan

adsorben lebih besar daya tarik menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya

maka zat yang terlarut akan diadsorbsi pada permukaan adsorben.

b. Adsorbsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat terlarut yang

teradsorbsi.

Kekuatan interaksi adsorbat dengan adsorben dipengaruhi oleh sifat dari

adsorbat maupun adsorbennya. Gejala yang umum dipakai untuk meramalkan

komponen mana yang diadsorpsi lebih kuat adalah kepolaran adsorben dengan

adsorbatnya. Apabila adsorbennya bersifat polar, maka komponen yang bersifat

polar akan terikat lebih kuat dibandingkan dengan komponen yang kurang polar.

Kekuatan interaksi juga dipengaruhi oleh sifat keras-lemahnya dari adsorbat

maupun adsorben. Sifat keras untuk kation dihubungkan dengan istilah polarizing

power cation, yaitu kemampuan suatu kation untuk mempolarisasi anion dalam

suatu ikatan. Kation yang mempunyai polarizing power cation besar cenderung

bersifat keras. Sifat polarizing power cation yang besar dimiliki oleh ion-ion logam

dengan ukuran (jari-jari) kecil dan muatan yang besar. Sebaliknya sifat polarizing

power cation yang rendah dimiliki oleh ion-ion logam dengan ukuran besar

namun muatannya kecil, sehingga diklasifikasikan ion lemah.

Sedangkan pengertian keras untuk anion dihubungkan dengan istilah

polarisabilitas anion yaitu, kemampuan suatu anion untuk mengalami polarisasi

akibat medan listrik dari kation. Anion bersifat keras adalah anion berukuran kecil,

Page 3: file · Web viewAdsorbsi secara umum adalah proses penggumpalan subtansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu

3

muatan besar dan elektronegativitas tinggi, sebaliknya anion lemah dimiliki oleh

anion dengan ukuran besar, muatan kecil dan elektronegatifitas yang rendah. Ion

logam keras berikatan kuat dengan anion keras dan ion logam lemah berikatan

kuat dengan anion lemah (Atkins at al. ,1990).

Jumlah zat yang diadsorpsi pada permukaan adsorben merupakan proses

berkesetimbangan, sebab laju peristiwa adsorpsi disertai dengan terjadinya

desorpsi. Pada awal reaksi, peristiwa adsorpsi lebih dominan dibandingkan

dengan peristiwa desorpsi, sehingga adsorpsi berlangsung cepat. Pada waktu

tertentu peristiwa adsorpsi cenderung berlangsung lambat, dan sebaliknya laju

desorpsi cendrung meningkat. Waktu ketika laju adsorpsi adalah sama dengan

laju desorpsi sering disebut sebagai keadaan berkesetimbangan. Pada keadaan

kesetimbangan tidak teramati perubahan secara makroskopis. Waktu tercapainya

keadaan setimbang pada proses adsorpsi adalah berbeda-beda, Hal ini

dipengaruhi oleh jenis interaksi yang terjadi antara adsorben dengan adsorbat.

Secara umum waktu tercapainya kesetimbangan adsorpsi melalui mekanisme

fisika (fisisorpsi) lebih cepat dibandingkan dengan melalui mekanisme kimia atau

kemisorpsi (Castellans 1982).

Suatu permukaan padatan yang bersentuhan dengan larutan akan

menyebabkan molekul-molekul terlarut terserap/ adsorp pada permukaan

padatan. Adsorbsi molekul digambarkan sebagai berikut :

A  +  B      —>       A.B

Dimana :

A   =  adsorbat

B   =  adsorbent

A.B  =  jumlah bahan yang terjerap

Energi yang dihasilkan seperti ikatan hidrogen dan gaya Van Der Waals

menyebabkan bahan yang teradsorp berkumpul pada permukaan penserap. Bila

reaksi dibalik, molekul yang terjerap akan terus berkumpul pada permukaan

karbon aktif sehingga jumlah zat diruas kanan reaksi sama dengan jumlah zat

pada ruas kiri. Apabila kesetimbangan telah tercapai, maka proses adsorpsi telah

selesai. (Arifin, 2008)

Page 4: file · Web viewAdsorbsi secara umum adalah proses penggumpalan subtansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu

4

Isoterm adsorpsi adalah hubungan yang menunjukan distribusi adsorbent

antara fasa teradsorpsi pada permukaan adsorben dengn fasa ruah saat

kesetimbangan pada suhu tertentu. Dibawah ini adalah beberapa contoh isoterm

yang biasa digunakan dalam adsorpsi :

log x/m x/m

a Log C b CGambar 1. (a) kurva Freundlich; (b) kurva Langmuir

Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich didasarkan atas terbentuknya

lapisan monolayer dari molekul-molekul adsorbat pada permukaan adsorben.

Namun pada adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan adsorben

bersifat heterogen. Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich dapat dituliskan

sebagai berikut.

Log (x/m) = log k + 1/n log c............................................................................ ..(1),

sedangkan kurva isoterm adsorpsinya disajikan pada Gambar 1.(a)

Isoterm adsorpsi Langmuir didasarkan atas beberapa asumsi, yaitu (a)

adsorpsi hanya terjadi pada lapisan tunggal (monolayer), (b) panas adsorpsi tidak

tergantung pada penutupan permukaan, dan (c) semua situs dan permukaannya

bersifat homogen (Oscik J ,1994). Persamaan isoterm adsorpsi Langmuir dapat

diturunkan secara teoritis dengan menganggap terjadinya kesetimbangan antara

molekul-molekul zat yang diadsorpsi pada permukaan adsorben dengan molekul

molekul zat yang tidak teradsorpsi. Persamaan isoterm adsorpsi Langmuir dapat

dituliskan sebagai berikut (Day, R. A. dan Underwood, A. L., 2002):.

Page 5: file · Web viewAdsorbsi secara umum adalah proses penggumpalan subtansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu

5

Cxm

= 1xmmaks K

+ 1xmmaks

C…………………………………………… ..…(2)

C merupakan konsentrasi adsorbat dalam larutan, x/m adalah konsentrasi

adsorbat yang terjerap per gram adsorben, k adalah konstanta yang

berhubungan dengan afinitas adsorpsi dan (x/m)mak adalah kapasitas adsorpsi

maksimum dari adsorben. Kurva isoterm adsorpsi Langmuir dapat disajikan

seperti pada Gambar 1 (b).

Karbon aktif merupakan senyawa karbon amorph dan berpori yang

mengandung 85-95% karbon yang dihasilkan dari bahan-bahan yang

mengandung karbon (batubara, kulit kelapa, dan sebagainya) atau dari karbon

yang diperlakukan dengan cara khusus baik aktivasi kimia maupun fisika untuk

mendapatkan permukaan yang lebih luas. Karbon aktif dapat mengadsorpsi gas

dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau sifat adsorpsinya selektif, tergantung

pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan. Daya serap karbon aktif

sangat besar, yaitu 25- 1000% terhadap berat karbon aktif. Karena hal tersebut

maka karbon aktif banyak digunakan oleh kalangan industri. Hampir 60%

produksi karbon aktif di dunia ini dimanfaatkan oleh industri-industri gula dan

pembersihan minyak dan lemak, kimia dan farmasi. ( M.T. Sembiring, dkk, 2003)

Dalam satu gram karbon aktif, pada umumnya memiliki luas permukaan

seluas 500-1500 m2, sehingga sangat efektif dalam menangkap partikel-partikel

yang sangat halus berukuran 0.01-0.0000001 mm. Karbon aktif bersifat sangat

aktif dan akan menyerap apa saja yang kontak dengan karbon tersebut. Dalam

waktu 60 jam biasanya karbon aktif tersebut manjadi jenuh dan tidak aktif lagi.

Oleh karena itu biasanya karbon aktif di kemas dalam kemasan yang kedap

udara. Sampai tahap tertentu beberapa jenis karbon aktif  dapat di reaktivasi

kembali, meskipun demikian tidak jarang yang disarankan untuk sekali

pakai. Reaktifasi karbon aktif sangat tergantung dari metode aktivasi

sebelumnya, oleh karena itu perlu diperhatikan keterangan pada kemasan produk

tersebut. (Perpamsi, 2002).

Page 6: file · Web viewAdsorbsi secara umum adalah proses penggumpalan subtansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu

6

C. ALAT DAN BAHANAlat :1. Cawan porselin 1 buah

2. Labu takar bertutup 250 ml 12 buah

3. Labu Erlenmeyer 150 ml 6 buah

4. Gelas ukur 5 ml 1 buah

5. Gelas ukur 10 ml 1 buah

6. Gelas ukur 25 ml 1 buah

7. Corong kaca 6 buah

8. Buret 50 ml 1 buah

9. Stativ dan penyangga 1 buah

10.Pembakar spiritus 1 buah

11.Kasa 1 buah

12.Neraca analitik 1 buah

13.Spatula 1 buah

14.Thermometer 1 buah

15.Kertas saring 6 buah

16.Botol 6 buah

17.Beaker glass 1 buah

Bahan :1. Larutan asam asetat 0,5 N; 0,25 N; 0,125N; 0,0625N; 0,0313N; 0,0156N

2. Adsorben Arang

3. Larutan NaOH 0,25 N

4. Indicator phenolphthalein (PP)

Page 7: file · Web viewAdsorbsi secara umum adalah proses penggumpalan subtansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu

7

D. CARA KERJA

Titrasi juga dilakukan pada sisa asam

E. DATA PENGAMATANDari percobaan yang telah dilakukan diperoleh data yang disajikan pada table

1 dan 2.

Suhu kamar : 27 0 CTable 1. Data Pengamatan

Konsentrasi CH3COOH

Awal Akhir CH3COOH NaOH 0,25 N CH3COOH NaOH 0,25 N

0,5 N 10 ml 18,5 18,4 10 ml 17,2 15,3

0,25 N 10 ml 11,5 12,6 10 ml 8,4 7,1

0,125 N 25 ml 11,3 10,8 25 ml 10 10,1

0,0625 N 50 ml 10,5 10,2 50 ml 10,1 9,1

0,0313 N 50 ml 6,6 6,5 50 ml 5,5 5,2

0,0156 N 50 ml 3,6 3,9 50 ml 2 2,2

Page 8: file · Web viewAdsorbsi secara umum adalah proses penggumpalan subtansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu

8

Tabel 2. Data Hasil Perhitungan

No

M CH3COOHx

(gram) x/m log x/m log CAwal Akhir

Yang teradsorpsi (C)

1. 0,46125 0,40625 0,055 0,33027 0,33027 -0,48112 -1,25963

2. 0,30125 0,19375 0,1075 0,6455 0,6455 -1,19010 -0,96859

3. 0,1105 0,1005 0,01 0,06005 0,06005 -1,2214 -2

4. 0,05175 0,048 0,00375 0,02252 0,02252 -1,64743 -2,42596

5. 0,03275 0,02675 0,03475 0,20867 0,20867 -0,68054 -1,4590

6. 0,01875 0,0105 0,00825 0,04954 0,04954 -1,3050 -2,0835

m= massa adsorbent mula-mula=1 gram

F. HASIL DAN PEMBAHASANPercobaan yang dilakukan pada bab isotherm adsorpsi arang aktif

adalah dengan menggunakan larutan organic yaitu asam asetat dengan

variasi 6 konsentrasi. Adsorben yang digunakan adalah arang yang telah

diaktifkan sebelumnya. Pada percobaan ini adsorban yang digunakan adalah

arang,dimana sebelum digunakan harus diaktifkan dulu dengan cara

dipanaskan. Hal ini agar pori-pori arang semakin besar sehingga dapat

memepermudah penyerapan. Karena semakin luas permukaan adsorben

maka daya penyerapannya pun semakin tinggi. Pengaktifan arang dapat

dilakukan dengan beberapa cara.

Ann Limley, Et.al, 1995, menyatakan bahwa dengan proses oksidasi,

karbon aktif yang dihasilkan terdiri dari dua jenis, yaitu :

1. L-karbon (L-AC) yaitu karbon aktif yang dibuat dengan oksidasi pada suhu

300oC – 400oC (570o-750oF) dengan menggunakan udara atau oksidasi

kimia. L-AC sangat cocok dalam mengadsorbsi ion terlarut dari logam berat

basa seperti Pb2+, Cu2+, Cd2+, Hg2+. Karakter permukaannya yang bersifat

Page 9: file · Web viewAdsorbsi secara umum adalah proses penggumpalan subtansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu

9

asam akan berinteraksi dengan logam basa. Regenerasi dari L-AC dapat

dilakukan menggunakan asam atau garam seperti NaCl hampir sama pada

perlakuan pertukaran ion.

2. H-karbon (H-AC) yaitu karbon aktif yang dihasilkan dari proses pemasakan

pada suhu 800o-1000oC (1470o-1830oF) kemudian didinginkan pada

atmosphere inersial. H-AC memiliki permukaan yang bersifat basa

sehingga tidak efektif dalam mengadsorbsi logam berat alkali pada suatu

larutan air tetapi sangat lebih effisien dalam mengadsorbsi kimia organik,

partikulat hidrofobik, dan senyawa kimia yang mempunyai kelarutan yang

rendah dalam air. Akan tetapi H-AC dapat dimodifikasi dengan menaikan

angka asiditas. Permukaan yang netral akan mengakibatkan tidak

efektifnya dalam mereduksi dan mengadsorbsi kimia organik sehingga

efektif mengadsorbsi ion logam berat dengan kompleks khelat zat organik

alami maupun sintetik dengan menetralkannya.

Pada percobaan ini pengaktifan arang dilakukan dengan cara

pemanasan menggunakan suhu yang tinggi, hal ini dilakukan karena

percobaan ini mengadsorbsi larutan organic (asam asetat) sehingga

pengaktifan dilakukan dengan suhu tinggi dan tidak sampai membara.

Perlakuan ini dimaksudkan supaya arang tidak menjadi abu.

Arang yang telah aktif digunakan untuk mengadsorpsi asam asetat

dengan variasi konsentrasi yaitu, 0,5 N; 0,25 N; 0,125 N; 0,0625 N; 0,0313 N;

0,0156 N diperoleh dari hasil titrasi dengan NaOH 0,25 N, asam asetat yang

dititrasi berasal dari sisa asam yang digunakan pada percobaan. Masa arang

aktif yang digunakan dalam setiap konsentrasi adalah 1 gram. Volume asam

asetat yang digunakan dalam adsorpsi adalah 100 ml. langkah pertama,

memasukkan 1 gram arang aktif kedalam Erlenmeyer dan menambahkan

asam asetat dengan konsentrasi yang ada sebanyak 100 ml kemudian tutup

Erlenmeyer dan diamkan selama 30 menit dengan perlakuan pengocokan

setiap 10 menit dengan rentang 1 menit dan temperature tetap dijaga konstan.

Langkah ini dilakukan untuk menjaga kestabilan adsorben dalam

mengadsorpsi adsorbat.

Page 10: file · Web viewAdsorbsi secara umum adalah proses penggumpalan subtansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu

10

Setelah 30 menit, larutan disaring dengan kertas saring. Terakhir, titrasi

asam asetat hasil adsorpsi dengan indicator PP dan larutan NaOH 0,25 N

sebagai titran. Dalam percobaan ini diambil 10 ml dari dua konsentrasi asam

asetat tertinggi, selanjutnya 25 ml dan tiga konsentrasi terendah diambil 50 ml.

Pada percobaan ini akan ditentukan harga tetapan-tetapan adsorbsi

isoterm Freundlich bagi proses adsorpsi CH3COOH terhadap arang. Variabel

yang terukur pada percobaan adalah volume larutan NaOH 0,25 N yang

digunakan untuk menitrasi CH3COOH. Setelah konsentrasi awal dan akhir

diketahui, konsentrasi CH3COOH yang teradsorbsi dapat diketahui dengan

cara pengurangan konsentrasi awal dengan konsentrasi akhir. Selanjutnya

dapat dicari berat CH3COOH yang teradsorbsi.

Dari data pengamatan dan hasil perhitungan, konsentrasi asam asetat

sebelum adsorpsi lebih tinggi daripada setelah adsorpsi. Hal ini karena asam

asetat telah diadsorpsi oleh arang aktif. Dari data juga dibuat suatu grafik

dimana x/m diplotkan sebagai ordinat dan C sebagai absis.

Grafik hubungan antara x/m dengan c maupun hubungan antara log

x/m dengan log C dari percobaan dapat dilihat pada gambar grafik berikut ini,

-2.6 -2.4 -2.2 -2 -1.8 -1.6 -1.4 -1.2 -1 -0.8

-1.8-1.6-1.4-1.2

-1-0.8-0.6-0.4-0.2

0

f(x) = 0.999994786091118 x + 0.778511926655598R² = 0.999999994427199

Grafik Hubungan antara Log X/m dan Log C

Y-ValuesLinear (Y-Values)

Log C

Log X/m

Page 11: file · Web viewAdsorbsi secara umum adalah proses penggumpalan subtansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu

11

0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.120

0.10.20.30.40.50.60.7

f(x) = 6.00466581422651 x + 5.33670513955253E-06R² = 0.999999999125496

Grafik Hubungan antara X/m vs C

Y-ValuesLinear (Y-Values)

C

X/m

Grafik 1. Grafik Isotherm Adsorpsi Freundlich

Grafik 2. Grafik Isoterm Adsorpsi Langmuir

Grafik merupakan Grafik Isoterm Adsorpsi Freundlich. Dari persamaan

grafik tersebut jika dianalogikan dengan persamaan Freundlich maka akan

didapat nilai k dan n. Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich dapat dituliskan

sebagai berikut.

Log (x/m) = log k + 1/n log c sedangkan persamaan grafik Isotherm Adsorpsi

Freundlich adalah y = 1x + 0,7785, sehingga didapat nilai Log k = 0,7785 dan

1/n = 1. Maka nilai k adalah 6,0048 dan nilai n adalah 1.

Adsorpsi karbon membuat konsentrasi asam asetat mengalami

penurunan. Pada data diatas penyerapan tiap percobaan terjadi

ketidaksamaan antara data 1 sampai 6 dapat dilihat dari X gram ( jumlah zat

yang teradsorpsi) kurang stabil. Hal ini terjadi karena dalam adsorpsi terdapat

beberapa factor yang dapat mempengaruhi hasil adsorpsi.

Menurut M.T. Sembiring dkk, 2003 bahwa karbon aktif yang baik

mempunyai persyaratan seperti yang tercantum pada SII No.0258 -79. Sifat

karbon aktif yang paling penting adalah daya serap. Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi daya serap adsorpsi, yaitu :

1. Sifat Serapan

Banyak senyawa yang dapat diadsorpsi oleh karbon aktif, tetapi

kemampuannya untuk mengadsorpsi berbeda untuk masing- masing senyawa.

Page 12: file · Web viewAdsorbsi secara umum adalah proses penggumpalan subtansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu

12

Adsorpsi akan bertambah besar sesuai dengan bertambahnya ukuran molekul

serapan dari sturktur yang sama, seperti dalam deret homolog. Adsorbsi juga

dipengaruhi oleh gugus fungsi, posisi gugus fungsi, ikatan rangkap, struktur

rantai dari senyawa serapan.

2. Temperatur/ suhu.

Dalam pemakaian karbon aktif dianjurkan untuk menyelidiki suhu pada saat

berlangsungnya proses. Karena tidak ada peraturan umum yang bisa

diberikan mengenai suhu yang digunakan dalam adsorpsi. Faktor yang

mempengaruhi suhu proses adsoprsi adalah viskositas dan stabilitas thermal

senyawa serapan. Jika pemanasan tidak mempengaruhi sifat-sifat senyawa

serapan, seperti terjadi perubahan warna mau dekomposisi, maka perlakuan

dilakukan pada titik didihnya. Untuk senyawa volatil, adsorpsi dilakukan pada

suhu kamar atau bila memungkinkan pada suhu yang lebih kecil.

3. pH (Derajat Keasaman).

Untuk asam-asam organik, adsorpsi akan meningkat bila pH diturunkan,

yaitu dengan penambahan asam-asam mineral. Ini disebabkan karena

kemampuan asam mineral untuk mengurangi ionisasi asam organik tersebut.

Sebaliknya bila pH asam organik dinaikkan yaitu dengan menambahkan alkali,

adsorpsi akan berkurang sebagai akibat terbentuknya garam.

4. Waktu Singgung

Bila karbon aktif ditambahkan dalam suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk

mencapai kesetimbangan. Waktu yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan

jumlah arang yang digunakan. Selisih ditentukan oleh dosis karbon aktif,

pengadukan juga mempengaruhi waktu singgung. Pengadukan dimaksudkan

untuk memberi kesempatan pada partikel karbon aktif untuk bersinggungan

dengan senyawa serapan. Untuk larutan yang mempunyai viskositas tinggi,

dibutuhkan waktu singgung yang lebih lama.

Kesalahan –kesalahan yang terjadi pada percobaan ini juga dapat

mempengaruhi data percobaan. Kesalahan yang terjadi seperti: kesalahan

dalam pembacaan skala pada buret titrasi, kesalahan dalam pengocokan

campuran larutan dan adsorben, kesalahan yang dilakukan oleh praktikan.

Page 13: file · Web viewAdsorbsi secara umum adalah proses penggumpalan subtansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu

13

G. SIMPULAN DAN SARAN1. Simpulan Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. Isoterm adsorbsi karbon aktif merupakan hubungan antara banyaknya zat

yang teradsorpsi( acetic acid) persatuan luas atau persatuan berat

adsorben, dengan konsentrasi zat terlarut pada temperature tertentu.

2. Isoterm yang terjadi pada percobaan ini adalah isoterm adsorpsi

Freundlich, dimana adsorben mengadsorpsi larutan organic yang sangat

bagus dengan situs-situs hoterogen seperti situs Freundlich.

3. Semakin tinggi konsentrasi maka semakin tinggi daya adsorpsinya dan

semakin banyak pula zat yang teradsorpsi demikin juga sebaliknya.

4. Semakin luas permukaan adsorben, maka semakin tinggi daya

adsorpsinya pada zat terlarut.

5. Dari perhitungan di peroleh harga n = 1 dan k = 6,0048.

2. Saran Dari hasil percobaan masih banyak terjadi kesalahan, oleh karena itu kami

menyarankan bahwa:

1. Penggunaan alat yang terbatas membuat percobaan kurang efisien

2. Human eror yang terjadi pada praktikan karena kurang memahami alur

kerja dari percobaan ini.

3. Dalam percobaan adsorpsi ini praktikan seharusnya bisa memperoleh data

dengan benar dan teliti dalam melakukan titrasi.

H. DAFTAR PUSTAKA.

Castellan. 1983. Physical Chemistry. Edisi ketiga. Addison-Wesley Publishing

Company

Day, R.A, Underwood, A.L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Kelima.

Jakarta : Erlangga

Dwi, Vallentinus. 2009. Studi Adsorpsiion Cu (Ii) Dalam Larutan Tembaga

Page 14: file · Web viewAdsorbsi secara umum adalah proses penggumpalan subtansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu

14

Menggunakan Komposit Serbuk Cangkang Kupang

Khitosanterikatsilang. Surabaya: Skripsi FMIPA ITS.

Fitryana, Rizka.2012. Isoterm Adsorpsi.

http://berburudggema.blogspot.com/2012/01/percobaan-isoterm-

adsorbsi.html diakses 29 Maret 2012

Sembiring, dkk. 2003. Isoterm Adsorpsi ion Cr3+ oleh abu sekam padi varietas

IR 64. Skripsi. Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Undiksha.

Suardana, Nyoman. 2009. Optimalisasi Daya Adsorpsi Zeolit Terhadap Ion

Kromium (III). Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sains &

Humaniora, 17-23 diakses tanggal 28 Maret 2012.

Wahyuni, Sri. 2012. Diktat petunjuk Praktikum Kimia Fisik. Semarang: Jurusan

Kimia FMIPA UNNES.

I. JAWABAN PERTANYAAN1. Apakah proses adsorpsi ini merupakan adsorpsi fisik atau kimia?

Pada percobaan ini proses adsorpsi terjadi secara adsorpsi fisik yang

memiliki ciri molekul yang terikat pada adsorben oleh gaya Van Der Walls,

mempunyai entalpi reaksi dan bersifat tidak spesifik

2. Apakah perbedan antara kedua jenis adsorpsi ini? Berikan beberapa

contoh dari kedua jenis adsorpsi ini!

a. Adsorbsi fisik, yaitu berhubungan dengan gaya Van der Waals dan

merupakan suatu proses bolak – balik apabila daya tarik menarik antara

zat terlarut dan adsorben lebih besar daya tarik menarik antara zat

terlarut dengan pelarutnya maka zat yang terlarut akan diadsorbsi pada

permukaan adsorben, tidak melibatkan energy aktivasi.

b. Adsorbsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat

terlarut yang teradsorbsi, terjadi pemutusan dan pembentukan ikatan

kimia, panas adsorbsinya tinggi, melibatkan energy aktivasi.

Ex: adsorpsi SDBS

Adsorsi fisik : adsorpsi nitrogen pada besi secara fisik nitrogen cair

pada -190 0 C akan teradsorpsi pada besi

Page 15: file · Web viewAdsorbsi secara umum adalah proses penggumpalan subtansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu

15

Adsorpsi kimia: pada suhu 500 0 C nitrogen teradsorpsi cepat pada

permukaan besi.

3. Bagaimana isoterm adsorpsi Freundlich untuk adsorpsi gas pada

permukaan zat padat? Apa pembatasannya?

Isoterm Freundlich untuk adsorpsi gas pada permukaan zat padat kurang

baik atau memuaskan. Hal ini terjadi karaena pada adsorpsi Freundlich

situs-situs aktif pada permukaan adsorben bersifat heterogen. Gas

merupakan campuran yang homogen sehingga kurang cocok jika

digunakan dalam isotherm Freundlich.

Batasannya : adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan

adsorben bersifat heterogen.

4. Mengapa isoterm adsorpsi Freundlich untuk adsorpsi gas pada permukaan

zat padat kurang memuaskan dibandingkan dengan isoterm adsorpsi

Langmuir?

Bagaimana bentuk isoterm adsorpsi yang berakhir ini?

Karena pada adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan

adsorben bersifat heterogen, sedangkan adsorpsi pada Langmuir bersifat

homogen. Ketika mengadsorpsi gas yang wujudnya campuran yang

homogeny, maka adsorpsi Freundlich kurang cocok. Dari percobaan yang

telah dilakukan, adsorpsi ini berbentuk adsorpsi Langmuir.

5. Bagaimana bentuk kurva isoterm adsorpsi Lamgmuir (antara n dan C untuk

larutan atau V/m dengan P untuk gas?

Page 16: file · Web viewAdsorbsi secara umum adalah proses penggumpalan subtansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu

16

6. Turunkan persamaan (1). C !

x/m = kCn

Log (x/m) = log k + n log c

J. LAMPIRANDiketahui [NaOH] = 0,25 N

Asam asetat yang diadsorpsi = 100 mL

a. Konsentrasi awal CH3COOH

1. V1 x N1 = V2 x N2

18.45 x 0.25 = 10 x N2

N2 = 0.46125 N

2. V1 x N1 = V2 x N2

12.05 x 0.25 = 10 x N2

N2 = 0.30125 N

3. V1 x N1 = V2 x N2

11.5 x 0.25 = 25 x N2

N2 = 0.1105 N

4. V1 x N1 = V2 x N2

10.35 x 0.25 = 50 x N2

N2 = 0.05175 N

5. V1 x N1 = V2 x N2

6.55 x 0.25 = 50 x N2

N2 = 0.03275 N

6. V1 x N1 = V2 x N2

3.75 x 0.25 = 50 x N2

N2 = 0.01875 N

b. Konsentrasi akhir

CH3COOH

1. V1 x N1 = V2 x N2

16.25 x 0.25 = 10 x N2

N2 = 0.40625 N

2. V1 x N1 = V2 x N2

7.75 x 0.25 = 10 x N2

N2 = 0.19375 N

3. V1 x N1 = V2 x N2

10.05 x 0.25 = 25 x N2

N2 = 0.1005 N

4. V1 x N1 = V2 x N2

9.6 x 0.25 = 50 x N2

N2 = 0.048 N

5. V1 x N1 = V2 x N2

5.35 x 0.25 = 50 x N2

N2 = 0.02675 N

6. V1 x N1 = V2 x N2

2.1 x 0.25 = 50 x N2

N2 = 0.0105 N

Page 17: file · Web viewAdsorbsi secara umum adalah proses penggumpalan subtansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu

17

c. Jumlah zat yang teradsorbsi (x)

1. x1 = (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000

= (0,46125-0,40625) x 60,05 x 100 / 1000

= 0,330275 gram

2. x2 = (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000

= (0,30125-0,19375) x 60,05 x 100 / 1000

= 0,6455 gram

3. x3 = (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000

= (0,1105-0,1005) x 60,05 x 100 / 1000

= 0,06005 gram

4. x4 = (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000

= (0,05175-0,048) x 60,05 x 100 / 1000

= 0,02252 gram

5. x5 = (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000

= (0,03275-0,02675) x 60,05 x 100 / 1000

= 0.036303 gram

6. x6 = (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000

= (0,01875-0,0105) x 60,05 x 100 / 1000

=0,04954 gram