doa filenya, bukan hanya itu bahkan se-makin dekat kepada penciptanya yaitu allah swt. guyonannya ke...

19

Upload: vuanh

Post on 03-Apr-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Doa filenya, bukan hanya itu bahkan se-makin dekat kepada Penciptanya yaitu Allah SWT. Guyonannya ke saya. “pak kalau saya lagi malas bekerja, saya mencari musuh/ la-
Page 2: Doa filenya, bukan hanya itu bahkan se-makin dekat kepada Penciptanya yaitu Allah SWT. Guyonannya ke saya. “pak kalau saya lagi malas bekerja, saya mencari musuh/ la-

Doa

3Edisi 83| Oktober 2018 | Muharram - Shafar 1440H

Page 3: Doa filenya, bukan hanya itu bahkan se-makin dekat kepada Penciptanya yaitu Allah SWT. Guyonannya ke saya. “pak kalau saya lagi malas bekerja, saya mencari musuh/ la-

Oleh : Asfahani(Direktur Dompet Alquran Indonesia)

Basmallah

5Edisi 83| Oktober 2018 | Muharram - Shafar 1440H

Tent

ang

DQ

Sekilas DeQi

Yayasan Dompet Alquran IndonesiaLembaga Sosial KemanusiaanAkta Notaris : Tri Winarno, SH, MKnNomor Akta :74 tanggal 17 April 2015Depkumham: AHU-0005952. AH.01.04 Tahun 2015 tanggal 23 April 2015

DEWAN PEMBINA:H. Muhammad Siroj, S.Ag.

KH. Agung Cahyadi, Lc. MA.Ir. H. ZainurrochmanSyaiful Arifin S.S

DEWAN PENGAWASAhmad Habibul Muiz, Lc.KH. Musbihin Sahal, Lc. MA.

DEWAN PENGURUSKetua : Agus Hariadi, S.Pd.ISekretaris : AsfahaniBendahara : Sutarno, SE.

Dompet Alquran Indonesia adalah Lembaga Sosial Kemanusiaan yang memberdayakan dana Wakaf, Infaq, dan Shadaqah (WAFIS) para muhsinin untuk

menyukseskan program-program pendidikan Al-Quran.

Diantara misi Yayasan Dompet Alquran Indonesia adalah mendirikan dan mengembangkan Pesantren Tahfidz Alquran untuk anak yatim, dhuafa dan anak da’i. Saat ini pesantren yang dikembangkan oleh Yayasan Dompet Alquran Indonesia adalah Pondok Pesantren Tahfidz Alquran “Darul Fikri” Sidoarjo.

REDAKSI Majalah DQPengarah : KH. Muhammad Siroj, S.Ag, Syaiful Arifin, S.SPemimpin Umum : AsfahaniPemimpin Redaksi : Rafif AmirSekretaris Redaksi : Iwa HerwantoKontributor : Hendratno, Dian N, Mukaromin, ust Didik, Ust Khoirul A.

Dewan Redaksi:KH. Agung Cahyadi, Lc. MA., KH. Ahmad Mudzaffar, Lc. MA., H. Muhammad Siroj, S.Ag., Syaiful Arifin S.S, Agus Hariadi, S.Pd.I

Design & Layout: Dakonmedia; Distribusi: Farid dan Mitra Muhsinin

Dompet Alquran IndonesiaRuko Citra City R-28, Sarirogo,SidoarjoTelp. 031-895 5057, WA. 0851-0600-9995Email : [email protected] : www.dompetalquran.or.id

Pondok Pesantren Tahfizh Alquran Darul FikriRT 14, RW 03 Sarirogo, SidoarjoTelp : 031-806 8530Email : [email protected] : www.darulfikri.com

Pengurus & Redaksi

BNI SyariahNo. Rek :4002 4004 0

Berterimakasihlah Kepada yang Memusuhi Kita

Mungkin dalam hidup ini sesuatu yang tidak meny-enangkan apabila kita me-

miliki “musuh”. Musuh bisa berarti “orang” yang selalu memfitnah, mencari kesalahan, menggugat cerai, memutuskan hubungan kerja (PHK) dengan tanpa ada alasan yang jelas atau mungkin jelas namun kita tidak siap karena belum ada pekerjaan yang bisa untuk mencukupi kebutuhan hidup berikutnya, menteror den-gan kata – kata yang menyakitkan dengan langsung mendatangi kita maupun lewat SMS, email dll. Atau bisa berarti sesuatu yang tidak menyenangkan kita, seperti kemiskinan, ketidakadilan sebuah aturan, atau hal – hal lain yang membuat kita tidak nyaman. Dan biasanya kalau seseorang mem-benci kita, apapun yang kita laku-kan salah, membantu salah, tidak membantu semakin dikatai yang lebih menyakitkan. Berbuat benar dikatai pamrih berbuat salah se-makin dipojokkan.

Sahabat Alquran, memang kebanyakan musuh membuat kebanyakan orang menjadi marah bahkan tidak sedikit yang akhirnya berantem, masuk penjara bahkan meninggal bagi yang pemberani, dan sedih, putus asa bahkan akhirnya stres bagi orang yang sifatnya sebaliknya. Namun tidak dengan seseorang yang saya temui di warung makan beberapa bulan lalu. Sambil menikmati sarapan paginya orang ini cerita tentang usahanya, dan kalau saya dengar dari kisahnya orang ini ter-masuk sukses. Karena mempunyai jaringan dari pusat sampai daerah di salah satu Bank plat merah dalam pengadaan seragamnya. Kesuksesannya dia bukan karena warisan orang tuanya atau memi-liki hubungan baik dengan pimpi-nan bank tersebut, tapi karena keterpaksaan kena phk dari perusahaan sebelumnya. Karena umur sudah sulit lagi untuk bisa diterima disebuah perusahaan, akhirnya dia membuka usaha konfeksi dengan modal dari uang pesangonnya ketika di phk. Dalam perjalan bisnisnya tidak sedikit pe-

rusahaan “kompetitor” lain yang selalu memusuhinya. Tapi modal ketegaran dia diawal menghantarkan bapak ini semakin matang dalam menghadapi musuh. Bahkan musuh membuat-nya dia semakin profesional dan maju. Dia akan berusaha bagaimana bisnisnya tidak ada cacatnya, Sehingga terbebas dari fitnah – fitnah musuh “kompetitor” nya, bukan hanya itu bahkan se-makin dekat kepada Penciptanya yaitu Allah SWT. Guyonannya ke saya. “pak kalau saya lagi malas bekerja, saya mencari musuh/ la-wan tanding, sehingga memotifa-si saya untuk bekerja keras” weleh weleh..dalam hati saya...luar biasa orang ini..musuh dianggap inspi-rator kesuksesanya...sambil men-dengarkan omongannya, saya mengingat – ingat kisah orang sukses sebagai pembandingnya, memang benar kata bapak ini orang yang kehidupannya me-miliki musuh, kebanyakan sukses. Seperti dahlan iskan yang memilki musuh kemiskinan keluarga masa lalunya dan masyarakat desanya membuat semangat dia untuk terlepas dari musuh itu dengan cara hiudupku, keluargaku jangan sampai miskin sehingga tidak bisa berbuat banyak. Sebagaimana ketika ibu, kakaknya sakit dan me-ninggal muda karena tidak ada biaya untuk berobat.. Ada juga kalau kita perhatikan, maaf saya mengambil orang ini walaupun masih banyak contoh yang lebih baik, namun mungkin orang ini mudah untuk kita kenal karena ke-artisannya, yang dulunya mungkin jarang tampil, tapi setelah gagal dalam rumah tangganya karena pihak ketiga dan akhirnya meni-kahinya , dia semakin produktif, bukan hanya mengarang lagu saja sebagaimana sebelumnya, tapi juga tampil membawakan sair – sair yang dikarangnya. Artis ini memang semakin sukses, itu bisa kita lihat acara pernikahan-nya disiarkan langsung salah satu tv swasta, dengan acara, tempat, konsumsi dan undangan yang luar biasa. Bisa jadi karena sakit

hati (musuh) kegagalan rumah tang-ganya ini, mengantarkan dia semakin semangat untuk membuktikan, bahwa dia bisa menafkahi lebih, sebagaimana orang – orang sukses lainnya. Dia tidak merana menangisi nasib percerainya tapi bangkit dan menatap masa depan-nya dengan karya – karyanya. Dan saya rasa masih banyak kisah pilu kehidupan seseorang yang memiliki (musuh) se-makin sukses bukan sebaliknya.

Sahabat Alquran, sebenarnya Islam mengajarkan kita untuk tegar meng-hadapi musuh atau dalam bahasa agamanya musibah, kesulitan, anca-man dan hal – hal yang menyakitkan lainnya. Rasulullah SAW., sukses karena diantaranya adalah kesabarannya menghadapi musuh – musuh itu, Beliau bukan hanya diolokkan gila, dijauhi, diboikot, bahkan dilempari dan diper-angi. Tapi semua itu dihadapi dengan kesabaran. Bahkan ketika di Toif, saking parahnya warga memusuhi Rasulullah SAW. Malaikat ingin menghancurkan warga itu, tapi Beliau melarang dan bahkan mendoakan dengan do’a yang sangat indah. Yaitu Allahummahdi qoumi fainnahum yaa ya’lamun (Ya Allah berilah hidayah kaumku sesung-guhnya mereka belum faham). Atau seorang motifator Indonesia Mario Teguh membuat tema salah satu cera-mahnya dengan judul “ musuh adalah teman yang belum jadi”. Semoga kita bisa merubah sikap permusuhan kita dengan persabahatan. Kegelapan tidak bisa ditembus dengan kegelapan tapi perlu sinar, cahaya yang meneranginya. Begitu juga permusuhan, kebencian tidak bisa dilawan dengan kebencian, namun hanya bisa dengan cinta dan kasih sayang. Wallahu a’lam.

Page 4: Doa filenya, bukan hanya itu bahkan se-makin dekat kepada Penciptanya yaitu Allah SWT. Guyonannya ke saya. “pak kalau saya lagi malas bekerja, saya mencari musuh/ la-

Kajian UtamaKajian Utama

76 Edisi 83| Oktober 2018 | Muharram - Shafar 1440HEdisi 83| Oktober 2018 | Muharram - Shafar 1440H

Oleh : Rafif Amir(Pimred Majalah DQ)

Seputar Poligami:

Haruskah Menikahi Janda?

Poligami selalu menjadi hal yang hangat diperbincangkan.

Sebagian mendukung, sebagian menentang. Ada yang menganggap poligami merendahkan perempuan, sementara yang lainnya percaya bahwa ia justru mendatangkan kemaslahatan.

Bagaimana sikap umat Islam? Muhammad Rasyid Ridha dalam bukunya Nida’ Li al-Jins al-Lathif mengatakan bahwa hukum asal poligami adalah mubah (boleh). Islam, kata beliau, tidak mewajibkan maupun menganjurkan poligami. Namun tidak pula melarangnya.

Dasar yang dijadikan bolehnya poligami telah kita ketahui bersama, yakni surat

An-Nisa’ ayat 3: “Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bila kamu menikahinya), maka nikahilah wanita-wanita lain yang kamu senangi, dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja atau budak-budak perempuan yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.”

Muhammad Rasyid Ridha menafsirkan kata “berbuat aniaya” sebagai “berbuat serong” atau “selingkuh”. Dengan demikian, lanjut beliau, beristri seorang saja diperuntukkan bagi yang tak khawatir berbuat aniaya. Sementara mereka yang

khawatir berbuat aniaya, boleh melakukan poligami. Inilah letak jalan keluar yang Islam berikan.

Sebuah fakta menarik tentang “jalan keluar” ini dikemukakan oleh Georges Anquetil, sosiolog Prancis pada awal abad ke 20, dalam bukunya yang berjudul La Maitresse Legimitime. Setelah melakukan berbagai kajian, ia menyimpulkan bahwa setidaknya ada 6 keuntungan dari poligami. Satu diantaranya adalah menekan bahkan meniadakan praktek prostitusi. Inilah yang dialami oleh bangsa Mormon dengan budaya poligaminya. Hanya saja, mereka tidak memiliki aturan dan pembatasan jumlah istri yang boleh dinikahi. Sementara Islam

mengajarkan pemeluknya yang ingin berpoligami, maksimal 4 orang saja dalam satu waktu.

Hikmah-hikmah lainnya tentu saja sering kita dengar, namun bukan waktunya membincangkan itu di sini. Biarlah itu menjadi kajian tersendiri di kesempatan yang lain. Cukuplah, sebagai muslim sejati, kita harus mengakui bahwa poligami, diperbolehkan dalam Islam. Tak hanya junjungan kita, Rasulullah SAW yang melakukannya, para Khulafaur Rasyidin mulai Sayyidina Abu Bakar hingga Sayyidina Ali juga berpoligami.

Poligami, dengan Gadis atau Janda?

Inilah sesungguhnya yang ingin kita bincangkan. Jika poligami diperbolehkan, haruskah istri kedua, ketiga, dan keempat berstatus janda?

Sebab kemudian muncul kasak-kusuk, lelaki yang ingin menikah lagi pastilah karena memperturutkan syahwatnya. Kalau memang tidak, cobalah dia diuji, diminta menikahi janda tua yang fisiknya sudah tak menarik lagi.

“Kalau memang mau meniru Rasulullah, nikahilah janda. Sekalian yang banyak anaknya. Itu lebih utama.”

Kalau memang demikian, pastilah para sahabat berlomba-lomba menikahi janda dan sama sekali tak melirik gadis perawan. Tetapi kenyataannya, kita tahu bahwa Umar bin Khattab menikahi putri Ali bin Abi Thalib yang masih gadis. Ummu Kultsum namanya.

Usman bin Affan menikahi Nailah yang saat itu masih berusia 18 tahun. Nailah cantik, berbadan tinggi, dan berkulit putih, sementara

Khalifah Usman saat itu tak lagi muda.

Di hari pertama setelah pernikahan, Usman berkata pada Nailah, “Aku telah jauh melampaui ketuaanku.” Beliau khawatir Nailah tak menyukainya. Tetapi jawaban dari Nailah sungguh mengejutkan. Ia berkata sembari tersenyum, “Masa mudamu telah kau habiskan bersama Rasulullah SAW dan itu jauh lebih aku sukai dari segala-galanya.”

Allahu Akbar! Siapa bilang cinta tak dapat tumbuh karena perbedaan rentang usia yang menjulang. Kisah cinta Nailah dan Usman membawa keduanya pada kisah indah hingga akhir khayat khalifah ketiga itu.

Apakah kita berani menuduh dua sahabat terbaik Rasulullah SAW itu mementingkan syahwatnya dan meninggalkan keutamaan, jika memang menikahi janda lebih utama?

Sebenarnya saya ingin menyudahi polemik ini, namun marilah kita berpikir lebih jernih. Apakah sebenarnya tujuan dari pernikahan? Goethe, filsuf dan penyair Jerman mengatakan, “Pernikahan adalah awal dan puncak semua peradaban.” Sementara menurut Ibnu Al-Jauzi dalam kitabnya Shaid Al-Khatir, “Seseorang yang menikah karena ingin memperoleh anak, itulah puncak ibadah.” Tak lain, salah satu tujuan pernikahan yang paling mulia adalah memperbanyak keturunan. Ini juga berlaku dalam praktik poligami.

“Nikahilah wanita yang sangat penyayang dan yang mudah beranak banyak (subur) karena aku akan berbangga dengan kalian di

Page 5: Doa filenya, bukan hanya itu bahkan se-makin dekat kepada Penciptanya yaitu Allah SWT. Guyonannya ke saya. “pak kalau saya lagi malas bekerja, saya mencari musuh/ la-

PengusahaKajian Utama

98 Edisi 83| Oktober 2018 | Muharram - Shafar 1440HEdisi 83| Oktober 2018 | Muharram - Shafar 1440H

Imam Sugiri:Modal Utamanya adalah Kepercayaan

Andai saja H. Imam Sugiri, ST. MM tetap saja bertahan di tanah

kelahirannya, Tulangan Sidoarjo, bisa jadi nasibnya tak relatif berhasil seperti sekarang ini: pengusaha konstruksi dan Ketua Kadin (Kamar Dagang dan Industri Indonesia) Kabupaten Sidoarjo.

Didorong keinginan untuk bangkit merantaulah Imam Sugiri ke Surabaya. Sebab secara ekonomi, kehidupan orang tua Sugiri pas-pasan. Untuk menunjang ekonomi keluarga sehari-hari, ibundanya, Hj. Salamah binti Sahid, berjualan roti di pasar Tulangan.

Tahun 1983 sempat kuliah di Universitas Muhammadiyah Malang. Menimba ilmu di sana ternyata tak membuat Imam Sugiri bertahan lama, sebab tujuan utama kuliah di sana sebenarnya juga ingin sambil bekerja. Ternyata, Malang tak menjanjikan untuk bisa kuliah sambil

mencari penghasilan. Setahun kemudian hijrah ke Surabaya, dengan maksud sama, kuliah sambil kerja, namun sama saja. Lamaran demi lamaran dilayangkan satupun tak membuahkan hasil.

Merasa mungkin tak pantas jadi pekerja, mulailah ia membuka usaha. Jadi sales buku, keliling Surabaya Sidoarjo, sebelum akhirnya jualan kalender, kop surat, amplop dan segala jenis cetakan kecil lainnya. Kegigihan usahanya pun membuahkan hasil hingga ia berhasil membeli mesin cetak hand-press yang waktu itu seharga Rp 400 ribu. Relasi bisnis jaringan pemda pun dimulai di sini. Naluri bisnis Imam Sugiri makin terasah,

ketika pada tahun 1986 ia mulai juga terjun

ke dunia usaha alat pesta, sewa terop dan sound-system.

Meski kuliah belum lulus, namun merasa sudah bisa

mandiri dan tabungan

juga sudah cukup,

tepatnya pada tanggal 17

Agustus 1991, Sugiri mempersunting Martini, SPd yang kelak kemudian memberinya 4 putra: Amirotul Mujahidah Muslimah, Rohimatus Syahadah Muslimah, Siti Aisyah (almarhum) dan Fari’ Dhiya’ Muhyiyuddin.

Tak lama berselang, lulus kuliah, ia memantapkan diri menekuni dunia konstruksi. Lewat CV. Tulang Mas Kontraktor ia mulai mengepakkan sayap usahanya. Tak mudah memang memulai usaha, apalagi itu bidang konstruksi. Pertama kali mendapat pekerjaan, CV Tulang Mas memperoleh proyek pertama senilai Rp 45 juta. Sebuah proyek yang kelak membawa berkah proyek-proyek selanjutnya. Untuk mengembangkan kiprah bisnisnya ia juga mendirikan CV. Tiga Anugerah Utama dan PT. Yang Andalan Utama.

Bagi Sugiri hal yang sangat prinsip dalam bisnis adalah kepercayaan. Kepercayaan menjadi sumber bisnis yang tak terelakkan. “Siapapun orangnya, pasti hanya mau bekerjasama dengan orang yang dipercaya. Agar aman, pemberi proyek hanya akan mengajak kerjasama siapa saja yang layak dipercaya,” begitu Imam Sugiri, yang baru-baru ini sukses menulis dan melaunching buku “Bloko Suto”, sebuah catatan biografi Bupati Sidoarjo H. Syaiful Ilah. (*)

hadapan para nabi pada hari kiamat,” kata Rasulullah SAW sebagaimana hadis yang diriwayatkan Ibnu Hibban.

Kriteria “penyanyang” dan “subur” lebih banyak kiranya dimiliki gadis. Seorang gadis yang belum pernah menikah, hatinya tertambat sepenuhnya pada sang suami. Sementara janda, besar kemungkinan masih sering terkenang akan kebaikan suami sebelumnya. Meski mungkin dalam beberapa kasus tak sepenuhnya demikian.

Dalam hadis lain Rasulullah SAW bersabda, “(Nikahilah) gadis-gadis, sesungguhnya mereka lebih manis tutur katanya, lebih banyak keturunannya, dan lebih menerima dengan sedikit (qana’ah).” (HR. Ibnu Majah)

Secara umum, jelaslah mana yang lebih utama. Hadis-hadis tersebut tak ada pengkhususan untuk istri pertama. Sehingga tak bisa kita berdalih, “Itu tak berlaku bagi yang mau poligami!”

Percayalah, selalu ada hikmah di balik anjuran. Jika poligami diperbolehkan, pasti di dalamnya terkandung kemaslahatan. Jika gadis lebih diutamakan, pasti ada hikmahnya pula. Ibnu Al-Jauzi berusaha membedahnya. Dalam Shaid Al-Khatir beliau menulis, “Tujuan utama pernikahan (lahirnya keturunan) diperkuat tujuan lain, yakni mengeluarkan hingga habis air mani yang akan menimbulkan bahaya bila ia ditahan dalam waktu yang lama.”

“Air mani yang tertahan,” lanjut beliau, “akan melahirkan berbagai macam penyakit, menimbulkan beraneka pikiran negatif, dan gangguan lainnya. Namun terkadang ada orang normal yang telah mengeluarkan air maninya

namun tetap merasa tak nyaman. Seperti orang makan yang tak pernah kenyang.”

Setelah beliau (Ibnu Al-Jauzi) mencari tahu penyebabnya, ternyata karena perempuan yang menjadi objeknya kurang menarik, sehingga air mani tak dapat keluar sepenuhnya. Berbeda jika perempuan tersebut disenangi, jumlah air mani yang keluar bisa lebih banyak. Perbandingan tersebut juga berlaku, menurut beliau, jika perempuan tersebut perawan atu tidak perawan.

Lalu, Salahkah Menikahi Janda?

Namun demikian, menurut Syaikh Utsaimin, pada kondisi tertentu, menikahi janda ada kalanya lebih baik. Seperti Jabir RA yang datang menghadap Rasulullah SAW dan mengatakan ingin menikahi janda, dengan alasan jika ia menikahi gadis akan menjadi sebaya dengan saudara-saudaranya. Ia ingin wanita yang lebih tua, yang dapat mengurus dan membimbing saudara-saudara perempuannya. Rasulullah membenarkan Jabir dan mendoakannya.

Dalam konteks saat ini, apa yang dialami Jabir mungkin saja terjadi. Seseorang menikahi janda karena ingin menolong anak-anaknya, misalnya. Atau karena ingin mengangkat derajatnya dalam masyarakat. Atau tujuan-tujuan mulia lain yang melatarbelakanginya. Bukankah sering juga kita lihat realita yang terjadi dalam masyarakat, seorang lelaki yang memilih janda sebagai istri keduanya. Sebut saja Aa Gym, ulama yang sempat disorot habis-habisan oleh media karena pernikahan keduanya. Beliau menikahi Afarini Eridani, janda beranak 3. Entah apa

yang menjadi pertimbangan beliau, beliaulah yang lebih tahu.

Hal itu sah-sah saja. semua kembali pada niat masing-masing. Apa tujuan ia berpoligami, apa yang ia harapkan. Yang terpenting, poligami seharusnya menjadi sarana memperbanyak kebaikan bukan justru menjadi sumber keburukan. Naudzubillah.

Pertimbangan lain barangkali juga karena statistik yang cukup mengejutkan tentang jumlah janda di Indonesia. Data di Pengadilan Agama Sidoarjo saja menyebutkan ada 5.000 kasus perceraian sepanjang tahun 2017. Artinya setiap tahun ada 5.000 yang menjadi janda, belum lagi kalau ditambah janda karena ditinggal mati suami. Jika mereka kaya alhamdulillah, namun jika sebaliknya, siapa yang akan membiayai hidup mereka?

Pernyataan tersebut kadang menggelitik juga, ketika dijawab, “Menyantuni kan tidak harus dengan menikahi.” Atau jawaban lain, “Mereka lebih kokoh dan mandiri karena sudah pengalaman menjadi istri dan ibu bagi anak-anaknya. Lagi pula, mereka masih bisa hidup damai di tengah-tengah masyarakat.”

Memang, secara psikologis, status janda di masyarakat lebih bisa dimaklumi jika dibandingkan dengan status “perawan tua”. Status terakhir ini terdengar lebih mengerikan, karena seringkali mendapatkan cibiran dan gunjingan tak sedap dalam masyarakat. Dan jumlahnya, tak bisa juga dibilang sedikit.

Tetapi lagi-lagi, semua kembali pada niat dan tujuan masing-masing: untuk apa berpoligami?

Page 6: Doa filenya, bukan hanya itu bahkan se-makin dekat kepada Penciptanya yaitu Allah SWT. Guyonannya ke saya. “pak kalau saya lagi malas bekerja, saya mencari musuh/ la-

TafsirTafsir

1110 Edisi 83| Oktober 2018 | Muharram - Shafar 1440HEdisi 83| Oktober 2018 | Muharram - Shafar 1440H

Oleh : Didik Suhartono, Lc(Guru Ponpes Tahfizh Alquran

Darul Fikri Sidoarjo )Ketauhidan Allah Ta’ala

Pujian bagi Allah Ta’ala yang telah memberikan segala nikmatnya kepada

kita semuanya baik nikmat lahiriya atau nikmat batiniah, yang dengan itu semuanya kita masih dalam kondisi beriman kepada Allah Ta’ala.

Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada suri tauladan kita, baginda agung Rosulullah sholallahu ‘alaihi wassalam, dan moga tercurahkan kepada keluarga beliau, sahabat beliau, para tabi’in, taabiut tabi’in, serta umatnya yang istiqomah dijalan dakwahnya. Aamiin ya Robbal ‘alamin.

Sahabat Al-Quran yang dirahmati Allah Azza wa Jalla, Setelah Allah Ta’ala menjelaskan ayat sebelumnya tentang ketauhidan Allah Ta’ala, penghambaan hanya

kepadaNYA saja, serta pemberian nikmat Allah Azza wa Jalla kepada kita semuanya, di ayat ini yaitu ayat 23-24 dari surat Al-Baqoroh dijelaskan tentang penetapan Nabi Muhammad sebagai rosul yang diutus Allah untuk menyampaikan risalah ilahi kepada seluruh umat manusia dengan jalan membawah wahyu petunjuk yaitu Alquran, Yang dimana ketika mereka ragu maka datangkanlah semisal walaupun satu ayat saja jika meraka orang yang benar, maka ketika kalian tidak mampu maka bertaqwalah kepada Allah Ta’ala dari siksa api neraka , berimanlah dengan wahyu yang diturun kepada Rosulullah.

Sahabat Al-Quran yang dirahmati Allah Azza wa Jalla beberapa poin yang bisa kita

ambil dari ayat diatas adalah :

1. Ayat ini menyatakan kebenaran akan kerosulan Nabi Muhammad solallahu ‘alahi wassalam.

2. Ayat ini memperlihatkan salah satu cirri karakter manusia, manusia itu adalah makhluk yang lemah lagi tidak berkuasa ditegaskan dalam Al-Quran

“Karena manusia diciptakan (bersifat) lemah.” (QS.An-Nisa’:28)

diayat yang lain berkata Allah Ta’ala :

“Allah-lah yang Menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia Menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban.” (QS.Ar-Rum:54)

3. Ayat diatas mengisyaratkan kepada kita / mengajarkan kepada kita bagaimana kita berlepas atau berlindung dari neraka, caranya bagaimana? Dengan selalu beriman kepada Allah Ta’ala dan terus beramal sholeh seperti disebutkan dalam sebuah hadis shohih . Bertaqwalah kepada allah walaupun dengan secuil kurma.

4. Pada ayat diatas juga menunjukan akan kemu’jizatan Al-Quran baik lafadz atau maknanya, Al-Quran adalah

“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan

tentang Al-Qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami

(Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Qur’an itu

dan ajaklah penolong-penolongmu selain

Allah, jika kamu orang-orang yang benar.

Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya)

- dan pasti kamu tidak akan dapat

membuat(nya), peliharalah dirimu dari

neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan

bagi orang-orang kafir.”

(QS.Al-Baqarah : 23 - 24)

Kalamullah yang siapa saja yang ingin mengambil manfaat darinya maka merekalah orang-orang yang beruntung, beruntung di dunia dan di akhirat, disebutkan dalam sebuah hadist, Al-Quran akan menjadi syafaat bagi sahabatnya, sahabat yang selalu bersama, bersama untuk membacanya, mentadaburinya, bersama untuk mengamalkan isi kandungnya, Rosulullah bersabda :

Abu Umamah al-Bahili ra berkata :Aku mendengar Rasulullah saw bersabda :Bacalah Al-Qur’an karena ia akan memberikan syafaat kepada para “sahabatnya”.

Bahkan jalan pintas untuk bisa mendapatkan pahala yang banyak adalah dengan membaca Al-Quran, karena pahalanya dihitung setiap hurufnya.

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf

Wallahu a’lam bishshowwab

Sumber referensi

a. TafsirAisaruttafasir karangan Abu Bakar Al Jazairi

b. Tafsir Al-Qur’anul Adzim karangan Syaikh Al-Imam Ibnu Katsir

Page 7: Doa filenya, bukan hanya itu bahkan se-makin dekat kepada Penciptanya yaitu Allah SWT. Guyonannya ke saya. “pak kalau saya lagi malas bekerja, saya mencari musuh/ la-

TuladanTauladan

1312 Edisi 83| Oktober 2018 | Muharram - Shafar 1440HEdisi 83| Oktober 2018 | Muharram - Shafar 1440H

Nasya Farah Husniyah:

Semoga Bisa Membawa

Syafaat bagi Keluarga

Tidak salah bagi Nasya Farah Husniyah, atau yang akrab dipanggil Niyah,

memilih sekolah di SMP Islam Terpadu (SMIP-IT) Darul Fikri Sidoarjo 5 tahun yang lalu. Sebab hafalan 2 juz Al Qur’annya ketika masih SD mendapat kemudahan di sini hingga ia bisa hafal 30 juz. Sekarang Niyah duduk di MA-IT Darul Fikri kelas X-IPA.

Ya... Niyah pun bersyukur bisa menunaikan

keinginannya dulu untuk bisa hafal 30 juz. Niyah yang kelahiran Mojokerto 26 Oktober 2002 tersebut ketika menimba ilmu di SDIT Permata Mojokerto bisa menghafal 2 juz, tepatnya juz 29 dan 30. Sebuah prestasi yang sungguh membanggakan bagi siswa seusia dan setingkat tersebut.

Beruntung, sang ayah dan bundanya kemudian melanjutkan studi putrinya ke

SMIP-IT Darul Fikri, sebuah lembaga pendidikan modern, memadukan kekuatan prestasi akademik, karakter (akhlak dan life skill) dan hafalan Al Qur’an. Selama 3 tahun menimba ilmu di sekolah yang berada di bawah naungan Pondok Pesantren Tahfizh Alquran Darul Fikri Sidoarjo ini alhamdulillah prestasi hafalan Al Qur’an Niyah melaju pesat.

SMP-IT Darul Fikri Sidoarjo

memang lahir untuk mewujudkan mimpi dan cita-cita besar, membangun kembali kejayaan Islam yang ditandani lahirnya ulama multi disiplin ilmu, hafal Alquran, ahli tafsir dan fiqih sekaligus ahli di bidang astronomi, kedokteran, teknologi, matematika dan sebagainya seperti Al Battani, Al Khowarizmi, Al Mawardi, Al Faraby, dan lain-lain. Lembaga ini mengembangkan boarding school berbasis Al Qur’an yang mengutamakan mutu dan menyiapkan lulusan penghafal Al Qur’an yang mampu melanjutkan pendidikan di sekolah terbaik di dalam

dan luar negeri.

Ikut Program Tahassus

“Alhamdulillah terutama pas saya kelas 8, saya masuk program tahassus, mulai fokus pada hafalan, karena memang ngejar targetnya banyak,” begitu ujar Niyah tentang kegigihannya menghafal Al Qur’an di tengah rutinitasnya sekolah. Hafalannya yang 2 juz ketika SD diulang kembali pas masuk di SMP-IT Darul Fikri, dan ini menjadi pendorong semangat Niyah untuk menunaikan keinginannya hafal 30 juz. Menjelang kelas 8 itu, bagi siswa yang sudah hafal 4 juz diikutkan program tahassus, dan alhamdulillah Niyah termasuk yang berkesempatan mengikutinya.

Tentu saja perjuangan menghafal Al Qur’an hingga 30 juz tersebut tidak mudah. Meskipun dorongan dan usaha sudah kuat, namun kadang ada saja godaan. Apa itu? “Ngantuk, ngobrol dan gak mood,” tambah Niyah yang hobi membaca tersebut.

Bila pas menghafal mengantuk, maka ia langsung berwudhu, bila juga masih mengantuk, Niyah menghafal sambil berdiri. Agar konsisten menghafal, Niyah pun sebisa mungkin mengobrol dengan rekan sekelasnya, apalagi untuk sesuatu yang tidak terlalu perlu. “Namun bila tidak mood datang, saya biasakan untuk tilawah. Tilawah itu salah satu cara untuk menghilangkan rasa malas.” Dengan rata-rata hafalan 2 lembar per hari, alhamdulillah semasa di SMP-IT itu Niyah sudah berhasil menunaikan keinginannya hafal 30 juz.

Sekarang, ketika kelas X MA-IT Darul Fikri, Niyah tinggal mengulang-ulang dan memperlancar hafalan Al Qur’annya. Bersyukur dengan telah menghafal 30 juz Al Qur’an tersebut Niyah mengaku memperoleh banyak hikmah, di antaranya bila ada pelajaran yang susah ternyata dimudahkan memahaminya.

Yang pasti dengan ditunaikan keinginannya itu Niyah berharap bisa membahagiakan ayah bundanya yang telah membukakan jalan bagi dirinya. Sang ayah mengabdi di Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya sedangkan sang bunda mengabdi sebagai perawat di Rumah Sakit Gatoel Mojokerto.

“Semoga di akhirat nanti bisa membawa kebaikan, utamanya bagi kedua orangtua dan bisa membawa syafaat bagi keluarga,” ujar Niyah. Kelak ketika sudah menyelesaikan studinya, Niyah berkeinginan menjadi dosen bidang ilmu pengetahuan tanpa harus meninggalkan kegiatan dakwah dan hafalan Al Qur’annya. (*)

Page 8: Doa filenya, bukan hanya itu bahkan se-makin dekat kepada Penciptanya yaitu Allah SWT. Guyonannya ke saya. “pak kalau saya lagi malas bekerja, saya mencari musuh/ la-

Oleh : Agung Cahyadi, Lc, MA(Anggota Dewan Pembina Yayasan

Pondok Pesantren Darul Fikri)

Oleh : Ust. Ahmad Habibul Muiz, Lc

Klinik SyariahKlinik Zakat

1514 Edisi 83| Oktober 2018 | Muharram - Shafar 1440HEdisi 83| Oktober 2018 | Muharram - Shafar 1440H

Manakah yang Utama: Infaq untuk Anak Yatim,

Anak Piatu, dan Tetangga yang Tua?

Saya mau tanya. Jika ayah saya ingin memberikan sedekah dan hanya bisa diberikan kepada satu orang, lebih

diutamakan mana pemberian infaq tersebut kepada anak yatim, anak piatu, dan tetangga yang sudah tua (tidak bekerja)? Dan bila keluarga masih membutuhkan apa tidak apa-apa tetap memberikan infaq tersebut ke orang lain?

Terimakasih, Dessy (Surabaya )

Jawaban:

Ketika kebutuhan pokok sudah terpenuhi dan ada sisa dari harta, maka kewajiban kita adalah menutup kebutuhan tetangga. Ketika harta sedekah itu tidak banyak, yang hanya bisa untuk menutup kebutuhan pokok seorang saja, maka tetangga terdekatlah yang harus diprioritaskan, sebab untuk kebutuhan anak yatim itu biasanya lebih mudah untuk dicarikan.

Demikin, semoga Allah berkenan untuk memberikan kemudahan, taufiq dan ridha-Nya

Wallahu a'lam bishawwab.

Menolong Yatim dengan

Menikahi Janda

Assalamu'alaikum ust. Mau tanya jika seorang laki laki yg sdh beristri belum punya

anak, dan ia ingin menanggung anak yatim dengan menikahi ibunya. Bagaimana mendudukkan perihal tersebut secara benar, ustadz?

Syukron ust. Rudy, Sidoarjo

Jawaban.

Kehidupan sosial dalam pandangan Islam pada dasarnya dibangun diatas dasar saling ta'awun (tolong menolong )

Artinya: dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. (Qs Al maidah : 2)

Memelihara anak yatim adalah suatu amal yang sangat mulia bahkan Nabi Saw menjanjikan bagi siapa yang memelihara anak-anak yatim akan berada di surga dan berdekatan dengan Nabi Saw

Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu berkata, telah bersabda Rosulullah Shallallahu alaihi wa

sallam,

“Pemelihara anak yatim, baik dari kerabatnya atau orang lain, aku dan dia (kedudukannya) seperti dua jari ini di surga nanti.” Dan perawi, yaitu Malik bin Anas berisyarat dengan jari telunjuk dan jari tengahnya”. [HR Muslim: 2983 dan Ahmad: II/ 375

Jika seseorang berkeinginan memelihara anak yatim sekaligus dan menikahi ibunya pada dasarnya adalah perbuatan yang diperbolehkan (setelah sang ibu melampaui masa iddahnya)

“Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah, “Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, …”. [QS al-Baqarah/ 2: 215].

Karena laki-laki yang mau menikahi ibu dari anak yatim tersebut telah beristri berarti laki-laki tersebut akan berpoligami.

Poligami sendiri adalah perbuatan yang dihalalkan oleh Islam dengan ketentuan yang telah diatur dalam Islam

Hendaknya rencana poligami dengan menikahi ibu dari anak yatim tersebut

telah dipertimbangkan dengan masak-masak dan dengan langkah-langkah yang penuh hikmah untuk suatu kemaslahatan serta tidak merusak keberadaan rumah tangga yang sudah di bangun dengan istri pertamanya.

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin”. [QS al-Baqarah/ 2:177].

Jika semua langkah telah dilalui dengan baik dan benar serta bermartabat insyaAllah kemaslahatan dan keberkahan akan melimpah kepada semuanya.

Wa Allahu a'lam bish showab

Page 9: Doa filenya, bukan hanya itu bahkan se-makin dekat kepada Penciptanya yaitu Allah SWT. Guyonannya ke saya. “pak kalau saya lagi malas bekerja, saya mencari musuh/ la-

Jasmaniyah

16 Edisi 83| Oktober 2018 | Muharram - Shafar 1440H

Hijrah

17Edisi 83| Oktober 2018 | Muharram - Shafar 1440H

Penampilan Irwansyah Kini Lebih Religius

Banyak artis Tanah Air yang memutuskan untuk hijrah dan memperdalam ilmu agama. Tak

terkecuali Irwansyah yang beberapa tahun belakangan terlihat berbeda, begitupun soal penampilannya.

Irwansyah sudah tak lagi aktif di dunia hiburan, Ia lebih memilih untuk fokus pada keluarga, memperdalam iman, dan juga berbisnis. Irwansyah memang dalam beberapa tahun ke belakang terlihat beda, di mana Ia jadi sangat religius.

Jika dulu nongkrongnya sama temen-temen syuting, sekarang Irwansyah lebih suka menjalani kajian dengan pengemuka agama. Meski begitu, bukan berarti Irwansyah menjauhkan diri dari teman-teman artis kok. Hubungan mereka baik-baik saja.

Irwansyah pun kini sedikit mengubah penampilannya dengan memelihara jenggot tipis di dagunya. Bisa jadi doi terinspirasi Teuku Wisnu yang lebih dulu memelihara jenggot tebal.

Sumber: Kapanlagi.com

Baru - baru ini di medsos tersebar video kasus kecelakaan di mana

rahang bawah seorang anak SD tertancap di pagar rumah. Nah apa yang akan Anda lakukan bila hal serupa terjadi di hadapan Anda. Panik ? Ngeri? Dan tentunya bila tidak Anda lakukan pertolongan dengan segera, dengan cara yang tepat maka hal ini akan mengakibatkan kecacatan bahkan kematian.

Penanganan Awal kasus gawat darurat sangat menentukan keberlangsungan hidup korban. Salah satunya adalah bagaimana menangani luka berdarah. Tentunya kita semua pernah mengalaminya, entah tergores pisau, terkena pecahan kaca atau bahkan kecelakaan. Apa yang harus segera kita lakukan bila terkena cedera dengan luka berdarah

Langkah yang paling penting adalah HENTIKAN PERDARAHAN.• Angkat/ Atur bagian

yang terluka agar lebih tinggi dari jantung

• Tekan kuat luka dengan tangan, sapu tangan atau kain bersih yang dilipat agak tebal. Dengan menekan luka, perdarahan perlahan akan berhenti. Balut/ bebat tekan pada luka dengan mengikat lipatan kain tersebut, tepat di atas luka. Jangan membuka ikatan untuk

mengetahui apakah luka sudah berhenti, karena akan mengakibatkan perdarahan semakin banyak.

• Bila darah masih banyak keluar, jangan melepas ikatan luka yang sudah ada, tetapi tambahkan lipatan kain yang agak tebal di atas luka, lalu ikat kembali.

• Jangan mengikat pangkal bagian tubuh yang luka dengan sangat erat ( tourniquet) walau tujuannya menghentikan perdarahan. Karena hal ini justru akan merusak/ mematikan jaringan yang terluka karena tidak mendapatkan suplay darah.

• Buang benda asing yang mudah diambil tapi jangan cabut apapun yang tertancap dalam. Karena benda tersebut berfungsi menahan (tampon) agar tidak terjadi perdarahan yang lebih hebat.

• Bila ada bagian tubuh yang terputus, bungkus dengan plastik bersih, letakkan dalam plastik yang diberi es batu.

• Bila luka kecil, setelah perdarahan berhenti, maka Anda bisa melakukan perawatan sendiri di rumah dengan mencuci luka dengan larutan antiseptic lalu diplester. Tapi bila lukanya besar ( >1,5 cm), maka sebaiknya segera dibawa ke IGD untuk dilakukan perawatan luka.

Cedera dengan luka berdarah yang terjadi, bila penanganan awal tidak dilakukan dengan benar dapat mengakibatkan kehilangan banyak darah dan resiko infeksi yang lebih besar. Maka dari itu sangat penting bagi Anda untuk melakukan pertolongan dengan tepat untuk menyelamatkan nyawa dan terhindar dari kecacatan.

Pertolongan Pertama pada Kecelakaan

Dr. KURNIA WIDIASTRIRSIA Cempaka Putih Permata

Alamat : Jln. Jambangan Kebon Agung No. 8 Jambangan Surabaya Telp. 031 8282350

Page 10: Doa filenya, bukan hanya itu bahkan se-makin dekat kepada Penciptanya yaitu Allah SWT. Guyonannya ke saya. “pak kalau saya lagi malas bekerja, saya mencari musuh/ la-

Melipat

18 Edisi 83| Oktober 2018 | Muharram - Shafar 1440H

Menggambar

19Edisi 83| Oktober 2018 | Muharram - Shafar 1440H

Menggambar Kambing

Page 11: Doa filenya, bukan hanya itu bahkan se-makin dekat kepada Penciptanya yaitu Allah SWT. Guyonannya ke saya. “pak kalau saya lagi malas bekerja, saya mencari musuh/ la-

!0 Perbedaan

21Edisi 83| Oktober 2018 | Muharram - Shafar 1440H

Yuk Temukan 10 Perbedaan dari 2 gambar dibawah

PEtualangan si DeQi

20 Edisi 83| Oktober 2018 | Muharram - Shafar 1440H

Oleh : Tasha

Page 12: Doa filenya, bukan hanya itu bahkan se-makin dekat kepada Penciptanya yaitu Allah SWT. Guyonannya ke saya. “pak kalau saya lagi malas bekerja, saya mencari musuh/ la-

Kisah Anak

22 Edisi 83| Oktober 2018 | Muharram - Shafar 1440H

Seorang Anak Lelaki dan Pohon Apel

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang

bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.

Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih.

“Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu.

"Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi," jawab anak lelaki itu. "Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya."

Pohon apel itu menyahut, "Maaf aku pun tak punya uang... tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu."

Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih. Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang. "Ayo

bermain-main denganku lagi," kata pohon apel.

"Aku tak punya waktu," jawab anak lelaki itu. "Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?"

"Maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu," kata pohon apel. Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya. "Ayo bermain-main lagi deganku," kata pohon apel.

"Aku sedih," kata anak lelaki itu. "Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?"

"Maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah." Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian. "Maaf anakku," kata pohon apel itu. "Aku sudah tak memiliki buah apel lagi

untukmu. Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat," kata pohon apel.

"Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini," kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.

"Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang," kata anak lelaki. "Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu."

"Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang."

Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air mata.

Ini adalah cerita tentang kita semua. Pohon apel itu adalah orang tua kita. Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.

Page 13: Doa filenya, bukan hanya itu bahkan se-makin dekat kepada Penciptanya yaitu Allah SWT. Guyonannya ke saya. “pak kalau saya lagi malas bekerja, saya mencari musuh/ la-

Oleh: Suhadi Fadjaray(Founder GROWin Training & Motivation)

Anak KitaAnak Kita

2524 Edisi 83| Oktober 2018 | Muharram - Shafar 1440HEdisi 83| Oktober 2018 | Muharram - Shafar 1440H

Ayah Tegas

dan Pemaaf

Musuh dalam selimut. Tak mudah menghadapi jenis musuh seperti itu. Banyak kisah tentang kerajaan, korporasi. Ataupun organisasi, yang pada akhirnya runtuh karena ada kekisruhan internal. Runtuh bukan karena diserang musuh, tetapi runtuh karena kisruh yang ewuh pakewuh. Menghadapi musuh dari luar memudahkan kita bersikap, karena jelas garis batasnya. Musuh di sana, kita sini, bila perang akan bertemu di suatu arena untuk berhadap-hadapan beradu nyali, beradu strategi, beradu kualitas diri. Sebaliknya, menghadapi “musuh tercinta” bukan persoalan mudah, kita bisa salah tingkah. Tak tega menyerang, tetapi tak tahan jika diserang.

Ternyata potensi munculnya musuh tercinta itu tidak hanya dalam organisasi, tetapi juga dalam institusi keluarga inti. Untungnya, Allah yang Maha Penyayang sudah memberikan peringatan sejak dini agar kita para ayah, bisa bersikap menghindari kondisi yang menjeri-jeri hati: anak istri menjadi musuh. “... Sesungguhnya di antara pasangan-pasangan hidupmu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu...”

“Maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka...” Inilah sikap yang semestinya kita miliki: berhati-hatilah, jangan sembrono, tidak mudah gegabah. Sebab, kesembronoan dalam pengasuhan bisa menyebabkan kehancuran, luluh lantaknya sebuah keluarga. Sejumlah data di sekitar kita sudah membuktikan fenomena ini. Saya yakin ayah tak terlalu

sulit menemukan contoh di sekitar lingkungan kita.

Kok bisa anak menjadi musuh? Bisa saja anak itu menjadi musuh karena kita yang salah. Salah apa ayah? Salah asuh! Ibnu Katsir dalam sebuah kitab tafsir menjelaskan bahwa anak istri juga punya potensi menjadi musuh, yakni menjadikan suami atau ayah lalai, abai, dari berbuat amal shalih. Dikutipnya kalam Allah untuk menasihati kita.

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta dan anak-anakmu melalaikanmu dari mengingat Allah. Dan barangsiapa yang melakukan hal tersebut, maka itulah orang-orang yang merugi.” (QS. Al-Munaafiquun: 9)

Maka, rumusannya menjadi sederhana. Jika rasa cinta kita pada anak-anak yang terlahir dari rahim istri tercinta itu membuat kita lalai dan abai pada Allah, maka sejak saat itulah anak kita berubah menjadi musuh. Jika rengekannya membuat kita malas berangkat beribadah, permintaan-permintaannya membuat kita tega berculas-culas dalam bekerja, peluk hangatnya membuat ayah terus terpekuk mendengkur abai pada panggilan subuh yang luhur, itulah musuh dalam selimut yang nyata. “Maka berhati-hatilah pada mereka,” begitu pinta Allah, agar kita bersikap.

Berhati-hatilah dalam mendidik. Sebab anak yang tak terdidik, tak bisa menjadi asupan yang memotivasi, malah menjadi duri bagi lapangnya jalan kebaikan. Sepenuh ilmu, sebegerlimang sayang, senyala cinta dalam mengasuh agar anak-anak

menjadi pribadi yang patuh, jiwanya terbasuh, hatinya teguh berlabuh pada Allah dan Rasulullah. Semoga Allah Membimbing kita para ayah.

Ada perintah, ada larangan. Dua hal ini membutuhkan ketegasan ayah. Jika ada anak yang tak peduli perintah, tak peduli larangan agama, tanda dalam pengasuhan, ayah tak tegas karena tak tega. Dalam balutan cinta dibutuhkan ketegasan. Tanpa ketegasan ayah, anak tak akan bisa belajar tentang batasan-batasan. Sungguh ayah, ini bukan persoalan yang mudah. Semestinya, semua para ayah, terlebih penulis risalah ini, berharap akan pertolongan Allah.

Tegas agar anak bisa bergegas, tak bermalas-malas, apalagi berlepas-lepas di jalan kebaikan. Namun, tegas bukan berarti

buas dalam menebas. Anak yang ternyata menjadi penghambat, tak bisa serta merta dilaknat. Sebab, ada kalimat yang semestinya dijadikan sandaran kuat: “Jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni mereka, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Memainkan peran tegas-pemaaf, melalui keberhati-hatian dalam mengasuh, agar anak tak menjadi musuh merupakan peran mulia ayah penyejuk jiwa. Jika anak-anak kita tumbuh dengan baik dan menyenangkan hati orangtua, maka itu adalah sebuah ujian tentang bagaimana orangtua bersyukur. Jika anak-anak kita tumbuh dengan beberapa kekurangan dan menyusahkan orangtua, maka itu adalah ujian tentang bagaimana orangtua bersabar.

Duhai ayah, sesering apa engkau mensyukuri keberadaan anak-anakmu? Adakah rasa syukur itu terdengar telinga anak-anakmu sehingga mereka merasa nyaman diterima keberadaannya di tengah keluarga. Setegas dan sepemaaf apa engkau mengasuh mereka agar tak ada di antara mereka yang menjadi musuh. Seberapa lebar jangkauan rasa sabar yang engkau tebar agar anak-anak terpikat dengan mata berbinar berada di jalan yang benar ?

Ya Allah, tolonglah kami, bimbinglah kami agar diri ini, juga anak istri, mudah bertaat-taat, berjauh-jauh dari maksiat.

“Maka hdapkanlah wajahmu dengan LURUS kepada agama Allah.” (QS Ar Rum [30]:30)

“Hai orang-orang yang beriman, s e s u n g g u h -

nya di antara pa-sangan-pasangan hidupmu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka ber-hati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu me-maafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mer-eka) maka sesung-guhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. At-Taghaabun [64]:14)

Page 14: Doa filenya, bukan hanya itu bahkan se-makin dekat kepada Penciptanya yaitu Allah SWT. Guyonannya ke saya. “pak kalau saya lagi malas bekerja, saya mencari musuh/ la-

LifeStyle

26 Edisi 83| Oktober 2018 | Muharram - Shafar 1440H

LifeSTyle

27Edisi 83| Oktober 2018 | Muharram - Shafar 1440H

Oleh : Rafif Amir (Ketua FLP Jawa Timur)

Bekerja sama dengan :

Eksotisme Gugusan Karang Pantai Jumiang

Sungguh, Pantai Jumiang tidak asing bagi saya. Saya sudah berkali-

kali ke sana, bahkan sejak masih kecil. Tapi seperti tak bosan-bosan menikmati pemandangan alamnya. Apalagi lokasi pantai ini masih satu kecamatan dengan tempat kelahiran saya, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan. Tidak terlalu jauh dari kota, mungkin hanya butuh 15 menit perjalanan dengan mobil. Tiket masuknya pun sangat murah. Hanya dua ribu rupiah per kepala.

Apa yang membedakan Pantai Jumiang dengan pantai-pantai lainnya?

Selain spot yang paling tepat untuk menikmati sunrise yang indah, gugusan karang pantai ini menjadi daya tarik tersendiri. Untuk sampai di karang yang entah usianya sudah berapa tahun itu, saya harus menuruni tebing yang cukup curam yang sekelilingnya dipenuhi semak dan belukar. Sedikit butuh perjuangan memang. Dan perlu kehati-hatian karena bebatuannya yang licin, apalagi di musim penghujan.

Tapi setelah sampai di sana, akan ada kepuasan tersendiri. Melompat dari satu karang ke karang yang lainnya. Meski saya sarankan, sebaiknya, jika belum mahir

lompat-melompat atau perempuan yang memakai rok, akan lebih aman kalau berpindah dengan cara sambil berpengangan pada batu karang yang terjangkau tangan.

Ada karang yang kecil ada juga yang besar, silakan pilih spot yang disuka dan berfoto sepuasnya. Hanya saja, perlu diperhatikan cara dan titik pengambilan gambarnya, karena kalau kurang pas seringkali gambar yang dihasilkan agak gelap. Maklum, di belakangnya terhalang tebing yang cukup tinggi. Perlu diperhatikan juga jangan sampai terpeleset atau jatuh, karena

kalau membentur kulit, permukaan karang yang kasar dan tajam bisa merobek kulit. Hati-hati juga kalau mau berpose di karang yang terletak paling selatan, karena air laut yang ada di bawahnya memiliki kedalam kurang lebih delapam meter. Cukup dalam kan?

Beberapa kali saya ke Pantai Jumiang saat siang dan matahari memanggang kulit. Kalau mengingat itu memang bikin tidak betah berlama-lama tapi kalau sudah kadung kesengsem sama eksotisme karangnya, jadi lupa sama terik yang menyengat.

Setelah puas menikmati gugusan karang, bisa duduk santai sambil makan-minum di gazebo yang ternyata sekarang sudah semakin banyak. Dulu, saya ingat hanya ada 1 gazebo yang seperti menara pengawas bertingkat yang dari sana bisa menikmati panorama laut lepas, dan dua lagi yang tidak terawat. Selain makan-minum, juga bisa jadi tempat berkumpul bersama keluarga atau orang-orang tercinta. Biasanya malah dijadikan tempat muda-mudi pacaran.

Sekitar Pantai Jumiang itu juga terdapat sebuah makam. Makam Buju' Adi Rasa. Tapi sepertinya sepi. Jarang terlihat ada yang berziarah ke sana.

Penasaran dengan eksotisme Pantai Jumiang? Silakan berkunjung dan jangan lupa mampir rumah nenek saya ya, tempat kelahiran seklaigus saya menghabiskan masa remaja.

Page 15: Doa filenya, bukan hanya itu bahkan se-makin dekat kepada Penciptanya yaitu Allah SWT. Guyonannya ke saya. “pak kalau saya lagi malas bekerja, saya mencari musuh/ la-

Klinik Al Quran

28 Edisi 83| Oktober 2018 | Muharram - Shafar 1440H

oleh : Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)

Apa Bisa Hafal Alquran diusia Tiga Puluh Tujuh Tahun?

Ustadz saya saat ini berusia 37 tahun, sudah tiga bulan ini saya rutin menghafal

Alquran dengan setor kepada seorang guru tahfizh setiap pagi di masjid dekat tempat tinggal saya. Tapi perkembangan hafalan saya lambat sekali, selama 3 bulan menyetorkan hafalan saya baru bisa setor 1/2 juz amma, itupun tidak lancar. Mohon petunjuk yang bisa saya lakukan sehingga saya diberi kemudahan dalam menghafal Alquran, atas jawabnnya saya sampaikan terima kasih.

Ahmad, Sidoarjo

Jawaban:

Saudaraku….., Alquran (Al-Ahqaf: 15) membahasakan usia 37 tahun sebagai usia yang asyuddah (kuat) dan mendekati usia sempurna 40 tahun (Nabi saw menerima wahyu Alquran di usia ini). Itu artinya, anda saat ini berada dalam kesempatan emas untuk menghafalkan Alquran secara sempurna dan kesuksesan yang sudah berada di ambang pintu, karena kekuatan dan usia sempurna yang anda miliki. Karena itu, jangan menyia-nyiakan kekuatan dan kesempurnaan usia yang Allah anugerahkan. Alquran adalah kalamullah yang thaqil (sangat berat) yang tidak mungkin bisa dihafal, difahami dan diamalkan kecuali dengan modal kekuatan. Allah berfirman dalam surat Maryam: (kepada nabi Yahya): “ Wahai Yahya, ambillah Al-Kitab ini dengan kekuatan”. Dalam surat ini berkali-kali perintah Allah ditujukan kepada umatnya Nabi Musa dan kepada Nabi Yahya

agar mengambil (menghafalkan & mengamalkan petunjuk Allah) dengan kekuatan. Ini tidak lain adalah untuk mengisyaratkan, bahwa mustahil dari seorangpun diantara umat nabi Muhammad saw. bisa hafal Alquran, jika jiwanya dalam keadaan lemah dan gampang menyerah. Orang yang menghafalkan Alquran harus mampu menggunakan empat hal sebagai berikut:

Kekuatan semangat; Anda harus bisa mejaga semangat untuk tetap menghafal Alquran. Salah satu cara tepat untuk menjaga diri agar tetap semangat dalam meghafalkan Alquran adalah dengan istiqamah mengisi waktu subuh sepenuhnya (muai dari setelah shalat subuh hingga terbitnya matahari) untuk setoran hafalan pada syeikh atau guru. Langkah dan budaya seperti ini biasa ditempuh dan dilestarikan oleh para ulama qurra’ salaf maupun khalaf. Hal ini berdasarkan atas doa Rasulullah saw. Al-Turmudzi dan Shokhr bin Al Ghomidi meriwayatkan bahwa Rasul saw bersabda:“ Ya Allah berkahilah untuk umatku dalam usahanya di waktu paginya.”

Kekuatan kesabaran. Anda harus tetap menghafal dalam keadaan apapun, baik disaat lapang atau sempit, senang atau susah, berdiri, duduk atau berbaring. Karena demikian itu adalah ciri orang yang bertaqwa dan berakal cerdas (QS: Ali Imran: 134 & 191)

Meneguhkan kesabaran. Di saat anda mendapatkan gangguan bisikan dari diri

sendiri atau ajakan dari orang lain agar anda meninggalkan target hafalan atau muroja’ah, padahal target belum tuntas, maka anda harus mushabarah, yaitu bersabar untuk tetap dengan Alquran dan mengabaikan bisikan dan ajakan orang lain.

Ribat. Maksudnya, biasakan anda menjaga diri dalam keadaan suci, memperbanyak langkah menuju masjid dan menunggu shalat setelah shalat. Sebagaiaman Hadist diriwayatkan Ibnu Abi Hatim dari Abu Hurairah, dari Nabi saw. bersabda: “ Maukah aku beritahukan kepada kalian sebab terpusnya kesalahan dan terangkatnya derajat? Yaitu, “Menyempurnakan (menjaga) wudhu dalam keadaan yang tidak disukai, memperbanyak langkah menuju masjid dan menunggu shalat setelah shalat, maka itulah ribat, maka itulah ribat, maka itulah ribat (diulang 3x).

Demikianlah, 4 hal penting yang harus diperhatikan oleh setiap penghafal Alquran. Sebuah langkah teramat berat berat yang tidak mungkin dapat dilakukan, kecuali hanya dengan kekuatan iman dan tawakkal. Jika 4 langkah tersebut kita mau melakukannya, maka in sya Allah kita akan dimudahkan oleh Allah untuk menghafalkan Alquran. Sehingga Alquran yang kita hafal akan menjadi sebab utama terangkatnya derajat kita didunia sampai akhirat nanti bersama dengan kedua orang tua dan keluarga yang kita cinta. Aamiin.

Page 16: Doa filenya, bukan hanya itu bahkan se-makin dekat kepada Penciptanya yaitu Allah SWT. Guyonannya ke saya. “pak kalau saya lagi malas bekerja, saya mencari musuh/ la-

Dinamika

30 Edisi 83| Oktober 2018 | Muharram - Shafar 1440H

Dinamika

31Edisi 83| Oktober 2018 | Muharram - Shafar 1440H

Ujian standarisasi tahfidz 5-30 Juz bersama Ust.Mudawi Maarif.Lc, MA, Alhafizh sejumlah 37 pa dan 32 pi

Latihan Pidato pekanan PPTQ Darul Fikri Sidoarjo

Putri untuk melatih kemampuan berbahasa

Arab dan Inggris di lingkungan pesantren

Tasmi' hafalan santri PPTQ Darul Fikri Anggaswangi,sehari sebelum mngikuti Ujian standarisasi hafalan 5-30 Juz

bersama Ust.Mudawi Maarif,Lc, MA, Alhafizh

Serah terima amanat ketua OSIP baru masa bakti 2019-2020

Ujian Kenaikan tingkat extra kurikuler Jiu Jitsu Santri Putri PPTQ Darul Fikri Sidoarjo

Santri Darul Fikri Sidoarjo mengikuti peringatan Hari Lingkungan Hidup di Alun Alun Sidoarjo

Page 17: Doa filenya, bukan hanya itu bahkan se-makin dekat kepada Penciptanya yaitu Allah SWT. Guyonannya ke saya. “pak kalau saya lagi malas bekerja, saya mencari musuh/ la-

33Edisi 83| Oktober 2018 | Muharram - Shafar 1440H

SilaturahmiQurban

32 Edisi 83| Oktober 2018 | Muharram - Shafar 1440H

Oktavi Elok Hapsari, Dosen Muda yang Gemar Berbagi

Tidaklah mudah bagi seseorang untuk dapat berbagi dengan rejeki yang telah didapatkannya. Namun

tidak demikian dengan Oktavi Elok Hapsari atau biasa dipanggil Vivi ini, sang dosen muda di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA). Baginya, berbagi dan bersedekah adalah sebagai upaya untuk membersihkan harta, mendapatkan pahala dan sebagai jalan untuk membantu orang lain. Dan atas ijin Allah sekitar satu tahun yang lalu DQ bisa dipertemukan dengan sang arsitek ini.

Yatim dan dhuafa serta komitmennya dalam menjaga Al Quran melalui hafalan adalah hal yang membuat hati Vivi tergerak untuk bergabung menjadi donator setia DQ. Karena bagi Vivi, menghafal Al Quran itu sangatlah penting supaya wahyu-wahyu dari Allah terus terjaga keberadannya di dunia ini. Tak segan-segan Vivi bahkan beserta keluarga menitipkan sebagian hartanya untuk anak-anak binaan DQ. Bagi perempuan yang hobby nonton dan baca ini melalui DQ adalah salah satu kesempatan baginya untuk mendapatkan rahmat Allah di dunia dan akhirat, berbagi dengan orang yang memerlukan sehingga bermanfaat bagi orang banyak.

Semoga DQ dan tim selaku lembaga penyalur zakat dapat dengan konsisten melayani para muhsinin dan muzzaki dalam menyalurkan sebagian hartanya untuk orang-orang yang gemar bersedekah seperti Vivi ini. Di akhir wawancara Vivi menitipkan harapan besar untu DQ yaitu agar senantiasa mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan sebagai penghubung antara ummat muslim dan semua yang memerlukan.

Page 18: Doa filenya, bukan hanya itu bahkan se-makin dekat kepada Penciptanya yaitu Allah SWT. Guyonannya ke saya. “pak kalau saya lagi malas bekerja, saya mencari musuh/ la-

TERUSLAH BANGUN KEUNGGULAN-KEUNGGULAN DIRI

Inspirasi

34 Edisi 83| Oktober 2018 | Muharram - Shafar 1440H

Oleh: Akhmad Arqom(Direktur LMT TRUSTCO Surabaya / Anggota Dewan Pembina

Yayasan Pondok Pesantren Darul Fikri Sidoarjo)

Terserah, jika kita lebih memilih merasa puas dengan semua yang kita

capai.

Asal kita tahu, jika kita berhenti membangun keunggulan diri, kita akan kalah dalam persaingan kehidupan.

Terserah, jika kita menganggap dengan semua yang kita miliki sekarang, kita merasa tidak perlu berbenah.

Asal kita sadar, jika kita tidak mau memperbaiki keunggulan-keunggulan yang kita miliki, kita akan sulit diterima oleh orang-orang di sekitar kita dan kita akan dianggap manusia biasa-biasa saja yang tidak perlu didengar dan diikuti semua ucapan dan tindakannya.

Terserah, jika kita tidak segera keluar dari jebakan rutinitas kehidupan yang tidak membuat semakin maju dan kita enggan belajar lebih banyak lagi.

Asal kita tahu, jika kita tidak lagi mau menambah keunggulan-keunggulan yang harus kita miliki,

produktivitas hidup kita akan turun.

Terserah, jika kita menganggap dengan semua yang sudah kita persiapkan selama ini, kita akan serta merta mendapat kepercayaan berikutnya memikul tugas-tugas besar dari orang orang yang selama ini memilih kita.

Asal kita tahu, jika kita berhenti melipatgandakan keunggulan-keunggulan diri, kita akan dianggap tidak layak dipilih memimpin misi-misi besar perjuangan menembus ketidakmungkinan yang semakin banyak menghadang.

Terserah, jika kita sudah merasa tidak perlu meningkatkan kapasitas-kapasitas kita dan terutama memuliakan keunggulan moral kita.

Asal kita tahu, jika kita berhenti untuk itu, kita tidak akan lagi mendapatkan kesetiaan yang lebih kuat dari orang-orang, saat perjuangan hidup kita semakin memasuki medan terjal kehidupan.

Terserah, jika kita lebih memilih menyalah-nyalahkan orang lain yang kita anggap berselera rendah dan tidak pandai menghargai semua yang kita perjuangkan.

Dan kita tidak sadar bahwa kita sendirilah yang tidak memiliki keunggulan-keunggulan yang dibutuhkan memuluskan perjuangan memulai perubahan.

Asal kita tahu semua LAKI-LAKI PILIHAN TUHAN sebagai penyampai risalah-Nya selalu dipersiapkan dengan SEBANYAK MUNGKIN KEUNGGULAN.

Dan… Asal kita tahu pula, jika kita terus memperbaiki ruku’ sujud kita kepada-Nya, dan melipatgandakan kualitas pencarian pengetahuan kita, serta terus berlatih menyempurnakan diri, maka keunggulan-keunggulan kita akan semakin menakjubkan.

Page 19: Doa filenya, bukan hanya itu bahkan se-makin dekat kepada Penciptanya yaitu Allah SWT. Guyonannya ke saya. “pak kalau saya lagi malas bekerja, saya mencari musuh/ la-