d''k 6flfg~:i.~:~:i · 2015-04-22 · mariah atas cinta dan kasih sayang serta...

80
ADAB BERTAMU DALAM PERSPEKTIF HADIS Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I) Universitas Islam Negeri SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA OIch: Endang Samsul Bahri NIM: : PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF IHDAYATULLAH JAKARTA

Upload: others

Post on 25-May-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ADAB BERTAMU DALAM PERSPEKTIF HADIS

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan MemperolehGelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I)

Universitas Islam NegeriSYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

OIch:Endang Samsul Bahri

NIM: 104{)340012~Wd!l.

:'~:''''d''k :6flfg~:i.~:~:iPROGRAM STUDI TAFSIR HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF IHDAYATULLAH

JAKARTA

LEMBARPERNYATAAN

Dengan ini saya I11cnyatakan babwa:

I. Skripsi ini I11crupakan basil karya asli saya yang diajukan untuk I11cl11cnubi

salah satu persyaratan I11cl11pcrolch gelar strata I di UIN SyariC

Hidayatllllah Jakarta.

2. SCl11ua slIl11bcr yang saya gllnakan elalal11 pcnulisan ini tclah saya

cantlll11kan scslIai elcngan kctcntuan yang bcrlaku eli UIN Syarif

Hielayatllllab Jakarta.

3. .Iika eli kCl1111dian hari tcrbllkti bahwa karya ini bllkan hasil karya asli saya

atall I11crllpakan hasil j iplakan elari karya orang lain, l11aka saya bcrscelia

I11cneril11a sanksi yang bcrlaku di UIN Syarif Hielayattlllah .Iakarta.

.Iakarta, 17 .Iuni 2009

Endang Samsul Bahri

PERPUSTAi:,V:'UIN

ADAB BERTAMU DALAM PERSPI~I<.TIFHADIS

SKRIPSI

Diajukan Kepacla Fakllitas Ushllluclclin clan FilsafatUntuk Memenllhi Salah Satu Syarat GUlla Mencapai

Gelar Sarjalla Theologi Islam (S.Th.I)

Oleh

ENDANG SAMSUL BAI-IRINIM: 104034001236

Di Bawah Bimbingan .

DI·s. MAULANA, MANIP. 150293221

PROGRAM STUm TAFSIR HAmS

FAKIJLTAS USHULUDDTN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi bel:judul "ADAB BERTAMU DALAM PERSPEKTIF HADIS"tclah diujikan dalam sidang munagasyah Fakultas Ushul11ddin dan Filsatat UINSyarif Hidayatllllah Jakarta pada 17 Jllni 2009. Skripsi ini telah diterima sebagaisalah satu syarat memperoleh gelar Sm:jana Theologi Islam (S.Th.!) pada ProgramStlldi Tafsir-Hadis.

Jakarta, 17 Juni 2009

Sidang MUllaqasyah

Ketlla Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Dr. Edwin, arif. MANIP: 19670918 199703 I 001

Allggota,

Dr.. Bllstamin. M""A

NIP: 1963070 1199803 103

c

TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi Arab-Latin yang digunakan elalam skripsi ini berpedoman paela

buku "Peeloman Penulisan Karya IImiah (Skripsi, Tesis elan Disertasi)" yang

eliterbitkan oleh CeQDA (Center fOf Quality Development anel Assurance) UIN

SyariClJielayatullah Jakarta tahun 2007.

,,. l(onsomlll

._--_.._--,---------,----Huruf Arab

)

t

t

HurufLatin

b

Is

j

b.kh

d

dz

r

z

.I'

sy

c

gh

Keterangan

lidak dilambangkan

be

Ie

Ie dan es

je

h dengan garis bawah

ka dan hu

de

de dan zet

er

zet

es

es danye

es dengan garis diba'wah

de dengan garis dibawah

Ie dengan garis dibawah

zet dengangaris dibaWah

koma lerbalik dialas hadapkanan

ge dan ha

J

J

II. Volml Tunggal

q

Ie

!

/11

11

1V

h

y

lei

ka

el

em

en

we

ha

aposlrof

ye

./

Tanda Vokal Arab Tanda Vakal Latin Kctcrangan---------1-------------------------

a t~lthah

./

j

HI. Vokal Panjang

u

kasrah

gal11l11ah

- ----Tanda Vokal Arab Tanrla Vokal Latin Kcterangan

L: fi a dengan topi diatas

1 i dengan topi diatas~, f1 u dengan topi diatasj-

-------

IV. Volml Rangkap

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

l#~ Ai a dan i---

J- Au a dan u-

V. Pembaumn

: al

: al-sy

: wa al

VI. Kala Sandang

Kata sandang yang daJam sistem abara Arab dilambangkan dengan huruf,

yaitu .11. clialihaksarakanl11cnjadi huruf Ill, hail, diikuti huruf,l)'amsiYl'ah l11aupun

huruf qamariyyahi. Contoh: al-Rijff! hukan ar-Rijcll.

VII. SYllddah (tasydid)

S)Jaddah atau fa.IJldfd yang daJam system tulisan Arab dilambangkan dengan

scbuah tancla ( .:... ), dalam alih aksara ini diIal11hangkan dengan hurul: yaitu dengan

mengganclakan huruf yang diberi tanda Syaddah itu, Akan tetapi, hal ini tidak

herlaku jika huruf yang menerima tanda Syaddah itu terletak setelah kata sandang

diikuli oJeh hurlll~huruf syamsiyyah, Misalnya, kata 'jj:;.:oJ1 lidak ditlliis ad.-

flanirah melainkan al-Danirah.

ViII. "fa Marbu!ah

Bcrkailan dengan alih aksara ini, jika huruf fa marbu£ah terdapat pada kata

yang bcrdiri sendiri, maIm huruf tersebut dialihaksarakan menhadi huruf Ihl (lihat

conloh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku jika fa marbti£ah tersebut diikuti

okh kala sifal (na'at) (lihal contoh 2). Namun, jika huruf fa marbti£ah tersebllt

diikuli kala benda (isim), maim huruf tersebut dialihaksarakan l11enjadi huruf ItI

(Iihat eontoh 3).

Kata Arab I Alih Aksara

_____~~4..9.J_:...7:".;b..,.__:__;;__--~ Iarlqah-- 4+-)\...;11 'i..... L,.l\ -\ al-Jiimi'ah al-Islilmiyyah

J.r.-}I'""'"" 1- Wahdat al-Wujfid_.. . . -'L2

".)

No

XI. Hurup Kapital

Meskiplln dalam sistem tlilisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam alih

aksara ini hurllf kapital tersebllt juga digllnakan., dengan mengikuti ketentuan

y'lIlg I",rlaku dalam l,jaan Yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, anlara

lain untuk menuliskan permulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan,

nama diri, dan lain-lain. Jika nama diri didahului oleh kata sandang, maim yang

ditlilis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal

alau kala sandangnya, Contoh al-Kindi, bukan AI-Kindi.

Berkaitan dengan penulisan nama (nama-nama tokoh yang berasal dari

Nusanlara), atau pun judul buku. Penulis tidak mengalihaksarakannya, tetapi

disesuaikan dengan nama atau judul buka tersebut. Meskipun akar katanya itu

bcrasal dari bahasa Arab,

Setiap kata, baik kala ket:ja (li'iI), kala benda (isim), maupun hurl1f (!:J.m:!),

ditulis seem'a terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara atas kalimat-

kalimat dalam bahasa Arab, dengan berpedol11an pacla kctentuan-ketentuan di

atas:

--.---.---,:----:------,------:-:-::--:-c---:--~~_,

Kata Arab Alih Aksara

Dzahaba al-l1stadzu

Tsabata al-ajru

Asyhadu an 1ft ilftha ilhl Allah

ABSTRAK

'~fi(lling Samsul BahriAoab Bcrtamu DaIam PCl'spcl,Jif IIadis

Adab adalah salu iSli!ah bahasa Arab yang berarli adal kebiasaan. Kala inimcnunjukan pada sualu kebiasaan, elika, pola tingkah laku yang dianggap sebagaimodcl. Sdal11a dua abad perlama setelah kemunculan Islam, istilah adabI11cl11bawa implikasi makna etika dan sosial. Berdasarkan bcberapa dcfinisilcrsebut, aelab berlamu dapal elipahami sebagai tingkah laku seseorang yang baikberelasarkan kesucian jiwa dan elimanifestikan melalui atman-aluran dalambcrtamu yang sesuai elengan sya'riat agama Islam. Orang Muslim beriman kepadakcwajiban I1lcmuliakan lamu, I1lcnghonnalinya dcngan pcnghormalan yangscmcslinya, karcna hal-hal tersebul sesuai elengan syari'at Islam. Sebab dcngansaling lllcnghorl1ltlti. maka nknn terlihat SUUlu kelwnl10nisan anlara scornng tamuuall luan rumah Lcrscbut.

Siapapun kila, lcntu pcrnah berlamu ke rLImah orang lain, walau sekadarbercakap-cakap atau karena aela kepentingan bisnis. Sebab manusia selaluI11cl11bulUhkan orang lain, siapapun dia tua, muela, pria maupun wanita. Maimpcrgalilan dalam Islam sangal diperlukan, agar bisa salingl11ellghargai danI1lcllghornHili saLu sama lainnya. lClapi dcngan dalangnya Blldaya Baral, adabbcrtamll sudah lidak berlaku karena dianggap sudah lidak pantas dengankchidupan yang modern. Islam sebagai agama yang sempurna tidak membiarkanmasalah ini begitu saja, namun Islam mengajarkan aelab-adab bertamu, sehinggalujllan bcrlamu bisa ter!aksana elengan bail"

Pcnclitian ini ingin mengetahui bagaimana adab bertamu elalam sya'riatislam yang lcrelapal elalam al-kulub al-sittah. Selelah penulis mclakukan;)cnciilian, eli sana dijclaskan bahwa hadis-haelis yang 'lela elalam al-kutub al-sittahIi'CI11Crinlahkan agar umal Islam melaksanakan pcraturan-peraturan elalambcrlamu, scbagaimana yang telah eli syari'atkan.

Dengan elemikian, maka dari hadis-hadis yang dijelaskan di atas, bisa dijadikan hujjah di dalal11 melaksanakan adab-adab bertamu. hal ini sebagaimanayang lclah dilakukan oleh Rasulullah Saw (hadis fi'liyah).

KATA PENGANTAR

~)I,yr)i.'»1~

Puji clan syukur saya panjatkan kehaclirat Allah SWT, yang telah

l11elimpahkan nikmat, hiclayah clan rahmat-Nya, sehingga penulisan skripsi clengan

judul "aclab bertamu clalam perspektif haclis" clapat diselesaikan clengan baile

Salawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada R,lsulullah SAW

beserta keluarga clan sahabatnya.

Munculnya berbagai hambatan clan kesulitan seakan ringan berkat bantuan

clan clorongan berbagai pihak. Oalam kesempatan ini penulis berkenan

mengucapkan terimakasih kepacla beberapa pihak terl:entu tanpa mengurangi

pcnghormatan penulis bagi pihak-pihak yang tidak l11ungkin disebutkan satu

persatu clalam pengantar singkat ini.

Ucapan terima kasih clan penghargaan yang setinggi-tingginya, penulis

sampaikan kepacla :

I. Bapak Dr. M. Amin Nurclin, M.A. selaku Oekan Fakultas Ushuluclclin clan

FilsaElt UIN Syarif Hiclayatullah Jakarta, beserta para pembantu Oekan

2. Bapak Dr. Bustal11in, MA . selaku Ketua Jurtlsan Tafsir Hadis Fakultas

Ushuluclclin clan Filsafat UIN SyarifHiclayatullah Jakarta

3. Bapak Dr. Eclwin Syarif, M.A. selaku Sekretaris Jurusan Tafsir Haclis

Fakultas Ushulucldin dan Filsalat UIN SyarifHidayatullah Jakarta

4. Bapak Drs. Maulana MA. selaku pembil11bing penulis. Atas bimbingan

serta waktu luangnya yang telah cliberikan kepacla penulis clalam

l11enyelesaikan skripsi.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah

pimpinan dan seluruh karyawan perpustakaan di lingkungan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

6. Kedua orangtua penulis Ayahanda H. A. Saepuddin dan Hj E. Rohanah

Mariah atas cinta dan kasih sayang serta pengorbanannya yang telah

berusaha memberikan dorongan, nasihat, doa dan restunya.

7. I'erguruan Islam Malnu (mathla'ul anwar linahdla'til )llama) di bawah

bimbingan K.I-I. Tb Ma'ani Ruscli.

8. Perguruan Islam AI-Jamhariyah dan MTs Malnu kec. Muncang Kab.

Lebak Banten beserta dewan guru.

9. Guru-guru khususnya untuk ustadz KH. Tb Thalhah Ma'ani, KH. Tb

Hamdi, KI-I. Tb Zagi Gufran, KH. Tb Zidni, KH. Abah Ishag, hj Ratu

Eneng makiyyah M.Pd, Drs Bahrul Amig M.pd.

10. Saudara-saudaraku Ipah Apipah S.pd.i suami Ozi Rozazi A.Ma, Yayah

Khuriyah S.Ag suami Iman Abdullah Mansur S.Ag, Asep Sunandar S.Os.i

istri Teti Purwati A.Ma, Ipat Patmawati S.Pd suami Tsabit Latief SQ, S.H

dan adiku Ubay Mahpudin.

I J. HIQMA (Himpunan Qori-goriah Mahasiswa) khususnya para pengajar

dalam bidang gira' ah, salawat, gambus el-higma, rehana. IJara senior,

anggota higma.

12. HMB (Himpunan Mahasiswa Banten) khususnya para senior, pengurus

clan anggota terimakasih atas suport dan dukungannya.

13. Spesial kepacla: Ahmad Syatibi, Pipin Tohidin, NUl' Azizah Gofllr STh.i,

Ai Sa' adaturaflah S.Th.i, Mardiono, Koma Sopiah, I'~j Eneng Maisyaroh,

Ahmad Dody.

14. Rekan-rekan mahasiswa Tafsir Hadis angkatan 2004: Cach'a pratiwi, Sri

Rahayu, Mudrika, Abdul Rasyid, Muhamad Sauki, Imanul Hakim,

Muhammacl Zaki, Irfan Abdurahmat

i5. Seiul'llh keluarga besar Pondok Pesantren Al-Muawanah Menes

Pandeglang Banten, Tahfidzul Qur'an Bonjer Menes Pancleglang Banten,

Ponclok Pesantren moclern Ai-Masthuriyah Sukabumi .Iawa Barat.

16. Kepacla seluruh karyawan perpustakaan umum Islam Iman .lama pasar

jumat clan rekan-rekan rental Dion Komputer.

17. Teman-teman kos: Asep Saepurahmat, Lukman ai-Hakim, Suclirman,

Anwar yasin, Imam Abdul Hacli, Abcl Rasyid, Enan Nurzaman.

18. Teman-teman semua yang seCat'a langsung, maupun ticlak langsung ilmt

anclil clalam memacu, memotivasi penulis agar clapat menyelesaikan

skripsi ini.

Muclah-muclahan jasa clan amal baik tersebut menclapatkan balasan yang

setimpal clari Allah SWT. Semoga skripsi yang seclerhana ini clapat memenuhi

harapan clan ikut serta membantu ke arah kemajuan pencliclikan, khususnya

clalam biclang perspektif haclis dan juga bermanfaat bagi orang banyak clan

membawa keberkahan cli clunia clan akhirat.

Akhirnya, semoga Allah SWT memberikan petunjuk ke jalan yang benar

clan mencurahkan taufik serta hiclayah-Nya kepacla kita sekalian, Amin.

Jakarta, 20 Mei 2009

Penulis

DAFTAR lSI

TRANSLITERASI.. .

ABSTRAK........................................................................................................... v

KATA PENGANTAR VI

DAFTAR lSI ix

BAB PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .

B. Pembatasan dan Perllmusan Masalah 6

C. Kajian Pustaka 7

D. Tujuan Penelitian................................................................ 7

F Metodologi Penelitian 8

F. Sistematika Penulisan 9

BAB II

BAB III

KEHUJAHAN HADIS AL-KUTUB AI-SITTAH

A. ;iahih al-Bukhari lO

B. ;iahih Muslim...................................................................... l2

C. Slinan al-Tinnidzl............................................................... l4

D. Sunan al-Nasiii l7

F Slinan AbC! Diiwud l8

F. Sunan lbnu Miijah............................................................... 20

TINJAUAN UMUM TENTANG ADAB BERTAMU

A. Pengertian Adab Bertall1u................................................... 22

B. Tlijuan Bertamu 20

I. Silatllrrahim 26

2. Memenllhi Undangan.................................................... 28

3. Menyumpaikan Keperillafl............................................ 32

BABIY

BAB V

C. Bertamu Adalah Ibadah 34

ADAB BERTAMU DALAM AL-KUTUB AI-SITTAH

A. Teks Malan clan Syarah Haclis 37

1. Meminta Izin Sebelu1l1 Masuk...................................... 37

2. Mengllcapkan Salam Alas Penghllni RlIl11ah................ 46

3. Lamanya Masa Bertamll............................................... 48

n. Asl,,111 al-WlIrlid Uadis 54

C. Anal isis 58

PENUTUP

A. Kesimplilan 61

13. Saran-saran 62

DAFTRA PUSTAKA...................................................................................... 63

BABI

PI~NDAHULUAN

A. Lata.. Bclakang Masalah

Haelis yang elipahami sebagai ucapan, perbuatan, laqrir elan hal ib.wal

Nabi Muhammad saw,1 menelucluki lempal yang linggi elalamjiwa umat Islam,

clan merupakan sumber ajaran Islam setelah al-Quran. Haclis merupakan

pcnjelasan yang nyata terhaelap ayat-ayat al-Quran yang masih global dan

mcrupakan kelerangan yang nyala bagi keumuman <lyalnya.2 Juga mcrupakan

sebagai sumber penjelasan ketenluan agama Islam, sebagaimana dilentukan

elalam agama Islam. 3

Mengingal hadis aelalah penjeJas lerhadap al-Quran, clan keeluclukan

hadis Nabi lerhadap al-Quran, Allah sWllelah menerangkan eli clalam al-Quran

scprli peran Nabi Muhammael sebagai muillssir al-Quran. Allah beriinnat\

dalam Sural Al-nahI/16: 44

"Dan Kami turunkan al-Quran kepadamu agar kaml! menerangkan kepaclalUnat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supayamereka memikirkan".4

J Mudasir, 1//1/11 Hadis. (bandung: Pustaka Abadi, 2005), h. 13-141. Fungsi hadis dalam penjelas al~Quran itll bCI'I11Ucum·.;mucalll. Malik bin·· Anas

Il1cnycDutkan lima macam fungsi; bayon al-taqrir, boyan al-ICff.\'ir, bayanal-lqj.;'i1, bayrt/1 a/~ba,\'/,

!J(ZFOJ1 al-Ia,\}',.i, (Ralluwijaya, Htang. IImu /-Iadis, (Jalmrta: Gaya Media Pl'atama, 1996), cet,kc-I,h.26-27

] Assa'id, Sadullah, Hadis-hadis Sekle, (Yogyakarta: Pustaka Pel~iar,1996), eet ke"l, h. 6·1 f"lPlitll-tf"111PI1 Aonnlfl R I ALII" .."". ,-fn,~ 'r....:~~~ .. /~ __ .~ /0~.~~_ ••_.__ . 'T'_L~ ..... __ •... _. ,,,n,,,, ,

2

Ayat cliatas, menjelaskan bahwa tugas Rasulullah ialah menjelaskan

baik dengan lisan maupun perbuatan, hal-hal yang masih global clan

sebagainya yang terclapat clalam al-Quran. 5 Tugas ini berclasarkan perintah

Allah, tentu s!\ja penjelasan terhaclap al-Quran bukanlah sekeclar mel11baca al-

Quran, banyak ayat-ayat yang mel11erlukan penjelasan praktis clan itu suclah

dilakllkan oleh Raslliullah. Menolak penjelasan Raslllllllah sal11a sl\ja artinya

menolak al-Quran. (,

Karenanya Rasulullah tidak bisa dilepaskan begitu saja clari tugas ini.

Ilaclis jib dilihat dari segi periwayatannya tentu berbccla clengan al"Quran,

semua periwayatan ayat-ayat al-Quran berlangstmg secara mutawatir,7

scdangkan haclis Nabi clalam periwayatannya sebagian berlangsung sccara

t11l1tawalir, dan scbagian lainnya u!lud" Nallllln dcmikian, al-QlIran dan al-

1-latJis tidak bisa dipisahkan begitu saja l(Hrena kecluanya saling menclukung,

Mengingat clari keduanya antara al-Quran dan al-I-Iaclis sebagai

pcdoman tHnat Islam yang saling mendukung, dan dalam setiap menghadapi

persoalan hidup hams kembali kepada keduanya (al"Quran clan al-hadis), di

5 Mel~ielaskan tentang Jafaz dan peratlll'an-peraturannya, artinya menyampaikan ai-Oman.tilllpa l11cnycmbunyikan salt! ayat pUll, sedcmikian I'upa, persis sebagaill1anH Allahtciahtllcl1Ul'unkan wahyu tCl'sebut ke dalam hati Nabi EaW. KCllludian, mcnjelaskan arti kata, kalimutatnu aynl yang, mcmerlul,an keterangan, atau aynt-nyut yang bersifat l1lutlak.(Nashiruddin,Muhammad al-Albani, KedudulwnS'mmah Dahlin /s/al'l, (Jakarta: PTGagasan Indoncsia),h. 9-10

h M. l'v1. Azallli, lImlis Nabi 5'ejarah dan Iv/od!/ikasinya. (Jakarta: PlIslnka Pirdalls, 1994)h. n

'1 Mutawatir dnlnll1 illl1l1 hndis yaitli: hadis yang diriwayatkan oleh scjul1llah rawi yangtidal\: l1lungkin bersepakat untuk bCfdllsta dad sejul11lah rawi yang, semisall11ercka dan seterllsnya~alllpai akhil' sanad. Sedangkan lIntllk al-Quran ant'ara lain makslIdnyayaituayat-ayat.;NyaditLlrLlnknn oleh Allah Swt kepada Nabi Mlihamnvld melailli malaikat Jibril secaraiangsling. (DR.NlIrliddin 'ITR. Penganlar /Il11l1 Hadi", (Jakarta: Pustaka Bandung, 199 t), h. 196. Para ulamaIllcmbaginya Jl1l1laWalil' Itrlhznya dan Jl1ulawalir mabumya, (Hasbi, As-siddieqy, Muhmnmad,

3

sini bukan saJa berisi masalah-masalah hukum, tetapi juga meneakup pada

kehidupan sosial, baik berupa masalah politik, ekonomi, kemasyarakatan,

norma, ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Hal tersebut telah dikatakan Nabi

dalam haelisnya, yaitu:

J. Q "" "';;; '" J., " ,,,, ;;;....,.. '" ...'"

~~ :.::s ') JLi;;Lj~ .))1 ~,'Jl\ J~) 0\ :JJ; 4;\ 01,;;:;-' ~:G-j

~ (::-~I,;; ~Ij) ~~) Gj ~\ ~~~~ 0: I,;; \:L;f I~f~ ~ 0:;fDiceritakan kepaelaku dari Malik bahwa dia l11enyampaikannya

sesungguhnya Rasulullah saw bersabela: "Aim tinggalkan untukmu duaperkara, tidak sekali-kali kamu sesat selama kamu berpegang kepadakeduanya, yaitu kitabullah (al-Quran) dan sunah Rasul-Nya".(HR.Malik).

Dari hadis di atas jelas bahwa al-Quran dan Haclis adalah pegangan

bagi umat Islam. Lebih jauh lagi aela yang mengatakan bahwa Sunah itu tidak

hanya terbatas pada apa yang disandarkan kepada Nabi, tetapi termasuk Sttnah

segala sesuatu yang disandarkan kepada sahabat clan tabi'in. Ini berarti,

pengertian Sunah bagi mereka sama dengan pengertian hadis sebagail11ana

disebutkan terelahulu. 1o

Mengingat hal yang disandarkan kepada Nabi elan para sahabat itu di

scbut hadis. Sangat baik bils dalam l11engerjakan sesuatu sesuai dengarr

perbuatannya, l11aka kebiasaan yang pernahelilakukan olehnya adalah

berlal11u.Yang lermasuk keelalal11 kehielupan sosial yaitu: bermasyarakt,

beraelab, menghorl11ati, l11enolong, elan lain sebagainya. Mengingatsifat

manusia yang sangat heterogen agar bisa terhindar elari hukunl i'il11ba (yang

kuat l11akin kuat elan yang lemah tetap lemah). Maka pergaulan elalam Islam

'J Malik bin Anas abu Abdullah al-Asbahi, MuwGia Imam Malik, (Masri: Dal'll ihya al­darusi 81-" Amhv). i1l7 kl":_1 h C)C)

4

sangat diperlukan, agar bisa saling menghargai dan menghormati saW sama

lainnya. Seiring dengan perubahan zaman yang modern khususnya di

Indonesia, kebiasaan bertamu sering di lakukan oleh kalangan masyarakat

guna untuk menjaga silaturahmi sesama Muslim. Kebiasaan tersebut sampai

sekarang masih sering dilakukan oleh masyarakat, tetapi dengan datangnya

Budaya Bm'at, adab bertamu sudah tidak berlaku karena dianggap sudah tidak

panlas dengan kehidupan y:lIlg modern. Di sinilah yang kurang dipahami oleh

scbagian masyarakal tenlang adab berlamu yang nampaknya mulai lunlur.

Dalam kehidupan bermasyarakat di sekitar., banyak persoalan dan

peristiwa yang tm:jadi. Salah satu eontohnya adalah dalam persoalan bertamu.

Tidak jarang seorang tamu, tidak diperkcnankan masuk bahkan diusir oleh

luan rumah karena sikap yang kurang sopan pacla c1iri tamu tersebut dan tidak

mcnghormali aturan-aturan bcrlamll.

Hal tcrsebut di atas, tentu dapat menimbllikan kekceewaan tcrhadap

diri seorang tamll yang pada akhirnya tak jarang pula menimbulkan maksud

yang buruk. Pecloman-pedomml untllk memasuki rumah orang lain, Allah swt

bcrJirman :

"Hai orang-orang yang bcriman, janganlah kamu memasllkirumah yang bukan rumahlllll sebelum meminta izin dan Illemberisalam kepada penghllninya. Yang demikian itu lebih baik bagilllu, agarkamu (selalll) ingal". (Al-Nur / 24:27)11

Ayat di alas menjelaskan bahwa clilarang bagi scseorang Illelllasuki

rumah, sebeillm Illcminta izin. Dalam Islam, adab bertalllu bukan saja berlaku

5

bagi sebagian kalangan, melainkan berlaku bagi setiap Muslim. Apabila

scscorang meminta lZll1 sebelum masuk rumah kell1udian masih tidak ada

jawaban dari tuan rumah, janganlah memasukinya. Sebagaimana Nabi saw

bcrsabda:

, '

.1- Q -" 0....1-.1- "

J. Y""'! ,y~ J.,

I») ...... .. -:" " " "

t.: 8;. I~:;:(.:'I t.::.) L;-''Y :;1 \S\5t.;. )L,a.; ').II <.f-WI ~ ",:;,..w~ Wt;..... ......,.. H...........

12 'I': 'I"(r-- 0 )))

"Dicel'itakan kepadaku 'Umar Ibnu Muhammad ibnu Bukail' al­Naqid. Diccritakan kepada kami Sufyan ibnu Uyainah. Diceritakankcpada kami. dcmi Allah! Yazid ibnu Khu.::>aifata dari Busrl ibnu S'aid.l3crkata : Aku melihat Aba Sa'id al-Khudrl berkata : Aku melihat AbaSa'id al-KhudrJ berkata: "Ketika aim duduk dalam masjid Anshal' diMadinah, tiba-tiba datang Abu Mflsa tel'gopoh-gopoh, lalu kami tanyaia, "Apa kabal' Anda"? Jawab Abu Mflsa, 'Umar (bin Khatab)memanggilku supaya aku datang menemuinya. Ketika aim tiba dimuka pintunya, aku memberi salam sampai tiga kali, tetapi tidak adajawaban. Karena itu aku pulang saja kembali. Rasulullah saw telahbcrsabda :"Apabila kamu tclah minta izin (membcri salam) tiga kali

6

tidak dijawab, sudah pulanglah kembali ! "Kata 'Umar. "Adakan saksiatas keteranganmu ilu, Kalau tidak kuhukum engkau.!" .

Dari hadis di atas, jelaslah bahwa seseorang yang bertamu harus

ll1engetahui peraturan-peratllran yang sesllai dengan norma agama dan sosial

(kehidupan bermasyarakat). Alangkah indahnya jika setiap yang dilakukan di

niatkan ibadah kepada Allah ta'ala dan ittiba' pada Rasulullah ~alallahu

'alaihi wa sallam, termasuk dalam hal adab bertamu ini. Padahal krisis utama

yang dihadapi kaum ll111slimin masa kini adalah krisis pemikiran dan hal itu

mendahului krisis kesadaran hati nurani.

Berdasarkan hal lersebllt di atas, penlllis ingin mencoba ll1enguraikan

pennasalahan tersebut. Oleh karena itu, penulis sangat tertarik untllk

mengall1bil penulisan skripsi ini denganjudul: "ADAB BERTAMU DALAM

PERSPEKTIF IIAnIS".

B. I'cll1batasan dan I'crulllusan Masalllh

Topik pell1bahasan ll1asalah adab banyak dilihat dari berbagai referensi

tuJisan, seperti dalam kitab-kitab hadis, buku-buku hadis, dan yang lain-lain.

Dalall1 tulisan ini penulis mell1batasi pada adab bertall1u yang dikemukakan

hadis-hadisnya dalall1 al-Kutub al-Sittah.

Dikarenakan perll1asalahan adab bertall1u terutama hadis-hadisnya

begitu banyak, yang penulis dapati dalall1 kitab al-Mu :iam al-Ml!fahras Ii al-

Fa:;, al-Hadis al-Nabawy. Maka dalam hal ini penuJis batasi pell1bahasan

hadis-hadis adab bertamu dalam al-Kutub al-Sittah saia, vaitu dalall1 kitab

7

pell1bahasan dalam skripsi ini, penulis perlu memberikan perumusan dalam

pell1bahasan ini, yaitu : "Bagaimana adab bertamu daJam aJ-kutub aJ-sittah ?"

C. Kajian Pustaka

Melalui penelusuran kepustakaan kebeberapa tempat, penulis

ll1endapati penelitian tentang lulab bel'la/1lu tla/am pel's1JeMij a/-Qul'il/l ;

Pellajiiirall Alas Q.S. Il/I-Nul' : 27-29./3 Dalam skripsi tersebut di ungkap hal­

hal yang ll1enjelaskan tentang petunjuk dan peraturan hidup bermasyarakat,

karena bertall1u ini mengingat signifikansi dan relevansinya bagi kehidupan

bermasyarakat. Adapun dalam penelitian yang penulis sqjikan menekankan

pada aspek metodologi bertamu yang baik dalam qiaran Islam, lebih terfokus

lIntuk ll1emahall1i konteks hadis sehingga dari pembahasan yang dikqji

tentunya berbeda dari fokus karya di atas.

D. Tujuan Pcnclitian

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk :

I. Untuk mengetahui sejauh mana cara Islam bertamu.

2. Untllk ll1emenuhi persyaratan guna ll1eraih gelar kesm:ianaan strata sntu

(8 I) dalam bidang Tafsir Hadis pada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatllllah Jakarta.

Eo Mctodo!ogi Pcnclitian

!J Al ._l" .'" ", no

8

Sebagai landasan operasional dalam penulisan skripsi ini penulis

menggunakan metode tertentu yang kemudian penulis membatasinya menjadi

tiga bagian yaitu :

1. Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengkajian dan penelitian tentang hadis-hadis

yang terdapat dalam al-KUlub al-Sillah, penulis sepenuhnya melakukan

telaah kepustakaan (Library Research), yaitu dengan memposisikan al­

KUlub al-S'illah sebagai acuan primer untuk mendapatkan data yang valid

dan reprcsentatif sekitar hadis yang akan dipakai dalam penelitian ini

adalah sejumlah buku-buku yang masih ada kaitannya dengan objek

pcnelitian scperti kitab-kitab tel:iemahan haclis, buku-buku wacana hadis

dan bahan-bahan nuukan lain yang reievan dengan objek pembahasan

yang dibahas. Hal ini dimaksud agar mendapat informasi secm'a lengkap

untuk menemukan kesimpulan yang akan diambil secara penting.

2. Metode Pembahasan

Berdasarkan referensi yang ada, penulis dalam pembahasan skripsi

1111 berpijak pada metode deskriptif-analisis, yaitu melalui pengumpulan

data baik pnmer maupun sekunder lalu diteliti dan dianalisa kemudian

c1iambil kesimpulan.

3. Teknik Penulisan

Aclapun teknik penulisan skripsi ini pcnulis mcngacu pacla buku

pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi. Tesis dan Disertasi) yang

9

ditcrbitkan oleh CeQDA (Centre for Quality Development and Assurance)

Universitas Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta 2007.

F. Sistcluatili.4l PcnuliSHIl

Skripsi ini terdiri dari empat bab, yang terbagi lagi kedalam sub bab.

Adapun sistematika penulisan tersebut sebagai berikut :

Bab satu pendahuluan, yang terdiri dari : latar belakang masalah,

pel11batasan dan perumusan l11asalah, kajian pustaka, tujuan penelitian,

metodologi penelitian, sistematika penulisan.

Bab dua kehujahan hadis dalam al-kutub al-sittah, yang terdiri dari

kiwb 3.ahih al-Bukhari, 3.ahih Muslim, sunan Al-Tirmidzl, Sunan AI-Nasai,

Sunan AbfI Daud, Sunan ibnu Maiah.

Bab tiga tinjauan umum tentang adab bertamu, yang terdiri dari:

pengertian adab bertamu, tujuan bertamu: silaturahim, memenuhi undanglll1,

menyampaikan keperluan, berta111u adalah ibadah.

Bab empat adab bertamu dalam al-kutub al-sittah, yang terdiri dari:

teks matan dan syarah hadis: 111eminta izin sebelum masuk, mengt1eal)kan

salam atas penghuni rumah, lamanya masa berta111u, asbab al-\vUJ'ud al-hadis,

analisis.

Bab lima penutup, yang terdiri: dari kesimpulan dan saran-saran.

BABIl

KEHUJJAHAN HADIS DALAM AL-KUTUB AL-SITTAH

A. §.a1!ih al-Bukhari

Nama asli al-Bukhari adalah Abft 'Abdullah Muhammad ibn Isma'il

Ibn Mughirah ibn Bardizbah. Beliau dilahirkan pada hari jUln'at I3 Syawal

194 H, di Bukhara. Wafat di desa yang sama pada malmn sabtu, n1alam Idul

Fitri pada tahun 256 H. I Pada usianya yang relatif muda ia sudah l11alllpu

mcnghafal tulisan bcbcrapa ulama hadis yang ada di negeJ'inya. AI-Bukhari

tergolong orang yang memiliki sifat penyabm' dan memiliki kecerdasan dalam

mendalami ilmu hadis yang jarmlg dimiliki ormlg lain. Karena kecerdasan dan

ketekunannya dalam mempelajari hadis-hadis maim ia diberi gelar AmiI' at-

lviu 'minfn fi at-Hadi/, suatu gelar kehormatan yang diberikankepadanya dari

ulama-ulama hadis pada zamannya.

Mendalami ilmu hadis adalah kegiatan yang sangat dicintainya, ia

menghafal 100.000 hadis e.ab.ib. dan 200.000 hadis yang tidalqab.ib.. bahkan ia

telah mengetahui banyak tentang hadis sebanyak 600.000 hadis bahkall

sampai 750.000 hadis. Dalam riwayat lain ada juga yangmengatakan balMa

Beliau mengetahui hadis sampai 900.000 hadis. Dellgan ketekUllall11ya

Il1cnyclcksi dan mcnyaring haclis tersebut schingga hanyatinggal 9.082 hadis

tAbu' Abdullah Muhammad ibn Isma'il Ibn Mughirah ibn Bardizbah al-Bukhari,,lal1illal-Bukhar!, ( Dill' al-Fikr, 1994), juz ke-I. h.3,

.. Zufran Rahman, Kajian Sunah Nabi Saw. Sebagai Sumber Hukum Islam,' .IawabanT('rhadal' Ingkar Sunah. (Jakarta: CY, I'edoman IImu Jaya, 1995), eet ke-I, h' 209.

11

yang e1apat e1ipertanggungjawabkan, Beliau melakukan penelitian ini selama

J6 tahun.3

Menurut penelitian ahli haelis, Imam Muhammael Fu'ael ' Abelul Baqi,

jumlah haelis al-Bukhari tennasuk yang berulang-ulang sebanyak 7.563 haelis

.,a!?i!l dan haelis yang tielak berulang-ulang tersebut e1isaring elan e1iseleksi

kCl11bali schingga tinggal 2.607 haelis e.ab.i!J..-I

Kitab e.a!J.i!J. Bukhari aelalah kitab haelis yang menurut mayoritas ulama

hadis adalah kitab hadis tcre.a!J.i!J. dibanding kitab-kitab hadis lainnya. Mereka

l11eni lai bahwa haelis-hadis yang terdapat eli e1alam e.a!J.i!J. al-Bukhari suelak

tidak e1iragukan lagi kualitasnya. 5 Karya Imam al-Bukhari e1alam bielang haelis

cukup banyak namun yang terbesar elan yang terkenal e1ari karyanya adalah

kitab al-Jami' al-(ia!J.i!J. atau yang terkenal dengan nama (ia!J.i!J. Bukhari. 6

Dalam teknis penulisannya, al-Bukhari membuat bab-bab sesuai

dengan tema dan materi hadis yang akan ditulisnya dan dalam kitabnya ini

Bcliau juga bermaksud mengungkap fiqh hadis !f.a!J.i!J. dan menggali

kesil11pulan hukul11 yang berfaedah, serta menjadikan kesimpulan itu sebagai

bab-babnya.

[bnu -S.alah pernah berkata ;"KetaI1llilah bahwa kitab (ia!J.i!J. al-Bukhari

elan (ia!J.i!J. Muslim merupakan dua kitab hadis yang paling !f.a!J.i!J. setelah a!-

Quran. Namun demikian, !f.a!J.i!J. al-Bukhari lebih sahih dari pada !f.a!J.i!J. Muslim

, Zuti"an Rahman, kajian Sunah Nabi saw, h. 210.-I Zufrall Rahman, kqjian Sunah Nab; saw, h. 210.5 T.B. Hasbi Ash Shiddieqy, Pokok-pokok /Ill/II DJroyah Hodis, (Jakarta: Bulan Bintang,

19761. h. 159.

12

dan lebill banyak memeberikan faedah. Imam Nawawi juga melontarkan

sanjungan yang serupa, "Para Ulama bersepakat bahwa kitab yang paling

~afJJ!J. setelall al-Quran adalah (ia!J.i!J. Bukhari dan Muslim, seluruh kaum

Muslil11in dengan bulat meneril11a keduanya, tak ada yang memungkiri. 7

Terlebih terhadap kitab (ia!J.i!J. al-Bukhari yaitu dikenal lebih ~a!J.i!J. dan

lebih banyak l11enebarkan l11anfaat dan pengetahuan. "Seluruh ulama sepakat

menerima kitab (ia!J.i!J. al-Bukhari," Demikiall tandas ibnu Katsir. Ibnu as­

Syubki pun melontarkan hal yang serupa, "Kitab (iafJi!J. al-Bukhari adalah

kilab termulia selelah Kitabullah.

Dengan mencermati beberapa pellilaian di atas, dapat digarisbawahi

bahwa mayoritas ulama menilai hadis-hadis dalal11 (ia!J.i!J. al-Bukhari sebagai

hadis ~a!J/!J.. Menurut mayoritas ulama, semua hadis dalam (ia!J.ih al-Bukhari

aclalah tel:iamin kualitas ~a!J.i!J.nya.S

B. ;ia!!.i!!. Muslim

Nama lengkap beliau adalah Abu Husain Muslim ibn al-Hajjaj ibn

Muslim ibn Warml ibn Khausyadz al-Qusyairi AI-Naisaburl. Beliau dilahirkan

di Naisaburl pada tahun 204 H dan beiiau wafat cli kota yang sama pacla tahun

271 H. Beliau menuntut ilmu sejak kecil pada tahun 218 H. Sama dengan

Imam Bukhari beliau menerima hadis clari guru-gurunya. Kemudian beliau

13

berkelana unuk mencari ilmu tentang hadis, berbagai tempat telah Beliau

tcmpuh eli antaranya ke Hijaz, Iraq, Syam, Mcsir dan lain-lain!!

Imam Muslim juga tcrkenal elengan claya hafalnya yang tinggi clan juga

mcmpunyai kemampuan clalam mengarang, di samping itu juga Beliau

termasuk orang yang wara, saleh, dan taq,Jla serta selalu menjauhkan cliri dari

segala perbuatan dosa. Imam Muslim meneluduki kedudukan yang tinggi

elalam bielang ihnu, banyak ulama yang mengakui akan ketinggian ilmunya. 1o

Sebagai seorang ahli haclis Beliau telah mengum]Julkan 300.000 haelis,

kemuelian hadis yang telah ia kum]Julkan ia teliti clan seleksi kembali satu

pcrsatu hingga mcnjacli 7.275 haclis J.ab.i/1. termasuk yang bcrulang-ulang,

scdangkan yang di masukan kc dalam kitab Sa/1i/1 Muslim yang menjadi

]Jegangan sckarang sebanyak 4.000 hadis, bcliau mcnyusun kitab J.ab.i/1-nya itu

dalamjangka 12 tahun II

Kitab Sa/1i/1 Muslim adalah termasuk kitab haelis tcr-J.a/1i/1 setclah kitab

Sa/1i/1 al-Bukhari, sebab Imam Muslim termasuk Imam yang sangat teliti dan

selektif dalam mencari hadis dan para pe-riwayat-nya. Olch karcna itu, Sa/1i/1

Muslim aelalah kitab yang kedua clari kitab-kitab hadis yang mcnjadi pcgangan

scsuelah Sa/1i/1 al-Bukhari. /2

'J Muslim, Sa!.li!.l Muslim, (Kairo: Dar al-Hadis, 1994), h.8.III •. .. _

14

Menurut penelitian para uJama, persyaratan yang ditetapkan oleh Imam

Muslim bagi !iah.ibnya suatu hadis pada dasarnya sama dengan persyaratan

yang ditetapkan oleh al-bukhari. 13

Dalam kaitan ini, Imam Ad-Daruqu!ni memberikan sanJungan,

"Seandainya tidak ada Imam Bukahri dan Imam Muslim, tentu pembahasan

hadis tidak akan muncul". Hadis-hadis yang tertuang dalam §.ah.ih. Muslim

pada umumnya berkualitas !iah.ih. atau dinilai !iah.ih. oleh sebagian besar ulama

hadis. 14 Namun begitu, tidak semua hadis dalam kitab ini berkualitas !iah.ih..

Tidak pula berarti bahwa hadis-hadis di luar kitab ini kualitasnya tidak !iah.ih..

Dalam kitab ini Imam Muslim pernah berkata bahwa ia tidak

memasukkan semlla hadis !iah.ih. ke dalam kitabnya, melainkan hanya hadis­

hadis yang disepakati oleh para ulama hadis. Pernyataannnya ini dinilai oleh

ibnll ~alah sebagai penegasan bahwa Imam Muslim hanya memasukkan hadis

yang memenuhi persyaratan !iah.ih. yang telah disepakati ulama haclis.

C. Sunan al-Tirmidzi

Slisunan al-Tirmidzf ditulis oleh seseorang ulama besar yang bernama

lengkap Imam Tirmidzi yaitu Abu Isa Muhammad bin Isa bin Surah adalah

seorang Muh.adisin yang dilahirkan di kota Tirmidzi sebuah kota keeil yang

terlctak di pinggir utara sungai Amudaria sebelah lItara Iran sekarang ini.

Beliau dilahirkan di kota tersebut pada bulan Zulhijjah tahun 200 H (824 M).15

15

Iman Tirmidzl mcninggal pada malam scnin tanggal 13 Rajab tahun 279 H

bertcpalan dcngan tahun 892 M, dalam usia 70 tahun. Imam Tirmidzl adalah

salah scorang Imam yang pada masanya tidak ada tandingannya, Bcliau

mcmpunyai bcbcrapa karya tulis dan mcrupakan salah scorang Imam yang

tcladan pada biclang ilmu hadis. 16

Sebagai pencinta hadis, al-Tirmidzl mencurahkan seluruh hidupnya

untuk menghimpun dan meneliti hadis. Tak hanya berguru kepada para ulama

di negerinya, ia banyak melakukan perantauan ke negeri-negeri lain. Rute

pcngembaraannya sangat panjang, climulai dari Hijaz hingga Khurasan dan

kota-kola besar lainnya. 17

Kitab Sl/nan al-Tirmidzi memang memuat banyak hadis yang

berkualitas hasan. Karena itu, dari segi kitab tersebut lebihn1asyhur dengan

sebutan kitab hadis f1asan. Misalnya, sejak awal al-Tirmidzl tidak

merumuskan definisi yang jelas mengenai tolok ukur hadis hasan. Ditambah

lagi clengan seringnya al-Tirmidzl menggunakan istilah hasan c1engan

beraneka ragam cabangnya. Misalnya clalam satu kesempatan ia menggunakan

istilah hasan !f.ab.ib., semenalra pacla kesempatanlain iamemakai seblltan hasan

gharib. clan pada k.;sempatan yang lain lagi ia menggunakan istilah !J.a.l'an

!f.ab.ib. gharib. Memang penyebutan yang beraneka ragam ini

memmbingungkkan, apalagi istilah-istilah tersebut tidak c1isertai keterangan

yang jelas. Kendati begitu, ada satu hal yang perlu c1icatat, al-tirmidzl telah

menorehkan sejarah besar aalam pel:ialanan haclis dari masa ke masa. Jika

16

dulunya para ulama hanya memiliki dua istilah untuk hadis, yakni !i.a!J.i!:J. dan

(lai j; clengan kehacliran al-Tinniclzl, pel1lbagian itu menjadi semakin beragam.

AI-Tirmielzlmenal1lbahkan satujenis hadis, yakni hasan. Jaeli, total jenis hadis

aela tiga, yaitu !i.a!JJ!:J., !iai leian !:J.asan.l~

Kapasitas al-Tinnidzl clalam dunia hadis semakin diakui ketika ia

menganalisa kelemahan elan kelebihan para periwayat, yang dikenal dengan

istilah al-.!arh wa al-Ia 'di!. Ilmu al-.!arh wa al-Ia 'dil ini memiliki peran besar

untuk mengetahui kondisi para periwayat haclis sehingga clari situ dapat

disimpulkan, apakah hadis yang diriwayatkan seorang perawi bisa diterima

atau tidak. Abu Isma'il al-Harawi, menyebutkan bahwa kitab Sunan al­

Tirlllidzi Icbih banyak mell1berikan faedah daripada 0.a!:J.i!:J. al-Bukhari dan

0.ul!.ilj Muslim, scbab, hadis yang tCrlllual dalam Sunan al-Timzidzi

diterangkan kualitasnya. Jika hadis tersebut berstatus lemah, mab sebab­

scbab kelemahannya juga diterangkan. Karena itu, setiap orang yang

Il1cmbacanya bisa dengan ll1udah mengambil kesimpulan mengenai status

sebuah hadis. 19

Kami melihat bahwajami' Tirmidzi merupakan eontoh yang baik bagi

praktek illl1iah yang dildkukan oleh ulal1la' hadis clalam rangka ll1engetahui

yang ,~a!:J.i!L llasan dan flai:f, ll1enyingkap 'ilal- 'ila! hadis, melakukan

penggalian hukull1, ll1engetahui periwayatan yang (siqa( dari yang malruk dan

lain-lain. 20

ll'DzlIlmani. 1\4emwnal Kilflh_lrilf1h f-.lfUlil· h IHLQ'l

17

D. Sunall al-Nasai

Ia memiliki nama lengkap Ahmad bin Syu'ib bin'Ali bin Sinan bin

BabY bin Dinar. Panggilan akarabnya adalah Abdurahmm:m al-Nasai, Ia

dilahirkan pada 215 H eli kota Nasa' yang masih termasuk wilayah Khurasa11

(Iran). Paela tempat keIahirannya inilah nama Nasai dinisbahkan. Oi kota

Nasa' ini, Imam Nasai dibesarkan.21 Pada usianya yang ke- I5 tahun, mulailah

Imam al-Nasai mengaelakan rihlah ke daerah Hijaz, Irak, Syam. Mesir, dan

daerah lainnya yang beraela eli sekitar jazirah 'Arab untnk mendengarkan dan

Il1cll1pclajari hadis. Dengan usahanya yang sungguh-sunggllh ini,lmanl [11­

Nasai pun sangat mahir daIam disiplin ilmu hadis. Kitab hadis pertama yang

dikarangnya adalah kitab al-Sunan al-Sughra22

Oengan clemikian kitab al-Sunan al-Sughra sangat sedikit 11Jemuat

had is !lui/ Karcnanya, tidak kelial bila dikatakan bila derlijatnya sedikit lebih

rendah claripacla (;iab.i!l al-bukhari dan (;ia!li!l Muslim. Kitab ini juga menjacli

pegangan para 'ulama haclis ketika meriwayatkan haclis darial-Nasai. Oi

dalam kilab ini terelapat sekitar 5.761 hadis.23

Dalam kitab Sunan al-Nasc1i yang merulJakan ringkasan al-Sunan al­

Kubra, jarang sekali terdapat hadis flai:l Sebab, al-Nasai menjaga sernaksinlal

mllngkin mutu kitab hadisnya ini. Kitab Sunan al-Nasic1i nyaris sederajat

dengan Sunan Aba Dc1ud, alasannya, karena keclua penulisan kiiab ini sama­

sama selektif elalam memilih haclis. Kecluanya tidak mau serampangan

memasukan hadis yang tidak jelas periwayatnya. Han)'a hadis ij,a!li!l saja yang

18

dimaslikan kc dalam kitabnya. Adaplln hadis ypi f tidak diberi ruang untuk

masuk di dalamnya, perbedaannya, AbCI Diiucllebih banyak menaruh perhatian

kepada matan haelis yang memiliki informasi tambahan elan haelis-haelis yang

eliperlukan fuqaha.24

E. Sunan Abft Daud

Imam Abu Diluel nama lengkapnya aelalah Abfl Dilud Sulaiman bin al­

As's bin Ishaq bin Basylr bin Syielad bin 1mmn al-'zdi. Ia dilahirkan paela

tahun 202 H eli Sij istan, suatu elaerah yang terletak eli BasmhY Kepribaelian

Imam Abu Diluel eliakui oleh para ulama yang seangkatan elengannya, elimana

ia seorang yang hafizh, Ba!J.rul UlCim, Mu!J.aditsin yang terpercaya, intclektual

yang tinggi elalam segnla c!isiplin ilmu pengetahuan keagamaan, terutama

sckali yang berkenaan dengan haelis Nabi saw.26 Kcmuelian ia wafat paela

tanggal 16 Syawal tahun 275 H bertepatan elengan 889 M, eli kuburkan

berelampingan elengan kuburan seorang ahli haelis yaitu Syufyan Al-Tsauri.27

AbCi Diluel menyusun kitab sunan menllrut bab-bab fiqh elan membatasi

isinya seplltar sunan-sunan elan hukum-hukum. Sehingga eli elalam kitab itu,

Beliau tielak menyebutkan kisah-kisah, khabar-khabar, tentang kezuhudan,

kcutamaan amal elan lain-lain. Abu Diluel sebenarnya telah I11cnulis haclis

sebanyak 500.000 haelis, elari sejumlah itu, Beliau memilih 408.000 buah

haelis, yang elimuat eli dalum kitabnya itu. Jumlah isinya secam terulang adalah

19

5.274 buah haclis. AbC! Dauclmenjelaskan metocle yang Beliau gunakan c1alam

sunan tersebut. Dengan c1emikian, AbC! Daucl mentaldulj c1alanl Idtabnya itu

yang !f.a!:J.i!:J. clan yang lainnya. Beliau juga menjelaskan bahwa c1iclall11111lya acla

yang sangat f!.ai:1: Orang-orang menerima clan memanfaatkan kitab itu serta

., 21'lll1CJ1lllJ 1nya.

AI-Khalabi berkata :"Ketahllilah, btab Swum AM Dtiud adalah sebuah

kitab yang mulia mengenai hadis-haclis hukum yang belum pernah suatu kitab

c1isusun sepertinya. Para ulama menerimanaya dengan I?aik kitab Sunan

tersebut. Karenanya, ia menjacli hakim antara ulama clan para fiJqaha yang

berlainan madzhab. Kitab itu menjadi pegangan ulama Irak, Mesir, Maroko

I . I . 29can negen amnya.

Menurut ibnu Qayim al-Jauziyah, kitab Sunan Abu Diiud I1lemiliki

keduclukan tinggi c1alam dunia Islam dan sebagai pemberi keputusan bagi

perselisihan penclapat. Kepacla kitab itulah orang-orang jujur mengharapkan

keputusan. Mereka merasa puas atas keputllsan c1ari kitab tersebut, karena Abfl

Diiucl telah menghimpun segala macam haclis hukum dan mellyuSunnya

dengan sistcmatika yang baik clan inclah serta membuang haclis yang lemah.30

Dari hal di atas, c1apat c1imengert i. bahwa cara penulisan hadis-hadis

dalam kitabnya ia!ah kalau hadis yang ditulis itu terclapat kelemahan maIm ia

menjelaskan di mana letak kelemahannya, sedangkan jika hadis tersebut !f.afJ.ifJ.,

maka bcliau ticlak memberikan komentar.31

" Ajjaj , Muhammad, ai-Khatib, ushul Had/s, h. 287.

20

F. Sunan Tbnu Mil.jah

Nama lengkapnya adalah Abu 'Abdillah Muhammad bin Yazid bin

lVliijah ar-Rubiii al-Qazwini al-I-Iafi;:;. Ibnu Majiih adalah gelar yang disandang

ayahnya. lVleski bunkan nama aslinya, ia memakai nama ibnu M4iah untuk

karya-karyanya. la dilahirkan pada tahun 209 1-1/824 M. Ibnu M4iah hidllP

pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah, tepatnya pada masa

kcpcmimpinan Khalifah al-lVla'mun (198 1-1/813 M) sampai akhir

kcpemimpinan Khalifab al-Muqtadir (295 Hl908 M). Ibnu M4iah watat pada

usia 74 tahun, pada hari selasa, 22 Ramadan 273 1-1. 32

Pada masa bcrdaulatnya dinasti Abbasiyah, kegiatan ilmiah klmsusnya

di bidang hadis mencapai puncak keemasannya. Saat itu,para ulan1a banyak

yang ikut andil dalam kegiatan pengumpulan hadis. Sayangnya, padasaat

yang bersamaan, kegiatan pemalsuan hadis juga semarak. Kondisi seperti itu

mcnggugah semanagat para ulama, khususnya ahli haclis,urltuk mClllbllat

ukuran (parameter) dalam memetapkan haclis-hadis Nabi saw.33

Ibnu lVliijah mempunyai tingkatan yang tinggi dalmn IJidanghadis

yaitu ketelitiannya dalam meriwayatkan hadis. Pia seorang kepercayaan yang

bcsar, yang disepakati tentang kepercayaannya di bidang hadis, pendapat­

pendapatnya sendiri menjadi Hujjah, dia mempunyaiintelel@al yang tinggi

clalam memahami clan menghafal hadis.34

Scbagian kritikus hadis juga menyayangkan masulenya hadis~hadis

zawaid (hadis-hadis yang tidak ada dalam leitab hadis lainnya) leedalam kitab

21

Sunan 1bl1u Miijah ini. Namun demikian, jika diteliti lebih eermat, kualitas

had is-hadis zawaid sangatlah sedikit yang berstatus gai f (lemah). Artinya,

yang mcndominasi kitab Sunal1 Ibl1u lVkijah ke dalam al-Kutub al-Siltah

(enam kitab hadis). Pendapat ibnu Iahir ini diikuti oleh ibnu BajaI' al-

i\sqalanl, al-Mizzi, dan ad-Zahab1.J5

Banyak 1I1ama yang memeberikan komeatar atall penilaian terhadap

kitab SUl1al1 1bl1u Miijah ini. Pada lImumnya mereka sepakat menilai bahwa

kitab ini memeiliki kellnggulan pada aspek sistematis penulisannya, sehingga

dapat mempermudah siapa pun yang hendak menelusuri dan mempelajari

hadis Nabi. Kelebihan lain dari kitab ini adalah dimuatnya hadis-hadis yang

lidak ada di dalalll al-Kulub al-Khwl/syah (Lima Kitab Hadis) yang slIdah

terkenal. yakni SabJ!J. al-Bukhari, (ia!J.l!J. Muslim, SWUII1 Abii Diiud, SUI/an al-

Tirmidzi dan SUl1an al-Nascil. Dengan dClllikian, kitab SWUII1 1bl/li Miijah

dapat melengkapi dan menambah khazanah hadis-hadis Nabi.36

Scbelumnya, dan sebagian ulama sesudahnya, menilai bahwa sllmber

kitab hadis ke enam adalah kitab Muwala' Imam Malik, karenalebih fia!J.i!J.

dari Sunan ibnll Miijah.37 Tetapi para ulama mendahulukan Sunan Ibnu M~jah

atas al-Muwala', adalah karena di dalam Sunal1 1bl1u Mcijah , banyak terdapat

hadis yang tidak tcrdapat dalam kitab lima, hanya karena inilah 111ereka

Illcmilih dan mendahulllkan Sunan Ibnll Majah , bllkanlah karena Sunan ibnu

Mdjah lebih Sa!J.ifJ. dari al-Muwala,.JS

~~ Dzulmani, Aiengenal Kilab-kilab Hadis, h. 118

BAB III

TINJAUAN UMUM TENTANG ADAB BERTAMU

A. Pcngcrtian Adllb Bcrtamll

Sebellll11 menjelaskan secara terpcrinei pengertian adab bertal11u, dan

bcbcrapa tujuan adab bertal11u terlebih dahulu penulis l11enjelaskan tentang

kata adab, agar bisa dipahal11i dengan sebaik l11ungkin.

Kata adab l11cnurut bahasa berasal dari bahasa Arab, (Adah). i Menurtlt

istilah adab adalah scsuatu yang l11enjelaskan tentang kesusilaan/nilai tingkah

laku sescorang yang harus dilaksanakan, schingga akan terlihat karaktcr dari

pribaclinya.2 Mahl11ud Yunus l11cnerangkan dan l11cngartikan kata adab sebagai

tcrtib dan sopan.3 Idris al-Marbawl mengartikan adab sebagai tingkah lakllclan

perangai yang baik.4 Luwis Ma'luf dalal11 Munjidnya l11C11iclaskan bahwa adab

(Jama'nya: AdaM yaitu: kcelokan tingkah laku dan penstlCiaIlakhlakdal'i

suatu 'aib. Bcliau juga l11cl1crangkan bahwa kata ini seem'a tllllUll1 adalah

ungkapan dari i1l11u-iIl11u pcngctahuan dan ungkapan atas apacapa yang

mel1jadi pantas tcrhadap sesuatu atau seseorang. S

'Adab artinya: Sopan, terlib, Bafifi. dkk, Kamus Arab-Inggris-Indanesia, (Jakarta:PTRineka Ci pIa, 1994), eel, ke-I , h.1 I. Juga adab diartikan: Sopan sanlun, (AI-habsyi, Busin, KamusA;..!wulsar Lengkap; Arab-Indanesia, (Surabaya: Yayasan Pesanlren Islam, 1991), eet,ke-3, h. 13.Kcmudian ada yang mcngartikan Adab adalah penctidikan, (Tirtobisol1o Yall.Dkk,Kanius Arab'­Inggris-Indonesia, (Surabaya: Apolo), h. 18. Serta ada yang mengartikan adab: Mendidikkcsopanan, moril, (Tim Pcnyusun Kamus, Kamlls lndonesia-Inggris-Arab, (Surabaya: BintangTimur Surabaya), h. 8

2 AI-barry, M. Dahlan. dkk, Kamus IImiah Papular, (Surabaya: Arkola), h. 3) Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: PT. Bidakarya Agung, 1989), eet, ke-

7. h. 37'Idris. Muhammad. Abdurra'uf al-Marbawiy, Qamus Idris al-Marbawiy, Arabiy lvlalayu,

(Mesir: Mustain al-Babiy al-Mambiy, 1350 B), eet, ke-4, Jilid 1(0-1, h. 14'Ma·lul'. Luwis. AI-Munjid Ii al-Lughah wa al-A 'lam, (Beirut: Daar al-Masyiriq. 1984).

cet, kc-27, h. 5

23

Adab adalah satu istilah bahasa Arab yang berarti adat kebiasaan. Kata

ini mcnunjukan pada suatu kebiasaan, etika, pola tingkah lal<u yang dianggap

scbagai model. Selall1a clua abad pertall1a setelah kell1unculan Islam, istilah

adab membawa implikasi ll1akna etika dan sosial. Kata dasar adab ll1empunyai

arti sesuatu yang menakjubkan, atau persiapan atau pesta. Adab dalam

pcngertian ini sama dengan kata lain urbanitas, kesopanan, keramahan,

kdmlusan budi pckcrli masyurakat kotascbagai kcbalikan dad sikap kasar

orang Baclui. 6

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, terclapat mii adab ini sebagai

kcsopanaan, kehalusan dan kebaikan budi pekerti.7 I)alall1 kamus yang lain,

kata aclab juga diartikan sebagai sopan santun berdasarkan peraturan dan

kcw,~jiban yang berlaku, baik dalam pergaulan sesal11a l11anusia l11aupun

dcngan yang lainnya. Kata ini juga berarti sastra.8 Dalal11 k!ltnus Bahasa

Inggris, clitell1ukan keterangan bahwa adab yaitu: culture, civilazation,

learning and good manner yang berarti kelmclayaan, peraclaban,belajardm1

kcbiasaan yang baik.9

Di samping itu, dalam Ensiklopedi Islam, penulis n1elidapatkan

penjelasan bahwa adab merupakan kata yang sudah dikenal sebelum

dalangnya Islam, diperkirakan 150 lahun sebelum kelahiran nabi Muhal1il11acl

"Artikel ini diakses pada tanggal28 Maret 2009 dari http://agussyafi.blogspol.COnl7Tim Pcnyusul1 KUl1llls. Pusat Pembinaan dan PCllgembanganBahasa. Departcl11en

Pcndidikan dan Kebudayaan, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarla:Balai Pustaka 1988), cet, ke-I ,h.S

24

Saw. Kata adab sclain berarti akhlak yang baik, juga berarti pengqjaran dan

pendiclikan yang bail,- 10

Berdasarkan beberapa definisi tersebut c1i atas, adab bertamu dapat

dipahami sebagai tingkah laku seseorang yang balk berdasarkan kesucian jiwa

dan dimanifcstikan melalui aturan-aturan dalam bertamu yang sesuai dengan

sya'riat agama Islam. Or:.ll1g Muslim beriman kepada kewajiban memuliakan

tamu, menghormatinya dengan penghormatan yang semestinya, karena hal-hal

tcrsebut sesuai dengan syari'at Islam. Sebab dengan saling menghormati,

maka akan terlihat suatu keharmonisan antara seorang tamu dan tuan rumah

tersebut. II

Dalam kapasitas sebagai makhluk sosial, kiranya sudah mel\iadi

kewajaran kalau di dalam pergaulan sehari-had, melakukan kegiatan saling

kunjung-mengunjungi antm'a satu dengan yang lainnya, hal in! lebih kita kenaI

c1engan bertamu. Dalam kamus Bahasa Indonesia, berlamu diartikan sebagai

datang berkunjung untuk melawat clan sebagainya. 12 Jacli, menurut sya'riat

[slam orang yang dateng berkunjung kelempat orang lain atau ke peljamuan,

menginap di hotel, serta membeli barang di tokq disebut sebagai tamu. 13

Is[am telah memberi pedoman dan petunjuk bagi umat manusia

bagaimana mereka harus bergaul clan berhubungan satu dengan yang lain, di

dalam suatu masyarakat clan dunia. Setiap pribacli merasa aman, tenang clan

tenteram, karena ia tahu bahwa ia c1ikelilingi oleh sesama manusia yang

IOTim Penyusun, Dewan Redaksi Ensi1<lopedi Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: iehliarBani Van HOf'ff'vP 1C)C}7'\ t'pt I!"A_A I~ 1:(.;

25

beradab. 14 Seseorang yang bersikap ramah-tamah terhadap ciptaan-Nya, Allah

akan bersikap ramah-tamah pula kepadanya. Maim dari itu, sebagai umat yang

bermasyarakal, beramah-tamahlah kepada scsama manllsia yang aela eli e1unia

Dalam kehiclupan bermasyarakat, lielak akan pernah lerlepas clari

kegiatan berlamu dan menerima tamu. Adakalanya diri pribaeli yang

mcngllnjungi sanak sallelara, leman-teman alau para kenalan, clan lain waktu

mereka yang mcngllnjungi. Supaya kegiatan kunjung-mengunjungi lersebul

letap bcrelampak pOSilif bagi keelua belah pihak, maIm Islam mcmberikan

lllntunan bagaimana sebaiknya kegiatan berlamu elan menerima lamu

lersebut. 1(,

Berlamu dengan niatan yang baik, elan tulus (ikhlas), memperhalikan

kctepatan waktu bertamu elan tielak merepotkan orang yang eli e1atangi,

menggunakan kesempatan kunjungan ini untuk hal-hal yang membawa

manfaat. 17

B. Tujulln Bertamu

Kelika berlamu ke rllmah orang lain, pasti mempunyai tujuan lcrlenlu,

alau maksuel yang bisa menyerlai untuk e1atang menghampiri tuan l'Umah.

"Ern. Visi. Islllml'en)'lIlJw .JiwlI clan P"ndiclik IlkIJlllk Mllnll,I'ia, (Kllnlnlllmpul'; Ern III1lUSDN. 1(95). eel. ko-I, h. 152·153

15 Ali, Aziz AI-Bakistnn, Elikll Dalamlslam, (Sllrabaya: Risnlah Gusti, 1992), cet, I<e-I,h. 38

26

Bahkan banyak kemungkinan hanya tmtuk menyempatkan cliri agar bisa

1l1cne1l1ui seseorang yang di kuqjungi. Dari sinilah, banyak sekali tentang

tujuan bertamu. Tujuan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Silaturahim

Kala silaturahi1l1 1l1ungkin sudah sering dite1l1ukan, bahkan sangat

tidak asing lagi terdengar di kalangan 1l1asyarakat. Juga kata ini, sudah

sangat umum digunakan orang dalam masyarakat, baik seem'a lisan

1l1aupun tulisan.

Rahim secm'a bahasa berarti rahmah yaitu lembut dan kasih sayang.

Tarahamal qaumu artinya saling berkasih sayang. Tarahama 'alaihi

berarti mendoakan seseorang agar 1l1endapatkan rahmat, istarhama berarti

memohonkan rahmat. Rajulun rahumun (orang laki-Iaki yang penyayang)

dan imra 'a/un rahumun (perempuan yang penyayang). AI-Rahmah fi bani

adcim, berarti kelembutan clan kebaikan hati. 18

Dari arti di atas, makna silaturahim adalah menyambungkan tali

persaudaraan atau cinta kasih. Bahkan AI-QaQi mengatakan, tidak ada

khil,,! (perbcdaan pendapat) mengenai wajibnya bersilaturahim secara

kescluruhan, dan bahwa memutuskannya merupakan perbuatan maksiat

yang mengandung dosa. Karena perkara tersebut sesuai dengan hadis Nabi

27

saw. 19 Silaturahim merupakan perkara agung yang diperintahkan oleh

Allah dan menyia-nyiakannya adalah hal yang paling dilarang oleh_Nya.2o

Silaturahim selain perkara yang agtll1g, maka me11ialani Imbungan

kekeJuargaan merupakan kewajiban yang hanls clilakukall, dan

l11emutusnya merupakan perbuatan closa yang besar. Allah clan Rasulullah

tclah I11cnjanjikan kepacla orang yang I11cnjalani silaturahil11 clengan pahala

yang besar di akhirat, l11anfaat duniawi yang besar, kecintaan dalam hati

l11embawa hamba-hamba, keleluasan rezeki, kenangan yang baik, dan lain-

lainnya, dari pengaruh-Nya yang terpuji.21 Hal tersebut dikataktm Nabi

dalam hadisnya:

J ,

J~)~

"Diceritakan kepada Kami: Muhmllnlacl ibn Abi Y'qtlb al­Karamani c1iceritakan kepacla kami Hasan c1iceritakan kepacla kamiMuhammad c1ari Anas ibn Malik r.a berkata: Melihat Rasulullahsaw berkata: "Barang siapa yang ingin dimuclahkml rizkinya ataudimidahkan usahanya maim sambunglah tali silaturahim".

19Ayyub, Hasan, Etika Islam; Mem!;u Kehidupan Yang Hakiki, (Bandlll1g: TrigendaKarya. 1994), cet,ke-I, h. 348

:!(}Lihat Dalam Kitab Sahih Bukhari Hadis yang ke-5987, dan sahihAilu~;limhadisYangkc-2557

:!I Abdul;' Aziz bin Fathi al-Savvicl N~(i:l FI1'i!iklnnfNlin F'tilm Jt.'nn~ /hl"''''i:t6.l\A<'ril,.f:,.,,1~

PEHPUSTAi(/\P,NUIN SYNHD

28

Pari uraian di atas, silaturahim merupakan salah satu jalan untuk

meraih pahala yang terpuji, dan keutamaan silaturahim sungguh positif,

jumlahnya eukup banyak, dan manfaatnya sangat besar, baik untuk

kcpcnlingan dunia maupun akhirat. Nash-nash al-Quriin dan al-Sunnah

eukup jelas mengenai hal itu. pemikian pula dengan ueapan-ueapan para

ulama dan orang-orang bijak. Pi antaranya adalah perlama, silaturahim

adalah lambang iman kepada Allah dan hari kiamat. Kedua. silaturahim

pcnyebab berlambahnya usia clan kelapangan rezeki. Kellga, silalurahim

I1lcnghasilkan hubungan Allah c1engan orang yang bersangkutan, dan lain-

. ?'lau1I1ya.-J

Silalurahim c1apal menjacli sualu waclah yang baik bagi seseorang

c1engan yang lainnya untuk bertemu clan saling berdiskusi tentang berbagai

hal mengenai persoalan hiclup, yang pada akhirnya dapat meneari solusi

alas persoalan lersebut.

2. Memenuhi Undanglll1

Memenuhi undangan merupakan salah satu tujuan c1ari c1atangnya

seseorang kerumah orang lain, Hal ini juga merupakan salah satu c1ari

cnam hak scorang muslim terhadap Muslim lainnya. Unclangan ini bisa

berupa tasyakkuran, walimalul'rs, pel:!amuan makan clan lain sebagainya.

Setiap muslim aclalah saudara bagi Muslim yang lain. Setiap

Muslim mcmiliki hak bagi saudaranya yang lain. Hak sesama Muslim ini

"Rosyad, Abdul, Siddig, Memulllskol1 Hllblmgon Kekelllorgool1, (Jakarta: Akbar, 2001 J,ect. ke-I. h. 26-31

29

sangatlah banyak, Oi ant81'a hak yang hams ditunaikan seorang Muslim

pada Muslim yang lain dalam hadis ini adalah nlemenuhi undangan.

l-lukllm memenuhi lIndang81, seorang ]\1uslim adalah disyariatkan, tanpa

adanya perselisihan di antal'a para ulama, Namun hal ini dengan syarat:

Per/ama, Orang yang mengundang adalah seorang Muslim, kedua, Or81lg

yang mengllndang tidak tcrang-terangan dalam berbuat maksiat, seperti

main kartu, merencanakan perampokan dan lain sebagainya dan keliga,

Tidak terdapat maksiat yang tidak mampu dihilangkan dalam acara yang

akan dilangsungkan, Seperti acara beljudi, mabuk-mabllkan, dan lain

sebagainya. 24 Seperti dalam hadis Nabi saw:

'" "J. '"

:;1;') ~C! C:G.- I:,JL; ~ JI)

"Oiceritakan kepada kami: Yahya ibn Ayub dan Qutaibahibn H~iar berkata: Diceritakan kepadakami Isma'il ia adalah ibn.Ia'lilr dari al-' lai sesungguhnya Rasulullah saw'bersabda: "Hakmuslim pada muslim yang lain ada enam yaitu: "Apabila engkau

~.4FirdallS, Muhammad. "hak-hak muslim seiati". art'ikel ini rli::lkl;:f>1:: IYllhtm'ilio-<;\! ,)Q·~i1';;'f_'i

30

bertemu berilah salam padanya. Apabila engkau diundangpenuhilah undangannya. Apabila engkau diminta nasihatnasihatilah dia. Apabila dia bersin lalu mengueapkan alhamdulillahdoakanlah dia dengan mengucapkan yarhamukallah. Apabila diasakit jenguklah dia. Apabila dia meninggal dunia iringilahjenazahnya".

Memcnuhi undangan hukumnya ditetapkan dalam sya'rial Islam.

Dengan memenuhi undangan, seorang Muslim hams berniat mel11uliakan

saudaranya agar ia diberi pahala karena niatnya yang baik, sebab sel11ua

all1al perbuatan ilu harus dcngan nial, dan bagi setiap orang ilu apa yang ia

niatkan, dan scbab dcngan niat yang baik itu hal-hal yang mubah berubah

mcnjadi kclaatan di mana scorang Muslim clibcri pahala karcnanya.26

Apabila mcmcnuhi undangan, jika unclangan lcrscbul tcnlang

wu!imel/ul'rs maka dia wajib datang jika yang mengundangnya orang

Muslim. Jika llnclangan ini selain walimatul'rs, clia bolch datang dan boleh

tidak jika mcmang ada sebab yang menghalanginya. Dia ticlak bolch

memcnuhi unclangan orang kaya saja, scdangkan unclangan dari orang

ll1iskin dilolaknya, Unclangan ini perlu clitolak hanya karcna dia scclang

puasa, Jika clia sedang puasa sunat, lalu tahu bahwa saudaranya yang

mcngundang akan mcrasa gCl11bira j ika dia l11akan, maIm clia bolch makan

dan mcmbalalkan puasanya27

Jika orang yang diundang dalam keadaan sakit atau scdang

mcrawat orang sakit, atau sibuk mcnjaga harta, a.tau cuaea pada hari

tersebul sangal panas atau sangat dingin, alau hujan pada hari itu sangal

3J

deras sehingga membasahi pakaian, atall dia adalah orang yang terikat

konlrak kelja dan tidak diizinkan oleh majikannya, maka dalam keadaan-

keadaan seperti ini tidaklah wajib unluk memenuhi undangan.2S

Dari pengerlian di atas, mayoritas ulama berpendapal bahwa

unclangan yang wajib dipenuhi hanya undangan walimah (resepsi

pernikahan). Sedangkan undangan selain walimah hanya clianjurkan (lidak

.'b) J d' I . 29waJI untu ( lpenu 11.

Faeclah yang bisa dicapai ketika memenuhi suatu undangan di

antaranya, merasa nyaman, bahagia dan lain sebagainya. Kehadiran pada

suatll acara scscorang yang mengundang dapat menjadi suatu kebahagiaan

dan pcnghormatan atas dirinya. Hal ini dikarenakan adanya kcsaluan jiwa

dan kcsamaan aqiclah diantara sesama Muslim. Berkailan dengan hal illi,

Mahfud Syamsul Hadi menjelaskan bahwa unluk menimbulkan rasa cinta

dan kasih sayang terhadap sesama Muslim dalam suatu masyarakat, Islam

dalam hal ini mengingatkall manusia agar kembali mengenal asal uSlllnya

yang berasal dari salu jiwa, yakni nabi Adam a.s. dan mengingatkan

hllbungan pcrsalldaraan dalam naullgan salu Tuhan, yaitu Allah Swl serta

. I I b I' . )0mcnglilgal (an lcntang tempat (em a I manllSla.

Dengan mellgillgat hal tersebllt di alas, maka perasaan setiap

manllSla mcnjadi lerscntllb, menjadi halus perasaan, clari perasaan y,1I1g

2SFuad, "ll1cmcnuhi undangan seorang llluslilll"Arlikel ini diakses pada tallggal 28 Maret2009 duri, http://clirhallistad.ml1ltiply.com/journal/item/8

:!C)Fuad, "mcmcnuhi undangan seorang lllusiim",Artikel ini di akses padn tanggal28 Maret')on'l dari htIIYII1'III"hn!"et.,,1 n'"I,; I., "" /:" 1/:. __ .__ 10

32

seperti ini akan menghasilkan sileap einta kasih sayang terhadap sesama

manusia clan tenggang rasa c1i antara sesama selaku anggota masyarakat.

Dari sileap tenggang rasa inilah, akan bisa mengalahkan sileap egois, sikap

buruk yang hanya mementingkan c1id pribacli sendiri. Dalam kondisi

apapun, kalau sikap tenggang rasa sudah tumbuh subur pacla diri pribacli,

maka akan selalu berusaha meluangkan waktu untuk dapat menghacliri

undangan clad saudara semuslim.

3. Mcnyampaikan Kcpcrluan

Di antara karunia Allah swt yang besar bagi manusia aclalah

kemampuan berbahasa atau berbieara, yang dimiliki oleh manusia

tersebut.

Dalam hal ini, Jalaluclin Rahmat menjelaskan bahwa berbahasa

merupakan suatu kemampuan pada manusia untuk mengungkapkan isi

hatinya c1engan bunyi yang dikeluarkan dari mulutnya. Berbahasa juga

(clah membeclakan manusia c1engan makhluk Allah Swt yang lain. Dengan

berbahasa, manusia dapat mengungkapkan dirinya, mengatul'

lingkungannya dan pada akhirnya, ia mampu mendptaktlll budaya insani.31

Dalam konteks penyampaian keperluan ini, malea bahasa dap,lt

menjacli 'jembatan' antara seseorang c1engan yang lainnya. Sebagai

makhluk hidup sosial, (entu tidak akan bisa hidup seetll'a individual dan

menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihaclapi. Lama sebelum

lambang-lam bang tulisan digunakan. orang sudah l1lenggllllakan bahasa

""J.'

sebagai alat komunikasi. Bahkan, setelah tulisan ditemukan sekalipun,

berbahasa masih tetap lebih banyak digunakan. Hal ini dikarenakan ada

beberapa kelebihan penyampaian lewat bahasa yang tidak dapat digantikan

dengan tulisan. Beberapa kelebihan tersebut yaitu antara lain; Pertama,

lebih akrab, kedua, lebih pribadi (personal), ketiga, lebih manusiawi.32

Berdasarkan hal tersebut di atas, maIm tak heran jika seseorang

lebih banyak datang bertamu kerumah saudara, kerabat dan sahabatnya

untuk menyampaikan suatu keperluan yang menyangkut persoalan pribadi

baik berupa materi, maupun non materi. Umpamanya menyampaikan

undangan untuk suatu aeara, menyampaikan amanah dari Qrang lain,

memusyawarahkan suatu permasalahan, meminta fatwa tentang suatu

permasalahan agama, meminjam barang atau uang, meminta bantuan dana

dan sebagainya. Seperti dalam hadis Nabi:

"Dieeritakan kepada kami: Abu 'Asim al-Duhaka ibnMLlkhulid diberitakun kepudu kumi ul-'Auza'u dieerilukml kepudt\

.12Ja laludin Rakhmat, Relorika Modern; Pende!iallln Praklis. (I3nndung: PT RcmajaRosdakarva. 2000). cet. Ke-6. h.l

34

kami hasan ibn 'Atiyah dari abi Kabsyah dari 'Abdullah ibn 'Umarsesungguhnya Rasulullah saw bersabda: "Sampaikanlah kepadakuwalau satu ayat dan disampaikan kepada Bani Isra'il dan janganragu, Barang siapa yang berbohong maIm tell1patnya itu neraka",

4. Bertamu Adalah Ibadah

Allah swt menyuruh hambanya agar bisa melakukan perbuatan-

pcrhll"I'll1 yWlg eli cinl;li-Ny", schingga akan Illcnjaeli hal y;ll1g b,:rsil'll

ibaelah, Sebagai lunat ll1anusia eli tuntut untuk Il1cngagumi abn semua

keagungan-Nya.

Asal kala ibadah adalah Il1crendahkan diri, dan dari sinilah

limbulnya kala 'uhdlll1 (hamba), karcna adunya mCl'cndahkan diri kcpada

Tuhan, Dalall1 ungkapan F'udkhllli.li 'iMdi, kata 'iMdi di sini bCI'Hl'ti

golongan, Jadi, arti lengkap dari ungkapan tersebut, 'masuklah kedalall1

golonganku', yaitu orang-orang yang mengabdi kepadaku. Di sini kata

'iMdi. sudah ll1enunjukan kepada arti baru, yaitu: penghambaan,

I I' 34pcnga)( Jan,

Kelika eli unlul sebagai seorang hall1ba untuk mcmuja sang raja

(Allah) ll1aka hendaklah menyerahkan diri hanya kepada-Nya, Saat ini

bcredar asumsi di tengah-tengah masyarakat, bahwa sunnah itu "Apabila

dikcl:iakan mendapatkan pahala, dan apabila ditinggalkan tidak apa-apa",

Alau ada juga yang berpendapat bahwa sunnah itu, "Apabila dikel:jakan

mendapatkan pahala, dan apabila ditinggalkan tidak mendapatkan siksa"

Akibalnya, lidak heran apabila kebanyakan ll1asyarakat tidak mempunyai

35

beban apa-apa ketika mereka meninggalkan ibadah sunnah. Ujung-

ujungnya l11erek<: l11enyepelekan ibadah yang l11asuk ke dalal11 kategori

ini.35 Padahal, pada faktanya ibadah sunnah merupakan ibadah yang

Ul·gen. Jika tidak dikel:jakan maIm rugilah seseorang tersebul. Karena

memang ibadah sunnah itu diganjar oleh Allah swt dengan pahala yang

besar.3(l

Yang dimaksud dengan ibadah bukanlah dalam pengertian sempit

yang diberi batasan (definisi) oleh para fuqaha itu, yaitu ibadah sebagai

syi'ar, tetapi yang dil11aksud adalah ibadah dalam pengertian yang umUI11,

l11encakup seluruh kegiatan keagamaan. Ad-dien (agama) mengandung

pcngertian tunduk dan l11erendahkan (l11enghambakan diri). Jadi Ad-dien

(agama) berarti l11enghal11bakan diri (beribadah) kepada Allah, l11entaati-

Nya dan tunduk patuh kepada segala ketentuan-Nya.37

Pengertian ibadah seem'a umUI11 adalah nama yang meneangkup

segala apa yang disukai Allah serta diridhai-Nya, daripada perbuatan dan

perkataan yang lahir dan batin. Sebab itu menunaikan amanah kepacla

yang berhak menerimanya, berbuat baik kepada ibu-bapa, memelihara

hubungan silatllrahim, bertal11u, berbllat (berlaku) baik terhadap tetangga,

berdoa dan lain-lain, itu sel11ua termasuk ibadah.3S

~5SyarieJ-~ Nasaruddin, A4el'aih Fadil/ah SUJ1J1tlh Berstlmtl Rasu/ullah smv, (Jakarta: PTNiaga Swadaya, 2007). eel. ke-I, h. 3

J('Syarief, Nasaruddin. A4eraih Fac/il/ah SUflJ1uh Bersama Rasulul/ah saw, (Jakarta: PTNi~lO~l <::urnrl""" ")flfY7\ ....".. I,~ I I.....

36

Dari urman di atas, dijelaskan bahwa sedikitnya manUSla

Il1cll1punym dua hubungan elalall1 ll1enjalani kehidupan eli elunia, sebab

scslIalli yang ll1enyangkul clengan hal ini sell1ua ll1anusia clapat

ll1cll1ahaminya. Pertama, hubungan antara manusia clengan Allah Swt

(Hob/un min Allah). Keclua, hubungan manusia clengan sesamanya

(Hob/un min a/-Ntis).

fika direnungkan keclua hubungan tersebut harus bel:ialan dengan

bailc Hubungan manusia c1engan Allah Swt aclalah merupakan c1asar yang

ll1cnentukan bagi hubungan manusia dengan sesama ciptaan-Nya pun

mcnjacli benar dan adil. Begitu juga sebaliknya, jika hubungannya c1engan

Allah Swt ticlak benar, maim hubungannya c1engan sesama ciptaan-Nya

pun akan terganggu dan ikut menjacli tidak benar.39

Dalam hal tersebut c1i atas, bertamu c1apat menjacli aktualisasi c1ari

usaha berhubungan baik antara sesama manusia dan kepacla Allah Swt c1i

c1alam menjalankan ibaclah kepacla-Nya. E;elain itu, sebagai hamba yang

sangat butuh akan semua pertolongan c1ari-Nya, maim harapan dan

dambaan selalu c1i tunggu setiap saat. Seorang hamba hanya bisa berserah

c1iri clan mengadu kepacla-Nya, serta menjalmlkan semua perintah-Nya clan

menjauhi semua larangan-Nya, cuma hanya ingin menelapatkan

kebahagiaan yang hakiki. Sehingga, dengan demikian akan tercapailah

kebahagiaan baik eli c1unia maupun c1i akhirat kelak.

1<1 __ .

EAEIV

ADAE BERTAMU DALAM AL-KUTUB AL-SITTAH

A. Tcks Matan dan Syamh Hadis

1. Mcminta Izin Scbclum Masul,

Seorang muslim yang terpelihara dengan adab Islam, maIm ticlak

akan masuk ke rlImah orang lain kecuali dengan seizin penghuninya. Izin

semacam ini merupakan perintah Allah, tidak boleh menyepelekannya.

Sesungguhnya masuk ke rumah orang lain tanpa seizin pemiliknya dapat

menimbulkan fitnah alau huru-hara, karena itulah Allah memerinlahkan

kepada hamba-Nya yang beriman untuk "meminta izin" jika akan masuk

rumah. 1

.Tika langsung masuk ke rumah orang lain tanpa izin, bukanlah

kebiasaan terpuji. Sebaliknya, kebiasaan itu yang dilarang dalam ajaran

Islam. Meskipun hal ini sering kita jl!!11pai eli masyarakat bukan berarli

kebiasaan itu diperboJehkan, sebab tidak semua kebiasaan itu clibenarkan

agama clan elika. Barangkali saal itu tuan rumah sedang beristirahat, atau

lidak mau cliganggu atau mungkin sedang berpakaian yang tidal. layak

dilihat orang lain. Dengan minta izin berarti sang tamu memberi

kesempatan tuan rumah berbenah diri lalu menyambutnya.2

I Hasyim, Ali Muhammad, SyahsiYJ'ah A/-i\1uslim, Tel:Jemahan, (Jakarta: Gema InsaniPress, 1994), eel, ke-9, h. 20 I

J-Abdurrahmal1. "etik:1 hf'rt~I1lIl" n,-ta.. ",1 in: ~I; .... 1, ... ,., ... _~.J~ .J-_. ~I fit> ~ I • "'......... • •

.. , ? g "'..-

c.(q',,8J;-

38

, , ,

'.'''''J-~: t.; ~ :GJI.L,..:... ) ..

" g " h' ,;>",,, --2 ,,'" " .-'" "" ...~) J 0~J:. ~L;t.:)I.; ~~L';:, ~L; ~:;"I;::c; Jt.; ~::.,.) J 0~J:.

..... ... '- ...

I.(~)~I ~IJ) .I~ ~.. lif~~:;. a~>;"... ......... "....-

"Meriwayatkan kepada kami 'Ali bin Abdullah,Meriwayatkan kcpada kami Sufyan, meriwayatkan kepada kamiYazid bin Khuzaifah dari Busira bin Sa'id dari abi Sa'id al-KhudriIa berkata: "Aim berada di sulah satu majlis kaum Anshar, Ketikaitu abCI MCIsa datang dengan tergopoh-gopoh", maIm Ia (abCI MClsa)berkata: "Aku meminta izin kcpada "Umar sampai tiga kalikemudian ia belum mengizinkan, lalu aIm kembali", maIm abiSa'id bertkata: "Apa yang menghalangimu?" AIm berkata: "Aimmcminta izin tiga kali kcmudian ia belum mengizinkan maim akllkcmbali". Dan Rasulullah saw bersabda: "Apabila salah seorangdari kamll meminta izin sampai tiga kali kemudian bel lim diizinkan maka hendaklah kembali (balik). Maim 'Umar bcrkata:"Demi Allah kamu hams mengadakan saksi atas keteranganmuilu". Apakah ada seorang dari kami yang mendengarkan sabda dari

39

Nabi? Maka berkata Ubai bin Ka'ab demi Allah tidak adabesertal11U kecuali serendah-rendahnya kaum dan aIm adalah kaumyang paling rendah (lemah). Kemudian aku beserta bersamanya(Abu Musa) lalu aIm memberitakan kepada 'Umar "SesungguhnyaNabi saw berkata: Demikian itu". Ibnu Mubarak berkata:Menceritaka kepada aku ibnu Uyainah meriwayatkan kepada aImYazid dari Busira melihat abi Sa'id seperti ini".

"Diceritakan kepadaku 'Umar ibnu Muhammad ibnuBukhair al-Naqid. Diceritakan kepada kami Sufyan ibnu Uyainah.Diceritakan kepada kami, demi Allah! Yajid ibnu Qusyaimah dariBusri ibnu Sa'id. Berkata: AIm melihat aba Sa'id al-Khudriberkata: "Ketika aleu duduk dalam masjid Anshar di Madinah, tiba-

·1 I ..• ~ , ~ '-.1 I ••

40

tiba datang abfl Musa tergopoh-gopoh, lalu kami tanya la, "Apakabm Anda" '? Jawab abCI Musa, 'Umar (bin Khatab) memanggilkusupaya aku datang menemuinya. Ketika aim tiba c1i muka pintunya,aku memberi salam sampai tiga kali, tetapi ticlal< acla jawaban.Karena itu aku pnlang saja kembali. Rasulullah saw telahbersabda:"Apabila kamu telah minta izin (mel11beri salam) tiga kalitidak dijawab. sllclah pulanglah kembali ! "Kata 'Umar. "Adakansaksi atas keteranganmu iru, Kalau tidak kuhukUI11 engkau.!" Makaberkata Ubai bin Ka'ab tidak acla besertamu kaum kecualiserendah-rendahnya kaum. abu Sa'id berkata: bahwa saya kaul11lemah. Berkata Rasulullah: Maim bergabunglah (ikutilah)".

". J "" , J J " .. -- ;;, -' ... "'''' __ ... '" ".....".

~ a:- II JL; WI JL; ~ ~::o ~jjl Ijj, L: JL; ~~t;,. CJ; "'-! ~ JL;... ".", ..

~~ :;.s::, LfG'G JG 2l; J;,;U jf <~ jf 0L.~ I:~ ~ J;;13 11::'.. rJ rJ'" ".....

41

< «

~ Jw ~~

"Diriwayatkan kepada kami Sufyan bin Waki', di beritakankepada kami Abdul 'Ala bin Abdul 'Ala dari Jurair, dari abiNadrah, dari abi Sa'id berkata: "abf! Mf!sa minta izin kepada'Umar lalu berkata: "Asalamu 'alaikum bolehkah aku masuk ?"'Ul11ar berkata: "Satu kali", kel11udian abl1 Mf!sa diam sebentar laluberkata: "Asalamu 'alaikum bolehkah aku l11asuk ?" 'Ul11ar berkata:"Dua kali", kemudian abfl Mf!sa dial11 sebnentar, lalu berkata:"AsalalJlu 'alaikulJI lI'arahmalullahi wabrakaluh, bolehkah akumasuk ?" 'Ul11ar berkata: "tiga kali", kemudian abu Musa pulang,lalu 'Umar bertanya kepada penjaga pintu: "Apa yang ia perbuat?"ia menjawab: "pulang". 'Umar berkata: "Datanglah dia padaku".Ketika ia dating kepadanya, 'Umar bertanya: "Apa yang kamuperbuat?" Dia menjawab: "Sunnah". 'Umar berkata: "Sunnah?",clemi Allah sungguh kal11u haws mendatangkan bukti atas saksiterhaclap hal ini kepaclaku atau aku sungguh mengajarmu" Rawiberkata: "Lalu abi Mf!sa clatang kepacla kami seclangkan kamisekolompok dari golongan Anshar. Lalu clia berkata: "Haigolongan Anshar, bukankah kamu adalah golongal1 orang yangpaling mengerti tentang haclis RasululJah saw? BukankahRasulullah saw bersabcla: "Minta izin itu tiga kali, kalau kamucliizinkan, maka masuklah, clan kalau ticlak cliizil1kan, pulanglah!".Lalu kaum mulai mentertawakanku, abfl Sa'icl berkata: "Kemudianaim mengangkat kepalaku kepacla abf! Mf!sa lalu aku berkata:"Siksaan apakah yang pantas cialam masalah il1i maim aIm menjadisaksi bagimu", Rawi berkata: "Lalu abi Sa'id clatang kepacla 'Umardan memberitahukan kepaclanya tentang hadis tersebut. 'Umarberkata: "Aim ticlak mengetahui hadis ini".

, , ' , If''''-o ~, , ,

G~, , , " , ,

0~M'" ., .... , < , £

~ r"""; .y-~ .:;. .\1,)!. .y- . .\ o..l,.>=- .:;. .1....>-1r,

~)WI,

~~ 6 LJb,- 8 JIj , ,j-' cr . LI .~ lSol .y-~, , < < , , , , ,

"''' .- 0__ .- 0",,...- ... .-....-

t,Jl 0\~ ~;f JIj 2-~)i G ~ 1.1~ LJ;) ,;-,; ;1 "L:"'; )~':.rl< <

42

"Memberitakan kepada kami Ahmad bin 'Abdah,diceritakan kepada kami Sufyan dari Yajicl bin Khu§.aifah dariBusri bin Sa'id dari abi Sa'icl al-khudri ia berkata: "Aku duduk disuatu majlis Anshar kemudian abu Sa'id c1atang dengan tergesa­gesa, lalu kami bertanya kepadanya: "Apa yang membuat kamutergesa-gesa? Ia berkata: " 'Umar memerintahkan kepadaku untukmendatanginya, lalu mendatanginya dan aku meminta izin tigakali, tetapi aku belum c1iberikan izin maka aIm kembali, maim iabertanya:"Apa yang mencegahmu unuk menclatanginya"? Makaaku berkata: "Aim telah dating (mendatanginya) lalu aku memintaizin tiga kali tetapi aku belum diberikan izln". Pan Nabi bersabda:"Jika salah seorang darimu meminta izin sampai tiga kali tetapibelum diberikan izin maIm hendaklah kamu kembali". Henclaklahkamu mendatangkan saksi atas keteranganmu ini, maim aM Sa'idberkata: "Tidak berdiri bersamamu kecuali serenclah-rendahnyakaum, maka abf! Sa'id berkata: "Bersamanya maka bersaksibaginya".

43

"Meriwayatkan kepada kami abfI Bakr, meriwayatkankepada kami Yazid bin Harun, memberitakan kepada kami Oaudbin aM Hind, dari abi Nadrah, dari abi Sa'id aI-Khudri,bahwasanya abll Mflsa pernah meminta izin kepada 'Umar sampaitiga kali, namun dia belui11 diberi izin. Maka diapun pergi. Lalu'Umar mengutus seseorang menemuinya. "Apa yang membuatmupulang?" Tanya 'Umar. Oia menjawab: "AIm telah minta izinseperti yang diperintahkan Rasulullah saw, kepada kami, yaitusampai tiga kali. Jika kami diberi izin, maIm kami pun masuk. Danjika kami tidak diberi izin , maka kamipun pulang." aM Sa'idmelnjutkan: MaIm 'Umar berkata: "Sungguh engkau harusmendatangkan saksi atas perkara ini, atau aIm akan berbuat (kerasterhadapmu)". Lalu abll MfIsa mendatangi majlis kaumnya, danmeminta mereka bersumpah,maka mereka bersaksi untuknya.Akhirnya 'Umar melepaskannya".

Syarah Rallis

Dikatakan: (ketika itu Abll MfIsa datang dengan tergopoh-gopoh)

Dalam riwayat Amr al-Naqid (Abu MfIsa datang kepada kami dalam

keadaan takut dan gelisah). Ditambahkan (Kami berkata, ada apa

denganmu? Kemudian berkata: Sesungguhnya 'Umar menyuruh saya

datang, maka Saya mendatangi pintunya)8

Dikatakan: (maIm AbfI MfIsa berkata: "AIm meminta izin kepada

'Umar sampai tiga kali kemudian ia belum mengizinkan, lalu aIm

kembali). Dalam riwayat Muslim (Aku memberi salam di depan pintunya

7 Abu' Abdullah Muhammad bin Vazid Ibnu Mfijah, ,)~lInan ibnu lHdjah, (Beirut, DarulFikr, I99}),juz, ke-3, h. 404

44

tiga kali tapi tidal. membalas, maka aIm pulang) clan dalam AI-Buyu' dari

'Ubaid bin 'Amir (Sesungguhnya Abu Musa al-'Asy'ari meminta izin

kepada 'Umar bin Khalab dan dia tidak mengizinkannya karena sibuk,

maka Abu Mflsa pulang. Kemuclian 'Umar merasa gelisah dan berkata:

AIm tidak mendengar suara 'Abdullah bin Qois? Izinkanlah dia. j)ikatakan

pula bahwa dia langsung pulang. Dalam riwayat Bakir bin AI-Asj clari

basal' mcnurul Muslim (AIm lclah mcminla izin kcpada 'Umar kcmarin

liga kali dan tidak memberi izin, maIm aku langsung pulang. Kcmudian

hari ini aku clalang dan membcri tahukan kcpada bcliau bahwa kemarin

aku clalang serta mcmberi salam tiga kali dan pulang. Dia bcrkata: kami

menclcngar lapi kami scdang sibllk. Kamu tctap meminta izin sampai

diizinkan? Akll tclah meminta izin scperli yang kamu dengar) dan AM

Naghrah clari Abfl Sa'id (Abu Mflsa pernah clatang ke pintu rumah 'Umar

dan mcminla izin, 'Umar berkala sekali dan meminta izin, ke dua kali clan

mcminta izin, ketiga kali dan meminta izin, kcmudian keluar sambi!

mengkulinya clan menolaknya). Dan Ialhah bin Yal..lya dari Abu Barclah

(Abu Mflsa clalang kepacla 'Umar dan berkata: Assalamu 'alaikum, Ini

'Abdullah bin Qois, Dan clia belum diizinkan, kemudian berkata lagi:

Assalamu'alaikum, ini AbC! Mflsa. Assalamu 'alaikum, ini AI-'As'ari,

kemudian keluar clan berkala: Tolaklah clia) Perubahan dari dua slruktur

lmli jclas. Yang pcrtama bermnksud bahwa dia kcmbali kepadn 'Umar

45

pada hari ke dua, dan yang keclua bahwa 'Umar mengutuskan dalam sualu

keac1aan. 9

Nabi Saw. Bersabcla: (Apabila salah seorang dari kamu meminta

1zm sampar tiga kali kemudiarl ia belum di izinkan maim hendaklah

pulang), para ulama bersepakat bahwa disyariatkan meminta izin sebelum

masuk rLlmah orang lain. Hal ini cI~jelaskan dengan dalil-dalil clalam AI-

Qman dan AI-Hadis Nabi Saw. juga dalam kesepakalan masyarakaL Dan

clisunnahkan memberi salam dan meminta izin sebelum masuk ke rLlmah

orang lain tiga kali bersamaan pengucapannya sebagaimana clijelaskan

dalam AI-Qman. Para ulama berbeda pendapat apakah dibolehkan

menclahulukan mengucapkan salam bal'll meminta izill masuk rumah atau

clalam haclis. Dan beberapa penclapat yang kuat. Penclapat pertama

mengatakan bahwa mellclahulukan meminta izin masuk ke rumah bal'll

mengucapkan salam yang benar seperti clisebutkarl menclahulukan salam,

yakni mengucapkan "Assalamu 'alaikum apakah Saya boleh masuk?",

penclapat kedua menyatakan menclahulukan meminta izin, penclapat ketiga

kepasrahan para sahabat kita clalam permasalahan seseorang yang meminta

izin kepacla tuan rumah sebelum masuk dan mellgucapkan salam. lo

Pendapatnya: (ia berkata: AIm meminta izin kepacla Rasulullah saw

tiga kali maka Rasulullah mengizinkan), begitu pula haclis yang

clikeluarkan oleh Tirmiclzl karena menolong clan Tirmiclzl juga

" Ahmad bin 'Ali bin liajar al-Asqaianiy. Fat!J. AI-Bdri Syara!J. (}.a!J.ib. Bllkhari, (Beirut:Darul Kitab AI-Alamiyah,),juz, ke-II, h. 33

10 • _

46

mengeluarkan hadis di dalam tafsir surat AI-Tahrim. Dan Imam Bukhari

serla Imam Muslimmengeluarkan hadis itu juga. I I

2. Mcngucapkan Salam Atas Pcnghuni Rumah

Jika hendak masuk rumah, maka harus mengueapkan salam

terhadap keluarga, baik keluarga itu aelalah seorang laid-laid, maupllll

seorang perempuan. Sedangkan salam yang harus diueapkan aelalah salam

orang-orang muslim, yaitu Asalamu 'alaikum warahmatullahi

waharakatuh (semoga keselamatan, rahmat elan keberkahan atas kalian).

Salam yang seperti ini tielaklah sama c1engan salam-salam lainnya, scpcrli

sclamat pagi, selamat siang, selamat malam, selamat elating clan lain

sebagainya. Sebab kalau menyamakan salam-salam yang seperti itu

dengan salam seorang muslim, maka hal itu mcmpullyaiartian, bahwa

akan mcmatikan salam muslim tcrsebut. Paelahal salam tcrscbut

mcrupakan syi'ar Islam elan merupakan tanela c1aripacla ora11g-orang

muslim, yang telah digariskan oleh Rasulullah saw,baik nlelallli sabda

I'ataupun perbuatannya. -

II Abi AI-Ula' MlJhal11 mad 'Abdurrahmal1 bill 'Abdurrahim al-Mubarakafurl,Tu!zjalu.11 ..1!Jwadi. (Beirut: Darul Kilab AI-Alal11ivah. l.ll. iuz. ke-6. h2RR-?R'J

47

"Diceritakan kepada kami abfI Hatim al-An!iari Muslim binHatim, diceritekan kepada kami Muhammad bin 'Abdullah al­An!iari, dari Bapaknya, dari 'Ali bin Zaid bin Sa'id al-Musaibi dariAnas bin Malik berkata: "Rasulullah saw, bersabda: "Wahaianakku, jika cngkau masuk terhadap keluargamu, hendaknyaengkau mengucapkan salam, niscaya dia akan menjadi keberkahan(manfaat) terhadapmu dan terhadap keluargamu".

Syarah Hadis

Ucapannya: (Diceritakan kepada kami AbfI Hatim Al-An!iary

Muslim bin Hatim), termasuk orang-orang yang jujur ketika menyangka

bagian dari sepuluh, (Diceritakan kepada kami: Muhammad bin'Abdillah)

bin al-Musanna bin' Abdullah bin Anas bin Malik al-An!iarim al-Basyrl,

hakim yang jujur dari Sembilan (Dari bapaknya) yaitu 'Abdullah bin al-

Musanna dan ia termasuk orang-orang yang jujur yang banyak kesalahan

dari yang ke enam. 14

Ucapannya: (niscaya dia akan menjadi keberkahan), yang

mengandung alasan, yakni sesungguhnya salam itu menjadi sebab

bertambahnya ke berkahan dan banyaknya kebaikan dan rahmat.

13 Muhammad Isa bin Surah al-Tirmidzi, Sunan al-tirl11idz~ (Beirut: Darul Pikri, 1992)illz l<e-4, h. 360-361

• Ll

48

3. Lamanya Masa Bertamll

Biasanya dalam melakukan kunjungan (bertamll) ke rumah orang

lain. kcbiasaan mcnginap scring dilakukan olch masyarakal, apalagi dalam

keaclaan clarurat, maupun di sengaja. Kebiasaan mengunjungi sanak

keluarga, karena mempllnyai rasa kangen terhaclap sauclaranya, sermg

dilakukan juga. Boleh saia seorang tall1U ll1enginap, nall1un sebaiknya

tidak ll1elebihi dari tiga hari. Cukllplah kiranya tiga hari, sebab perintah

tersebut slldah dijelaskan dalam hadis Nabi saw. Kewajiban-kewajiban

tuan rumah untuk melayani sang tamu, jika tamu tersebllt berada dalam

rumahnya hanya tiga hari. Harus diperhatikan pula bahwa batasan-batasan

waklu bcrlamu hanya liga hari, selclah ilu pulanglah segara ke lempal

(rumah) masing-masing, janganlah menunggu hingga diusir tuan rumah. 15

'" .: ~'''' ...:J J-""; :JJ -.;:C,o J~ ~) ~ w

15Abdurrahman, "Waktu (ukuran) ketika bertamu." Artikel ini di akses pada tanggaJ 26April 2009, dad alamal http://alislam-pwttripod.com/etika_bicara.hlm

16 .. '- _A. , ., .• " , ., • ••• - _._--

49

"Diceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf,Diberitakan kepada kami Miilik dari Sa'id bin abl Sa'id aI­Muqabiri dari abl Syuraih al-Ka'biy, RasuIullah saw bcrsabda:"Bat'ang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maIml11aka hendaklah l11emuliakan tal11unya, l11asa (waktu)dipcrbolehkan bertamll schari sel11alam dan bcrtal1111 itll tiga hari,maka hari-hari sesudahnya adalah sodaqah. Dan tidak bolehberdiam (bcrtamu) sehingga ia (tuan rUl11ah) I11cngeluarkannya.

Artinya: "Diecritakan kepada kami Abfl Bakri bin ablSyaibah. Diccritakan kcpada kami abu al-Ahwas dari Abl Basindari abl ~olah dari abl I-1urairah. Bcrkata: RasuIullah saw bersabda:"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir (kiamat)maIm janganIah mencela tetanggatlya, dan barang siapa yangberiman kep<!daAllah dan hari akhir, maka hendakIah memuliakantamunya, dan barang siapa yang ebriman kepada Allah dan hariakhir, maIm hendaklah berkata baik (bagus) atau diam.

17 tl1wm 'Abdul Husain bin al-Ajjaj bin Muslim, (iab.i!l Muslim. (Beiru!: Maktabah at-1~ .... ; .._1. 1 ",,"~, I .... , ......... _.

50

"" ,. ",-: -" "" " ).,.. '" "I .. .- .. .. J. " .-

Jl5'C:' rli.\ a;~ ;;j\~~all:' <U;J:, ry. JL;~~~G,. C:'I)L; ~}G,. ~ C?

JI I~ J.Q~ y'-lJl r:,;J,:, .:ul; ~;;, 0tS- :;:, ~~~ 2JJ~ :c.;

Artinya: "Diceritakan kepada kami Qutaibah. Diceritakankepada kami al-Laits bin Sa'id bin Sa'id bin Abi Sa'id al­Muqabiriy dari Abi Syuraih al-huduwiy sesungguhnya ia berkata:"Kcdua Illataku tdah Illdihat Rasulullah dan kcdlla Ldingakll LdahIllendengar Rasulullah, ketika beliau bersabcla: "Rasulullah sawbersabcla: "Barang siapa yang berilllan kenacla Allah dan hari akhirFJ... __

Illaka henclaklah l11emuliakan tal11unya JJ;b.- (sehari sel11alal11),')" '" '

sahabat bertanya' Apa arti JJ)b,. ? Nabi l11njawab: "Seharisel11alal11", clan bertalllu itu tiga hari clan hari sesudahnya aclalahseclakah, clan barang siapa yang beril11an kepacla Allah clan hadakhir maka lJendaklah berbicara bagus atau c1iam.

__ J. ...... ...

r(1 a;)1,,;,

"Diceritakan AI-Qa' nabiyu c1ari Malik dari Sa'icl al­Makburiy dari Abi Syuraih al-Ka'biy, Rasulullah saw bersabcla:"Barang siapa yang beril11an kepacla Allah. clan hari akhir, makahenclaklah mell1uliakan tal11unya, sebaiknya (bolehnya) seharisel11alam, bertamu itu waktunya tiga hari, dan hari-hari stelahnyaadalah sadaqah. Dan tidak boleh ia tinggalkan hingga ia (tuanrLll11ah) Illengeluarkan.

IS Muhammad Isa bin Surall al-Tirmidzl, 81111(/11 ;It-tirlllid:i. (Beirut: Daml Pikri, 1992)juz ke-3, h.389-390

I') " " ~ A ." ••

51

4<=- 11 ~ ~1 c; ~I:;JI d? ~( ~;\:~' .. ~( JI -~

r~ !:~I r:;)I:, 2u~ ~j; 015- ~)J~ :rLj~f

,,, - ~" '" .- • • t j • ,--~)t ;;";L;.;:JI

,- • , " - I'" .... I) ~~{~'(' .. 4>.-.?'Y. (S>- y...c.,oJ...:.>:. <.?3~ 01 . J .. J;

" ,J...." ",.. ...,.." ... ...

, , .(4;,.G JI ~Ij:).(;ij::(p*('41~)t~ ~ ~IGj... Ii" '" ... ...

"Diceritakan kepada kami abfl Bakri bin abi Syaibah.Diceritakan kepada kami Sufyan bin Uyainah dari ibnu Ajlan dariSa'id bin abi Sa'id, dari abi Syuraih al-Khujili, dari Nabi sawberkata: "Bm'ang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirmaJm hendaklah memulikan tamunya, dan waktu bertamu ituschari semaJam, dan tidak boleh bertamu sampai yang punyarllmah mengusirnya, bertamll itll tiga hari, dan sesuatu yang ia(tuan rumah) nafkahkan kepadanya seteJah tiga hari adaJahsadaqah.

Syarah J-Iadis

Dikatakan: (barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari

akhir) yang dimaksud oJeh hadis tersebut adaJah iman yang semjJLlrna,

khususnya iman dengan Allah dan hari akhir yang ditunjukkan dari

semenjak dini hingga akhir hayat. Artinya banmg siapa yang beriman

kepada Allah yang teJah menciptakannya dan percaya bahwa Dia akan

membalas amal perbuatannya maIm berbuatJah seperti sikap·sikap di

atas.21

20 AbO 'Abdullah Muhammad bin Yazid Ibnll Majah, Sunan ibnll Mtijah, (Beirut, DarlllFikr, 1993), juz, ke-2, h. 396

11 ., • •. • ....•

52

Dikatakan: (maim janganlah meneela tetangganya) dalam hadis

Abl Syuraih "memuliakan tamu". Sedang dalam hadis yang diriwayatkan

oleh Muslim dari Abu Hurairah dengan periwayatan dari 'Al11asy dari Abl- ,-

n "'I'" JI ......... )I\~ll!2alih dengan lafag OJ""" ! u"""'-..'-' . Tafsir dari berbuat baik pada

tetangga dan menghormati tetangga serta tidak menyakitinya terdapat

dalam bebcrapa hadis, diantaranya yang diriwayatkan oleh Iabrani dari

hadis Bahaz bin Hakim dari bapaknya dari kakeknya dan al-Kharail

tentang akhlak yang mulia, juga terdapat dalal11 hadis 'Umar bin Syu'aib

clari bapaknya, dari kakeknya. Dan haclis abCI Syaikh dalam kitab "al-

Taubikh" dari hadis Mu'adz bin Jabal: "'mereka bertanya kepacla

Rasulullah: Wahai Rasulullah apakah hak tetangga dengan tetangganya?

Rasulullah mcnjawab: Apabila ia mcminjal11 uang maka pinjamkanlah,

apabila meminta pertolongan maka bantulah, apabila ia sakit maka

jenguklah, apabila ia membutuhkan maka berikanlah kebutuhannya,

apabila ia miskin sediakanlah keperluannya, apabila ia bergembira ikut

senanglah bersamanya, apabila ia tertimpa musibah maka hiburlah, apabila

ia meninggal iringilah jenazahnya, janganlah bangunan rumahmu lebih

tinggi daripacla rumahnya, sehingga angina tidak bisa masuk rumahnya,

kceuali ia mcmang mengizinkanya, janganlah kamu mcngganggunya

dcngan bau masakanmu keeuali kamu mau berbagi dengannya, jika kal11u

mel11beli buah maim berbagilah dengannya, jika tidak ingin berbagi

dengannya maka rahasiakanlah, janganlah anakmu berkelahi dengan

anaknya". Dan susunan kata tersebut kebanyakan milik 'Amr bin Syu'aib.

Dalam hadis Bahaz bin Hakim "clan jika ia kesusahan maka tutupilah"

sanad-sanadnya lemah tetapi berbeda dalam takhrlinva senerti hadi, in;

53

sama elengan aslinya. Kemuelian tentang perintah l11emuliakan tetangga

para ulama berbeela penelapat baik seem'a pribaeli maupun golongan, aela

yang berpenelapat hukumnyafhrdu 'ain, aela yang berpenelapat hukumnya

fardu kij'ayah aela juga yang berpenelapat hukumnya boleh. Tetapi mereka

bersepakat bahwa memuliakan tetangga termasuk akhlak yang terpuji. 22

I-Iaelis ini bennakna syari'at Islam mewajibkan mel11uliakan

tetangganya elan tamunya elan berbuat baik paela keeluanya sebagaimana

yang clikenal clengan hak-hak tetangga dan clorongan berbuat baik kepaela

tamu clan menjaganya. Allah SWT. mewasiatkan dengan berbuat baik

kcpacla lctangga cli clalam AI-QlIran Karim, Nabi Saw. bcrsabela: "Jibril

scnantiasa mewasiatkan aleu untuk bcrbuat baik paela tctangga schingga

aku mcnyangka akan mcwariskannya". MCl11uliakan tamu l11crupakan aelab

scorang Muslim elan mcrupakan akhlak para Nabi elan orang-orang shalch.

Diwajibkannya sckurang-kurangnya satu malam. Dan kctcrangan haclis

mcmuliakan tamu yang mcnginap aclalah w,\jib scbagaimana haelis yang

diriwayatkan clari Uqbah ketika kamu kedatangan tamu dari suatu kaum

maka mcrcka meminta hak-hak tamu kcpaclamu maIm tcrimalah, 111aka jika

bel um kamu laksanakan maIm scgcralah lakukan apa yang pantas

clilakukan lIntlik mcrcka. Umumnya para ahli fiqh berpellelapat bahwa

memuliakan tamu mcrupakan akhlak yang terpqji elalilnya aelalah sabela

Nabi Saw. "balasannya siang dan malam, elan balasan mcmberi aelalah

menerima" hal itu bisa teljacli karena adanya usaha. Sebagaimana sabela

54

Nabi Saw. "maim berbuat baiklah dan muliakanlah" hal ini pun

menunjukkan juga karena tidak digunakal' yang serupanya dalam hal

wajib karena suclah termasuk pada lPcnghcrmati clan l11emuliakan tamu,

yang clemikian itu bukanlah wajib.2J

Ucapannya: (Maka henclaklah memuliakan tamu), l11ereka berkata

mell1uliakan tamu itu dengan l11enel11aninya clan ber@uat baik ketika

berbicara. clan mcmberikan l11akanan seiama tiga hari pacla hari pertama

clcngan scsuatu yang biasa clibcrikan. Dan setelah tiga hari dianggap

termasuk soclaqah jika ia menghendaki maIm ia kel:iakan (ul1luk

I11cl11berikan makanan) clar, jika ticlak menghenclaki maIm ticlak apa-apa.

(masa/waktu) bertamu itu aclalah tiga hari, clan sctelah lebih clari tiga hari

itu acialah saclaqah baginya. Abu Ubai bcrkata: cliusahakan kepacla tuan

rUl11ah pacla hari pertama ke clatangan tamu untuk berbuat kebaikan clan

I11cnyal11butnya clengan lemah Iembut, clan pacla hari ke clua clan ke tiga

menyecliakan kepada tamu apa-apa yang ia miliki clan ticlak berlebihan

dcngan melcbihi kebiasaan 24

B. A~bfth al-Wurfld al-Hadi~

Seeal'a rinci penulis menemukan ulama hadis yang menerangkan

tentang aslnib al-,vuritd haclis dari sebagian aclab bcrtamu, namun jib

D Imam Nawiiwi. BiJyar!J.il Nawdl,v; Syara!l (ia!J..i11 Muslim, (Beirut: Darul Fikr, U), juz,kl:" I, h. 18-19

,., Abl AI-A'ia Muhammad 'Abdurrahman bin Ar-Rahlm AI-Mubarak Kafuri, 'l'uhfiilul

55

elipe1'hatikan elaJam 1'ang!caian sanael haclis, eligamba1'kan pe1'istiwa

periwayatan haelis ters<:but.

" ,,, "" .. g .- ""'" :7/ r "q a) __ "'''

~ .illI J~~ Jl.lj ~) J LJ~J:. ~lS)\;' 8~t:" ~ ~~~ JL," ., " "

"Me1'iwayatkan kepaela kami 'Ali bin Abelullah,Meriwayatkan kepaela kami Sufyan, me1'iwayatkan kepaela kamiYazid bin Khuzainlh dari Busira bin Sa'iel dari abi Sa'iel al-Khuel1'i1a be1'kata: "Aim beraela eli salah satu majJis Imum Ansha1', Ketikaitu abC! MC!sa elatang elengan te1'gopoh-gopoh", maka Ia (abG MGsa)be1'kata: "Aim meminta izin kepaela "Uma1' sampai tiga kaJikel11uelian ia belul11 mengizinkan, Jalu aku kembaJi", maka ablSa'iel be1'tkata: "Apa yang l11enghalangil11u?" Aim be1'kata: "AJmmeminta izin tiga kali kemuelian ia beJum mengizinkan maim aImkembali". Dan Rasulullah saw bersabela: "ApabiJa salah seorangdari kamu meminta izin sampai tiga kali kemudian belum diizinkan maka hendakJah kembali (balik)."Jika salah seorang kamusudah tiga kali meminta izin tetapi belum juga diizinkan makapuJanglah"

Paela hadis yang diriwayatkan oJeh Jmam al-Bukhari, Jmam

Muslim, abCI Daucl, dari abC! MC!sa al-Asy'ari dan abC! Sa'id al-Khudrl, at-

Iabrani, Ael-giya dari .lunelub al-Bf\jli. Kata Sa'id al-khudrl: "Di waktu

56

l\!lfIsa al-An;,ari berkata: "Sesungguhnya 'Umar rnengutus orang agar aIm

elatang menemuinya. Maka aku elatangi elia. tiga kali aIm mengucapkan

salam eli elepan pintu mmahnya namun tielak elijawab makaakupun

pulang". AI-khuelri bertanya: "Apa yang meJlcegahmu sehingga engkau

tielak masuk?" jawabnya: "Bagaimana aIm masuk paelahal Rasulullah telah

bersabela: "Jika salah seorang meminta izin tetapi beltull juga eliizinkan

maIm pulangIah". Peristiwa ini teljaeli setelah masa kenabian (nubuviwab),

ditcrnngkan dalam hadis: "'Aku akall 1l1akan makanan kalian yang berlaku

baile .. ". Kemuelian elijelaskan selanjutnya bahwa Nabi saw, telah elatang

ke rumah Sa'ael bin Ubaelah. Di elepan pintu Rasulullah mengucapkan:

"Asa/amu 'a/aikum warahmalul!ahi waharakaluh yang elijawab Sa'ael

namun tielak terelengar oleh Nabi. Rasulullah tielak pernah mengueapkan

salam lebih elari tiga kali. Eila bcliau eliizinkan , beliau masuk, bila tielak,

beliau pulang." Rasulullah memrintahkan jika ingin memasuki rumah

orang lain hams meminta izin terlebih elahulu, henelaknya mcminta izin

terlebih elahulu elengan ueapan salam sebanyak-banyaknya tiga kali atau

mengetuk pintu, mcmijat bel elan sebagainya. Jika tielak aela jawaban maIm

henelaklah pulang. Hukumnya wajib jika eliyakini salamnya elielengar olch

tuan rumah, jika tielak eliyakini elemikian hukumnya sunah.25

Kcmudian asbcib a/-wurud haelis tcntang masa lamanya hertamu

elengan rineian periwayatannya.

57

" .:: ,,.l... "".

:u~ '1) ;;j:G, ~~ 2..LJ~/ /

"'Dicerilakan kepada kami 'Abclullah bin YflsuCDiberilakan kepada kami Millik dari Sa'id bin abi Sa'id al­Muqabiri dari abi Syuraih al-Ka'biy, Rasulullah saw bersabcla:"'Barang siapa yang beriman kepacla Allah dan hari akhir, maImmaIm henclaklah memuliakan lamunya, masa (waktu)diperbolehkan bertamu sehari semalam clan bertamu ilu liga hari,maka hari-hari sesuclahnya adalah soclaqah. Dan lidak bolehbcrdialll (bertumu) schingga ia (luan rUlllah) mcngcluarkannya.

Diriwayalkan oleh al-Bukhari dari abft Syuraih, Imam Ahmad abfl

Dilud ke cluanya meriwayalkan clari abf! Hurairah. Imam al-Bukahri

meriwayalkan c1ari "§.ab.if:l'-nya clari abf! Syuraih al-Aclawi, kalanya: Aku

mclihal clan mcndengar langsung kClika Nabi bersabcla: "Siapa yang

beriman kepada Allah clan Hari akhir, hendaknya mcmuliakan lamunya

dan Illcmberinya hacliah". Syuraih berlanya: "Apa hadiah ilu ya

Rasulullah?:. Jawab beliau: Sehari semalam, berlamu ilu tiga hari, lebih

dari ilu sedekah alasnya. Dan barang siap beriman kepacla Allah clan hari

akhir henclaknya berkat:l baik atau c1iam".26

58

Dalam ketiga haclis yaag clik~i, penulis ticlak menclapatkan semua

hadis clengan asbabul wurudnya, namun yang terclapat hanya clua hadis

s(~ja.

c. AnaIisis

Masing-masing perawi hadis meriwayatkan haclis adab bertamu

dengan bervarisai. Imam al-Bukhari, Imam Muslim, Imam Tirmiclzl , Imam

Nasai, Imam abCI Daucl, Imam Ibnu Mfljah masing-masing meriwayatkan satu

haclis, namun di antara haclis tentang aclab bertamu yang ticlak meriwayatkan

hanya Imam Nasai.

Sctelah pcnlllis mcnyimak clan mcmahami seluruh hadis yang di

kcmukakan oleh periwayat haclis, di sini jelas bahwa aclab/etika memang tidak

bisa dipisahkan c1ari Islam. Karena hal tcrscbut sllclah menjacli syari'at islam,

dalam Islam diatur bagaimana cara berhubungan clengan sang khalik clan

bagaimana caranya agar brhubungan dengan sesama makhluk eiptaan Allah.

Dan ini jclas harus bisa dibedakan, ketika berhubllngan dengan Allah, ada

adab/etika yang harlls dipcrhatikan, misalnya, ketika bcrhllbungan dengan

Allah Iewat salat, hanls menjaga yang mana yang boleh dilakllkan dan yang

mana yang ticlak bolch dilakllkan. Begitu halnya clengan tata ema berhubllngan

dcngan manusia, ada tinclakan yang ticlak boleh c1ilakukan karena bcrtentangan

dengan ctika 1110ral.

59

Orang Muslim meyakini bahwa saudara seagamanya mempunyai hak-

hak, dan etika/adab yang harus ia terapkan kepadanya, kemudian ia

melaksanakannya kepnc1a saudara seagamanya, karena ia berkeyakinan bahwa

itu ibaclah kepada Allah swt, clan upaya penclekatan kepadanya. Hak elan

etika/aelab ini diw,\jibkan oleh Allah swt kepada orang Muslim agar Ja

mengerjakannya kepacla sauclara seagamanya. .fadi menunaikan hak-hak

terse but adalah bukti ketaatan kepada Allah swt elan upaya pendekatan

kepacla-Nya tanpa eliragClkan sedikitpun.

Pacla dasarnya, semua perbuatan yang dilakukan harus ada yang

mcngatur, Islam telah mengatur tata carn atau etika/adab dalam semua biclang .

Dan sebagai umat Islam, harus berprilaku sesuai dengan etika yang teJah di

atur Islam. Agar terhinelar clari hal yang burule Maka sebagai Ulnat Islam

dalam seliap melakukan sesuatu itu, harus bisa menjalankan semua peraturan

yang elisya'riatkan. Tentunya dalam bertamu elianjurkan pula untuk bisa

menjalani peraturan yang ada. Seperti meminta izin, mengucapkan salam, elan

lain sebagainya. Seperti perkataan Imam Ghazali, sebab dalam AI-Quri'll1 juga

disinggung masalah tersebut, jika hendak masuk rumah harus meminta izin

. "7tcrleblh dahulu.-

Dalam perspektif hadis penulis menemukan peluang untuk

pcmbenaran bahwa adab bertamu dilakukan oleh Rasulullah saw, karena

haelis-haelis eli atas dengan tegas menjelaskan hal tersebut. .fadi, dengan

menjalankan semua perintah akan mendapatkan faedah elan hikmahnya, Dan

60

pcnulis menyimpulkan bahwa hadis-hadis adab bertamu ses,mi bila dikaitkan

dcngan kchidupan sosial. Karena semua itu akan bisa menjadikan umat yang

bcrprilaku bailc Bukan hanya belaku baik clengan sang pencipta, tetapi juga

bcrlaku baik dengan makhluk ciptaan-Nya. Yang jelas bahwa perkara aclab

bCrlal11u itu, c1iajarkan dalam sya'riat Islam.

BABV

PENUTUI'

A. Kcsimpulan

Setelah penulis mclakukan penelitian ten tang hadis-hadis adab

bertamu. maka penulis dapat menarik kesimpulan yang sesuai dengan masalah

y:l1lg di'ljllkan. Seh:Jg.Ji heriklll:

Mengingat manusia adalah makhluk sosial. yang periu men.laga

pergaulan dalam kehidupannya, maim wajib baginya untuk melakukan tingkah

laku yang sesuai dengan ajaran Islam. Bahwa Rasulullah saw memerintahkan

kepada umatnya, agar bisa melaksanakan kebiasaan yang dilakukan olehnya,

ketika bertamu ke rumah orang lain. Jika bertamu, maka haruslah

l11elaksanakan peraturan-peraturan sebelum memasuki rumah. Di antaranya

l11eminta izin terIebih elahulu scperti mengetok pintu, memijat bel elan lain

sebagainya, serta ucapkanlah salam sebelum memasuki rumah, elan haruslah

mengetahui masalwakta ketika bertamu. Supaya terhinelar elari hal-hal yang

bersifat negatif antara tuan rumah dan tamu tersebut, selain untuk

menghormati tuan rumah maka timbul pula rasa saling menghormati,

l11enyayangi, mencintai eli antara sesama mclslim. Dan akan tercipta pula rasa

kckeluargaan yang h"rmonis. Melaksanakan peraturan-peraturan ketika

bertamu. merupakan adab seorang muslim elan merupakan akhlak para Nabi

elan orang-orang shaleh.

Dengan elemikian, Imkum meqjalani pcraturan-peraturan elalam

berlamu wajib bagi lmum muslim, mengingat aelab itu termasuk budava

62

llluslilll, melihat rcalita kehielupan bermasyarakat elan juga untuk menJaga

buelaya Timllr agar tielak terhapus oleh budaya Barat.

H. Saran-sanUl

[belis aelalah perkataan, perbuatan elan ketctapan Nabi Muhammael

saw, akan tetapi sebagai orang yang berpendielikan tidak boleh sembarangan

menjaelikan sebuah haelis sebagai hokum Islam yang kc elua, elan hokum halal

mau haramnya sesuatu/pcrkara. Olch karena itu, selaku tunat Muslim harus

mcngkaji elan mcneliti tcrlcbuih elahulu baik elari scgi matan maupun sanael,

agar elapat mengetahui apakah haelis tcrscbut bisa elinilai fj,a!J.i!J. atau tielal"

Melihat l'l:siko elan l~\cdahnya jib mcnjaluni pcraturan-pcraturan aelab

bertamu yang mcrupakan sya'riat Islam, itu akan mcmpcrolch sesuatu yang

bcrbentuk saling mcnghormati, mcnghargai elan lain scbagainya. Tctapi jika

tielak menjalankan peraturan terscbut akan memperoleh elampaknya pula,

Scbaiknya scbagai Ulnat Muslim yang terkenal dengan tingkah laku elan

budipckerti yang baik, maka sesuai sekali jika menjalankan semua apa-apa

yang diperintahkan.

Shipsi ini jauh dari kesempurnaan, elan elan juga karena keterbatasan

ilmu pengetahuan penulis, maka penulis berharap kepada para ilmuan elan para

pcmbaca agar kiranya dapat memberikan pemahaman secant lebih jclas elan

delail tentang aelab bertamu elalam perspektif hadis, yang penulis teliti hanya

dengan mclalui kitab al-kutub al-sittah ini.

DAFTAR !'USTAKA

As-sa'jcl. Sadullah. [-{adis-hadis .'iekle. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996.

Ahdul Aziz. [-{adis Ilmu Hadis. Sel11arang: Wieaksana, 1990.

Ahmad Syatibi. Adab Berlamu Dalam Perspekli{al-Quran : peJ1(!j.i·iran Alas Q.San-Nur: 27-29. Jurusan Tafsir I-Iadis, FakuItas Ushuluddi dan FilsafatUniversitas Islam Negeri Syahida Jakarta 2005.

Ahel Abdullah Muhammad Ibn ISl11a'iI Ibn Mughirah Ibn Baldizbah al­Bukhari,.,s:ahfh. al-Bukhari. Dar al-Fikr, 1994.

Ajjaj, Muhammad, ai-Khatib. ushul Hadis. Jakarta: Gaya Media Pratama Jakarta,1998.

Anwar. Muhammad. Ilmu Muslalah Hadis. Surabaya: AI-Ikhlas, 1981.

Ali. Aziz AI-Bakistan. Elika Dalam Islam. Surabaya: Risalah Gusti, 1992.

Ahidin, Zaenal. Syal11s11din. Silalurahim. Jakarta: Yayasan AI-Sofwa, 2001.

AYYllb. Hasan. Elika Islam; Menuju Kehidupan Yang .Ha!eiki. Bafldung: TrigendaKarya. 1994.

Abdul 'Aziz bin Fathi a1-Sayyid Nada. Ensiklopedia Elika Islam. Jakarta:Maghfirah Pustaka, 2005.

Abu' Abdullah Muhammad ibn Isma'il ibn Mughirah ibn Bardizbah a1-bukhari.Sahih al-bukhari. Beirut: Dar aI-Fib', 1994.

Ahu Daud Sulaiman bin AI-'As Al-Sujastani. S1I/UII1 abf Dciud. Beirut: Darur Fkri,1992.

Abu 'Abdullah Muhammad bin Yazid ibnu Majah. Sunan ibnu Majah. Beirut,Darul Fikr, 1993

Ahmad bin 'Ali bin BajaI' al-Asqalal1l. Fall!. AI-Barf Syarah $.al!.il!. Bukhari,Beirut: Darul Kitab AI-Alal11iyah, T.t.

AN AI-Ula' Muhammad 'Abdurrahman bin 'Abdurrahim A1-Mubarakafur1.Tu!1!itlu AI-A!J.wadf. Beirut: Darul Kitab AI-Alamiyah, t.t.

Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pl.1staka 1988.

....... __' Ensiklopedi 1I'lam. Jakarta: ichtiar Baru Van [-Inelew: 1997

64

BahrL Fadhil. Ensiklopedi Muslim. Jakarta: Darnl Falah, 2000.

Cholid. Wasial dan MUliara Hikmah Luqman ai-Hakim. Surabaya: Risalah Gusti,1995.

Dahlan. lvL Dkk. [(amus llmiah Popular. Surabaya: Arkola, t.t

Dcpartcmen Agama R.I. AI-Quran dan Terjemahan. Semarang: Toha Putra, 1989.

Dzulmani. Mengel1al [(ilab-kilab Hadis. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani,2008.

Era, Visi. Islam Penyubur Jiwa dan Pendidik Akhlak Mnusia. Kuala lumpur: EraIlmll SDN, J995.

Fadhli Bahir. Ensiklopedi ivIuslim. Jakarta: Darnl FaJah, 2000.

Fatchur Rahman. Ikhlishar Muslalahul Hadis. Bandung: AI-Ma'arif, 1995.

Ghazali, Imam. Prinsip-prlnsip Ajaran Islam Tentang Salam. Jakarta: AkadcmikaPressindo, 1990.

llash!, As-siddicgy, Muhammad. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hi/dis. Jakarta: PTPustaka Rizki Putra, 1997.

Ilusin. [(WI1US AI-kautsar Lengkap; Arab-Indonesia. Surabaya: Yayasan PesantrcnIslam, 1991.

Iialili. Dkk. Kamu.l' Arab-Inggri.l'-Indonesia. Jakarta: PT Rincka Cipta, 1994.

Hasyil11, Ali Muhammad. Syahsiyyah AI-i,1uslim, Terjemahan. Jakarta: GemaInsani Press, 1994.

Http://curhatustad.multiply.com/j0 urnal/item/8

1IIIp:llal islam-pwl.lripod.com/etika_bieam.hlm

IIttp:IIagussya fi. blogspot. com

II ttp:lldafodilmuslimah.mulliny.eom~journal/ 165

Imam' Abdul Husain bin al-H~jjaj bin Musiim. Sab.ih. Muslim. Beirut: MaktabahaJ-lsyriyyah, 1993.

1dris. Muhammad. ' Abdurra'uf aJ-Marbawiy. Qamus Idris al-Marbawiy, Arab!)!k/o!avll. M('~<:.::il" Ml1~1:lf~ nLR':lhiu ."Lr-..A"",·"'l.... : ... , 1 '11::f'I 'LT

Ilyas, YunahaL Kuliah Akhlaq. Yogyakarta:Pcngamalan Islam (LPPI), eet, ke-I, h. 195

65

Lembaga Pengkajian dan

Imam Nawawl. Bisarbil Nawawl Sarah Sahih Muslim. Beirut: Darul Fikr, U.

Ibnu Hamzah. AI-husaini AI-hanafi AI-damsiqi, Asbdb AI-wurud. Jakarta: KalamMuIia, 2003 .

.Ialaludin Rakhmat. Relorika Modern; Pendekalan Praklis, .Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2000.

J(alhur, Suhardi. Minhajul Qa.l'hidin. Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1997.

Muhammad Isa bin Surah AI-Tirmidzl. Sunan AI-lirmidzi. Beirut: Darul Fikri,1992.

MudasiL lImu Hadis. Bandung: Pustaka Abadi, 2005.

M. M. Azami. Hadis Nabi, Sejarah dan Modifikasinya. Jakarta: Pustaka Pirdaus,1994.

M.M. Abu Syuhbah. KUlub al-Sillah; lvlengenal kilab Pokok-pokok Hadis SahiL1dan Biograji Penulisnya. Surabaya: Pustaka ProgressiL 1990..

Mahmud Yunus. Kamus Arab Indonesia. Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1989.

Ma'luC Luwis. AI-Munjid fi al-Lughah wa al-A 'lam. Beirut: Daar al-Masyiriq,1984.

Mahfud, Syamsul Hadi. K H Zainudin MZ; Figur Da'J Berjula (fmal. Surabaya:CV, Kurnia, 1994.

Muhammad Isa bin Syurah AI-Tirmidz1. Sunan II-lirmidzi. Beirut: Darul Fikri,1992.

Malik bin Anas abu Abdullah al-Asbahi, Muwa£a Imam Malik, Masri: Dal'll ihyaaI-darusi al-' Araby

Nashil'llddin, Muhammad AI-Albani. Kedudukan Sunnah Dalam Islam. Jakarta:PT Gagasan Indonesia, U.

Nurudclin 'TTR. Penganlar Ilmu Hadis. Jakarta: Pustaka Bandung, 1991.

Suparla Munier, Dkk. lImu Hadis. Jakarta: PT R'da Grapinclo Persada, 1993.

Qarclhawi, Yusuf. Ibadah Dalam Islcun. Sumbaya: PT Bina Tlmu Offset, 1998.

66

PERPUSTt\:<i\/\NUIN SV' ,,'u

Sudarsono. Kamus Agama Islam. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1994.

Rosyad. Abdul. Siddiq. lvIemutuskan Hubungan Kekeluargaon. Jakarta: Akbar,2001.

SyarieL n~lS<lruddin. J1!Jeraih Fadillah Sunnah Bersamc1 Rasulullah saw. Jakarta:PT Niaga Swadaya, 2007.

Sulaiman Umar. Ciri-ciri Pribadi Muslim. Semarang: CV.Toha Putera, 1982.

Suri, IVluhammad Sudarhi. Adab h·lm?}. Jakarta: Pustaka AI-Kautsar, 1996.

....Tim Penyusun kamus. Pus8t Pembinaan dan Pengembangan bahasa;:.Jakarta, Pustaka insani, !.t

Tirlobisono Yan. Dkk, Kamus Arab-Inggris-Indonesia. Surabaya: Apl)lo, !.t.

Tim I'cnyllsun Kamus. Kamus Indonesia-Inggris-Arab. Surabaya: Bintang TinmrSlIrab'lya, !.t.

T.B. Hasbi Ash Shiddieqy, Pokok-pokok Ilmu Dinlyah Hadis. Jakarta: BUlanBintang, 1976.

Tim l'enyllsun. Dewan Redaksi ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam. Jakarta:ichliar Baru Van Hoeleve, 1997.

Wojowasito. S, kamus Lengkap inggeris-Indonesia, Indonesia-inggeris Denganejaajn Yang Disempurnakan. Bandung: HASTA, 1984.

YusuL Muhammad, harun, Ad(lb dan Tata Krama Dalam Islam. Jakarta: Griyallmu,2004.

1.1I1'ran Rahman, Kajian Sunah Nahi Saw, Sebagai 8wnber Hukum Islam;Jawaban Terhadap Ingkar Sunah. Jakarta : CV,Pedoman IlmuJaya.1995.

ZlIhri. Muhammad, Hadis Nabi (.\·ejarah dan metodologinya). Yogyakarta:PtTiara Wacana Yogya, 1997.

l.ain'lL Wajih Abidin AI-islam wa Al-hajat al-Daruriyah. Jakarta: Insani Press,1997